KATA PENGANTAR
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan di era
globalisasi yang semakin maju, membuat teknologi informasi dan
komunikasi menjadi hal yang sangat penting, terkhusus di bi-dang
birokrasi pemerintahan. Pemerintahan dan teknologi tidak dapat di
pisahkan, hal ini di landasi dengan tujuan dalam mewujudkan good
governance melalui E-government. lembaga pemerintah harus
mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, Hal ini di
karenakan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak
menawarkan solusi untuk membantu meningkatkan pelayanan,
mempercepat kinerja serta profesionalitas dalam bekerja yang lebih
baik di instansi pemerintahan.
Dengan perkembangan teknologi, telah banyak mengalami
perubahan di intansi pemerintahan dari sistem manual ke sistem
elektronik berbasis online, Salah satunya adalah sistem absensi.
disiplin kerja ASN dapat di lihat dari prespektif kehadirannya di
kantor, karena kehadiran menjadi tolak ukur kedisiplinan dan
profesionalitas dalam berkerja. Sikap disiplin yang baik merupakan
salah satu bentuk profesional seorang karyawan dalam bekerja,
karena perilaku disiplin tentu akan menghasilkan pencegahan atau
menghindari dari kesalahan. namun disiplin juga memainkan peran
penting dalam kehidupan ini untuk menentukan perilaku yang tepat
(Faith, 2004).
Dengan hal tersebut, loyalitas dan tingkat kinerja pegawai dapat
diukur dengan mudah. Salah satu sistem yang kini sering
digunakan adalah aplikasi absensi berbasis online. Melalui Pera-
turan Bupati Nomor 03 Tahun 2019 Tentang Tata Kelola Absensi
Oline Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong. Tepatnya di
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), bahwa
pemanfaatan teknologi informasi informasi komunikasi (TIK) dalam
tata kelola pemerintahan (e–government), dapat meningkatkan
efesiensi, efektivitas, trasnparasi dan akuntabilitas
penyelenggaraan Pemerintah daerah.
Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong membuat
inovasi baru terhadap absensi fingerprint menjadi absensi online
yaitu menggunakan aplikasi “e-office” dimana para ASN dapat
melakukan absensi melalui smartphonenya masing-masing, dan
dapat di unduh melalui playstore maupun appstore untuk pengguna
apple.
Sistem absensi berbasis online ini juga menjadikan sistem absen
yang terkendali pada suatu organisasi pemerintahan yang di
gunakan untuk merekam, mencatat, serta dapat mengevaluasi
kehadiran bagi setiap pegawai di instansi pemerintahan dengan
akurat. mulai dari masuk bekerja, hingga pulang kerja, sehingga
absensi online ini bisa menjadi tolak ukur dalam pemberian gajih
dan remunisasi pegawai serta dapat meningkatkan tanggung
jawab, disiplin, serta profesionalitas ASN dalam berkerja.
Tujuan perubahan sistem yang di lakukan oleh pemerintah
kabupaten tabalong merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kinerja serta kedisiplinan yang tinggi. Karena
kedisiplinan yang tinggi dapat merubah tingkat profesioanlitas, hasil
kerja, serta meminimalisir terjadinya kecurangan pada absen.
Faktor yang sangat penting untuk mencapai semangat kerja yang
tinggi adalah pelaksanaan disiplin kerja dari para pegawai, karena
hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu untuk menunjang
kinerja seorang pegawai didalam instansinya. Karena kedisiplinan
adalah kesadaran dalam kesediaan seseorang menaati semua
peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan adanya
kesadaran dalam melaksanakan aturan-aturan dalam instansi yang
diwujudkan dalam disiplin yang tinggi, maka suatu produktivitas
kerja juga akan baik.
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan pegawai pada in-stansi
Pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang
terciptanya pemerintahan yang baik, perlu adanya penyatuan arah
dan pandangan bagi pegawai pemerintah yang dapat dipergunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas, baik
manajerial maupun operasional diseluruh bidang tugas dan unit
organisasi instansi pemerintah secara terpadu.
