Anda di halaman 1dari 17

JIAGANIS, Vol. 3, No.

2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA


KARYAWAN

SURYA AKBAR
Program Studi Ilmu Administrasi Negara STIA Indragiri
Jl. Azki Aris, Rengat. Kode Pos 29318. Telp. (0769) 22458

Abstrak :
Sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja merupakan aset utama dalam sebuah
organisasi, perlu perlakuan khusus dalam pengelolaan tenaga kerja karena dasarnya adalah
tenaga kerja dapat mempengaruhi eksistensi organisasi dimasa yang akan datang.
Pengelolaan tenaga kerja yang baik akan mampu menciptakan suasana kerja yang optimal
dalam rangka mewujudkan produktifitas tenaga kerja dalam organisasi. Ada banyak sekali
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam bekerja diantaranya adalah proses
recruitment dan pemberian motivasi kepada karyawan. Proses rekrutmen karyawan
membutuhkan perencanaan yang baik terkait kebutuhan organisasi akan tenaga kerja serta
perlu analisa yang baik pula dalam menempatkan seorang pekerja pada posisi yang sesuai
dengan kompetensinya. Selanjutnya, pemberian motivasi merupakan faktor penting lainnya
dalam meningkatkan hasil kerja karyawan. Pemberian motivasi oleh sebuah organisasi
merupakan suatu kewajiban dan tuntutan, dengan pemberian motivasi yang baik dan
berkelanjutan dalam bentuk arahan atau penghargaan kepada karyawan dapat memberikan
rangsangan kepada karyawan untuk bekerja lebih baik lagi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan semula.

Kata Kunci : Sumber Daya Manusia, recruitment, motivasi dan eksistensi

Abstract :
Human resources (HR) or labor are the main assets in an organization, need special
treatment in the management of labor because the basis is labor can affect the existence of
the organization in the future. The management of a good workforce will be able to create
an optimal working atmosphere in order to realize the productivity of the workforce in the
organization. There are many factors that can affect employee performance in work,
including the process of recruitment and giving motivation to employees. The process of
employee recruitment requires good planning related to the organization's needs for labor
and needs a good analysis in placing a worker in a position that is in accordance with his
competence. Furthermore, giving motivation is another important factor in improving
employee work outcomes. Giving motivation by an organization is an obligation and
demand, with good and continuous motivation in the form of direction or appreciation to
employees can provide stimulation to employees to work better in order to achieve
organizational goals that have been set.
Keywoord : Human Resources, recruitment, motivation and existence

1
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

I. Pendahuluan kaitannya dengan produktifitas kerja yang


ditunjukkan SDM (Suber Daya Manusia)
Kita dapat mengawali pembahasan yang ada di dalamnya. Penelitian ini akan
ini dengan sebelumnya mengerti terlebih membahas secara mendasar tentang
dahulu apa itu kinerja. Kinerja karyawan pentingnya kinerja dalam kajian
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh itu, melalui penelitian ini juga akan
seseorang pegawai dalam melaksanakan memberikan manfaat kepada kita tentang
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab apa-apa saja faktor yang dapat
yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, mempengaruhi kinerja SDM dalam suatu
2009: 18). Sedangkan menurut lingkungan kerja.
Sedarmayanti (2011: 260), kinerja adalah
terjemahan dari performance yang berarti II. Pembahasan
hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses
manajemen atau suatu organisasi secara Seperti yang telah diuraikan
keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut sebelumnya dari pendahuluan di atas
harus dapat ditunjukkan buktinya secara tentang arti pentingnya kinerja yang
konkrit dan dapat diukur (dibandingkan memiliki kaitan erat dengan keilmuan
dengan standar yang telah ditentukan). Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) maka kita juga dituntut untuk
Berdasarkan pengertian dari para mampu memahami kedua istilah tersebut
ahli diatas mengenai istilah dan definisi dari yakni kinerja dan kaitannya dengan
sebuah kinerja maka dapat kita simpulkan MSDM. Sumber Daya Manusia ( Human
bahwa kinerja merupakan suatu usaha yang Resource ) merupakan kemampuan terpadu
maksimal yang dikeluarkan oleh para dari daya pikir dan daya fisik individu yang
pekerja dalam rangka menggapai suatu dirancang dengan sistem-sistem formal
prestasi kerja yang memuaskan, artinya dalam sebuah organisasi untuk memastikan
apabila suatu pekerjaan tersebut dapat penggunaan bakat manusia secara efektif
diselesaikan dengan hasil yang memuaskan dan efisien guna mencapai tujuan organisasi
akan memberikan dampak positif terhadap (Hasibuan, 2005: 23). Berdasarkan
pribadi pekerja dan lingkungan tempatnya pengertian tentang SDM menurut Malayu
bekerja. Hasibuan ini, maka dapat diuraikan bahwa
SDM terbagi menjadi :
Studi terhadap kinerja ini sangatlah
penting, untuk dapat memberikan 1. Manusia sebagai sumber daya fisik
pemahaman kepada semua elemen di dunia Dengan energi yang tersimpan
kerja mengenai pentingnya produktifitas dalam ototnya, manusia dapat
kerja dalam bekerja. Dapat kita bayangkan bekerja dalam berbagai bidang,
bersama seandainya dalam dunia kerja para antara lain: bidang perindustrian,
pekerjanya memiliki pola kerja yang biasa- transportasi, perkebunan, perikanan,
biasa saja atau mungkin pola kerja yang perhutanan, dan peternakan.
cenderung malas dan tidak disiplin apa 2. Manusia sebagai sumber daya pikir/
yang akan terjadi terhadap lingkungan mental.
pekerjaan tersebut tentunya sesuatu hal Kemampuan berpikir manusia
yang dapat merugikan semua pihak di merupakan suatu sumber daya yang
lingkungan kerja itu. sangat penting, karena berfikir
merupakan landasan utama bagi
Apabila kita berbicara tentang kebudayaan. Oleh karena itu,
sebuah kinerja maka akan sangat erat manusia tidak dilihat hanya sebagai

