Oleh :
Drs. Syarif Ali, M.Si.
ABSTRACT
One of the main problems concerning Indonesian civil servants management is poor
recruitment and selection system. The current recruitment and selection system is
spoiled by corruption, collusion and nepotism. Besides that the selection for civil
servants candidates is merely emphasized on interview not on the test basis. The
Government regulation Number 11 Year 2002 stated that recruitment and selection is
decentralized, the regulation inspires the Minister/The Chairman of nonMinistry/The
head of local governments increase their budget every year in order to recruit more
public employees. Consequently, the civil servants who have been recruited by public
agencies are unable to carry out their function properly and cause low services. On the
hand, the central/local governments national-wide wast their budget on recruitment and
selection. This article aims to share idea of a new concept of centralized civil servant
selection system. In the future, The National Civil Service Agency should be the single
Agency which conduct selection throughout Indonesia using computer assisted test with
multiple choices and essay model.
ABSTRAK
Salah satu masalah utama berkaitan dengan manajemen PNS adalah buruknya sistem
pengadaan PNS. Sistem yan diberlakukan saat ini menyebabkan terjadinya korupsi,
kolusi dan nepotisme. Disamping itu, seleksi CPNS hanya dititik beratkan pada
wawancara dan tidak didasarkan pada hasil seleksi. Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2002, menyatakan bahwa seleksi dilaksanakan secara desentralisasi yang
selanjutnya mendorong Mentri/Pimpinan non Kementerian/Kepala Daerah
meningkatkan anggaran untuk pengadaan CPNS. Akibat dari kebijakan ini, PNS yang
sudah direkrut tidak mampu untuk melaksankan fungsinya secara benar dan
menyebabkan rendahnya pelayanan. Disisi lain, terjadi pemborosan anggaran di instansi
pusat/daerah untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi CPNS. Tulisan ini bertujuan
untuk bertukar ide terhadap sebuah konsep baru menyelenggarakan seleksi CPNS secara
sentralisir. Di masa yang akan datang, Badan Kepegawaian Negara seharusnya menjadi
instansi tunggal yang melaksanakan seleksi seluruh Indonesia dengan menggunakan
CAT (computer assisted test) dengan model pertanyaan pilihan berganda dan essay.
Tabel 2
Pertumbuhan PNS (1950 – 2010)
Tahun Jumlah PNS Persentasi per 1000 penduduk
1950 303.500 3.7
1960 393.000 4.1
1970 515.000 4.4
1980 2.047.000 13.9
1990 4.009.000 21.8
2000 4.325.000 21.12
2010 4.598.100 21.15
Sumber;Rohdewold (1995), BPS (2010), BKN (2011)
Bertambahnya jumlah pegawai PNS harus melalui tes kompetensi sesuai
seringkali disebabkan oleh kepentingan dengan kebutuhan persyaratan jabatan.
politik dan tekanan partai politik terutama Peraturan tersebut menjelaskan pula bahwa
sejak jaman Orde Baru sampai dengan peroses pengadaan Pegawai Negeri Sipil
sekarang. Hal tersebut menyebabkan proses dilakukan mulai dari
rekrutmen dan seleksi CPNS tidak menjadi perencanaan,pengumuman, pelamaran,
hal penting tetapi lebih mengutamakan penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai
jumlah calon PNS yang diperoleh. Yang Negeri Sipil sampai dengan pengangkatan
tampak justru pemerintah memanfaatkan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Untuk
kebijakan pengadaan PNS sebagai upaya melaksanakan proses rekrutmen dan seleksi
untuk mendapatkan dukungan politis CPNS maka Pejabat Pembina Kepegawaian
daripada calon-calon pegawai yang kompeten (PPK) yang merupakan political appointee
dan handal. (Rosyadi,2011:15 ) mempunyai kewenangan mengangkat,
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun memindahkan, dan memberhentikan Pegawai
2000 sebagaimana telah diubah dengan Negeri berdasarkan peraturan perundang-
Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 11 undangan yang berlaku. Sistem rekrutmen
Tahun 2002, mengamanatkan seleksi calon Pegawai Negeri Sipil yang diterapkan saat
ini, yakni desentralisasi. Sehingga setiap diakibatkan oleh buruknya sistem dan
instansi pusat atau daerah melaksanakan rendahnya kualitas panitia. Kesalahan kedua,
pengadaan PNS sendiri. Desentralisasi adalah manipulasi yang memang dilakukan
menyebabkan terjadi perbedaan hasil yang oleh oknum-oknum internal di instansi-
diharapkan dari suatu rekrutmen PNS instansi pemerintah.
diantara instansi pemerintah. Although Pejabat politik yang menjadi Pejabat
general standards are supposed to be Pembina Kepegawaian yang berada pada
adhered to, in reality recrutment seems to tingkat pusat yakni Menteri berjumlah 33
suffer from the same problems of orang, ditambah dengan Jaksa Agung,
fragmentation and opaqueness found Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet,
elsewhere in the Civil Service. Sekretaris Militer, Sekretaris Presiden
(Rohdewohld,1995:103). Sekretaris Wakil Presiden, Kepala Kepolisian
Permasalahan seleksi CPNS seolah tak Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
pernah usai padahal berbagai perbaikan telah Departemen dan Pimpinan Kesekretariatan
dilakukan. Kenyataannya pelaksanaan CPNS Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara sedangkan
dari tahun ke tahun tetap saja tidak Pejabat Pembina Kepegawaian di daerah
memuaskan. Kusharwanti(2008) menyatakan tingkat I dan II berjumlah lebih dari 500
bahwa proses penerimaan dan seleksi CPNS orang (Gubernur/Bupati/Walikota).
di Indonesia dinilai masih sangat buruk dan Dilihat dari kaca mata demokrasi,
menimbulkan kerawanan terjadinya Korupsi, politisasi birokrasi adalah kebijakan conter-
Kolusi dan Nepotisme (KKN). Proses productive dengan semangat demokrasi.
pendaftaran yang rumit ditambah seleksi Kebijakan penguasa negara yang menjadikan
yang konvensional menunjukkan sejak dini birokrasi sebagai alat politik akan
CPNS telah dikondisikan dalam sebuah kerja menyebabkan tidak berjalannya mekanisme
yang sangat birokratis serta tidak berbasis prosedural resmi. Artinya, apabila
pada keahlian atau kompetensi secara pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil
menyeluruh. Seleksi yang dilaksanakan hanya dilaksanakan untuk membalas jasa tim
secara desentralisasi dewasa ini melalui sukses dan sebagai upaya untuk
empat proses umum yakni : Pemeriksaan mengamankan jabatan menuju pemilihan
Adminsitrasi, Ujian pilihan berganda, Test kepala daerah priode berikutnya maka
Psikologi dan Wawancara. Namun, sebenarnya kepala daerah setempat sedang
Thoha(2007) menyebutkan dua permasalahan merencanakan kemunduran daerahnya dari
yang sering terjadi dalam proses pengadaan persaingan. Politisasi pelaksanaan rekrutmen
CPNS, pertama adalah kesalahan dan seleksi CPNS, akan mengakibatkan tiga
adminsitratif yang tidak disengaja yang dampak negatif, yaitu :
Pertama, Kebijakan pengadaan CPNS A. Tahap Perencanaan dan persiapan
yang dibuat berdasarkan perhitungan politik pengangkatan CPNS.