Salah satunya adalah dengan memberdayakan teknologi informasi
yaitu absensi berbasis online (e-office) di-mana hal tersebut dapat
mempermudah para pegawai negeri sipil dalam melakukan abensi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah “Bagaimana efektivitas penerapan
absensi online (e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Tabalong”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana efektivitas penerapan absensi online
(e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber referensi dan panduan dalam penelitian karya
ilmiah, skripsi thesis dan lainnya. Selain itu diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap Dinas Komunikasi dan Informatika
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap
Dinas Komunikasi dan Informatika di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Tabalong dalam meningkatkan kedisiplinan pegawai.
Hal tersebut dapat juga bermanfaat sebagai acuan untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dalam pembahasan ini peneliti akan memaparkan beberapa
penelitian yang relevan dengan “Efektivitas Penerapan Absensi
Online (E-Office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong”, berikut beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian ini.
1. Anong Nani dan Andy Arya Maulana Wijaya (2020), melakukan
penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan Absensi Finger
Print Terhadap Disiplin Pegawai Di Kantor Kecamatan So-
rawolio Kota Baubau” ditemukan bahwa:
a. Penerapan teknologi finger print mulai digunakan pada bulan
Januari 2018 Kantor Kecamatan Sorawolio Kota Baubau.
Tujuan utama pelaksanaan ini adalah untuk merubah proses
dan pengawasan kehadiran pegawai di kantor kecamatan
Sorawolio.
b. Penerapan absensi finger print pada pegawai Kantor
Kecamatan Sorawolio hingga saat ini dapat memberikan
pengaruh pada peningkatan disiplin terhadap jadwal
kehadiran pegawai. Hal ini didukung oleh adanya reward
dan punishment yang diberikan bagi yang mentaati dan
melanggar ketentuan jadwal yang telah disepakati
sebelumnya.
c. Dapat menjadi bahan evaluasi pimpinan dalam hal ini camat,
guna adanya perubahan perilaku terhadap kedisiplinan
pegawai, sehingga mampu memberikan kinerja yang optimal
dan layanan publik yang maksimal di kantor kecamatan
sorawolio Kota Baubau.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dil-
akukan oleh Anong Nani dan Andy Arya Maulana Wijaya yaitu
sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Perbedaan
antara keduanya terletak pada lokasi dan objek penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Anong Nani dan Andy Arya
Maulana Wijaya adalah unutk melihat Efektivitas Penerapan
Absensi Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Di Kantor
Kecamatan Sorawolio Kota Baubau sedangkan pada penelitian
ini untuk mengetahui efektivitas penerapan absensi online (E-
office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong.
2. Safuan dan Deni Rahman (2021), melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Sistem Absensi Online Berbasis Android
(Studi kasus pada kantor pemerintah kota Majalengka Jawa
Barat)” ditemukan bahwa:
a. Penerapan Absensi Online ini memiliki tujuan untuk
mempermudah pengelolaan data Pegawai Negeri Sipil di
Kabupaten Majalengka sehingga dapat meningkatkan
efisensi dan efektifitas kinerja Pegawai Negeri Sipil pada
Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka Jawa
Barat.
b. Aplikasi sistem absensi online PNS dengan menggunakan
android adalah aplikasi absen online yang dirancang oleh
pemerintah Kabupaten Majalengka dengan tujuan
meningkatkan kinerja pegawai dilihat dari sisi efektif, efisien
dan kecepatan., sehingga SDM tersebut akan menjadi faktor
penunjang bagi kemajuan suatu daerah.
c. Efektivitas penerapan kebijakan absensi online berbasis
android ini masih harus terus di upgrade karena setiap saat
pemerintah sebagai manajer para pegawai agar terus
memantau setiap kebijakan yang mereka terapkan kepada
para pegawainya dengan penuh pertimbangan dan harus
melalui evaluasi yang berkala, termasuk kebijakan untuk
menerapkan absensi online berbasis android ini harus terus
dilakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan
kemajuan teknologi sesuai perkembangan zaman.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Safuan dan Deni Rahman yaitu sama-sama
menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaan antara
keduanya terletak pada metode penelitian dengan
menggunakan studi kasus sedangkan penelitian ini dengan
melakukan observasi dan wawancara.
