Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEMAHAMI AUDIT SEKTOR PUBLIK


Tujuan Pembuatan Makalah: Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu: Arnida Wahyuni Lubis, SE. M.Si

Disusun Oleh:

Nadinda Tefa 0502203148


Putri Maulani Arsi 0502203170
Muhammad Reza Mahendra 0502203112

Program Studi Akuntansi Syariah


Fakultas Ekonomi Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Jl. Williem Iskandar Ps. V, Medan Estate, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara, 20371

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt. Yang telah melimpahkan begitu
banyak nikmat, rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi
kita yaitu Nabi Muhammad saw. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah swt. atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul: Makalah Standar Akuntansi Sektor Publik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
keterbatasan dan kurangnya pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
memberikan bantuan, bimbingan, maupun arahan sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
Semoga Allah swt. memberikan rahmat, kesehatan kepada mereka. Penulis juga mengucapkan
terima kasih khususnya kepada Ibu Arnida Wahyuni Lubis, SE. M.Si yang telah membimbing
dalam pembuatan makalah ini. Semoga segala bantuan yang diterima penulis dapat membuahkan
kesuksesan, dan segala kebaikan yang kalian berikan mendapat berkah dari Allah swt. Dan semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu dan pembaca, penulis mengharapkan saran dan
kritik pembuatan makalah. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Terimakasih.

Medan, Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
A. Definisi Teori Audit Sektor Publik................................................................................................. 3
B. Sistem Audit Keuangan Sektor Publik.......................................................................................... 6
C. Siklus Audit Keuangan Sektor Publik........................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi Sektor Publik menjadi bidang akuntansi yang cukup menarik saat ini, khususnya di
era kebebasan demokrasi, bagaimana tidak, sedikit saja hal-hal yang berkaitan dengan publik
berjalan keluar dari jalur yang semestinya, masyarakat akan berteriak. Hal ini dapat dimaklumi
karena sektor publik memang tidak bertujuan mencari keuntungan semata bagi pemilik, pengelola,
tetapi sektor publik sudah menjadi milik publik yang seharusnya memberi pelayanan terbaik bagi
publik. Tuntutan transparansi tidak terbatas pada pengelolaannya saja, tetapi berlanjut kepada
pertanggung-jawaban dalam bentuk laporan keuangannya. Laporan keuangan akan sangat
mempunyai nilai kepercayaan publik ketika laporan keuangan tersebut telah diperiksa/ diaudit oleh
pihak independen, baik auditor dari pemerintah atau swasta yang selama ini disebut Kantor
Akuntan Publik (KAP).
Keharusan menyampaikan laporan keuangan bagi sektor publik, telah didukung oleh berbagai
peraturan bidang sektor publik, misalnya Partai Politik, ada keharusan dari KPU menyampaikan
laporan keuangan yang telah diaudit setelah 60 hari aktivitas Pemilihan Presiden dan Wapres, atau
yayasan yang memperoleh dana dari pemerintah, luar negeri, atau bantuan dari perorangan/badan
usaha, juga harus mempunyai laporan keuangan yang telah diaudit.
Pemerintahan yang bersih atau good governance ditandai dengan tiga pilar utama yang
merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut adalah partisipasi,
transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu yang seluas-
luasnya agar semua pihak yang terkait dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau
berpartisipasi secara aktif, jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan
pelaksanaan pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa akuntansi,
akuntabilitas (kemampuan memberikan pertanggungjawaban) merupakan dasar dari pelaporan
keuangan. Pelaporan keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang penting agar dapat
memenuhi tugas pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dalam
suatu masyarakat yang demokratis.
Adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik menimbulkan
implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya
melalui informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Dilihat dari sisi internal organisasi,
laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan
organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban
kepada publik dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money dalam
menjalankan aktivitasnya serta untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh
organisasi sektor publik, maka diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut. Audit

