Anda di halaman 1dari 10

tugas kelompok agenda 3 latsar cpns

Pages:

 1 - 14
tugas kelompok agenda 3 latsar cpns pemerintah kabupaten banyumas angkatan ke 154
Keywords:
latsarcpns,latsarbanyumas,banyumas,diklatsarcpns,tugaskelompok,2021,diklat2021,pelatihandasarcp
ns,diklat,diklatsar,tugascpns
TUGAS KELOMPOK

AGENDA 3
LATSAR CPNS

Pemerintah Kabupaten Banyumas


Latsar CPNS Angkatan ke 154

2021

TUGAS KELOMPOK AGENDA III


Kedudukan Dan Peran PNS Dalam NKRI
PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2021

Nama Anggota Kelompok 3

1. Ardiana Pangestika Konita, S.Pd


2. Gina Utami, S.Pd
3. Deni Dwiana, S.Pd.
4. Kartika Rachmawati, S.Pd.I
5. Rahmah Fitriyaningsih, S.Pd
6. Sunarsih, S.Pd.
7. Ni’matul Khoyriyah, S.Pd.
8. Novita Susanti, S.Pd.
9. Arafah Mailani, S.Pd.
10. Nurhijriah Wahyusari, S.Pd.Jas

TUGAS

1. Diskusikan apakah UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No.
17 Tahun 2020 sudah menjamin birokrasi akan lebih efisien dan efektif bila dikelola
oleh ASN yang rekruitmennya dengan Sistem Merit!

2. Di dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dinyatakan
bahwa ASN (PNS) memiliki hak dalam pengembangan kompetensinya (mengikuti

pelatihan) sedikitnya 20 JP/tahun. Diskusikan bentuk-bentuk pengembangan


kompetensi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah!

3. Pengembangan kompetensi ASN dihadapkan dengan perubahan global dan pandemi


Covid-19 yang mendunia, diskusikan tambahan kompetensi apa yang dibutuhkan ASN
dengan menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam perubahan global dan pandemi
Covid-19!

Diskusikan apakah UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No. 17
Tahun 2020 sudah menjamin birokrasi akan lebih efisien dan efektif bila dikelola oleh ASN
yang rekruitmennya dengan Sistem Merit!
Pendapat dari:

Ardiana Pangestika Konita, S.Pd


Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan aktor utama dalam penggerak birokrasi
pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan publik. Kebijakan dan manajemen ASN yang disusun berdasarkan


kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang diberlakukan secara adil dan wajar tanpa
diskriminasi serta tanpa membedakan faktor politik, ras, agama, asal usul, jenis
kelamin menjadi sebuah terobosan pemerintah untuk reofrmasi birokrasi agar lebih
efisien dan efektif.
Menurut konsep sistem merit ini merupakan suatu sistem manajemen kepegawaian
yang menekankan pada pertimbangan dasar kompetensi bagi calon pejabat Undang-

Undang yang berlaku. Kompetensi calon pejabat pemerintah tersebut diartikan bahwa
calon pejabat pemerintah harus mempunyai keahlian dan profesionalisme sesuai
dengan kebutuhan jabatan yang akan dipangku nantinya.
Namun, berhasil dan tidak berhasilnya penyelenggaraan birokrasi pemerintahan yang

baik ditentukan oleh keterlibatan dan sinergisme antara tiga faktor utama yaitu dari
aparatur pemerintah, masyarakat dan sektor privat. Oleh karena itu, rekruitmen CASN
dengan sistem merit, merupakan salah satu unsur penting yang menunjang birokrasi
agar lebih efektif dan efisien tapi keberhasilannya masih membutuhkan sinergi dari
berbagai pihak.
Gina Utami, S.Pd
Menurut saya sudah, Sistem merit didefinisikan sebagai kebijakan dan manajemen
ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, yang diberlakukan
secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi. Tujuan penerapan sistem merit

adalah untuk memastikan jabatan di birokrasi pemerintah diduduki oleh orang-orang


yang profesional, dalam arti kompeten dan melaksanakan tugas berdasarkan nilai
dasar, kode etik dan kode perilaku ASN.
Bukti yang pertama, dengan diadakannya rekrutment CPNS dengan menggunakan
sistem CAT. Pengadaan rekrutment CPNS yang adil, terbuka, kompetitif, dan
transparant. Dengan menggunakan CAT meminimalisir kecurangan dalam seleksi
CPNS seperti sogok-menyogok membeli kursi untuk menjadi PNS. Sebagai peserta

yang mengikuti CPNS, akan langsung mengetahui nilai yang didapatkan setelah
selesai mengerjakan ujian.
Bukti yang kedua, adanya penghargaan bagi PNS yang memiliki prestasi yang tinggi.
Dilihat dari kinerja dan keprofesionalitas, PNS khususnya guru yang sudah memiliki
sertifikat pendidikan akan mendapatkan TPG (Tunjangan Profesi Guru).
Bukti yang ketiga, diberlakukannya aturan-aturan yang mengikat PNS sehingga
membuat PNS menjadi disiplin dan memiliki perilaku sesuai kode etik yang berlaku

Deni Dwiana, S.Pd.


Menurut saya sudah menjamin, karena dengan sistem merit semua perekrutan akan
lebih adil dan transparan, dimana orang yang memiliki kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja yang sesuailah yang dapat mengisi jabatan tersebut. Hal ini sangat jauh

berbeda dengan perekrutan yang pernah terjadi di masa lalu, pada perekrutan guru
terutama yang menggunakan sistem tambal sulam, berarti dimana orang yang memilik
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang lebih baik akan tersisihkan oleh orang yang
memiliki koneksi dan orang dalam.
Dengan menggunakan sitem merit, tidak hanya dalam perekrutan ASN saja yang
efektif dan efisien, namun dalam pelaksanaannya sistem merit juga mencakup
pengelolaan sumber daya manusianya. Dengan sistem merit ASN dapat
mengembangkan potensi diri dan mendapatkan promosi yang dilaksanakan

berdasarkan kemampuan dalam melaksanakan tugas, bukan dikarenakan oleh


koneksi politik
Kartika Rachmawati, S.Pd.I
UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No 11 Tahun 2017 juncto PP No 17 Tahun 2020 menurut
saya sudah menjamin birokrasi lebih efisien dan efektif sebab perekrutan ASN dengan
sistem Merit mengharuskan perekrutan dan manajemen ASN didasarkan benar2 pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar tanpa diskriminasi. Contoh
konkret dari perekrutan ASN dengan sistem merit adalah perekrutan CPNS berbasis
CAT yg telah dilakukan beberapa tahun belakangan ini. Tes CAT dalam perekrutan
CPNS ini jelas menjamin hasil rekruitmen yg sesuai dg formasi yg dibutuhkan,
terlaksana secara terbuka dan adil dan minim kecurangan
Rahmah Fitriyaningsih, S.Pd
Menurut pendapat saya, sistem merit merupakah salah satu usaha dari pemerintah
untuk menghasilkan ASN yang professional dan berkualitas. Tujuan diterapkannya
Sistem Merit adalah untuk memastikan jabatan pegawai yang ada di birokrasi
pemerintah yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi. Dengan kata lain,
Sistem Merit bertujuan untuk membangun bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
Aparatur dan mewujudkan pegawai ASN yang professional, berintegritas, netral dan
berkinerja tinggi.Kehadiran UU ASN dengan penerapan sistem merit ini menjadi
tonggak penting dalam pengelolaan ASN di Indonesia.
Dalam sistem merit berbagai keputusan dalam manajemen SDM didasari pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja. Pada proses rekruitmen misalnya, kualifikasi dan
kompetensi menjadi pertimbangan seseorang untuk menjadi pegawai ASN. Sistem
CAT (computer-assisted testing) yaitu model assessment atau penilaian dimana
kandidat/calon menjawab pertanyaan (atau menyelesaikan latihan) dengan
menggunakan komputer (menjadi bagian dalam program komputer), mampu menjamin
transparansi, efisiensi serta efektifitas dalam rekruitmen pegawai. Intervensi dan
preferensi personal dapat dikurangi bahkan dapat dihilangkan dengan sistem ini,
sehingga kita mendapatkan calon ASN yang berkualitas.

