Anda di halaman 1dari 10

Sistem Merit dalam Hukum Kepegawaian dan kedudukan KASN

di Indoensia

Disusun oleh :
Nama : Mohamad Afandi
Kelas : A
NIM : 22410548

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


FAKULTAS HUKUM
TAHUN AJARAN 2022/2023
Abstract
Merit sistem merupakan salah satu sistem dalam manajemen sumber daya manusia yang
menjadikan kualifikasi, kompetensi dan kinerja sebagai pertimbangan utama dalam proses
perencanaan, perekrutan, penggajian, pengembangan, promosi, retensi, disiplin dan pensiun
pegawai.
Mulanya, merit sistem banyak diterapkan di organisasi sektor swasta, yang kemudian
belakangan mulai berkembang dan diadaptasi juga oleh sektor publik.
Di Indonesia, merit sistem secara legal formal diberlakukan pada tahun 2014 melalui
Undang-Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa kebijakan manajemen ASN berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja yang diberlakukan secara adil dan wajar tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan (tanpa diskriminasi).
Sistem ini seolah menjadi kritik atas suburnya praktek nepotisme, dan primordialisme di
dunia kerja.
Oleh karena itu, sistem penghargaan merupakan salah satu hasil program reformasi birokrasi
yang dicanangkan presiden untuk mewujudkan birokrasi yang netral, mampu menjawab
kebutuhan masyarakat, dan bebas dari KKN.
Penerapan sistem reward dalam birokrasi Indonesia bertujuan untuk melatih ASN yang
profesional dan jujur dengan menempatkan mereka pada jabatan birokrasi di pemerintahan
berdasarkan keahliannya; memberikan kompensasi yang adil dan pantas; mengembangkan
kemampuan ASN melalui dukungan dan pelatihan; dan melindungi perjuangan ASN dari
politisasi dan kebijakan yang bertentangan dengan prinsip merit.1

1
https://yogyakarta.bkn.go.id/artikel/0/2022/05/mengenal-merit-sistem-refleksi-implementasinya
Pembahasan
Menurut sejarah, sistem merit mulai dilakukan di zaman Dinasti Qin dan Han di China.
Dinasti ini mengenalkan sistem merit melalui sistem pendidikan dan pelatihan, diikuti dengan
ujian dan seleksi bagi calon-calon pejabat pemerintahan. Dalam upaya melaksanakan
kekuasaan kerajaan yang wilayahnya begitu luas, besar, dan menyebar, pemerintahan Dinasti
Qin dan Han menghadapi ruwetnya jaringan jabatan yang kompleks.Prospektif jabatan tak
terbatas bisa diisi oleh calon dan mobilitas pejabat pemerintah. Tingkatan atau peringkat
jabatan ditetapkan dengan melakukan sistem merit tersebut. Akhirnya, sistem sembilan
tingkatan (nine-rank system) jabatan dibentuk oleh tiga dinasti kerajaan setelah Dinasti Qin
dan Han.

Dari China, konsep sistem merit kemudian menyebar dipergunakan di British India di abad
ke-17 dan kemudian ke daratan Eropa dan Amerika. Negara kita semenjak pemerintahan di
awal kemerdekaan sampai sekarang juga telah mengenal dan melaksanakan sistem merit
dalam manajemen pemerintahan. Akan tetapi, upaya pelaksanaannya tidak seperti yang
diharapkan.

Sistem merit menurut konsepsi disiplin ilmu merupakan suatu sistem manajemen
kepegawaian yang menekankan pertimbangan dasar kompetensi bagi calon yang akan
diangkat, ditempatkan, dipromosi, dan dipensiun sesuai UU berlaku. Kompetensi calon itu
mengandung arti calon harus punya keahlian dan profesionalisme sesuai kebutuhan jabatan
yang akan dipangku. Kompetensi, keahlian dan profesionalistik calon menjadi pertimbangan
utama.

Selain itu, netralitas pejabat pemerintah yang membutuhkan merupakan dasar pertimbangan
pokok yang tak bisa diabaikan. Prinsip netralitas menunjukkan tak ada unsur kedekatan
kepentingan, seperti keluarga, suku, daerah, almamater, agama, politik, dan konglomerasi.
Selain kompetensi dan netralitas, unsur kejujuran dan loyalitas yang menekankan pada akhlak
juga menjadi pertimbangan bagi calon aparatur pemerintah, baik sipil maupun militer. 2
2
https://antikorupsi.org/id/article/sistem-merit-dalam-pemerintahan
Definsi

Merit sistem merupakan salah satu sistem dalam manajemen sumber daya manusia yang
menjadikan kualifikasi, kompetensi dan kinerja sebagai pertimbangan utama dalam proses
perencanaan, perekrutan, penggajian, pengembangan, promosi, retensi, disiplin dan pensiun
pegawai. Mulanya, merit sistem banyak diterapkan di organisasi sektor swasta, yang
kemudian belakangan mulai berkembang dan diadaptasi juga oleh sektor public. Merit sistem
secara legal formal diberlakukan pada tahun 2014 melalui Undang-Undang No 5 tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa kebijakan
manajemen ASN berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja yang diberlakukan
secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan (tanpa diskriminasi).
Sistem ini seolah menjadi kritik atas suburnya praktek nepotisme, dan primordialisme di
dunia kerja. Oleh karenanya sistem merit menjadi salah satu hasil dari agenda reformasi
birokrasi yang dicanangkan Presiden untuk menciptakan birokrasi netral dan mampu
melayani kebutuhan publik serta bebas dari KKN. 3

Tujuan sistem merit :

 Merekrut ASN yang profesional dan berintegritas dan menempatkan mereka pada
jabatan-jabatan birokrasi pemerintah sesuai kompetensinya
 Mengembangkan kemampuan & kompetensi ASN
 Memberikan kepastian karier dan melindungi karier ASN dari intervensi politik dan
tindakan kesewenang-wenangan
 Mengelola ASN secara efektif dan efisien
 Memberikan penghargaan bagi ASN yang adil dan layak sesuai kinerja4

3
https://yogyakarta.bkn.go.id/artikel/0/2022/05/mengenal-merit-sistem-refleksi-implementasinya

4
https://sistemmerit.bulelengkab.go.id/
Manfaat dari sistem merit :

Bagi ASN

 ASN dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhannya


 Melindungi karir ASN dari politisasi kebijakan yang bertentangan dengan sistem
merit
 Meningkatkan motivasi ASN
 ASN memiliki jalur karir yang jelas

Bagi Organisasi

 Dapat merekrut ASN yang professional dan berintegritas, serta menempatkan sesuai
dengan kompetensinya sehingga target organisasi mudah tercapai
 Mempermudah PPK dalam pengisian jabatan
 Dapat mempertahankan ASN yang berkompeten dan berkinerja dengan kompensasi
yang layak

Bagi Birokrasi

 Slogan birokrasi kuat negara maju akan tercapai


 Birokrasi mandiri
 Birokrasi menjadi pusat inovasi dan kreatifitas

Bagi Masyarakat

 Tujuan birokrasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat akan terjamin5

5
https://sistemmerit.bulelengkab.go.id/
Hukum kepegawaian

Sistem administrasi pemerintahan terbagi menjadi dua bagian yaitu pegawai negeri
dan masyarakat. pegawai negeri mempunyai otoritas dan wewenang secara hukum
sedangkan masyarakat tidak memiliki wewenang. berdasarkan kewenangan yang
diberikan tersebut maka terdapat hubungan antara hukum administrasi negara dan
hukum kepegawaian yang disebut sebagai hubungan dinas publik terhadap negara
atau pemerintah. Adapun hubungan dinas publik yang melekat pada hubungan
hubungan hukum kepegawaian itu lebih merupakan hubungan sub-ordinate antara
atasan dan bawahan. Pada era Orde Baru ada Banyak permasalahan dan pelaksanaan
sistem pemerintahan Indonesia, pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan
disalahgunakan oleh penguasa orde baru untuk menguasai semua struktur birokrasi
pemerintahan. Hal ini akhirnya berdampak pada penata kepegawaian atau sumber
daya aparatur Pemerintah sehingga disahkan undang-undang nomor 5 tahun 2014
tentang aparatur sipil negara yang selanjutnya disingkat menjadi ASN. Pada undang-
undang nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara pada bab 2 di Jelaskan
mengenai asas prinsip nilai dasar serta kode etik dan kode perilaku. Sehubungan
belum adanya Peraturan pelaksana yang mengatur tentang disiplin PNS sehingga
untuk mengisi kekosongan hukum tersebut diberlakukan Peraturan pelaksana yang
lama yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai
negeri sipil. Dasar pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
disiplin PNS ini terdapat di dalam pasal 139 undang-undang nomor 5 tahun 2014
tentang ASN menurut peraturan perundang-undangan atau peraturan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dipatuhi dijatuhi hukuman disiplin (MAK).6

6
https://www.radio.denpasarkota.go.id/berita/penjelasan-hukum-kepegawaian-menurut-uu-no-5-tahun-2014-
ttg-asn-dan-peraturan-pemerintah-nomor-53-tahun-2010
Sumber Hukum Kepegawaian

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian yang kemudian disempurnakan menjadi Undang- Undang Nomor 5 Tahun
2014Tentang Aparatur Sipil Negara.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2000 Tentang


Wewenang, Pemindahan,dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi
Pegawai Negeri Sipil.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2000 Tentang
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
Pegawai
Negeri Sipil7

KASN di indoensia

7
https://www.ojs.unr.ac.id/index.php/yustitia/article/view/91/63
UU ASN Nomor 5 disahkan pada 15 Januari 2014 oleh Presiden pada saat itu, hari itu
sekaligus menjadi hari lahir KASN.