jelas akan mengakibatkan tidak berfungsinya Beberapa hal yang krusial dalam tahap
mekanisme supply dan demand tenaga kerja ini, antara lain ;
secara nasional. Hal ini mengandung makna 1. Tim Pengadaan CPNS tingkat
bahwa sangat tidak tepat jika Pejabat Instansi Pusat/Kabupaten/Kota yang
Pembina Kepegawaian justru mengangkat dibentuk oleh Pejabat Pembina
CPNS dengan memprioritaskan putra daerah Kepegawaian menyiapkan materi
dengan pertimbangan politik dan menolak soal ujian, menggandakan soal ujian,
mengangkat CPNS dari luar daerah yang menyiapkan soal ujian melalui
benar-benar memiliki kompetensi yang program aplikasi komputer,
dibutuhkan oleh daerah atau instansi tersebut. melakukan pengolahan lembar
Kedua, Pelayanan yang diberikan oleh jawaban komputer(LJK) dan
PNS tidak berorientasi kepada masyarakat. mengeluarkan hasil pengolahan LJK
Namun melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan peringkat nilai
agar selalu ”cocok” dengan keinginan Pejabat tertinggi.
Pembina Kepegawaian karena akan 2. Materi ujian terdiri dari Tes
membalas budi atas pengangkatan yang Kemampuan Dasar (TKD) terdiri
sudah diperoleh. dari tes pengetahuan umum, tes
Ketiga, Kebijakan mengangkat CPNS bakat skolastik dan tes skala
yang dipolitisasi secara tidak langsung sudah kematangan. Dibuat oleh masing-
menyalahi prinsip meritokrasi. Prinsip ini masing sub tim penyusunan materi
menempatkan seseorang pada suatu jabatan ujian dan pengolahan hasil ujian.
yang sesuai dengan keahliannya jelas mutlak Materi Tes Kemampuan Bidang
diterapkan di lingkungan pemerintahan. (TKB) dibuat oleh masing-masing
Pejabat Pembina Kepegawaian sub tim penyusunan materi ujian dan
melaksanakan pengadaan CPNS mengacu pengolahan hasil ujian.
pada Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 3. Pencetakan dan distribusi naskah
2000 sebagaimana telah diubah dengan soal ujian dilaksanakan oleh sub tim
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 penyusunan materi ujian dan
dan ketentuan pelaksanaannya diatur dalam pengolahan hasil ujian termasuk
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun pengepakan soal ujian
2002. Pelaksanaannya akan melalui beberapa B. Tahap pelaksanaan seleksi.
tahap, sebagai berikut : Seleksi terdiri dari empat tahap yakni
seleksi adminstrasi, pelaksanaan ujian,
pengolahan hasil ujian dan penetapan melaksanakan tes kompetensi bidang
kelulusan peserta seleksi. namun dapat melakukaan tes
1. Seleksi administrasi terhadap keahlian atau keterampilan tertentu.
lamaran calon pegawai. 3. Pengolahan hasil ujian.
Pemeriksaan kelengkapan berkas Sub tim panitia penyusunan materi
lamaran merupakan satu hal penting ujian dan pengolahan instansi yang
untuk menetukan berkas lamaran bersangkutan mengolah hasil ujian
yang memenuhi syarat, dikembalikan mengolah lembar jawaban komputer
untuk dilengkapi atau dinyatakan (LJK). Dalam hal Intansi
tidak memenuhi syarat disertai Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
dengan alasan pengembalikan berkas belum dapat mengolah sendiri, dapat
kepada pelamar. bekerjasama dengan Perguruan
2. Pelaksanaan ujian Tinggi Negeri dengan disaksikan
Tes kompetensi dasar yang oleh Inspektorat/Badan Pengawas
dimaksudkan untuk menggali Daerah dan Tim Pengadaan CPNS.
pengetahuan, keterampilan dan 4. Penetapan Kelulusan dan yang
sikap/perilaku calon pegawai diterima.
meliputi : wawasan nasional, regional PPK setelah menerima daftar
dan internasional maupun rangking nilai peserta ujian dari Tim
kemampuan verbal, kemampuan Pengadaan CPNS, menetapkan
kuantitatif, kemampuan penalaran, nama pelamar, nomor peserta ujian,
kemampuan beradaptasi, dan tanggal lahirnya, serta nilai yang
pengendalian diri, semangat dinyatakan lulus dan yang diterima
berprestasi, integritas dan inisiatif. dari urutan nilai tertinggi
Tes kompetensi dasar harus diikuti berdasarkan hasil pengolahan LJK.