3. Alvin Ardiyanto, Abd Rahman, dkk (2022) melakukan penelitian
dengan judul “Efektivitas Penerapan Sistem Absensi Online
Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Sipil Negara
(ASN)” ditemukan bahwa:
a. Dalam penelitian yang di lakukan oleh penulis bahwa
menurut informan dalam penerapan absensi online ini
sebagian besar pegawai merasa puas dengan penerapan
sistem absensi online, penggunaan serta proses penerapan
sangat mudah, baik dalam menggunakan, maupun sistem
kerja dari aplikasi absensi online.
b. Memberikan kejelasan bahwa di tinjau dari aspek waktu
masuk dan pulang kerja setelah di terapkannya absensi
online dapat di katakan sudah sangat baik. Dalam hal ini
banyak pegawai yang sudah tertib masuk dan pulang kerja
sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
c. Menunjukan bahwa pegawai ASN di sekretariat daerah kota
kendari dalam penerapan absensi online untuk membuat
peg-awai menjadi lebih tertib dan kehadiran di kantor sudah
sangat baik. Yang mana pegawai telah mulai
memperhatikan presen-tasi kehadiran dalam sebulan,
walaupun ada beberapa pegawai yang masih di bawah 90%
kehadiran dalam sebulan.
Metode pelaksanaan yang digunakan merupakan penelitian
kualitatif, dan sumber data yang digunakan dalam penulisan
menggunakan data primer yang datanya diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara. Dan
sebagai pelengkap penelitian dibutuhkan data sekunder sebagai
penyemurnaan dari kurangnya data yang diperoleh baik berupa
catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Alvin Ardiyanto, Abd Rahman, dkk, yaitu sama-
sama menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaan
antara keduanya terletak pada tujuan penelitian, pada penelitian
Alvin Ardiyanto, Abd Rahman, dkk bertujuan untuk menganalisis
penerapan sistem absensi online di sekretariat kota kendari
untuk mendisiplinkan pegawai serta meningkatakan
profesionalitas dalam bekerja. Sedangkan pada penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan absensi
online (E-Office) di Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Tabalong.
4. Nurul Wulandini Dalimunteh (2022), melakukan penelitian
dengan judul “ Efektivitas Penerapan Abensi Online dalam
meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Dinas
Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara” di temukan bahwa:
a. Pada awal penerapan absensi online tahun 2018 mengalami
kesulitan, dikarenakan ada dua aplikasi yang digunakan
dimana membuat pegawai negeri sipil kurang memahami
dalam hal penggunaaanya.
b. Penerapan absensi online ini merupakan target pemerintah
yang telah terealisasikam dengan baik dan pada saat
diterapkan di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara
memberikan dampak yang cukup baik untuk meningkatkan
kedisiplinan dan kinerja pegawai.
c. Dampak yang diberikan dari penerapan absensi online untuk
pegawai negeri sipil di Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Sumatera Utara yaitu, absensi online dapat meningkatkan
produktivitas pegawai. dan dapat memberikan pengaruh
yang besar terhadap motivasi pegawai negeri sipil di Dinas
Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara yaitu adanya reward
yang akan diperoleh berupa Tunjangan Penambahan
Penghasilan (TPP) jika pegawai tersebut optimal dalam
melakukan pekerjaanya dan kehadirannya.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dil-
akukan oleh Nurul Wulandini Dalimunthe yaitu sama-sama
menggunakan pendekatan kualitatif dan data yang diperoleh
seperti pengamatan, hasil wawancara dan observasi.
B. Kerangka Teori
1. Konsep Efektivitas
a. Definisi Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus
ilmiah populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan
penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.
Menurut Tangkilisan (2005:138 ) menjelaskan bahwa arti efektivitas
dan efesiensi dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem
sosial mencapai tujuannya. Efektivitas ini harus dibedakan dengan
efesiensi. Efesiensi terutama mengandung pengertian
berbandingan antara biaya dan hasil sedangkan efek-tivitas secara
langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan.
Menurut Tampubolon (2004:75) efektivitas adalah pen-capaian
sasaran yang telah disepakati secara bersama, serta ting-kat
pencapaian sasaran itu menunjukkan tingkat efek-tivitas.
Menurut Gibson (2001:120) Efektivitas adalah pencapaian tujuan
dan sasaran yang telah disepakati untuk mencapai tujuan usaha
bersama. Dengan adanya tingkat tujuan dan sasaran itu
menunjukkan tingkat efektivitas. Gibson menyimpulkan kriteria
efektivitas suatu organisasi dalam lima (5) indikator yaitu:
1. Produksi, menggambarkan kemampuan organisasi untuk
memproduksi jumlah dan mutu output yang sesuai dengan
permintaan lingkungan.
2. Efesiensi, sebagai angka perbandingan antara output dan inpu.
3. Kepuasan dan semangat kerja, menunjukkan sampai seberapa
jauh organisasi memenuhi kebutuhan pada pegawai.
4. Kemampuan menyesuaikan diri, seberapa jauh menghadapi
perubahan di lingkungan interndan ekstern.
5. Perkembangan, tempat atau wadah tersebut menyesuaikan
dengan apa yang terjadi dilingkungan intern dan ekstern serta
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
b. Ukuran Efektivitas
Mengukur efektivitas suatu program kegiatan bukanlah suatu hal
yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari
berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai
serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut
produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan
pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas
(output) barang dan jasa.
Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membanding-kan
antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang
telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan
tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan
tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu
dikatakan tidak efektif.
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif
atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh Siagian (1978:77),
yaitu:
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan
supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran
yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa
strategi adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan
berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang
ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam
pencapaian tujuan organisasi.
3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap,
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang
telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani
tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan
operasional.
4. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti
memutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi
dimasa depan.
5. Penyusunan program yang tepat, suatu rencana yang baik
masih perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan
yang tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang
memiliki pedoman bertindak dan bekerja.
6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator
efektivitas organisasi adalah kemampuan bekerja secara
produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan
mungkin disediakan oleh organisasi.
7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya
suatu program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan
efisien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai
sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin
didekatkan pada tujuannya.
8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik,
mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas
organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan
pengendalian.
Selain itu, menurut Teori Tangkilisan (2005 : 60) untuk men-gukur
seberapa efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran ada beberapa
kriteria atau indikator dari pada efektivitas sebagai berikut:
1. Pencapaian Target
Artinya sejauh mana target dapat ditetapkan organisasi dapat
terealisasikan dengan baik. Ini dapat dilihat dari sejauh mana
pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kemampuan Adaptasi
Artinya keberhasilan organisasi dilihat dari sejauh mana
organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan –
perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi maupun luar
organisasi.
3. Kepuasan Kerja
Artinya suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh organisasi
yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi
peningkatan kinerja organisasi.yang menjadi fokus didalamnya
adalah pekerjaan dan kesuaian imbalan atau sistem intensif
yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi
dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.
4. Tanggung Jawab
Artinya organisasi dapat melaksanakan mandat yang diberikan
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan
bisa menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi
dengan pekerjaannya.
c. Jenis-Jenis Efektivitas
Efektivitas itu sendiri memiliki tiga tingkatan yang berbeda,
dikelompokkan pada tingkat individu, kelompok, dan organisasi se-
bagaimana yang didasarkan oleh David J. Lawless dalam Gibson,
Ivancevich dan Donnely (1997:25-26) menyebutkan:
1. Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi
individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau
anggota dari organisasi.
