Disusun Oleh:
Nama: Fauzan Al Ghifary
Npp: 33.0708
Kelas: F2
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, yang telah melimpahkan berkah-Nya kepada Penulis
sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan
kontribusi dalam penyusunan karya tulis ini.
Penulisan ini berjudul "Mengungkap Mitos-Mitos Seputar E-Government:
Kenyataan di Balik Transformasi Digital Pemerintah." Penulisan ini merupakan hasil
dari upaya Penulis untuk memahami peralihan menuju masyarakat digital di Indonesia,
dengan fokus pada pengembangan governance digital. Penulis berusaha untuk
mengidentifikasi fenomena, masalah, dan potensi yang terkait dengan perubahan ini,
serta memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat mendukung pengambilan
keputusan yang lebih baik dalam menghadapi transformasi digital yang terus
berlangsung.
Penulis sadar bahwa penulisan ini tidak luput dari kekurangan, dan Penulis
sangat menghargai masukan dan kritik yang bersifat konstruktif untuk perbaikan di
masa mendatang. Semoga penulisan ini dapat memberikan wawasan yang berguna dan
menjadi kontribusi kecil Penulis dalam menghadapi tantangan dan peluang dalam era
digital di Indonesia.
Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan panduan yang
bermanfaat dan memberikan sumbangan positif dalam pengembangan governance
digital di Indonesia. Semoga pembaca dapat menemukan informasi yang berguna dan
inspirasi dalam hal ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
diimplementasikan di Indonesia sesuai dengan kerangka kerja yang telah diberikan
oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Keputusan
Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional E-Government 2020-2024.
Dalam makalah ini, Penulis akan mengeksplorasi manfaat, tantangan, dan peluang
yang terkait dengan transformasi E-Government ini, serta memberikan rekomendasi
untuk melanjutkan langkah-langkah menuju pelayanan publik yang lebih baik dan
terhubung secara digital di Indonesia.
Latar belakang ini memberikan konteks penting untuk pembaca dan
menggarisbawahi literasi berkaitan dengan mitos-mitos yang terdapat pada E-
Government dalam konteks hukum dan kebijakan yang ada di Indonesia. Selain itu,
latar belakang tersebut juga mengindikasikan urgensi penggabungan web dan aplikasi
mobile dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam konteks Mengungkap Mitos-Mitos Seputar E-Government: Kenyataan
di Balik Transformasi Digital Pemerintah, beberapa masalah yang dihadapi termasuk:
1. Banyak masyarakat, terutama yang lebih tua, mungkin tidak memiliki
pemahaman yang memadai tentang teknologi digital dan cara mengakses
layanan online. Hal ini dapat menghambat adopsi aplikasi mobile dan web.
2. Dalam beberapa kasus, kebijakan dan regulasi yang berlaku mungkin tidak
selaras dengan penggunaan aplikasi mobile atau web dalam pelayanan
publik. Hal ini dapat menciptakan hambatan hukum.
1.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang bisa digunakan untuk makalah mengenai
"Mengungkap Mitos-Mitos Seputar E-Government: Kenyataan di Balik Transformasi
Digital Pemerintah" adalah:
Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan teknis, sosial, dan regulasi dalam
upaya membangun sinergi yang efektif antara penggunaan web dan aplikasi mobile
dalam transformasi E-Government di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor
2
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun
2020 tentang Strategi Nasional E-Government 2020-2024?
1.4 Tujuan Penlisan
Tujuan penulisan ini mengacu pada Mengungkap Mitos-Mitos Seputar E-
Government: Kenyataan di Balik Transformasi Digital Pemerintahbertujuan untuk
menjadikan pelayanan publik lebih mudah diakses oleh masyarakat. Dengan
membangun sinergi antara web dan aplikasi mobile, tujuannya adalah memberikan
akses pelayanan yang lebih luas kepada warga Indonesia, terlepas dari lokasi dan latar
belakang sosial atau teknologi mereka.
1.5 Manfaat Tulisan
Tulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Penerapan teknologi dalam pelayanan publik dapat meningkatkan efisiensi
birokrasi, mengurangi antrian panjang, dan mengurangi waktu pemrosesan
dokumen. Hal ini juga membantu mengurangi potensi korupsi.
2. Masyarakat dapat mengakses informasi pemerintah dengan lebih mudah,
termasuk anggaran, kebijakan, dan proyek-proyek pemerintah. Ini
mendorong transparansi dalam penggunaan dana publik dan memperkuat
akuntabilitas pemerintah.
3
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 E-Government
E-Government (Electronic Government), atau Pemerintahan Elektronik, adalah
konsep di mana pemerintah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk menyediakan layanan publik, mengelola operasi pemerintah, dan berinteraksi
dengan warga negara dan entitas lainnya. Ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
transparansi, aksesibilitas, dan partisipasi dalam pemerintahan.
Melalui E-Government, pelayanan publik dapat diakses secara online melalui
situs web resmi pemerintah atau aplikasi mobile, mengurangi birokrasi, memudahkan
akses masyarakat, dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Ini juga
memungkinkan berbagai layanan, mulai dari perizinan bisnis hingga pembayaran
pajak, untuk dilakukan secara digital.
Penggunaan E-Government juga berkontribusi pada modernisasi pemerintahan,
penggunaan data yang lebih efektif, dan penyederhanaan proses administratif.
Transformasi ini terus berkembang dan menjadi bagian penting dari upaya pemerintah
untuk menghadirkan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di era digital.
4
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penulisan yang Penulis terapkan dalam penyusunan makalah ini adalah
metode penelitian perpustakaan, juga dikenal sebagai "library research." Penulis
menggunakan pendekatan ini untuk mendalami dan menyelidiki topik yang sangat
relevan, yaitu Mengungkap Mitos-Mitos Seputar E-Government: Kenyataan di Balik
Transformasi Digital Pemerintah.
Untuk memahami dengan lebih baik perubahan signifikan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia, Penulis merujuk pada sumber-sumber
utama yang menjadi landasan hukum dan kerangka kerja strategis. Salah satu dokumen
utama yang Penulis telusuri adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik. Undang-undang ini memberikan dasar hukum yang kuat bagi
perubahan menuju pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien, yang merupakan
salah satu poin kunci dalam Mengungkap Mitos-Mitos Seputar E-Government:
Kenyataan di Balik Transformasi Digital Pemerintah.
Penulis juga merujuk pada Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Strategi Nasional E-Government 2020-2024. Keputusan Presiden ini memberikan
panduan penting dalam pengembangan E-Government di Indonesia, dan merupakan
dokumen strategis yang menjadi referensi penting dalam penulisan makalah ini.
Selain itu, Penulis juga menggali literatur akademis dan sumber-sumber teoritis
yang relevan untuk memahami konsep, kontribusi, dan potensi sinergi antara web dan
aplikasi mobile dalam transformasi E-Government.
Melalui metode penelitian perpustakaan ini, Penulis berharap dapat
memberikan wawasan yang mendalam dan berbasis bukti tentang bagaimana
penggunaan teknologi, khususnya web dan aplikasi mobile, berperan dalam perubahan
dan perkembangan sistem pelayanan publik di Indonesia sesuai dengan hukum dan
regulasi yang berlaku.
5
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang telah Penulis lakukan terkait dengan upaya membangun
sinergi yang efektif antara penggunaan dalam mengatasi Mitos-Mitos Seputar E-
Government: Kenyataan di Balik Transformasi Digital Pemerintah, dengan merujuk
pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Keputusan
Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional E-Government 2020-2024,
telah mengungkapkan sejumlah temuan penting yang memiliki implikasi signifikan di
mana menemukan bahwa masalah aksesibilitas internet masih menjadi kendala di
beberapa wilayah Indonesia.
Inisiatif untuk memperluas akses internet di seluruh negeri sangat penting agar
pelayanan E-Government dapat diakses dengan mudah oleh semua lapisan masyarakat
menyoroti keragaman perangkat dan platform yang digunakan oleh masyarakat.
Pengembang aplikasi perlu memastikan bahwa aplikasi mobile dan situs web mereka
kompatibel dengan berbagai perangkat untuk memastikan pengalaman pengguna yang
lancar.
