BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1945.
pemerintahan pada dasarnya merupakan sebuah usaha atau suatu sistem yang
menjalankan fungsi dan tugasnya. Dengan kualitas dan jumlah Pegawai Negeri
yang ada pada saat ini dapat dimungkinkan penambahan jumlah Pegawai Negeri
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas
maupun di daerah maka dalam pengadaan Pegawai Negeri Sipil perlu dilakukan
dengan sebuah mekanisme dan menejemen yang baik pula. Oleh karena itu
salah satu mekanisme yang diterapkan dalam hal pengadaan Pegawai Negeri
instansi pemerintahan.
3
dan berhasil guna. Kebijakan menejemen Pegawai Negeri Sipil berada pada
daerah justru membebani kondisi keuangan daerah. Hal ini terjadi karena laju
lain sebagainya harus dihabiskan setengahnya lebih untuk mencukupi gaji dari
pasca reformasi dan otonomi daerah, variabel ini baru disadari pemerintah
negara harus bertambah besar pula yang harus dialokasikan untuk penggajian
tempat atau daerah- daerah yang masih membutuhkan, sementara tidak ada lagi
sistem pendataan jumlah pegawai dan tingkat kebutuhan Pegawai Negeri Sipil
belum selesai.
jumlah yang ada dan tingkat kebutuhan yang diperlukan sehingga nantinya tidak
berujung dengan kelebihan Pegawai Negeri Sipil yang secara nyata akan
menambah beban keuangan negara. Sejalan dengan itu maka upaya pendidikan
dan pelatihan harus terus ditingkatkan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang banyak akan tetapi kurang efektif untuk
bekerja, sehingga dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada dapat
ini menunjukan rasio ketidakadilan dalam alokasi pembiayaan gaji pegawai dan
banyak yang rusak, sekolah yang tidak baik, dll, akibat tidak dirawat karena
keterbatasan dana”. 3
antara belanja rutin pegawai dengan belanja publik untuk pembangunan daerah.
Sehingga belanja rutin Pegawai Negeri Sipil jumlahnya tidak melebihi anggaran
yuridiksi kata moratorium tidak termuat dalam peraturan yang ada, melainkan
diatur dan dijelaskan dalam redaksi yang berbeda yaitu dengan redaksi
sama, hanya saja dalam ruang lingkup publik moratorium lebih dikenal oleh
masyarakat luas.
tenaga sumber daya manusia serta efisiensi anggaran belanja Pegawai Negeri
Pendayagunaan
6
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
Kabupaten Klaten?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
E. Tinjauan Pustaka
secara otonom oleh daerah mulai dari rekrutmen sampai dengan pensiun. Maka
Tahun
8
Sipil yang profesional, jujur, adil dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan
hal tersebut perlu dilakukan sebuah pembinaan berdasarkan sistem prestasi kerja
dan sistem karier yang di titik beratkan pada sistem prestasi kerja.
yaitu gubernur dan pejabat pembina kepegawaian tingkat kabupaten/ kota yaitu
kewenangan yang sangat luas terhadap para Pegawai Negeri Sipil yang berada
1. Perencanaan
2. Pengembagan
9
3. Pemberian kesejahteraan
Pegawai Negeri Sipil. Formasi pada dasarnya merupakan jumlah dan susunan
pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi
negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.
Formasi disusun dengan tujuan agar satuan organisasi negara mempunyai jumlah
mutu dan kualitas pegawai yang memadai sesuai dengan beban kerja dan
1. Jenis pekerjaan
2. Sifat pekerjaan
pada umumnya disebabkan oleh dua hal, yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil
yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia atau adanya perluasan organisasi.8
10
sama untuk melamar menjadi Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat-
syarat yang telah ditentukan guna untuk memperoleh unsur aparatur yang
diperlukan
7. Berkelakuan baik
Dalam hal pengadaan Pegawai Negeri Sipil ada beberapa tahapan yang
1. Pengumuman
2. Persyaratan
3. Pelamaran
4. Penyaringan
Negeri Sipil.
kepada pemerintah daerah. Dalam pola pikir demikian, otonomi daerah adalah
dibebankan kepadanya harus dilaksanakan. Artinya para pejabat staf tidak diberi
hal dan kewenangan dan tanggung jawab kepada pejabat tingkat atasanya.
13
dana yang layak dari pemerintah pusat, dibandingkan dengan daerah lain
keluarga.
sebagai berikut:
4. Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat
masing-masing.
Sedangkan syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan dari kebijakan
yang dibuat serta dilakukan pemerintah dan rakyat daerah adalah hanya
dan diperoleh dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi
daerah.
oleh Mohhamad Hatta yang mengatakan bahwa “ memberi otonomi daerah tidak
tangganya sendiri, apa yang dianggap penting bagi lingkungan sendiri. Dengan
masyarakat dan daerah sangat ditentukan oleh masyarakat atau daerah itu
sendiri, dengan alasan bahwa yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
tanpa batas. Otonomi tidak dirancang agar suatu daerah memiliki sifat-sifat
seperti suatu negara. Dalam hal ini pemerintah pusat masih memberikan
kesejahteraan rakyat.
pembinaan sumber daya manusia kepada daerah. Hal ini menjadi tugas berat
bagi daerah, karena SDM pada umumnya mempunyai tingkat kompetensi, sikap,
dan tingkah laku yang tidak maksimal. Menurut Kaloh (2002) banyak faktor
monoloyalitas Pegawai Negeri Sipil kepada suatu partai di masa orde baru,
proses rekrutmen Pegawai Negeri Sipil masih tidak sesuai dengan ketentuan
karier tidak berdasarkan jenjang karier dan keahlian dan pelayanan Pegawai
Negeri Sipil terkesan kurang ramah, kurang inovatif dan lamban dalam
membutuhkan Pegawai Negeri Sipil yang tanggap, respontif, kreatif dan bekerja
secara efektif. Untuk menunjang kinerja dalam rangka kerja sama antar daerah
yang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan jaringan dan kerja sama tim
serta mempunyai kualitas kerja yang tinggi. Kemudian untuk pembinaan SDM,
17
menyediakan media untuk Pegawai Negeri Sipil berkreasi dan membuat trobosan
penghargaan bagi yang berhasil, mengembangkan pola komunikasi yang efektif antar
Pegawai Negeri Sipil, membangun suasana kerja yang inovatif, mengurangi hambatan
Selain itu pemerintah daerah diharapkan juga dapat memperbaiki cara kerja
dan sistem birokrasi dengan cara memberikan teladan, membuat perencanaan kerja
birokrasi atau tindakan ingin menambah penghasilan dari pegawai. Pemerintah daerah
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pola penyalahgunaan jam kerja oleh Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tulungagung; (2)
mengetahui faktor-faktor penyebab penyalahgunaan jam kerja oleh Pegawai Negeri Sipil di
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tulungagung; (3) mengetahui dampak yang timbul dari
penyalahgunaan jam kerja oleh Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Tulungagung; (4) mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi penyalahgunaan
jam kerja oleh Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tulungagung.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yaitu
menggambarkan dan menafsirkan keadaan yang terjadi sekarang, yang berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sedangkan jenis penelitiannya adalah
studi kasus, yaitu memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan me ndetail.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang melibatkan
informan. Analisis data yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu penguraian
permasalahan mengemukakan pandangan dan permasalahan tersebut dari data yang diperoleh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola penyalahgunaan jam kerja oleh Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tulungagung adalah: (1) masih
banyak ditemukannya Pegawai Negeri Sipil yang berbelanja pada saat jam kerja; (2) makan di
warung pada saat jam kerja;
(3) ngobrol di pasar pada saat jam kerja.
(1) koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera diatasi dan dilakukan
oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi, khususnya Peagawai Negeri Sipil;
(2) meningkatkan pengawasan di semua bidang agar bias meningkatkan disiplin Pegawai Negeri
Sipil.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
20
dilakukan seseorang
disebabkan
karena ada tujuan tertentu.
2. Disiplin dalam bekerja
sangatlah penting sebab dengan
kedisiplinan tersebut
diharapkan sebagian besar
peraturan ditaati oleh para
pegawai, bekerja sesuai
dengan prosedur, sehingga
pekerjaan terselesaikan secara
efektif dan efisien
serta dapat meningkatkan
produktivitas
KESIMPULAN
22
dilakukan seseorang
disebabkan
karena ada tujuan tertentu.
2. Disiplin dalam bekerja
sangatlah penting sebab dengan
kedisiplinan tersebut
diharapkan sebagian besar
peraturan ditaati oleh para
pegawai, bekerja sesuai
dengan prosedur, sehingga
pekerjaan terselesaikan secara
efektif dan efisien
serta dapat meningkatkan
produktivitas
A. KESIMPULAN
Dengan adanya Undang-undang ASN tidak ada lagi pegawai honorer atau
24
pegawai tidak tetap, yang dikenal dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adalah
PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Namun dalam tulisan ini akan
dibahas mengenai perjanjian kerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).Kedudukan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah sebagai
unsur aparatur negara. Sebagai unsur aparatur negara maka Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) mesti melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah dan harus bebas dari pengaruh intervensi dari semua golongan dan
partai politik.
Pasca lahirnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN tidak dikenal
lagi istilah tenaga honorer, namun diganti dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK). Seandainya tenaga honorer tersebut diangkat menjadi Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tentunya jika ingin menjadi CPNS, mesti melalui proses
seleksiPemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan pada instansi pemerintah. Adapun proses pengadaan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah melalui tahapan perencanaan, pengumuman
lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Apabila PPPK telah lulus seleksi,
maka pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina
Kepegawaian.
Tenaga kerja sebagai unsur utama Sumber Daya Manusia (SDM), aparatur negara
yang mempunyai peran strategis dalam mengemban tugas pemerintahan dan
pembangunan. Pengembangan atau pemberdayaan kepegawaian, SDM merupakan salah
satu fungsi pokok manajemen yang pada intinya adalah melakukan koordinasi dan
pemanfaatan dari tenaga kerja yang tersedia serta pemanfaatan SDM lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi.
Disiplin kerja dapat melekat pada diri seseorang dikarenakan faktor tuntutan dalam
lingkungan organisasi maupun kebutuhan secara pribadi serta disiplin kerja dapat tumbuh
karena kepercayaan secara turun temurun yang mana apabila melanggarnya ia akan
dikenai sanksi atau perasan bersalah walaupun tidak dikenai sanksi disiplin kerja yang
dilakukan seseorang disebabkan karena ada tujuan tertentu.
Disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab dengan kedisiplinan tersebut
25
diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para pegawai, bekerja sesuai dengan
prosedur sehingga prosedur secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan
produktifitas.