Selain itu, Adi juga menyebutkan bahwa rencana flexible working arrangement (FWA) yang
tengah diwacanakan saat ini mendapat animo positif.
Ia sudah membicarakannya dengan ASN milenial dalam beberapa kesempatan. “Pas masuk
ke wacana itu, milenial senang,” imbuh dia.
Saat ini ia memperkirakan 20% dari total sekitar 4,3 juta ASN ialah milenial. Ia yakin target
50% bisa tercapai di 2024.
“Hanya pekerjaan-pekerjaan tertentu yang bisa dikerjakan secara fleksibel. Ada mekanisme,
yang penting output-nya terjaga,” kata Rudi.
https://mediaindonesia.com/read/detail/276293-pada-2024-ada-50-asn-milenial (Sabtu 07
Desember 2019, 23:25 WIB Pada 2024 Ada 50% ASN Milenial Akmal Fauzi | Politik dan
Hukum
Ia menambahkan, pegawai yang berhubungan dengan sektor pelayanan publik tetap harus
menyelesaikan pekerjaannya seperti biasa di kantor pelayanan.
“Pekerjaan fleksibel itu hanya diberikan kepada orang yang menunjukkan kinerja yang baik
dan juga ada pengaturan serta indikator penilaian kinerja juga sebagai kontrol
Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin perlu meniru bangsa Korea Selatan yang mampu
mewujudkan produktivitas yang tinggi buah dari reformasi birokrasi dengan cara
memakai metode telepresensi yang sebelumnya dilakukan rasionalisasi yakni
pemangkasan jumlah pegawai dan mengurangi organisasi.
Rasionalisasi birokrasi di Korsel sejak 1980 dipelopori oleh Presiden kelima Korsel
Chun Doo Wan. Rasionalisasi tersebut diatur dengan beberapa peraturan seperti
Civil Servants Ethics Act, Civil Servant Consciousness Reform Movement, Retired
Civil Servant Employment Control, Civil Servant Property Registration dan Civil
Servant Gifts Control.
Angka produktivitas di Korea Selatan ternyata hasil dari reformasi birokrasi yang
sebelumnya dilakukan pencetakan SDM unggul secara besar-besaran. Keberhasilan
Korsel sebaiknya menjadi pelajaran berharga bagi pemerintahan Jokowi periode
kedua untuk tidak ragu-ragu menjalankan program rasionalisasi ASN yang disertai
dengan kompensasi yang layak.
https://reaktor.co.id/pegawai-tak-perlu-ngantor-terapkan-metode-telepresensi/
1. Hari kerja bagi seluruh lembaga Pemerintah Tingkat Pusat dan Pemerintah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Raya ditetapkan lima hari kerja mulai hari Senin sampai
dengan hari Jumat.
2. Jumlah jam kerja efektif dalam lima hari kerja tersebut adalah 37,5 jam, dan
ditetapkan sebagai berikut:
– Hari Senin sampai dengan Hari Kamis: Jam 07.30 – 16.00. Waktu istirahat: Jam
12.00 – 13.00.
– Lembaga pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA).
Dalam peraturan ini, PNS di Kemenpan/RB yang terlambat masuk kerja diwajibkan
untuk mengganti waktu keterlambatan pada saat jam pulang kerja. Jadi setiap
keterlambatan dapat ditoleransi paling lama 30 menit, namun harus tetap diganti
selama 30 menit pada saat pulang pada hari keterlambatan. Contohnya, jika
seorang pegawai absen pukul 07.35, maka pegawai tersebut wajib pulang paling
cepat pukul 16.30 WIB, dan dalam satu bulan Kementerian hanya akan
memberikan waktu lima kali terlambat,. Sementara itu, Jam kerja PNS
Kemenpan/RB diatur dalam Pasal 3 ayat 1, yaitu Senin hingga Kamis pukul 07.30 –
16.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB. Pada Jumat, jam kerja
berlaku pukul 07.30 – 16.30 dengan jam istirahat pukul 11.30 – 13.00 WIB.
Menghadapi pola kerja yang berubah, maka sejak beberapa tahun belakangan,
perekrutan ASN pun menggunakan sistem computerized, sehingga, calon-calon
yang lolos seleksi ASN merupakan orang-orang yang melek teknologi. Meskipun
demikian, saat ini Indonesia menurut data Global Talent Competitiveness Index
2018 – GTCI 2018, berada pada peringkat 77 dari 119 negara.[9] Salah satu
kelemahannya karena mendapatkan skor kecil untuk indikator global knowledge
skills, khususnya penguasaan teknologi informasi (IT). Oleh karena itu, di masa
depan pegawai ASN yang melek teknologi bakal menjadi tulang punggung
pemerintahan, karena birokrasi yang berkelas dunia ditandai dengan ciri-ciri
berintegritas dan profesional, menguasai teknologi informasi, menguasai bahasa
asing, memiliki jiwa hospitality dan entrepreneurship, serta daya networking.[10]
Berbekal kemampuan ideal membentuk ASN yang handal dan berkelas dunia, maka
bekerja di rumah bagi ASN adalah bukan hal yang tidak mungkin. Jika kebijakan ini
akan dilaksanakan, maka tentunya prasarat pokok sebaiknya dipenuhi. Karena
pada hakekatnya, bekerja dari rumah harus didukung dengan bantuan teknologi
digital dan kapasitas/kapabilitas yang handal dari setiap individu ASN. Untuk itu
pemerintah harus lebih serius menyiapkan sistem sehingga bisa optimal diterapkan
dalam lima tahun ke depan. Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kemenpan/RB
memang sudah memberikan infografis soal ini terkait syarat-syarat seperti
tersedianya payung hukum/peraturan, tersedia aplikasi/virtual office, terkoneksi
internet, ada target kerja/produktifitas, dan ada standar operasi serta prosedur yang
jelas dan terarah.
Meski teknologi sudah canggih bukan berarti semua ASN bisa melakukan
pekerjaannya dari rumah, namun aspek-aspek pekerjaan yang berkaitan dengan
layanan publik tetap membutuhkan tatap muka dengan masyarakat. Dengan
demikian, pekerjaan itu harus tetap dilakukan di intansi terkait agar tidak merugikan
masyarakat. Namun tentunya hanya pekerjaan-pekerjaan tertentu saja yang
memungkinkan untuk ASN kerja di rumah, misalnya peneliti atau analis kebijakan.
[11]
VI. Penutup/Kesimpulan
Indonesi akan memperoleh bonus demografi (demographic dividend), dan untuk
menopang pekembangan kependudukan dan perkembangan teknologi informasi,
serta dalam membangun daya asing ASN, Pemerintah telah menyusun Grand
Design Pembangunan Smart ASN 2020-2024. Dalam Grand Design pembangunan
ASN 2020-2024 memuat arah kebijakan pada seluruh aspek manajemen ASN,
diantaranya perencanaan kebutuhan ASN, pengadaan CPNS dengan berorientasi
pada pencarian pada talenta terbaik melalui penilaian secara objektif, transparan,
akuntabel, serta bebas dari unsur KKN dan mampu mengikuti perkembangan
teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi merubah cara kerja ASN yang
biasa harus kerja di kantor memungkinkan untuk bekerja di rumah.
Ada prasyarat yang harus dipenuhi jika kebijakan ASN kerja di rumah, diantaranya :
[3] www.swa.co.id
[4] Proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 (Bapenas, BPS, United Nation
Population Fund, 2013).
[5] Deputi bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB, Op Cit.
[6] Kompas.com tanggal 21 Agustus 2019, dikutip jam 12:46 WIB.
[7] Indonesia Millennial Summit (IMS) 2019, Acara dengan tema “Shaping
Indonesia’s Future” dilangsungkan pada 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel
Kempinski Jakarta.
[8] Bhima Yudhistira, Peneliti INDEF, wawancara di IDN Times.
[9] Laporan GTCI 2018 ini merupakan tolok ukur tahunan komprehensif yang
mengukur bagaimana negara dan kota berkembang, serta upayanya dalam menarik
serta mengukur tingkat kepuasan para talent. Hal tersebut berguna sebagai bahan
referensi bagi para pengambil keputusan, untuk memahami gambar daya saing
global dari setiap talent yang ada di negara masing-masing. Serta sebagai tolok ukur
bagi institusi swasta dan pemerintah, dalam mengembangkan strategi untuk
meningkatkan daya saing SDM.
[12] Platform adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk menjalankan perangkat
sistem secara lunak. Dengan arti ini makan platform memberikan berbagai dapak
yang baik, sebagai pelengkap seseorang dalam menjalankan sistemasiasi
perangkatnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asman Abnur, Menpan/RB pada acara Presidential Lecture bagi CPNS yang
bertajuk ‘Bersatu Dalam Harmoni : Menuju Birokrasi Berkelas Dunia Tahun 2024, di
Istora Senayan, Jakarta, Selasa, tanggal 27 Maret 2019.
2. Christopher Murray, Direktur dari Institute for Health Metrics and Evaluation
(IHME) di Universitas Washington, Amerika Serikat dalam siaran persnya tanggal
25 September 2018.
3. Bhima Yudhistira, Peneliti INDEF, wawancara di IDN Times.
4. Setiawan Wangsaatmaja, Deputi bidang SDM Aparatur Kemenpan/RB,
dalam Konsultasi Publik Mengenai Penyusunan Grand Design Pembangunan ASN
2020-2024, di Jakarta, tanggal 30 Oktober 2018.
5. Humas Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Kemenpan/RB)
6. Bappenas, BPS, United Nation Population Fund, 2013).
7. Laporan Global Talent Competitiveness Index 2018 – GTCI 2018 (GTCI)
8. Kompas.com tanggal 21 Agustus 2019, dikutip jam 12:46 WIB
9. Koran Sindo, tanggal 10 Agustus 2019
Salah satu gagasan yang merupakan bagian penting dari reformasi birokrasi
yakni Flexibel Working Aranggement (FWA) yang belakangan banyak mendapat
sorotan dari publik tak terkecuali kalangan ASN.
Secara substansial ide FWA ini cukup menarik. Gagasan ini, seperti disinggung di
awal, merupakan perpaduan gagasan reformasi birokrasi dipadukan dengan
digitalisasi di berbagai sektor kehidupan masyarakat. FWA ini merupakan gagasan
yang adaptif dengan kondisi kekinian seperti berpijak pada digital, berkarakter
milenial dan menekankan pada hasil kerja. Sederhananya, upaya ini merupakan
langkah besar untuk mewujudkan debirokratisasi atau swastanisasi birokras
https://news.detik.com/kolom/d-4821377/awas-jebakan-reformasi-birokrasi-parsial-cicilan
Ia mengatakan, PNS bisa saja mendapatkan libur pada Jumat. Namun, jam
kerja pada hari lainnya harus ditambah sehingga total 80 jam kerja selama
10 hari tetap terpenuhi.
https://nasional.republika.co.id/berita/q1ypnw415/akan-dibuat-fleksibel-pns-bisa-bekerja-di-luar-
kantor
Kepala Humas Badan Kepegawaian Negara (BKN) Mohammad Ridwan mengatakan, tak semua
Pegawai Negeri Sipil ( PNS) memungkinkan bekerja di rumah, sebagaimana yang diwacanakan
pemerintah. Menurut dia, ada posisi tertentu yang mengharuskan kehadiran fisik PNS tersebut
untuk melayani masyarakat. "Beberapa pekerjaan yang sifatnya layanan dasar, misalnya
kesehatan, pendidikan, yang tetap membutuhkan kehadiran fisik, pasti tidak akan tergantikan
dengan flexible working arrangement ini," ujar Ridwan kepada Kompas.com, Jumat (9/8/2019
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak untuk Semua PNS, Posisi Apa Saja
yang Bisa Kerja di Rumah?", https://money.kompas.com/read/2019/08/10/121200426/tak-untuk-
semua-pns-posisi-apa-saja-yang-bisa-kerja-di-rumah-?page=all.
Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Editor : Erlangga Djumena
Emil menilai, wacana tersebut bisa saja diterapkan untuk sektor pekerjaan yang tak
bersinggungan dengan pelayanan publik. Ia mencontohkan para pegawai di bidang aduan
daring yang memungkinkan bekerja di rumah. "Misalnya aduan online, itu bisa dikerjakan di
mana saja tanpa harus bertemu orang. Segala sesuatu yang pertemuan fisiknya bisa dikonversi
oleh teknologi saya kira itu masih memungkinkan, tetapi kan tidak semuanya bisa begitu, ada
hal-hal yang harus bertemu muka melakukan kegiatan," papar dia. Menurut Emil, wacana
flexible working arrangement mesti punya tolok ukur yang jelas. Oleh karena itu, ia akan
memantau lebih dulu soal wacana tersebut. "Ujung dari sebuah pekerjaan adalah produktivitas.
Jadi cara bisa menyesuaikan selama target dan produktivitas bisa dipertanggungjawabkan. Jadi
saya pada dasarnya akan memantau dulu wacana PNS kerja di rumah ini," ujar Emil. "Kalau
ternyata secara teknologi memungkinkan, mungkin untuk bidang-bidang yang tidak perlu
berhubungan langsung dengan masyarakat," kata dia.
Pria yang akrab disapa Emil itu menilai, wacana tersebut perlu dikaji komprehensif. "Perlu dikaji
lagi namanya juga eksperiman tentutnya ada plus minus," ujar Emil di Bandung, Minggu
(11/8/2019).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal PNS Kerja dari Rumah, Ridwan Kamil:
Perlu Dikaji Lagi", https://regional.kompas.com/read/2019/08/11/15224831/soal-pns-kerja-dari-
rumah-ridwan-kamil-perlu-dikaji-lagi?page=all.
Penulis : Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani
Editor : Icha Rastika
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengapresiasi wacana pemerintah pusat membuka
kesempatan ASN (aparatur sipil negara) bekerja dari rumah. Pria yang akrab disapa Pepen itu
menilai, wacana flexible working arrangement belum tentu bisa berjalan mulus dalam waktu
dekat. Saat ini saja, dengan pelayanan yang sifatnya langsung, pemerintah belum sepenuhnya
sanggup memenuhi kebutuhan warga. "Ya (bagus) kalau era 4.0-nya oke. Tapi kan, mindset di
birokrasi kita, mindset di masyarakat kita, sekarang saja yang kita lakukan upaya-upaya
percepatan dan penyederhanaan, masih banyak kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi,"
kata Pepen di kantor Pemerintah Kota Bekasi, Senin (12/8/2019) pagi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wacana ASN Kerja dari Rumah, Ini Kata
Wali Kota Bekasi", https://lifestyle.kompas.com/read/2019/08/12/16334231/wacana-asn-kerja-
dari-rumah-ini-kata-wali-kota-bekasi.
Penulis : Vitorio Mantalean
Editor : Egidius Patnistik
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal PNS Kerja dari Rumah, Ridwan Kamil:
Perlu Dikaji Lagi", https://regional.kompas.com/read/2019/08/11/15224831/soal-pns-kerja-dari-
rumah-ridwan-kamil-perlu-dikaji-lagi?page=all.
Penulis : Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani
Editor : Icha Rastika
•
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
telework
dalam kondisi Slovakia dalam organisasi sektor publik yang dipilih dan sebagai
itu akan dijelaskan lebih lanjut di bagian metodologi. Publik terpilih
organisasi sektor adalah perpustakaan umum (didanai dari sumber publik, menyediakan
layanan publik untuk kepentingan umum). Oleh karena itu, ini adalah sektor publik yang khas
organisasi, namun beberapa layanan publik yang disediakannya tidak didasarkan pada a
komunikasi langsung dengan klien yang memungkinkan perpustakaan untuk menggunakan telework.
Dalam makalah kami menyajikan driver yang relevan dan hambatan yang menjelaskan
keberhasilan atau kegagalan penggunaan telework di Perpustakaan Nasional Slovak di Slovakia.
Seperti yang kita lihat sebelumnya, teori pilihan publik didasarkan pada sejumlah hal penting
asumsi tentang perilaku orang dan cara terbaik mengaturnya
perilaku untuk mencapai tujuan kebijakan publik. Teori agen utama berlaku
asumsi ini untuk menjelaskan hubungan antara eksekutif dan
pekerja dalam suatu organisasi menggunakan metafora kontrak. Kontrak ini
diperlukan karena, meskipun karyawan (agen) bertindak atas nama PT
eksekutif (kepala sekolah), tujuan dan sasaran mereka berbeda. Sebagai
Hasilnya, kepala sekolah harus mendapatkan informasi yang cukup untuk memantau agen,
menentukan hasil, dan memberikan insentif yang memadai untuk secara konsisten memperoleh
mereka. Karena tujuannya adalah efisiensi, pertanyaannya kemudian menjadi masalah
apa pendekatan paling murah yang bisa digunakan organisasi untuk mempertahankannya
karyawan dari mencari tujuan mereka sendiri, bukan dari organisasi, dan untuk
pastikan mereka melakukannya.
Manajemen Publik Baru, dengan ketergantungannya pada pilihan publik dan
teori agen utama, telah membuat beberapa kontribusi penting untuk pemahaman kita tentang perilaku
manusia. Penting untuk dicatat, bagaimanapun, bahwa itu bergantung
rasionalitas ekonomi sebagai penjelasan perilaku manusia sampai pada eksklusi
cara lain untuk memahami motivasi dan pengalaman manusia. Jika itu
demikian, satu - satunya cara untuk berhasil mempengaruhi perilaku mereka adalah dengan mengubah
aturan pengambilan keputusan atau insentif untuk mengubah kepentingan pribadi mereka
lebih sesuai dengan prioritas organisasi