net/publication/340266618
CITATIONS READS
0 6,828
1 author:
Etin Indrayani
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
17 PUBLICATIONS 89 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Transforming Smart Governance for New Student Admission in Bandung City View project
All content following this page was uploaded by Etin Indrayani on 29 March 2020.
ETIN INDRAYANI
Etin Indrayani
Copyright © 2020 by Etin Indrayani
Diterbitkan oleh:
LPP Balai Insan Cendekia
Jl. Lintas Sumatra Solok-Padang KM. 8 Bukit Kili Koto Baru
Kabupaten Solok – Sumatera Barat
Email : penerbitbic@gmail.com
Website : www.insancendekiamandiri.co.id
: www.adhanmedia.id
ii | E t i n I n d r a y a n i
Prakata
P
uji dan syukur kehadiran Allah SWT, karena
atas petunjuk dan rahmat serta karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan buku ini dengan
judul e-Government (Konsep, Implementasi dan
Perkembangannya di Indonesia). Penyusunan buku ini
dimaksudkan untuk memenuhi keterbatasan literatur yang
terkait dengan pemenuhan sumber rujukan mata kuliah e-
government.
Pemerintahan di seluruh dunia pada saat ini
menghadapi "tekanan" dari berbagai pihak
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan
meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian
informasi bagi masyarakat serta dituntut untuk lebih
efektif. Hal tersebut menyebabkan e-government atau
pemerintahan berbasis elektronik semakin berperan
penting bagi semua pengambil keputusan. Pemerintah
tradisional (Traditional government) yang identik dengan
paper-based administration mulai ditinggalkan.
iv | E t i n I n d r a y a n i
electronic government (e-government) menjadi salah satu
isu kebijakan publik yang terus dikembangkan. Dalam
khazanah international, e-government lebih merujuk
kepada teknologi yang sudah tersedia secara luas di
negara-negara maju, yaitu teknologi internet. Dengan
diterbitkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-government yang diikuti dengan
Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan e-
government Lembaga dari Kementrian Kominfo, maka
sejak saat itu pemerintah Republik Indonesia secara resmi
mulai menerapkan e-government.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis
menyadari bahwa buku yang tersaji ini relatif masih jauh
dari tingkat kesempurnaannya. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat konstruktif selalu terbuka demi
penyempurnaan buku di masa yang akan datang. Disisi lain
terbersit harapan, mudah-mudahan buku ini dapat
bermanfaat dan memberikan sumbangsih terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan.
vi | E t i n I n d r a y a n i
Penutup ........................................................ 381
2 | Etin Indrayani
setiap warga negara dijamin oleh negara. Artinya,
pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan
badan publik dapat dijalankan dengan lebih optimal. UU
KIP telah lama dinantikan. Dahulu, akses masyarakat
terhadap segala macam informasi benar-benar terbatas.
Informasi diberikan hanya jika diminta, semuanya
dianggap sebagai hak institusi dan bersifat rahasia,
kecuali yang dipublikasikan. Sesudah UU KIP disahkan,
informasi pun menjadi hak warga negara. Kini semua
informasi adalah milik publik, kecuali yang dirahasiakan,
dan institusi wajib mempublikasikannya secara proaktif,
bahkan tanpa perlu diminta terlebih dahulu.
UU KIP adalah jalan menuju tata pemerintahan
yang lebih akuntabel dan transparan. Presiden RI
menginstruksikan keterbukaan di banyak kesempatan dan
pidatonya. Mulai dari urusan tes CPNS, pengelolaan zakat,
pengadaan barang dan jasa di institusi pemerintah, hingga
penyaluran bantuan gempa, Presiden tak jarang
mengulang kata “transparan.” Presiden menyadari bahwa
kini masyarakat telah berubah. Masyarakat lebih tahu dan
kritis akan haknya, serta lebih berkemauan untuk
berpartisipasi aktif dalam proses tata kelola
pemerintahan.
Dengan kondisi seperti disebutkan di atas, institusi
publik tidak boleh tidak siap. Banyak hal yang harus
4 | Etin Indrayani
Sejalan dengan hal di atas, Open Government
Indonesia (OGI) hadir sebagai suatu gerakan dari, oleh,
dan untuk masyarakat Indonesia. OGI ada untuk
mendorong terciptanya pemerintahan yang lebih
transparan dan masyarakat yang lebih partisipatif. Dengan
adanya gerakan bersama ini, pelayanan yang bersentuhan
langsung dengan kehidupan sehari-hari, seperti
pendidikan, kesehatan, dan transportasi, diharapkan
dapat menjadi lebih baik. Akuntabilitas anggaran, yang
notabene berasal dari uang rakyat, juga diupayakan agar
menjadi lebih jelas pertanggungjawabannya. Perubahan
itu begitu dekat, sehingga mau tidak mau semua
komponen harus mendukung dan bergabung (OpenGov)
Benih-benih keterbukaan lahir sejak reformasi
politik di tahun 1998. Seluruh elemen masyarakat
menuntut pemerintah untuk menjadi lebih transparan dan
menginginkan agar mereka diikutsertakan sejak proses
perencanaan dan mendapatkan keleluasaan untuk terlibat
dalam mengawasi kerja pemerintah. Semenjak itu, bola
salju keterbukaan terus bergulir. Pemerintah Indonesia
semakin yakin bahwa keterbukaan adalah dasar
pemerintahan yang modern dan merupakan kunci untuk
membuka potensi negara Indonesia di bidang ekonomi,
layanan publik, dan inovasi menuju negara yang progresif,
adil, dan sejahtera.
6 | Etin Indrayani
beragam upaya yang telah dijalankan pemerintah tersebut
sembari menambahkan beberapa terobosan untuk
percepatan upaya pencapaian tujuan pemerintah yang
menganut asas demokratis ini.
Itulah mengapa sejak awal program ini
dikumandangkan, pembangunan kolaborasi yang kuat
antara pemerintah dan masyarakat sengaja diutamakan
melalui pelibatan mereka dalam tim inti OGI. Diyakini
bahwa kolaborasi berbagai pihak dari sejak penyusunan
rencana aksi dan bersama-sama mengawal pelaksanaan
program OGI akan menghasilkan ownership dari
perjuangan mewujudkan hak-hak publik menyangkut
informasi dan layanan publik sebagai milik bersama yaitu
pemerintah dan masyarakat.
Untuk itu, pertemuan perdana antara elemen
pemerintah dengan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang
dilaksanakan tanggal 27 Juli 2011 di Kantor UKP-PPP
menjadi embrio dari terbentuknya tim inti OGI yang
bertanggung jawab merencanakan, menjaring masukan
dari masyarakat, mensosialisasikan, melaksanakan, dan
mengawasi program-program OGI. Dalam rangka
menambah keyakinan bahwa prinsip keterbukaan dan
partisipasi publik yang diperjuangkan OGI bukan
merupakan barang asing bagi pemerintah, sengaja
dilakukan road show ke beberapa daerah seperti
8 | Etin Indrayani
negara. Kerja keras inisiator OGP memberikan hasil yang
menggembirakan karena hanya dalam kurun waktu kurang
lebih 2 tahun, gerakan OGP telah didukung oleh 63 negara
(per Januari 2014) yang mewakili lebih dari 3 milyar
penduduk dunia, dan akan terus bertambah. Negara-
negara yang bermitra dalam OGP ini berkolaborasi
melampaui batas-batas politik dan mendekatkan
hubungan masyarakat dengan pemerintah untuk bersama-
sama menciptakan negara yang lebih baik dengan menjadi
lebih terbuka. Negara yang dicita-citakan OGP adalah
negara yang membawa perbaikan kualitas hidup
masyarakatnya melalui pemerintahan yang terbuka,
bersedia mendengar aspirasi masyarakat, partisipatif, dan
memiliki semangat untuk memperbaiki diri terus-menerus.
Komitmen Pemerintah Indonesia sangat nyata
dengan ditunjukkan bagaimana Presiden RI secara
konsisten menegaskan keseriusan terhadap Open
Government seperti yang disampaikan dalam pidato
kenegaraan di bulan Agustus 2012 dimana Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono berkata: “Perluasan peran dan
partisipasi publik (diperlukan) dalam pembangunan hingga
membuka akses agar publik ikut mengawasi
pembangunan. Inilah esensi Open Government.”
Sementara itu progres gerakan OGI selama tahun
2012 berjalan cukup menggembirakan. Dari sisi
10 | E t i n I n d r a y a n i
bidang kesehatan melalui transparansi Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK). Bahkan dukungan terhadap
terwujudnya transparansi dalam proses pengadaan barang
dan jasa sekalipun melalui pemanfaatan Sistem Online
LPSE juga diupayakan sebagai bagian dari upaya preventif
area yang rawan korupsi tersebut.
Di antara beragam upaya tersebut, program
terobosan juga dilakukan pada tahun 2012 seperti
kompetisi OGI yang diselenggarakan selama bulan April
hingga Juli 2012. Di dalam kompetisi ini, 62 layanan publik
berlomba untuk meningkatkan kualitas layanan publiknya.
Upaya terobosan lain dalam Open Government di
Indonesia termasuk beroperasinya portal satulayanan.net,
yang saat ini telah berisi nyaris 200 modul informasi
layanan dengan 1 juta page view, mulai dari pembuatan
paspor hingga informasi biaya pemasangan listrik.
Selama ini, OGI dikelola dengan penekanan bahwa
OGI adalah sebuah gerakan, bukan semata-mata sebuah
program pemerintah. Pendekatan ini telah membawa
perubahan paradigma. OGI yang semula hanya milik
pemerintah menjadi milik bersama, sikap pemerintah
dalam pemecahan masalah yang semula konservatif
menjadi lebih inovatif, dan sikap masyarakat berubah dari
skeptis menjadi antusias dan partisipatif. Tidak hanya itu,
sejumlah lembaga donor internasional, perusahaan
12 | E t i n I n d r a y a n i
government mengaktualisasikan secara praktis pengertian
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Open government diasosiasikan sangat erat dengan
transparansi karena memang transparansi/keterbukaan
merupakan elemen utama dan menjadi prasyarat untuk
bergerak ke arah partisipasi dan kolaborasi dengan unsur-
unsur masyarakat.
Organisasi sebagai wadah dan sistem kerjasama
antarmanusia mempunyai hubungan timbal balik dengan
lingkungannya. Organisasi pemerintah yang terbuka (open
organization) merupakan salah satu prasyarat untuk
menjadi “High Performance Government Organizations”,
sebagaimana dikemukakan Mark. G. Popovich (1998)
(editor), dalam bukunya berjudul: “Creating High
Performance Government Organizations” (John Wiley &
Sons, Inc, USA). Karakteristik “High Performance
Organizations” yaitu sebagai berikut:
are clear on their mission;
define outcomes an focus on results;
empower employees;
motivate and inspire people to succed;
are flexible and adjust nimbly to new conditions;
are competitive in terms of performance;
restructure work processes to meet customer needs.
14 | E t i n I n d r a y a n i
kebijakan pengungkapan berakhir menjadi ompong dan
tidak efektif.
Untuk alasan ini, gerakan canggih saat ini untuk
Pemerintah Terbuka harus memperluas agenda dan
menjadi gerakan untuk Open Society. Dalam masyarakat
Amerika, ancaman untuk warga secara individu dan
masyarakat umumnya datang sebanyak mungkin lebih dari
pelaku sektor swasta yang kuat dibanding dari
pemerintah. Oleh karena itu, adalah tepat, bahkan
mendesak, bahwa transparansi dan pengungkapan melatih
wawasan mereka pada semua ancaman ini: mereka yang
berasal dari organisasi ekonomi dan kemasyarakatan serta
mereka yang berasal dari pemerintah. Mereka harus
membangun pelajaran sejalan dengan berkembangnya
ketersedian jaringan TIK, aspek sosial untuk menciptakan
responsif, berkembang dan bersemangat dalam platform
transparansi.
18 | E t i n I n d r a y a n i
Sejarah penemuan komputer dan komersialisasi
kembali ke awal 1950-an, tapi itu tidak mempengaruhi
kehidupan sehari-hari individu sampai awal 1980-an
dengan penyebaran komputer pribadi. Inovasi teknis yang
cepat, difusi macam komputer pribadi, dan kemajuan
teknologi komunikasi yang dipromosikan yang
menyebabkan luasnya difusi dari ledakan Internet. Hasil
perubahan tersebut yang saat ini sedang kita lihat.
Dari sudut pandang teknologi, revolusi informasi
adalah satu hal. Berikut perubahan ekonomi dan sosial
yang disebabkan oleh inovasi teknologi informasi sebagai
evolusi adalah hal lain. Isi utama dari revolusi informasi
tidak dalam pengembangan dan keberadaan diri dari
sistem komputer di setiap tubuh masyarakat, tetapi dalam
sistem ekonomi dan sosial dan atau perubahan hubungan
antara anggota di mana sistem komputer yang diterapkan.
Sebuah masyarakat yang berubah, sebagai hasil
dari difusi dengan aplikasi komputer dan teknologi
komunikasi, disebut masyarakat informasi. Konten
sebenarnya revolusi informasi yang proses transformasi,
penampilan masyarakat informasi, dan pengaruh di
berbagai bidang. Ini adalah cara yang tepat untuk
memahami revolusi informasi, mengamati proses
perubahan ke masyarakat informasi dan pengembangan
teknologi bersama dengan e-government.
20 | E t i n I n d r a y a n i
Mata revolusi teknologi informasi adalah internet.
Dilihat dari sudut ini, revolusi informasi disebut revolusi
Internet. Internet mempengaruhi setiap aspek masyarakat
termasuk bisnis dan pelayanan publik. Munculnya
pelayanan pemerintah kepada masyarakat bisnis dan
global sedang dibentuk ulang oleh Internet. Internet juga
menciptakan peluang baru di wilayah politik seperti
pemilu Internet untuk mengumpulkan opini publik,
kampanye pemilu, dan partisipasi dalam proses
pembuatan kebijakan menggunakan internet. Sebagai
sarana untuk demokrasi langsung, Internet memainkan
peranan utama dalam kehidupan sehari-hari.
22 | E t i n I n d r a y a n i
e-Government: Konsep Baru dari Administrasi Publik
Negara-negara maju saat ini sedang melakukan
strategi aktif untuk pemerintah yang berorientasi pada
pelanggan melalui pemanfaatan era Internet untuk
mempertahankan posisi negara-negara terkemuka di abad
ke-21. Sebuah model untuk memeriksa hal tersebut adalah
di Amerika Serikat yang pada 1993 sebuah laporan
berjudul, Laporan Gore Pada Reinventing Government,
Membuat Pemerintah Itu Bekerja Lebih Baik dan Lebih
Hemat, diusulkan untuk menghilangkan birokrasi usang
dan berinovasi dimana semua proses pelayanan publik
untuk memuaskan masyarakat. Idenya telah ditandai
dengan lahirnya New Public Management (NPM),
menekankan kinerja berorientasi hasil di sektor publik.
Idenya juga telah dikembangkan berdasarkan sudut
pandang bahwa persaingan pasar dan privatisasi
meningkatkan respon pemerintah dan efisiensi,
memberikan alasan untuk model bisnis di sektor publik.
Dalam model NPM warga diperlakukan sebagai
pelanggan dan lembaga pemerintah diharapkan menjadi
lebih inovatif dan berorientasi bisnis. Sebagai sarana
untuk memenuhi usulan bahwa laporan yang
memperkenalkan konsep "Pemerintah Elektronik".
Sebagaimana bank mengembangkan konsep "Electronic
Banking" untuk memberikan pelayanan yang lebih nyaman
24 | E t i n I n d r a y a n i
pemerintah. Potensi teknologi baru dalam mengubah cara
pemerintah beroperasi semakin diakui. Penggunaan
teknologi informasi (TI) oleh pemerintah sekarang lebih
mapan, menjadi bagian integral dari bagaimana
pemerintah melakukan bisnis. Dari hari-hari awal tugas
pengolahan massa di daerah seperti mengumpulkan
statistik nasional, penggunaan TI oleh pemerintah telah
melebar untuk mencakup berbagai teknologi dan aplikasi.
Memotong TI di semua sektor pemerintahan untuk
membawa efisiensi dan kesempatan yang lebih besar dari
semua layanan kesejahteraan sosial untuk tenaga kerja
dan perdagangan, dan dari partisipasi masyarakat menuju
demokrasi. Sebuah visi yang jelas, didorong oleh
penggunaan dari Internet yang lebih berkembang
menunjukkan bahwa hal itu bisa memberikan Korea
keunggulan kompetitif utama dalam ekonomi global.
Hal ini juga menunjukkan bagaimana e-government
dapat meningkatkan produktivitas nasional. Karena itu
mengartikulasikan tiga tujuan tertentu. Pertama adalah
untuk meningkatkan efektivitas individu dengan
mengurangi kelebihan beban administrasi. Ini melibatkan
penyiapan satu jendela ke sumber daya pemerintah
didistribusikan sehingga, misalnya, anggota masyarakat
dapat memperbarui paspor dengan satu perjalanan ke
kantor pemerintah daripada harus mengunjungi beberapa
26 | E t i n I n d r a y a n i
daya manusia, dan melaksanakan reformasi hukum. Hal ini
juga melibatkan fine-tuning standar untuk e-bisnis,
memperluas dan meningkatkan transaksi elektronik dan
menciptakan pasar online yang aman. Akhirnya, e-
government harus membantu dengan proses pemerintah
sendiri. Administrasi dengan peningkatan produktivitas,
transparansi dan demokrasi tuntutan publik. Tuntutan ini
akan puas dengan pemerintahan yang paperless,
meningkatkan produktivitas, dan efisiensi dalam
pelayanan publik yang kembali alur kerja untuk
mengambil keuntungan dari teknologi.
Inti dari e-government adalah untuk mengubah
administrasi publik untuk berinovasi hubungan internal
dan eksternal dengan bantuan teknologi elektronik. Hal ini
menyebabkan titik paling penting: tanpa melupakan fakta
bahwa penekanan dalam e-government harus pada
'pemerintah' dan bukan pada 'e' (OECD, 2003). Setelah
titik ini, masalah e-government ditempatkan dalam
konteks reformasi manajemen publik nasional dan inisiatif
pemerintahan yang baik. Ingat bahwa inisiatif e-
government pada awalnya dilakukan di bawah
kepemimpinan mantan Wakil Presiden AS Al Gore yang
mencoba untuk menemukan kembali pemerintah melalui
aplikasi teknologi informasi.
28 | E t i n I n d r a y a n i
Visi untuk e-Government
Difusi cepat dari aplikasi internet menyebabkan
perubahan besar dalam cara operasi pemerintah dan
harapan warga. Proses kerja internal dan harapan warga
dengan berbagai tingkat pemerintahan menjadi lebih
tergantung pada teknologi informasi dan komunikasi
membentuk e-government. Konsep 'e-government'
dibentuk pada awal 1990-an, menggabungkan dua kata
yang sangat heterogen. Salah satunya adalah terminologi
yang sangat teknis dan yang lainnya adalah salah satu
yang sangat populer dalam sejarah panjang sistem
pemerintahan. Sedangkan istilah baru tidak mudah
diterima, terdengar eksotis di awal diperkenalkan segera
menjadi tujuan menarik dari sebagian besar negara
mencoba untuk mengubah pemerintah ke dalam struktur
modern dan inovatif.
Pada beberapa kasus, kegiatan e-government,
masing-masing negara berfokus pada prioritas tergantung
pada tingkat perkembangan ekonomi dan sosial serta
kemampuan teknologi. OECD mendefinisikan e-
government sebagai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi (IT), khususnya, internet sebagai alat untuk
mencapai pemerintahan yang lebih baik (OECD, 2003).
PBB mengambil peristilahan itu sebagai pemanfaatan
30 | E t i n I n d r a y a n i
untuk berbagai sektor termasuk warga, kendaraan, dan
tanah memberikan kesempatan untuk berbagi sumber
daya informasi di seluruh badan pemerintah. Perubahan
ini akan meningkatkan efisiensi operasi pemerintah dan
kualitas layanan bagi warga negara. Ada beberapa elemen
yang merupakan visi e-government di negara yang telah
maju, efisien, pemerintah dan internet akses transparan
ke layanan pemerintah. Pertama, dalam mengoperasikan
PC dilengkapi secara individual, setiap PNS di daerah serta
pemerintah pusat mendorong komunikasi satu sama lain
untuk menghasilkan kepentingan bersama.
Berbagi informasi administrasi meningkatkan
pertukaran dokumen elektronik mengurangi dokumen
untuk melengkapi bisnis. PC individu terhubung ke
jaringan administrasi kecepatan tinggi meliputi kompleks
pemerintah pusat ke kantor lokal tingkat terendah, yang
jumlahnya sekitar 3.700 di seluruh negeri. Kedua, warga
negara dan perusahaan mendapatkan akses ke pemerintah
melalui jendela tunggal (portal pemerintah), yang
mewakili berbagai fungsi pelayanan pemerintah dan
sumber informasi.
Portal pemerintah telah direstrukturisasi sedemikian
rupa bahwa orang dapat menikmati berbagai layanan
pemerintah secara elektronik tanpa mengunjungi kantor-
kantor pemerintah sesering sebelumnya. Misalnya, orang
32 | E t i n I n d r a y a n i
Munculnya Tahapan e-Government
Istilah e-government sekarang banyak digunakan
untuk menggambarkan aplikasi TI, khususnya internet
untuk mendukung proses administrasi dalam rangka
efisiensi, transparan, dan disederhanakan. Upaya untuk
mengubah proses publik untuk meningkatkan pelayanan
publik dengan aplikasi TI yang lebih tua dari ledakan
Internet dan munculnya konsep e-government. Sementara
konsep e-government diciptakan dan dipercepat untuk
meredakan berbagai bidang pemerintahan bersama
dengan pengenalan teknologi internet pada pertengahan
1990-an, itu pada awal pertengahan tahun 1980 bahwa
isu-isu di sektor publik telah populer dibahas dalam
konteks mengubah administrasi cara dioperasikan dan
layanan yang disampaikan.
Pada akhir 1990-an pemimpin pemerintahan
banyak yang berorientasi pada ide inovasi melalui e-
government dan mendorong penggunaan internet untuk
meningkatkan akses ke informasi dan layanan pemerintah.
Dengan model evolusi e-government yang bisa membuat
perkiraan dari tingkat perkembangan e-government
masing-masing negara dan bisa mengatur garis panduan
untuk menetapkan tujuan dan arah e-government. Untuk
mencapai tujuan tersebut model evolusi e-government
34 | E t i n I n d r a y a n i
resmi, menghubungkan kementerian dan departemen.
Beberapa informasi yang diarsipkan seperti pesan oleh
departemen kepala mungkin tersedia. Kebanyakan
informasi tetap statis dengan beberapa pilihan bagi
warga. Pada tahap kedua, pemerintah memberikan
sumber kebijakan publik dan pemerintahan yang lebih
besar dari informasi saat ini dan mencapai seperti
kebijakan, hukum dan peraturan. Pengguna dapat mencari
informasi dan dokumen dengan bantuan bantuan fitur
seperti peta situs. Pada tahap ketiga (interaktif) layanan
online pemerintah memasuki modus interaktif dengan
akses ke bentuk untuk aplikasi dan pembaharuan. Situs ini
diperbarui dengan keteraturan yang lebih besar untuk
menyimpan informasi saat ini dan up to date untuk publik.
Tahap keempat (Transactional) memungkinkan interaksi
antara warga dan pejabat pemerintah. Ini termasuk
pilihan untuk bermain pajak, menerapkan untuk kartu ID,
dan paspor. Warga mampu membayar layanan publik yang
relevan. Penyedia barang dan jasa dapat mengajukan
penawaran melalui link aman. Tahap kelima (Networked)
merupakan tingkat yang paling canggih dalam inisiatif e-
government.
Hal ini dapat ditandai dengan integrasi G2G,
interaksi G2C. Pemerintah mendorong partisipasi
pengambilan keputusan musyawarah dan bersedia untuk
36 | E t i n I n d r a y a n i
berpikir tentang bagaimana warga negara dan bisnis
akan menggunakan informasi tersebut;
3. Tahap ketiga, Transaksi, termasuk kemampuan
pengguna untuk memasukkan informasi aman dan
terlibat dalam transaksi dengan organisasi. Jasa
pengiriman di tahap ini membutuhkan real time respon
oleh instansi pemerintah dengan tuntutan layanan
warga dan bisnis. Instansi harus berpikir tentang
standar layanan online, keamanan dan perlindungan
privasi, proses back-office dan hubungan antar
lembaga; dan
4. Tahap keempat, berbagi data, mengembangkan
kemampuan lembaga untuk berbagi dengan organisasi
lain berbagai informasi dalam proses melaksanakan
misi. Berbagi data yang berisi informasi pribadi akan
memerlukan persetujuan oleh hukum atau persetujuan
individu sebelumnya. Berbagi data membuat
penyederhanaan signifikan dalam administrasi publik
dan mengurangi beban yang dilakukan oleh warga
ketika mereka mendaftar untuk layanan pemerintah.
Berbagi data merupakan prasyarat untuk integrasi
kelancaran proses, sehingga memberikan peluang untuk
inovasi proses untuk efisiensi internal dan layanan
pengiriman ke warga. Masalah ini akan dibahas secara
rinci pada bagian berikutnya.
38 | E t i n I n d r a y a n i
berinteraksi dengan pemerintah. Bukan hanya
mendapatkan atau bertukar informasi, pengguna
lengkap transaksi multi-langkah dalam tahap ini;
3. Tahap ketiga, Pemerintah Terpadu, merupakan tingkat
baru pembangunan di mana kompleksitas dalam
pemerintahan ditata kembali. Integrasi internal adalah
ciri khas dari tahap ini. Integrasi umumnya terjadi
pada kelompok departemen dengan kebutuhan umum
atau set layanan yang sama; dan
4. Tahap keempat, Pemerintah On-demand tidak
seperti tiga tahap pertama secara signifikan. Berikut fokus
bergeser internal ke eksternal. Sebuah Pemerintah On-
demand adalah salah satu yang proses bisnis yang
mengintegrasikan end-to-end tidak hanya di seluruh
perusahaan, tetapi juga di luar perusahaan dengan mitra
kunci, menunjukkan pentingnya konsep-konsep baru,
manajemen sumber daya informasi (IRM), dan arsitektur
enterprise (EA ) sebagai alat untuk IRM. Hasilnya adalah
kemampuan untuk respon yang fleksibel dan cepat belum
pernah terjadi sebelumnya untuk mengubah permintaan
pelanggan, atau peluang.
Tiga cara yang berbeda untuk mendefinisikan
proses evolusi e-government telah ditinjau, masing-
masing mengambil aplikasi TI dari perspektif yang
berbeda. PBB mengikhtisarkan bagaimana pemerintah
40 | E t i n I n d r a y a n i
dokumen elektronik, membangun jaringan informasi
administrasi, aplikasi layanan online, dan pemberian
layanan. Komponen-komponen ini ditunjukkan pada visi e-
government. Komponen inti dapat dikurangi ke berbagi
informasi dan Portal pemerintah. Berbagi informasi
memungkinkan proses administrasi untuk diintegrasikan,
sehingga pemerintah muncul sebagai satu kesatuan.
Warga dapat mengurangi jumlah perjalanan ke kantor-
kantor pemerintah serta sejumlah dokumen verifikasi
untuk menyerahkan saat melamar layanan tertentu. Portal
pemerintah adalah satu jendela yang memungkinkan
layanan pemerintah yang akan disajikan secara sistematis
mengikuti jenis tertentu urutan seperti peristiwa
kehidupan manusia dan bisnis.
Berbagi informasi merupakan elemen penting
dalam implementasi e-government, memungkinkan
reengineering dan integrasi proses bisnis pemerintah.
Sejak tahap awal implementasi e-government, berbagi di
pemerintah informasi telah lama dianggap sebagai yang
paling penting unsur yang mengarah ke e-governmen. Ide
dasar dari berbagi informasi adalah untuk menyimpan
informasi. Sebagai contoh, mengakui pentingnya berbagi
dalam melaksanakan inisiatif e-government informasi,
Korea telah berpartisipasi dalam proyek e-government,
GOL (Pemerintah On Line) sejak tahun 1996, dengan fokus
42 | E t i n I n d r a y a n i
Ini berarti bahwa semua data yang digunakan oleh
pemerintah harus dikelola sebagai satu kesatuan yang
koheren, dalam hal definisi, penggunaan, keamanan,
pembuangan, dan desain sistem. Namun, ini tidak berarti
bahwa data harus disimpan secara fisik bersama-sama,
atau berada dibawah kepengurusan satu kesatuan. Jika
salah satu menemukan sebuah pemerintah yang efisien
dan cacat dari awal itu akan tidak mungkin untuk
kotakkan fungsi pemerintah, sistem, proses, dan data
dalam cara yang mereka sedang diselenggarakan. Inisiatif
e-pemerintah mencoba untuk insinyur ulang proses dan
sistem saat ini untuk memaksimalkan efisiensi.
Informasi adalah sumber daya penting untuk
manajemen yang efisien dari pemerintah. Hal ini sering
terjadi bahwa informasi tentang identifikasi warga negara
diperlukan oleh beberapa lembaga, misalnya untuk tujuan
perpajakan dan pembaruan SIM. Pemerintah bisa lebih
efisien jika informasi itu diadakan di satu tempat sehingga
lebih cenderung up-to-date dan benar. Ini akan menjadi
kurang dari beban warga dan bisnis jika, ketika
berinteraksi dengan departemen baru untuk layanan
tertentu, mereka hanya harus memberikan informasi
tambahan atau mengkonfirmasi apakah informasi yang
telah diadakan benar. Peningkatan pengelolaan data akan
menyebabkan pemerintah yang lebih efektif sebagai
44 | E t i n I n d r a y a n i
Model e-Government
46 | E t i n I n d r a y a n i
pembangunan pelayanan publik untuk membantu
lembaga mengidentifikasi apakah sebuah proyek e-
government akan berhasil atau tidak. Contohnya
adalah "Capacity Assessment Toolkit" (2006) yang
merupakan model yang menentukan apakah sebuah
proyek e-government akan berhasil dengan memeriksa
kemampuan melalui 180 indikator; dan
3. Model Evolusi Kematangan E-government: model-
model ini fokus pada evolusi langkah-langkah
berurutan dalam pemanfaatan e-government,
misalnya dari belum matang menjadi lebih matang di
dalam pemanfaatan e-government dengan
peningkatan kualitas. Dari perspektif akademis, model
kematangan paling terkenal adalah - misalnya - Layne
dan Lee (2001) model dan Andersen dan Henriksen
(2006) dan lain-lain.
Berikut deskripsi akan difokuskan pada kategori
ketiga yang merupakan evolusi model kematangan e-
government. Tujuannya adalah untuk mengkaji semua
model kematangan yang ada disediakan dalam literatur
terkait dengan kategori ini dan mencari tahu kesamaan,
perbedaan, kelemahan dan kekuatannya. Output tersebut
akan berguna dalam membangun model kematangan baru
yang berhubungan dengan portal e-government.
48 | E t i n I n d r a y a n i
Model Kematangan Lima Tahap Hiller Dan ASPA (Hiller’s
And ASPA’s Five-Stage Model , 2000)
Argumentasi dari tujuan dari implementasi e-
government adalah untuk menyediakan pelayanan publik
berbasis web, Hiller (2001) telah mengusulkan suatu
model e-government yang terdiri dari lima tahap berikut :
1) Menghadirkan website instansi (Emerging Web
Presence). Ini merupakan tingkat Persiapan berupa
pembuatan situs web sebagai media informasi dan
komunikasi pada setiap lembaga serta sosialisasi situs
web untuk internal dan publik;
2) Meningkatkan fitur dari website yang dikembangkan
(Enhanced Web Presence);
3) Kehadiran website sudah pada tahap interaktif
(Interactive Web Presence). merupakan tingkat
Pematangan yang berupa pembuatan situs web
informasi publik yang bersifat interaktif dan pembuatan
antar muka keterhubungan dengan lembaga lain;
4) Kehadiran website sudah pada tahap dilengkapi dengan
fitur transaksi (Transactional Web Presence). tingkat
Pemantapan yang berisi pembuatan situs web yang
bersifat transaksi pelayanan publik dan pembuatan
interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga
lain; dan
50 | E t i n I n d r a y a n i
Model Enam Tahap Deloitte (Deloitte’s Six-Stage Model,
2001)
Keyakinan bahwa tujuan e-government adalah
untuk melayani masyarakat sebagai pelanggan dan untuk
membangun hubungan jangka panjang dengan masyarakat
atau warga negara. Model ini digunakan di negara berikut:
Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Amerika
Serikat. Para penulis menyimpulkan bahwa mayoritas
pemerintah setidaknya dalam tahap 1. Deloitte (2001)
mengusulkan model enam tahap yang digambarkan
sebagai berikut :
1) Diseminasi/publikasi informasi (Information
Publishing/Dissemination). Situs web pada tahap ini
berfungsi sebagai cara statis untuk memberikan
informasi;
2) Transaksi dua arah yang resmi (“Official” two-way
transaction). Tahap ini memiliki transaksi dan
pertukaran informasi antara warga dan lembaga
pemerintah;
3) Portal serba guna (Multi-purpose portals). E-portal
pada tahap ini adalah satu titik masuk untuk
memberikan layanan kepada warga;
4) Personalisasi Portal (Portal personalization). Pada
tahap ini, e-portal dapat dipersonalisasi sesuai dengan
kebutuhan warga negara;
52 | E t i n I n d r a y a n i
pemerintah melalui situs yang dikebangkan oleh
pemerintah/pemerintah daerah;
3) Pada tahap ketiga adalah Integrasi Vertikal (Vertical
integration), dimana pada tahap ini ruang lingkup
integrasi dengan sistem yang lebih tinggi yang memiliki
kesamaan atau kemiripan fungsi dan wilayah hukum;
dan
4) Pada tahap keempat merupakan Integrasi Horizontal
(Horizontal integration). Sistem pada tahap ini
diintegrasikan ke berbagai ragam kewenangan dan
wilayah hukum pemerintahan. Portal yang
dikembangkan untuk melayani masyarakat sudah satu
pintu (One stop Shops for citizen).
54 | E t i n I n d r a y a n i
forum dan voting dilaksanakan secara online. Aktivitas
fokus pada hal yang berkaitan dengan politik.
56 | E t i n I n d r a y a n i
demokrasi adalah tahap penting dalam mencapai visi e-
government. Pada tahap e-demokrasi, warga dan bisnis
secara bertahap akan mengubah cara mereka berinteraksi
dengan pemerintah. Menjadi lebih mudah bagi mereka
untuk mengekspresikan pendapat mereka, dan mereka
secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan politik, seperti
jajak pendapat online, survei, forum diskusi, dan
pertemuan secara elektronik (e-meeting).
Beberapa negara maju maupun yang sedang
berkembang melaksanakan pengembangan e-government
sesuai dengan karakteristik negara masing-masing. Jarang
ditemukan negara-negara tersebut melaksanakan tahapan
yang sama. Penelitian Parayno (1999) di Philipina dan
Kang (2000) menunjukkan bahwa ada negara yang
mendahulukan perdagangan (custom) dan e-procurement,
ada negara yang memprioritaskan pelayanan pendidikan,
ada yang mendahulukan sektor kesehatan, dan ada pula
yang mengutamakan kerjasama regional.
Menurut penelitian Wescot (2001), dari berbagai
langkah dan strategi yang dilaksanakan oleh negara-
negara tersebut, secara umum tahapan pelaksanaan e-
government yang pada umumnya dipilih, antara lain
sebagai berikut: (a) Membangun sistem email dan
jaringan; (b) Meningkatkan kemampuan organisasi dan
publik dalam mengakses informasi; (c) Menciptakan
58 | E t i n I n d r a y a n i
tata nilai dan informasi dengan pihak pemerintah.
Pertukaran value yang dimaksud bukan hanya tata nilai
dan budaya, tapi juga secara nyata memulai terjadinya
transaksi elektronis, seperti transfer dana antar rekening
bank melalui ATM dan Internet sebagai bagian proses
pelayanan publik.
Menyiapkan sebuah portal sebagai ujung tombak
pelaksanaan e-government diperlukan untuk
mengintegrasikan informasi dan jenis pelayanan dari
berbagai organisasi pemerintah sehingga dapat membantu
masyarakat dan stakeholder lainnya dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. Portal ini sebisa mungkin haruslah
dapat membimbing segenap lapisan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan mereka dalam menjelajah dunia
informasi baik ditingkat pusat, provinsi ataupun
kabupaten/kota.
Portal yang baik biasanya menambahkan links
kepada website lainnya dalam menyempurnakan
pelayanan kepada masyarakat, menyediakan box untuk
keluhan dan umpan balik, dan tentu saja juga di update
secara berkala. Beberapa konsep e-government di
berbagai negara telah memasukkan tahapan demokrasi
digital yang memungkinkan partisipasi masyarakat serta
sistem penghitungan suara dilaksanakan melalui perangkat
telematika seperti pemilihan wakil rakyat, pemilihan
60 | E t i n I n d r a y a n i
yang efisien dalam struktur pemerintahan dan sektor
individu. Model belum matang dalam masyarakat sipil,
dengan konsekuensi yang sangat rendah keikutsertaan
warga dalam keputusan kebijakan.
Kedua, model manajemen informasi adalah
hubungan antara pemerintah dan warga dalam hal
pelayanan publik elektronik. Namun, masih terdapat input
yang tidak signifikan terhadap keputusan kebijakan,
karena partisipasi warga negara dalam masyarakat sipil
telah melemah.
Ketiga, model partisipasi warga memiliki
keterlibatan warga yang positif dan kuat dalam keputusan
kebijakan melalui interaksi dua arah. Model mencoba
untuk menekankan demokrasi dan transparansi dengan
menggunakan teknologi informasi. Namun, ada banyak
layanan yang tersedia melalui aplikasi internet atau
teknologi informasi. Dalam model ini, tingkat masyarakat
sipil telah matang.
Keempat, model tata kelola menjelaskan bahwa
berbagai kelompok sipil dan warga negara secara aktif
berpartisipasi dalam semua proses pengambilan keputusan
kebijakan dan mengekspresikan pendapat mereka melalui
Internet. Semua kegiatan politik dan administrasi memiliki
tempat di bidang e-government. Tentu saja, proses yang
demokratis dan transparan yang kuat telah ditekankan.
62 | E t i n I n d r a y a n i
dalam model partisipasi masyarakat dan model
pemerintahan. Model ini dan asumsi perlu menjalani
pemeriksaan lebih lanjut melalui studi empiris
internasionalEmpat model disajikan pada Tabel 3.1
berikut. Dalam model, harus dipahami bahwa evolusi
model e-government sangat terkait dengan tingkat variasi
dan kematangan masyarakat sipil.
Proses masyarakat itu sendiri, sebagai lingkungan
yang sangat penting dari proses pemerintahan, tidak bisa
dihindari. Selain itu, tingkat masyarakat sipil telah
mengubah tiga hubungan antara pemerintah, bisnis, dan
warga negara. Harus diakui bahwa tingkat masyarakat sipil
telah memainkan peran penting dalam pengembangan
sistem pemerintahan yang lebih demokratis dan
transparan. Tentu ini berlaku untuk evolusi e-government.
Hal ini juga terkait dengan ideologi administrasi mulai dari
efisiensi untuk demokrasi, yang secara alami memerlukan
pemeriksaan bagaimana kebijakan utama e-government
telah merespon perubahan pembangunan masyarakat.
64 | E t i n I n d r a y a n i
Gambar 2. Hubungan antara Bisnis, Pemerintah dan
Warga Negara.
Pemerintah-ke-pemerintahan: Sebagai
masyarakat menjadi lebih bervariasi dan kompleks, peran
pemerintah juga telah berubah. Kerja antar pemerintah
dan koordinasi kebijakan ditekankan. Berbagi informasi
antar kementerian dan lembaga antar pemerintah
merupakan kunci yang sangat penting untuk
mengkoordinasikan kebijakan dan proyek. Hubungan
antara pemerintah menekankan koordinasi dan kolaborasi
bukan pada perebutan kekuasaan dengan kementerian
lainnya. Hal ini juga mengurangi biaya transaksi dan
meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam proses
administrasi. Oleh karena itu, jelas memberikan
kontribusi untuk peningkatan produktivitas administrasi
dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
66 | E t i n I n d r a y a n i
pendidikan tinggi dan media massa canggih, kapasitas
warga ditingkatkan dan dikembangkan, yang
meningkatkan tingkat partisipasi warga
68 | E t i n I n d r a y a n i
7. Pemerintah ke organisasi nirlaba (G2N): Pemerintah
menyediakan informasi bagi organisasi nirlaba,
partai politik, atau organisasi sosial; dan
8. Organisasi nirlaba ke pemerintah (N2G):
Memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi
antara pemerintah dan organisasi nirlaba, partai
politik dan organisasi sosial.
Jika Model e-government berdasarkan jenis interaksi
antar stakeholder tersebut digambarkan maka model
interaksinya sebagai berikut :
70 | E t i n I n d r a y a n i
mempersiapkan kuota haji dan bentuk pelayanan
perjalanan yang sesuai;
Bagi masyarakat yang memiliki keahlian tertentu dan
berniat untuk mencari pekerjaan di luar negeri
(menjadi Tenaga Kerja Indonesia), maka yang
bersangkutan dapat dengan mudah mendaftarkan diri
dari warnet (warung internet) terdekat ke Departemen
Tenaga Kerja secara gratis); dan lain sebagainya.
72 | E t i n I n d r a y a n i
perusahaan, dan lain-lain) dalam melakukan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses-proses
politik, mekanisme hubungan sosial dan budaya, dan lain
sebagainya. Berbagai penerapan e-government bertipe G-
to-G ini yang telah dikenal luas antara lain: Hubungan
administrasi antara kantor-kantor pemerintah setempat
dengan sejumlah kedutaan-kedutaan besar atau konsulat
jenderal untuk membantu penyediaan data dan informasi
akurat yang dibutuhkan oleh para warga negara asing yang
sedang berada di tanah air.
74 | E t i n I n d r a y a n i
Manfaat e-Government bagi
Stakeholder
76 | E t i n I n d r a y a n i
industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan
efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;
Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka
penerapan konsep Good Corporate Governance.
Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi,
relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah
maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas
sehari-hari;
Memberikan peluang bagi pemerintah untuk
mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui
interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang
dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai
permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai
perubahan global dan trend yang ada; dan
Pemberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain
sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan
berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
Departemen/lembaga pemerintah yang
menerapkan e-government mungkin dapat mengumpulkan
lebih banyak pajak, mencegah penipuan, mengurangi
biaya dan mampu mengatasinya dengan pertumbuhan
transaksi. Dengan mengotomatisasi pekerjaan
78 | E t i n I n d r a y a n i
dan diperoleh dari kantor, rumah tanpa harus secara fisik
harus datang ke kantor pemerintah.
80 | E t i n I n d r a y a n i
Adanya e-government diharapkan pelaksaan
pemerintah akan berjalan lebih efisien karena koordinasi
pemerintah dapat dilakukan melalui pemanfaatan
teknologi informasi. Untuk dapat mengembangkan e-
Government dengan baik diperlukan front office dan back
office yang mampu memberikan layanan pada masyarakat
di setiap kantor pemerintah. Selanjutnya akan
memberikan value, seperti: penyederhanaan pelayanan,
menghilangkan lapisan-lapisan pelayanan, memungkinkan
semua warga negara memperoleh informasi dan pelayanan
lebih mudah, meringkas transaksi melalui integrasi sistem
pemerintahan dan aliran operasional sistem pemerintahan
dapat dilakukan lebih cepat. Meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat, memperbaiki proses
keterbukaan dan akuntabilitas di lingkungan
pemerintahan, mereduksi biaya transaksi, terjadi
komunikasi dan interaksi pada proses pemerintahan dan
menciptakan masyarakat berbasis komunitas informasi
yang lebih berkualitas. Pemerintah tidak tertutup dengan
warga negara karena tersedianya akses informasi,
pelayanan yang modern, antar lembaga pemerintah dapat
berkomunikasi dan kerja lebih efisien dan efektif serta
memungkinkan meningkatkan pendapatan dari pajak.
Berikut digambarkan beberapa manfaat e-
Government yang berasal dari studi dan kajian yang
82 | E t i n I n d r a y a n i
pengalaman menggunakan layanan yang disampaikan
secara manual dan komputerisasi untuk setiap layanan.
Hasil studi menunjukkan bahwa keadaan buruk
dari pelayanan dalam sistem manual yang ada di semua
tiga jenis proyek. Pengguna perlu membuat rata-rata 3-4
perjalanan ke kantor-kantor pemerintah (hingga delapan
perjalanan dalam beberapa kasus), menunggu selama dua
jam atau lebih (hingga enam jam dalam beberapa kasus)
di setiap perjalanan dan membayar sering suap (20- 50
persen dari seluruh transaksi) untuk mendapatkan
layanan. Bahkan dalam layanan sederhana, seperti isu
salinan catatan tanah, waktu (pengajuan aplikasi untuk
penerimaan dokumen) rata-rata lima hari. Untuk
pendaftaran properti dan lismudinsi mengen, rata-rata
waktu (lebih dari 12 negara) adalah masing-masing 33 dan
23 hari. Di beberapa negara, waktu bisa sampai mencapai
2-3 bulan.
Kebutuhan untuk mereformasi sistem penyampaian
layanan diragukan lagi. Pertanyaannya adalah apakah e-
government dapat membantu membuat sistem layanan
yang lebih ramah kepada masyarakat. Tabel 4.2 berikut
menyajikan perbandingan rata-rata jumlah perjalanan
yang dibuat oleh pengguna di negara-negara yang berbeda
untuk memperoleh layanan yang berbeda dalam sistem
manual dan sistem komputerisasi. Warga dikenakan biaya
84 | E t i n I n d r a y a n i
Jumlah Hari yang Jumlah Hari
dibutuhkan untuk yang dibutuhkan
Jenis Aplika- proses pelayanan untuk proses
Negara si e- (Sebelum Meng- pelayanan
Government gunkan aplikasi (Sesudah Meng-
e-Government) gunakan aplikasi
e-Government)
Brazil 29 dokumen Beberapa hari 20–30 menit per
pendaftaran dokumen, 1 hari
pada perizinan
Bisnis
Chile Pajak online 25 hari 12 Jam
China Aplikasi 2–3 bulan pada 10–15 hari bagi
online bagi pe-rizinan bisnis, perizinan bisnis,
32 layanan Be-berapa kali beberapa detik
bisnis kun-jungan ke bagi pengarsipan
beberapa kantor rutin pada
untuk pen- perusahaan
dokumentasian/ar
sip
India—11 Pendaftaran 33 hari 13 hari
Negara properti
Bagian
India—5 Mutasi 73 hari 40 hari
Negara pencatatan
Bagian tanah
India—12 Issue lisensi 23 hari 15 hari
Negara mengemudi
Bagian
India Pendaftaran 15 hari 1–5 hari
perusahaan
baru
Gujarat, Interstate 30 menit 2 menit
India check-posts
for trucks
Jamaica Pabean/bea 2–3 hari melalui 3–4 Jam
cukai online calo untuk proses
86 | E t i n I n d r a y a n i
dan Haryana membutuhkan 3-4 perjalanan bahkan setelah
komputerisasi. Dalam edisi manual SIM di sembilan (dari
12) menyatakan, hampir tiga perjalanan yang diperlukan
untuk mendapatkan layanan. Di Haryana, tujuh perjalanan
yang diperlukan untuk mendapatkan layanan. Dengan
komputerisasi, satu kurang perjalanan perlu dibuat. Di
delapan negara, pekerjaan dapat diselesaikan dalam dua
perjalanan sementara di tiga negara, perlu hampir tiga
perjalanan.
Studi ini menunjukkan bahwa hampir dalam kondisi
apapun, bergerak dari manual ke komputerisasi
pengiriman di kantor departemen, dapat ditebang satu
perjalanan bagi pengguna. Biaya perjalanan kira-kira Rs
20-30. Itu harus mungkin untuk menyelesaikan transaksi
dalam satu perjalanan dalam transportasi dan properti
pendaftaran bahkan ketika dokumen kertas perlu
disampaikan. Jika lengkap layanan pengiriman dokumen,
pembayaran dan pengiriman dokumen (dengan kurir
dalam kasus dokumen kertas/plastik) tidak dibuat tersedia
secara online, lebih, jika diakses dari rumah pengguna,
maka tidak ada perjalanan akan diperlukan.
Secara keseluruhan, di ketiga jenis layanan, telah
ada beberapa perbaikan di berbagai tingkat layanan
indikator yang diukur (lihat Tabel 3.3). Waktu tunggu
telah dikurangi 20-40 persen. Pengurangan waktu berlalu
88 | E t i n I n d r a y a n i
dapat meningkatkan daya saing bangsa dengan
mengurangi biaya pengaturan dan operasi perusahaan.
Biaya mendirikan suatu perusahaan dapat dikurangi
dengan membuat proses pendaftaran usaha, isu berbagai
lisensi dan penyediaan layanan cepat, efisien dan bebas
korupsi. Korupsi menambahkan secara signifikan terhadap
biaya melakukan bisnis dan setiap penurunan korupsi
dapat membuat industri lebih kompetitif. Melalui
penyederhanaan aturan dan prosedur pemerintah dan
dengan meningkatkan transparansi dalam pelaksanaannya,
pemerintah dapat mengurangi beberapa jumlah
ketidakpastian bagi investor.
90 | E t i n I n d r a y a n i
operasi (lihat Kasus 10.1). Bahkan di negara-negara maju,
di mana penetrasi internet yang tinggi, proporsi warga
menggunakan portal untuk layanan rendah ketika aplikasi
yang diluncurkan. Dalam kebanyakan kasus, e-government
menjadi saluran tambahan untuk menawarkan layanan.
Sampai proporsi ini mencapai tingkat ketika ada beberapa
potong kembali jumlah karyawan yang dipekerjakan dalam
memberikan layanan melalui saluran departemen
tradisional atau telepon, akan ada sedikit pengurangan
biaya. Bahkan, awalnya, biaya akan naik karena investasi
dalam mengatur pengiriman elektronik. Di negara-negara
maju, privasi dan masalah keamanan tampaknya akan
memegang warga kembali. Di negara-negara berkembang,
penetrasi internet sangat rendah. Bahkan di daerah
perkotaan, di mana ini adalah tinggi, ada preferensi untuk
menggunakan besar pusat layanan.
92 | E t i n I n d r a y a n i
koreksi. Tentu saja manfaat ini ke agen merupakan
tambahan manfaat bagi pengguna. Pengalaman
menunjukkan bahwa sulit untuk menerapkan SPKT karena
mereka kompleks dan perlu lengkap dalam lingkup mereka
untuk memberikan manfaat nyata. Inland Revenue
Authority of Singapore (IRAS) telah mampu menghemat
biaya kertas dengan terus mendorong wajib pajak lebih
untuk mengajukan secara online (lihat Kasus 10.1).
Strategi lain untuk mengontrol pengeluaran adalah
untuk memperkenalkan kantor paperless di departemen
pemerintah yang besar. Penghematan lebih kuat melalui
perampingan pemerintah belum terjadi, namun karena
perlawanan yang kuat dari serikat terorganisir dari
pegawai pemerintah. Beberapa proyek di Amerika Latin
telah melaporkan penghematan yang luar biasa pada sewa
ruang kantor karena aplikasi e-Government. Di India,
banyak proyek terus memegang catatan kertas (bahkan
mereka yang telah diarsipkan secara digital) karena
hukum yang mengatur arsip yang tidak jelas dan belum
tidak e-ramah. Sistem e-procurement sering dirancang
untuk menghemat biaya total pengadaan. Misalnya,
tabungan telah dilaporkan melalui pengurangan
persyaratan iklan, harga yang lebih rendah dari pengadaan
melalui lebih persaingan dan mengurangi biaya kertas
kerja dalam lembaga pengadaan dan pada akhir pemasok
94 | E t i n I n d r a y a n i
transaksi, orang mungkin akan lebih mudah untuk
menerima. Pengalaman menunjukkan bahwa bahkan
warga miskin di pedesaan bersedia untuk membayar biaya
yang wajar untuk layanan yang berguna. Ada beberapa
contoh, seperti proyek Bhoomi di Karnataka (lihat Kasus
9.1) di mana petani membayar biaya transaksi Rs 15 untuk
menerima salinan ditandatangani hak atas tanah dari kios
online. Pada tahun pertama, 5,5 juta petani telah
dikumpulkan judul, forking keluar hampir Rs 80 juta yang
merupakan setengah biaya keseluruhan proyek.
