Akutabilitas
Kinerja
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat
ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan
akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil
(outcome). Maka pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem
pertanggungjawaban yang jelas dan teratur dan efektif yang disebut
dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Hal. 55
Pemerintahan yang berorientasi kinerja atau hasil, mengawali langkah
dengan menentukan tujuan/sasaran, dilanjutkan dengan mengukur tujuan/
sasaran, menentukan target, dan mengaitkan tujuan/sasaran tersebut dengan
program dan kegiatan yang mendukung. Artinya, segala program atau kegiatan
yang dilaksanakan oleh suatu instansi pemerintah harus memiliki hasil dan
dampak yang jelas bagi perbaikan pelayanan publik (program follow result). Ide ini
selaras dengan konsep performance-based budgeting atau biasa kita sebut dengan
anggaran berbasis kinerja. Sebaliknya, pemerintahan yang berorientasi kerja,
hanya berfokus pada penyerapan anggaran, dan terlaksananya program/kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Hal. 57
terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu
prasyarat untuk terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya.
Laporan Kinerja (LKj) Kabupaten Bantaeng Tahun 2019 disajikan
berdasarkan pada hasil pengukuran, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja,
yang mencakup perjanjian kinerja tahun 2019, pengukuran pencapaian sasaran
yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja
sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Bantaeng Tahun 2018-2023.
Hal. 58
serta altematif solusi yang telah dilakukan;
f. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja
B. ANALISIS PENGUKURAN
Hal. 59
Tabel 3.1
Tujuan, Sasaran, Indikator dan Target Pengukuran Kinerja Tahun 2019
3.2. Meningkatnya Kualitas Derajat 3.1.a. Usia Harapan Hidup Tahun 70,68
Kesehatan Masyarakat
4 Meningkatkan Pemerataan
Pembangunan Infrastruktur Wilayah
4.1. Meningkatkan Aksestabilitas Antar 4.1.a. Panjang Jalan dalam Kondisi Km 401,95
dan inter wilayah Baik
Hal. 60
7.3.b. Indeks SPBE Indeks 2.50
Hal. 61
Peningkatan harapan lama sekolah ini mengindikasikan meningkatnya
berbagai fasilitas pendidikan di Bantaeng ataupun aksesibilitas pendidikan lebih
mudah untuk mengenyam pendidikan.
Adapun evaluasi pencapaian sasaran terwujudnya kualitas pendidikan
masyarakat dengan indikator angka rata-rata lama sekolah dan harapan lama
sekolah. Angka rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun belajar penduduk
usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak
termasuk tahun yang mengulang). Sedangkan Harapan Lama Sekolah adalah
Lamanya sekolah (dalam setahun yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada
umur tertentu dimasa mendatang HLS dapat digunakan untuk mengetahhui
kondisi pembangunan sistem pendidikan diberbagai jenjang).
Pencapaian indikator angka rata-rata lama sekolah dan harapan lama
sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Evaluasi Pencapaian Sasaran 1
TAHUN 2019
CAPAIAN
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
1 Terwujudnya kualitas 1 Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 7,59 6.48 85.30
pendidikan masyarakat
Hal. 62
Sedangkan realisasi tahun 2019 sebesar 6,48 tahun dengan angka
ketercapaian sebesar 85,37%. Dibandingkan pada tahun 2018 realisasi untuk
rata-rata lama sekolah sebesar 6,47 tahun.Dengan realisasi angka 6,48 tahun
tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat di Kabupaten Bantaeng rata-rata
sudah dapat menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar , ketercapaian rata-rata
lama sekolah sudah mendekati Wajar Pendidikan pendidikan Dasar 9 Tahun pada
tingkat Wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, pemenuhannya sebesar 2,52 tahun
akan kita intervensi melalui program bersama dengan Pemerintah Propinsi
Sulawesi Selatan.
Harapan Lama Sekolah dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam
bentuk lamanya Pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh
setiap anak. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Bantaeng Tahun 2018 - 2023 target
untuk angka Harapan Lama Sekolah di Tahun 2019 sebesar 13,14
tahun.Sedangkan realisasi tahun 2019 sebesar 12,03 tahun dengan angka
ketercapaian sebesar 91,55%. Dibandingkan pada tahun 2018 realisasi untuk
rata-rata lama sekolah sebesar 12,01 tahun. Hal tersebut bisa dikategorikan ada
kenaikan sebesar 0,02 tahun. Dengan realisasi angka 12,03 tahun tersebut dapat
diartikan bahwa peserta didik lulusan SD sekarang di Kabupaten Bantaeng punya
potensi untuk bisa melanjutkan pada tingkat perguruan Tinggi (S.I).
Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah sampai dengan tahun 2019.
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, angka rata-rata
lama sekolah dan harapan lama sekolah terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Perbandingan Capaian Sasaran dari tahun sebelumnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Angka Rata-Rata Lama Sekolah 6,16 6,16 6,17 6,45 7,59 6,48 85.30
2 Harapan Lama Sekolah 11,48 11,67 11,88 11,99 13,14 12,03 91,55
Hal. 63
Dari capaian kinerja sasaran dengan indikator angka rata-rata lama
sekolah dan harapan lama sekolah dari tahun tahun sebelumnya rara-rata
pencapaian indikator sebesar 98,2%.
Pencapaian sasaran terwujudnya kualitas pendidikan masyarakat dengan
indikator angka rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah didukung
dengan berbagai pencapaian sasaran dan indikator yang telah ditetapkan
Perangkat Daerah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
Tabel 3.4
Pencapaian Sasaran Bidang Pendidikan Tahun 2019
Capaian
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
(%)
Hal. 64
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng Tahun 2019 akan dijelaskan
pada analisis capaian kinerja sasaran strategis di bawah.
Dari hasil pengukuran dan evaluasi kinerja Secara umum Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng Tahun 2019 dapat dikemukakan bahwa
sebagian besar sasaran-sasaran strategis yang telah ditargetkan dapat dicapai,
namun demikian masih terdapat sasaran strategis yang belum mencapai target
yang diharapkan tahun 2019 dengan berbagai kendala. Rincian analisis capaian
masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berIndikator Kinerja
Utama (IKU)
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan
dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja.
Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel dibawah selanjutnya akan
dipergunakan untuk mengukur kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk
tahun 2019.
Pencapaian Indikator tahun 2019 secara ringkas ditunjukkan oleh tabel
berikut ini :
Tabel 3.5
Pencapaian Sasaran I Bidang Pendidikan Tahun 2019
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Tersedia dan Angka Partisipasi
Terjangkaunya 1. Pendidikan Anak Usia % 70,00 83,57 119,38
Layanan PAUD yang Dini
berkualitas dengan Guru PAUD yang
memperhatikan 2. memenuhi kualifikasi % 80,00 76,06 95,07
inklusifitas bagi anak S1/D-IVpendidikan
usia prasekolah di Guru PAUD yang
3. % 42,00 33,67 80,16
semua kecamatan bersertifikat Pendidik
Hal. 65
dengan capaian 98,20 persen akan tetapi APK yang telah melampaui target yang
telah ditetapkan antara lain disebabkan adanya siswa diluar kelompok penduduk
usia 5-6 tahun yang telah bersekolah pada jenjang TK/RA . Hal ini ditunjukkan
dengan adanya siswa pada jenjang TK dan jenjang RA yang belum berumur 5-6
tahun.
Tabel 3.6
Perbandingan Pencapaian Sasaran I Bidang Pendidikan
Capaian (%)
Indikator Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019
Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan beberapa tahun terakhir, maka
secara umum rata-rata capaian kinerja pada sasaran Tersedia dan
Terjangkaunya Layanan PAUD yang berkualitas dengan memperhatikan
inklusifitas bagi anak usia prasekolah di semua kecamatan ini mengalami
peningkatan. Rata-rata capaian kinerja tahun 2019 mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun lalu.
Tabel 3.7
Perbandingan kinerja dalam perencanaan strategis organisasi.
Rata-rata
Kondisi kinerja
realisasi Capaian
Indikator Kinerja Satuan target jangka
sampai dengan (%)
menengah
tahun ini
Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia
1. % 95,00 83,57 87,97
Dini
Guru PAUD yang memenuhi kualifikasi
2. % 100,00 63,32 63.32
S1/D-IV
Hal. 66
Sekolah (BOP) bagi sekolah jenjang TK dan PAUD dan Bantuan Siswa Miskin
(BSM) bagi siswa yang masuk kategori tidak mampu, serta terpenuhinya alokasi
anggaran baik APBD,APBN maupun DAK dalam rangka menunjang Program
Pendidikan Anak Usia Dini pelaksanaan kegiatan dijenjang Pendidikan PAUD .
Tahun 2019 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng
melaksanakan beberapa kegiatan Program Pendidikan Anak Usia Dini sesuai
anggaran yang tersedia, sebagai indikator Kinerja Utama (IKU) :
1. Pengadaan Perlengkapan Sekolah
2. Pengembangan pendidikan Anak Usia Dini
3. Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
4. Pengembangan Kurikulum, Bahan Ajar dan Model Pembelajaran Pendidikan
Anak Usia Dini
5. Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
6. Pembangunan Gedung Sekolah
7. Pengadaan Buku – buku dan Alat Tulis Siswa
8. Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa
9. Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang Kelas Sekolah
10. BOP Paud TK Negeri Pembina
11. BOP Paud TK Negeri Pertiwi Bisaappu
12. BOP Paud TK Negeri Idhata
13. BOP Paud TK Negeri Pertiwi Bantaeng
14. BOP Paud TK Negeri Pertiwi Letta
15. BOP Paud TK Negeri Pertiwi Banyorang
16. BOP Paud TK Negeri Pertiwi Biangkeke
17. BOP Paud TK Negeri Pertiwi Pullaweng
18. BOP Paud TK Negeri Kartini
Hal. 67
PAUD yang berkualitas dengan memperhatikan inklusifitas bagi anak usia
prasekolah di semua kecamatan ini adalah Dana APBD sebesar Rp.
1.138.092.800 (anggaran pokok) dan setelah perubahan anggaran meningkat
menjadi Rp. 1.302.293.300 dan dari anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp.
985.109.000 atau 94 persen dan Dana DAK Sebesar Rp. 2.234.232.000 (Anggaran
Pokok) dan setelah perubahan anggaran meningkat menjadi Rp. 2.388.370.000
dan dari anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp. 2.089.122.582 atau 87.47
persen.
Sasaran Strategis II :
Tersedia, terjangkaunya dan terjaminnya kepastian memperoleh layanan
pendidikan dasar berkualitas dengan memperhatikan inklusifitas dalam rangka
penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Tabel 3.8
Pencapaian Sasaran II Bidang Pendidikan Tahun 2019
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Tersedia, Angka Partisipasi Kasar
1. % 115 97,24 84,56
terjangkaunya dan (APK) SD/MI Paket A
terjaminnya kepastian Angka Partisipasi Murni
2. % 98 95,39 97,34
memperoleh layanan (APM) SD/MI Paket A
pendidikan dasar Angka Partisipasi Kasar
3. % 90 96,45 107,17
berkualitas dengan (APK) SMP/MTs Paket B
memperhatikan Angka Partisipasi Murni
4. % 90 90,43 100,48
inklusifitas dalam (APM) SMP/MTs Paket B
rangka penuntasan 5. Angka Melanjutkan (AM) % 100 114,72 114,72
Hal. 68
dari SD/MI ke SMP/MTs
Angka Melanjutkan (AM)
6. dari SMP/MTs ke % 0 0 0
SMA/SMK/MA
wajib belajar
Guru Jenjang Pendidikan
pendidikan dasar 9
7 Dasar yang Memnuhi % 95 88,11 92,75
tahun
kualifikasi S1
Guru SD/MI, SMP/MTs
8 % 45 43,23 96,07
yang bersertifikat pendidik
Rata-rata capaian 90,43 89,37 99,01
Grafik 3. 1
Pencapaian APK PAUD, SD dan SMP
40.00
20.00
0.00
2015 2016 2017 2018 2019
Hal. 69
Tabel 3.9
Perbandingan kinerja dengan perencanaan strategis organisasi.
Kondisi Rata-rata
Indikator Kinerja Satuan kinerja target realisasi sampai Capaian (%)
Tahun ini dengan tahun ini
Angka Partisipasi Kasar (APK)
1. % 115,00 97,24 84,55
SD/MI Paket A
Angka Partisipasi Murni (APM)
2. % 98,00 95,39 97,33
SD/MI Paket A
Angka Partisipasi Kasar (APK)
3. % 90,00 96,45 107,16
SMP/MTs Paket B
Angka Partisipasi Murni (APM)
4. % 90,00 90,43 100,47
SMP/MTs Paket B
Angka Melanjutkan (AM) dari
5. % 100,00 114,72 114,72
SD/MI ke SMP/MTs
Angka Melanjutkan (AM) dari
6. % 0,00 0,00 0,00
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
Guru Jenjang Pendidikan Dasar
7. % 95,00 88,11 92,74
yang Memenuhi kualifikasi S1
Guru SD/MI, SMP/MTs yang
8. % 45,00 43,23 96,06
bersertifikat pendidik
Hal. 70
sumber dananya baik dana Alokasi Khusus (DAK) maupun dari Dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bantaeng.
Tahun 2019 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng
melaksanakan beberapa kegiatan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun, sebagai berIndikator Kinerja Utama (IKU) :
1. BOS SD Kecamatan Bissappu
2. BOS SD Kecamatan Bantaeng
3. BOS SD Kecamatan Tompobulu
4. BOS SD Kecamatan Uluere
5. BOS SD Kecamatan Eremerasa
6. BOS SD Kecamatan Pa’jukukang
7. BOS SD Kecamatan Sinoa
8. BOS SD Kecamatan Gantarangkeke
9. BOS SMP Kabupaten Bantaeng
10. Pelatihan Penyusunan Kurikulum
11. Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Dasar
12. Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah SD
13. Pengadaan Perlengkapan Sekolah SD
14. Operasional SD
15. Pembinaan Minat, Bakat dan Kreatifitas Siswa SD
16. Penyelenggaraan Ujian Sekolah SD
17. Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah SMP
18. Operasional SMP
19. Pembinaan Minat, Bakat dan Kreatifitas Siswa SMP
20. Penyelenggaraan Ujian Sekolah SMP
21. Pengadaan Buku – buku dan Alat Tulis Siswa SD
22. Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa SD
23. Pengadaan Moubiler Sekolah SD
24. Rehabiltasi Sedamg / Berat Ruang Kelas Sekolah SD
25. Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitary SD
26. Rehabilitasi Sedang / Berat Sarana Air Bersih dan Sanitary SD
27. Rehabiltasi Sedang / Berat Perpustakaan Sekolah SD
28. Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang Guru Sekolah SD
29. Rehabilitasi Sedang / Berat Laboratorium dan Praktikum Sekolah SMP
30. Pengadaan Buku – Buku dan Alat Tulis Siswa SMP
31. Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa SMP
Hal. 71
32. Pengadaan Perlengkapan Sekolah SMP
33. Pembangunan Ruang Kelas Sekolah SMP
34. Pembangunan Laboratorium dan Ruang Praktikum Sekolah SMP
35. Pembangunan Perpustakaan Sekolah SMP
36. Pembangunan Sarana Air Bersih dan Saniraty SMP
37. Rehabilitasi Sedang / Berat Sarana Air Bersih dan Sanitary SMP
38. Rehabilitasi Sedang / Berat Perpustakaan Sekolah SMP
39. Rehabiltasy Sedang / Berat Ruang Guru Sekolah SMP
Penurunan Kinerja ini disebabkan pencapaian beberapa indikator pada
sasaran Tersedia, disebabkan Tingkat Pemahaman Orang Tua Siswa terkait
Peraturan Permendikbud No. 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik
Baru.Orang Tua siswa lebih memilih menunggu anaknya genap berusia 7 tahun
baru menyekolahkannya ke jenjang pendidikan SD/MI dengan alasan Anak Didik
mereka belum bisa masuk ke sistem Dapodik Apabila belum Genap 7 Tahun ,
sementara untuk indikator Pada Kualifikasi Tenaga Pendidikan masih rendahnya
kesadaran Tenaga Pendidikan untuk meningkatkan Kualifikasi S.1 atau D4.
