Anda di halaman 1dari 36

COVER

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi ini
dengan judul “EFEKTIVITAS PENERAPAN ABSENSI ONLINE (E-
OFFICE) DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN
TABALONG”. Proposal skripsi yang dikerjakan merupakan bagian dari
tugas akhir skripsi guna memenuhi syarat sebelum melaksanakan
penelitian dalam memperoleh gelar Sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Tabalong.
Penulisan proposal skripsi ini juga tidak terlepas dari bimbingan
dan arahan dari semua pihak yang telah memberikan waktu, tenaga,
pikiran, doa dan motivasi kepada peneliti. Dengan segala kemurahan hati,
peneliti mengucapkan banyak terimakasih serta penghargaan setinggi-
tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Jauhar Arifin, Drs. MM selaku Ketua STIA Tabalong.
2. Ibu Lilis Suryani, S.AP, MAP selaku Ketua Prodi Administrasi Publik
STIA Tabalong.
3. Ibu Dr.Hj. Budi Setiawati, Drs,M.si selaku Dosen Pembimbing saya
yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing kami anak
bimbingan nya sehingga proposal skripsi ini selesai tepat waktu.
4. Organisasi Perangkat Daerah Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Tabalong yang telah banyak membantu selama
menyusun proposal skripsi ini.
5. Orang Tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
6. Teruntuk Rifan Abdi, Shania dan Rista yang selalu mendampingi,
menemani dan menjadi tempat keluh kesah saya.
7. Seluruh pihak yang pernah membantu pengerjaan proposal skripsi
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhir kata, peneliti mempersembahkan karya ini semoga dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan untuk segala keku-
rangannya kami mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya. Wasalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan di era
globalisasi yang semakin maju, membuat teknologi informasi dan
komunikasi menjadi hal yang sangat penting, terkhusus di bi-dang
birokrasi pemerintahan. Pemerintahan dan teknologi tidak dapat di
pisahkan, hal ini di landasi dengan tujuan dalam mewujudkan good
governance melalui E-government. lembaga pemerintah harus
mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, Hal ini di
karenakan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak
menawarkan solusi untuk membantu meningkatkan pelayanan,
mempercepat kinerja serta profesionalitas dalam bekerja yang lebih
baik di instansi pemerintahan.
Dengan perkembangan teknologi, telah banyak mengalami
perubahan di intansi pemerintahan dari sistem manual ke sistem
elektronik berbasis online, Salah satunya adalah sistem absensi.
disiplin kerja ASN dapat di lihat dari prespektif kehadirannya di
kantor, karena kehadiran menjadi tolak ukur kedisiplinan dan
profesionalitas dalam berkerja. Sikap disiplin yang baik merupakan
salah satu bentuk profesional seorang karyawan dalam bekerja,
karena perilaku disiplin tentu akan menghasilkan pencegahan atau
menghindari dari kesalahan. namun disiplin juga memainkan peran
penting dalam kehidupan ini untuk menentukan perilaku yang tepat
(Faith, 2004).
Dengan hal tersebut, loyalitas dan tingkat kinerja pegawai dapat
diukur dengan mudah. Salah satu sistem yang kini sering
digunakan adalah aplikasi absensi berbasis online. Melalui Pera-
turan Bupati Nomor 03 Tahun 2019 Tentang Tata Kelola Absensi
Oline Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong. Tepatnya di
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), bahwa
pemanfaatan teknologi informasi informasi komunikasi (TIK) dalam
tata kelola pemerintahan (e–government), dapat meningkatkan
efesiensi, efektivitas, trasnparasi dan akuntabilitas
penyelenggaraan Pemerintah daerah.
Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong membuat
inovasi baru terhadap absensi fingerprint menjadi absensi online
yaitu menggunakan aplikasi “e-office” dimana para ASN dapat
melakukan absensi melalui smartphonenya masing-masing, dan
dapat di unduh melalui playstore maupun appstore untuk pengguna
apple.
Sistem absensi berbasis online ini juga menjadikan sistem absen
yang terkendali pada suatu organisasi pemerintahan yang di
gunakan untuk merekam, mencatat, serta dapat mengevaluasi
kehadiran bagi setiap pegawai di instansi pemerintahan dengan
akurat. mulai dari masuk bekerja, hingga pulang kerja, sehingga
absensi online ini bisa menjadi tolak ukur dalam pemberian gajih
dan remunisasi pegawai serta dapat meningkatkan tanggung
jawab, disiplin, serta profesionalitas ASN dalam berkerja.
Tujuan perubahan sistem yang di lakukan oleh pemerintah
kabupaten tabalong merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kinerja serta kedisiplinan yang tinggi. Karena
kedisiplinan yang tinggi dapat merubah tingkat profesioanlitas, hasil
kerja, serta meminimalisir terjadinya kecurangan pada absen.
Faktor yang sangat penting untuk mencapai semangat kerja yang
tinggi adalah pelaksanaan disiplin kerja dari para pegawai, karena
hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu untuk menunjang
kinerja seorang pegawai didalam instansinya. Karena kedisiplinan
adalah kesadaran dalam kesediaan seseorang menaati semua
peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan adanya
kesadaran dalam melaksanakan aturan-aturan dalam instansi yang
diwujudkan dalam disiplin yang tinggi, maka suatu produktivitas
kerja juga akan baik.
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan pegawai pada in-stansi
Pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang
terciptanya pemerintahan yang baik, perlu adanya penyatuan arah
dan pandangan bagi pegawai pemerintah yang dapat dipergunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas, baik
manajerial maupun operasional diseluruh bidang tugas dan unit
organisasi instansi pemerintah secara terpadu.
Salah satunya adalah dengan memberdayakan teknologi informasi
yaitu absensi berbasis online (e-office) di-mana hal tersebut dapat
mempermudah para pegawai negeri sipil dalam melakukan abensi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah “Bagaimana efektivitas penerapan
absensi online (e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Tabalong”.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana efektivitas penerapan absensi online
(e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber referensi dan panduan dalam penelitian karya
ilmiah, skripsi thesis dan lainnya. Selain itu diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap Dinas Komunikasi dan Informatika
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap
Dinas Komunikasi dan Informatika di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Tabalong dalam meningkatkan kedisiplinan pegawai.
Hal tersebut dapat juga bermanfaat sebagai acuan untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
Dalam pembahasan ini peneliti akan memaparkan beberapa
penelitian yang relevan dengan “Efektivitas Penerapan Absensi
Online (E-Office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong”, berikut beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian ini.
1. Anong Nani dan Andy Arya Maulana Wijaya (2020), melakukan
penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan Absensi Finger
Print Terhadap Disiplin Pegawai Di Kantor Kecamatan So-
rawolio Kota Baubau” ditemukan bahwa:
a. Penerapan teknologi finger print mulai digunakan pada bulan
Januari 2018 Kantor Kecamatan Sorawolio Kota Baubau.
Tujuan utama pelaksanaan ini adalah untuk merubah proses
dan pengawasan kehadiran pegawai di kantor kecamatan
Sorawolio.
b. Penerapan absensi finger print pada pegawai Kantor
Kecamatan Sorawolio hingga saat ini dapat memberikan
pengaruh pada peningkatan disiplin terhadap jadwal
kehadiran pegawai. Hal ini didukung oleh adanya reward
dan punishment yang diberikan bagi yang mentaati dan
melanggar ketentuan jadwal yang telah disepakati
sebelumnya.
c. Dapat menjadi bahan evaluasi pimpinan dalam hal ini camat,
guna adanya perubahan perilaku terhadap kedisiplinan
pegawai, sehingga mampu memberikan kinerja yang optimal
dan layanan publik yang maksimal di kantor kecamatan
sorawolio Kota Baubau.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dil-
akukan oleh Anong Nani dan Andy Arya Maulana Wijaya yaitu
sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Perbedaan
antara keduanya terletak pada lokasi dan objek penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Anong Nani dan Andy Arya
Maulana Wijaya adalah unutk melihat Efektivitas Penerapan
Absensi Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Di Kantor
Kecamatan Sorawolio Kota Baubau sedangkan pada penelitian
ini untuk mengetahui efektivitas penerapan absensi online (E-
office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong.
2. Safuan dan Deni Rahman (2021), melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Sistem Absensi Online Berbasis Android
(Studi kasus pada kantor pemerintah kota Majalengka Jawa
Barat)” ditemukan bahwa:
a. Penerapan Absensi Online ini memiliki tujuan untuk
mempermudah pengelolaan data Pegawai Negeri Sipil di
Kabupaten Majalengka sehingga dapat meningkatkan
efisensi dan efektifitas kinerja Pegawai Negeri Sipil pada
Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka Jawa
Barat.
b. Aplikasi sistem absensi online PNS dengan menggunakan
android adalah aplikasi absen online yang dirancang oleh
pemerintah Kabupaten Majalengka dengan tujuan
meningkatkan kinerja pegawai dilihat dari sisi efektif, efisien
dan kecepatan., sehingga SDM tersebut akan menjadi faktor
penunjang bagi kemajuan suatu daerah.
c. Efektivitas penerapan kebijakan absensi online berbasis
android ini masih harus terus di upgrade karena setiap saat
pemerintah sebagai manajer para pegawai agar terus
memantau setiap kebijakan yang mereka terapkan kepada
para pegawainya dengan penuh pertimbangan dan harus
melalui evaluasi yang berkala, termasuk kebijakan untuk
menerapkan absensi online berbasis android ini harus terus
dilakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan
kemajuan teknologi sesuai perkembangan zaman.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Safuan dan Deni Rahman yaitu sama-sama
menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaan antara
keduanya terletak pada metode penelitian dengan
menggunakan studi kasus sedangkan penelitian ini dengan
melakukan observasi dan wawancara.
3. Alvin Ardiyanto, Abd Rahman, dkk (2022) melakukan penelitian
dengan judul “Efektivitas Penerapan Sistem Absensi Online
Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Sipil Negara
(ASN)” ditemukan bahwa:
a. Dalam penelitian yang di lakukan oleh penulis bahwa
menurut informan dalam penerapan absensi online ini
sebagian besar pegawai merasa puas dengan penerapan
sistem absensi online, penggunaan serta proses penerapan
sangat mudah, baik dalam menggunakan, maupun sistem
kerja dari aplikasi absensi online.
b. Memberikan kejelasan bahwa di tinjau dari aspek waktu
masuk dan pulang kerja setelah di terapkannya absensi
online dapat di katakan sudah sangat baik. Dalam hal ini
banyak pegawai yang sudah tertib masuk dan pulang kerja
sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
c. Menunjukan bahwa pegawai ASN di sekretariat daerah kota
kendari dalam penerapan absensi online untuk membuat
peg-awai menjadi lebih tertib dan kehadiran di kantor sudah
sangat baik. Yang mana pegawai telah mulai
memperhatikan presen-tasi kehadiran dalam sebulan,
walaupun ada beberapa pegawai yang masih di bawah 90%
kehadiran dalam sebulan.
Metode pelaksanaan yang digunakan merupakan penelitian
kualitatif, dan sumber data yang digunakan dalam penulisan
menggunakan data primer yang datanya diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara. Dan
sebagai pelengkap penelitian dibutuhkan data sekunder sebagai
penyemurnaan dari kurangnya data yang diperoleh baik berupa
catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Alvin Ardiyanto, Abd Rahman, dkk, yaitu sama-
sama menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaan
antara keduanya terletak pada tujuan penelitian, pada penelitian
Alvin Ardiyanto, Abd Rahman, dkk bertujuan untuk menganalisis
penerapan sistem absensi online di sekretariat kota kendari
untuk mendisiplinkan pegawai serta meningkatakan
profesionalitas dalam bekerja. Sedangkan pada penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan absensi
online (E-Office) di Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Tabalong.
4. Nurul Wulandini Dalimunteh (2022), melakukan penelitian
dengan judul “ Efektivitas Penerapan Abensi Online dalam
meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Dinas
Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara” di temukan bahwa:
a. Pada awal penerapan absensi online tahun 2018 mengalami
kesulitan, dikarenakan ada dua aplikasi yang digunakan
dimana membuat pegawai negeri sipil kurang memahami
dalam hal penggunaaanya.
b. Penerapan absensi online ini merupakan target pemerintah
yang telah terealisasikam dengan baik dan pada saat
diterapkan di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara
memberikan dampak yang cukup baik untuk meningkatkan
kedisiplinan dan kinerja pegawai.
c. Dampak yang diberikan dari penerapan absensi online untuk
pegawai negeri sipil di Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Sumatera Utara yaitu, absensi online dapat meningkatkan
produktivitas pegawai. dan dapat memberikan pengaruh
yang besar terhadap motivasi pegawai negeri sipil di Dinas
Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara yaitu adanya reward
yang akan diperoleh berupa Tunjangan Penambahan
Penghasilan (TPP) jika pegawai tersebut optimal dalam
melakukan pekerjaanya dan kehadirannya.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dil-
akukan oleh Nurul Wulandini Dalimunthe yaitu sama-sama
menggunakan pendekatan kualitatif dan data yang diperoleh
seperti pengamatan, hasil wawancara dan observasi.

B. Kerangka Teori

1. Konsep Efektivitas

a. Definisi Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus
ilmiah populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan
penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.
Menurut Tangkilisan (2005:138 ) menjelaskan bahwa arti efektivitas
dan efesiensi dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem
sosial mencapai tujuannya. Efektivitas ini harus dibedakan dengan
efesiensi. Efesiensi terutama mengandung pengertian
berbandingan antara biaya dan hasil sedangkan efek-tivitas secara
langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan.
Menurut Tampubolon (2004:75) efektivitas adalah pen-capaian
sasaran yang telah disepakati secara bersama, serta ting-kat
pencapaian sasaran itu menunjukkan tingkat efek-tivitas.
Menurut Gibson (2001:120) Efektivitas adalah pencapaian tujuan
dan sasaran yang telah disepakati untuk mencapai tujuan usaha
bersama. Dengan adanya tingkat tujuan dan sasaran itu
menunjukkan tingkat efektivitas. Gibson menyimpulkan kriteria
efektivitas suatu organisasi dalam lima (5) indikator yaitu:
1. Produksi, menggambarkan kemampuan organisasi untuk
memproduksi jumlah dan mutu output yang sesuai dengan
permintaan lingkungan.
2. Efesiensi, sebagai angka perbandingan antara output dan inpu.
3. Kepuasan dan semangat kerja, menunjukkan sampai seberapa
jauh organisasi memenuhi kebutuhan pada pegawai.
4. Kemampuan menyesuaikan diri, seberapa jauh menghadapi
perubahan di lingkungan interndan ekstern.
5. Perkembangan, tempat atau wadah tersebut menyesuaikan
dengan apa yang terjadi dilingkungan intern dan ekstern serta
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.

b. Ukuran Efektivitas
Mengukur efektivitas suatu program kegiatan bukanlah suatu hal
yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari
berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai
serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut
produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan
pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas
(output) barang dan jasa.
Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membanding-kan
antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang
telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan
tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan
tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu
dikatakan tidak efektif.
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif
atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh Siagian (1978:77),
yaitu:
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan
supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran
yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa
strategi adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan
berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang
ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam
pencapaian tujuan organisasi.
3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap,
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang
telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani
tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan
operasional.
4. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti
memutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi
dimasa depan.
5. Penyusunan program yang tepat, suatu rencana yang baik
masih perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan
yang tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang
memiliki pedoman bertindak dan bekerja.
6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator
efektivitas organisasi adalah kemampuan bekerja secara
produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan
mungkin disediakan oleh organisasi.
7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya
suatu program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan
efisien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai
sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin
didekatkan pada tujuannya.
8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik,
mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas
organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan
pengendalian.
Selain itu, menurut Teori Tangkilisan (2005 : 60) untuk men-gukur
seberapa efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran ada beberapa
kriteria atau indikator dari pada efektivitas sebagai berikut:
1. Pencapaian Target
Artinya sejauh mana target dapat ditetapkan organisasi dapat
terealisasikan dengan baik. Ini dapat dilihat dari sejauh mana
pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kemampuan Adaptasi
Artinya keberhasilan organisasi dilihat dari sejauh mana
organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan –
perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi maupun luar
organisasi.
3. Kepuasan Kerja
Artinya suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh organisasi
yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi
peningkatan kinerja organisasi.yang menjadi fokus didalamnya
adalah pekerjaan dan kesuaian imbalan atau sistem intensif
yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi
dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.
4. Tanggung Jawab
Artinya organisasi dapat melaksanakan mandat yang diberikan
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan
bisa menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi
dengan pekerjaannya.

c. Jenis-Jenis Efektivitas
Efektivitas itu sendiri memiliki tiga tingkatan yang berbeda,
dikelompokkan pada tingkat individu, kelompok, dan organisasi se-
bagaimana yang didasarkan oleh David J. Lawless dalam Gibson,
Ivancevich dan Donnely (1997:25-26) menyebutkan:
1. Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi
individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau
anggota dari organisasi.
2. Efektivitas kelompok Adanya pandangan bahwa pada
kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok.
Jadi efektivitas kelompok merupakan jumlah kontribusi dari
semua anggota kelompoknya.
3. Efektivitas organisasi Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas
individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi
mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya
dari pada jumlah hasil karya tiap –tiap bagiannya (Suryani ,
2016).
2. Disiplin Pegawai
a. Definisi Disiplin
Disiplin pegawai dalam manajemen sumber daya manusia
berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang
sempurna. Oleh karena itu setiap organisasi perlu memiliki
berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya,
standar yang harus dipenuhi. Untuk mencapai tujuan organisasi
diperlukan kerja sama yang serasi dalam tim kerja dan kesadaran
yang tinggi bagi setiap anggota organisasi untuk bekerja sama
secara sungguh – sungguh serta patuh terhadap peraturan yang
telah ditetapkan.
Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para
anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan
tersebut. Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan
yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap
dan perilaku pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja
secara kooperatif dengan para pegawai lain serta meningkatkan
prestasi kerjanya. ( Siagian ; 2008 ; 304).
Menurut Hasibuan (2009;193) kedisiplinan merupakan fungsi
koperatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena
semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang
dapat dicapai. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi
organisasi mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik
mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap
tugastugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah,
semangat kerja, dan terwujudnya tujuan organisasi, pegawai, dan
masyarakat.
Menurut Siagian (2005:305) terdapat dua (2) jenis disiplin dalam
organisasi yaitu:
1. Pendisiplinan Preventif
Pendisiplinan yang berbentuk preventif adalah tindakan yang
mendorong para pegawai untuk taat kepada berbagai ketentuan
yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap,
tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota
organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para
pegawai berperilaku negatif. Karena disiplin preventif bertujuan
untuk menggerakkan dan mengarahkan agar pegawai bekerja
disiplin.
2. Pendisiplinan Korektif
Jika pegawai yang nyata – nyata telah melakukan pelanggaran
atas ketentuan – ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi
standar yang telah ditetapkan kepadanya dikarenakan sanksi
disipliner. Pengenaan sanksi biasanya mengikuti prosedur yang
bersifat hirarki. Pengenaan sanksi pun harus mempunyai nilai
pembelajaran dalam arti mencegah orang lain melakukan
pelanggaran serupa.

b. Pembinaan Disiplin Pegawai


Salah satu upaya dalam meningkatkan kedisiplinan pegawai
melalui pembinaan disiplin pegawai. Pembinaan akan menunjukkan
adanya kemajuan, peningkatan, berkembang atau peningkatan
atas sesuatu. Menurut Thoha (2002:7) ada dua unsur dari
pengertian pembinaan yaitu pembinaan itu sendiri bisa berupa
suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan dan
kedua pembinaan itu bisa menunjukkan kepada “perbaikan” atas
sesuatu.
Menurut Tohardi (2002:397), ada beberapa hal yang dapat
dijadikan dalam metode pembinaan disiplin antara lain adalah:
1. Hukuman (Punishment) dan Penghargaan (Reward) dapat
digunakan sebagai upaya penerapan disiplin seseorang
pekerja, pegawai maupun buruh organisasi dalam perusahaan.
2. Adil dan tegas ialah penegakan hukum, peraturan, prosedur
kerja harus untuk semua orang yang ada di organisasi atau
instansi tersebut.
3. Motivasi ialah pihak–pihak yang berkompetensi dioragnisasi
atau instansi harus memberikan penjelasan manfaat yang akan
diperoleh oleh pegawai bila seseorang tersebut disiplin dalam
bekerja.
4. Keteladan ialah bimbingan–bimbingan yang dapat memberikan
keteladan yang baik dimana segala sikap dan perilaku pimpinan
selalu menjadi tujuan atau panutan bagi bawahan.
5. Lingkungan yang kondusif ialah lingkungan sosial yang tepat
dan berjalan secara konduktif, dimana terdapat orang – orang
yang bekerja yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pembinaan pegawai.
Perlu dilakukan oleh seorang pimpinan. Karena memberikan
pembinaa kepada pegawai sama halnya dengan memberikan
motivasi kerja. Dimana seorang pimpinan harus mampu
memberikan dorongan kepada bawahannya agar dapat bekerja
sesuai dengan kebijakan dan rencana kerja yang telah ditetapkan.
Menurut Saydam (2005:289) dalam pelaksanaan disiplin kerja
dapat dilihat dari kepatuhan pegawainya diantaranya:
1. Menaati jam kerja masuk dan pulang.
2. Mematuhi seragam lengkap.
3. Ikut serta dalam pelaksanaan upacara.
4. Bersikap sopan santun dalam menjalan tugas.
Pembinaan disiplin kerja sangat penting dilaksanakan guna untuk
pencapaian kinerja dengan cara menggerakkan para pegawai agar
memiliki disiplin diri yang berguna dalam mewujudkan tujuan suatu
instansi.