96 | E t i n I n d r a y a n i
tulis, biaya lain seperti pembentukan dan biaya
komunikasi meningkat setelah komputerisasi. Tak satu pun
dari biaya yang dianggap telah mengurangi.
Ada persepsi kuat perbaikan di semua dimensi tata
kelola antara. Sekitar dua-pertiga dari semua responden
menunjukkan dampak positif yang signifikan pada
transparansi, korupsi dan tingkat keleluasaan untuk
menyangkal layanan. Hampir setengah dari responden
menunjukkan dampak yang signifikan positif terhadap
akuntabilitas, kehadiran perantara dan efektivitas
mekanisme penanganan keluhan. Ada dampak positif pada
kualitas penanganan informasi. Lebih dari dua-pertiga dari
responden yang dirasakan peningkatan akurasi data,
penelusuran transaksi dan efektivitas dari tindakan-
pemulihan bencana. Pengawas percaya bahwa efektivitas
mereka dalam bawahan pemantauan, pengambilan
keputusan dan perumusan kebijakan telah ditingkatkan.
Kebanyakan pengawas melaporkan bahwa tingkat
reengineering dan integrasi layanan hanya moderat
selama proses komputerisasi, namun dampak pada
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan dianggap
sebagai signifikan positif. Hasil yang sama dilaporkan dari
kantor pajak di Chili. Keduanya baik karyawan dan
supervisor menilai lingkungan kerja baru secara signifikan
positif, dengan penilaian dari sebagian besar item di atas
98 | E t i n I n d r a y a n i
Dampak e-Government bagi
Keterbukaan dan
Pemberantasan Korupsi
100 | E t i n I n d r a y a n i
Warga dapat mengakses dan
memahami peraturan dan prosedur
pemerintah untuk mendapatkan
layanan.
Meningkatkan
Pengungkapan aset publik,
transparansi
anggaran pemerintah dan
pengadaan informasi.
Warga dapat mengakses keputusan
PNS.
Proporsi transaksi yang
memerlukan pembayaran suap.
Mengurangi korupsi
administrasi Jumlah suap yang dibayarkan
langsung kepada PNS atau melalui
agen.
Mengurangi biaya mengakses
layanan.
Meningkatkan
Meningkatkan kualitas dan
Pelayanan
kenyamanan.
Meningkatkan cakupan geografis
untuk mencapai segmen yang lebih
besar dari populasi.
Memberikan saluran untuk umpan
balik dan konsultasi.
Pemberdayaan Membuat pemerintah lebih
akuntabel.
Mengurangi kekuatan broker
perantara (mafia).
102 | E t i n I n d r a y a n i
7. Korupsi kecil diatur untuk mengumpulkan dana bagi
politisi; dan
8. Peluang korupsi yang pada awalnya kecil justru
menyebabkan korupsi lebih besar melalui janji-janji
yang disepakati.
Dua faktor utama yang berkontribusi terhadap
pertumbuhan korupsi adalah :
1. Rendahnya peluang penemuan; dan
2. Kekebalan terhadap penuntutan.
Kerahasiaan pemerintah, pembatasan akses
informasi oleh masyarakat dan media, tidak
jelas/kompleks aturan dan prosedur yang berlebihan
semua dapat menyebabkan rendahnya peluang
menemukan atau mendeteksi kasus korupsi. Kurangnya
transparansi fungsi instansi pemerintah dapat
memudahkan pelaku untuk menutupi jejak mereka dan
menyelidiki korupsi menjadi sangat sulit. Karakter
lembaga yang lemah, yang seharusnya untuk menyelidiki
tuduhan korupsi dan menuntut yang bersalah serta
peradilan yang tidak efisien atau korup, lebih
memperburuk masalah korupsi dan memfasilitasi
kekebalan terhadap penuntutan.
Selain itu, kurangnya transparansi menginduksi
pengguna jasa untuk menawarkan suap dengan harapan
mampu memanipulasi sistem yang menguntungkan
104 | E t i n I n d r a y a n i
serangkaian tujuan dimana aplikasi e-Government harus
fokus untuk mengurangi korupsi.
Peningkatan akses ke informasi, menyajikan
informasi dengan transparansi baik aturan dan
penerapannya dan meningkatkan akuntabilitas dengan
membangun kemampuan untuk melacak keputusan /
tindakan individu sipil. Semua tujuan ini bersama-sama
dapat mengurangi korupsi secara signifikan. Sebagai
contoh, banyak situs yang dibuat oleh departemen
pemerintah tidak efektif karena mereka cenderung
berfokus pada tujuan tunggal menyediakan akses
informasi secara elektronik. Tidak cukup upaya dilakukan
untuk memastikan bahwa transparansi dan akuntabilitas
meningkat.
106 | E t i n I n d r a y a n i
pemerintah.
• Nama warga • Semacam • Website
dengan besar hukuman bagi Komisioner
pinjaman, pa-jak; para koruptor Kewaspa-
• PNS diselidiki atau melalui pengung- daan Pusat
dihukum; kapan ke publik; di India;
• Indeks korupsi; dan
• Kinerja lembaga
investigasi; dan
• Pengungkapan • Menciptakan dis- • Pusat
aset, pendapatan, insentif untuk Tangaapan
profil calon ko-rupsi dengan Politik, USA;
kandidat pe-milu, men-ciptakan dan
wakil terpilih, rasa takut • Dewan
menteri dan terhadap Urusan
pegawai negeri pengung-kapan Umuml,
sipil. di publik. India.
108 | E t i n I n d r a y a n i
perlu dibuat sadar akan informasi rinci yang tersedia di
web.
e-Government dapat menyebabkan transparansi
asalkan kerangka hukum mendukung akses kebebasan
terhadap informasi.
Sampai dengan beberapa tahun yang lalu, sebagian
besar negara masih memiliki undang-undang kerahasiaan
nasional yang ketat. Namun Ini telah dicabut guna
mendukung Kebebasan Hukum Informasi di AS dan
sebagian besar Eropa, tetapi hanya setelah beberapa
dekade tuntutan hukum. Undang-undang kerahasiaan yang
masih berlaku di banyak negara berkembang. Sementara
meningkatkan akses warga terhadap informasi,
pemerintah juga harus mengatasi risiko terhadap privasi
dan keamanan.
India menawarkan contoh yang sangat baik seperti
aturan/undang-undang yang telah memberikan beberapa
dampak. Hak atas Informasi (The Right To
Information/RTI) undang-undang ini di India mulai berlaku
pada tanggal 13 Oktober 2005 dan berlaku untuk semua
otoritas publik di India. Banyak LSM membantu warga
untuk menggunakan RTI untuk mengekspos korupsi pada
pembiayaan/pengeluaran publik.
Selain membuat aturan sederhana dan lebih
transparan, e-government harus secara eksplisit
110 | E t i n I n d r a y a n i
yang sederhana untuk memproses permintaan
perpindahan ternyata menghasilkan dampak yang sangat
signifikan.
112 | E t i n I n d r a y a n i
menyediakan dokumentasi kepada warga untuk
mendukung keluhan mereka terhadap praktek-praktek
korupsi. Korupsi sering mencerminkan kekuatan jarak
antara PNS dan warga, khususnya warga miskin, buta
huruf dan bodoh (warga di daerah terpencil). Permintaan
suap (seperti dalam kasus sopir truk tanpa kelebihan
beban ketika melewati pos pemeriksaan perbatasan). Hal
ini penting untuk mengawasi dan memantau kinerja pada
sistem e-government yang baru dimulai hingga bisa
tertanam dalam diri PNS.
Banyak pemerintah telah memilih untuk
mengimplentasikan pelayanan online di berbagai
departemen seperti bea cukai, pajak penghasilan, pajak
penjualan dan pajak properti yang memiliki antarmuka
yang intens dengan warga negara atau bisnis dan dianggap
lebih korup. Di Filipina dan adat istiadat India, interaksi
kontak dari inspektur dan agen kargo telah dihapus
dengan memperkenalkan pengajuan elektronik.
Pengadaan pemerintah juga menjadi area korupsi tumbuh
subur dan beberapa negara/negara telah mampu
menurunkan korupsi melalui e-procurement. Meskipun
beberapa contoh telah menunjukkan potensi e-
government dalam mempengaruhi korupsi, namun untuk
menyimpulkan bahwa potensi ini telah dimanfaatkan
masih sangat terbatas. Banyak aplikasi telah mampu
114 | E t i n I n d r a y a n i
berdasarkan The Global Competitiveness Report 2013-
2014 (World Economic Forum, 2013), menempatkan
rangking kemudahan berusaha (ease of doing business)
Indonesia berada pada rangking 38, meningkat
dibandingkan tahun 2008-2009 yang berada pada rangking
55, dengan faktor utama sebagai penghambat investasi di
Indonesia adalah birokrasi yang tidak efisien dan tingkat
korupsi. Rendahnya kinerja birokrasi di Indonesia
ditunjukkan pula dalam Worldwide Governance Indicators
oleh Bank Dunia, dimana indikator efektivitas
pemerintahan (government effectiveness) mengalami
penurunan dari tahun 2008 ke tahun 2012 (dari nilai
indeks 46 menjadi 44), sementara negara ASEAN lainnya
(Filipina, Thailand, Brunei, Malaysia dan Singapura)
memiliki nilai indeks lebih tinggi, bahkan Singapura
memiliki nilai indeks sempurna 100. Sementara itu, dalam
hal perwujudan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,
masih banyak hal yang harus diselesaikan dalam kaitan
pemberantasan korupsi. Hal ini antara lain ditunjukkan
dari data Transparency International pada tahun 2013,
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia masih rendah (32
dari 100) jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia
Tenggara lainnya dan berada pada rangking 114 dari 175
negara. Memperhatikan hasil kajian seperti yang
ditunjukkan dalam laporan World Economic Forum dan
116 | E t i n I n d r a y a n i
kinerja dengan predikat B, hal ini tentunya relatif lebih
baik dari pencapaian pemerintah daerah. Manajemen
pemerintahan yang tidak efektif dan efisien, lamban,
berbelit-belit, tidak akuntabel dan tidak transparan
mengakibatkan pelayanan publik masih jauh dari harapan.
Masih belum tercipta budaya pelayanan publik yang
berorientasi kepada kebutuhan pelanggan. Akibatnya,
kekecewaan masyarakat terhadap birokrasi yang terus
menerus terjadi dalam kurun waktu yang lama dan
menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah.
Dengan kondisi di atas maka seyogyanya birokrasi
perlu diperbaiki secara menyeluruh sehingga menjadi
birokrat yang bersih dari KKN, memberikan pelayanan
yang baik kepada masyarakat dan dunia usaha, serta
berkinerja untuk menunjang target pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
Tantangan Indonesia dalam reformasi birokrasi
yang dimulai sejak era reformasi Tahun 1998 yang
ditujukan untuk meningkatkan daya saing bangsa, melalui
penciptaan tata kelola pemerintahan yang bersih,
kompeten dan melayani untuk mengakselerasi berbagai
potensi komparatif maupun keunggulan kompetitif yang
kita miliki, yang didasari oleh nilai dan budaya yang kuat
tidak melakukan korupsi, berorientasi pada pertumbuhan,
118 | E t i n I n d r a y a n i
Hasil pembangunan nyata (propertumbuhan,
prolapangan kerja, dan pro pengurangan kemiskinan;
artinya, menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi
kemiskinan, dan memperbaiki kesejahteraan rakyat
(Grand Design Reformasi Birokrasi, 2010-2025).
Reformasi birokrasi merupakan transformasi
segenap aspek dalam manajemen pemerintahan menuju
pemerintahan berkelas dunia. Dalam pelaksanaannya
reformasi birokrasi dilaksanakan pada aparatur
pemerintah melalui pelaksanaan berbagai program dan
kegiatan sebagaimana dituangkan dalam Grand Design
Reformasi Birokrasi dan Roadmap Reformasi Birokrasi.
Program-program reformasi birokrasi tersebut ada yang
berhubungan secara langsung dan ada yang tidak secara
langsung dengan pencapaian keberhasilan reformasi
birokrasi. Peningkatan jumlah opini audit BPK
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang
berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) secara
langsung dapat meningkatkan pencapaian target jumlah
opini audit BPK berpredikat WTP. Selain itu, peningkatan
kualitas SAKIP dan LAKIP akan berpengaruh langsung pada
pencapaian target jumlah instansi pemerintah yang
akuntabel. Sedangkan untuk meningkatkan pencapaian
indikator Indeks Persepsi Korupsi, Indeks Integritas
Pelayanan Publik, Peringkat Kemudahan Berusaha dan
120 | E t i n I n d r a y a n i
Semua kota yang dikaji mendapatkan manfaat dari
peluncuran reformasi nasional, seperti pengenalan sistem
pendaftaran perusahaan baru komputerisasi pada tahun
2010. Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) dan
pengenalan bentuk penggabungan standar dan
disederhanakan untuk perseroan terbatas. Sebagai
tambahan, meningkatkan efisiensi di cabang lokal dari
lembaga nasional telah menghasilkan penghematan waktu
untuk pajak, tenaga kerja dan pendaftaran jaminan sosial.
Untuk mendorong pengembangan sektor formal dan
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di
seluruh negeri, pemerintah pusat mengeluarkan peraturan
untuk mengkonsolidasikan dan merampingkan persyaratan
izin bisnis lokal. Di dalam negeri, memulai bisnis paling
mudah di Yogyakarta dan paling sulit di Manado (Gambar
4).
122 | E t i n I n d r a y a n i
kurir yang digunakan oleh Kementerian untuk memberikan
persetujuan ke kota-kota di luar Jakarta.
124 | E t i n I n d r a y a n i
2. Pendaftaran properti (registration of property);
dan
3. Isu terkait SIM (issue of driver’s licence).
Studi ini mengukur proporsi pengguna yang harus
membayar suap untuk mendapatkan pelayanan, jumlah
suap yang dibayar dan proporsi pengguna yang terlibat
agen untuk mendapatkan layanan. Penelitian ini terlibat
11 lembaga riset pasar. Setiap lembaga ditugaskan semua
tiga proyek dalam keadaan tertentu di mana mereka yang
disurvei hampir 800 warga yang dilayani oleh
penyampaian 16 layanan untuk setiap proyek. Survei
mendeteksi menggunakan cara pengiriman manual dan
komputerisasi untuk setiap layanan.
Berikut merupakan grafik proporsi pengguna
membayar suap untuk mendapatkan salinan catatan tanah
yang dikeluarkan melalui pengiriman dengan mode
manual dan komputerisasi. Grafik menunjukkan keadaan
buruk dari pelayanan dalam sistem manual yang ada.
Insiden suap sangat tinggi. Dalam isu Record of Rights
(Rors) suap harus dibayar di sembilan dari 10 negara
dalam sistem manual. bahkan dalam layanan sederhana
seperti isu salinan catatan sebagian besar lahan yang
dibutuhkan oleh petani miskin, rata-rata, Rs 50 harus
dibayar sebagai suap oleh sebanyak 80 persen petani di
beberapa negara. Setelah melahirkan komputerisasi ,
126 | E t i n I n d r a y a n i
pengurangan korupsi yang signifikan, seperti yang
ditunjukkan oleh fakta bahwa kebutuhan suap dalam
masalah Rors baik telah dihilangkan atau dikurangi secara
signifikan di lima negara melalui komputerisasi.
Studi lain yang dilakukan pada tahun 2006 yang
mencakup delapan lembaga (G2C dan G2B) di tiga negara
bagian India, menguatkan hasil dari studi yang dikutip.
Dampak terhadap proporsi membayar suap itu tidak
seragam di seluruh proyek, tetapi dalam beberapa proyek,
pengurangannya signifikan (lihat Tabel 7). Setidaknya
dalam tiga proyek yang berbeda komputerisasi salinan
lahan di Karnataka (Karnataka tidak tercakup dalam studi
Gambar 6), e-procurement di Andhra Pradesh (AP) dan
pembayaran kepada pensiunan dengan kas di Karnataka-
suap telah hampir dihilangkan.
128 | E t i n I n d r a y a n i
disertai dengan perluasan birokrasi kota. Namun,
peraturan kota yang luas juga menciptakan peluang baru
untuk korupsi. Beberapa suap itu dimaksudkan untuk
menjadi biaya asuransi untuk menghindari pengobatan
yang tidak menguntungkan, yang lain adalah honor untuk
perlakuan istimewa, dan yang lain adalah biaya untuk
memfasilitasi proses cepat.
Dengan pelantikan Walikota Goh pada tahun 1998,
Kota Seoul menyatakan perang habis-habisan pada
korupsi. Deregulasi telah menjadi elemen inti dari
rencana aksi. Pada bulan Mei tahun 2000, 392 peraturan
kota telah dieliminasi, 203 mereda, dan peraturan lain
3897 ditingkatkan. Untuk memperkecil potensi kolusi,
praktek lama untuk menempatkan satu yurisdiksi individu
atas izin, persetujuan, atau inspeksi dalam wilayah
geografis tertentu dihapuskan. Pejabat kini ditetapkan
setiap hari untuk menangani aplikasi yang diajukan dari
berbagai daerah.
Untuk antarmuka langsung dan nyaman dengan
warga, Pemerintah Kota Seoul menciptakan sebuah portal
internet. Hal ini disebut OPEN (Prosedur online
PENINGKATAN untuk Aplikasi Sipil), melambangkan bahwa
membuka prosedur administratif kepada publik. Portal ini
menjelaskan berbagai elemen pendorong antikorupsi,
menampilkan indeks antikorupsi dan hasil survei,
130 | E t i n I n d r a y a n i
Sistem OPEN mengharuskan review di setiap tahap
input resmi terkait tanggal dan waktu ketika setiap
aplikasi diproses. Akses gratis ke status aplikasi membuat
pelamar merasa tidak perlu untuk menghubungi pejabat
atau memberikan suap untuk menyelesaikan proses. Kartu
pos kembali dikirim kepada mereka yang telah
mengajukan permohonan izin atau persetujuan dari
pemerintah kota, memastikan beberapa umpan balik.
Hasil survei ini merupakan bagian dari baru Anti-Korupsi
Indeks "(ACI). Saluran tambahan dialog langsung telah
dibuka antara warga dan walikota. Contohnya termasuk
garis panas, email, dan Program "Walikota Sabtu Tanggal
dengan Citizens."
Sebanyak 5.000 karyawan di 485 departemen dari
pemerintah kota berurusan dengan aplikasi dilatih di
ruang komputer untuk mengoperasikan sistem dan
menambah dan mengubah data. Setelah pelatihan, ID dan
password yang ditugaskan untuk memungkinkan setiap
peserta individu untuk membuat entri di departemen nya.
Dari Juli 2000, banyak fungsi pemerintah akan
diumumkan, termasuk 20 urusan fungsi lebih sipil di
berbagai bidang seperti sanitasi, kesejahteraan,
konstruksi, perumahan, perencanaan kota, dan pemadam
kebakaran
132 | E t i n I n d r a y a n i
hal ini, walikota) adalah alasan penting untuk
keberhasilan inisiatif OPEN, sebagai sumber daya yang
memadai disediakan untuk proyek IT dan ada partisipasi
yang signifikan dari manajemen lini dalam melaksanakan
analisis sistem.
134 | E t i n I n d r a y a n i
5. Metode analisis tradisional dengan menyerahkan pada
konsultan sering tidak cukup karena tingkat partisipasi
warga dan PNS diperlukan untuk membuat penilaian
yang tepat: dalam proyek-proyek yang sukses, analisis
tersebut cenderung bukan melalui outsourcing. Selain
itu, imbalan yang spesifik perlu diberikan kepada
karyawan yang akan 'kehilangan' /pengurangan suap;
6. Kepemimpinan yang kuat pada tingkat politik dan
administrasi sangat penting untuk memperkenalkan
reformasi. Di negara-negara di mana skema
percontohan telah dilaksanakan dan survei sistematis
telah mengungkapkan dampak nyata pada korupsi,
proyek harus diluncurkan pada skala yang lebih luas
untuk mencakup banyak departemen dan lokasi
lainnya. Masalah infrastruktur teknologi yang lemah,
tidak adanya kerangka kebijakan yang memungkinkan
dan kekurangan dana, semua harus ditangani untuk
dampak yang lebih luas yang dapat dirasakan; dan
7. Tidak ada negara berkembang sepenuhnya siap untuk
mengakomodasi program yang komprehensif dari e-
government. Di banyak daerah, bagaimanapun, aplikasi
e-Government dapat dikembangkan yang
memungkinkan sebagian besar dari pelayanan
pemerintah yang diberikan secara elektronik
memberikan manfaat yang signifikan dalam mengurangi
136 | E t i n I n d r a y a n i
Implementasi e-
Government di Indonesia
138 | E t i n I n d r a y a n i
terpisah-pisah, seperti basisdata kependudukan,
pertanahan, kendaraan bermotor, dan pajak. Memiliki
basisdata terpisah berarti bahwa masyarakat harus
melakukan registrasi rangkap, melalui proses kertas kerja
yang panjang untuk berbagai perizinan dan membutuhkan
beberapa kali kunjungan ke lembaga-lembaga
pemerintah. Dalam sistem ini, pemerintah menyediakan
berbagai layanan, meliputi penerbitan berbagai
surat/izin, konsultasi, pemrosesan petisi masyarakat,
pembayaran elektronik, dan penyebaran informasi
pemerintah. Pendekatan multi kanal diperlukan untuk
menjamin partisipasi maksimal dari masyarakat dan
pebisnis dalam e-government mengingat masing-masing
kelompok akan memiliki tingkatan akses yang berbeda
terhadap masing-masing kanal. Sebagai contoh,
masyarakat pedalaman cenderung tidak memiliki akses
terhadap kanal elektronik (seperti Internet, email,
handphone, TV digital) dibandingkan masyarakat
perkotaan.
Saat ini banyak lembaga pemerintah yang
menyatakan dirinya sudah mengaplikasikan e-government
padahal pada kenyataannya lembaga-lembaga
pemerintahan tersebut baru dalam tahap web presence,
masih belum terlihat adanya penerapan e-government
yang benar-benar dijalankan secara mendalam. Oleh
140 | E t i n I n d r a y a n i
bergerak ke arah fase ke tiga. Hanya saja pergerakkannya
nampaknya masih terbata-bata dan belum optimal.
Rata-rata ketersediaan links informasi dari situs
pemprov yang diteliti cukup banyak dan lengkap namun
justru ini yang menjebak pihak pemprov untuk tidak
mengembangkan beberapa aplikasi layanan e-government
yang sesungguhnya yaitu berupa layanan layanan seperti
pembuatan KTP, e-employment, layanan hukum, perijinan
dan sebagainya.
Secara kuantitatif situs web pemkab dan pemkot
sudah cukup banyak, meskipun secara kualitas baik dalam
arti sudah sesuai dengan beberapa standar yang
diperlukan dalam pembangunan web berdasar panduan
yang dikeluarkan oleh KOMINFO. Namun kekurangannya
juga sama dengan hampir semua situs web pemprov yaitu
masih berada pada tahapan web presence atau tahapan
pematangan, meskipun beberapa diantaranya sedang
bergerak ke arah fase ke tiga. Pada jajaran lembaga tinggi
dan lembaga non depar-temen, secara faktual kuantitatif
dan kualitas maka nampak sekali perbedaannya dengan
situs web pemda. Umumnya hampir setipa lembaga non
pemerintahan telah memiliki situs web dan rata-rata
optimalisasi fasilitas di dalamnya sudah mampu
mendahului jenjang tingkatan situs pemda. Infikator
tersebut dapat dilihat dari berbagai fasilitas link dan
Infrastruktur
Secara faktual sebagian besar kantor pemerintah
daerah sudah memiliki koneksi LAN dan sebagian kecil
yang telah memiliki koneksi WAN. Meskipun sudah
memiliki koneksi LAN di kantor pemerintah daerah, tetapi
pertukaran data melalui komunikasi data belumlah banyak
dilakukan, mengingat ketiadaan data dan informasi yang
diharapkan karena masih rendahnya konsepsi basis
142 | E t i n I n d r a y a n i
datanya. Hal ini disebabkan karena kultur
mendokumentasikan belum lazim. Bahkan arsip atau
dokumen pribadi belum terkelola dengan baik, sehingga
ini juga menjadi hambatan dalam integrasi dan pertukaran
data.
Pada sisi lain dalam hal koneksi ke internet Instansi
pemerintah di daerah secara sekilas kadang tidak
mempunyai pilihan yang terlalu banyak untuk dapat
melakukan koneksi ke Internet, mengingat di beberapa
daerah hanya tersedia sedikit provider internet sehingga
sering ditemui pemda yang hanya bergantung pada satu
provider saja tanpa ada pilihan lain. Poin di atas tentunya
memiliki keterkaitan terbatasnya tempat akses informasi.
Tempat akses informasi (khususnya internet) jumlahnya
masih terbatas bila tersedia umumnya mengelompok
hanya di sekitar lembaga perguruan tinggi berupa warnet
dan penyediaan layanan wfi (area hot spot). Selain
perguruan tinggi beberapa sekolah menengah atas telah
mulai mengembangkan fasilitas tempat akses informasi,
namun di instansi pemerintah belum atau masih sangat
terbatas. Saat ini mulai muncul embrio cyber government
seperti di provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sragen.
Sebagai gambaran, pada tahun 2004 penetrasi
internet baru mencapai 11,2 juta penduduk atau sekitar
5,17% dari total populasi Indonesia. Pada tahun 2006
144 | E t i n I n d r a y a n i
masih berada pada tingkat persiapan, apabila ditinjau dari
sejumlah aspek, diantaranya :
1. e-Leadership. Prioritas dan inisiatif negara di dalam
mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi;
2. Infrastruktur Jaringan Informasi. Kondisi infrastruktur
telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup dan biaya
jasa akses;
3. Pengelolaan Informasi. Kualitas dan keamanan
pengelolaan informasi;
4. Lingkungan Bisnis. Kondisi pasar, sistem perdagangan,
dan regulasi yang membentuk konteks perkembangan
bisnis teknologi informasi; dan
5. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia.