Alternatif Solusi yang telah dilakukan
1. Melakukan Sosialisasi terkait Peraturan Permendikbud No. 14 Tahun 2018
Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru.
2. Melakukan Diklat dan Pelatihan Bagi Pendidik dalam Meningkatkan
Profesionalis Guru/Tenaga Pendidik
Anggaran yang direncanakan pada penetapan kinerja/ perjanjian kinerja
tahun 2019 untuk pencapaian sasaran Tersedia, terjangkaunya dan terjaminnya
kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar berkualitas dengan
memperhatikan inklusifitas dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun ini adalah Dana APBD sebesar Rp. 6.691.466.000,- untuk
(Anggaran Pokok) dan setelah perubahan menjadi Rp. 6.767.021.000,- dan dari
anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp. 6.311.866.000 atau 93,27 persen dan
Dana APBN sebesar Rp. 21.948.001.500,- (Anggaran Pokok) dan setelah
perubahan anggaran meningkat menjadi Rp. 22.270.360.000,- dan dari anggaran
tersebut terealisasi Rp. 22.270.360.000,- atau 100 persen dan Dana DAK sebesar
Rp. 18.865.486.475,- untuk (Anggaran Pokok) dan setelah perubahan menjadi
Rp.21.145.426.200,- dan dari anggaran tersebut terealisasi sebesar
Rp.20.312.733.446,- atau 94,85 persen.
Hal. 72
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan
akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi
kinerja. Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel dibawah selanjutnya akan
dipergunakan untuk mengukur kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk
tahun 2019 Pencapaian Indikator tahun 2018 secara ringkas ditunjukkan oleh
tabel berikut ini:
Tabel 3.10
Realisasi Pencapaian Sasaran III Bidang Pendidikan
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Angka Putus Sekolah
1. % 1,00 0,43 232,56
(APS) SD/MI
Angka Kelulusan (AL)
Meningkatnya kualitas 2. % 100,00 92,90 92.90
SD/MI)
/ mutu layanan
Angka Putus Sekolah
pendidikan pendidikan 3. % 1,00 0,52 192,31
(APS) SMP/MTs
Angka Kelulusan (AL)
4. % 100,00 97,69 97,69
SMP/MTs
Rata-rata capaian 50,5 47,88 123,09
Capaian (%)
Indikator Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019
1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,76 0,52 0,52 0,62 0,43
3. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,85 0,86 0,99 0,58 0,52
Berdasarkan dari tabel diatas secara umum dapat dikatakan bahwa terjadi
fluktuasi mutu pada seluruh jenjang pendidikan, bahkan pada jenjang SMP/MTs
cenderung meningkat pada 2 (dua) tahun terakhir, meskipun persentase kelulusan
Hal. 73
masih stabil mendekati angka 100%. Rendahnya sosialisasi dalam menyikapi
perubahan kurikulum melihat kecenderungan rata – rata nilai ujian yang
menurun pada jenjang SMP/MTs, maka perlu pembenahan proses pembelajaran
hingga proses penilaian peserta didik terutama jika dikaitkan dengan potensi
peserta didik. Jika nilai rata – rata ujian cenderung rendah, maka peluang untuk
bersaing dengan lulusan SMA/MA dari daerah lain untuk masuk ke Perguruan
Tinggi akan semakin berat, baik melalui jalur undangan maupun melalui jalur
seleksi peneirmaan mahasiswa baru. Perlu perhatian yang lebih besar terhadap
siswa pada tingkat terakhir di SMP/MTs dan SMA/MA terutama kesiapan dalam
menghadapi ujian nasional baik melalui optimalisasi pembelajaran maupun
melalui proses remedial dan pengayaan mata pelajaran, khususnya mata pelajaran
yang diujikan secara nasional.
Hal. 74
tersebut terealisasi sebesar Rp. 2.323.247.322 atau 100 persen. Dibandingkan
rata-rata capaian kinerja berarti tingkat efisiensi anggaran.
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Hal. 75
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng melaksanakan
beberapa kegiatan Program Pendidikan Non Formal sesuai anggaran yang tersedia,
sebagai berikut :
Hal. 76
tahun 2019 Pencapaian Indikator tahun 2 secara ringkas ditunjukkan oleh tabel
berikut ini:
Tabel 3.13
Realisasi Pencapaian Sasaran Kualitas dan Kuantitas Pelaku Seni
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Meningkatnya
Kualitas dan Pelaku, organisasi dan
1. % 45,00 45,00 100
Kuantitas pelaku komunitas seni berkarya
Seni
Hal. 77
kabupaten kepada desa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan
pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi penugasan.
Tugas pembantuan diselenggarakan karena tidak semua wewenang dan
tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi
dan asas dekonsentrasi. Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Tujuan pemberian tugas
pembantuan adalah memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian
permasalahan, serta membantu penyelenggaraan pemerintahan, dan
pengembangan pembangunan bagi daerah dan desa.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga Negara yang berusia 7 – 15 tahun
wajib mengIndikator Kinerja Utama (IKU)ti pendidikan dasar. Konsekuensi dari
amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib
memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat
pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005,
telah berperan besar dalam pencapaian program wajib belajar 9 tahun tersebut.
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat
terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang
bermutu.
BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk
penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksana program wajib belajar. Salah satu kebijakan Kementerian
Pendidikan Nasional yakni progam buku murah yang dimulai tahun 2008, tetap
menjadi salah satu acuan utama program BOS Tahun 2019.
Dana alokasi khusus bidang pendidikan yang selanjutnya disebut DAK
bidang pendidikan merupakan salah satu dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada Kabupaten
Bantaeng untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program
yang menjadi prioritas Nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana
dan prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang belum mencapai
standar tertentu atau percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan
dasar. DAK bidang pendidikan tahun Anggaran 2019 adalah dana yang disiapkan
pemerintah dalam upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagai salah
Hal. 78
satu prioritas pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan peningkatan
akses bagi masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas.
Alokasi DAK bidang pendidikan per daerah dan pedoman umum DAK
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan penetapan alokasi dan pedoman
umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan Nasional menyusun petunjuk teknis
penggunaan DAK bidang pendidikan yang berkoordinasi dengan Menteri Dalam
Negeri.