2. Efektivitas kelompok Adanya pandangan bahwa pada
kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok.
Jadi efektivitas kelompok merupakan jumlah kontribusi dari
semua anggota kelompoknya.
3. Efektivitas organisasi Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas
individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi
mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya
dari pada jumlah hasil karya tiap –tiap bagiannya (Suryani ,
2016).
2. Disiplin Pegawai
a. Definisi Disiplin
Disiplin pegawai dalam manajemen sumber daya manusia
berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang
sempurna. Oleh karena itu setiap organisasi perlu memiliki
berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya,
standar yang harus dipenuhi. Untuk mencapai tujuan organisasi
diperlukan kerja sama yang serasi dalam tim kerja dan kesadaran
yang tinggi bagi setiap anggota organisasi untuk bekerja sama
secara sungguh – sungguh serta patuh terhadap peraturan yang
telah ditetapkan.
Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para
anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan
tersebut. Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan
yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap
dan perilaku pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja
secara kooperatif dengan para pegawai lain serta meningkatkan
prestasi kerjanya. ( Siagian ; 2008 ; 304).
Menurut Hasibuan (2009;193) kedisiplinan merupakan fungsi
koperatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena
semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang
dapat dicapai. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi
organisasi mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik
mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap
tugastugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah,
semangat kerja, dan terwujudnya tujuan organisasi, pegawai, dan
masyarakat.
Menurut Siagian (2005:305) terdapat dua (2) jenis disiplin dalam
organisasi yaitu:
1. Pendisiplinan Preventif
Pendisiplinan yang berbentuk preventif adalah tindakan yang
mendorong para pegawai untuk taat kepada berbagai ketentuan
yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap,
tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota
organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para
pegawai berperilaku negatif. Karena disiplin preventif bertujuan
untuk menggerakkan dan mengarahkan agar pegawai bekerja
disiplin.
2. Pendisiplinan Korektif
Jika pegawai yang nyata – nyata telah melakukan pelanggaran
atas ketentuan – ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi
standar yang telah ditetapkan kepadanya dikarenakan sanksi
disipliner. Pengenaan sanksi biasanya mengikuti prosedur yang
bersifat hirarki. Pengenaan sanksi pun harus mempunyai nilai
pembelajaran dalam arti mencegah orang lain melakukan
pelanggaran serupa.
C. Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono ( 2011 : 60 ) mengemukakan bahwa kerangka
pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan
sebagai hal yang penting. Jadi dengan demikian maka kerangka
pemikiran adalah sebuah pemahaman yang melandasi
pemahaman – pemahaman yang paling mendasar dan menjadi
populasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari
keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian
ini, penulis meneliti bagaimana “Efektivitas Penerapan Absensi
Online (E- Office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong”. Dan menjawab rumusan masalah penelitian, maka
penulis menggunakan Peraturann Bupati No.03 Tahun 2019
tentang Tata Kelola Absensi Online di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Tabalong dalam upaya mengembangkan
penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis eletroknik untuk
meningkatkan transparansi dan kualitas pelayanan publik secara
efektif dan efesien.