1
yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan, namun perlu diperluas
dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Teori Audit Sektor Publik?
2. Apa yang dimaksud Sistem Audit Keuangan Sektor Publik?
3. Apa saja yang termasuk Siklus Audit Keuangan Sektor Publik?
4. Bagaimana Teknik Audit Keuangan Sektor Publik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Teori Audit Sektor Publik?
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Sistem Audit Keuangan Sektor Publik?
3. Untuk mengetahui apa saja yang termassuk dalam Siklus Audit Keuangan Sektor Publik?
4. Untuk mengetahui bagaimana Teknik Audit Keuangan Sektor Publik?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Teori Audit Sektor Publik
Teori audit sektor publik mencakup konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang membimbing
praktik audit dalam konteks entitas-sektor publik, seperti pemerintah dan lembaga-lembaga publik.
Ini mencakup pengembangan standar, metode, dan pedoman untuk memastikan bahwa keuangan
dan operasi sektor publik dapat dipercaya dan akurat. Audit sektor publik sering kali melibatkan
pemeriksaan terhadap pengelolaan dana publik, kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan, serta
penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas program-program pemerintah. Teori audit sektor publik
membantu memastikan bahwa proses audit ini dilakukan dengan kredibilitas dan integritas.
Ini melibatkan konsep-konsep seperti akuntabilitas, transparansi, risiko, dan penilaian kinerja.
Tujuan utamanya adalah untuk memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan, seperti
masyarakat umum, bahwa sumber daya publik dikelola dengan baik dan sesuai dengan tujuan-
tujuan yang ditetapkan.
Teori audit sektor publik mencakup konsep dan pendekatan yang digunakan dalam mengaudit
entitas atau aktivitas yang berhubungan dengan sektor publik, seperti pemerintah dan lembaga-
lembaga publik. Berikut beberapa teori audit sektor publik yang umumnya diterapkan:
1. Teori Keagenan (Agency Theory):
a) Fokus pada hubungan antara agen (misalnya, manajemen pemerintah) dan prinsipal
(misalnya, masyarakat atau pemegang saham).
b) Audit dirancang untuk mengurangi informasi asimetris dan memastikan bahwa entitas
publik bertindak sesuai dengan kepentingan publik.

2. Teori Informasi Simetri (Symmetric Information Theory):


a) Menekankan pentingnya penyediaan informasi simetris atau setara kepada semua pihak
yang terlibat.
b) Audit bertujuan untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan oleh entitas publik
adalah akurat, dapat diandalkan, dan dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

3. Teori Kehandalan (Reliability Theory):


a) Menekankan pentingnya keandalan informasi keuangan dan operasional yang disajikan
oleh entitas sektor publik.
b) Audit dirancang untuk memastikan bahwa informasi tersebut dapat dipercaya dan dapat
diandalkan.

4. Teori Pemantauan (Monitoring Theory):


a) Menekankan peran auditor sebagai pemantau independen untuk memastikan bahwa
entitas publik mematuhi peraturan, kebijakan, dan prosedur yang berlaku.
b) Audit bertujuan untuk mengidentifikasi pelanggaran dan memberikan rekomendasi untuk
perbaikan.

3
5. Teori Pertanggungjawaban (Accountability Theory):
a) Menekankan pentingnya pertanggungjawaban entitas publik terhadap masyarakat dan
pemangku kepentingan lainnya.
b) Audit bertujuan untuk memastikan bahwa entitas publik dapat bertanggung jawab atas
pengelolaan dan penggunaan sumber daya publik.
Penerapan teori-teori ini dalam praktik audit sektor publik membantu memastikan
transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya publik.

JENIS-JENIS AUDIT DALAM AUDIT SEKTOR PUBLIK


Audit yang dilakukan pada sektor publik pemerintah berbeda dengan yang dilakukan pada
sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang institusional
dan hukum, dimana audit sektor publik pemerintah mempunyai prosedur dan tanggung jawab yang
berbeda serta peran yang lebih luas dibanding audit sektor swasta.
Secara umum, ada tiga jenis audit dalam audit sektor publik, yaitu audit keuangan
(financial audit), audit kepatuhan (compliance audit) dan audit kinerja (performance audit). Audit
keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian keuangan
berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta dicatat secara benar.
Audit kepatuhan adalah audit yang memverifikasi/memeriksa bahwa pengeluaran-pengeluaran
untuk pelayanan masyarakat telah disetujui dan telah sesuai dengan undang-undang peraturan.
Dalam audit kepatuhan terdapat asas kepatutan selain kepatuhan (Suharto, 2002). Dalam
kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan semua aktivitas sesuai dengan kebijakan, aturan, ketentuan
dan undang-undang yang berlaku. Sedangkan kepatutan lebih pada keluhuran budi pimpinan
dalam mengambil keputusan. Jika melanggar kepatutan belum tentu melanggar kepatuhan.
Audit yang ketiga adalah audit kinerja yang merupakan perluasan dari audit keuangan
dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-
tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang
diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas
ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan
terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja
yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut
1. Audit Kinerja Sektor Publik Pemerintah
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan
tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan
biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan
penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien
dan efektif.
Jadi, audit yang dilakukan dalam audit kinerja meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas.
Audit ekonomi dan efisiensi disebut management audit atau operational audit, sedangkan audit
efektivitas disebut program audit. Istilah lain untuk performance audit adalah Value for Money

4
Audit atau disingkat 3E’s audit (economy, efficiency and effectiveness audit). Penekanan kegiatan
audit pada ekonomi, efisiensi dan efektivitas suatu organisasi memberikan ciri khusus yang
membedakan audit kinerja dengan audit jenis lainnya.
2. Audit Ekonomi dan Efisiensi
Konsep yang pertama dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah ekonomi, yang
berarti pemerolehan input dengan kualitas dan kuantits tertentu pada harga yang terendah.
Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan
moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input
resources yang digunakan, yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
Konsep kedua dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah efisiensi, yang berarti
pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah
untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan
dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
3. Audit Efektivitas
Audit efektivitas bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang
diinginkan, kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya dan menentukan apakah
entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang memberikan hasil yang sama
dengan biaya yang paling rendah. Secara lebih rinci, tujuan pelaksanaan audit efektivitas atau audit
program adalah dalam rangka:
1. menilai tujuan program, baik yang baru maupun yang sudah berjalan, apakah sudah
memadai dan tepat
2. menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan
3. menilai efektivitas program dan atau unsur-unsur program secara terpisah
4. mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik dan memuaskan
5. menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif untuk melaksanakan
program yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik dan dengan biaya yang
lebih rendah

4. Struktur Audit Kinerja


Sebelum melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus memperoleh informasi umum
organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai tentang lingkungan organisasi yang
diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses kerja serta sistem informasi dan pelaporan.
Pemahaman lingkungan masing-masing organisasi akan memberikan dasar untuk memperoleh
penjelasan dan analisis ynag lebih mendalam mengenai sistem pengendalian manajemen.
Berdasarkan hasil analisis terhadap kelemahan dan kekuatan sistem pengendalian dan
pemahaman mengenai keluasan (scope), validitas dan reabilitas informasi kinerja yang dihasilkan
oleh entitas/organisasi, auditor kemudian menetapkan kriteria audit dan mengembangkan ukuran-
ukuran kinerja yang tepat. Berdasarkan rencana kerja yang telah dibuat, auditor melakukan
pengauditan, mengembangkan hasil-hasil temuan audit dan membandingkan antara kinerja yang
dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil temuan kemudian dilaporkan
kepada pihakpihak yang membutuhkan yang disertai dengan rekomendasi yang diusulkan oleh
auditor. Pada akhirnya, rekomendasi-rekomendasi yang diusulkan oleh auditor akan
ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berwenang.

5
B. Sistem Audit Keuangan Sektor Publik
Sistem audit keuangan sektor publik merupakan proses pemeriksaan yang dilakukan terhadap
laporan keuangan entitas publik, seperti pemerintah atau lembaga-lembaga pemerintah. Tujuan
utamanya adalah untuk mengevaluasi keandalan, akurasi, dan kecukupan informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan tersebut. Beberapa langkah umum dalam sistem audit keuangan sektor
publik melibatkan:
1. Perencanaan Audit:
Menentukan ruang lingkup audit, sumber daya yang dibutuhkan, dan metode pemeriksaan.
2. Pengumpulan Bukti:
Auditor mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung informasi keuangan yang terdapat dalam
laporan.
3. Evaluasi Pengendalian Internal:
Memeriksa sistem pengendalian internal untuk memastikan bahwa entitas dapat menghasilkan
laporan keuangan yang andal.
4. Penilaian Resiko:
Mengidentifikasi potensi risiko kesalahan atau penyelewengan dalam laporan keuangan.
5. Pelaporan dan Rekomendasi:
Auditor menyusun laporan audit yang berisi temuan-temuan, rekomendasi perbaikan, dan
opini terhadap keandalan laporan keuangan.
6. Tindak Lanjut:
Entitas yang diaudit dan pihak terkait mengambil tindakan berdasarkan temuan dan
rekomendasi yang diaudit.
Audit keuangan sektor publik memiliki karakteristik khusus karena melibatkan penggunaan
dana publik dan tanggung jawab kepada masyarakat. Prinsip akuntansi pemerintahan dan standar
audit tertentu biasanya diterapkan dalam proses ini.

C. Siklus Audit Keuangan Sektor Publik


1. Perencanaan Audit:
a) Menetapkan tujuan audit dan cakupan audit.
b) Menilai risiko keuangan dan identifikasi area yang memerlukan perhatian khusus.
c) Mengembangkan strategi audit dan rencana kerja.
2. Pendekatan Pendahuluan:
a) Memahami sistem pengendalian internal.
b) Menilai keefektifan sistem tersebut.
3. Pengumpulan Bukti:
a) Mengumpulkan data dan informasi yang relevan.
b) Menggunakan berbagai metode, seperti inspeksi dokumen, konfirmasi, dan pengamatan.
4. Evaluasi Bukti:
a) Menggunakan bukti untuk menilai kepatuhan terhadap regulasi dan kebijakan.
b) Menilai keberlanjutan kegiatan organisasi.
5. Pelaporan Temuan:

6
a) Menyusun laporan audit yang mencakup temuan dan rekomendasi.
b) Memberikan kesempatan bagi manajemen untuk memberikan tanggapan.
6. Tindak Lanjut
a) Memantau tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan.
b) Memastikan perbaikan dan perbaikan dilakukan sesuai jadwal.
7. Pelaporan Akhir
a) Menghasilkan laporan akhir yang mencantumkan hasil audit.
b) Melaporkan temuan kepada pihak yang berkepentingan, termasuk pemangku kepentingan
eksternal.
8. Evaluasi Kembali
a) Mengevaluasi keseluruhan proses audit untuk pembelajaran dan perbaikan di masa
mendatang.
Siklus audit ini dirancang untuk memastikan bahwa keuangan sektor publik dikelola dengan
baik, sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku, dan agar organisasi dapat bertanggung jawab
secara transparan kepada masyarakat.

D. Teknik Audit Keuangan Sektor Publik


Teknik audit keuangan sektor publik melibatkan pemeriksaan dan evaluasi laporan keuangan
entitas publik, seperti pemerintah daerah atau lembaga pemerintah. Berikut adalah langkah-
langkah umum dalam teknik audit keuangan sektor publik:
1. Perencanaan Audit
a) Identifikasi tujuan audit dan ruang lingkup audit.
b) Pemahaman mendalam tentang entitas publik dan lingkungannya.
2. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal
a) Penilaian keefektifan sistem pengendalian internal dalam menghasilkan laporan keuangan
yang akurat dan andal.
3. Pengumpulan Bukti Audit
a) Pengumpulan informasi dan dokumen yang mendukung laporan keuangan.
b) Pengujian substantif untuk memastikan kebenaran dan kelengkapan informasi.
4. Pemeriksaan Dokumen Keuangan
a) Pemeriksaan laporan keuangan, catatan akuntansi, dan dokumen lainnya.
b) Verifikasi akurasi dan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.
5. Wawancara dan Konfirmasi
a) Wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan informasi tambahan.
b) Konfirmasi dengan pihak eksternal, seperti bank atau pihak ketiga.
6. Analisis
a) Analisis perbandingan hasil audit dengan periode sebelumnya.
b) Analisis rasio keuangan untuk mengevaluasi kinerja keuangan entitas.

