Oleh
Mohamad Faisal Makassar / 021171556
chaligan79@gmail.com
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penetapan pertimbangan teknis Auditor
Kepegawaian pada Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Badan Kepegawaian Negara.
Penulisan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan
data melalui wawancara dan dokumen, Informan penulisan merupakan pejabat yang ada di
Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Badan Kepegawaian Negara.
Penulisan ini mengungkapkan prosedur untuk penetapan pertimbangan teknis Auditor
Kepegawaian. Hasil dari penulisan ini dapat dipahami prosedur penetapan pertimbangan
teknis Auditor Kepegawaian melalui Formasi, Penyesuaian/Inpassing, dan Perpundahan
Jabatan.
Kata Kunci : Auditor Kepegawaian, Penetapan Pertimbangan Teknis
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Seiring tuntutan reformasi dan perubahan dalam birokrasi maka pemerintah menilai Reformasi
birokrasi bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia aparatur yang berintegritas, netral,
kompeten, capable, professional, berkinerja tinggi dan sejahtera, sedangkan dalam aspek
organisasi dan tata laksana, reformasi birokrasi diharapkan mampu menciptakan lembaga yang
tepat fungsi dan tepat guna yang mengedepankan unsur dari sebuah system, prosedur yang jelas
dan efektif serta efisien dengan memenuhi prinsip dari good governance sehingga mampu
memberikan pelayanan prima sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat. Dalam UU ASN
terdapat 2 (dua) jenis pegawai, yaitu Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah Perjanjian
Kerja, skala prioritas dalam esensial UU ASN ini adalah sistem merit. Sistem merit adalah
kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama,
asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan (Bab I Ketentuan
Umum UU ASN Nomor 5 Tahun 2014). Sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam
pelaksanaan UU ASN, maka diterbitkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Pelaksanaan birokrasi dewasa ini sesuai amanat UU ASN tersirat harus memilikii tenaga yang
profesional, handal sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi dengan tidak melihat senioritas dan
dukungan politik semata tetapi kecenderungan orientasi pada knowledge, skill dan attitude yang
loyal pada pemerintahan. Sehingga diharapkan pegawai ASN mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat ataupun internal birokrasi itu sendiri secara profesional. Dalam menjalankan
manajemen ASN maka diperlukan rumpun jabatan manajemen dalam jabatan fungsional
kepegawaian, yang selanjutnya disingkat JFK. Jabatan Fungsional Kepegawaian ini terbagi 3
(tiga) yaitu; Analis Kepegawaian, Auditor Kepegawaian, dan Assessor Sumber Daya Manusia
Aparatur. Ketiga jabatan fungsional ini merupakan jabatan dalam binaan BKN khususnya
Direktorat Jabatan Fungsional Kepegawaian. Dalam menjalankan manajemen PNS diperlukan
pengawasan dan pengendalian sebagai bentuk keteraturan pelaksanaan prosedur manajemen
PNS. Pada Tahun 2012, pemerintah telah menetapkan beberapa jabatan fungsional baru
diantaranya,; Penetapan Jabatan Auditor Kepegawaian berdasarkan Permenpan dan Reformasi
Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka
Kreditnya. Untuk Petunjuk pelaksanaannya diterbitkan Peraturan Kepala BKN Nomor 4 Tahun
2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012.
Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan Pengawasan dan pengendalian
atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian pada instansi pemerintah
pusat dan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengangkatan Auditor
Kepegawaian dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) setelah melakukan analisis
kebutuhan lewat perhitungan analisis beban kerja dan analisis jabatan. Pengangkatan Jabatan
Fungsional Auditor Kepegawaian bisa melalui formasi, Penyesuaian/Inpassing, dan Pindah
Jabatan yang diatur dalam peraturan yang berlaku.
b. Rumusan Masalah
Bagaimana Prosedur Pengangkatan PNS pada Instansi Pusat dan Daerah dalam Jabatan
Fungsional Auditor Kepegawaian.
c. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dan manfaat dari penulisan ini adalah menjelaskan prosedur pengusulan dan
pengangkatan Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian pada Instansi Pusat maupun Daerah.
III. Metodologi
Metodologi penulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif Menurut Bogdan dan Taylor,
sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Prosedural yang dipakai adalah wawancara, identifikasi data dan
dokumen. wawancara dilakukan penulis dengan pihak Direktorat Pembinaan Jabatan Fungsional
Kepegawaian baik Pejabat Administrasi dan Pelaksana. Hasil dari wawancara dan data ini
dijadikan rujukan dalam penulisan ini.
Penelitian ini dilakukan pada Direktorat Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian
Badan Kepegawaian Negara, Jl. Mayjen Sutoyo, Cililitan-Jakarta Timur. .
Berikut adalah tabel penyajian data yang diambil dari sampel usulan yang telah diterbitkannya
pertimbangan teknis (pertek) Auditor Kepegawaian Tahun 2017 pada Direktorat Pembinaan
Jabatan Fungsional Kepegawaian (Pusbin JFK) Badan Kepegawaian Negara.
Nama / NIP PNS yang Nomor Pertimbangan
No. Instansi Pengusul TMT Ket
Memenuhi Syarat Teknis
Kabupaten Luwu/ Kasanar Shemba, SE, M.Si
1. 01-02-2017 C 26-30/S 23-10/58
Inspektorat 197004052002121007
Kabupaten Luwu/ Sakri, S.PI, M.Si
2. 06-02-2017 C 26-30/S 21-10/58
Inspektorat 196803271997101007
Provinsi
Deddy Indra Mudji, SH
3. Gorontalo / 06-02-2017 C 26-30/M 10-3/94
198512292011011002
Inspektorat
Kabupaten
Wahyu Tri Kusuma, SH
4. Banjar / 25-09-2017 C 26-30/K 26-2/54
198909222015031002
Inspektorat
Menurut petugas pembuatan pertek jabatan fungsional auditor kepegawaian terkadang berkas
yang menjadi usulan pasti ada yang bermasalah, kendalanya instansi pengusul tidak melakukan
kroscek terhadap berkas tersebut inilah yang akan membuat keterlambatan dalam penerbitan
pertek jabatan fungsional auditor kepegawaian. Yang berikut bagi pertek yang telah diterbitkan
oleh pusbin JFK BKN seharusnya ditindaklanjuti oleh pembuatan SK pengangkatan dari PPK
sebagai instansi pengusul, akan tetapi PPK (instansi Pengusul) atau PNS yang telah diangkat
tidak memberikan laporan dalam bentuk tembusan SK ke pusbinjak JFK BKN, faktor ini yang
menjadi salah satu kendala pusbin JFK dalam mendata berapa pertek jabatan auditor
kepegawaian yang telah diterbikan SK pengangkatan dan yang belum.
Daftar Pustaka
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 3
Istilah pengawasan dalam bahasa Indonesia ……….. …………………………………………
http://legalstudies71.blogspot.com/2016/03/pengertian-pengawasan-menurut-para-
ahli.html Tgl 3-12-2019
Siagian (1990:107) Pengawasan merupakan……. George R. Tery (2006:395) Pengawasan yakni
sebagai…… https://materibelajar.co.id/pengawasan-menurut-para-ahli/ Tgl 3-12-2019
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Auditor
Kepegawaian dan Angka Kreditnya.
Peraturan Kepala BKN Nomor 4 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012