Selain DAK, dana yang bersumber dari APBN yang ditransfer ke APBD
melalui mekanisme transfer daerah adalah Pembayaran Tunjangan Profesi bagi
guru PNS dan Pembayaran Tambahan Penghasilan bagi Guru Pegawai Negeri Sipil
Daerah Tahun 2018.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat Tahun 2019 pada Kabupaten
Bantaeng untuk jenjang Pendidikan Dasar dan menengah dialokasikan sebesar
Rp.22.270.360.000,- untuk 149 sekolah Tingkat SD dan 42 sekolah pada jenjang
SMP. Dana yang terserap hingga akhir tahun anggaran 2019 untuk 149 sekolah
pada jenjang SD adalah Rp. 22.270.360.000,- 100 % dari alokasi awal. Serapan
dana yang berbeda dengan alokasi dana awal tahun, karena adanya perubahan-
perubahan jumlah siswa sehingga transfer dana pada tiap triwulan dilakukan
penyesuaian.
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang pendidikan Tahun 2019, diarahkan
pada Pengadaan Buku – Buku dan Alat Tulis Siswa SD,Pengadaan Alat Praktek
dan Peraga Siswa SD,Pengadaan Moubiler Sekolah SD,Rehabilitasi Sedang / Berat
Ruang Kelas Sekolah SD, Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitary SD,
Rehabilitasi Sedang / Berat Sarana Air Bersih dan Sanitary SD, Rehabiltasi
Sedang / Berat Perpustakaan Sekolah SD, Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang
Guru Sekolah SD, Rehabilitasi Sedang / Berat Laboratorium dan Praktikum
Sekolah SMP, Pengadaan Buku – buku dan Alat Tulis Siswa SMP, Pengadaan Alat
Praktek dan Peraga Siswa SMP, Pengadaan Perlengkapan Sekolah SMP,
Pembangunan Ruang Kelas Sekolah SMP, Pembangunan Laboratorium dan Ruang
Praktikum Sekolah SMP, Pembangunan Perpustakaan Sekolah SMP,
Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitary SMP, Rehabilitasi Sedang / Berat
Sarana Bersih dan Sanitary SMP, Rehabilitasi Sedang / Berat Perpustakaan
Sekolah SMP, Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang Guru Sekolah SMP.
Alokasi DAK bidang pendidikan pada jenjang SD dan SMP Tahun 2019
adalah Rp. 23.939.996.200,-. Dana yang sudah terserap hingga akhir tahun
Anggaran 2019 adalah Rp. 22.806.993.149,- atau 98,88%.
Hal. 79
Program Subsidi Guru Tahun 2019 berupa Tunjangan Profesi, Tambahan
Penghasilan bagi guru PNSD, Tunjangan Khusus, yang dananya berasal dari dana
transfer pusat ke daerah.
Dana Tunjangan Profesi Tahun 2019 bagi guru dan pengawas yang telah
lulus sertifikasi yang berasal dari APBN melalui mekanisme transfer daerah
dialokasikan sebesar Rp. 61.557.899.440 ( Enam Puluh Satu Milyar Lima Ratus
Lima Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Empat
Ratus Empat Puluh Rupiah ) ,- dan Silpa tahun 2018 sebesar Rp.
18.990.857.960,-. Tunjangan profesi dibayarkan secara Triwulan dengan serapan
hingga akhir Desember 2019 (Triwulan IV) ditambah pembayaran Carry Over (Co)
sebesar Rp. 80.548.133.060,- atau 82,31%, sisa anggaran tahun 2019 Rp.
624.340,-Selain melalui mekanisme transfer daerah, bagi sebagian guru PNS dan
guru non PNS serta guru SLB yang berjumlah 99 orang, dananya dibayarkan
melalui dana APBN dengan mekanisme transfer langsung dari pusat (Direktorat
PAUD, SD dan SMP ) langsung ke masing-masing rekening guru.
Dana tambahan penghasilan bagi guru PNSD yang belum lulus sertifikasi
yang berasal dari APBN dialokasikan sebesar Rp. 250.000/bulan,- atau total
untuk tahun 2019 sebesar Rp. 679.250.000,-. Tunjangan tersebut telah
dibayarkan dari Triwulan pertama (Januari – Maret) Sebesar Rp. 170.000.000,-
Triwulan Kedua (April – Juni) sebesar Rp. 170.250.000,- Triwulan Ketiga (Juli –
September) sebesar Rp. 168.750.000,- hingga Triwulan IV (Oktober-Desember)
sebesar Rp. 170.250.000,- bagi 224 orang guru PNSD.
Hal. 80
peningkatan jumlah penduduk. Pada tahun 2014, PDRB per kapita Bantaeng
sebesar Rp.27,23 juta dan meningkat dalam waktu tiga tahun mencapai Rp.37,46
juta.
Dalam mencapai sasaran meningkatnya pemerataan pendapatan
masyarakat, telah ditetapkan indikator sasaran yaitu Indikator Kinerja (IKU)
Pengeluaran Perkapita. Pengeluaran rata-rata perkapita adalah biaya yang
dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan baik
yang berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi sendiri dibagi dengan
banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut.
Adapun pencapaian kinerja sasaran pengeluaran perkapita tahun 2019
dapat dilihat sebagaimana pada tabel tersebut di bawah ini :
Tabel 3.14
Evaluasi Pencapaian Sasaran 2
TARGET REALISASI
NO INDIKATOR SASARAN CAPAIAN KINERJA (%)
2019 2019
1 2 7 8 9
Hal. 81
Ketiadaan pekerjaan itu menurut BPS bisa karena sedang mencari
pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan, serta telah diterima bekerja, namun belum mulai bekerja. TPT bisa
digunakan untuk memantau serta mengevaluasi perkembangan angka
pengangguran.
Dari sasaran meningkatkan lapangan pekerjaan yang berorientasi pada
wira usaha baru, ditetapkan 2 indikator pendukung pencapaian sasaran. Adapun
indikator dimaksud adalah tingkat pengangguran dan jumlah wira usaha
baru. Pencapaian sasaran ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.15
Evaluasi Pencapaian Sasaran 3
TAHUN 2019
CAPAIAN
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 3.16
Capaian Kinerja Bidang Ketenagakerjaan
Hal. 82
Pelatihan kerja yang dilaksanakan merupakan salah satu jalur untuk
meningkatkan kualitas serta mengembangkan karir tenaga kerja. Pelatihan kerja
merupakan salah satu dari tiga pilar utama peningkatan kualitas tenaga kerja,
yaitu : standar kompetensi kerja, pelatihan berbasis kompetensi serta sertifikasi
kompetensi oleh lembaga yang independen. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh
pelatihan kerja pada tahun 2019 sebanyak 356 orang atau capaian sebesar
89,00% dari jumlah yang ditargetkan sebanyak 400 orang.
a) Meningkatnya kesempatan kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam
kemajuan kesejahteraan suatu daerah. Jika terdapat kesempatan kerja yang
tinggi, maka tenaga kerja dapat menyejahterakan dirinya. Banyaknya tenaga
kerja tanpa diimbangi dengan kesempatan kerja yang memadai hanya akan
menimbulkan masalah dan menjadi beban bagi suatu daerah. Persentase
tingkat kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk berumur 15
tahun ke atas yang bekerja dibagi dengan jumlah angkatan kerja dikali 100%.
Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja pada tahun 2018
sebanyak 98.947 orang dan jumlah angkatan kerja sebanyak 199.103 orang.
b) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk usia kerja
yang sudah bekerja atau masih mencari pekerjaan terhadap penduduk usia
kerja. Berdasarkan data dari BPS tahun 2019, tingkat partisipasi angkatan
kerja perempuan sebesar 66,47%. Dari TPAK ini dapat dijadikan indikator
sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memberikan ruang bagi
partisipasi kesetaraan gender dan peluang kerja bagi perempuan. Serta dapat
terlihat pula seberapa besar motivasi perempuan untuk bekerja.
Realisasi
Realisasi Realisasi Tahun Realisasi Tahun Realisai Tahun
No Indikator Kinerja Satuan Tahun
Tahun 2016 2017 2018 2019
2015
Jumlah tenaga kerja yang
1. Persen 100 100 100 86,86 89,00
memperoleh pelatihan kerja
Hal. 83
Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase rata-rata capaian ketiga
indikator, rata-rata capaian tertinggi terjadi pada 2019 dan yang terendah pada
tahun 2018 sebagaimana tergambar pada grafik berikut :
Grafik 3.2
Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Indikator 1
100
98
96
94
92
90
88
86
84
82
80
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Grafik 3.3
Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Indikator 2
Hal. 84
Perbandingan realisasi capaian indikator
"MENINGKATNYA KESEMPATAN KERJA"
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Grafik 3.4
Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Indikator 3
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Hal. 85
- Pelatihan komputer basis perusahaan yang diikuti oleh 40 orang peserta
- Pelatihan berbasis kompetensi yang dilaksanakan di atas kerjasama Pemerintah
Kabupaten Bantaeng dengan BBLK Bekasi diikuti oleh 26 orang peserta.
- Pelatihan padat karya infrastruktur dan Tenaga Kerja Mandiri diikuti oleh 356
tenaga kerja
- Pelatihan berbasis kompetensi di BLK Bantaeng sebanyak 352 peserta.
- Capacity Building Tenaga Kerja Industri Smelter pada Bidang Furnace di
Kendari yang diikuti oleh 32 orang calon tenaga kerja Industri Smelter
Dari beberapa pelatihan yang dilaksanakan di atas memberikan dampak
positif berupa peningkatan persentase jumlah calon tenaga kerja dan tenaga kerja
yang mendapatkan pelatihan kerja selama tahun 2018 dibandingkan dengan
tahun sebelumnya meskipun belum mencapai 100%. Selain pelatihan, para
peserta pelatihan padat karya infrastruktur dan Tenaga Kerja Mandiri juga
diberikan bantuan berupa peralatan penunjang kerja.
a) Adanya perusahaan smelter yang beroperasi di Kabupaten Bantaeng menjadi
salah satu penyebab meningkatnya kesempatan kerja di Kabupaten Bantaeng.
Pada bulan Mei dan Juni tahun 2019 dilaksanakan Capacity Building Tenaga
Kerja Industri Smelter pada Bidang Furnace di Kendari yang diikuti oleh 32
orang calon tenaga kerja Industri Smelter. Beberapa perusahaan, swalayan
dan minimarket, instansi swasta dan pemerintah juga banyak membuka
penerimaan tenaga kerja/pegawai selama kurun waktu tahun 2018.
Selain itu, penyebarluasan dan kemudahan akses informasi bursa tenaga kerja
bagi para pencari kerja juga menjadi penyebab peningkatan kesempatan kerja.
b) Berdasarkan data BPS tahun 2019, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki
lebih tinggi dari perempuan yaitu 90,16% berbanding 66,47%. Hal ini
disebabkan pada umumnya perempuan lebih memilih untuk menjadi ibu
rumah tangga daripada menjadi seorang pekerja di luar. Selain itu mereka juga
kebanyakan lebih memilih melanjutkan pendidikan.
Adapun program yang menunjang pencapaian kinerja sasaran tersebut
adalah :
a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan
kegiatan antara lain :
- Pendidikan dan Pelatihan ketramplan Bagi Pencari Kerja
- Pelatihan komputer basis perusahaan yang diikuti oleh 40 orang peserta.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan calon tenaga kerja yang terampil
mengoperasikan komputer.
Hal. 86
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan kegiatan antara lain :
- Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja
Penyediaan informasi bursa tenaga kerja dan pelayanan pembuatan kartu
pencari kerja kerja / kartu kuning (AK.1) bagi masyarakat pencari kerja.
Informasi bursa tenaga kerja disebarluaskan melalui berbagai media yang
mudah diakses oleh masyarakat. Selain informasi kerja, informasi yang
disebarluaskan juga ada yang dalam bentuk magang atau pelatihan. Untuk
kartu kuning (AK.1), jumlah pemohon pembuatan kartu kuning (AK.1) dari
bulan Januari s/d Desember 2019 mencapai 252 orang dengan jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat usia yang berbeda-beda.
Tabel 3.18
Evaluasi Pencapaian Sasaran 4
TAHUN 2019
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET REALISASI KINERJA
STRATEGIS
(%)
Hal. 87
1 2 3 4 5 6 7
4 Meningkatnya Daya
Saing Investasi 1 Nilai Investasi Trilyun 2.50 1,00 40,0%
Daerah
Indikator
No Sasaran Strategis Satuan Target Realisasi Capaian
Kinerja
1.
Meningkatnya Jumlah realisasi
Rp 100 Milyar 179.968.038.22 180 %
realisasi pelayanan investasi PMDN
penanaman modal
yang berorientasi
pada pembinaan,
Jumlah realisasi
pengawasan dan Rp 900 Milyar 586.132.101.369 65,1 %
investasi PMA
pemantauan
Rata-rata capaian
Hal. 88
yang terdiri dari beberapa sektor, dan telah mengeluarkan sebanyak 1441 lembar
izin yang terbit dan 287 lembar non perizinan yang terbit.
Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan peningkatan realisasi
PMDN di Kabupaten Bantaeng pada tahun 2019, antara lain:
1. Terbitnya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Penanaman Modal
yang diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang semakin kondusif,
dimana sinergitas pelayanan penanaman modal dapat diwujudkan sehingga
mampu meningkatkan penyerapan investasi di Kabupaten Bantaeng.
2. Terbitnya Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan tentang Rencana Umum
Penanaman Modal (RUPM) BKPMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2014–2025 serta naskah akademik RUPM Tahun 2014–2025 yang merupakan
pedoman/acuan dalam membuat perencanan jangka panjang baik BKPMD
sendiri maupun intansi penanaman modal kabupaten / kota dan BKPM RI
dalam perencanaan investasi kurun waktu 2014–2025.
3. Keikutsertaan dalam event pameran promosi investasi yang dilaksanakan di
dalam negeri mampu menarik minat banyak calon investor untuk berinvestasi,
baik pada sektor infrastruktur, industri hasil pertanian, industri hasil
perikanan dan juga pertambangan.
4. Pro aktifnya Bidang Pengendalian dan Pengawasan dalam menjemput Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan segera menangani setiap
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan PMDN dan PMA.
5. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh calon investor mengenai potensi
dan peluang investasi di Kabupaten Bantaeng.
Faktor yang menyebabkan kurangnya minat Penanaman Modal Asing di
Kabupaten Bantaeng adalah karena untuk keluarnya izin Penanaman Modal Asing
masih menjadi kewenangan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat di
Jakarta, sedangkan DPMPTSP Kabupaten Bantaeng sebatas berfungsi untuk
memfasilitasi.
Penyerapan anggaran belanja langsung pada Tahun 2019 sebesar 99,49%
dari total anggaran yang dialokasikan. Jika dilihat dari realisasi anggaran per
sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada program/kegiatan di sasaran
Meningkatnya realisasi pelayanan Penanaman modal yang berorientasi pada
pembinaan, pengawasan dan pemantauan 99,95%. Sedangkan penyerapan terkecil
pada program/kegiatan di sasaran Peningkatan kualitas pelayanan perizinan yang
terpadu 99,81%.
Hal. 89
Efisiensi anggaran menunjukkan bagaimana sasaran dengan indikator
yang dirumuskan telah berhasil dicapai dengan memanfaatkan sumber daya/input
tertentu. Semakin tinggi jumlah sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai
keluaran tertentu, maka efisiensinya akan semakin rendah. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah sumber daya yang dihabiskan untuk mencapai
sasaran, maka efisiensi anggarannya akan semakin tinggi.
Pencapaian kinerja dan anggaran pada Tahun 2019 secara umum
menunjukkan tingkat efisiensi anggaran yang sangat tinggi.Hal ini bisa dilihat
bahwa mayoritas dari seluruh sasaran menunjukkan realisasi anggarannya lebih
kecil daripada realisasi kinerjanya. Ini bisa bermakna bahwa secara umum,
pencapaian kinerja dari aspek program telah dicapai dengan cara yang efisien
karena realiasi anggarannya lebih kecil daripada yang ditargetkan dan juga lebih
kecil daripada realisasi capaian kinerjanya.Memang terdapat sasaran yang
realisasi kinerjanya lebih rendah daripada realisasi anggarannya, seperti sasaran
Meningkatnya realisasi pelayanan penanaman modal yang berorientasi pada
pembinaan, pengawasan dan pemantauanyang realisasi anggarannya mencapai
99,99% namun realisasi kinerjanya baru mencapai %. Untuk sasaran semacam
ini, perlu mengkaji lebih jauh faktor apa sajakah yang menyumbang kepada
situasi di atas, seperti menguji seberapa baik koordinasi dan sinergi dengan
stakeholder terkait untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Juga
mengidentifikasi, bagaimana membuat efisiensi anggaran bisa ditingkatkan
menjadi lebih baik.
Hal. 90
belum merata secara baik yang terlihat pada tingginya angka indeks gini sebesar
0,422 pada tahun 2017.
Gambar 3.1
Indeks Gini Kabupaten Bantaeng Tahun 2015-2017
0.44
0.44
0.43
0.42 0.42
0.41
0.4
0.39
0.38 0.38
0.37
0.36
0.35
2015 2016 2017
Sumber Data : BPS Kabupaten Bantaeng, 2019
Tabel 3.20
Evaluasi Pencapaian Sasaran 5
TAHUN 2019
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET REALISASI KINERJA
STRATEGIS
(%)
1 2 3 4 5 6 7
5 Menurunnya
ketimpangan 1 Indeks Gini % 0.414 0.420 98,57%
pembangunan
wilayah
Rata-Rata Tingkat Pencapaian 98,57%
Gambar 3.2
Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender
Kabupaten Bantaeng Tahun 2011-2015
100
96.24 96.56 96.62 96.86 96.38
95
90
85
80
75 78.41 79.24
74.73 74.50 75.69
70
2011 2012 2013 2014 2015
IPG IDG
Sumber Data : Kementerian PP dan PA tahun 2019
Gambar 3.3
Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan Dan Anak
Dari Tindakan Kekerasan
Kabupaten Bantaeng Tahun 2013-2017
Hal. 92
30
25 26
22
20
15 15
10 11
5
3
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber Data : PP-PA tahun 2019
Jika menilik pada kasus terkait perlindungan perempuan dan anak dari tindak
kekerasan, maka terlihat fluktuasi kasus di setiap tahunnya hingga sebesar 15
kasus pada tahun 2017
Tabel 3.21
Evaluasi Pencapaian Sasaran 6
TAHUN 2019
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET REALISASI KINERJA
STRATEGIS
(%)
1 2 3 4 5 6 7
6 Meningkatnya
Pemberdayaan Indeks Pemberdayaan Indeks 82,77 80,00 96.65
1
Perempuan di dalam Gender
pembangunan
Hal. 93
Gambar 3.4
Angka Harapan Hidup
Kabupaten Bantaeng Tahun 2013-2017
69.90
69.84
69.77
69.68
69.65
Tabel 3.22
Evaluasi Pencapaian Sasaran 7
TAHUN 2019
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET REALISASI KINERJA
STRATEGIS
(%)
1 2 3 4 5 6 7
Meningkatnya
Kualitas Derajat
7 1 Usia Harapan Hidup Tahun 70,68 69.00 97.62
Kesehatan
Tabel 3.23
Pencapaian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2019
Hal. 94
TINGKAT
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
Hal. 95
Cakupan kunjungan ibu hamil
98 92,72 94,61
Meningkatnya Meningkatnya K4
pelayanan pelayanan
Cakupan pertolongan persalinan
kesehatan kesehatan ibu
oleh tenaga kesehatan yang 92 90,14 97,9
berdasarkan dan anak
memiliki kompetensi kebidanan
zonasi wilayah
untuk Cakupan pelayanan nifas 96 82,95 86,40
peningkatan
layanan Cakupan neonatus dengan
92 100 108
kesehatan ibu komplikasi yang ditangani
dan anak serta
gizi Cakupan kunjungan bayi 96 112,06 116
Cakupan Pelayanan anak balita 96 55,42 57,72
Cakupan peserta KB aktif 88 88,47 100
Cakupan kunjungan ibu hamil
98 103,54 105
K1
Cakupan kunjungan neonatus
92 99,27 107
lengkap
Cakupan KB pasca salin 88 35,76 42,90
Pemberantasan Cakupan Desa/ kelurahan
dan Universal Child 100 73,1 73,1
Pencegahan Immunization (UCI)
Penyakit
Penemuan AFP (Accute Flaccid
Paralysis) Rate per 100.000 100 100,00 100,00
penduduk < 15 tahun
Hal. 96
kesehatan gigi Cakupan penjaringan kesehatan
dan mulut 100 63,91 63,91
siswa SMP setingkat
Cakupan penjaringan kesehatan 45,10
100 45,10
siswa SMA setingkat
Cakupan pembinaan kelompok
92 83,33
lanjut usia
Optimalisasi Fasilitas Cakupan persalinan di fasilitas
sarana dan pelayanan yang 92 99,40 108
kesehatan
prasarana sesuai standar
kesehatan Capaian pembuatan profil
100 100,00 100,00
kesehatan puskesmas
Sarana pelayanan kesehatan
100 92 92
yang terakreditasi
Mewujujudkan Peningkatan Cakupan Desa Siaga aktif 92 100 100,00
pola hidup kesehatan
bersih dan lingkungan Persentase rumah yang
60 71,89 119
sehat berbasis memenuhi syarat kesehatan
pemberdayaan Persentase air minum yang
sebagai upaya 86 86,15 100
memenuhi syarat kesehatan
preventif
dibidang
Persentase air bersih yang
kesehatan 86 77,9 90,5
memenuhi syarat kesehatan
Persentase keluarga
64 74,5 116
menggunakan jamban sehat
Persentase Desa SBS 34 100 100,00
Persentase cakupan tempat-
tempat umum (TTU) yang 68 67,9 99,8
memenuhi syarat kesehatan
Persentase cakupan Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM)
68 39,66 58,32
yang memenuhi syarat
kesehatan
Peningkatan Cakupan Desa Siaga aktif 92 100 100
Promosi
Kesehatan Cakupan rumah tangga PHBS 70 71,01 71,01
Tabel 3.24
Perbandingan Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 s/d 2019
SASARAN
INDIKATOR KINERJA 2016 2017 2018 2019
STRATEGIS
Hal. 97
Cakupan kunjungan ibu
90,4 94 88,76 92,72
hamil K4
Meningkatnya Cakupan pertolongan
pelayanan persalinan oleh tenaga
kesehatan ibu 102 109,22 95,78 90,14
Meningkatnya kesehatan yang memiliki
dan anak kompetensi kebidanan
pelayanan
kesehatan Cakupan pelayanan nifas 91,84 98,7 95,78 82,95
berdasarkan
zonasi wilayah
Cakupan kunjungan bayi 109,2 107,67 96,67 112,05
untuk
peningkatan Cakupan Pelayanan anak
99,7 99,5 85,67 55,42
layanan balita
kesehatan ibu Cakupan peserta KB aktif 72,73 82,5 74,16 88,47
dan anak serta Cakupan kunjungan ibu
gizi 95,85 100 96,77 103,54
hamil K1
Cakupan kunjungan
99,4 96,8 90,56 99,27
neonatus lengkap
Cakupan KB pasca salin 35,77 35,76
Cakupan
Desa/kelurahan Universal 95,5 98,5 100 73,1
Child Immunization (UCI)
Pemberantasan Penemuan AFP (Accute
dan Pencegahan Flaccid Paralysis) Rate per
Penyakit 100 100 100 100
100.000 penduduk < 15
tahun
Penemuan dan penanganan
100,0 100 100 100
penderita pneumonia balita
Penemuan dan penanganan
88,4 110,5 100 100
pasien baru TB BTA positif
Penemuan dan penanganan
100,0 100 100 100
penderita DBD
Penemuan dan penanganan
100,0 100 100 100
penderita diare
Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat 100,0 100 100 100
miskin
Meningkatnya Pemberantasan Cakupan desa/kelurahan
pelayanan dan Pencegahan mengalami KLB yang
kesehatan Penyakit 100,0 100 100 100
dilakukan penyelidikan
berdasarkan epidemiologi < 24 jam
zonasi wilayah Peningkatan
untuk Cakupan pemantauan
status Gizi 100,0 100 100 1000
peningkatan pertumbuhan balita BGM
masyarakat
layanan Cakupan pemberian ASI
65,2 65,9 70,17 65,25
kesehatan ibu eksklusif 0-6 bulan
dan anak serta Cakupan pemberian kapsul
gizi
vitamin A dosis tinggi pada 94,0 94,1 94 95,26
bayi usia 6-11 bulan
Cakupan pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada 93,9 94,81 94,7 95
balita usia 6-59 bulan
Hal. 98
dan mulut Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SMP 77,11 63,91
setingkat
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SMA 74,82 45,10
setingkat
Cakupan pembinaan
35,1 87,93 83,33
kelompok lanjut usia
Optimalisasi Fasilitas
Cakupan persalinan di
sarana dan pelayanan yang 88,77 99,40
fasilitas kesehatan
prasarana sesuai standar
kesehatan
Capaian pembuatan profil
100,0 100 100 100
kesehatan puskesmas
Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan beberapa tahun terakhir,
maka secara umum rata-rata capaian kinerja pada sasaran Meningkatnya
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Serta Gizi ini mengalami peningkatan.
Tabel 3.25
Perbandingan target kinerja dengan RPJM tahun 2019
CAPAIAN % (2019)
SASARAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS REALISASI KINERJA
RENSTRA
Meningkatnya Meningkatnya Cakupan kunjungan ibu hamil
92,72 98 95
pelayanan pelayanan K4
Hal. 99
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan ibu 90,14 92 98
kesehatan yang memiliki
dan anak kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan nifas 82,95 96 86
Cakupan neonatus dengan
kesehatan 100 92 108
berdasarkan komplikasi yang ditangani
zonasi wilayah
Cakupan kunjungan bayi 112,06 96 116
untuk
peningkatan Cakupan Pelayanan anak
layanan 55,42 96 58
balita
kesehatan ibu
dan anak serta Cakupan peserta KB aktif 88,47 88 100
gizi
Cakupan kunjungan ibu hamil
103,54 98 105
K1
Cakupan kunjungan neonatus
99,27 92 107
lengkap
Cakupan KB pasca salin 35,76 88 41
Pemberantasan
Cakupan Desa/ Kelurahan
dan Pencegahan 73
Universal Child Immunization 73,1 100,0
Penyakit
(UCI)
Penemuan AFP (Accute Flaccid
Paralysis) Rate per 100.000 100 100,0 100
penduduk < 15 tahun
Penemuan dan penanganan
100 100,0 100
penderita pneumonia balita
Penemuan dan penanganan
100 100,0 100
pasien baru TB BTA positif
Penemuan dan penanganan
100 100,0 100
penderita DBD
Penemuan dan penanganan
100 100,0 100
penderita diare
Cakupan pelayanan kesehatan
100 100,0 100
dasar masyarakat miskin
Meningkatnya Pemberantasan Cakupan desa/kelurahan
pelayanan dan Pencegahan mengalami KLB yang
kesehatan Penyakit 100 100,0 100
dilakukan penyelidikan
berdasarkan epidemiologi < 24 jam
zonasi wilayah
untuk Peningkatan
Cakupan pemantauan
peningkatan status Gizi 100 92,0 109
pertumbuhan balita BGM
layanan masyarakat
kesehatan ibu Cakupan pemberian ASI
dan anak serta 65,25 47,0 138
eksklusif 0-6 bulan
gizi
Cakupan pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada 95,26 87,0 109
bayi usia 6-11 bulan
Cakupan pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada 95,1 87,0 109
balita usia 6-59 bulan
Hal. 100
Peningkatan
Cakupan penjaringan
pelayanan 59,67 100,0 59,67
kesehatan siswa SD
kesehatan gigi
dan mulut Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SMP 63,91 100,0 63,91
setingkat
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SMA 45,10 100,0 45,10
setingkat
Cakupan pembinaan
83,33 92,0 91
kelompok lanjut usia
Optimalisasi Fasilitas Cakupan persalinan di
sarana dan pelayanan yang 99,40 92,0 108
fasilitas kesehatan
prasarana sesuai standar
kesehatan Capaian pembuatan profil
100 100,0 100
kesehatan puskesmas
Sarana pelayanan kesehatan
92 100,0 92
yang terakreditasi
Mewujujudkan Peningkatan Cakupan Desa Siaga aktif 100 92,0 109
pola hidup kesehatan
bersih dan lingkungan Persentase rumah yang
71,89 60,0 119
sehat berbasis memenuhi syarat kesehatan
pemberdayaan Persentase air minum yang
sebagai upaya 86,15 86,0 100
memenuhi syarat kesehatan
preventif
dibidang Persentase air bersih yang
77,9 86,0 91
kesehatan memenuhi syarat kesehatan
Persentase keluarga
74,5 64,0 116
menggunakan jamban sehat
Persentase Desa SBS 100 34,0 136
Persentase cakupan tempat-
tempat umum (TTU) yang 67,9 68,0 99
memenuhi syarat kesehatan
Persentase cakupan Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM)
39,66 68,0 58
yang memenuhi syarat
kesehatan
Peningkatan Cakupan Desa Siaga aktif 100 92,0 109
Promosi
Kesehatan
Cakupan rumah tangga PHBS 71,01 70,0 101
Hal. 101
kuratif, Brigade Siaga Bencana /PSC untuk melayani rujukan dan Emergency,
serta kerjasama dengan SKPD lain seperti program Pansimas yang mempunyai
pegaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan di Kabupaten Bantaeng
Dalam Beberapa tahun terakhir Dinas kesehatan melaksanakan beberapa
kegiatan fisik untuk peningkatan sarana dan prasarana kesehatan sesuai dengan
anggaran yang tersedia, sebagai berikut :
Hal. 102
Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran
peningkatan akses pelayanan kesehatan ini adalah sebanyak 1 sasaran yaitu
Meningkatnya pelayanan kesehatan berdasarkan zonasi wilayah untuk
peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak serta gizi,sedangkan untuk
pencapaian sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan yaitu Optimalisasi sarana
dan prasarana, dan untuk pencapaian sasaran Meningkatkan sanitasi
dasar,lingkungan sehat dan perilaku hidup sehat dimasyarakat yaitu
Mewujudkan Pola Hidup Bersih dan Sehat Berbasis Pemberdayaan Sebagai upaya
preventive di bidang kesehatan
Dalam mengukur Peningkatan Pelayanan kesehatan berdasarkan zonasi
wilayah untuk peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak serta gizi, dapat
dianalisis sebagai berikut;,
1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak, Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompotensi kebidanan,
Cakupan kunjungan ibu hamil (K4), Cakupan kunjungan bayi, Cakupan balita
gizi buruk mendapatkan perawatan, telah berhasil memenuhi target
sedangkan untuk Cakupan pelayan Balita,Cakupan Pelayanan Kesehatan
Pendidikan dasa dan Pelayanan Kesehatan Produktif serta cakupan KB pasca
salin 35,76 % masih dibawah targe.
2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar, Persentase Masyarakat Miskin yang
mendapat pelayanan kesehatan, Persentase Sarana Kesehatan dengan
kemampuan Pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat,
terealisasi 100% dari target renstra
3. Pencegahan & Pemberantasan Penyakit , Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit dan penemuan pasien TB BTA Positif, Cakupan penemuan
dan penanganan penderita DBD yang ditangani, Persentase penanganan
desa/kel yang mengalami KLB<24 jam, Cakupan balita dengan pneumonia
yang ditangani, Persentase penderita kusta yang selesai berobat, dan
penganganan penderita HIV-AIDS, rata-rata terealisasi 100% dari target.
4. Untuk Peningkatan status gizi masyarakat, Cakupan balita mendapat kapsul
vitamin A sebanyak 2 kali pertahun, , sudah teralisasi 100% dari target renstra
Hal. 103
2. Peningkatan capaian pembuatan profil kesehatan sudah mencapai 100 %
Hasil pengukuran sasaran kesehatan untuk Mewujudkan pola hidup bersih
dan sehat berbasis pemberdayaan sebagai upaya preventif di bidang kesehatan
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Presentasi cakupan desa siaga,persentase rumah yang memenuhi syarat
kesehatan,persentase air minum,jamban sehat, sudah mencapai target.
2. Peningkatan Promosi kesehatan melalui cakupan rumah tangga ber PHBS
sudah mencapai 71 % dari taget 70 %. .
Beberapa permasalahan yang terjadi dalam rangka pelayanan kesehatan
khususnya mewujudkan pola hidup bersih dan sehat berbasis pemberdayaan
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Balita ,Pelayanan Kesehatan Usia Produktif masih
tidakmencapai target disebabkan tingkat pemahaman masyarakat masih kurang
dalam hal pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan.
2. Tempat Pengelolaan Makanan yang Memenuhi syarat Kesehatan tidak
mencapai target renstra, disebabkan belum optimalnya penerapan regulasi
tentang Laik sehat bagi tempat penjual makanan.
3. Cakupan KB pasca Salin tidak mencapai disebabkan pencatatan dan pelaporan
yang kurang baik
4. Pelayanan kesehatan gigi, mulut serta kesehatan prasekolah dan remaja, dan
murid SD/MI yang mendapat pemeriksaan gigi dan mulut belum mencapai
target realisasi Renstra.
Solusi:
1. Tempat Pengelolaan Makanan yang Memenuhi syarat Kesehatan
a. Penguatan Program
Sasaran kegiatan program adalah :
1. Penyehatan Tempat-Pengelolaan Makanan yang meliputi catering,kantin
sekolah , sarana pegelolaan Makanan lainnya.
2. Pembinaan saranan TPM .
b. Kegiatan
1. Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan
Penegakan Regulasi penerbitan sertifikat laik sehat
2. Sosialisasi kesehatan lingkungan di tempat Pengelolaan Makanan
3. Perbaikan kualitas sanitasi dasar meliputi sarana kualitas air dan
pembuangan limbah.
Hal. 104
4. Meningkatkan kerjasama lintas program, terutama untuk sarana
pendidikan melalui kegiatan UKS.
5. Penguatan Alokasi Sumber Pembiayaan Program
2. Cakupan KB pasca salin
Penguatan Program
Sasaran kegiatan program adalah :
1. Ibu melahirkan /nifas
2. Bidan praktek swasta
3. Dukungan Lintas Sektor
3. Pelayanan kesehatann gigi, mulut serta kesehatan prasekolah dan remaja, dan
murid SD/MI yang mendapat pemeriksaan gigi dan mulut
a. Penguatan Program
Sasaran kegiatan program adalah :
1. Institusi Sekolah/Siswa
2. Petugas Kesehatan
3. Petugas UKS/UKGS/UKGMD
b. Kegiatan
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan Gigi di sekolah/Posyandu dengan
menentukan jadwal pelayanan
2. Pelatihan petugas UKS/UKGS/UKGMD
3. Mendorong terbentuknya Poskestren di setiap pondok pesantren
4. Penguatan Alokasi Sumber Pembiayaan Program
Penyerapan anggaran belanja langsung pada Tahun 2019 sebesar 94,49 %
dari total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp. 123.103.693.206.
Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, anggaran terbesar pada
program/kegiatan Masyarakat Miskin yang mendapat pelayanan kesehatan
Program penanggulangnan penyakit menular Sedangkan Anggaran terkecil pada
program/kegiatan penyuluhan pola standar hidup sehat .
Efisiensi anggaran menunjukkan bagaimana sasaran dengan indikator
yang dirumuskan telah berhasil dicapai dengan memanfaatkan sumber
daya/input tertentu. Semakin tinggi jumlah sumber daya yang dikeluarkan untuk
mencapai keluaran tertentu, maka efisiensinya akan semakin rendah. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah sumber daya yang dihabiskan untuk mencapai
sasaran, maka efisiensi anggarannya akan semakin tinggi.
Pencapaian kinerja dan anggaran pada Tahun 2019 secara umum
menunjukkan tingkat efisiensi anggaran yang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat
Hal. 105
bahwa mayoritas dari seluruh sasaran menunjukkan realisasi anggarannya lebih
kecil daripada realisasi kinerjanya. Ini bisa bermakna bahwa secara umum,
pencapaian kinerja dari aspek program telah dicapai dengan cara yang efisien
karena realiasi anggarannya lebih kecil daripada yang ditargetkan dan juga lebih
kecil daripada realisasi capaian kinerjanya.
Tabel 3.26
Evaluasi Pencapaian Sasaran
Meningkatkan Aksestabilitas Antar dan Inter Wilayah
1 2 3 4 5 6 7
8 Meningkatkan
Aksestabilitas Antar 1 Panjang Jalan Dalam Kondisi
Km 401.95 387,310 96,35
dan Inter Wilayah Baik
Hal. 106
Tabel 3.27
Capaian Kinerja Bidang Pekerjaan Umum
Tabel 3.28
Perbandingan Capaian Kinerja tahun sebelumnya
Capaian (%)
Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019
Persentase Panjang Jalan dan Jembatan dalam
1. 69 72 73 93
kondisi mantap
2. Kondisi Mantap/Baik Irigasi 80 81 80
Cakupan ketersediaan layanan air bersih/air
3. 80 86 100
minum masyarakat
Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan beberapa tahun terakhir,
maka secara umum rata-rata capaian kinerja pada sasaran Peningkatan Kapasitas
Jalan , Meningkatnya luas dan tingkat layanan jaringan irigasi dan rawa
melalui pembangunan, peningkatan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi dan rawa Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana
permukiman pedesaan dan perkotaan. Rata-rata capaian kinerja tahun 2019
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu dari 78,96 %
Hal. 107
pada tahun 2018 meningkat menjadi 88,25% pada tahun 2019 atau mengalami
peningkatan sebesar 9%.
Tebel 3.29
Perbandingan capaian Kinerja dengan kondisi kinerja target RPJMD
Hal. 109