Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK


KABUPATEN KUTAI TIMUR

Desi Rosiana Sari, LCA. Robin Jonathan, Imam Nazarudin Latif

Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif antara Budaya
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kesbang Pol Kabupaten Kutai Timur. Adapun alat analisis
yang digunakan adalah uji regresi sederhana. Pengambilan Sampel menggunakan metode Kuesioner
jumlah sampel sebanyak 45 orang pegawai Badan Kesbang Pol Kabupaten Kutai Timur.
Hasil analisis regresi sederhana antara variabel Budaya Kerja dan Kinerja pegawai diperoleh
bersamaan Y = 0,286 + 0,256 X selanjutnya kolerasi r sebesar 0,404 setelah hasil analisis tersebut
dibandingkan dengan r tabel dimana N = 45 dengan taraf signifikasi 5% ternyata hitung empiris lebih
besar dari r tabel 0,404> 0,245 dengan demikian Hipotesis kerja (Ha) diterima kebenarannya dan
menolak hipotesis nol (Ho). Hal ini berarti ada pengaruh yang positif atau signifikan antara Budaya
Kerja dengan Kinerja Pegawai kesbang Pol Kabupaten Kutai Timur.

Kata Kunci :Kinerja, Disiplin, Tepat Waktu, Pemakaian Seragam.

ABSTRAK
The aims of this research is to acknowledge the positive influence between work culture and staff
performance of Kesbang Politics of East Kutai Regency. The analysis instrument used is simple
regression assessment. The samples collected by using questionnaire method for 45 staffs of Kesbang
Politics of East Kutai Regency.
The result of simple regression analysis between work culture and staff performance variable is that
the equation of Y = 0,286+ 0,256 X. Meanwhile, r correlation is 0,404 after being compared to r table
where N = 45 with significance level 5% resuls the empiric calculation is r tabel 0,404> 0,245. Therefore,
work hypothesis (Ha) is trully accepted and rejects hypothesisnull (Ho). There is positive and
significant influence between work culture and staff performance of Kesbang Politics of East Kutai
Regency.

Key word: Performance, Discipline, Punctual, Uniform.

A. PENDAHULUAN kinerja pegawai, sebab dengan tercapainya


Pentingnya peranan sumber daya manusia bagi budaya kerja yang baik dan ditunjang oleh
setiap organisasi diharapkan dapat kerjasama dengan sesama pegawai, maka akan
meningkatkan kinerja pegawai, untuk itu tercapai hasil yang dapat meningkatkan kinerja
sumber daya manusia perlu memiliki skill atau kerja pegawai, (Tika, 2008:120).
keterampilan yang handal dalam menangani Berkaitan dengan pentingnya masalah budaya
setiap pekerjaan, sebab dengan adanya skill kerja terhadap kinerja pegawai, maka hal ini
yang handal maka secara langsung dapat perlu perhatian pada Badan Kesbag Pol Kab.
meningkatkan kinerja pegawai. Kutai Timur yakni sebuah instansi yang
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja bergerak sebagai pelayanan masyarakat dimana
pegawai dalam suatu instansi pemerintah dalam menunjang aktivitas maka salah satu
adalah budaya kerja, dimana faktor tersebut upaya yang perlu dilakukan oleh instansi terkait
sangat erat kaitannya dalam meningkatkan adalah dengan memperhatikan masalah budaya
organisasi, sebab budaya organisasi merupakan “Apakah budaya kerja berpengaruh signifikan
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Kesbang
pegawai. Pol Kab. Kutai Timur?”
Budaya kerja pada umumnya merupakan
pernyataan filosofis, dapat difungsikan sebagai A. DASAR TEORI
tuntutan yang mengikat para pegawai karena 1. PENGERTIAN MANAJEMEN
dapat diformulasikan secara formal dalam Untuk memperoleh arti manajemen, dibawah
berbagai peraturan dan ketentuan Badan ini dikutip kebenaran pendapat dari para ahli
Kesbang Pol Kutai Timur. Dengan dibidang manajemen. Susilo Martoyo
memberlakukan budaya kerja, sebagai salah (2000:23) Manajemen adalah bekerja dengan
satu acuan bagi ketentuan atau peraturan yang orang-orang yang menentukan,
berlaku, maka para pemimpin dan pegawai menginterpretasikan dalam mencapai tujuan-
secara tidak langsung akan terikat sehingga tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi
dapat membentuk sikap dan perilaku sesuai oeganisasi seperti perencanaan, pengawasan.
dengan visi dan misi serta strategi. Proses Menurut Richard L. Dafr (2002:9) manajemen
pembentukan tersebut pada akhirnya akan adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi
menghasilkan pemimpin dan pegawai dengan cara yang efektif dan efisien melalui
profesional yang mempunyai integritas yang perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan
tinggi. dan pengendalian sumberdaya organisasi.
Oleh karena itu pimpinan harus berusaha MalayuS.P Hasibuan (2000:1) Manajemen
menciptakan kondisi budaya kerja yang adalah Ilmu dan seni yang mengatur proses
kondusif dan dapat mendukung terciptanya pemanfaatan sumber daya manusia dan
kinerja yang baik. Hal inilah yang merupakan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan
sasaran bagi pimpinan pada Badan Kesbang Pol efisien untuk mencapai tujuan tertentu.”Dari
Kab. Kutai Timur dalam menciptakan budaya definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
kerja yang diinginkan atau budaya kerja yang manajemen memegang peranan penting
kuat maka upaya yang ingin dicapai adalah sebagai alat pencapaian tujuan perusahaan atau
untuk menciptakan budaya kerja yang baik, organisasi. Jadi tergantung kepada kemampuan
sehinga dapat meningkatkan kinerja para manajer atau pimpinan perusahaan dalam
pegawai di lingkungan pemerintah. membuat perencanaan, mengorganisasikan,
Untuk itu kesadaran pegawai akan pentingnya menyusun, mengarahkan dan mengawasi dari
budaya kerja masih perlu disosialisasikan. Hal pada sumber daya manusia yang merupakan
ini berhubungan dengan pengimplementasian faktor produksi yang paling sulit digerakkan.
budaya kerja terhadap kinerja pegawai yang
2. SUMBER DAYA MANUSIA
sangat kompleks, karena mereka mempunyai Menurut Gouzali Syadam (2000:5) Sumber
karakteristik yang berbeda-beda. Kemampuan Daya Manusia semula merupakan terjemahan
pegawai masih terbatas, sikap dan perilaku dari human recaurces. Namun ada pula para
masih perlu ditingkatkan disamping itu perlu ahli yang menyamakan Sumber Daya Manusia
ada motivasi dari pimpinan, yang terdiri dari dengan Manpower dengan tenaga kerja, bahkan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara sebagian orang menyetarakan pengertian
lain : inisiatif individual, toleransi, risiko, dan Sumber Daya Manusia dengan personel
dukungan manajemen. Ketiga faktor tersebut (personalia, kepegawaian dan sebagainya)
mempunyai hubungan terhadap peningkatan Menurut Abdurrahmant Fantoni (2006:8)
kinerja pegawai. Sumber Daya Manusia merupakan modal dan
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka judul kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan
dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Budaya
manusia. Manusia sebagai unsur terpenting
