Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional Di Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional Di Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
tahun 2017 dan 2018 membuka penerimaan pegawai untuk mengisi formasi Jabatan Fungsional.
Pembinaan Jabatan fungsional salah satunya adalah meningkatkan kompetensi pegawai melalui
pelatihan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pola pembinaan jabatan fungsional
di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan kendala-kendala pelaksanaan
kebijakan pembinaan jabatan fungsional tersebut. Sementara tujuan penelitian adalah untuk
menjelaskan: Pola Pembinaan jabatan fungsional (di Bidang Pemasyarakatan; Keimigrasian;
Penyuluh Hukum; dan Analis Hukum) di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Kendala-kendala apa saja dalam pelaksanaan kebijakan pembinaan jabatan fungsional tersebut.
Harapan pegawai memilih jalur karier Jabatan fungsional. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode mixed method, dimana selain menggunakan kuesioner yang dikirimkan
melalui links google, juga melakukan wawancara dengan nasumber dan studi kepustakaan. Hasil
penelitian, pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional oleh Direktorat Jenderal sebagai pembina
menunjukkan cukup baik, namun demikian masih perlu dilakukan peningkatan materi bahan ajar
yang sesuai lingkup tugas dan fungsi Jabatan Fungsional tersebut dengan melakukan evaluasi
pedoman kurikulum dan modul guna menyesuaikan dengan perkembangan tuntutan tugas dan
fungsi saat ini.
Kata kunci: pengembangan; kompetensi; jabatan fungsional
ABSTRACT
In order to improve public services, the Ministry of Law and Human Rights, in 2017 and 2018 opened
recruitment of employees to fill the formation of Functional Positions. One of the functional positions
development is to improve employee competence through training. The problem in this study is how
the pattern of fostering functional positions within the Ministry of Law and Human Rights, and the
obstacles to implementing the policy for fostering these functional positions. Meanwhile, the purpose
of the research is to explain: The pattern of functional position development (in the Correctional
Sector; Immigration; Legal Counsel; and Legal Analyst) within the Ministry of Law and Human
Rights. What are the obstacles in the implementation of the policy for the development of these
functional positions. Employee expectations choose a career path Functional position. This research
was conducted using the mixed method method, which in addition to using a questionnaire sent via
google links, also conducted interviews with resource persons and literature studies. The results
of the research, the implementation of the development of Functional Positions by the Directorate
General as a supervisor shows quite well, however, it is still necessary to improve the teaching
materials according to the scope of duties and functions of the Functional Position by evaluating
curriculum and module guidelines in order to adapt to the development of current demands and
functions this.
Keywords: development; competence; functional position
431
JIKH Vol. 15, No. 3, November 2021: 431-446
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
432
Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional
Ahmad Sanusi
433
JIKH Vol. 15, No. 3, November 2021: 431-446
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
434
Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional
Ahmad Sanusi
nilai variabel mandiri, baik satu variabel Tabel 1. Populasi dan Sampel
atau lebih (independen) tanpa membuat No Jenis Jabatan n
perbandingan atau menghubungkan dengan Fungsional N n (riel)
variabel lain.16 Berdasarkan dua pendapat 1. Analisis Keimigrasian 2623 749 67
2. Pembimbing 2182 623 108
ahli di atas, penelitian ini ingin mendapatkan Kemasyarakatan
gambaran suatu gejala, peristiwa, dan Asisten Pembimbing 327 93 4
kejadian yang terjadi secara faktual sistematis Kemasyarakatan
3. Analis Hukum 411 117 0
dan akurat dari suatu variabel pembinaan
4. Penyuluh Hukum 349 99 38
jabatan fungsional.
Keterangan: Analis Hukum formasi 2017 dan
2. Metode Pengumpulan Data
2018 (belum JF, sehingga 0)
a. Wawancara Pendalam (indepth
4. Teknik Analisa Data
interview)
wawancara mendalam dilakukan dalam Analisis data dalam penyusunan paper
komunikasi awal terhadap beberapa ini pola pembinaan jabatan fungsional
informan terpilih. dilakukan secara kuantitatif deskriptif melalui
b. Koresponden secara langsung dan cross analysis atau analisis silang, analisis ini
Elektronik (link) mengolah dan menganalisis data informasi
penelitian akan dilakukan 4 (empat) yang diperoleh dari indepth interview dan
wilayah provinsi (kanwil dan UPT pengisian kuesioner.
Kementerian Hukum dan HAM) secara Data yang terkumpul nantinya akan
mendatangi langsung responden dan diolah dengan menggambarkan secara
dibeberapa kantor wilayah dengan khusus menggunakan tabel frekuensi dan
mengirimkan link kuesioner kepada
grafik. Sedangkan hasil wawancara akan
pejabata fungsional.
disajikan secara narasi untuk memperkuat
c. Studi Kepustakaan analisis terhadap data kuantitatif.
studi kepustakaan dilakukan dengan
menggali data dan informasi yang berasal PEMBAHASAN
dari berbagai dokumen tertulis studi
pustaka dilakukan untuk memperoleh Pembinaan Jabatan Fungsional
gambaran mengenai pola pembinaan Pemasyarakatan Kemasyarakatan; Analis
jabatan fungsional. Keimigrasian; Penyuluh Hukum; dan
Analis Hukum di lingkungan Kementerian
3. Teknik Penarikan Sampel Hukum dan Hak Asasi Manusia
Pengambilan sample dengan
Demografi Responden
menggunakan Rumus slovin: n=N /
(1+(N×e²)), dengan derajat kepercayaan 95% Responden dalam penelitian ini
dengan tingkat kesalahan (margin of error) berjumlah 217 responden.
5%. Grafik 1. Jenis Kelamin
Keterangan:
N : Populasi
n : Sampel
e2 : Margin of error
Dengan demikian, batas minimal sampel
adalah sebagaimana pada tabel dibawah.
435
JIKH Vol. 15, No. 3, November 2021: 431-446
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
436
Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional
Ahmad Sanusi
Negeri Sipil pada Pasal 1 Angka (10) 5 Kurikulum pelatihan Jabatan 83% 17%
menyebutkan bahwa Pembinaan Jabatan Fungsional
6 Pelatihan Jabatan Fungsional 88% 12%
Fungsional adalah upaya peningkatan
7 Membina penyelenggaraan 74% 26%
dan pengendalian standar profesi Jabatan pelatihan fungsional pada
Fungsional yang meliputi kewenangan lembaga pelatihan;
pengelolaan, prosedur dan metodologi 8 Uji kompetensi Jabatan 97% 3%
Fungsional
pelaksanaan tugas jabatan, dan penilaian
9 Sosialisasi petunjuk 90% 10%
kinerja Pejabat Fungsional. Artinya bahwa pelaksanaan dan petunjuk
pembinaan jabatan fungsional meliputi teknis Jabatan Fungsional
10 Sistem informasi Jabatan 77% 23%
peningkatan kompetensi yang harus dimiliki Fungsional
oleh JF, yaitu kemampuan teknis, manajerial, 11 Pedoman formasi Jabatan 86% 14%
sosio kultural yang dapat diukur. Fungsional
12 Standar kompetensi Jabatan 92% 8%
Kompetensi ASN yang dimaksud Fungsional
adalah pengetahuan, keterampilan dan 13 Petunjuk pelaksanaan dan 93% 7%
sikap/perilaku seorang ASN/PNS yang petunjuk teknis Jabatan
Fungsional
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan 14 Standar kualitas hasil kerja 86% 14%
dalam melaksanakan tugas jabatannya dan pedoman penilaian
selain itu juga, kompetensi seseorang kualitas hasil kerja pejabat
fungsional
adalah merupakan sesuatu yang melekat 15 Memfasilitasi pelaksanaan 86% 14%
dalam dirinya yang dapat digunakan dalam tugas pokok Jabatan
memprediksi bagaimana tingkat kinerjanya. Fungsional
16 Memfasilitasi pembentukan 87% 13%
Berdasarkan konsepsi sumber daya manusia organisasi profesi Jabatan
di atas, maka pengembangan kompetensi Fungsional
diarahkan pada peningkatan pengetahuan, 17 Memfasilitasi penyusunan dan 79% 21%
penetapan kode etik profesi
keterampilan serta sikap perilaku bekerja dan kode perilaku Jabatan
sehingga tugas atau pekerjaan dapat Fungsional
dilaksanakan secara profesional, efektif dan Sumber: Pengolahan Data, 2021
efesien dalam meningkatkan pelayanan Berdasar data kuantitatif dalam tabel di
publik. atas, setelah dihitung dengan menggunakan
Terdapat 17 (tujuh belas) indikator yang skala guttman (untuk mendapatkan jawaban
diukur dalam penelitian, seperti terlihat pada tegas responden) dari 17 indikator di atas
tabel 2. di bawah ini. menunjukkan persepsi sebagian besar
responden menyatakan pembinaan jabatan
Pertanyaan Ada Tidak fungsional di lingkungan Kementerian Hukum
1 Standar kompetensi Jabatan 94% 6% dan Hak Asasi Manusia sudah sangat baik
Fungsional (sebesar 87.15%). Sementara sebagian kecil
2 Petunjuk pelaksanaan dan 98% 2% (12.85%) responden menyatakan belum.
petunjuk teknis Jabatan
Fungsional Namun demikian ketika didalami
3 Standar kualitas hasil kerja 88% 12% secara kualitatif (mewawancarai Pejabat
dan pedoman penilaian
kualitas hasil kerja pejabat dibagian kepegawaian di daerah dan pejabat
fungsional fungsional) ada begitu banyak masukkan dan
4 Pedoman penulisan karya 83% 17% perbaikan dari responden terkait pembinaan
tulis/karya ilmiah yang bersifat
inovatif di bidang tugas jabatan fungsional di Kementerian Hukum
Jabatan Fungsional dan Hak Asasi Manusia, yaitu:
437
JIKH Vol. 15, No. 3, November 2021: 431-446
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
438
Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional
Ahmad Sanusi
dalam membuat laporan litmas belum dihadapi PK, adalah inpassing dimana
optimal, hal ini dikarenakan kurangnya Asisten Pembimbing Kemasyarakatan (APK)
Pendidikan dan pelatihan yang diikuti untuk dengan pendidikan SI pangkat/Gol sudah
meningkatkan kapasitas dan kompetensi III/c tidak dapat inpassing ke PK. kemudian
metode wawancara, sehingga perlu peng-kategorian tugas PK, karena terkait
keterampilan bagi PK untuk menguasai angka kredit hal ini akan berdampak pada
kemampuan wawancara kepada klien penyelesaian litmas.
sehingga proses pengambilan informasi klien Pembimbing Kemasyarakatan (PK)
relevan dan akurat yang akan mempengaruhi memiliki masalah dalam hal kategori. Sampai
kualitas dari litmas itu sendiri. Selanjutnya saat ini, beban kerja lebih banyak pada jabatan
pembuatan teknik teknis penulisan sangat Asisten Pembimbing Kemasyarakatan.
diperlukan mengingat jabatan fungsional PK (APK). Jumlah APK yang ada hanya 4
berlatar belakang pendidikan yang beragam. Pegawai sementara klien ada ratusan orang.
Uraian di atas memgambarkan Sementara itu, kategori pekerjaan APK hanya
kebutuhan akan peningkatan materi bahan bisa dikerjakan oleh APK itu sendiri, meskipun
ajar pendidikan dan pelatihan bagi pejabat pada kenyataannya dapat dilakukan oleh
fungsional Pembimbing Kemasyarakatan PK Pertama atau PK Muda, sedangkan
diperlukan ada kurikulum yang sesuai dengan Pembimbing Kemasyarakatan (PK) akan
kebutuhan perkembangan tugas dan fungsi mendapatkan poin atau angka kredit hanya
yang begitu dinamis. Meskipun menurut jika mengerjakan pekerjaan yang sesuai
sumber informasi pembahasan kurikulum dan dengan kategori jabatannya.
pendidikan dan pelatihan sering dilakukan Dalam hal ini PK Madya, salah satu
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan kategori (Peraturan Menteri Pendayagunaan
Badan Pengembangan Sumber Daya Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Manusia (BPSDM). Nomor 22 Tahun 2016) adalah melakukan
Selain pengembangan kompetensi, penelitian kemasyarakatan dengan kategori
permasalahan pada Pembimbing 1 dan 2. Namun jika kategori tersebut tidak
Kemasyarakatan yaitu penilaian angka ada, maka tidak akan ada kegiatan terkait
kredit yang harus dilakukan Kantor Wilayah, penelitian kemasyarakatan. Seperti contoh
sedangkan pada Balai Pemasyarakatan kasus pada Bapas Klas I Surabaya, pernah
(Bapas) Kelas II ada Pembimbing ada permintaan dari luar Bapas Surabaya
Kemasyarakatan (PK) Madya, memang untuk melakukan penelitian kemasyarakatan.
ketentuan tersebut dinyatakan di dalam Surat Seperti Lapas Nusa Kambangan (NK) yang
Edaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan meniliki narapidana (napi) teroris. Maka PK
Tahun 2018 tentang Tim Penilai Pembimbing Madya akan melakukan kegiatan Litmas di
Pemasyarakatan. Akan tetapi mengingat Lapas NK untuk memenuhi angka kreditnya,
luasnya wilayah kerja Bapas, bahkan ada PK madya akan melaksanakan kegiatan
pembimbing pemasyarakatan di wilayah berupa pengawasan dan melakukan koreksi
kepulauan, sehingga terdapat hambatan terhadap hasil kerja jenjang PK di bawahnya.
waktu dalam penilaian kenaikan pangkat Dengan kata lain, PK akan mengerjakan
Pembimbing Kemasyarakatan tersebut, unsur-unsur yang bukan kelitmasan, dan tetap
diharapkan agar Bapas kelas II dapat mendapat angka kredit walau tidak sebanyak
memberikan penilaian kepada PK dengan saat mengerjakan litmas sesuai kategorinya.
catatan pada Bapas tersebut terdapat Selanjutnya terkait Penempatan PK pada
jenjang PK Madya. Permasalahan lain yang Bapas harusnya sesuai dengan basis tindak
439
JIKH Vol. 15, No. 3, November 2021: 431-446
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
pidana yang terdapat pada daerah tersebut. yang dibutukan adalah pengetahuan
Sehingga tidak terjadi ketimpangan tugas. keimigrasian dan penulisan karya tulis ilmiah
Diharapkan adanya proyeksi kebutuhan karena angka kredit dari Jabatan Analis
terkait jabatan fungsional PK berdasar Keimigrasian juga meliputi publikasi karya
jenjang yang ada di seluruh Bapas di tulis ilmiah. Sehingga dalam penyusunan
Indonesia, Badan Pengembangan Sumber laporan kegiatan jabatan fungsional akan
Daya Manusia Kementerian Hukum dan HAM ada keseragaman pada Analis Keimigrasian
dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (standar) di seluruh Unit Pelaksana Teknis
mempunyai data base terkait nama- Imigrasi.
nama pegawai yang menduduki jabatan Pendidikan dan pelatihan
Pembimbing Kemasyarakatan maupun diselenggarakan pada Badan Pengembangan
Asisten Pembimbing Kemasyarakatan. Sumber Daya Manusia Kementerian Hukum
dan HAM (BPSDM) dan Balai Pendidikan dan
Jabatan Fungsional Analis Keimigrasian
Pelatihan (Badiklat) Hukum dan HAM Provinsi
Penempatan Analis Keimigrasian pada Jawa Tengah. Sebagai contoh, dalam hal
Unit Pelaksana Teknis masih merangkap Pelatihan Dasar (latsar) CPNS yang berasal
pada bidang. Bila melihat regulasi yang dari Politeknik Keimigrasian (Poltekim).
mengatur tentang Jabatan Fungsional
Keimigrasian, secara hierarkis berada di Jabatan Fungsional Penyuluh Hukum
bawah kepala kantor sebagaimana dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Penyuluh
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi hukum lebih kepada teknis, Penyuluh
Manusia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Hukum pada Kanwil dituntut menggunakan
Jabatan Fungsional Analis Keimigrasian. media sosial. Dalam hal ini, penyuluh
Kondisi ini akhirnya akan berdampak hukum harus mampu untuk membuat film,
terhadap pengumpulan angka kreditnya, mengunggah video diberbagai dan gambar
tergantung bidang tugas Analis Keimigrasian yang menarik ke media sosial. Sementara
tersebut. Contoh Ketika penempatan ada penyuluh hukum itu sendiri latar belakang
inteldak namun diperbantukan pada bagian pendidikannya adalah sarjana hukum. Untuk
kepegawaian. Kendalanya pada saat ini itu diharapkan ada semacam pendidikan
adalah hasil penilaian angka kreditnya tidak dan pelatihan terkait penggunaan media,
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk dan dilakukan secara offline karena tidak
tugas dan fungsi Analis Keimigrasian yang cukup dilakukan hanya dengan sekali tatap
penempataanya di inteldak lebih ke telaahan muka saja, sehingga peserta diklat dapat
terhadap berita acara pemeriksaan. mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki
Terkait pendidikan dan pelatihan sampai dan dapat dilakukan evaluasi pada akhir
saat ini yang baru dilakukan adalah diklat diklat oleh tenaga pengajar. Kalo materi bisa
untuk pengangkatan pertama Jabatan Analis kita dapat dari berbagai sumber, tetapi untuk
Keimigrasian tahun penerimaan 2017, praktik itu yang perlu diberikan pelatihan lebih
sedangkan bagi Jabatan Fungsional Analis lanjut.
Keimigrasian yang melalui jalur impasing Setelah dinyatakan lulus sebagai
belum ada pendidikan dan pelatihan terkait penyuluh hukum, beberapa bulan kemudian
jabatan Analis Keimigrasian. Sehingga ada pemanggilan dari Badan Pengembangan
diharapakan ke depannya ada kalender Sumber Daya Manusia Kementerian Hukum
pendidikan dan pelatihan perjenjang maupun Dan HAM (BPSDM) untuk mengikuti
lanjutan. Sementara pendidikan dan pelatihan pendidikan dan pelatihan (diklat) selama 2
440
Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional
Ahmad Sanusi
minggu sebanyak 62 (enam puluh dua) jam kredit. Desa sadar hukum yang diinisiasi oleh
pelajaran. Menurut bapak Arisman selaku penyuluh hukum membutuhkankoordinasi dari
peserta diklat, 62 jam pelajaran itu sangat stakeholder terkait, sehingga membutuhkan
sedikit, diharapkan dapat dilaksanakan dana yang untuk melaksanakan kegiatan
selama 1(satu) sampai 2 (dua) bulan. Selain tersebut.
minimnya jam pelajaran, tenaga pengajar
Jabatan Fungsional Analis Hukum
atau widyaiswara dari BPSDM hendaknya
memiliki kemampuan yang lebih baik untuk Peraturan Menteri Pendayagunaan
menyampaikan materi supaya dapat dipahami Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
peserta dengan baik. Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2020
Tentang Jabatan Fungsional Analis Hukum,
Diklat yang telah dilaksanakan oleh
Tugas Jabatan Fungsional Analis Hukum,
BPSDM masih bersifat dasar, artinya diklat
dalam Pasal 6 menyatakan bahwa tugas
yang harus diikuti sebagai syarat untuk
Analis Hukum adalah melakukan kegiatan
diangkat menduduki Jabatan Fungsional
analisis dan evaluasi di bidang peraturan
Penyuluh Hukum. Selama pandemi, ada
perundang-undangan dan hukum tidak ter-
diklat yang dilaksanakan secara daring
tulis, pembentukan peraturan perundang-un-
(dalam jaringan) terkait peningkatan
dangan, permasalahan hukum, pengawasan
kompetensi tetapi tidak semua penyuluh
pelaksanaan peraturan perundang-undang-
hukum mengikutinya karena ada penunjukan
an, dokumen perjanjian dan pelaksanaan
langsung yang dilakukan oleh BPSDM.
perjanjian, pelayanan hukum, perizinan, in-
Sementara, untuk diklat tingkat lanjutan bagi
formasi hukum, dan advokasi hukum. Tentu-
Jabatan Fungsional Penyuluh Hukum masih
nya jabatan fungsional tersebut sangat dibu-
belum ada.
tuhkan untuk melaksanakan sebagian tugas
Jabatan penyuluh hukum yang ada di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
sekarang sedang mengarah kepada Asasi Manusia.
spesialisasi atau kepakaran. Walaupun
Penerimaan pegawai dengan formasi
dituntut untuk bisa melaksanakan tugas
Jabatan Fungsional Analis Hukum baru
penyuluh hukum lainnya. BPHN (Badan
pada tahun 2018, namun Pengisian Jabatan
Pembinaan Hukum Nasional) selaku instansi
fungsional untuk saat ini belum ada,
pembina diharapkan memiliki koordinasi
mengingat untuk pengangkatan pertama
yang baik dengan BPSDM sebagai pihak
jabatan fungsional sebagaimana dalam
penyelenggara. Instansi pembina hendaknya
Pasal 14 Ayat (2) Pengangkatan pertama
mengajukan kurikulum terkait penyuluh
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
hukum kepada BPSDM sehingga BPSDM
merupakan pengangkatan untuk mengisi
dapat mengalokasikan anggaran untuk
lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional
melaksanakan Diklat yang dibutuhkan oleh
Analis Hukum dari calon PNS. Kemudian ayat
penyuluh hukum. BPHN diharapkan memiliki
(3) Calon PNS sebagaimana dimaksud pada
database yang mewadahi jabatan fungsional,
Ayat (2) setelah diangkat sebagai PNS paling
sehingga memudahkan untuk memonitoring
lama 1 (satu) tahun diangkat dalam Jabatan
kegiatan teknis yang telah dilakukan.
Fungsional Analis Hukum. Selanjutnya Ayat
Masukan untuk pembina, memperbesar (4) PNS sebagaimana dimaksud pada Ayat
jumlah anggaran yang melekat pada bidang (3), paling lama 3 (tiga) tahun setelah diangkat
hukum, sehingga semakin banyak kegiatan harus mengikuti dan lulus pendidikan dan
yang bisa dilakukan yang akan mendukung pelatihan fungsional Analis Hukum. Lebih
penyuluh hukum untuk menaikkan angka lanjut ayat (5) Analis Hukum yang belum
441
JIKH Vol. 15, No. 3, November 2021: 431-446
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
442
Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional
Ahmad Sanusi
443
JIKH Vol. 15, No. 3, November 2021: 431-446
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
444
Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional
Ahmad Sanusi
445
JIKH Vol. 15, No. 3, November 2021: 431-446
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
HALAMAN KOSONG
446