oleh seluruh peserta namun instansi Secara umum alur pengadaan CPNS
penyelenggara seleksi boleh tidak digambarkan sebagai berikut :
•Pember-
Penetapan kasan
Lowongan •Usul
Formasi Pene
a. Jumlah tapan
b. Jenis Seleksi
NIP
c. jabatan syarat-
d. Kualifikasi syarat
pendidikan
Pelamar Pelamar
yang yang
lulus BKN
lulus
Penerimaan Seleksi dan menetap
di
CPNS diterima kan NIP
rangking
Test
Kompetensi
Pencari - Tertulis SK
Kerja - Wawancara CPNS
(WNI) - Psikotest oleh
Pejabat
ybw
Instansi
ybs
bahwa pengadaan CPNS masih terbelenggu kepegawaian diatur dalam aturan yang sama.
baru yang dilakukan oleh sebuah instansi kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri
pemerintah yang independen dan memang Sipil, dibentuk Badan Kepegawaian Negara
seluruh Indonesia, dan langkah apa yang Pegawai Negeri Sipil dan administrasi
SARAN.
1. Seleksi CPNS sudah seharusnya
diselenggarakan secara
DAFTAR PUSTAKA Kebijakan Manajemen PNS, Volume
5, Pusat Pengkajian dan Penelitian
Dessler, Garry,2006, Manajemen Sumber
Badan Kepegawaian Negara, Jakarta.
Daya Manusia, PT Idex, Jakarta.
Tjiptoherijanto, Prijono,1999, Human
Park, Jin,2011, Direction and Strategies
Resource Development in Public
for Indonesia Bureacracy Reform:
Sector, Pusat Penelitian dan
Lesson from Korea, Gajahmada
Pengembangan Badan Kepega-waian
University Press.
Negara, Jakarta.
Rohdewohld, Rainer, 1995, Public
Thoha, Miftah,2007,Manajemen Kepega-
Administration in Indonesia,
waian Sipil di Indonesia, Prenada
Montech PTY Ltd.
Media Group, Jakarta.
Rosyadi, Slamet,2011, Problem
Buletin Badan Kepegawaian Negara,
Rekrutmen dan Seleksi CPNS, Jurnal
Edisi XII-Mei 2010
Kebijakan Manajemen PNS, Volume
5, Pusat Pengkajian dan Penelitian Buletin Badan Kepegawaian Negara,
Badan Kepegawaian Negara, Jakarta. Edisi XIV-Novermber 2010
Tjokrowinoto,Moeljarto,dkk,;2011,Birok Pusat Penelitian dan Pengembangan
rasi dalam Polemik, Pustaka Pelajar, Badan Kepegawaian Negara,2004
Malang.
Tjiptoherijanto,Prijono,2011, Reformasi
PERATURAN
Perencanaan Kepegawaian, Jurnal
Kebijakan dan Manajemen PNS, 1. Undang-undang Nomor 43 Tahun 199
Volume 5, Pusat Pengkajian dan tentang Perubahan Atas Undang-
Penelitian Kepegawaian Badan undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Kepegawaian Negara, Jakarta. Pokok Pokok Kepegawaian.
Rohdewohld, Rainer, 1995, Public 2. PP 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan
Administration in Indonesia, PNS sebagaimana telah diubah dengan
Montech PTY Ltd. Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2002.
Rosyadi, Slamet,2011, Problem
Rekrutmen dan Seleksi CPNS, Jurnal
Kompas, 26 Mei 2009. www.lowongancpns.org/category/berita-
cpns-indonesia
The Jakarta Post, May 11 2010.
web:bkn.go.id
( http://kotamagetan.com)