Anda di halaman 1dari 9

'Kiamat' PNS Makin Dekat, Ratusan Ribu

Kehilangan Jabatan!
News - Ferry Sandi, CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pemerintah dalam memotong jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) atau
Pegawai Negeri Sipil (PNS) semakin berembus kencang. Penyebabnya adalah transformasi digital yang bakal
mengurangi pejabat pelaksana hingga sekitar 30%-40%.

Sebagaimana diketahui, hampir 38% dari total 4,2 juta ASN di Indonesia berstatus sebagai pelaksana.

"Mungkin sekitar 600 ribu dari 1,6 juta yang melakukan pelaksana itu harus bertransformasi,
upskilling/reskilling melakukan pekerjaan yang lain lebih value added atau by nature yang pensiun
kita tidak
ganti," tegas Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Alex Denni kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/3/2022).

"Jadi harus ada negatif growth di sana. Kalau enggak, enggak lucu kita going digital tapi masih banyak padat
karyanya di sana," lanjutnya.

Alex mengatakan, saat ini ada tiga agenda besar transformasi birokrasi. Pertama, adalah transformasi organisasi
yang kerap kali digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Harus ada layering, layer-layer yang panjang itu harus dipotong. Sekarang hanya tinggal dua. Eselon I dan
Eselon II. Eselon III dan IV ditransformasi menjadi pejabat fungsional. Jadi organisasinya dulu," tegasnya.

Kedua, adalah sistem kerja yang lebih fleksibel dan kolaboratif. Alex mengatakan di era digital, perlu ada
perubahan transformasi pemerintahan yang jauh lebih adaptif menyikapi perubahan.

"Ketiga, terkait manusianya sendiri. Manajemen sumber daya manusia menuju human capital tangguh. Ini PR,
khususnya di kedeputian SDM aparatur," tambahnya lagi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang menginginkan birokrasi yang efektif dan efisien demi mendukung
kelancaran pembangunan Indonesia. Sehingga tenaga birokrat mulai dikurangi dan diganti dengan pemanfaatan
teknologi robotik.

Hal ini sudah terjadi. Jika dilihat dari buku statistik ASN per Juni 2021, jumlah PNS memang mengalami
penurunan sejak tahun 2016 silam. Ini membuktikan bahwa porsi PNS di negara ini semakin berkurang.

"Jumlah PNS berstatus aktif per 30 Juni 2021 adalah 4.081.824 atau mengalami penurunan 3,33 %
dibandingkan dengan 31 Desember 2020. Jumlah PNS terus mengalami penurunan sejak Tahun 2016," tulis
buku tersebut.

Secara rinci, pada tahun 2015 jumlah PNS tercatat sebanyak 4.593.604 orang. Kemudian turun menjadi
4.374.341 di 2016 dan turun lagi menjadi 4.289.396 di 2017.

Lalu di 2018 jumlah PNS kembali turun menjadi 4.185.503 orang dan naik tipis menjadi 4.189.121 di 2019.
Namun, di 2020 jumlah PNS aktif kembali turun menjadi 4.168.118 orang.

Kemudian pada 2021 per Juni jumlahnya menjadi 4.081.824 orang yang terdiri dari PNS yang bekerja pada
instansi pemerintah pusat sebanyak 949.050 (23%) dan PNS yang bekerja pada instansi pemerintah daerah
berjumlah 3.132.774 (77%).

Jokowi Berikan Sinyal, Kiamat PNS Semakin Nyata


Tim SMKedu 1
- Senin, 4 April 2022 | 10:06 WIB

Presiden Jokowi

NASIONAL, suaramerdeka-kedu.com - Indonesia akan mulai menggunakan teknologi robot dalam


asministrasi negara. Hal tersebut dibuktikan dengan upaya pemerintah akan mengurangi jumlah (Pegawai
Negeri Sipil) PNS dalam beberapa tahun ke depan semakin dekat untuk terealisasi.

Dimana tenaga PNS akan tergantikan dengan sistem robot. Hal ini sempat disinggung oleh Presiden RI, Joko
Widodo, pada pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024, pada Desember 2019 lalu. Jokowi mengatakan,
pergantian tersebut dapat memudahkan untuk pengambilan keputusan dari tingkat daerah maupun nasional.