7
7. Pelaporan Temuan
a) Penyusunan laporan audit yang mencakup temuan, rekomendasi, dan kesimpulan.
b) Menyajikan informasi dengan jelas kepada pemangku kepentingan.
8. Follow-Up
a) Menyusun rencana tindak lanjut untuk memastikan implementasi rekomendasi audit.
b) Melakukan pemantauan terhadap perbaikan dan perubahan yang diusulkan.
9. Evaluasi Kepatuhan
a) Mengevaluasi kepatuhan terhadap regulasi dan kebijakan yang berlaku.
10. Penyampaian Opini Audit
a) Menyampaikan opini mengenai keandalan laporan keuangan.
Proses audit ini didesain untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan entitas publik
mencerminkan posisi keuangan yang sebenarnya dan telah disusun sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik audit keuangan sektor publik melibatkan serangkaian langkah yang cermat dan
terstruktur untuk memastikan keandalan laporan keuangan entitas publik. Proses ini mencakup
perencanaan audit, evaluasi sistem pengendalian internal, pengumpulan bukti audit, pemeriksaan
dokumen keuangan, wawancara, analisis, pelaporan temuan, tindak lanjut, evaluasi kepatuhan, dan
penyampaian opini audit. Keseluruhan tujuannya adalah memberikan keyakinan bahwa laporan
keuangan mencerminkan posisi keuangan yang sebenarnya dan mematuhi standar akuntansi yang
berlaku. Follow-up yang cermat dan evaluasi kepatuhan menjadi bagian integral dalam
memastikan perbaikan dan implementasi rekomendasi audit untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas entitas publik.
B. Saran
Untuk meningkatkan efektivitas audit keuangan sektor publik, disarankan untuk memperkuat
sistem pengendalian internal, memastikan ketersediaan dan keakuratan dokumen keuangan, serta
melibatkan pemangku kepentingan dalam proses evaluasi. Selain itu, penting untuk melakukan
pemantauan dan tindak lanjut terhadap rekomendasi audit, memastikan kepatuhan terhadap
regulasi, dan menyampaikan opini audit secara transparan untuk meningkatkan kepercayaan
publik terhadap laporan keuangan entitas publik.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth, Murray et al, “Making It Happens: Managing Perfomance at Workplace”, 1993.
Alwi, Syafaruddin, “Manajemen Sumber Daya Manusia:Strategi Keunggulan Kompetitif”,
BPFE,Yogyakarta, 2001.
Dharma, Surya, dkk, “Paradigma Baru:Manajemen Sumber Daya Manusia”,Amara Books,
Yogyakarta, 2002.
Dubois, Daid,D., “The Executive Guide to Competency-Based Performance Improvement”, HRD
Press Harvest, 1996
Lewis Andre, “Qualifications, Regocnition and Standarts” Education and Training for Industry
Growth Conference, Jakarta, 1995.
Hall, Jay , “The Competence Conection: A Blue Print for Exellent”, Woodstead Press, Texas, USA,
1988
Mitrani,A,Daziel, M. And Fitt, D. “Competency Based Human Resource Management: Value-
Driven Strategies for Recruitment, Development and Reward”, Kogan Page
Limited:London, 1992.
Tangkilisan, Hesel Nogi S, “Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi Keunggulan Pelayanan
Publik”, Lukman Offset, Yogyakarta, 2003.

10

Anda mungkin juga menyukai