Anda di halaman 1dari 57

1.

Hakekat Manajemen
1.1 Definisi
a. Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen sebagai ilmu dikarenakan manajemen merupakan sebuah pengetahuan yang telah
disusun secara teratur dan mencoba memecahkan kendala yang berhubungan dengan sebab-
akibat sehingga menjadi tabiat ilmu. Manajemen berhubungan erat dengan ilmu-ilmu lainnya
seperti pemasaran, keuangan, matematika, dan lain-lain. Ilmu-ilmu tersebut digunakan guna
mengatasi sebuah kendala di dalam manajemen. Ilmu merupakan sesuatu yang terus
berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Begitu pula dengan manajemen sebagai
ilmu yang dalam sejarah muncul dikarenakan adanya masalah-masalah dalam operasional
organisasi/perusahaan/industri.
Permasalahan tersebut seperti pemborosan tenaga kerja,produktivitas, waktu, materi dan
biaya. Oleh karena itu munculah teori pengertian manajemen sebagai ilmu yang berasal dari
praktik yang terjadi di lapang.

Sumber : https://jurnalmanajemen.com/manajemen-sebagai/

Pengertian lain dari manajemen sebagai ilmu, manajemen mempunyai peranan penting dalam
kehidupan, karena manajemen salah satu untuk membentuk seseorang menjadi lebih baik, dan
manajemen juga untuk memberikan pengawasan, pengetahuan, serta pengorganisasian, baik
untuk atasan, bawahan didalam organisasi, maupun untuk pribadinya masing – masing dalam
kehidupan sehari – hari. Manajemen juga di artikan sebagai ilmu karena manajemen sangat
dibutuhkan untuk bekal kita ketika kita menjadi seorang pemimpin kelak. baik pemimpin
perusahaan, oraganisasi dan sebagainya. jadi manajemen sebagai ilmu adalah manajemen
sebagai pengetahuan atau cara untuk membekali diri kita menjadi seorang pemimpin.

Sumber : https://www.weare.id/pengertian-manajemen-sebagai-ilmu-seni-dan-profesi/

Manajemen sebagai seni, merupakan cara pada mengatasi kewajiban ataupun tugas
bersama dengan kerjasama tim.Penjabaran manajemen sebagai seni memiliki sudut pandang
bahwa pada pencapaian tujuan organisasi atau kelompok maka diperlukan kerja sama dengan
orang lain. Letak seni dalam hal ini adalah bagaimana cara memerintah orang lain supaya
mau bekerja sama untuk meraih tujuan bersama. Sehingga manajemen dianggap sebagai seni
oleh Mary Parker Follet karena pada kegiatan peraihan tujuan dilakukan melalui cara-cara
mengatur orang lain dalam menjalankan tugasnya. Seni dalam manajemen mencakup
kemampuan dalam menyatukan visi atau tujuan dan berbagai aspek seperti perencanaan,

1
kepemimpinan, komunikasi, dan pengambilan keputusan behrubungan dengan unsur manusia
tentang cara pendekatan manajemen seni.

Sumber : https://jurnalmanajemen.com/manajemen-sebagai/

Pengertian lain dari manajemen sebagai seni berarti bahwa dalam manajemen terdapat unsur-
unsur bakat atau pembawaan atau talenta seseorang. Artinya dalam manajemen, orang dapat
mengatur, mengawasi, atau memimpin organisasi dengan karakter, sikap, dan jiwa
kepemimpinan yang berbeda-beda pada setiap orang.

Sumber : https://lenterakecil.com/pengertian-manajemen-sebagai-ilmu-seni-dan-profesi/

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen mencakup keduanya, baik sebagai
ilmu maupun sebagai seni. Berarti juga, supaya seseorang dapat menjadi manajer atau
pemimpin yang baik, di samping harus memiliki pengetahuan tentang ilmu manajemen, juga
harus memiliki seni manajemen.

Sumber : https://www.weare.id/pengertian-manajemen-sebagai-ilmu-seni-dan-profesi/

b. Manajemen Sebagai Profesi Aktivitas


Edgar H schein dalam bukunya yang berjudul “organization socialization and the profession
of management” menguraikan karakteristik atau kiteria sesuatu bisa dijadikan suatu profesi
yaitu :
a. Para professional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum yang berlaku
dalam situasi dan lingkungan. Hal ini banyak ditunjang dengan banyaknya pendidikan-
pendidikan yang tujuannya mendidik siswanya menjadi seorang professional. Misalnya
akademi pendidikan profesi manajemen, kursus-kursus dan program-program latihan dan
lainsebagainya.
b. Para Professional memperoleh status dengan cara mencapai suatu standar prestasi kerja
tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama, dan kriteria-
kriterialainnya.
c. Para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat.

Jadi profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut persyaratan tertentu. Jadi, berikut adalah
alasan manajemen mempunyai sifat profesi:
Pertama, sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah tidak diragukan
lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

2
memperoleh pengetahuan khusus yang dibutuhkan dan kecakapan untuk mempergunakan
kemampuan manajer yang kompeten.

Kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, manajemen dipakai untuk
“memerintah, membimbing dan menasehati lainnya” meskipun dapat dilakukan oleh
kebanyakan manajer dan para ahli teori manajemen tidak dapat diterapkan secara utuh pada
semua situasi, pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas yang cukup tinggi.
Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang berbunyi “pujilah didepan umum
dan keritiklah secara pribadi”, umumnya sangat berhasil, walaupun kadang-kadang tidak
demikian halnya.

Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil


mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor lain
yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya.

Sumber: https://www.weare.id/pengertian-manajemen-sebagai-ilmu-seni-dan-profesi/

Pengertian lain dari manajemen sebagai profesi aktivitas, Manajemen sebagai profesi
penekanannya pada kegiatan yang dilakukan sekelompok orang dengan menggunakan
keahlian-keahlian tertentu.Keahlian-keahlian tersebut diperoleh karena telah memenuhi syarat
atau standart tertentu dan diakui oleh masyarakat.Dengan keahlian tersebut seseorang dapat
memperoleh suatu status,sekelompok orang yang bekerja dalam organisasi dengan
menggunakan keahlian tertentu dapat dikelompokan dalam organisasi profesional.

Sumber : http://finanscial.blogspot.com/2015/04/pengertian-dan-konsep-manajemen.html

c. Manajemen Sebagai Proses dan Disiplin


Manajemen sebagai proses karena dalam mencapai tujuan menggunakan serangkaian kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Serangkaian kegiatan tersebut dimulai
dari kegiatan merencanakan,mengorganisasikan,melaksanakan dan mengawasi atau
mengendalikan. Manajemen sebagai proses lebih diarahkan pada proses mengelola dan
mengatur pelaksanaan suatu pekerjaan,atau serangkaian aktivitas dalam rangka mencapai
tujuan. Proses manajemen dalam pencapaian tujuan ini juga menggunakan bantuan orang lain
yang bekerjasama.

Sumber : http://finanscial.blogspot.com/2015/04/pengertian-dan-konsep-manajemen.html

3
Manajemen sebagai sebuah disiplin,merujuk pada cabang pengetahuan yang ada
kaitannya dengan kegiatan mempelajari prinsip-prinsip dan praktek administrasi dasar.
Sebagai sebuah disiplin, manajemen menentukan kode etik tertentu yang harus diikuti oleh
manajer dan juga berbagai metode untuk mengelola semua sumber daya yang ada secara
efisien. Manajemen sebagai suatu disiplin menentukan kode etik tertentu bagi manajer dan
menunjukkan berbagai metode untuk mengelola suatu perusahaan.

Sumber : https://mengelolabisnis.wordpress.com/2014/05/19/manajemen-sebagai-sebuah-
disiplin/

1.2 Arti Penting Manajemen


Pada dasarnya manjemen itu penting,sebab:
1. Pekerjaan itu berat dan tidak dapat dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian
tugas kerja dan tanggungjawab dalam penyelesaiannya.
2. Perusahaan dapat berhasil jika manajemen diterapkan dengan baik.
3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi
yangdimiliki.
4. Manejemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan
5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M
dalam proses manajemen tersebut.
6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan
7. Manajemen mengakibatkan pencapaian secara teratur
8. Manajemen merupakan suatu pedoman,pikiran dan tindakan.
9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama sekelompok orang.

Sumber : https://elqorni.wordpress.com/2010/07/16/ringkasan-manajemen/

2. Manajer dan Manajemen


2.1 Siapa Para Manajer?
Para manajer adalah anggota Organisasi yang mengawasi dan mengarahkan pekerjaan
anggota yang lain. Dulu sangat sederhana untuk membedakan antara manajer dan karyawan,
sekarang tidak sesederhana itu lagi. Sifat organisasi dan pekerjaan yang telah berubah, dalam
banyak organisasi, mengaburkan garis-garis perbedaan yang tegas antara manajer dengan
karyawan. Banyak pekerjaan karyawan tradisional sekarang mencakup kegiatan-kegiatan
manajerial, terutama dalam regu-regu. Misalnya anggota-anggota tim sering kali menyusun
rencana-rencana, mengambil keputusan, dan memantau pekerjaan mereka sendiri. Dan
sewaktu mereka yang disebut karyawan-karyawan operasi ini ikut memikul tanggung jawab

4
yang secara tradisional dainggap milik manajemen, definisi yang digunakan dimasa lampau
sudah tidak lagi cocok.

Sumber : http://ilmumanajemenku.blogspot.com/2011/08/siapakah-seorang-manajer-itu.html

2.2 Aturan-Aturan Manajerial


1. Konsisten
Ini adalah aturan pertama yang juga akan diterapkan pada aturan-aturan lainnya. Sebelum
pendekatan manajemen Anda bisa efektif, maka terlebih dahulu harus konsisten. Anda
harus memberikan pengakuan jika karyawan menunjukkan prestasi, memberikan teguran
saat ada kesalah, dan memperlakukan setiap anggota tim secara adil.
2. Fokus pada kejelasan, ketepatan, dan ketelitian dalam berkomunikasi
Cara Anda berkomunikasi dengan tim akan mempengaruhi kesuksesan Anda.
Saat memberikan instruksi, berbicara dalam meeting atau meng-update informasi
perusahaan, pastikan untuk menyampaikannya secara jelas, tepat, dan benar. Ini berlaku
dalam media komunikasi apapun, baik disampaikan langsung, melalui e-mail, atau
telepon. Kejelasan, ketepatan, dan ketelitian adalah cara terbaik untuk menghindarkan
miskomunikasi
3. Menetapkan tujuan kerjasama sebagai tim
Jika Anda ingin anggota tim bekerja sama, buatlah mereka mengerjakan sesuatu bersama.
Menentukan tujuan yang hanya fokus pada departemen atau individu tertentu akan
membatasi ruang gerak mereka dan kinerja anggota tim tidak maksimal. Berikan
dorongan pada tim untuk fokus pada tujuan sehingga menginspirasi mereka untuk bekerja
sama.

4. Memberikan penghargaan dan pengakuan secara terbuka


Ketika anggota tim Anda menunjukkan prestasi, berikan penghargaan, dengan bonus,
tropi, atau hanya sekedar ucapan selamat. Lakukan ini di hadapan rekan-rekannya. Hal ini
akan membuat karyawan Anda merasa dihargai dan memotivasi rekan-rekan yang lainnya
bahwa kerja keras mereka mendapatkan pengakuan. Ingat aturan #1: Konsisten dalam
memberikan penghargaan sehingga tidak terkesan pilih-pilih karyawan terbaik.
5. Menjadi panutan
Sebagai seorang pemimpin, sikap dan perilaku Anda hendaknya harus bisa dijadikan
sebagai panutan. Jika Anda datang terlambat, maka tim Anda akan tidak tepat waktu. Jika
Anda mudah marah, maka tim Anda akan mudah tersulut emosinya saat pekerjaan
mereka tidak beres. Berusahalah untuk menjadi panutan yang ideal di hadapan tim Anda.

5
6. Jangan pernah menyamaratakan anggota tim
Tim Anda terdiri dari individu-individu yang memiliki keunikan, minat, kekuatan,
kelemahan dan ide yang beragam. Jangan pernah menggunakan metode atau pendektan
yang sama dalam memberikan motivasi atau dorongan. Fokus pada individu dan buatlah
pendekatan yang sesuai untuk masing-masing individu.
7. Bersikap transparan
Sikap keterbukaan atau transparansi menunjukkan integritas Anda selaku seorang
pemimpin dan membangun kepercayaan dalam tim Anda. Jika Anda berbohong atau
menyembunyikan informasi, maka akan membahayakan hubungan Anda dengan tim serta
menurunkan sikap respek mereka pada Anda sebagai pemimpin.
8. Mendukung opini atau ide
Semakin banyak orang yang terlibat aktif dalam diskusi dan mencoba untuk melakukan
perbaikan atau peningkatan dalam organisasi, akan semakin baik. Jangan pernah
memandang sebelah mata jika ada anggota tim Anda yang menyuarakan pendapatnya –
meskipun opini tersebut berseberangan dengan visi Anda atau bahkan bukan ide yang
tepat sama sekali. Merendahkan opini atau ide seseorang hanya akan menimbulkan
keengganan mereka untuk memberikan ide-ide segar.
9. Membantu tim untuk menikmati pekerjaannya
Anda dapat menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan dengan melakukan
makan siang bersama di luar kantor atau berbincang ringan saat jam istirahat. Suasana
kerja yang menyenangkan akan membuat tim Anda menikmati pekerjaan yang dilakukan
dan mereka akan melakukan yang terbaik untuk Anda.
10. Mendengar dan bertanya
Jika salah satu anggota tim Anda tidak setuju denga gaya manajemen Anda atau tidak
sepaham dengan arah perusahaan, jangan bersikap cuek atau membenci orang tersebut.
Bertanyalah pada seluruh anggota tim Anda :Bagaimana menurutmu mengenai hal ini?
Apa yang kamu rasakan tentang ini?, dengarkan apa yang mereka utarakan. Pembicaraan
terbuka seperti ini akan mempermudah Anda untuk mengidentifikasi masalah dan bekerja
sama menciptakan lingkungan yang saling menguntungkan. Hal ini juga akan membuat
karyawan Anda merasa dihargai dan diperhatikan.

Sumber : https://zahiraccounting.com/id/blog/10-aturan-agar-manajemen-efektif/

6
2.3 Fungsi Manajemen
1. Merencanakan atau Planning
Fungsi pertama dari manajemen adalah untuk membuat sebuah perencanaan atau
planning. Sementara rencana sendiri merupakan hal yang sangat diperlukan oleh sebuah
perusahaan bila mereka memiliki tujuan yang jelas. Bila tanpa rencana, tujuan yang sudah
dibuat akan sangat sulit bisa tercapai.
Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam perencanaan seperti membuat sebuah target yang
spesifik, membuat sebuah rencana kegiatan, melakukan pengaturan mana urutan yang
perlu dilakukan lebih dulu, menyusun berapa anggaran biaya yang harus dikeluarkan,
membuat SIP yang akan berhubungan langsung dengan berjalannya pekerjaan.
2. Mengorganisasi atau Organizing
Mengorganisasi merupakan salah satu cara untuk membagi sebuah kegiatan yang tadinya
besar menjadi kecil. Sementara untuk caranya sendiri bisa dengan membagikan tugas
pada beberapa orang yang memang berkompeten dalam bidangnya. Ini dilakukan agar
perusahaan bisa mudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Beberapa cara pengorganisasian yang dilakukan, misalnya saja seperti membuat desain
struktur organisasi, menentukan bagaimana job deskripsi yang lengkap, menyerahkan
tanggung jawab, serta membedakan antara staff dan juga atasan.
3. Melakukan pengarahan atau directing
Pengarahan sangatlah diperlukan sebagai cara atau upaya agar semua SDM di dalam
perusahaan bisa menjalankan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti memberikan sebuah tugas yang teratur atau
bisa juga dengan menjelaskan kebijakan yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
4. Staffing atau penempatan
Fungsi manajemen ini sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan cara pengorganisasi.
Namun bila didalam pengorganisasian akan lebih berfokus pada SDM, sementara staffing
akan berfokus pada penempatan yang akan tertuju pada sumber dayanya secara umum.
5. Koordinasi atau coordinating
Fungsi manajemen yang terakhir adalah mengkordinasi para karyawan atau SDM dalam
suatu organisasi agar bisa meningkatkan efektifitas serta efisiensinya dalam bekerja. Ini
juga bisa membantu karyawan dan perusahaan agar dapat membuat sebuah lingkungan
kerja sehat, dinamis, nyaman dan yang lainnya. Biasanya fungsi manajemen ini akan
dilakukan oleh seorang manajer dalam perusahaan. Sehingga dengan kata lain, manager
sendiri akan memegang peranan penting sebab memiliki kunci dari fungsi koordinasi para
staff perusahaan agar bisa meningkatkan kinerjanya.

Sumber : https://www.linovhr.com/definisi-dan-fungsi-manajemen/

7
2.4 Tingkat Manajemen

1. Manajemen Tingkat Atas (Top Level Management)


Manajemen Tingkat Atas atau sering disebut dengan Top Management (Manajemen
Puncak) atau Executives (Eksekutif) adalah Manajer-manajer yang bertanggung jawab
atas kinerja manajemen organisasi secara keseluruhan. Mereka memegang jabatan-jabatan
seperti CEO (Chief Executive Officer), CFO (Chief Financial Officer), COO (Chief
Operational Officer), Presiden Direktur, Wakil Presiden Direktur, Direktur Utama dan
lain sebagainya. Manajer-manajer yang berada di tingkatan manajemen tingkat atas ini
memiliki tanggung jawab, otoritas dan wewenang maksimum dalam mengendalikan
organisasi atau perusahaannya.

Beberapa tugas atau fungsi utama Manajer yang berada di manajemen tingkat atas ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Tujuan Perusahaan – Manajemen tingkat atas ini merumuskan tujuan utama
organisasinya, dapat berupa tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendeknya.
b. Membuat kerangka Rencana dan Kebijakan – Manajemen tingkat atas membuat kerangka
rencana dan kebijakan untuk mencapai tujuan utama yang telah ditetapkan.
c. Mengorganisir kegiatan dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh manajer-manajer di tingkat
menengah.
d. Mengumpulkan dan mengatur sumber daya organisasi atau perusahaan seperti sumber daya
keuangan, aset tetap, tenaga kerja dan lain sebagainya untuk melakukan kegiatan sehari-hari
dalam organisasi.
e. Bertanggung jawab atas kelangsungan dan pertumbuhan hidup organisasi/perusahaan.
Sebagai penghubung dengan dunia luar seperti bertemu dengan pejabat pemerintah, pemasok,
pesaing, pelanggan, media dan lain-lainnya.

Sumber: https://ilmumanajemenindustri.com/3-tingkatan-manajemen-fungsi-fungsinya/

8
2. Manajemen Tingkat Menengah ( Middle level Management)
Manajemen Tingkat Menengah atau Middle Level Management adalah manajer yang
berada di bawah Manajer tingkat atas. Mereka biasanya memegang jabatan dengan nama
jabatannya seperti General Manager, Plant Manager, Factory Manager, Regional Manager
ataupun Division Manager. Manajer-manajer tingkat menengah ini bertanggung jawab
untuk melaksanakan rencana dan kebijakan yang ditetapkan oleh Manajemen tingkat atas
serta bertindak sebagai penghubung antara manajemen tingkat atas dan manajemen
tingkat bawah. Manajer-manajer ini juga menjalankan fungsi tingkat atas di departemen
atau unit kerja mereka sendiri seperti membuat perencanaan, membuat kebijakan,
mengumpulkan dan mengatur sumber daya untuk departemen atau divisi mereka masing-
masing.

Adapun fungsi-fungsi dan tugas Manajer di Manajemen Tingkat Menengah ini diantaranya
adalah :
a. Meng-interpresi-kan kebijakan yang disusun oleh Manajemen Puncak (manajemen tingkat
atas) dan menjelaskannya ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Manajemen tingkat
menengah ini berfungsi sebagai penghubung antara manajemen tingkat atas dengan
manajemen tingkat bawah.
b. Mengorganisir kegiatan departemennya untuk melaksanakan rencana dan kebijakan yang
telah ditetapkan.
c. Mengrekrut dan menyeleksi serta menempatkan karyawan yang dibutuhkan oleh department
atau unit kerjanya.
d. Memotivasi karyawannya untuk melakukan yang terbaik untuk departemennya. Misalnya
menawarkan berbagai insentif dan tunjangan kepada karyawannya sehingga termotivasi dan
melakukan yang terbaik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
e. Mengawasi dan mengarahkan karyawan-karyawan di departemennya. Contohnya seperti
menyiapkan laporan penilaian kinerja karyawannya.
f. Bekerjasama dengan departemen lain untuk kelancaran dalam menjalankan fungsinya.
g. Melaksanakan rencana yang disusun oleh Manajemen tingkat atas.

Sumber : https://ilmumanajemenindustri.com/3-tingkatan-manajemen-fungsi-fungsinya/

3. Manajemen Tingkat Pertama ( First Level Management)


Manajemen Tingkat Pertama atau disebut juga dengan First Level Management atau First
Line Management adalah Manajemen yang bertanggung jawab atas operasional atau
pekerjaan harian para karyawan dalam menghasilkan suatu produk atau layanan.
Manajemen tingkat pertama ini biasanya memegang jabatan seperti Department Manager,

9
Section Manager, Superintendent, Mandor atau Supervisor. Para Manajer di manajemen
tingkat pertama ini memiliki otoritas atau wewenang yang terbatas.
Beberapa fungsi dan tugas Manajemen tingkat pertama ini adalah sebagai berikut :
a. Memahami dan mempelajari masalah dan keluhan-keluhan para pekerja operasional sebelum
melaporkannya ke manajemen tingkat menengah.
b. Menjaga kondisi kerja yang baik dan menjaga hubungan yang sehat antara atasan dan
bawahan.
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat and aman untuk para karyawan operasional.
d. Membantu manajemen tingkat menengah untuk merekrut dan menyeleksi pekerja yang sesuai
untuk jabatan yang dibutuhkan.
e. Berkomunikasi dengan karyawan dan mendengarkan saran-saran karyawan serta mendorong
para pekerja untuk mengambil inisiatif.
f. Menjaga dan mempertahankan standar kualitas dan memastikan jumlah output
produk/layanan sesuai dengan perencanaan.
g. Bertanggung jawab untuk meningkatkan moral karyawan dan membangkitkan semangat kerja
dalam tim.
h. Meminimalkan pemborosan sumber daya organisasi/perusahaan.

Sumber : https://ilmumanajemenindustri.com/3-tingkatan-manajemen-fungsi-fungsinya/

2.5 Keterampilan Manajemen


1. Keterampilan Berdelegasi
Delegasi adalah tindakan meneruskan tugas dan wewenang yang terkait dengan pekerjaan
kepada tim kerja atau karyawan lainnya. Dalam proses ini, melibatkan tugas-tugas kamu
sendiri atau karyawan kamu untuk ditugaskan kembali atau dialokasikan kembali ke
karyawan lain tergantung pada beban kerja saat ini.
Target kerja akan diberikan oleh pihak perusahaan untuk dikerjakan. Tugas manajer
adalah untuk mendelegasikan target kerja tersebut dengan cara menyerahkan tugas
kepada tim member atau karyawan sesuai kemampuan masing-masing. Jika sudah
melaksanakan tugas masing-masing dengan baik, maka target kerja perusahaan akan
tercapai.

2. Keterampilan Tekhnik
Seperti kata teknik, keterampilan ini tidak hanya melibatkan penggunaan komputer,
membuat kode program, mesin operasi dan perangkat lunak, alat produksi, dan peralatan.
Keterampilan ini juga diperlukan untuk meningkatkan penjualan, merancang berbagai
jenis produk dan layanan, dan memasarkan layanan dan produk.

10
3. Keterampilan Konseptual
Keterampilan manajer yang satu ini melibatkan pengetahuan dan kemampuan untuk
berpikir abstrak dan merumuskan ide-ide. Selain itu, seorang manajer harus dapat
melihat keseluruhan konsep, menganalisis dan mendiagnosis masalah, serta menemukan
solusi kreatif atas tugas yang diberikan.
Keterampilan konseptual yang dimiliki seorang manajer yang baik adalah memberikan
visi dan misi yang jelas kepada tim kerja atau karyawan lainnya. Dengan visi dan misi
tersebut diharapkan memberikan peluang kinerja yang terbaik untuk melaksanakan
program kerja yang sukses.

4. Keterampilan Kepemimpinan
Bahkan untuk memimpin orang lain pun dibutuhkan keterampilan. Keterampilan
kepemimpinan yang perlu kamu terapkan adalah bagaimana cara agar tim kerja dan
karyawan lainnya mempercayakan semua tugas kepemimpinan kepada kamu.
Dengan keberanian, tanggung jawab tinggi, ketegasan, dan perilaku yang baik, maka
orang-orang akan menghargai sikap kepemimpinan kamu. Selain itu, kamu tidak boleh
terpengaruh oleh apapun yang bukan menjadi visi dan misi tim khusus kamu.

5. Keterampilan Berkomunikasi
Cara berkomunikasi yang baik adalah salah satu keterampilan manajer yang sangat
penting. Mengapa? Karena akan sangat berpengaruh pada kepercayaan tim member
kamu atau karyawan lainnya agar kamu dapat memimpin mereka semua.
Keterampilan komunikasi yang baik ini juga dapat meningkatkan rasa kebersamaan
antara manajer dan tim kerja. Tak kalah pentingnya adalah berinteraksi dengan klien
ataupun orang lain selain tim kerja kamu. Dengan kata-kata yang persuasif, sopan, dan
bersahabat tentu saja akan meningkatkan rasa saling menghormati dengan semua orang
yang terlibat.

6. Keterampilan Memotivasi
Memotivasi tim kerja adalah keterampilan manajer berikutnya. Agar semua member atau
karyawan bekerja dengan baik dan maksimal, berikan motivasi yang kuat untuk mereka.
Memberikan semangat selalu agar mereka cepat menyelesaikan tugas dengan baik dan
juga memberikan hadiah bagi yang berprestasi, adalah sedikit contoh dari keterampilan
motivasi. Tak lepas juga dari tanggung jawab kita untuk memberi contoh yang baik bagi
tim member atau karyawan kita.

11
7. Keterampilan Membuat Keputusan
Manajer membuat banyak keputusan, baik secara langsung atau tidak langsung.
Membuat keputusan adalah komponen kunci dalam kesuksesan seorang manajer.
Alhasil, keputusan yang buruk akan membuat citra perusahaan menjadi buruk.
Sebaliknya, keputusan yang bagus akan membuat sukses tim kamu sendiri dan juga
keberhasilan itu akan membuat dampak yang baik untuk perusahaan.

8. Keterampilan Perencanaan
Membuat rencana akan sesuatu adalah salah satu keterampilan manajer yang sangat
penting. Perencanaan akan mengarahkan segala sesuatunya agar target kerja menjadi on
schedule dan selesai tepat pada waktunya. Proses perencanaan termasuk mengidentifikasi
dan menetapkan tujuan yang dapat dicapai, mengembangkan strategi yang diperlukan,
dan menguraikan tugas dan jadwal tentang cara mencapai tujuan yang ditetapkan. Lalu,
perencanaan tersebut harus disetujui bersama agar semua dapat melakukan tugasnya
masing-masing dengan baik agar tidak ada miscommunication. Di dalam aturan
manajemen yang sukses, semua keterampilan manajer disebutkan diatas sangat penting
untuk menjalankan perusahaan dengan baik dan mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.
Namun, karena sesuatu dan lain hal, adanya perubahan strategi atau perencanaan terjadi
secara mendadak, disinilah tantangan kamu sebagai manajer akan dinilai.Kemampuan
untuk mengatasi masalah demi masalah harus kamu atasi dengan sigap. Dengan
mengantisipasi adanya kemungkinan terjadi suatu masalah dalam melaksanakan suatu
tugas, harus kamu pikirkan juga. Buatlah dalam jadwal kerja kamu bagaimana akan
mengatasi masalah jika terjadi.

Sumber : https://www.urbanhire.com/blog/keterampilan-yang-harus-dimiliki-seorang-manajer/

3. Perkembangan Pemikiran Manajemen


Ellen A. Benowitz, seperti halnya Stephen P. Robbins, melakukan pemetaan atas
perkembangan pemikiran manajemen. Benowitz membaginya ke dalam 5 kategori
perkembangan pemikiran yaitu: (1) Classical School of Management (Aliran Manajemen
Klasik), (2) Behavioral Management Theory (Teori Manajemen Perilaku), (3) Quantitative
School of Management (Aliran Manajemen Kuantitatif), (4) Contingency School of
Management (Aliran Manajemen Kontijensi), dan (5) Quality School of Management (Aliran
Manajemen Kualitatif). Masing-masing tahap perkembangan pemikiran tersebut masih dapat
dibagi lagi ke dalam sub-sub pemikiran seputar manajemen.[1]

12
3.1 Pra klasik

Aliran Saintifik Klasik (Classical Scientific School)


Aliran ini muncul akibat adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Penekanannya pada bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan yang
dilakukan dengan cara menguji bagaimana sesungguhnya proses kerja dilakukan serta
keahlian apa yang dibutuhkan oleh pekerja dalam proses kerja tersebut. Dan tokoh-tokoh
yang berperan didalamnya adalah Frederick Taylor, Henry Gantt, Frank dan Lillian Gilbreth.

3.2 Klasik

Aliran Manajemen Klasik


Teori manajemen klasik terbentuk sebagai upaya menemukan cara terbaik untuk
memanajemen dan mengerjakan pekerjaan. Aliran Manajemen Klasik (Classical School of
Management) terdiri atas dua cabang: Aliran Saintifik Klasik dan Aliran Administrasi Klasik.

Aliran Administrasi Klasik (Classical Administrative School)


Aliran Administrasi Klasik ini berkonsentrasi pada organisasi secara keseluruhan.
Penekanannya lebih pada bagaimana menciptakan prinsip-prinsip manajerial daripada cara-
cara kerja yang baru. Tokoh-tokoh yang berperan didalamnya adalah Max Weber, Henri
Fayol, Mary Parker Follett, dan Chester Irving Barnard.[2]

3.3 Perilaku

Penekanan pemikiran manajemen pasca aliran klasik ada di seputar interaksi dan motivasi
individu di dalam organisasi. Pemikiran di era aliran manajemen ini dikembangkan oleh Hugo
Munsterberg yang tertuang dalam buku karyanya, Psicology and Industrial Efficiency (1916).
Pemikiran manajemen yang terkandung didalamnya adalah peranan psikologi dalam
meningkatkan produktivitas. Peranan psikologi dalam manajemen untuk meningkatkan
produktivitas organisasi secara efektif, efisien dan optimal meliputi tiga hal :
1. Penemuan orang yang memiliki sikap mental yang cocok dengan pekerjaan
2. Penemuan kondisi psikologis agar hasil yang dicapai memuaskan
3. Perlu ditemukan cara atau metode yang bisa digunakan untuk mempengaruhi pekerjaan
agar diperoleh hasil yang sebaik-baiknya.
Dalam perkembangannya motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah
unsur yang vital dalam manajemen. Ia dapat didefinisikan sebagai pembuat seseorang
menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat. Sebuah motivasi bagi seorang manajer

13
adalah tugas untuk menciptakan kondisi-kondisi kerja yang akan membangkitkan dan
memelihara keinginan yang bersemangat.

3.4 Manajemen Kuantitatif

Aliran manajemen kuantitatif adalah hasil dari riset manajemen yang diadakan selama Perang
Dunia II. Pada saat Perang Dunia II, matematikawan, fisikawan, serta ilmuwan ilmu-ilmu
pasti lainnya menggabungkan diri ke dalam bidang kemiliteran untuk melawan aliansi
Jerman, Jepang, dan Italia. Pendekatan kuantitatif atas manajemen melibatkan penggunaan
teknik-teknik kuantitatif matematika seperti statistik, model informasi, dan simulasi komputer
untuk memprediksi proses pembuatan keputusan. Aliran ini memiliki beberapa cabang.
1. Manajemen sains
Aliran manajemen sains muncul menyikapi masalah yang berhubungan dengan perang
global. Kini, pandangan Manajemen Sains mendorong manajer menggunakan
matematika, statistik, dan teknik kuantitatif lainnya untuk membuat keputusan. Manajer
dapat menggunakan model komputer untuk menggambarkan cara terbaik, misalnya
menghemat uang dan waktu, dalam suatu proses produksi. Manajer menggunakan
sejumlah aplikasi sains berikut:
a. Matematika terapan membantu membuat proyeksi hal-hal penting dalam proses
perencanaan.
b. Model inventory mengendalikan inventaris dan pengorderan barang secara matematis.
c. Selain Manajemen Sains, juga terdapat Manajemen Operasi.
2. Manajemen operasi
Manajemen operasi adalah cabang kecil dari pendekatan kuantitatif dalam manajemen.
Fokusnya pada bagaimana memanajemen proses pengubahan material, tenaga kerja, dan
modal menjadi output (jasa dan barang) yang punya manfaat dan nilai jual. Manajemen
operasi fokus pada pencarian metode paling efektif yang digunakan oleh organisasi untuk
memproduksi manufaktur ataupun jasa. Sumber daya input atau faktor produksi, termasuk
ragam bahan mentah, teknologi, modal informasi, dan orang yang dibutuhkan guna
menciptakan produk akhir, didayagunakan secara lebih efektif untuk meningkatkan
produktivitas.

3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)


Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah salah satu bidang aliran kuantitatif. SIM
mengorganisir masa lalu, masa kini, dan melakukan proyeksi data, baik dari sumber
internal maupun eksternal, untuk diolah menjadi informasi yang bermanfaat. Informasi

14
tersebut tersedia bagi para manajer di aneka level. SIM juga memungkinkan
pengorganisasian data ke dalam format yang bermanfaat dan mudah diakses. Hasilnya,
manajer dapat mengenali pilihan-pilihan keputusan secara cepat, mengevaluasi alternatif
menggunakan program pengolah angka, simulasi jika-begini-maka-begitu, dan akhirnya,
memilih alternatif terbaik berdasar jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.

3.5 Teori Kontemporer


Teori manajemen kontemporer yaitu teori manajemen yang berkembang pada masa
kini,dimana dalam teori manajemen itu ada yang mengatakan terdapat tiga pendekatan
diantaranya:
1. Pendeketan Sistem
Sistem berarti kumpulan bagian-bagian yang saling terkait, berfungsi secara bersama
untuk mencapa tujuan yang sama. Sehingga teori system dalam manajemen kontemporer
yakni perluasan perspektif kemanusiaan yang menjelaskan organisasi sebagai sistem
terbuka dengan karakter entropi, sinergi, dan ketergantungan antar sub-sistem .Beberapa
teori sistem yang terdapat dalam manajemen memiliki pengaruh yang sangat penting
bagi pemikiran manajemen.Diantaranya
a. Pendekatan Situational (contingency)
Pendekatan ini berasumsi bahwasanya penyelesaian persoalan organisasi yang
berhasil dianggap bergantung pada identifikasi manager atau variable kunci mengenai
persoalan yang dihadapi. Ketika manager belajar mengidentifikasi pola dan
karakteristik organisasi maka mereka dapat menemukan solusi yang tepat dengan
karakteristik tersebut.Hal ini bisa dikatakan pula bahwasanya dibutuhkan tekhnik
manajemen yang berbeda untuk organisasi dengan kondisi,waktu dan situasi
berbeda,sedangkan fenomena organisasi yang muncul dalam pola logis manajer
menyusun dan menerapkan respon yang serupa untuk jenis masalah yang sama.

b. Pendekatan Hubungan Manusia Baru( New Human Relation)


Berkaitan dengan hubungan antara manusia, pendekatan ini melihat bahwa manusia
merupakan makhluk yang emosional, intuitif,dan kreatif. Sehingga konsep ini
memfokuskan pada pengelolaan organisasi secara keseluruhan untuk memberikan
kualitas pada pelanggan. Dalam hal ini ditekankanpada control kualitas yang
mengarah pada pendekatan yang menekankan keterlibatan karyawan dalam
pencegahan masalah kualitas.

Sumber://anizaida89.blogspot.com/2012/03/manajemen-kontemporer.html?m=1

15
2. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini memiliki pandangan ketika karakter organisasi berbeda satu sama lain
maka perlakuan manajemen secara otomatis harus diberikan secara berbeda

Sumber:https//jurnalmanajemen.com/pekembangan-ilmu-manajemen

4. Lingkungan Manajemen
4.1 Internal
Pemilik
adalah mereka yang secara historis maupun hukum dinyatakan sebagai pemilik akibat
adanya penyertaan modal, ide ataupun berdasarkan ketentuan lainnya dinyatakan sebagai
pemilik organisasi.

Tim Manajemen
adalah orang-orang yang menurut para pemilik organisasi atau perusahaan dinyatakan
atau ditunjuk sebagai pengelola organisasi untuk suatu periode tertentu.

Para Anggota atau Pekerja


adalah sumber daya manusia dari organisasi atau perusahaan yang bergelut dalam
aktivitas operasional perusahaan dan menjalankan tugas-tugas keseharian organisasi
berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh tim manajemen.

Lingkungan Fisik Organisasi


adalah sumber daya selain manusia yang dimiliki perusahaan dan menjadi faktor
pendukung berjalannya sebuah aktifitas organisasi atau perusahaan

4.2 Eksternal
Pelanggan
adalah mereka yang secara langsung memanfaatkan, menggunakan, dan mengajukan
permintaan atas barang atau jasa yang ditawarkan oleh organisasi.

Pesaing
organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang kita
jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama, maka pesaing merupakan tantangan
(sekaligus ancaman) yang dihadapi organisasi dalam meraih pelanggan

16
Pemasok
adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari sebuah organisasi,
khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang jadi dari berbagai
jenis bahan baku.

Regulator
adalah pihak-pihak yang berkepentingan dalam menciptakan keadaan dan kegiatan
bisnis yang fair dan aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis

Partner Strategis
adalah perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda dengan perusahaan kita, akan
tetapi dapat secara bersama-sama menjadi mitra kita dalam menjalankan bisnis yang
saling menguntungkan kedua belah pihak

Pemerintah
adalah pihak yang atas legitimasi politik tertentu di suatu negara, diangkat dan bertugas
untuk mewujudkan masyarakat ke arah yang lebih baik dalam pembangunan di segala
bidang.

4.3 Global
Lingkungan global adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk
melakukan bisnis global untuk menjual barang dan jasa guna mencapai tujuan
perusahaan.
1. Aliansi Perdagangan Regional
a. Uni Eropa (EU)
Uni Eropa adalah sebuah organisasi antar-pemerintah dan supra-nasional, yang terdiri
dari negara-negara Eropa, yang sejak 01 Januari 2007 telah memiliki 27 negara
anggota.

b. Nort America Free Trade Agreement ( NAFTA )


Perjanjian perdagangan bebas Amerika utara adalah sebuah organisasi yang terdiri
dari negara negara Amerika utara. Organisasi ini didirikan pada 1994 oleh tiga
negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

c. Assosciation of South East Asian Nation ( ASEAN )


Merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan
Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 08 Agustus 1967 melalui deklarasi
Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filliphina, Singapura, dan Thailand.

17
Dan masih banyak Aliansi perdagangan dunia lainnya.

2. Organisasi Perdagangan Dunia


World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan
satu satunya badan international yang secara khusus mengatur masalah perdagangan
antar negara. Didirikan pada 01 Januari 1995.
Fungsi dan Tujuan WTO yaitu:
a. Mendukung pelaksanaan, pengaturan, dan penyelenggaraan, persetujuan yang
telah dicapai untuk mewujudkan sasaran perjanjian tersebut.
b. Sebagai forum perundingan bagi negara-negara anggota mengenai perjanjian
yang telah dicapai beserta lampiran-lampirannya.
c. Mengatur pelaksanaan ketentuan yang ditentukan kemudian dalam
perundingan tingkat menteri.
d. Mengatur mekanisme peninjauan kebijakan perdagangan
e. Menciptakan kerangka penetuan kebijakan Ekonomi Global bekerjasama
dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank),
serta badan badan yang berafiliasi.
f. Penyelsaian sengketa, hubungan dagang yang sering menimbulkan konflik-
konflik kepentingan.

3. Jenis Perubahan Global


a. Multi National Corporation (MNC) yaitu perusahaan yang memiliki kantor-
kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Contohnya : Prudential
Insurance (perusahaan jasa), Samsung Group (perusahaan barang), Coca-cola
Company.
b. Transnational Corporation (TNC) adalah perusahaan yang memproduksi barang
atau jasa lebih dari satu negara. Contohnya: Kimia Farma.tbk.

Sumber : http://binderengki.blogspot.com/2013/10/lingkungan-manajemen-pengantar.html

18
4.4 Kultural
a. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan norma yang dianut dan dijalankan
oleh sebuah organisasi terkait lingkungan dimana organisasi tersebut menjalankan
kegiatannya.
b. Budaya organisasi merupakan”apa yang dirasakan,apa yang diyakini, dan apa yang
dijalani”oleh sebuah organisasi .

Faktor Penentu Budaya Organisasi:


1. Pengalaman organisasi (organazioanl Experiences) merupakan faktor penentu utama
terciptanya sebuah budaya organisasi tertentu
2. Pengalam organisasi dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan yang dialami
organisasi dalam menjalankan kegiatannya dari waktu ke waktu.
3. Prinsip, norma, keyakinan juga dapat menjadi faktor penentu terbentuknya sebuah
budaya organisasi.
4. Prinsip, norma, dan keyakinan tertentu nilai-nilainya diadopsi sehingga menentukan
sebuah budaya organisasi.

Sumber: http://galihadi058.blogspot.com/2012/10/lingkungan-manajemen.html?m=1

5. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan


5.1 Model
Gaya dan Model Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dari manajer , yang dihubungkan
dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai,
sumber daya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung
jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya dll,
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang di program atau tidak, bisa juga di
bedakan antara keputusan yang dibuat antara kondisi kepastian, resiko dan ketidak
pastian.
1. Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau
prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. contoh: penetapan gaji pegawai,
prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan
sebagainya.
2. Keputusan tidak terprogram yaitu keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah
masalah khusus atau tidak biasanya.contoh: pengalokasian sumber daya - sumber daya

19
organisasi,penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang termodern,dan lain
sebagainya.

Sumber : https://okghiqowiy.blogspot.com/2012/04/pemecahan-masalah-dan-pengambilan.html?=1

5.2 Proses
Proses Pengambilan Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternative
4. Mengevaluasi alternative
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternative
d. Mengambil keputusan yang tepat
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

Sumber : https://okghiqowiy.blogspot.com/2012/04/pemecahan-masalah-dan-pengambilan.html?=1
5.3 Jenis
Tiga jenis usaha pendekatan sistematis untuk pecahan masalah:
1. Persiapan
Manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami lingkungan
perusahaan dan mengidentifikasi subsistem – subsistem dalam perusahaan.
2. Definisi
Manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis bagian sistem
menurut suatu urutan tertentu.
3. Solusi
Manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternatif, mengevaluasi, memilih yang
terbaik, menerapkannya dan membuat tindaklanjut untuk memastikan bahwa solusi
itu berjalan sebagaimana mestinya.

Sumber : https://mazzeko.wordpress.com/2012/05/03/pemecahan-masalah-pengambilan-keputusan/

20
6 Perencanaan
6.1 Definisi Perencanaan
Secara umum perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal yang ingin dicapai
(tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Pengertian perencanaan (planning) dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang
terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu. Dengan begitu, di
dalam perencanaan akan terdapat aktivitas pengujian beberapa arah pencapaian, mengkaji
ketidakpastian, mengukur kapasitas, menentukan arah pencapaian, serta menentukan langkah
untuk mencapainya.
Perencanaan adalah salah satu fungsi dari manajemen yang paling penting dimana di
dalamnya terdapat aktivitas mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi, serta
mengembangkan rencana kerja organisasi. Perencanaan adalah tahap awal dalam kegiatan

suatu organisasi terkait dengan pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Sumber : https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-perencanaan.html

6.2 Pentingnya Perencanaan Dalam Manajemen


1. Tujuan menjadi jelas dan terarah
Perencanaan sebagai langkah awal dari pencapaian tujuan akan memberikan arah dan
kejelasan tujuan tersebut, sehingga semua komponen ataupun elemen-elemen dalam
organisasi mengetahui dengan baik tujuan yang hendak dicapai.
2. Semua bagian yang ada dalam organisasi akan bekerja ke arah satu tujuan yang sama
Ketika semua elemen atau bagian dalam organisasi mengetahui tujuan organisasinya
dengan jelas dan benar, maka mereka akan bekerja ke satu arah yang sama. Artinya
mereka memahami prosedur apa saja yang akan dilakukan sebagaimana yang telah
mereka sepakati dalam perencanaan.
3. Menolong mengidentifikasikan berbagai hambatan dan peluang
Dengan adanya perencanaan maka organisasi mampu mengidentifikasi berbagai
hambatan dan peluang yang ada di lingkungan luar organisasi. Adanya hambatan dan
peluang yang datang akan menuntut organisasi mempersiapkan tindakan-tindakan
antisipasi ke depan sehingga mereka tetap berada di lajur menuju tujuan awal.
4. Membantu pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif
Perencanaan memberikan pandangan bagi organisasi mengenai tindakan apa saja yang
harus mereka lakukan demi tercapainya tujuan, termasuk di dalamnya biaya dan lamanya

21
waktu yang dibutuhkan sehingga tujuan terealisasi. Hal ini akan membantu organisasi
menjadi lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
5. Perencanaan sendiri dapat diartikan aktivitas pengawasan
Ketika prosedur kerja sudah ada dan jelas, tentu hal ini menjadi sebuah control terhadap
pelaksanaan di lapangan. Artinya mereka akan bekerja sesuai prosedur sebab perencanaan
sebagai pengawasan.
6. Perencanaan juga membantu untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian Dalam
mencapai sebuah tujuan, terdapat berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang akan
menghadang dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, adanya perencanaan
akan memperjelas tindakan-tindakan dan prosedur kerja sehingga ketidakpastian tersebut
dapatdiminimalisir.
Sumber:http://adieth12.blogspot.com/2012/04/pentingnya-perencanaan-sebagai-
salah.html

6.3 Jenis perencanaan


Secara umum, perencanaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan ruang
lingkupnya, berdasarkan tingkatannya, dan berdasarkan jangka waktunya. Adapun penjelasan
jenis-jenis perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Berdasarkan Ruang Lingkup


a. Rencana strategis (strategic planning), yaitu perencanaan yang di dalamnya terdapat
uraian mengenai kebijakan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama.
Umumnya jenis perencanaan seperti ini sangat sulit untuk diubah.
b. Rencana taktis (tactical planning), yaitu perencanaan yang di dalamnya terdapat
uraian tentang kebijakan yang bersifat jangka pendek, mudah disesuaikan
aktivitasnya selama tujuannya masih sama.
c. Rencana terintegrasi (integrated planning), yaitu perencanaan yang di dalamnya
terdapat penjelasan secara menyeluruh dan sifatnya terpadu.
2. Perencanaan Berdasarkan Tingkatan
a. Rencana induk (master plan), yaitu perencanaan yang fokus kepada kebijakan
organisasi dimana di dalamnya terdapat tujuan jangka panjang dan ruang lingkupnya
luas.
b. Rencana operasional (operational planning), yaitu perencanaan yang fokus kepada
pedoman atau petunjuk pelaksanaan program-program organisasi.
c. Rencana harian (day to day planning), yaitu perencanaan yang di dalamnya terdapat
aktivitas harian yang bersifat rutin.

22
3. Perencanaan Berdasarkan Jangka Waktu
a. Rencana jangka panjang (long term planning), yaitu perencanaan yang dibuat dan
berlaku untuk jangka waktu 10 – 25 tahun.
b. Rencana jangka menengan (medium range planning), yaitu perencanaan yang dibuat
dan berlaku untuk jangka waktu 5 – 7 tahun.
c. Rencana jangka pendek (short range planning), yaitu perencanaan yang dibuat dan
hanya berlaku selama kurang lebih 1 tahun.
Sumber:https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-perencanaan.html

6.4 Prinsip – prinsip Perencanaan


Perencanaan dilakukan sebelum menjalankan suatu kegiatan. Oleh karenanya agar sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, dalam merencanakan sesuatu perlu berpegang kepada
beberapa prinsip perencanaan, yaitu sebagai berikut:

a. Kontinuitas
Perencanaan dilakukan sebelum menjalankan suatu kegiatan. Oleh karenanya agar sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, dalam merencanakan sesuatu perlu berpegang kepada
beberapa prinsip perencanaan, yaitu sebagai berikut.
b. Berdasarkan fakta hari ini dan perkiraan situasi dimasa yang akan datang
Perencanaan dilakukan sebelum menjalankan suatu kegiatan. Oleh karenanya agar sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, dalam merencanakan sesuatu perlu berpegang kepada
beberapa prinsip perencanaan, yaitu sebagai berikut.
c. Futuristik
Pencanaan selalu berkaitan dengan masa depan, Perencanaan juga harus memperhatikan
berbagai sumber, informasi seputar kinerja perusahaan pada masa lalu dan sekarang, serta
prediksi peristiwa yang mungkin akan menerpa perusahaan, baik berbagai kesempatan
untuk mencapai target perusahaan maupun berbagai rintangan yang bisa menghalangi
terwujudnya target perusahaan.
d. Fleksibelitas
Fleksibilitas artinya perencanaan mudah diakomodasikan dengan berbagai kondisi yang
baru dan perubahan-perubahan masa depan yang belum diketahui waktu memulai
perencanaan. Perencanaan dibuat bukan untuk waktu yang relatif singkat, tetapi
diproyeksikan untuk waktu tertentu (misalnya 1 tahun atau 2 tahun), maka dalam membuat
perencanaan perlu dipikirkan agar memungkinkan untuk melakukan penyempurnaan dan
pengembangan.

23
e. Realistis
Perencanaan harus realistis dalam mencapai target yang ditentukan dengan
mempertimbangkan berbagai sarana pendukung yang ada. Artinya, perencanaan itu
disesuaikan dengan kondisi perusahaan, baik kondisi fnancial maupun SDM, dan berbagai
kondisi internal lainnya. Perencanaan tidak realistis akan kontraproduktif ketika para staf
tidak mampu menjalankannya. Konsekuensinya, karyawan akan hilang kepercayaan diri
atau tidak percaya kepada kemampuan manajerial pemimpinnya.

Sumber : https://dtarmizi.blogspot.com/2017/10/pengertian-perencanaan-dan-prinsip.html

6.5 Proses Perencanaan


Sebelum para manager dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih
dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan
organisasi. Pada tahap perencanaan manager menentukan Apa yang akan dikerjakan, Kapan
akan dikerjakan, Siapa yang akan mengerjakan dan Bagaimana mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat
pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai
kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top
manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencannannya jauh ke masa
depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih
rendah merencanakan terutama untuk sub-unit mereka sendiri dan jangka waktu yang lebih
pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada
ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang
besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang
daripada perusahaahn local. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan
keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek.
Karena itu penting bagi para manajer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan
jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap
sebagai berikut[11] :
1. Menetapkan tujuan
2. Merumuskan keadaan (proses-proses perencanaan)
3. Menentukan berbagai alternative tindakan
4. Mengembangkan rencana dan melaksanakannya

Sumber : http://adieth12.blogspot.com/2012/04/pentingnya-perencanaan-sebagai-salah.html#!/tcmbc

24
7. Pengorganisasian
7.1 Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-
tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi.
Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi
suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang
seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.

Sumber : http://rachmabuana.blogspot.com/2013/11/pengertian-pengorganisasian-organizing.html

7.2 Pentingnya Pengorganisasian


Seberapa penting fungsi pengorganisasian?
Organizing adalah tentang mengatur sumber daya. Mengatur agar tepat. Mengatur agar segala
sesuatu berjalan dengan semestinya. Sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Ada
banyak orang dalam satu perusahaan. Setiap orang berbeda. Hampir di segala hal.
Keahliannya berbeda. Ilmunya berbeda. Motifasinya berbeda. Tingkah lakunya berbeda.
Hampir semuanya berbeda.
Sementara mereka harus bekerja sama. Sementara mereka harus mewujudkan keinginan
perusahaan bersama. Untuk itulah diperlukan sesuatu yang mengaturnya: fungsi
pengorganisasian.
Yang ahli menjual: biarlah menjadi marketing.
Yang ahli akuntansi: biarlah menjadi bagian keuangan.
Yang ahli mesin: biarlah menjadi teknisi.
Dan semua orang punya keahliannya sendiri. Dalam pengorganisasian: mereka diberi tugas
seusai dengan keahliannya. Sesuai kemampuannya. Sesuai kapasitasnya. Agar perusahaan
bisa berjalan.
Coba bayangkan. Jika tanpa ada fungsi pengorganisasian. Semua bekerja: tanpa diatur. Tanpa
di organisir. Siapa mengerjakan apa: tidak jelas. Maka hanya tinggal menunggu waktu.
Perusahaan akan gulung tikar.
Bayangkan. Seorang teknisi mengurus pencatatan keuangan: kondisi keuangan tidak jelas.
Bayangkan. Seorang bendahara memperbaiki mesin: tambah rusak.
Tidak akan bisa berjalan. Karena memang bukan kapasitasnya. Untuk itu penting manajemen
menjalankan fungsi organizing.

25
Dengan fungsi pengorganisasian. Semua aktivitas menjadi mudah dijalankan. Semua sumber
daya akan memberikan hasil yang maksimal. Semua diatur sedemikian rupa.
Sumber daya apa yang harus digunakan. Mau dijadikan apa. Kapan harus digunakan. Dimana
akan digunakan. Bagaimana cara menggunakannya. Siapa yang akan menggunakan. Semua
menjadi jelas.

Sumber: http://nichonotes.blogspot.com/2018/11/fungsi-pengorganisasian..html

7.3 Tipe - Tipe Organisasi


1. Organisasi Garis (Line Organization)
Organisasi garis adalah tipe organisasi yang tertua dan paling sederhana.Dalam organisasi
garis tugas-tugas perencanaan,pengendalian, dan pengawasan berada pada satu garis
kewenangan (line authority) langsung dari pimpinan kepada bawahan
Ciri-ciri organisasi garis adalah:
a. Tujuan organisasi masih sederhana
b. Organisasinya kecil
c. Jumlah karyawannya sedikit
d. Pemimpin dan semua karyawan saling mengenal dan berhubungan setiap hari kerja
e. Hubungan antara pimpinan dan karyawan bersifat langsung
f. Tingkat spesialisasi begitu juga alat – alat yang diperlukan tidak begitu tinggi dan
tidak beraneka ragam.

Sumber : http://tanagata208.blogspot.com/2012/10/tipe-tipe-macam-macam-organisasi.html?m=1

2. Organisasi garis dan staf


Tipe organisasi garis dan staf pada umumnya digunakan untuk organisasi yang besar.
Dearah kerjanya luas dan mempunyai bidang - bidang tugas yang beraneka ragam serta
rumit. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson

Ciri – cirri organisasi garis dan staf:


a. Organisasinya besar dan bersifat kompelks
b. Jumlah karywan banyak
c. Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi
d. Pimpinan begitu pula sesama karyawan tidak lagi semuanya saling mengenal
e. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara maksimal

Sumber : http://tanagata208.blogspot.com/2012/10/tipe-tipe-macam-macam-organisasi.html?m=

26
3. Organisasi Fungsional
Pada umumnya yang dimaksud dengan organisasi fungsional adalah yang disusun
berdasarkan sifat dan macam- macam fungsi yang harus dilaksanakan.
Ciri – ciri organisasi fungsional antara lain adalah:
a. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
b. Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi terutama pada
tingkat pelaksanaan bawahan karena bidang tugasnya sudah tegas dan jelas
digariskan. Dalam organisasi fungsional, koordinasi dititikberatkan pada eselon
atasan.
c. Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialiasitugas.
d. Para direktur mempunyai wewenang komando terhadap unit- unit yang berada
dibawahnya atas namanya sendiri, tidak perlu atas nama direktur utama

Sumber : http://tanagata208.blogspot.com/2012/10/tipe-tipe-macam-macam-organisasi.html?m=1

4. Organisasi Panitia
Tipe organisasi panitia pada umumnya dibentuk dalam waktu yang terbatas untuk
melaksanakan tugas - tugas tertentu.
Ciri – cirri organisasi panitia:
a. Tugasnya tertentu dan jangka waktu berlakunya terbatas
b. Seluruh unsure pimpinan duduk dalam panitia baik sebagai ketua maupun sebagai
anggota
c. Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif, oleh sebab itu tanggungjawab
pun secara koletif pula.
d. Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggungjawab yang
pada umumnya sama
e. Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang dan tugas tertentu yang harus
dilaksanakan dalam bentuk tugas (task force).

Sumber : http://tanagata208.blogspot.com/2012/10/tipe-tipe-macam-macam-organisasi.html?m=1

27
7.4 Prinsip – Prinsip Pengorganisasian
1. Kekuasaan dan Tanggungjawab
Ini sudah sangat jelas. Setiap departemen punya wewenang dan tanggungjawabnya
masing masing. Setiap kelompok dan individu: kekuasaan dan tanggung jawabnya tidak
sama. Dipisah. Sesuai dengan posisi dan tugasnya.
Hierarkinya: jelas. Hitam diatas putihnya juga jelas dan hukuman bagi yang melanggar
juga harus jelas.
2. Disiplin
wajib hukumnya jika ingin sukses dlam hal apa saja. Terlebih lagi dalam perusahaan. Di
dalam organisasi, disiplin bukan hanya sekedar tepat waktu. Tapi juga sesuai dengan
prosedur. Sesuai dengan kewenangan. Dan sesuai dengan tanggung jawabnnya.
Kegagalan program bisa berawal dari masalah disiplin. Ketidakdisiplinan hanya akan
membuat masalah. Setiap masalah hanya akan membuat pekerjaan menjadi berat.
3. Keterpaduan Arah
Setiap individu bekerja dengan tugas sendiri. Setiap kelompok juga bekerja dengan
tugasnya sendiri. Setiap departemen sibuk dengan pekerjaannya
sendiri. Organizing memang membuatnya memiliki tugas yang berbeda.Tapi Meskipun
bekerja sendiri. Sesuai dengan bidangnya. Tapi antara satu dan yang lainnya saling
berkaitan. Tetap dalam satu koridor. Satu tujuan. Seperti yang telah disusun dalam
perencanaan.Pekerjaan setiap orang memang berbeda. Tugas setiap departemen memang
berbeda. Tapi tujuannya sama. Tujuannya hanya satu.
4. Kesatuan Perintah
Mungkin anda ingat militer. Tentang kesatuan perintah. Dimana komandan selalu
didengar. Perintahnya selalu dikerjakan. Tidak peduli kondisnya seperti apa. Tidak peduli
teman sebelah berbicara apa. Perintah komandan harus dilaksanakan.

Begitu juga dengan organisaasi manajemen perusahaan. Perintah dari atasan harus
dijalankan.Atasanyangmana?
Pertanyaan ini penting: atasan yang mana? Yang harus didengarkan.
Terkadang beberapa atasan memiliki perintah yang berbeda. Dan anak buah akan
bingung. Harus menjalankan yang mana. Inilah pentingnya kesatuan perintah. Tidak
terjadi simpang siur perintah. Yang harus dijalankan oleh bawahan.
Semua menjadi jelas. Perintahnya. Tugasnya. Tanggung jawabnya. Evaluasinya. Dan ini:
misal kalau gagal, gampang siapa yang akan ditunjuk hidungnya.

28
5. Sub – Ordinasi Kepentingan
Maksudnya adalah mengutamakan kepentingan perusahaan. Kepentingan umum
organisasi diatas kepentingan departemen. Kepentingan departemen diatas kepentingan
kelompok. Kepentingan kelompok diatas kepentingan pribadi individu. Begitu seterusnya.
Terkadang setiap individu memiliki pemikirannya sendiri. Terkadang setiap departemen
mempunyai idenya sendiri. Tetapi. Jika dirasa tidak sesuai dengan tujuan dan
perencanaan:sebaiknyatidakdijalankan.
Karena bisa mengubah banyak hal. Yang sudah direncanakan. Tujuan organisasi bisa
meleset. Ide-ide baru atau pemikiran baru harus dibicarakan dulu. Harus disesuaikan dulu.
Dengan perencanaan yang sudah dijalankan.
6. Sentralisasi
Sentralisasi mungkin berhubungan dengan kesatuan perintah. Sentralisasi merujuk pada
terpusatnya kekuasaan di satu titik. Dibagian puncak manajemen.
Apa-apa semua berawal dari pusat. Tidak dari perdepartemen. Desentralisasi mungkin
masih belum bisa dijalankan untuk organisasi perusahaan.
Desentralisasi berpikir secara parsial. Tidak utuh. Hanya terfokus pada keahliannya saja.
Kepentingan yang lebih besar tidak bisa terlihat jelas. Dan lagi: kekuasan setiap
kelompoktidakbanyak.
Untuk itulah diperlukan sentralisasi kekuasaan. Pada manajemen puncak. Pemiliknya
tetap menunjuk manajer puncak untuk menguasai banyak hal. Itu lumrah.
7. Remunerasi
Ini masalah yang sensitif. Remunerasi adalah kompensasi yang diterima oleh karyawan.
Atas segala usahanya didalam organisasi perusahaan. Kasarnya: pembayaran gaji, bonus,
tunjangan dan hal lain yang menjadi hak para karyawan.
Jadi remunerasi berbicara tentang perut karyawan. Ujung tombak perusahaan.
Remunerasi harus diberikan secara layak. Sesuai dengan kapasitasnya. Sesuai dengan
prestasinya. Sesuai dengan haknya. Dan sesuai dengan waktunya.
Inipenting.
Yang menjalankan roda perusahaan adalah seluruh karyawannya. Jika karyawan kecewa:
efeknya negatifnya bisa sangat panjang. Produktifitas bisa menurun. Hubungan antar
individu tidak jalan. Kualitas produk tidak sempurna. Penjualan dibawah target. Biaya
perusahaan membengkak. Dan banyak efek negatif lainnya. Sangat banyak.
Remunerasi harus dijalankan sebagaimana mestinya. Dan digunakan untuk memotifasi
karyawan. Agar mereka menjalankan tugasnya dengan sempurna.

29
8. Keturunan
Segala sesuatu dalam menjalankan tugas harus dengan teratur. Sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan. Menjalankan tugas harus dalam koridornya.
Setiap sesuatu yang tidak teratur efeknya selalu negative untuk perusahaan
Aturan dibuat untuk dilanggar? itu hanya pembenaran bagi pelanggar saja. Itulah yang
membuat tidak maju. Aturan dibuat untuk dipatuhi.
9. Inisiatif
Terkadang, dalam menjalankan sesuatu. Ada ide-ide baru yang muncul. Ide baru tersebut
harus diakomodir. Harus diperhitungkan. Harus dihargai. Tidak peduli munculnya dari
mana. Tidak peduli siapa yang mempunyai ide. Tidak peduli bahkan jika ide tersebut
berasaldarikulikasarsekalipun.
Harus ada wadah untuk itu. Untuk menyalurkan ide-ide baru itu.
Bagus atau tidak idenya. Bisa direalisasikan atau tidak idenya. Yang penting: ditampung.
Baru dipikirkan. Dibahas. Dan ditentukan: apakah idenya diterima atau tidak?
10. Rantai Kekuasaan
Rantai kekuasasan yang ideal: tidak gemuk. Tidak panjang. Sedikit tapi padat. Padat tapi
sedikit.Sedikittapiefektif.Maksimal.
Rantai kekuasaan adalah seberapa panjang tingkat hierarki dalam organisasi. Panjang
tidaknya ditentukan oleh kebutuhan. Dan juga skala perusahaan. Semakin besar: semakin
panjang, semakin gemuk.Rantai kekuasaan juga dimulai dari yang tertinngi sampai
dengan tingkatan terendah harus disesuaikan dengan kebutuhan serta jika memungkinkan
lebih baik dipersingkat
11. Stabilitas Hubungan Kerja
Manajemen yang baik akan terus meminimalisasikan terjasdinya keluar – masuknya
karyawan “turn over” pada tingkatan yang wajar sehingga tidak akan terlalu menganggu
kinerja organisasi
12. Keadilan
Aturan main serta pelaksaannya, dimana peranan pemimpin menjadi sangat
penting,dibuat secara adil sehingga membangkitkan kesetiaan dan pengabdian dari para
karyawan.
Adil dalam lingkup perusahaan. Bentuknya bisa bermacam-macam.
Misalnya. Rewardandpunishment.
Yang bekerja bagus dapat bonus. Yang jelek dapat hukuman. Harus adil.
Yang bekerja dengan semangat bisa dipromosikan karirnya.
Yang bekerja setengah hati bisa dipindahkan posisinya. Ketempat yang mungkin lebih
tidakenak.
Dan banyak contoh keadilan lainnya. Yang harus dijalankan.

30
13. Team Work
Kerjasama tim sangat penting bagi organisasi dimana komunikasi sangat perlu
dikembangkan didalamnya untuk membentuk team works yang baik.

Sumber: http://nichonotes.blogspot.com/2018/11/fungsi-pengorganisasian..html

7.5 Proses Pengorganisasian


Proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Buku Manajemen dari James A.F. Stoner
sebagai berikut :
1. Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus merinci seluruh
pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa sesuai dengan
apa yang dikerjakan dalam organisasi.
2. Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam organisasi
yang telah merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi
pekerjaan tersebut ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan
dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam bidang-bidang dalam organisasi.
Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas tersebut.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien.
Setelah dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi
untuk melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi,
maka perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar mempermudah
pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi yang akan
membutuhkan sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah perlunya koordinasi.
5. Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

Sumber : https://www.studimanajemen.com/2012/09/proses-pengorganisasian.html

7.6 Merancang Struktur Organisasi


Perancangan Struktur Organisasi adalah Perancangan struktur organisasi di gunakan untuk
mempertemukan bentuk organisasi yang sedekat mungkin dengan tujuan yang ingin diraih
oleh organisasi dengan menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap

31
hubungan–hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-
orang yang menunjukan kedudukan tugas dan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-
beda dalam suatu organisasi dimana dalam melaksanaksan perancangan struktur organisasi
dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi yang sama .
Ada beberapa jenis struktur organisasi diantaranya :
1. Struktur Sederhana,
biasanya terdapat pada organisasi yang beraggotakan sedikit dibandingkan dengan
organisasi yang besar. Karena tidak membutuhkan suatu rancangan yang rumit. Dengan
sedikitnya anggota organisasi dan pembagian tugas cukup sederhana, karena dapat
membuat struktur hubungan yang bersifat langsung. Kelebihannya adalah pola hubungan
menjadi lebih fleksibel dan cepat. Biaya yang berkaitan dengan dengan koordinasi dan
kontrol biasanya relatif sangat kecil. Kekuranganya, aplikasinya sangat terbatas.
Perusahaan wiraswasta yang baru didirikan/organisasi secara permanen tetap kecil
(rpraktek dokter, biro jasa, dll) mungkin tidak terganggu ketika enerapan desain ini. Akan
tetapi ketika berurusan dengan uuran organisasi yang besar dan aktivitasnya lebih
bervariasi, biasanya struktur sederhana kehilangan keefekvitasnya dan harus di cari desain
yang lebih sesuai.
2. Struktur Fungsional, merupakan memecah aktivitas-aktivitas organisasi kedalam fungsi-
fungsi yang terpisah. Pengelola harus membagi-bagi organisasi menjadi beberapa bidang
atau fungsi, yang masing-masing tidak tercampur dengan fungsi-fungsi yang lain.
Kelebihanya adalah menghindari duplikasi. Jika dibandingkan dengan multidivisonal
(Selanjutnya) lebih menghemat sumber daya.artinya organisasi tidak terdapa dua fungsi
yang ganda. Kelemahannya, pada beban yang harus di tanggung oleh pucuk pimpinan.
Karena pimpinan yang mengetahui kondisi keseluruhan organisasi.
3. Struktur Multidivisional, itu merupakan adanya wilayah, kategori klien, jenis produk,
organisasi pelayanan seperti bank, asuransi, birokrasi pemerintahan, dan lainya. artinya
disini adalah lebih fleksibel dan responsif. Kelemahanya pimpinan yang turun sendiri
untuk mengendalikan organiasi hingga ke level operasional, karena bila organisasi
semakin besar maka aktivitas kegiatan operasional semakin kompleks, sehingga
kendalanya pimpinan kehabisan waktu untuk mengkoordinir atau membuat rencana
jangka panjang organisasi karena telah tersita dengan pengelolaan kegiatan operasional.
Kelebihanya, level pucuk pimpinan dapat lebih berkonsentrasi pada aspek strategis.
4. Struktur Matrik, dari struktur matrik ini yaitu menggabungkan setiap kelebihan dari kedua
jenis desain antara fungsional dan multidivisional. Kelebihanya dalam hal ini adalah
menghindari ego fungsional, mengalokasikan tenaga spesialisas secara efisien, leih
fleksibel dari pada struktur multidivensional, memberi kebebasan lebih besar kepada
anggota organisasi, menyeimbangkan antara efisiensi dan kecepatan. Kelemahanya,