Difusi teknologi informasi di dalam kegiatan
masyarakat baik perorangan maupun organisasi, serta
sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan kepada
masyarakat melalui proses pendidikan. Terdapat sejumlah
kelemahan pembentukan e-government di Indonesia:
1. Pelayanan yang diberikan situs. pemerintah belum
ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja
yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur
dan keterbatasan SDM sangat membatasi penetrasi
komputerisasi ke dalam sistem pemerintah;
146 | E t i n I n d r a y a n i
Pengukuran e-Government
Pengukuran e-government diukur menggunakan
parameter variabel indikator dari indikator penilaian
Waseda, UN, Brown dan PeGI. Berdasarkan parameter
yang ada, dapat dilihat pola pengukuran e-government
untuk e-government 0.0, 1.0, 2.0 dan 3.0. Hasil akhir
berupa roadmap dan gambaran perkembangan e-
government di Indonesia sudah sampai tingkat berapa.
Data sekunder (hasil pemeringkatan e-government
PeGI) akan didefinisikan ke dalam pola pengukuran e-
government, pentahapan e-government dan tingkat
kematangan e-government. Untuk data yang akan diuji
dipilih enam lembaga terbaik untuk tingkat pemerintah
pusat dan empat lembaga terbaik untuk tingkat
pemerintah daerah. Tingkat kematangan akan diukur
menggunakan skala kematangan COBIT. Hasil interpretasi
yang diperoleh merupakan hasil analisa terhadap
perkembangan e-government Indonesia saat ini. Tabel
indikator pengukuran dapat dilihat pada Tabel 8, 9, 10
dan 11.
Pentahapan e-Government
Pentahapan e-government dapat diukur
menggunakan parameter variabel indikator dari beberapa
indikator berikut yaitu indikator penilaian Waseda, UN,
148 | E t i n I n d r a y a n i
Tabel 8. Hasil Pengukuran e-Government Waseda University
Indikator e-gov 0.0 e-gov 1.0 e-gov 2.0 e-gov 3.0
Kesiapan Belum ada LAN, Client WAN, peer to peer Cloud Computing
Jaringan server
Fungsi Aplikasi Belum ada Akses informasi Akses informasi Menyediakan
masih sedikit sudah interaktif akses layanan
interaktif untuk cacat
melalui
video/audio clips
Optimalisasi Belum ada Pengelolaan Folkonomi, dapat Sudah mengarah
konten melakukan proses ke konsep AI
taksonomi auto complete, (Artificial
chat, voice Inteligent)
layaknya aplikasi
desktop
Portal Nasional Belum ada Komunikasi Sudah terwujud Aplikasi online
masih bersifat komunikasi dua sudah dapat
satu arah, arah berinteraksi dan
informatif didukung oleh
layanan server
yang terintegrasi
150 | E t i n I n d r a y a n i
Tabel 9. Hasil Pengukuran e-Government United Nation
Indikator e-gov 0.0 e-gov 1.0 e-gov 2.0 e-gov 3.0
Situs web Belum ada Komunikasi satu Komunikasi dua Full layanan
arah, isi konten arah, XML online yang
HTML sudah
terintegrasi
Infrastruktur ICT Belum ada LAN, mail server, “Capacity WAN” Server, aplikasi,
web server, file pelayanan,
server Dedicated & integratif,
Secure Server, aplikasi,
pelayanan,
parsial
Human Capital Belum Budaya Budaya Budaya
terbentuk pengetahuan dan komunikai digital Pelayanan dan
kerja digital koordinasi digital
152 | E t i n I n d r a y a n i
Tabel 11. Hasil Pengukuran e-Government PeGI
Indikator e-gov 0.0 e-gov 1.0 e-gov 2.0 e-gov 3.0
Kebijakan Belum Komunikasi elektronik Akuntabilitas Transparansi
ada untuk koordinasi kualitas layanan
masya-rakat, data
digital, bahan
kebijakan
Kelembagaan Belum Fungsi pengendali, Koordinator pengelola Single Digital,
ada tim adhoc manajemen WAN, tim standarisasi Front Office,
proyek, fungsi aplikasi, koordinator Service,
perencana, komite pengelola Informasi Helpdesk
Stakeholder
Infrastruktur Belum LAN WAN Cloud
ada Computing
Aplikasi Belum Internet Web Portal, Aplikasi pelayanan Aplikasi Pela-
ada Kolaborasi Elektronik publik online, sistem yanan
informasi eksekutif , Terintegrasi, e-
basis data terintegrasi referendum, e-
procurement
Perencanaan Belum Standarisasi jaringan, Arsitektur aplikasi, Arsitektur
ada kewenangan informasi standarisasi aplikasi SI Pelayanan
154 | E t i n I n d r a y a n i
SITEL Kondisi Standarisasi komunikasi publikasi
jaringan web yang
terintegrasi
Portal File sharing Situs web Pengarsipan digital SI dan basis Basis data
Nasional (CMS) data lokal terintegrasi
CIO di Kehadiran Peranan Pemerintah mulai Sudah ada Pemerintah
Pemerintah pemerintah pemerintah mentransformasikan full sudah
masih bersifat sudah mulai diri bukan dalam monitoring menerapkan
adhoc diperhatikan cakupan IT tetapi dan tools konsep BI
juga diluar IT pendukung untuk akses
informasi
Promosi e- Web portal Web portal Menyediakan Sudah ada Layanan
Government yang masih sudah lebih layanan transaksi proses satu pintu,
menyajikan menarik, untuk kemudahan registrasi karena
informasi yang update layanan online dan sudah
sifatnya satu informasi informasi terintegrasi
arah dan statis secara update secara
dinamis penuh
156 | E t i n I n d r a y a n i
Tabel 14. Hasil Pentahapan e-Government PeGI
158 | E t i n I n d r a y a n i
terencana an strategi unit dan perencanaan men-
untuk infrastruktur sistem transformasikan
pemanfaata untuk dirinya menjadi
n aset mengambil entitas
kebijakan terkoneksi
dengan
perencanaan
sistem yang
terintegrasi
160 | E t i n I n d r a y a n i
CIO di Belum Persiapan Sudah ada Sudah ada Sudah ada
Pemerintah diterapkan menuju arah perhatian dari monitoring benchmarking
perkembangan CIO terhadap terhadap dengan negara-
organisasi arah dan semua negara lain
tujuan rencana dan
organisasi strategi
Promosi e- Belum Masih Promosi sudah Penerapan Adanya
Government dilakukan dilakukan dila-kukan metode transparansi
melalui portal secara transaki sistem yang
secara dinamis, pelayanan sudah
informatif sudah ada publik terintegrasi
komunikasi
dua arah
162 | E t i n I n d r a y a n i
Tabel 17. Hasil Kematangan e-Government Brown University
Indikator Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4
Information Koordinasi, Koneksi lokal Koneksi antar Fokus kapasitas Fokus
Availability informasi, (LAN) lokasi jaringan kualitas
pelayanan Penggunaan Dokumentasi Data lintas jaringan
email digital instansi Portal lintas
Akses Internet Kolaborasi online Sekuritas dan instansi
Situs web Situs data otoritas Layanan
(statis) mutakhir publik
online
Service tranformasi “Edukasi “Informai Digital” “Transaksi “Pelayanan
Delivery birokrasi Digital” Digital” digital”
Public Komunikasi Arsip digital Data digital Akuntabilitas Transparansi
Access elektronik sumber bahan kebijakan Kualitas
untuk informasi layanan
koordinasi masyarakat
164 | E t i n I n d r a y a n i
belum perubahan aparatur
sepenuhnya terhadap
mendukung struktur
operasional organisasi
yang ada secara
fungsional
Infrastruktur PC LAN, file WAN Message Server Server integrasi
server, mail server, aplikasi
server dokumen lokal, server
workflow basis data
server lokal
Aplikasi Tidak ada Akses Kolaborasi Ekstranet Sistem infor-
persiapan internet, file elektronik, web portal, masi eksekutif,
sharing situs internet web SI dan aplikasi
web (CMS) portal, basidata pelayanan
pengarsipan lokal, terin-tegrasi
digital aplikasi seperti e-
pelayanan referendum, e-
publik procurement
Perencanaan Belum ada Baru Sudah ada Strategi Sudah ada
perenca-naan memulai pematangan sudah sinergi
yang matang, penyusunan terhadap diterapkan terhadap semua
166 | E t i n I n d r a y a n i
Pengukuran data sekunder dilakukan berdasarkan
interpretasi terhadap hasil pengukuran yang sudah
dilakukan oleh PeGI. Data yang dipilih adalah data yang
memiliki kriteria baik untuk indikator penilaian PeGI.
Penentuan lembaga berada ditingkat berapa/pada
tahapan berapa/level kematangan berapa dilakukan
berdasarkan hasil mapping yang sudah tergambar pada
hasil matrik (roadmap) disetiap pengukuran yang sudah
dipetakan sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisa dapat ditarik beberapa
kesimpulan sekaligus merupakan jawaban dari research
question tentang kajian e-government Indonesia sebagai
berikut :
1. Implementasi e-government Indonesia saat ini, Dilihat
dari sisi aplikasi layanan baik itu G2C, G2B, maupun
G2G, indonesia saat ini masih tertinggal jauh. Layanan
back office (G2B) masih belum memberikan dukungan
sepenuhnya terhadap layanan front office (G2C dan
G2B), hal itu juga disebabkan oleh kurangnya komitmen
dari para stakeholder. Penerapan TIK yang belum
merata, tingkat kemampuan sumber daya manusia yang
masih kurang handal juga tercermin pada budaya kerja,
budaya organisasi dan kepemimpinan. Kebijakan yang
sudah dikeluarkan oleh pemerintah baik itu tentang
tujuan penerapan, manfaat bahkan strategi
e-Government: Konsep, Implementasi dan
Perkembangannya di Indonesia | 167
pengembangan e-government belum sepenuhnya
dilaksanakan. Sampai saat ini layanan portal hampir
dimiliki oleh hampir semua lembaga pemerintah,
lembaga pemerintah non departemen, dan pemerintah
daerah, tetapi pemanfaatan IT dalam hal ini masih
sangat minim, administrator web hanya melakukan
update berdasarkan informasi sekunder seperti dari
surat kabar, internet dan hasil perbandingan opini
publik.
Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti
malaysia dan singapura, indonesia sudah jelas tertinggal.
Di dua negara tersebut, layanan yang sifatnya back office
bahkan sudah terintegrasi dengan layanan yang sifatnya
front office, seperti adanya layanan MyCad di Malaysia,
paspor online di Singapura atau bahkan layanan bea cukai
online yang sudah diterapkan di Inggris. Sedangkan
implementasi layanan e-government yang ada di indonesia
saat ini untuk lembaga pemerintah seperti layanan pajak,
download berkas, registrasi tetapi untuk pengaktifan
anggota sudah online. Atau sistem layanan e-procurement
yang tersedia pada portal pemerintah daerah Surabaya,
tetapi sistem layanan tersebut sudah hampir sepenuhnya
memenuhi kebutuhan pihak swasta.
2. Perkembangan e-government Indonesia saat ini,
Berdasakan hasil mapping pengukuran tingkat
168 | E t i n I n d r a y a n i
perkembangan e-government, baik menggunakan
indikator waseda, UN, Brown dan PeGI, posisi e-
government indonesia masih berada pada tahap
pematangan dengan tingkat kematangan berada pada
level 2 menuju level 3. Nilai ini diperoleh dari
beberapa sudut pandang hasil pemetaan roadmap.
Hampir disemua lembaga pemerintah sudah memiliki
portal bahkan sampai ke tingkat transaction, tetapi
optimalisasi masih dirasa kurang, hal ini disebabkan
karena kurangnya anggaran terhadap persiapan
lapangan baik itu infrastruktur, penerapan TIK maupun
sumber daya manusia. Letak geografis dan perbedaan
tingkat ekomoni juga memicu terjadinya kesenjangan
digital di lingkungan masyarakatnya.
Pengukuran tingkat kematangan berdasarkan
indikator penilaian PeGI bila dibandingkan dengan
indikator penilaian dari waseda, UN, dan Brown hampir
memiliki persamaan seperti penilaian kebijakan dan
kelembagaan hampir memiliki peran sama dengan
penilaian CIO di Pemerintah pada indikator Waseda atau
human capital pada indikator UN. Penilaian aplikasi,
infrastruktur juga memiliki kesamaan dengan indikator
kesiapan jaringan, promosi e-government dan portal
nasional pada waseda, atau situs web dan infrastruktur
170 | E t i n I n d r a y a n i
Pedoman Sukses
Implementasi Proyek
e-Government
Pemerintahan di seluruh dunia pada saat ini
menghadapi "tekanan" dari berbagai pihak
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan
meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian
informasi bagi masyarakat serta dituntut untuk lebih
efektif. Hal tersebut menyebabkan e-government atau
pemerintahan berbasis elektronik semakin berperan
penting bagi semua pengambil keputusan. Pemerintah
tradisional (traditional government) yang identik dengan
paper based administration mulai ditinggalkan.
Kunci sukses implementasi e-government tidak
terlepas dari bagaimana mengatasi sejumlah hambatan
yang dihadapi. Hambatan penerapan e-government dapat
dilihat misalnya dari hasil pengamatan yang dilakukan
Kementrian Komunikasi yang menyimpulkan bahwa
mayoritas situs pemerintah pusat dan pemerintah daerah
masih berada pada tingkat persiapan, apabila ditinjau dari
sejumlah aspek, diantaranya:
172 | E t i n I n d r a y a n i
2. Belum mapannya strategi serta tidak memadainya
anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan e-
government;
3. Inisiatif merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri,
dengan demikian sejumlah faktor seperti standarisasi,
keamanan informasi, otentifikasi dan berbagai aplikasi
dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar situs
secara andal, aman, dan terpercaya kurang mendapat
perhatian; dan
4. Kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses
jaringan internet.
174 | E t i n I n d r a y a n i
manfaat terukur untuk disampaikan kepada pemangku
kepentingan yang berbeda;
Analisis dan Desain: Fase konseptualisasi menentukan
hasil yang akan dicapai oleh aplikasi yang diusulkan,
mengakui kebutuhan untuk mereformasi proses saat ini
tetapi tidak rinci proses baru ke tingkat yang solusi TIK
yang dapat dikembangkan. Jadi, salah satu tugas dalam
analisis adalah untuk mendokumentasikan proses yang
ada, menganalisis mereka untuk memahami reformasi
proses yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil yang
diusulkan. Dalam mekanisme pemberian layanan yang
ada, tidak berlebihan jika menambahkan proses
mungkin dilakukan. Proses bisnis harus ditinjau dan
dirasionalisasi atau dihilangkan. Beberapa proses baru
mungkin harus ditambahkan untuk memastikan bahwa
hasil yang diinginkan tercapai. Latihan menambah dan
menghapus proses disebut sebagai rekayasa ulang dan
merupakan bagian yang sangat penting dari tahap
analisis dan desain. Cara baru memberikan layanan
juga perlu didokumentasikan dalam bentuk solusi TIK
yang dapat dirancang dan dikembangkan. Diagram
aliran data adalah salah satu cara untuk
mendokumentasikan menjadi proses bisnis;
Konstruksi adalah fase pembangunan yang sebenarnya
dari aplikasi perangkat lunak, aplikasi yang baik dapat
176 | E t i n I n d r a y a n i
balik yang sangat berguna untuk peluncuran skala yang
lebih luas. Ini memberikan kesempatan untuk menguji
coba secara menyeluruh dari aplikasi. Potensi masalah
yang berada di luar kendali dari tim proyek dapat
muncul sehingga memungkinkan manajer proyek untuk
menjadi lebih siap untuk menangani masalah dalam
peluncuran skala yang lebih luas. Masalah karena ruang
lingkup, model pengiriman dan desain dapat diperbaiki.
Sebuah perkiraan yang realistis dari upaya yang
diperlukan untuk menerapkan dan mendukung
peluncuran skala penuh dapat dibuat. Lokasi
percontohan perlu menutupi geografi yang berbeda
untuk menangkap variabilitas dalam kondisi yang
kemudian dapat menimbulkan berbagai masalah. Salah
satu keputusan dalam pelaksanaan skala penuh adalah
pentahapan dari peluncuran tersebut. Ini adalah
keputusan taktis berdasarkan sumber daya yang
tersedia di perintah dari pemimpin proyek. Salah satu
isu keputusan dalam pelaksanaan adalah bagaimana
proses perubahan dari yang lama ke sistem baru harus
dikelola. Banyak jalan yang berbeda dapat diikuti
dalam perubahan atas; dan
Evaluasi dan Penyempurnaan: Latihan evaluasi dapat
berguna pada berbagai tahap dalam siklus hidup
proyek. Analisis ekonomi biasanya dilakukan awalnya
178 | E t i n I n d r a y a n i
media, pengakuan oleh badan-badan internasional dan
penilaian yang diberikan oleh pelaksana proyek. Dalam
semua kasus ini, klien yang seharusnya mendapatkan
keuntungan dari proyek-proyek ini menyediakan umpan
balik. Jika umpan balik dicatat, biasanya anekdot dan
tidak berdasarkan survei yang sistematis. Adalah
penting bahwa proyek-proyek e-government memiliki
komponen built-in penilaian berkala oleh lembaga
independen.
Proses Reengineering
Banyak aplikasi e-government dilaksanakan dalam
kerangka waktu yang cepat yang tidak memungkinkan
rekayasa ulang proses. Ketika sistem online diterapkan,
sulit untuk membuat perubahan selanjutnya. Oleh karena
itu, adalah praktik yang baik untuk membatasi ruang
lingkup aplikasi (layanan tertutup) mengandung upaya
untuk tingkat yang direncanakan sementara penekanan
utama pada kedalaman rekayasa ulang yang perlu
dilakukan.
Rekayasa ulang proses administrasi dan
reorganisasi kepemilikan informasi adalah langkah yang
paling penting untuk menerapkan aplikasi e-government.
Banyak tugas manajer proyek e-government dialokasikan
dengan persentase waktu yang besar yang dihabiskan
dalam manajemen perubahan dan proses reengineering.
Rekayasa ulang proses mensyaratkan bahwa
lembaga menerapkan reformasi substantif dalam struktur
organisasi, melakukan perubahan budaya dan pola pikir,
pelatihan dan meningkatkan keterampilan orang dan
menempatkan infrastruktur TIK pendukung yang tepat
untuk memungkinkan proses online yang tepat waktu dan
180 | E t i n I n d r a y a n i
efisien untuk pengguna dan lembaga pemerintah.
Sementara tugas-tugas ini tidak perlu terjadi secara
bersamaan, mereka harus di tempatkan sebelum aplikasi
e-government yang ditawarkan kepada masyarakat
sehingga dampak langsung dan nilai dapat diperoleh.
Tugas rekayasa ulang dimulai dengan pemetaan
metode dan prosedur yang ada. Seringkali, berbagai
cabang departemen yang sama tidak menggunakan
prosedur yang sama seperti konteks dan kondisi lokal
menghasilkan variasi yang diperkenalkan dari waktu ke
waktu. Prosedur yang ada perlu disederhanakan dengan
cara yang secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam
beberapa langkah tanpa mengorbankan pada tujuan dasar.
Seringkali, tugas tersebut dilakukan secara mekanik
karena, dengan waktu, tujuan melaksanakan tugas-tugas
ini telah hilang atau dilupakan. Instansi pemerintah harus
mengevaluasi setiap langkah dalam siklus pengolahan
untuk memastikan apakah itu menambah nilai apapun.
Jika suatu proses tidak melayani tujuan yang sah, itu
harus dihilangkan. Seluruh proses ini penyederhanaan
dokumen dan alur kerja, poin persetujuan dan audit
disebut sebagai rekayasa ulang. Rekayasa ulang seperti ini
harus didahului dengan latihan yang terotomatisasi.
182 | E t i n I n d r a y a n i
Negara-negara dengan populasi buta huruf yang signifikan
harus membuat jalur akses di mana bantuan untuk
mempermudah akses diberikan. Perantara seperti
relawan, pemilik kios dan karyawan dibayar sering
memainkan peran positif dalam pemanfaatan aplikasi di
mana informasi disebarkan ke pedesaan/dengan tingkat
populasi buta huruf cukup tinggi
Desain website yang menarik sangat penting. Ini
harus sederhana untuk mencari informasi dan informasi
tersebut harus lengkap. Warga atau masyarakat tidak
harus menindaklanjuti akses website dengan kunjungan
atau panggilan. Jika beberapa badan/kantor memiliki
website, harus ada 'tampilan dan nuansa' umum, yang
meminimalkan belajar pada bagian dari warga negara.
Informasi yang disampaikan kepada warga melalui mediae
(website, telepon, mengunjungi kantor atau sebagai
dokumen kertas) harus konsisten. Seringkali, prosedur
yang dimodifikasi, tetapi perubahan tersebut tidak
tercermin dalam setiap saluran yang warga negara dapat
mengakses.
Untuk membuat sebuah situs web yang berguna,
sangat penting bahwa waktu yang diinvestasikan dalam
membangun konten yang sesuai. Merancang situs web
adalah tugas yang menuntut perhatian dan konsentrasi
tinggi dan harus dilakukan oleh para profesional. Banyak
184 | E t i n I n d r a y a n i
terdiri dari komponen-komponen teknologi, orang,
peraturan dan prosedur akses ke bangunan fisik dan
peraturan dan prosedur yang mengatur akses elektronik.
Kemampuan untuk melacak tindakan pengguna internal
merupakan elemen penting dari sebuah sistem yang aman.
186 | E t i n I n d r a y a n i
Mencari Kemitraan
Ada banyak tugas dalam pengembangan aplikasi
yang dapat dan perlu outsourcing. Seringkali, kapasitas
teknis dalam sistem pemerintahan tidak memadai untuk
menangani proyek desain/pengembangan besar. Penilaian
yang jujur perlu dibuat dari kapasitas untuk membangun
in-house proyek. Penggunaan in-house konstruksi tidak
melawan tren saat outsourcing. Kadang-kadang, masalah
ini tidak material untuk tahap konstruksi sebagai semua
tahapan proses pembangunan yang baik outsourcing atau
dilakukan oleh mitra swasta. Banyak pemerintah memiliki
organisasi captive yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan solusi TIK dalam instansi pemerintah.
Seringkali, personel yang dipekerjakan oleh organisasi
tersebut belum mampu menjaga diri mereka up-to-date
dengan metode modern pengembangan aplikasi. Gaji
pemerintah struktur yang jauh lebih rendah dari sektor
swasta mendorong migrasi bakat ke sektor swasta. Pilihan
tidak harus didasarkan pada biaya membangun solusi.
Biaya langsung outsourcing tinggi karena banyak biaya ini
secara eksplisit. Bagi banyak organisasi captive biaya
tersembunyi. Biaya tidak dapat menjadi pertimbangan
utama jika ada risiko yang disempurnakan miskin desain
atau kegagalan implementasi.
188 | E t i n I n d r a y a n i
memaksa kebutuhan untuk retooling dan pelatihan. Ini
sering menimbulkan redundansi karyawan. Pegawai
negeri. Menghindari menciptakan kembali pengolahan
online roda impor/ekspor di departemen bea cukai adalah
contoh yang sangat baik dari manfaat dari penggunaan
perangkat lunak standar. ASYCUDA, dirancang oleh
Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan
(UNCTAD), telah digunakan di hampir 60 negara untuk
komputerisasi pengolahan ekspor/impor di bandara dan
pelabuhan laut. Waktu pelaksanaan telah dipersingkat dan
telah mudah untuk mengimplementasikan sistem di
negara-negara seperti Yaman yang tidak memiliki
kapasitas lokal dalam mengembangkan perangkat lunak.
Agaknya, ASYCUDA telah dirancang setelah mempelajari
praktek-praktek terbaik di berbagai negara. Menawarkan
template ready made untuk proses reengineering untuk
meningkatkan efisiensi, mengurangi waktu pemrosesan
dan membuat penilaian diri dan audit yang selektif.
Kontak fisik antara inspektur pabean dan agen
penanganan kargo telah eliminated. Alat-alat ini memiliki
signifikan dampak dalam mengurangi korupsi dalam
transaksi kepabeanan. Otomatisasi proses sebagai
hilangnya kekuasaan dan tanggung jawab. Ketika
informasi ini diterbitkan dan mudah diakses, mereka
melihat ini sebagai hilangnya kontrol.
190 | E t i n I n d r a y a n i
buy-in dari departemen pemerintah lainnya.
Kepemimpinan yang kuat juga menciptakan motivasi dari
instansi lain untuk bergabung dalam proses.
Kepemimpinan juga penting karena membantu 'menjual'
proyek ke khalayak internal yang lebih besar dan
masyarakat. Selain kepemimpinan, banyak pemerintah
menghadapi kekurangan sumber daya manusia yang
memadai untuk melaksanakan dan mengelola proyek yang
terkait dengan e-government.
Keterampilan manajemen proyek yang kuat
diperlukan dalam departemen. Manajer proyek harus
mengidentifikasi secara jelas tujuan dan manfaat secara
konkret. Tugas ini sering luas dan tidak dikelola dalam
sumber daya yang tersedia secara internal untuk sebuah
departemen pemerintah. Banyak tugas-tugas seperti
desain, pengembangan perangkat lunak, persiapan data
dan pelatihan dapat dengan mudah outsourcing. Analisis
sistem, yang menyediakan isyarat yang diperlukan untuk
reengineering, harus dilakukan secara internal. Biaya
pelatihan tidak harus diminimalkan. Proyek sukses
biasanya menghabiskan sekitar 10 persen dari anggaran
pada pelatihan. Kesadaran tentang manfaat dari e-
pemerintah telah akan dibuat di PNS senior dan eksekutif
politik. Latihan diperlukan untuk pemimpin proyek yang
perlu mendefinisikan deliverable proyek, menangani
192 | E t i n I n d r a y a n i
Seringkali, perubahan menteri mengakibatkan
situasi di mana menteri baru tidak mendukung ide-ide dan
inovasi dilaksanakan oleh cessor prede. Sebuah risiko yang
sama timbul karena perubahan sering di administrasi yang
active kepemimpinan ketika fungsionaris kunci ditransfer.
