Anda di halaman 1dari 13

Pelayanan Pengajuan Izin Belajar Bagi PNS Di Kantor Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus

Wulan Nikmah (1820210024)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelayanan pengajuan Izin Belajar bagi
PNS di Kantor Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Kudus. Serta
untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pelayanan
pengajuan Izin Belajar bagi PNS di kantor Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten Kudus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan administrasi pengembangan pegawai yang


dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Kudus dalam
pelayanan pengajuan Izin Belajar bagi PNS telah menunjukkan pelayanan yang cukup baik
terlihat dari 1) pemberian prosedur pelayanan Pengajuan Izin Belajar Bagi PNS yang
mudah, 2) adanya kepastian biaya pelayanan dimana Pengajuan Izin Belajar tidak
dikenakan biaya 3) adanya kepastian penyelesaian Surat Izin Belajar selama 3 hari kerja, 4)
adanya kemampuan pegawai yang telah memadai dalam memberikan pelayanan yang lebih
optimal. Namun dalam segi kedisiplinan pegawai yang memberikan pelayanan masih perlu
ditingkatkan dengan berdasar pada ketentuaan jam kerja yang ditetapkan. Adapun faktor –
faktor yang mempengaruhi pelayanan Pengajuan Izin Belajar di Kantor BKPP kabupaten
Kudus yaitu faktor pendukung meliputi Adanya komitmen pemerintah (Pemda) yang kuat
dalam mendukung adanya pelayanan yang baik, adanya anggaran yang mendukung dan
adanya Sumber Daya Manusia yang memadai. Faktor penghambat yaitu berupa faktor
internal dari pegawai dan kurangnya sarana dan prasarana.

Kata Kunci: Pelayanan, Surat Izin Belajar Bagi PNS, BKPP Kudus

Pendahuluan

Pelayanan merupakan tugas utama dari seorang aparatur, selaku abdi negara dan abdi
masyarakat (Rikka & Sujianto, 2017). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik dijelaskan bahwa pelayanan adalah “kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”.

1
Pelayanan diartikan juga sebagai perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam mengurus hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat/ khalayak umum.
Pelayanan yang baik dan berkualitas yaitu pelayanan yang cepat, menyenangkan, tidak
mengandung kesalahan, mengikuti prosedur yang telah ditetapkan (Ayu Setyaningrum &
Rihandoko, 2018). Pemberian pelayanan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah terhadap
masyarakat yaitu merupakan indikasi dari peran birokrasi sebagai dinamisator tugas-tugas
serta mengarahkan pelayanan masyarakat dengan penuh pengabdian, memperbaiki tata
pelaksanaan pelayanan masyarakat secara lebih tertib dan teratur.

Era profesionalisme manejemen menuntut terwujudnya birokrasi pemerintahan yang


berkualitas dan profesional sebagai prasyarat dalam upaya meningkatkan mutu
penyelenggaraan negara serta kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Sehingga
nantinya setiap upaya pembinaan kearah peningkatan kualitas aparatur pemerintah mampu
mencapai target sasaran dan menjadi relevan dalam menjawab tuntutan reformasi birokrasi,
oleh karena itu peningkatan efektivitas organisasi pemerintah perlu diarahkan terhadap
pencapaian kinerja pelayanan kepada masyarakat yang optimal.

Layanan publik seringkali mendapatkan kritik disebabkan oleh kualitas pelayanan


yang kurang baik. Terlepas dari kekecewaan aparat yang sudah senantiasa berupaya dalam
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, berbagai kritik dan keluhan publik perlu
mendapat penanganan yang serius. Eka Yulianita (2016) menjelaskan bahwa semua kritik
yang membangun perlu mendapatkan penanganan yang terstruktur dan harus ada tindak
lanjutnya. Dengan begitu kritik yang berkembang di masyarakat dapat dengan produktif
dimanfaatkan dalam memperbaiki pelayanan publik. Upaya perbaikan layanan dan kebijakan
baru di bidang layanan kurang tersosialisasi secara baik. Lemahnya komunikasi dengan
masyarakat, terutama stakeholder terkadang mengakibatkan perencanaan layanan prima
menjadi tidak bisa dilaksanakan dengan baik di lapangan. Oleh karena itu strategi komunikasi
kepada stakeholder dalam setiap kebijakan layanan publik saat ini dan pada masa mendatang
memegang peran yang teramat penting.

Pelayanan administrasi kepegawaian merupakan salah satu jenis pelayanan publik


yang masih sering mendapatkan sorotan baik pelayanan kepada pelanggan internal maupun
pelanggan eksternal. Pelayanan yang dilakukan oleh adminitrasi kepegawaian yaitu
menyangkut nasib pegawai negeri sipil dalam jumlah yang besar. Oleh sebab itu, segala
kekurangan dan kelemahan yang ada perlu untuk direnungkan dan dievaluasi kembali agar

2
dapat memperoleh penyempurnaan, sehingga nantinya pelayanan kepegawaian ke depan
lebih sederhana tanpa meninggalkan esensi dasar bahwa hak kepegawaian dapat diperoleh
apabila kewajibannya telah dipenuhi oleh PNS bersangkutan (Saleh, 2016).

Sekarang ini SDM aparatur masih jauh dari apa yang diharapkan, yaitu masih terdapat
pelanggaran-pelanggaran yang ada dalam penerapan tugas serta fungsinya. Berdasarkan data
BKN sampai tahun 2018, ASN yang terjerat permasalahan korupsi menggapai 2.357 orang
( 98 orang ditingkat Pusat serta 2.259 orang ditingkat Wilayah). Masih rendahnya kualifikasi
pendidikan aparatur, kondisi ini sama seperti dengan apa yang di informasikan oleh Kepala
Lembaga Administrasi Negara Bapak Adi Suryanto mengatakan bahwa gambaran sekarang
ini 4,5 Juta pegawai ASN sebanyak 46% merupakan lulusan SMA serta SMP dan bahkan
masih ada pegawai yang tidak dapat baca tulis (Nur Asiyah, 2020).

Upaya untuk memperbaiki kualitas pegawai ASN dalam birokrasi pemerintahan


menjadi prioritas yang harus terus dilakukan khususnya bagi PNS, yang mana mempunyai
peran strategis dalam jalannya pemerintahan (Rakhmawanto & Negara, 2020). Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan hak dan kesempatan kepada setiap
pegawai ASN untuk mengembangkan dirinya. Dalam proses pengembangan SDM aparatur
dapat dilakukan baik dengan pengembangan kompetensi maupun pengembangan karir.
Melihat peran penting ASN, maka sistem pengembangan kompetensi dan karier ASN harus
diawasi dengan baik sehingga mendapatkan aparatur yang tepat dan kompeten.

Dalam rangka optimalisasi kinerja, maka diperlukan atensi yang lebih besar,
mengingat permasalahan yang dialami organisasi ke depan terus bertambah bersamaan
dengan kenaikan tuntutan masyarakat serta beban kerja, maka dari itu sudah sepatutnya
apabila ASN ditingkatkan kompetensinya, sehingga mampu menampilkan kinerja yang lebih
baik serta sanggup melindungi citra aparatur yang bersih dan berwibawa (Rosianton et al.,
2014).

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus merupakan


salah satu organisasi pemerintah yang mempunyai tugas pokok membantu pejabat pembina
kepegawaian dalam melaksanakan manajemen pegawai negeri sipil daerah, termasuk dalam
pengembangan SDM aparatur. Salah satu pelayanan dalam subbidang pengembangan
pegawai ASN yang ada di BKPP Kabupaten Kudus yaitu pelayanan Pengajuan Izin Belajar
bagi PNS. Izin Belajar merupakan Izin yang diberikan oleh Bupati kepada PNS yang telah
memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan pada suatu lembaga pendidikan formal.

3
BKPP Kabupaten Kudus memiliki tanggung jawab dan peran yang paling
menentukan untuk membentuk SDM aparatur dalam hal ini PNS sebagai pelayan masyarakat
serta peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan dibidang manajemen
kepegawaian. Dalam pelaksanaan pelayanan kepegawaian, kenyataannya masih saja
mengahadapi beberapa kendala disetiap pelayananannya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Saleh (2016) menunjukkan bahwa terdapat faktor penghambat yang
mempengaruhi pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian pada Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Makassar yaitu meliputi kurangnya kompetensi pegawai,
sarana penunjang pelayanan yang kurang lengkap, kedisiplinan sebagian pegawai yang masih
rendah, serta pembinaan dan pengawasan dari pimpinan unit kerja yang belum sesuai harapan

Peran yang dimiliki oleh BKPP Kabupaten Kudus sangat dibutuhkan, mengingat
urgensinya kompetensi aparatur dalam proses pencapaian tujuan sementara keadaan aparatur
yang kompeten masih terbatas, maka mencermati persoalan tersebut perlunya pelayanan
pengembangan aparatur sipil negara yang optimal agar mampu menciptakan keseimbangan
antara beban kerja dengan kompetensi aparatur. Karena diyakini, melalui pelayanan
pengembangan pegawai yang baik inilah diharapkan mampu menjawab persoalan yang terus
berkembang.

Melihat besarnya tanggungjawab BKPP Kabupaten Kudus, sehingga dalam


pelaksanaan tugas dan fungsinya tentu saja perlu didukung oleh kualitas pelayanan yang baik.
Kualitas pelayanan dapat dinilai berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Dalam
Undang- Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik disebutkan bahwa “Standar
pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji Penyelenggara
kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur”.

Standar pelayanan dapat dijadikan indikator dalam menilai jenis dan mutu pelayanan
yang merupakan bagian dari urusan wajib bagi pengelola layanan dan hak bagi penerima
layanan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, menyebutkan bahwa
komponen standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi: Sistem, mekanisme, dan
prosedur; persyaratan; jangka waktu penyelesaian; sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;
kompetensi Pelaksana; pengawasan internal; jumlah Pelaksana; jaminan pelayanan yang
memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan; jaminan

4
keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman,
bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; dan evaluasi kinerja pelaksana (Saleh, 2016).

Oleh karena itu penelitian ini dirasa sangat penting terutama untuk memotret
permasalahan tentang bagaimana pelayanan pengajuan Izin Belajar bagi PNS di kantor BKPP
Kabupaten Kudus dan apa saja faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelayanan
pengajuan Izin Belajar bagi PNS yang dilakukan oleh BKPP Kabupaten Kudus. Tujuan
penelitian ini adalah (i) Untuk mengetahui gambaran pelayanan pengajuan Izin Belajar bagi
PNS di Kantor BKPP Kabupaten Kudus. (ii) Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat pelayanan pengajuan Izin Belajar bagi PNS di Kantor BKPP
Kabupaten Kudus .

Berdasarkan uraian diatas dan beberapa masalah yang terjadi, sehingga penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Pelayanan Pengajuan Izin Belajar Bagi
PNS Di Kantor Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus”.

Pembahasan

Setiap Penyelenggaraan pelayanan publik wajib mempunyai standar pelayanan,


sebagai jaminan kepastian bagi pemberi layanan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dan
bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang dibakukan dalam
penyelenggaraan pelayanan yang digunakan sebagai aturan yang harus dipatuhi dan
dijalankan oleh penyelenggara pelayanan, dan menjadi pedoman bagi penerima pelayanan.
Standar pelayanan yang dimaksud memuat tentang prosedur pelayanan, waktu penyelesaian,
biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana dan prasarana, serta kompetensi petugas pemberi
pelayanan.

A. Proses Pelayanan Pengajuan Izin Belajar Bagi PNS di Kantor BKPP kabupaten
Kudus
1. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan Pengajuan Izin Belajar Bagi PNS yang dilakukan oleh Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus menunjukkan
akuntabilitas kerja yang sesuai dengan prosedur tetap dalam pelaksanaannya sehingga
prosedur pelayanan perizinan dapat diketahui secara pasti dan tepat oleh para pencari jasa
perizinan. Adanya akuntabilitas kinerja pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus sudah memberikan prosedur pelayanan yang sesuai

5
dengan SOP serta mengikuti peraturan-peraturan dan sekaligus mematuhinya, sehingga
pelayanan prima dapat terwujud.
Persyaratan pelayanan adalah hal-hal yang wajib dipenuhi oleh masyarakat agar
mendapatkan pelayanan. Persyaratan pelayanan perlu diteliti dari tiap aktifitas pelayanan
sehingga secara keseluruhan persyaratan harus dipenuhi oleh masyarakat. Petugas dengan
senang hati menginformsikan persyaratan yang diperlukan kepada masyarakat jika ada
yang bertanya atau persyaratan yang dibawa kurang lengkap.
Pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus
mekanisme dan prosedur layanan Pengajuan Izin Belajar dimulai dari mengajukan usulan
Izin Belajar dengan syarat lengkap, selanjutnya proses usulan oleh BKPP, dan seetelah itu
Surat Izin Belajar dapat diambil. Berikut ini persyaratan administrasi yang diperlakukan
dalam proses pengajuan Izin Belajar:
a. Mengisi Formulir Pengajuan Izin Belajar
b. Surat Permohonan kepada pejabat berwenang
c. Fotocopy Penilaian Prestasi Kerja Tahun Terakhir
d. Fotocopy SK pangkat / Jabatan Terakhir
e. Surat Keterangan diterima sebagai siswa / mahasiswa dari Lembaga Pendidikan
f. Daftar Riwayat Hidup
g. Surat Keterangan Sehat
h. Jadwal Pendidikan
i. Rekomendasi Kepala Perangkat Daerah
2. Kepastian Waktu Pelayanan
Kepastian waktu pelayanan dalam menyelesaikan Pengajuan Izin Belajar Bagi PNS
yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten
Kudus telah dilakukan dengan tepat waktu sesuai ketentuan yang telah ada dan sesuai
dengan prosedur yang telah diberikan kepada publik, yaitu selama 3 hari kerja, karena itu
sebagai bentuk kontrak kerja dengan masyarakat.
Transparansi waktu penyelesaian surat Izin Belajar ditunjukkan dengan keandalan
pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus dalam
kecepatan pelayanan, ketepatan pelayanan dan kelancaran pelayanan yang dapat
terselesaikan secara tepat dan akurat. Kecepatan layanan yaitu bagaimana daya tanggap
pegawai di BKPP dalam menanggapi permintaan masyarakat yang datang. Pegawai di
BKPP tidak memprioritaskan siapa yang ingin mendapatkan pelayanan siapa yang datang
cepat akan segera dilayani. Pemberian transparansi waktu dalam menyelesaikan surat izin

6
sebagai bentuk pelayanan publik pada dasarnya adalah untuk memuaskan masyarakat.
Dalam mencapai kepuasan masyarakat maka diperlukan kualitas pelayanan yang prima.
Pekerjaan dalam menyelesaikan pelayanan sertifikat perizinan membuktikan adanya
proses transparansi yang sangat terbuka, oleh karena itu pekerjaan yang dilakukan dapat
secara langsung diamati oleh masyarakat, sebab sudah terdapat alur pelayanan yang jelas
sehingga bentuk persyaratan yang wajib dipenuhi dapat diketahui oleh publik.
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Fitriana et al. (2018), “Analisis Kinerja
Organisai Pada Badan Kepegawaian Daerah Di Kabupaten Kendal”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kinerja Organisai Pada Badan Kepegawaian Daerah Di Kabupaten
Kendal termasuk dalam kriteria baik. Kinerja organisasi dari aspek proses yang diukur
melalui produktivitas, responsivitas, akuntabilitas, keterbukaan/transparansi, empati
masing-masing termasuk dalam kriteria baik.
Secara konseptual, ketentuan waktu dalam penyelenggaraan pelayanan pengajuan Izin
Belajar dan segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik yaitu sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang bersifat terbuka, mudah, dan
mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan.
3. Kepastian biaya pelayanan
Kepastian biaya pelayanan sudah sesuai dengan ketetapan. Dimana dalam mengurus
Surat Izin Belajar tidak dikenakan biaya atau dengan kata lain gratis.
4. Kedisiplinan Pegawai
Tingkat kedisiplinan pegawai pada Subbagian Pengembangan Pegawai dalam
memberikan pelayanan Pengajuan Izin Belajar bagi PNS belum maksimal. Namun begitu,
masih ditemukan pula bahwa terdapat sebagian pegawai yang menunjukkan kedisiplinan
yang baik. Ketidakdisiplinan pegawai termasuk kendala dalam melaksanakan tugas
pelayanan pada semua instansi pemerintah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Saleh (2016) yang berjudul “Pelayanan Administrasi Kepegawaian”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan pegawai yang memberikan pelayanan masih
perlu ditingkatkan dengan berdasar pada ketentuaan jam kerja yang ditetapkan.
5. Kemampuan Pegawai
Kemampuan pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten
Kudus dalam menjalankan tugas sehari-hari terutama dalam melaksanakan tugas
pelayanan secara keseluruhan dikatakan telah memadai. Hal ini dibuktikan dengan
adanya respon yang baik dari pihak pemerintah Kabupaten Kudus, khususnya Pendidikan
7
dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus dimana untuk lebih mewujudkan pelayanan
prima, diadakan semacam pendidikan dan pelatihan bagi petugas/aparatur dalam
memberikan pelayanan kepada publik khususnya dalam pelayanan pada Kantor Badan
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus. Sehingga dengan adanya
Pendidikan dan Pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan petugas Badan
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus dalam Memberikan pelayanan. Hal
ini juga perlu mendapat dukungan secara organisasi dan tujuan, sehingga pelayanan lebih
efisien, menekan biaya operasional, meningkatkan kualitas, dan hubungan pribadi lebih
efektif.
Dilihat dari tingkat kesigapan petugas serta kecepatan proses pelayanan pada Kantor
Badan Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus menujukkan
cukup baik bahwa daya tanggap dari petugas/aparatur dalam pelayanan kepada
masyarakat pengguna layanan mampu dan bisa dibuktikan kepada masyarakat dengan
pelayanan yang cepat dalam pengurusan Surat Izin Belajar di Kantor Kantor Badan
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pelayanan Pengajuan Izin Belajar Bagi
PNS
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan mengenai pelayanan Pengajuan Izin Belajar
Bagi PNS, dapat dipahami bahwa hal tersebut terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Penulis melihat Faktor pengaruh yang dapat mendukung dan
menghambat pelayanan administrasi pengembangan pegawai di BKPP Kabupaten Kudus
khusnya dalam pelayanan Pengajuan Izin Belajar Bagi PNS. Berikut faktor pendukung
dan penghambat dalam yang mempengaruhi pelayanan Pengajuan Izin Belajar Bagi PNS
di Kantor Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus:
1. Faktor Pendukung
a. Anggaran
Salah satu faktor yang mendukung pelaksanaan pelayanan kepegawaian di Kantor
Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus adalah faktor
anggaran. Tanpa adanya anggaran/dana yang mencukupi maka pelaksanaan
pelayanan tidak akan berjalan dengan baik khususnya pelayanan administrasi
kepegawaian seperti Surat Izin Belajar bagi PNS.
Pelayanan pengajuan Izin Belajar tidak dapat meningkat tanpa didukung dengan
upaya-upaya peningkatan kualitas layanan yang tepat. Dukungan penuh
pembiayaan dari Pemerintah yang besar bagi Badan Pendidikan dan Pelatihan

8
(BKPP) Kabupaten Kudus adalah faktor anggaran. Adanya anggaran/dana yang
mencukupi memberikan kemudahan dalam meningkatkan pelayanan sehingga
tidak perlu lagi kesulitan dalam membiayai segala kegiatan yang dilakukan.
b. Komitmen Pemerintah
Komitmen dari pemerintah yaitu Bupati dan Wakil Bupati lewat visi dan misi
kepemimpinannya adalah satu poin pendukung dalam menata keseriusan daerah
untuk menciptakan suatu kondisi pelayanan publik yang lebih terarah demi
tercapainya kondisi kemasyarakatan yang lebih baik.
Pemerintah daerah (Bupati dan wakil bupati) bekerja sama dengan instansi dalam
hal ini Badan Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus dalam upaya
mewujudkan visi dan misi, oleh karena itu pemerintah berkewajiban dalam
memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat dengan menciptakan sistem
pemerintah yang dapat mendukung terciptanya penyelengaraan pelayanan publik
yang prima dan berkesinambungan sesuai dengan kondisi dan dapat menanggapi
terjadinya suatu perubahan serta dampak kompleksitas saat ini. Dalam mendukung
percepatan peningkatan kualitas pelayanan kepegawaian yang prima pada
pemerintah dibutuhkan suatu komitmen yang kuat, kreativitas, dan langkah-
langkah inovasi.
c. Sumber Daya Manusia
Optimalisasi sumberdaya manusia dan infrastruktur betul-betul menjadi komitmen
pemerintah daerah, hanya saja komitmen pun hanya sebatas pada penafsirannya
sebagi sebuah tekad. Sumberdaya yang tersedia di Kantor Dinas Kependudukan
dan Pencatatan sipil sudah memenuhi persyaratan sesuai peraturan yang ada
seperti dalam hal rekruitmen kepegawaian,intervensi politik, dan ditribusi staff
yang seimbang. Hal ini menjadi pendukung besar dalam pelayanan publik yang
ada di Dinas Capil. Sumber daya manusia sangat penting sebab dia adalah pelaku
atau dalam hal ini penyedia layanan jika dalam proses penataan organisasi
sumberdaya manusia yang tersedia masih sangat minim dari segi kecakapan dan
profesionalisme kerja maka akan lahir juga disorientasi sebab bagaimana sebuah
kemaksimalan tercapai jika sumberdaya yang tersedia tidak memiliki kredibilitas
didalamnya, apakah sumberdaya yang tersedia mampu untuk menangkap 9
(Sembilan) prinsip pelayanan publik seperti professional, efektif, sederhana,
transparan, terbuka, tepat waktu, resposnsif tentu saja itu bukan pekerjaan yang
mudah. Untuk meningkatkan pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

9
Sipil Kabupaten Mamuju harus didukung dengan SDM yang memadai, baik dari
segi kuantitas maupun kualitas.
2. Faktor Penghambat
a. Faktor Internal Pegawai
Para pegawai bersedia mengikuti instruksi pimpinan atas pekerjaan yang
diberikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta mengikuti ketentuan terkait
dengan prosedur kerja sebagai dasarnya. Pengetahuan kerja yang dimiliki pegawai
juga cukup mumpuni dalam melaksankaan tupoksi yang menjadi tanggung jawab
masing - masing pegawai. Walaupun jabatan yang diduduki tidak sesuai dengan
keahlian dasar, tidak menjadi suatu kendala besar karena para pegawai diwajibkan
untuk mempelajari terlebih dahulu ketentuan ±ketentuan yang menjadi dasar
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga diikutkan dalam program pendidikan dan
pelatihan, BIMTEK, kursus dan sosialisasi yang disesuaikan dengan jabatan.
Dalam realisasi kerja tidak dipungkiri pernah terjadi beberapa permasalahan
seperti diantaranya miss komunikasi dan miss koordinasi baik antar pegawai atau
dengan pimpinan. Adapun permasalahan lain seperti ada pegawai yang sedang
mengalami permasalahan pribadi, sehingga menyebabkan pegawai tersebut
kurang berkonsentrasi dalam bekerja dan sering sekali datang ke kantor terlambat.
Permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan harus dapat diminimalisir sekecil
mungkin agar tidak mengganggu pencapaian tujuan. Memiliki sikap dan perilaku
yang baik adalah modal utama bagi setiap pegawai untuk mencapai kinerja
optimal. sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh pegawai yakni profesional,
bertanggung jawab, disiplin dan bermoral.
b. Sarana dan Prasarana
Lingkungan internal Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cilacap yang dalam
hal ini dapat mempengaruhi kinerja pegawai masih terdapat kekurangan -
kekurangan. Kondisi tersebut dapat diketahui dari adanya ruangan yang dirasa
kurang luas, salah satunya pada bidang pengembangan pegawai sehingga terasa
sumpek karena tidak sebanding dengan jumlah pegawai dan dokumen ± dokumen
yang ada diruangan tersebut. Kemudian dari segi fasilitas kantor untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan, masih kurang terutama untuk penyediaan
komputer dan lemari penyimpanan dokumen.
Selain dari kondisi fisik internal organisasi, kondisi non fisik juga dapat
mempengaruhi kinerja pegawai. Di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

10
Cilacap telah tercipta hubungan yang baik dintara semua sumber daya manusia
baik pegawai dan pimpinan. Kondisi tersebut dapat dilihat dari komunikasi dan
relasi yang terjalin dengan baik. Hubungan yang tercipta dari semua sumber daya
manusia, baik diantara pegawai maupun dengan pimpinan seperti keluarga tidak
terbatas dengan strukturalisasi.

Kesimpulan

Penelitian menunjukkan adanya pelayanan yang cukup baik di Kantor Badan Pendidikan dan
Pelatihan (BKPP) Kabupaten Kudus. Dalam menerbitkan Surat Izin Belajar bagi PNS,
pemberian prosedur pelayanan pengajuan Izin Belajar yang mudah serta adanya kepastian
retribusi pelayanan dimana pengurusan Surat Izin Belajar bagi PNS tidak dikenakan biaya,
adanya kepastian waktu penyelesaian Surat Izin Belajar selama 3 hari kerja serta adanya
kemampuan pegawai yang telah memadai dalam memberikan pelayanan yang lebih optimal.
Namun dalam segi kedisiplinan pegawai yang memberikan pelayanan masih perlu
ditingkatkan dengan berdasar pada ketentuaan jam kerja yang ditetapkan. Adapun rincian
pelayanan yang telah diberikan

1. Prosedur pelaksanaan perizinan SIUP yang dilaksanakan Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sumenep dengan menunjukkan
akuntabilitas kerja yang sesuai dengan prosedur tetap dalam pelaksanaannya sehingga
prosedur pelayanan perizinan dapat diketahui secara pasti dan tepat oleh pencari jasa
perizinan.
2. Kepastian biaya secara jelas atas pungutan retribusi sertifikat perizinan SIUP disesuaikan
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomot 4 Tahun 2012 tentang Retribusi
Perizinan Tertentu, dimana dalam mengurus dan menerbitkan SIUP tidak dikenakan
biaya perizinan, sehingga adanya ini menjadi transparan kepada publik.
3. Kepastian jadwal dalam menyelesaikan perizinan SIUP Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sumenep dengan tepat waktu sesuai ketentuan
yang telah ada dan sesuai dengan prosedur yang telah diberikan kepada publik, yaitu
selama 3 hari kerja, karena itu sebagai bentuk kontrak kerja dengan masyarakat.
4. Kedisiplinan pegawai pada Subbagian Pengembangan Pegawai dalam memberikan
pelayanan Pengajuan Izin Belajar bagi PNS belum maksimal.

11
5. Kemampuan pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten
Kudus dalam menjalankan tugas sehari-hari terutama dalam melaksanakan tugas
pelayanan secara keseluruhan dikatakan telah memadai.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan pengajuan Izin Belajar Bagi PNS yaitu
faktor pendukung meliputi tersedianya anggaran yang memadai, Adanya komitmen
pemerintah (Pemda) yang kuat dalam mendukung terlaksananya pelayanan yang baik, serta
adanya Sumber Daya Manusia yang memadai. Sedangkan faktor penghambat antara lain

Faktor Internal Pegawai Para pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cilacap telah
bersedia mengikuti instruksi dari pimpinan dan ketentuan ± ketentuan yang berlaku. Pegawai
sudah paham atas tanggungjawabnya sebagai tenaga kerja untuk melaksanakan semua
pekerjaan yang diberikan kantor sesuai dengan TUPOKSI. Pada proses pelaksanaan
pekerjaan, tidak terlepas dari kendala ± kendala yang dapat mengganggu konsentrasi bekerja
seperti ketika pegawai sedang mengalami permasalahan pribadi. Untuk mendukung kinerja
yang optimal dan meminimalisir permasalahan yang muncul, maka harus profesional,
bertanggungjawab, disiplin dan bermoral. Keempat aspek tersebut, dapat membantu pegawai
dalam mengemban tugas dan untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan faktor lingkungan internal di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cilacap


masih ditemukan beberapa kekurangan yang dapat menghambat kinerja pegawai.
Kekurangan -kekurangan tersebut tertama dari segi fasilitas yakni penyediaan komputer dan
lemari dokumen. Jumlah komputer di BKD Kabupaten Cilacap diketahui masih kurang, baik
kuantitas dan kualitasnya. Masih adanya komputer yang lama dan rusak yang menghambat
penyelesaian pekerjaan. Lemari untuk menyimpan dokumen dari seluruh pegawai Kabupaten
Cilacap termasuk Pegawai BKD Kabupaten Cilacap juga masih kurang. Kondisi tersebut
mengakibatkan dokumen ±dokumen tidak tertata dengan rapi. Selain itu, gangguan datang
dari adanya pedagang yang keluar masuk kantor setiap harinya, sehingga terkadang
mengganggu konsentrasi pegawai.

Berdasarkan beberapa masalah yang ada, maka penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:

1. Pelayanan yang diberikan perlu lebih optimal dan ditingkatkan dengan menjaga mutu
(jaminan mutu) yang menjadi perhatian untuk diperbaiki adalah Kedisiplinan dan
keberadaan petugas dalam melaksanakan pelayanan dengan mengatur jadwal kerja dan

12
penanganan langsung oleh petugas/aparatur dengan meningkatkan kepatuhan terhadap
Standard Operating Procedure (SOP).
2. Perlu adanya kebijakan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus mengenai pengelolaan Kantor
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sigi dimana fasilitas yang sudah tidak layak lagi
digunakan harus segera diganti dan diperlukan juga penambahan lemari dokumen serta
melakukan pemeliharaan rutin terhadap sarana dan prasarana kantor agar dapat tetap
terjaga kondisinya.sebab Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sigi bukanlah
bersifat komersial, tetapi merupakan tempat perwakilan daerah yang dapat menampung
pemerintah daerah dan masyarakat yang datang.

Daftar Pustaka:

Ayu Setyaningrum, D., & Rihandoko. (2018). Analisis Kinerja Pegawai Di Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Cilacap. 2(2), 1–14.

Fitriana, N., Harian, D., & Maesaroh, M. (2018). Analisis Kinerja Organisai Pada Badan
Kepegawaian Daerah Di Kabupaten Kendal. 2(1), 1–12.

Nur Asiyah, D. M. dan N. N. (2020). Jurnal Ilmu Administrasi. 17(1), 111–128.

Rakhmawanto, A., & Negara, B. K. (2020). Pengembangan Karier Aparatur Sipil Negara
Dalam Career Development Of State Civil Apparaus In. 14(1), 1–16.

Rikka, P., & Sujianto. (2017). Analisis Sistem Pelayanan Kepegawaian Di Kantor Badan
Kepegawaian Negera Kantor Regional Xii Pekanbaru. 1(2), 1–7.

Rosianton, H., Idris, A., & Noor, M. (2014). Implementasi Pengembangan Kompetensi
Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kantor Camat
Bontang Barat Kota Bontang Rosianton Herlambang, 1 Adam Idris, 2 Muhammad Noor
3. Administrative Reform, 2(1), 38–47.

Saleh, S. (2016). Pelayanan Administrasi Kepegawaian. Jurnal Ekletika, 4(1), 3–18.

Yulianita, E. (2016). Kualitas pelayanan pada bidang data dan formasi kantor badan
kepegawaian daerah kabupaten sigi. E Jurnal Katalogis, 4(10), 44–51.

13

Anda mungkin juga menyukai