Anda di halaman 1dari 26

TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN SEJARAH EKONOMI

INDONESIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu : Aryanti Muhtar Kusuma, S.E, M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 01-A5ESR

1. Wulan Nikmah (1820210024)


2. Eka Nur Aini (1820210025)
3. Nita Faturiyah (1820210026)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian sekarang merupakan kebutuhan primer bagi setiap individu
di masyarakat.  Perekonomian dalam masyarakat awam diartikan berhubungan erat
dengan uang yang dipakai sebagai alat tukar dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
dalam arti yang sebenarnya ekonomi merupakan salah satu ilmu social yang
mempelajari aktifitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan
konsumsi terhadap barang dan jasa. Dari pengertian ekonomi diatas dapat
dikaitkan dengan eratnya kebutuhan social masyarakat dengan
perekonomian.Sehingga dewasa ini perkembangan ekonomi dibagi atas system-
sistem yang memudahkan kita sebagai pelaku ekonomi.
Perekonomian Indonesia sudah melalui proses yang sangat panjang.
Dimulai dari masa kerajaan hingga terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) saat ini. Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia tidak
lepas dari letak posisinya yang strategis. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
Indonesia terletak di asia tenggaradengan ribuan pulau yang tersebar
dari sabangsampe merauke. Tata letak geografis yang sangat strategis karena
dihimpit oleh dua samudera dan dua benua di dunia, samudera
hindia dan samudera pasifik juga benua asiadengan benua australia. Sebab tata
letak yang sangat strategis ini dan memiliki garis pantai yang luas dan berpulau-
pulau, dan Indonesia sendiri menjadi tempat paling strategis dalam jalur
perdagangan antar benua di dunia. Sejarah perekonomian Indonesia dapat dibagi
dalam empat masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan
masa reformasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu siatem yang mengatur dan menjalin
hubungan ekonomi antara manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan kehidupan.1
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi dimana
ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem
ekonomi liberal merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
seutuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada setiap orang untuk
memperoleh keuntungan yang seperti dia inginkan. Sistem ekonomi liberal
banyak dianut negara-negara Eropa  dan Amerika Serikat.
Kapitalisme muncul di Eropa Barat di akhir abad ke-15 tepatnya pada
tahun 1492. Dalam sejarah Eropa, ada dua kejadian sejarah yang merupakan
tonggak bagi lahirnya sistem kapitalisme, yaitu Pertama, munculnya buku
Adam Smith yang berjudul The Wealth of the Nations. Buku ini merupakan
kumpulan ide dan gagasan dari para pemikir ekonomi. Dari buku ini dapat
disimpulkan bahwa keserakahan dan kepentingan pribadi akan menimbulkan
persaingan bebas (laissez-faire). Persaingan bebas ini akan mencegah
penindasan oleh invisible hand karena setiap pemilik modal akan berusaha
agar para pekerja tidak pindah ke lain majikan. sehingga keserakahan dan
kepentingan pribadi akan menguntungkan orang banyak. Kedua, revolusi
Perancis 1789 yang merupakan revolusi kaum borjuis pertama yang menjadi
lambang keruntuhan sistem feodal di Eropa. Lalu masuklah sistem kapitalis

1
Dumairi, Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Erlangga,1996), 30.
yang membuat sistem keserakahan menjadi hal yang wajar dan keserakahan
dijadikan motor pembangunan ekonomi.
Yang mendasari tumbuhnya kapitalisme adalah liberalisme.
Liberalisme ini menandai adanya suatu perubahan yang revolusioner dalam
pemikiran ekonomi. Pada masa sebelumnya terutama masa merkantilis,
intervensi negara sangat tinggi atas individu. Sistem ekonomi kapitalis
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :2
a. Menerapkan sistem persaingan bebas.
b. Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi.
c. Peranan pemerintah dibatasi.
d. Peranan modal sangat penting.

Sistem ekonomi kapitalis mempunyai kelebihan sebagai berikut :


1. Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri.
2. Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan.
3. Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat.
4. Kualitas barang lebih terjamin.

