Anda di halaman 1dari 18

Evaluasi Pola Karir di Lingkungan……(Nizar Apriansyah)

EVALUASI POLA KARIR DI LINGKUNGAN


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
(Evaluation of Career Pattern at The Ministry of Law and Human Rights)
Nizar Apriansyah
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Jln. Rasuna Said Kav. 4-5 Kuningan Jakarta Selatan
nizarapriansyah@yahoo.com

Diterima: 3 Februari 2017; Direvisi:15 Maret 2017


Disetujui Diterbitkan: 20 Maret 2017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran data dan fakta empiris terkait dengan
Pelaksanaan pola karir Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Metode
Penelitian dikategorikan sebagai penelitian evaluasi yang bersifat deskriftif analisis dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatifJenis sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.
Metode Pengumpulan data mengunakan quesioner serta metode analisa data dengan pentabulasian
frekuensi.Dari hasil pembahasan menyimpulkan bahwa pada dasarnya Kementerian Hukum dan
HAM telah menerapkan pedoman pola karir seperti yang diamanatkan oleh Permenkumham
Nomor. M.3819.KP.04.15/2006 tentang Pola Karir di Departeman Hukum dan HAM danPeraturan
Pemerintah Nomor 35Tahun 2011TentangPedoman PenyusunanPolaKarir PegawaiNegeriSipil.
dalam implementasinya dilapangan pembinaan sistem karir di lingkungan Kemenenterian
Hukum dan HAM telah memperhatikan unsur-unsur seperti yang diamanatkan oleh Peraturan –
peraturan tersebut yang meliputipendidikanformal,diklatjabatan,usia,masakerja, pangkat/golongan
ruang,tingkat jabatan, pengalaman jabatan, penilaian prestasi kerjadankompetensijabatan. Tapi
walau bagaimanapun masih ada yang harus diperbaiki, karena sampai saat ini Kemenkumham
belum memiliki pedoman pola karir terbaru yang mengacu pada Undang-undang Nomor5 Tahun
2014 tentang Aparat Sipil Negara, karena dilapangan masih banyak kendalah-kendala teknis yang
belum diatur dalam pedoman pola karir yang ada sekarang.
Kata Kunci: Kementerian Hukum dan HAM, Pegawai Negeri Sipil , Pola Karir

Abstract
This research aims to get a picture of data and empirical facts related to the implementation of
civil servant career pattern at the Ministry of Law and Human Rights. It is an evaluative research
with analytical descriptive, and also applies quantitative and qualitative approaches. Data contains
primary and secondary. The result of this research shows that the Ministry of Law and Human Rights
has implemented a guideline on career pattern as mandated by the regulation of the Minister of
Law and Human Rights Number. M.3819.KP.04.15 / 2006 on Career Patterns and the Government
Regulation No. 35/2011 on Guidelines for Preparation of Career Pattern of Civil Servants. In the
implementation of the development of career system in the Ministry of Law and Human Rights
has paid attention to elements as mandated by the regulations that is education, education and
training of structural post, age, period of work, rank/ class, position levels, experience of positions,
assessment of performance achievement and job competency. However, these rules need to be
improved, because until now the Ministry of Law and Human Rights has not had guidelines career
path that refers to Law No. 5/2014 concerning State Civil Apparatus, because technical obstacles
still found in practice related to that regulation.
Keywords: the Ministry of Law and Human Rights, civil servant, career pattern

41
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 41 - 58

PENDAHULUAN lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar,


kursus. Penataran serta pelaksanaannya
Latar belakang
dievaluasi oleh Pejabat yang berwenang dan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki
digunakan sebagai salah satu dasar dalam
andil dalam merealisasikan penyelenggaraan
pengangkatan jabatan dan pengembangan
tugas pemerintahan dan pelaksanaan
karir1
pembangunan Nasional.Terselenggaranya
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
pembangunan Nasional sangat tergantung
2002 tentang Pengangkatan PNS dalam
pada kemampuan Aparatur Negara.maka dari
Jabatan Struktural pada Pasal 12 menyatakan
itu PNS sudah semestinya memiliki kualitas
bahwa untuk menjamin kepastian arah
yang baik agar mampu menjalankan tugasnya
pengembangan karir, ditetapkan pola dasar
secara profesional, adil, bertanggung jawab,
karir dengan Keputusan Presiden dan setiap
tepat dan benar.
pimpinan Instansi menetapkan pola karir
Dalam Undang–Undang Nomor
PNS di lingkungannya berdasarkan pola
5 tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
dasar karir PNS sebagaimana dimaksud.
Negara (UUASN) pengembangan karir
Setiap instansi pemerintah wajib menyusun
PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi,
pola karir PNS secara khusus sesuai dengan
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
kebutuhan berdasarkan pola karir nasional.
instansi pemerintah serta dilakukan dengan
Untuk menjamin keselarasan potensi PNS
mempertimbangkan integritas dan moralitas.
dengan kebutuhan penyelenggaraan tugas
Kompetensi tersebut meliputi :
pemerintahan dan pembangunan, disusun
1) kompetensi teknis yang diukur dari tingkat pola karir PNS yang terintegrasi secara
dan spesialisasi pendidikan, pelatihan nasional. Ketentuan tersebut dapat diartikan
teknis fungsional, dan pengalaman
bahwa pola karir meskipun disusun oleh
bekerja secara teknis,
masing-masing instansi baik pemerintah pusat
2) kompetensi manajerial yang diukur dari (kementerian, non kementerian dan lembaga
tingkat pendidikan, pelatihan struktural
negara lainnya) pemerintah provinsi dan
atau manajemen, dan pengalaman
kabupaten/kota, akan tetapi harus terintegrasi
kepemimpinan, dan
secara nasional.Jika Pengembangan karir
3) kompetensi sosial kultural yang diukur
menunjuk pada pegawai, yakni upaya
dari pengalaman kerja berkaitan dengan
meningkatkan karir pegawai, maka pola karir
masyarakat majemuk dalam hal agama,
suku, dan budaya sehingga memiliki adalah cetak biru atau pedoman terhadap
wawasan kebangsaan. kemungkinan jenjang karir yang akan dilalui
oleh seorang PNS.
Integritas diukur dari indikator kejujuran,
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan Berdasarkan data dari Badan
perundang-undangan, kemampuan bekerja Kepegawaian Nasional(BKN) perdesember
sama, dan pengabdian kepada masyarakat, 2015 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di
bangsa dan negara. Moralitas diukur dari Indonesia sebanyak 4.451.098 orang, pria
penerapan dan pengamalan nilai etika agama, berjumlah 2.269.093 orang, wanita 2.182.005
budaya, dan sosial kemasyarakatan. Setiap orang dengan kriteria Jabatan Fungsional
PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama Umum 1.721.719 orang, Jabatan Fungsional
dalam mengembangkan kompetensi, antara Tertentu 2.300.350 orang, Jabatan Struktural

1. Data diambil dari situs resmi BKN : http://bkd.lamongankab.go.id/index.php/hahaha/item/51-prospek-karier-pns-


sesuai-uu-asn diakases : 3 Maret 2016

42
Evaluasi Pola Karir di Lingkungan……(Nizar Apriansyah)

476.574 orang. Sementara jumlah PNS yang (Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan,
akan memasuki batas usia Pensiun tahun Inovatif). Dalam rangka mewujudkan sosok
2016 sampai tahun 2020 sebanyak 752.271 PNS seperti tersebut, dibutuhkan dukungan
orang dengan rincian Struktural 85.829 orang, perangkatsistem organisasi yang dapat men-
Fungsional Tertentu 409.800, dan Fungsional jadi daya tarik bagi calon pegawai terbaik
Umum 256.642 orang. untuk bergabung pada Kemenkumham.
Potret permasalahan PNS di Indonesia Salah satu yang memungkinkan tumbuhnya
saat ini masih berkisar pada rendahnya komitmen pegawai secara optimal adalah
profesionalisme, tingkat kesejahteraan yang perangkat sistem organisasi pengelolaan
belum memadai, distribusi dan komposisi pegawai yaitu pola karir PNS. Pola karir adalah
yang belum ideal, penempatan dalam jabatan pola pembinaan PNS yang menggambarkan
yang belum sesuai kompetensi, penilaian alur pengembangan karir yang menunjukkan
kerja yang belum obyektif, kenaikan pangkat keterkaitan dan keserasian antara jabatan,
yang belum didasarkan pada prestasi kerja, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan,
budaya kerja dan semangat kerja yang masih kompetensi, serta masa jabatan seorang PNS
rendah, penerapan peraturan disiplin yang sejak pengangkatan pertama dalam jabatan
tidak dilaksanakan secara konsisten dan tertentu sampai dengan pensiun4. Tujuan
konsekuen serta persoalan-persoalan internal pola dasar karir ini adalah untuk memberikan
PNS lainnya.2 pedoman bagi Pejabat Pembina Kepegawaian
Pusat dan Daerah untuk menyusun pola
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
karir PNS di lingkungan instansi masing-
Manusia (Kemenkumham) sebagai instansi
masing.5
pemerintah yang mempunyai tugas dan
fungsi utama, menyelenggarakan urusan Persoalannya adalah bagaimana pola
pemerintahan di bidang hukum dan hak karir itu dibuat, ditetapkan dan dilaksanakan
asasimanusia untuk membantu Presiden dalam apakah sudah sesuai dengan harapan untuk
menyelenggarakanpemerintahan negara.3 menciptakan PNS yang profesional akuntabel
Dalam pelaksanaanya, Kemenkumham dan berkualitas, memang persoalan pegawai
tentu saja perlu didukung oleh sistem yang dihadapi oleh sebagian besar lembaga
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kementerian negara rata-rata sama
yang profesional sehingga memungkinkan seputar pola karir yang tidak transparan dan
organisasi dapat bergerak lincah dan tidak terukur, dirasakan sebagian pegawai
inovatif,karena ditunjang oleh komitmen dan tidak adil6, ada pegawai yang karirnya sangat
profesionalitas dari pegawainya. Dengan cepat, ada pula pegawai yang karirnya dapat
harapan dapat melaksanakan tugas dengan dikatakan jalan di tempat.
baik seperti semboyan Kemenkumham PASTI

2. Pusjianbang: hasil penelitian tahun 2013 tentang, Evaluasi Pelaksanaan Promosi Dan Mutasi Jabatan Struktural di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
3. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.Permen Nomor 29 Tahun 2015. Pasal 2
4. Republik Indonesia, PeraturanPemerintahPengangkatan Pegawai Negeri SipilDalam Jabatan Struktural.
PPNomor100Tahun2000jo.PeraturanPemerintahtentang Pengangkatan Pegawai NegeriSipil dalam Jabatan
Struktural.PP Nomor13Tahun2002. Pasal 12
5. Ibid., Pasal 1 ayat 9
6. Kementerian Hukum dan HAM. Pusat Pengkajian dan pengembangan.Kajian tentang Evaluasi Promosi dan Mutasi
jabatan Struktural di kementerian Hukum dan HAM RI: 2013

43
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 41 - 58

Kemenkumham sebagai institusi yang 4. Sebagai Kementerian dengan struktur


memiliki: 11 Unit Esslon 1, 33 Kanwil, 269 organisasi dan jumlah pegawai yang
Lembaga Pemasyarakatan, 162 Rumah besar, pola mobilitas karir pegawai harus
Tahanan Negara, 59 Cabang Rutan, 33 LPKA, lebih luas, ini tampaknya belum diatur.
4 LPAS, 63 Rumah Penyimpanan Benda Sitaan 5. Pola dasar karir PNS Kemenkumham
Negara 71 Balai Pemasyarakatan,5 Kantor belum memberikan gambaran peta
Kurator Negara dan Balai Harta Peninggalan, perjalanan karir mulai CPNS sampai
1 Rumah Sakit Pengayoman,125 Kantor pensiun sesuai dengan pangkat, jabatan,
Imigrasi, 13 Rumah Detensi Imigrasi, 19 pendidikan, usia dan masa kerja.
Perwakilan RI di Luar Negeri, 79 Pos Lintas 6. Scoring (penilaian) terhadap PNS yang
Batas, 130 Tempat Pemeriksaan Imigrasi, 1 akan diangkat menjadi pejabat struktural
Pusat Data dan Informasi,1 Politeknik Ilmu yang belum berdasarkan unsur-unsur:
pangkat, pendidikan (ijasah), DUK, dan
Pemasyarakatan, dan 1 Politeknik Imigrasi,
unsur lain yang relevan.
dengan3.741 pegawai Pusat, dan 43.529
Pegawai Wilayah,1.244 Jenis Jabatan 7. Karakter dan tugas unique/khas dari
setiap Unit Eselon I (eg. Imigrasi
Struktural, 263 Jenis Jabatan Fungsional
– Pemasyarakatan) belum di
Umum (JFU) dan 48 Jenis Jabatan Fungsional
akomodir dalam pola Karir PNS di
Tertentu (JFT).7 Bila dilihat dari banyaknya
Kemenkumham.
jumlah pegawai dan dibandingkan dengan
Pola karir yang baik dan dilaksanakan
jabatan yang tersedia, maka tidak sebanding,
dengan cara-cara yang benar sejatinya akan
sehingga seorang PNS harus memiliki keahlian
berfungsi sebagai pedoman penjenjang karir
dan keterampilan sesuai bidang kerjanya
pegawai dan berfungsi juga sebagai alat untuk
untuk dapat bersaing secara objektif dalam
memotivasi pegawai dalam bekerja.Pola karir
menduduki jabatan sebagai pengembangan
yang baik akan memberikan kepastian kepada
karir PNS kedepan.
pegawai tentang pelaksanaan tugasnya
Pengaturan mengenai pola karir
yang akan menentukan masa depannya
di Kemenkumham telah diatur dalam
dalam organisasi. Kepastian seperti promosi
Peremenkumham No. M.3819.KP.04.15/2006
dalam jabatan, sanksi terhadap pelanggaran
tentang Pola Karir PNS Dep. Kumham Tahun
sebagai akibat dari pekerjaanya akan memacu
2006. Tapi dalam pelaksanaannya peraturan
pegawai untuk senantiasa bekerja secara
tersebut masih menyisakan permasalahan
maksimal. Oleh karena itu pola karir yang jelas
diantaranya adalah :
sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan
1. Belum dapat memberikan gambaran kinerja pegawai yang akan berujung kepada
secara jelas bagaimana sistem karir yang kinerja Kementerian ini secara keseluruhan.
akan dibangun di Kemenkumham.
2. Substansi pedoman pola karir yang Rumusan Masalah
ada lebih banyak mengatur tentang Berdasarkan latar belakang permasalahan
persyaratan jabatan. diatas, maka yang menjadi pertanyaan pokok
3. Mekanisme perpindahan jabatan/karir pada kajian ini adalah :
(vertikal, horizontal, condition zig zag) 1. Bagaimana pelaksanaan pola karir PNS
belum diatur secara detil. di lingkungan Kemenkumham ?
2. Apa saja yang menjadi penghambat
dalam pelaksanaan pola karir di
lingkungan Kemenkumham ?
7. Data Sekretariat Jenderal Kemenkumham tahun 2017

44
Evaluasi Pola Karir di Lingkungan……(Nizar Apriansyah)

Tujuan dengan dasar untuk memaksimalkan


Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan semua informasi yang terkait dengan pokok
gambaran data dan fakta empiris terkait permasalahan guna mendapatkan hasil
dengan pelaksanaan pola karir PNS di evaluasi yang mendalam dan komprehensif
lingkungan Kemenkumham apakah telah Jenis dan Sumber Data
sesuai dengan Permenkumham Nomor:
Data yang akan dikumpulkan terdiri dari
M.3819.KP.04.15/2006 tentang Pola
data primer (field research) yang didapat
karir PNS Departemen Hukum dan HAM
dari data empiris berupa data kualitatif dan
Tahun 2006 dan Peraturan Kepala Badan
data kuantitatif yang dikumpulkan dari setiap
Kepegawaian Negara TentangPedoman
subjek data, dalam hal ini responden/unit studi
PenyusunanPolaKarir PegawaiNegeriSipil.
adalah terdiri dari para pejabat struktural baik
Dengan harapan dapat menjamin objektivitas
di di pusat maupun di daerah. Sedangkan data
dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil
sekunder di dapat dari penelusuran literatur
berdasarkan sistem prestasi kerja dan system
(library research) dan data dari instansi
karir yang dititik beratkan pada sistem prestasi
terkait lainnya (Biro Kepegawaian, BKN dan
kerja.
Kemenpan)
Metode Penelitian
Metode Pengumpulan data
Bentuk Pengumpulan data dengan mengunakan
Sesuai dengan tujuan kajian, bentuk kajian ini kuesioner berisi daftar pertanyaan secara
dikategorikan sebagai kajian evaluasi. Karena tertulis yang ditujukan kepada subjek/
Kajian ini akan menyajikan data dan informasi responden baik yang tertutup (berstruktur)
secara akurat dan objektif yang terkait pola maupun yang terbuka (tidak berstruktur).
karir PNS di lingkungan Kemenkumham, Sedangkan yang dipilih sebagai sampel dalam
berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Kajian ini adalah pejabat struktural, JFT, dan
Keakurasian dan objektivitas informasi yang JFU yang berada di Kanwil dan UPT yang
diperoleh selanjutnya diharapkan akan berada di bawah Kanwil.
mendapat menggambarkan nilai atau tingkat
Metode Analisa Data
keberhasilan suatu program (pola karir) yang
sudah berjalan. Data yang terkumpul akan dipilah menjadi
dua jenis data yaitu data kuantitatif dan
Sifat data kualitatif. Data kuantitatif didapat dari
Kajian ini bersifat deskriftif analisis yang pertanyaan tertutup terstruktur, data ini berguna
bertujuan untuk menggambarkan keadaan untuk mengukur tingkat kecenderungan
yang sebenarnya terjadi terhadap pola Karir dari jawaban-jawaban responden dengan
PNS di lingkungan Kemenkumham. mengunakan tabel frekuensidengan rumus:

Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam Kajian ini
adalah pendekatan kuantitatif dan didukung
Kemudian data kualitatif di peroleh dari
dengan pendekatan kualitatif.Pendekatan
pengamatan lapangan, wawancara langsung
kuantitatif digunakan untuk menangani
dengan informan dan responden dengan
data yang berguna untuk mengukur tingkat
menggunakan pedoman wawancara.Data
kecenderungan dari jawaban responden
kualitatif juga diperoleh dari kuestioner
yang terkait dengan pokok permasalahan.
dengan mengunakan pertanyaan terbuka
Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan

45
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 41 - 58

terstruktur, ini berguna untuk lebih mendalami Analisa data lapangan


data yang telah di kuatifisir pada pertanyaan- Data dalam penelitian ini diperoleh dari data
pertanyaan tertutup.Hal tersebut berguna Unit Pusat, Kanwil dan UPT, yang berjumlah
untuk mengumpulkan dan memanfaatkan N = 209 responden
semua informasi/data yang terkait dengan 1. Pendidikan Formal
pelaksanaan pola karir yang sudah berjalan
Setiap jenjang jabatan harus ditetapkan
selama ini serta kendala-kendala yang
tingkat dan kualifikasi tingkat pendidikan
dihadapi dalam pelaksanaannya di lingkungan
formal, sehingga dapat mendukung
Kemenkumham.
pelaksanaan tugas dalam jabatanny
PEMBAHASAN secara profesional, khususnya dalam
upaya penerapan kerangka teori, analisis,
Pelaksanaan Sistem Karir di Lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM maupun metodologi pelaksanaan tugas
dalam jabatannya.Dari tanggapan responden
Aturan mengenai Pedoman Pola karir
terhadap tingkat pendidikan formal pegawai,
PNS di Kemenkumham diatur dalam Peraturan
berdasarkan data terlihat sebagian besar
Menteri Hukum dan HAM Nomor M.3819.
responden menjawab bahwa penentuan
KP.04.15.Tahun 2006 tentang Pola Karir
karir pegawai di Kemenkumham telah
Pegawai Negeri Sipil Departemen Hukum dan
memperhatikan faktor tingkat pendidikan
HAM, yang mengacu pada Undang-undang
formal yang dimiliki sebagian besar pegawai
Nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan atas
(73,21%), pemberian jabatan juga menurut
Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang
sebagian besar responden telah disesuaikan
Pokok-pokok kepegawaian.
dengan tingkat pendidikan (58,85%),
Dalam rangka terwujudnya perjalanan walaupun masih ada sebagian kecil (39,71%)
Karir Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan yang menganggap bahwa tingkat pendidikan
Kementerian Hukum dan HAM terdapat 5 pegawai masih ada yang belum sesuai dengan
(lima)unsur yang sangat menentukanyaitu: jabatan, dalam artian belum linier dengan
1. Unsur Pengadaan dan Pengangkatan jabatan yang disandang. Kemudian responden
Pegawai; menilai bahwa sebaiknya pemberikan jabatan
2. Unsur Kenaikan Pangkat Pegawai; berdasarkan kemampuan dan keahlian yang di
3. Unsur Pendidikan dan Pelatihan; miliki karena, menurut pandangan responden
4. Unsur Penugasan Pegawai; pegawai yang memiliki pendidikan formal yang
5. Unsur Pemberhentian. tinggi tetapi tidak selaras dengan kemampuan
yang dimiliki, sebaiknya tidak perlu diberikan
Kelima unsur tersebut mempunyai peranan
jabatan (87.08%). Dalam artian pegawai
penting dan saling terkait satu sama lain
yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
yang merupakan satu angka pembinaan
belum menjamin dapat bekerja dengan baik.
k arir, sehingga dapat memberikan semangat
atau motivasi bagi setiap pegawai untuk 2. Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
senantiasa meningkatkan profesionalisme Pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah
dan dapat menjadi acuan bagi pejabat yang merupakan upaya untuk mengembangkan
berwenang dalam rangka pengangkatan, sumber daya aparatur, terutama untuk
pemindahan,dan pemberhentian PNS peningkatan profesionalime yang berkaitan
dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM. dengan, keterampilan administrasi dan
keterampilan manajemen (kepemimpinan).

46
Evaluasi Pola Karir di Lingkungan……(Nizar Apriansyah)

Untuk meningkatkan kualitas kemampuan kebutuhan organisasi (51,67%) dan sisanya


yang menyangkut kemampuan kerja, sebesar (46,89) jawaban responden, menilai
berpikir dan keterampilan maka pendidikan keahlian pejabat belum sejalan dengan
dan pelatihan sangat diperlukan.8 kebutuhan organisasi di Kemenkumham.
Pendidikan merupakan usaha kegiatan Hal ini berarti bahwa, di Kemenkumham
untuk meningkatkan pengetahuan umum secara keseluruhan telah relatif baik dalam
seseorang termasuk didalamnya teori untuk penempatan pegawai, tetapi masih tetap
memutuskan persoalan-persoalan yang harus dilakukan perbaikan dari sisi keahlian
menyangkut kegiatan pencapaian tujuan. dan kemampuan dalam melaksakan tugas-
Sedangkan latihan merupakan kegiatan tugas agar tercipta pegawai yang mempunyai
untuk memperbaiki kemampuan kerja melalui profesionalisme yang handal dalam
pengetahuan praktis dan penerapannya dalam melaksanakan tugas.
usaha pencapaian tujuan.9Diklat jabatan harus Kemampuan merupakan salah satu
diikuti oleh seorang PNS yang diangkat dalam unsur dalam kematangan berkaitan dengan
jabatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan atau keterampilan yang dapat
keahlian dibidang tugasnya. diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan
Dalam rangka pengembangan pegawai juga pengalaman.11 Kemampuan dalam
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas, melaksanakan tugas terutama pejabat di
seperti: kecakapan, pengetahuan, keahlian kemenkumham menurut sebagian besar
dan karakter pegawai dilakukan melalui responden (78,47) menilai bahwa kemampuan
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pejabat di Kemenkumham meningkat
pelatihan yang diberikan kepada pegawai sesuai kebutuhan tugas yang diamanatkan
harus sesuai dengan persyaratan yang oleh organisasi. Kemudian keikutsertaan
dibutuhkan, sehingga peningkatan kualitas pegawai pada diklat yang dilaksanakan oleh
pegawai akan benar-benar terpenuhi. Pada Kemenkumham menurut sebagian besar
Kemenkumham berdasarkan data menunjukan responden (69,23%) telah sesuai dengan
bahwa sebagian besar diklat yang diikuti kebutuhan organisasi dan penugasan atau
oleh pegawai terutama diklat-diklat dalam dalam istilah the right man on the right place
jabatan menurut sebagian besar responden (73,56%) sementara menurut sebagian
telah menjadi pertimbangan pimpinan dalam responden (50,72) masih ada kecenderungan
penetapan dalam penentuan karir10 pegawai pengiriman peserta diklat bukan dari bidang
(52,15%), walaupun masih ada sebagian yang membutuhkan. Tapi secara keseluruhan
(46,4%) yang menilai sebaliknya. responden menilai ( 90,43%) diklat-diklat yang
Keahlian atau kemampuan pejabat dilakukan oleh Kemnkumham, jelas dapat
di lingkungan Kemenkumham dalam menjadikan pegawai lebih terampil dalam
melaksanakan tugas sebagian besar melaksanakan tugas, dan telah sesuai dengan
responden menilai sudah sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi (81,34%).

8. Prahoto. 1987. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung Agung. Hal 4
9. Sedarmayanti.2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju.hal 27
10. Pemberian jabatan/penetapan seorang pegawai untuk mendapatkan jabatan, yang dalam kajian ini kami sebut
dengan “Penentuan karir”
11. Thoha dalam :http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-kemampuan-menurut-definisi.html diakses : 7
Desember 2017 . pukul 10.35

47
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 41 - 58

3. Usia kerjanya. Misalnya agar produktivitas kerja,


Usia berkaitan dengan pendidikan semakin lama seseorang bekerja maka
formal dan masa kerja yang dimiliki dalam semakin tinggi pula produktivitasnya karena
pengembangan karir seorang PNS. Karir semakin berpengalaman dan mempunyai
seseorang juga dipengaruhi oleh usia, bahwa keterampilan yang baik dalam menyelesaikan
setiap individu pada jenjang usia tertentu tugas yang dipercayakan kepadanya13 Masa
mempunyai peran yang harus dijalankan kerja dapat juga diartikan sebagai pengalaman
sesuai dengan tahapan perkembangannya. kerja yaitu lamanya seseorang bekerja di
Hubungan antara usia individu dengan tahap suatu instansi atau organisasi yang dihitung
perkembangan karir mempunyai peran dalam sejak pertama kali bekerja, semakin lama
kematangan karir yang harus dijalankan bekerja seseorang, pegawai akan semakin
sesuai dengan tahapan perkembangannya.12 dianggap berpengalaman.14
Berdasarkan data yang diperoleh terlihat Pada Kemenkumham masa kerja
bahwa 54,07% responden menjawab “Ya” seseorang dalam jabatan tertentu merupakan
sedangkan (43.54%) responden menjawab suatu hal yang semestinya menjadi
“Tidak”. ini berarti bahwa di Kemenkumham pertimbangan karena akan terkait dengan
saat ini sudah mempertimbangkan faktor karir seseorang di kemudian hari, jika seorang
usia dalam penentuan karir, memang bila pejabat terhambat proses promosinya tentu
kita lihat dari beberapa teori bahwa usia tua saja akan berimbas pada karir-karir pegawai
belum tentu menunjukan kematangan dalam yang lain dibawahnya dan pada akhirnya
bertindak dan berperilaku. Usia matang tidak regenerasi jabatan tidak berjalan secara
identik dengan tua, dan sebaliknya usia tua maksimal.
juga tidak selalu berarti matang. Demikian Berdasarkan peroleh data di lapangan
juga dengan seorang PNS yang telah memiliki menunjukan bahwa di lingkungan
usia tua bukan berarti otomatis memiliki Kemenkumham sebagian besar responden,
kemampuan dalam bidang kerjanya, belum (56,46%) berpendapat masa kerja sudah
tentu jika dibandngkan dengan PNS yang menjadi pertimbangan pimpinan dalam
usianya lebih muda. Padahal dalam kemajuan penentuan jabatan, sedangkan (43,54%)
sebuah institusi yang dibutuhkan adalah responden menyatakan hal yang sebaiknya,
seorang pegawai yang memiliki kematangan masa kerja belum menjadi referensi untuk
dalam bertindak dan memiliki kompetensi menduduki suatu jabatan, karena responden
tinggi. beranggapan bahwa masa kerja yang lama
3. Masa Kerja belum tentu dapat bekerja dengan baik
Masa kerja adalah jangka waktu (86,12%), Menurut Stephen P. Robins (2006,46)
seseorang telah bekerja pada suatu Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu
organisasi, lembaga dan sebagainya.Masa untuk melaksanakan berbagai tugas dalam
kerja seseorang dalam organisasi perlu pekerjaan tertentu. Seluruh kemampuan
diketahui karena masa kerja merupakan seorang individu pada hakekatnya tersusun
salah satu indikator tentang kecenderungan dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan
para pekerja dalam melaksanakan aktivitas intelektual dan kemampuan phisik.15

12. Donald E. Super dalam https://bambangdibyo.wordpress.com/2013/04/10/teori-perkembangan-karier-donald-e-


super/ diakses 5 Agustus 2016
13. Siagian P Sondang: Manjemen Abad 21. Bumi Aksara, Jakarta 1998. hal 20
14. http://skripsidantesisku.blogspot.co.id/2012/04/artikel-ilmiah-tentang-masa-kerja.html
15. P.Robinshttp://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-kemampuan-ability-menurut.htmldiakses;7
Desember 2016. Pukul : 1. 15 Wib

48
Evaluasi Pola Karir di Lingkungan……(Nizar Apriansyah)

Sedangkan menurut Mc Shane dan Glinow menentukan arah karir seorang pegawai
dalam Buyung (2007:37) ability the natural di lingkungan Kemenkumham. Sedangkan
aptitudes and learned capabilities required (28,85%) responden merasakan hal yang
to successfullycomplete a task (kemampuan sebaliknya. Hal ini berarti bahwa pimpinan di
adalah kecerdasan-kecerdasan alami dan Kementerian ini sudah mempertimbangkan
kapabilitas dipelajari yang diperlukan untuk komponen pangkat sesuai dengan Perka
menyelesaikan suatu tugas). Kecerdasan BKN Nomor 35 Tahun 2011 tentang Pedoman
adalah bakat alami yang membantu para Penyusunan Pola Karier Pegawai NegeriSipil
karyawan mempelajari tugas-tugas tertentu Di bidang kepegawaian dikenal adanya
lebih cepat dan mengerjakannya lebih baik.16 pangkat bagi PNS Pengertian pangkat
Jadi nilai keseluruhan yang berarti bahwa dalam PP 7/1977 tentang Peraturan Gaji
seorang pegawai tidak dapat dinilai hanya PNS mengemukakan bahwa yang dimaksud
karena dari lamanya masa bekerja, tetapi dengan pangkat adalah kedudukan
akan lebih objektif jika penilaian tersebut yang menunjukkan tingkat seorang PNS
berdasarkan kemampuan dan keahlian dalam rangkaian susunan kepegawaian.
berdasarkan pendidikan yang dimiliki, tanpa Kepegawaian digunakan sebagai dasar
mengecualikan pada orang-orang tertentu penggajian sementara itu Drs.D.S Widodo
yang oleh Tuhan diberikan bakat-bakat dalam bukunya pokok-pokok Pengertian Ilmu
tertentu. Jadi akan lebih objektif dalam Administrasi kepegawaian mengemukakan
penilaian jika pimpinan dalam memberikan bahwa pangkat adalah kedudukan
jabatan lebih mempertimbangkan kemampuan seseorang dalam rangkaian seluruh jenjang
pegawai yang bersangkutan. kepegawaian.17 Sedangkan pengertian
5. Pangkat kenaikan pangkat menurut para ahli kenaikan
Pangkat/ orang PNS berkaitan dengan pangkat adalah sesuatu yang pada umumnya
jabatan yang diduduki dan/atau pendidikan diidam-idamkan oleh masing-masing pegawai
formal yang dimiliki. Jika sistem karir (Manullang, 1997 ).18Jadi dapat disimpulkan
seseorang dalam organisasi berjalan baik bahwa pengertian kenaikan pangkat adalah
dapat di lihat dari keselarasan antara pangkat motivasi atau pendorong bagi PNS untuk
dan jabatan yang di miliki. Bila pangkat dan lebih meningkatkan pengabdiannya didalam
jabatan tidak sejalan berarti ada masalah melaksanakan tugas.Ada pula kenaikan
dengan karir seorang PNS tersebut atau bisa pangkat yang merupakan penghargaan
jadi sistem karir di organisasi tersebut tidak yang diberikan atas pengabdian PNS yang
berjalan dengan baik. Pendapat responden bersangkutan terhadap negara. Promosi
tentang pangkat dikaitkan dengan penentuan kenaikan pangkat biasanya didasarkan
karir adalah: kemampuan, senioritas, ujian, wawancara,
gabungan beberapa faktor tersebut.
Berdasarkan data, menunjukan bahwa
menurut sebagian besar responden (71,15%) Dalam UU RI Nomor 8 tahun 1974
beranggapan bahwa pangkat sudah tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
menjadi pertimbangan bagi pimpinan untuk Pengangkatan PNS dalam sesuatu
jabatan dilaksanakan dengan

16. Mc Shane dan Glinow dalam Buyung dikutip dari :http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-


kemampuan-ability-menurut.html diakses ; 7 Desember 2016. Pukul : 1. 15 Wib
17. Drs.D.S Widodo dalamhttp://hairun-nisa.blogspot.co.id/2008/09/bab-ii.html : diakses 7 -12 -2016. Pukul 13.30 Wib
18. Manullang dalam http://hairun-nisa.blogspot.co.id/2008/09/bab-ii.html : diakses 7 -12 -2016. Pukul 13.30 Wib

49
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 41 - 58

memperhatikan jenjang pangkat yang harapan akan lebih cakap dan terampil serta
ditetapkan untuk jabatan tersebut. Kewajiban mampu melaksanakan tugas pekerjaannya.
yang telah dilaksanakan oleh seorang pegawai Sejalan dengan hal tersebut, menurut
merupakan bahan pertimbangan utama hukum (law of exercise) diungkapkan bahwa
bagi pegawai tersebut untuk memperoleh dalam law of exercise atau the law disuse
penghargaan dari pimpinan yang antara (hukum penggunaan) dinyatakan bahwa
lain berupa pembinaan promosi tanpa “Hubungan antara stimulus dan respon
mengabaikan formasi yang ada. Kewajiban akan bertambah kuat atau erat bila sering
seorang pegawai pada umumnya meliputi digunakan (use) atau sering dilatih (exercise)
unsur kesetiaan, prestasi kerja, tanggung dan akan berkurang, bahkan lenyap sama
jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, sekali jika jarang digunakan atau tidak pernah
prakarsa dan kepemimpinan: sama sekali”.19 Pendapat dari responden
Tujuan kenaikan pangkat terhadap tentang pengalaman jabatan dikaitkan dengan
pegawai adalah penentuan karir adalah:
a. untuk memberikan dorongan atau Pengalaman jabatan di Kemenkumham
semangat kerja bagi pegawai dalam merupakan sesuatu yang sangat
melakukan aktivitas atau pekerjaan dipertimbangkan, karena rata-rata pejabat
kantor. yang berada di instansi pusat maupun yang
b. Untuk memberikan penghargaan atas berada di unit vertikal di daerah adalah hasil
jasa-jasa pegawai terhadap instansi dari promosi dan mutasi setelah dilakukan
tersebut penempatan pada wilayah-wilayah tertentu
c. Untuk memberikan kesempatan kepada dan jabatan tertentu di kementerian ini.
pegawai dalam mengembangkan karir
Pengalaman dalam konteks ini bukan
yang lebih baik.
berkaitan dengan tingkat golongan (senioritas)
6. Pengalaman Jabatan seseorang pegawai, walaupun hal ini masih
Pengalaman dapat memunculkan tetap diperdebatkan. Namun lebih kepada
potensi diri pada seseorang, Orang yang ragam pengalaman jabatan yang pernah
berpengalaman dalam bekerja memiliki di duduki/dijabat oleh seorang pegawai
kemampuan kerja yang lebih baik dari orang dalam organiasi. Beberapa pengamatan
yang baru saja memasuki dunia kerja, karena menilai bahwa dalam mempromosikan
orang tersebut telah belajar dari permasalahan seorang pegawai, pimpinan bukan hanya
yang timbul dalam dunia kerjanya. Dengan mempertimbangkan pengalaman saja, tetapi
adanya pengalaman kerja maka telah terjadi ada semacam pemberian penghargaan
proses penambahan ilmu pengetahuan dan terhadap pengabdiannya kepada institusi.
ketrampilan serta sikap pada diri seseorang. Berdasarkan data yang kami peroleh
Hal ini dapat menunjang pengembangan diri dari sebagian besar responden (78,95%)
melalui perubahan yang ada. Jika seseorang menganggap bahwa pengalaman kerja
sudah memiliki pengalaman kerja yang baik, sudah menjadi pertimbangan pimpinan di
maka dapat dipromosikan untuk menduduki kementerian ini dalam penentuan karir, dan
jabatan, sehingga pengalaman jabatan yang menurut responden (93,78%) pegawai yang
didapat membuatnya mampu menyelesaikan sudah berpengalaman pada bidang tertentu
tugas dalam jabatan yang baru, dengan sebaiknya mendapat jabatan sesuai dengan

19. Mustaqim (2004) Pendidikan fakultas Tarbiah IAIN Walisogo. Pustaka Belajar.hal.50

50
Evaluasi Pola Karir di Lingkungan……(Nizar Apriansyah)

keahliannya karena menurut responden e. Meningkatkan produktivitasdan tanggung


(89,00%) salah satu faktor keberhasilan itu jawab karyawan
adalah pengalaman kerja yang di miliki oleh f. Meningkatkan motivasi pegawai
seorang pegawai, kemudian jika seseorang g. Menghindari pilih kasih
pegawai tersebut sudah berpengalaman pada h. Mengukur keberhasilan kepemimpinan
bidang tertentu menurut responden (73,68%) seseorang
sebaiknya di rolling ke tempat yang baru
Penilaian Prestasi kerja dilaksanakan
supaya mendapat pengalaman dan keahlian
secara sistematis yang penekanannya pada
yang baru agar di kemudian hari pejabat
tingkat capaian sasaran kerja pegawai atau
tersebut menguasai tugasnya yang baru
tingkat capaian hasil kerja yang telah disusun
(misalnya untuk calon Kakanwil).
dan disepakati bersama antara Pegawai Negeri
7. Penilaian Prestasi Kerja Sipil dengan Pejabat Penilai.Berdasarkan
Penilaian prestasi kerja PNS adalah data, menunjukan bahwa menurut pandangan
suatu proses penilaian secara sistematis sebagian responden (53,59%) pegawai yang
yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sudah berpengalaman sebaiknya diberikan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS. kesempatan promosi ketempat lain karena
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai menurut padangan responden (47,37%)
oleh setiap PNS pada satuan organisasi promosi jabatan harus mempertimbangkan
sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan prestasi kerja pegawai. Dari nilai keseluruhan
perilaku kerja. Sasaran Kerja Pegawai yang terhadap penilaian prestasi kerja pegawai
selanjutnya disingkat SKP adalah rencana di Kemenkumham responden (50,72%)
kerja dan target yang akan dicapai oleh menganggap bahwa pejabat struktural di
seorang PNS.20 Kemenkumham telah mampu menjabarkan
Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan kebijakan pimpinan secara efektif, cepat dan
untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS tepat.
yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi 8. Kompetensi Jabatan
kerja dan sistem Karir yang dititikberatkan pada Menurut Peraturan Kepala Badan
sistem prestasi kerja.Penilaian prestasi kerja Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013
dilakukanterhadap seorang PNS yang akan Tentang Pedoman Penyusunan Standar
atausedang menduduki jabatan.Penilaian Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri
prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan Sipil,kompetensi adalah karakteristik
prinsip Objektif, Terukur;Akuntabel;Partisipatif; dan kemampuan kerja yang mencakup
danTransparan21 adapun manfaat yang dapat aspek pengetahuan kemudian yang
diperoleh dari penilaian prestasi kerja adalah: dimaksudKompetensi Manajerial adalah
a. Untuk menetapkan pengembanganKarir Soft Competence yang mencakup aspek
atau promosi pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
b. Untuk menentukan training tugas dan atau fungsi jabatan. Standar
c. Untuk menentukan standar penggajian Kompetensi Manajerial PNS yang selanjutnya
d. Untuk menentukan mutasi atau disebut Standar Kompetensi Manajerial
perpindahan pegawai adalah persyaratan kompetensi manajerial
minimal yang harus dimiliki seorang PNS

20. Republik Indonesia, Pera turan Pemerintah Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. PP Nomor 46
Tahun 2011
21. Republik Indonesia, Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Tentang Pedoman Penyusunan Pola Karier
Pegawai Negeri Sipil.PP Nomor 35Tahun 2011.

51
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 41 - 58

dalam melaksanakan tugas jabatan. Jabatan (54,00%) responden menghendaki untuk


adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, dapat menduduki jabatan struktural sebaiknya
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang calon pejabat perlu menjalani tes kesehatan,
PNS dalam suatu satuan kerja organisasi Untuk menduduki jabatan struktural tersebut
negara.Setiap jabatan yang ada dalam seorang PNS perlu melalui assesment
suatu satuan organisasi harus ditetapkan test (67,46%) dan hasilnya sebaiknya
standarkompetensi jabatan. diumumkan(published) (89,96%), sementara
Berdasarkan data menunjukan bahwa dalam penyelenggaraan assessment test
kesempatan karir di Kemenkumham menurut yang telah dilaksanakan selama ini menurut
tanggapan rerponden sudah memperhatikan jawaban (46,89%) responden telah merasa
kemampuan yang di miliki pegawai (56,94%), puas. Kemudian menurut sebagian besar
pemberian jabatanpun menurut sebagian responden untuk menduduki jabatan perlu
besar responden (69,86%) sudah berdasarkan juga mempertimbangkan mengikuti fit and
kebutuhan organisasi, terlihat dari jarang proper test (93.30%) dan menurut responden
sekali ada jabatan yang kosong di daerah. hasilnya harus diumumkan (77,51%).
Komposisi jabatan yang ada menurut sebagian Untuk lebih transparan responden
besar responden (65,07%) telah sesuai (65,55%) berharap agar Kemenkumham
dengan perkembangan organisasi. Menurut menerapkan lelang jabatan (open bidding)
responden (59,81%) semua pegawai yang dan hasilnyapun diumumkan, kemudian
ada di kementerian ini memiliki kesempatan menurut sebagian besar responden
karir yang sama dan sebagian besar pegawai (89,00%) pegawai yang mendapat hukuman
memiliki kesempatan bersaing secara sehat, (punishment) sebaiknya jangan hanya digeser
karena pegawai menganggap bahwa jabatan tetapi benar-benar dicopot dari jabatannya,
merupakan penghargaan atas prestasi kemudian menurut sebagian besar responden
kerja (47,85%), sementara pengembangan (83,73%) untuk pemberian perpanjangan
karir pegawai menurut sebagaian besar pensiun diberikan atas dasar prestasi. Untuk
responden telah mendapat perhatian dari pegawai yang berlatar belakang imigrasi dan
atasan (53,59%) dan bukan pemberian dari pemasyarakatan menurut sebagaian besar
atasan (56,46%). Dalam rangka usaha untuk responden (64,42%) dimungkinkan berkarir
menjamin obyektifitas dalam pembinaan diluar bidang tersebut karena responden
PNS berdasarkan sistem karir dan sistem beralasan, untuk pengembangan karir bukan
prestasi kerja,menurut responden Daftar tidak mungkin pegawai tersebut memiliki
Urut Kepangkatan (DUK) merupakan syarat kompetensi lebih dari pegawai internal/
dalam penentuan karir di Kemenkumham umum sepanjang memenuhi kompetensi
(54,00%).Kemudian kompetensi jabatan dan mampu. Kompetensi terbentuk karena
di Kemenkumham menurut sebagaian pengalaman/proses belajar untuk menambah
besar responden (67,46%) telah menjadi pengetahuan serta pengalaman kerja, dan
pertimbangan dalam penentuan karir pagawai bukan tidak mungkin hal tersebut didapat dari
di Kemenkumham. unit kerja yang lain.
Menurut sebagian besar responden Kendala yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan
(67,46%) dalam penilaian prestasi kerja Pola Karir di Kementerian Hukum dan
pegawai, agar sebaiknya kompetensi jabatan HAM
dijadikan pertimbangan dalam penentuan karir Pola karir harus mengedepankan
di Kemenkumham, kompetensi calon pejabat prestasi kerja. Prestasi merupakan akumulasi
harus diuji (89,9%). Sementara sebesar dari pengalaman, pendidikan dan lingkungan

52
Evaluasi Pola Karir di Lingkungan……(Nizar Apriansyah)

kerja yang baik.Namun prestasi yang baik pekerjaan.


tentunya merupakan usaha yang kuat dari
Masa kerja
dalam diri seseorang, walaupun karena
keterbatasan pendidikan, pengalaman dan Masa kerja adalah salah satu komponen
dukungan rekan-rekan sekerja. Pengaruh dalam evaluasi pola karir dan hal ini tentu
prestasi dalam menentukan jenjang karir akan saja dapatdijadikan dasar dalam penentuan
sangat jelas terlihat bila indikator atau standar karir sesorang dalam organiasi, menurut
untuk menduduki jabatan tertentu dominan (43,54%) responden Kemenkumham belum
berdasarkan prestasi. mempertimbangkan masa kerja dalam
penentuan jabatan seorang pegawai.
Namun seringkali dalam peraturan sudah
Kemudian menurut 14 orang responden yang
cukup baik tapi dalam tataran implemenstasi
kami wawancara menyatakan sampai saat
masih saja sering ditemukan kendala-kendala,
ini belum ada atauran pola karir untuk dapat
seperti halnya pelaksananaan pola karir di
dipedomani, belum ada standar kompetensi
Kemenkumham seperti kelemahan dalam
jabatan dan penilaian kinerja dan jabatan
pelaksanaan:
yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan
Pendidikan Formal karir.
Dalam penentuan karir belum sepenuhnya Pangkat
mempertimbangkan tingkat pendidikan formal
Pangkat bagi seorang PNS adalah suatu
pegawai jawaban responden sebesar (24,
yang pasti, yang tentu saja terkait dengan
88%),sementara ada sebanyak 49 responden
lamanya masa kerja, tetapi bukan berarti
yang mengungkapkan bahwa masih adanya
otomatis sesorang yang memiliki pangkat
dikotomi latar belakang pendidikan teknis dan
tinggi akan mendapatkan karir yang
non teknis di lingkup tugas Pemasyarakatan
lebih baik, karena ada komponen lain
dan Imigrasi.
yang juga harus dipertimbangkan seperti
Pendidikan dan pelatihan prestasi kerja. Menurut responden (28,85%)
Pengiriman peserta diklat masih ada yang belum beranggapan bahwa Kemenkumham
sesuai dengan bidang yang membutuhkan belum mempertimbangkan pangkat dalam
berdasarkan jawaban responden sebesar penentuan karir pegawai. Sementara ada
(50, 72%), kemudian kesempatan mengikuti sebanyak 33 orang responden menyatakan
diklat untuk wilayah–wilayah tertentu di bahwa, di daerah (Kanwil) terlalu banyak
Indonesia belum terakomodir sepenuhnya, pegawai yang memiliki golongan III (tiga)
hal ini berimbas pada kurangnya kesempatan hal ini tentu saja menjadikan masalah dalam
mendapat promosi dan kurangnya keahlian pembinaan, karena ada yang pangkat staf
petugas tekhnis didaerah, karena menurut lebih tinggi dari atasannya sehingga stafnya
pihak Badan Pengembangan Sumber Daya sulit naik pangkat. Tampaknya hal ini belum
Manusia (BPSDM) biaya untuk pemanggilan diatur secara proporsional, karena menurut 18
perserta diklat untuk wilayah timur sebagian orang responden merasa golongan pangkat
besar belum dapat terakomodir. tidak mempengaruhi seseorang pegawai
dalam mendapatkan jabatan (jenjang karir).
Usia
Pengalaman jabatan
Menurut sebagian responden (43,54%)
menyatakan bahwa usia tidak menjadi suatu Pengalaman jabatan seorang PNS
pertimbangan dalam penentuan karir seorang adalah sesuatu yang pasti, tetapi apakah
PNS di Kemenkumham, melainkan dinilai dari pengalaman tersebut dapat berimplikasi pada
kinerja dan prestasi dalam menyelesaikan kinerja yang dapat terlihat dari kecepatan,

53
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 41 - 58

dan ketepatan dalam menyelesaikan komponen-komponen lain dalam penentuan


pekerjaan. Menurut responden (20, 57%) karir diantaranya pemberian jabatan,
merasa bahwa pengalaman kerja belum kapasitas jumlah jabatan harus sesuai dengan
menjadi pertimbangan dalam penentuan perkembangan organisasi, kesempatan karir
karir. Sebanyak 20 orang responden yang yang sama dan mendapatkan kesempatan
kami wawancarai menyatakan bahwa di bersaing secara sehat.
kementerian ini belum ada kaderisasi calon- Kendala lainnya terlihat dari belum diaturnya
calon pejabat yang dipersiapkan. pola karir PNS di Kementerian ini, tanggapan
Penilaian Prestasi kerja dari sebagian besar responden (89,96%)
bahwa tes kompetensi yang selenggarakan
Penilaian prestasi kerja lebih diartikan
oleh Kemenkumham (assesment test,
sebagai suatu catatan hasil kerja yang dicapai
fit and proper test, computer assesment
seseorang sebagai kesuksesan dalam
test) hasilnya tidak di publish, sehingga
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
menimbulkan kecurigaan diantara pegawai,
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
kemudian sampai saat ini Kementrain ini masih
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu
mengunakan pedoman pola karir yang lama,
selama kurun waktu tertentu. Menurut
dan sebaiknya hal ini lebih menjadi perhatian
pendapat responden (52,15%) bahwa promosi
pimpinan untuk segera menuntaskan
jabatan di lingkungan Kemenkumham belum
pembuatan pedoman karir yang baru yang
mempertimbangkan penilaian prestasi kerja.
mengacu pada Undang-undang No.5 tahun
Kompetensi Jabatan 2014 tentang Aparat Sipil Negara (ASN).
Pengertian kompetensi merujuk pada
kemampuan orang untuk memenuhi PENUTUP
persyaratan perannya saat ini atau masa Kesimpulan
mendatang. Dengan demikian, kompetensi Berdasarkan data yang diperoleh
tidak hanya terkait dengan kinerja saat ini. melalui kajian ini di lima sampel yang sudah
Kompetensi juga bisa untuk meramalkan disebutkan diatas, maka dapat disimpulkan
kinerja masa mendatang karena kompetensi bahwa Kemenkumham dalam melaksanakan
merupakan karakteristik yang berkelanjutan sistem karir pegawai telah memperhatikan
yang umumnya tidak bisa hilang. Kompetensi unsur-unsur seperti yang diamanatkan oleh
harus digunakan untuk merujuk pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
bidang kerja dimana seseorang kompeten. M.3819.KP.04.15.Tahun 2006 tentang Pola
Kompetensi harus digunakan untuk merujuk Karir Pegawai Negeri Sipil Departemen Hukum
pada dimensi perilaku yang mendasari kinerja dan HAM dan Peraturan Kepala BKN tahun
yang kompeten.22 Kompetensi jabatan dapat 2011 tentang Pedoman PenyusunanPolaKarir
diartikan sebagai kemampuan seorang PegawaiNegeriSipil yang meliputipendidikanf
pegawai dalam bidang kerja tertentu, menurut ormal,diklatjabatan,usia,masakerja, pangkat/
pendapat responden, dalam hal kompetensi golongan ruang,tingkat jabatan, pengalaman
jabatan sudah menjadi perhatian di jabatan, penilaian prestasi kerja,dankompe
Kemenkumham, jawaban responden sebesar tensijabatan,tetapi dalam pelaksanaannya
(56, 41%), tetapi masih harus diperhatikan juga masih ada yang harus diperbaiki, karena
sampai saat ini Kemenkumham belum

22. Disadur dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32962/3/Chapter%20II.pdf diakses : 8.-12-2016: pukul


10.50 Wib.

54
Evaluasi Pola Karir di Lingkungan……(Nizar Apriansyah)

memiliki pedoman pola karir terbaru yang b) Memuat rumpun jabatan yang
mengacu pada Undang-undang No. 5 Tahun bersesuaian, memiliki kesamaan,
2014 tentang Aparat Sipil Negara. serta berkorelasi dalam fungsi dan
tugasnya. Hal ini penting agar arah
Kendala dalam penataan sistem
reposisi (promosi dan mutasi) PNS
karir PNS di lingkungan Kemenkumham
lebih jelas serta PNS sendiri dapat
diantaranya adalah penentuan karir belum
melakukan self assessment terhadap
sepenuhnya mempertimbangkan keahlian pengembangan karirnya ke depan.
dan kemampuan, masih ada peserta diklat Disamping itu, jalannya organisasi
yang belum sesuai dengan bidang pekerjaan akan dapat lebih optimal dan efektif.
yang membutuhkan, kesempatan mengikuti c) Memuat dan mengatur tentang
diklat untuk wilayah–wilayah tertentu di rekruitmen, pendidikan dan
Indonesia belum terakomodir sepenuhnya, pelatihan, pola mutasi dan promosi,
promosi jabatan di lingkungan Kemenkumham pensiun dan pemberhentian.
belum sepenuhnya mempertimbangkan 3. Perlu adanya pembatasan waktu terkait
penilaian prestasi kerja. Tes kompetensi yang tour of duty/area minimal dan maksimal
selenggarakan oleh Kemenkumham hasilnya (disarankan 3-5 tahun) seorang pejabat
belum diumumkan, sehingga para peserta menduduki dalam satu jabatan, atau satu
tidak mengetahui hasil/nilai yang diperoleh, wilayah.
dan sampai saat ini belum ada aturan terbaru 4. Khusus untuk jabatan di Lingkungan
terkait pengembangan pola karir untuk dapat Pemasyarakatan dan Imigrasi yang
dipedomani. memiliki keunikan dalam bidang kerjanya
perluadanya fast-track (percepatan
Saran jenjang karir), yang lebih berkeadilan,
1. Kementerian Hukum dan HAM, perlu yang terkait dengan rentang waktu karir
segera menyusun pedoman pola karir yang sama dengan jabatan-jabatan
yang sesuai dengan Undang-Undang lain di luar bidang tersebut (jabatan di
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Imgrasi dan Pemasyarakatan di mulai
Sipil Negara. dari Esselon Va).
2. Pedoman Pola Karir tersebut agar 5. Agar jelas dan terukur dalam penilaian,
memuat hal-hal sebagai berikut: sebaiknya tes-tes yang dilaksanakan
a) Memuat sebuah pola jalur karir atau kepada pegawai lebih kearah kuantitatif
jenjang karir jabatan (career path) dan untuk lebih menjamin objektifitas
yaitu arah kemajuan seseorang dalam penilaian sebaiknya fit and profer
dalam bidang pekerjaannya. Jalur tes, assesment tes, dancomputer assisted
karir dibuat lengkap dengan test (CAT) agarhasilnya diumumkan dan
memuat nama-nama jabatan yang ada tindak lanjut dari hasil tes tersebut.
dapat dan mungkin dapat diduduki 6. Meningkatkan kualitas maupun
oleh seseorang pegawai serta kuantitas penyelenggaraan pelatihan
persyaratan untuk dapat menduduki dan keterampilan teknis terutama yang
jabatan tersebut. Pola yang dibuat berkaitan dengan keahlian yang menjurus
tersebut akan menjadi gambaran pada jabatan struktural maupun jabatan
dan panduan bagi para pegawai fungsional, hal ini untuk memberikan
dan organisasi untuk mengetahui rangsangan bagi pegawai untuk memilih
ke arah mana mereka dapat maju jenjang karirnya.
dalam karirnya bila mereka ”mau 7. Penyelenggaraan diklat teknis maupun
dan mampu”. struktural dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan organisasi sampai dengan Unit

55
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 41 - 58

Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh Kantor


Wilayah untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas khususnya di UPT
yang berada di wilayah Indonesia Bagian
Timur dan di daerah terpencil lainnya.
8. Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia agar membangun database
pengembangan diklat pegawai
Kementerian Hukum dan HAM agar
penyelenggaraan diklat tepat sasaran,
dan membangun sumber daya manusia
yang profesional, akuntabel, sinergi,
transparan, dan inovatif.

56
Evaluasi Pola Karir di Lingkungan……(Nizar Apriansyah)

DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah


Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
Buku
Dalam Jabatan Struktural. PP Nomor
Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program 100 Tahun 2000
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Republik Indonesia, Peratura Pemerintah
Dalil, Soendoro 2002, Paradigma Baru tentang Pengangkatan Pegawai
Manajemen Sumber Daya Manusia, NegeriSipil dalam Jabatan Struktural. PP
Yogyakarta: Amara Book, Nomor13Tahun2002.
Mustaqim , 200. Pendidikan fakultas Tarbiah Republik Indonesia, Peraturan Menteri
IAIN Walisogo. Pustaka Belajar. Hukum dan Hak Asasi Manusia Tentang
Nainggolan, H, 1987, Pembinaan Pegawai Pelaksanaan Pemberian Tunjangan
Negeri Sipil, Jakarta: PT. Pertja. Kinerja Bagi Pegawai di Lingkungan
Prahoto. 1987. Pengembangan Sumber Daya Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Jakarta: Gunung Agung. Manusia. Permenkumham Nomor 22
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia tahun 2014.
dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
Mandar Maju. Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Siagian P Sondang. 1998. Manjemen Abad Negeri Sipil. PP Nomor 46 Tahun 2011
21. Jakarta : Bumi Aksara Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Perubahan
Penelitian, Kajian dan sumber lainnya Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98
Kementerian Hukum dan HAM. Pusat Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai
Pengkajian dan pengembangan. Hasil Negeri Sipil.PP Nomor 98 Tahun 2000
Kajian tentang “Evaluasi Promosi dan Republik Indonesia , Peraturan Kepala
Mutasi Jabatan Struktural di Kementerian Badan Kepegawaian Negara
Hukum dan HAM RI” : 2013 TentangPedoman PenyusunanPolaKarir
Kementerian Hukum dan HAM. Sekretariat PegawaiNegeriSipil. PP Nomor 35Tahun
Jenderal. TOR Panitia Seminar 2011.
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Republik Indonesia, Peraturan Menteri Hukum
Kemenkumham Harapan vs Kenyataan: dan Hak Asasi Manusia tentang Pola
kegiatan dilaksanakan pada tgl : 2 Mei Karir Pegawai Negeri Sipil Departemen
2013/Graha pengayoman/ Jl.Rasuna Hukum dan HAM. Permenkumham
Said – Jaksel Nomor M.3819.KP.04.15.Tahun 2016
Peraturan Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri
Republik Indonesia, Undang-Undang Sipil Yang Mencapai Batas Usia Pensiun
Tentang Aparatur Sipil Negara. UU Bagi Pejabat Fungsional. PP Nomor 21
Nomor 5 Tahun 2014 Tahun 2014
Republik Indonesia, Surat Kepala Badan
Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Kepegawaian Negara Nomor: K.26-
Hukum dan Hak Asasi Manusia
30/V.7-3/99, tanggal 17 Januari 2014,
Tentang Organisasi dan Tata Kerja tentang Batas Usia Pensiun PNS.
Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Permen Nomor 29 Internet
Tahun 2015. BKN:http://bkd.lamongankab.go.id/index.
php/hahaha/item/51-prospek-Karir-pns-
sesuai-uu-asn

57
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 41 - 58

rantocahyoko “makalah-tentang-pns.”
htmlhttp://blogspot.com/2011/08/ >6-5-
2013 dalam Pusjianbang: Evaluasi
Pelaksanaan Promosi Dan Mutasi Jabatan
Struktural di lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia 2013
Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler dalam
pengertian sistem menurut pada
ahli :http://hedisasrawan.blogspot.
co.id/2014/01/25-pengertian-sistem-
menurut-para-ahli.html
Donald E. Super dalam https://bambangdibyo.
wordpress.com/2013/04/10/teori-
perkembangan-Karir-donald-e-super/
diakses 5 Agustus 2016
Spencer (2007) dalam Palan ;http://xerma.
blogspot.co.id/2014/02/pengertian-
kompetensi-menurut-para-ahli.html
http://skripsidantesisku.blogspot.
co.id/2012/04/artikel-ilmiah-tentang-
masa-kerja.html

58

Anda mungkin juga menyukai