Angkatan 9 Kelompok 3 Topik diskusi Apakah UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No. 17 Tahun 2020 sudah menjamin birokrasi akan lebih efisien dan efektif bila dikelola oleh ASN yang rekruitmennya dengan Sistem Merit?
No Nama Peserta Pendapat yang disampaikan
1 Frandy Argasena, S.T. Menurut pendapat saya sistem merit yang diterapkan dalam rekrutmen ASN merupakan sistem terbaik yang kedepan diharapkan menghasilkan birokrasi yang lebih efisien dan efektif. Namun demikian perlu diperhatikan lagi pengawasan dan evaluasi sistem ini agar penerapan sistem ini dapat berjalan semakin optimal dan sesuai perkembangan zaman. 2. Ahmad Nur Alfihadhi, Meurut saya ya sistem birokrasi akan lebih S.T. efektif dan efisien karena setiap jabatan yang ada diisi oleh ASN yang memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai pada bidangnya secara adil tanpa membedakan hal-hal lain seperti latar belakang politik, jenis kelamin, asal usul dan lainnya. 3. Irena Ayu Kinanti, S.IP Iya benar karena dengan sistem merit ini bisa mengedepankan prinsip-prinsip profesionalisme/kompetensi, kualifikasi, kinerja, transparansi, obyektivitas, serta bebas dari intervensi politik dan KKN akan terwujud birokrasi yang profesional, kompeten, berintegritas, memberikan pelayanan terbaik pada rakyat. Dan dengan adanya merit system, ini berarti bahwa calon yang lulus dalam seleksi dijamin memiliki kualitas yang baik sehingga ada harapan sistem birokrasi diindonesia bisa lebih baik lagi. 4. dr. Dina Shofiana Fani Penerapan sistem merit dalam manajemen ASN di instansi pemerintahan sebagai upaya untuk mewujudkan ASN yang efektif, efisien dan melayani merupakan salah satu cara untuk memastikan jabatan di birokrasi pemerintahan di duduki oleh orang-orang yang profesional, dalam arti kompeten dan melaksanakan tugas. Dalam penerapannya tentu harus dilaksanakan secara terbuka dan sesuai dengan kualifikasi serta kebutuhan instansi. Seleksi yang dilakukan secara terbuka diharapkan dapat memilih pimpinan/ASN secara objektif dan mengurangi praktek KKN yang sering mendorong terjadinya keberpihakan dalam pembuatan keputusan maupun kebijakan publik. Selain itu instansi juga harus menyiapkan pelaksanaan sistem merit di instansinya secara lebih komprehensif dimulai dari perencanaan kebutuhan pegawai, rekrutmen, pembinaan karier, manajemen kerja hingga pemberian reward dan punishment sehingga dapat mempertahankan pegawai yang profesional dan kompeten. Menurut pendapat saya dengan penerapan sistem merit pada ASN dapat menjamin birokrasi akan lebih efisien dan efektif apabila sistem tersebut sudah dilaksanakan dengan baik, ada kesiapan dari instansi serta komitmen yang tinggi dari pimpinan instansi dalam pelaksanaan sistem merit guna mewujudkan ASN yang berbasis merit. 5. Bambang Triatmojo, Menurut pendapat saya, sudah menjamin S.Tr.T karena UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 17 Tahun 2020 didalamnya mengamanatkan penerapan sistem merit dalam proses rekruitmen ASN. Dalam undang-undang tersebut, sistem merit didefinisikan sebagai kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja yang diberlakukan secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi. Penerapan rekruitmen dengan sistem merit bertujuan untuk merekrut ASN yang profesional dan berintegritas, serta menempatkan mereka pada jabatan-jabatan birokrasi pemerintah sesuai kompetensinya. Sehingga tidak ada lagi praktek proses rekrutmen yang menggunakan orang dalam, tidak transparan, jual beli jabatan dan sebagainya. Dengan begitu proses rekrutmen menjadi lebih efektif dan efisien karena orang yang menduduki suatu jabatan adalah orang yang tepat untuk jabatan tersebut. 6. Sinta Widya Safitri, Menurut saya birokrasi yang dikelola oleh ASN S.Pd yang rekruitmennya dengan Sistem Merit akan lebih efisien dan efektif dikarenakan adanya poin – poin penting yang terdapat pada sistem merit ini. Pertama adalah proses perekrutan ASN dilaksanakan secara sistematis berdasarkan pada fungsi organisasi melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja, audit kepegawaian penyesuaian arah kebijakan nasional. Kedua, perekrutan berorientasi pada talenta terbaik, rekrutmen berbasis jabatan (diversifikasi tes) & sertifikasi, TKD & TKB sistem komputerisasi, orientasi & engagement untuk setiap penugasan pada jabatan baru. Denga poin tersebut jelas bahwa ASN yang direkrut tepat sasaran sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan ASN yang direkrut telah siap tugas dengan jabatan baru sehingga tidak diperlukan waktu yang lama bagi ASN tersebut untuk beradaptasi. Ketiga ASN diberikan kesempatan seluas – luasnya untuk mengembangkan diri melalui pelatihan, diklat, coaching dan sejenisnya sedikitnya 20 jam /tahun. Hal ini tentu saja menjadi kabar gembira bagi para ASN, dikarenakan dengan mengikuti berbagai macam pelatihan yang mendukung kompetensi mereka ASN dapat menjadi ASN yang lebih professional, kreatif dan penuh inovasi yang sangat dibutuhkan untuk kemajuan birokrasi yang haus akan inovasi seiring dengan kemajuan zaman. Keempat, adanya “reward” dan “punishment” yang memotivasi ASN untuk terus meningkatkan produktivitas kerja. Sistem ini pula secara tidak langsung menggugurkan para ASN yang tidak mampu bersaing dan tidak produktif. Kelima, promosi dan rotasi menuju PNS yang dinamis dengan cara talent mapping, succession & career planning dan rotasi nasional sebagai perekat NKRI. Open recruitment adalah salah satu cara sebelum mendapatkan calon terbaik di organisasi (talent management). Talent mapping perlu dibentuk melalui assessment center yang distandardisasi oleh BKN, sehingga setiap organisasi perlu membentuk asesor internal untuk mendapatkan talent terbaik. Teknik ini sangat bagus dalam menyingkirkan sistem jual beli jabatan atau KKN. Dengan ASN yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sesuai, siap tugas, produktif, kreatif dan inovatif serta bersih dari KKN birokrasi dapat dikelola secara efektif dan efisien. 7. Pungki Rudianto,S.Pd Rekrutmen dengan sistem merit akan membuat birokrasi lebih efektif dan effisien karena yang dilihat dari sistem merit adalah kemampuan dan kompetensi dari asing- masing CASN, sehingga tidak ada lagi praktek “orang titipan” yang membuat kualitas ASN menurun karena perekrutan yang tidak sesui dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan. Penggunaan sistem merit juga memberi peluang bagi semua orang yang berkompeten menjadi ASN karena informasi lowongan terbuka bagi seluruh masyarakat, memungkinkan pemerintah mendapat ASN yang berkualitas akan semakin besar. 8. Khasan Makhfudh, Sistem merit pada UU No. 5 Tahun 2014 dan PP S.Pd No. 11 Tahun 2017 juncto PP No. 17 Tahun 2020 Sudah menjamin birokrasi akan lebih efisien dan efektif sebab untuk memastikan jabatan pegawai yang ada di birokrasi pemerintah yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi demi menjamin keadilan dan juga menyediakan ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang pegawai serta Mendukung keberadaan prinsip akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan dalam sektor publik. 9. Winda Nurul Wahyuni, Menurut saya UU no. 5 Tahun 2014 dan PP S.Sos No. 11 Tahun 2017 juncto No 17 2020 sudah menjamin birokrasi yang lebih efisien dan lebih efektif bila dikelola oleh ASN yang rekruitmentnya menggunakan system merit., karena dengan menggunakan system merit, maka akan terjaring calon asn2 terpilih berdasarkan kualitas dan kemampuannya, tanpa memandang SARA, maupun jenis kelamin serta bukan berdasarkan hubungan kekeluargaan atau pertemanan (nepotisme). Jadi system ini akan memperkuat system birokrasi yang bersih, jujur dan adil, Karena ASN Merupakan actor utama penggerak birokrasi pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan public. 10. Felia Karlinda, S.Sos Berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No. 17 Tahun 2020 diharapkan dapat mengubah wajah birokrasi di Indonesia yang selama ini terkesan terlalu rumit dan berbelit-belit. Dengan adanya UU dan PP tersebut diharapkan dapat membawa dampak perubahan yang signifikan dalam kelembagaan, sistem karir dan renumerasi karena undang-undang ini merombak sistem rekruitmen, pembinaan dan pengembangan karir dimana termasuk sistem penjenjangan karir dan pengisian jabatan tinggi melalui promosi terbuka. Untuk menjamin terpilihnya orang-orang yang profesional dan kompeten. Sehingga menjadikan birokrasi yang ada menjadi lebih efektif dan efisien. Melalui metode merit sistem akan menjadi terobosan baru dalam birokrasi Indonesia yang berbagai kalangan dinilai bermasalah, apalagi jika menggunakan sistem promosi, yaitu penunjukan pejabat untuk menduduki suatu jabatan oleh pejabat yang lebih tinggi, yang rawan KKN, sehingga nantinya akan tercipta pejabat yang betul-betul kompeten dalam menjalankan jabatannya, bersih dari KKN, berprestasi dalam proses pelayanan Masyarakat. Kesimpulan hasil diskusi Penerapan sistem merit dalam manajemen ASN di instansi pemerintah sudah merupakan sesuatu yang “urgent”, sebagai upaya untuk mewujudkan ASN yang profesional, guna mendukung tercapainya tujuan reformasi birokrasi, yaitu birokrasi yang efektif dan efisien, serta melayani. Perubahan yang cepat secara global harus diantisipasi oleh Pemerintah dengan membangun human capital di sector pemerintahan agar Indonesia mampu bersaing di tingkat global dan Indonesia dapat masuk dalam kelompok middle upper countries. Hasil pemetaan penerapan sistem merit dalam manajemen ASN yang telah dilakukan KASN di seluruh Kementerian, LPNK dan Pemerintah Provinsi menunjukkan bahwa belum banyak instansi yang siap untuk menerapkan sistem merit. Berbagai prasyarat masih perlu disiapkan, namun instansi dihadapkan pada keterbatasan dana dan pengalaman dalam mengembangkan sistem merit. Komitmen yang tinggi dari pimpinan instansi sangat diperlukan dalam mewujudkan manajemen ASN yang berbasis merit. KERTAS KERJA DISKUSI KELOMPOK Angkatan 9 Kelompok 3 Topik diskusi Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah
No Nama Peserta Pendapat yang disampaikan
1 Frandy Argasena, S.T. Berdasarkan referensi yang saya baca, setidaknya ASN wajib memiliki 3 kompetensi kunci yaitu kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural. Untuk mencapai kompetensi-kompetensi diatas maka bentuk-bentuk pengembangan kompetensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah terhadap ASN diantaranya adalah dengan cara Pendidikan formal, Pendidikan dan Pelatihan Jabatan yang dipersyaratkan, Pendidikan dan Pelatihan Fungsional, Pendidikan dan Pelatihan Teknis, serta Pemberian kemampuan melalui pengalaman (Tour of Duty) para PNS. 2. Ahmad Nur Alfihadhi, Menurut saya dapat berupa pengembangan S.T. kompetensi klasikal seperti pelatihan struktural kepemimpinan, manajerial, teknis, fungsional, kegiatan sejenis seminar, workshop, penataran, bimbingan teknis, sosialisasi dan lainnya atau pengembangan kompetensi non klasikal seperti coaching, mentoring, e- learning, pelatihan jarak jauh, outbond, pertukaran ASN dengan pegawai swasta atau BUMN dan lainnya. 3. Irena Ayu Kinanti, S.IP Untuk meningkatkan pengembangan pegawai, pemerintah bisa melakukan beberapa jenis diklat untuk pengembangan, yaitu: A. Diklat teknis Yang mana fungsinya untuk meningkatkan keterampilan, sikap dan prilaku pegawai dlm bekerja. Misalkan dg mengadakan diklat dasar pengelolaan data kepegawaian, atau diklat kebendaharaan. B. Diklat manajerial Yang mana fungsinya untuk mengurangi penurunan kualitas SDM dalam menghadapi berbagai inovasi teknologi yang berkembang. Dengan ketentuan dilakukan diklat pimpinan dgn persyaratan tertentu, yang bertujuan untuk meningkatkan kepemimpinan seseorang. Misalkan dengan diadakannya diklat C. Diklat Sosial kultural Yang mana fungsinya ke aspek sosialisasi, komunikasi kerjasama terhadap teman-teman ASN. Misalkan diadakannya diklat kode etik pns diklat pengelolaan kinerja pegawai 4. dr. Dina Shofiana Fani Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci dalam Pembangunan Nasional. Hal tersebut guna menghasilkan sumber daya yang produktif, terampil, kreatif, disiplin, dan profesional. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM khususnya ASN dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu pendidikan formal melalui tugas belajar dan atau pelatihan. Beberapa teknik pelaksanaan dari strategi pengembangan yang dapat dilakukan yaitu : 1. Pendidikan, melalui pendidikan diharapkan ASN dapat meningkatkan kompetensi, baik yang sejalan dengan bidangnya maupun bidang tugas lain yang terkait. Dalam bidang saya yaitu kesehatan, pengembangan ASN berupa pendidikan bisa dilaksanakan dengan mengambil tugas belajar ke jenjang spesialis maupun pendidikan formal seperti sarjana dibidang lain maupun magister dibidang kesehatan, yang sekiranya dapat meningkatkan kompetensi sebagai ASN dan sesuai dengan kebutuhan instansi. 2. Pelatihan, dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN memiliki hak dalam pengembangan kompetensinya minimal 20JP/tahun. Pelatihan dapat dilakukan secara magang(internship), baik di tempat pelatihan maupun di lapangan dengan teknik simulasi, pembahasan kasus, seminar, kursus, dan penataran. Keterkaitan antara jenis pelatihan dengan tugas dan fungsi jabatan harus sesuai sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja ASN. Pelatihan dibidang kesehatan dapat berupa pelatihan yang diadakan organisasi profesi maupun dari instansi pemerintahan. Pelatihan yang diadakan organisasi profesi antara lain kegawatdaruratan medis dalam bidang trauma (ATLS), jantung (ACLS), pelatihan bedah minor, serta seminar maupun workshop yang lain. Sedangkan pelatihan yang diadakan pemerintah atau instansi berupa pelatihan vaksinator, pelatihan manajemen neonatus, pelatihan resiko ibu hamil, dan lain sebagainya. 5. Bambang Triatmojo, Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun S.Tr.T 2014 pasal 70 ayat 2 “Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus dan penataran”. Sejalan dengan itu, dimasa pandemi saat ini Kepala LAN Dr. Adi Suryanto, M.si menjelaskan bahwa LAN telah mengambil langkah-langkah strategis dalam percecepatan pengembangan kompetensi ASN. Salah satu yang dikembangkan di LAN adalah melalui pendekatan flexible learning yaitu pembelajaran dilakukan lebih lentur, fleksibel, dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan memanfaatkan teknologi informasi komunikasi baik synchronous maupun asynchronous. Selain itu ada beberapa metode pengembangan kompetensi dalam kondisi New Normal antara lain fulltime online, distance learning online and offline, micro mobile learning, working place learning dan juga corporate university. 6. Sinta Widya Safitri, Menurut saya, bentuk-bentuk pengembangan S.Pd kompetensi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah adalah berbagai kompetensi yang mengikuti kemajuan zaman dan teknologi serta dapat diterapakan dalam masa pandemic covid 19 saat ini. Seperti pelatihan – pelatihan yang dilakukan berbasis teknologi dengan menggunakan zoom meeting, google meeting, atau via media social lainnya. Bagi pamong belajar seperti saya besar harapan saya kepada pemerintah untuk menyelenggarakan berbagai macam diklat yang mendukung profesionalitas seperti pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis teknologi yang bisa saya aplikasikan ketika mengajar. Kemudian pelatihan pembuatan aplikasi atau media informasi untuk mempromosikan lembaga SKB dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa melalui pendidikan nonformal. Berbagai pelatihan tata kelola administrasi dan lembaga SKB sebagai bagian dari kemajuan pendidikan di Indonesia. 7. Pungki Rudianto,S.Pd Pengembangan kompetesi ASN terutama dibidang pendidikan/ASN guru sangat banyak. Salah satunya pemerintah bisa mengadakan diklat/pelatihan tentang kreatifitas dalam mengajar. Pengembanagan kompetensi dalam hal IPTEK juga perlu dilakukan untuk menunjang perkembangan jaman dalam bidang pendidikan di era modern seperti sekarang. Pengembangan2 tersebut diharapkan bisa menjadikan kinerja ASN guru lebih profesional. 8. Khasan Makhfudh, Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi S.Pd yang dapat dilakukan pemerintah antara lain pendidikan dan pelatihan (diklat), kursus, seminar, dan penataran. 9. Winda Nurul Wahyuni, Sumber daya manusia merupakan faktor S.Sos penting dalam menetukan kemajuan suatu organisasi, maka perlu diadakan suatu pelitahan bagi asn guna meningkatkan kompetensi mereka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dalam undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur negara ditegaskan: (1) setiap pegawai asn memiliki hak dan kesempatan untuk pengembangan kompetensi, antaralain melalui pelatihan dan pendidikan (diklat); (2) Dalam pengembangan kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana penegmbangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam recana kerja anggaran tahunan instansi masing-masing. Bentuk-bentuk pengembangan kompetensiu yang dapat dilakukan pemerintah contohnya, usaha pemerintah dalam meningkatkan kompetensi para CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil ) guna menjalankan birokrasi pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan public, maka pemerintah mengadakan latsar atau latihan dasar bagi par CPNS, selain meningkatkan kompetensi dan SDM, Latsar sebagai bentuk pengembangan kompetensi oleh pemerintah, juga bertujuan untuk mengubah pola perilaku dan mindset peserta, dengan harapan mereka akan mampu menjadi pelayan public yang lebih professional . Di Badan Penanggulangan Bencana Daerah, terdapat TRC PB yakni Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana, dimana mereka merupakan ujung tombak dari BPBD dalam melaksanakan Penanggulangan bencana. Dikarenakan urgentnya perana mereka dalam menanggulani bencana, maka perlu diadakannya pelatihan-pelatihan guna menungkatkan kemampuan mereka dalam menanghulangi bencana agar lebih efektif dan efisien, salah satunya dengan diadakannya kegiatan pelatihan psikososial, dimana dalam peltihan ini mereka akan diberi kemampuan bagaimana caranya memberikan pendampingan dalam bentuk psikososial kepada masyarakat terdampak bencana, guna nrmalisasi masyarakat terdampak bemcana seperti sebelkum terjadi bencana. 10. Felia Karlinda, S.Sos Pengembangan kompetensi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada dasarnya bertujuan untuk memastikan dan memelihara kemampuan pegawai sehingga memenuhi kualifikasi yang diprasyaratkan sehingga dapat memberi konstribusi optimal bagi organisasi. Salah satu bentuk pengembangan pegawai adalah pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dapat melalui off the job dan on the jobtraining. Off the jobtraining yaitu pendekatan pelatihan di luar tempat kerja yang memberikan kesempatan pada pegawai untuk keluar dari rutinitas pekerjaan dan berkonsentrasi dalam mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan pendekatan on the job training adalah pendekatan pelatihan yang diberikan dengan menyesuikan metode kerja, melakukan adaptasi dengan pekerjaan, menggunakan media kerja atau alat kerja secara langsung. Kesimpulan hasil diskusi Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa urgensi program pengembangan kompetensi SDM yang dilakukan secara berkesinambungan sangat diperlukan oleh setiap instansi pemerintah. Seluruh instansi pemerintah harus ikut berpartisipasi secara aktif dalam penyusunan program pengembangan kompetensi SDM. Hal tersebut guna memudahkan dan menghasilkan output atas hasil pengembangan kompetensi SDM. Dengan pelaksanaan pengembangan kompetensi SDM yang dilakukan secara berkesinambungan diharapkan akan menciptakan kinerja pegawai serta kinerja organisasi yang meningkat sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik oleh instansi pemerintah. KERTAS KERJA DISKUSI KELOMPOK Angkatan 9 Kelompok 3 Topik diskusi Tambahan kompetensi apa yang dibutuhkan ASN dengan menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam perubahan global dan pandemi Covid-19
No Nama Peserta Pendapat yang disampaikan
1 Frandy Argasena, S.T. Menurut pendapat saya, tambahan kompetensi yang dibutuhkan ASN saat ini yaitu Kompetensi dalam Penguasaan dan Pemanfaatan teknologi informasi beserta informasinya. Hal tersebut sesuai dengan era Industri 4.0 dan pandemi Covid-19, dimana ASN semakin dituntut meningkatkan literasi digitalnya dalam mewujudkan digitalisasi pemerintahan melalui pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence) 2. Ahmad Nur Alfihadhi, ASN harus memiliki pengetahuan dan S.T. mengikuti perkembangan produk-produk teknologi yang ada sekarang ini serta mampu untuk menggunakannya sehingga pelayanan publik secara digital bisa dilakukan khususnya dimasa pandemi covid19. Pelayanan Publik tetap bisa dilakukan dan mengurangi adanya kontak fisik dalam melakukan pelayanan. 3. Irena Ayu Kinanti, S.IP Kompetensi yg dibutuhkan ASN di era pelayanan digital dlm perubahan global dan covid menurut saya Yang pasti ASN hrs memiliki multimedia skill yaitu skilll yg paham akan teknologi, komputer, grapic art, video dll. Krna skg diklat lebih banyak melalui e learning dan dengan aplikasi zoom meeting, mau tidak mau ASN harus bs menguasai dasar² teknologi terkini untuk memudahkan dalam pelayanan digital. Contoh diklat e-learning information security awareness. 4. dr. Dina Shofiana Fani Kasus pandemi covid 19 membuat masyarakat maupun pemerintah harus beradaptasi dalam segala hal. Tidak terkecuali dalam bidang pelayanan kesehatan sebagai bidang yang paling terdampak pandemi covid 19 dalam hal tugas dan pelayanan terhadap masyarakat. Hal ini membuat tantangan tersendiri terutama ASN untuk menemukan solusi ditengah keterbatasan, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pelayanan jarak jauh. Teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan dibuat dan ditingkatkan untuk membatasi kerumuman, mencegah pertemuan, dan mempercepat pelayanan tanpa menurunkan kualitas pelayanan. Beberapa teknologi yang digunakan dibidang kesehatan selama masa pandemi antaranya, pengambilan nomor antrian dan scan kartu bpjs menggunakan mesin otomatis, pelayanan poliklinik dan konsultasi melalui telemedicine, pelayanan swab/rapid/vaksin secara drive thru, pendaftaran secara online, promosi kesehatan secara digital, dan sistem rujukan secara online. Penggunaan teknologi dan prosedur baru tentu membutuhkan peningkatan sumberdaya baik peralatan maupun SDM. Sebagai ASN untuk melancarkan penggunaan teknologi selama pandemi di harapkan meningkatkan kompetensi seperti pengoperasian telemedicine, penggunaan media digital maupun media sosial untuk promosi kesehatan, pelatihan penggunaan pelayanan berbasis aplikasi sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun pelaporan, dan lain sebagainya. 5. Bambang Triatmojo, Pandemi Covid-19 yang saat ini masih S.Tr.T melanda Indonesia tidak boleh jadi penghalang dalam pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara. Selama pandemi Covid-19, banyak keahlian baru yang diperlukan oleh ASN untuk dapat terus beradaptasi dengan situasi saat ini. Masa pandemi ini membuat sebuah tatatan baru beradaptasi atau istilahnya “New Normal” dimana adanya pengurangan aktivitas secara konvensional (tatap muka), larangan untuk berkerumun atau berkumpul demi upaya pengurangan penyebaran Covid-19. New Normal ini membuat segalanya menjadi era digital. Karena itu, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi hal yang harus dimiliki oleh setiap ASN agar dapat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. ASN juga diharapkan dapat bekerja dan belajar secara gesit (agile) dimana dan kapan saja agar dapat terus survive. 6. Sinta Widya Safitri, Menurut saya kompetensi yang dibutuhkan S.Pd ASN dengan menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam perubahan global dan pandemi Covid-19 adalah kompetensi di bidang teknologi informasi dan komunikasi digital. Mengingat masa pandemic saat ini membatasi kita dalam bersosialisasi. Sehingga alternative terbaik adalah menggunakan berbagi fasilitas Pelayanan Publik digital. Misalnya dalam bidang pendidikan guru maupun pamong belajar baik tua maupun muda harus siap belajar teknologi untuk pelaksanaan Pembelajaran jarak jauh. Mereka dituntut untuk bisa mengoperasikan berbagai gawai yang mendukung tugas. Mereka diminta kreatif dan berinovasi dalam membuat berbagai macam media pembelajaran yang efektif sehingga para siswa masih tetap dapat merasakan pelayanan pembelajaran yang sama berkualitasnya dengan pembelajaran secara konvensional. 7. Pungki Rudianto,S.Pd Dewasa ini semua hal serba digital apalagi dimasa pandemi, yang mengharuskan kita menjaga jarak namun harus tetap produktif. Kompeteni IPTEK yang memadai menjadi syarat mutlak bagi ASN untuk bisa memberi pelayanan publik yang baik pada masyarakat. Tanpa kompetensi IPTEK yang mumpuni ASN akan kesulitan dalam memberi pelayan publik yang maksimal, efektif dan effisien. Hal tersebut dapat berdampak pada penurunan kinerja ASN dan memberi citra bruk ASN di mata masyrakat secara umum. 8. Khasan Makhfudh, Pada bidang pendidikan, kompetensi yang S.Pd dibutuhkan ASN dalam perubahan global dan pandemi Covid-19 adalah salah satunya mengikuti era digitalisasi yaitu memberikan pola pembelajaran yang efektif dan efisien dengan menerapkan sistem pembelajaran berbasis tekhnologi dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami yang mana mengubah pola-pola pembelajaran yang bersifat klasikal menjadi pola- pola pembelajaran yang inovatif seperti melalui blended learning, distance learning, dan e- learning. 9. Winda Nurul Wahyuni, Saat ini, dunia sedang dihadapkan dengan S.Sos permasalahan mengenai penyebaran virus covid-19. Salah satu strategi pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19 adalah dengan menerapkan kebijakan pembatasan social berskala besar yakni, pembatasan social berskala besar adalah istilah kekarantinaan kesehatan diIndonesia yang didefinisikan sebagai pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi (Wikipedia). Maka kita Agara Virus Covid-19 segera berakhir, kita semua harus berperan aktif dalam menerapkan PSBB untuk menekan penyebaran virus ini, termasuk para ASN. Untuk itu, sebagian besar system kerja yang digunakan oleh asn adalah system WFH, dimana di dalam soistem ini membutuhkan sarana digital dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Kemampuan ASN dalam penggunaan Tekhnologi dan Informasi perlu ditingkatkan, sehingga tercetak ASN dengan SDM yang mumpuni dalam dunia digital guna efisiensi dan efektifitas dalam tugas pokok dan fungsinya. Contoh nyata usaha pemerintah dalam meningkatkan kompetensi ASN di dunia Tekhnologi dan Informasi adalah dengan mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Dasar mengenai TEkhnologi Informatika. 10. Felia Karlinda, S.Sos Kondisi Pandemi COVID-19 telah mengubah paradigma bekerja ASN menjadi lebih efektif dan efisien, lebih berorientasi pada hasil daripada prosedural. Percepatan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) telah menjadi kebutuhan pada semua level birokrasi. Oleh karena itu dibutuhkan kompetensi lainnya yang dibutuhkan oleh ASN dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat yaitu pada bidang teknologi informasi dan komunikasi. Di era digital seperti sekarang ini diharapkan para ASN menambah tingkat pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang teknologi dan informasi. Kesimpulan hasil diskusi Dari masa pandemi ini, secara tidak langsung kita sebagai pegawai dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi informasi. Di masa pandemi, untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 semua kegiatan secara fisik dibatasi sehingga semua kegiatan banyak dilakukan secara virtual atau bisa dikatakan saat ini era-nya digitalisasi sudah dimulai. Pandemi Covid-19 telah memengaruhi ranah teknologi dan sistem pemerintahan dan menjadikan negara-negara di seluruh dunia. Negara- negara di dunia harus melaksanakan penyesuaian untuk mewujudkan kualitas pejabat publik yang lebih adaptif melalui pemanfaatan teknologi agar dapat menciptakan pelayanan publik yang optimal, efisien, dan efektif. Aparatur Sipil Negara dituntut untuk lebih Profesional dalam bekerja dan lebih memahami teknologi, karena cara kerja sekarang berbasis tekhnologi. ASN yang tidak bisa dan tidak mau belajar tentang teknologi, tidak akan mampu mengikuti sistem kerja di era COVID ini. Selain sistem kerja yang sudah serba online, sistem absensi pegawaipun juga menggunakan sistem online bagi yang ditugaskan untuk bekerja dari rumah. Aparatur Sipil Negara mau tidak mau harus bisa menerapkan berbagai aplikasi dalam kerjanya setiap hari. Sistem kerja seperti itu, bagi ASN yang kemampuan teknologi informasi- nya kurang dan tidak mau belajar, maka akan kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan hariannya dan akibatnya pekerjaan kantor akan terhambat dan pelayanan kepada masyarakat tidak bisa berjalan dengan baik. Oleh sebab itu kemampuan menggunakan teknologi informasi sangat dibutuhkan agar kita dapat terus survive dengan kemajuan teknologi yang terus-menerus berkembang.