Anda di halaman 1dari 3

Salah satu prioritas reformasi birokrasi Pemerintah Indonesia hingga 2024 yaitu

mewujudkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) berkelas dunia. Untuk


mewujudkan hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), telah mencanangkan pembangunan
“Smart ASN” 2024. Hal ini menjadi pondasi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik
khususnya di Era Digital dan Revolusi Industri 4.0. Dalam menghadapi Era Digital,
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB)
melakukan percepatan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
atau E-Government. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018,
bahwa salah satu mandat yang harus segera dilaksanakan adalah percepatan SPBE.
Selain itu, juga menjadi amanat dari Pasal 349 (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa Pemerintah Daerah dapat memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Penerapan sistem berbasis elektronik dan terpadu akan membawa perubahan yang
cepat dan dinamis bagi pelayanan publik yang berkualitas. Untuk mendorong
percepatan tersebut, kompetensi ASN khususnya dari generasi milenial menjadi salah
satu kunci dalam melaksanakan pemerintahan berbasis elektronik. Generasi milenial
yang relatif “open minded”, cerdas, dan inovatif, didukung dengan karakteristik “Smart
ASN” yang memiliki jiwa nasionalisme; integritas; wawasan global; komunikasi;
keramahan; jejaring; dan wirausaha, akan membawa perubahan bagi pelayanan publik.
Selain itu, komitmen pemerintah untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan semua
stakeholders adalah upaya untuk menciptakan inovasi di bidang pemerintahan.
Tak dapat dimungkiri apabila tuntutan terhadap peningkatan pelayanan publik di level
pusat hingga pemerintah daerah otonom masih tinggi. Hal ini dikarenakan pelayanan
publik masih rendah dan belum mampu beradaptasi dengan zaman. Saat ini kita telah
memasuki Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas,
interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin
konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Reformasi Birokrasi hingga
2024 mendatang untuk memperkuat dan membangun model kelembagaan aparatur
negara dan reformasi birokrasi kelas dunia. Tujuannya agar terbentuknya pemerintahan
yang bersih, transparan, dan mampu menjawab perubahan secara efektif, sehingga
pelayanan publik berkualitas dan berkelas dunia dapat terwujud.

Di Era Digital, tuntutan pelayanan publik yang berkualitas dan responsif semakin tinggi.
Sudah saatnya berbagai terobosan pemerintah berbasis elektronik diterapkan di semua
level pemerintahan hingga pemerintah daerah. Kultur birokrasi juga harus menerapkan
prinsip New Public Service dan pelayanan yang diaplikasikan oleh swasta agar setiap
warga negara benar-benar merasakan pelayanan prima yang responsif. Kita tentunya
dapat membandingkan antara birokrasi masa lalu yang tidak menggunakan ICT/E-
GOV, yaitu minimnya inovasi, kaku, mengabaikan profesionalisme, cenderung otoriter,
dan peluang pungli lebih besar. Sedangkan dengan sistem elektronik, memungkinkan
adanya kreativitas, inovasi, profesionalisme, transparansi, dan peluang KKN yang kecil
karena dikelola oleh sistem.
Berbicara tentang “Smart ASN” dan pelayanan publik berkelas dunia, salah satu
variabel yang sangat berkaitan adalah melihat Indeks Daya Saing Global dari World
Economic Forum (WEF). Ada 12 indikator utama, seperti daya saing dalam hal institusi,
infrastruktur, adaptasi teknologi, stabilitas ekonomi, kesehatan, skill, produk, pasar
tenaga kerja, sistem finansial, besaran pasar (jumlah penduduk), pergerakan bisnis,
dan kemampuan inovasi. Sejak 2018, terjadi penekanan pada indikator terkait kesiapan
dunia menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Pada 2018, Indonesia mengalami pergeseran dengan menduduki peringkat ke-45 dari
140 negara. Dari hal tersebut, daya saing Indonesia terkait semua indikator memang
harus didongkrak. Selain itu, efektifitas pemerintahan Indonesia juga merupakan hal
yang menjadi konsen. Pasalnya, persaingan yang dihadapi Indonesia bukanlah antar
instansi pemerintah, tapi jauh lebih kompleks karena persaingannya di tingkat global.
Untuk itulah perlu adanya standar kualifikasi, kompetensi, dan kinerja “Smart ASN”
yang didasarkan pada budaya pelayanan yang baik. Mulai dari penguasaan sosio
kultural, bahasa, dan yang terutama adalah penguasaan IT untuk menghadapi kondisi
persaingan global.
Selain Indeks Daya Saing Global, sistem pemerintahan berbasis elektronik juga harus
dilihat dari perankingan dalam survei e-Government, yang dilakukan United Nations
(Perserikatan Bangsa-Bangsa). PBB melakukan asesmen pada seluruh web atau situs
kementerian dan nasional di semua negara anggotanya. Keberadaan web di segala
ranah dan institusi, kelengkapan fitur, berbagai layanan online, dan adanya respon
serta dokumentasi terhadap partisipasi masyarakat menjadi hal-hal utama yang dilihat
dalam e-government survey. Pada 2018, Indonesia berada pada peringkat 107 dari 193
Anggota PBB dalam E-Government Survey. Berikut perbandingannya dengan negara-
negara di ASEAN
Bagaimana contohnya dan penerapannya ;
1. Integritas
 Bersikap Jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai
ASN
 Selalu tepat waktu dalam absen
 Dapat mengungkapkan pendapat dalam rapat
2. Nasionalisme
 Mengikuti kerja bakti yang dilaksanakan disekitar kantor
 Memelihara lingkungan disekitar masyarakat
 Melayani masyarakat dalam pembuatan e-ktp
3. Profesionalisme
 Tidak membawa urusan pribadi ke kantor
 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan
 Menerima setiap kritikan atau saran
4. Berwawasan Global
 ASN bisa menyaring informasi yang akurat
 Bisa menyesuaikan situasi dalam kondisi apapun
 ASN yang selalu mempelajari pengetahuan yang terkini
5. Menguasai IT dan Bahasa Asing
 ASN belajar menguasai bahasa asing
 Memanfaatkan teknologi dengan baik dan bijak
 Memanfaatkan waktu belajar bahasa asing diwaktu senggang
6. Berjiwa Hospitality
 Selalu tersenyum dan bersikap baik pada saat masyarakat komplain
mengenai pelayanan
 Selalu membantu sesama pegawai ketika butuh bantuan
 Mengambil keputusan dengan bijak pada keadaan genting
7. Berjiwa Interpreuneurship
 Menciptakan ide dan kreatifitas dalam melayani masyarakat dengan
standarisasi yang matang
 Membuat inovasi cara memudahkan antrian agar tidak membludak
 Berani mengambil tindakan dengan baik
8. Networking
 Menjalin kerjasama dengan dengan orang lain
 Membangun sikap yang solid dengan orang lain
 Menggali informasi dari orang terdekat maupun masyarakat

Referensi :
 Anwar, Desi. 23 Februari 2018. Mengenal Generasi Milenial Bersama Desi Anwar. Dalam program Insight. CNN Indonesia
[online] : https://www.youtube.com/watch?v=vhfFa–TlUM&t=81s
 Eddya Supriyanto, Eko. 2016. Kebijakan Inovasi Teknologi Informasi (IT) Melalui Program Elektronik Government dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik di Indonesia. Jurnal Ilmu Pemerintahan : Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah. Volume I. pp 1

 Effendi, Sofian. 2018. Akselerasi Reformasi Birokrasi untuk wujudkan Indonesia 2024 dan Visi 2045. Komisi Aparatur Sipil Negara. [internet]
Available from : https://www.kasn.go.id/details/item/202-akselerasi-reformasi-birokrasi-untuk-wujudkan-indonesia-2024-dan-visi-2045
https://www.menpan.go.id/site/beritaterkini/seleksi-cpns-2018-langkah-awal-wujudkan-smart-asn Internet] [diunduh 2019 April 8]
https://publicadministration.un.org/egovkb/en-us/Reports/UN-E-Government-Survey-2018
 Pribadi, Airlangga. 2003. Menggagas “Civic Nationalism Modern State”. Dalam Esei-Esei Bentara. Jakarta: Bentara. p.144-145

 Puwono. 2009. Pemaknaan Buku Bagi Masyarakat Pembelajar. Jakarta: CV Sagung Seto.
Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: PrenadaMedia Group
Tim Media Aparatur. Membangun SMART ASN. Vol. 14/MAP 04/2017 Dalam Jurnal Media Aparatur. Membangun SMART ASN. [online] Available
from https://bkd.cilacapkab.go.id/packages/upload/majalah/wu4Z2rR.pdf
 Turnip, Kaiman. 2009. Studi Perilaku tentang Resistensi Terhadap Perubahan dan Peranan ICT /E-GOV pada Birokrasi Pemerintahan. Dalam
Governance Reform di Indonesia: Mencari Arah Kelembagaan Politik yang Demokratis dan Birokrasi yang Profesional. Jakarta: Penerbit Gava
Media dan MAP UGM.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587. Jakarta : Sekretariat Negara
Wangsaatmadja, Setiawan. Perlu Dukungan Pemda untuk Wujudkan Smart ASN 2019.
[Online] https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/perlu-dukungan-pemda-untuk-wujudkan-smart-asn-2019

Anda mungkin juga menyukai