"Ini bukan barang yang sulit. Barang yang mudah dan memudahkan kita untuk memutuskan sebagai pimpinan
di daerah maupun nasional," tutur Jokowi.
Robot tersebut kabarnya akan menggantikan eselon III dan eselon IV yang menghambat birokrasi.
Penyederhanaan ini merupakan perintah Presiden Joko Widodo yang harus dilaksanakan cepat oleh para
Menteri Kabinet Indonesia Maju.

Kehadiran AI sejatinya memang dapat menggantikan beberapa tugas pelayanan publik yang sebelumnya
dikerjakan oleh eselon III dan IV. Misalnya, terkait pengolahan data yang sebelumnya dilakukan secara manual
sebenarnya dapat diformulasikan oleh sistem.

"Nanti dengan big data yang kita miliki, jaringan yang kita miliki, memutuskan akan cepat sekali kalau pakai
AI. Tidak bertele-tele, tidak muter-muter," tegas Jokowi.

Di sisi lain, meski ada pergantian pelaksanaan tugas dan fungsi eselon III dan IV dengan AI, namun hal ini tak
serta merta membuat penghasilan para Aparatur Sipil Negara (ASN) di posisi itu akan berkurang.

"Kami tidak ingin potong income, pendapatan dari ASN kita, yang dibutuhkan adalah kecepatan membuat
kebijakan, memutuskan di lapangan, karena perubahan yg cepat, pemerintahan yang fleksibel itu dibutuhkan,"
tambah Jokowi.

Menurut Jokowi, perkembangan zaman yang cepat lah yang membuat pemerintah harus bisa mengikuti,
termasuk soal penggunaan teknologi dan digitalisasi di bidang layanan publik.

"Kita butuh kecepatan dalam bekerja, dalam memutuskan, dalam bertindak di lapangan karena perubahan
sekarang cepat," tutur Jokowi

Selain itu, Jokowi ingin pergantian ke AI dilakukan karena sejumlah negara sudah mulai melakukan hal
tersebut. Indonesia, katanya, tentu tidak ingin ketinggalan untuk segera beradaptasi dengan perkembangan

Panduan Diskusi
1. Analisis secara komprehensif (dari berbagai aspek) berita diatas.
2. Berikan gambaran organisasi pemerintahan yang ideal dimasa depan?
3. Kesiapan apa yang dibutuhkan oleh saudara sebagai ASN ?
BERITA 1

Nomor 1 :

Berita ini membahas rencana pemerintah Indonesia untuk melakukan pemangkasan jumlah
Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai respons terhadap
transformasi digital yang sedang terjadi. Berikut adalah analisis dari berita ini:

Penyebab Pemangkasan PNS: Transformasi digital menjadi alasan utama di balik rencana
pemangkasan jumlah PNS. Dalam era digital, beberapa pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh
manusia dapat digantikan oleh teknologi, seperti otomatisasi dan komputasi awan. Oleh karena
itu, pemerintah berencana untuk mengurangi jumlah PNS, terutama pejabat pelaksana, hingga
sekitar 30%-40% untuk menghadapi perubahan ini.

Transformasi Birokrasi: Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan transformasi birokrasi yang


mencakup tiga agenda besar. Pertama, ada upaya untuk mengurangi lapisan birokrasi dengan
mengubah Eselon III dan IV menjadi pejabat fungsional. Kedua, ada fokus pada sistem kerja
yang lebih fleksibel dan kolaboratif untuk mengatasi tantangan era digital. Ketiga, upaya untuk
mengelola sumber daya manusia dengan menjadikannya sebagai human capital yang tangguh.

Tujuan Reformasi: Reformasi birokrasi dan pemangkasan jumlah PNS bertujuan untuk
menciptakan birokrasi yang lebih efektif dan efisien yang mendukung pembangunan Indonesia.
Selain itu, hal ini juga merupakan respons terhadap kebijakan pemanfaatan teknologi robotik
dalam pemerintahan.

Tren Penurunan Jumlah PNS: Data statistik menunjukkan tren penurunan jumlah PNS aktif sejak
tahun 2016. Pemangkasan jumlah PNS telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir, dengan
jumlah PNS aktif per Juni 2021 mencapai 4.081.824, menunjukkan penurunan sebesar 3,33%
dibandingkan dengan akhir tahun 2020.

Penggunaan Teknologi: Perubahan dalam penggunaan teknologi, termasuk robotik, di dalam


birokrasi juga ditekankan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah berusaha untuk
menggantikan pekerjaan rutin yang dapat dilakukan oleh teknologi dengan PNS yang lebih
terampil dan memiliki peran yang lebih strategis.

Dukungan untuk Pembangunan: Langkah-langkah reformasi ini merupakan bagian dari upaya
pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung pembangunan ekonomi dan
kemajuan negara.

Dalam konteks ini, reformasi birokrasi dan pemangkasan jumlah PNS adalah bagian dari respons
pemerintah Indonesia terhadap perubahan global dalam dunia kerja dan teknologi. Tujuannya
adalah menciptakan birokrasi yang lebih efisien, adaptif, dan relevan dengan tuntutan zaman.
Namun, perlu diperhatikan bahwa langkah-langkah ini juga memiliki implikasi sosial dan
ekonomi yang perlu dikelola dengan hati-hati.
Nomor 2 :

Gambaran organisasi pemerintahan yang ideal di masa depan, sesuai dengan berita yang Anda
kirimkan tentang pemangkasan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai respons terhadap
transformasi digital, bisa mencakup beberapa karakteristik utama:

- Lean Bureaucracy (Birokrasi yang Efisien): Organisasi pemerintahan ideal di masa depan
akan menjadi birokrasi yang lebih ramping dengan jumlah PNS yang lebih sedikit.
Lapisan birokrasi akan diminimalkan, dan struktur organisasi akan menjadi lebih
sederhana. Posisi PNS akan lebih terfokus pada peran yang strategis dan bernilai tambah.
- Digital-First Approach (Pendekatan Berbasis Digital): Organisasi ini akan sepenuhnya
mengadopsi teknologi digital dalam operasinya. Proses-proses administratif yang dapat
diotomatisasi akan digantikan oleh sistem otomatisasi yang efisien. Data akan digunakan
untuk menginformasikan keputusan dan mengukur kinerja.
- Fleksibilitas dan Kolaborasi: Sistem kerja akan menjadi lebih fleksibel,
memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara departemen dan unit kerja. Organisasi
akan mendorong inovasi dan adaptabilitas dalam menghadapi perubahan yang cepat.
- Sumber Daya Manusia Unggul (Human Capital): Organisasi ini akan mengelola
sumber daya manusia dengan baik dan menganggap pegawai sebagai human capital yang
berharga. Pelatihan dan pengembangan keterampilan akan menjadi prioritas untuk
menjaga pegawai memiliki kompetensi yang relevan dengan tuntutan teknologi dan
kebutuhan pemerintahan.
- Transparansi dan Akuntabilitas: Organisasi ini akan menjunjung tinggi

transparansi dalam penggunaan anggaran dan Pemerintah pengambilan keputusan.


akan terus mempertanggungjawabkan mereka kepada tindakan dan hasil kerja
masyarakat.
- Pelayanan Publik yang Lebih Baik: Dalam organisasi ini, pelayanan publik akan menjadi
prioritas utama. Warga negara akan mendapatkan akses yang lebih mudah dan lebih cepat
ke layanan pemerintah yang berkualitas.
- Pemanfaatan Teknologi Robotik: Robotik dan otomatisasi akan digunakan dalam skala
yang lebih besar untuk menggantikan pekerjaan rutin, sehingga PNS dapat fokus pada
pekerjaan yang memerlukan kebijaksanaan, kreativitas, dan keputusan strategis.
- Kemampuan Adaptasi: Organisasi ini akan memiliki kemampuan untuk terus beradaptasi
dengan perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan, sehingga tetap relevan dan
efektif dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan.

Dalam gambaran ini, pemerintah akan berfungsi sebagai pelayan masyarakat yang efisien,
adaptif, dan berorientasi pada teknologi. Fokus utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan
warganya, menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif, dan mendukung pembangunan
berkelanjutan. Penting untuk dicatat bahwa perubahan semacam ini akan memerlukan waktu,
komitmen, dan kerja keras dari berbagai pemangku kepentingan dalam pemerintah.
Nomor 3 :

Sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) dalam konteks transformasi birokrasi dan pemangkasan
jumlah PNS sebagai respons terhadap transformasi digital, beberapa kesiapan yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan Keterampilan Digital: ASN perlu meningkatkan kemampuan dalam


penggunaan teknologi digital. Ini mencakup pemahaman tentang perangkat lunak,
aplikasi, dan sistem yang relevan dengan pekerjaan mereka. Pelatihan dan kursus digital
akan menjadi penting.
2. Kemampuan Adaptasi: Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
teknologi dan lingkungan kerja yang cepat akan sangat diperlukan. ASN perlu memiliki
sikap terbuka terhadap perubahan dan kemampuan untuk belajar hal-hal baru.
3. Pemahaman tentang Transformasi Birokrasi: ASN harus memahami tujuan dan
perubahan yang sedang terjadi dalam transformasi birokrasi. Ini termasuk pemahaman
tentang pemangkasan PNS, perubahan dalam struktur organisasi, dan fokus pada
pelayanan publik yang lebih baik.
4. Kemampuan Kolaborasi: Kemampuan untuk bekerja sama dan berkolaborasi
dengan baik dengan sesama ASN dan berbagai departemen atau unit kerja akan menjadi
kunci. Transformasi birokrasi seringkali memerlukan kerja tim yang efektif.
5. Kemampuan Manajemen Waktu: Dalam lingkungan kerja yang lebih efisien, ASN perlu
memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik untuk dapat mengoptimalkan
produktivitas mereka.
6. Pemahaman tentang Etika dan Integritas: ASN harus tetap mematuhi prinsip- prinsip
etika dan integritas dalam menjalankan tugas-tugas mereka, terutama
dalam menghadapi perubahan dan tekanan yang mungkin muncul selama transformasi
birokrasi.
7. Kemampuan Berpikir Strategis: ASN perlu memiliki kemampuan untuk berpikir strategis
dan mampu berkontribusi dalam pengambilan keputusan yang berdampak besar pada
organisasi dan pelayanan publik.
8. Keterlibatan dalam Pelatihan dan Pengembangan: ASN harus aktif dalam
pelatihan dan pengembangan yang ditawarkan oleh pemerintah atau instansi mereka untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
9. Pemahaman tentang Kebijakan Publik: ASN perlu memahami kebijakan-kebijakan publik
yang relevan dengan tugas dan tanggung jawab mereka, serta bagaimana kebijakan-
kebijakan ini berkontribusi pada tujuan transformasi birokrasi.
10. Dalam lingkungan kerja yang berubah dengan cepat seperti ini, kesiapan ASN
untuk terus belajar, beradaptasi, dan berkontribusi secara positif akan sangat penting
untuk mendukung tujuan transformasi birokrasi dan pembangunan pemerintah yang lebih
efisien dan efektif.
BERITA 2

Nomor 1 :

Berita ini membahas rencana pemerintah Indonesia untuk menggunakan teknologi robot (AI -
Artificial Intelligence) dalam administrasi negara dan mengurangi jumlah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dalam beberapa tahun ke depan. Berikut analisisnya:

Penggunaan Teknologi Robot dalam Administrasi Negara: Pemerintah Indonesia berencana


mengadopsi teknologi robot dalam administrasi negara untuk menggantikan tugas-tugas yang
sebelumnya dilakukan oleh eselon III dan IV dalam birokrasi. Ini merupakan langkah signifikan
menuju transformasi digital dalam pemerintahan.

Tujuan Pergantian: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa penggunaan teknologi
robot akan memudahkan pengambilan keputusan dari tingkat daerah hingga nasional. Pergantian
ini dimaksudkan untuk mengatasi hambatan birokrasi yang seringkali muncul di tingkat eselon III
dan IV.

1. Sederhanakan Birokrasi: Penyederhanaan birokrasi dengan penggantian PNS oleh


teknologi robot merupakan inisiatif yang ditekankan oleh Presiden Jokowi dan harus
dilaksanakan dengan cepat oleh para Menteri Kabinet Indonesia Maju. Tujuannya adalah
mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi dalam pemerintahan.
2. Perubahan dalam Pelayanan Publik: Penggunaan teknologi robot dalam pelayanan publik
dapat mempercepat proses pengolahan data dan membuat kebijakan yang lebih cepat dan
efisien. Ini diharapkan akan membawa manfaat bagi masyarakat.
3. Tidak Mengurangi Pendapatan ASN: Meskipun ada pergantian tugas dan fungsi eselon III
dan IV dengan AI, Jokowi menekankan bahwa hal ini tidak akan mengurangi pendapatan
para Aparatur Sipil Negara (ASN) di posisi tersebut. Tujuannya adalah mempertahankan
pendapatan mereka sementara meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dalam
pemerintahan.
4. Kepedulian terhadap Kemajuan Teknologi: Presiden Jokowi menggarisbawahi
pentingnya Indonesia untuk tidak ketinggalan dalam mengadopsi perkembangan teknologi
dan digitalisasi yang tengah berlangsung di negara-negara lain. Hal ini adalah upaya untuk
menjaga agar pemerintahan tetap relevan dan efisien di era yang cepat berubah.
5. Kecepatan dan Adaptasi: Jokowi mengakui bahwa perkembangan zaman yang cepat
memerlukan pemerintah yang dapat beradaptasi dengan cepat. Kecepatan dalam
pengambilan keputusan dan fleksibilitas dalam tindakan di lapangan menjadi penting
dalam menghadapi perubahan yang cepat.

Dalam gambaran ini, pemerintah Indonesia berusaha untuk mengadopsi teknologi AI untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam administrasi negara. Tetap memperhatikan
kesejahteraan ASN yang terkena dampak adalah salah satu prioritas, sementara tujuan utamanya
adalah mempercepat pengambilan keputusan dan memperbaiki pelayanan publik.
Nomor 2 :

Berdasarkan berita yang Anda kirimkan tentang penggunaan teknologi robot (AI) dalam
administrasi negara dan rencana pengurangan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS), berikut adalah
gambaran tentang organisasi pemerintahan yang ideal di masa depan:

1. Digital-First Government (Pemerintahan Berbasis Digital): Organisasi pemerintahan ideal


di masa depan akan sepenuhnya mengadopsi teknologi digital dalam operasinya.
Penggunaan AI, big data, dan solusi teknologi lainnya akan menjadi norma dalam
pengambilan keputusan, analisis data, dan pelayanan publik.
2. Birokrasi yang Efisien dan Rampung: Organisasi ini akan menjadi birokrasi yang lebih
ramping, dengan jumlah PNS yang lebih sedikit. Lapisan birokrasi akan diminimalkan,
dan perubahan tugas dan peran PNS akan berfokus pada pekerjaan yang memerlukan
kebijaksanaan, kreativitas, dan keputusan strategis. Eselon III dan IV akan digantikan oleh
teknologi robot.
3. Sistem Kerja yang Fleksibel dan Kolaboratif: Sistem kerja akan menjadi lebih
fleksibel, memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara departemen dan unit kerja.
Organisasi akan mendorong inovasi dan adaptabilitas dalam menghadapi perubahan yang
cepat.
4. Penggunaan Big Data dan AI dalam Pengambilan Keputusan: Organisasi ini akan
menggunakan big data yang tersedia dan teknologi AI untuk mengambil keputusan yang
lebih cepat dan akurat. AI akan membantu dalam merumuskan kebijakan dan memproses
data yang kompleks dengan cepat.
5. Kemampuan Adaptasi: Organisasi ini akan memiliki kemampuan untuk terus beradaptasi
dengan perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan,
sehingga tetap relevan dan efektif dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan.
6. Pelayanan Publik yang Lebih Baik: Fokus utama adalah meningkatkan kualitas pelayanan
publik dengan memanfaatkan teknologi untuk memberikan layanan yang lebih cepat,
akurat, dan efisien kepada warga negara.

7. Transparansi dan Akuntabilitas: Organisasi akan menjunjung tinggi


ini
transparansi dalam penggunaan anggaran dan Pemerintah pengambilan keputusan.
akan terus mempertanggungjawabkan mereka kepada tindakan dan hasil kerja
masyarakat.
8. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia: Organisasi ini akan memberikan perhatian besar
pada pelatihan dan pengembangan keterampilan PNS yang relevan dengan teknologi dan
kebutuhan pemerintahan yang berubah.
9. Tidak Mengurangi Pendapatan PNS: Meskipun ada pergantian tugas dan fungsi eselon III
dan IV dengan teknologi robot, pendapatan ASN di posisi tersebut akan dipertahankan
untuk meminimalkan dampak sosial dan ekonomi yang mungkin terjadi.

Dalam gambaran ini, pemerintah akan menjadi pelayan masyarakat yang efisien, adaptif, dan
berorientasi pada teknologi. Pergantian PNS dengan teknologi robot adalah bagian dari upaya
untuk menciptakan birokrasi yang lebih efisien dan efektif, yang tetap peduli terhadap
kesejahteraan ASN dan masyarakat, sambil menjaga agar pemerintahan tetap relevan dalam era
digital.
Nomor 3 :

Berdasarkan berita yang Anda kirimkan tentang rencana penggunaan teknologi robot (AI) dalam
administrasi negara dan rencana pengurangan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS), sebagai
seorang ASN, Anda akan memerlukan beberapa kesiapan kunci:

1. Keterampilan Digital: Salah satu persiapan utama adalah meningkatkan keterampilan


digital Anda. Anda perlu memahami penggunaan teknologi AI, pengolahan data, dan alat-
alat digital yang relevan dengan pekerjaan Anda.
2. Kemampuan Adaptasi: Anda harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat
terhadap perubahan teknologi dan perubahan dalam tugas dan peran Anda sebagai ASN.
Kemampuan untuk belajar hal-hal baru dan mengikuti perkembangan teknologi adalah
sangat penting.
3. Pemahaman tentang AI: Anda perlu memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana
AI bekerja, apa yang dapat dilakukan oleh teknologi ini, dan bagaimana Anda dapat
berkolaborasi dengan sistem AI untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan Anda.
4. Kemampuan Kolaborasi: Anda harus mampu berkolaborasi dengan baik dengan teknologi
robot (AI) dan rekan-rekan ASN lainnya. Kemampuan berkomunikasi dan berkerja sama
dengan baik dalam lingkungan yang semakin digital akan menjadi kunci.
5. Kemampuan Manajemen Waktu: Dalam lingkungan kerja yang lebih efisien dengan
penggunaan teknologi AI, kemampuan manajemen waktu yang baik akan membantu
Anda tetap produktif dan mengoptimalkan penggunaan teknologi.
6. Etika dan Integritas: Anda perlu memahami dan mematuhi prinsip-prinsip etika dan
integritas dalam menggunakan teknologi AI. Hal ini termasuk menjaga keamanan
data dan menghindari potensi masalah etika yang dapat muncul dalam penggunaan
teknologi ini.
7. Kemampuan Berpikir Strategis: Kemampuan untuk berpikir strategis akan membantu
Anda dalam pengambilan keputusan yang kompleks dan dalam memanfaatkan teknologi
AI secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
8. Pemahaman tentang Peran Anda: Anda harus memiliki pemahaman yang jelas
tentang bagaimana peran Anda sebagai ASN akan berubah dengan penggunaan teknologi
AI, termasuk tugas-tugas baru yang mungkin Anda harus tangani.
9. Kepedulian terhadap Kesejahteraan ASN: Penting untuk memastikan bahwa perubahan
dalam tugas dan peran ASN yang terjadi akibat penggunaan teknologi AI tidak
mengurangi pendapatan atau kesejahteraan ASN. Kepedulian terhadap nasib ASN harus
selalu diutamakan.
10. Kesiapan Mental: Terakhir, Anda perlu memiliki kesiapan mental untuk menghadapi
perubahan ini. Ini termasuk sikap terbuka terhadap perubahan, ketahanan terhadap
tekanan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang semakin
digital.

Dalam konteks transformasi digital dan penggunaan teknologi AI dalam administrasi negara,
kesiapan Anda untuk menguasai teknologi ini dan berkolaborasi dengan baik dengan sistem AI
akan sangat penting untuk menjaga kualitas dan efisiensi dalam pelayanan publik.
KELAS A-24 KELOMPOK 4

1. Muhammad Iqbal
2. Muhammad Fiqra
3. Sagus Swadharma
4. Gerry Bayu
5. Dito Dian
6. Muhammad Frans
7. Gistinul
8. Indrizany
9. Eka Putri

Anda mungkin juga menyukai