Jadi, sangatlah efisien dan efektif jika birokrasi dikelola ole ASN yang rekruitmennya
menggunakan system merit.
Sunarsih, S.Pd.
Menurut pendapat saya sudah, contohnya proses seleksi atau rekrutmen CASN saat
ini melalui CAT yang erat kaitannya dengan kepentingan masyarakat luas karena
melalui proses tersebut akan menghasilkan para pegawai yang nantinya akan bekerja
untuk masyarakat. Maka dari itu, segala bentuk tindakan serta kebijakan yang
dihasilkan oleh sistem birokrasi harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat.
Akan tetapi, dibutuhkannya juga peran aktif dari masyarakat untuk ikut mengontrol
terhadap kinerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dimilikinya, baik
yang bersifat administratif maupun fungsional didasarkan dengan komitmen untuk
dapat mengakomodasikan segala kepentingan publik
Ni’matul Khoyriyah, S.Pd.
Menurut pendapat saya, Penerapan system merit dalam perekrutan PNS di indonesia
mempunyai banyak manfaat antara lain Penerapan merit system memberikan manfaat
dalam manajemen institusi/organisasi, khususnya PNS, di antaranya pertama, merit
system dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas, menurunkan
biaya produksi dan meningkatkan pendapatan. Kedua, merit system membutuhkan
pengawasan langsung khususnya bagi tingkatan tertentu untuk mempertahankan
kualitas yang diinginkan. Ketiga, merit system dapat mendorong pegawai untuk
mengurangi waktu yang hilang dan membuat penggunaan waktu serta peralatan
menjadi lebih efektif. Keempat, merit system dapat membantu dalam penentuan biaya
tenaga kerja yang lebih akurat, dan Kelima, merit system dapat memotivasi pekerja
untuk meningkatkan kinerja, karena pegawai percaya dan mengetahui bahwa dengan
kinerja yang tinggi akan memperoleh imbalan. Akan tetapi, pada prakteknya proses
penerapan system merit belum efektif dan efisien salah satunya penyelenggaraan
pegawai PPPK dari regulasi yang belum benar benar matang.
Novita Susanti, S.Pd.
Iya, UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No. 17 Tahun 2020
sudah menjamin birokrasi akan lebih efisien dan efektif bila dikelola oleh ASN yang
rekruitmennya dengan Sistem Merit. Karena, untuk mendapatkan para Aparatur Sipil
Negara yang baik, professional, bertanggung jawab, jujur dan adil maka diperlukan
sistem recruitment yang baik yaitu berdasarkan kemampuan (sistem merit). Dalam
sistem merit memuat kebijakan dan manajemen ASN. Sebagaimana diketahui
Birokrasi adalah faktor penting dan utama dalam suatu administrasi pemerintahan
birokrasi, dimana seorang ASN memainkan peran yang sangat penting di dalamnya.
Oleh karena itu,kemajuan Birokrasi sangat tergantung pada jajaran sumber daya
manusianya (SDM-nya) atau ASN-nya. Melalui metode SISTEM MERIT akan menjadi
terobosan baru dalam Birokrasi Indonesia yang dinilai bermasalah oleh berbagai
kalangan agar menjadi lebih efisien dan efektif. Dengan adanya recruitment ASN

melalui sistem merit nantinya akan tercipta ASN yang betul-betul kompeten dalam
menjalankan jabatannya, bersih dari KKN, berprestasi dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik
Arafah Mailani, S.Pd.
UU NO 5 Tahun 2014 dan PP No 11 Tahun 2017 bila dikelola oleh ASN yang
rekruitmen dengan sistem Merit sudah efisien dan efektif hal ini dibuktikan dengan
adanya perekrutan ASN menggunakan sistem CAT. Dengan perekrutmen ini
diharapkan mampu mendapatkan sumber daya manusia yang terbaik dan berkualitas
Nurhijriah Wahyusari, S.Pd.Jas
Sistem merit, menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 5 tahun 2014, adalah kebijakan
dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna
kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan dan umur.
Menurut saya, kemungkinan UU No. 5 tahun 2014 dan PP No. 11 tahun 2017 juncto
No. 17 Tahun 2020 sudah menjamin birokrasi akan lebih efisien bila dikelola oleh ASN
yang rekrutmennya dengan sistem merit. Karena, mengurangi kemungkinan Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme dalam pengelolaan Negara.

KESIMPULAN:
Mayoritas Anggota kelompok setuju bahwa sistem merit bisa menjadikan birokrasi
menjadi lebih efektif dan efisien, sebagian lagi menambahkan bahwa sistem birokrasi
tetap membutuhkan sinergi antara beberpa pihak seperti masyarakat, aparatur negara
seperti ASN, dan sektor privat

Di dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dinyatakan bahwa
ASN (PNS) memiliki hak dalam pengembangan kompetensinya (mengikuti pelatihan)
sedikitnya 20 JP/tahun. Diskusikan bentuk-bentuk pengembangan kompetensi yang dapat
dilakukan oleh Pemerintah!
Pendapat dari:

Ardiana Pangestika Konita, S.Pd


Pengembangan kompetensi klasikal dapat berupa kegiatan seperti:
1. Pelatihan struktural kepemimpinan, manajerial, teknis, fungsional dan
pelatihan sosial kultural;
2. Kegiatan sejenis seminar/konferensi/sarasehan, workshop atau lokakarya;
3. Kegiatan terfokus lain semisal, kursus, penataran, bimbingan teknis dan
sosialisasi;
4. Jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan klasikal lainnya.
Sedangkan pengembangan kompetensi non klasikal dapat berupa kegiatan seperti:
5. Coaching, mentoring dan e-learning
6. Pelatihan jarak jauh dan detasering (secondment)

7. Pembelajaran alam terbuka (outbond) dan kegiatan patok banding


(benchmarking);

8. Pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/Badan Usaha Milik Negara/


Badan Usaha Milik Daerah

9. Kegiatan belajar lain seperti belajar mandiri, komunitas belajar bimbingandi


tempat kerja dan magang/praktik kerja

Gina Utami, S.Pd


Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
huruf a dilakukan dengan pemberian tugas belajar pada pendidikan formal
dalam jenjang pendidikan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Dan Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
25 huruf b terdiri atas:
a. pelatihan klasikal; dan
b. pelatihan nonklasikal.
Pelatihan klasikal dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada proses
pembelajaran tatap muka di dalam kelas, seperti
a) pelatihan struktural kepemimpinan;
b) pelatihan manajerial;
c) pelatihan teknis;
d) pelatihan fungsional;
e) pelatihan sosial kultural;
f) seminar/konferensi/sarasehan;
g) workshop atau lokakarya;
h) kursus;
i) penataran;
j) bimbingan teknis;
k) sosialisasi; dan/atau
l) jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan klasikal lainnya.
Pelatihan Non Klasikal dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada
proses pembelajaran praktik kerja dan/atau pembelajaran di luar kelas, seperti:
a) coaching;
b) mentoring;
c) e-learning;
d) pelatihan jarak jauh;
e) detasering (secondment);
f) pembelajaran alam terbuka (outbond);
g) patok banding (benchmarking);
h) pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/badan usaha milik negara/
badan usaha milik daerah;
i) belajar mandiri (self development);

j) komunitas belajar (community of practices);


k) bimbingan di tempat kerja;
l) magang/praktik kerja; dan
m) jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal

lainnya.

Deni Dwiana, S.Pd.


Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi yang dapat dilakukan oleh
Pemerintah antara lain:
Pengembangan Kompetensi keterampilan dalam pemanfaatan iptek.
Pengembangan Kompetensi tentang pendalaman jiwa anti korupsi

Kartika Rachmawati, S.Pd.I


Bentuk bentuk pengembangan kompetensi yang dapat dilakukan
a. Seminar
b. workshop
c. lokakarya
d. kursus
e. bimbingan teknis
f. coaching
g. mentoring

Rahmah Fitriyaningsih, S.Pd


Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensinya masing-masing. Bentuk-bentuk Pengembangan Kompetensi
yang dapat dilakukan yaitu :
1) Pelatihan Klasikal
Jenis pelatihan ini merupakan proses pembelajaran tatap muka di dalam
kelas dengan mengacu kurikulum dan dilaksanakan melalui jalur :
a) pelatihan kepemimpinan/struktural/manajerial;
b) pelatihan untuk tujuan tertentu di tingkat nasional;
c) pelatihan teknis;
d) pelatihan fungsional;
e) pelatihan terkait kompetensi sosial kultural;
f) seminar atau konferensi;
g) workshop atau lokakarya;
h) sarasehan;
i) kursus;
j) penataran;
k) bimbingan teknis;
l) sosialisasi; dan
m) jalur lain yang memenuhi ketentuan pelatihan klasikal.
2) Pelatihan Nonklasikal

