Anda di halaman 1dari 4

Civil Apparatus

Policy Brief
POLICY BRIEF
BKN
Badan Kepegawaian Negara

Nomor: 019-Mei 2018 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian

DIKOTOMI SISTEM MERIT DAN POLITISASI BIROKRASI


DALAM PENGANGKATAN JABATAN ASN

PENDAHULUAN pendekatan yang menekankan pada pengelolaan


Lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun ASN dengan mendasarkan kesesuaian antara ke-
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) meru- ahlian pegawai dengan kualifikasi jabatannya.
pakan harapan baru bagi pelaksanaan manajemen Mismatch antara kompetensi pegawai dan kuali-
ASN untuk mencetak ASN yang kompeten, handal, fikasi jabatan menjadi problem utama bagi kebe-
dan kompetitif melalui sistem manajemen berbasis radaan ASN yang menjadi sorotan publik. Salah
merit. Merit system manajemen ASN merupakan satu penyebabnya adalah implementasi manajemen
ASN kurang profesional, yang berdampak pada
Ringkasan Eksekutif minimnya kompetensi ASN. Sebagaimana di-
katakan Ashari (2010:4) bahwa perlunya pem-
• Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
berdayaan untuk mengurai problem-problem
Aparatur Sipil Negara menyebutkan manajemen
ASN diselenggarakan berdasakan sistem merit. pegawai pemerintah yang lazim terjadi, seperti;
(1) Praktek spoil sytem dan inkompetensi dalam
• Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen
ASN berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi,
sistem rekrutmen dan seleksi pegawai; (2) Struktur
dan kinerja secara adil dan wajar tanpa mem- kepegawaian terutama yang menyangkut kualitas
bedakan faktor politik, ras, agama, asal usul, jenis dan kuantitas serta distribusi yang tidak ideal;
kelamin, dan kondisi kecacatan. (3) Tingkat efisiensi dan efektivitas serta kinerja
• Politisasi birokrasi merupakan keterlibatan pegawai yang belum optimal; (4) Sistem dan pola
aparatur secara langsung dalam mendukung atau karier pegawai yang tidak jelas, transparan, dan
mempertahankan pejabat politik. kompetitif; (5) Tingkat disiplin, etos kerja, dan
• Dikotomi sistem merit dan politisasi birokrasi budaya kerja pegawai masih rendah.
merupakan opsi penyelesaian sebagai penentu Buruknya penyelenggaraan manajemen
keberhasilan penyelenggaraan manajemen ASN
dalam pengangkatan jabatan ASN.
ASN selama ini juga diperparah dengan adanya
politisasi birokrasi dalam ranah administrasi, yaitu
• Komitmen dan integritas Pejabat Pembina
Kepegawain (PPK) adalah kunci bagi penegakan intervensi pejabat politik dalam pengangkatan
sistem merit dalam pengangkata jabatan ASN. jabatan karier ASN. Sebagaimana dikatakan
Damayanti (2009:12) bahwa dalam sejarah
Penulis : Ajib Rakhmawanto
penyelenggaraan pemerintahan Indonesia sarat
Penanggungjawab : Achmad Slamet Hidayat dengan politisasi birokrasi, dimana kedudukan
Pimpinan Redaksi : Ajib Rakhmawanto birokrasi tidak dapat bersifat netral terhadap
Editor : Anang Pikukuh Purwoko
Design Grafis : Santosa
kekuatan-kekuatan politik yang bermain dalam
Sekretariat : Heri Noviyanto pemerintahan. Pengangkatan jabatan ASN dipilih
Sirkulasi : Hamid Munawan dan dipromosikan bukan berdasarkan sistem merit
Alamat : Jl. Letjend Sutoyo No.12 Cililitan
Jakarta Timur
tetapi lebih disebabkan oleh politisasi birokrasi,
Telp/e-mail : 021-80887011/puslitbang_bkn@yohoo.com bahkan pencopotan atau demosi pun juga tidak
lepas dari nuansa politisasi birokrasi.

1
Policy Brief
Untuk menjamin birokrasi pemerintah atas dasar prinsip politik atau diskriminasi ataupun
yang bersih, bebas Korupsi Kolusi Nepotisme tindakan favoritisme lainnya. Sistem merit
(KKN), dan terlepas dari intervensi politik, perlu sebagai prinsip fundamental wajib dilakukan dalam
diterapkan sistem manajemen ASN berbasis praktik penyelenggaraan manajemen ASN.
merit. Dalam penjelasan UU ASN disebutkan Sistem merit adalah kebijakan dan mana-
bahwa pemerintah diharapkan dapat menciptakan jemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
aparatur yang profesional, cakap, dan kompetitif kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
melalui pelaksanaan manajemen ASN yang ber- dengan tanpa membedakan latar belakang politik,
dasarkan pada sistem merit, atau sistem rekrutmen, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin,
pengangkatan, penempatan, dan promosi pegawai status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Hal
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. ini sebagaimana tertuang dalam UU ASN Pasal 51
Manajemen ASN idealnya dilaksanakan secara bahwa manajemen ASN diselenggarakan berdasa
terbuka dan kompetitif, sejalan dengan tata kelola sistem merit. Prinsip sistem merit mensejajarkan
pemerintahan yang baik. Oleh karena itu penye- aspek kompetensi (competence), kualifikasi (quali-
lenggaraan manajemen ASN berbasis sistem merit fication), prestasi kerja (performance), adil (fairness),
merupakan prioritas utama dan politisasi birokrasi dan terbuka (open). Dalam pengangkatan jabatan
harus dieliminir. Dikotomi sistem merit dan merit seharusnya sebagai nilai yang dijunjung
politisasi segera diselesaikan dengan komitmen tinggi untuk mendapatkan profesionalitas ASN.
reformasi birokrasi. Dilema sistem merit dan politisasi sangat
terasa nuansanya dalam setiap pengangkatan
SISTEM MERIT jabatan ASN. Pemenuhan berbagai tuntutan dari
Merit merupakan penopang utama bagi pengangkatan jabatan masih banyak dimasifkan
terselenggaranya manajemen atau tata kelola untuk kepentingan politik, yang banyak dilak-
pemerintahan yang baik (good governance) dalam sanakan dengan intrik praktek KKN. Komitmen dan
segala aspek, termasuk pengangkatan jabatan integritas para Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
dalam manajemen pegawai pemerintah. Hal ini merupakan kunci bagi keberhasilan penerapkan
sebagaimana dikatakan Woodard, (2000:12) prinsip merit dalam pengangkatan jabatan ASN.
bahwa dalam manajemen publik merit berperan Tujuan penerapan sistem merit untuk mendapatkan
sebagai value atau prinsip yang berkonotasi pejabat-pejabat ASN berkompeten yang dapat
fairness, equity, dan reward dalam jabatan publik diandalkan dalam memberikan pelayanan publik
(public employment) berasaskan prestasi bukan (public service) secara profesional.

Competence Qualification Performance Fairness Open

MERIT

2
Policy Brief
POLITISASI BIROKRASI penguatan bukan hanya ketidakberdayaan masya-
Dikotomi politik dalam administrasi negara rakat dalam mengontrol pemerintah, tetapi juga
wajib dihindari bagi penyelenggaraan pemerin- karena ketidakmampuan pemerintah melepaskan
tahan. Dalam pemerintahan harus dibedakan antara diri dari cengkeraman pejabat politik. Pejabat karier
pejabat yang menjalankan fungsi politik dengan ASN hanya menjadi obyek dari kekuatan politik,
fungsi administrasi negara. Fungsi politik adalah sehingga tidak independen dalam memberikan
pembuatan kebijakan (policy) atau ekspresi dari pelayanan publik. Pengangkatan jabatan ASN
kemauan negara, sedangkan fungsi administrasi mengesampingkan sistem merit yang lebih ber-
negara adalah pelaksanaan policy. Politisasi nuansa politis serta menghasilkan pejabat ASN
birokrasi hakikatnya pemerintahan berada di tidak kompeten.
2 (dua) sisi; (1) berasal dari sisi partai politik
yang mengintervensi birokrasi; (2) berasal dari PENGANGKATAN JABATAN ASN
eksekutif itu sendiri yang mempolitisir birokrasi ASN sebagai pelayan publik harus netral dari
untuk kepentingannya (kekuasaan) sendiri, tetapi kekuatan politik. Pengangkatan ASN dilaksanakan
keduanya memiliki kepentingan yang sama yaitu secara profesional tanpa intervensi dari partai
melanggengkan atau mempertahankan kekuasaan politik. Netralitas ASN sebagaimana diatur dalam
(Martini, 20014:7). Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2016 Pasal
Menurut Harold Crouch bureucratic-polity 255 bahwa PNS dilarang menjadi anggota dan/
di Indonesia mengandung 3 ciri utama, yaitu; atau pengurus partai politik. PNS yang melanggar
pertama, lembaga politik yang dominan adalah larangan diberhentikan tidak dengan hormat
birokrasi; kedua, lembaga-lembaga politik lainnya sebagai PNS. Promosi atau pengangkatan jabatan
seperti parlemen, partai politik, dan kelompok- dilaksanakan secara selektif dengan membentuk
kelompok kepentingan berada dalam keadaan panitia seleksi yang independen dan melelui tahapan
lemah, sehingga tidak mampu mengimbangi atau seleksi. Dalam UU ASN Pasal 72 disebutkan bahwa
mengontrol kekuatan birokrasi; ketiga, massa promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan
di luar birokrasi secara politik dan ekonomis objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan per-
adalah pasif, yang sebagian adalah merupakan syaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian
kelemahan partai politik dan secara timbal balik atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerjasama,
menguatkan birokrasi (Martini, 20014:8). Analisis kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai kinerja
ini menjelaskan bahwa kepentingan pejabat politik PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa membedakan
dominan mewa-kili institusi pemeritah mengalami gender, suku, agama, ras, dan golongan.

Kualifikasi Kompetensi Kinerja Kepemimpinan

Obyektif
Kerjasama
Dasar
Kompetitif
Promosi
Jabatan Kreativitas
Transparan
ASN
Akuntabel

3
Policy Brief
Namun demikian menurut Effendi REKOMENDASI
(2010:136-137) ada hal yang bersifat inkonsisten
dalam ketetuan UU dan PP yang berpotensi Membuat regulasi yang mengatur tentang
menimbulkan kekacauan dalam pengelolan PNS konsekuensi atas penjatuhan hukuman disiplin
untuk menciptakan sistem merit yaitu adanya dan pelanggaran kode etik bagi Pejabat yang
demarkasi dalam pembinaan jabatan politik dan melakukan politisasi birokrasi.
pembinaan jabatan karier. Lebih lanjut menurut
Effendi seharusnya yang ditetapkan sebagai
PPK adalah PNS paling senior di instansi Pusat Membuat aturan main dan pedoman terhadap
(Sekretaris Jenderal) dan Daerah (Sekretaris sistem rekrutmen tim seleksi pejabat ASN.
Daerah), namun disisi lain tidak megikuti garis
demarkasi antara jabatan politik dan jabatan karier
karena yang memegang wewenang pengangkatan Menentukan pedoman standar kerja bagi tim
jabaan PNS adalah para pejabat politik (Menteri, seleksi pejabat ASN.
Gubernur/Kepala Daerah). Sehingga terjadi atas
pengaburan batas antara kedua jabatan tersebut
Lembaga pengawas pengangkatan jabatan ASN
yang dampaknya justru menyuburkan politisasi
(KASN) diberikan peran untuk memberikan
birokrasi dan praktik koncoisme. Di sinilah
sanksi bagi yang melanggar sistem merit.
seharusnya sistem merit mendapat tempat sebagai
pendekatan kekuasaan dalam manajemen yang
humanitif. Dengan demikian, sistem merit dalam
pegangkatan jabatan ASN bisa dijalankan sangat DAFTAR PUSTAKA
tergantung pada dua pihak. Pertama, calon yang
akan direkrut harus kompeten, profesional, dan Ashari, Edi Topo. 2010. Strategi Pemberdayaan
keahliannya sesuai dengan yang dibutuhkan, PNS Dalam Rangka Reformasi
jujur dan loyal, berakhlak mulia. Kedua, pejabat Birokrasi. https://media.neliti.com/
pemerintah pemegang kekuasaan harus netral. media/publications/52372-ID-strategi-
pemberdayaan-pns-dalam-rangka-r.pdf.
PENUTUP (diakses 24/02/2018 pukul 08.11)
Merit sebagai suatu sistem sosial yang Dwimawanti, Ida Hayu “Netralitas Birokrasi dan
menempatkan kedudukan/jabatan berdasarkan Kualitas Pelayanan Publik”, Civil Service
kemampuan/kecakapan, dan bukan berdasarkan Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS.
faktor-faktor spoil seperti kelas sosial, gender, Puslitbang BKN, Vol. 3 Juni 2009
kesukuan ataupun ras. Sistem merit merupakan Effendi, Sofian. 2010. Menyiapkan Aparatur
suatu sistem yang memungkinkan terbentuknya Negara untuk Mendukung Demokratisasi
pola tatanan yang lebih adil dan lebih profesional Politik dan Ekonomi Terbuka. Yogyakarta:
dalam pengangkatan jabatan ASN. Dalam Gadjah Mada University Press.
pengangkatan jabatan ASN sistem merit sulit Martini, Rina. 2014. Politisasi Birokrasi Di
diimplementasikan karena terkontaminasi politisasi Indonesia. https://ejournal.undip.c.id /index.
birokrasi. Politisasi birokrasi justru masih menjadi php/politika/article/view/4879/4425
faktor dominan dalam pengangkatan jabatan ASN. (diakses 26/02/2018 pukul 15.01)
Hal ini dibuktikan dangan adanya praktek KKN Woodard, Collen A. 2000. Merit in Principle,
dalam pengangkatan jabatan ASN yang lebih Merit in Practice: An Investigation
menekankan pendekatan politis dari pada merit. into Merit-Based Human Resources
Komitmen dan interitas PPK menjadi kunci yang Management through the Lens of Title
menyebabkan sistem merit pengangkatan jabatan 5-exempt Organizations, PhD. Disertasion.
ASN belum berjalan sebagaimana diamanatkan Virginia Polytechnic Institute and State
dalam ketentuan peraturan yang berlaku. University

Anda mungkin juga menyukai