Abstrak
Kebijakan mengenai Manajemen Talenta pada birokrasi di Indonesia secara eksplisit sudah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Namun hingga saat ini
pelaksanaannya masih parsial. Ada instansi yang baru melakukan pemetaan kompetensi sebagai langkah awal
untuk rekrutmen talenta (talent recruitment). Ada juga instansi yang sudah melakukan pengembangan talenta
(talent development) namun tidak diawali dengan proses rekrutmen yang jelas. Bahkan ada instansi yang belum
melakukan apa-apa terkait dengan implementasi manajemen talenta ini. Atas dasar hal tersebut, tujuan utama
kajian ini adalah merumuskan strategi yang tepat untuk implementasi kebijakan manajemen talenta di Indonesia.
Dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat),
kajian ini mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat implementasi Manajemen Talenta pada
birokrasi pemerintah di Indonesia. Berdasarkan hasil tersebut, maka direkomendasikan dua pendekatan strategi
yang harus dilakukan, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan kultural. Pendekatan struktural dilakukan
melalui penyiapan kebijakan operasional dengan berbagai instrumen dan model yang dibutuhkan, sedangkan
pendekatan kultural dilakukan melalui perubahan pola fikir dan budaya organisasi birokrasi dalam sistem merit
yang sudah menjadi kebijakan dalam pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil di Indonesia.
Abstract
The policy of Talent Management in the Indonesian bureaucracy, explicitly, has been stipulated in Government
Regulation No. 11 Year 2017 concerning Management of Civil Servants. However, until now, the implementation
is still partial. Some agencies have just mapped competencies, as the first step for talent recruitment. Some
agencies have carried out talent development, but this does not begin with a clear recruitment process. There are
even agencies that have not done anything related to the implementation of talent management. Based on this, the
main objective of this study is to formulate an appropriate strategy for the implementation of talent management
policies in Indonesia. By using descriptive methods with SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) analysis
techniques, this study identifies the driving and inhibiting factors of talent management implementation in the
bureaucracy of Indonesia. Based on these results, it is recommended that two strategic approaches be undertaken,
namely the structural approach and the cultural approach. The structural approach is carried out through the
preparation of operational policies with various instruments and models needed, while the cultural approach
is done through changing the mindset and culture of bureaucratic organizations in the merit system which has
become a policy in the career development of Civil Servants in Indonesia.
16
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)
17
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25
Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Pusat berkembang, budaya kinerja masih belum
tidak perlu mempersiapkan hal-hal teknis, optimal, belum semua pimpinan pada semua
melainkan menyerahkannya kepada setiap tingkatan memahami dan memberikan
instansi dan Pemerintah Daerah untuk dukungan terhadap impelementasi Mana-
melaksanakannya. jemen Talenta, serta system informasi
Dilihat dari sudut pandang perlakuan MSDM yang masih perlu ditingkatkan.
terhadap para talent, penerapan Manajemen Selain itu, dalam impelementasi
Talenta memiliki 2 (dua) pendekatan kebijakan, Van Meter dan Van Horn (1975)
(Collings dan Mellahi dalam PKP2A I LAN, dalam Winarno (2007) menyebutkan bebe-
2015), yaitu pendekatan eksklusif (exclusive rapa faktor yang mempengaruhinya yaitu:
approach) dan pendekatan inklusif (inclusive standar/ ukuran kebijakan, sumber daya,
approach). Dalam pendekatan eksklusif karakteristik organisasi pelaksana, sikap
terdapat perbedaan pengelolaan pada para pelaksana, komunikasi antar organisasi
kelompok pegawai yang memiliki perbedaan terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan,
nilai (differential value). Sementara itu, serta lingkungan sosial, ekonomi, dan
pendekatan insklusif dilakukan terhadap politik.
semua pegawai dengan tujuan untuk me- Dalam konteks implementasi kebi-
ngetahui talenta setiap pegawai, membantu jakan Manajemen Talenta di Indonesia,
mengembangkan keterampilan dan penge- standar sangat diperlukan sebagai acuan
tahuan setiap pegawai, serta mengubah dalam melakukan penilaian/evaluasi ter-
talenta-talenta yang dimiliki tersebut men- hadap keberhasilan implementasi Mana-
jadi kinerja yang nyata bagi organisasi. jamen Talenta dalam jangka waktu yang
Pendekatan inklusif juga dilakukan untuk ditentukan. Sumber daya diperlukan untuk
meningkatkan kinerja setiap pegawai mengorganisasikan, menginterpretasi, dan
hingga mencapai kinerja tertinggi yang menerapkan kebijakan (Jones, 1977), baik
dapat diraihnya. Pendekatan yang kedua berupa sumber dana, sumber daya manusia,
ini dapat menghasilkan iklim kerja yang maupun teknologi. Karakteristik organisasi
lebih kondusif, karena adanya keterbukaan, pelaksana yang meliputi struktur, budaya
kepercayaan, serta meningkatkan kesejah- kerja, kepemimpinan, dan aspek lainnya
teraan karyawan. harus mendukung dan sejalan dengan
Dengan memperhatikan kedua pen- semangat Manajemen Talenta. Demikian
dekatan tersebut, maka Manajemen Talenta juga hubungan koordinasi dan komunikasi
dapat diimplementasikan dengan salah antar instansi terkait sangat berpengaruh
satu pendekatan tergantung kepada budaya terhadap keberhasilan implementasi Mana-
dan misi organisasi, bahkan budaya setiap jemen Talenta. Bahkan lingkungan sosial,
negara. Pendekatan apapun yang digunakan, ekonomi, dan politik berpengaruh besar
terdapat beberapa prasyarat yang harus terhadap keberhaslilan Manajamen Talenta.
dimiliki organisasi agar berhasil dalam Sebagai contoh, intervensi politik yang
mengelola talenta pegawainya. Prasyarat terlalu tinggi terhadap birokrasi akan
tersebut antara lain memiliki pola fikir menjadi penyebab kegagalan implementasi
berkembang (development mindset), Manajemen Talenta.
mengimplementasikan budaya kinerja Dalam prakteknya, implementasi
(performance culture), memiliki executive suatu kebijakan selalu menemui kendala.
sponsorship yaitu pendukung utama yang Ada 4 (empat) kendala dalam implementasi
menjadi sponsor dalam pengembangan kebijakan (Sundman, 2016), yaitu: Pertama,
pegawai berpotensi tinggi, dan menerapkan kendala teknis seperti ketersediaan teknologi
Human Resource Information System yang informasi, fasilitas serta alat-alat lain yang
baik (Pella & Inayati, 2011). diperlukan dalam implementasi kebijakan
Pola fikir aparatur saat ini masih belum tersebut. Kedua, kendala kompetensi antara
terbangun dengan baik menjadi pola fikir lain kerena lemahnya kompetensi dan
18
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)
rendahnya budaya belajar. Ketiga, kendala (attitude) diukur melalui 360 degrees
kultural antara lain berupa kurangnya rasa assessment. Berdasarkan tiga kriteria
kepemilikan bersama, takut kehilangan ken- tersebut, pegawai diklasifikasikan ke
dali, ketidakamanan peran baru, kebiasaan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu High
lama, dan kurangnya motivasi. Keempat, Potential Employees (HiPo), Mid
kendala manajemen antara lain kurang fokus Contributor Employees (MCE), dan
dan kurang prioritas, takut akan keterbatasan Marginal Employees (ME). Tahap ketiga,
waktu dan sumber daya, serta kurang Talent Development, yang bertujuan
jelasnya tujuan. untuk meningkatkan kemampuan dan
kompetensi pegawai berdasarkan
Best Practices Model Manajemen Talenta mekanisme rencana pengembangan
Ada beberapa model Manajemen karyawan yang disusun setiap tahun.
Talenta yang diterapkan di berbagai negara Tahap keempat, Talent Retention yang
dan organisasi bisnis. Berikut disampaikan dilakukan melalui 4 (empat) cara
best practices di 3 (tiga) Perusahaan Negara yaitu remuneration, environment,
serta model yang dirumuskan oleh PKP2A I development, dan benefit.
LAN, yang disarikan dari hasil kajian PKP2A b. PT. Biofarma menerapkan Manajemen
I LAN pada Tahun 2015 dan 2016. Adapun Talenta dengan 5 (lima) tahapan.
ketiga Perusahaan Negara Tersebut adalah Pertama, rekrutmen talenta yang di-
PT. Garuda Indonesia, PT. Telkom, dan PT. lakukan melalui assessment center
Biofarma. Pemilihan ketiga BUMN tersebut (multi asesor dan multi metode). Kedua,
sebagai praktek terbaik (best practices) pengembangan talenta. Pada tahap ini
karena 2 (dua) alasan. Pertama, ketiga setiap kategori pegawai akan mendapat
perusahaan tersebut merupakan Badan program pengembangan yang berbeda,
Usaha Milik Negara yang selain memiliki khusus untuk talent pool dan top talent
misi mencari keuntungan (profit), tetapi juga akan diberikan program pengembangan
memiliki misi sosial yaitu pelayanan publik, yang bersifat strategis. Ada empat jalur
sehingga ada kemiripan dengan fungsi yang yang dipergunakan adalah organiza-
diemban oleh Birokrasi Pemerintahan. tional, divisional, personal, dan pen-
Alasan kedua, bahwasannya ketiga BUMN didikan formal. Ketiga, penilaian
tersebut, merupakan BUMN yang telah kinerja, yang dilakukan melalui “multi
memiliki Sistem Manajemen Talenta cukup rater system” atau system 360 derajat
baik. Berikut uraian sistem Manajemen (penilaian yang dilakukan oleh atasan,
Talenta pada ketiga BUMN tersebut dan bawahan dan mitra kerja). Keempat, test
model yang dirumuskan oleh PKP2A I kesehatan untuk menjamin kesehatan
LAN berasarkan hasil kajian yang telah setiap pegawai. Kelima, talent retention
dilakukannya: yang dilakukan antara lain melalui work
a. PT. Garuda Indonesia menerapkan life balance (sehat lahiriah dan batiniah
manajemen talenta dengan 4 (empat) melalui piknik, olahraga, komunitas
tahapan yaitu: Tahap pertama, Talent umrah, haji khusus), program GSH
Need Identification yang bertujuan (Golden Shake Balanced/pensiun dini
untuk mempertemukan posisi-posisi dengan pemberian pesangon), pay for
kunci perusahaan dengan high potential person (kompetensi), pay for position
talents. Tahap kedua, Talent Selection. (pekerjaan), pay for performance
Ada tiga aspek yang diukur pada tahap (kinerja), insentif, tunjuangan hari raya,
ini yaitu kompetensi, komitmen, dan tunjangan kesejahteraan, uang cuti
karakter. Kompetensi diukur melalui tahunan, uang cuti panjang, uang pakaian
competencies assessment, komitmen dinas, dan bonus tahunan (jasa produksi).
diukur melalui employee performance c. PT. Telkom menerapkan Manajemen
review, sedangkan sikap/karakter Talenta dengan 3 (tiga) tahapan yaitu:
19
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25
20
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)
(TDP), yang dilakukan selama satu yang diperoleh dari manajemen talenta.
tahun anggaran dan setiap akhir tahun Berdasarkan bunyi ayat tersebut, Kelompok
dilakukan evaluasi. TDP berupa pem- Rencana Suksesi atau dengan istilah lain
berian program pendidikan dan pelatihan Talent Pool merupakan salah satu komponen
yang dilakukan di dalam kelas (in class atau unsur dalam Sistem Merit. Sementara
training) maupun pemberian tugas- itu, Talent Pool sendiri tidak mungkin dapat
tugas yang menantang (challenging diperoleh tanpa menerapkan manajemen
assignment) serta self learning. Berkaitan talenta dengan baik.
dengan challenging assignment, Pegawai Kedua, variasi kompetensi yang sangat
Bertalenta (HiPo) mendapatkan bim- tinggi di lingkungan Aparatur Sipil Negara
bingan dan pengarahan dari mentor dan (ASN) merupakan potensi yang sangat baik
coach. untuk mendapatkan pegawai yang bertalenta
Talent Retention bertujuan untuk mem- pada berbagai bidang untuk mewujudkan visi
pertahankan pegawai bertalenta agar birokrasi yang professional. Bahwasannya
selalu berkinerja prima dan tetap loyal untuk mewujudkan birokrasi yang
kepada instansinya. Mempertahankan professional perlu didukung oleh pegawai
talenta diawali dengan evaluasi atau yang kompeten.
penilaian terhadap para pegawai ber- Ketiga, jumlah ASN yang besar,
talenta setiap akhir tahun setelah program merupakan sumber utama untuk mencari
pengembangan selesai. Berdasarkan potensi talenta yang diperlukan untuk
hasil penilaian tersebut, pegawai ber- mewujudkan birokrasi yang professional.
talenta mendapatkan program retensi Berdasarkan data dari Kementrian Pen-
yang berbeda-beda. dayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Mustafa, 2018), jumlah ASN yang
Strategi Implementasi Manajemen ada per Maret 2017 sebanyak 4.351.490
Talenta Pada Birokrasi di Indonesia orang. Jumlah tersebut tersebar di Instansi
Kebijakan dan model tidak cukup Pusat dan Pemerintah Daerah.
untuk terlaksananya Manajemen Talenta Kelemahan; Di lain pihak birokrasi
pada Birokrasi di Indonesia. Untuk itu, kita juga memiliki beberapa kelemahan
diperlukan strategi yang tepat. Langkah yang bisa menjadi penghambat dalam
yang harus dilakukan adalah melihat kondisi implementasi manajemen talenta, antara
internal dan eksternal birokrasi sebagai lain: Pertama, komposisi ASN kurang baik.
pertimbangan dalam merumuskan strategi Berdasarkan data Badan Kepegawaian
dimaksud. Negara, pada Bulan Maret 2017 komposisi
Kekuatan; Terdapat 3 (tiga) kekuatan ASN terdiri dari 38% guru, 6% tenaga
utama yang dimiliki birokrasi dikaitkan kesehatan, 8% tenaga teknis, 38% tenaga
dengan upaya penerapan Manajemen Talenta. administrasi, dan 10% pejabat structural
Pertama, komitmen pemerintah terhadap (Mustafa, 2018). Memperhatikan data ter-
penerapan Manajemen Talenta cukup baik. sebut nampak bahwa proporsi yang paling
Hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya tinggi adalah tenaga administrasi, sedangkan
Manajemen Talenta sebagai suatu kebijakan tenaga kesehatan sangat sedikit.
yaitu pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 Kedua, distribusi ASN antara unit lini
Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai dengan unit supporting tidak proporsional,
Negeri Sipil. Pasal 134 Ayat 2 Huruf “d” sehingga talenta yang ada pun menjadi
menyebutkan bahwa Sistem Merit yang tidak seimbang. Selain itu proporsi ASN
diterapkan dalam Manajemen Pegawai Pusat dan Daerah juga belum proporsional.
Negeri Sipil mempunyai kriteria antara Pada Bulan Oktober 2018 jumlah ASN
lain harus memiliki manajemen karir yang Pusat sebanyak 22,2% dan ASN Pusat
terdiri dari perencanaan, pengembangan, 77,8% (Mustafa, 2018). Hal ini pun
pola karir, dan kelompok rencana suksesi menjadi salah satu faktor kelemahan dalam
21
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25
22
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)
24
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)
Parsons, Wayne. 1995. Public Policy, an Wibawa, Samodra (1994). Kebijakan Publik,
Introduction to The Theory and Intermedia Jakarta
Practice of Policy Analysis. World Bank (2016). World Governance
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Indicators.
Tentang Manajemen Pegawai Negeri World Economic Forum (2018). Global
Sipil. Competitiveness Indeks 2017-2018.
Pella, Darmin A & Inayati, Afifah. 2011.
Talent Management (Mengembangkan
SDM untuk Mencapai Pertumbuhan
dan Kinerja Prima). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I Lembaga Administrasi
Negara (2015). Kajian Model Talent
Management Dalam Pengembangan
Karier Pegawai Negeri Sipil, PKP2A
I LAN.
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I Lembaga Administrasi
Negara (2016). Kajian Model Talent
Management Bagi Pengembangan
Karier Pegawai Negeri Sipil: Studi
Pada Lembaga Administrasi Negara,
PKP2A I LAN.
Rilis dan Konfrensi Pers Survey Nasional
CSIS 2017: “Ada Apa Dengan Milenial?
Orientasi Sosial, Ekonomi, dan Politik”.
Ritson, Neil (2011). Strategic Management,
Neil Ritson & Ventus Publishing ApS,
bookboon.com.
Sobandi, Baban (2018). Analisis Komitmen
dan Pola Fikir Birokrat Terhadap
Pengembangan Inovasi di Indonesia,
Proceeding Seminar, Badan Pengem-
bangan Sumber Daya Manusia
(BPSDM) Provinsi Jawa Barat.
Sundman, Pekka (2016). Implementation Is
About Enabling – Instead Of Linear
Implementation. The Key Is Changing
Attitudes.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara
Wirawan, Agustinus Agung (2011),
Langkah-langkah Implementasi Talent
Management, https://agis93.wordpress.
com/2011/01/24/ langkah-langkah-
implementasi-talent-management/
Winarno, Budi (2007). Kebijakan Publik:
Teori, Proses dan Studi Kasus,
Yogyakarta, Media Pessindo.
25
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25
26