INDONESIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu : Aryanti Muhtar Kusuma, S.E, M.Si.
Disusun Oleh :
Kelompok 01-A5ESR
A. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu siatem yang mengatur dan menjalin
hubungan ekonomi antara manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan kehidupan.1
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi dimana
ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem
ekonomi liberal merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
seutuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada setiap orang untuk
memperoleh keuntungan yang seperti dia inginkan. Sistem ekonomi liberal
banyak dianut negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Kapitalisme muncul di Eropa Barat di akhir abad ke-15 tepatnya pada
tahun 1492. Dalam sejarah Eropa, ada dua kejadian sejarah yang merupakan
tonggak bagi lahirnya sistem kapitalisme, yaitu Pertama, munculnya buku
Adam Smith yang berjudul The Wealth of the Nations. Buku ini merupakan
kumpulan ide dan gagasan dari para pemikir ekonomi. Dari buku ini dapat
disimpulkan bahwa keserakahan dan kepentingan pribadi akan menimbulkan
persaingan bebas (laissez-faire). Persaingan bebas ini akan mencegah
penindasan oleh invisible hand karena setiap pemilik modal akan berusaha
agar para pekerja tidak pindah ke lain majikan. sehingga keserakahan dan
kepentingan pribadi akan menguntungkan orang banyak. Kedua, revolusi
Perancis 1789 yang merupakan revolusi kaum borjuis pertama yang menjadi
lambang keruntuhan sistem feodal di Eropa. Lalu masuklah sistem kapitalis
1
Dumairi, Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Erlangga,1996), 30.
yang membuat sistem keserakahan menjadi hal yang wajar dan keserakahan
dijadikan motor pembangunan ekonomi.
Yang mendasari tumbuhnya kapitalisme adalah liberalisme.
Liberalisme ini menandai adanya suatu perubahan yang revolusioner dalam
pemikiran ekonomi. Pada masa sebelumnya terutama masa merkantilis,
intervensi negara sangat tinggi atas individu. Sistem ekonomi kapitalis
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :2
a. Menerapkan sistem persaingan bebas.
b. Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi.
c. Peranan pemerintah dibatasi.
d. Peranan modal sangat penting.
5
“Sejarah Perekonomian Indonesia,” Prezi, di akses pada 18 september, 2020,
https://prezi.com/dqqq4q3njgye/sejarah-perekonomian-indonesia/.
a. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan
amat buruk karena inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari
satu mata uang secara tidak terkendali. Pada Oktober 1946 pemerintah
RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti
uang Jepang. Namun adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan
menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan
kas negara.
Dalam menghadapi krisis ekonomi-keuangan, pemerintah
menempuh berbagai kegiatan, diantaranya :
1. Pinjaman Nasional, menteri keuangan Ir. Soerachman dengan
persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
(BPKNIP) mengadakan pinjaman nasional yang akan
dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun.
2. Hubungan dengan Amerika, Banking and Trade Coorporation
(BTC) berhasil mendatangkan Kapal Martin Behrman di
pelabuhan Ciberon yang mengangkut kebutuhan rakyat, namun
semua muatan dirampas oleh angkatan laut Belanda.
3. Konferensi Ekonomi, Konferensi yang membahas mengenai
peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan,
sandang, serta status dan administrasi perkebunan asing.
4. Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan), memberikan anjuran
memperbanyak kebun bibit dan padi ungul, mencegah
penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam pertanian,
menanami tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan
transmigrasi.
5. Keikutsertaan Swasta dalam Pengembangan Ekonomi Nasional,
mengaktifkan dan mengajak partisipasi swasta dalam upaya
menegakkan ekonomi pada awal kemerdekaan.
b. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Perekonomian diserahkan sepenuhnya pada pasar, padahal
pengusaha pribumi masih belum mampu bersaing dengan pengusaha
non-pribumi. Pada akhirnya hanya memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:
1. Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun
2. Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu menumbuhkan
wiraswasta pribumi agar bisa berpartisipasi dalam perkembangan
ekonomi nasional
3. Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran
Uni Indonesia-Belanda.
c. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai akibat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia
menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi
Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segalanya diatur
pemerintah). Namun lagi-lagi sistem ini belum mampu memperbaiki
keadaan ekonomi Indonesia. Akibatnya adalah :
1. Devaluasi menurunkan nilai uang dan semua simpanan di bank
diatas 25.000 dibekukan
2. Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin
3. Kegagalan dalam berbagai tindakan moneter
3. Masa Orde Baru
Pada awal orde baru, stabilitas ekonomi dan politik menjadi
prioritas utama. Program pemerintah berorintasi pada pengendalian inflasi,
penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi
liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha
nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka
dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi
demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salah satu teori Keynes
tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas.
Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala
bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok,
pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja,
kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran
pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan
pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik
lima tahunan yang disebut Pelita.
Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras,
penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat
seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunan angka kematian bayi,
dan industrialisasi yang meningkat pesat. Pemerintah juga berhasil
menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlah kelahiran lewat
KB.
Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran
lingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi
antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam
masyarakat terasa semakin tajam, serta penumpukan utang luar negeri.
Disamping itu, pembangunan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang
sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan
pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan
sosial yang adil.
Sehingga meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
tapi secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh. Akibatnya,
ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia
merasakan dampak yang paling buruk. Harga-harga meningkat secara
drastis, nilai tukar rupiah melemah dengan cepat, dan menimbulkan
berbagai kekacauan di segala bidang, terutama ekonomi.6
4. Masa Orde Reformasi
a. Masa Kepemimpinan BJ. Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Belum terjadi peningkatan ekonomi yang cukup signifikan
dikarenakan masih adanya persoalan-persoalan fundamental yang
ditinggalkan pada masa orde baru, hingga sekarang masalah-masalah
yang diwariskan dari masa orde baru masih belum dapat diselesaikan
secara sepenuhnya. Bisa dilihat dengan masih adanya KKN, inflasi,
pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, dan melemahnya nilai tukar
rupiah yang menjadi masalah polemik bagi perekonomian Indonesia.
Sejak krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan
tahgun 1997, perusahaan perusahaan swasta mengalami kerugaian
yang tidak sedikit, bahkan pihak perusahaan mengalami kesulitan
memenuhi kewajibannya untuk membayar gaji dan upah pekerjanya.
Keadaan seperti ini menjadi masalah yang cukup berat karena disatu
sisi perusahaan mengalami kerugaian yang cukup besar dan disisi lain
para pekerja menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk
menaikkan gaji sangat sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya
banyak perusahaan yang mengambil tindakan untuk mengurangi
tenaga kerja dan terjadilah PHK.
Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena pada akhir
tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di pasaran mulai
menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik tidak
terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda
masyarakat. Ini adalah kesalahan Pemerintah Orde Baru yang
6
Natalia Manossoh, “ Sejarah Perekonomian Indonesia,” Academia, di akses pada 18
September,2020, https://www.academia.edu/11313953/SEJARAH_PEREKONOMIAN_INDONESIA.
mempunyai tujuan menjadikan Negara Republik Indonesia sebagai
negara industri, namun tidak mempertimbangkan kondisi riil di
Masyarakat Indonesia yang merupakan sebuah masyarakat agrasis dan
tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah. Dan ujung-ujungnya
masyarakat miskin Indonesia menjadi bertambah dan bertambah pula
beban pemerintah dalam mendongkrak perekonomian guna
meningkatkan kesejehteraan rakyat.
Kebijakan yang dilakukan pada zaman B.J. Habiebie, untuk
menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ
Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merekapitulasi perbankan dan menerapkan independensi Bank
Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
2. Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah.
3. Menaikan nilai tukar rupiah.
4. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh
IMF.
5. Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat.
6. Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
b. Masa Kepemimpinan Abdurrahman Wahid (20 Oktober 1999- 23 Juli
2001)
Pada pertengahan tahun 1999 di lakukan pemilihan umum,
yang akhirnya dimenangi oleh partai demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDI-P). Partai Golkar mendapat posisi ke dua, yang sebenarnya
cukup mengejutkan banyak kalangan di masyarakat. Bulan Oktober
1999 dilakukan SU MPR dan pemilihan presiden di selenggarakan
pada tanggal 20 oktober 1999. KH Abdurrahman Wahid atau di kenal
dengan sebutan Gusdur terpilih sebagai presiden RI ke 4 dan
Megawati sebagai wakil presiden. Tanggal 20 oktober menjadi akhir
akhir dari pemerintahan transisi, dan awal dari pemerintahan Gusdur
yang sering di sebut juga pemerintah reformasi.
Dalam hal ekonomi, dibandingkan tahun sebelumnya (1999)
kondisi perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya
perbaikan. Laju pertumbuhan PDB mulai positif walaupun tidak jauh
dari 0% dan pada tahun 2000 proses pemilihan perekonomian
Indonesia jauh lebih baik lagi, dengan laju pertumbuhan hampir
mencapai 5%. Selain pertumbuhan PDB, laju inflasi dan tingkat suku
bunga (SBI) juga rendah, mencerminkan bahwa kondisi moneter di
dalam mengerti sudah mulai stabil.
Kebijakan yang dilakukan pada zaman Gusdur, pada masa
kepemimpinan presiden Abdurrahman wahid pun belum ada tindakan
yang cukup berati untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan.
Kepemimpinan Abdurraman Wahid berakhir karena pemerintahannya
mengahadapi masalah konflik antar etnis dan antar agama.
c. Masa Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri (23 Juli 2001 – 20
Oktober 2004)
Masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalalah pemulihan
ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan yang dilakukan untuk
mengatasi persoalan ekonomi antara lain:
1. Meminta penundaan utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan
paris Club ke-3 dan mengalokasikan pemabayaran utang luar negri
sebesar 116,3 Trilliun.
2. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi yaitu menjual perusahaan
negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi
perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan
mengurangi beban negara. Penjaualan tersebut berhasil menaikan
partumbuhan ekonomi Indonesia menajadi 4,1%. Namun
kebijakan ini menibulkan kontroversi yaitu BUMN yang di
privatisasikan dijual pada perusahaan asing.
d. Masa kepemimpinan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober
2004 -20 Oktober 2014)
Kebijakan kontroversial pertama Presiden Yudhoyono adalah
mengurangi subsidi BBM, yang dilatarbelakangi oleh naiknya harga
minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor
pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung
peningkatan kesejahteraan masyrakat.
Kemudian muncul pula kebijakan kontroversial yang kedua
yakni BLT bantuan langsung tunai bagi masyarakat miskin. Namun
kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagaiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial.
Kebijkan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan
perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur summit
pada bulan 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan
kepala-kepala daerah. Dengan semakin banyak investasi asing di
Indonesia, diharapakan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
Pada pertengahan bulan oktober 2006 Indonesia melunasi
seluruh sisa hutang pada IMF sebesar 3,2 Miliar dolar AS. Harapan
kedepannya adalah Indonesia tidak lagi mengikuti agenda-agenda IMF
dalam menentukan kebijakan dalam negeri.
e. Kepemimpinan Joko Widodo (20 Oktober 2014-sekarang)
Pemerintahan pada masa Jokowi melakukan transformasi
fudamental pada sistem ekonomi di Indonesia dengan mengeluarkan
beberapa kebijakan yaitu:
1. Mengubah ekonomi yang berbasis konsumsi dengan ekonomi yang
berbasis produksi.
2. Tepat sasaran untuk mengatasi kemiskinan.
3. Mendorong pembangunan yang merata di luar pulau jawa.
4. Pengurangan terhadap subsidi BBM yang sebesar 200 triliun
rupiah, yang penggunaannya dialihkan untuk belanja pusat dan
pembangunan daerah tertinggal.
5. Pemerintah meletakan fondasi pembangunan nasional dengan
meningkatkan daya saing, produktifitas, dan kemakmuran rakyat.
7
Laras Anggita, “Sejarah Perekonomian Indonesia dari Zaman Penjajahan Hingga
sekarang,”, 26 Maret, 2017, http://larasanggitaaa.blogspot.com/2017/03/sejarah-perekonomian-
indonesia-dari.html?m=1.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran