Anda di halaman 1dari 10

Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 8

Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834


Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

Dampak Penerapan Desain Cara Kerja terhadap Beban Kerja pada Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kepulauan
Riau
Hasim As’ari1*

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Penulis: This research raises the issue of the application of the work
1
Badan Kepegawaian dan Pengembangan method design to the workload of the Human Resources and
SDM Provinsi Kepulauan Riau, Tanjung Human Resources Development Agency of Kepulauan Riau
Pinang, Indonesia Province. Workload in the Human Resources and Human
* Resources Development Agency of Kepulauan Riau Province has
E-mail: Hasim_asari75@yahoo.co.id
not been able to shape the character of work efficiently and
Untuk mengutip artikel ini: effectively as the purpose of the workload is to improve
As’ari, H 2017, ‘Dampak penerapan organizational performance. Research uses qualitative research
desain cara kerja terhadap beban kerja methods, which are focused on the implementation of the design of
pada badan kepegawaian dan pengem the work of the impact on the implementation of workloads,
bangan sumber daya manusia provinsi especially on the elements that make up the workload analysis
kepulauan riau’, Jurnal Ekonomi KIAT, within the Human Resources and Human Resources Development
vol. 29, no. 2, hal. 8-17. Agency. The results showed that the design of the work method has
https://doi. not been able to streamline work services because it is still focused
Akses online: on the procedural system and management rigidity, so that the
www.jurnalkiatuir.com workload that is used as a basis for workload analysis has not
E-mail: kiat@jurnal.uir.ac.id shown results in the context of administrative services and human
resource development.
Di bawah lisensi:
Creative Commons Attribute-ShareAlike Katakunci: Design of work, Workload, Leadership, Efficient and
4.0 International Licence effective

1. Pendahuluan maksimal sangat terkait dengan beban kerja yang


Sumber daya manusia merupakan asset paling penting dimiliki oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai
dibandingkan dengan sumber daya lainnya yang dengan ketentuan yang ditetapkan maka diperlukan
dimiliki oleh organisasi dalam mencapai tujuan analisis terhadap beban kerja pegawai dalam
organisasi yang telah ditetapkan, sehingga manajemen pelaksanaan fungsi sumberdaya manusia.
harus melakukan langkah-langkah strategis guna Analisis beban kerja pada hakekatnya agar
menjamin bahwa dalam organisasi dengan terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan
ketersediaan sumber daya manusia yang tepat dalam efektivitas dan efisiensi serta profesionalisme sumber
menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan daya manusia aparatur di setiap instansi serta mampu
pekerjaan yang tepat dalam rangka pencapaian tujuan melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan
dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan. pembangunan dengan dilandasi semangat pengabdian
Untuk mencapai kinerja sumber daya manusia, kepada bangsa dan negara. Beban kerja seseorang
perlu dilakukan identifikasi beban kerja setiap menurut (Mangkuprawira, 2003) sudah ditentukan
personal sebagai dasar bagi organisasi untuk dalam bentuk standar kerja menurut jenis
memahami kebutuhan organisasi dalam merencanakan pekerjaannya.
kebutuhan sumber daya manusia. Perencanaan sumber Beban kerja pegawai dapat terjadi dalam tiga
daya manusia yang baik, harus sudah mengetahui kondisi. Pertama, beban kerja sesuai standar. Kedua,
berapa jumlah sumber daya manusia yang tersedia beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity).
dibandingkan dengan sumber daya manusia yang Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah (under
dibutuhkan. Hal ini sangat penting untuk memutuskan capacity). Beban kerja yang terlalu berat atau ringan
apakah harus mempertahankan atau mengurangi akan berdampak pada inefisiensi kerja. Sedangka
sumber daya manusia. beban kerja yang terlalu ringan menimbulkan
Dalam rangka mencapai performance kelebihan tenaga kerja. Oleh karenanya pemberian
pemerintahan Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai beban kerja harus sesuai dengan kemampuan dan
lini pelaksana fungsi pemerintahan diharapkan dapat keahliannya, sehingga dapat melaksanakan tugasnya
memberikan kinerja maksimal, memuaskan masya- secara efektif.
rakat dalam memberikan pelayanan. Pelayanan yang
Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 9
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