Dalam rangka mengatasi hambatan-hambatan ini, Penulis merekomendasikan
kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.
Pendekatan holistik yang mempertimbangkan aspek teknis, sosial, dan regulasi akan
menjadi kunci keberhasilan dalam upaya membangun sinergi yang efektif antara web
dan aplikasi mobile dalam transformasi E-Government di Indonesia. Dengan demikian,
negara akan lebih siap untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik dan
responsif kepada masyarakatnya di era digital.
6
BAB 5
PEMBAHASAN
7
Hambatan Regulasi:
1. Regulasi yang sudah ada perlu diperbarui untuk mencerminkan perkembangan
teknologi. Ini termasuk peraturan perlindungan data dan keamanan siber yang
relevan.
2. Pemerintah harus memastikan bahwa penyelenggara layanan E-Government
mematuhi regulasi yang berlaku. Ini termasuk memantau praktik keamanan
data dan perlindungan privasi.
Integrasi yang efektif antara penggunaan web dan aplikasi mobile adalah kunci dalam
meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan layanan E-Government. Ini dapat dicapai dengan
merancang aplikasi dan situs web yang saling melengkapi, menghindari duplikasi, dan
memberikan pengalaman pengguna yang konsisten.
Dalam mengatasi hambatan-hambatan ini, kerja sama yang erat antara pemerintah,
sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat diperlukan. Pendekatan yang holistik yang
memperhatikan aspek teknis, sosial, dan regulasi akan membantu Indonesia untuk membangun
sinergi yang efektif antara penggunaan web dan aplikasi mobile dalam transformasi E-
Government. Dengan demikian, pelayanan publik yang lebih baik dan responsif dapat
diberikan kepada masyarakat Indonesia di era digital.
8
BAB 6
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan transformasi E-Government di Indonesia, telah diidentifikasi
sejumlah hambatan yang signifikan, baik dari segi teknis, sosial, maupun regulasi. Upaya
membangun sinergi yang efektif antara penggunaan web dan aplikasi mobile dalam
transformasi E-Government merupakan langkah yang penting, dan hal ini telah menjadi fokus
penelitian Penulis.
Selain itu Literasi digital yang bervariasi dan ketidakpastian tentang privasi data
memengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam layanan E-Government. Pelatihan literasi
digital dan komunikasi yang lebih baik tentang privasi data akan membantu mengatasi
hambatan ini dan integrasi yang efektif antara web dan aplikasi mobile merupakan faktor
penting untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan layanan E-Government.
Perencanaan yang matang dan kontinuitas perbaikan harus diterapkan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, Penulis memberikan sejumlah saran untuk
memajukan transformasi E-Government di Indonesia dalam konteks kendala menganai mitos
yang terjadi di lingkungan masyarakat dalam hal ini sendiri evaluasi dan pembaruan terhadap
regulasi yang ada, terutama yang berkaitan dengan perlindungan data dan keamanan siber,
harus dilakukan secara berkala. Keamanan Siber: Pemerintah dan organisasi terkait harus
meningkatkan upaya dalam keamanan siber, termasuk pelatihan dan pemantauan yang berkala.
Dengan mengikuti saran-saran ini, Indonesia dapat melanjutkan transformasi E-Government
yang lebih efektif, memberikan layanan publik yang lebih baik kepada masyarakat, dan
menjawab tantangan di era digital dengan lebih baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ai, S., Ding, H., Ping, Y., Zuo, X., & Zhang, X. (2023). Exploration of Digital
Transformation of Government Governance Under The Information
Environment. IEEE Access. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2023.3297887
Alhomod, S., Mudasir, M., Distance, S., & Deanship, E.-L. (2013). E-GOVERNANCE
IN EDUCATION: Areas of Impact and Proposing A Framework to Measure the
Impact. In Turkish Online Journal of Distance Education.
Aminah, K. S. (2021). POTRETKEPERCAYAANPUBLIK, GOOD
GOVERNANCEDANE-GOVERNMENTDI INDONESIA (Moushawi Almahi).
