Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari
tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang
sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua
mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing
tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di
sekelilinganya. Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan
tertentu untuk makanan, jika tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak
maka kijang tersebut harus berpindah atau mati kelaparan. Sebaliknya
tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada binatang untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang maupun tumbuhan,
menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme
dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos
("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang
lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu").
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau
sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor
abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya,
dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat

1
dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi,
komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh
komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan
seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan
memengaruhi komponen lainnya .Homeostatis adalah kecenderungan sistem
biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya
komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian,
ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia
cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem
merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh
hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Populasi?
2. Bagaimana dinamika populasi?
3. Bagaimana ciri-ciri dasar populasi?
4. Bagaimana karakteristik populasi?
5. Bagaimana pola penyebaran dalam populasi?
6. Bagaimana Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya?
7. Faktor apa saja yang mempengaruhi populasi?
8. Bagaimana Parameter Utama Populasi?
9. Bagaimana Distribusi Individu dalam Populasi?
10. Bagaimana hirarki sosial dan daerah teritorial (interaksi) dalam populasi?
11. Bagaimana Pertumbuhan Populasi?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Populasi.
2. Untuk mengetahui dinamika dalam populasi.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dasar populasi.
4. Untuk mengetahui karakteristik populasi.
5. Untuk mengetahui pola penyebaran dalam populasi.
6. Untuk mengetahui kerapatan populasi dan cara pengukurannya.
7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi populasi.
8. Untuk mengetahui parameter utama populasi.
9. Untuk mengetahui distribusi individu dalam Populasi.
10. Untuk mengetahui hirarki sosial dan daerah teritorial (interaksi) dalam
populasi.
11. Untuk mengetahui Pertumbuhan Populasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Populasi


Pengertian Populasi Populasi adalah kumpulan individu dari suatu
jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa
individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi,
namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan
perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah.
Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya
dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran
informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-
kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain.
Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau
kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling
berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik.

2.2 Dinamika Populasi


Merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta pengaturan
populasi. Suatu tegangan terdapat di antara kecenderungan suatu populasi
untuk tumbuh dan batas terhadap pertumbuhan tersebut yang ditentukan oleh
lingkungan. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di
dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density
dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme
“density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).
Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
1. Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
2. Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3. Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang
menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi.

4
4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu
dalampopulasi.

2.3 Ciri-Ciri Dasar Populasi


Ciri-Ciri Dasar Populasi Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang
merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun
populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai
himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan
lainnya.
1. Ciri- ciri biologi Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun
mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada yang
konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu
(umur).
b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh,
berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati).
c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap
perubahan lingkungan.
d. Mempunyai hereditas.
e. Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter
(genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan
beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam
hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan
keturunanuntuk waktu yang lama.
2. Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di
terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri-
ciri individu itu sendiri, antara lain:
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter-
parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas,
migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran (agihan, struktur) umur.

5
c. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen).
d. Dispersi(sebaran individu intra populasi

2.4 Karakteristik Populasi


Populasi memiliki sifat-sifat (karakteristik) yang dapat diukur secara
statistik dan bukan sifat daripada individu-individu penyusunnya, di antara
sifat-sifat tersebut adalah kepadatan, laju perkembangan populasi,
natalitas dan mortalitas, distribusi umur, potensi biotik, penyebaran dan
bentuk pertumbuhan.
1. Laju Perkembangan Populasi
Laju perkembangan populasi ditandai dengan adanya perubahan
jumlah populasi disetiap waktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh
jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Model eksponensial merupakan
model pertumbuhan yang sangat sederhana. Pada model ini individu
berkembang tidak dibatasi oleh lingkungan seperti kompetisi dan
keterbatasan akan suplai makanan. Laju perubahan populasi dapat
dihitung jika banyaknya kelahiran, kematian dan migrasi diketahui. Jeda
waktu untuk populasi merespon terhadap perubahan dalam ketersediaan
sumberdaya dapat mempengaruhi laju tercapainya keseimbangan pada
daya dukung. Dengan berkurangnya sumber daya, laju pertumbuhan
populasi akan menurun dan akhirnya berhenti; pola ini disebut sebagai
pola pertumbuhan logistik.
Tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan
makanan pun meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk
memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun mulai dibabat habis
untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga makanan
untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa
menyebabkan erosi. Selain itu bahan kimia yang dipakai sebagai pupuk
juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan
hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun
berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya banjir.

6
Dalam demografi dan ekologi , tingkat pertumbuhan
populasi (PGR= Percentage Growth) adalah tingkat di mana jumlah
individu dalam suatu populasi meningkat dalam jangka waktu tertentu
sebagai fraksi dari populasi awal. Secara khusus, PGR biasanya mengacu
pada perubahan dalam populasi selama periode waktu unit, sering
dinyatakan sebagai persentase dari jumlah individu dalam populasi pada
awal periode itu. Cara yang paling umum untuk mengekspresikan
pertumbuhan populasi adalah sebagai persentase, bukan
sebagai tingkat. Perubahan dalam populasi selama periode satuan waktu
dinyatakan sebagai persentase dari populasi pada awal periode
waktu. Dengan Rumus:

Percentage Growth = Growth rate x 100%

Untuk periode waktu kecil dan tingkat pertumbuhan, populasi


ditambahkan adalah tingkat pertumbuhan dikalikan dengan jangka
waktu. Sebuah rasio pertumbuhan positif (atau tingkat) menunjukkan
bahwa populasi meningkat, sementara rasio pertumbuhan negatif
menunjukkan populasi menurun.

2. Natalitas (Kelahiran)
Natalitas merupakan kemampuan suatu populasi untuk
menambah jumlah anggotanya secara inheren/besar. Natalitas maksimum
adalah penambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi ideal (tidak
ada faktor eksternal yang membatasi). Sedangkan natalitas ekologi
adalah pertambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi alam
senyatanya.
Natalitas biasanya dinyatakan sebagai laju yang diperoleh dengan
membagi jumlah individu baru yang dihasilkan dengan satuan waktu
(dNt/dt, laju natalitas absolute) yang dapat juga dinyatakan dalam jumlah
individu baru per-satuan waktu per-satuan populasi (dNt/Ndt) disebut

7
natalitas spesifik). Untuk natalitas dNn menunjukkan jumlah individu
baru yang ditambahkan kepada populasi. Laju natalitas dapat nol (0) atau
positip, tetapi tidak pernah negatif. Tetapi untuk laju pertumbuhan dN
menunjukkan jumlah bersih penambahan atau pengurungan dalam
populasi yang merupakan hasil bukan saja oleh natalitas tetapi juga oleh
mortalitas, emigrasi. Jadi laju pertumbuhan mungkin negatip, nol atau
positip karena populasi dapat berkurang atau tetap bertambah besar.

3. Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena
akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per
dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan
kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar
9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual
yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. Angka kematian
kasar adalah angka menunjukkan banyaknya per 1000 pupulasi pada
pertengahan tahun tertentu, disuatu wilayah tertentu.

Rumus : CDR = D/P x K

(Dimana : CDR = Crude Death Rate/Angka Kematian Kasar; D =Jumlah


kematian (death) pada tahun tertentu; P = Jumlah populasi pada pertengahan
tahun tertentu; K = Bilangan konstan 1000).
Definisi mortalitas tersebut harus diketahui, untuk mendapatkan data
mortalitas yang benar. Mortalitas hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi
kelahiran hidup atau keadaan mati selalu didahului dengan keadaan hidup.
Oleh karena itu, harus dibedakan dengan Lahir hidup (live birth) dan Lahir
mati (fetal death). Lahir hidup (live birth) yaitu peristiwa keluarnya hasil
konsepsi dari rahim seekor ternak secara lengkap tanpa memandang
lamanya kebuntingan dan setelah perpisahan tersebut terjadi; hasil konsepsi

8
bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung,
denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang apakah tali
pusat sudah dipotong atau belum.
Lahir Mati (fetal death) yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda
kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan
dari rahim induknya. Lahir mati dibedakan menjadi:
 Stillbirth (late fetal death) yaitu kematian yang terjadi pada janin yang
berusia 20-28 minggu.
 Aborsi yaitu kematian janin yang terjadi pada awal kebuntingan.
Laju mortalitas adalah sama dengan laju kematian dalam demografi
manusia/ternak. Mortalitas dapat dibedakan atas mortalitas fisiologik dan
ekologik. Mortalitas fisiologik adalah pengurangan individu anggota
populasi dalam kondisi yang ideal. Semua organisme dalam kondisi ideal
sekalipun akan mengalmi kematian sekalipun dalam umur relatif tua, yang
secara teoritis ditentukan oleh longivitas fisiologik. Sedangkan mortalitas
ekologik adalah pengurangan individu anggota populasi dalam kondisi alam
senyatanya. Angka kematian ini biasanya lebih besar dibandingkan dengan
kematian dalam kondisi ideal dan bukan merupakan tetapan.
Umurnya mortalitas spesifik dinyatakan sebagai persentase yang mati
dalam waktu yang tertentu dari populasi permulaan. Karena kita sering
tertarik kepada organisme yang hidup dari pada mati, maka sering mortalitas
ditunjukkan dari segi kadar (persentase) survival.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2000) mendefinisikan
kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang biasa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga
komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur populasi
selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu
daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan populasi, tetapi juga bisa
dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di
daerah tersebut. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan

9
dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan
lingkungan.

2.5 Pola Penyebaran Dalam Populasi


Didalam suatu wilayah geografis populsai, kepadatan total bisa
bervariasi secara mendasar karena lingkungan membentuk patch-patch(tidak
semua daerah menjadi habitat yang sama baiknya) dank arena individu-
individu memperlihatkan pola dan jarak dalam hubungannya dengan anggota-
anggota lain populasi tersebut. Patch adalah sebidag tanah kecil yang berbeda
dari yang lain terutama karena ditumbuhi jenis tumbuhan yang berbeda,dan
lainnya. pola penyebaran yang paling umum adalah pembentukan
rumput(clump), dengan individu-individu berkelompok di daerah patch-
patch. Tumbuhan bisa menjadi terumpun pada tempat-tempat tertentu dimana
kondisi tanah dan faktor-faktor lingkungan lain mendukung untuk
perkecambahan dan pertumbuhan. Sebagi contoh, cedar merah timut
seringkali ditemukan ditemukan terumpun diatas permukaan batu kapur, di
mana keadaan tanah kurang asam dibandingkan dengan daerah didekatnya.
Hewan-hewan seringkali menghabiskansebagian besar waktunya dalam
suatu lingkungan mikro tertentu yang memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai
contoh, banyak serangga dan salamander hutan terumpun hidup dibawa kayu,
dimana kelembapan tetap tinggi. Hewan herbivora spesies tertentu cendrung
menjadi sangat berlimpah di tempat dimana terdapat banyak tumbuhan yang
merupakan makanannya. Merumpunya hewan bisa juga di hubungkan dengan
perkawinan atau perilauku hubungan sosial lainnya. sebagai contoh,
mayflyseringkali bergerombol dalam jumlah yang sangat besar, suatu prilaku
yang meningkatkan peluang kawin bagi serangga tersebut, yang haya
mempunyai waktu sehari atau dua hari sebagai hewan dewasa yang
reproduktif. Mungkin juga ada “keselamatan dan kelompok besar”; ikan yang
berenang dalam kelompol besar, misalnya, seringkali lebih kecil peluangnya
untuk dimakan oleh pemangsa dibandingkan dengan ikan yang berenang
sendiri atau dalam kelompok kecil.

10
2.6 Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya
Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang
berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan
dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas,
persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang
ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela
sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan
tambak, atau 50 individu afik( kutu daun) per daun.
Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya
tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung
kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk
membedakn kerapatan kasar dari kerapatan ekologi( kerapatanspesifik.
Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan
ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan
atas ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat).
Contoh : kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan
kerapatanafikperdaun.
Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan
dalam bentuk kerapatan mutlak(absolut) dan kerapatan nisbi( relatif). Pada
penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area,
sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh,
melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak
atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah.
Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau
metode menggunakan sample (sampling).

Kerapatan mutlak
Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:
a. Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh) Metode ini disebut juga
sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu
yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada

11
daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya menetap,misalnya
porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk
menentukan populasi hewan yang berjalan lambat, misalnya jenis
hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain.
b. Metode Sampling (cuplikan) Pada metode ini, pencacahan dilakukan
pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan
menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan
(kelimpahan) populasi. Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan
masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu
bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik.beberapa metode
pencuplikan yang digunakan antara lain:
1.) Metode kuadrat Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat
berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya.
Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua
individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan
mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area yang
diselidiki.
2.) Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang Metode ini
dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil
tiga asumsi pokok, yaitu:
 Individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda
ditangkap secara acak.
 Individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas
yang sama seperti yang tidak bertanda.
 Tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun
tidak tampak.
3.) Metode removal (pengambilan) Metode ini umum digunakan untuk
menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang
digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut:
 populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.

12
 peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap
perioda panangkapan adalah sama.
 probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda
penangkapanadalahsama.

Pengukuran kerapatan nisbi (relatif)


Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan perangkap
b. Menggunakan jala
c. Menghitung jumlah felet faeses
d. Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan sebagai
frekuensi bunyi persatuan waktu
e. Tangkaan persatuan usaha
f. Jumlah artifakta
g. Daya makah
h. Kuesioner
i. Sensus tepi jalan
j. Umpan manusia

Pengukuan kepadatan
Pada kasus yang luar biasa kita mungkin bisa menentukan ukuran
dan kepadatan populasi dengan menghitung langsung seluruh individu yang
adal di dalam batas suatu populasi. Misalnya, kita dapat menghitung jumlah
binatang laut dalam suatu kolam yang pasang. Kelompok mamalia besar
seperti kerbau dan gajah, kadang-kadang dapat dihitung secara tepat dari
pesawat udara. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus, tidak praktis atau
bahkan tidak mungkin untuk menghitung semua individu yang berada dalam
suatu populasi. Malahan parah ahli ekologi seringkali menggunakan berbagai
macam teknik pengambilan contoh atau sampel untuk menaksir kepadatan
dan ukuran total populasi. Sebagai contoh, parah ahli, bisa mengsir jumlah
alligator di Florida Everglade dengan cara menghitung individu yang terdapat

13
dalam beberapa bidang tanah (plot) yang mewakili, dengan ukuran yang
sesuai. Taksiran seperti itu lebih banyak dan lebih besar, dan saat habitatnya
homogeny.
Pada beberapa kasus, ukuran populasi ditaksir bukan dengan menghitung
organismenya akan tetapi dengan menggunakan indicator tidak langsung,
seperti jumlah sarang atau lubang, atau tanda-tanda seperti kotoran atau jejak.
Teknik pengambilan sampel lainnya yang umum digunakan untuk mengksir
populasi binatang liar adalah metode penandaan dan penagkapan kembali
(mark-recapture method).

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Populasi


Beberapa hal yg menyebabkan terjadinya kepadatan populasi adalah sebagai
berikut.
1. Adanya persaingan dalam kelompok untuk memperebutkan sesuatu yg
sama
2. terjadinya pemangsaan atau pemakanan terhadap organisme yg lebih
lemah oleh yg kuat
3. Adanya wabah penyakit ,karena pemangasaan terhadap organisme oleh
organisme lain yg lebih kecil (parasit ,mikroba) yg menyebabkan
penyakit
4. Cekaman misalnya perubahan salinittas pd sutu organisme.
Faktor pembatas pertumbuhan populasi :
 Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan
 Tidak tergantung kepadatan : iklim dan bencana alam
Faktor pembatasmenyebabkan spesies menerapkan strategi untuk
bertahanhidup.

Faktor-faktor pembatas populasi


Pertumbuhan populasi dibatasi oleh faktor-faktor yang bergantung
dan tidak bergantung pada kepadatan, yang keutamaan relatifnya bervariasi
sesuai dengan spesies dan keadaan.

14
1. Faktor-faktor yang bergantung pada kepadatan mengatur
pertumbuhan populasi dengan carayang bervariasi sesuai dengan
kepadatan
Pengertian utama biologis utama model logistik adalah
peningkatan kepadaatan populasi mengurangi ketersediaan sumberdaya
bagi individu suatu organisme, dan keterbatasan sumber daya akan
membatasi pertumbuhan populasi. Sesungguhnya, model logistik itu
merupakan suatu modal kompetisi intraspesies (intraspecific competition)
ketahanan individu –individu dari spesies yang sama pada sumberdaya
terbatas yang sama. Ketika ukuran populasi meningkat, kompetisi menjadi
lebih sering, dan laju pertumbuhan (r) menurun sebanding dengan
interaksi kompetisi; laju pertumbuhan populasi bergantung pada
kepadatan. Dalam pertumbuhan populasi terbatas, suatu faktor yang
bergantung pada kepadatan (dencity-dependent factor) adalah faktor
yang memperkuat peningkatan ukuran populasi. Seperti dinyatakan
sebelumnya dalam penjelasan kita mengenai model logistik, faktor yang
bergantung pada kepadatan mengurangi laju pertumbuhan populasi
dengan cara menurunkaan reproduksi atau dengan meningkatkan kematian
dalam suatu populasi yang sudah begitu padat. Secara umum, faktor yang
bergantung pada kepadatan yang membatasi pertumbuhaa suatu populasi
dapat dilakukan menentukan daya tamping atau K, lingkungan. Beberapa
faktor yang bergantung pada kepadatan- kompetisi intraspesies untuk
sumber daya yang terbatas, peningkatan pemangsaan, cekaman akibat
kepadatan, atau penumpukan toksin- dapat menyebabkan laju
pertumbuhan populasi menurun pada kepadatan populasi yang tinggi.

2. Kejadian dan kehebatan faktor-faktor yang tidak bergantung pada


kepadatan, tidak berhubungan dengan kepadatan populsi.
Faktor yang tidak tergantung pada kepadatan (dencity-independent
factor) tidak terhubung dengan ukuran populasi; faktor-faktor tersebut
mempengaruhi persentase individu yang sama tanpa memperhitungkan

15
kepadatan populasi. Faktor-faktor yang tidak tergantung pada kepadatan
yang paling umum dan penting adalah yang berhubungan dengan cuaca
dan iklim. Sebagai contoh, keadaan beku pada musim gugur bisa
membunuh sejumlah persentaase tertentu serangga dalam suatu populasi.
Jelaslah, waktu pertama terjadinya pembekuan dan sedingin apa suhunya
tidak dipengaruhi oleh kepadatan populasi serangga tersebut. Sejumlah
populasi tumbuh secara eksponensial, dan tidak mecapai daya tamping
lingkungannya, sampai jumlah menurun akibat cuaca, pemagsa, atau
komponen lingkungan lain yang tidak bergantung pada kepadatan.
Sementara tidak seorang pun yang berpendapat bahwa hal ini berlaku bagi
banyak organisme, para ahli ekologi berdebat mengenai keutamaan
relative faktor-faktor yang bergantung pada kepadatan dalam pengaturan
populasi.
Salah satu contoh yang paling sering diacu mengenai petumbuhan
populasi yang tidak tergantung pada kepadatan adalah hama serangga kecil
genus Thrips. Hewan-hewan ini memakan serbuk sari, daun, dan jaringan
bunga pada banyak spesies tumbuhan; yang akan kita bicarakan di sini
adalah hama pertanian Australia, yang hanya mendandalkan hidupnya
pada serbuk sari bungga mawar dan tumbuhan budidaya lainnya. jumlah
bunga yang tersedia bagu hama Thiripsitu berhubungan dengan pola
cuaca musiman, tetapi ada beberapa jenis yang selalu tersedia, dan hama
tersebut akan selalu aktif sepanjang tahun. Akan tetapi, selama musim
dinging (yang dimulai pada bulan Juni di Australia), suhu sejuk dan dingin
menurunkan angka perkembangan dan fekunditas hama tersebut, dan
banyak Thripsmemerlukan waktu yang begitu untuk tumbuh dewasa,
sehingga tumbuhan tempat dimana mereka hidup mati dan gugur ketanah,
menyebabkan hama Thripsyang menghuni tumbuhan tersebut mati. Ketika
cuaca hangat tiba pada musim semi, laju perkembangan dan fekunditas
meningkat, dan populasi meningkat ketingkat yang tinggi. Pertumbuhan
populasi tidak pernah terhenti hingga panas dan kekeringan dimusim panas
menyebabkan peningkatan mortalitas individu dewasa dan penurunan

16
ukuran populasi. Hal ini terjadi jauh sebelum faktor-faktor yang
bergantung pada kepadatan menjadi penting dan sebelum populasi itu
menunjukkan bukti-bukti telah mencapai daya tampungnya. Beberapa
individu masih tetap bertahan hidup dengan adanya bunga, dan keadaan
keadaan tersebut menyebabkan pertumbuhan populasi mulai tumbuh
setelah kondisi yang sesuai kembali seperti semula. Ukuran populasi
banyak spesies lainnya, khususnya serangga dan organisme kesil lainnya,
kemungkinan dibatasi sampai titik tertentu oleh faktor-faktor yang tidak
tergantung pada kepadatan.
Peristiwa lingkungan yang lebih jarang dibandingkan dengan perubahan
musim pada cuaca, juga dapat mempengaruhi populasi dengan cara yang
tidak tergantung pada kepadatan.

2.8 Parameter Utama Populasi


Parameter Utama Populasi meliputi:
Natalitas
Natalis merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau
ntukmeningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan
atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan. Laju natalitas:
jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.
Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
a. Fertilitas tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm
populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di
ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
b. Fekunditas tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan
individu baru. Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu:
1. Natalitas maksimum= n. mutlak (absolut)=n.
2. Natalitas ekologi= pertambahan populasi dibawah kondisi lingkungan
yangspesifikatausesungguhnya.

17
Mortalitas
Menunjukkan kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam
dua jenis yakni:
a. Mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya
individu dibawah kondisi lingkungan tertentu.
b. Mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi
lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
c. Emigrasi, imigrasi dan migrasi.
Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
 Emigrasi : perpindahan keluar dari area suatu populasi.
 Imigrasi : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan
mengakibatkan meningkatkan kerapatan
 Migrasi : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan
kembalidaripopulasi.

2.9 Distribusi Individu Dalam Populasi


Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai
dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di
bedakan atas 3 pola utama yaitu:
1. Acak (Random) Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk
menempati sesuatu situs dalam area yang di tempati adalah sama, yang
memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam.
Keacakan berarti pula bahwa kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran
statistik, sebaran acak ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan
rata-rata (x).
2. Teratur (Seragam, unity): Pola sebaran ini terjadi apabila diantara
individu-individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada
antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang
kurang lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di
alam. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan
oleh varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x).