Dalam Undang-Undang ASN dijelaskan, KASN menjadi lembaga nonstruktural yang mandiri
dan bebas dari intervensi politik. Hal tersebut dimaksudkan untuk menciptakan pegawai
ASN‒meliputi PNS, Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), dan anggota
TNI/Polri yang ditugaskan dalam jabatan ASN‒yang profesional, berkinerja, memberikan
pelayanan secara adil dan netral, serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa.

KASN beranggotakan tujuh orang komisioner, dua di antaranya menjabat sebagai ketua dan
wakil ketua. Masa kepengurusan komisioner KASN berlangsung selama lima tahun. Sesuai
dengan amanat UU ASN, KASN berfungsi mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik,
dan kode perilaku ASN, serta penerapan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen ASN
di instansi pemerintah. Pengawasan tersebut dimaksudkan supaya dapat membentuk ASN
yang profesional dan berintegritas

KASN juga memiliki tugas yang penting, yaitu menjaga netralitas pegawai ASN; mengawasi
atas pembinaan profesi ASN; dan melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan manajemen ASN kepada presiden. Dengan adanya tugas itu, maka diharapkan
pegawai ASN dapat berkonsentrasi terhadap tugas dan fungsi mereka dalam melayani
masyarakat.

Selain tugas-tugas tersebut, KASN berwenang untuk mengawasi setiap tahapan proses
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT). Pengawasan dimulai dari pembentukan panitia
seleksi instansi, pengumuman lowongan, pelaksanaan seleksi, pengusulan nama calon,
penetapan, dan pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, KASN dibantu oleh Sekretariat. Sekretariat
KASN dibentuk sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 118 Tahun 2014 tentang
Sekretariat, Sistem dan Manajemen SDM, serta Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan
KASN. Dalam Perpres tersebut disebutkan, Sekretariat KASN yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Ketua KASN, yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat8

Kesimpulan
8
https://www.kasn.go.id/id/profil
Berdasarkan pasal 25 UU ASN, KASN memiliki kewenangan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN untuk menjamin perwujudan sistem merit serta
pengawasan terhadap penerapan asas serta kode etik dan kode perilaku ASN. Sistem merit
dan KASN (Komisi Aparatur Sipil Negara) memiliki hubungan yang erat dalam manajemen
ASN di Indonesia. Berdasarkan Pasal 25 UU ASN, KASN memiliki kewenangan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN untuk menjamin perwujudan sistem
merit. KASN juga memiliki peran penting dalam mengawasi penerapan sistem merit di
instansi pemerintah, KASN telah menyiapkan alat untuk mengevaluasi penerapan sistem
reward sebagaimana tertuang dalam Peraturan KASN Nomor 9 Tahun 2019 dari segi ruang
lingkup dan hasil.Penerapan sistem penghargaan dalam birokrasi Indonesia bertujuan untuk
melatih ASN yang profesional dan jujur dengan menempatkan mereka pada jabatan birokrasi
di pemerintahan berdasarkan keahliannya, memberikan remunerasi yang adil dan sesuai,
mengembangkan kapasitas ASN melalui orientasi dan pelatihan serta melalui
memperjuangkan Karir ASN. politisasi dan kebijakan yang tidak tepat bertentangan dengan
prinsip merit.Penerapan sistem reward di Indonesia cukup rumit karena pengaruh kondisi
lingkungan di mana sistem tersebut diterapkan. Oleh karena itu, kemampuan pengelola
sumber daya manusia di instansi pemerintah dalam mempersiapkan berbagai prasyarat sangat
penting dalam penerapan sistem penghargaan .9

Daftar Pustaka
https://antikorupsi.org/id/article/sistem-merit-dalam-pemerintahan
9
https://meritopedia.kasn.go.id/tentang-sistem-merit
https://yogyakarta.bkn.go.id/artikel/0/2022/05/mengenal-merit-sistem-refleksi-implementasinya
https://sistemmerit.bulelengkab.go.id/
https://meritopedia.kasn.go.id/beranda
https://www.ojs.unr.ac.id/index.php/yustitia/article/view/91/63
https://www.radio.denpasarkota.go.id/berita/penjelasan-hukum-kepegawaian-menurut-uu-no-5-tahun-
2014-ttg-asn-dan-peraturan-pemerintah-nomor-53-tahun-2010-ttg-disiplin-pns
https://www.kasn.go.id/id/profil
https://meritopedia.kasn.go.id/tentang-sistem-merit

Anda mungkin juga menyukai