2
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

sumber energi, tapi yang terutama sasaran yang sudah ditetapkan serta
ialah sebagai sumber daya cipta memiliki fungsi perencanaan yang sangat
(sumber daya mental) yang sangat strategik.
penting bagi perkembangan Karyawan atau Sumber Daya
kebudayaan manusia. Manusia (SDM) merupakan satu-satunya
Dalam hal ini dapat kita pahami aset perusahaan yang bernapas dan hidup
bahwa manusia merupakan salah satu aset disamping aset-aset lainnya yang tidak
penting dalam dunia kerja selain dari aset hidup seperti :
tidak hidup lainnya, dalam dunia kerja - Modal
tentunya ada perbedaan yang sangat - Bangunan gedung
mendasar antara perlakuan terahadap aset - Mesin
hidup yakni manusia dengan aset tidak - Peralatan Kantor
hidup seperti teknologi, barang dan fasilitas - Persediaan Barang, dsb
pendukung pekerjaan lainnya. Manusia Dalam hal ini tentunya perlu
selain memiliki fisik juga memiliki pikiran/ perlakuan yang berbeda antara aset hidup
mental serta perasaan. Perlu adanya (SDM) dengan aset yang tak hidup tersebut,
perlakuan khusus untuk dapat mengelola menimbang bahwa SDM dan tenaga kerja
akal, pikiran dan mental SDM dalam merupakan faktor utama keberhasilan suatu
sebuah pekerjaan. organisasi atau perusahaan tertentu. Untuk
MSDM merupakan salah satu kajian itu, perlu adanya manajemen dan
yang dianggap penting karena pembahasan pengelolaan yang baik terhadap SDM
secara mendasar dalam kajian MSDM tersebut.
adalah menitikberatkan permasalahan Manajemen SDM awalnya hanya
terhadap SDM nya. Manajeman sumber identik dengan kegiatan administrasi bagian
daya manusia dianggap sebagai suatu ilmu karyawan dan manajemen yang sifatnya
yang mempelajari tentang cara-cara fungsional seperti : Perekrutan, pelatihan,
memaksimalkan sumber daya yang ada pengupahan, pemasaran, keuangan,
pada individu secara efisien dan efektif produksi dan lainnya.
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Selanjutnya, Sistem Manajemen
II.a. Pentingnya Manajemen Sumber SDM berevolusi dan beradaptasi dengan
Daya Manusia lingkungan yang dipengaruhi oleh
perubahan zaman dan kemajuan teknologi
Manajemen sumber daya manusia artinya suatu organisasi melalui MSDM nya
adalah ilmu dan seni yang mengatur harus mampu mengantisipasi berbagai
hubungan dan peranan tenaga kerja agar perkembangan yang sedang dan akan
efektif dan efisien membantu terwujudnya terjadi.
tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat (Hasibuan, 2005 : 98). Perubahan yang dimaksud:
Perubahan teknologi dan kemajuan - Merubah perannya yang hanya
zaman menggeser fungsi-fungsi MSDM berorientasi pada “result”.
yang selama ini dianggap hanya meliputi - Merubah sistem kerja responsive
kegiatan administrasi saja, mengalami menjadi proaktif.
perubahan dari fungsi spesialisasi tersebut - Merubah struktur yang fungsional
menjadi fungsi yang lebih terintegrasi menjadi fleksibel.
dengan seluruh fungsi di dalam suatu Hingga pada akhirnya kajian
organisasi, untuk bersama-sama mencapai didalam MSDM tidak lagi hanya

3
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

berorientasi kepada hasil saja namun 2. Pengembangan tenaga kerja :


penting untuk memahami proses yang ada.
- Pendidikan dan pelatihan
Tujuan suatu organisasi atau perusahaan (training and development)
tidak akan tercapai apabila hanya - Pengembangan (Karier)
menitikberatkan kepada hasil dan - Penilaian Prestasi kerja
mengenyampingkan faktor proses dalam
meraih tujuan tersebut. Pengelolaan 3. Pemberian Balas Jasa mencakup :
terhadap SDM merupakan salah satu proses - Balas jasa langsung seperti gaji/
yang perlu dibahas dalam MSDM. upah dan insentif.
Menurut Malayu S.P Hasibuan - Balas jasa tak langsung seperti
(2005: 21), menjelaskan secara singkat keuntungan (benefit) dan
fungsi-fungsi Manajemen SDM sebagai pelayanan/ kesejahteraan.
berikut :
1. Fungsi Manajerial : 4. Integrasi :
a. Perencanaan (Planning). - Kebutuhan karyawan
Merencanakan tenaga kerja secara efektif - Motivasi kerja
dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan - Kepuasan kerja
perusahaan dalam mewujudkan tujuan. - Partisipasi kerja
b. Pengorganisasian (Organizing). 5. Pemeliharaan tenaga kerja :
Menyusun suatu organisasi dengan - Komunikasi kerja
mendesain struktur dan hubungan antara - Kesehatan dan keselamatan kerja
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh - Pengendalian konflik kerja
tenaga kerja yang dipersiapkan. - Konseling kerja
c. Pengarahan (Directing). 6. Pemisahan tenaga kerja :
- Pemberhentian karyawan.
Kegiatan mengarahkan semua karyawan
agar mau bekerjasama dan bekerja secara II.b. Faktor yang mempengaruhi
efektif dan efisien dalam membantu pencapaian kinerja
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, Tinggi rendahnya kinerja seorang
dan masyarakat. pegawai tentunya ditentukan oleh faktor-
d. Pengendalian (Controlling). faktor yang mempengaruhinya baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
Kegiatan mengendalikan semua karyawan
agar mentaati peraturan-peraturan Anwar Prabu Mangkunegara
perusahaan dan bekerja sesuai dengan (2009:67) menyatakan bahwa:
rencana. “Faktor yang mempengaruhi
2. Fungsi Operasional : pencapaian kinerja adalah faktor
1. Pengadaan tenaga kerja : kemampuan (ability) dan faktor
motivasi (motivation).
- Perencanaan SDM
- Analisis Jabatan Sedangkan menurut Keith Davis
- Penarikan Pegawai (Recruitment) dalam Anwar prabu Mangkunegara
- Penempatan kerja (2009:67) dirumuskan bahwa faktor-faktor
- Orientasi Kerja (Job Decription) yang dapat mempengaruhi kinerja adalah :

4
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

Mangkunegara (2006:15) faktor-faktor


kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor
Human Performance= Ability + Motivation eksternal :
Motivation = Attitude + Situation
Ability = Knowledge + Skill “Faktor internal yaitu faktor yang
dihubungkan dengan sifat-sifat
seseorang. Sedangkan faktor eksternal
Penjelasan : adalah faktor-faktor yang
1. Faktor Kemampuan mempengaruhi kinerja seseorang yang
Secara psikologis, kemampuan berasal dari lingkungan. Seperti
(Ability) pegawai terdiri dari kemampuan perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan
potensi (IQ) dan kemampuan reality rekan kerja, bawahan atau pimpinan,
(knowledge + Skill). Artinya, pegawai yang fasilitas kerja, dan iklim organisasi.”
memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120)
dengan pendidikan yang memadai untuk Dari uraian di atas dapat
jabatannya dan terampil dalam disimpulkan bahwa faktor yang
mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, mempengaruhi kinerja dapat bersumber
maka ia akan lebih mudah mencapai
dari dalam individu pegawai maupun dari
prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena
itu, pegawai perlu ditempatkan pada luar individu. Tinggal bagaimana kebijakan
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya organisasi mampu menyelaraskan antara
(the right man on the right place, the right faktor-faktor tersebut.
man on the right job).
Selain itu, dari referensi lainnya
menurut Robert L. Mathis dan John H.
2. Faktor Motivasi Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang
Motivasi terbentuk dari sikap memengaruhi kinerja individu tenaga kerja,
seorang pegawai dalam menghadapi situasi yaitu :
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang 1. Kemampuan
menggerakkan diri pegawai yang terarah 2. Motivasi
untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan 3. Dukungan yang diterima
kerja). 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka
lakukan
Sikap mental merupakan kondisi
5. Hubungan mereka dengan
mental yang mendorong diri pegawai untuk
organisasi
berusaha mencapai prestasi kerja secara
maksimal. Sikap mental seorang pegawai
Lebih lanjut Gibson (1987)
harus sikap mental yang siap secara
menjelaskan ada 3 faktor yang berpengaruh
psikofisik (sikap secara mental, fisik, tujuan
terhadap kinerja :
dan situasi). Artinya seorang pegawai harus
1) Faktor individu : kemampuan,
siap mental, mampu secara fisik,
ketrampilan, latar belakang
memahami tujuan utama dan target kerja
keluarga, pengalaman kerja, tingkat
yang akan dicapai serta mampu
sosial dan demografi seseorang.
memanfaatkan dan menciptakan situasi
2) Faktor psikologis : persepsi,
kerja.
peran,sikap,
Selain itu, menurut A. Dale
kepribadian, motivasi dan kepuasan
Timple yang dikutip oleh Anwar Prabu
kerja

5
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

3) Faktor organisasi. 6. Komitmen kerja


Merupakan tingkat dimana
Menurut Bernardin berhasil karyawan mempunyai komitmen
tidaknya kinerja yang telah dicapai oleh kerja dengan instansi dan tanggung
suatu organisasi, dipengaruhi oleh tingkat jawab terhadap organisasi.
kinerja dari karyawan, baik secara
individual maupun secara kelompok, Faktor-faktor yang mempengaruhi
dengan asumsi bahwa semakin baik kinerja kinerja menurut Siagian (2002) menyatakan
karyawan maka diharapkan kinerja bahwa kinerja karyawan dipengaruhi
organisasi akan semakin baik. Sehubungan beberapa faktor, yaitu : kompensasi,
dengan hal itu, pendekatan untuk mengukur lingkungan kerja, budaya organisasi,
sejauh mana kinerja karyawan secara kepemimpinan, dan motivasi kerja , disiplin
individual ada enam kriteria, yaitu : kerja, kepuasan kerja, komunikasi dan
(Robbins, 2002:260) faktor faktor lainnya.
1. Kualitas kerja Selain itu, faktor-faktor yang
Kualitas kerja dapat diukur dari mempengaruhi kinerja menurut
persepsi karyawan terhadap kualitas Handoko (2001:193) yaitu :
pekerjaan yang dihasilkan serta a) Motivasi
kesempurnaan tugas terhadap Merupakan faktor pendorong
keterampilan dan kemampuan penting yang menyebabkan manusia
karyawan. bekerja adalah adanya kebutuhan
2. Kuantitas yang harus dipenuhi. Kebutuhan-
Kuantitas kerja dapat diukur dari kebutuhan ini berhubungan dengan
persepsi karyawan terhadap jumlah sifat hakiki manusia untuk
aktivitas yang ditugaskan beserta mendapatkan hasil terbaik dalam
hasilnya. kerjanya.
3. Ketepatan waktu b) Kepuasan kerja
Ketepatan waktu diukur dari Kepuasan kerja mencerminkan
persepsi karyawan terhadap suatu perasaan seseorang terhadap
aktivitas yang diselesaikan di awal pekerjaannya. Hal ini terlihat dari
waktu sampai menjadi output. sikap positif karyawan terhadap
4. Efektivitas Tingkat penggunaan pekerjaan dan segala sesuatu yang
sumber daya organisasi (tenaga, dihadapi di lingkungan kerjanya.
uang, teknologi, bahan baku) c) Tingkat stres
dimaksimalkan dengan maksud Stres merupakan suatu kondisi
menaikkan hasil dari setiap unit di ketegangan yang mempengaruhi
dalam penggunaan sumber daya, emosi, proses berpikir dan kondisi
efektivitas kerja karyawan dalam sekarang. Tingkat stres yang terlalu
menilai pemanfaatan waktu dalam besar dapat mengancam kemampuan
menjalankan tugas, efektivitas seseorang untuk menghadapi
penyelesaian tugas yang dibebankan lingkungan sehingga dapat
organisasi. mengganggu pelaksanaan pekerjaan
5. Kemandirian mereka.
Merupakan tingkat kemampuan d) Kondisi pekerjaan
seseorang dalam melakukan fungsi Kondisi pekerjaan yang dimaksud
kerjanya tanpa meminta bantuan, dapat mempengaruhi kinerja disini
bimbingan dari orang lain atau adalah tempat kerja, ventilasi, serta
pengawas. penyinaran dalam ruang kerja.

6
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

e) Sistem kompensasi Gambar 1. Kerangka Teoritik Faktor


Kompensasi merupakan tingkat yang mempengaruhi Kinerja Karyawan
balas jaa yang diterima oleh
karyawan atas apa yang telah X
dilakukannya untuk perusahaan.
Jadi, pemberian kompensasi harus
benar agar karyawan lebih semangat Kemampuan Karyawan
untuk bekerja.
f) Desain pekerjaan Desain pekerjaan
merupakan fungsi penetapan
Motivasi yang diperoleh
kegiatan-kegiatan kerja seorang
individu atau kelompok karyawan Kinerja
Karyawan
secara organisasional. Desain (Y)
pekerjaan harus jelas supaya Kondisi Pekerjaan dan
Lingkungan Kerja
karyawan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan pekerjaan yang telah
diberikan kepadanya.
Sistem Kompensasi

Kemungkinan besar kinerja


karyawan berkurang apabila salah satu Sumber : Data olahan mandiri
faktor ini berkurang atau tidak ada. Sebagai
contoh beberapa karyawan memiliki Berdasarkan gambar di atas dapat
kemampuan untuk melakukan pekerjaannya kita simpulkan bahwa kemampuan
dan bekerja keras, tetapi organisasi karyawan, motivasi yang diperoleh
memberikan peralatan yang kuno. Masalah karyawan, kondisi dan lingkungan kerja
kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai serta sistem kompensasi dapat
seseorang dalam melaksanakan tugas dan mempengaruhi munculnya kualitas kerja
tanggung jawab yang dibebankan kepada atau kinerja karyawan dalam mencapai
karyawan. Kinerja meliputi kualitas output tujuan yang diharapkan dalam sebuah
serta kesadaran dalam bekerja. organisasi.
Ada banyak faktor yang dapat
memberikan pengaruh kepada kualitas kerja II.b.1. Proses Rekrutmen Karyawan
karyawan dalam sebuah organisasi dari Penting sekali bagi sebuah
beberapa penjelasan oleh para ahli, maka organisasi untuk memperhatikan dan
dapat diperjelas melalui gambar berikut : mempertimbangkan proses rekrutmen
karyawan dalam rangka meminimalisir
munculnya permasalahan terhadap kinerja
karyawan dimasa yang akan datang yang
dapat berdampak terhadap pencapaian
tujuan organisasi tersebut.
Menurut T. Hani Handoko
(2000:69), berpendapat bahwa Penarikan
(recruitment) adalah proses pencarian dan
pemikatan para calon karyawan (pelamar)
yang mampu untuk melamar sebagai
karyawan.

7
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

Sedangkan menurut Rachmawati tingkat jabatan yang lebih rendah


(2008:84), rekrutmen sumber daya manusia atas dasar kondite dan prestasi
merupakan proses mencari, menemukan kerjanya atau akibat terjadinya
dan menarik para calon karyawan untuk penyederhanaan struktur organisasi.
memperkerjakan dalam dan oleh organisasi.
Rekrutmen juga merupakan serangkaian b. Sumber dari Luar Perusahaan
kegiatan mencari dan memikat pelamar - Iklan Media Massa
kerja dengan motivasi, kemampuan, Dalam hal ini perusahaan dapat
keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan memanfaatkan media massa sebagai
untuk menutupi kekurangan yang sumber penawaran formasi kerja
diidentifikasi dalam perencanaan kepada masyarakat luas. Dengan
kepegawaian. menggunakan media massa tersebut
Berdasarkan pengertian dari para dimungkinkan banyak lamaran kerja
ahli tersebut maka dapat dikatakan bahwa yang masuk ke perusahaan. Dengan
rekrutmen merupakan serangkaian aktivitas demikan, memungkinkan
untuk mencari, menemukan, menarik dan perusahaan dapat menyeleksi calon
memikat para calon karyawan (pelamar) pegawai yang betul-betul memenuhi
dengan motivasi, kemampuan, keahlian, persyaratan kualifikasi sesuai yang
dan pengetahuan yang diperlukan untuk dibutuhkan untuk mengisi formasi
dipekerjakan dalam suatu organisasi. yang ada di perusahaan.
Adapun berbagi sumber rekrutmen - Lembaga Pendidikan
menurut Mangkunegara (2009:34) yaitu ada Perusahaan dapat memanfaatkan
dua sumber dalam penarikan pegawai, yaitu lembaga pendidikan sebagai sumber
sumber dari dalam perusahaan yang penarikan pegawai. Dengan melalui
diupayakan melalui mutasi pegawai yang lembaga pendidikan, perusahaan
mencakup promosi jabatan, transfer dan dapat memanfaatkan referensi atau
demosi jabatan. Kedua, sumber dari luar rekomendasi dari pemimpin
perusahaan yang diupayakan melalui iklan lembaga pendidikan mengenai calon
media massa, lembaga pendidikan dan yang memenuhi kualifikasi yang
depnaker. tepat untuk mengisi formasi yang
a. Sumber dari Dalam Perusahaan ada di perusahaan. Calon pegawai
Upaya penarikan pegawai dapat yang mendapat rekomendasi dari
dilakukan melalui proses memutasikan lembaga pendidikan pada umumnya
pegawai berdasarkan hasil evaluasi merupakan calon pegawai yang
terhadap penilaian prestasi kerja mempunyai prestasi akademik yang
pegawai yang ada di perusahaan. Ada tinggi dan mempunyai kepribadian
tiga bentuk mutasi pegawai, yaitu: yang dinilai baik selama mereka
- Promosi jabatan, yaitu pemindahan menempuh pendidikan di lembaga
pegawai dari satu jabatan ke tingkat pendidikan tersebut.
jabatan yang lebih tinggi daripada - Depnaker
jabatan sebelumnya. Perusahaan dapat memanfaatkan
- Transfer atau rotasi pekerjaan calon pegawai yang mendapat
adalah pemindahan bidang rekomendasi dari Departemen
pekerjaan pegawai kepada bidang Tenaga Kerja. Dalam hal ini
pekerjaan lainnya tanpa mengubah merupakan kewajiban perusahaan
tingkat jabatannya. dalam rangka membantu program
- Demosi jabatan adalah penurunan pemerintah dalam menyalurkan
jabatan pegawai dari satu jabatan ke

8
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

penduduk pencari kerja dan sumber daya manusia lain dan


pengurangan pengangguran. dengan kerja sama antara manajer
- Lamaran Kerja yang sudah masuk di lini dan karyawan.
Perusahaan
e) Mendapatkan pool calon karyawan
Lamaran kerja yang sudah masuk di
perusahaan perlu dipertimbangkan yang berbobot atau memenuhi
sebagai sumber penarikan pegawai. syarat.
Melalui lamaran kerja yang sudah f) Mencatat kualitas dan jumlah
masuk, perusahaan dapat langsung pelamar dari berbagai sumber dan
menyeleksi lamaran yang memenuhi masing-masing metode
kebutuhan untuk mengisi formasi rekrutmennya.
yang ada di perusahaan.
g) Melakukan tindak lanjut terhadap
Adapun tujuan adanya proses
rekrutmen ini menurut Sondang P. Siagian para calon karyawan baik yang
(2009), yaitu : diterima maupun yang ditolak,
a. Menyediakan sekumpulan calon guna mengevaluasi efektif
tenaga kerja/karyawan yang tidaknya rekrutmen yang
memenuhi syarat. dilakukan. Dan yang paling
b. Agar konsisten dengan strategi, penting semua kegiatan ini harus
wawasan dan nilai perusahaan.
dilakukan sesuai konteks hukum
c. Untuk membantu mengurangi
kemungkinan keluarnya karyawan yang berlaku suatu pool yang
yang belum lama bekerja. berisikan para calon karyawan
d. Untuk mengkoordinasikan upaya yang memenuhi syarat yang
perekrutan dengan program seleksi kemungkinan besar akan terpilih
dan pelatihan. dan ditempatkan. Meskipun
e. Untuk memenuhi tanggungjawab
demikian, ternyata dalam
perusahaan dalam upaya menciptakan
kesempatan kerja. kenyataannya rekrutmen belum
Selanjutnya Randall S. Schuler dan tentu berhasil dengan baik, hal ini
Susan E. Jackson (1997:227) menjelaskan sangat terkait dengan berbagai
bahwa kegiatan kunci yang merupakan kendala yang dihadapi.
bagian dari proses rekrutmen adalah:
a) Menentukan kebutuhan jangka
pendek dan jangka panjang
perusahaan dalam hal jenis
pekerjaan (job title) dan levelnya
dalam perusahaan.
b) Terus berupaya mendapatkan
informasi mengenai perkembangan
kondisi pasar tenaga kerja.
c) Menyusun bahan-bahan rekrutmen
yang efektif.
d) Menyusun program rekrutmen
yang sistematis dan terpadu yang
berhubungan dengan kegiatan

9
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

Gambar 2. Gambar Proses Kegiatan II.b.2. Pentingnya Penilaian Kinerja


Rekrutmen
Menurut Bernardin dan Russel yang
PROSES diterjemahkan oleh Khaerul Umam
REKRUTMEN (2010:190-191), mengemukakan bahwa:

“Penilaian kinerja adalah cara


DARI DALAM DARI LUAR
mengukur kontribusi individu
ORGANISASI ORGANISASI
(karyawan) pada organisasi tempat
mereka bekerja”.
KEGIATAN REKRUTMEN :
- Menentukan Kebutuhan jangka pendek Sedangkan, Menurut Sedarmayanti
dan panjang
- Mendapat informasi tenaga kerja (2011:261), mengemukakan bahwa :
- Menyusun bahan rekrutmen
- Menyusun program rekrutmen “Penilaian kinerja adalah sistem
- Mendapatkan pool karyawan yang
berbobot formal untuk memeriksa/mengkaji dan
- Mencatat kualitas dan jumlah pelamar mengevaluasi secara berkala kinerja
- Melakukan tindak lanjut
seseorang.”

Berkualitas Menurut Anwar Prabu


CALON
dan Mangkunegara (2004), penilaian prestasi
KARYAWAN
Kompeten
kerja sebagai proses yang dilakukan
perusahaan dalam mengevaluasi kinerja
Dari pembahasan mengenai pekerjaan seseorang.
pentingnya perencanaan proses rekrutmen
dalam sebuah organisasi dapat disimpulkan Sedangkan menurut Hasibuan
bahwa kegiatan rekrutmen merupakan suatu (2003: 105), penilaian prestasi kerja adalah
kegiatan yang terpenting untuk
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
mendapatkan karyawan yang berkualitas
dan berkompeten sesuai yang diinginkan dalam melakukan tugas-tugas yang
oleh sebuah organisasi. Suatu hal yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
mustahil apabila seandainya sebuah pada kecakapan, pengalaman dan
organisasi tidak memperhatikan proses kesungguhan serta ketepatan waktu.
rekrutmen karyawan ini dengan baik, Prestasi kerja ini sendiri ditentukan oeh
karena bukan tidak mungkin akan terjadi beberapa faktor yakni kemampuan dan
kesalahan menempatkan seseorang bukan
minat, kemampuan dan penerimaan atas
pada tempat dan kemampuannya justru hal
ini dapat menghambat kinerja karyawan penjelasan delegasi tugas dan peran, serta
tersebut dimasa yang akan datang. tingkat motivasi seorang pekerja.
Tentunya hal ini dapat merugikan
organisasi tersebut. Dari hasil pembahasan di atas, maka
Untuk itu kegiatan rekrutmen ini pelaksanaan penilaian prestasi kerja di
hendaknya dilaksanakan dengan sebaik- dalam suatu organisasi sangatlah penting.
baiknya berdasarkan prosedur yang Dengan penilaian prestasi pihak perusahaan
semestinya dalam rangka meminimalisir dapat mengambil tindakan yang dapat
resiko yang akan terjadi pada sebuah
dilakukan untuk meningkatkan
organisasi dimasa yang akan datang.

10
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

keterampilan dan mengembangkan Selain itu, penilaian kerja ini


karyawannya, sesuai dengan potensi dan diarahkan sebagai upaya untuk mampu
keterampilan dari karyawan tersebut. Selain mengembangkan potensi pegawai karena
itu, penilaian kinerja pegawai sangat perlu melalui hasil yang diperoleh dari proses
dilakukakan, karena dapat dijadikan sebagai penilaian kerja seorang pegawai ini
bahan evaluasi terhadap setiap pegawai. nantinya akan dapat dijadikan sebagai
bahan referensi perusahaan untuk bertindak
Penilaian prestasi pegawai ini dalam memberikan reward atau
memiliki istilah yang beragam dikalangan pengahargaan kepada karyawan yang
para ahli namun tetap memiliki makna yang memiliki hasil penilaian yang baik dan
sama, diantaranya adalah : memberikan peringatan bagi karyawan
- Performance Rating yang kinerjanya menurun. Pada prakteknya
- Performance Appraisal penilaian kerja yang rasional dan transparan
- Personal Assessment secara tidak langsung diharapkan mampu
- Employe Evaluation memberikan rangsangan kepada setiap
- Merit Rating pekerja untuk bekerja lebih baik lagi.
- Efficiency Rating
II.b.3. Tujuan Penilaian Kinerja
- Service Rating
Berdasarkan pembahasan mengenai
Leon C. Megginson (seperti dikutip pentingnya penerapan penilaian kerja dalam
Mangkunegara, 2004: 12) mengemukakan sebuah instansi ini juga dapat dilihat
penjelasannya melalui tujuan penilaian
bahwa
kinerja oleh beberapa ahli seperti uraian
“Performance appraisal is the process berikut ini.
an employer uses to determine whether Menurut Syafarudin Alwi yang
an employee is performing the job as dikutip oleh Khaerul Umam (2010:191),
intended” ( Performance Appraisal mengemukakan bahwa:
adalah suatu proses yang digunakan “Secara teoritis, tujuan penilaian kinerja
majikan untuk menentukan apakah dikategorikan sebagai suatu yang
seorang pegawai melakukan bersifat evaluation dan development.
Suatu yang bersifat evaluation harus
pekerjaannya sesuai dengan yang
menyelesaikan:”
dimaksudkan ). a. Hasil penilaian digunakan sebagai
dasar pemberian kompensasi
Berdasarkan beberapa istilah
b. Hasil penilaian digunakan sebagai
mengenai penilaian kerja di atas maka staffing decision
dapat kita simpulkan bahwa penilaian kerja c. Hasil penilaian digunakan sebagai
merupakan suatu proses yang sangat dasar mengevaluasi sistem seleksi
penting yang dapat dilakukan oleh sebuah
organisasi dalam mengevaluasi kerja
Sedangkan yang bersifat
pegawai dengan harapan hasil penilaian ini development penilai harus menyelesaikan :
nantinya akan memberikan masukan
terhadap kekurangan dan kelebihan seorang a. Prestasi real yang dicapai individu
pekerja.

11
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

b. Kelemahan-kelemahan individu Berdasarkan beberapa uraian diatas


yang menghambat kinerja maka kinerja individual dapat diukur,
c. Prestasi-prestasi yang dimana pada tingkat individu ini
dikembangkan berhubungan dengan pekerjaan, mengacu
kepada tanggungjawab utama.
Menurut Sedarmayanti (2011:262)
menjelaskan bahwa tujuan penilaian kinerja Bidang kegiatan utama atau tugas
adalah : kunci yang merupakan bagian dari
pekerjaan seseorang. Fokusnya kepada hasil
1. Meningkatkan kinerja karyawan yang diharapkan dapat dicapai seseorang
dengan cara membantu mereka agar dan bagaimana kontribusi mereka terhadap
menyadari dan menggunakan pencapaian target per orang, tim,
seluruh potensi mereka dalam departemen dan instansi serta penegakan
mewujudkan tujuan organisasi. nilai dasar Instansi.
2. Memberikan informasi kepada
karyawan dan pimpinan sebagai II. b. 5. Masalah dalam Penilaian Kerja
dasar untuk mengambil keputusan Karyawan
yang berkaitan dengan pekerjaan.
Penilaian mengandung beberapa
Dari definisi tersebut dapat kesalahan dan kelemahan karena penilaian
dikemukakan bahwa penilaian kinerja pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
merupakan serangkaian proses untuk manusia. Kesalahan-kesalahan tertentu
mengevaluasi proses atau hasil kerja lebih lazim terdapat dalam beberapa metode
seorang pegawai untuk memudahkan ketimbang dalam metode-metode lainnya.
pimpinan (Kepala Bidang dan Kepala Dinas Menurut T.Hani Handoko (1995:140-141)
Koperasi, UKM, Perindustrian dan mengatakan bahwa ada 5 (lima) kendala
Perdagangan) dalam menentukan kebijakan dalam melakukan penilaian kinerja, yaitu :
bagi pegawai tersebut yang berkaitan
dengan pekerjaan atau jabatannya. 1. Halo Effect
Kendala ini muncul ketika orang yang
II.b.4. Manfaat Penilaian Kinerja menilai memiliki hubungan dengan
karyawan yang dinilai, menurut
Menurut Khaerul Umam Handoko faktor tersebut akan
(2010:101), mengemukakan bahwa mempengaruhi objektivitas atau
Kontribusi hasil penilaian merupakan suatu berpotensi menimbulkan bias.
yang sangat bermanfaat bagi perencanaan 2. Kesalahan Kecenderungan Terpusat
kebijakan organisasi.secara terperinci, Penilai terkadang tidak merasa nyaman
penilaian kinerja bagi organisasi adalah : memberikan penilaian yang terlalu baik
atau terlalu buruk sehingga hanya
a. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
memberikan penilaian rata-rata.
b. Perbaikan kinerja
3. Bias Terlalu Lunak dan Terlalu Keras
c. Kebutuhan latihan dan pengembangan
Bila standar penilaian prestasi tidak jelas
d. Pengambilan keputusan dalam hal
maka akan muncul kecenderungan
penempatan promosi, mutasi,
penilai memberikan penilaian yang
pemecatan, pemberhentian, dan
terlalu lunak maupun penilaian yang
perencanaan tenaga kerja
terlalu ketat.
e. Untuk kepentingan penelitian pegawai
4. Prasangka Pribadi.
f. Membantu diagnosis terhadap
Faktor-faktor yang membentuk
kesalahan desain pegawai
prasangka pribadi terhadap seorang atau

12
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

kelompok bisa mengubah penilaian. masukan dan rekomendasi yang jelas bagi
Sebab-sebab prasangka pribadi lain yang organisasi maupun sebuah perusahaan
mempengaruhi penilaian mencakup dalam mengevaluasi kinerja SDM dalam
faktor senioritas, kesukuan, agama, rangka memberikan apresiasi kepada
kesamaan kelompok dan status sosial. karyawan untuk menumbuhkan motivasi
5. Pengaruh Kesan Terakhir. dan meningkatkan kinerja pegawai.
Kesan terakhir terkadang memberikan
II.c. Kompensasi
pengaruh yang dominan dalam proses
penilaian. Bila suatu pekerjaan atau Menurut Husein Umar (2008:16)
tugas berakhir maka penilaian akan menyatakan bahwa kompensasi adalah :
baik pula namun jika berakhir buruk “Kompensasi adalah segala sesuatu
maka keseluruhan penilaian akan yang diterima oleh pegawai berupa
menjadi buruk. gaji, upah, insentif, bonus, premi,
Selain itu, Penilaian kerja pegawai pengobatan, asuransi dan lain-lain
dapat dikatan sebagai bentuk proses yang sejenis yang di bayar langsung
penilaian prestasi kerja pegawai yang perusahaan”.
dilakukan pemimpin perusahaan secara Sedangkan, menurut Mukaram dan
sistematik berdasarkan pekerjaan yang Mawansyah (2000:127) mendefinisikan
ditugaskan kepadanya. Kompensasi adalah penghargaan/ imbalan
Penilaian terhadap prestasi kerja langsung maupun tidak langsung, finansial
pegawai dapat dilakukan oleh : maupun non finansial yang adil dan layak
kepada karyawan, sebagai balasan atas
- Pemimpin perusahaan ( atasan kontribusi mereka terhadap pencapaian
langsung dan tidak langsung ). tujuan organisasi.
- Kepala bagian personalia yang
berhak memberikan penilaian “ Kompensasi merupakan balas jasa
prestasi terhadap semua pegawainya yang diberikan oleh organisasi /
sesuai dengan data yang ada di perusahaan kepada karyawan, yang
bagian personalia. dapat bersifat finansial maupun non
finansial, pada periode yang tetap”.
Penilaian prestasi kerja pegawai
perlu memperhatikan faktor-faktor rating Menurut Dessler (2000)
pegawai yang diklasifikasikan melalui dua kompensasi/ pemberian balas jasa kepada
kelas, yakni : karyawan mencakup beberapa hal berikut
ini :
1. Kualitas pribadi berhubungan
dengan karakteristik atau sifat- sifat 1. Pembayaran secara langsung (direct
pribadi, sperti : kepercayaan, financial payment) dalam bentuk
kreativitas, kemampuan verbal dan upah, gaji, insentif, dan bonus.
kepemimpinan. 2. Pembayaran tidak langsung
2. Job yang berhubungan dengan (indirect payment) dalam bentuk
tingkah laku. Beberapa faktor ini tunjangan seperti : asuransi,
antara lain : kuantitas kerja, kualitas keuntungan (benefit) dan liburan
kerja dan keterampilan kerja. atas dana organisasi.
3. Ganjaran nonfinansial (nonfinancial
Berdasarkan pembahasan yang telah
rewards) seperti hal-hal yang tidak
dijelaskan di atas maka dapat dikatakan mudah dikuantifikasi, yaitu
bahwa melalui penilaian prestasi pegawai ganjaran-ganjaran seperti :
yang akurat akan dapat memberikan pekerjaan yang lebih menantang,

13
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

jam kerja yang lebih luwes, promosi Sebagai bagian dari manajemen
jabatan dan kantor yang lebih SDM, pemberian kompensasi bertujuan
bergengsi, sehingga terciptanya untuk :
kenyamanan dalam bekerja. 1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi
Penerapan kompensasi dalam suatu karyawan atau sebagai jaminan
metode dan struktur praktek pekerjaan economic security bagi karyawan.
sebuah perusahaan maupun organisasi 2. Mendorong agar karyawan lebih
memiliki peran yang sangat sentral. Berikut baik dan lebih giat.
beberapa alasan pentingnya pemberlakuan 3. Menunjukkan bahwa perusahaan
kompensasi : mengalami kemajuan.
4. Menunjukkan penghargaan dan
- Melalui kompensasi yang baik akan
perlakuan adil organisasi terhadap
mampu memberikan kepuasan bagi
karyawannya.
karyawan dan memungkinkan
perusahaan memperoleh, Selanjutnya, kompensasi memilik
mempekerjakan dan tujuan tertentu dalam penerapannya dalam
mempertahankan karyawan. prkatek dunia kerja. Menurut
- Kompensasi memiliki arti penting Hasibuan (2008: 121), tujuan kompensasi
karena kompensasi mencerminkan adalah sebagai berikut :
upaya organisasi dalam 1. Ikatan Kerja sama
mempertahankan dan meningkatkan Dengan pemberian kompensasi
kesejahteraan karyawannya. terjalinlah kerja sama formal antara
- Pengalaman menunjukkan bahwa perusahaan dengan karyawan.
kompensasi yang tidak memadai Karyawan harus mengerjakan tugas-
dapat menurunkan prestasi kerja, tugasnya dengan baik, sedangkan
motivasi kerja, dan kepuasan kerja pengusaha/majikan wajib membayar
karyawan, bahkan dapat kompensasi sesuai dengan perjanjian
menyebabkan karyawan yang yang disepakati.
potensial keluar dari perusahaan. 2. Kepuasan Kerja
- Kompensasi merupakan alat
Dengan balas jasa, karyawan akan
pengikat perusahaan terhadap dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
karyawannya, faktor penarik bagi fisik, status sosial, dan egoistiknya
calon karyawan dan faktor sehingga memperoleh kepuasan kerja
pendorong seseorang menjadi dari jabatannya.
karyawan. 3. Pengadaan Efektif
II.c.1. Fungsi dan Tujuan Kompensasi Jika program kompensasi ditetapkan
cukup besar, pengadaan karyawan
Kompensasi mempunyai fungsi
yang qualified untuk perusahaan akan
yang cukup penting di dalam memperlancar
lebih mudah.
jalannya roda organisasi/ perusahaan.
4. Motivasi
Menurut Martoyo (1994), fungsi
Jika balas jasa yang diberikan cukup
kompensasi adalah:
besar, manajer akan mudah memotivasi
a. Penggunaan SDM secara lebih bawahannya.
efisien dan lebih efektif . 5. Stabilitas Karyawan
b. Mendorong stabilitas dan Dengan program kompensasi atas
pertumbuhan ekonomi. prinsip adil, layak dan kompetitif
maka stabilitas karyawan lebih
terjamin karena turn-over relatif kecil.

14
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

6. Pengaruh Pemerintah Pembayaran sekaligus yang diberikan


Jika program kompensasi sesuai karena memenuhi sasaran kinerja.
dengan undang-undang perburuhan 4. Upah
yang berlaku (seperti batas upah Pembayaran yang diberikan kepada
minimum) maka intervensi pemerintah pegawai dengan lamanya jam kerja.
dapat dihindarkan. 5. Premi
Premi adalah sesuatu yang diberikan
Dalam penerapan kompensasi ini
sebagai hadiah atau derma atau sesuatu
tentunya memiliki sistem yang terukur,
yang dibayarkan ekstra sebagai
sistem pembayaran kompensasi yang umum
pendorong atau perancang atau sesuatu
diterapkan adalah :
pembayaran tambahan di atas
1. Sistem Waktu pembayaran normal.
Dalam sistem waktu, besarnya 6. Pengobatan
kompensasi (gaji, upah) ditetapkan Pengobatan di dalam kompensasi adalah
berdasarkan standar waktu seperti jam, pemberian jasa dalam penanggulan
minggu, atau bulan. resiko yang dikaitkan dengan kesehatan
2. Sistem Hasil (Output) karyawan.
Dalam sistem hasil, besarnya 7. Asuransi
kompensasi/ upah ditetapkan atas Asuransi merupakan penanggulangan
kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, risiko atas kerugian, kehilangan manfaat
seperti per potong, meter, liter, kilogram, dan tanggung jawab hukum kepada
dll. pihak ketiga yang timbul dari peristiwa
3. Sistem Borongan yang tidak pasti.
Sistem borongan adalah suatu cara
Kompensasi dalam kenyataannya
pengupahan yang penetapan besarnya
merupakan faktor penting dan merupakan
jasa didasarkan atas volume pekerjaan
salah satu faktor utama dalam mewujudkan
dan lama mengerjakannya. Dalam hal ini
kinerja pegawai sebuah organisasi.
sistem pembayaran yang di
Penerapan sistem kompensasi yang baik
terapkan menggunakan sistem waktu.
diharapkan akan dapat mewujudkan sistem
Pemberlakuan kompensasi dalam pengelolaan tenaga kerja yang baik pula.
prakteknya memilii beberapa indikator
Dalam penerapan sistem
seperti yang di kemukakan oleh Husein
kompensasi ini kepada karyawan atau
Umar (2007: 16) adalah :
pegawai tentunya akan dipengaruhi pula
1. Gaji oleh kekuatan materi sebuah organisasi,
Imbalan yang di berikan oleh pemberi semakin meningkat produktifitas sebuah
kerja kepada pegawai, yang organisasi maka diharapkan akan mampu
penerimaannya bersifat rutin dan tetap memaksimalkan pemberian kompensasi
setiap bulan walaupun tidak masuk kerja kepada karyawan dalam rangka
maka gaji akan tetap diterima secara mewujudkan produktifitas karyawan
penuh. tersebut.
2. Insentif
Jumlah besaran kompensasi yang
Penghargaan atau ganjaran yang
diberikan kepada karyawan oleh organisasi
diberikan untuk memotivasi para pekerja
secara rasional memiliki keterikatan
agar produktivitas kerjanya tinggi,
langsung dengan kekuatan dana sebuah
sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.
organisasi.
3. Bonus

15
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

Analoginya adalah produktifitas Pengelolaan SDM atau tenaga kerja


yang dihasilkan oleh karyawan akan yang dilandasi pemahaman mengenai
menghasilkan produktifitas sebuah unsur-unsur SDM tersebut dapat
organisasi secara keseluruhan. Dengan mengoptimalkan seluruh kemampuan yang
meningkatnya produktifitas sebuah dimiliki oleh tenaga kerja sehingga
organisasi tentunya akan dibarengi dengan menciptakan produktifitas pegawai dalam
maksimalnya pertumbuhan dana yang bekerja dan memberikan keuntungan
didapat sebuah organisasi, dari dana yang langsung kepada organisasi.
didapatkan oleh organisasi ini dapat Namun, membutuhkan proses yang
menerapkan sistem kompensasi yang baik panjang dalam rangka memahami dan
kepada karyawan dalam bentuk upah/ gaji menerapkan pengelolaan SDM yang baik
maupun reward atau penghargaan. dalam sebuah organisasi.
III. SIMPULAN Ada banyak faktor yang dapat
Keberadaan sebuah organisasi mempengaruhi kinerja seorang pegawai
dibarengi dengan seluruh sumber daya yang dalam sebuah organisasi, yang mana setiap
dimiliki, manusia sebagai aset hidup dalam faktor memiliki formula tersendiri untuk
sebuah organisasi dan fasilitas serta dapat diselesaikan dengan baik oleh
kelengkapan organisasi merupakan aset organisasi.
tidak hidup. Pada dasarnya setiap masalah
Manusia atau tenaga kerja dalam kinerja yang dihasilkan oleh pegawai atau
organisasi merupakan aset utama yang tenaga kerja memiliki hubungan yang erat
dapat mempengaruhi eksistensi sebuah dengan pola kepemimpinan dan sistem
organisasi secara langsung. Sebagai aset manajemen dalam sebuah organisasi.
utama yang hidup, karena alasan inilah Pemimpin adalah aktor utama penentu arah
pengelolaan tenaga kerja dalam sebuah kebijakan seluruh bagian dalam sebuah
organisasi sangat penting sekali untuk dapat organisasi. Sedangkan sistem manajemen
diterapkan secara baik dan sesuai dengan merupakan kaidah dan aturan serta metode
kaidah yang berlaku. yang digunakan dalam melakukan
pengelolaan seluruh sumber daya
SDM atau tenaga kerja memilik
organisasi.
unsur pikiran dan perasaan serta unsur fisik.
Untuk melakukan pengelolaan yang baik Melalui pola kepemimpinan dan
kepada tenaga kerja tentunya perlu bagi sistem manajemen yang baik dapat
pihak pengelola organisasi untuk mengerti menciptakan lingkungan kerja yang
dan memahami setiap unsur tersebut. nyaman bagi anggota organisasi.
Selanjutnya, melalui pola kepemimpinan
Melalui unsur fisik tentunya setiap
dan sistem manajemen yang baik mampu
pekerjaan yang berkaitan dengan
mengatasi faktor-faktor penghambat
pemanfaatn fisik perlu mempertimbangkan
terciptanya produktifitas kerja pegawai.
kemampuan fisik yang dimiliki oleh
pegawai. Begitu pula untuk unsur Pada dasarnya, produktifitas
pemikiran, perlu pula untuk memperhatikan organisasi dapat terwujud apabila seluruh
tingkat kecerdasan yang dimilk oleh anggota organisasi memaksimalkan unsur
pegawai. Sedangkan, unsur perasaan berupa SDM yang ada pada diri mereka yang
perhatian dan empati yang diberikan kepada berkaitan dengan kemampuan berpikir dan
tenaga kerja. bekerja secara optimal dan total.
Kenyataannya, memaksimalkan SDM ini

16
JIAGANIS, Vol. 3, No. 2 September 2018: 1-17 ISSN 2503-3298

membutuhkan sistem manajemen dan pola ___________________. 2003b. Manajemen


kepemimpinan yang baik. Sumber Daya Manusia (Edisi
Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati, Ike Kusdyah. 2008.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2009a. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta : CV Andi Offsite.
Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber
Rosda Karya. Daya, Reformasi Birokrasi dan
____________________________. 2004b. Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Manajemen Sumber Daya Manusia (cetakan ke lima). Bandung: PT.
Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Refika Aditama.
Rosdakarya. Siagian, Sondang. P. 2009a. Manajemen
Martoyo, Susilo. 1994. Manajemen Sumber Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Daya Manusia Edisi 2. Yogyakarta: Bumi Aksara.
BPFE. ________________. 2003b. Manajemen
Marwansyah, Mukaram. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi
Sumber Daya Manusia. Bandung : Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.
Politeknik Bandung Press. Umam, Khaerul. 2010. Perilaku
Handoko, T. Hani. 2001a. Manajemen Organisasi. Bandung: Pustaka Setia
Personalia dan Sumber Daya Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian
Manusia. Yogyakarta: BPFE MSDM dan Perilaku Karyawan
Yogyakarta. (Paradigma Positivistik dan
_______________. 2000b. Manajemen 2. Berbasis Pemecahan Masalah.
Yogyakarta : BPFE. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
_______________. 1995c. Manajemen
Personalia & Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S. P. 2005a. Manajemen
Sumber Daya Manusia (Edisi
revisi). Jakarta : Grasindo.

17

Anda mungkin juga menyukai