Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KELOMPOK AGENDA III

Kedudukan Dan Peran PNS Dalam NKRI


PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2021

KERTAS KERJA DISKUSI KELOMPOK


Angkatan 9
Kelompok 3
Topik diskusi Apakah UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017
juncto PP No. 17 Tahun 2020 sudah menjamin birokrasi akan
lebih efisien dan efektif bila dikelola oleh ASN yang
rekruitmennya dengan Sistem Merit?

No Nama Peserta Pendapat yang disampaikan


1 Frandy Argasena, S.T. Menurut pendapat saya sistem merit yang
diterapkan dalam rekrutmen ASN merupakan
sistem terbaik yang kedepan diharapkan
menghasilkan birokrasi yang lebih efisien dan
efektif. Namun demikian perlu diperhatikan
lagi pengawasan dan evaluasi sistem ini agar
penerapan sistem ini dapat berjalan semakin
optimal dan sesuai perkembangan zaman.
2. Ahmad Nur Alfihadhi, Meurut saya ya sistem birokrasi akan lebih
S.T. efektif dan efisien karena setiap jabatan yang
ada diisi oleh ASN yang memiliki kualifikasi
dan kompetensi sesuai pada bidangnya
secara adil tanpa membedakan hal-hal lain
seperti latar belakang politik, jenis kelamin,
asal usul dan lainnya.
3. Irena Ayu Kinanti, S.IP Iya benar karena dengan sistem merit ini bisa
mengedepankan prinsip-prinsip
profesionalisme/kompetensi, kualifikasi,
kinerja, transparansi, obyektivitas, serta bebas
dari intervensi politik dan KKN akan terwujud
birokrasi yang profesional, kompeten,
berintegritas, memberikan pelayanan terbaik
pada rakyat. Dan dengan adanya merit
system, ini berarti bahwa calon yang lulus
dalam seleksi dijamin memiliki kualitas yang
baik sehingga ada harapan sistem birokrasi
diindonesia bisa lebih baik lagi.
4. dr. Dina Shofiana Fani Penerapan sistem merit dalam manajemen
ASN di instansi pemerintahan sebagai upaya
untuk mewujudkan ASN yang efektif, efisien
dan melayani merupakan salah satu cara
untuk memastikan jabatan di birokrasi
pemerintahan di duduki oleh orang-orang yang
profesional, dalam arti kompeten dan
melaksanakan tugas. Dalam penerapannya
tentu harus dilaksanakan secara terbuka dan
sesuai dengan kualifikasi serta kebutuhan
instansi. Seleksi yang dilakukan secara
terbuka diharapkan dapat memilih
pimpinan/ASN secara objektif dan mengurangi
praktek KKN yang sering mendorong
terjadinya keberpihakan dalam pembuatan
keputusan maupun kebijakan publik. Selain itu
instansi juga harus menyiapkan pelaksanaan
sistem merit di instansinya secara lebih
komprehensif dimulai dari perencanaan
kebutuhan pegawai, rekrutmen, pembinaan
karier, manajemen kerja hingga pemberian
reward dan punishment sehingga dapat
mempertahankan pegawai yang profesional
dan kompeten. Menurut pendapat saya
dengan penerapan sistem merit pada ASN
dapat menjamin birokrasi akan lebih efisien
dan efektif apabila sistem tersebut sudah
dilaksanakan dengan baik, ada kesiapan dari
instansi serta komitmen yang tinggi dari
pimpinan instansi dalam pelaksanaan sistem
merit guna mewujudkan ASN yang berbasis
merit.
5. Bambang Triatmojo, Menurut pendapat saya, sudah menjamin
S.Tr.T karena UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 17
Tahun 2020 didalamnya mengamanatkan
penerapan sistem merit dalam proses
rekruitmen ASN. Dalam undang-undang
tersebut, sistem merit didefinisikan sebagai
kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan
kinerja yang diberlakukan secara adil dan
wajar dengan tanpa diskriminasi. Penerapan
rekruitmen dengan sistem merit bertujuan
untuk merekrut ASN yang profesional dan
berintegritas, serta menempatkan mereka
pada jabatan-jabatan birokrasi pemerintah
sesuai kompetensinya. Sehingga tidak ada
lagi praktek proses rekrutmen yang
menggunakan orang dalam, tidak transparan,
jual beli jabatan dan sebagainya. Dengan
begitu proses rekrutmen menjadi lebih efektif
dan efisien karena orang yang menduduki
suatu jabatan adalah orang yang tepat untuk
jabatan tersebut.
6. Sinta Widya Safitri, Menurut saya birokrasi yang dikelola oleh ASN
S.Pd yang rekruitmennya dengan Sistem Merit akan
lebih efisien dan efektif dikarenakan adanya
poin – poin penting yang terdapat pada sistem
merit ini. Pertama adalah proses perekrutan
ASN dilaksanakan secara sistematis
berdasarkan pada fungsi organisasi melalui
analisis jabatan dan analisis beban kerja, audit
kepegawaian penyesuaian arah kebijakan
nasional. Kedua, perekrutan berorientasi pada
talenta terbaik, rekrutmen berbasis jabatan
(diversifikasi tes) & sertifikasi, TKD & TKB
sistem komputerisasi, orientasi
& engagement untuk setiap penugasan pada
jabatan baru. Denga poin tersebut jelas bahwa
ASN yang direkrut tepat sasaran sesuai
dengan kompetensi dan kualifikasi yang
dibutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan
ASN yang direkrut telah siap tugas dengan
jabatan baru sehingga tidak diperlukan waktu
yang lama bagi ASN tersebut untuk
beradaptasi. Ketiga ASN diberikan
kesempatan seluas – luasnya untuk
mengembangkan diri melalui pelatihan, diklat,
coaching dan sejenisnya sedikitnya 20 jam
/tahun. Hal ini tentu saja menjadi kabar
gembira bagi para ASN, dikarenakan dengan
mengikuti berbagai macam pelatihan yang
mendukung kompetensi mereka ASN dapat
menjadi ASN yang lebih professional, kreatif
dan penuh inovasi yang sangat dibutuhkan
untuk kemajuan birokrasi yang haus akan
inovasi seiring dengan kemajuan zaman.
Keempat, adanya “reward” dan “punishment”
yang memotivasi ASN untuk terus
meningkatkan produktivitas kerja. Sistem ini
pula secara tidak langsung menggugurkan
para ASN yang tidak mampu bersaing dan
tidak produktif. Kelima, promosi dan rotasi
menuju PNS yang dinamis dengan
cara talent mapping, succession & career
planning dan rotasi nasional sebagai perekat
NKRI. Open recruitment adalah salah satu
cara sebelum mendapatkan calon terbaik di
organisasi (talent management). Talent
mapping perlu dibentuk melalui assessment
center yang distandardisasi oleh BKN,
sehingga setiap organisasi perlu membentuk
asesor internal untuk mendapatkan talent
terbaik. Teknik ini sangat bagus dalam
menyingkirkan sistem jual beli jabatan atau
KKN. Dengan ASN yang memiliki kualifikasi
dan kompetensi yang sesuai, siap tugas,
produktif, kreatif dan inovatif serta bersih dari
KKN birokrasi dapat dikelola secara efektif dan
efisien.
7. Pungki Rudianto,S.Pd Rekrutmen dengan sistem merit akan
membuat birokrasi lebih efektif dan effisien
karena yang dilihat dari sistem merit adalah
kemampuan dan kompetensi dari asing-
masing CASN, sehingga tidak ada lagi praktek
“orang titipan” yang membuat kualitas ASN
menurun karena perekrutan yang tidak sesui
dengan kualifikasi dan kompetensi yang
dibutuhkan. Penggunaan sistem merit juga
memberi peluang bagi semua orang yang
berkompeten menjadi ASN karena informasi
lowongan terbuka bagi seluruh masyarakat,
memungkinkan pemerintah mendapat ASN
yang berkualitas akan semakin besar.
8. Khasan Makhfudh, Sistem merit pada UU No. 5 Tahun 2014 dan PP
S.Pd No. 11 Tahun 2017 juncto PP No. 17 Tahun
2020 Sudah menjamin birokrasi akan lebih
efisien dan efektif sebab untuk memastikan
jabatan pegawai yang ada di birokrasi
pemerintah yang memenuhi persyaratan
kualifikasi dan kompetensi demi menjamin
keadilan dan juga menyediakan ruang
keterbukaan dalam perjalanan karir seorang
pegawai serta Mendukung keberadaan prinsip
akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan
dalam sektor publik.
9. Winda Nurul Wahyuni, Menurut saya UU no. 5 Tahun 2014 dan PP
S.Sos No. 11 Tahun 2017 juncto No 17 2020 sudah
menjamin birokrasi yang lebih efisien dan lebih
efektif bila dikelola oleh ASN yang
rekruitmentnya menggunakan system merit.,
karena dengan menggunakan system merit,
maka akan terjaring calon asn2 terpilih
berdasarkan kualitas dan kemampuannya,
tanpa memandang SARA, maupun jenis
kelamin serta bukan berdasarkan hubungan
kekeluargaan atau pertemanan (nepotisme).
Jadi system ini akan memperkuat system
birokrasi yang bersih, jujur dan adil, Karena
ASN Merupakan actor utama penggerak
birokrasi pemerintah dalam
menyelenggarakan tugas pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan public.
10. Felia Karlinda, S.Sos Berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN dan PP No. 11 Tahun 2017
juncto PP No. 17 Tahun 2020 diharapkan
dapat mengubah wajah birokrasi di Indonesia
yang selama ini terkesan terlalu rumit dan
berbelit-belit. Dengan adanya UU dan PP
tersebut diharapkan dapat membawa dampak
perubahan yang signifikan dalam
kelembagaan, sistem karir dan renumerasi
karena undang-undang ini merombak sistem
rekruitmen, pembinaan dan pengembangan
karir dimana termasuk sistem penjenjangan
karir dan pengisian jabatan tinggi melalui
promosi terbuka. Untuk menjamin terpilihnya
orang-orang yang profesional dan kompeten.
Sehingga menjadikan birokrasi yang ada
menjadi lebih efektif dan efisien.
Melalui metode merit sistem akan menjadi
terobosan baru dalam birokrasi Indonesia
yang berbagai kalangan dinilai bermasalah,
apalagi jika menggunakan sistem promosi,
yaitu penunjukan pejabat untuk menduduki
suatu jabatan oleh pejabat yang lebih tinggi,
yang rawan KKN, sehingga nantinya akan
tercipta pejabat yang betul-betul kompeten
dalam menjalankan jabatannya, bersih dari
KKN, berprestasi dalam proses pelayanan
Masyarakat.
Kesimpulan hasil diskusi
Penerapan sistem merit dalam manajemen ASN di instansi pemerintah sudah
merupakan sesuatu yang “urgent”, sebagai upaya untuk mewujudkan ASN
yang profesional, guna mendukung tercapainya tujuan reformasi birokrasi,
yaitu birokrasi yang efektif dan efisien, serta melayani. Perubahan yang cepat
secara global harus diantisipasi oleh Pemerintah dengan membangun human
capital di sector pemerintahan agar Indonesia mampu bersaing di tingkat
global dan Indonesia dapat masuk dalam kelompok middle upper countries.
Hasil pemetaan penerapan sistem merit dalam manajemen ASN yang telah
dilakukan KASN di seluruh Kementerian, LPNK dan Pemerintah Provinsi
menunjukkan bahwa belum banyak instansi yang siap untuk menerapkan
sistem merit. Berbagai prasyarat masih perlu disiapkan, namun instansi
dihadapkan pada keterbatasan dana dan pengalaman dalam
mengembangkan sistem merit. Komitmen yang tinggi dari pimpinan instansi
sangat diperlukan dalam mewujudkan manajemen ASN yang berbasis merit.
KERTAS KERJA DISKUSI KELOMPOK
Angkatan 9
Kelompok 3
Topik diskusi Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi yang dapat
dilakukan oleh Pemerintah

No Nama Peserta Pendapat yang disampaikan


1 Frandy Argasena, S.T. Berdasarkan referensi yang saya baca,
setidaknya ASN wajib memiliki 3 kompetensi
kunci yaitu kompetensi teknis, kompetensi
manajerial, dan kompetensi sosial kultural.
Untuk mencapai kompetensi-kompetensi
diatas maka bentuk-bentuk pengembangan
kompetensi yang dapat dilakukan oleh
pemerintah terhadap ASN diantaranya adalah
dengan cara Pendidikan formal, Pendidikan
dan Pelatihan Jabatan yang dipersyaratkan,
Pendidikan dan Pelatihan Fungsional,
Pendidikan dan Pelatihan Teknis, serta
Pemberian kemampuan melalui pengalaman
(Tour of Duty) para PNS.
2. Ahmad Nur Alfihadhi, Menurut saya dapat berupa pengembangan
S.T. kompetensi klasikal seperti pelatihan struktural
kepemimpinan, manajerial, teknis, fungsional,
kegiatan sejenis seminar, workshop,
penataran, bimbingan teknis, sosialisasi dan
lainnya atau pengembangan kompetensi non
klasikal seperti coaching, mentoring, e-
learning, pelatihan jarak jauh, outbond,
pertukaran ASN dengan pegawai swasta atau
BUMN dan lainnya.
3. Irena Ayu Kinanti, S.IP Untuk meningkatkan pengembangan pegawai,
pemerintah bisa melakukan beberapa jenis
diklat untuk pengembangan, yaitu:
A. Diklat teknis
Yang mana fungsinya untuk meningkatkan
keterampilan, sikap dan prilaku pegawai dlm
bekerja. Misalkan dg mengadakan diklat dasar
pengelolaan data kepegawaian, atau diklat
kebendaharaan.
B. Diklat manajerial
Yang mana fungsinya untuk mengurangi
penurunan kualitas SDM dalam menghadapi
berbagai inovasi teknologi yang berkembang.
Dengan ketentuan dilakukan diklat pimpinan
dgn persyaratan tertentu, yang bertujuan
untuk meningkatkan kepemimpinan
seseorang. Misalkan dengan diadakannya
diklat
C. Diklat Sosial kultural
Yang mana fungsinya ke aspek sosialisasi,
komunikasi kerjasama terhadap teman-teman
ASN. Misalkan diadakannya diklat kode etik
pns diklat pengelolaan kinerja pegawai
4. dr. Dina Shofiana Fani Peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) merupakan salah satu kunci dalam
Pembangunan Nasional. Hal tersebut guna
menghasilkan sumber daya yang produktif,
terampil, kreatif, disiplin, dan profesional.
Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM
khususnya ASN dapat dilakukan melalui 2
cara yaitu pendidikan formal melalui tugas
belajar dan atau pelatihan. Beberapa teknik
pelaksanaan dari strategi pengembangan
yang dapat dilakukan yaitu :
1. Pendidikan, melalui pendidikan diharapkan
ASN dapat meningkatkan kompetensi, baik
yang sejalan dengan bidangnya maupun
bidang tugas lain yang terkait.
Dalam bidang saya yaitu kesehatan,
pengembangan ASN berupa pendidikan bisa
dilaksanakan dengan mengambil tugas belajar
ke jenjang spesialis maupun pendidikan formal
seperti sarjana dibidang lain maupun magister
dibidang kesehatan, yang sekiranya dapat
meningkatkan kompetensi sebagai ASN dan
sesuai dengan kebutuhan instansi.
2. Pelatihan, dalam UU No.5 Tahun 2014
tentang ASN memiliki hak dalam
pengembangan kompetensinya minimal
20JP/tahun. Pelatihan dapat dilakukan secara
magang(internship), baik di tempat pelatihan
maupun di lapangan dengan teknik simulasi,
pembahasan kasus, seminar, kursus, dan
penataran. Keterkaitan antara jenis pelatihan
dengan tugas dan fungsi jabatan harus sesuai
sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja
ASN.
Pelatihan dibidang kesehatan dapat berupa
pelatihan yang diadakan organisasi profesi
maupun dari instansi pemerintahan. Pelatihan
yang diadakan organisasi profesi antara lain
kegawatdaruratan medis dalam bidang trauma
(ATLS), jantung (ACLS), pelatihan bedah
minor, serta seminar maupun workshop yang
lain. Sedangkan pelatihan yang diadakan
pemerintah atau instansi berupa pelatihan
vaksinator, pelatihan manajemen neonatus,
pelatihan resiko ibu hamil, dan lain
sebagainya.
5. Bambang Triatmojo, Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun
S.Tr.T 2014 pasal 70 ayat 2 “Pengembangan
Kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 antara lain melalui pendidikan dan
pelatihan, seminar, kursus dan penataran”.
Sejalan dengan itu, dimasa pandemi saat ini
Kepala LAN Dr. Adi Suryanto, M.si
menjelaskan bahwa LAN telah mengambil
langkah-langkah strategis dalam percecepatan
pengembangan kompetensi ASN. Salah satu
yang dikembangkan di LAN adalah melalui
pendekatan flexible learning yaitu
pembelajaran dilakukan lebih lentur, fleksibel,
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
dengan memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi baik synchronous maupun
asynchronous. Selain itu ada beberapa
metode pengembangan kompetensi dalam
kondisi New Normal antara lain fulltime online,
distance learning online and offline, micro
mobile learning, working place learning dan
juga corporate university.
6. Sinta Widya Safitri, Menurut saya, bentuk-bentuk pengembangan
S.Pd kompetensi yang dapat dilakukan oleh
Pemerintah adalah berbagai kompetensi yang
mengikuti kemajuan zaman dan teknologi
serta dapat diterapakan dalam masa pandemic
covid 19 saat ini. Seperti pelatihan – pelatihan
yang dilakukan berbasis teknologi dengan
menggunakan zoom meeting, google meeting,
atau via media social lainnya. Bagi pamong
belajar seperti saya besar harapan saya
kepada pemerintah untuk menyelenggarakan
berbagai macam diklat yang mendukung
profesionalitas seperti pelatihan pembuatan
media pembelajaran berbasis teknologi yang
bisa saya aplikasikan ketika mengajar.
Kemudian pelatihan pembuatan aplikasi atau
media informasi untuk mempromosikan
lembaga SKB dalam rangka ikut mencerdaskan
bangsa melalui pendidikan nonformal.
Berbagai pelatihan tata kelola administrasi dan
lembaga SKB sebagai bagian dari kemajuan
pendidikan di Indonesia.
7. Pungki Rudianto,S.Pd Pengembangan kompetesi ASN terutama
dibidang pendidikan/ASN guru sangat banyak.
Salah satunya pemerintah bisa mengadakan
diklat/pelatihan tentang kreatifitas dalam
mengajar. Pengembanagan kompetensi dalam
hal IPTEK juga perlu dilakukan untuk
menunjang perkembangan jaman dalam
bidang pendidikan di era modern seperti
sekarang. Pengembangan2 tersebut
diharapkan bisa menjadikan kinerja ASN guru
lebih profesional.
8. Khasan Makhfudh, Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi
S.Pd yang dapat dilakukan pemerintah antara lain
pendidikan dan pelatihan (diklat), kursus,
seminar, dan penataran.
9. Winda Nurul Wahyuni, Sumber daya manusia merupakan faktor
S.Sos penting dalam menetukan kemajuan suatu
organisasi, maka perlu diadakan suatu
pelitahan bagi asn guna meningkatkan
kompetensi mereka dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya,
Dalam undang-undang nomor 5 tahun 2014
tentang aparatur negara ditegaskan: (1) setiap
pegawai asn memiliki hak dan kesempatan
untuk pengembangan kompetensi, antaralain
melalui pelatihan dan pendidikan (diklat); (2)
Dalam pengembangan kompetensi setiap
Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana
penegmbangan kompetensi tahunan yang
tertuang dalam recana kerja anggaran
tahunan instansi masing-masing.
Bentuk-bentuk pengembangan kompetensiu
yang dapat dilakukan pemerintah contohnya,
usaha pemerintah dalam meningkatkan
kompetensi para CPNS (Calon Pegawai
Negeri Sipil ) guna menjalankan birokrasi
pemerintah dalam menyelenggarakan tugas
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
public, maka pemerintah mengadakan latsar
atau latihan dasar bagi par CPNS, selain
meningkatkan kompetensi dan SDM, Latsar
sebagai bentuk pengembangan kompetensi
oleh pemerintah, juga bertujuan untuk
mengubah pola perilaku dan mindset peserta,
dengan harapan mereka akan mampu menjadi
pelayan public yang lebih professional .
Di Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
terdapat TRC PB yakni Tim Reaksi Cepat
Penanggulangan Bencana, dimana mereka
merupakan ujung tombak dari BPBD dalam
melaksanakan Penanggulangan bencana.
Dikarenakan urgentnya perana mereka dalam
menanggulani bencana, maka perlu
diadakannya pelatihan-pelatihan guna
menungkatkan kemampuan mereka dalam
menanghulangi bencana agar lebih efektif dan
efisien, salah satunya dengan diadakannya
kegiatan pelatihan psikososial, dimana dalam
peltihan ini mereka akan diberi kemampuan
bagaimana caranya memberikan
pendampingan dalam bentuk psikososial
kepada masyarakat terdampak bencana, guna
nrmalisasi masyarakat terdampak bemcana
seperti sebelkum terjadi bencana.
10. Felia Karlinda, S.Sos Pengembangan kompetensi pegawai Aparatur
Sipil Negara (ASN) pada dasarnya bertujuan
untuk memastikan dan memelihara
kemampuan pegawai sehingga memenuhi
kualifikasi yang diprasyaratkan sehingga dapat
memberi konstribusi optimal bagi organisasi.
Salah satu bentuk pengembangan pegawai
adalah pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
dan pelatihan dapat melalui off the job dan on
the jobtraining. Off the jobtraining yaitu
pendekatan pelatihan di luar tempat kerja
yang memberikan kesempatan pada pegawai
untuk keluar dari rutinitas pekerjaan dan
berkonsentrasi dalam mempelajari sesuatu
yang berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan
pendekatan on the job training adalah
pendekatan pelatihan yang diberikan dengan
menyesuikan metode kerja, melakukan
adaptasi dengan pekerjaan, menggunakan
media kerja atau alat kerja secara langsung.
Kesimpulan hasil diskusi
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa urgensi
program pengembangan kompetensi SDM yang dilakukan secara
berkesinambungan sangat diperlukan oleh setiap instansi pemerintah.
Seluruh instansi pemerintah harus ikut berpartisipasi secara aktif dalam
penyusunan program pengembangan kompetensi SDM. Hal tersebut guna
memudahkan dan menghasilkan output atas hasil pengembangan
kompetensi SDM. Dengan pelaksanaan pengembangan kompetensi SDM
yang dilakukan secara berkesinambungan diharapkan akan menciptakan
kinerja pegawai serta kinerja organisasi yang meningkat sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan publik oleh instansi pemerintah.
KERTAS KERJA DISKUSI KELOMPOK
Angkatan 9
Kelompok 3
Topik diskusi Tambahan kompetensi apa yang dibutuhkan ASN dengan
menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam perubahan
global dan pandemi Covid-19

No Nama Peserta Pendapat yang disampaikan


1 Frandy Argasena, S.T. Menurut pendapat saya, tambahan
kompetensi yang dibutuhkan ASN saat ini
yaitu Kompetensi dalam Penguasaan dan
Pemanfaatan teknologi informasi beserta
informasinya. Hal tersebut sesuai dengan era
Industri 4.0 dan pandemi Covid-19, dimana
ASN semakin dituntut meningkatkan literasi
digitalnya dalam mewujudkan digitalisasi
pemerintahan melalui pemanfaatan
kecerdasan buatan (artificial intelligence)
2. Ahmad Nur Alfihadhi, ASN harus memiliki pengetahuan dan
S.T. mengikuti perkembangan produk-produk
teknologi yang ada sekarang ini serta mampu
untuk menggunakannya sehingga pelayanan
publik secara digital bisa dilakukan khususnya
dimasa pandemi covid19. Pelayanan Publik
tetap bisa dilakukan dan mengurangi adanya
kontak fisik dalam melakukan pelayanan.
3. Irena Ayu Kinanti, S.IP Kompetensi yg dibutuhkan ASN di era
pelayanan digital dlm perubahan global dan
covid menurut saya Yang pasti ASN hrs
memiliki multimedia skill yaitu skilll yg paham
akan teknologi, komputer, grapic art, video dll.
Krna skg diklat lebih banyak melalui e learning
dan dengan aplikasi zoom meeting, mau tidak
mau ASN harus bs menguasai dasar²
teknologi terkini untuk memudahkan dalam
pelayanan digital. Contoh diklat e-learning
information security awareness.
4. dr. Dina Shofiana Fani Kasus pandemi covid 19 membuat
masyarakat maupun pemerintah harus
beradaptasi dalam segala hal. Tidak terkecuali
dalam bidang pelayanan kesehatan sebagai
bidang yang paling terdampak pandemi covid
19 dalam hal tugas dan pelayanan terhadap
masyarakat. Hal ini membuat tantangan
tersendiri terutama ASN untuk menemukan
solusi ditengah keterbatasan, salah satunya
dengan memanfaatkan teknologi sebagai
media pelayanan jarak jauh. Teknologi yang
digunakan dalam pelayanan kesehatan dibuat
dan ditingkatkan untuk membatasi
kerumuman, mencegah pertemuan, dan
mempercepat pelayanan tanpa menurunkan
kualitas pelayanan. Beberapa teknologi yang
digunakan dibidang kesehatan selama masa
pandemi antaranya, pengambilan nomor
antrian dan scan kartu bpjs menggunakan
mesin otomatis, pelayanan poliklinik dan
konsultasi melalui telemedicine, pelayanan
swab/rapid/vaksin secara drive thru,
pendaftaran secara online, promosi kesehatan
secara digital, dan sistem rujukan secara
online. Penggunaan teknologi dan prosedur
baru tentu membutuhkan peningkatan
sumberdaya baik peralatan maupun SDM.
Sebagai ASN untuk melancarkan penggunaan
teknologi selama pandemi di harapkan
meningkatkan kompetensi seperti
pengoperasian telemedicine, penggunaan
media digital maupun media sosial untuk
promosi kesehatan, pelatihan penggunaan
pelayanan berbasis aplikasi sebagai sarana
pelayanan kesehatan maupun pelaporan, dan
lain sebagainya.
5. Bambang Triatmojo, Pandemi Covid-19 yang saat ini masih
S.Tr.T melanda Indonesia tidak boleh jadi
penghalang dalam pengembangan
kompetensi Aparatur Sipil Negara. Selama
pandemi Covid-19, banyak keahlian baru yang
diperlukan oleh ASN untuk dapat terus
beradaptasi dengan situasi saat ini. Masa
pandemi ini membuat sebuah tatatan baru
beradaptasi atau istilahnya “New Normal”
dimana adanya pengurangan aktivitas secara
konvensional (tatap muka), larangan untuk
berkerumun atau berkumpul demi upaya
pengurangan penyebaran Covid-19. New
Normal ini membuat segalanya menjadi era
digital. Karena itu, penguasaan teknologi
informasi dan komunikasi menjadi hal yang
harus dimiliki oleh setiap ASN agar dapat
terus beradaptasi dengan perkembangan
teknologi yang semakin pesat. ASN juga
diharapkan dapat bekerja dan belajar secara
gesit (agile) dimana dan kapan saja agar
dapat terus survive.
6. Sinta Widya Safitri, Menurut saya kompetensi yang dibutuhkan
S.Pd ASN dengan menggunakan Pelayanan Publik
Digital dalam perubahan global dan pandemi
Covid-19 adalah kompetensi di bidang
teknologi informasi dan komunikasi digital.
Mengingat masa pandemic saat ini membatasi
kita dalam bersosialisasi. Sehingga alternative
terbaik adalah menggunakan berbagi fasilitas
Pelayanan Publik digital. Misalnya dalam
bidang pendidikan guru maupun pamong
belajar baik tua maupun muda harus siap
belajar teknologi untuk pelaksanaan
Pembelajaran jarak jauh. Mereka dituntut
untuk bisa mengoperasikan berbagai gawai
yang mendukung tugas. Mereka diminta
kreatif dan berinovasi dalam membuat
berbagai macam media pembelajaran yang
efektif sehingga para siswa masih tetap dapat
merasakan pelayanan pembelajaran yang
sama berkualitasnya dengan pembelajaran
secara konvensional.
7. Pungki Rudianto,S.Pd Dewasa ini semua hal serba digital apalagi
dimasa pandemi, yang mengharuskan kita
menjaga jarak namun harus tetap produktif.
Kompeteni IPTEK yang memadai menjadi
syarat mutlak bagi ASN untuk bisa memberi
pelayanan publik yang baik pada masyarakat.
Tanpa kompetensi IPTEK yang mumpuni ASN
akan kesulitan dalam memberi pelayan publik
yang maksimal, efektif dan effisien. Hal
tersebut dapat berdampak pada penurunan
kinerja ASN dan memberi citra bruk ASN di
mata masyrakat secara umum.
8. Khasan Makhfudh, Pada bidang pendidikan, kompetensi yang
S.Pd dibutuhkan ASN dalam perubahan global dan
pandemi Covid-19 adalah salah satunya
mengikuti era digitalisasi yaitu memberikan pola
pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
menerapkan sistem pembelajaran berbasis
tekhnologi dengan menggunakan media
pembelajaran yang menarik dan mudah
dipahami yang mana mengubah pola-pola
pembelajaran yang bersifat klasikal menjadi pola-
pola pembelajaran yang inovatif seperti melalui
blended learning, distance learning, dan e-
learning.
9. Winda Nurul Wahyuni, Saat ini, dunia sedang dihadapkan dengan
S.Sos permasalahan mengenai penyebaran virus
covid-19. Salah satu strategi pemerintah
dalam menekan penyebaran Covid-19 adalah
dengan menerapkan kebijakan pembatasan
social berskala besar yakni, pembatasan
social berskala besar adalah istilah
kekarantinaan kesehatan diIndonesia yang
didefinisikan sebagai pembatasan kegiatan
tertentu penduduk dalam suatu wilayah untuk
mencegah kemungkinan penyebaran penyakit
atau kontaminasi (Wikipedia). Maka kita Agara
Virus Covid-19 segera berakhir, kita semua
harus berperan aktif dalam menerapkan PSBB
untuk menekan penyebaran virus ini, termasuk
para ASN.
Untuk itu, sebagian besar system kerja yang
digunakan oleh asn adalah system WFH,
dimana di dalam soistem ini membutuhkan
sarana digital dalam pelaksanaan pekerjaan
sehari-hari.
Kemampuan ASN dalam penggunaan
Tekhnologi dan Informasi perlu ditingkatkan,
sehingga tercetak ASN dengan SDM yang
mumpuni dalam dunia digital guna efisiensi
dan efektifitas dalam tugas pokok dan
fungsinya. Contoh nyata usaha pemerintah
dalam meningkatkan kompetensi ASN di dunia
Tekhnologi dan Informasi adalah dengan
mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Dasar
mengenai TEkhnologi Informatika.
10. Felia Karlinda, S.Sos Kondisi Pandemi COVID-19 telah mengubah
paradigma bekerja ASN menjadi lebih efektif
dan efisien, lebih berorientasi pada hasil
daripada prosedural. Percepatan penerapan
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) telah menjadi kebutuhan pada semua
level birokrasi. Oleh karena itu dibutuhkan
kompetensi lainnya yang dibutuhkan oleh ASN
dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan
masyarakat yaitu pada bidang teknologi
informasi dan komunikasi. Di era digital seperti
sekarang ini diharapkan para ASN menambah
tingkat pengetahuan dan keterampilannya
dalam bidang teknologi dan informasi.
Kesimpulan hasil diskusi
Dari masa pandemi ini, secara tidak langsung kita sebagai pegawai dituntut
untuk dapat meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi informasi. Di
masa pandemi, untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 semua
kegiatan secara fisik dibatasi sehingga semua kegiatan banyak dilakukan
secara virtual atau bisa dikatakan saat ini era-nya digitalisasi sudah dimulai.
Pandemi Covid-19 telah memengaruhi ranah teknologi dan sistem
pemerintahan dan menjadikan negara-negara di seluruh dunia. Negara-
negara di dunia harus melaksanakan penyesuaian untuk mewujudkan
kualitas pejabat publik yang lebih adaptif melalui pemanfaatan teknologi agar
dapat menciptakan pelayanan publik yang optimal, efisien, dan efektif.
Aparatur Sipil Negara dituntut untuk lebih Profesional dalam bekerja dan lebih
memahami teknologi, karena cara kerja sekarang berbasis tekhnologi. ASN
yang tidak bisa dan tidak mau belajar tentang teknologi, tidak akan mampu
mengikuti sistem kerja di era COVID ini. Selain sistem kerja yang sudah
serba online, sistem absensi pegawaipun juga menggunakan sistem online
bagi yang ditugaskan untuk bekerja dari rumah. Aparatur Sipil Negara mau
tidak mau harus bisa menerapkan berbagai aplikasi dalam kerjanya setiap
hari. Sistem kerja seperti itu, bagi ASN yang kemampuan teknologi informasi-
nya kurang dan tidak mau belajar, maka akan kesulitan dalam melaksanakan
pekerjaan hariannya dan akibatnya pekerjaan kantor akan terhambat dan
pelayanan kepada masyarakat tidak bisa berjalan dengan baik. Oleh sebab
itu kemampuan menggunakan teknologi informasi sangat dibutuhkan agar
kita dapat terus survive dengan kemajuan teknologi yang terus-menerus
berkembang.

Anda mungkin juga menyukai