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan
Kesbang Pol Kab. Kutai Timur.” cara tersebut, waktu, tenaga dan
Berdasarkan uraian diatas maka telah kemampuannya benar-benar dapat
dikemukakan yang menjadi pokok dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan
permasalahan dalam penelitian ini adalah : organisasi, maupun bagi kepentingan individu.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
Akhir-akhir ini tampak suatu fenomena seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan
administratif pada tingkat yang belum pernah kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
terlihat sebelumnya, yaitu semakin besarnya dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
perhatian semakin banyak pihak terhadap tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
pentingnya manajemen sumber daya manusia. Lebih lanjut Mangkunegara (2005:75)
Perhatian yang semakin besar tersebut menyatakan bahwa pada umumnya kinerja
ditunjukkan baik oleh para politisi, para tokoh dibedakan menjadi dua yaitu kinerja individu
industri, para pembentuk opini yaitu para dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah
pimpinan media massa para birokrat di hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
lingkungan pemerintahan maupun oleh para maupun kuantitas berdasarkan standar kerja
ilmuan yang menekuni berbagai cabang ilmu, yang telah ditentukan, sedangkan kinerja
terutama ilmu-ilmu sosial. Manajemen organisasi adalah gabungan dari kinerja
sumberdaya manusia merupakan sistem yang individu dan kinerja kelompok. Menurut
terdiri dari banyak aktivitas interdependen mangkunegara (2000:67) Kinerja atau prestasi
(saling terkait satu sama lain). Aktivitas ini kerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas
tidak berlangsung menurut isolasi, yang jelas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
setiap aktivitas mempengaruhi sumber daya melaksanakan tugasnya sesuai dengan
manusia lain. tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Hasibuan (2006:73) kinerja pegawai
4. Budaya Kerja dipengaruhi oleh pendidikan dan penelitian
Menurut Moeljono (2005:2) mengemukakan agar pegawai memahami technical skill,
bahwa : “Budaya kerja para umumnya conceptual skill supaya moral kerja dan prestasi
merupakan pernyataan filosofis, dapat kerja meningkat.
difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat
C. Populasi dan Sampel
pada karyawan karena dapat diformulasikan Umar (2005:77-78) Sampel merupakan
secara formal. Dalam berbagai peraturan dan sebagian populasi yang mempunyai
ketentuan perusahaan.” Secara individu karakteristik tertentu. Sampel dalam penelitian
maupun kelompok seseorang tidak akan ini adalah sebagian pegawai Badan Kesbang
terlepas dari budaya yang ada dalam Pol Kabupaten Kutai Timur. Metode
perusahaan. Pada umumnya mereka akan pengambilan sampelnya menggunakan metode
dipengaruhi oleh keanekaragaman sumber Slovin
daya-sumber daya yang ada sebagai stimulus 𝑁
sehingga seseorang dalam perusahaan n =
1+𝑁 𝑒 2
mempunyai perilaku yang spesifik bila Dimana :
dibandingkan dengan kelompok organisasi atau n=Ukuran Sampel
perusahaannya. Budaya kerja menurut N=Jumlah Populasi (85)
Mangkunegara (2005:113) yang dikutip dari e=Kesalahan dalam pengambilan sampel
edgar H.Schein mendefiniskan bahwa budaya misalnya 10 % maka
85
kerja adalah seperangkat asumsi atau sistem n = 2
1+85 (0.1)
keyakinan, nilai-nilai dan norma yang 85
dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan n =
1+85(0.01)
pedoman tingkah laku bagi anggota- 85
n =
anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi 1,85
eksternal dan integrasi internal. n = 45,94
Peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini
5. Kinerja adalah 45 Orang.
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata
prestasi kerja (performance), sebagamana D. ALAT ANALISIS
dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) Dalam rangka menganalisis pengaruh Budaya
bahwa istilah kinerja berasal dari kata job Kerja dalam usaha meningkatkan kinerja
performance atau actual performance (prestasi pegawai, maka penulis menggunakan peralatan
Regresi Linier Sederhana yaitu dengan rumus :
Y = + bx c. Menghitung nilai tes Hipotesis untuk
Dimana : menguji apakah hipotesis diterima atau
Y = Kinerja Pegawai ditolak.
X = Budaya Kerja
a = Konstanta REGRESI LINIER SEDERHANA
b = parameter yang dihitung Regresi sederhana merupakan alat analisis
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara untuk mengetahui hubungan pengaruh budaya
variabel Budaya Kerja (X) dengan Variabel kerja terhadap kinerja pegawai Kesbang Pol
Kinerja (Y) maka digunakan suatu alat yaitu Kab. Kutai Timur.
ukuran kolerasi non parametik dengan
menggunakan koefisien kolerasi product UJI NORMALITAS
moment dari Suharsimi Arikunto (2002:245) Gambar 5.2
dengan rumus sebagai berikut : Tests of Normality

𝑛 ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 ∑𝑌 Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk


𝑟=
√𝑛 ∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 − √𝑛 ∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
KINERJA .219 45 .000 .884 45 .000
Dimana : BUDAYA
.196 45 .000 .926 45 .007
KERJA
rxy = Koefisien Kolerasi
a. Lilliefors Significance
n= Banyaknya Sampel Correction
X= Budaya Kerja Sumber : Data diolah menggunakan SPSS,
Y= Kinerja Pegawai 2015
Selanjutnya melihat signifikan atau pengaruh
tersebut dengan membandingkan nilai rhitung Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan
dengan rtabel pada taraf signifikan 5% hasil sebagai berikut :
perbandingan tersebut digunakan sebagai dasar Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika
pengambilan keputusan untuk menerima atau signifikansi > 0,05 maka data bersidistribusi
menolak hipotesis yang diajukan. . Normal, dan jika Signifikansi <0,05 maka data
tidak bersdistribusi normal.
E. PEMBAHASAN 1. Data pada variabel Kinerja memililiki nilai
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya 0,00 karena tidak signifikansi kurang dari
bahwa pada tujuan penelitian ini untuk 0,00 jadi data dinyatakan berdistribusi tidak
mengetahui pengaruh Budaya Kerja terhadap Normal.
Kinerja Pegawai pada Badan Kesbang Pol Kab. 2. Data variabel Budaya Kerja memiliki nilai
Kutai Timur sehingga hipotesis penelitian ini signifikansi 0,007 yang lebih kecil dari
dirumuskan adanya pengaruh yang signifikan 0,05 jadi data dinyatakan tidak berdistribusi
antara Budaya Kerja dengan Kinerja Pegawai nomal.
Badan Kesbang Pol Kab. Kutai Timur. Untuk Oleh karena itu pengujian hipotesis
membuktikan hipotesis tersebut dilakukan menggunakan model Non parametrik
analisis data untuk melihat apakah benar ada (Produk Moment).
pengaruh antara Budaya kerja sebagai variabel
bebas terhadap Kinerja Pegawai sebagai UJI SIGNIFIKANSI
Variabel terikat, serta melihat kesertaan kedua Regresi sederhana merupakan alat analisis
variabel tersebut. untuk mengetahui hubungan pengaruh budaya
Dalam pemecahan permasalahan ini, langkah- kerja terhadap kinerja pegawai Kesbang Pol
langkah yang akan ditempuh adalah sebagai Kab. Kutai Timur.
berikut : Adapun rumus yang digunakan adalah regresi
a. Menghitung nilai regresi antara total nilai linier sederhana, yang rumusnya adalah sebagai
variabel budaya kerja (X) dengan kinerja berikut :
pegawai (Y) Y = a + bX
b. Menghitung nilai kolerasi antara nilai Tabel 5.3
variabel budaya kerja (X) dengan kinerja
pegawai (Y)
Coefficientsa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
Unstandardized Standardized antara Budaya Kerja dengan Kinerja Pegawai
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
Kesbang Pol Kutai Timur.
1 (Constant) 2.862 .345 8.306 .000
BUDAYA .256 .088 .404 2.896 .006 Hipotesis digunakan untuk menguji apakah
a. Dependent Variable: KINERJA kolerasi antara variabel independen (X) yaitu
Keterangan : Sumber : Data diolah Budaya Kerja dengan variabel Dependen (Y)
menggunakan SPSS, 2015 yaitu kinerja pegawai signifikan atau tidak.
Jadi persamaan regresinya adalah Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah
Y =2,862 + 0,256 X dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan
Keterangan : rtabel. Kesimpulannya apabila nilai rhitung > rtabel
a = 2,852 adalah suatu konstanta yang maka terdapat pengaruh yang signifikan antara
mempengaruhi budaya kerja pegawai variabel X dan Variabel Y. Hasil perhitungan
Pada Badan Kesbang Pol Kabupaten menunjukkan bahwa nilai rhitung 0,404 > rtabel
Kutai Timur. 0,256 untuk signifikasi 5% maka dapat
b = 0,256 adalah koefisien regresi yang disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
mempengaruhi budaya kerja . positif dan signifikan antara Budaya Kerja
Keterangan : dengan Kinerja Pegawai Badan Kesbang Pol
Dari hasil perhitungan yang dilakukan didapat Kutai Timur. Dengan demikian 40% variasi
nilai konstanta (a) sebesar 2,862 nilai konstanta kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel
adalah nilai yang mempengaruhi budaya kerja Budaya Kerja sedangkan sisanya diterangkan
pegawai Badan Kesbang Pol Kutai Timur tanpa oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam
dipengaruhi oleh perubahan kinerja. Koefisien penelitian ini.
Regresi sebesar 0,256, mempengaruhi kinerja
pegawai Badan Kesbang Pol Kutai Timur. PEMBAHASAN
Artinya setiap perubahan nilai Budaya Kerja Budaya Kerja mempunyai pengaruh yang
maka kinerja pegawai akan mengalami positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
perubahan sebesar nilai konstanta. di Kesbang Pol Kab. Kutai Timur. Hal ini
Dari persamaan tersebut diatas, dapat disimpulkan karena dari hipotesis yang
diambil suatu kesimpulan bahwa ada pengaruh dilakukan diperoleh persamaan regresi yaitu Y
yang positif antara budaya kerja dengan Kinerja = 2,852 + 0,256 X yang berarti nilai konstanta
pegawai Kesbang Pol Kutai Timur. sebesar 2,852 menunjukkan bahwa jika budaya
tidak diperhatikan masih terdapat kinerja
KOLERASI SEDERHANA pegawai walaupun kecil dalam ukuran satuan
Test Hipotesis digunakan untuk menguji oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
apakah kolerasi antara variabel independen (X) penelitian ini, sedangkan koefisien regresi
yaitu Budaya kerja dengan variabel Dependen sebesar 0,256 menunjukkan bahwa jika budaya
(Y) yaitu Kinerja Pegawai signifikan atau tidak. kerja diperhatikan atau terjadi peningkatan nilai
Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah budaya kerja maka kinerja pegawai akan
dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan mengalami perubahan atau peningkatan.
nilai rtabel. Dengan demikian analisis ini menunjukkan
Tabel 5.4 bahwa variabel budaya kerja (X) mempunyai
Model Summary pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
R Adjusted R Std. Error of the variabel kinerja (Y). Pengaruh budaya kerja
Model R Square Square Estimate
1 .
dengan kinerja pegawai Kesbang Pol Kutai
.404a .144 .21773
163 Timur ternyata positif. Hal ini dibuktikan
a. Predictors: (Constant), BUDAYA
dengan perhitungan nilai r sebesar 40% dimana
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS, pedoman untuk memberikan interpretasi yang
2015 dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto berada
pada interval 0,0600 – 0,0800 yang termasuk
Berdasarkan Hasil perhitungan menunjukkan
dalam kategori cukup. Hal ini berarti bahwa
nilai rhitung > rtabel untuk signifikasi 5% rhitung
kenaikan atau penurunan nilai variabel X
16,3 % > rtabel 0,245 maka dapat disimpulkan
mengakibatkan peningkatan atau penurunan sebesar 0,256 menunjukkan bahwa jika budaya
nilai variabel Y. Nilai rtabel untuk taraf kerja diperhatikan atau terjadi peningkatan nilai
kesalahan 5% dengan n = 45 diperoleh 0,404. budaya kerja maka kinerja pegawai akan
Dan karna nilai rhitung > rtabel maka dapat mengalami perubahan atau peningkatan.
disimpulkan terdapat pengaruh yang positif dan Dengan demikian analisis ini menunjukkan
signifikan sebesar 40% antara Budaya Kerja bahwa variabel budaya kerja (X) mempunyai
dan Kinerja Pegawai Kesbang Pol Kutai Timur. pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
Seperti yang dikemukakan oleh Mangkunegara variabel kinerja (Y).
(2005:113) yang dikutip dari Edgar H Schein
mendefinisikan bahwa : Budaya Kerja adalah
seperangkat asumsi atau system keyakinan,
nilai-nilai dan norma yang dikembangkan DAFTAR PUSTAKA
dalam organisasi yang dijadikan pedoman
tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk T. Hani Handoko.2009.Manajemen Cetakan
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan Keduapuluh. Jogjakarta : Universitas
integrasi internal. Dengan kesadaran dan Gajah Mada
kesediaan seseorang untuk mentaati semua
peraturan, diharapkan pegawai yang Hasibuan, J.Malayu. SP.2008. Manajemen
bersangkutan akan meningkat kinerjanya, Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.
dengan demikian Budaya Kerja harus Bumi Aksara
ditegakkan dalam suatu organisasi. Jadi budaya
kerja adalah kunci keberhasilan suatu J. Supranto.2001. Statistik Edisi Pertama.
organisasi dalam mencapai tujuan sehingga Jakarta : PT. Salemba Embun Patria
dapat dikatakan bahwa Budaya Kerja
mempengaruhi kinerja pegawai. Malayu S.P Hasibuan 2008 Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi Revisi
KESIMPULAN Cetakan Kedelapan. Jakarta : PT. Bumi
Budaya kerja berpengaruh paling besar Aksara.
terhadap kinerja pegawai. Masalah kehadiran
disebabkan karena adanya kepercayaan paada Malthis, RobertL & John H Jackson. 2002.
rekan sekerja yang sangat besar yang Manajemen Sumber Daya Manusia
menyebabkan pegawai sering datang Terjemahan Oleh Jimmy Sadeli & Bayu
terlambat atau tidak hadir , mungkin kerana Prawira Hie. Jakarta : Salemba Empat.
mereka membiasakan untuk titip absensi jika
hendak datang terlambat, tapi ternyata Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Perilaku
temannya lupa mengabsenkan dia sehingga dia dan Budaya Organisasi Cetakan
tidak absen pagi atau absennya sudah terlambat, Pertama. Malang : Remaja Rosda
atau mungkin ada rekan sekerja yang tidak Karya
hadir , sehingga pegawai yang lain ikut-ikutan
tidak hadir, hal inilah yang dapat menyebabkan Richard L.2002.Daft Edisi Kelima.Jakarta :
rendahnya kinerja pegawai . Erlangga
Budaya Kerja mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Sumber
di Kesbang Pol Kab. Kutai Timur. Hal ini Daya Manusia Edisi Pertama Cetakan
disimpulkan karena dari hipotesis yang Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu
dilakukan diperoleh persamaan regresi yaitu Y
= 2,852 + 0,256 X yang berarti nilai konstanta T.Hani Handoko dan Rahmawati 2008
sebesar 2,852 menunjukkan bahwa jika budaya Manajemen Sumber Daya Manusia
tidak diperhatikan masih terdapat kinerja Edisi Revisi Cetakan Kedua.
pegawai walaupun kecil dalam ukuran satuan Yogyakarta : BPFE
oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini, sedangkan koefisien regresi

Anda mungkin juga menyukai