32
membingungkan, mendorong terjadinya perebutan kekuasaan, tekanan pada individu,
beban untuk menyeimbangkan antara kepentingan fungsional dan proyek.
5. Struktur Campuran, teradapat dua bagian dalam struktur camuran ini yang dimana
sifatnya lebih khusus yaitu perusahaan multinasional dan organisasi jaringan.
a. Perusahaan multidimensional,
pada tahap perkembangan suatu organisasi yang sangat komleks. Tahap tersebut tercapai
ketika organisasi telah mengambil desai struktur yang disebut matrik global. Struktur ini
disebut struktur campuran karena perusahan-perusahan lokal yang tersebar di berbagai
benua biasanya tidak persis sama dalam hal desain strukturnya. Dalam struktur ini akan
menemukan semua ragam desain struktur disini, mulai dari struktur sederhana fungsional,
divisional, matriks.
b. Struktur Jaringan, aliran pemikiran posmodern meramalkan fragmentsi dan inkoherensi
pada organisasi-organisasi era ost-industrial. Reaksi ini telah terbukti dengan lahirnya
berbagai jaringan organisasi saat ini. Kata kuncinya disini adalah outcourscing atau
kolaborasi.struktur jaringan yang menghasilkan apa yang disebut dengan organisasi
virtual. Disini aktivitas organisasi telah habis di kolaborasi. Dalam hal ini adanya suatu
karakteristik desain struktur. Namun sebelumya secara umum ada lima elemen dasar yang
menjadi patokan dalam menganalisis dan menyusun desai struktur organisasi yaitu (1)
elemen operasional, (2) manager menengah, sebagai penghubung elemen operasional dan
pucuk pimpinan, (3) pucuk pimpinan, (4) para pembuat aturan, yaitu para analisis yang
bertugas menyusun bentuk-bentuk standardisasi dalam organisasi, (5) staf pendukung.

Sumber : http://agengwahyudi.blogspot.com/2015/10/struktur-organisasi-dan-perancangan.html

8. Pengadaan Sumber Daya


8.1 Definisi
Sumber daya manusia merupakan asset utama organisasi yang menjadi perencana dan
pelaku dari setiap aktivitas organisasi. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam
suatu organisasi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan
supaya efektif dan efisien dalam menunjang tercapainya tujuan.

Pengadaan sumber daya manusia/karyawan merupakan langkah pertama dan yang


mencerminkan berhasil tidaknya suatu peusahaan atau instansi mencapai tujuannya.
Hasibuan mengatakan bahwa “Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi,dan induksi untuk mendapatkan karyawa yang efektif dan efisien untuk
membantu tercapainya tujuan perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Sedarmayanti yang menyatakan bahwa “Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi,

33
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Menurut Andrew E. Sikula, “Pengadaaan atau perekrutan pegawai
adalah tindakan atau proses dari suatu organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai
untuk tujuan operasional”. Sedangkan Arun Monappa dan Mirza S. Saiyadain
berpendapat bahwa “Penarikan pegawai adalah memproses lamaran atau memproses
calon-calon pegawai untuk posisi pekerjaan baru.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengadaan sumber


daya manusia merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi melalui
tahapan-tahapan yang mencakup proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan
induksi untuk mendapatkan tambahan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan agar dapat
membantu tercapainya tujuan organisasi.

Sumber : https://id.scribd.com/document/101793945/Pengadaan-Sumber-Daya-Manusia

8.2 Pentingnya Pengadaan Sumber Daya


Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama MSDM. Pengadaan
karyawan merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan
dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi, serta efektif tidaklah semudah
membeli dan menempatkan mesin. Dapat kita simpulkan bahwa pengadaan adalah upaya
proses untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan guna mencapai tujuan organisasi. Proses ini
dimulai ketika para pelamar dicari dan berakhir ketika lamaran-lamaran mereka
diserahkan atau dikumpulkan. Tujuan pengadaan adalah Menerima pelamar sebanyak-
banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber,
sehingga memungkinkan akan terjaring calon karyawan dengan kualitas tertinggi dari
yang terbaik.
Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari
setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pemikiran, perasaan keinginan, status, dan
latar belakang pendidika, usia dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa kedalam
organisasi perusahaan.
Karyawan yang cakap, mampu dan terampil, belum menjamin produktivitas kerja yang
baik, kalau moral kerja dan kedisiplinannya rendah. Tetapi mereka baru bermanfaat dan
mendukung terwujudnya tujuan perusahaan jika mereka berkeinginan tinggi untuk
berprestasi.
Karyawan yang kurang mampu, kurang cakap, dan tidak terampil mengakibatkan
pekerjaan tidak selesai tepat pada waktunya. Pengadaan karyawan harus didasarkan pada

34
prinsip apa baru siapa. Pengadaan karyawan berdasarkan siapa kemudian baru apa, maka
akan menimbulkan mismanajemen dan penempatannya. Perekrutan calaon karyawan
hendaknya dilakukan dengan baik, agar karyawan yang diterima sesuai dengan kebutuhan
pekerjaann yang akan dilakukan.

Sumber : http://yathimaryathie.blogspot.com/2017/01/makalah-pengadaan-sdm.html

8.3 Proses Pengadaan Sumber Daya Manusia


Pengadaan sumber daya manusia pada dasarnya merupakan keputusan yang diambil oleh
pihak manajemen untuk lebih menjamin tersedianya sumber daya manusia yang tepat
untuk menduduki jabatan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengadaan
sumber daya manusia ini dituntut kejelian dari pihak manajemen dalam perekrutan
sumber daya manusia yang baru. Karena hal tersebut juga akan sangat berpengaruh untuk
masa depan perusahaan.
Dalam proses pengadaan sumber daya manusia ada prosedur yang harus diperhatikan
oleh pihak manajemen, antara lain :
perencanaan/estimasi kebutuhan sumber daya manusia
1. rekrutmen atau penarikan
2. seleksi
3. penempatan, orientasi dan induksi karyawan.

Sumber : //id.scribd.com/document/101793945/Pengadaan-Sumber-Daya-Manusia

8.4 Proses Pengadaan non Sumber Daya Manusia


Departemen SDM "bermain" di tingkat kebijakan dan berperan sebagai internal
consultant bagi departemen non-SDM. Kebijakan-kebijakan ini di susun mengacu
pada strategi bisnis dan strategi masing-masing departemen. Ada keselarasan
antara tujuan-tujuan bisnis dan unit kerja dengan sistem manajemen SDM.
"Produk" dan layanan departemen SDM di bidang rekrutmen & seleksi,
pelatihan & pengembangan SDM, kompensasi & penggajian, hubungan industrial,
manajemen karir & suksesi harus mampu mendukung aktivitas bisnis departemen non-
SDM. Ada hubungan yang terukur antara sistem manajemen SDM dengan kinerja
bisnis dan departemen. Departemen SDM harus menjalin komunikasi & hubungan
mendalam dengan departemen non-SDM untuk memperoleh insight tentang TOWS
(threath-opportunity-weakness-strength) departemen bersangkutan dan tantangan-
tantangan yang dihadapi yang menghambat target kinerja. Nah, semua insight yang

35
diperoleh kemudian dihubungkan dengan sistem manajemen SDM yang mendukung
kinerja departemen.
Bagaimana posisi dan peran departemen non-SDM dalam sistem manajemen SDM di
perusahaan? Bila departemen SDM adalah pembuat dan penyusun sistem manajemen
dan kebijakan SDM, pengembangan organisasi dan budaya kerja, maka departemen non-
SDM memainkan posisi dan peran sebaliknya. Departemen non- SDM
memposisikan dirinya sebagai pemberi input bagi sistem manajemen SDM dan
implementor dari sistem.
Input ini berupa strategi unit kerja untuk mencapai target kinerja, proses bisnis,
indikator kinerja utama, tantangan tehnis dan non-tehnis yang dihadapi unit kerja,
kriteria SDM untuk menghadapi tantangan-tantangan ini. Seluruh informasi ini harus
diketahui dan dipahami oleh departemen SDM. Informasi-informasi ini bukan hanya
terkini namun juga asumsi-asumsi atas situasi di masa depan.
Peran lain yang dimainkan departemen non-SDM adalah sebagai pelaksana dari
sistem manajemen SDM dan kebijakan-kebijakannya. Terutama dalam perencanaan
SDM, penyusunan analisis jabatan hingga job description, rekrutmen dan seleksi,
pelatihan dan pengembangan SDM, manajemen karir dan suksesi, pengembangan
organisasi, dan budaya kerja. Beberapa diantaranya dilakukan bersama-sama
dengan departemen SDM. Sebagai pelaksana, manajer non-SDM harus memastikan
sistem manajemen dan kebijakan-kebijakan SDM dijalankan sebaik- baiknya di unit
kerjanya.

Sumber : http://artikelius.blogspot/2015/11/departemen-non-sdm-sebagai-penentu.html

9 Pengkomunikasian
9.1 Definisi Pengkomunikasian
Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak
yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama. Komunikasi adalah
salah satu fungsi dasar dari manajemen dalam organisasi dan pentingnya hampir tidak bisa
terlalu ditekankan. Ini adalah proses transmisi informasi, gagasan, pikiran, pendapat dan
rencana antara berbagai bagian organisasi.Komunikasi dalam organisasi sangat penting
karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan
saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai
maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Sumber : http://amildanadiyyas1.blogspot.com/2012/12/komunikasi-dalam-organisasi.html?m=1

36
9.2 Pentingnya Pengkomunikasian
Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus
memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan
situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai komunikator, seorang manajer harus
menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranannya yang sedang dilakukannya.
Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill
University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer
menyebabkan timbulnya tiga peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan
peranan memutuskan
1. Peranan Antarpesona Manager Meliputi 3 Hal:
a. Peranan tokoh.
Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang manajer
melakukan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh,
maka selain memimpin berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak
luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer
berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dan
lain-lain.
b. Peranan pimpinan.
Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya
pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung
dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan,
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga
kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara
lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan
kepemimpinananya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi
secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi
efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan
kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu akan
dapat diharapkan hasil yang memuaskan.

c. Peranan penghubung.
Dalam peranan sebagai penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi
dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun
secara tidak formal.

37
2. Peranan Informasi
Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia
mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan
informasional meliputi peranan-peranan sebagai berikut.
a. Peranan monitor.
Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang lingkungan
sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai pertanyaan kepada rekan-
rekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka
tanpa diminta berkat kontrak pribadinya yang selalu dibinanya.
b. Peranan penyebar.
Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi dari
luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemudian
disebarkan kepada bawahannya.
c. Peranan juru bicara.
Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam hal
mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal
caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi
secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam peranannya sebagai juru
bicara tidak ada selamnaya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi.
Dalam peranannya sebagai juru bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan
informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan
terhadap organisasinya. Kepada khayalak di luar organisasinya. Ia meyakinkan
khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab
sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa
organisasinya berjalan sesuai dengan peraturan sebagaimana mestinya.
3. Peran Memutuskan
Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan
keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini.
a. Peranan wiraswasta.
Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan
penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang
ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia
mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang diawasinya
sendiri atau didelegasikannya kepada bawahannya.
b. Peranan pengendali gangguan.
Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang
menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.

38
c. Peranan penentu sumber.
Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus
dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan
dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan
keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu,
manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya
berjalan melalui pemikiran tunggal .

Sumber : https://hariyanamanya.wordpress.com/2013/12/03/peran-komunikasi-dalam-organisasi/

9.3 Tipe Komunikasi


Berikut ini adalah beberapa tipe dari jaringan komunikasi:
1. Jaringan Komunikasi Roda
Jaringan komunikasi roda memiliki pengertian bahwa dalam proses komunikasi, akan
ada satu pemimpin yang menjadi sentral dari komunikasi ini. Apabila digambarkan,
maka pemimpin akan berada di tengah-tengah dengan partisipan lain yang
mengelilinginya. Komunikasi dilakukan antara pemimpin kepada partisipan lain.
Hubungannya terjadi hanya antara pemimpin dengan partisipan lain, dimana
partisipan lain tidak saling berinteraksi.
2. Jaringan Komunikasi Rantai
Jaringan komunikasi organisasi rantai bisa digambarkan sebagai sebuah proses
komunikasi berantai, dimana satu pesan dari sumber asli (pemimpin), akan diteruskan
ke partisipan lain hingga ke partisipan paling akhir. Umumnya, komunikasi dengan
sifat berantai ini memiliki kecenderungan hubungan antar partisipan saja. Ini artinya,
partisipan terakhir perlu melakukan validasi apakah pesan yang disampaikan sesuai
dengan sumber asli atau tidak dengan menanyakan langsung pada pemimpin—jika
diperlukan.
3. Jaringan Komunikasi Y
Jaringan komunikasi Y bisa digambarkan seperti huruf Y, dimana tiga orang anggota
dapat berhubungan dengan orang-orang disampingnya seperti pada pola rantai, tetapi
ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan seseorang disampingnya.
Ada faktor yang mempengaruhi komunikasi kelompok menjadi pola seperti ini.
4. Jaringan Komunikasi Lingkaran
Jaringan komunikasi lingkaran hampir mirip dengan jaringan komunikasi roda.
Perbedaannya, di sini tidak ada pemimpin sebagai sentral dari proses komunikasi.
Hubungan terjadi hanya antar partisipan, dan setiap partisipan terhubung satu sama

39
lain sehingga isi pesan yang ada dalam jaringan komunikasi ini bisa dipastikan akan
selalu terdistribusi dengan baik dan “berputar”.
5. Jaringan Komunikasi Bintang
Jaringan komunikasi bintang sering dikenal juga dengan istilah jaringan all channel.
Ini artinya setiap partisipan mendapatkan semua jenis pesan yang sama, dimana
setiap partisipan juga saling terlibat aktif dalam interaksi. Manajemen komunikasi ini
cenderung tidak teratur karena masing-masing bisa berinteraksi dengan bebas. Ini
bisa menjadi salah satu hambatan komunikasi organisasi.
6. Jaringan Komunikasi Upward
Jaringan komunikasi upward di dalam manajemen menggambarkan hubungan
komunikasi dari bawahan kepada atasan. Pola komunikasi ini sering ditemui terutama
dalam wilayah perkantoran. Manajemen komunikasi dalam perusahaan umum juga
menggunakan jaringan komunikasi ini.
7. Jaringan Komunikasi Downward
Berkebalikan dengan jaringan komunikasi upward, komunikasi gambaran
dari atasan kepada bawahan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan mengenai etika
komunikasi atasan dengan bawahan ini supaya masing-masing pihak bisa saling
terjaga tujuannya. Komunikasi kepemimpinan adalah hal yang biasanya disorot
dalam jenis jaringan ini.
8. Berbeda dengan upward dan downward, komunikasi horizontal terjadi dalam jabatan
atau posisi yang sama. Biasanya etika komunikasi juga tetap perlu diperhatikan di
sini. Sifatnya juga bisa berupa komunikasi formal atau pun komunikasi informal.

Sumber : https://pakarkomunikasi.com/tipe-jaringan-komunikasi-dalam-manajemen

9.4 Prinsip Komunikasi


Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari
definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip 1 :
Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu
titik, tetapi terus berkelanjutan.
Prinsip 2 :
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah

40
terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non
verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Prinsip 3 :
Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita
bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan
proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan
mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Prinsip 4 :
Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat
kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja
yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai
pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan
respon dan berharap tujuannya tercapai)
Prinsip 5 :
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang dikirimkan
oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat,
dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan
komunikasi itu berlangsung.
Prinsip 6 :
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan jika orang
melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita
tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan
senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita.
Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses
komunikasi.
Prinsip 7 :
Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi
dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga
dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan
tindakan komunikasi.

41
Prinsip 8 :
Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang
sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk
saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-
simbol yang saling dipertukarkan.
Prinsip 9 :
Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan
respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan
dimengerti.
Prinsip 10 :
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu
dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara
pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Prinsip 11 :
komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa
terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat
ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati
tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Prinsip 12 :
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah.

Sumber : https://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/prinsip-prinsip-komunikasi/

9.5 Proses Komunikasi


1. Pengirim atau sumber berita, mengawali komunikasi. Dalam sebuah organisasi
pengirim dapat berupa seorang dengan informasi, kebutuhan, atau keinginan dan
dengan tujuan mengomunikasikan kepada satu atau beberapa orang lain.
2. Penerima adalah orang yang inderanya menerima pesan dari pengirim, bisa terdiri
dari satu orang atau dalam jumlah yang banyak.
3. Pesan (message), informasi yang sudah disandikan dikirimkan oleh pengirim kepada
penerima.

42
4. Penyandian (encoding) adalah penerjemahan informasi menjadi serangkaian simbol
untuk komunikasi.
5. Pengartian (decoding), interprestasi dan penerjemahan suatu pesan menjadi informasi
yang berarti.
6. Gangguan (noise), segala suatu yang membingungkan, mengganggu, atau
menyampuri komunikasi.
7. Saluran (channel), medium komunikasi formal antara seseorang pengirim dan
seorang penerima

Sumber : https://www.sarno.id/2017/01/komunikasi-dalam-manajemen/

10 Kepemimpinan
10.1 Definisi
Secara umum pengertian kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan
perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Umumnya kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan. Kepemimpinan berasal
dari kata pemimpin. Pengertian pemimpin adalah suatu peran atau ketua dalam sistem di
suatu organisasi atua kelompok. Sedangkan kepemiminan merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk memengaruhi orang-orang untuk bekerja mencapai tujuan dan
sasaran.

Sumber : http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/01/pengertian-kepemimpinan-secara-umum-
adalah.html

Pengertian Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,
sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi
kesejahteraan manusia.

Sumber: https://www.finansialku.com/definisi-kepemimpinan-adalah/

Pengertian Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang
untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai
target (goal) organisasi yang telah ditentukan.

Sumber : https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-kepemimpinan.html

43
10.2 Pentingnya Kepemimpinan
Berikut beberapa alasan pentingnya leadership atau kepemimpinan:
1. Membangun kerja sama tim
Alasan yang paling utama mengapa sebuah leadership sangat penting adalah untuk
membangun tim yang solid. Visi dan target dari sebuah kelompok tentu harus dicapai
dengan kerja keras. Namun itu semua tidak dapat dilakukan sendiri, biasanya akan ada
tim yang bertugas. Dengan kepemimpinan yang baik tentu kesolidan dan kerja sama tim
akan terbentuk secara baik pula. Sehingga halangan dan rintangan dapat diatasi dengan
baik oleh tim.
2. Karakter setiap orang berbeda
Alasan yang kedua sangat berhubungan erat dengan point pertama. Pasalnya sebuah tim
terdiri dari beberapa anggota dengan karakter yang berbeda-beda. Karakter setiap orang
dapat menjadi pelengkap satu sama lain dengan adanya seorang pemimpin. Oleh karena
itu, leadership dari orang tersebut sangat berpengaruh dalam mengatasi perbedaan karater
yang ada.
3. Rintangan berkembang
Dalam mewujudkan visi dan tujuan tentu rintangan akan segera menghadang. Zaman dan
IPTEK yang berkembang juga membuat rintangan tak semudah dulu. Rintangan pun terus
berkembang menjadi semakin sulit. Untuk mengatasinya diperlukan analisa dan
perhitungan yang tepat sehingga menemukan cara yang jitu. Leadership yang baik akan
melakukan hal tersebut dan ia tetap teguh dengan berbagai rintangan yang ada.
4. Meningkatkan kualitas diri
Leadership bukan hanya tentang menguntungan sebuah kelompok atau perusahaan. Diri
seorang pemimpin pun akan mendapatkan keuntungannya. Mereka yang menjadi seorang
pemimpin akan memiliki mawas diri, keuletan, kreatifitas, dan kesabaran yang
berkembang. Sebab mereka terbiasa untuk mengarahkan dan memberi keputusan untuk
kelompoknya.

Sumber : http://motivatorindonesia.net/pentingnya-leadership.html

44
10.3 Teori Kepemimpinan
Berikut ini 11 teori kepemimpinan yang mendunia yang bisa Anda aplikasikan dalam
kepemimpinan Anda.
1. Teori Kepemimpinan Genetis
Teori ini mengasumsikan bahwa tidak setiap orang dapat menjadi pemimpin, hanya
beberapa orang yang memiliki pembawaan dan bakat saja yang dapat menjadi pemimpin.
Hal tersebut memunculkan “pemimpin tidak hanya sekadar dibentuk tapi dilahirkan”.

2. Teori Orang Hebat (Great Man Theory)


Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu ditakdirkan lahir untuk
menjadi pemimpin. Teori tersebut juga menganggap seorang pemimpin hebat akan
muncul saat dalam menghadapi situasi tertentu.
Teori tersebut dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam bukunya yang berjudul “On
Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History”.
Great Man Theory ini berkembang sejak abad ke-19. Meskipun tidak dapat
diidentifikasikan dengan kepastian ilmiah tentang karakteristik dan kombinasi manusia
seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, namun semua orang mengakui
bahwa hanya satu orang diantara mereka yang memiliki ciri khas sebagai pemimpin
hebat.

3. Teori Sosial
Teori sosial yang menyatakan bahwa seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena
lingkungannya yang mendukung, keadaan dan waktu memungkinkan ia bisa menjadi
pemimpin.
Setiap orang dapat memimpin asal diberikan kesempatan dan diberikan pembinaan untuk
dapat menjadi pemimpin meskipun ia tidak memiliki pembawaan atau bakat. Adapun
istilah dari teori kepemimpinan sosial ini yaitu “pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan”.

4. Teori Sifat Kepribadian


Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa orang yang dilahirkan
atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan mereka unggul dalam peran
kepemimpinan. Dengan demikian, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian,
kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa
tanggung jawab, disiplin dan nilai-nilai lainnya dapat membuat seseorang menjadi
pemimpin yang baik. Fokus dari teori kepemimpinan ini terletak pada analisis
karakteristik mental, fisik dan sosial untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman
tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum diantara para pemimpin.

45
Dalam hal ini, sifat kepribadian seorang pemimpin akan menjadi sumber keberhasilan
seseorang dalam memimpin, bukan hanya sekadar dari bakat, tetapi juga dari pengalaman
dan hasil belajarnya.
5. Teori Kepemimpinan Ekologis
Teori Kepemimpinan Ekologis menyatakan bahwa gabungan dari teori genetis dan sosial,
dimana seseorang akan menjadi pemimpin membutuhkan bakat dan bakat tersebut mesti
selalu dibina agar berkembang. Kemungkinan untuk bisa mengembangkan bakat tersebut
itu tergantung dari lingkungannya.

6. Teori Kepemimpinan Situasi/Kontingensi


Teori Kepemimpinan Situasi menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin
ketika berada dalam situasi tertentu karena dia memiliki kelebihan-kelebihan yang
dibutuhkan dalam situasi tersebut. Akan tetapi pada situasi yang lainnya, kelebihannya
tersebut tidak dibutuhkan, akhirnya ia tidak akan menjadi pemimpin lagi, bahkan bisa jadi
menjadi pengikut saja.

7. Teori Kelompok
Teori kepemimpinan yang mengutamakan pertukaran positif dari pemimpin kepada para
anggota dalam mencapai tujuan tujuan kelompok ataupun organisasi. Dalam teori ini,
dipercaya bahwa dengan adanya hubungan saling tukar pendapat antara pemimpin dan
anggota, tujuan organisasi ataupun kelompok dapat tercapai.

8. Teori Situasional Hersey dan Blanchard


Teori kepemimpinan ini memungkinkan pemusatan perhatian pada para anggota dengan
mengatur gaya kepemimpinan tergantung pada kesiapan dan tingkat kedewasaan para
anggota.

9. Teori Pertukaran Pemimpin – Anggota


Dalam teori ini dijelaskan bahwa dalam seorang pemimpin haruslah membagi dua area
dalam organisasi ataupun kelompok mereka, yaitu kelompok luar dan kelompok dalam.
Anggota dari kelompok dalam memiliki status kinerja yang lebih tinggi dari kelompok
luar begitu pun dengan tingkat kepuasan bersama pemimpin mereka.

10. Teori Jalur Tujuan


Teori kepemimpinan ini beranggapan bahwa tugas seorang pemimpin adalah membantu
para anggota dalam mencapai tujuan dan memberikan arahan ataupun dukungan yang

46
perlu guna memastikan tujuan mereka sesuai dengan sasaran keseluruhan dari kelompok
ataupun organisasi.

11. Teori Sumber Daya Kognitif


Teori kepemimpinan ini menyatakan bahwa seorang pemimpin memperoleh kinerja
kelompok yang efektif dengan membuat rencana-rencana keputusan dan strategi yang
efektif lalu mengomunikasikan kepada para anggota melalui pengaruh perilaku.

Sumber : https://www.finansialku.com/teori-kepemimpinan-yang-mendunia/

10.4 Tipe Kepemimpinan


Pemimpin memiliki tugas utama untuk melaksanakan fungsi manajemen dengan benar,
termasuk sebagai perencana, penyelenggara, koordinator, dinamist, pengawas, pengambil
keputusan, pemberi otoritas, penjamin, pendidik, komunikator, penegak hukum, pemersatu,
wali, orang tua, pelapor, pembiming, dan mandataris.
Ada beberapa tipe atau tipe pemimpin, termasuk yang berikut:
1. Pemimpin otokratis adalah manajer yang merasa diri mereka pintar dan serba bisa.
Bawahan biasanya dianggap sebagai boneka saja yang harus melaksanakan otoritas
mereka kepada bawahan mereka. Semuanya dilakukan sendiri.
2. Pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang tidak suka bertindak sewenang-
wenang terhadap bawahannya. Dia mendelegasikan setiap pekerjaan yang dapat dia
berikan kepada orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Semua keputusan
biasanya ditentukan berdasarkan hasil musyawarah. Pemimpin ini mengharapkan
partisipasi dari bawahannya di setiap langkah dan aktivitas perusahaan.
3. Pemimpin yang bebas (laissez faire) adalah pemimpin yang memberi terlalu banyak
kebebasan kepada bawahan mereka. Hanya bertindak sebagai simbol. Semua keputusan
dan penentuan tujuan dan persiapan rencana, pedoman kerja, prosedur, prosedur yang
teratur diserahkan kepada kebijakan bawahannya.

Sumber : https://www.zonasiswa.com/2019/02/tipe-tipe-kepemimpinan-dalam-manajemen.html

10.5 Gaya Kepemimpinan


Setidaknya ada 9 gaya kepemimpinan dalam organisasi yang berbeda satu dengan yang lain
yang diterapkan oleh seorang pemimpin agar setiap anggotanya mau bekerja sesuai
arahannya. Berikut ini 9 gaya kepemimpinan tersebut.

47
1. Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan dan setiap kebijakan,
peraturan, prosedur diambil dari idenya sendiri. Kepemimpinan jenis ini memusatkan
kekuasaan pada dirinya sendiri. Ia membatasi inisiatif dan daya pikir dari para anggotanya.
Pemimpin yang otoriter tidak akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan
cenderung berkomunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah (anggota). Jenis
kepemimpinan ini biasanya dapat kita temukan di akademi kemiliteran dan kepolisian.
2. Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah perusahaan dan akan efektif apabila
setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung jawab rutin setiap
hari. Tetap saja dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para anggota untuk
melakukan inovasi karena semuanya sudah diatur dalam sebuah tatanan prosedur yang harus
dipatuhi oleh setiap lapisan
3. Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah (anggota) karena posisi
kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian.
Pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam
pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan hubungan saling percaya
antar pimpinan dan anggota.
4. Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin memberikan kebebasan
secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dan cara mereka masing-masing.
Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga
terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah. Jenis kepemimpinan
ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan
tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan. Namun sebaliknya
dapat menjadi boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan yang bertolak belakang
dari pernyataan sebelumnya.
5. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara pemimpin dan bawahan
dimana pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil melaksanakan tugas
yang telah diselesaikan sesuai kesepakatan. Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan,
kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
6. Kepemimpinan Transfomasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi perubahan positif pada mereka
(anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini memperhatikan dan terlibat langsung
dalam proses termasuk dalam hal membantu para anggota kelompok untuk berhasil

48
menyelesaikan tugas mereka. Pemimpin cenderung memiliki semangat yang positif untuk
para bawahannya sehingga semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya
untuk lebih energik. Pemimpin akan sangat mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap
anak buahnya.
7. Kepemimpinan Melayani (Servant)
Hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para anggota berorientasi
pada sifat melayani dengan standar moral spiritual. Pemimpin yang melayani lebih
mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para anggota daripada kepentingan
pribadinya.
8. Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh karena
karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan. Para pengikut cenderung mengikuti
pemimpin karismatik karena kagum dan secara emosional percaya dan ingin berkontribusi
bersama dengan pemimpin karismatik. Karisma tersebut timbul dari setiap kemampuan yang
mempesona yang ia miliki terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti
setiap arahan yang ia inginkan.
9. Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering menyesuaikan setiap
gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan para anggota yakni sejauh mana
kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap tugas. Gaya kepemimpinan situasional
mencoba mengombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Setidaknya ada 4 gaya yang diterapkan oleh pemimpin jenis ini, diantaranya:
1. Telling-Directing (memberitahu, menunjukkan, memimpin, menetapkan),
2. Selling-Coaching (menjual, menjelaskan, memperjelas, membujuk),
3. Participating-Supporting (mengikutsertakan, memberi semangat, kerja sama),
4. Delegating (mendelegasi, pengamatan, mengawasi, penyelesaian).

Sumber : https://www.finansialku.com/gaya-kepemimpinan-dalam-organisasi-teori-kepemimpinan/

49
11 Pemotivasian
11.1 Definisi
Motivating atau pemotivasian merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian
intruksi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara
suka rela apa yang dikehendaki oleh atasan, pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh
atasan kepada bawahan ditujukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih
bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka lebih berdaya guna dan berhasil
guna.

Sumber : http://fastkaya.blogspot.com/2010/12/pengertian-motivating-dalam-manajemen.html

11.2 Pentingnya Pemotivasian


Dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kegiatan perlu adanya motivasi agar
kegiatan itu berjalan dengan lancar sesuai keinginan dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan adanya motivasi kinerja
kegiatan akan terlihat apakah kita bekerja maksimal atau tidak dan tentunya akan berdampak
hasil yang didapat. Banyak sekali faktor-faktor yang membuat kita menjadi malas dalam
melakukan sesuatu. Misalnya dalam melakukan pekerjaan kita mendapat upah kecil,
sedangkan usaha yang kita berikan kepada perusahaan sangat besar sehingga membuat kita
tidak semangat lagi untuk bekerja di perusahaan itu. Kegagalan yang kita dapatkan saat nilai
ujian kita jauh dari hasil yang ingin kita capai, membuat mahasiswa itu tidak bersemangat lagi
dalam menjalani perkuliahan .

Sumber : https://sandynugros.blogspot.com/2012/11/pentingnya-motivasi.html

11.3 Teori Motivasi


Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah
sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
1. Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia
memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk
piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu
dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis
dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah

50
kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi
sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang
penting.
a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan
dukungan serta pengakuan)
e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan
mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi
kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni
minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan
mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang
anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa
aman.

2. Teori Motivasi Herzberg (1966)


Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor
higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

3. Teori Motivasi Douglas dan McGregor


Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif),
Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman
untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

51
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan
kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan
bermain.
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada
sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

4. Teori Motivasi Vroom (1964)


Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya,
sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi
rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
a. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam
melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi
harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

5. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961)


yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting
yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
a. Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
b. Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan
soscialneed-nya Maslow)
c. Need for Power (dorongan untuk mengatur)

6. F. Clayton Alderfer ERG


Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan
manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan
(growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan
bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia

52
akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu
dan dari situasi ke situasi.

Sumber : https://makalahtugasmu.blogspot.com/2015/09/makalah-motivasi-dalam-manajemen.html

12 Pengendalian
12.1 Definisi
Pengendalian sangat penting dan sangat menentukan didalam pelaksanaan suatu proses dalam
manajemen, karena dikerjakan dengan sebaik-baik nya. Pengendalian ini berkaitan erat sekali
sama kedua fungsi tersebut. kedua fungsi ini adalah hal yang saling mengisi, karena
pengendalian pertama-tama harus direncanakan, setelah direncanakan, pengendalian baru
dapat dilakasanakan dengan baik, jika pengendalian dilakukan denga baik, tujuan nya baru
dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau penilaian dilakukan.
Pengertian Pengendalian, merupakan pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanan kerja
bawahan, agar suatu rencana yang telah direncanakan dapat mencapai tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara.

Sumber : https://seputarilmu.com/2018/12/pengertian-tujuan-dan-macam-macam-pengendalian-di-
dalam-manajemen.html

12.2 Pentingnya Pengendalian


1. Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tidak dapat dihindari.
Faktor-faktor penyebab ada yang berasal dari luar maupun dalam organisasi. Perubahan-
perubahan dalam lingkungan organisasi ini dapat berwujud perkembangan teknologi,
perubahan kondisi ekononi, perubahan sikap karyawan. Perubahan lingkungan organisasi
merupakan suatu keadaan dimana perusahaan melakukan upaya-upaya agar dapat
mengembangkan perusahaan ataupun upaya untuk mencegah perusahaan supaya tidak
mengalami kegagalan.
2. Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin luas lingkup dan ukuran suatu perusahaan mengakibatkan di dalam hal
manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi
terhadap jalannya operasi perusahaan. Peningkatan kompleksitas organisasi ini
dimaksudkan jika perusahaan atau organisasi, maka organisasi tersebut akan semakin
memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
3. Kesalahan-kesalahan

53
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, oleh karena itu dibutuhkan control untuk
meminimalisir kesalahan tersebut. Kesalahan bisa dilakukan oleh semua orang, baik itu
ditingkatan staf maupun ditingkat manajer. Bila para staf yang ada tidak melakukan
kesalahan, maka manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasannya.
4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang
Manajer membutuhkan seseorang yang dipercaya untuk mendelegasikan tugasnya saat
manajer sedang melakukan tugas ke luar kota. Bila manajer tersebut mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya tanggungjawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-
satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah
dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.

Sumber : http://www.jtanzilco.com/blog/detail/199/slug/pentingnyasistempengendalian-manajemen

12.3 Jenis –jenis Pengendalian


Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis:
1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)
Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
suatu kesalahan. Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil
yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian
pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau personel
melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran, personel yang
kompeten, pemisahan fungsi, reviu
2. Pengendalian deteksi (detective controls)
Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu kesalahan
yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku bank dengan saldo kas
buku organisasi merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas. Pengendalian deteksi
biasanya lebih mahal daripada pengendalian pencegahan, namun tetap dibutuhkan dengan
alasan:
a. Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas pengendalian pencegahan.
b. Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan melalui sistem
pengendalian pencegahan sehingga harus ditangani dengan pengendalian deteksi ketika
kesalahan tersebut terjadi.
3. Pengendalian koreksi (corrective controls)
Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi oleh
pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi tidak
terulang kembali. Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau oleh

54
auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud pengendalian
koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi auditor.
4. Pengendalian pengarahan (directive controls)
Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan sedang
berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau
ketentuan yang berlaku. Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang
dilakukan langsung oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh mandorterhadap
aktivitas pekerja.
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)
Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena
terabaikannya suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pemilik usaha terhadap
kegiatan pegawainya pada usaha kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi merupakan
contoh pengendalian kompensatif.

Sumber : http://xdharizal.blogspot.com/2011/01/jenis-pengendalian-manajemen.html

12.4 Prinsip – prinsip Pengendalian


Prinsip-prinsip Pengendalian Menurut Harild Koontz dan Cyril O’Donnel
Harold Koontz dan Cyril O’Donnell (1988; 558) mengemukakan Azas-azas/Prinsip-prinsip
Pengendalian /pengawasan sebagai berikut:
1. Prinsip tercapainya tujuan (principle of assurance of objective)
Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan perbaikan
(koreksi) untuk menghindarkan penyimpangan/deviasi dari perencanaan.
2. Prinsip efisiensi pengendalian (principle of efesience of control)
Pengendalian efisiensi ini bertujuan untuk menghindarkan deviasi-deviasi dari perencanaan
sehingga tidak menimbulkan ha-hal lain yang diluar dugaan.
3. Prinsip tanggung jawab pengendalian (Principle of control responbility)
Pengendalian hanya dapat dilaksanakan apabila manager dapat bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan rencana.
4. Prinsip pengendalian terhadap masa depan (principle of future control)
Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan, penyimpangan, perencanaan
yang akan terjadi, baik sekarang maupun pada masa yang akan datang.
5. Prinsip pengendalian langsung (principle of direct control)
Tehnik control yang paling efektif adalah mengusahakan adanya bawahan yang berkualitas
baik.
6. Prinsip refleksi perencanaan (principle of reflection of plan)

55
Perencanaan harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan
perencanaan.
7. Prinsip penyesuaian dengan organisasi (principle of organizational)
Pengendalian harus dilaksanakan sesuai dengan struktur organisasi. Manager dan
bawahannya merupakan sasaran untuk melaksanakan rencana.
8. Prinsip pengendalian individual (principle of individually of control)
Pengendalian dan tehnik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer.
9. Prinsip standar (principle of standar)
Control yang efektif dan efesien memerlukan standar yang tepat sebagai tolak ukur
pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.
10. Prinsip pengawasan terhadap strategis (principle of strategic point control)
Pengendalian yang efektif dan efesien memerlukan perhatian yang ditentukan factor-faktor
yng strategis.
11. Prinsip perkecualian (the exception principle)
Perkecualian ini dapat terjadi keadaan tertentu ketika situasi berubah.
12. Prinsip pengendalian fleksibel (principle of flexibility of control)
Pengendalian harus luwes untuk menghindarkan kegagalan pelaksanaan rencana.
13. Prinsip peninjauan kembali (principle of riview)
System control harus ditinjau berkali-kali agar system yang digunakan berguna untuk
mencapai tujuan.
14. Prinsip tindakan (principle of action)
Pengendalian dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran rencana orgnisasi, staffing, dan
directing.

Sumber : http://kuntinailalkh.blogspot.com/2016/04/makalah-prinsip-prinsip-pengendalian.html

12.5 Proses Pengendalian


Sistem pengendalian manajemen terdiri dari struktur manajemen serta proses pengendalian
manajemen. Struktur pengendalian manajemen berpusat pada bermacam puta
pertanggungjawaban, sementara proses pengendalian manajemen mencakup beberapa tahap
berikut ini :
1. Pemograman – ialah proses memilih program spesifik guna kegiatan-kegiatan organisasi.
Program ini menunjukkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi dalam
rangga melakukan strateginya.
2. Penganggaran – dalam proses pengangguran, umumnya anggaran disusun dengan
penggabungan sejumlah anggaran department dan divisi yang menjadi tanggung jawab
manajer departemen/ divisi. Sebagai bagian proses ini, masing-masing dari program diartikan

56
ke dalam bagian-bagian yang berhubungan dengan tanggung jawab setiap pusat
pertanggungjawaban dalam suatu periode.
3. Pengukuran prestasi dan operasi – data yang digolongkan berdasarkan program yang dipakai
menjadi dasar guna pemrograman yang akan datang, sementara data yang digolongkan
berdasarkan pusat pertanggungjawaban dipakai untuk mengukur kinerja/ manajer pusat
pertanggungjawaban. Dalam kepentingan terakhir tersebut, data mengenai hasil aktual akan
dilaporkan dengan sedemikian rupa jadi bisa dibedakan langsung dengan rencana yang tertera
dalam anggaran.
4. Pelaporan dan analisa – laporan dipakai sebagai salah satu bagian pengendalian. Beberapa
diantaranya turun dari analisis dengan mengembangkan rencana serta membandingkan kinerja
aktualnya dan kinerja yang telah direncanakan yang disertai penyimpangan keduanya.

Sumber : https://www.ruangguru.co.id/proses-dan-perancangan-sistem-pengendalian-manajemen-
terlengkap/

57

Anda mungkin juga menyukai