c. Tujuan Pembinaan Disiplin Kerja


Tujuan pembinaan disiplin kerja sangat penting. Setiap peg-awai
mempunyai motif tersendiri dalam bekerja dan hampir tidak ada
pegawai yang memiliki motif sama. Pembinaan disiplin sebenarnya
di maksudkan untuk memenuhi tujuan – tujuan dari disiplin kerja itu
sendiri, sehingga pelaksanaan kerja menjadi lebih efektif dan
efesien. Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan pembinaan
disiplin kerja pegawai adalah untuk kelangsungan in-stansi sesuai
dengan rencana sebelumnya.
Seperti yang dikemukakan oleh Suswanto (2003:292) pem-binaan
disiplin kerja para tenaga kerja antara lain:
1. Agar para tenaga kerja menaati segala peraturan dan kebijakan
ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan
yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta
melaksanakan perintah manajemen.
2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik – baiknya serta
mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak
tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai
dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana,
barang dan jasa perusahaan dengan sebaik – baiknya.
4. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma – norma
yang berlaku pada perusahaan.
5. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi
sesuai dengan harapan perusahaan baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Disiplin kerja yang dilakukan secara terus – menerus oleh ma-
najemen di maksudkan agar para pegawai memilii motivasi untuk
mendisiplinkan diri, bukan karena adanya sanksi tetapi timbul dari
dalam dirinya sendiri. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pem-
binaan disiplin kerja bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan
mewujudkan kemampuan kerja pegawai dalam rangka mencapai
sasaran yang telah ditetapkan oleh instansi.

d. Aspek - Aspek Displin Kerja


Amriany, dkk dalam Anggraeni (2008) menyebutkan aspek – aspek
disiplin kerja yaitu:
1. Kehadiran, seseorang dijadwalkan untuk bekerja harus hadir
tepat pada waktunya tanpa alasan tertentu.
2. Waktu Kerja, waktu kerja merupakan jangka waktu saat pekerja
yang bersangkutan harus hadir untuk memulai pekerjaan, waktu
istirahat, dan akhir pekerjaan. Mencetak jam kerja pada kartu
hadir merupakan sumber data untuk mengetahui tingkat disiplin
waktu karyawan.
3. Kepatuhan terhadap Perintah, kepatuhan yiatu jika seseorang
melakukan apa yang dikatakan kepadanya atau taat akan apa
yang dikatakan oleh atasannya.
4. Kepatuhan terhadap Peraturan, serangkaian aturan yangdimiliki
perusahaan merupakan tuntutan bagi karyawan agar patuh,
sehingga dapat membentuk perilaku yang memenuhi standar
instansi.
5. Produktivitas Kerja, yaitu menghasilkan lebih banyak dan
berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama.
6. Pemakaian seragam, sikap karyawan terutama lingkungan
organisasi menerima seragam kerja setiap dua tahun sekali.

3. Absensi Online (E-Office)


Penilaian pegawai negeri sipil dapat dilakukan dengan berbagai
aspek salah satunya adalah kedisiplinan yang dilhat dari ketepatan
waktu kehadiran melalui absensi. Absensi adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk memantau kehadiran seseorang. Selain itu,
absensi merupakan hal yang wajib bagi instansi untuk mengetahui
kedisiplinan pegawai dalam bekerja.
Absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dan pelaporan
aktivitas suatu institusi atau komponen institusi itu sendiri yang
berisi data – data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian
rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila
sewaktu – waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.
Ada beberapa jenis absensi diantaranya adalah cara
penggunaanya dan tingkat daya gunanya. Secara umum jenis –
jenis absensi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Absensi Manual adalah cara pengentrian kehadiran dengan
cara menggunakan pena (tanda tangan).
2. Absensi non manual adalah suatu cara pengentrian kehadiran
dengan menggunakan sistem terkomputerisasi bisa
menggunakan kartu dengan barcode, finger print ataupun
dengan mengentrikan nip dan sebagainya.
Absensi juga berkaitan dengan penerapan disiplin yang diten-tukan
oleh masing – masing instansi. Menurut Heriawanto Faisal
(2006:26), pelaksanaan pengisian daftar hadir atau absensi secara
manual, akan menjadikan penghambat bagi instansi untuk
memantau kedisiplinan pegawai dalam hal ketepatan waktu
kedatangan dan jam pulang pegawai setiap hari. Pencatatan
kehadiran dalam sebuah instansi dapat dilakukan dengan berbagai
cara mulai dari fingerprint sampai dengan sistem online.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini yang telah memberikan
dampak positif untuk instansi pemerintah ke arah yang lebih baik
dalam hal mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya suatu
pelanggaran dan disipin pegawai. Untuk itu sesuai dengan
Peraturan Bupati Nomor 03 Tahun 2019 Tentang Tata Kelola Ab-
sensi Oline Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong dalam
upaya mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang
berbasis elektronik. Salah satunya menggunakan absensi online
pada aplikasi e-office dengan menggunakan smartphone android
maupun apple.
Absensi online merupakan suatu program atau kebijakan dari
pemerintah dengan menghubungkan pengelolaan data kehadiran
pegawai. Sistem absensi online dapat mengurangi tingkat
kecurangan yang sering kali terjadi dalam perusahaan dan instansi
seperti manipulasi data dan penitipan absensi online, hanya
pegawai negeri sipil yang dapat mengakses akunnya sendiri. Selain
itu, sistem absens online dapat menghasilkan laporan yang sangat
akurat karena data – data absensi sudah diolah oleh sistem dan
direkap dengan rapih. Sistem absensi online ini sangat diperlukan
dalam setiap instansi karena dengan sistem absensi pihak instansi
dapat menilai atau memantau kedisiplinan para pegawainya.

a. Tujuan Absensi Online


Adapun tujuan dari penerapan absensi online antara lain :
1. Memberikan kemudahan bagi pegawai yang bekerja pada luar
kantor.
2. Memberikan kemudahan bagi pegawai dalam pengajuan cuti.
3. Memberikan informasi yang cepat kepada pegawai maupun
perusahaan atau instansi tentang keberlangsungan kinerja.
Dengan begitu setiap instansi akan lebih mudah dalam melakukan
evaluasi kepada para pegawainya. Selain itu, adanya absensi
dapat membantu meningkatkan mutu dari instansi itu sendiri.

b. Indikator – Indikator Absensi Online


Indikator absensi online yang dikemukakan oleh Sleekr, (2018)
meliputi:
1. Peningkatan Produktivitas
Ada berbagai cara instansi dalam meningkatkan produktivitas
pegawai, salah satunya ialah melalui perbaikan sistem pada
metode absensi pegawai. Kesuksesan suatu instansi tidak lain
dari pegawai, tingkat keefektifan sehingga bisa mempengaruhi
kinerja seorang karyawan.
2. Praktis
Baik itu Perusahaan kecil ataupun perusahaan besar
hendaknya perlu menerapkan absensi online karena metode
tersebut sangat berguna dalam kemudahan mengorganisir
karyawan, khususnya dari segi administratif. Serta tidak ada
biaya perawatan untuk pengadaan perawatan absensi.
3. Efesien
Absensi online bisa diakses dimana saja dan kapan saja selama
terhubung dengan internet. Sehingga lebih menghemat tenaga
dan waktu apabila akan memulai sebuh proses kinerja.
4. Transparasi
Sistem absensi online menciptakan transparansi antar
karyawan. Karena sistem absensi online dapat memastikan gaji
yang diperoleh oleh karyawan melalui absensi serta mengetahui
jumlah izin cuti yang di peroleh dan dipakai secara otomatis
hanya melalui smartphone.
5. Tingkat Keamanan Tinggi
Tingkat keamanan yang tinggi pada metode absensi online
sangat bisa diandalkan karena pada saat akan melakukan
absen karyawan harus menentukan titik koordinat, lalu
melakukan foto secara langsung yang kemudian baru bisa
melakukan absen. Hal tersebut sangat menekan tidak adanya
kecurangan pada saat melakukan absensi dan pengajuan cuti.
c. E-Office
Aplikasi E-Office sendiri merupakan suatu sistem aplikasi ta-ta
kelola perkantoran organisasi/perusahaan berbasis elektronik,
dimana sistem ini menggantikan proses administrasi dan mana-
jemen terdahulu yang berbasis manual. E-Office memanfaatkan
fasilitas jaringan komputer, baik jaringan intranet, internet, maupun
jaringan lain. Oleh karena itu, e-office juga dapat didefinisikan se-
bagai suatu sistem aplikasi yang membantu menjalankan dan
mengatur aktivitas dan kinerja setiap orang pada suatu kantor atau
perusahaan secara efektif dan efisien.
Peran e-office sangat penting, dalam membantu menyam-paikan
data dan informasi serta aktivitas komunikasi pada
instan-si/perusahaan, baik dalam lingkungan satu kantor, antar
kantor dalam satu perusahaan, sampai hubungan dengan pihak
eksternal. Aplikasi e-office juga berperan dalam mempercepat
proses penyampaian laporan sehingga sangat membantu pimpinan
dalam mengambil keputusan, inilah sebabnya mengapa
perusahaan atau organisasi perlu menerapkan e-office.
Di dalam aplikasi e-office sendiri, sebenarnya memiliki ban-yak
modul yang juga perlu kita ketahui, seperti Sistem Persuratan
Digital, Manajemen Dokumen, Absensi Online, bahkan sampai
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management), dan masih
banyak lagi yang lainnya. Namun, dalam prakteknya memang tidak
semua modul yang ada pada e-office tersebut digunakan secara
sekaligus, melainkan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
dari instansi/perusahaan tersebut.
Pada instansi pemerintah, peran sistem aplikasi e-office sangat
besar dalam mensukseskan program tata kelola pemerinta-han (E-
Government). Instansi-instansi yang sudah mengadopsi E-
Government diharapkan mampu memperoleh predikat sebagai in-
stansi dengan tata kelola pemerintahan yang baik (good govern-
ance).
Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Tabalong melalui Dinas
Komunikasi dan Informatika dalam meningkatkan pemanfaatan
tekonolgi informasi komunikasi, mengembangkan teknologi di
bidang administrasi pemerintahan dalam tata kelola pemerintahan
khususnya dalam perihal absensi pegawai, yaitu absensi online
menggunakan aplikasi e-office yang berfokus pada absensi online,
dimana hal tersebut diharapkan mampu mempermudah para
pegawai negeri sipil dalam melakukan absensi dengan mudah dan
cepat tanpa harus menunggu giliran antre menggunakan absensi
fingerprint.

d. Perbandingan Absensi online (E-office) dan Absensi


Fingerprint
Menggunakan absensi online adalah pilihan yang tepat
dibandingkan dengan menggunakan absensi fingerprint, berikut
perbandingannya :
Tabel Perbandingan Absensi online (E-office) dan Absensi Fingerprint.

Absensi Fingerprint Absensi Online (E-Office)


keunggulan Kelemahan Keunggulan kelemahan
Menghindari Harus datang Menghindari Tidak bisa
kecurangan dan melakukan kecurangan melakukan
karena absensi secara karena absensi
menggunakan manual pada menggunakan apabila
sidik jari mesin data yang akurat jaringan
masing – fingerprint. dan menentukan internet
masing lokasi pada saat kurang baik.
pegawai. absensi.
Mendorong Antri apabila Tidak antri pada Tidak bisa
pegawai lebih pegawai waktu absensi melakukan
disiplin karena melakukan karena dilakukan absensi
tidak ada titip absensi pada pada smartphone online
absen. waktu yang yang dimiliki dengan jarak
sama. masing-masing lebih 75
pegawai. meter dari
instansi
masing-
masing ASN
Pencatatan Membutuhkan Tidak ada
waktu akurat. perawatan perawatan
khusus. khusus sehingga
menghemat biaya
perawatan
absensi.
Berpotensi Perhitungan jam
terjadinya kerja yang akurat.
kesalahan
identifikasi
saat absensi
karena
mesin yang
kotor atau
sidik jari yang
kotor.
Rekapitulasi Pemantauan
data yang realtime.
manual.
Rekapitulasi data
lebih mudah
Dapat sebagai
pengajuan cuti
dan penambahan
jam lembur
karyawan.
Sumber: Data dibuat oleh peneliti 2022

C. Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono ( 2011 : 60 ) mengemukakan bahwa kerangka
pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan
sebagai hal yang penting. Jadi dengan demikian maka kerangka
pemikiran adalah sebuah pemahaman yang melandasi
pemahaman – pemahaman yang paling mendasar dan menjadi
populasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari
keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian
ini, penulis meneliti bagaimana “Efektivitas Penerapan Absensi
Online (E- Office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong”. Dan menjawab rumusan masalah penelitian, maka
penulis menggunakan Peraturann Bupati No.03 Tahun 2019
tentang Tata Kelola Absensi Online di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Tabalong dalam upaya mengembangkan
penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis eletroknik untuk
meningkatkan transparansi dan kualitas pelayanan publik secara
efektif dan efesien.
Sistem absensi yang digunakan adalah absensi online atau e-office
serta teori yang digunakan adalah teori Tangkilisan (2005:141)
didalam teori tersebut terdapat beberapa indikator dari efektivitas
yaitu: pencapaian target, adalah setiap target organisasi secara
maksimal. Hal ini dapat diliat dari bagaimana pelaksanaan tujuan
organisasi dalam mencapai terget, kemampuan adaptasi, adalah
kemampuan organisasi dalam menyesuaikan perubahan yang
terjadi baik dari dalam maupun dari luar, kepuasan kerja adalah
kondisi yang dirasakan oleh anggota organisasi dalam melakukan
pekerjaan dengan nyaman dan termotivasi dengan peningkatan
kualitas kerja dan tanggung jawab adalah tugas dan kewajiban
yang mampu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan bisa
meghadapi dan menyelesaikan. Untuk menjawab Berikut kerangka
pikiran:

2.1 Kerangka Konseptual

Sesuai Dengan Peraturan Bupati No


03 Tahun 2019 Tentang Tata Kelola
Absensi Online di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tabalong

Sistem Absensi Online

Menurut Teori Tangkilisan (2005 : 141)


ada beberapa kriteria atau indikator
dari pada efektivitas, yaitu:
1. Pencapaian Target
2. Kemampuan Adaptasi
3. Kepuasan Kerja
4. Tanggung Jawab
Mampu Untuk Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Negeri
Sipil di Dinas Komunikasi dan Informatika di Kabupaten
Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber: Data dibuat oleh peneliti 2022.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dalam melakukan penelitian, dengan kata lain penulis mampu
mendeskripsikan dan menganalisis objek penelitian untuk
mendapatkan data yang relavan. Dengan dibekali oleh teori dan
wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara
langsung terhadap responden, menganalisis dan mengkontibusikan
objek yang diteliti agar lebih jelas.
Menurut (Sugiyono, 2015: 15) mengemukakan bahwa: penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obejk yang
alamiah (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induksi kualitatif dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Adapun sifat penelitian ini adalah deksriptif analitik. Data yang
diperoleh seperti pengamatan, hasil wawancara, analisis
dokukumen, catatan lapangan, disusun peneliti dilokasi penelitian,
tidak dituangkan dalam bentuk angka – angka.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika. Yang
beralamat di Jalan Cempaka No.38 Tanjung Kabupaten tabalong.

C. Metode Pengumpulan Data


Sugiyono (2015:308) teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
mengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.Untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan agar sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka peneliti menggunakan:

1. Wawancara (interview)
Menurut (Sugiyono, 2015: 317) wawancara digunakan se-bagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari
responden yang lebih mendalam. Wawancara dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan
narasumber. Adapun penelitian ini dilakukan dengan wawancara
dan tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas penerapan
absensi online (e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika.

2. Observasi
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2015:318) yaitu ob-servasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi. Teknik ini digunakan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gelaja – gelaja alam
dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan atau meninjau secara cermat langsung ke Dinas
Komunikasi dan Informatika. Hal ini untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya terjadi di lokasi penelitian dengan gejala yang
ada kaitannya dengan objek yang diteliti. Kegiatan observasi ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan absensi online
(e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika.

3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015:329) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk gambar
atau memomental dari seseorang, laporan atau catatan yang pent-
ing. Peneliti melakukan dokumentasi untuk memperoleh data-data
yang telah didokumentasikan oleh Dinas Komunikasi dan
Informatika, yang mana data tersebut mempunyai relevan dan
dapat menunjang penelitian.

D. Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogman dan Biklen (Moleong,
2016:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah langkah
awal untuk mengolah hasil penelitian menjadi data, yang diperoleh,
dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat
menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam penyusunan
penelitian.
Menurut Miles dan huberman (2010:129) ada tiga (3) macam
kegiatan dalam analisis data kualitatif sebagai berikut:

1. Reduksi Data
Tahap reduksi data merupakan tahap untuk memilah data. Reduksi
data dilakukan selama penelitian berlangsung, setelah peneliti
dilapangan sampai dengan laporan tersusun.
Reduksi data adalah bagian dari analisis data untuk mem-berikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti un-tuk
melakukan pengumpulan data dengan cara menajamkan,
menggolongakan, mengarahkan, membuang data yang tidak
diperlukan, dan megorganisasi data sehingga mempermudah
peneliti untuk mencari data bila diperlukan.
Peneliti mereduksi data dengan cara membuat rangkuman, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal penting, mencari tema dan
pola, serta membuang hal-hal yang dianggap tidak pent-ing.
Dengan demikian peneliti dalam melakukan pengumpulan data
tentang efektivitas penerapan absensi online (e-office) di Dinas
Komunikasi dan Informatika.

2. Penyajian Data
Adapun penyajian data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan
cara menganalisa data yang disajikan dalam bentuk teks naratif,
gambar, tabel, dan foto, agar peneliti lebih mudah dan me-mahami
data dengan baik. Dan dalam penyajian data peneliti be-rusaha
mendeksripsikan hasil temuan dalam wawancara terhadap
informasi serta menghadirkan dokumen sebagai penunjang data
yang berguna untuk menjelaskan tentang efektivitas absensi online
(e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi


Langkah ketiga dalam analisis kualitatif menurut Miles dan
Hubersman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan
kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan pemahaman
terhadap data yang dikumpulkan, dari hasil wawancara atau
sebuah dokumen sehingga menjadi penelitian yang dapat
menjawab permasalahan yang ada.
Peneliti akan menarik kesimpulan/verifikasi data dengan
mengambil intisari dari analisis yang dilakukan dalam penelitian di
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tabalong, peneliti
akan mendapatkan bukti-bukti yang disebut verifikasi data.
Apa yang kita teliti akan di verifikasi dengan temuan-temuan data
dan akhirnya peneliti sampai pada penarikan kesimpulan akhir
yang merupakan bagian dari penelitian dalam menganalisis suatu
masalah yang lebih spesifik dan tepat dengan teori-teori yang
relevan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ghouzali,Saydam.2005.Manajemen Sumber Daya Manusia:Suatu


Pendekatan Mikro.Jakarta:Djambatan.

Mangkunegara. Anwar Prabu. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hasibuan.2013.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:


PT. Bumi Aksara.

Milles,Mattew dan Michael Huberman.2009.Analisis Data Kuali-


tatif.Jakarta: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&Di. Ban-


dung: Alfabeta.

Tangkilisan, Hassel Nogi S.2005.Manajemen Publik.PT.Gramedia Widi-


asarana Indonesia: Jakarta.

Sutrisno, Edy.2013.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:


Kencana Prenada Medis Group.

Anda mungkin juga menyukai