CV. Amerta Media.
Bokhari, S. A. A., & Myeong, S. (2023). The Influence of Artificial Intelligence on E-
Governance and Cybersecurity in Smart Cities: A Stakeholder’s
Perspective. IEEE Access. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2023.3293480
Cho, Y., Oh, J., Kwon, D., Son, S., Yu, S., Park, Y., & Park, Y. (2022). A Secure Three-
Factor Authentication Protocol for E-Governance System Based on Multiserver
Environments. IEEE Access, 10, 74351–74365.
https://doi.org/10.1109/ACCESS.2022.3191419
Dunleavy, P., Margetts, H., Bastow, S., & Tinkler, J. (2006). New public management
is dead - Long live digital-era governance. In Journal of Public Administration
Research and Theory (Vol. 16, Issue 3, pp. 467–494).
https://doi.org/10.1093/jopart/mui057
Flak, L. S., & Rose, J. (2005). Stakeholder Governance: Adapting Stakeholder Theory
to E-Government. Communications of the Association for Information Systems,
16. https://doi.org/10.17705/1cais.01631
Gupta, R. (2016). E-Governance “The tool to ensure the Good-Governance.” Amity
Journal of Media & Communication Studies, 5(3), 201–204.
Heeks, Richard., & University of Manchester. Institute for Development Policy and
Management. (2001). Understanding e-governance for development. Institute for
10
Development Policy and Management.
Irawan Muhammad Nizar Hidayat, B. (2021). E-Government : konsep, esensi dan studi
kasus (Paisal Akbar). Mulawarman University Press.
Linhartova, V. (2022). The Role of E-Government in the Evaluation of the Quality of
Governance in the Countries of the European Union. Croatian and Comparative
Public Administration, 22(2), 267–287. https://doi.org/10.31297/hkju.22.2.4
Madon, S. (2009). E-Governance for Development.
Napitupulu, D. (2020). E-Government: Implementasi, Strategi dan Inovasi (Tonii
Limbong). Yayasan Kita Menulis.
Nasrullah. (2018). Implementasi Electronic Government Dalam Mewujudkan Good
Governance dan Smart City (Studi Kasus: Pemerintah Kota Makassar). 1–8.
Negara, J. A., Ilmu, F., & Dan, S. (2020). Sistem Digital Tata Kelola Pemerintahan
Daerah (Digital Local Government) I Gede Agus Wibawa dan Lilik Antarini.
Public Inspiration: Jurnal Administrasi Publik, 5(1), 57–71.
https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/public-inspiration
Pemerintah Republik Indonesia. (2022). PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIANOMOR 132 TAHUN 2022.
Ridwan, M., Nurhakim, S., Bank, P. T., Pensiunan, T., Kantor, N., & Operasional, P.
(2014). IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DALAM MEWUJUDKAN
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS SISTEM PEMERINTAHAN
MODERN. Jurnal Ilmu Adminstrasi , 11(3), 403–422.
Riesa Sellfia, N., Dayat, U., & Aryani, L. (2021). Inovasi pelayanan publik berbasis E-
Government dalam aplikasi sampurasun purwakarta. Kinerja, 18(4), 2021–2590.
http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/KINERJA
Santap, -, & Mishra, S. (2010). 45 Achieving Good Governance Through E-
Governance: An Empirical Study of Orissa ACHIEVING GOOD GOVERNANCE
THROUGH E-GOVERNANCE: AN EMPIRICAL STUDY OF ORISSA.
www.egov.vic.gov.au/trends-and-issues/e-governance/comparing-E-
Government-vs-e-
11
Silalahi, U. (2018).
Proceeding Seminar Nasional Business, Government, And The Public:
Optimalisasi Government-Business Partnership (GBPS) Di Era Disruptif Dan
Governansi Digital Untuk Mewujudkan Tujuan Nasional Berkelanjutan (U.
Silalahi, B. Talim, & T. S. Herwanto, Eds.). Universitas Katolik Prahyangan.
W’o Okot-Uma, R. (2020). ELECTRONIC GOVERNANCE: Re-inventing Good
Governance.
Xiao, J., Zhang, H., & Han, L. (2023). How digital transformation improve government
performance: The mediating role of partnering agility. IEEE Access.
https://doi.org/10.1109/ACCESS.2023.3284793
12