Di Era Digital, tuntutan pelayanan publik yang berkualitas dan responsif semakin tinggi.
Sudah saatnya berbagai terobosan pemerintah berbasis elektronik diterapkan di semua
level pemerintahan hingga pemerintah daerah. Kultur birokrasi juga harus menerapkan
prinsip New Public Service dan pelayanan yang diaplikasikan oleh swasta agar setiap
warga negara benar-benar merasakan pelayanan prima yang responsif. Kita tentunya
dapat membandingkan antara birokrasi masa lalu yang tidak menggunakan ICT/E-
GOV, yaitu minimnya inovasi, kaku, mengabaikan profesionalisme, cenderung otoriter,
dan peluang pungli lebih besar. Sedangkan dengan sistem elektronik, memungkinkan
adanya kreativitas, inovasi, profesionalisme, transparansi, dan peluang KKN yang kecil
karena dikelola oleh sistem.
Berbicara tentang “Smart ASN” dan pelayanan publik berkelas dunia, salah satu
variabel yang sangat berkaitan adalah melihat Indeks Daya Saing Global dari World
Economic Forum (WEF). Ada 12 indikator utama, seperti daya saing dalam hal institusi,
infrastruktur, adaptasi teknologi, stabilitas ekonomi, kesehatan, skill, produk, pasar
tenaga kerja, sistem finansial, besaran pasar (jumlah penduduk), pergerakan bisnis,
dan kemampuan inovasi. Sejak 2018, terjadi penekanan pada indikator terkait kesiapan
dunia menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Pada 2018, Indonesia mengalami pergeseran dengan menduduki peringkat ke-45 dari
140 negara. Dari hal tersebut, daya saing Indonesia terkait semua indikator memang
harus didongkrak. Selain itu, efektifitas pemerintahan Indonesia juga merupakan hal
yang menjadi konsen. Pasalnya, persaingan yang dihadapi Indonesia bukanlah antar
instansi pemerintah, tapi jauh lebih kompleks karena persaingannya di tingkat global.
Untuk itulah perlu adanya standar kualifikasi, kompetensi, dan kinerja “Smart ASN”
yang didasarkan pada budaya pelayanan yang baik. Mulai dari penguasaan sosio
kultural, bahasa, dan yang terutama adalah penguasaan IT untuk menghadapi kondisi
persaingan global.
Selain Indeks Daya Saing Global, sistem pemerintahan berbasis elektronik juga harus
dilihat dari perankingan dalam survei e-Government, yang dilakukan United Nations
(Perserikatan Bangsa-Bangsa). PBB melakukan asesmen pada seluruh web atau situs
kementerian dan nasional di semua negara anggotanya. Keberadaan web di segala
ranah dan institusi, kelengkapan fitur, berbagai layanan online, dan adanya respon
serta dokumentasi terhadap partisipasi masyarakat menjadi hal-hal utama yang dilihat
dalam e-government survey. Pada 2018, Indonesia berada pada peringkat 107 dari 193
Anggota PBB dalam E-Government Survey. Berikut perbandingannya dengan negara-
negara di ASEAN
Bagaimana contohnya dan penerapannya ;
1. Integritas
Bersikap Jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai
ASN
Selalu tepat waktu dalam absen
Dapat mengungkapkan pendapat dalam rapat
2. Nasionalisme
Mengikuti kerja bakti yang dilaksanakan disekitar kantor
Memelihara lingkungan disekitar masyarakat
Melayani masyarakat dalam pembuatan e-ktp
3. Profesionalisme
Tidak membawa urusan pribadi ke kantor
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan
Menerima setiap kritikan atau saran
4. Berwawasan Global
ASN bisa menyaring informasi yang akurat
Bisa menyesuaikan situasi dalam kondisi apapun
ASN yang selalu mempelajari pengetahuan yang terkini
5. Menguasai IT dan Bahasa Asing
ASN belajar menguasai bahasa asing
Memanfaatkan teknologi dengan baik dan bijak
Memanfaatkan waktu belajar bahasa asing diwaktu senggang
6. Berjiwa Hospitality
Selalu tersenyum dan bersikap baik pada saat masyarakat komplain
mengenai pelayanan
Selalu membantu sesama pegawai ketika butuh bantuan
Mengambil keputusan dengan bijak pada keadaan genting
7. Berjiwa Interpreuneurship
Menciptakan ide dan kreatifitas dalam melayani masyarakat dengan
standarisasi yang matang
Membuat inovasi cara memudahkan antrian agar tidak membludak
Berani mengambil tindakan dengan baik
8. Networking
Menjalin kerjasama dengan dengan orang lain
Membangun sikap yang solid dengan orang lain
Menggali informasi dari orang terdekat maupun masyarakat
Referensi :
Anwar, Desi. 23 Februari 2018. Mengenal Generasi Milenial Bersama Desi Anwar. Dalam program Insight. CNN Indonesia
[online] : https://www.youtube.com/watch?v=vhfFa–TlUM&t=81s
Eddya Supriyanto, Eko. 2016. Kebijakan Inovasi Teknologi Informasi (IT) Melalui Program Elektronik Government dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik di Indonesia. Jurnal Ilmu Pemerintahan : Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah. Volume I. pp 1
Effendi, Sofian. 2018. Akselerasi Reformasi Birokrasi untuk wujudkan Indonesia 2024 dan Visi 2045. Komisi Aparatur Sipil Negara. [internet]
Available from : https://www.kasn.go.id/details/item/202-akselerasi-reformasi-birokrasi-untuk-wujudkan-indonesia-2024-dan-visi-2045
https://www.menpan.go.id/site/beritaterkini/seleksi-cpns-2018-langkah-awal-wujudkan-smart-asn Internet] [diunduh 2019 April 8]
https://publicadministration.un.org/egovkb/en-us/Reports/UN-E-Government-Survey-2018
Pribadi, Airlangga. 2003. Menggagas “Civic Nationalism Modern State”. Dalam Esei-Esei Bentara. Jakarta: Bentara. p.144-145
Puwono. 2009. Pemaknaan Buku Bagi Masyarakat Pembelajar. Jakarta: CV Sagung Seto.
Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: PrenadaMedia Group
Tim Media Aparatur. Membangun SMART ASN. Vol. 14/MAP 04/2017 Dalam Jurnal Media Aparatur. Membangun SMART ASN. [online] Available
from https://bkd.cilacapkab.go.id/packages/upload/majalah/wu4Z2rR.pdf
Turnip, Kaiman. 2009. Studi Perilaku tentang Resistensi Terhadap Perubahan dan Peranan ICT /E-GOV pada Birokrasi Pemerintahan. Dalam
Governance Reform di Indonesia: Mencari Arah Kelembagaan Politik yang Demokratis dan Birokrasi yang Profesional. Jakarta: Penerbit Gava
Media dan MAP UGM.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587. Jakarta : Sekretariat Negara
Wangsaatmadja, Setiawan. Perlu Dukungan Pemda untuk Wujudkan Smart ASN 2019.
[Online] https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/perlu-dukungan-pemda-untuk-wujudkan-smart-asn-2019