Pemrakarsa proyek perlu memastikan bahwa fungsionaris
administratif kunci akan memiliki kepemilikan pula
dipastikan panjang add untuk melihat melalui
implementasi. Proyek yang memakan waktu yang sangat
lama untuk melaksanakan beresiko karena perubahan yang
cepat dalam teknologi, dan fakta bahwa realisasi manfaat
datang lama setelah sakit menerapkan aplikasi. Hal ini
cenderung meningkatkan resistensi. Di sisi lain,
implementasi, yang bergegas melalui karena tekanan
politik untuk menunjukkan hasil yang cepat atau karena
ketidakpastian yang diciptakan oleh tenor pendek
administrator, membawa menetapkan sendiri risiko.
Seringkali, sudut perlu dipotong dan elemen kunci dari
aplikasi
194 | E t i n I n d r a y a n i
Lingkungan Politik (Political Environment)
Elemen yang dimaksud adalah keadaan atau
suasana politik di mana proyek yang bersangkutan berada
atau dilaksanakan. Berdasarkan hasil kajian, ada dua tipe
proyek sehubungan dengan hal ini. Pertama adalah “Top
Down Projects” (TDP) dimana eksistensi sebuah proyek
ditentukan oleh adanya inisiatif dari lingkungan eksekutif
(misalnya presiden atau perdana menteri) sebagai otoritas
tertinggi pemerintahan, atau disponsori oleh kalangan
legislatif (lembaga perwakilan rakyat) sebagai pemberi
mandat. Kedua adalah “Bottom Up Projects” (BUP) yang
dilaksanakan karena adanya ide atau inisiatif dari kepala
unit atau karyawan (birokrat) yang berada di salah satu
lembaga pemerintahan atau departemen.
Terhadap TDP, hasil kajian memperlihatkan bahwa
ada dua aspek penting yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah agar proyek e-government dapat berhasil
dengan baik. Pertama adalah melakukan kampanye
(marketing) terhadap keinginan membangun e-
government kepada seluruh anggota masyarakat dengan
pertimbangan untuk menciptakan sebuah pemerintahan
yang efisien. Dan aspek kedua adalah meletakkan proyek
ini sebagai salah satu prioritas tertinggi dalam
penyelenggaraan pembangunan negara. Jika dua hal ini
dilakukan dengan baik, maka dijamin bahwa pemerintah
196 | E t i n I n d r a y a n i
berkaitan dengan: dukungan, alokasi anggaran, dan
rintangan yang dihadapi.
Namun hal ini bukan berarti tertutupnya
kemungkingan berhasil bagi proyek berjenis BUP karena
dalam prakteknya banyak sekali proyek BUP yang berhasil
karena adanya faktor pemberi inisiatif dan manajer
proyek yang pandai dalam melakukan lobi dan negosiasi
dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Kepemimpinan (Leadership)
Faktor kepemimpinan biasanya menempel pada
mereka yang bertugas sebagai pemimpin dari
penyelenggaraan proyek, yaitu para manajer proyek
(project manager). Adalah merupakan tanggung jawab
dari manajer proyek untuk melaksanakan sebuah proyek
dari awal hingga akhir sesuai dengan siklus proyek
(project life cycle) yang dijalankan. Ruang lingkup dari
kepemimpinan dalam sebuah proyek e-Government
bermuara pada kemampuan untuk mengelola tiga hal,
yaitu:
Beragam tekanan politik yang terjadi terhadap proyek
e-government yang berlangsung baik dari kalangan yang
optimis maupun yang pesimis;
Bermacam-macam sumber daya yang dibutuhkan dan
dialokasikan oleh proyek e-government yang
198 | E t i n I n d r a y a n i
tengah berlangsungnya proyek serta mencari jalan
pemecahannya; dan
Mengetahui secara persis dan detail mengenai proses
bisnis yang terkait dengan proyek e-government yang
diimplementasikan.
Secara prinsip, kepemimpinan yang dimaksud di
sini tidak hanya terbatas pada kemampuan seorang
individu menjadi seorang manajer proyek yang baik,
namun lebih lagi dibutuhkan seorang pemimpin ulung yang
mampu untuk menjadi seorang profesional yang dapat
menjalankan fungsi-fungsi strategis seperti layaknya
seorang eksekutif perusahaan. Karakter kepemimpinan
yang kuat tidak hanya akan meningkatkan kredibilitas
orang-orang yang terlibat langsung dalam proyek, namun
lebih jauh lagi akan membentuk sebuah lingkungan kerja
yang profesional.
Perencanaan (Planning)
Sesuai dengan siklus manajemen proyek yang ada,
perencanaan merupakan sebuah tahap yang sangat
penting, karena pada tahap awal inilah gambaran
menyeluruh dan detail dari rencana keberadaan sebuah
inisiatif e-government diproyeksikan.
Pada dasarnya, sebuah perencanaan yang baik
akan memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap
200 | E t i n I n d r a y a n i
manajemen dan karyawannya), sektor swasta,
masyarakat, lembaga-lembaga swadaya masyarakat,
perusahaan, dan lain sebagainya.
Terlepas dari bermacam ragamnya stakehoder yang
ada, harus tetap diingat bahwa pada akhirnya yang akan
merasakan manfaat atau berhasil tidaknya proyek e-
government yang dilaksanakan adalah pelanggan.
Transparansi (Transparency/Visibility)
Transparansi sebuah proyek e-government sangat
erat kaitannya dengan keberadaan stakeholder, dalam
arti kata adalah bahwa harus selalu tersedia seluruh data
dan informasi mengenai seluk beluk dan status proyek
yang sedang berlangsung untuk dapat secara bebas diakses
oleh stakeholder yang beragam tersebut. Tersedianya
akses terhadap informasi semacam status proyek, alokasi
sumber daya, evaluasi per tahap proyek, dan lain
sebagainya bertujuan untuk menciptakan kredibilitas dan
legitimasi yang baik bagi para penyelenggara proyek
maupun stakeholder sebagai pihak yang melakukan
monitoring.
Dimungkinkannya pihak-pihak yang berkepentingan
mengakses data dan informasi terkait dengan proyek yang
sedang berlangsung secara tidak langsung merupakan
sarana pemasaran (marketing) yang cukup efektif, karena
Anggaran (Budget)
Bukanlah merupakan sebuah rahasia lagi bahwa
kekuatan sumber daya finansial yang dianggarkan pada
sebuah proyek e-government merupakan salah satu
elemen strategis dan sangat menentukan berhasil tidaknya
pelaksanaan sebuah proyek. Berdasarkan kenyataan yang
ada, besarnya anggaran yang disediakan pemerintah (dan
kalangan lain semacam swasta atau bantuan dari luar
negeri) sangat bergantung pada tingkat prioritas yang
diberikan oleh pemerintah terhadap status proyek terkait.
Jika pemerintah merasa bahwa sebuah inisiatif
proyek e-government ditujukan untuk memecahkan
sejumlah masalah yang kritikal (sehingga dinyatakan
memiliki prioritas tinggi), maka biasanya akan mudah bagi
kalangan legislatif maupun sponsor-sponsor lainnya
menyetujui pengalokasian anggaran yang cukup besar.
Namun jika sebuah inisiatif proyek e-government hanya
dianggap sebagai sesuatu yang bersifat “nice to have”,
maka jelas akan sangat sulit didapatkan pihak-pihak yang
mau membantu menutup anggaran yang dibutuhkan. Dari
kajian terbukti bahwa hanya 19% dari proyek yang berhasil
202 | E t i n I n d r a y a n i
mengatasi masalah anggaran ini dengan baik sehingga
membawa mereka pada tingkat kesuksesan tertentu.
Tehnologi (Technology)
Spektrum teknologi informasi yang dipergunakan di
dalam e-government sangatlah lebar, dari yang paling
sederhana dan murah sampai dengan yang paling canggih
(state-of-the-art) merupakan suatu kenyataan bahwa
pilihan teknologi yang akan diimplementasikan di dalam
sebuah proyek e-government sangat tergantung dengan
anggaran yang tersedia.
Semakin besar anggaran yang ada, semakin canggih
teknologi yang dapat dipilih dan dipergunakan, yang
cenderung akan meningkatkan probabilitas berhasilnya
suatu proyek (dalam arti kata tercapainya manfaat yang
ditargetkan).
Inovasi (Innovation)
Akhirnya, elemen terakhir yang turut memberikan
kontribusi terhadap berhasil tidaknya sebuah proyek e-
government adalah kemampuan anggota proyek untuk
melakukan inovasi-inovasi tertentu. Inovasi yang dimaksud
di sini tidaklah terbatas pada kemampuan menciptakan
produk-produk baru tertentu, tetapi mereka yang terlibat
di dalam proyek harus memiliki sejumlah tingkat
204 | E t i n I n d r a y a n i
yang besar bagi para pengguna (end users) dari proyek
terkait.
206 | E t i n I n d r a y a n i
Disosialisasikannya konsep e-government secara
merata, kontinyu, konsisten, dan menyeluruh kepada
seluruh kalangan birokrat secara khusus dan
masyarakat secara umum melalui berbagai cara
kampanye yang simpatik.
McConnel International meletakkan faktor
leadership sebagai salah satu variabel dalam menentukan
negara mana saja yang telah siap menerapkan konsep e-
government; Berdasarkan hasil kajian di bulan Agustus
2000, negara-negara tetangga semacam Malaysia, Taiwan,
India, dan China dianggap memiliki unsur leadership yang
jauh lebih baik dibandingkan dengan Indonesia.
2. Capacity
Elemen kedua ini adalah adanya unsur kemampuan
atau keberdayaan dari pemerintah setempat dalam
mewujudkan “impian” e-government terkait menjadi
kenyataan. Ada tiga hal minimum yang paling tidak harus
dimiliki oleh pemerintah sehubungan dengan elemen ini,
yaitu:
1. Ketersediaan sumber daya yang cukup untuk
melaksanakan berbagi inisiatif e-government, terutama
yang berkaitan dengan sumber daya finansial;
2. Ketersedaan infrastruktur teknologi informasi yang
memadai karena fasilitas ini merupakan 50% dari kunci
keberhasilan penerapan konsep e-government; dan
208 | E t i n I n d r a y a n i
government bukanlah kalangan pemerintah sendiri,
melainkan masyarakat dan mereka yang berkepentingan
(demand side).
Untuk itulah maka pemerintah harus benar-benar
teliti dalam memilih prioritas jenis aplikasi e-government
apa saja yang harus didahulukan pembangunannya agar
benar-benar memberikan value (manfaat) yang secara
signifikan dirasakan oleh masyarakatnya. Salah dalam
mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat justru akan
mendatangkan bumerang bagi pemerintah yang akan
semakin mempersulit meneruskan usaha mengembangkan
konsep e-government.
Perpaduan antara ketiga elemen terpenting di atas
akan membentuk sebuah nexus atau pusat syaraf jaringan
e-government yang akan merupakan kunci sukses utama
penjamin keberhasilan. Atau dengan kata lain,
pengalaman memperlihatkan bahwa jika elemen yang
menjadi fokus sebuah pemerintah yang berusaha
menerapkan konsep e-government berada di luar area
tersebut, maka probabilitas kegagalan proyek tersebut
akan tinggi.
212 | E t i n I n d r a y a n i
tataran komisi mengalami berbagai tantangan. Misalnya
laporan persidangan baru tersedia lama setelah
persidangan berakhir dan juga tidak selalu dimasukkan
dalam website, sehingga sulit bagi masyarakat untuk
mengakses.
214 | E t i n I n d r a y a n i
kepada warga untuk memastikan bahwa mereka dianggap
benar dan meningkatkan gambar mereka. Di hari ini dan
usia ketika bunga warga di lembaga-lembaga politik dan
proses menurun, peluang tersebut yang muncul dalam
konteks e-parlemen menjadi lebih penting. Selanjutnya,
parlemen, melalui website, mendapatkan kesempatan
untuk menyajikan dan penerbitan segala sesuatu dari
dokumen dasar dan catatan untuk siaran dan footages
untuk akses oleh anggota parlemen, partai politik, warga
negara, LSM, dunia usaha dan media.
Anggota parlemen harus tahu masalah penting bagi
konstituen mereka dalam konteks fungsi representasi.
Oleh karena itu, anggota parlemen membutuhkan jalur
yang tepat di mana mereka dapat menjadi pengetahuan
tentang pendapat masyarakat mengenai isu-isu dan
masalah-masalah tertentu. Dengan peluang komunikasi
diwujudkan melalui TIK, anggota parlemen yang lebih baik
dapat merasakan kekhawatiran warga dan warga negara
mereka dapat memperoleh lebih dalam formasi tentang
peran mereka anggota parlemen. Proses berbagi informasi
timbal balik sangat penting dalam hal hubungan antara
anggota parlemen dan konstituen mereka. Jika konstituen
memandang MP sebagai orang yang jujur dan dapat
dipercaya, mereka akan cenderung untuk menghubungi
dan berkomunikasi dengan mereka lebih (UNDP, 2006, hal.
216 | E t i n I n d r a y a n i
dikonsultasikan pada kebijakan tertentu. TIK melakukan
jauh dengan kebutuhan untuk warga harus menunggu
pemilu untuk mengekspresikan diri mereka dan
menawarkan warga sarana untuk terlibat sebagai warga
negara yang aktif dalam proses legislatif. Dalam
perspektif ini, aplikasi seperti e-petisi, e-voting untuk
tagihan, forum diskusi elektronik, proyek konsultasi
kebijakan online, kuesioner online dan chatting dengan
anggota parlemen datang ke permukaan. Jenis aplikasi
memungkinkan warga untuk memiliki suara dalam
pengembangan kebijakan khusus, memiliki suara mereka
didengar dan akhirnya terlibat dalam proses perumusan
undang-undang yang mempengaruhi mereka secara
langsung.
Lawson (1998, hal. 54) menyatakan bahwa TIK
merupakan alat yang terintegrasi untuk strategi yang
diarahkan untuk mendorong tata pemerintahan dan
budaya demokrasi. Agar TIK untuk menjadi alat yang
berfungsi untuk demokrasi dan memberikan kontribusi
pada internalisasi nilai-nilai dan prinsip demokrasi dalam
masyarakat, ada kebutuhan untuk perubahan pola pikir.
Arah perubahan yang diperlukan sangat baik disimpulkan
oleh Rodotà. Rodotà (2008) menyatakan bahwa saat ini,
kita berada di luar oposisi historis antara demokrasi
langsung dan perwakilan dan bahwa kita harus
218 | E t i n I n d r a y a n i
lebih luas. Oleh karena itu, pemeriksaan birokrasi yang
dilakukan oleh kendaraan, seperti lembaga Ombudsman,
yang adalah bawahan parlemen dan inspeksi dan
investigasi komisi.
Lembaga seperti Ombudsman adalah mekanisme
yang memediasi masyarakat untuk mengekspresikan
keprihatinan dan keluhan mereka mengenai lembaga-
lembaga publik. TIK dapat membantu keluhan masyarakat
yang akan dikomunikasikan lebih cepat, tanpa perantara
dan tanpa biaya, dan menghemat biaya dokumen.
Selain itu, parlemen, dengan menggunakan TIK,
seperti database, dapat memonitor bagaimana
pemerintah menggunakan anggaran dan membuat
penilaian (UNDP, 2006). Hal ini akan memberikan
kontribusi pada perwujudan nilai-nilai penting seperti
berpusat warga, transparansi dan akuntabilitas yang
meningkat seiring dengan kecenderungan baru yang
dampaknya dirasakan dalam administrasi publik
Faktor Penentu Keberhasilan Aplikasi e-Parlemen
Jika aplikasi e-parlemen harus diberlakukan
dengan berhasil dan jika manfaat yang diharapkan dapat
dirasakan, maka beberapa persyaratan harus
diperhitungkan pada awal proses dan selama aplikasi.
Persyaratan ini dapat dicermati sebagai berikut;
220 | E t i n I n d r a y a n i
tugas mereka untuk melaksanakan berbagai aplikasi e-
parlemen dan proyek dukungan mengenai e-parlemen.
222 | E t i n I n d r a y a n i
parlemen adalah usaha yang inovatif dan reformis, dan
seperti hampir semua upaya reformasi, ada potensi untuk
ketahanan terhadap pelaksanaannya. E-parlemen tidak
hanya penggunaan beberapa perangkat lunak dan sistem
e-mail di parlemen; itu adalah perubahan budaya yang
signifikan yang memerlukan perubahan pola pikir. Dalam
konteks ini, dalam hal meminimalkan resistensi dan
aktualisasi proses persuasi, konsensus strategis yang
diperoleh dari awal dan dukungan politik dan administrasi
yang kuat merupakan faktor yang paling penting.
Tanpa kesadaran kewarganegaraan aktif dalam
masyarakat, aplikasi e-parlemen yang mendorong
partisipasi dalam proses legislatif dan memperkuat
demokrasi akan menjadi tidak berarti. Ini adalah masalah
yang berkaitan dengan budaya politik dan administrasi. Di
negara di mana budaya politik dan administrasi
menghambat partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan politik dan administrasi atau di
mana pemerintah menganggap masyarakat hanya sebagai
massa yang akan diatur, e-parlemen tidak dapat
sepenuhnya dan komprehensif menerapkan. E-parlemen
hanya dapat dilaksanakan sepenuhnya di negara-negara di
mana demokrasi telah dilembagakan dan warga telah
memperoleh kesadaran kewarganegaraan aktif.
224 | E t i n I n d r a y a n i
administrasi dan perilaku manusia dan mempertimbangkan
tindakan pencegahan yang diperlukan.
1. Promosi e-Parlemen
Agar inisiatif e-parlemen yang akan dilaksanakan
secara efisien, pihak-pihak terkait, termasuk warga
negara, sektor swasta, media dan LSM, yang akan
mendapatkan keuntungan dari aplikasi ini, perlu
menyadari peluang dan saluran yang disediakan oleh
penggunaan TIK di parlemen. Bahkan jika konsepsi e-
parlemen dimulai, asalkan pihak yang bersangkutan tidak
memanfaatkannya, inisiasi ini akan menjadi tidak berarti.
Anggota parlemen dan warga memiliki tingkat individu
pendidikan dan kecenderungan teknologi yang unik. Oleh
karena itu, semua orang, terutama warga negara dan agen
lainnya, harus diberitahu tentang di mana kondisi, kapan
dan bagaimana mereka dapat menggunakan aplikasi e-
parlemen. Di sini, kegiatan yang berkaitan dengan promosi
e-parlemen akan memainkan peran penting. Di luar
promosi e-parlemen pada umumnya, untuk setiap aplikasi
tunggal dilaksanakan di bawah atap e-parlemen, tujuan
dari aplikasi tersebut, bagaimana aplikasi ini akan
dilaksanakan, dan apa hasilnya akan diperoleh sebagai
hasil dari ini aplikasi harus explicated kepada warga yang
sangat jelas dan dimengerti
226 | E t i n I n d r a y a n i
manfaat sasaran. Yang terakhir biasanya termasuk
lembaga ketiga parlemen, anggota Parlemen, warga, serta
wartawan dan media. Menurut Papaloi dan Gouscos (2010,
p107) kategori berikut layanan e-parlemen dapat
diusulkan:
Layanan Parliament-to-Parliament (P2P): Kategori ini
mengacu pada layanan yang tersedia untuk parlemen
untuk fasilitasi pertukaran informasi. misalnya, Brosur,
(www.ipex.eu) adalah penyimpanan database dokumen
parlemen yang berkaitan dengan pengawasan nasional
keputusan yang diambil di tingkat Uni Eropa dengan
tujuan memfasilitasi pertukaran semua Uni Eropa
informasi terkait antara parlemen, menyediakan forum
untuk pertukaran pandangan mengenai pengawasan
termasuk aspek subsidiarity, dan menjaga kalender
pertemuan interparliamentary.
Layanan Parliament-to-anggota Parliament (P2MP):
Layanan yang mengacu pada aplikasi TIK yang dapat
digunakan untuk mempermudah pekerjaan deputi
parlemen.
228 | E t i n I n d r a y a n i
dimasukkan dalam daftar orang-orang di daerah
pemilihan yang sama. Ketika warga cukup telah
mendaftar, administrator layanan mengirim e-mail
untuk membiarkan anggota parlemen tahu bahwa
mereka harus membalas warga konstituen mereka
tentang rencana mereka. Anggota parlemen yang
mampu menjawab dan meminta warga untuk proposal
lebih lanjut, sehingga mengubah pertukaran pesan
secara online ini menjadi thread diskusi. Pada baris
yang sama pemikiran, yang Mereka Bekerja untuk Anda
dan Menulis untuk Mereka proyek merupakan jenis
hanya terstruktur dan mudah untuk melakukan e-petisi.
Nama-nama merek mereka sengaja dirumuskan dengan
maksud untuk mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi, dilengkapi dengan kemampuan untuk
menindaklanjuti pekerjaan MP (yang Mereka Sukai
Menggunakan Mereka Bekerja untuk Anda), atau
mengirim email yang meminta informasi tentang isu-isu
kepentingan mereka (menggunakan Write to them).
Layanan Parliament-to-Citizen (P2C): Kategori ini
termasuk proyek-proyek baru yang dapat
diimplementasikan oleh parlemen dengan tujuan untuk
menarik minat dan partisipasi warga negara dalam
proses parlemen. Contohnya adalah bahwa dari Proyek
230 | E t i n I n d r a y a n i
ekonomi, perencanaan strategis, kemauan politik dan
lainnya telah terbukti menjadi hambatan penting.
232 | E t i n I n d r a y a n i
fungsi-fungsi. Bab ini juga mengambil posisi bahwa
dengan atau tanpa ketersediaan e-parlemen, fungsi
untuk memelihara keterwakilan dengan konstituennya
merupakan imperatif kategoris.
Pada awalnya, program e-parlemen diinisiasi dan
difasilitasi oleh IRI (Internasional Republic Institute).
Dengan berakhirnya program, e-parlemen diserahkan ke
DPRD DIY dan dikelola oleh admin yang berstatus PNS di
Setwan (Sekretariat Dewan) DPRD DIY, subbagian Data
dan Teknologi Informasi.
Dengan memasang tagline “e-parlemen
menjalin komunikasi antara rakyat dengan wakilnya,”
situs ini mendukung kedudukan DPRD DIY
(selanjutnya ditulis: Dewan) sebagai Badan Legislatif
Daerah. Sehingga Dewan memandang perlu untuk
membuka berbagai saluran aspirasi untuk rakyat agar
dapat menyampaikan aspirasinya secara lebih cepat
dan mudah. Salah satu saluran aspirasi yang dianggap
cukup efektif adalah melalui situs di internet sehingga
rakyat, khususnya rakyat DIY di manapun berada, dapat
menyampaikan aspirasi, sumbang saran, dan pikiran demi
kemajuan Propinsi DIY tanpa dihambat oleh ruang dan
waktu. Alat komunikasi berbasis situs yang disediakan
oleh admin adalah email, SMS, telepon, fax, layanan pos,
dan tentu saja tatap muka dalam bentuk audiensi
234 | E t i n I n d r a y a n i
2) Fraksi Kebangkitan Bangsa;
3) Fraksi Partai Amanat Nasional;
4) Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan;
5) Fraksi Partai Golkar;
6) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera; dan
7) Fraksi Pembangunan Nurani Peduli Indonesia Raya
(hasil penggabungan Partai Gerindra, Partai Hanura,
dan PPP).
Fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran
merupakan representasi anggota Dewan sebagai wakil
rakyat, yaitu yang berhubungan dengan tugas dan
kewajiban komisi dan panitia tetap, sebagaimana diatur
dalam alat kelengkapan Dewan. Komisi-komisi meliputi
Komisi A, B, C, dan D, dengan tugas sebagai berikut:
1) Komisi A, membawahi bidang pemerintahan, yang
meliputi: pemerintahan, kepegawaian/aparatur/diklat,
ketenteraman dan ketertiban umum, informasi dan
komunikasi, hukum/perundang-undangan, umum,
kerjasama, pertanahan, kependudukan dan catatan
sipil, sosial politik, lembaga swadaya rakyat, kearsipan,
perwakilan dan kesekretariatan DPRD;
2) Komisi B, membawahi bidang perekonomian, yang
meliputi: perindustrian, perdagangan, pertanian dan
peternakan, kehutanan dan perkebunan, perikanan dan
kelautan, usaha kecil menengah dan koperasi;
236 | E t i n I n d r a y a n i
sebagai “user,“ sejauh kita melacak e-parlemen untuk
mengetahui bagaimana aktualisasi keterlibatan rakyat
dalam proses-proses di parlemen boleh jadi akan kecewa.
Bagaimana aspirasi rakyat dikelola, seberapa efektif
tata kelola keterwakilan untuk daerah pemilihan,
bagaimana pertanggungjawabannya, dan pertanyaan
lain, tak terjawab berdasarkan informasi yang tersaji
dalam situs e-parlemen.
Titik awal yang sama antara rakyat dan wakil
rakyat dalam Pemilu Legislatif, kebersamaan saat reses
bersama konstituen, dan agenda lain—sebagai dasar
berdemokrasi—tidak bertemu dalam titik akhir,
karena tak ternyatakan dalam perkakas yang bernama
e-parlemen. Rasio antara satu wakil rakyat dan jumlah
pemilih sebagaimana ditetapkan dalam DPT (Daftar
Pemilih Tetap), yang berarti pertanggungjawaban seluruh
agenda kedewanan seorang wakil rakyat ke seluruh
pemilih, menjadi defisit dan mendustai amanah para
pemilih.
Bukan hanya dusta dari waktu politis, yaitu jumlah
waktu saat berkampanye, memilih, mengamanahkan
aspirasi, juga menyiapkan pertanggungjawaban. Dusta
yang lain justru pada kehormatan lembaga parlemen itu
sendiri, yang secara teknis semestinya dapat dikelola
oleh e-parlemen. Paparan berikut akan merinci
238 | E t i n I n d r a y a n i
berpengaruh terhadap agregat kepentingan rakyat.
Data yang tersedia tentang “padat”nya agenda
dalam rapat-rapat di Dewan, terutama perihal legalitas
dan prosedur yang diaspirasikan rakyat sehingga
cenderung mengabaikan substansi permasalahan yang
diaspirasikan dan terutama difasilitasi/diadvokasi oleh
LSM. Permasalahan sosial yang mengemuka seperti
jaminan sosial menjadi kontraproduktif karena
pendekatannya lebih berbobot politik kekuasaan dan
bukannya ekonomi-politik untuk kesejahteraan rakyat.
Dari analisis pemberitaan juga terlihat perbedaan
sikap masing-masing fraksi yang berkesan kritis dan
mengakomodasi aspirasi rakyat tetapi berbalik dan pro-
eksekutif dalam rapat paripurna yang merupakan forum
pengambilan keputusan tertinggi di DPRD.
Oleh karena itu, perbincangan yang mengemuka
adalah perlukah dihadirkan pesohor yang berfungsi untuk
memikat para peselancar untuk sekedar singgah di situs
ini. Konfirmasi ke seorang desainer web di salah satu
kampus di Yogyakarta menegaskan ketidakpercayaan
terhadap jumlah angka yang tersaji dalam fitur COUNTER
Total Pengunjung. Argumentasinya, dengan teknik
direngkah (crack) dimungkinkan untuk mempercepat dan
dengan demikian memperbanyak jumlah kunjungan.
Argumentasi etis yang hendak dibela adalah adanya kode
240 | E t i n I n d r a y a n i
household sebesar 16%, lebih tinggi dibanding dengan
rata-rata Indonesia yang sebesar 1% atau Malaysia 14%,
diasumsikan berdampak terhadap aktivitas rakyat dengan
wakilnya di e-parlemen.
Dengan demikian, hadirnya situs e-parlemen ini
harus didorong dan diuji terus untuk menjalankan fungsi
keterwakilan. Sebagai praktik komunikasi antara rakyat
dengan wakilnya, kemanfaatan e-parlemen adalah untuk
mengelola kebenaran, kejujuran, dan normatif. Hal itu
dalam satuan keseharian, sehingga kebenaran secara
jujur untuk norma kebaikan menjadi basis tindakan
bersama. Artinya, masih ada apresiasi terhadap situs
ini untuk meningkatkan tata kelola diri agar lebih
bermanfaat bagi rakyat.
2. Fungsi Legislasi
Data yang tersaji dalam situs menunjukkan
minimnya jumlah produk peraturan daerah yang sudah
ditetapkan. Konfirmasi dengan pegiat LSM menegaskan
bahwa penetapan agenda Raperda lebih banyak dari
usulan pemerintah eksekutif. Salah satu pegiat LSM
berolok-olok dengan “rutinitas yang mengambang,”
artinya, rutinitas penetapan Perda APBD tidak berakibat
terhadap perda lain yang pro-kesejahteraan rakyat.
Hal yang dianggap berbahaya adalah
keterlambatan menerbitkan Perda Penanggulangan
242 | E t i n I n d r a y a n i
Yogyakarta.
Fungsi pengawasan juga berkesan cenderung dari
sisi administrasi dan kurang dari ukuran ekonomi-politik.
Untuk itu, dibutuhkan pembacaan yang lebih kritis
sehubungan dengan temuan Bawasda sekaligus
menindaklanjutinya secara ekonomi-politik. Dengan
demikian, fungsi pengawasan Dewan mampu menjangkau
ke klaim outcome, bukan lagi output capaian program.
Fungsi pengawasan menjadi olokan terutama
ketika berita agenda kunjungan kerja sebagai
representasi fungsi pengawasan menjadi “ngelengser”
atau jalan-jalan tak produktif dan dibiayai APBD. Salah
seorang wartawan di Yogyakarta bahkan mengingatkan
bahwa medianya pernah memberitakan tentang waktu
yang dibutuhkan anggota Dewan untuk makan siang
dalam pengawasan lebih lama dari waktu yang
dibutuhkan untuk mengawasi proyek pembangunan itu
sendiri.
Suasana ketidakpercayaan juga diperumit dan
sejauh ini belum ada tanggapan secara proporsional
ketika patologi sistem parlemen memahami fungsi
pengawasan untuk menambah dan memperluas akses
terhadap sumber-sumber ekonomi bagi partai politik.
Tingginya biaya politik yang harus ditanggung oleh
partai politik harus diselesaikan oleh wakilnya yang
244 | E t i n I n d r a y a n i
informasi dan simulasi bagaimana tatacara penyusunan
anggaran publik. Manakala membaca APBD sudah
terselesaikan, maka dukungan rakyat untuk berpartisipasi
dalam penganggaran akan menjadi produktif bagi e-
parlemen.
Dilihat dari isi pemberitaan dalam kliping,
terutama dengan minimnya informasi rakyat yang kritis,
maka perlu dilacak sumber-sumber media lain, sehingga
lebih berimbang dan tidak berkesan sepihak dari sudut
Dewan. Apalagi masalah penganggaran dianggap sebagai
tema krusial bagi rakyat. Artinya, rakyat sebagai
pembayar pajak masih berharap bahwa anggaran publik
nyata-nyata berorientasi untuk kesejahteraan rakyat dan
bukan untuk tujuan apalagi kepentingan yang lain.
Penyajian yang berimbang dari sumber media lain,
ukuran transparansi dalam penyusunan anggaran oleh
Dewan, sekaligus garansi keberpihakan untuk
kesejahteraan rakyat menjadi tema-tema programatis
untuk perbaikan isi dan tatakelola situs e-parlemen.
Berdasar paparan di atas, permasalahan e-
parlemen adalah pada tampilan dan pengelolaan.
Tampilan lebih merujuk pada desain situs yang layak
dikunjungi, sedangkan pengelolaan lebih kepada
keputusan untuk menghadirkan informasi yang bermakna
dan berpihak bagi kesejahteraan rakyat.
246 | E t i n I n d r a y a n i
Kerangka & Metodologi
Penilaian Dampak e-
Government
Pada bab ini akan disajikan kerangka kerja untuk
menilai dampak proyek e-government dan menjelaskan
metodologi yang telah diuji di lapangan untuk menilai
dampak dari sejumlah besar proyek. Kerangka tersebut
menguraikan stakeholder dan dimensi yang perlu diukur
dampaknya untuk setiap jenis stakeholder dan metodologi
untuk mengidentifikasi langkah yang diperlukan untuk
membuat penilaian dampak proyek tertentu. Kerangka ini
dikembangkan setelah meninjau berbagai pokok bahasan
sejenis didalam berbagai literatur.
Penilaian dampak proyek e-government penting
karena peningkatan jumlah investasi pemerintah dalam e-
government terus meningkat. Berdasarkan beberapa kisah
sukses yang dipublikasikan oleh media dapat menjadi
acuan bagi pengembangan e-government di berbagai
lembaga namun. di sisi lain, bukti gagal proyek telah
menarik perhatian dengan tingkat risiko dalam
pelaksanaan.
248 | E t i n I n d r a y a n i
Jika umpan balik dicatat, biasanya anekdot dan tidak
berdasarkan survei yang sistematis. Evaluasi empat proyek
yang sukses di India melalui lembaga independen,
dilakukan pada tahun 2001, telah mengungkapkan hasil
yang mengejutkan. Dua dari empat proyek yang diakui
sebagai keberhasilan benar-benar muncul sebagai
kegagalan. Penting agar proyek e-government memiliki
komponen built-in penilaian berkala oleh lembaga
independen. Hal ini merupakan tambahan untuk
mekanisme umpan balik berkelanjutan dari klien.
250 | E t i n I n d r a y a n i
lepas dari intervensi lain yang dibuat bersamaan
dengan upaya komputerisasi; dan
5. Akhirnya, karena penelitian yang berbeda tidak
menggunakan metodologi standar, sulit untuk
membandingkan hasilnya untuk proyek dengan proyek
lainnya. Banyak peneliti telah mencatat bahwa studi
evaluasi terakhir tidak digunakan kerangka umum atau
metodologi dan bahwa tingkat keberhasilan/kegagalan
telah dinyatakan berdasarkan sampel purposive (Peters
et al., 2004).
252 | E t i n I n d r a y a n i
strategis yang mewakili prioritas kebijakan yang luas yang
terlihat untuk mendorong ke arah pemerintahan.
Faktor umum praktek terbaik untuk penciptaan
nilai dalam proyek-proyek e-government telah
terdokumentasi dengan baik dalam beberapa laporan oleh
pemerintah dan konsultan eksternal (Accenture, 2002; Uni
Eropa, 2003; Gartner, 2002). Salah satu contoh adalah
penelitian yang dilakukan bersama oleh Departemen
Denmark Keuangan dan Accenture yang mengidentifikasi
dua dimensi utama nilai: (a) Nilai kepada investor dalam
hal manfaat nyata keuangan, penghematan biaya,
menghindari biaya dan peningkatan pendapatan; dan (b)
Nilai untuk pengguna dalam hal layanan ditingkatkan,
mengurangi biaya dan/atau penghematan waktu kepada
warga dan mengurangi beban administrasi untuk bisnis.
Perhitungan waktu dan uang yang dihabiskan
dalam mencari dan menggunakan informasi publik adalah
manfaat paling langsung dan dapat diukur aplikasi e-
pemerintah untuk pengguna seperti yang ditunjukkan
dalam Organisasi Terakhir untuk Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD) dan studi Uni Eropa (eGEP, 2005;
Lau, 2005). Laporan-laporan ini mengidentifikasi
ditingkatkan pengumpulan pendapatan, biaya lebih
rendah karena proses yang efisien transaksi dan
pengurangan beban administrasi disebabkan oleh
254 | E t i n I n d r a y a n i
kebijakan yang lebih luas yang untuk konteks negara-
negara berkembang dapat merupakan prioritas sebagai
artikulasi dalam Tujuan UNDP Pembangunan Milenium.
Sebagian besar model penilaian yang diusulkan
dalam literatur belum digunakan dalam konteks negara
berkembang dan banyak yang benar-benar belum
diterapkan dalam praktek bahkan di negara maju. Mereka
juga tidak memperhitungkan berbagai model pengiriman
yang digunakan di negara-negara berkembang seperti
pusat layanan umum dan outlet waralaba yang dapat ritel
e-services yang ditawarkan oleh pemerintah. Isu-isu
praktis dari kurangnya data belum diperhitungkan-
terutama dalam konteks negara berkembang di mana
survei dasar tidak dilakukan dan sistem monitoring dan
evaluasi yang lemah. Sejak penilaian dampak adalah
tujuan utama, membangun kontra merupakan elemen
penting dari kerangka pengukuran yang diusulkan.
Dua pendekatan, Metode Analisis dan Nilai
Enhancement (MAREVA) yang dikembangkan oleh Agence
pour le developement Badan de l'Administration
Electronique-Elektronik Administrasi Pembangunan (ADAE)
di Perancis dengan bantuan Bearing Point dan getaran
Efisiensi Ekonomi metodologi Penilaian yang digunakan
oleh pemerintahan federal Jerman (Kementerian federal,
256 | E t i n I n d r a y a n i
penjelasan lebih rinci tentang kerangka pengukuran dan
bagaimana kerangka itu diperoleh.
258 | E t i n I n d r a y a n i
Badan (Termasuk mitra • Dampak Ekonomi langsung dan
dalam pelaksanaan). tidak langsung (pengurangan
biaya operasi, pertumbuhan
pendapatan, biaya
diamortisasi investasi, koleksi
biaya layanan dan insiden
penipuan);
• Pemerintahan (korupsi,
akuntabilitas, transparansi
aturan, prosedur, keputusan
dan partisipasi dalam desain
proyek);
• Kinerja pada tujuan utama
non-ekonomi (cakupan
penduduk terlayani, keranjang
layanan, MIS untuk memantau
dan mendukung keputusan);
dan
• Proses perbaikan (integrasi
layanan di seluruh instansi,
pengurangan penanganan
data, catatan pemeliharaan:
akurasi, konsistensi, keamanan
dan pemulihan bencana dan
mampu telusur transaksi dan
audit).
Pemilihan Proyek
Pemilihan proyek akan tergantung pada tujuan
penilaian. Untuk evaluasi retrospektif dari keputusan
investasi atau keputusan tentang duplikasi proyek di
geografi lainnya, proyek matang harus dipilih.
260 | E t i n I n d r a y a n i
Kematangan tercermin dalam beberapa tahun yang proyek
ini telah beroperasi, ruang lingkup dirancang (jasa yang
telah terkomputerisasi dan jumlah langkah yang telah
otomatis untuk setiap layanan) dari proyek dan sejauh
mana itu telah dicapai dan sejauh mana pengiriman
elektronik jasa meliputi populasi yang ditargetkan. Proyek
yang masih berkembang pada salah satu dimensi di atas
tidak akan dipertimbangkan matang.
262 | E t i n I n d r a y a n i
peneliti terlatih, survei yang dilakukan melalui Internet
dan kelompok fokus yang dilakukan oleh peneliti terlatih.
Wawancara langsung dari sampel yang memadai dari
pengguna adalah cara yang ampuh untuk mengekstrak
informasi rinci dari pengguna tentang dampak ekonomi
aktual dan persepsi kualitas.
Waktu dan Biaya yang berhubungan dengan
pendekatan ini, bagaimanapun, mungkin belum
membuatnya setuju untuk sering digunakan. Survei
Internet, di sisi lain, dapat menjadi alat yang efektif
untuk mengumpulkan informasi dalam waktu singkat,
tetapi sulit untuk mengontrol karakteristik responden.
Wawancara terbatas dan metode kelompok fokus dapat
digunakan untuk kelemahan ini.
Pilih mode pengumpulan data tergantung pada
akses ke dana dan bantuan penelitian. Gunakan lembaga
riset pasar profesional dengan peneliti dilatih untuk
wawancara langsung. Biaya akan tergantung pada waktu
yang diperlukan untuk survei klien, sejumlah lokasi di
mana klien harus disurvei dan jumlah responden yang
akan disurvei. Biaya bisa bervariasi antara Rs 150 dan 500
per responden tergantung pada sifat dari lokasi responden
dan ukuran dan kompleksitas instrumen.
Menggunakan kerangka kerja untuk
mengembangkan kuesioner untuk klien. Menyesuaikan
264 | E t i n I n d r a y a n i
untuk survei sektor sosial. Penyidik akan perlu memahami
langkah-langkah dasar melalui e-delivery pelayanan
berlangsung dan juga memahami istilah yang digunakan
dalam mengukur tata kelola. Hal ini diperlukan untuk para
peneliti untuk mengamati proses pelayanan dengan
mengunjungi pusat pengiriman. Tim biasanya akan
menjalani program pelatihan. Tim studi harus
berpartisipasi dalam pelatihan penyidik. Kecuali jika
peneliti memiliki kejelasan tentang apa yang diukur
melalui setiap pertanyaan, kualitas data akan menjadi
miskin. Banyak contoh yang harus diberikan untuk
menjelaskan makna dari istilah-istilah seperti biaya
perjalanan, transparansi, akuntabilitas, dan lain-lain.
Menguji kuesioner dengan pengguna yang benar
sebelumnya. Umpan balik dari pra-pengujian kuesioner
harus didiskusikan antara tim studi dan peneliti. Umpan
balik dapat mencakup panjang kuesioner, interpretasi
setiap pertanyaan dan tingkat kesulitan dalam
mengumpulkan data sensitif. Menilai kualitas peneliti
adalah ide yang baik. Sesi Pelatihan dan umpan balik
dapat digunakan untuk menyaring peneliti.
266 | E t i n I n d r a y a n i
Pada Tabel 19 merupakan analisis mode
pengiriman yang berbeda dan menunjukkan kondisi di
mana dua sampel berbeda sangat diperlukan. Efek ukuran
yang digunakan untuk mengukur besarnya dampak
(komputerisasi dalam hal ini) dan dapat dihitung sebagai
perbedaan standar antara dua alat. efek ukuran (Cohen
1988) dapat didefinisikan sebagai kecil (antara 0 dan 0,2),
menengah (> 0,2 dan <= 0,5) dan besar (> = 0.8).
Ukuran sampel ditentukan oleh ukuran efek yang
diinginkan bahwa kita ingin dapat statistik mendeteksi
dengan presisi yang diinginkan (daya) yang dibutuhkan
untuk penelitian. Kriteria utama untuk menentukan
ukuran sampel dalam analisis dampak adalah kemampuan
untuk 'mendeteksi' dampak dari besarnya diinginkan
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi-Minimum
terdeteksi Effect (MDE) 0,5 Dengan kata lain, jika kita
percaya dampak dari besarnya tertentu memiliki relevansi
kebijakan, maka kita harus memiliki kekuatan statistik
untuk menguji apakah atau tidak itu adalah statistik
berbeda dari nol.
Semakin kecil MDE, semakin besar kemungkinan
kita akan dapat mendeteksi dampak yang lebih kecil. MDE
tergantung pada:
• Varians yang diharapkan dari perkiraan dampak;
268 | E t i n I n d r a y a n i
• Jumlah pusat pelayanan untuk dipilih;
• Jumlah lokasi (kota/kota/desa yang pengguna/non-
pengguna yang dipilih) dalam tangkapan setiap pusat
layanan; dan
• Jumlah pengguna (dan non-pengguna) dalam setiap
lokasi.
Untuk ukuran sampel yang diberikan total,
meningkatkan jumlah pusat pengiriman menyediakan daya
paling banyak. Di sisi lain, meningkatnya jumlah
Wawancara (responden) per unit sampling tidak
meningkatkan daya. Juga, untuk sejumlah tertentu dari
sampel unit yang bisa dikunjungi, lebih baik untuk
menyertakan jumlah yang lebih besar dari pusat layanan
daripada lebih lokasi (dalam tangkapan setiap pusat
layanan) yang responden dipilih
Unit sampling dari mana responden yang
diwawancarai harus dipilih atas dasar jarak unit dari pusat
pengiriman. Lokasi dapat dikategorikan sebagai jauh dan
dekat. Jumlah responden dari lokasi 'jauh' atau 'dekat' bisa
proporsional dengan jumlah responden mengunjungi pusat
pengiriman dari lokasi tersebut. Daftar pengguna 5-10 kali
ukuran jumlah sebenarnya yang akan dipilih untuk masing-
masing unit sampel yang dipilih dikompilasi. nomor yang
dikehendaki responden dapat dipilih dari daftar secara
acak.
270 | E t i n I n d r a y a n i
prosedur analitis untuk analisis data survei. Beberapa tips
yang berguna untuk memastikan kualitas data adalah:
• Secara acak memeriksa masalah memasukkan data
dengan membandingkan data dari kuesioner dengan
hasil cetak dari file data;
• Periksa nilai-nilai ekstrim untuk setiap item dalam file
data dan mengidentifikasi nilai-nilai yang tidak dapat
diterima untuk item kode;
• Memeriksa data yang tercatat untuk nilai-nilai ekstrim
dalam kuesioner;
• Periksa nilai abnormal tinggi standar deviasi;
• Meskipun kode dapat diberikan untuk nilai-nilai yang
hilang, bisa ada kebingungan antara nilai yang hilang
dan nilai yang sah dari nol;
• Carilah koneksi logis antara variabel seperti modus
perjalanan dan waktu perjalanan, suap dan korupsi;
• Kualitas data yang buruk sering dapat ditelusuri ke
penyidik atau lokasi tertentu; dan
• Pemeriksaan keabsahan data lengkap sebelum memulai
analisis.
272 | E t i n I n d r a y a n i
Metodologi untuk Mengukur Dampak terhadap Lembaga
dan Masyarakat
274 | E t i n I n d r a y a n i
diusulkan. target tersebut dapat menentukan piagam
warga untuk pengiriman online layanan. Survei klien untuk
menilai sistem manual juga akan memberikan pemahaman
tentang struktur biaya klien untuk mengakses layanan.
Peningkatan menargetkan dalam pemberian layanan dapat
digunakan untuk melakukan analisis biaya dan manfaat
dari sistem yang diusulkan.
Target perbaikan dalam berbagai indikator juga
akan menjadi masukan untuk menentukan sifat dari proses
reengineering yang akan diperlukan dan desain teknis
yang akan memungkinkan tingkat perbaikan yang
diusulkan. Spesifikasi desain pada gilirannya akan
menentukan investasi yang diusulkan dan biaya operasi
mungkin. Angka pada manfaat dan biaya dapat
dibandingkan sebelum melaksanakan proyek. Perkiraan
potensi penghematan biaya untuk klien akan membantu
menentukan tingkat biaya pengguna, terutama jika
perkiraan agak akurat dari investasi dan biaya operasi
dapat dibuat.
Keterbatasan yang perlu dipertimbangkan ketika
menafsirkan hasil adalah:
Untuk penilaian sistem manual, responden perlu
bergantung pada memori. Dalam kasus sistem yang
telah operasional untuk sejumlah besar tahun, recall
tersebut dapat memperkenalkan kesalahan. Belum ada
276 | E t i n I n d r a y a n i
Pedoman Desain &
Implementasi Portal e-
Government
278 | E t i n I n d r a y a n i
ruang lingkup, fitur penting dari sebuah portal adalah
bahwa hal itu layanan integrasi menjadi sama, jika tidak
tentu Format standar seperti yang dilihat oleh pengguna.
Dalam bab ini, kita menggunakan istilah ini untuk merujuk
ke portal nasional yang komprehensif.
Berdasarkan Gronlund et al., (2008) memberikan
panduan bagi para pejabat di pemerintah negara-negara
berkembang dalam membuat keputusan apakah iya atau
tidak untuk mengembangkan portal layanan pemerintah
sebagai bagian dari program e-government dan apa
strategi untuk memilih hal isi dan layanan yang diberikan.
Bab ini menjelaskan fitur kunci dari portal dan
membahas faktor-faktor yang menentukan kesiapan untuk
meluncurkan portal. Faktor-faktor ini diklasifikasikan ke
dalam orang-orang yang menentukan penyerapan layanan
oleh klien (faktor sisi permintaan) dan orang-orang yang
mempengaruhi penyediaan layanan (faktor sisi
penawaran). Bab ini juga menyajikan kerangka konseptual
berfokus pada pilihan portal sebagai modus pengiriman
dalam konteks berbagai tingkat kecanggihan teknologi dan
kematangan administrasi negara.
280 | E t i n I n d r a y a n i
3. Alat nilai tambah: Ini terutama alat untuk memfasilitasi
transaksi online. Berbagai alat yang menjadi nilai
tambah yang digunakan dalam portal; misalnya, solusi
pembayaran dan fasilitas berlangganan; 'umpan balik'
dan sistem dukungan dan pengajuan elektronik bentuk-
bentuk tertentu. Mesin pencari adalah alat nilai tambah
yang penting. Sebagai fungsi dan layanan yang
ditawarkan di portal tumbuh, permintaan pengguna
untuk menemukan informasi yang tepat dengan cepat
juga tumbuh. Dengan demikian, mesin pencari yang
baik dikombinasikan dengan alat navigasi yang mudah
digunakan menjadi penting untuk meningkatkan
pengalaman pengguna.
Desainer biasanya fokus pada aplikasi antarmuka
pelanggan. Tersisa dua komponen seringkali dipandang
sebagai penetapan biaya tambahan dan pembatasan pada
desain layanan. Namun, untuk mengembangkan sebuah
portal yang berorientasi pengguna yang menawarkan
beberapa layanan secara terpadu, dua komponen terakhir
memainkan peran penting. Portal terkadang dibandingkan
dengan pusat perbelanjaan, di mana toko-toko yang
berbeda melakukan bisnis mereka di lokasi yang sama dan
manfaat dari infrastruktur seperti lift dan AC untuk
meningkatkan kenyamanan pelanggan. Demikian pula,
portal menyediakan platform umum untuk penyedia
282 | E t i n I n d r a y a n i
ketersediaan infrastruktur informasi dan perilaku
masyarakat pengguna. Unsur-unsur sisi penawaran, di sisi
lain, mempengaruhi pilihan layanan dari sudut kelayakan
pandang. Status kapasitas penyedia layanan juga
mempengaruhi titik masuk untuk proyek portal e-
government.
284 | E t i n I n d r a y a n i
internet hit sekitar 50 persen, kelompok besar politisi
(tidak hanya juara) menjadi benar-benar tertarik. Di
negara-negara berkembang, ini adalah isu strategis yang
harus dipikirkan. Bahkan jika akses publik terlalu rendah,
mengembangkan sebuah portal intranet untuk Pemerintah
Punya Pemerintah jasa (G2G) masih mungkin bermanfaat
untuk mengejar karena ini akan memberikan dasar yang
baik untuk pembangunan masa depan menuju portal
layanan warga.
Berbagai jenis pengguna memainkan peranan yang
berbeda selama proses penyebaran layanan online.
Memahami pola perilaku mereka berguna untuk
memperkirakan laju penyerapan permintaan. Pengguna
biasanya telah diklasifikasikan ke dalam lima kategori
(Rogers, 1995): inovator, pengadopsi awal, mayoritas
awal, akhir mayoritas dan lamban. Tiga pertama adalah
yang paling penting dalam hal memperluas basis
pengguna, karena mereka membentuk 'massa kritis' yang
perilakunya akibatnya diikuti oleh sisanya. Dalam konteks
e-government di negara maju, para inovator diharapkan
untuk mulai menggunakan layanan baru yang relatif
cepat, mungkin dalam tahun pertama, pengadopsi awal
dalam waktu tiga tahun dan mayoritas awal dalam waktu
lima sampai sepuluh tahun. Jika perkiraan ukuran dan
profil dari segmen ini populasi dapat diperkirakan,
286 | E t i n I n d r a y a n i
yang tersedia. Mereka juga dapat didekati untuk
memberikan umpan balik tentang desain dan kegunaan
dari layanan. Pembentukan dan proliferasi layanan portal
e-government lebih mudah jika e-layanan yang sebanding
ada di sektor komersial dan sukarela. Faktor faktor sisi
penawaran Key relevan dengan portal e-government:
1. Tingkat back-end, integrasi front-end;
2. Pemerintah kehadiran online dan kematangan
administrasi;
3. Keterampilan dan pelatihan staf; dan
4. Jasa pendukung yang tersedia.
Awal upaya portal sering menempatkan dorong
dalam aplikasi front-end sementara meninggalkan
integrasi back-end untuk tahap-tahap selanjutnya. Dalam
beberapa kasus, penekanan pada aplikasi front-office
tanpa integrasi dengan back-office mungkin berguna. Hal
ini mungkin terjadi jika kontak dengan warga adalah
masalah pembakaran dan tenaga kerja manual terjangkau
tersedia untuk memproses rutinitas back-office sampai
langkah berikutnya dilaksanakan. Dalam kasus lain,
strategi tersebut dapat membuktikan bencana karena
pengalaman pengguna tidak akan sampai ke standar yang
dapat mencegah pengguna untuk tingkat membahayakan
kredibilitas seluruh proyek.
288 | E t i n I n d r a y a n i
akhirnya dengan layanan lainnya dapat terhambat.
Sementara ada kebutuhan untuk kemajuan pesat di
beberapa tempat untuk menciptakan momentum dan
meningkatkan kesadaran, 'pulau-pulau keunggulan' perlu
diimbangi dengan pendekatan holistik.
Upaya yang diperlukan untuk mencapai semua ini
pada saat yang sama cukup besar sebagai tantangan pada
tahapan yang berbeda memerlukan berbagai pengguna e-
jatuh tempo. Pemerintah harus mendekati proses evolusi
ini dengan cara yang strategis. Tindakan yang diambil
dalam setiap fase harus mempersiapkan transisi ke fase
berikutnya.
Penyediaan informasi dan dukungan pengguna
untuk e-jasa membutuhkan keahlian yang berbeda.
Menempatkan informasi secara online dapat menjadi
pekerjaan yang relatif rendah-terampil, asalkan template,
alat dan informasi yang hadir. Secara historis, telah sering
dilakukan sebagai bagian dari 'menempatkan-orang-ke-
bekerja' skema, yaitu, dalam hubungannya dengan pasar
tenaga kerja dan/atau kebijakan pendidikan. Hal ini
sering menarik karena tidak hanya memberikan
pekerjaan, tetapi juga meningkatkan melek komputer
dan, pada gilirannya, meningkatkan peluang masyarakat
dalam pasar tenaga kerja.
290 | E t i n I n d r a y a n i
layanan dukungan teknis, standar industri-lebar untuk
platform dan bahasa pemrograman dan ketersediaan
program pelatihan untuk staf untuk menjalankan layanan
baru dan menggunakan teknologi baru.
1. Standar pelayanan:
a) Format presentasi umum;
b) Pencarian umum, navigasi dan informasi
manajemen sumber daya alat;
c) Pusat layanan yang melayani semua departemen
dan layanan terlibat;
d) Struktur untuk mengembangkan spesifikasi dan
standar semantik data elektronik layanan
pertukaran/pesan untuk memastikan informasi yang
diberikan kepada pengguna tanpa kehilangan atau
perubahan makna. Untuk batas tertentu, instansi
pemerintah mungkin dapat memanfaatkan struktur
yang ada digunakan oleh sektor swasta. Namun, ada
kebutuhan untuk mengembangkan spesifikasi dan
standar disesuaikan untuk daerah yang unik untuk
layanan pemerintah; dan
e) Standar Teknis. Saat ini ada konvergensi terhadap
penggunaan Web Services Description Language
(WSDL), Universal Description, Discovery dan
Integration (UDDI) dan Simple Object Access
Protocol (SOAP).
292 | E t i n I n d r a y a n i
2. Bagian Akhir Integrasi Teknologi
a) Terpadu pencari/navigasi/inquiry (termasuk
komponen teknis dan manual); dan
b) Integrasi teknologi (misalnya, ponsel dan web, web
dan call center).
Penyelarasan Organisasi
Pemilik proses bisnis tidak selalu didedikasikan
untuk standar karena proses untuk menyepakati standar di
lembaga cenderung memperlambat proyek dan
membuatnya menjadi lebih mahal. Hal yang sama berlaku
untuk aplikasi nilai tambah yang tidak dalam area bisnis
mereka. Kepentingan dalam e-government juga sangat
tergantung pada sifat dari operasi departemen dan
sumber daya yang ada. Untuk mempersiapkan tanah untuk
standardisasi, perencana portal e-pemerintah harus fokus
pada transformasi organisasi bukan pada teknologi di
awal. Dalam rangka untuk mengatasi tantangan antar,
menugaskan agen terkemuka baik di tingkat kebijakan dan
operasional bisa efektif. Ada contoh lembaga seperti di
Inggris dan Korea (EGU nd, Masyarakat Informasi Badan
Nasional Korea nd). Namun, ini set up sering tidak cukup.
Selain kerangka kelembagaan formal, harus ada
mekanisme insentif untuk mendorong lembaga untuk
mematuhi kebijakan. Untuk membuat sistem yang dapat
diterima untuk instansi yang terlibat, sistem harus
dibentuk dengan cara yang kompatibel dengan budaya dan
294 | E t i n I n d r a y a n i
sejarah masing-masing negara dan organisasi masing-
masing, sementara masih melayani untuk mempromosikan
perubahan yang diinginkan.
Tantangan selama pelaksanaan e-government awal
adalah untuk menjaga dengan perubahan dan
pembangunan yang berkelanjutan dan cepat dalam
teknologi. Untungnya, karena meningkatnya standarisasi
terjadi di pasar teknologi saat ini, ada pilihan yang lebih
luas bagi pendatang baru untuk memanfaatkan didirikan
teknologi standar sehingga mereka dapat lebih fokus pada
isu-isu yang berkaitan dengan keselarasan organisasi.
Namun demikian, tantangan di depan teknologi
masih jauh dari signifikan. Portal e-government biasanya
berkembang dari informasi penerbitan ke platform yang
lebih interaktif dengan memperluas nilai tambah fungsi
yang memungkinkan transaksi dan integrasi. Sepanjang
jalan evolusi ini, ada beberapa solusi yang tersedia saat
ini dengan berbagai tingkat kecanggihan teknologi.
Ilustrasi berteknologi rendah, menengah dan teknologi
tinggi solusi untuk setiap tahap evolusional ditunjukkan
pada Tabel 20. Upaya standardisasi harus dirancang untuk
mengakomodasi transisi dinamis dari berteknologi rendah
untuk solusi teknologi tinggi selama siklus hidup dari
portal. Sebagai contoh, itu membuat lebih mudah untuk
berkembang dari postingan pengguna informasi di web
296 | E t i n I n d r a y a n i
Transaksi Informasi secara Transaksi Transaksi dan
online, transaksi secara online, konfirmasi secara
secara offline konfirmasi online
secara offline
Integrasi Sistem menu yang Sistem mencari Pelayanan yang
global yang global terintegrasi
Source: Grönlund et al. (2008).
Interaksi Pengguna
Tantangan lain adalah terkait dengan interaksi
dengan pengguna, yang sering dilakukan sebagai bagian
dari fungsi dukungan klien. Layanan portal e-government
yang terintegrasi harus didukung oleh standar dukungan
sistem pengguna di seluruh layanan dan departemen,
sehingga pengguna menerima kurang lebih sama tingkat
kualitas dan konten layanan. Sebuah praktek yang baik
dari pusat-pusat pelayanan sektor publik adalah untuk
merancang standar layanan sesuai dengan 'model e-
service'. Model ini terdiri dari tiga lapisan interaksi dengan
klien:
a) Layanan Mandiri;
b) Respon standar untuk pertanyaan sering; dan
c) Tanggapan ahli untuk pertanyaan rumit (situasi non-
standar).
Pada Tabel 21 berikut merangkum setiap lapisan
tersebut menggunakan media yang berbeda untuk
interaksi. Meskipun pengguna akan bermigrasi dari manual
ke layanan teknis dari waktu ke waktu sebagai
298 | E t i n I n d r a y a n i
Fungsi suara
pencarian
Respon FAQ, Tanggapa Call Tanggapan Kantor
Standar Bantuan n Cente dan Pelayanan
Menuju web, terhadap r notifikasi Terpadu
Pertanyaan Model pertanya denga melalui SMS satu pintu
Stantdar perhitung an n staf dengan staf
an diinisiasi umum umum
interaktif pada
setiap
media
Tanggapan Dokumen Konsultas Staf Tidak Layak
Ahli online i Ahli selalu tetapi
Pertanyaan disedi tersedia mahal.
yang rumit akan mengakibat Penggunaa
melal kan n sebagai
ui call keterbatas pilihan
center an di dalam akhir
interaksi
Sumber : Gronlund et al. (2008).
300 | E t i n I n d r a y a n i
kematangan administrasi. Ini pada umumnya berarti
merancang register dasar dan komputerisasi mereka yang
akan membentuk blok bangunan dasar untuk e-delivery
jasa. Jika jalan pintas diambil, misalnya, dengan
komputerisasi front-end, ada kemungkinan bahwa sistem
yang dikembangkan tidak dapat diintegrasikan ke dalam
portal pada tahap berikutnya.
Beberapa negara berkembang mungkin sedikit
lebih dewasa, setidaknya di beberapa sektor pemerintah.
Bagaimanapun, proses administrasi masih didasarkan
terutama pada prosedur manual.
302 | E t i n I n d r a y a n i
negara tersebut untuk ditujukan pada layanan yang benar-
benar dalam jaringan (Tahap 4 pada Gambar 1.1). Hal ini
dapat dicapai dengan berfokus pada mekanisme koordinasi
memastikan definisi data global, teknologi standar dan
desain layanan standar.
304 | E t i n I n d r a y a n i
2. Tingkat layanan, kualitas layanan individual; dan
3. Tingkat sistem, kualitas seluruh sistem untuk layanan
portal e-government.
Definisi e-government yang khas mencakup
beberapa tujuan, misalnya, transformasi hubungan
pemerintah dengan warga dan bisnis, pengiriman yang
lebih baik dari pelayanan publik, pemberdayaan
masyarakat, peningkatan transparansi dan koneksi
pedesaan.
Pencapaian target di level ini sulit diukur, tapi bagi
banyak dari mereka, setidaknya perkiraan dapat dibuat.
Hal ini penting untuk menggunakan kedua ukuran
kuantitatif dan kualitatif, tidak hanya sebagai patokan
untuk pencapaian, tetapi juga sebagai pedoman untuk
tindakan masa depan.
Setiap layanan perlu dievaluasi untuk kebaikan
teknis, misalnya, apakah fungsinya beroperasi seperti
yang diharapkan atau mereka sesuai dengan standar dan
praktik terbaik. Ada beberapa metode terbukti untuk
banyak aspek, termasuk kegunaan, nilai guna, fungsi
teknis, jumlah penggunaan dan evaluasi Customer
Relationship Management (CRM). Ada alat hands on dan
teknik, nilai yang dapat cukup mudah dan murah dinilai.
Memenuhi semua persyaratan tidak berarti layanan baru
306 | E t i n I n d r a y a n i
bertahap yang tidak dapat dengan mudah diprediksi
karena mereka mengikuti untuk sebagian besar
langkah-langkah yang sama dengan cara mode
berkembang, orang melakukan apa yang orang lain
lakukan. Mereka bisa, bagaimanapun, harus didukung
oleh desain yang baik dan promosi;
3. Layanan harus akrab bagi pengguna umum-mereka
harus dipromosikan di media lain, biasanya di surat
kabar, radio, TV, atau selebaran;
4. Pelayanan haruslah dipahami. Kasus sederhana adalah
ketika layanan elektronik cocok dengan service manual
yang sudah ada sebelumnya. Kasus yang lebih rumit
adalah ketika dua atau lebih yang sebelumnya terpisah
layanan yang terintegrasi. Paling rumit adalah ketika
layanan yang sama sekali baru ditetapkan;
5. Pelayanan harus dapat digunakan (secara teknis,
semantik dan dirancang dengan baik, konten-
bijaksana);
6. Layanan harus kompatibel budaya dengan pengguna.
Isu-isu kritis di sini termasuk privasi dan identifikasi,
tetapi juga gaya komunikasi pada umumnya. Misalnya,
kemampuan untuk menggunakan peta berbeda jauh
antara negara dan budaya; dan
7. Kepuasan subjektif dari pengguna adalah ukuran dalam
dirinya sendiri.
308 | E t i n I n d r a y a n i
masuk akal untuk memasukkan langkah-langkah
efektivitas juga.
Portal dan pengembangan e-service tidak harus
prematur terkait dengan tujuan kinerja nasional seperti
pertumbuhan PDB atau tabungan di sektor publik, karena
ada banyak faktor lain yang mempengaruhi tindakan
mereka. Sebaliknya, fokus harus diberikan pada
pengukuran kemampuan tambahan dan proses perbaikan.
Indikator produksi kunci diharapkan dapat memberikan
kontribusi untuk membuat pemerintahan yang lebih
efisien dan efektif secara keseluruhan adalah:
1. Pengembangan Standar;
2. Ketersediaan, penjangkauan, manfaat, peningkatan
kapasitas dari perspektif pengguna;
3. Tingkat Infrastruktur dalam hal pengembangan sumber
daya manusia, infrastruktur teknis, reorganisasi
pemerintah;
4. Peningkatan/diutamakan sistem regulasi 'hukum maya';
dan
5. Peningkatan sistem insentif dalam organisasi
pemerintah.
Fitur utama dari portal e-government adalah
penyediaan seperangkat layanan publik menggunakan
platform online yang umum. Hal ini sederhana untuk
melihat portal sebagai perpanjangan dari sebuah website
310 | E t i n I n d r a y a n i
pemerintah, misalnya, kerja layanan sipil, hukum
membatasi perilaku rasional instansi pemerintah dan
pembatasan pada kegiatan sektor swasta, juga telah
mempengaruhi laju pembangunan e-government.
Adapun aspek teknis pada portal, poin penting
untuk diingat adalah untuk mengembangkan dan
menegakkan alat teknis yang memfasilitasi konvergensi,
seperti standar metadata. Kepentingan dalam portal e-
government juga sangat tergantung pada sifat dari operasi
departemen dan sumber daya yang tersedia.
Sekali lagi, perencana portal e-government
diharapkan memainkan peranan katalisator untuk
mendorong batas-batas organisasi untuk memungkinkan
sinergi dan kolaborasi dalam rangka untuk memastikan
keberhasilan.
312 | E t i n I n d r a y a n i
Otentikasi (Authentication)
Aspek ini digunakan untuk menjamin keaslian data,
sumber data, orang yang mengakses data dan server
yang digunakan.
Ketersediaan (Availability)
Aspek ini menjamin bahwa data dan informasi harus
tersedia saat diperlukan.
Riwayat kejadian (Non-Repudiaion)
Aspek yang menjamin bahwa seseorang tidak dapat
menyangkal apabila dia telah melakukan suatu
pertukaran informasi.
Pengendalian akses (Access Control).
Aspek ini membatasi atau mengatur hak akses pengguna
(siapa boleh melakukan apa). Berbagai langkah perlu
diambil untuk menjamin keamanan terhadap hal-hal
tersebut di atas:
Prosedur pengamanan, menetapkan kebijakan dan
prosedur untuk menjamin keamanan sistem dalam
berinteraksi dengan pengguna;
Pengamanan fisik jaringan. Menggunakan Firewall,
Intrusion Detection System, Anti Virus dan Virtual
Private Network (VPN);
Pengamanan akses, menggunakan password;
Otentikasi data/informasi yang dikirim, menggunakan
enkripsi;
314 | E t i n I n d r a y a n i
langsung umum dilakukan oleh orang yang punya akses
secara langsung terhadap basis data.
Pencurian data kerap kali dilakukan oleh “orang
dalam” untuk dijual. Salah satu kasus terjadi pada
Encyclopedia Britanica Company (bodnar dan Hopwood,
1993). Perusahaan ini menuduh seorang pegawainya
menjual daftar nasabah ke sebuah pengiklan direct mail
seharga $3 juta.
Berbagai teknik yang digunakan untuk melakukan
hacking:
Denial of Service. Teknik ini dilaksanakan dengan cara
membuat permintaan yang sangat banyak terhadap suatu
situs sehingga sistem menjadi macet dan kemudian
dengan mencari kelemahan pada sistem si pelaku
melakukan serangan terhadap sistem.
Sniffer. Teknik ini diimplementasikan dengan membuat
program yang dapat melacak paket data seseorang ketika
paket tersebut melintasi Internet, menangkap password
atau menangkap isinya.
Spoofing. Melakukan pemalsuan alamat email atau Web
dengan tujuan untuk menjebak pemakai agar memasukkan
informasi yang penting seperti password atau nomor kartu
kredit.
Penggunaan Kode yang Jahat :
a. Virus
316 | E t i n I n d r a y a n i
antar hardisk, disket, maupun email. Penyebaran melalui
email biasanya berupa sebuah attachment yang kecil.
Pengguna yang tertarik akan menjalankan program
tersebut. Selanjutnya, tanpa basa-basi, si program akan
langsung melakukan aksinya. Worm akan menggandakan
diri dengan mengirimkan file-nya secara otomatis melalui
attachment ke setiap alamat yang ada dalam address
book pada mail manager korban
Umumnya worm tidak bersifat merusak, namun
demikian selain mengakibatkan kejengkelan di pihak
korban, serangan worm dapat sangat berbahaya bagi
mailserver. Berjangkitnya worm menyebabkan beban
kerja mailserver melonjak drastis hingga dapat
mempengaruhi performanya. Dan tidak hanya untuk
mailserver, bahkan komputer pribadi kita pun bisa
dijadikan sasarannya. Hal ini terjadi karena worm mampu
menduplikasikan dirinya sendiri di dalam memori
komputer dalam jumlah yang sangat banyak. Sekarang
bayangkan jika worm menduplikasi dirinya secara
serentak, ‘bakal lemot deh komputer’.
Worm umumnya berbentuk file executable
(berekstensi .EXE datau .SCR), yang terlampir (attach)
pada email. Namun demikian, ada beberapa jenis worm
yang berbentuk script yang ditulis dalam bahasa Visual
Basic (VBScript). Sasaran serangan worm jenis ini
c. Bom waktu
Bom logika atau bom waktu adalah program yang
beraksi karena dipicu oleh sesuatu kejadian atau setelah
selang waktu berlalu. Sebagai contoh, program dapat
diatur agar menghapus hard disk atau menyebabkan lalu
lintas macet. Contoh kasus bom waktu terjadi di USPA,
perusahaan asuransi di Fort Worth (Bodnar dan Hopwood,
1993).
Donal Burkson, pemrogram pada perusahaan
tersebut dipecat karena suatu hal. Dua hari kemudian,
sebuah bom waktu mengaktifkan dirinya sendiri dan
menghapus kira-kira 160.000 rekaman-rekaman penting
pada komputer perusahaan tersebut. Para penyidik
menyimpulkan bahwa Burkson memasang bom waktu dua
tahun sebelum di-PHK.
d. Kuda Trojan
Trojan horse adalah program yang kelihatan
seperti program yang valid atau normal, tetapi
sebenarnya program tersebut membawa suatu kode
dengan fungsi-fungsi yang sangat berbahaya bagi
komputer Anda. Sebagai contoh, virus DLoader-L datang
318 | E t i n I n d r a y a n i
dari attachment email dan dianggap sebagai sebagai suatu
update program dari Microsoft untuk sistem operasi
Windows XP. Jika Anda menjalankannya maka dia akan
men-download program dan akan memanfaatkan
komputer Anda untuk menghubungkan komputer Anda ke
suatu website tertentu.
Targetnya tentu saja untuk membuat website tadi
menjadi overload dan akhirnya tidak bisa diakses dengan
benar oleh pihak lain. Ini sering dinamakan dengan
serangan denial of service atau DoS. Penyalahgunaan dan
pencurian sumber daya komputasi merupakan bentuk
pemanfaatan secara illegal terhadap sumber daya
komputasi oleh pegawai dalam rangka menjalankan
bisnisnya sendiri.
Satu hal lagi tentang kemungkinan ancaman
terhadap sistem informasi adala trapdoor. Trapdoor
adalah kemungkinan tindakan yang tak terantisipasi yang
tertinggal dalam program karena ketidak sengajaan.
Disebabkan sebuah program tak terjamin bebas dari
kesalahan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat
membuat pemakai yang tak berwewenang dapat
mengakses sistem dan melakukan hal-hal yang sebenarnya
tidak bolehdan tidak bisa dilakukan.
320 | E t i n I n d r a y a n i
Melibatkan auditor sistem, dari masa
pengembangan hingga pemeliharaan sistem, untuk
memastikan bahwa sistem benar-benar terkendali,
termasuk dalam hal otorisasi pemakai system. Aplikasi
dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi
mudah untuk ditelusuri
3. Kontrol operasi
Melibatkan auditor sistem, dari masa
pengembangan hingga pemeliharaan sistem, untuk
memastikan bahwa sistem benar-benar terkendali,
termasuk dalam hal otorisasi pemakai system. Aplikasi
dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi
mudah untuk ditelusuri. Tujuan agar sistem beroperasi
sesuai dengan yang diharapkan termasuk dalam hal ini:
a) Pembatasan akses terhadap pusat data;
b) Kontrol terhadap personel pengoperasi;
c) Kontrol terhadap peralatan (terhadap kegagalan);
d) Kontrol terhadap penyimpan arsip; dan
e) Pengendalian terhadap virus.
4. Proteksi terhadap pusat data secara fisik
Faktor lingkungan yang menyangkut suhu,
kebersihan, kelembaban udara, bahaya banjir, dan
keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar.
Untuk mengantisipasi kegagalan sumber daya listrik, biasa
digunakan UPS dan mungkin juga penyediaan generator
322 | E t i n I n d r a y a n i
seperti aslinya secara lengkap, termasuk mencakup
tanggung jawab masing-masing personil. Rencana
pengujian (test plan) menentukan bagaimana komponen-
komponen dalam rencana pemulihan akan diuji atau
disimulasikan.
9. Kontrol aplikasi, rencana pemulihan dari bencana dan
Asuransi.
326 | E t i n I n d r a y a n i
merupakan sistem hirarki kewenangan dan komando
sektoral dikembangkan menjadi sistem manajemen
organisasi jaringan yang dapat memperpendek lini
pengambilan keputusan serta memperluas rentang
kendali.
Yang kedua, e-government dilaksanakan di
Indonesia karena adanya tuntutan masyarakat yang
berbeda namun berkaitan erat, yaitu :
a. Tuntutan pelayanan publik yang memenuhi kepentingan
masyarakat luas di seluruh wilayah Indonesia, dapat
diandalkan dan terpercaya, serta mudah dijangkau
secara interaktif; dan
b. Keinginan masyarakat agar aspirasi mereka didengar,
sehingga pemerintah harus memfasilitasi partisipasi dan
dialog publik di dalam perumusan kebijakan negara.
Membicarakan e-government (e-gov) di Indonesia
maka banyak pendekatan keilmuan yang bisa dilakukan
apakah melalui pendekatan teknologi komunikasi dan
informasi, manajemen, politik dan pemerintahan ataukah
sosial.
328 | E t i n I n d r a y a n i
Best Practice Penerapan e-Government di Indonesia
Meskipun tidak secanggih Belanda, sesungguhnya e-
government bukanlah barang baru di Indonesia. Ia
diperkenalkan pertama kali di Nusantara ini pada tahun
2000 ditandai dengan dibentuknya Tim Koordinasi
Telematika Indonesia (TKTI) melalui Keputusan Presiden
No.50 tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika
Indonesia. Tim ini mempunyai tugas pokok sebagaimana
dijabarkan dalam Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2001
tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di
Indonesia sebagai berikut:
Mengkoordinasikan perencanaan dan memelopori
program aksi dan inisiatif untuk meningkatkan
perkembangan dan pendayagunaan teknologi
telematika di indonesia, serta memfasilitasi dan
memantau pelaksanaannya;
Memperkuat kemampuan menggalang sumber daya
yang ada di indonesia guna mendukung keberhasilan
pelaksanaan semua arah pengembangan dan
pendayagunaan teknologi telematika, serta
melaksanakan forum untuk membangun konsensus
antar pihak-pihak terkait di sektor pemerintah dan
swasta baik di tingkat internasional maupun regional,
serta mengakses pengalaman internasional dalam
mengembangkan sistem infrastruktur informasi
330 | E t i n I n d r a y a n i
Selain itu, oleh karena informasi biaya sudah
secara transparan dapat diketahui oleh masyarakat,
pembayaran pun harus dilakukan melalui rekening resmi
yang telah tersedia sehingga masyarakat tidak perlu
membayar biaya lebih dari ketentuan yg ada. Layanan
nonstop 24 jam. Layanan secara online dapat dilakukan
selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu
tergantung pada kondisi dan situasi masing-masing
individu pengguna jasa.
Efisiensi, karena pelayanan yang dilakukan secara
online akan menghemat penggunaan kertas dan alat tulis
kantor lainnya.
Saat ini, berdasarkan pemaparan Direktur e-
government dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
RI, Firmansyah Lubis, pemerintah tengah mengembangkan
Government Service Bus (GSB) untuk menghubungkan
server-server K/L/Pemda guna proses integrasi data pada
berbasis Nomor Induk Pegawai (NIP) dari Badan
Kepegawaian Negara (BKN), Nomor Induk Kependudukan
(NIK) dari server Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri),
dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari server
Kementerian Keuangan. Proses integrasi data ini
menggunakan aplikasi siMANTRA (Aplikasi Manajemen
Pertukaran Data Pemerintahan) dan PNSbox (Private
Network Security) yang di-instal di data center K/L/D
A. Kebijakan
Dimensi kebijakan e-government dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
332 | E t i n I n d r a y a n i
Gambar 10. Dimensi Kebijakan yang Mempengaruhi
Keberhasilan Pelaksanaan e-Government di
Pemkab Sragen (Sumber : KPDE Pemkab
Sragen).
B. Kelembagaan
Pada aspek ini meliputi :
Adanya lembaga khusus yang menangani TIK
(Kantor Pengelola Data Elektronik);
Tersedianya prosedur kerja yang lengkap dari
SKPD pengelola TIK;
Tersedianya SDM berkompeten yang mengelola
TIK (sebagai admin pengelola maupun sebagai
administrator di setiap SKPD); dan
Adanya pengembangan SDM yang mengelola TIK
yaitu :
o Admin TIK (Maintainance & Develop) di
PDE;
o Operator IT di masing SKPD; dan
o Penempatan PNS di Desa sebagai
operator IT/Memberdayakan Sekretaris
Desa yang berasal dari PNS.
C. Perencanaan
Pada dimensi ini meliputi :
Adanya sistem perencanaan TIK (RPJMD, RENSTRA);
Adanya master plan implementasi TIK; dan
Dukungan Anggaran.
D. Infrastruktur
334 | E t i n I n d r a y a n i
Awal tahun 2002 yaitu dimulainya koneksi jaringan
komputer dan integrasi sistem pd kompleks
perkantoran SETDA, yang terpusat di PDE. (Bupati,
Sekda, Asisten, BPKD, Bappeda, Kesbang dan KPT);
Tahun 2003/2004 dimulai koneksi antar
Dinas/Satker di luar SETDA dan 8 titik Kecamatan;
Tahun 2005/2006 semua dinas/satker dan 20
kecamatan terkoneksi jaringan online;
Tahun 2007 dibangun jaringan desa yang meliputi
208 Desa/Kel se-Kabupaten Sragen; dan
“Desain Jaringan, Development System/Aplikasi,
Pengolahan Data dan Maintenance seluruhnya
dilaksanakan oleh Tim Teknis PDE Sragen.”
E. Aplikasi
Terwujudnya website yang dinamis dan lengkap dan
update;
Tersedianya aplikasi back office (aplikasi yang
digunakan untuk kepentingan intern pemerintah
contoh : aplikasi persuratan, aplikasi keuangan,
aplikasi kepegawaian dll); dan
Tersedianya aplikasi front office (aplikasi yang
digunakan untuk kepentingan pemberian pelayanan
kepada masyarakat, contoh aplikasi pelayanan
perijinan, aplikasi kependudukan dan lai-lain).
336 | E t i n I n d r a y a n i
Aplikasi E-Office Pemerintahan.
338 | E t i n I n d r a y a n i
dan bersaing di skala internasional. Dengan dukungan
dukungan luas dari jaringan Forum Daerah (Forda UKM),
lembaga-lembaga yang concern pada pengembangan
usaha dan investasi baik pemerintah maupun non
pemerintah, sektor swasta serta keterlibatan media cetak
dan elektronik, OSS Center diharapkan mampu menjadi
motivator terciptanya perbaikan kualitas layanan
perijinan usaha dan investasi di Indonesia.
Sedangkan manfaat nyata dari OSS ini adalah: OSS
diharapkan mampu melayani seluruh perizinan yang
dibutuhkan oleh investor dan dunia usaha di daerah
masing-masing, mulai dari izin mendirikan bangunan
(IMB), izin gangguan (HO), izin usaha (SIUP, TDP, TDI, IUT,
IUI, TDG, dll) atau izin per sektor seperti izin usaha
restora, izin pendirian salon dan OSS Center akan
memberikan berbagai informasi dan pelatihan tentang
sistem, metode, dan cara untuk mengembangkan layanan
perijinan dan investasi di Indonesia yang dapat diakses
secara langsung di kantor OSS Center atau melalui
telepon, email, dan website (www.oss-center.net). OSS
Center juga akan menghubungkan pemerintah
kota/kabupaten dan OSS di seluruh Indonesia dengan
lembaga pendamping atau lembaga-lembaga lain yang
dapat memberikan bantuan teknis untuk pengembangan
OSS.
Solusi :
Rekruitmen tenaga profesional;
340 | E t i n I n d r a y a n i
suatu kebutuhan dari seluruh stakeholder, baik bagi
pemerintah, swasta maupun masyarakat.
342 | E t i n I n d r a y a n i
penghargaan dari PBB. Menurut Ibu Walikota, keberhasilan
penerapan e-government bukan semata-mata didorong
pemanfaatan teknologinya, tapi sejauh mana keinginan
melakukan perubahan. Sebaik apapun sistemnya, akan
tergantung political will , termasuk dalam pemangkasan
struktur organisasi, SDM serta business prosesnya.
Pemkot Surabaya telah merintis penerapan e-
government sejak tahun 2002, sebelum adanya peraturan
mengenai sistem pengadaan barang dan jasa secara
elektronik. Akhirnya, tahun 2003 lahir Keppres No. 80
tentang Pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang mencantumkan sistem lelang elektronik.
Dijelaskan pula, e-government Pemkot Surabaya
dikelompokan menjadi dua, yakni dalam hal pengelolaan
keuangan daerah, dan e-government untuk pelayanan
masyarakat. Untuk pengelola keuangan daerah meliputi e-
budgeting, e-project, e-procurement, e-delivery, e-
controlling, dan e-performance. Sedangkan yang
berhubungan dengan masyarakat, disebut dengan e-
sapawarga, yang meliputi e-perizinan, e-musrenbang, dan
pengaduan secara elektronik. “dengan penerapan e-
government Pemkot Surabaya bisa menghemat hingga 30
persen.”
Pemkot Surabaya berhasil melaksanakan e-
government, terutama dalam penerapan e-budgeting dan
344 | E t i n I n d r a y a n i
Pembangunan e-Government
Pembangunan e-government Kota Surabaya di bagi
dalam 4 (empat) tahap yaitu: (1) Tahap pertama
membangun situs informasi tiap SKPD; (2) Tahap kedua
membangun/mengembangkan situs informasi publik
interaktif; (3) Tahap ketiga membangun informasi
pelayanan publik dan pembuatan aplikasi dan data dengan
lembaga lain; dan (4) Tahap keempat pembuatan aplikasi
untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B, dan G2C yang
terintegrasi.
Sumber (http://surabaya.go.id)
346 | E t i n I n d r a y a n i
menentukan sirene mana yang akan dibunyikan, dan akan
mengirim SMS secara langsung kepada orang-orang yang
berwewenang di daerah di mana kemungkinan tsunami itu
akan terjadi, supaya bisa diinformasikan kemasyarakat.
Sistem TEWS ini, menggunakan sistem jaringan yang
sangat kompleks, dan setiap peralatan yang digunakan
telah menggunakan Internet Protocol (IP) yang spesifik.
Misalnya, sirene, sensor dan beberapa tools lainnya.
Selain contoh-contoh yang di atas, masih banyak
daerah-daerah atau departemen atau lembaga
pemerintahan yang lain yang telah mengembangkan e-
government misalnya dibagian e-learning, e-registration,
samsat dan lain sebagainya
Jembrana Card
Salah satu kabupaten di Indonesia yang berhasil
mengimplementasikan e-government di daerahnya.
Terbukti kabupaten tersebut mendapatkan penghargaan
“Best of The Best” e-Government Award 2009 versi Warta
Ekonomi, yaitu Kabupaten Jembrana (Provinsi Bali),
keunggulan Jembrana adalah penerapan kartu J-Card
(Jembrana Card). Setiap warga jembrana yang memiliki J-
Card dapat datang ke rumah sakit dan menunjukkan
kartunya. Kartu akan ditempelkan ke mesin pembaca
(card reader). Untuk otorisasi, si pasien cukup
348 | E t i n I n d r a y a n i
seluruh jajaran pemerintah daerah di bawahnya untuk
mencontoh dan menyempurnakan program J-Card yang
sudah berjalan di Kabupaten Jembrana. Dengan demikian
diharapkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia akan
mampu memberikan pelayanan publik yang memuaskan
bagi warganya.
Untuk mengatasi beberapa kendala dalam
mengimplementasikan e-government, maka perlu adanya
komitmen, baik dari kepala daerah maupun segenap
jajarannya untuk mengimplementasikan e-government,
karena pada dasarnya dengan penerapan teknologi
informasi dibidang pemerintahan akan membantu
pemerintah dalam memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat.
Kemudian, untuk melaksanakan e-government
sebaiknya tidak menggunakan sistem proyek tetapi cukup
dengan menggunakan satu atau beberapa tenaga ahli yang
kompeten dibidang teknologi informasi, sehingga update
data selalu dapat dilakukan, biaya yang dikeluarkan pun
lebih kecil. Selain itu, pemerintah pusat juga perlu
memberikan penghargaan kepada kabupaten/kota yang
terbukti berprestasi dalam mengimplementsikan iptek
untuk peningkatan kesejahteraan warganya, sehingga
nantinya dapat memicu daerah tersebut dan juga daerah
350 | E t i n I n d r a y a n i
Yogjakarta yang meliputi wilayah terbatas karena hanya
terdiri dari empat kabupaten.
Luas Kota Yogjakarta adalah 32,5 km persegi yang
terbagi menjadi 14 kecamatan dan 45 kelurahan.
Penduduknya pada tahun 2007 tercatat 527.095 jiwa.
Sekalipun wilayahnya relatif kecil, Kota Yogjakarta
menyimpan banyak predikat sebagai kota pelajar, kota
perjuangan, kota budaya dan kota pariwisata. Oleh sebab
itu tuntutan masyarakat di Yogjakarta sangat beragam
karena latar-belakang sosialnya yang kritis. Maka sarana
yang menjembatani komunikasi antara warga masyarakat
dengan pihak pemda menjadi sangat penting bagi kota ini.
Terbentuknya UPIK yang berada di bawah kantor
BID (Badan Informasi Daerah) merupakan terobosan yang
memang didorong oleh tuntutan masyarakat daerah di
Kota Yogjakarta. Kebijakan untuk membentuk UPIK
digariskan melalui Keputusan Walikota Yogjakarta No.86
tahun 2003 yang ditetapkan pada tanggal 14 November
2003. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi satuan ini
adalah sebagai penerima keluhan masyarakat atas
pelayanan administratif maupun kebijakan yang diambil
oleh pemerintah kota.
Proses pembentukan unit ini dimulai dari
ditetapkannya PT Exindo sebagai pemenang tender untuk
pengadaan sistem dan pelatihan SDM untuk
352 | E t i n I n d r a y a n i
Email:upik@jogja.go.id.
Ternyata animo masyarakat untuk menyampaikan
keluhan dan aduan melalui SMS demikian besar.
Masyarakat yang sudah biasa menggunakan hotline service
ke Pemda Kota Yogjakarta akhirnya tidak asing lagi
dengan nomor telepon kabel, ponsel, maupun alamat situs
di atas.
354 | E t i n I n d r a y a n i
dunia oleh PBB dan efektifitas e-Government Korea juga
diakui secara luas oleh komunitas internasional.
356 | E t i n I n d r a y a n i
online dan mengecek progres dari pengajuan di atur
secara digital;
1. Digital Budget & Accounting System-dBrain
(http://www.digitalbrain.go.kr):
Semua aktivitas finansial dari pemerintahan Korea
Selatan di atur secara real time dari pendapatan,
budget, dan realisasi, aset, dana, dan lain-lain;
2. National Disaster Management System-NDMS
NDMS mendukung mengenai manejemen dari bencana
alam dari berbagai jenis bencana yang memiliki 119
prosedur penyelamatan;
3. Immigration Control System
Seluruh informasi mengenai penumpang imigrasi akan
di analisa dan prosedur imigrasi di tangani secara
digital;
4. Korea Online e-Procurement System-KONEPS
(http://www.g2b.go.kr):
Semua prosedur procurement pemerintahan Korea
Selatan ditangani secara online melalui satu jendela;
5. Comprehensive Tax System-Hometax
(http://www.hometax.go.kr):
Pembayaran pajak dapat dilakukan secara online di
rumah maupun kantor tanpa perlu datang ke kantor
pajak;
358 | E t i n I n d r a y a n i
kualitas kehidupan di pedesaan dengan
memperkenalkan e-commerce;
11. e-Participation Portal-ePeople
(http://www.epeople.go.kr):
Memfasilitasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan dengan memberikan
ruang untuk mengajukan protes, kritik, ataupun saran
melalui satu jendela;
12. Business Process System-On-nara BPS
Menyimpan dan menangani administrasi bisnis
pemerintahan secara online, serta memproses
laporan;
13. One-stop Business Support Service-G4B
(http://www.g4b.go.kr):
Memberikan informasi mengenai bisnis dan industri;
14. Employment Portal-WORKNET
(http://www.work.go.kr):
Mengintegrasikan dan mengkomunikasikan berbagai
macam informasi karyawan dari berbagai jenis
organisasi dan mendukung pencarian pekerjaan
dengan mengkomunikasikan bisnis dan pencari
pekerjaan
15. Intelligent Transportation System-ITS
Memfasilitasi dan mengoptimasi serta
mengautomatisasi kegiatan operasional lalu lintas;
360 | E t i n I n d r a y a n i
A. e-Participation Portal-ePeople
(http://www.epeople.go.kr):
362 | E t i n I n d r a y a n i
Gambar 18. Laporan e-People
http://www.epeople.go.kr/jsp/user/pc/pccase/UPcCaseL
ist.jsp
364 | E t i n I n d r a y a n i
Mail Service; dan
Smartphone Services
366 | E t i n I n d r a y a n i
Gambar 23. Registrasi e-Post.
(https://www.epost.go.kr/usr/member/cafzb000k01.jsp)
a. Employment Portal-WORKNET
(http://www.work.go.kr\):
368 | E t i n I n d r a y a n i
tersimpan di portal ini sehingga perusahaan yang ingin
mencari pekerja dapat mencarinya melalui portal ini.
370 | E t i n I n d r a y a n i
Selatan, di Indonesia kita hanya memiliki sejenis e-post
saja, yaitu Pos Indonesia.
372 | E t i n I n d r a y a n i
Gambar 30. Tampilan Website DKI Jakarta
(http://www.jakarta.go.id/)
374 | E t i n I n d r a y a n i
pada efisiensi serta demokrasi. Bahkan, e-government
telah menyaksikan perkembangan masyarakat sipil dan
proses demokrasi dengan tren baru partisipasi politik
menggunakan teknologi informasi. Tren ini telah
menempatkan penekanan pada demokrasi dan partisipasi
yang mengarah ke pengembangan e-democracy. (Fuchs &
Kase, 2000; Norris, 2001).
Perencanaan dan pelaksanaan e-government
karena terus tumbuh dan berkembang di seluruh dunia,
harus fokus pada mencari metode untuk mengatasi
berbagai masalah. Beberapa sumber yang paling penting
dari informasi tentang menghadapi tantangan untuk e-
government yang efektif adalah inisiatif e-government
yang sebenarnya saat ini beroperasi. Pelajaran yang dapat
dipelajari dari proyek-proyek e-government yang sedang
berlangsung, baik dari segi apa yang berhasil dan apa yang
tidak, akan memberikan bimbingan yang berarti dalam
mengembangkan dan menyempurnakan e-government.
Namun, e-government telah diubah oleh teknologi
informasi baru dan sedang mengejar pemerintah (di mana-
mana) untuk menyediakan pelayanan publik bagi
pemerintah, bisnis, dan warga oleh terminal nirkabel,
PDA, ponsel, dan sebagainya. u-Government menyediakan
layanan dengan jaringan kabel dan nirkabel. m-
376 | E t i n I n d r a y a n i
Selain itu, adalah mungkin untuk cadangan semua
jenis fasilitas dan memperoleh bantuan dan layanan.
Layanan Inggris online Interaktif telah berkembang dan
diinstal "Thin Portal" untuk pelayanan publik dari tahun
2002 (Digitv.org.uk). Lebih dari 100 milyar orang telah
menggunakan situs web dan ada sekitar 600 miliar
pengguna TV. Situs ini menawarkan layanan publik
berdasarkan proyek e-government untuk pendidikan,
pekerjaan dan pelatihan, kesejahteraan kesehatan,
pembangunan daerah, dan sebagainya. Kangnam County
di Republik Korea menawarkan layanan jaringan dua arah
sebagai t-government.
Tujuan dari e-government adalah mewujudkan
layanan seperti kapan saja, di mana saja, jaringan,
perangkat apapun, dan layanan apapun serta 5 K
(komputasi, komunikasi, konektivitas, konten, dan
kenyamanan). Artinya, teknologi komputasi di mana-mana
diterjemahkan sebagai sarana layanan menggunakan
semua peralatan dan teknologi kapan saja, di mana saja,
dan jaringan apapun. Selain itu, e-Korea Visi 2006 telah
menyarankan rencana untuk mewujudkan informasi
canggih jalan raya super (IPv6, Internet nirkabel, dll),
infrastruktur jaringan rumah, kabel dan infrastruktur
integrasi nirkabel, infrastruktur mobile e-government,
saluran aplikasi sipil, layanan umum mobile, dan
378 | E t i n I n d r a y a n i
komunikasi seperti DTV, telepon, KIOSK, dan peralatan
rumah elektronik lainnya.
Aspek Teknologi: layanan baru dan teknologi aplikasi
untuk (bidang ICTS, medis dan mendistribusikan
menggunakan chip minimum) pelayanan administrasi perlu
dikembangkan dalam hal konsep ruang ketiga, yang
merupakan realita tambahan yang menghubungkan dengan
dunia maya dan aktualitas. Penerimaan teknologi P2P,
atau teknologi komunikasi nirkabel dan mobile, akan
mendukung lingkungan ini.
380 | E t i n I n d r a y a n i
Penutup
382 | E t i n I n d r a y a n i
government di Indonesia menjadi bukti bahwa
pemahaman akan potensi telematika, khususnya e-
government, masih rendah. Oleh karena itu, sudah
saatnya bagi setiap aparatur pemerintah-terutama para
calon pimpinan birokrasi pemerintahan-untuk mulai
mengembangkan visi dan mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan implementasi e-government di
daerahnya.
Terakhir, inisiatif e-government perlu lebih
difokuskan dalam rangka mengintegrasikan semua proses
administratif secara bertahap dimana semua proses bisnis
dapat berinteraksi dengan lembaga-lembaga pemerintah.
Tanpa adanya standar e-government, akan terjadi in
efisiensi berupa duplikasi dan tumpang tindih
pembangunan e-government oleh berbagai lembaga
pemerintah, serta menciptakan pulau-pulau sistem
informasi. Kebijakan tentang standar e-government harus
dapat mengantisipasi adanya perubahan akibat kemajuan
teknologi dan dinamika manajemen kepemerintahan
seperti otonomi daerah.
386 | E t i n I n d r a y a n i
Communication Technology in Building Trust in
Governance: Towards Effectiveness and Results’.
Washington DC: Inter-American Development Bank.
Backus, Michiel. 2001, ‘eGovernance and Developing
Countries: Introduction and Examples. International
Institute for Communication and Development’.
Available at
http://www.eldis.org/go/display/?id=13747&type=D
ocument (downloaded on 10 November 2008).
Beetham, D. (2006). Parliament and democracy in the
twenty-first century: A guide to good practice.
Geneva, Switzerland: Inter-Parliamentary Union.
Beetham, D. (2006). Parliament and democracy in the
twenty-first century: A guide to good practice.
Geneva, Switzerland: Inter-Parliamentary Union.
Bellamy, C. and J.A. Taylor. 1998. ‘Governing in the
Information Age’. Philadelphia, PA: Open University
Press.
Berman, B.J. and W.J. Tettey. 2001. ‘African States,
Bureaucratic Culture and Computer Fixes’, Public
Administration and Development, 21(1): 1–13.
Bhatia, Bela and J. Drèze. 1998. ‘Campaign in Rural India:
Freedom of Information is Key to Anti-Corruption
Campaign’. Berlin: Transparency International.
Available at
http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/docu
ments/APCITY/UNPAN013111.pdf (downloaded on 12
November 2008).
Bhatnagar, Deepti et al. nd. ‘Drishtee Telecentre
Initiative’. Empowerment Case Studies, World Bank.
Available at
http://siteresources.worldbank.org/INTEMPOWERME
NT/Resources/14646_Drishtee-web.pdf (downloaded
on 11 November 2008).
388 | E t i n I n d r a y a n i
Boyoung, Im and Jung Jinwoo. 2001. ‘Strengthening
Government—Citizen Connections: Using ICTs to
Strengthen Government Transparency and Relations
with Citizens in Korea’, draft prepared for the
Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD). Seoul: Korean Ministry of
Planning and Budget and Seoul National University.
Bridges.org. 2005. ‘E-Ready for What? E-Readiness in
Developing Countries: Current Status and Prospects
toward the Millennium Development Goals’. World
Bank. Available at
http://www.infodev.org/files/2049_file_InfoDev_E_
Rdnss_Rpt_rev11May05.pdf (downloaded on 11
November 2008).
Bruno, Lanvin. 2005. ‘METER E-Strategies Monitoring and
Evaluation Toolkit’, in Robert Schware (ed), E-
Development: From Excitement to Effectiveness,
prepared for the World Summit on the Information
Society Tunis, World Bank.
Business Process Reengineering Online Learning Centre.
nd. ‘Business Process Reengineering’ Prosci.
Available at http://www. prosci.com/reengineering.
htm. (downloaded on 10 November 2008).
Byungtae, Kang. 2000. ‘Anti-Corruption Measures in the
Public Procurement Service Sector in Korea’, paper
presented at the Asia Pacific Forum on Combating
Corruption, Seoul, Korea, December 2000.
Caldow, J. ‘The Quest for Electronic Government: A
Defining Vision’, Occasional Paper, Institute for
Electronic Government, IBM Corporation. Available
at http://www-
01.ibm.com/industries/government/ieg/pdf/egovvisi
on.pdf (downloaded on 12 November 2008).
390 | E t i n I n d r a y a n i
Experience and lessons learned. Presentation for the
World e-parliament Conference 2009, Washington,
DC. Retrieved June 11, 2010, from
http://www.ictparliament.org/wepc2009/presenta-
tions4november/wepc2009_clark.pdf
Claus-P. P. and Dieter Spath (2011). Quality Management
for IT Services: Perspectives on Business and Process
Performance. Hershey , New York. PA: IGI Global
Clift, Steven. 2003. ‘E-Democracy, E-Governance and
Public Net-Work’. Available at
http://www.publicus.net. Version 1.1, September
2003. (downloaded on 10 November 2008).
CLR Delivers Grassroots E-Governance’. Express
Computers. nd. Available at
http://www.expresscomputeronline.com/
20030324/focus3.shtml. (downloaded on 4 December
2008).
Coglianese, C. (2004). E-rulemaking: Information
technology and regulatory policy. Cambridge, MA:
Harvard University. Retrieved February 26, 2010,
from http:// www. hks. harvard.
edu/mrcbg/rpp/erulemaking/papers_reports/E_Rule
making_Report2004.pdf
Coleman, S., Taylor, J. A., & Van De Donk, W. (1999).
Parliament in the information age. Parliamentary
Affairs, 52(3), 365–370. doi:10.1093/pa/52.3.365
Corti, K. (2006). Games-based learning: A serious business
application. Retrieved June 27, 2010, from http://
www .pixelearning.com/ docs/ seriousgames
businessapplications. pdf
Dai, X., & Norton, P. (2007a). The internet and
parliamentary democracy in Europe. Journal of
Legislative Studies, 13(3), 342–353.
doi:10.1080/13572330701500763
392 | E t i n I n d r a y a n i
Gil-Garcia, J. R. (2013). E-Government Success Factors
and Measures: Theories, Concepts, and
Methodologies (pp. 1-424). Hershey, PA: IGI Global
Gottschalk, P and Hans S.S. (2009). E-Government
Interoperability and Information Resource
Integration: Frameworks for Aligned Development.
Hershey, PA: IGI Global
Griffith, J. C. (2007). ICT in parliaments: Current
practices, future possibilities. In World e-Parliament
2007 Report (pp. 4–16). New York, NY: United
Nations.
Hear From Your, M. P. (n.d.). Home page. Retrieved from
http://www.hearfromyourmp.com
Holzner, M., Schepers, J., Scherer, S., & Karamagioli, E.
(2009). Beyond Web 2.0: What serious games,
semantics and social networks can contribute to
eParticipation. Retrieved June 21, 2010, from
http://www.give-your-
voice.eu/downloads/VoiceS_Paper_eChallenges2009.
pdf
HUWY project. (n.d.). Home page. Retrieved from
http://www.huwy.eu
Inter-Parliamentary Union. (2009). Guidelines for
parliamentary websites. Geneva, Switzerland: Inter-
Parliamentary Union.
394 | E t i n I n d r a y a n i
O'Toole, Laurence J., Meier, and Kenneth J. (2011). Public
Management : Organizations, Governance, and
Performance. Cambridge University Press
Papaloi, A., & Gouscos, D. (2010). E-parliaments and
novel parliament-to-citizen services: An initial
overview and proposal. In P. Parycek & A. Prosser
(Eds.), EDem 2010, Proceedings of the 4th
International Conference on E-Democracy (pp. 103-
111). Wien, Austria: Österreichische Computer
Gesellschaft.
Peixoto, T. (2008). E-participatory budgeting: E-
democracy from theory to success? E-Democracy
Centre e-Working Papers. Zürich, Switzerland: E-
Democracy Centre.
Perillo, Vincent T (2009). E-
Government:Innovation,Collaboration, And Access..
Nova Science Publishers
Prensky, M. (2007). Digital game-based learning.
Minnesota: Paragon House.
Rodota, S. (2008). Keynote address. In World e-Parliament
2007 Report (pp. 24–29). New York, NY: United
Nations.
Roskin, M. G., Cord, R. L., Medeiros, J. A., & Jones, W. S.
(1991). Political science: An introduction. New
Jersey: Prentice-Hall International.
Schlosberg, D., Zavestoski, S., & Shulman, S. W. (2007).
Democracy and e-rulemaking: Web-based
technologies, participation, and the potential for
deliberation. Journal of Information Technology &
Politics, 4(1), 37–55. doi:10.1300/J516v04n01_04.
Sobaci, M. Z. (2012). E-Parliament and ICT-Based
Legislation: Concept, Experiences and Lessons (pp.
1-371). Hershey, PA: IGI Global.
396 | E t i n I n d r a y a n i
Tentang Penulis
P
enulis, Etin Indrayani dilahirkan di Porsea
pada tangal 1 Oktober 1966. Pendidikan
formal penulis dilalui di SDN Paya Pasir
Medan, SMPN 5 Kampung Besar Medan, dan SMAN
Labuhandeli (SMAN 9) Medan. Pada tahun 1990, penulis
menamatkan pendidikan S1 Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Pada
Tahun 1995 menyelesaikan pendidikan S2 Teknik dan
Manajemen Industri (TMI) Institut Teknologi Bandung
(ITB). Penulis selanjutnya menempuh pendidikan program
doktor (S3) pada Program Studi Administrasi Pendidikan
dengan bidang kekhususan Sistem Informasi Pendidikan,
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
sejak tahun 2006 sd. Maret 2011.
Sejak Tahun 2001, penulis tercatat sebagai staf
pengajar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Jatinangor dengan jabatan akademik saat ini adalah
Lektor Kepala.
e-Government: Konsep, Implementasi dan
Perkembangannya di Indonesia | 397
Buku yang pernah ditulis dan diterbitkan antara lain
Panduan Pelatihan e-government Tahun 2006 diterbitkan
oleh PT Tijarati Bandung, dan Memahami Asas Tugas
Pembantuan: Pandangan Teoritis dan Implementasi
(bersama Prof Sadu Wasistiono dan Andi Pitono, S.Sos.,
M.Si) diterbitkan oleh Fokusmedia Tahun 2008. Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan : Konsep dan Aplikasi
pada Organisasi Pemerintahan Daerah diterbitkan oleh
IPDN Press pada tahun 2014.
398 | E t i n I n d r a y a n i
View publication stats