Sistem absensi yang digunakan adalah absensi online atau e-office
serta teori yang digunakan adalah teori Tangkilisan (2005:141)
didalam teori tersebut terdapat beberapa indikator dari efektivitas
yaitu: pencapaian target, adalah setiap target organisasi secara
maksimal. Hal ini dapat diliat dari bagaimana pelaksanaan tujuan
organisasi dalam mencapai terget, kemampuan adaptasi, adalah
kemampuan organisasi dalam menyesuaikan perubahan yang
terjadi baik dari dalam maupun dari luar, kepuasan kerja adalah
kondisi yang dirasakan oleh anggota organisasi dalam melakukan
pekerjaan dengan nyaman dan termotivasi dengan peningkatan
kualitas kerja dan tanggung jawab adalah tugas dan kewajiban
yang mampu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan bisa
meghadapi dan menyelesaikan. Untuk menjawab Berikut kerangka
pikiran:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dalam melakukan penelitian, dengan kata lain penulis mampu
mendeskripsikan dan menganalisis objek penelitian untuk
mendapatkan data yang relavan. Dengan dibekali oleh teori dan
wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara
langsung terhadap responden, menganalisis dan mengkontibusikan
objek yang diteliti agar lebih jelas.
Menurut (Sugiyono, 2015: 15) mengemukakan bahwa: penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obejk yang
alamiah (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induksi kualitatif dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Adapun sifat penelitian ini adalah deksriptif analitik. Data yang
diperoleh seperti pengamatan, hasil wawancara, analisis
dokukumen, catatan lapangan, disusun peneliti dilokasi penelitian,
tidak dituangkan dalam bentuk angka – angka.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika. Yang
beralamat di Jalan Cempaka No.38 Tanjung Kabupaten tabalong.
1. Wawancara (interview)
Menurut (Sugiyono, 2015: 317) wawancara digunakan se-bagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari
responden yang lebih mendalam. Wawancara dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan
narasumber. Adapun penelitian ini dilakukan dengan wawancara
dan tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas penerapan
absensi online (e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika.
2. Observasi
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2015:318) yaitu ob-servasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi. Teknik ini digunakan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gelaja – gelaja alam
dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan atau meninjau secara cermat langsung ke Dinas
Komunikasi dan Informatika. Hal ini untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya terjadi di lokasi penelitian dengan gejala yang
ada kaitannya dengan objek yang diteliti. Kegiatan observasi ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan absensi online
(e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015:329) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk gambar
atau memomental dari seseorang, laporan atau catatan yang pent-
ing. Peneliti melakukan dokumentasi untuk memperoleh data-data
yang telah didokumentasikan oleh Dinas Komunikasi dan
Informatika, yang mana data tersebut mempunyai relevan dan
dapat menunjang penelitian.
D. Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogman dan Biklen (Moleong,
2016:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah langkah
awal untuk mengolah hasil penelitian menjadi data, yang diperoleh,
dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat
menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam penyusunan
penelitian.
Menurut Miles dan huberman (2010:129) ada tiga (3) macam
kegiatan dalam analisis data kualitatif sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Tahap reduksi data merupakan tahap untuk memilah data. Reduksi
data dilakukan selama penelitian berlangsung, setelah peneliti
dilapangan sampai dengan laporan tersusun.
Reduksi data adalah bagian dari analisis data untuk mem-berikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti un-tuk
melakukan pengumpulan data dengan cara menajamkan,
menggolongakan, mengarahkan, membuang data yang tidak
diperlukan, dan megorganisasi data sehingga mempermudah
peneliti untuk mencari data bila diperlukan.
Peneliti mereduksi data dengan cara membuat rangkuman, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal penting, mencari tema dan
pola, serta membuang hal-hal yang dianggap tidak pent-ing.
Dengan demikian peneliti dalam melakukan pengumpulan data
tentang efektivitas penerapan absensi online (e-office) di Dinas
Komunikasi dan Informatika.
2. Penyajian Data
Adapun penyajian data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan
cara menganalisa data yang disajikan dalam bentuk teks naratif,
gambar, tabel, dan foto, agar peneliti lebih mudah dan me-mahami
data dengan baik. Dan dalam penyajian data peneliti be-rusaha
mendeksripsikan hasil temuan dalam wawancara terhadap
informasi serta menghadirkan dokumen sebagai penunjang data
yang berguna untuk menjelaskan tentang efektivitas absensi online
(e-office) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tabalong.
Buku: