Anda di halaman 1dari 3

DHEA APPRILIA WIZI

18042111

TUGAS PERTEMUAN 14

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

A. Reformasi dan Implikasi Terhadap Sistem Kepegawaian Negara

Pegawai sebagai sumber daya organisasi memiliki posisi yang sangat strategis dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Karena posisi penting inilah reformasi
kepegawaian dalam konteks reformasi birokrasi perlu terus menerus dilakukan. Reformasi
kebijakan manajemen kepegawaian di Indonesia ditandai dengan ditetapkannya Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang merupakan
penyempurnaan dari peraturan sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Beberapa reformasi yang sudah dan sedang dilakukan oleh pemerintah terkait dengan
Kepegawaian Negara adalah penganggaran berbasis kinerja, dimana setiap anggaran yang
dibuat oleh instansi pemerintah harus mencerminkan kinerja yang akan dicapai. Reformasi
penyusunan anggaran berbasis kinerja ini sebenarnya tertuang dalam UU N0. 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara. Dengan ketentuan ini setiap instansi harus memiliki ukuran kinerja
dalam anggaran yang dibuatnya. Setiap individu dalam instansi yang bersangkutan juga harus
memiliki kontrak kinerja individual. Setiap tahun setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk
membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang mencerminkan
capaian yang sudah dicapai dalam tahun yang sudah berjalan.

Reformasi lain yang sudah dilakukan dalam bidang kepegawaian adalah pilot project reformasi
tunjangan kinerja yang dijalankan di beberapa kementerian dan lembaga pemerintah lainnya.

Mengkaji banyaknya permasalahan yang terjadi meskipun reformasi telah digulirkan, maka
masih diperlukan berbagai perbaikan dalam sistem dan proses manajemen PNS menuju arah
perubahan yang dikehendaki.

Untuk menghasilkan calon-calon PNS yang baik, maka proses rekrutmen merupakan pengungkit
utama. Dalam hal perekrutan, harus dilakukan terlebih dahulu job analisis setiap jabatan dan
pekerjaan di semua sektor dan semua level pemerintahan. Hal ini untuk mengetahui job
requirement yang dibutuhkan dan harus dipenuhi oleh caloncalon PNS. Persyaratan jabatan
dan pekerjaan ini diturunkan dalam materi eksaminasi yang mencerminkan kompetensi yang
dimiliki oleh pelamar.

Terkait dengan Reformasi Birokrasi yang terjadi di sejumlah kementerian dan lembaga
pemerintah perlu dicatat, bahwa hal ini menimbulkan sejumlah masalah: Pertama, reformasi
tersebut tanpa dijiwai oleh semangat untuk memperbaiki kinerja pemerintahan. Para pejabat
dan pegawai hanya memiliki keinginan atas kenaikan tunjangan kinerja yang akan diperolehnya,
sehingga dikhawatirkan tidak memiliki relevansi dengan perbaikan kinerja. Kedua, reformasi
tunjangan kinerja yang dilakukan secara bertahap ini juga menimbulkan kecemburuan bagi
instansi pemerintah lainnya yang belum mendapatkan tunjangan kinerja, sehingga
menimbulkan disinsentif bagi pejabat dan pegawai di instansi lain. Ketiga, sampai saat ini belum
dilakukan evaluasi atas pelaksanaan dan hasil reformasi tunjangan kinerja yang dilakukan oleh
beberapa kementerian dan lembaga pemerintah tersebut.

B. Transformasi Administrasi Kepegawaian Berbasis Digital

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, pemerintah telah mengembangkan


konsep pemerintahan digital, yakni penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik atau
yang dikenal dengan e-government. Adapun Fungsi dan tujuannya adalah untuk meningkatkan
mutu layanan publik, dengan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan juga komunikasi
dalam proses penyelenggaraan pemerintah daerah supaya dapat terbentuk kepemerintahan
yang bersih, transparan, dan juga supaya dapat menjawab tuntutan perubahan secara efektif.

Sejak dicanangkan pada tahun 2003 melalui Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2003 tentang
Strategi Nasional Pengembangan E-Government, instansi pemerintah baik
kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah berlomba-lomba dalam pemanfaatan
teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan pemerintah maupun pelayanan publik.
Transformasi dilakukan agar memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses internet.
Regulasi atau aturan dibuat untuk menjamin keterbukaan informasi dan menjamin keamanaan
transaksi elektronik.

Berbagai aplikasi dibuat untuk mengotomatisasi proses sampai dengan output yang dihasilkan
dapat diakses lebih mudah. Contoh penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) secara
online, kini proses rekruitmen menjadi lebih terbuka dan transparan. Pelaksanaan tes cpns
melalui Computer Assisted Test (CAT) dapat dipantau secara real time dan hasilnya dapat
diketahui saat itu juga. Aplikasi e-formasi digunakan untuk menghitung kebutuhan dan sebaran
PNS. Kinerja seorang PNS dapat menjadi lebih jelas, terukur dan terpantau melalui aplikasi e-
kinerja. Selain itu juga dengan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK), Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG), dsb menjadikan proses pengelolaan kepegawaian menjadi
lebih efektif dan efisien. Data dan informasi kepegawaian yang cepat, akurat, dan uptodate
dapat menjadi bahan pertimbangan atau rujukan dalam pembuatan kebijakan di bidang
kepegawaian. Kini pengelolaan kepegawaian tidak terbatas ruang dan waktu, instansi
pemerintah pusat telah terkoneksi dengan semua pemerintah daerah bahkan sampai ke satuan
kerja perangkat daerah (SKPD)

Anda mungkin juga menyukai