Sistem ekonomi kapitalis mempunyai kelemahan sebagai berikut :


a. Sulit terjadi pemerataan pendapatan.
b. Rentan terhadap krisis ekonomi.
c. Menimbulkan monopoli.
d. Adanya eksploitasi
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi etatisme/sosialis merupakan sistem ekonomi dimana
ekonomi diatur  negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya
menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomia ini
yang menjadi dasar adalah Karl Marx , dia berpendapat bahwa apabila
kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat
2
Sattar, Perekonomian Indonesia, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2018), 3-4.
yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang
menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis
lainnya.
Istilah Sosialisme mulai digunakan sejak awal abad ke-19.
Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut
pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Penggunaan istilah sosialisme sering
digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai
kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari
pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal
abad ke-20.
Karl Marx dan Friedrich Engels berpendapat bahwa sosialisme akan
muncul dari keharusan sejarah kapitalisme yang diberikan sendiri sudah usang
dan tidak berkelanjutan akibat dari meningkatnya kontradiksi internal yang
muncul dari perkembangan kekuatan produktif dan teknologi. Itu menjadi
kemajuan dalam kekuatan produktif yang dikombinasikan dengan hubungan
sosial lama dengan produksi kapitalisme yang akan menghasilkan kontradiksi,
dan kemudian mengarah ke kesadaran kelas pekerja. Sistem ekonomi sosialis
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Hak milik individu tidak diakui
b. Seluruh sumber daya dikuasai negara.
c. Semua masyarakat adalah karyawan bagi negara.
d. Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.

Sistem ekonomi sosialis mempunyai kelebihan sebagai berikut :


1. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
2. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
3. Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.
4. Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat

Sistem ekonomi sosialis mempunyai kekurangan sebagai berikut:


a. Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha.
b. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
c. Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.
d. Sulit melakukan transaksi tawar menawar yang di sebabkan tingkat harga
yang ditentukan oleh Negara, bukan di tentukan oleh mekanisme pasar.
3. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan campuran atau perpaduan antara
sistem ekonomi liberal dengan sistem ekonomi sosialis. Pada sistem ekonomi
campuran pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam
perekonomian, namun pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan
untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan.
Sistem ekonomi campuran (“Mixed economy”) merupakan panduan
dari dua bentuk sistem ekonomi sosialisme dan kapitalisme. Usaha penyatuan
ini dilakukan untuk menyerap elemen-elemen yang positif dan dinamis dari
keduanya. Sistem ini hendak dibangun dengan usaha untuk meninggalkan
unsur-unsur lemah dari dua bentuk sistem ekonomi politik tersebut. Sejarah
pertentangan yang keras dan bahkan tidak harmonis dari kapitalisme dan
sosialisme telah menstimulasi pemikir-pemikir untuk mencari bangun ekonomi
dengan ciri dasar, yang merupakan gabungan unsur-unsur terbaik dari
keduanya. Dalam sistem ekonomi campuran di mana kekuasan dan kebebasan
berjalan secara bersamaan walau daalam kadar yang berbeda-beda.3
Salah satu pemikiran Hegel ini menarik untuk disimak sebagai dasar
pemikiran mengapa muncul sistem ekonomi campuran sebagai alternatif dari
sistem yang bertentangan. Jika hal itu terjadi, maka keduanya memiliki
kelemahan mendasar sehingga cara terbaik adalah menggabungkannya untuk
mengejar ketertinggalan negara-negara sedang berkembang.Sistem ekonomi
campuran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar
3
Suroso, Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1995),57.
b. Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak
merugikan kepentingan umum.
c. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan
pendapatan.
d. Ada persaingan, tetapi masih ada kontrol pemerintah.

Sistem ekonomi campuran mempunyai kelebihan sebagai berikut:


1. Kestabilan ekonomi terjamin.
2. Pemerintah dapat memfokuskan perhatian untuk memajukan sektor usaha
menengah dan kecil.
3. Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu.