Pegawai dapat bekerja secara efektif apabila material maupun dalam pengertian spiritual.
beban kerja yang diberikan sesuai dengan kemampuan Pengalaman menunjukkan bahwa sekalipun tersedia
serta keahliannya, sehingga pegawai dapat melak- modal yang besar kalau dikelola oleh SDM yang
sanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan waktu kualitasnya rendah bukan menghasilkan pembangunan
yang telah ditetapkan. Pentingnya sumber daya yang baik tetapi melahirkan penyimpangan-
manusia sebagai asset menjadi faktor penting dalam penyimpangan dan malahan mempersubur korupsi,
menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan suatu kolusi dan nepotisme.
organisasi. Demikian halnya dengan Badan Penilaian masyarakat kepaada birokrasi
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya tergambar dari performace pelayanan apartur Secara
Manusia Provinsi Kepulauan sebagai Organisasi umum, sehingga kondisi pelayanan yang diseleng-
Perangkat Daerah (OPD) yang berperan penting dalam garakan mencerminkan dan berdampak pada persepsi
menyediaan, pengkuran, dan pengembangan Aparatur masyarakat. Kondisi persepsi buruk masyarakat
Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provinsi terhadap pelayanan birokrasi (public service) yang
Kepulauan Riau dengan mengukur kemampuan beban masih terkesan berbelit-belit, dan terlalu prosedural.
kerja organisasi yang dijalankan oleh para Kondisi tersebut memberikan dorongan untuk
pegawainya. melakukan perubahan pada sumberdaya aparatur
Sebagai salah satu unit kerja organisasi di pemerintah.
lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Pengembangan sumber daya manusia (PSDM)
ketersediaan, pengukuran sumber daya yang dimiliki atau Human Resource Development (HRD)
menjadi tolok ukur dalam mengukur efektifitas merupakan bagian penting dari Manajemen Sumber
organisasi dalam pengelolaan sumberdaya manusia. Daya Manusia (MSDM) atau Human Resource
Bagian dari itu adalah mampu menganalisis beban Management (HRM). Istilah ini sering digunakan
pekerjaan pegawai sebagai dasar pengukuran kinerja untuk memadukan kedua konsep pengelolaan
di unit kerja yang lain, karena fungsi dari Badan sumberdaya manusia. Proses pengembangan sumber-
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya daya manusia merupakan bagian dari keseluruhan
Manusia selain peranan administrasi kepegawaian manajemen manusia (people management) dan
juga melakukan kebijakan terhadap pengembangan manajemen kinerja (performance management)
sumber daya manusia. organisasi (Gibb, 2008). Sedangkan bagi individu
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun pegawai pengembangan sumberdaya bermanfaat
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat untuk mendapatkan keberhasilan karier, bagi
Daerah Provinsi Kepulauan Riau, fungsi manajemen organisasi pengembangan sumberdaya manusia dapat
sumber daya manusia dan pengembangan sumberdaya meningkatkan kinerja dan standar keberhasilan
manusia dalam satu perangkat daerah dan satu-satu kinerja organisasi.
dua fungsi dalam satu peranfkat daerah di Indonesia, Armstrong (2010) menyatakan bahwa tujuan dari
karena seluruh provinsi telah memisahkan fungsi manajemen sumberdaya manusia adalah memastikan
manajemen dan pengembangan. Kondisi ini memung- organisasi dapat mencapai keberhasilan melalui
kinkan lemahnya adaptasi fungsi serta akan manusia. Dalam sistem manajemen sumberdaya
berdampaknya desain kerja cara organisasi dijalankan manusia dengan memfokuskan pada pengembangan
dengan beban kerja begaawai dan beban kerja sumberdaya manusia yang merupakan “the source of
organisasi dalam memaksimalkan pelayanan. organizational capabilities that allow firms to learn
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan and capitalize on new opportunities”. Pengembangan
masukkan dan pertimbangan pada perbaikan cara sumberdaya manusia memiliki kandungan makna
kerja pegawai dan pengembangan sumber daya pembentukan kompetensi inti ini menentukan
manusia. Selain itu hasil penelitian dapat menjadi bagaimana suatu organisasi dapat bersaing yang dapat
bagian dari penomena empiris dalam pengelolaan dan berdampak terhadap kinerja organisasi tersebut.
pengembangan SDM secara komprehensif. Strategi sangat diperlukan untuk mendukung
pengembangan sumberdaya manusia untuk sebagai
2. Telaah Pustaka
upaya peningkatan efektivitas organisasi dengan
Aparatur merupakan sumber daya pemerintah yang mengembangkan manajemen pengetahuan knowledge
akan menentukan performen institusi pemerintah management), manajemen bakat (talent management),
untuk mencapai penyelenggaraan pemerintah efektif, dan menciptakan ‘a great place to work’. Gagasan ini
efisien dan akuntabel dalam memberikan pelayanan menurut Boxall & Purcell (2003), terdiri atas ‘clear
kepada masyarakat Rendah kinerja aparatur bukan vision and a set of integrated values’. Sehingga
hanya terletak pada kurang puasnya aparatur dengan konsep pengembangan SDM erat kaitannya dengan
besaran penghasilan yang diterima, akan tetapi lebih modal manusia (human capital) suatu organisasi.
pada kurangnya tanggung jawab terhadap pegawai
Dalam hal ini, modal manusia didefinisikan oleh
pada amanah yang diberikan. Saefullah (2009)
Bontis et al., (2002) Human capital represents the
mengemukakan Pengertian kualitas sumber daya
human factor in the organization; the combined
manusia yang dimaksud baik dalam pengertian
Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 10
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

intelligence, skills and expertise that give the Armstrong (2006) memberikan pandangan
organization its distinctive character. The human pemikiran bahwa pengembanga SDM disarankan
elements of the organization are those that are untuk mengacu pada perbedaan yang menekankan
capable of learning, changing, innovating and pada persatuan (integration), berorientasi pada
providing the creative thrust which if properly komitmen, berdasarkan keyakinan bahwa manusia
motivated can ensure the long-term survival of the hendaknya diperlakukan sebagai aset (human capital)
organization. bukan buruh, dan fokus pada nilai-nilai organisasi.
Konsep manajemen manusia merupakan aset Dengan mengacu pada karakteristik tersebut,
utama organisasi, sehingga agarorganisasi dapat pengembangan SDM dapat berjalan sesuai harapan
mencapai tujuannya, organisasi tersebut perlu dan dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif
mengivestasikan aset manusia untuk memastikan dan efisien. Selain itu, pengembangan SDM perlu
keberlangsungan hidup dan pertumbuhannya. Dalam memperhatikan tiga aspek utama, yaitu (1)
hal ini, PSDM memastikan bahwa organisasi dapat perkembangan teknologi, (2) persaingan, dan (3)
mendapatkan dan mempertahankan tenaga manusia dampaknya terhadap SDM.
yang terampil, berkomitmen tinggi, dan memiliki Komaruddin (2009) menyebutkan bahwa
motivasi kerja tinggi. Hal ini berarti diperlukan umumnya istilah sumberdaya manusia dipergunakan
adanya penilaian kinerja dan proses untuk memenuhi untuk tiga buah tujuan: a) Untuk menunjuk kepada
kebutuhan SDM di masa depan, dan meningkatkan seluruh pekerja suatu organisasi yang secara organik
serta mengembangkan kapasitas inheren dari tenaga merupakan bagian dari mekanisme produksi untuk
kerja tersebut (kontribusi, potensi, dan penempatan menghasilkan keluaran; b) Untuk melukiskan
kerja), dengan menyediakan kesempatan untuk terus prosedur administrasi yang berkaitan dengan
belajar dan pengembangan berkelanjutan. Di sini juga pengupahan, pengaturan dan penggantian pekerja; c)
terlibat prosedur manajemen pengembangan dan Untuk menunjuk kepada jumlah, pengetahuan,
pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi. kemampuan, kecerdasan, bakat, dan keterampilan
Dalam manajemen modal manusia, manajemen SDM, pekerja.
dan pengembangan SDM merupakan konsep Mangkunegara (2011) mengemukakan penger-
manajemen pengetahuan yang juga diterapkan dalam tian manajemen sumber daya manusia sebagai berikut
mendukung pengembangan pengetahuan dan Suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordina-
keterampilan tertentu yang diperlukan sebagai hasil sian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
dari proses pembelajaran organisasi (organizational pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
learning). pengintregrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga
Caldwell (2004) merangkum model-model kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
manajemen SDM dan pengembanga SDM ke dalam Hasibuan (2003) manajemen SDM adalah ilmu dan
12 tujuan kebijakan organisasi meliputi: seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
1) Mengelola manusia sebagai aset yang sangat agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
penting dalam keunggulan bersaing organisasi. perusahaan, karyawan, dan masyarakat” Sedangkan.
2) Menyelaraskan kebijakan PSDM dengan kebijakan Dessler (2004) mengemukakan manajemen sumber
dan strategi organisasi daya manusia adalah: “proses memperoleh, melati,
3) Mengembangkan kebijakan, prosedur, dan sistem menilai, dan memberikan kompensasi kepada
SDM. karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka,
4) Menciptakan organisasi yang lebih ramping dan kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan”.
fleksibel sehingga mampu merespon perubahan Sementara menurut Flippo dalam Hasibuan (2003)
dengan cepat mengemukakan Personnel management is the
5) Mendorong kerja kelompok dan kerja sama di planning, organizing, directing, and controlling, of the
dalam organisasi secara internal. procurement, development, compensation, integration,
6) Menciptakan filosofi dengan fokus pada pelanggan maintenance and separation of human resources to
7) Memberdayakan pegawai untuk mengelola the and that individual, organization and societal
pengembangan diri dan pembelajaran. objectives are accomplished.
8) Mengembangkan strategi reward yang dirancang Sastrohadiwiryo (2004) memandang “manaje-
untuk mendukung men tenaga kerja adalah seni dan ilmu dalam fungsi
9) budaya kinerja, meningkatkan keterlibatan pokok manajemen dalam hubungannya dengan
pegawai melalui komunikasi internal pelaksanaan fungsi administratif dan fungsi
10) Membangun komitmen pegawai yang lebih tinggi operasional terhadap tenaga kerja dalam rangka
terhadap organisasi mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-
11) Meningkatkan tanggung jawab manajemen lini besarnya”. Sedangkan dalam pandangan dan pemikian
untuk kebijakan SDM. Komaruddin (2009) memberikan sejumlah alternatif
12) Mengembangkan peran fasilitator manajer sebagai definisi dari manajemen sumber daya manusia adalah:
penggerak utama.
Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 11
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