18
3. Mengelompok (Teragregasi, Clumped) Merupakan pola sebaran yang
relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri dapat
terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain.
Lewat pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians (s2)
yang lebih besar dari rata-rata (x)

2.10 Hirarki Sosial dan Daerah Teritorial Dalam Populasi


Menurut Carpenter (1971) dalam Edward (2000) , hirarki sosial
adalah hubungan seperangkat individu yang agresif dan mereka yang
patuh secara terus-menerus yang terjadi diantara hewan-
hewan tersebut.
Umumnya primata, termasuk manusia, menghabiskan hidup mer
eka dalam kelompok sosial yang besar atau biasa disebut masyarakat.
Individu dalam masyarakat tersebutmemiliki pola atau bentuk-bentuk
interaksi sosial, khususnya pada primata terdapat beberapavariasi dalam
komposisi kelompok sosial. Satu spesies primata dibatasi hanya untuk salah satu darienam
pola dasar berikut:
Betina tunggal dan keturunannya
Interaksi Sosial ini terjadi pada Macaca mullata.
Gerombolan monyet rhesusterdiri atas campuran jantan dan betina.
Gerombolan ini dapat terdiri hingga 180 ekor monyet, tetapi rata-
rata jumlahnya 20 ekor. Monyet betina dapat lebih banyak jumlahnya
dibandingkan monyet jantan dengan rasio 4:1.Hierarki sosialnya juga
bersifat matriarkal, peringkatnya tergantung pada betina yang
memimpin.Pemeliharaan atas monyet-
monyetmuda dan tugastugas pengawasan wilayah dibagi di antar
a rombongan. Sementaramonyet-monyet betina biasanya hidup damai,
jantannya biasanya sering ribut di antaramereka sendiri. Perkawinan tidak
terbatas pada musim-musim tertentu. Kehamilan berlangsung antara 135-194
hari. Monyet betina menjadi dewasa pada usia tiga tahun, sementara jantan pada usia
empat tahun. Jangka hidup monyet rhesus di penangkaran kira-kira 15-20

19
tahununtuk jantan dan 20-25 tahun untuk betina. Monyet-monyet ini
jarang hidup lebih dari 15tahun di alam bebas
1. Monogami
Interaksi Sosial ini terjadi pada`kelompok primata Presbytis comata.
Presbytiscomata.merupakan jenis lutungS u r i l i y a n g m e m i l i k
i k e l o m p o k r e l a t i f k e c i l , b i l a dibandingkan dengan jenis
lutung lainnya, jumlah individu dalam kelompok antara12 ekor.
Sistem perkwainan multimale, tetapi monogamy,
dengan satu ekor jantan dalamkelompok
2.Poliyandrous
Monyetmonyet terkecil Dunia Baru, marmoset dan tamarins,
membentuk baik monogami dan polyandrousunit keluarga. Mereka
umumnya mulai dengan sepasang kawin

2.11 Pertumbuhan Populasi


Pertumbuhan Populasi Suatu populasi akan mengalami
pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar
laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk
pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk
pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S).
1. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana
populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan
makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi
membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada
pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan
cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat
berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2. Pertumbuhan Sigmoid

20
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi
mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif).
Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara
logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara
perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan,
misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif)
sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang
(fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas
dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat
meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya
dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal
(kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di
dukung oleh habitat tersebut.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Populasi adalah individu-individu yang hidup disuatu tempat
tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat
mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok.
Dinamika populasi adalah pengetahuan yang mempelajari
pertumbuhan populasi organisme. Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri
biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu
pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya
sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu
dengan lainnya Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu anggota
populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah penyebaran populasi luas
sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit di lakukan, besarnya
ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi, yang
menyatakan individu persatuan luas tertentu.
Ukuran dan kepadatan populasi dapat di ukur dengan metode
sensus, sampling atau pengukuran nisbi. Populasi dapat tumbuh cepat atau
lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan
angka kelahiran dan angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu di
pengaruhi oleh jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan
ketahanan hidup pada umur tertentu.

B. Kesimpulan
Makalah yang kami buat ini belum sempurna sesuai yang diharapkan,
karena, kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf / kesalahan,
kelebihan itu hanya milik Allah SWT semata. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan di masa
mendatang.

22

Anda mungkin juga menyukai