Sistem ekonomi campuran mempunyai kekurangan sebagai berikut :


a. Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya
dilakukan pemerintah dan swasta.
b. Sulit menentukan batas antara sumber produksi yang dapat dikuasai oleh
pemerintah dan swasta.4

B. Teori -Teori Pembangunan Ekonomi


1. Teori W. W. Rostow
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat populer dan
paling banyak mendapatkan komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya
merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal (Maret
1956) dan kemudian dikembangkannya lebih lanjut dalam bukunya yang
berjudul The Stages of Economic Growth (1960).
Menurut pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini dikelompokkan ke
dalam model jenjang linear (linear stages mode). Menurut Rostow, proses
pembancunan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap :
a. Masyarakat tradisional (the traditional society),
4
Sattar, Perekonomian Indonesia, 8-9.
b. Prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-off),
c. Tinggal landas (the take-off),
d. Menuju kekedewasaan (the drive to maturity), dan
e. Masa konsumsi tinggi (the age of high mass-consumption)
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau proses transformasi
suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat moderen merupakan suatu
proses yang multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan hanya berarti
perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya
peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri saja.
2. Teori Klasik:
a. Adam Smith (1723 - 1790)
Adam Smith ternyata bukan saja terkenal sebagai pelopor
pembangunan ekonomi dan kebijaksanaan laissez-faire, tetapi juga
merupakan ekonom pertama yang banyak menumpahkan perhatian kepada
masalah pertumbuhan ekonomi. Dalam bukunya An Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776) ia mengemukakan
tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara
sistematis. Akar inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Smith ini
mudah dipahami, kita bedakan dua aspek utama pertumbuhan ekonomi
yaitu: pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.
b. David Ricardo (1772 - 1823)
Garis besar proses pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan dari
Ricardo tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses
pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan
penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga
menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumberdaya alam)
tidak bisa bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam
proses pertumbuhan suatu masyarakat.
Teori Ricardo ini diungkapkan pertama kali dalam bukunya yang
berjudul The Principles of Political Economy and Taxation yang
diterbitkan pada tahun 1917.
3. Teori Neo Klasik (Solow-Swan)
Teori pertumbuhan ekonomi Neo Klasik berkembang sejak tahun
1950-an. Teori ini berkembang berdasarkan analisis-analisis mengenai
pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi Klasik. Ekonomi yang
menjadi perintis dalam mengembangkan teori tersebut adalah Robert Solow
(Massachussets Institute of Technology) dan Trevor Swan (The Australian
National University). Solow ini memenangkan hadiah Nobel Ekonomi tahun
1987 atas karyanya tentang teori pertumbuhan ekonomi ini.
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada
pertambahan penyediaan faktor¬faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan
akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan
kepada anggapan yang mendasari analisis Klasik, yaitu perekonomian akan
tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas
peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Dengan
kata lain, sampai di mana perekonomian akan berkembang tergantung pada
pertambahan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi.

4. Teori keneysian (Harrod-Domar)


Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua
ekonom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan R. F. Harrod. Domar
mengemukakan teorinya tersebut pertama kali pada tahun 1947 dalam jurnal
American Economic Review, sedangkan Harrod telah mengemukakannya
pada tahun 1939 dalam Economic Journal. Teori ini sebenarnya
dikembangkan oleh kedua ekonom secara sendiri-sendiri, tetapi karena inti
teori tersebut sama, maka sekarang ini dikenal sebagai teori Harrod-Domar.
Teori Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes
mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja.
Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan
masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan teori Harrod¬Domar
ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa
tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang.
5. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalam bukunya
yang berbahasa Jerman pada tahun 1911 yang dikemukakan pada tahun 1934
diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Theory of Economic
Development. Kemudian Schumpeter menggambarkan teorinya lebih lanjut
tentang proses pembangunan dan faktor utama yang menentukan
pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1939 dengan judul
Business Cycle.
Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter
membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
walaupun keduanya merupakan sumber peningkatan output masyarakat.
Menurut Schumpeter, pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang
disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi di sini
berarti perbaikan "teknologi" dalam arti luar, misalnya penemuan produk
baru, pembukaan pasar baru, dan sebagainya. Inovasi tersebut menyangkut
perbaikan kuantitatif dari sistem ekonomi itu sendiri yang bersumber dari
kreativitas para wiraswastanya.
Pembangunan ekonomi berawal pada suatu lingkungan sosial, politik, dan
teknologi yang menunjang kreativitas para wiraswasta. Adanya lingkungan
yang menunjang kreativitas akan menimbulkan beberapa wiraswasta perintis
(pioneer) yang mencoba menerapkan ide-ide baru dalam kehidupan ekonomi
(cara berproduksi baru, produk baru, bahan mentah, dan sebagainya).
6. Teori ketergantungan
Teori ketergantungan (dependencia) ini pertama kali dikembangkan
di Amerika Latin pada tahun 1960-an. Menurut para pengikut teori ini,
keterbelakangan (underdeveloped) negara-negara Amerika Latin terjadi pada
saat masyarakat prakapitalis tersebut "tergabung" (incorporated) ke dalam
sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian masyarakat tersebut
kehilangan otonominya dan menjadi daerah "pinggiran" dari daerah-daerah
metropolitan yang capitalis.
Daerah-daerah "pinggiran" ini dijadikan daerah-daerah jajahan dari
negara-negara metropolitan. Mereka hanya berfungsi sebagai prod usen-
produsen bahan mentah bagi kebutuhan industri negara-negara metropolitan
itu, dan sebaliknya merupakan konsumen barang-barang jadi yang dihasilkan
industri-industri di negara-negara metropolitan tersebut. Dengan demikian
timbul struktur ketergantungan yang merupakan rintangan yang hamper tak
dapat diatasi serta merintangi pula pembangunan yang mandiri.
C. Sejarah Perekonomian Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki letak geografis yang sangat
strategis, karena berada di antara dua benua (Asia dan Eropa) serta dua
samudra (Pasifik dan Hindia), sebuah posisi yang strategis dalam jalur
pelayaran perdagangan antar benua. Perdagangan saat itu mengenal sebutan
jalur sutra laut, yaitu jarur dari Tiongkok dan Indonesia yang melalui Selat
Malaka menuju ke India. Perdagangan laut antara India, Tiongkok, dan
Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi, demikian juga
hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (Kekaisaran Romawi).
Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan tradisional disebut oleh Van Leur
mempunyai sifat kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam
perdagangan itu sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan
internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman
keemasannya. Raja-raja dan para bangsawan mendapatkan kekayaannya dari
berbagai upeti dan pajak. Tak ada proteksi terhadap jenis produk tertentu,
karena mereka justru diuntungkan oleh banyaknya kapal yang lewat di daerah
mereka. Sejarah Perekonomian Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 4
masa, yaitu:
1. Masa Sebelum Kemerdekaan
Daya tarik Indonesia akan sumber daya alam dan rempah-rempah
membuat bangsa-bangsa Eropa berbondong-bondong datang untuk
menguasai Indonesia. Sebelum merdeka setidaknya ada 4 negara yang
pernah menjajah Indonesia, diantaranya adalah Portugis, Belanda, Inggris,
dan Jepang.
Pada masa penjajahan Portugis, perekonomian Indonesia tidak
banyak mengalami perubahan dikarenakan waktu Portugis menjajah
tidaklah lama disebabkan kekalahannya oleh Belanda untuk menguasai
Indonesia, sehingga belum banyak yang dapat diberlakukan kebijakan.
Dalam masa penjajahan Belanda selama 350 tahun Belanda
melakukan berbagai perubahan kebijakan dalam hal ekonomi, salah
satunya dengan dibentuknya Vereenigde Oost-Indische Compagnie
(VOC). Belanda memberikan wewenang untuk mengatur Hindia Belanda
dengan tujuan menghindari persaingan antar sesama pedagang Belanda,
sekaligus untuk menyaingi perusahaan imperialis lain seperti EIC milik
Inggris.Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak
Octrooi, yang antara lain meliputi :
a. Hak mencetak uang
b. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai
c. Hak menyatakan perang dan damai
d. Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendiri
e. Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja
Namun pada tahun 1795, VOC dibubarkan karena dianggap gagal
dalam mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itu nampak
pada defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan oleh :
1. Peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan
biaya besar
2. Penggunaan tentara sewaan membutuhkan biaya besar
3. Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri
4. Pembagian dividen kepada para pemegang saham, walaupun kas
defisit

Cultuurstelstel (sistem tanam paksa) mulai diberlakukan pada


tahun 1836 atas inisiatif Van Den Bosch dengan tujuan memproduksi
berbagai komoditi yang diminta di pasar dunia. Sistem tersebut sangat
menguntungkan Belanda namun semakin menyiksa pribumi. Sistem ini
merupakan pengganti sistem landrent dalam rangka memperkenalkan
penggunaan uang pada masyarakat pribumi. Masyarakat diwajibkan
menanam tanaman komoditas ekspor dan menjual hasilnya ke gudang-
gudang pemerintah untuk kemudian dibayar dengan harga yang sudah
ditentukan oleh pemerintah. Cultuurstelstel melibatkan para bangsawan
dalam pengumpulannya, antara lain dengan memanfaatkan tatanan politik
Mataram–yaitu kewajiban rakyat untuk melakukan berbagai tugas dengan
tidak mendapat imbalan–dan memotivasi para pejabat Belanda dengan
cultuurprocenten (imbalan yang akan diterima sesuai dengan hasil
produksi yang masuk gudang).
Bagi masyarakat pribumi, sudah tentu cultuurstelstel amat
memeras keringat dan darah mereka, apalagi aturan kerja rodi juga masih
diberlakukan. Namun segi positifnya adalah, mereka mulai mengenal tata
cara menanam tanaman komoditas ekspor yang pada umumnya bukan
tanaman asli Indonesia, dan masuknya ekonomi uang di pedesaan yang
memicu meningkatnya taraf hidup
Sistem Ekonomi Pintu Terbuka (Liberal) terjadi karena adanya
desakkan kaum Humanis Belanda yang menginginkan perubahan nasib
warga pribumi kearah yang lebih baik dengan mendorong pemerintah
Belanda mengubah kebijakkan ekonominya. Dibuatlah peraturan-
peraturan agrarian yang baru, yang antara lain mengatur tentang
penyewaan tanah pada pihak swasta untuk jangka 75 tahun dan aturan
tentang tanah yang boleh disewakan dan yang tidak boleh. Pada akhirnya,
sistem ini bukannya meningkatkan kesejahteraan pribumi, tapi malah
menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang tidak
diperlakukan layak.
Inggris berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang telah hampir
dua abad diterapkan oleh Belanda, dengan menerapkan Landrent (pajak
tanah). Selain itu, dengan landrent, maka penduduk pribumi akan
memiliki uang untuk membeli barang produk Inggris atau yang diimpor
dari India. Inilah imperialisme modern yang menjadikan tanah jajahan
tidak sekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi juga menjadi
daerah pemasaran produk dari negara penjajah.
Pemerintah militer Jepang menerapkan kebijakan pengerahan
sumber daya ekonomi untuk mendukung gerak maju Jepang dalam Perang
Pasifik. Akibatknya terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur
ekonomi masyarakat. Kesejahteraan merosot tajam dan terjadi bencana
kekurangan pangan, karena produksi bahan makanan untuk memasok
pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur
menempati prioritas utama.5
2. Masa Orde Lama

5
“Sejarah Perekonomian Indonesia,” Prezi, di akses pada 18 september, 2020,
https://prezi.com/dqqq4q3njgye/sejarah-perekonomian-indonesia/.
a. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan
amat buruk karena inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari
satu mata uang secara tidak terkendali. Pada Oktober 1946 pemerintah
RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti
uang Jepang. Namun adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan
menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan
kas negara.
Dalam menghadapi krisis ekonomi-keuangan, pemerintah
menempuh berbagai kegiatan, diantaranya :
1. Pinjaman Nasional, menteri keuangan Ir. Soerachman dengan
persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
(BPKNIP) mengadakan pinjaman nasional yang akan
dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun.
2. Hubungan dengan Amerika, Banking and Trade Coorporation
(BTC) berhasil mendatangkan Kapal Martin Behrman di
pelabuhan Ciberon yang mengangkut kebutuhan rakyat, namun
semua muatan dirampas oleh angkatan laut Belanda.
3. Konferensi Ekonomi, Konferensi yang membahas mengenai
peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan,
sandang, serta status dan administrasi perkebunan asing.
4. Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan), memberikan anjuran
memperbanyak kebun bibit dan padi ungul, mencegah
penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam pertanian,
menanami tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan
transmigrasi.
5. Keikutsertaan Swasta dalam Pengembangan Ekonomi Nasional,
mengaktifkan dan mengajak partisipasi swasta dalam upaya
menegakkan ekonomi pada awal kemerdekaan.
b. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Perekonomian diserahkan sepenuhnya pada pasar, padahal
pengusaha pribumi masih belum mampu bersaing dengan pengusaha
non-pribumi. Pada akhirnya hanya memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:
1. Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun
2. Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu menumbuhkan
wiraswasta pribumi agar bisa berpartisipasi dalam perkembangan
ekonomi nasional
3. Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran
Uni Indonesia-Belanda.
c. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai akibat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia
menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi
Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segalanya diatur
pemerintah). Namun lagi-lagi sistem ini belum mampu memperbaiki
keadaan ekonomi Indonesia. Akibatnya adalah :
1. Devaluasi menurunkan nilai uang dan semua simpanan di bank
diatas 25.000 dibekukan
2. Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin
3. Kegagalan dalam berbagai tindakan moneter
3. Masa Orde Baru
Pada awal orde baru, stabilitas ekonomi dan politik menjadi
prioritas utama. Program pemerintah berorintasi pada pengendalian inflasi,
penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi
liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha
nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka
dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi
demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salah satu teori Keynes
tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas.
Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala
bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok,
pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja,
kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran
pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan
pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik
lima tahunan yang disebut Pelita.
Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras,
penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat
seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunan angka kematian bayi,
dan industrialisasi yang meningkat pesat. Pemerintah juga berhasil
menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlah kelahiran lewat
KB.
Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran
lingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi
antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam
masyarakat terasa semakin tajam, serta penumpukan utang luar negeri.
Disamping itu, pembangunan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang
sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan
pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan
sosial yang adil.
Sehingga meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
tapi secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh. Akibatnya,
ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia
merasakan dampak yang paling buruk. Harga-harga meningkat secara
drastis, nilai tukar rupiah melemah dengan cepat, dan menimbulkan
berbagai kekacauan di segala bidang, terutama ekonomi.6
4. Masa Orde Reformasi
a. Masa Kepemimpinan BJ. Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Belum terjadi peningkatan ekonomi yang cukup signifikan
dikarenakan masih adanya persoalan-persoalan fundamental yang
ditinggalkan pada masa orde baru, hingga sekarang masalah-masalah
yang diwariskan dari masa orde baru masih belum dapat diselesaikan
secara sepenuhnya. Bisa dilihat dengan masih adanya KKN, inflasi,
pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, dan melemahnya nilai tukar
rupiah yang menjadi masalah polemik bagi perekonomian Indonesia.
Sejak krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan
tahgun 1997, perusahaan perusahaan swasta mengalami kerugaian
yang tidak sedikit, bahkan pihak perusahaan mengalami kesulitan
memenuhi kewajibannya untuk membayar gaji dan upah pekerjanya.
Keadaan seperti ini menjadi masalah yang cukup berat karena disatu
sisi perusahaan mengalami kerugaian yang cukup besar dan disisi lain
para pekerja menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk
menaikkan gaji sangat sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya
banyak perusahaan yang mengambil tindakan untuk mengurangi
tenaga kerja dan terjadilah PHK.
Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena pada akhir
tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di pasaran mulai
menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik tidak
terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda
masyarakat. Ini adalah kesalahan Pemerintah Orde Baru yang

6
Natalia Manossoh, “ Sejarah Perekonomian Indonesia,” Academia, di akses pada 18
September,2020, https://www.academia.edu/11313953/SEJARAH_PEREKONOMIAN_INDONESIA.
mempunyai tujuan menjadikan Negara Republik Indonesia sebagai
negara industri, namun tidak mempertimbangkan kondisi riil di
Masyarakat Indonesia yang merupakan sebuah masyarakat agrasis dan
tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah. Dan ujung-ujungnya
masyarakat miskin Indonesia menjadi bertambah dan bertambah pula
beban pemerintah dalam mendongkrak perekonomian guna
meningkatkan kesejehteraan rakyat.
Kebijakan yang dilakukan pada zaman B.J. Habiebie, untuk
menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ
Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merekapitulasi perbankan dan menerapkan independensi Bank
Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
2. Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah.
3. Menaikan nilai tukar rupiah.
4. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh
IMF.
5. Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat.
6. Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
b. Masa Kepemimpinan Abdurrahman Wahid (20 Oktober 1999- 23 Juli
2001)
Pada pertengahan tahun 1999 di lakukan pemilihan umum,
yang akhirnya dimenangi oleh partai demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDI-P). Partai Golkar mendapat posisi ke dua, yang sebenarnya
cukup mengejutkan banyak kalangan di masyarakat. Bulan Oktober
1999 dilakukan SU MPR dan pemilihan presiden di selenggarakan
pada tanggal 20 oktober 1999. KH Abdurrahman Wahid atau di kenal
dengan sebutan Gusdur terpilih sebagai presiden RI ke 4 dan
Megawati sebagai wakil presiden. Tanggal 20 oktober menjadi akhir
akhir dari pemerintahan transisi, dan awal dari pemerintahan Gusdur
yang sering di sebut juga pemerintah reformasi.
Dalam hal ekonomi, dibandingkan tahun sebelumnya (1999)
kondisi perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya
perbaikan. Laju pertumbuhan PDB mulai positif walaupun tidak jauh
dari 0%  dan pada tahun 2000 proses pemilihan perekonomian
Indonesia jauh lebih baik lagi, dengan laju pertumbuhan hampir
mencapai 5%. Selain pertumbuhan PDB, laju inflasi dan tingkat suku
bunga (SBI) juga rendah, mencerminkan bahwa kondisi moneter di
dalam mengerti sudah mulai stabil.
Kebijakan yang dilakukan pada zaman Gusdur, pada masa
kepemimpinan presiden Abdurrahman wahid pun belum ada tindakan
yang cukup berati untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan.
Kepemimpinan Abdurraman Wahid berakhir karena pemerintahannya
mengahadapi masalah konflik antar etnis dan antar agama.
c. Masa Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri (23 Juli 2001 – 20
Oktober 2004)
Masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalalah pemulihan
ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan yang dilakukan untuk
mengatasi persoalan ekonomi antara lain:
1. Meminta penundaan utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan
paris Club ke-3 dan mengalokasikan pemabayaran utang luar negri
sebesar 116,3 Trilliun.
2. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi yaitu menjual perusahaan
negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi
perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan
mengurangi beban negara. Penjaualan tersebut berhasil menaikan
partumbuhan ekonomi Indonesia menajadi 4,1%. Namun
kebijakan ini menibulkan kontroversi yaitu BUMN yang di
privatisasikan dijual pada perusahaan asing.
d. Masa kepemimpinan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober
2004 -20 Oktober 2014)
Kebijakan kontroversial pertama Presiden Yudhoyono adalah
mengurangi subsidi BBM, yang dilatarbelakangi oleh naiknya harga
minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor
pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung
peningkatan kesejahteraan masyrakat.
Kemudian muncul pula kebijakan kontroversial yang kedua
yakni BLT bantuan langsung tunai bagi masyarakat miskin. Namun
kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagaiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial.
Kebijkan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan
perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur summit
pada bulan 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan
kepala-kepala daerah. Dengan semakin banyak investasi asing di
Indonesia, diharapakan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
Pada pertengahan bulan oktober 2006 Indonesia melunasi
seluruh sisa hutang pada IMF sebesar 3,2 Miliar dolar AS. Harapan
kedepannya adalah Indonesia tidak lagi mengikuti agenda-agenda IMF
dalam menentukan kebijakan dalam negeri.
e. Kepemimpinan Joko Widodo (20 Oktober 2014-sekarang)
Pemerintahan pada masa Jokowi melakukan transformasi
fudamental pada sistem ekonomi di Indonesia dengan mengeluarkan
beberapa kebijakan yaitu:
1. Mengubah ekonomi yang berbasis konsumsi dengan ekonomi yang
berbasis produksi.
2. Tepat sasaran untuk mengatasi kemiskinan.
3. Mendorong pembangunan yang merata di luar pulau jawa.
4. Pengurangan terhadap subsidi BBM yang sebesar 200 triliun
rupiah, yang penggunaannya dialihkan untuk belanja pusat dan
pembangunan daerah tertinggal.
5. Pemerintah meletakan fondasi pembangunan nasional dengan
meningkatkan daya saing, produktifitas, dan kemakmuran rakyat.

Dalam menghadapi masalah ekonomi yang dihadapi


pemerintah mengeluarkan 3 paket kebijakan yang berfungsi ampuh
untuk menekan kurs rupiah terhadap dollar. Tiga isi paket kebijakan
itu yaitu:
a. Kebijakan 1 : Menggerakan ekonomi, mengembakan ekonomi
makro yang kondusif, melindungi masayarakat yang
berpendapatan rendah dan menggerakan ekonomi perdesaan.
b. Kebijakan 2 : keringanan pajak, kemudahan perizinan investasi,
penurunan    pajak bunga deposito.
c. Kebijakan 3 : penurunan harga bbm, peringanan tarif listrik
industri, perluasan kredit usaha rakyat.7

7
Laras Anggita, “Sejarah Perekonomian Indonesia dari Zaman Penjajahan Hingga
sekarang,”, 26 Maret, 2017, http://larasanggitaaa.blogspot.com/2017/03/sejarah-perekonomian-
indonesia-dari.html?m=1.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Dalam penulisan ini kami menyadari bahwa makalah ini belumlah


sempurna dan masih banyak kesalahan atau kekurangan. Maka dari itu, kami
sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran, dan pesan kepada orang
yang berkompeten dibidangnya, khususnya Ibu selaku dosen pengampu
agar bisa kami jadi kan bahan evaluasi sehingga kedepannya nanti kami
dapatmengerjakan tugas yang sejenis dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Suparmoko, M. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE UGM, 2008.


Jhingan, M. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Arsyad, L. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2010.
Todaro. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga,2011.
Anggita, Laras. “Sejarah Perekonomian Indonesia dari Zaman Penjajahan Hingga
sekarang”.26Maret,2017.http://larasanggitaaa.blogspot.com/2017/03/sejarah
-perekonomian-indonesia-dari.html?m=1.
Dumairi. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga,1996.
Manossoh, Natalia. “ Sejarah Perekonomian Indonesia.”. - 18 September, 2020.
https://www.academia.edu/11313953/SEJARAH_PEREKONOMIAN_INDO
NESIA.
Sattar. Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2018.
“Sejarah Perekonomian Indonesia.” Prezi. - 18 september, 2020.
https://prezi.com/dqqq4q3njgye/sejarah-perekonomian-indonesia/.
Suroso. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1995.

Anda mungkin juga menyukai