Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL SKRIPSI

NAMA : Zahid Akbar

NIM

SEMESTER

PRODI :

Ilmu Pemerintahan

FAKULTAS :

Syari’ah

JUDUL : PENERAPAN E-KINERJA DALAM

MENILAI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH

KABUPATEN BATANGHARI

A.Latar Belakang Masalah

Dewasa ini fenomena perkembangan teknologi dan informasi yang tak

terbendungi telah banyak mengubah struktur tatanan kehidupan sosial masyarakat.

Hal itu telah merangsang timbulnya gerakan-gerakan untuk mereformasikan

sistem tata kelola pemerintahan lama yang terkesan lamban, susah, ribet, dan tidak

transparan menuju ke arah sistem tata kelola pemerintahan yang baik, cepat,

1
mudah, transparan dan berkemajuan dengan berbasis teknologi informasi yang

memumpuni.

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara

(ASN) adalah pelayan masyarakat atau abdi negara yang memiliki tanggung

jawab terhadap pelayanan publik dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

masyarakat. Terkait harapan masyarakat terhadap aparatur sipil negara adalah

kinerja andal yang diberikan dalam pelayanan publik. Namun mengingat

kenyataan yang ada di masyarakat dewasa ini ditengarai masih adanya oknum

aparatur sipil negara yang tidak melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung

jawab.

Pengertian kinerja menurut Moeheriono yaitu “Kinerja atau

performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi

dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu

organisasi.”1 Kinerja adalah suatu keadaan yang berkaitan dengan keberhasilan

organisasi dalam menjalankan misi yang dimilikinya yang dapat diukur dari

tingkat produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas, dan

akuntabilitas.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor. 120 Tahun 2015 tentang

Tunjangan Kinerja di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara Pasal 5 ayat (2)

menyatakan "Tunjangan Kinerja diberikan dengan memperhitungkan capaian

1
Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

2
kinerja pegawai setiap bulannya. “ Artinya tunjangan kinerja tidak lagi semata

mata berdasarkan absensi/kehadiran tetapi capaian kinerja individu. Untuk

memudahkan dalam penilaian kinerja individu, Badan Kepegawaian Negara

menerapkan penilaian kinerja berbasis elektronik (e-kinerja), hal tersebut sejalan

dengan tuntutan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Dalam menjalankan pemerintah yang baik, pemantauan kinerja dan

integritas sangat diperlukan agar tugas yang telah diberikan kepada pegawai dapat

dikerjakan semaksimal dan sebaik mungkin. Dengan pesatnya perkembangan

zaman saat ini, banyak teknologi-teknologi yang dapat mempermudah kegiatan

sehari-hari, dan tak dapat dipungkiri pula kegiatan yang menyangkut

pemerintahan. Dengan kemajuan teknologi yang ada pemerintah dapat

memanfaatkannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis web atau

aplikasi dalam memantau kinerja harian pegawai. Pemantauan kinerja berbasis

sistem aplikasi atau web merupakan salah satu bentuk dari penerapan e-

government. Penilaian kinerja berbasis teknologi juga dapat mengurangi biaya

administrasi dan membuat penilaian menjadi lebih efektif dan efisien.

E-kinerja merupakan aplikasi yang dibuat khusus untuk menilai kinerja

pegawai secara langsung dengan memasukkan data kerja harian kedalam

software, untuk mendapat persetujuan dari atasan. Setelah persetujuan didapat,

maka output dari hasil kerja yang dilakukan secara online, secara otomatis data

yang dihasilkan akan terlihat. Data tersebut berupa jumlah nominal dari tarif

tunjangan yang diterima pegawai. Dukungan sumber daya manusia yang memiliki

kinerja tinggi, dibantu dengan melakukan perbaikan sistem, meningkatkan

3
tunjangan, memberikan informasi serta pelayanan yang baik, meningkatkan

efektifitas serta efisiensi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan atau standar

oprasional prosedur yang diberikan maka kinerja akan meningkat. Munculnya

inovasi-inovasi terbaru di bidang pelayanan publik yang diciptakan guna memberi

kesejahteraan masyarakat.

E-kinerja juga menjadi alat bantu dalam penghitungan pemberian

tunjangan kinerja pegawai. Menurut Undang-Undang Tentang Aparatur Sipil

Negara Nomor. 5 tahun 2014, pasal 80 ayat 3 bahwa tunjangan kinerja dibayarkan

sesuai dengan pencapaian kinerja. Terkait dengan pemberian tunjangan kerja

pegawai, sebelum diterapkan aplikasi e-kinerja para pegawai yang bekerja dengan

posisi yang sama, pemberian tunjangan kepada para pegawai yang disiplin bekerja

dan yang pegawai yang tidak disiplin dalam bekerja diberikan dengan jumlah

yang sama. Hal ini menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial antar pegawai

sehingga para pegawai yang tadinya disiplin dalam bekerja menjadi malas

berkerja karena kesamaan jumlah tunjangan kerja yang diberikan. Dengan

diterapkannya sistem e-kinerja, pemberian tunjangan kinerja pada pegawai

menjadi lebih adil, dengan posisi kerja yang sama, pegawai yang rajin bekerja dan

yang malas bekerja tunjangan yang diberikan tidak lagi sama karena pemberian

tunjangan dilihat berdasarkan kinerja para pegawai melalui e-kinerja.