1) Manajemen sumber daya manusia adalah suatu seni seharusnya tidak dipisahkan dengan konsep
dalam memilih personalia baru dan mempekerjakan pengembangan SDM, yaitu yang berkaitan dengan
personalia yang telah tersedia agar dapat penyediaan pembelajaran,pengembangan dan
memperoleh hasil dan pelayanan yang maksimum. pelatihan peluang untuk meningkatkan individu, tim,
2) Manajemen sumber daya manusia adalah suatu dan kinerja organisasi.Sedangka pengembangan SDM
proses untuk memperoleh, mengembangkan, dan pada dasarnya adalah sebuah pendekatan yang
merawat pekerja sehingga mereka mendapat dipimpin untuk mengembangkan orang-orang dalam
kecakapan dalam melaksanakan fungsi dan kerangka kerja strategis. Armstrong (2006)
mencapai tujuan organisasi dengan efisien. menjelaskan konsep pengembangan SDM terkait
3) Manajemen sumber daya manusia adalah cabang dengan:
ilmu manajemen yang mengkaji seluruh proses 1) Strategic human resource development - definition,
penggunaan tenaga manusia sejak mereka diterima aims and activities.
sampai dengan diberhentikan. 2) Organizational learning - the process of
4) Manajemen sumber daya manusia adalah organizational learning and the concept of the
pendekatan yang lengkap, terencana, terbimbing, learning organization.
dan terawasi terhadap penarikan, pengembangan, 3) How people learn - a review of learning theory as
pemberian kontraprestasi, pengintregrasian, it affects individual learning.
perawatatan, dan pemutusan hubungan kerja. 4) Learning and development - how organizations
Sehingga menurut Komarudin manajemen SDM make arrangements for appropriate learning and
memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam menjalankan development to take place by various means,
tugasnya seperti fungsi manajemen SDM memiliki including training.
fungsi yakni: 1) manajerial; dan 2) operatif. Secara 5) E-learning - the use of electronic methods of
rinci, fungsi-fungsi tersebut melipui fungsi manajerial supporting learning.
dan fungsional. Beberapa fungsi manajerial dan fungsi 6) Management development - improving the
operasional, manajem SDM mempunyai peranan performance of managers, encouraging self-
lainnya dalam manajemen SDM seperti disampaikan development and giving them opportunities for
Hasibuan (2003) yaity mengatur dan menetapkan growth; the concept of emotional intelligence and
program kepegawaian seperti: 1) menetapkan jumlah, its relevance to the development of effective
kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif managers.
sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan Job 7) Formulating and implementing learning and
description, Job specification, dan Job evaluation; 2) development strategies.
menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan Dalam hal ini, pengembangan sumber daya
karyawan berdasarkan asas the right man in the right manusia strategis melibatkan memperkenalkan,
place and the right man in the right job; 3) menghilangkan, memodifikasi, mengarahkan dan
menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, membimbing proses sedemikian rupa bahwa semua
promosi, dan pemberhentian; 4) meramalkan individu dan tim dilengkapi dengan keterampilan,
penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada pengetahuan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk
masa yang akan dating; 5) Melaksanakan pendidikan, melakukan tugas-tugas saat ini dan masa depan yang
latihan, dan penilaian prestasi kerja; 6) mengatur dibutuhkan oleh organisasi. Maka dengan demikian
mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal; fokus utama dari pengembangan SDM ini adalah
serta 7) mengatur pensiun, pemberhentian, dan learning and development. Proses organisasi
pesangonnya. pengembangan aparatur dengan melibatkan integrasi
Peranan manusia sebagai sumber daya dalam pembelajaran dan proses pembangunan, operasi dan
organisasi semakin diyakini kepentingannya, sehingga hubungan. Manajemen pemerintahan Indonesia
makin mendorong perkembangan ilmu tentang pengelolaan SDM di bagi atas 2 unit instansi dalam
bagaimana mendayagunakan sumberdaya manusia perangkat daerah yakni Badan Kepegawaian sebagai
tersebut agar mencapai kondisi yang optimal. Sumber unit pengelolaan manajemen SDM, sedangkan Badan
daya manusia merupakan suatu totalitas yang Pengembangan SDM sebagai unit perangkat daerah
berhubungan dengan orang-orang dan masalah orang- yang bertugas dalam mengembangkan SDM agar
orang yang bekerja di dalam suatu organisasi tertentu. aparatur dapat terus meningkatkan kemampuan dan
Castetter (1996) menyatakan bahwa analisis fungsi- kompetensi.
fungsi SDM merupakan konsep dari bagian-bagian Analisis dari tujuan yang ingin dicapai
organisasi yang saling berkaitan. Konsep ini pengembangan sumber daya manusia bertujuan dan
menggambarkan fungsi administratif dan sub fungsi bermanfaat bagi organisasi, karyawan atau masyarakat
dari suatu sistem oragnaisasi yang dapat yang menggunakan barang/jasa yang dihasilkan. Oleh
dikembangkan. karena itu dalam program pengembangan, harus
Berdasarkan pemikiran dan pendapat para ahli dituangkan sasaran, kebijaksanaan, prosedur, ang-
maka dapat disimpulkan bahwa beban kerja garan, peserta, kurikulum dan waktu pelaksanaannya.
Program pengembangan harus berdasarkan pada
Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 12
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja masing- tugas yang terdiri atas pekerjaan dan keterampilan,
masing pegawai. Sehingga pengembangan SDM ini pengetahuan, kemampuan, dan tanggung jawab yang
menurut Decenzo & Robbins (2009)Menggambarkan diperlukan agar mencapai kinerja yang diharapkan.
beberapa metode yang merupakan gabungan dari Analisis jabatan berfungsi sebagai landasan dari
metode-metode “on-the job techniques (job rotation, semua fungsi SDM, termasuk analisis beban kerja
assistant to positions, and committee assignments and yang akan dilakukan organisasi. Jabatan harus
off the job methods (lecture courses and seminars, dianalisis sebelum berbagai fungsi SDM lainnya
simulation exercises, and outdoor training)”. dilakukan. Tanpa melakukan analisis jabatan akan
Terkait dengan konsep pendidikan dan pelatihan sulit bagi suatu lembaga untuk melaksanakan
dalam pengembangan SDM, Menurut Beebe et al., perekrutan yang efektif. Demikian pula, tanpa analisis
(2000) “education is the process of or importing jabatan akan sulit mendesain sistem kompensasi yang
knowledge or information. People can educate layak sesuai dengan jenis pekerjaannya.
themselves by reading, or they can have someone Desain pekerjaan merupakan proses penataan
teach them what they want or need to learn”. Dapat pekerjaan dan penunjukan aktivitas pekerjaan tertentu
dikatakan bahwa pendidikan adalah proses untuk dari seorang atau sekelompok pegawai untuk
memberikan pengetahuan dan informasi. Seseorang mencapai tujuan tertentu. Desain pekerjaan ini
dapat mendidik dari sendiri dengan membaca atau mengarah pada pertanyaan mendasar mengenai
dapat belajar dari seseorang yang mampu memberikan bagaimana pekerjaan itu dilakukan, siapa yang
pengajaran tentang apa yang diinginkan atau melakukannya, dan di mana pekerjaan itu dilakukan.
diperlukan di dalam belajar. Pendidikan juga harus Analisis jabatan dan desain pekerjaan itu saling terkait
mampu menjadikan seseorang memiliki keahlian, secara langsung satu sama lain. Pada praktiknya,
memiliki kompetensi untuk berbuat sesuatu dan dari sebagian besar analisis jabatan dilakukan pada
keahlian dan kompetensinya tersebut dapat digunakan pekerjaan yang sudah ada, yang telah dirancang
untuk mendukung di dalam kehidupannya. sebelumnya. Dalam bahasa Inggris, istilah ‘job’ dapat
Pengertian pendidikan pegawai di sini adalah berarti pekerjaan, jabatan (position), atau tugas (task).
kegiatan pengembangan SDM untuk meningkatkan Hal ini bergantung pada bagaimana, kapan, atau oleh
total dari pegawai di luar kemampuan di bidang siapa yang digunakan istilah tersebut. Apapun
pekerjaan atau jabatan yang dipegang saat ini. Oleh istilahnya, analisis jabatan in merupakan deskripsi
sebab itu pendidikan pegawai dirancang dan diadakan tertulis mengenai persyaratan suatu pekerjaan. Data
bagi para pegawai yang akan menempati jabatan atau yang diperoleh dari analisis jabatan ini dapat menjadi
posisi baru, sehingga tugas-tugas yang akan landasan untuk berbagai aktivitas SDM lainnya.
dilaksanakan memerlukan kemampuan-kemampuan Pinnington (2007) menegaskan bahwa tujuan
khusus yang lain dan kemampuan keterampilan yang utama dari praktik SDM adalah memastikan bahwa
dimiliki.Adapun inti dari kegiatan pendidikan dan pekerja memiliki cukup kapabilitas dan kompetensi
pelatihan adalah untuk mengembangkan sumber daya melalui desain pekerjaan sehingga termotivasi dan
manusia yang hasilnya diharapkan dapat mendukung dapat berkontribusi secara penuh. Semua itu dapat
kinerja dengan sistem organisasi tersebut. Pengem- tercapai melalui penerapan praktik dan fungsi SDM
bangan sumber daya manusia melalui pendidikan yang mengacu pada analisis jabatan dan desain
sangat diperlukan dalam sebuah organisasi terutama pekerjaan. Markowitz (1981) serta Byars dan Rue
organisasi publik. (2006) menguraikan beberapa aktivitas SDM yang
Analisis beban kerja merupakan langkah pertama didasarkan pada analisis jabatan:
dalam mendapatkan sumber daya manusia dalam unit 1) Job definition. Analisis jabatan menghasilkan
organisasi melakukan perencanaan manajemen deskripsi tugas dan tanggung jawab pekerjaan
kepegwaian. Dalam tahapan ini adalah bagaimana tertentu. Deskripsi tersebut berguna bagi pegawai
menentukan secara tepat jenis pekerjaan yang perlu dan atasanya, juga bagi calon pegawai.
dilakukan dan bagaimana pekerjaan tersebut 2) Job redesign. Ini merupakan analisis jabatan yang
seharusnya dilakukan. Proses perencanaan kepega- seringkali diacu saat suatu pekerjaan perlu di desain
waian akan dimulai dari tahapan analisis jabatan (job ulang.
analysis). Analisis jabatan sering disertai dengan 3) Recruitment. Perekrutan ini harus ditentukan secara
desain pekerjaan (job design), dan berikutnya dapat tepat agar efektif. Analisis jabatan tidak hanya
dilanjutkan dengan analisis beban kerja. mengidentifikasi analisis kebutuhan suatu jabatan
Byars dan Rue (2006), menjelaskan analisis tetapi juga menekankan pada keterampilan yang
jabatan merupakan “the process of determining and diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
reporting pertinent information relating to the nature Informasi ini membantu untuk mengidentifikasi
of a specific job”. Hal ini berarti bahwa analisis jenis orang yang dapat direkrut.
jabatan adalah proses penentuan dan pelaporan 4) Selection and placement. Seleksi pada dasarnya
informasi terkait, yang berhubungan dengan sifat merupakan upaya menyesuaikan seseorang dengan
pekerjaan tertentu. Di dalamnya terdapat penentuan suatu pekerjaan. Agar proses ini dapat berhasil,
Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 13
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

pekerjaan dan persyaratan pekerjaan tersebut harus yang tidak hanya mencari jawaban atas pertanyaan
dengan jelas diketahui. Analisis jabatan dapat penelitian yang diajukan melalui proses penggalian
menentukan pentingnya berbagai keterampilan dan data dan menganalisisnya sesuai dengan kerangka
kemampuan. Setelah analisis jabatan dilaksanakan, teori, data lapangan dan data pendukung lainnya.
calon pegawai dapat diperbandingkan secara lebih Pendekatan kulitatif dianggap sebagai metode yang
objektif. paling tepat dalam mengkonstruksikan pemikiran
5) Orientasi. Orientasi yang efektif tidak dapat tentang sejauhmana dsain cara kerja memberikan
dilakukan tanpa memahami dengan jelas dampak beban kerja. Cara ini dilakukan karena akan
persyaratan pekerjaan. Tugas dan tanggung jawab mampu menggali informasi lebih dalam atas
suatu pekerjaan harus ditentukan dengan jelas fenomena sosial yang terjadi (Newman, 2003).
sebelum pegawai baru dapat diberi pengalaman Desain cara kerja yang dilakukan untuk
terkait cara-cara yang efektif untuk melaksanakan menggambarkan dampak beban kerja pada pada
suatu pekerjaan. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya
6) Training. Analisis jabatan mempengaruhi berbagai Manusia Provinsi Kepulauan Riau dilakukan
aspek pendidikan dan pelatihan (diklat). Perlu atau berdasarkan peraturan perudangan yang berlaku.
tidaknya seorang pegawai mengikuti diklat itu akan Namun, kenyataannya dari hasil observasi awal, ada
sangat bergantung pada analisis jabatan yang telah beberapa kelemahan proses analisis tersebut sehingga
ditentukan. Penentuan tujuan diklat sangat kurang mampu mengungkapkan situasi dan kondisi
bergantung pada analisis jabatan. pegawai. Dengan demikian, secara khusus, penelitian
7) Career counseling. Pengelola SDM akan lebih baik ini mencoba menganalisis data faktual faktor apa yang
memberikan konseling pengembangan karier jika menyebabkan masalah itu dapat terjadi, dan sekaligus
memiliki pemahaman yang lengkap mengenai untuk mencari model alternatif.
berbagai pekerjaan di suatu organisasi. Demikian
Tahapan pendekatan penelitian ini diawali
pula, pegawai dapat lebih menghargai pilihan karier
dengan proses identifikasi bagaimana analisis beban
jika memahami persyaratan yang ditentukan oleh
kerja dilakukan termasuk faktor-faktor apa saja yang
analisis jabatan.
mempengaruhi pada seluruh tahapannya. Dengan
8) Employee safety. Keseluruhan analisis jabatan
menggunakan sistem transparansi yang ada
dapat mengungkap praktik dan kondisi lingkungan
memungkinkan aksesibilitas terhadap data primer
pekerjaan yang tidak aman. Dengan fokus pada
maupun sekunder sangat terbuka.
analisis jabatan, prosedur yang tidak aman biasanya
dapat terungkap sehingga keamanan kerja pegawai Sesuai dengan pendekatan penelitian yang
dapat terus dijaga. dipilih, maka peneliti dalam menggali data dilakukan
9) Performance appraisal. Penilaian kinerja meru- dengan memperhatikan:
pakan upaya menilai berbagai pencapaian kerja 1) Sumber data atau informasi ialah situasi yang wajar
yang telah dilakukan pegawai. Penilaian kinerja ini atau “natural setting” dari proses analisis beban
sangat didasarkan pada analisis jabatan. kerja yang ada di Badan Kepegawaian dan
10) Compensation. Masalah-masalah kompensasi me- Pengembangan SDM Provinsi Kepulauan Riau;
rupakan isu krusial yang harus dapat dikemukakan 2) Peneliti sebagai instrumen penelitian, yang terlibat
dengan tepat. Berdasarkan analisis jabatan, langsung secara partisipatif;
penentuan dan pemberian kompensasi dapat lebih 3) Peneliti dalam menggali informasi dilakukan
adil dan transparan. dengan sangat deskriptif dan mementingkan proses
bagaimann perkembangan terjadi atas proses
3. Metode Penelitian tersebut;
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4) Peneliti mencari makna dibelakang sebuah
metode penelitian kualitatif, dilakukan untuk perbuatan, sehingga dapat memahami masalah dan
mendapatkan pemahaman yang bersifat kontekstual situasi.
dari responden atas fenomena yang ingin diselidiki, Peneliti memandang subjek atau informan
misalnya melalui wawancara dan diskusi kelompok, dipandang berkedudukan sama dengan peneliti, secara
yang bertujuan menemukan makna sebuah tema keseluruhan. Dengan sistem transparansi yang ada
menurut pemahaman sebuah kelompok atau oramg memungkinkan aksesibilitas terhadap data primer
yang menjadi sumber informasi. Alasan penulis maupun sekunder sangat terbuka. Sesuai dengan
karena metode tersebut memiliki kesesuaian dengan pendekatan penelitian yang dipilih, maka peneliti
fokus penelitian yang pada hakekatnya adalah dalam menggali data. Peneliti mencari makna
mengamati orang dalam lingkungan berinteraksi dibelakang sebuah perbuatan, sehingga dapat
dengan mereka dan berusaha memahami bahasa serta memahami masalah dan situasi.
tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution,
Disadari bahwa proses penggalian data penelitian
1988).
kualitatif melalui observasi dan wawancara
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, memungkinkan terjadinya bias dari peneliti. Apalagi
penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif peneliti bagian dari lokus organisasi yang diteliti. Oleh
Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 14
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

karena itu, untuk menjamin akurasi data, maka pelayanan publik tertentu dalam pelayanan
peneliti melakukan proses perbandingan informasi kepegawaian dan pengembangan SDM manusia.
dari berbagai sumber dengan menerapkan metode Sehingga ini dapat menjawabt ternyata tidak mudah
triangulasi (Marc, 2005). Proses ini dapat menganti- untuk melakukan peta potensi beban kerja dalam
sipasi terjadinya pandangan yang subjektif dari pekerjaan dan jabatan terutama ketika desain kerja
peneliti dan diharapkan menjawab kompleksitas tidak sesuai dengan kondisi dan kepemimpinan yang
penelitian terkait dengan keterlibatan peneliti dalam dijalankan. Sehingga analisis beban kerjabelum
proses penggalian data. secara tepat sebagai dasar pengukuan beban kerja
berdasarkan pada kondisi obyektif yang benar-benar
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
selaras dengan apa yang menjadi tujuan organisasi.
Rincian dan jumlah atau volume kerja adalah sesuatu
Desain cara kerja adalah pola kerja yang
kegiatan yang sering dianggap ‘kecil’ atau dinilai
dikembangkan oleh orang-orang, pegawai, pejabat
ringan bobotnya, sehingga kurang mendapat perhatian
yang menjalankan pekerjaan dengan tujuan
serius oleh pihak pimpinan organisasi atau unit kerja.
melakukan percepatan dalam pelaksanaan kerja
Sehingga dinilainya sebagai kegiatan yang mudah
sehinga pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana secara
dilakukan ketika keberadaannya sudah dijabarkan
efektif dan esfiien, meningkatkan pelayanan baik
dalam bentuk sederetan item-item mengenai jenis dan
kepada pegawai maupun kepada masyarakat yang
bentuk pekerjaan yang harus dilakukan atau tugas
membutuhkan pelayanan. Namun demikian
fungsi, atau hanya tertumpu pada kondisi yang ada
sebaliknya jika desain kerja tidak mencerminkan
tidak melakukan analisis pekerjaan untuk jangka
sebuah peningkatan kerja maka dengan demikuan
panjang dengan sederetan rencana kerja yang dapat
desain kerja yang dilaksanakan oleh pegawai akibat
mengantisipasi berbagai tuntutan dari pemohon yakni
dari sebuah hasil desain kerja organisasi yang dinilai
para pegawai dilingkungan Pemerintah Provinsi
belum sesuai dengan kondisi atas tuntutan beban
Kepulauan Riau dan PNS lain yang memiliki
kerja. Karena bagaimanapun tuntutan beban kerja
kepentingan dengan pelayanan yang diberikan. Seolah
telah berdampak pada meningkatnya pembiayaan atau
persoalan menjadi selesai dan langsung dapat
pembayaran beban kerja kepada pegawai, jika hal ini
diaplikasikan ketika sejumlah rincian pekerjaan
yang terjadi maka sebenarnya beban kerja itu tidak
dengan prosedur kelengkapan yang harus dilengkapi
ada yang disebabkan oleh kesalahan disain cara kerja.
pemohon. Padahal seharusnya ditetapkan dan
disosialisasikan kepada unit kerja dan pegawai Rumusan dan tujuan harus menjadi bahan
yang akan melaksanakannya. “Ternyata apa yang pertimbangan dalam melakukan beban kerja, analisis
sudah ditetapkan sebagai job description itu tidak jabatan sehingga kegiatan analisis jabatan itulah
mudah dan tidak semua dapat dilaksanakan”. menjadi sejumlah informasi dihasilkan sebagai
masukan dalam menyusun beban kerja untuk
Sebagai Aparatur atau pegawai pemerintahan
menentukan valume atau jumlah kerja yang
daerah dapat diatasi dengan “melakukan distribusi dan
diperlukan dengan waktu tertentu dengan jumlah
alokasi pegawai dari yang kelebihan kepada yang
pekerja tertentu. Secara konsepsional beban kerja
kekurangan”. Hanya saja informan ini tidak
adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara
memperhatikan aspek kompetensi dan juga kondisi
sistematis untuk memperoleh informasi mengenai
obyektif lain terutama dari sisi pegawai yang akan
tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi
dipindahkan, serta kondisi obyektif unit kerja yang
berdasarkan volume kerja. Analisis beban kerja (work-
akan menerima pegawai tersebut. Biasanya persoalan
load analysis) sehingga menjadi sebuah proses,
yang sering muncul adalah soal kompetensi dan juga
metoda dan teknik untuk memperoleh data yang
adaptasi yang tidak mudah segera dilakukan oleh
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
pegawai dan unit kerja terkait dengan volume atau
menghitung/mengukur tugas-tugas dari suatu
jumlah kerja yang harus dipikul. Karena
pekerjaan/jabatan untuk memperoleh seberapa besar
menumpuknya pekerjaan dalam satu unit tertentu
beban kerja dari pekerjaan/jabatan tersebut,
sementara di alin tempat pekerjaan cenderung santai
mengolahnya menjadi informasi jabatan dan
atau masih lemahnya penterjemahan tentang pekerjaan
menyajikannya bagi kepentingan program
yang harus dikerjakan.
kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan, dan
Data dan analisis dari hasil observasi perencanaan dari sebuah organisasi dalam mencapai
menunjukkan betapa penting dan krusialnya kegiatan tujuan yang telah ditetapkan yang tercantum dalam
yang terkait dengan desain cara kerja terhadap fungsi visi dan misi organisasi.
jabatan yang merupakan rangkaian tidak terpisahkan
Sebagai sebuah siklus sistem perencanaan
dari beban kerja jabatan karena semua beban telah
sumber daya manusia (man power planning), maka
dibayarkan oleh tunjangan yang dibayrkan pemerintah
kegiatan Analisis Jabatan, Analisis Beban Kerja dan
khususnya dalam menentukan volume atau jumlah
Evaluasi Jabatan pada dasarnya merupakan satu
kerja yang dibutuhkan dalam waktu tertentu yang
kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga
dilakukan oleh unit kerja atau pegawai dalam
sebelum membahas lebih dalam mengenai persoalan
mencapai tujuan organisasi dalam bentuk produk
Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 15
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

analisis beban kerja, maka pemaparan mengenai demikian diharapkan akan dapat diperoleh pegawai
analisis jabatan menjadi sesuatu yang sangat penting. yang berkualitas sehingga tent dapat diharapkan
Sebagai satu kesatuan, analisis jabatan sendiri munculnya efektifitas dan efisiensi dalam
menghasilkan produk berupa Informasi Jabatan yang melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, bukan
terdiri dari dua bagian, yaitu Uraian Jabatan dan sebaliknya menghasilkan pegawai yang tidak
Spesifikasi Jabatan. Uraian Jabatan berisi hasil memiliki kontribusi terhadap beban organisasi karena
identifikasi tugas-tugas yang dikerjakan oleh pejabat berbagai pertimbangan kemampuan dan sikap
yang menduduki jabatan tersebut. Sedangkan individu.
Spesifikasi Jabatan berisi daftar kompetensi minimal Dalam pelaksanaannya kegiatan analisis jabatan
(yang dipersyaratkan) untuk menduduki jabatan serta dapat memberikan hasil terbaik, dalam pandangan
resiko, tanggung jawab, dan lingkungan kerja yang Siagian (2008), maka teknik-teknik yang dipilih
berkaitan dengan jabatan tersebut. Dalam praktiknya untuk mengumpulkan informasi dalam analisis jabatan
adanya informasi tentang spesifikasi jabatan sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor seperti
bermanfaat saat seleksi internal dalam rangka mutasi waktu, biaya dan keakuratan informasi yang
jabatan. Selain itu, berdasarkan informasi spesifikasi diperoleh. Berbagai teknik yang dapat digunakan
jabatan maka dapat ditentukan kebutuhan diklat adalah wawancara, pandangan pejabat senior,
aparatur, akan tetapi jika hal ini tidak dapat kuesioner, catatan harian pegawai, observasi dan
dilaksanakan maka dipastika organisasi mengalami penggabungan berbagai teknik. Semua teknik teksebut
hambatan dalam mengukur beban kerja. adalah cara atau alat untuk mencapai tujuan
Analisis Beban Kerja bertujuan untuk menilai organisasi, dan bukan tujuan itu sendiri sehingga harus
harga dari setiap jabatan. Sehingga secara teknis, senantiasa diuji dan disesuaikan dengan kondisi
analisis beban kerja dilakukan dengan menilai tiap obyektif yang ada dimana organisasi itu berada dan
tugas-tugas yang dihasilkan dari proses analisis berusaha mencapai tujan yang diharapkan sehingga
jabatan dan pekerjaan, maka sebaliknya jika analisis dukungan personal yang tidaka bermanfaat dan tidak
ini tidak berhasil maka itu bias disebabkan karena berkontribusi dianggap sebagai kegagalan dalam
disainnya yang dinilai keliru dalam menjalankan menciptakan disain pekerjaan atau cara kerja dalam
disain yang dirancang untuk mengukur beban kerja.. organisasi.
Penilaian tersebut meliputi aspek jumlah atau volume Dalam pandangan konsepsional Mangkuprawira
dari tiap tugas dan norma waktu yang butuhkan untuk (2003) beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam
menyelesaikan tugas tersebut. Selanjutnya dihasilkan bentuk standar kerja perusahaan menurut jenis
jumlah personil yang ideal untuk menyelesaikan pekerjaannya. Apabila sebagian besar karyawan atau
tugas-tugas berkaitan dengan jabatan tersebut. Dengan pegawai bekerja sesuai dengan standar organisasu,
demikian, analisis beban kerja bermanfaat dalam maka tidak menjadi masalah disain keraj yang ada
menyediakan informasi berat-ringannya suatu jabatan, dijalankan selama tetap bekerja sesuai beban kerjanya
efektifitas organisasi, dan kekurangan atau kelebihan dan dapat mengurangi beban organisasi sehingga jika
pegawai. Sedangkan kegiatan evaluasi jabatan yang pegawai bekerja di bawah standar kerja yang
merupakan tahap lanjutan dari analisis beban kerja dibutuhkan atau tidak dapat memberikan kontribusi
bertujuan untuk mengetahui informasi berat-ringannya bagi pelayanan juga harus menjadi pertimbangan bagi
suatu jabatan. Semakin berat beban tugas suatu pimpinan untuk melakukan analisis beban kerja
jabatan maka sudah sepantasnya mendapat personal, sehingga pimpinan dapat mengambil
kompensasi yang lebih besar daripada jabatan yang putusan khusus bagi pegawai tersebut, sebagai
mempunyai beban tugas yang ringan (Equal pay for perubahan dari disian keraj yang sudah dirancang.
equal work). Dengan catatan pengukuran evaluasi Sebaliknya pekerja atau pegawai yang bekerja di atas
jabatan sebagai perhitungan beban kerja sudah sesuai. standar, dapat berarti estimasi standar yang ditetapkan
Dengan berbagai pertimbangan yang telah lebih rendah dibanding kapasitas karyawan itu sendiri.
dipaparkan dapat dipahami bahwa secara konsepsional Maka dengan sendirinya kebutuhanSDM dapat
aktivitas pertama dan utama dalam kegiatan dihitung dengan mengidentifikasikan seberapa banyak
manajemen kepegawaian adalah bagaimana caranya outpu institusi atau organisasi perangkat daerah
untuk memperoleh pegawai atau sumber daya manusia dalam mencapai capaian rencana jangka menengah
yang berkualitas guna mengisi kekosongan pegawai sebagai visi organisasi yang ingin dicapai. Kemudian
yang ada pada suatu organisasi. Selanjutnya, agar hal itu diterjemahkan dalam bentuk lamanya (jam dan
dapat diperoleh pegawai yang berkualitas sebagai- hari) pegawai yang diperlukan untuk mencapai output
mana yang diharapkan, cara terbaik yang harus tersebut, sehingga dapat diketahui pada jenis
dilakukan adalah melakukan analisis pekerjaan atau pekerjaan apasaja yang terjadi deviasi negatif atau
analisis jabatan, sehingga dapat terlihat jenis dan sesuai standar.
kompetensi pegawai yang diperlukan berdasarkan Maka dengan demikian Analisis beban kerja
uraian jabatan yang dipersyaratkan sedangkan sangat erat kaitannya dengan fluktuasi permintaan
pengukuran beban kerja dan indikator jabatan atau tuntutan pekerjaan yang dating, semakin tinggi
dilakukan melalui analisis beban kerja. Dengan
Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 16
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

permintaan pekerjaanr terhadap pemenuhan hasil atau dalam unit kerja masing-masing juga jelas beban kerja
capaian layanan yang harus dikerjakan untuk segera yang menjadi tanggung jawabnya. Setelah ke dua hal
memenuhinya dengan meningkatkan produktivitas tersebut (job analysis dan work-load analysis) tersebut
pegawai. telah siap, maka kewajiban pemerintah untuk segera
Berdasarkan analisis beban kerja dapat dihitung mengimplementasikannya dalam tindakan nyata
jumlah kebutuhan/formasi pegawai setiap jabatan/unit berupa aktivitas kerja. Adalah soal lain jika setelah itu
kerja. Disinilah letak pentingnya kegiatan analisis ternyata kinerja organisasi masih rendah atau belum
beban kerja sebagai sebuah langkah atau tahapan awal seperti yang diharapkan. Mengenai hal ini tentu perlu
yang bertujuan untuk memperoleh komposisi kajian tersendiri, meskipun kegiatan job analysis dan
kelembagaan yang proporsional dengan jumlah PNS work-load analysis diyakini memiliki keterkaitan erat
sesuai dengan beban kerja suatu instansi, lagi-lagi jika dengan upaya organisasi dalam meningkatkan
disain kerja yang salah dalam meletakkan beban kerja profesionalisme dan kinerjanya agar lebih efektif dan
maka akan berdampak pada kesalahan permintaan efisien.
organiasi yang menganggap kekurangan sumberdaya Tuntutan terhadap efektivitas dan efisiensi yang
manusia. Padahal yang sebenarnya bukan kekurangan semakin tinggi dari masyarakat belum sepenuhnya
tenaga kerja baru tatepi lebih karena kesalahan disain belum mampu dijawab, sehingga kinerja birokrasi
kerja menyebabkan penyebaran pekerjaan tidak masih dianggap lamban. Proses pelayanan kepada
efektuf. Sehingga kegitan ini dapat menghasilkan publik diharapkan mampu dilakukan dalam waktu
suatu tolak ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam yang singkat tapi kenyataannya pelayanan dalam
melaksanakan kegiatannya, serta meningkatkan administrasi kepegawaian masih dibutuhkan jauh
pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan lebih banyak. Kondisi seperti ini juga bias jadi karena
aparatur negara baik dari segi kelembagaan, disebabkan disain kerja yang masih lemah dan
ketatalaksanaan maupun kepegawaian. cenderung keliru dalam penyusuna mekanisme kerja
Analisis Beban Kerja pemerintah daerah dan unit procedural. Maka selayaknya organisasi melakukan
kerja terkait diberikan sejumlah informasi mengenai; evaluasi terhadap prosedur kerja karena pegawai
standar norma waktu kerja, jumlah beban kerja jabatan dinilai masih belum maksimal dalam vekerja bukan
dan jumlah beban kerja unit, jumlah kebutuhan karena beban kerja yang besar.
pegawai / pejabat, prestasi kerja jabatan dan prestasi Dalam organiasi beban kerja akan berdampak
kerja unit, efektifitas dan efisiensi jabatan serta pada percepatan pelaksanaan dan hasil kerja yang
efektifitas dan efisiensi unit kerja. Dengan demikian diterima orang lain yang menerima pelayanan,
dapat disimpulkan bahwa analisis jabatan merupakan sebaliknya semakin lama masyarakat menerima
prosedur baku dan sangat penting bagi organisasi manfaat pelayanan maka beban kerja sebenarnya
dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Karena masih dinilai tidak efektif karena tidak melakukan
melalui kegiatan ini ada upaya untuk mengumpulkan, evaluasi terhadap disain kerja termasuk prosedur dan
mengolah, menafsirkan dan menarik kesimpulan percepatan keputusan hasil pekerjaan yang dinilai
berdasarkan segala fakta yang relevan dengan jabatan tidak esensial bagi kepentingan organisasi. Artinya
secara sistematis. dalam menilai beban kerja pelayanan yang ada bias
Analisis beban kerja bila ditinjau secara dsaj didelegasikan karena dinilai tidak memiliki nilai
prosedural, dengan adanya kegiatan job analysis, esensi bagi organisasi pelaksana dan tidak
maka akan dihasilkan job description, job menimbulkan beban pembiayaan karena hanya bias
specification dan job evaluation. Berbekal serangkaian fasilitatif. Kondisi seperti ini menyulitkan bantahan
informasi tersebut selanjutnya dilakukan analisis bahwa kinerja pegawai dan unit kerja yang masih
beban kerja (work-load analysis) sebagai upaya rendah dan berkaitan dengan cara disain kerja yang
sistematis untuk memperoleh informasi mengenai belum efektif termasuk sistem koordinasi antar unit
tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi untuk mempercepat layanan.
berdasarkan volume kerja serta jumlah waktu yang Secara konsepsional analisis beban kerja
diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan memiliki keterkaitan dengan efektifitas dan
organisasi. profesionalisme kerja, setidaknya itu yang tercermin
Artinya melalui kegiatan job analysis dan dari sejumlah kebijakan analisis beban kerja yang
dilanjutkan dengan kegiatan work-load analysis, memang dimaksudkan untuk meningkat efektifitas
diharapkan organisasi atau unit kerja yang dan profesionalisme organisasi sebagai bagian dari
melakukannya mengetahui secara objektif, riil, upaya reformasi birokrasi yang dicanangkan
lengkap dan benar atas adanya data/fakta yang pemerintah. Keterkaitan ini juga terlihat dari definisi
terdokumen secara sistematis. Informasi tersebut harus analisis beban kerja dan juga definisi efektifitas
obyektif karena setiap unit organisasi atau organisasi organisasi. Emerson (dalam Hasibuan, 2007) misalnya
publik harus mengetahui dengan tepat dan jelas mendefinisikan efektivitas sebagai bentuk pengukuran
mengenai apa yang menjadi tugas dan fungsinya, serta dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah
kewenangannya, sehingga setiap karyawan yang ada ditentukan sebelumnya. Disini terkandung arti bahwa
Dampak Penerapan Desain…{Hasim As’ari}| 17
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 29, No. 2, Des 2018 e-ISSN 2597-7393

kerja dikatakan efektif apabila kerja itu dicapai pertimbangan pimpinan organisasi pemerintahan
dengan waktu dan target sesuai dengan ketentuan dalam melakukan perencanaan pegawai seperti
yang telah direncanakan, dan dalam pelaksanaan kerja rekrutmen pegawai atau membentuk organisasi yang
tersebut juga dapat dicapai dengan penghematan mampu meningkatkan kinerja pelayanan secara
dalam penggunaan biaya, ruang dan waktu. Salah satu menyeluruh dengan ketersediaan dan kesediaan
tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan pegawai menjalankan pekerjaan dengan professional.
efektivitas kerja pegawai adalah adanya perbedaan
6. Saran
sikap dan perilaku individu dalam bekerja.
Dari hasil penelitian ini penulis menyarankan
5. Simpulan beberapa hal seperti:
Analisis beban kerja merupakan salah satu fungsi dari 1) Diperlukan kajian untuk lebih mendalam untuk
manajemen kepegawaian, sekaligus alat organisasi menganalisis factor disain cara kerja agar dapat
dalam rangka mencapai tujuan agar dapat dilakukan mengurangi beban kerja personal pegawai maupun
secara efektif dan profesional. Sehingga pelaksanaan organisasi;
beban kerrja sebagai bagian dari manajemen 2) Analisis beban kerja harus menjadi perhatian jika
kepegawaian negara di Indonesia, adalah untuk jika disain kerja yang di lakukan organisasi tidak
mencapai tujuan yang sama. Kegiatan analisis beban memanksimalkan fungsi manajemen dalam
kerja menjadi perhatian serius hal terlihat dengan pelaksanaan tugas kerja organisasi.
ditunjukkan dengan semakin banyaknya kebijakan 3) Perlu melakukan analisis terhadap cara kerja para
yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat yang mengatur pemimpim dalam pelaksanaan disain kerja
proses dan prosedur analisis beban kerja. Sehingga sehingga cara kerja pimpinan tidak menjadikan
praktiknya menghasilkan output dari kegiatan dan masalah baru dalam pelaksaanaan analisis beban
diharapkan dapat benar-benar digunakan sebagai kerja.
Referensi
Armstrong, M. 2010. Human Resource Management Dessler, Gary, 2004, Manajemen SDM : buku 1.
Practice: A Guide to People Management. Jakarta: Indeks
London: Kogan Page. Hasibuan, M.S.P. 2003. Manajemen (ed. Revisi).
Armstrong, M. dan Hellen Murlis, 2006. Reward Jakarta: Bumi Aksara, Jakarta.
Management buku pertama, manajemen Mangkunegara, 2011. Evaluasi Kinerja SDM,
imbalan, Jakarta: Gramedia Direct selling Bandung: Refika Aditama.
Bontis, N., Crossan, M. & Hulland, J. 2002, Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik
“Managing an Organizational Learning System Kualitatif. Tarsito. Bandung Tarsito
by Aligning Stocks and Flows”, Journal of Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 7
Management Studies, Vol. 39 No. 4, pp. 437- Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
469. Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan
Boxall, P.F. & Purcell, J. 2003. Strategy and Human Riau.
Resource Management. Palgrave: Macmillan. Saefullah, A. Djadja, 2009. Pemikiran Komtemporer
Byars, Lloyd I. dan Leslie w. Rue. (2006). Human Administrasi Publik, Perspektif Manajemen
Resource Management 8th edition. McGraw- Sumber daya Manusia dalam Era
Hill Desentralisasi; Cetakan ketiga; Bandung:
Caldwell, R 2004 Rhetoric, facts and self-fulfilling LP3AN FISIP UNPAD.
prophesies: exploring practitioners’ perceptions Sastrohadiwiryo, Siswanto, B., 2005. Manajemen
of progress in implementing HRM, Industrial Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Relations Journal, 35(3), pp 196–215 Administratif dan Operasional. Jakarta : bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai