Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH INDIVIDU

“Analisis Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K): Studi Kasus Calo
Rekrutmen Guru di Kabupaten Ponorogo”

Mata kuliah: Kapita Selekta Hukum Administrasi Negara B


Dosen Pengampu: Henny Juliani, S.H., M.H.

Disusun oleh :
Muhammad Ikhwanurrohiim Septenta
11000120130541

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1. Kronologi dan Penyeesaian Kasus Calo Rekrutmen Guru Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kontrak (P3K) di Kabupaten Ponorogo ................................................................ 6
2.2. Analisis Kasus Calo Guru Ponorogo menurut UU Aparatur Sipil Negara ..................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Birokrasi merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dengan pengelolaan negara.
Berbagai kelemahan yang dikandungnya menjadi tantangan yang tidak pernah berhenti
dicarikan jalan keluarnya. Tidak bisa dipungkiri, citra negatif birokrasi masih terlihat bahkan
melekat hingga saat ini. Hal tersebut tidak bisa dianggap remeh karena kinerja birokrasi yang
buruk dapat mempengaruhi berbagai aspek pembangunan. Bergaris lurus dengan
pembangunan, birokrasi juga memiliki keterkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat. 1

Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah yang berkuasa untuk mengembalikan


kepercayaan masyarakat melalui perbaikan dalam upaya reformasi birokrasinya. Reformasi
birokrasi dilaksanakan untuk mengubah berbagai hal dalam birokrasi untuk memenuhi harapan
publik. Salah satu perubahan mendasar menyangkut manajemen sumber daya manusia (SDM).
SDM dianggap sebagai salah satu faktor penting yang mendukung eksistensi birokrasi, namun
pada kenyataannya masih banyak permasalahan yang terkait, misalnya rendahnya kualifikasi
pegawai yang pada akhirnya berdampak pada buruknya kinerja birokrasi secara umum.

Dengan masalah ini jika sumber daya manusia birokrasi digarap secara serius,
reformasi manajemen sumber daya manusia harus menjadi agenda mendesak pemerintah untuk
mewujudkan birokrasi yang profesional dan akuntabel. UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) merupakan langkah awal bagi upaya reformasi SDM birokrasi. Secara
umum, hukum mengusahakan suatu sistem yang mampu mengoptimalkan potensi manusia
untuk mencapai tujuan birokrasi. Hal ini dilakukan dengan mendefinisikan kembali peran
manajemen SDM. Undang-undang tersebut menjabarkan berbagai subjek yang terkait dengan
pengelolaan sumber daya manusia di dalam birokrasi, baik yang berstatus PNS maupun sebagai
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pasal 6 UU tersebut menyebutkan bahwa pegawai ASN dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu pegawai PNS dengan status kepegawaian tetap dan pegawai PPPK dengan kontrak
kerja. Dengan demikian menjadi menarik untuk dibahas tentang status PPPK sebagai pegawai,
sebab keberadaannya perlu diimbangi dengan aturan yang secara tegas mengatur masa depan

1
Rike Anggun Artisa, 2015, “Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK): Review terhadap UU No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara”, Jurnal Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 06; No. 01, hlm.
33.

3
P3K. Apalagi dari tahun ke tahun keterbutuhan P3K mengalami peningkatan. Badan
Kepegawaian Negara (BKN) melaporkan, jumlah pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
(PPPK) di Indonesia sebanyak 363.934 orang pada 2022. Jumlahnya meningkat 619,90%
dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 50.553 orang.2 Jumlah PPPK diperkirakan
akan terus mengalami pertumbuhan karena adanya kebijakan rekrutmen PPPK yang cukup
signifikan dari tahun ke tahun.3

Selain permasalahan SDM yang kurang, ternyata dalam praktiknya banyak sekali
penyimpangaan terhadap pelaksanaan manajemen SDM. Sebagai contohnya terjadi di
Pangandaran yakni dugaan adanya pungutan liar saat Pelatihan Dasar CPNS, padahal
seharusnya seluruh biaya ditanggungkan dan dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten
Pangandaran.4 Selain mendapat intimidasi dari pejabat setempat, Husein rupanya juga tidak
menerima gaji hampir setahun setelah kembali ke Bandung dan meninggalkan pekerjaannya di
Pangandaran.5 Kemudian ada juga kasus Calo P3K di Ponorogo. Hal tersebut dikonfirmasi oleh
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Andy
Susetyo secara terbuka yang menyebutkan ada puluhan orang yang bermain dalam rekrutmen
P3K Pemkab Ponorogo.6

Beragam kasus terkait kepegawaian dan manajemen SDM P3K memberikan indikasi
bahwa dalam praktiknya ternyata masih banyak praktik maladministrasi yang dilakukan oleh
pejabat ASN terhadap masyarakat yang memiliki keinginan untuk mengabdi pada negara. Hal
tersebut menjadi menarik untuk dikaji mengingat pekerjaan sebagai ASN masih diminati oleh
sebagian besar masyarakat dan apabila tidak kunjung dibenahi maka akan menimbulkan
berbagai implikasi di masyarakat.

2
Ridhwan Mustajab, 2023, "Jumlah PPPK di Indonesia Mencapai 363.934 Orang pada 2022", URL:
https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/jumlah-pppk-di-indonesia-mencapai-363934-orang-pada-2022, Diakses
15 Mei 2023.
3
JPNN, 2022, “Data Terbaru Jumlah PNS Indonesia, Jumlah PPPK Sudah Sebegini, Wow”, URL: Data Terbaru
Jumlah PNS Indonesia, Jumlah PPPK Sudah Sebegini, Wow (jpnn.com), Diakses 15 Mei 2023.
4
Dina Karina, 2023, “Kronologi Husein PNS Pangandaran Laporkan Pungli, Diancam Dipecat hingga
Mengundurkan Diri”, URL: https://www.kompas.tv/article/405756/kronologi-husein-pns-pangandaran-laporkan-
pungli-diancam-dipecat-hingga-mengundurkan-diri, Diakses 15 Mei 2023.
5
Kumparan News, 2023, “Babak Baru Kasus Guru ASN yang Bongkar Pungli tapi Diintimidasi”, URL:
https://kumparan.com/kumparannews/babak-baru-kasus-guru-asn-yang-bongkar-pungli-tapi-diintimidasi-
20OLuBqPWiw/3, Diakses 15 Mei 2023.
6
Marhaban, 2022, “Kasus Calo P3K di Ponorogo Akhirnya Terbongkar”, URL:
https://timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/429285/kasus-calo-p3k-di-ponorogo-akhirnya-terbongkar, Diakses
15 Mei 2023.

4
1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat ditarik permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kronologi dan Penyelesaian Kasus Calo Rekrutmen Guru Pegawai


Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) di Kabupaten Ponorogo?
2. Bagaimana Analisis Kasus Calo Guru Ponorogo menurut UU Aparatur Sipil Negara?

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Kronologi dan Penyeesaian Kasus Calo Rekrutmen Guru Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kontrak (P3K) di Kabupaten Ponorogo

Orientasi penyelenggaraan pelayanan publik saat ini masih dominan pada kekuasaan.
Tidak bisa dipungkiri ketika para pejabat memiliki kecenderungan untuk memposisikan dirinya
sebagai penguasa daripada sebagai pelayan rakyat, maka birokrasi semakin jauh dari visinya
yakni memberikan pelayanan publik yang profesional dan berintegritas. Padahal daam
konstitusinya negara menjamin kesejahteraan hidup masyarakat sebagaimana disebutkan
dalam alinea keempat UUD NRI 1945 “...dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dapat diartikan negara bertanggung jawab melayani setiap
kebutuhan dasar dan hak yang melekat pada diri mereka secara profesional, transparan,
akuntabel, dan bertanggung jawab.

Permasalahan terkait dengan penyelewengan rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan


Perjanjian Kerja (P3K) masih marak terjadi di Indonesia. Salah satu kasusnya adalah kasus
calo dalam proses rekrutmen guru P3K di Kabupaten Ponorogo. Sebanyak 28 pejabat Pemkab
Ponorogo, satu pegawai swasta, dan satu pensiunan pejabat diduga terlibat dalam kasus
tersebut. Andi Susetyo, Direktur Badan Pembinaan Kepegawaian dan Kepegawaian
(BKPSDM) Ponorogo mengatakan, peristiwa itu terjadi awal Juli 2021. Saat itu ada pria
berhuruf D, pekerja swasta, di Kabupaten Jombang yang menyatakan dirinya sebagai anggota
Panitia Pemilihan Nasional (PANSELNAS). D kemudian menghubungi salah satu pejabat
eselon III berinisial S yang saat itu menjabat Kepala Dinas Tenaga Kerja Dindik Ponorogo
yang kini sudah pensiun.

Petugas S dan Dindik terus aktif mendorong pertemuan dengan para guru yang
berminat mendaftar pemilihan guru PPPK 2021. Dalam rapat tersebut, para guru yang terlibat
dalam pemilihan hingga D harus menitipkan ijazahnya sebagai jaminan. Selain itu, rapat
tersebut mengatakan jika para guru lulus ujian kompetitif PPPK, mereka harus membayar Rp70
juta per orang. Kasus ini mulai diketahui setelah banyak orang lulus ujian PPPK namun tidak
membayar seperti yang dijanjikan. Guru yang gagal bayar terancam surat penunjukan PPPK
akan dicabut jika tidak segera dilunasi. Berbagai pihak terlibat dalam masalah tersebut, Selain
28 ASN, ada pihak swasta dan pensiunan PNS yang turut andil dalam pencaloan ini. Sementara
peran PPPK dalam hal ini adalah merekrut staf dan membantu mengumpulkan sertifikat dan

6
uang untuk lulus ujian. Namun, PPPK tidak menyimpan uang tersebut karena langsung
diserahkan kepada D. Jumlah total uang yang dikumpulkan dan disimpan untuk D adalah
Rp600 juta dan jumlah setoran bervariasi antara Rp60 dan Rp70 juta per orang. Sedangkan 16
ijazah masih tertahan di D karena PPPK tidak menunaikan kewajibannya setelah lolos seleksi.
Dalam kasus ini, jumlah total korban adalah 27 orang.

Dalam kasus ini, Pemkab Ponorogo memutuskan untuk menghukum 28 ASN. Sanksi
yang berat berupa pemberhentian dari jabatan khususnya dikenakan kepada pegawai dengan
status Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kemudian untuk para Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja diberikan sanksi yang berbeda-beda. Sanksi sedang-berat dikenakan kepada 3
orang, sanksu sedang-sedang sebanyak 9 orang dan sedang-ringan sebanyak 15 orang. Pegawai
yang dikenakan sanksi berat menerima hukuman yakni dipotong gajinya sebesar 5% selama 12
bulan. Selain sanksi dikenakan Pemkab Ponorogo kepada para pegawainya, Pemkab
menginginkan D dan S yang terlibat juga harus diproses ke Polres Ponorogo.7

2.2. Analisis Kasus Calo Guru Ponorogo menurut UU Aparatur Sipil Negara

Budaya pungutan liar dengan modus menggunakan jasa calo, telah berurat akar dan
sulit diberantas seolah-olah ada pembiaran secara struktur, sistemik dan masif. Budaya ini
merusak tatanan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Oleh karena itu, perlu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Secara historis fenomena pungutan liar yakni,
menengok kebelakang sejarah bangsa Indonesia, bahwa pungutan liar adalah warisan nenek
moyang sejak zaman kerajaan dan masa penjajahan.

Kemudian di zaman kemerdekaan dan dewasa ini selalu menjadi topik pembicaraan
yang menarik oleh kalangan masyarakat tentang perilaku penyelenggara negara, namun tidak
seheboh peristiwa pidana lain seperti narkoba, korupsi, kolusi, nepostisme, sehingga jarang
diekspos dan diproses hukum. Sejarah korupsi di Indonesia terjadi sejak zaman Hindia
Belanda, Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. 8 Dengan demikian, hakikatnya budaya
korupsi atau calo ini sudah mengakar dan dinormalisasi oleh masyarakat dengan anggapan
bahwa “uang pelicin” merupakan sebuah keharusan dalam mengurus birokrasi.

7
Muhlis Al Alawi, 2022, "Kronologi Sindikat Calo PPPK Guru di Pemkab Ponorogo, Ada 27 Korban, 28 ASN
Diduga Terlibat", URL: https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/22/112523678/kronologi-sindikat-calo-
pppk-guru-di-pemkab-ponorogo-ada-27-korban-28-asn?page=all, Diakses 16 Mei 2023.
8
Tri Andrisman, Tindak Pidana Khusus Diluar KUHP, Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2010, hlm.37.

7
Calo digolongkan dalam klaster hukum pidana khusus (lex sepesialis) karena masuk
ranah hukum publik yang melibatkan penyelenggara negara. Upaya untuk memberantas
pungutan liar, jika terdapat unsur-unsur pidananya, baik penyidik kepolisian maupun kejaksaan
serta penyidik KPK dapat menjerat dengan pasal-pasal yang diatur dalam KUHP yakni: Pasal
368, 418, 423, serta Penyidik KPK menggunakan UU No.31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dan ditambah oleh UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, Pasal 12
huruf e. “Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang, memberikan sesuatu, membayar atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.”

Selain dalam konteks hukum pidana khusus, calo dapat pula ditelaah dengan UU No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Sudah menjadi keharusan bahwa ASN merupakan
profesi yang memiliki prinsip, salah satunya adalah integritas moral, sebagaimana disebutkan
pada Pasa 3 UU ASN huruf c. Calo merupakan tindakan yang tidak berintegritas dan tidak
akuntabel. Calon guru yang seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk mengisi posisi
P3K menjadi timpang kedudukannya dengan adanya sistem calo di Ponorogo.

Peran ASN yang seharusnya melayani masyarakat untuk mengakses pelayanan publik
dengan prima menjadi terdegradasi dengan maraknya budaya calo di berbagai instansi. Selain
sebagai pelayan masyarakat, sesuai dengan Pasal 12 UU ASN, “Pegawai ASN berperan
sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.” Namun seperti yang diketahui bahwa budaya calo merupakan bentuk
penyimpangan dan bagi siapapun yang melanggar maka berhak untuk diberikan sanksi
administratif.

Sanksi administratif untuk ASN diatur pua dalam Pasal 33 ayat (2) UU ASN dimana
sanksi dapat berupa:
a. peringatan;
b. teguran;
c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian
pembayaran;

8
d. hukuman disiplin untuk Pejabat yang Berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan; dan
e. sanksi untuk Pejabat Pembina Kepegawaian, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dikaitkan dengan Kasus Ponorogo, maka sudah tepat apabila Pemerintah Kabupaten
Ponorogo mengenakan sanksi administrasi pada para pegawainya dan sanksi pidana diserahkan
pada Polres setempat. Sesuai dengan ketentuan Pasal 33 ayat (2) UU ASN, maka sanksi yang
dikenakan sudah sesuai dengan koridor unsur pasal. Namun, sanksi dapat ditambah
sebagaimana Pasal 33 ayat (2) huruf c yaitu pengembali pembayaran kepada para korban yang
sudah terlanjur membayar kepada calo.

Dalam konteks mewujudkan good governance guna penyelenggaraan negara dan


pemerintahan yang bersih dari pungutan liar, diperlukan sebuah lembaga pengawas eksternal
yang berfungsi untuk melakukan pengawasan dan pencegahan pungutan liar modus calo.
Langkah-langkah represif melalui penegakan hukum seperti selama ini dilakukan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi, Kejaksaan dan Kepolisian dipandang tidak akan efektif tanpa upaya
pencegahan. Lembaga eksternal yang dimaksud adalah Ombusman Republik Indonesia.

Namun, walaupun sudah ada Ombudsman RI, lembaga ini masih memiliki beberapa
kendala dalam pelaksanaan pengawasan pelayanan publik. Pertama, masih adanya
rekomendasi Ombudsman RI yang tidak dilaksanakan oleh pihak yang dilaporkan karena
rekomendasi ombudsman tidak wajib untuk dilaksanakan. Kedua, absennya peraturan
pelaksanaan terkait dengan pelaksanaan rekomendasi Ombudsman dan sanksi yang harus
diterapkan apabila tidak melaksanakan rekomendasi. Ketiga, eksekusi sanksi oleh Pemerintah
terhadap pelanggaran pelayanan publik terutama kepada Kepala Daerah yang dilaporkan oleh
Ombudsman RI masih belum dilaksanakan secara maksimal.9 Dengan demikian solusi yang
ditawarkan adalah dengan memperkuat Ombudsman RI yang tidak hanya mengeluarkan
sanksi, tetapi juga dapat mengeluarkan sanksi yang legally binding bagi para pejabat.

9
Nabila Firstia Izzati, 2020, “Ombudsman Sebagai Lembaga Pengawas Pelayanan Publik di Indonesia”, SASI
Vo l . 26 No. 2, hlm. 186.

9
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Kasus calo rekrutmen guru P3K di Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu dari
sekian banyaknya kasus pungli di Indonesia. Budaya “uang pelicin” yang sudah mengakar pada
masyarakat perlu direformasi karena walaupun tidak merugikan negara secara langsung tetapi
memiliki efek jangka panjang yakni buruknya mentalitas para pegawai negeri. Pengenaan
sanksi administratif terhadap pegawai ASN dan sanksi pidana terhadap pegawai non-ASN
sudah tepat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Selain memberikan langkah
represif kepada para pegawai yang melakukan pelanggaran, diperlukan juga upaya preventif
yang dalam hal ini dilakukan oleh Ombudsman RI. Namun walaupun secara kelembaagaan
sudah ada, Ombudsman masih memiliki beberapa catatan yang mestinya segera diperkuat oleh
Pemerintah sehingga praktik calo dapat ditekan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alawi, Muhlis Al. 2022. "Kronologi Sindikat Calo PPPK Guru di Pemkab Ponorogo. Ada 27
Korban. 28 ASN Diduga Terlibat". URL:
https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/22/112523678/kronologi-sindikat-calo-
pppk-guru-di-pemkab-ponorogo-ada-27-korban-28-asn?page=all. Diakses 16 Mei 2023.

Andrisman, Tri. 2010. Tindak Pidana Khusus Diluar KUHP. Bandar Lampung: Universitas
Lampung.

Artisa, Rike Anggun. 2015. “Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK): Review
terhadap UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara”. Jurnal Pembangunan
dan Kebijakan Publik. Vol. 06; No. 01. hlm. 33-42

Izzati, Nabila Firstia. 2020. “Ombudsman Sebagai Lembaga Pengawas Pelayanan Publik di
Indonesia”. SASI Vo l . 26 No . 2. hlm. 176-187.

JPNN. 2022. “Data Terbaru Jumlah PNS Indonesia. Jumlah PPPK Sudah Sebegini. Wow”.
URL: Data Terbaru Jumlah PNS Indonesia. Jumlah PPPK Sudah Sebegini. Wow
(jpnn.com). Diakses 15 Mei 2023.

Karina, Dina. 2023. “Kronologi Husein PNS Pangandaran Laporkan Pungli. Diancam Dipecat
hingga Mengundurkan Diri”. URL: https://www.kompas.tv/article/405756/kronologi-
husein-pns-pangandaran-laporkan-pungli-diancam-dipecat-hingga-mengundurkan-diri.
Diakses 15 Mei 2023.

Kumparan News. 2023. “Babak Baru Kasus Guru ASN yang Bongkar Pungli tapi
Diintimidasi”. URL: https://kumparan.com/kumparannews/babak-baru-kasus-guru-asn-
yang-bongkar-pungli-tapi-diintimidasi-20OLuBqPWiw/3. Diakses 15 Mei 2023.

Marhaban. 2022. “Kasus Calo P3K di Ponorogo Akhirnya Terbongkar”. URL:


https://timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/429285/kasus-calo-p3k-di-ponorogo-
akhirnya-terbongkar. Diakses 15 Mei 2023.

Mustajab, Ridhwan. 2023. "Jumlah PPPK di Indonesia Mencapai 363.934 Orang pada 2022".
URL: https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/jumlah-pppk-di-indonesia-mencapai-
363934-orang-pada-2022. Diakses 15 Mei 2023.

11

Anda mungkin juga menyukai