Anda di halaman 1dari 3

Fasilitator : Zaini A Budiman

Tugas Individu
"Bedah Tulisan"
Willy Alfian
AKT VIII - Kel 2

Sebuah Artikel,
SMART ASN dan Digital Bureaucracy :

Sebuah Transformasi
Pelayanan Publik
By
Alih Aji Nugroho

https://birokratmenulis.org/smart-asn-dan-

digital-bureaucracy-sebuah-transformasi-

pelayanan-publik/
Perubahan Digital terjadi begitu cepat semenjak Pandemi covid 19 terjadi, sepertinya perkembangan
teknologi yang harusnya terjadi selama 10 Tahun di lewati hanya dengan 2 tahun saja. Hal ini
mempengaruhi semua segmen masyarakat, tidak terkecuali ASN (Aparatur Sipil Negara). Banyak
perubahan teknologi yang terjadi sehingga mengakibatkan semua ASN wajib meningkatkan sikap dan
perilaku adaptifnya dalam menghadapi perubahan teknologi yang terjadi.

Tulisan yang akan saya bahas / bedah yaitu “ Smart ASN dan Digital Bureaucracy : Sebuah
Transformasi Pelayanan Publik “ . Dalam tulisan tersebut dapat kita lihat bahwa pada saat ini
transformasi digital begitu cepat terjadi, sehingga pemerintah khususnya birokrasi harus beradaptasi dan
menghadapi tantangan perubahan tersebut agar dapat bersaing dalam Global Bureaucracy.

TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK

SA YA
Menurut WEF (World Economic Forum) dalam “ The Global Competitiveness Report 2014 – 2015 ” ,
Indonesia di posisi 36 dari 137 Negara lainnya dalam laporan kinerja pemerintah. Sedangkan dalam
hasil survei E-Government Development Indekx (EDGI) yang dilaksanakan oleh Perserikatan Bangsa –
bangsa (PBB), Indonesia berada di peringkat 88 dari 193 negara, dibawah nilai EDGI rata – rata Asia
Tenggara pada tahun 2020.

AS N
Dari indikator peringkat tersebut dapat kita simpulkan bahwa perwujudan smart governance yang ingin
di capai masih sangat jauh dari yang kita harapkan. Smart Governance adalah terwujudnya tata kelola
dan tata pamong pemerintahan yang efektif, efisien, komunikatif, dan terus melakukan peningkatan
kinerja birokrasi melalui inovasi dan adopsi teknologi yang terpadu.

Governance.

Smart ASN

TE B AIK
Smart ASN dan Digital Bureaucracy menurut tulisan tersebut dapat menjadi kunci dan jawaban
menghadapi perubahan teknologi yang terjadi, sehingga dapat tercapai Smart Governance dan Good

R
Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi
sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan
organisasi. Ruang Lingkup Birokrat menurut data statistik 2020, terdapat 4.121.176 Orang Birokrat,
dari jumlah tersebut jika dikualifikasikan secara umur dan pendidikan, dapat dihasilkan data terbanyak
untuk usia yaitu di rentang 51 – 60 Tahun sebanyak 38% atau 1.578.138 orang dan pada kualifikasi
pendidikan didapatkan 66% atau sebanyak 2.756.379 orang lulusan S1 – S2.

Untuk mewujudkan Smart ASN yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, maka dari
segi umur, masih menjadi PR bagi birokrat kita untuk mewujudkan smart ASN, karena Generasi
Milenial bisa dikatakan lebih melek akan teknologi, tetapi jika di sisi pendidikan, maka birokrat
Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan Smart ASN yang diharapkan.
Manajemen ASN

Manajemen ASN yang baik sangat di perlukan untuk mendapatkan ASN – ASN yang profesional,
memiliki Nilai Dasar, Etika, Bebas dari Intervensi serta bersih dari KKN. Manajemen ASN juga di
perlukan dalam menciptakan ASN yang kompeten dan adaptif dalam menghadapi segala perubahan,
termasuk perubahan teknologi.

Saat Ini Pemerintah telah membuat suatu sistem untuk manajemen ASN yang tertuang dalam UU ASN
yang disebut Sistem Merit. Sistem Merit yaitu kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi kecacatan.

Sistem Merit memberikan manfaat bagi organisasi dalam menerapkan prinsip akuntabilitas,
mengarahkan SDM untuk mempertanggung jawabkan tugas dan fungsinya agar didapatkan pegawai
yang tepat dan berintegritas dalam mencapai visi dan misi setiap instansi. Bagi ASN / Pegawai, Sistem
Merit juga memberikan manfaat dalam menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dalam perjalanan
karir seorang pegawai, agar memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas pegawai itu
sendiri.

Birokrasi Berkelas Dunia 2024

Pada saat ini telah terjadi perubahan Birokrasi yang dulunya birokrasi klasik berbasis offline (berbasis
kertas), sekarang berubah menjadi Birokrasi Digital (Digital Bureaucracy). Birokrasi Digital yang
dimaksud yaitu birokrasi yang transparan , akuntabel, berbasis satu data, efisien dan efektif dalam
melakukan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini sebenarnya sudah di ditetapkan pemerintah dalam
mendorong adanya transformasi digital dengan peraturan presiden No.95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dan didukung juga dengan penciptaan Satu Data Indonesia
melalui PP No. 39 Tahun 2019.

Dengan adanya Smart ASN dan Manajemen ASN yang baik diharapkan dapat menciptakan digital
birokrasi yang sesuai dengan teknologi saat ini dan selalu siap pada setiap teknologi yang akan datang.
Tercipta juga peningkatan terhadap efisiensi, efektivitas, transparansi serta akuntabilitas pelayanan
pemerintah kepada masyarakat dan Negara, sehingga dapat mewujudkan cita – cita birokrasi yang
diharapkan yaitu Birokrasi Berkelas Dunia 2024.

Anda mungkin juga menyukai