Jenis pelatihan ini merupakan proses praktik kerja dan/atau pembelajaran di


luar kelas dan dilaksanakan melalui jalur:
a) pertukaran PNS dengan pegawai swasta;
b) magang/praktik kerja;
c) benchmarking atau study visit;
d) pelatihan jarak jauh;
e) coaching;
f) mentoring;
g) detasering;
h) penugasan terkait program prioritas;
i) e-learning;
j) belajar mandiri/self development;
k) team building; dan
l) jalur lain yang memenuhi ketentuan pelatihan non klasikal
Sunarsih, S.Pd.
Pengembangan Kompetensi dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja
dan penilaian Kompetensi PNS yang bersangkutan. Untuk bentuk
pengembangan kompetensi sendiri tidak hanya bersifat klasikal, namun juga
non klasikal yang artinya kegiatan pengembangan kompetensi tidak hanya
berupa pembelajaran kelas , namun lebih ditekankan pada pada proses
pembelajaran praktik kerja dan/atau pembelajaran di luar kelas.
Pengembangan kompetensi klasikal dapat berupa kegiatan seperti :
1. Pelatihan struktural kepemimpinan , manajerial, teknis, fungsional dan
pelatihan sosial kultural;
2. Kegiatan sejenis seminar/konferensi/sarasehan, workshop atau
lokakarya;
3. Kegiatan terfokus lain semisal , kursus , penataran , bimbingan teknis dan
sosialisasi;
Jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan klasikal lainnya.
Sedangkan pengembangan kompetensi non klasikal dapat berupa kegiatan
seperti :
1. Coaching, mentoring dan e-learning;
2. Pelatihan jarak jauh dan detasering (secondment);
3. Pembelajaran alam terbuka (outbond) dan kegiatan patok banding
(benchmarking);
4. Pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/Badan Usaha Milik
Negara/ Badan Usaha Milik Daerah;
5. Kegiatan belajar lain seperti belajar mandiri , komunitas belajar ,
bimbingan di tempat kerja dan magang/praktik kerja
Jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan non klasikal
lainnya
Ni’matul Khoyriyah, S.Pd.
Bentuk bentuk pengembangan profesi guru adalah PPG, Guru penggerak,
Guru pembatik, workshop, seminar, webinar dan lain lain.

Novita Susanti, S.Pd.


Pendidikan.

Pelatihan.
Seminar.
Kursus.
Penataran.
Ket tambahan : Pelatihan meliputi :
Pelatihan klasikal: pelatihan kepemimpinan/structural/manajerial, pelatihan
untuk tujuan tertentu di tingkat nasional, pelatihan teknis, pelatihan fungsional,
pelatihan terkait kompetensi sosial kultural, seminar atau konferensi, workshop
atau lokakarya,sarasehan, kursus, penataran, bimbingan teknis, sosialisasi,
dan jalur lain yang memenuhi ketentuan pelatihan klasikal.
Pelatihan non klasikal: benchmarking atau study visit, pelatihan jarak jauh,
coaching, mentoring, detasering, penugasan terkait program prioritas, e-
learning, belajar mandiri, team building, dan jalur lain yang memenuhi pelatihan
non klasikal.

Arafah Mailani, S.Pd.


Dalam UUD No. 5 Tahun 2014 tentang ASN dinyatakan bahwa ASN memiliki
hak dalam pengembangan kompetensi. Bentuk-bentuk pengembangan
kompetensi antara lain: diklat, workshop, webinar, seminar, PPG dan program
guru penggerak.

Nurhijriah Wahyusari, S.Pd.Jas


Bentuk pengembangan kompetensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah
menurut saya antara lain, Diklat, Seminar pengembangan potensi, pelatihan-
pelatihan sesuai dengan pengembangan zaman.

KESIMPULAN

Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a


dilakukan dengan pemberian tugas belajar pada pendidikan formal dalam jenjang
pendidikan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.Dan
Bentuk Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b
terdiri atas:

a. pelatihan klasikal; dan


b. pelatihan nonklasikal.

Pelatihan klasikal dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada proses


pembelajaran tatap muka di dalam kelas, seperti
a) pelatihan struktural kepemimpinan;
b) pelatihan manajerial;
c) pelatihan teknis;
d) pelatihan fungsional;
e) pelatihan sosial kultural;
f) seminar/konferensi/sarasehan;
g) workshop atau lokakarya;
h) kursus;
i) penataran;
j) bimbingan teknis;
k) sosialisasi; dan/atau
l) jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan klasikal lainnya.

Pelatihan Non Klasikal dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada proses
pembelajaran praktik kerja dan/atau pembelajaran di luar kelas, seperti:
a) coaching;
b) mentoring;
c) e-learning;
d) pelatihan jarak jauh;
e) detasering (secondment);
f) pembelajaran alam terbuka (outbond);
g) patok banding (benchmarking);
h) pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/badan usaha milik negara/

badan usaha milik daerah;


i) belajar mandiri (self development);
j) komunitas belajar (community of practices);
k) bimbingan di tempat kerja;
l) magang/praktik kerja; dan

jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal


lainnya

Pengembangan kompetensi ASN dihadapkan dengan perubahan global dan pandemi


Covid-19 yang mendunia, diskusikan tambahan kompetensi apa yang dibutuhkan ASN
dengan menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam perubahan global dan pandemi
Covid-19!
Pendapat dari:

Ardiana Pangestika Konita, S.Pd


Kompetensi manajerial

Integritas, kerjasama, orientasi pada hasil, komunikasi, pelayanan public,


pengembangan diri dan orang lain, pengambilan keputusan, mengelola perubahan
Teknis
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perilaku yang dapat diamati, diukur,
dan dikembangkan spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan. Pada
kompetensi teknis ini, ASN perlu mengembangkan kompetensi ketrampilan TIK
karena dalam masa pandemi, banyak pelayanan publik diubah secara daring.
Apalagi ASN dengan jabatan fungsional struktural tertentu seperti guru,
kompetensi keterampilan TIK menjadi sebuah kunci utama dalam pekerjaannya.
Sosio kultural
Kepekaan terhadap masalah yang dihadapi masyarakat dalam masa pandemi,
Kemampuan berhubungan sosial, Kepekaan terhadap konflik, Pengendalian diri,
Empati terhadap situasi yang terjadi di masyarakat sekarang ini.
Gina Utami, S.Pd
Aparatur sipil negara (ASN) menjadi salah satu aset birokrasi yang diharapkan
bisa mewujudkan cita-cita pemerintahan berkelas dunia pada 2024. ASN harus
menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks,
seperti digitalisasi, globalisasi, information overload, maupun tantangan saat ini
yaitu pandemi Covid-19.
Pada era globalisasi dan digitalisasi saat ini menuntut ASN, khususnya ASN
milenial untuk menjadi generasi pembelajar atau lifelong learner. Tidak hanya
menerima, tetapi juga beradaptasi dan mengikuti perubahan ke arah yang positif.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masif saat ini tentu menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi ASN untuk memenangi persaingan global.
Seorang ASN harus adaptif, responsif, inovatif, dan kreatif terhadap sebuah
perubahan. Bahkan ASN harus bisa menyesuaikan diri dengan the new normal
yang diramalkan akan terjadi setelah pandemi Covid-19 berakhir. Serta sebagai
ASN harus memiliki kemampuan intelektual dan ketrampilan yang mumpuni, ASN
milenial harus memiliki kemampuan kolaboratif. Artinya, generasi milenial yang
lebih menyukai cara kerja yang cepat, fleksibel, dan dinamis harus bisa
berkolaborasi dengan generasi terdahulu yang memiliki pola kerja berbeda.
Contohnya, seorang guru harus mempu tetap memberikan pelayanan kepada
siswa yang optimal walau pada saat pendemi covid-19 kegiatan pembelajaran
melalui online atau daring. Mau tidak mau seorang guru harus mau belajar
menggunakan teknologi saat pembelajaran supaya para siswa tetap mendapatkan
materi pelajaran secara efektif dan tetap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru
harus belajar menggunakan aplikasi online saat memberikan materi pembelajaran
seperti melalui WhatsApp, berdiskusi menggunakan Zoom, pemberian tugas
menggunakan goole form, membuat video pembelajaran yang menarik dan
sebagainya.

Deni Dwiana, S.Pd.


Tambahan kompetensi yang dibutuhkan ASN dengan menggunakan Pelayanan
Publik Digital dalam perubahan global dan pandemi Covid-19 Pengembangan
kompetensi yang berkaitn dengan ICT.

Kartika Rachmawati, S.Pd.I


Kompetensi yang harus ditambah adalah kompetensi dalam penguasaan IT/TIK.
Karena di masa pandemi seperti sekarang ini, sebagian besar pelayanan publik
termasuk didalamnya layanan pendidikan dialihkan dalam bentuk daring/online.
Sehingga mau tidak mau ASN saat ini harus menguasai IT.

Rahmah Fitriyaningsih, S.Pd


Menurut pendapat saya, kompetensi yang dibutuhkan seorang ASN dengan
menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam perubahan global dan pandemi
Covid-19 adalah kompetensi dalam bidang teknologi dan digital. Di era pandemi
ini pemerintah dituntut untuk melakukan perubahan terhadap pelayanan publik
yang diberikan kepada masyarakat guna untuk mengurangi meningkatnya
ancaman covid 19. Sehingga pemerintah mencanangkan tetap memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara otomatis atau melalui digital. Pelayanan
dari manual dan konvensional, menjadi otomatis dan digital merupakan sebuah
solusi dan keniscayaan dalam mengoptimalkan pelayanan publik. Jadi, ASN juga
dituntut untuk lebih menguasai kompetensi dalam bidang teknologi dan digital.
Salah satunya yaitu dengan mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi digital
baik formal maupun informal.

Sunarsih, S.Pd.
Bentuk pengembangan kompetensi di bidan IT contohnya Guru PNS harus
menguasai kompetensi di bidang IT sebagai dasar kegiatan pembelajaran secara
daring.

Ni’matul Khoyriyah, S.Pd.


Kompetensi guru yang harus dikembangkan dalam masa pandemi yang
menduania adalah Kompetensi dalam pemanfaatan IT untuk membuat video
pembelajaran, melakukan pembelajaran daring, dan inovasi.

Novita Susanti, S.Pd.


Kompetensi manajerial (integritas, kerjasama, komunikasi, orientasi pada hasil,
pelayanan publik, pengembangan diri dan orang lain, mengelola perubahan,
pengambilan keputusan). - Kompetensi teknis - Kompetensi sosial kultural
Kompetensi skill digital dan kompetensi menguasai teknologi informasi komunikasi
(menurut pendapat saya)

Arafah Mailani, S.Pd.


Pengembangan kompetensi ASN dihadapkan dengan perubahan global dan
pandemi Covid-19 yang mendunia, tambahan kompetensi yang dibutuhkan ASN
dalam perubahan global adalah kompetensi digital. Dengan mempunyai
kompetensi digital ini diharapkan ASN (saya sebagai pendidik) dapat

mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran. Seperti pembuatan


e-modul, video pembelajaran, evaluasi pembelajaran secara yang dapat digunakan
dalam pembelajaran daring.
Nurhijriah Wahyusari, S.Pd.Jas
Tambahan kompetensi yang dibutuhkan ASN dengan menggunakan Pelayanan
Publik Digitalisasi dalam perubahan global dan pendemi COVID-19 menurut saya
antara lain, mengembangkan kompetensi di bidang IT, sehingga tidak
menghambat kinerja ASN selama globalisasi dan pandemik COVID- 19. Karena,
kompetensi di bidang IT sangat dibutuhkan saat ini. Berkembangnya zaman
menuntut ASN harus semakin maju dan terbuka terhadap perkembangan zaman,
juga harus bisa menguasai IT.

KESIMPULAN:
Kompetensi tambahan yang paling urgent dikuasai oleh ASN pada masa pandemic
adalah TIK (teknologi, infromasi dan komunikasi) karena masa pandemic dan era
globalisasi mengubah kehidupan kita menjadi lebih digital. Kita harus cakap dalam
penggunaan TIK guna pelayanan publik yang lebih aman, nyaman, murah dan mudah

Anda mungkin juga menyukai