Anda di halaman 1dari 28

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL

NEGARA (ASN) PERENCANA PADA PEMERINTAH


KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Muhammad Adil
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


 Perubahan dalam manajemen publik pasca reformasi menjadi arus utama
pembangunan. Dan sebagaimana diketahui bersama, ASN merupakan ujung
tombak dalam manajemen publik. Dengan demikian, implementasi perubahan
pada area manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu upaya
yang dilakukan oleh kementerian, lembaga dan pemerintah daerah untuk
memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat (Fathya, 2017).
Permasalahan ASN menurut Roadmap Reformasi
Birokrasi 2015-2019 (Permenpan, 2015: 12)

 Penempatan ASN yang tidak sesuai kompetensi,


 Kesenjangan kompetensi antara ASN karena sebagian menduduki jabatan
dengan persyaratan kompetensi jabatan,
 Belum optimalnya kinerja ASN, integritas yang masih rendah pada diri ASN,
 Belum optimalnya penerapan anggaran berbasis kinerja pada sistem
remunerasi, manajemen kinerja belum berjalan, sistem pembinaan karir
pegawai kepada ASN yang berprestasi baik belum dapat sepenuhnya
memberikan penghargaan,
 Belum berorientasinya pengembangan kompetensi dalam pelatihan pegawai,
terutama dalam hal perencanaan pembangunan daerah.
 ASN yang tidak kompeten otomatis mempengaruhi kualitas penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan. Perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu
dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen SDM yang mampu
menghasilkan pegawai negeri yang profesional (Permenpan, 2015: 31).
Permasalahan ini belum termasuk yang menyangkut dengan netralitas
birokrasi, yang seringkali dipertanyakan karena dalam banyak kasus, ASN
berpatron secara politis (Ruslihardi dkk, 2021). Terlebih, ASN perencana
sering terjebak hubungan agensi-prinsipal dengan legislatif (Kusumawardhani,
2021).
Problem Mapping

 Dalam perencanaan pembangunan daerah, peran ASN perencana tentu sangat


penting adanya.
 ASN perencana merupakan think tanker dalam melakukan kajian dan evaluasi
terhadap kebijakan pembangunan, di setiap organisasi pemerintah daerah
(OPD).
 Problem terkait kompetensi ASN perencana yang belum memadai agaknya
menjadi problem klasik di banyak daerah, terutama di daerah-daerah baru
yang merupakan hasil pemekaran dari daerah terdahulu dengan pertimbangan
dari aspek otonomi daerah.
 Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai salah satu kabupaten termuda di
Indonesia, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkalis pada tahun
2008, ternyata mengalami hal yang serupa.
 Kebutuhan belanja daerah teramat besar jika dibandingkan dengan PAD yang
diperoleh. Belanja Daerah sangat ketergantungan dengan dana transfer
(TKDD)
 Minimnya PAD juga menjadi gambaran bahwa perputaran roda ekonomi di
Kabupaten Kepulauan Meranti belum cukup kencang dan menggerakkan geliat
masyarakat meuju kesejahteraan yang lebih baik.
 Ada kesenjangan antara kondisi Kabupaten Kepulauan Meranti yang
sebenarnya potensial untuk berkembang, dengan realitas yang berkebalikan
dari harapan.
 Keterkaitan dengan belum optimalnya perencanaan pembangunan daerah
dengan laju perkembangan Kabupaten Kepulauan Meranti yang belum banyak
berubah sejak awal pemekaran daerah menjadi asumsi awal yang menjadi
titik tolak lahirnya rencana penelitian ini.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengembangan kompetensi ASN perencana pada Pemerintah


Kabupaten Kepulauan Meranti?
2. Apa saja faktor yang mendukung atau menjadi kendala bagi ASN perencana
untuk mengembangkan kompetensinya?
3. Bagaimana strategi peningkatan kompetensi ASN perencana yang sesuai
dengan kondisi Kabupaten Kepulauan Meranti?
C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui pengembangan kompetensi ASN perencana pada


Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti;
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung atau menjadi kendala
bagi ASN perencana untuk mengembangkan kompetensinya;
3. Untuk dapat menemukan strategi peningkatan kompetensi ASN perencana
yang sesuai dengan kondisi Kabupaten Kepulauan Meranti.
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Peneliti
 Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat pada peningkatan pemahaman dan wawasan ilmu pengetahuan di
bidang manajemen SDM dan manajemen publik terkait dengan pengembangan kompetensi ASN perencana di Kabupaten
Kepulauan Meranti.

2. Bagi Obyek Penelitian


 Penelitian ini akan menjadi masukan yang bermanfaat bagi ASN perencana Kabupaten Kepulauan Meranti untuk dapat
memotivasi dirinya dengan mengupayakan peningkatan kompetensi diri sebagai ASN perencana, agar dapat memberikan
kontribusi yang lebih baik di bidang perencanaan pembangunan daerah.

3. Bagi Instansi
 Penelitian ini diharapkan akan menjadi bentuk sumbangan pemikiran dalam rangka melaksanakan pengembangan
kompetensi ASN perencana pada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.

4. Bagi Pustaka
 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gap-filling dalam khazanah keilmuan pada wacana mengenai pengembangan
kompetensi ASN perencana, baik di Kabupaten Kepulauan Meranti maupun sebagai pembanding bagi riset sejenis di lokus
yang berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA
TEORI
A.Penelitian Terdahulu
 Arief Budi Setiawan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Rokan Hulu, Riau. Dalam penelitiannya, disebutkan bahwa pengembangan kompetensi
aparatur perencana pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rokan
Hulu ditinjau dari kriteria pengembangan kompetensi berorientasi pekerjaan dapat
disimpulkan baik (Setiawan, 2020). Namun disebutkan pula bahwa di sisi lain,
pengembangan kompetensi tersebut belum optimal. Hal ini disebabkan masih banyak
aparatur di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rokan Hulu yang
belum mendapatkan pengembangan kompetensi melalui kegiatan pelatihan (Setiawan,
2020). Di samping itu terdapat temuan bahwa secara kuantitas, jumlah ASN perencana
juga belum terpenuhi, meskipun secara pengukuran assessment center, kinerja
aparatur perencana telah menunjukkan hasil baik. Faktor penghambatnya dari
pengembangan kompetensi pada lokus tersebut adalah pada koordinasi dan sosialisasi
antar instansi yang belum baik, serta keterbatasan anggaran.
 Dimas Amarullah dkk (2018), dengan judul Pengembangan Kompetensi Aparatur
Perencana (Studi Kasus di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat). Secara lokus, penelitian ini mengambil lokus yang
sama dengan penelitian Arif Budi Setiawan, yaitu di Bappeda. Namun Amarullah
dkk. mengambil tempat di Bappeda Provinsi Kalimantan Barat. Temuan dalam
penelitian ini adalah pada upaya pengembangan kompetensi aparatur
perencana di Bappeda Kalimantan Barat. Upaya pengembangan kompetensi
aparatur melalui tiga metode pembelajaran, yaitu pendidikan, pelatihan, dan
pengembangan (Amarullah, 2018). Faktor pendukung dari upaya pengembangan
kompetensi aparatur di antaranya yaitu motivasi aparatur yang tinggi dan
adanya jenjang karier yang jelas, sedangkan faktor penghambatnya yaitu
kurangnya komitmen pimpinan, penempatan aparatur yang kurang sistematis,
dan koordinasi antar lembaga yang belum berjalan dengan baik.
 Irwan Fathurrochman pada tahun 2017. Namun penelitian berjudul
“Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAIN) Curup Melalui Metode Pendidikan dan Pelatihan”
tersebut memfokuskan pada kompetensi umum dan lokusnya terletak di
STAIN, yang bukan merupakan stakeholder langsung dari perencanaan daerah.
Meskipun demikian, temuan penelitian tersebut mendukung penelitian lainnya
yang menjadikan pendidikan dan pelatihan sebagai faktor yang menentukan
dalam pengembangan kompetensi ASN. Pendidikan dan pelatihan dapat
melalui off the job dan on the job training (Fathurrochman, 2017). Metode ini
dianggap efektif menurut hasil riset tersebut.
Novelty

 Dari beberapa hasil riset di atas dan upaya pencarian hasil penelitian yang
berkaitan dengan Kabupaten Kepulauan Meranti, belum terdapat riset yang
serupa dengan penelitian ini. Pengembangan kompetensi ASN perencana di
Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi satu diskursus penting yang layak
didiskusikan secara akademis untuk mengetahui peta permasalahan dan
analisis lanjutannya.
B. Konsep Manajemen Publik dan Manajemen SDM

 Manjemen publik bukanlah scientific management meskipun sangat


diperngaruhi oleh scientific management. Manajemen publik merefleksikan
tekanan-tekanan antara orientasi rasional pada satu pihak, dan orientasi
politik kebijakan pada pihak lainnya. Manajemen publik juga merupakan
suatu studi yang bersifat interdisipliner pada aspek-aspek umum organisasi.
Manajemen publik juga merupakan gabungan dari fungsi-fungsi manajemen,
seperti planning, organizing, controling¸ dan juga sumber daya manusia,
keuangan, informasi, dan lain sebagainya.
 Di dalam manajemen publik ini terdapat manajemen SDM. Dalam manajemen SDM terdapat
setidaknya tiga pokok determinasi. Yang pertama adalah menyangkut bagaimana instansi
memperoleh sumber daya manusia yang tepat dalam jumlah dan kualitas. Hal kedua adalah
tentang bagaimana meningkatkan kualitas pengembangan pegawai sedemikian rupa sehingga
mereka dapat bekerja sebaik mungkin dan dengan semangat tinggi. Yang ketiga adalah
mengenai bagaimana memimpin dan mengendalikan mereka sesuai dengan tujuan organisasi.
 Tesis ini berbicara tentang determinasi yang kedua, yaitu bagaimana Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Meranti dapat meningkatkan kualitas, dalam hal ini kompetensi ASN perencana, agar
dapat bekerja dengan lebih baik lagi. Artinya, kompetensi akan berbanding lurus dengan
perbaikan kinerja.
C. Konsep Kompetensi

 Kompetensi menurut Spencer dan Spencer dalam Sedarmayanti (2016)


diartikan sebagai bagian dari kepribadian yang melekat pada seseorang, serta
perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan.
Lebih jauh lagi disebutkan bahwa kompetensi adalah sesuatu yang
menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja. Kompetensi juga
memprediksi siapa yang berkinerja baik, dengan tolok ukur kriteria atau
standar yang digunakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah
karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas
kinerja individu dalam pekerjaannya.
 Kompetensi: semua hal yang terkait dengan pengetahuan dan keterampilan
seseorang yang menjadi karakteristiknya dan menyebabkan dirinya dapat
melaksanakan tanggung jawab dan peran yang diberikan kepadanya. Hal ini
terkait dengan tujuan organisasi yang harus dicapai, dan membutuhkan
kompetensi dari setiap entitasnya untuk dapat menjawab tantangan
organisasi saat ini dan seterusnya.
D. Karakteristik Kompetensi
Karakteristik kompetensi menurut Spencer dan Spencer dalam Sedarmayanti (2016) adalah sebagai
berikut.
1. Motives, yaitu sesuatu yang secara konsisten dipikirkan oleh seseorang sehingga ia melakukan
tindakan. Motives adalah drive, direct, and select behavior toward certain action for the goals
anda away from others. Hal ini diumpamakan sebagai seseorang yang memiliki motivasi dan
secara konsisten memacu dirinya untuk bertanggung jawab pada pencapaian tujuan.
2. Traits, yaitu watak yang mempengaruhi bagaimana seseorang merespon berbagai informasi dan
situasi serta berperilaku dengan cara tertentu. Watak seseorang ditentukan oleh kepercayaan
diri, kontrol diri, dan daya tahan.
3. Self-concept, yaitu nilai atau citra diri yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dan niai diukur
melalui tes kepada responden untuk mengetahui nilai yang dimiliki seseorang untuk melakukan
sesuatu.
4. Knowledge, yaitu informasi atau pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.
Pengetahuan akan selalu berkaitan dengan kompetensi.
5. Skill, yaitu kemampuan untuk melaksanakan tugas fisik tertentu.
E. Konsep Pengembangan Kompetensi

 Manajemen SDM berbasis kompetensi merupakan proses pengelolaan SDM, di


mana proses pengambilan keputusan didasarkan pada informasi kebutuhan
kompetensi jabatan dan kompetensi individu untuk mencapai tujuan
(Sedarmayanti, 2016).
 Harrison (2000) mengatakan bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan
rencana organisasi untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Peningkatan
kompetensi sangat penting dilakukan karena perubahan selalu terjadi, untuk
menjaga agar tetap dapat bersaing, dan juga diperlukan untuk memperbaiki
produktivitas.
Pengembangan Kompetensi Menurut Rampesad
F. Kerangka Berpikir Penelitian

Pengembangan Kompetensi ASN Perencana pada Pemerintah Kabupaten

Kepulauan Meranti

Fenomena:

1. Masih belum optimalnya perencanaan pembangunan daerah


2. Masih belum memadainya ASN perencana di Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Meranti
3. Masih belum tersedianya dokumen pngembangan kompetensi
ASN secara umum dan ASN perencana secara khusus di
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

Pengembangan Kompetensi menurut Karakteristik kompetensi menurut


Rampesad (2006) Spencer dan Spencer dalam
1. Perencanaan hasil (target), Sedarmayanti (2016) adalah sebagai
2. Pelatihan, berikut.
3. Penilaian, 1. Motives,
4. Pengembangan kompetensi 2. Traits,
berorientasi pekerjaan 3. Self-concept,
4. Knowledge,
5. Skill,

Terjadi pengembangan kompetensi ASN perencana pada Pemerintah


Kabupaten Kepulauan Meranti
BAB III
METODE PENELITIAN
 Penelitian mengenai pengembangan kompetensi ASN perencana ini dilakukan
di Kabupaten Kepulauan Meranti.
 Penelitian kualitatif pada dasarnya berakar pada latar alamiah sebagai suatu
kesatuan utuh, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian,
memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif,
mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teorinya dari
dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil,
membahas studi dengan fokus rancangan penelitian yang disepakati oleh
kedua belah pihak, peneliti dan subyek penelitiannya. Penelitian kualitatif
juga dilakukan karena spesifikasi subyek penelitian dan untuk mendapatkan
informasi yang lebih dalam tentang kajian yang sedang diteliti.
 Studi kasus merupakan bagian penelitian kualitatif yang berupaya melibatkan
dan melaporkan kompleksitas kegiatan sosial (Martono, 2015). Menurut
Martono, studi kasus mempunyai asumsi bahwa “realitas sosial” diciptakan
melalui interaksi sosial, dan berusaha mengidentifikasi dan menjelaskan
realitas sosial tersebut sebelum mencoba menganalisis dan menyusun teori.
C. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi langsung
2. Wawancara mendalam
3. Penggunaan Dokumen
D. Sumber Data

 Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan meliputi kata-kata dan
tindakan, serta sumber tertulis lainnya. Foto yang tersedia tidak digunakan
untuk menganalisis, melainkan hanya sebagai pelengkap dokumentasi.
E. Teknik Analisis Data dan
Penyelesaian
1. Reduksi data
2. Menarik kesimpulan dan verifikasi
DAFTAR PUSTAKA
 Amarullah, Dimas, dkk. (2018). Pengembangan Kompetensi Aparatur Perencana (Studi Kasus di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat).
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik. Vol. 4 No. 3.

 Anggrahita, Hayuning, dkk. (2018). Prioritas Pembangunan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, Indonesia. Majalah Geografi Indonesia. Vol. 32 No. 2.

 Asrani. (2016). Sumber Daya Manusia Aparatur DIPENDA: Permasalahan dan Peluang Pengembangan. Makalah Tim Ahli Pendapatan Provinsi Jawa Timur.

 Danim, Sudarwan. (2012). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

 Kusumawardhani, Fajarwaty, dkk. (2021). Perencanaan Anggaran Tahun Anggaran 2018-2020 pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau. Jurnal Administrasi
Politik dan Sosial. Vol. 2 No. 1.

 Fathurrochman, Irwan. (2016). Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup Melalui Metode Pendidikan
dan Pelatihan. Jurnal Manajer Pendidikan. Vol. 11. No. 2.

 Fathya, Vita Nurul. (2017). Reformasi Manajemen SDM Aparatur di Indonesia. Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol.10 Nomor 1.

 Keban, Yeremias T. (2015). Bahan Matrikulasi Pengantar Administrasi Publik. (publication of limited circulation).

 Martono, Nanang. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Metode dan Aplikasi. Jakarta: Grafindo Persada.

 Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 Permen PAN & RB No. 3 Tahun 2015 tentang Road Map Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional [JDIH BPK RI]

 Rampesad, Hubert K. (2010). Pertajam Kompetensi Anda Melalui Personal Balanced Scorecard. Jakarta: PPM.

 Ruslihardi, Muhammad, dkk. (2021). Neutrality of The State Civil Apparatus (ASN) in Indonesia Elections. Journal of Election and Leadership, Vol. 2 No. 2.

 Sedarmayanti. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama.

 Setiawan, Arief Budi. (2020). Pengembangan Kompetensi Aparatur Perencana pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Niara Vol. 13 No.
2.

Anda mungkin juga menyukai