Penyelenggaraan sistem elektronik dalam birokrasi yang berbasis

kebijakan publik bertujuan untuk menertibkan dan berkualitas dalam reformasi

birokrasi, misalnya seperti penerapan sistem E-Government, E-Budgeting, E-

KTP, E- kinerja dan lain-lain. Sistem ini bertujuan untuk memberikan kemudahan

4
dalam mengakses informasi dan melakukan registrasi administrasi. Pemerintah

Kabupaten Batanghari melakukan usaha untuk melihat ukuran kinerja PNS yang

memang telah dikeluarkan aturannya dalam Peraturan Perundang-undangan (PP)

Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. PP

tersebut secara tegas mengatur standar dan bagian yang dijadikan acuan dalam

evaluasi pegawai pemerintah.2

Tunjangan kinerja dikantor Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari

diberikan dengan memperhitungkan capaian kinerja pegawai setiap hari, setiap

bulan yang dituangkan dalam aplikasi web yaitu e-kinerja. Kantor Sekretariat

Daerah Kabupaten Batanghari dalam meningkatkan kinerja aparatur sipil negara

dan memudahkan dalam penilaian dan pengawasan terhadap kinerja pegawai telah

menerapkan Aplikasi e-kinerja.

Aplikasi E-Kinerja Kabupaten Batanghari dapat diakses

melalui http://e-kinerja-2020.batangharikab.go.id/login. Adapun tujuan dari

program e-kinerja antara lain:

a. Peningkatan kinerja PNS dan organisasi;

b. Melakukan penataan dan penyempurnaan organisasi;

c. Melakukan penilaian atas prestasi kerja PNS dan organisasi;

d. Memberikan rasa keadilan dan meningkatkan kesejahteraan PNS;

e. Mendorong terciptanya kompetisi kerja yang sehat antar PNS;

2
Hadi Sufi Hidayat, “Perana Aplikasi E-kinerja Dalam Meningkatkan Produktifitas
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Medan (Studi Kasus Pada Badan Kepegawaian Daaerah dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemko Medan), Jurnal Publik Reform, 9 No.1 (Juni 2022),
1, https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/jupublik/article/download/2086/1541

5
f. Meningkatkan kompetensi SDM dan jabatan yang dimiliki PNS; dan

g. Menumbuhkan kreatifitas dan inovasi kerja PNS.

Aplikasi e-kinerja terdiri dari dua buah modul, yaitu modul Anjab (analisis
jabatan) dan ABK (analisis beban kerja). Anjab bertujuan untuk menjelaskan apa
saja fungsi dan tugas dari jabatan pegawai. Sedangkan ABK digunakan oleh
pegawai untuk menginput laporan kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan
membuat Laporan Kerja Harian (LKH) dan juga digunakan oleh pimpinan untuk
mengetahui kinerja pegawai dan satuan/unit kerja.3
Sebelum adanya penerapan sistem aplikasi e-kinerja, pengukuran kinerja

pegawai dilakukan dengan menggunakan sistem manual yaitu DP3 ( Daftar 5

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ), seiring dengan perkembangan zaman,

penilaian prestasi kerja PNS menggunakan DP3 sudah tidak relevan lagi. Hal ini

karena Penilaian model lama dengan DP3 masuk dalam kategori struktur yang

lemah. Pertama, unsur-unsur penilaian dalam sistem DP3 lebih terfokus pada

sifat-sifat individu/pegawai karena unsur-unsurnya menggunakan istilah yang

sulit untuk diukur. Kedua, tidak adanya standar prosedur penilaian yang dapat

digunakan oleh pejabat penilai untuk menilai bawahannya sehingga mereka

menggunakan standar dan harapan yang mereka sendiri terhadap apa yang mereka

inginkan dari bawahannya. Ketiga, karena DP3 digunakan untuk menilai kinerja

Pegawai Negeri di Indonesia tanpa memperhatikan misi dan visi organisasi, maka

sistem ini tidak dapat memberikan hasil yang valid dan reliabel.

Proses dalam implementasi sistem DP3 ini pun seringkali dipengaruhi oleh

masalah budaya. Sebagai contoh, one-way communication dari atasan ke bawahan

3
Anggreiny A Onibala, Yaulie Rindengan, and Arie S Lumenta, “Analisis Penerapan
Model UTAUT2 Terhadap E-Kinerja Pada Pemerintah Provinsi Sula4 Anggreiny A. Onibala –
Analisis Penerapan Model UTAUT 2 Terhadap E-Kinerja Pada Pemerintah Provinsi Sulawesi
Utara Adanya Pemantauan Kerja Melalui E-Kinerja Tersebut Secara ,” E-Journal Teknik
Informatika 2 (2021): 1–13.

6
merupakan hal yang lumrah terjadi. Konsekuensi dan pengaruh dari hal ini terasa

dalam pelaksanaan penilaian pegawai seperti pegawai tidak atau jarang sekali

berpartisipasi dalam proses penilaian, mereka hanya menunggu nilai dari atasan

mereka saja; atasan jarang sekali memberikan feedback atau masukan terhadap

baik buruknya kinerja pegawai; dan mereka pun jarang mendiskusikan masalah-

masalah yang muncul dalam bekerja. 4

Untuk menjawab segala permasalahan dan kelemahan DP3, diterbitkanlah

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 dan Peraturan Kepala BKN Nomor

1 Tahun 2013 Tentang Evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) 5. Dalam

peraturan ini penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses rangkaian

manajemen kinerja yang berawal dari penyusunan rencana kinerja yang berupa

Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Pelaksanaan penilaiannya dilakukan dengan cara

membandingkan antara Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan realisasi kerja

pegawai yang meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu dan biaya. Dalam

melakukan penilaian dilakukan analisis terhadap hambatan pelaksanaan pekerjaan

untuk mendapatkan umpan balik serta menyusun rekomendasi perbaikan dan

menetapkan hasil penilaian. Kemudian Sasaran Kinerja Pegawai SKP menjadi

dasar untuk mengisi data e-kinerja pegawai.

Di Kabupaten Batanghari, Format Pelaporan disiplin kinerja PNS berupa

perekaman kehadiran dan kinerja pelaksanaan tugas secara elektronik, online,

terintegrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5A ayat (3) dan Pasal 11 ayat (3)
4
Tetty Kurniati, “Struktur Dan Implementasi DP3 Sebagai Sistem Penilaian Pekerjaan
(Sebuah Tinjauan Teoritis),” Jurnal Ilmu Administrasi 1, no. 3 (2004): 30–41.
5
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 dan Peraturan Kepala BKN Nomor 01
tahun 2013 tentang evaluasi Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN)

7
yang tercantum dalam Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2019 Ayat 15A.6

Berdasarkan pengamatan awal penulis, dalam penerapan aplikai e-kinerja di

Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari tidak semuanya berjalan lancar

dan maksimal, ada kendala seperti kendala teknis yang terjadi ketika menginput

laporan kerja harian melalui aplikasi e-kinerja, seringkali jaringan internet yang

tidak memadai. Sehingga para pegawai mengalami kesulitan dalam mengisi

laporan kerja melalui aplikasi e-kinerja.7

Berdasarkan latar belakang masalah, yang telah diuraikan diatas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Penerapan E-Kinerja

Dalam Menilai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pada Kantor Sekretariat

Daerah Kabupaten Batanghari “.

B. Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian tentunya terdapat permasalahan yang nantinya

akan diangkat guna dicari solusi dari permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini

terdapat rumusan masalah yang akan dibahas :

1. Bagaimana pelaksanaan aplikasi e-kinerja di kantor Sekretariat Daerah

Kabupaten Batanghari ?

2. Bagaimana faktor-faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan Aplikasi e-

kinerja di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari?

6
Peraturan Bupati Batanghari Nomor 54 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Batanghari Nomor 2 Tahun 2015 tentang disiplin pegawai negeri sipil di lingkungan
pemerintah kabupaten batanghari
7
Administraus Jurnal, Ilmu Administrasi, and D A N Manajemen, “Urusan Agama
Kecamatan Kapuas Murung Kabupaten Kapuas Dimana Lembaga Pemerintah Ini Dibentuk Untuk
Menjadi Lembaga Yang Mampu Melayani Kebutuhan Murung Kabupaten Kapuas . Pekerjaan Dan
Tugas Lembaga Pemerintah Ini Yaitu” 4, no. 3 (2020): 77–94.

8
C. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi perluasan pada pokok bahasan dalam penulisan proposal ini,

maka untuk mempermudah penelitian ini, penulis akan membatasi masalah

dengan membahas Penerapan E-Kinerja Dalam Menilai Aparatur Sipil Negara

(ASN) Pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari supaya tidak

terlalu melebar dan menjauh dalam pembahasan ini maka dibatasi yaitu:

1. E-Kinerja yang diteliti hanya untuk aparatur sipil negara (ASN).

2. ASN yang diteliti hanya ASN yang bekerja di kantor sekretariat daerah

kabupaten Batanghari.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengkaji pelaksanaan aplikasi e-kinerja sebagai revolusi sistem

penilaian kinerja Aparatur Sipili Negara dari yang manual ke dalam sistem

yang akan mempercepat proses penilaian dengan menggunakan sistem

berbasis terknologi.

b. Untuk Mengkaji faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pelaksaan

aplikasi e-kinerja di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari baik

dari faktor pendukung dan penghambat.

2. Manfaat Penelitian

A. Manfaat teoritis dari penelitian ini :

9
1.Untuk mengetahui pelaksanaan aplikasi E-Kinerja ini dapat

meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara dalam bekerja.

2.Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi penghambat dan

pendukung dari pelaksanaan aplikasi E-Kinerja di Kantor Sekretariat

Daerah Kabupaten Batanghari.

3.Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti selain yang

diperoleh pada saat perkuliahan.

B. Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi masyarakat : Hasil penelitian ini merupakan kajian

yang dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat umum dan

mendapatkan pelayanan yang efektif dan efisien sehingga

menarik untuk di bahas serta diterapkan dalam pelaksanaan

Aplikasi E-Kinerja.

2. Manfaat bagi penulis : Penelitian ini merupakan sarana untuk

menambah wawasan melalui praktik di lapangan setelah

mendapat teori-teori dalam aspek pengetahuan dan juga dapat

memberikan pemahaman bagi penulis lebih jauh terkait

perkembangan teknologi melalui E-Government di isntansi

pemerintahan dengan adanya aplikasi E-Kinerja untuk menilai

kinerja harian Aparatur Sipil Negara.

3. Manfaat bagi Instansi : Sebagai sumbangan pemikiran dan

masukan dalam pelaksanaan E-Kinerja Aparatur Sipil Negara

Di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari.

10
E. Kerangka Konseptual

1. KINERJA

Menurut Prawirasentono (1999), kinerja adalah hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

dengan wewenang, dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja Secara Etimologis kata kinerja

dapat disamakan artinya dengan kata performance yang berasal dari Bahasa

inggris. Performance atau kinerja pada umumnya diberi Batasan sebagai

kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang

dibebankan kepadanya.

Kinerja pada hakikatnya adalah bentuk perwujudan kerja seseorang pada

suatu unit organisasi di mana dia bekerja. Agar tidak terjadi perbedaan dalam

pemberian definisi kinerja, Hidayat N (2017) berpendapat bahwa hasil kerja

yang dicapai oleh suatu instansi dalam menjalankan tugasnya dalam kurun

waktu tertentu, akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien,

apabila :

1. Keluaran (Output) adalah sesuatu yang dicapai dari suatu kegiatan

yang berupa fisik atau pun non fisik yang diharapkan dapat dirasakan

langsung oleh masyarakat.

11
2. Hasil adalah mengukur pencapain atau hasil yang terjadi karena

pemberian layanan, yakni segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek

langsung), maka segala sesuatu kegiatan yang dilakukan atau

dilaksanakan pada jangka menengah harus dapat memberikan efek

langsung dari kegiatan tersebut; dan

3. Kaitan usaha dengan pencapaian adalah ukuran efisiensi yang

mengaitkan usaha dengan keluaran pelayanan. Berdasarkan pengertian

diatas, maka mengukur sumber daya yang digunakan atau biaya per

unit keluaran, dan memberi informasi tentang keluaran di tingkat

tertentu di penggunaan sumber daya, menunjukkan efisiensi relatif

suatu unit jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya, tujuan yang

ditetapkan secara internal, norma atau standar yang bisa diterima atau

output yang bisa dihasilkan setara.

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan

kinerja adalah penampilan kerja maupun hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang baik barang/produk maupun berupa jasa yang biasanya

digunakan sebagai dasar penilaian atas diri karyawan atau organisasi yang

bersangkutan yang mencerminkan pengetahuan karyawan tentang

pekerjaan itu. Semakin tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya maka

semakin tinggi pula kinerjanya8.

8
Akhmad Fauzi,Rusdi Hidayat, “Managemen Kinerja”, Surabaya: Airlangga University
Press, 2020, h.1-3.

12
2. E-Kinerja

E-Kinerja merupakan aplikasi berbasis web yang digunakan untuk

melakukan penilaian dan pengukuran pengukuran kinerja para pegawai

berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, dan juga menjadi dasar

dalam perhitungan prestasi kerja. E-Kinerja ASN adalah suatu sistem

informasi berupa aplikasi berbasis Teknologi Informasi dibuat /dikembangkan

oleh Badan Kepegawaian Negara.

E-Kinerja juga bisa diartikan sebagai sebuah sistem terpadu yang

digunakan untuk mengukur, menilai, mengawasi serta mengelola kinerja para

ASN. Aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan kinerja ASN

pada instansi/satuan kerja yang secara terperinci9.

a. Manfaat E-Kinerja

Berikut Beberapa manfaat yang dapat dihasilkan dari pelaksanaan

sistem E-Kinerja jika dilaksanakan dengan benar :

a). Pelayanan terhadap publik atau masyarakat akan semakin baik

sebagai dampak dari semakin meningkatnya kualitas kerja para

ASN.

9
Ryndian Gusty, Harapan Tua, and Adianto, “E-Kinerja Merupakan Sebuah Sistem Yang
Terpadu Yang Digunakan Untuk Mengukur, Menilai, Mengawasi Serta Mengelola Kinerja Para
ASN. Aplikasi Ini Bertujuan Untuk Mempermudah Pengelolaan Kinerja ASN Pada
Instansi/Satuan Kerja Yang Secara Terperinci.E-Kinerja,” Jurnal Administrasi Politik Dan Sosial
1, no. 2 (2020): 121–40.

13
b). Pelaksanaan sistem pemerintahan di dalam instansi atau SKPD akan

semakin efisien dan efektif sehingga diharapkan akan mendapatkan output

yang semakin bagus.

c). Pengawasan terhadap kinerja dan aktivitas para ASN akan semakin

mudah dan terstruktur.

d). Lebih mudah dalam melakukan penilaian kerja dan prestasi terhadap

ASN yang nantinya akan digunakan untuk memberikan reward dan

punishment kepada yang bersangkutan.

e). Sebagai landasan untuk menentukan besaran gaji, kenaikan pangkat

otomatis atau KPO dan juga proses pensiun otomatis atau PPO bagi para

ASN.

f). Membantu terciptanya pemerintahan yang baik dan bersih atau good

governance di lingkungan instansi pemerintah dan SKPD.

g). Membantu transparansi administrasi karena semua surat tidak rahasia

harus diunggah ke dalam website E-Kinerja tersebut.

h). Mempermudah pemberian tunjangan pada para ASN yang besarannya

akan ditentukan berdasarkan pada hasil penilaian serta prestasi yang

dimuat dalam E- Kinerja.

i). Memacu para ASN untuk bisa bekerja dengan lebih baik, lebih

profesional dan bermartabat10.

10
Onibala, Rindengan, and Lumenta, “Analisis Penerapan Model UTAUT2 Terhadap E-
Kinerja Pada Pemerintah Provinsi Sula4 Anggreiny A. Onibala – Analisis Penerapan Model
UTAUT 2 Terhadap E-Kinerja Pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara Adanya Pemantauan
Kerja Melalui E-Kinerja Tersebut Secara .” Hal 4.

14
b. Mekanisme E-Kinerja

a). ASN merekam data SKP yang dibuat secara cascading.

b). Breakdown SKP menjadi target bulanan.

c). Input kegiatan harian (tugas jabatan dan tugas tambahan).

d). Evaluasi capaian target SKP secara periodik dan perilaku oleh pejabat

penilai.

e). Pembayaran tunjangan kinerja berdasarkan capaian nilai SKP dan

parameter lain.

f). Pencetakan lembar SKP, realisasi, penilaian prestasi kerja11.

3. Aparatur Sipil Negara (ASN)

Upaya pencapaian mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum

dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang professional, bebas

dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,

mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu

menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan

publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Untuk dapat

menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas

pembangunan tertentu, Pegawai ASN harus memiliki profesi dan Manajemen

ASN yang berdasarkan pada Sistem Merit atau perbandingan antara kualifikasi,
11
Ibid, hlm. 5.

15
kompetensi, dan kinerja yang dimiliki oleh calon dalam rekruitmen,

pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan yang dilaksanakan

secara terbuka dan kompetitif, sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang

baik.

Aparatur Sipil Negara dalam pasal 1 angka (1) Undang-Undang No 5 Tahun

2014 menyebutkan bahwa ASN adalah profesi bagi PNS dan PPPK yang bekerja

pada instansi pemerintah. PNS menurut kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah

orang yang bekerja untuk Pemerintah atau Negara. Menurut Kranenburg PNS

adalah pejabat yang ditunjuk, jadi pengertian tersebut tidak termasuk terhadap

mereka yang memangku jabatan mewakili seperti anggota parlemen, presiden dan

sebagainya12.

Pegawai Negeri sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi

masyarakat yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan.

Dalam hal ini kedudukan Pegawai Negeri menjadi sangat penting sebab lancar

dan tidak lancarnya pemerintahan dan pembangunan Negara tidak terlepas dari

peranan dan keikut sertaan Pegawai Negeri.

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil pada hakekatnya merupakan suatu mekanisme

dan aktifis untuk mengisi formasi yang terluang. Kegiatan dan mekanisme

tersebut meliputi perencanaan secara menyeluruh, pengumuman tentang proses

pelamaran, pelaksanaan saringan baik tertulis maupun lisan. Adapun upaya untuk

mengisi kekurangan formasi pegawai yaitu dengan cara pengangkatan pegawai

yang baru13.
12
Sri Hartini, 2008, Hukum Kepegawaian Di Indonesia,(Jakarta: Sinar Grafika), hal 31.
13
Ahmad Ghufron, Hukum Kepegawaian Di Indonesia ,(Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
hal 4.

16
Pengaturan ASN tidak terlepas dari pengaturan kepegawaian negara yang telah

berlangsung dalam perjalanan panjang yang dilakukan oleh pemerintah.

UndangUndang yang selama ini menjadi dasar pengelolaan kepegawaian negara

adalah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 43 Tahun 1999.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 ini diubah ke Undang-Undang No. 43

Tahun 1999 dikarenakan pada saat masa pembuatan Undang-Undang No. 8 Tahun

1974 suasana sistem politik dan sistem pemerintahannya otoriter dan sentralistik.

Di zaman Orde baru sistem aparatur sipil dimasa itu sangat baik, tetapi tetap

timbul kritikan dimana Undang-Undang No 8 Tahun 1974 Tentang Kepegawaian

tersebut didesain khusus untuk menjadikan seluruh aparatur birokrasi harus loyal

kepada pemerintah dan partai pendukung pemerintah.

Maka dari itu pada zaman reformasi di perbaharui Undang-Undang No 8

Tahun 1974 menjadi UndangUndang No 43 tahun 1999. Undang-Undang ini

dikoreksi total secara spesifik, namun menuai beberapa kelemahan dan jauh dari

harapan, karena didalamnya Undang-Undang Kepegawaian zaman reformasi

tersebut belum menerapkan sistem manajemen kepegawaian Negara yang

mencerminkan keadilan, efisien, kompeten, melayani dan pada zaman ini

seseorang bisa masuk ke birokrasi dengan mudah atas nama otonomi daerah14.

Mengenai jenis pegawai ASN di Indonesia ada 2 macam yaitu Pegawai Negeri

Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan juga

diatur pada Pasal 6 UU No. 5 tahun 2014. Dimana pegawai ASN terdiri atas PNS

14
Sri Marmudji, Jurnal HAN Sektoral Aparatur Sipil Negara,2011, hal 1.

17
dan PPPK. Pada pasal 7 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara menjelaskan PNS dan PPPK yaitu:

a. PNS sebagaimana dimaksud pada pasal 6 huruf a merupakan

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang diangkat sebagai pegawai

tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki Nomor

induk pegawai secara nasional.

b. PPPK sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf b merupakan

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang diangkat sebagai pegawai

dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai

dengan kebutuhan instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-

Undang.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini membahas mengenai penelitian-penelitian relevan

yang digunakan sebagai referensi dan memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.

Adapun penelitian relevan tersebut sebagai berikut:

1. Penelitian Helmi Tahir dengan judul ” Penerapan e-kinerja dalam

menilai kinerja aparatur sipil negara (ASN) pada kantor dinas

perumahan kawasan permukiman dan pertahanan provinsi Sulawesi

Selatan”. Dari penelitian tersebut lebih terfokus pada penilaian

pegawai melalui penerapan sistem e-kinerja pada sub bagian umum di

dinas perumahan Kawasan permukiman dan pertahanan provinsi

Sulawesi Selatan.

18
2. Penelitian Devita Nur Isnaini dengan judul “Pengaruh Penerapan E-

Kinerja, Reward dan Punishment terhadap kinerja pegawai pada badan

kepegawaian, pendidikan dan pelatihan kabupaten Banyuwangi”. Dari

penelitian tersebut lebih terfokus pada penerapan sistem e-kinerja

dengan tujuan untuk meminimalisir kecurangan dalam penilaian

kinerja pegawai dengan memberikan reward dan punishment dilihat

dari penilaian hasil kerjanya.

3. Wida Pangestika dengan judul penelitian “Implementasi Reformasi

Melalui Penggunaan E-Kinerja Di Kelurahan Pal Merah, Kecamatan

Pal merah, Jakarta Barat”. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat

bagaimana penggunaan e-kinerja sebagai implementasi Reformasi

Birokrasi di Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal

tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara

ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.15 Adapun metode penelitian yang

digunakan sebagai berikut :

1. Jenis Penelitan

Dalam menentukan penelitian, terlebih dahulu diketahui jenis

penelitian yang digunakan untuk mengetahui gambaran yang jelas

didalam penelitian tersebut, sehingga memudahkan untuk

15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 2

19
melakukan langkah selanjutnya dalam proses analisis data. Adapun

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan analisis kualitatif, dimana penelitian kuantitatif

merupakan pendekatan penelitian yang mewakili paham

naturalistik (fenomenologis)16. Proses penelitian kualitatif ini

melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-

pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang

spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif dari

mulai tema-tema umum dan menafsirkan makna data. Laporan

akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang

fleksibel.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang yang akan menjadi informan

untuk menjawab tujuan penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka

subjek penelitian ini adalah :

a. Kabag di Sekda Kabupaten Batanghari sebanyak 1 orang.

b. Staf sub bagian umum sebanyak 1 orang.

c. ASN yang bekerja di sekda sebanyak 3 orang.

3. Jenis Dan Sumber Data

16
Vivi Candra dkk, “Pengantar Metodologi Penelitian“, ( Bandung: Yayasan Kita
Menulis: 2021) , Hal.25

20
a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder.

Adapun data primer dan sekunder dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Data Primer Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh

melalui wawancara secara langsung dari sumber asli atau responden

untuk memperoleh data atau informasi yang akurat.

2) Data Sekunder

Data sekunder yaitu sebagai bahan pendukung untuk memudahkan

penelitian ini. data sekunder dapat bersumber dari buku-buku, literatur

dan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dipublikasikan.

b.Sumber Data

Sumber data merupakan subyek darimana data diperoleh. Apabila peenliti

menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

sumber data disebut responden atau informan yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti. Jika pengumpulan data menggunakan

sekunder, maka sumber datanya adalah bahan atau benda. Berdasarkan hal

tersebut, maka sumber data primer dalam penelitian ini adalah subyek penelitian

yang akan menjadi informan dan memahami mengenai efektivitas penyaluran

dana bantuan sosial dampak covid-19 di Kota Jambi, sedangkan sumber data

sekunder berupa buku, jurnal, website dan dokumen lainnya.

4.Instrumen Pengumpulan Data

21
Instrumen pengumpulan data merupakan teknik atau cara pengumpulan data

dalam penelitian ini sebagai berikut:

d. Metode wawancara

Metode wawancara dilakukan dengan cara bercakap-cakap

serta bertanya jawab sambil bertatap muka langsung dengan

sumber data atau informan mengenai penerapan sisteme-kinerja

yang berada di kantor sekretariat daerah Kabupaten Batanghari.

e. Metode observasi

Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati secara

langsung bagaimana penerapan sistem e-kinerja di kantor

sekretariat daerah Kabupaten Batanghari

f. Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data

menggunakan dokumen, catatan-catatan, laporan, foto, serta

sumber-sumber yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi merupakan data mentah yang diperoleh dari lapangan.

Sehingga perlu dilakukan pemilihan data yang relevan untuk dapat

disajikan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di

penelitian. Setelah melakukan pemilihan data, data yang telah dipilih

22
kemudian disederhanakan dengan mengambil data yang pokok dan

yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian.

b. Penyajian Data

Data yang telah disusun melalui kegiatan reduksi data,

kemudian disajikan dalam bentuk narasi deskriptif. Data yang

disajikan adalah data yang dapat digunakan untuk menjawab

permasalahan dalam penelitian ini. setelah data disajikan secara

rinci, maka hal yang selanutnya dilakukan adalah membahas

data yang telah disajikan tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan

Setelah data disajikan dan telah dibahas secara rinci, maka

tahap selanjutnya adalah tahap pengambilan kesimpulan.

Tujuan dari penarikan kesimpulan adalah untuk menjawab

permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

d. Triangulasi Data

Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu

kombinasi lebih dari satu strategi dalam suatu penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Dari penelitian ini di perlukan sebuah tata tertib dari pembahasan yang

akan di tulis yaitu:

BAB I. pada bab pertama ini akan berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah yang akan di teliti, batasan-batasan masalah, tujuan dari penelitian

ini, penjelasan kerangka teori serta kajian pustaka.

23
BAB II, akan membahas metode dari penelitian ini penulis akan

mencantumkan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, tempat dan

waktu penelitian, jenis dan sumber data yang akan menjadi bahan

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB III akan berisi tentang gambaran umum dari lokasi penelitian

tersebut.

BAB IV akan membahas dari hasil penelitian serta bagaimana penerapan

sistem e-kinerja yang ada di kantor sekretariat daerah Kabupaten

Batanghari.

BAB V akan membahas semua penelitian dalam kesimpulan dan saran

yang akan di lengkapi dengan daftar pustaka dari penrlitian tersebut.

Kesimpulan adalah hasil akhir dari semua data yang telah di peroleh.

I . Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan/tahun

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Pengajuan

Judul

2. Pembuatan

Proposal

3. Pengajuan

Dosen

Pembimbing

4. Bimbingan

24
Proposal

5. Observasi Awal

6. Seminar

Proposal

7. Pengajuan

Riset

8. Riset

9. Penyusunan

Skripsi

10. Munaqasyah

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

A. Buku – buku

25
Ahmad Ghufron, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Akhmad Fauzi, Rusdi Hidayat, Managemen Kinerja, Surabaya: Airlangga

University Press, 2020.

Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012.

Sri Hartini, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2013.

Vivi Candra dkk, Pengantar Metodologi Penelitian, Bandung: Yayasan Kita

Menulis, 2021.

B. Jurnal

Gusty, Ryndian, Harapan Tua Ricky FS, Penerapan Sistem Informasi Sumber

Daya Manusia Pada Program E-Kinerja Di Badan Kepegawaian,

Pendidikan Dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kuantan Singingi." Jurnal

Administrasi Politik dan Sosial, 2020.

Halus H, Bakhtiar B, EVALUASI KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA PADA

KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KAPUAS MURUNG

KABUPATEN KAPUAS." Administraus, 2020.

Hadi Sufi Hidayat, Peranan Aplikasi E-kinerja Dalam Meningkatkan

Produktifitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Medan (Studi Kasus

Pada Badan Kepegawaian Daaerah dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pemko Medan), Jurnal Publik Reform, 9 No.1, 2022.

26
Helmi Taher, “Penerapan E-Kinerja Dalam Menilai Kinerja Aparatur Sipil

Negara (ASN) Pada Kantor Dinas Perumahan Kawasan Permukiman

Dan Pertahanan Provinsi Sulawesi Selatan, 2021.

Komara Eka Putri, Muhammad Arfan, and Hasan Basri, Pengaruh Penerapan E-

Kinerja Dan Penghargaan (Reward) Terhadap Kinerja Aparatur

Pengelolaan Keuangan Di Lingkungan Pemerintahan Kota Banda Aceh."

Jurnal Administrasi Akuntansi: Program Pascasarjana Unsyiah, 2014.

Onibala, Anggreiny A., Yaulie Rindengan, and Arie SM Lumenta, Analisis

Penerapan Model UTAUT 2 (Unified Theory Of Acceptance And Use Of

Technology 2) Terhadap E-Kinerja Pada Pemerintah Provinsi Sulawesi

Utara, 2021.

Sri Marmudji, Jurnal HAN Sektoral Aparatur Sipil Negara, 2011.

Tety Kurniati, Struktur Dan Implementasi DP3 Sistem Penilaian Pekerjaan

(Sebuah Tinjauan Teoritis), Jurnal Ilmu Administrasi 1, No. 3, 2004.

Wida Pangestika, Implementasi Reformasi Melalui Penggunaan E- Kinerja Di

Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, 2019.

C. Perundang – Undangan

Peraturan Bupati Batanghari Nomor 54 Tahun 2019 tentang Perubahan atas

Peraturan Bupati Batanghari Nomor 2 Tahun 2015 tentang disiplin

pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kabupaten Batanghari.

27
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor. 120 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja

di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara Pasal 5 ayat (2).

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil negara (ASN).

UU Aparatur Sipil Negara Nomor. 5 tahun 2014, pasal 80 ayat 3 tentang

tunjangan kinerja.

DAFTAR ISI SEMENTARA

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

28
PENGESAHAN PANITIA

MOTTO

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………

B. Perumusan Masalah………………………………………...

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………….........

D. Kerangka Konseptual………………………………………

E. Landasan Teoritis……………………………………..........

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu……………………………..

G. Metode Penelitian………………………………………….

H. Sistematika Penulisan……………………………………….

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENERAPAN E-KINERJA

PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

BATANGHARI BERDASARKAN PERATURAN BUPATI

BATANGHARI NOMOR 54 TAHUN 2019 TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BATANGHARI

29
NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI

NEGERI SIPIL DI LINGKUKANGAN PEMERINTAH

KABUPATEN BATANGHARI

A. Pengertian Kinerja………………………………………………

B. E-Kinerja………………………………………………………..

C. Pengertian ASN…………………………………………………

BAB III ANALISIS PENERAPAN E-KINERJA PADA KANTOR

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BATANGHARI

BERDASARKAN PERATURAN BUPATI BATANGHARI

NOMOR 54 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN BUPATI BATANGHARI NOMOR 2 TAHUN

2015 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

LINGKUKANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

BATANGHARI

A. Bagaimana Penerapan E-Kinerja di Kabupaten Batanghari?

B. Faktor apa saja yang menghambat serta pendukung peneapan e-

kinerja di kabupaten Batanghari?.....................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………

B. Saran………………………………………………………..

30
DAFTAR PUSTAKA

31

Anda mungkin juga menyukai