PENDAHULUAN
Pegawai adalah aset terpenting dan utama dalam sebuah organisasi (instansi
pemeritah maupun non pemerintah). Pegawai merupakan konseptor dan pelaku aktif
dalam setiap aktivitas oraganisasi atau instansi. Sumber daya manusia atau pegawai
tersebut mempunyai keinginan, pikiran, perasaan dan latar belakang pendidikan, jenis
kelamin dan usia yang sifatnya heterogen yang ditenteng masuk ke dalam suatu
organisasi. Kualitas dan kuantitas sumber daya dalam sebuah organisasi menjadi
diwajibkan memiliki Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara (SDM-ASN) yang
SDM-ASN dihasilkan dari proses rekrutmen yang baik. Rekrutmen yang baik adalah
keterampilan dan sikap untuk ditempatkan pada posisi yang tepat, sehingga
menghasilkan hasil kerja yang baik (Marlina, Daraba, and Saggaf 2015).
Tuntutan untuk selalu melakukan upaya perbaikan dan perubahan dalam tubuh
1
sumber daya manusia agar kualitas pelayanan yang diberikan oleh organisasi atau
instansi kepada masyarakat menjadi lebih baik. Hal tersebut selalu diupayakan untuk
beberapa hal, antara lain: penempatan pegawai negeri sipil yang tidak sesuai dengan
persyaratan kompetensi jabatan; kinerja pegawai negeri sipil belum optimal; integritas
pegawai negeri sipil masih rendah; sistem remunerasi belum berbasi kinerja;
manajemen kinerja belum berjalan; sistem pembinaan karir pegawai belum dapat
Bukan hanya permasalahan diatas saja namun masih ada fenomena mengenai
ASN, distribusi ASN yang belum seimbang, data base ASN yang belum mendukung
perencanaan kebutuhan pegawai, serta sistem reward dan punishment belum terlihat.
tujuan organisasi. Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam lingkungan
instansi pemerintahan adalah pendistribusian dan alokasi ASN yang belum seimbang
dan memenuhi kompetensi untuk menududuki sebuah jabatan. Serta kurangnya sumber
2
Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2014 yang dikutip dari Publikasi
Statistik Indonesia 2016 sebanyak 4.374.349 penduduk Indonesia bekerja sebagai ASN
namun jumlah ini pada realitanya dalam konteks distribusi ASN kurang merata.
pegawai, ada juga yang mengalami kekurangan pegawai (Dewi et al. 2019).
globalisasi yang sarat dengan dengan persaingan dan keterbatasan di segala bidang.
dijalankan dengan baik oleh SDM-ASN. Hal tersebut dikarenakan adanya ketidak
sesuain itu diakibatkan oleh keahlian, komposisi atau keterampilan pegawai yang
belum proporsional.
nyata organisasi dalam artian belum didasarkan pada beban kerja organisasi.
Menumpuknya pegawai di satu jabatan organisasi tanpa pekerjaan yang jelas, serta
Disisi lain, penempatan pegawai pada sebuah organisasi cenderung tidak didasarkan
oleh kebutuhan nyata organisasi tersebut. Tidak tercapainnya tujuan organisasi secara
efektif dan efisian diakibatkan oleh organisasi yang dibentuk cukup besar akan tetapi
3
Organisasi yang ideal adalah organisasi yang dapat menyajikan SDM yang
sesuai untuk mengisi beragam jabatan dan pekerjaan dalam rangka mewujudkan tujuan
fenomena yang telah dipaparkan diatas menghambat proses untuk mencapai suatu
1 Tahun 2020 tentang Pedoman Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja untuk
Dalam menyajikan sumber daya manusia yang kreatif dan kompetitif untuk
pegawai merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan
efektif bukalah suatu hal yang mudah (Marlina, Daraba, and Saggaf 2015). Pada
tahapan melakukan proses analisis ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. Aspek
tersebut adalah analisis jabatan dan analisis beban kerja. Analisis jabatan dan beban
kerja sangat penting sebagai bahan dalam menentukan tugas dan tanggung jawab yang
akan dilaksanakan pegawai serta merencanakan kebutuhan SDM pada waktu yang
akan datang.
4
Analisis Jabatan (ANJAB) adalah metode sistematis yang mampu
mengidentifikasi dan menganalisis persyaratan apa saja yang dibutuhkan dalam suatu
unit kerja. Serta jumlah personil yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Sehingga
jumlah kuantitas dan kualitas SDM yang terpilih mampu menjalankan tugas dengan
baik. Adanya analisis jabatan ini, maka organisasi mampu mengetahui kriteria calon
pegawai yang dibutuhkan untuk mengisi sebuah jabatan yang uotputnya berupa
spesifikasi jabatan dan deskripsi pekerjaan (Nilawati, Herijanto, and Mustofa 2017).
jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah
pekerjaan dalam waktu tertentu. ABK juga bertujuan untuk menetapkan jumlah
personil dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang dilimpahkan kepada
seorang pegawai (Mariah and Ridwan 2016). Pada suatu instasnsi pemerintahan
kuantitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor strategis dalam
tercapainya tujuan organisasi. Sehingga hasil kerja harus setara dengan jumlah tenaga
kerjanya. Hal demikian bisa tercapai melalui analisis beban kerja agar pegawai dapat
Melalui ANJAB dan ABK tersebut maka akan menghasilkan informasi jabatan.
persenolia yang ideal untuk mengisi jabatan-jabatan yang ada dalam sebuah organisasi.
5
Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Batu merupakan instansi
Karena tugas dari BKPSDM mengelola seluruh ASN yang berada di lingkup
pemerintahan Kota Batu. Mulai dari meningkatkan kapasitas ASN Kota Batu di bidang
Kota Batu memiliki sasaran strategis berupa upaya untuk meningkatkan profesionalitas
disiplin. Strategi tersebut dapat tercapai apabila terjadi manajemen kepegawaian yang
dan Fungsional, data tersebut didapatkan melalui observasi penulis. Dari 39 pegawai
tersebut, ada yang berstatus ASN dan ada juga yang berstatus Non-ASN. Dalam
pelakasanaannya instansi BKPSDM berjalan dengan baik. Namun dari segi tenaga
pelaksananya masih kurang. Ada beberapa jabatan atau pos yang basih belum terisi
Menurut hasil informasi jabatan yang dihasilkan melaui proses ANJAB dan
ABK pada tahun 2021 memberikan formasi ideal untuk pengisian jabatan di kantor
BKPSDM Kota Batu. Hasil peta jabatan tahun 2021 mengharuskan Dinas BPKSDM
Kota Batu mengisi pos-pos jabatan yang masih kurang, antara lain yaitu Sub Bagian
Perencanaan dan Pelaporan, Sub Bidang Data dan Formasi, Sub Bidang Pengangkatan
dan Jabatan, Sub Bidang Pengembangan Kompetensi, Sub Bidang Pembinaan dan
6
Pemberhentian dan Sub Bidang Kesejahteraan dan Fasilitas Kelembagaan Profesi.
pada keberlangsungan dari organisasi tersebut. Salah satu cotohnya pada Sub Bidang
Pengangkatan dan Jabatan hanya terdapat 3 orang sedangkan pekerjaan yang harus
diselesaikan sangat banyak. Mengacu pada Perwali Nomor 126 tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia terdapat 22 tugas yang harus
diselesaikan Sub Bidang Pengangkatan dan Jabatan. Tugas tersebut dijelaskan secara
Menurut Cahyo Kepala Sub Bidang Data dan Formasi memang dalam Sub
Bidang Pengangkatan dan Jabatan mengalami defisit sumber daya manusia. 22 Tupoksi
yang tertera dalam Perwali Nomor 126 tahun 2020 harus diselesaikan dan dikerjakan
hanya dengan tiga orang pegawai. Satu pegawai mengisi jabatan struktural sebagai
Kepala Sub Bidang Pengangkatan dan Jabatan, pegawai kedua mengisi Jabatan
Penyusunan Mutasi, dan satu orang lagi mengisi Jabatan Pengelola Kepegawaian.
Menurut hasil observasi melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan
Kepala Sub Bidang Data dan Formasi betul adanya beban tugas yang dimiliki oleh
pegawai yang mengisi Jabatan Pengelola Kepegawaian teramat berat, karena pegawai
tersebut harus mengakomodir seluruh ASN yang menduduki jabatan struktural yang
7
Tidak hanya kurangnya personalia dalam sebuah jabatan, melainkan ada
pegawai yang menduduki jababat, namun secara kualifikasi jabatan yang tertera dalam
hasil ANJAB dan ABK tahun 2021 tidak sesuai dengan kualifikasi jabatan yang
dimiliki oleh pegawai tersebut. Salah satu contohnya pada sub bidang kepangkatan dan
pemindahan, jabatan pengelola kepegawaian. Yang mana menurut hasil anjab dan abk
tahun 2021 kualifikasi jabatan yang harus dimiliki oleh pemangku jabatan ini adalah
kepegawain saat ini hanya lulusan SMA-Biologi (BKPSDM Kota Batu 2021).
Dari data hasil observasi yang telah peneliti paparkan diatas, maka dapat dilihat
bahwa dalam pelaksanaan hasil ANJAB dan ABK dalam penempatan pegawai di
BKPSDM Kota Batu belum sepenuhnya dijalankan. Padahal diketahui bersama hasil
ANJAB dan ABK sangat mempengaruhi kinerja dalam sebuah organisasi. Ditambah
lagi penempatan pegawai yang kurang tepat. Serta dijelaskan juga dalam Permen PAN
RB Nomor 1 Tahun 2020 tentang pentingnya melakukan penerapan hasil ANJAB dan
penempatan pegawai berdasarkan hasil ANJAB dan ABK 2021 (studi pada Kantor
berikut:
8
a. Bagaimana pelaksanaan penempatan pegawai berdasarkan hasil ANJAB
Kota Batu?
a. Secara Teoritis
pengtahuan dan kapabilitas terutama dalam ranah Tata Kelola SDM Pemerintahan
anjab dan abk. Serta dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan
b. Secara Praktis
sehingga tidak terjadi penumpukan pada suatu unit kerja yang memiliki beban
c. Secara Akademis
9
Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Prodi Ilmu
Malang. Serta dapat dijadikan bahan refrensi atau rujukan penelitian selanjutnya
pencarian data yang dibutuhkan oleh peneliti. Untuk memahami dan memudahkan
dalam menafsirkan banyak teori yang ada dalam penelitian ini. Adapun variabel-
Definisi dan pengertian lain dari Analisis jabatan adalah proses untuk
memperoleh informasi serinci mungkin mengenai fakta-fakta yang terjadi, yang
diperlukan guna menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam suatu jabatan
(Sirait 2006).
Dari definisi-definisi analisis jabatan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
10
berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan tertentu. Hasil dari analisis jabatan akan
memberikan pemahaman yang mendalamm terkait isi dan persyaratan pekerjaan bagi
manajemen organisasi.
Analisis beban kerja merupakan suatu teknik manajemen yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan
efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja. ABK juga bertujuan untuk
menghasilkan suatu standar pengukuran bagi pegawai atau unit organisasi
dalam melaksanakan kegiatannya yaitu berupa norma waktu penyelesaian
pekerjaan, tingkat efektifitas dan efisiensi pekerjaan, standar beban kerja,
prestasi kerja, penyusunan formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem
prosedur kerja dan manajemen lainnya (Siddiq 2019).
Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang
yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam
waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk
menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau
beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas (Mariah and
Ridwan 2016).
karyawan pada sebuah pekerjaan baru. Penempatan adalah tujuan utama dari seleksi
yang mana penempatan atau penempatan seseorang pada posisi yang tepat.
Penempatan tenaga kerja atau pegawai juga merupakan suatu usaha untuk menyalurkan
11
kemampuan, keterampilan, dan kepribadian pegawai tersebut. Selai itu penempatan
dpat diartikan sebagai kegiatan untuk menempatkan orang-orang yang telah lulus
sebagai unsur pelaksana pekerjaan posisi yang sesjuai dengan kemampuan, kecapakan,
pasca organisasi melakukan kegiatan penarikan dan seleksi, yaitu pada saat seorang
calon pegawai dinyatakan diterima dan siap untuk ditempatkan pada suatu jabatan atau
unit kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Namun ternyata permasalahannya tidak
sesederhana itu, karena justru keberhasilan dari keseluruhan progeram pengadaan sdm
kosa kata, teori motivasi dan modifikasi perilaku. Berdasarkan pendekatan analisa kosa
kata dan teori perubahan perilaku, sistem merit didefinisikan sebagai pengelolaan SDM
12
yang didasarkan pada prestasi (merit), yaitu segenap perilaku kerja pegawai dalam
wujudnya dikategorikan sebagai baik ata buruk, hal mana berpengaruh langsung pada
merit adalah sistem yang digunakan dalam manajemen sdm. Penerapan sistem merit
memperhatikan aspek prestasi kerja, apabila prestasi kerja pegawai baik maka
diberikan reward, jika prestasi kerja pegawai buruk maka diberikan sanksi. Merit
sistem juga merupakan manajemen dalam hal penempatan pegawai pada suatu jabatan
yang harus sesuai dengan kemampuan dan keterampilan pegawai tersebut. Dalam
mewujudkan meritokrasi maka penerapan sistem merit harus diterapkan, agar setiap
individu atau pegawai mendapatkan proposi kerja sesuai dengan kemampuan dan
keterampilannya.
Aparatur Sipil Negara merupakan pofesi untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), yang mendedikasikan
dirinya pada isntansi pemerintah. Berdasarkan tugas ASN sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa makan
tidak bisa dipungkiri peran dari ASN untuk bangsa ini sangat besar. PNS dan
PPPK merupakan pegawai yang dilantik oleh pejabatn pembina kepegawaian
untuk mengisi jabtan yang ada pada instansi pemerintahan (Prasojo 2014).
13
pelayan publik seorang ASN dilarang memiliki keterikatan dengan politik
apalagi mendapatkan intervansi politik. Bukan hanya itu seorang ASN juga
harus terlepas dari belenggu korupsi, kolusi, dan nepotisme, sehingga
menghasilkan pelayanan yang menyejahterakan banyak orang.
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, bahwa pegawai Aparatur sipil Negara yang
selanjutnya disebut sebagai Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya
tujuan dan kegunaan tertentu sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan
14
penelitian (Sugiyono 2017). Metode penelitian menjadi penting untuk membantu
Menurut Nasution (1991), metode ilmiah berawal dari permasalahan yang perlu
dicari jawabannya. Sedangkan menurut Adib (2015), metode ilmiah adalah prosedur
untuk mendapatkan pengetahuan. Dari dua definisi di atas kemudian dapat diketahui
bahwa metode penelitian merupakan prosedur yang meliputi tindakan berfikir, pola
kerja secara teknis serta tata cara untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan
1. Jenis penelitian
2. Sumber data
4. Subjek penelitian
5. Lokasi penelitian
kualitatif. Jenis penelitian kualitatif ini diperoleh dari apa yang disampaikan oleh objek
yang ada di dalam lingkupnya dan disertai pertanyaan yang mengarah pada topik yang
ingin diteliti. Menurut Jhon W Creswell (2016) penelitian ini bersifat deskriptif.
Penelitian ini akan menggambarkan hasil yang ada di lapangan. Hasil penelitian ini
15
nantinya akan memberikan gambaran terhadap beberapa permasalahan sosial ataupun
yang diteliti secara mendalam. Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah metode
rancangan dari penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara
intensif. Penggalian data dengan menggunakan dasar penelitian studi kasus dapat
melalui kuisoner, wawancara, observasi maupun data dari dokumen. Dengan menggali
Pendeskripsian yang dilakuakn dalam penelitian ini terletak pada cara menggambarkan
hasil ANJAB dan ABK tahun 2021 yang berhasil digali dalam proses mendapatkan
16
1.6.2 Sumber Data
Data yang diolah oleh peneliti dalam penelitian ini bersumber dari data primer.
Data primer identik dengan data yang didapatkan melalui observasi lapang dan
penelitian dalam mencapai tujuan dari penelitian untuk pengumpulan data tersebut
Wawancara merupakan proses tanya jawab dua arah antara peneliti dan
seseorang yang dijadikan sebagai objek penelitian. Wawancara yang fokusnya untuk
mencari tahu makna-makna subjektif yang berkaitan dengan pembahasan yang akan
diteliti dan dijadikan sebagai suatu pengetahuan disebut sebagai wawancara kualitatif.
dengan tema penelitian. Kegiatan observasi ini juga diartikan sebagai proses
17
memperahtikan dengan akurat kejadian yang terjadi dan menulis setiap fenome yang
berkaitan dengan tema. Observasi lapangan ini juga memiliki tujuan sebagai
pengecakan atau pembuktian atas apa yang telah terjadi sebelumnya (I, Rahayu 2004).
1.6.3.3 Dokumentasi
suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau
catatan-catatan yang tersimpan, baik berupa catatan transkip, buku, surat kabat dan lain
sebagainya.
menggunakan 2 pegawai dari setiap sub bidang dan Kepala Sub Bidang Data dan
1. Cahyo Diono Sutanto, S.Kom, selaku Kepala Sub Bidang Data dan
Formasi
18
5. William Chandra Iskandar, S.STP, selaku Pengelola Program dan
Kegiatan.
Pengadaan Pegawai.
SDM Kota Batu, yang beralamat di Jl. Panglima Sudirman No. 507 Batu - Jawa Timur.
fenomena atau data yang didapatkan di lapangan selama penelitian. Prose analisis ini
19
berlangsung berkelanjutan atau secara terus-menerus sejak awal penelitian hingga
penyusunan laporan.
Hasil hipotesis dari penelitian kualitatif akan diteruskan dan hipotesis tersebut diuji
kembali menggunakan metode penelitian kuantitatif. Secara umum, proses analisis data
1. Reduksi data
sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data yang direduksi antara lain seluruh
Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan
lapangan maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Oleh
karena itu, reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar
20
2. Penyajian Data
3. Penarikan kesimpulan
dilakukan dengan cara penyusunan data secara sistematis sesuai dengan urutan
21