Anda di halaman 1dari 12

Strategi Implementasi Manajemen Talenta

Pada Birokrasi di Indonesia


(Baban Sobandi)

STRATEGI IMPLEMENTASI MANAJEMEN TALENTA


PADA BIROKRASI DI INDONESIA

IMPLEMENTATION STRATEGY OF TALENT MANAGEMENT ON


INDONESIAN BUREAUCRACY
Baban Sobandi
Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Pemetaan Kompetensi ASN - LAN
Jl. Kiara Payung, Km.4,7 Jatinangor Sumedang
e-mail: babansobanfi@gmail.com

(Diterima 16 Agustus 2019, Direvisi 7 Oktober 2019, Disetujui 8 November 2019)

Abstrak
Kebijakan mengenai Manajemen Talenta pada birokrasi di Indonesia secara eksplisit sudah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Namun hingga saat ini
pelaksanaannya masih parsial. Ada instansi yang baru melakukan pemetaan kompetensi sebagai langkah awal
untuk rekrutmen talenta (talent recruitment). Ada juga instansi yang sudah melakukan pengembangan talenta
(talent development) namun tidak diawali dengan proses rekrutmen yang jelas. Bahkan ada instansi yang belum
melakukan apa-apa terkait dengan implementasi manajemen talenta ini. Atas dasar hal tersebut, tujuan utama
kajian ini adalah merumuskan strategi yang tepat untuk implementasi kebijakan manajemen talenta di Indonesia.
Dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat),
kajian ini mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat implementasi Manajemen Talenta pada
birokrasi pemerintah di Indonesia. Berdasarkan hasil tersebut, maka direkomendasikan dua pendekatan strategi
yang harus dilakukan, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan kultural. Pendekatan struktural dilakukan
melalui penyiapan kebijakan operasional dengan berbagai instrumen dan model yang dibutuhkan, sedangkan
pendekatan kultural dilakukan melalui perubahan pola fikir dan budaya organisasi birokrasi dalam sistem merit
yang sudah menjadi kebijakan dalam pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil di Indonesia.

Kata Kunci: Strategi, Implementasi, Manajemen Talenta

Abstract
The policy of Talent Management in the Indonesian bureaucracy, explicitly, has been stipulated in Government
Regulation No. 11 Year 2017 concerning Management of Civil Servants. However, until now, the implementation
is still partial. Some agencies have just mapped competencies, as the first step for talent recruitment. Some
agencies have carried out talent development, but this does not begin with a clear recruitment process. There are
even agencies that have not done anything related to the implementation of talent management. Based on this, the
main objective of this study is to formulate an appropriate strategy for the implementation of talent management
policies in Indonesia. By using descriptive methods with SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) analysis
techniques, this study identifies the driving and inhibiting factors of talent management implementation in the
bureaucracy of Indonesia. Based on these results, it is recommended that two strategic approaches be undertaken,
namely the structural approach and the cultural approach. The structural approach is carried out through the
preparation of operational policies with various instruments and models needed, while the cultural approach
is done through changing the mindset and culture of bureaucratic organizations in the merit system which has
become a policy in the career development of Civil Servants in Indonesia.

Keywords: Strategy, Implementation, Talent Management

PENDAHULUAN Huruf “d” menyebutkan bahwa Sistem Merit


yang diterapkan dalam Manajemen Pegawai
Kebijakan Manajemen Talenta pada Negeri Sipil mempunyai kriteria antara lain
Birokrasi di Indonesia secara eksplisit sudah harus memiliki manajemen karir yang terdiri
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah dari perencanaan, pengembangan, pola
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen karir, dan kelompok rencana suksesi yang
Pegawai Negeri Sipil. Pasal 134 Ayat 2 diperoleh dari manajemen talenta.
15
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25

Kebijakan tersebut sudah ditetapkan juga menyarankan, agar implementasi


lebih kurang 2 (dua) tahun yang lalu, Manajemen Talenta di lingkungan Birokrasi
namun hingga saat ini penerapannya masih Pemerintah dilakukan secara menyeluruh
parsial. Ada instansi yang baru melakukan untuk semua jabatan, namun perlu dilakukan
asesmen kompetensi sebagai tahap awal secara bertahap berdasarkan prioritas. Tahap
dari pelaksanaan Manajemen Talenta. pertama perlu difokuskan pada jabatan
Ada juga instansi yang sudah melakukan struktural.
pengembangan talenta namun tanpa didahului Atas dasar hal tersebut, kajian ini
oleh rekrutmen talenta yang jelas. Bahkan mencoba merumuskan strategi yang tepat
ada pula instansi yang belum melakukan untuk mengimplementasikan Manajemen
apa-apa terkait dengan manajemen talenta Talenta di lingkungan Birokrasi Pemerintah
ini. Yang justru mendapatkan respon baik dengan mempelajari kondisi internal
dari kementrian/lembaga/pemerintah dan eksternal birokrasi, serta mengkaji
daerah dari amanat Undang-undang Nomor model manajemen talenta pada beberapa
5 Tahun 2014 tersebut adalah kebijakan perusahaan negara yang ada di Indonesia.
tentang rekrutmen Jabatan Pimpinan
Tinggi (JPT). Hampir semua instansi saat
ini telah melakukan seleksi terbuka (open PEMBAHASAN
recruitment) untuk pengisian JPT. Di sisi
lain, keharusan menerapkan manajemen Metode yang digunakan dalam
talenta yang sama-sama merupakan amanah kajian ini adalah metode deskriptif dengan
dari undang-undang ini belum mendapatkan teknik analisis dan perumusan strategi
perhatian yang serius dari hampir semua menggunakan teknik SWOT (Strengths,
intansi pemerintah. Weaknesses, Opportunities, Threats), yang
Selain argumentasi kebijakan, didahului dengan studi literature dan studi
pentingnya penerapan Manajemen Talenta terhadap praktek Manajemen Talenta pada
pada Birokrasi di Indonesia, juga karena beberapa Perusahaan Negara di Indonesia.
Manajemen Talenta merupakan salah satu Langkah-langkah yang dilakukan dalam
sistem yang mendukung terbangunnya kajian ini meliputi: Pertama, melakukan
organisasi berkinerja tinggi (High studi literature dan studi terhadap praktek
Performance Organization). Artinya, Manajemen Talenta pada PT. Telkom, PT. Bio
ketika organisasi birokrasi didorong untuk Farma, dan PT. Garuda Indonesia. Kedua,
meningkatkan kinerjanya, maka diperlukan mendefinisikan, mengidentifikasi tujuan,
Sumber Daya Manusia yang kompeten mengidentifikasi prasyarat implementasi,
yang akan menduduki posisi-posisi penting dan merumuskan tahapan Manajemen
dalam setiap jabatan birokrasi. Melalui Talenta; Ketiga, mengindentifikasi ke-
sistem manajemen talenta, proses seleksi kuatan dan kelemahan birokrasi untuk
secara transparan dan adil akan terbangun penerapan Manajemen Talenta; Keempat,
secara sistem, sehingga orang-orang yang mengindentifikasi peluang dan ancaman
mempunyai potensi dan kapasitas terbaik dalam penerapan Manajemen Talenta;
dengan sendirinya mempunyai peluang yang Kelima, merumuskan startegi yang tepat
lebih besar untuk meniti karier lebih baik untuk mengimplementasikan Manajemen
dan lebih cepat. Talenta pada birokrasi di Indonesia.
Hasil kajian yang dilakukan oleh
Pusat Kajian dan Diklat Aparatur I Lembaga Makna dan Arti Penting Manajemen
Administrasi Negara (2015) menunjukkan Talenta
bahwa penerapan manajemen talenta di Sebelum memaparkan tentang strategi
lingkungan birokrasi di Indonesia memer- implementasi kebijakan Manajemen
lukan suatu model yang bisa menjadi Talenta pada birokrasi di Indonesia, perlu
acuan bagi setiap instansi. Kajian tersebut disampaikan terlebih dahulu 3 (tiga)

16
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)

terminologi penting yang mendasari sendiri. Dengan demikian, tujuan utama


kajian ini, yaitu implementasi kebijakan, implementasi Manajemen Talenta tidak lain
starategi implementasi, dan Manajemen untuk memastikan tersedia pasokan talenta
Talenta. Pertama, Implementasi kebijakan untuk menyelaraskan orang yang tepat
didefinisikan sebagai tindakan yang di- dengan pekerjaan yang tepat pada waktu
lakukan oleh organisasi pemerintah atau yang tepat berdasarkan tujuan strategis
swasta baik secara individu maupun secara organisasi (Pella dan Inayati, 2011). Untuk
kelompok untuk mencapai tujuan organisasi mewujudkan hal tersebut, maka poin penting
(Van Meter dan van Horn (1975) dalam dalam implementasi kebijakan Manajemen
Parsons, 1995 dan Wibawa, dkk., 1994). Talenta adalah memastikan keterlibatan dan
Implementasi kebijakan merupakan fungsi dukungan aktif semua komponen organisasi
dari tujuan, output dan outcome (Lane, 2010). (Ejler, 2016) untuk dapat bersinergi dalam
Dengan kata lain, implementasi kebijakan mencapai tujuan tersebut.
menghubungkan antara tujuan kebijakan, Adapun manfaat penerapan Mana-
realisasi kegiatan, dan hasil kegiatan jemen Talenta adalah (1) tersedianya kar-
pemerintah (Grindle, 1980). Kedua, strategi yawan yang mencapai potensi terbaik
diartikan sebagai rencana tindakan masa secara terus menerus; (2) meningkatnya
depan yang dilakukan oleh pimpinan tingkat kemampuan perusahaan dalam menjawab
tinggi (Ritson, 2011). Ketiga. Manajemen tantangan bisnis masa depan; (3) mening-
Talenta merupakan suatu rangkaian kegiatan katnya kemampuan perusahaan untuk me-
organisasi untuk menarik, mempertahankan, masuki wilayah pasar baru; (4) meningkatnya
memotivasi, dan mengembangkan orang- kemampuan perusahaan untuk bergerak
orang berbakat yang dibutuhkan organisasi maju mengungguli competitor; (5) ber-
untuk sekarang maupun masa depan kembangnya reputasi publik terhadap
(Amstrong dalam PKP2A I LAN, 2015). perusahaan untuk menjadi tempat bekerja
Manajemen Talenta juga dapat diartikan yang unggul; serta (6) memupuk loyalitas
sebagai proses organisasi yang terintegrasi para karyawan yang telah bekerja di dalam
untuk menarik (attract), melakukan pema- perusahaan (Pella dan Inayati, 2011).
tangan (on board), mempertahankan (retain), Ada 2 (dua) pendekatan implementasi
mengembangkan (develop), dan melakukan kebijakan (Chand, 2011), yaitu pendekatan
pemindahan pegawai bertalenta (move top down dan pendekatan bottom up.
talent) untuk mencapai tujuan strategis Pendekatan top down lebih tepat dilakukan
organisasi (Avedon dalam PKP2A 1 LAN, ketika tujuan dan sasaran kebijakan jelas dan
2015). kebijakan dirancang secara komprehensif,
Berdasarkan beberapa pengertian di serta sumber daya yang diperlukan sangat
atas, maka startegi implementasi Mana- memadai. Sementara itu, pendekatan bottom
jemen Talenta dapat diartikan sebagai up lebih tepat dilakukan pada kondisi
rencana tindakan ke depan, yang dilakukan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
oleh pimpinan tingkat tinggi dalam upaya Pemerintah (Pusat). Merujuk kepada
mencapai tujuan organisasi, dalam hal dua pendekatan ini, maka implementasi
ini Birokrasi Pemerintah, untuk untuk Manajemen Talenta di Indonesia pun
menarik, mempertahankan, memotivasi, dan bisa dilakukan dengan 2 (dua) pilihan
mengembangkan orang-orang berbakat yang pendekatan. Jika ingin menggunakan
dibutuhkan organisasi untuk sekarang dan pendekatan top down maka Pemerintah
masa depan. Pusat seyogyanya menyiapkan berbagai
Memperhatikan definisi di atas, kelengkapan kebijakan, mulai dari model,
jelas bahwa pencapaian tujuan kebijakan petunjuk pelaksanaan, sampai penyiapan
merupakan hal yang paling utama dalam anggaran untuk implementasinya. Sementara
implementasi kebijakan, tanpa mengurangi jika Pemerintah Pusat ingin memberikan
arti penting dari proses implementasi itu keleluasaan kepada setiap instansi dan

17
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25

Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Pusat berkembang, budaya kinerja masih belum
tidak perlu mempersiapkan hal-hal teknis, optimal, belum semua pimpinan pada semua
melainkan menyerahkannya kepada setiap tingkatan memahami dan memberikan
instansi dan Pemerintah Daerah untuk dukungan terhadap impelementasi Mana-
melaksanakannya. jemen Talenta, serta system informasi
Dilihat dari sudut pandang perlakuan MSDM yang masih perlu ditingkatkan.
terhadap para talent, penerapan Manajemen Selain itu, dalam impelementasi
Talenta memiliki 2 (dua) pendekatan kebijakan, Van Meter dan Van Horn (1975)
(Collings dan Mellahi dalam PKP2A I LAN, dalam Winarno (2007) menyebutkan bebe-
2015), yaitu pendekatan eksklusif (exclusive rapa faktor yang mempengaruhinya yaitu:
approach) dan pendekatan inklusif (inclusive standar/ ukuran kebijakan, sumber daya,
approach). Dalam pendekatan eksklusif karakteristik organisasi pelaksana, sikap
terdapat perbedaan pengelolaan pada para pelaksana, komunikasi antar organisasi
kelompok pegawai yang memiliki perbedaan terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan,
nilai (differential value). Sementara itu, serta lingkungan sosial, ekonomi, dan
pendekatan insklusif dilakukan terhadap politik.
semua pegawai dengan tujuan untuk me- Dalam konteks implementasi kebi-
ngetahui talenta setiap pegawai, membantu jakan Manajemen Talenta di Indonesia,
mengembangkan keterampilan dan penge- standar sangat diperlukan sebagai acuan
tahuan setiap pegawai, serta mengubah dalam melakukan penilaian/evaluasi ter-
talenta-talenta yang dimiliki tersebut men- hadap keberhasilan implementasi Mana-
jadi kinerja yang nyata bagi organisasi. jamen Talenta dalam jangka waktu yang
Pendekatan inklusif juga dilakukan untuk ditentukan. Sumber daya diperlukan untuk
meningkatkan kinerja setiap pegawai mengorganisasikan, menginterpretasi, dan
hingga mencapai kinerja tertinggi yang menerapkan kebijakan (Jones, 1977), baik
dapat diraihnya. Pendekatan yang kedua berupa sumber dana, sumber daya manusia,
ini dapat menghasilkan iklim kerja yang maupun teknologi. Karakteristik organisasi
lebih kondusif, karena adanya keterbukaan, pelaksana yang meliputi struktur, budaya
kepercayaan, serta meningkatkan kesejah- kerja, kepemimpinan, dan aspek lainnya
teraan karyawan. harus mendukung dan sejalan dengan
Dengan memperhatikan kedua pen- semangat Manajemen Talenta. Demikian
dekatan tersebut, maka Manajemen Talenta juga hubungan koordinasi dan komunikasi
dapat diimplementasikan dengan salah antar instansi terkait sangat berpengaruh
satu pendekatan tergantung kepada budaya terhadap keberhasilan implementasi Mana-
dan misi organisasi, bahkan budaya setiap jemen Talenta. Bahkan lingkungan sosial,
negara. Pendekatan apapun yang digunakan, ekonomi, dan politik berpengaruh besar
terdapat beberapa prasyarat yang harus terhadap keberhaslilan Manajamen Talenta.
dimiliki organisasi agar berhasil dalam Sebagai contoh, intervensi politik yang
mengelola talenta pegawainya. Prasyarat terlalu tinggi terhadap birokrasi akan
tersebut antara lain memiliki pola fikir menjadi penyebab kegagalan implementasi
berkembang (development mindset), Manajemen Talenta.
mengimplementasikan budaya kinerja Dalam prakteknya, implementasi
(performance culture), memiliki executive suatu kebijakan selalu menemui kendala.
sponsorship yaitu pendukung utama yang Ada 4 (empat) kendala dalam implementasi
menjadi sponsor dalam pengembangan kebijakan (Sundman, 2016), yaitu: Pertama,
pegawai berpotensi tinggi, dan menerapkan kendala teknis seperti ketersediaan teknologi
Human Resource Information System yang informasi, fasilitas serta alat-alat lain yang
baik (Pella & Inayati, 2011). diperlukan dalam implementasi kebijakan
Pola fikir aparatur saat ini masih belum tersebut. Kedua, kendala kompetensi antara
terbangun dengan baik menjadi pola fikir lain kerena lemahnya kompetensi dan

18
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)

rendahnya budaya belajar. Ketiga, kendala (attitude) diukur melalui 360 degrees
kultural antara lain berupa kurangnya rasa assessment. Berdasarkan tiga kriteria
kepemilikan bersama, takut kehilangan ken- tersebut, pegawai diklasifikasikan ke
dali, ketidakamanan peran baru, kebiasaan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu High
lama, dan kurangnya motivasi. Keempat, Potential Employees (HiPo), Mid
kendala manajemen antara lain kurang fokus Contributor Employees (MCE), dan
dan kurang prioritas, takut akan keterbatasan Marginal Employees (ME). Tahap ketiga,
waktu dan sumber daya, serta kurang Talent Development, yang bertujuan
jelasnya tujuan. untuk meningkatkan kemampuan dan
kompetensi pegawai berdasarkan
Best Practices Model Manajemen Talenta mekanisme rencana pengembangan
Ada beberapa model Manajemen karyawan yang disusun setiap tahun.
Talenta yang diterapkan di berbagai negara Tahap keempat, Talent Retention yang
dan organisasi bisnis. Berikut disampaikan dilakukan melalui 4 (empat) cara
best practices di 3 (tiga) Perusahaan Negara yaitu remuneration, environment,
serta model yang dirumuskan oleh PKP2A I development, dan benefit.
LAN, yang disarikan dari hasil kajian PKP2A b. PT. Biofarma menerapkan Manajemen
I LAN pada Tahun 2015 dan 2016. Adapun Talenta dengan 5 (lima) tahapan.
ketiga Perusahaan Negara Tersebut adalah Pertama, rekrutmen talenta yang di-
PT. Garuda Indonesia, PT. Telkom, dan PT. lakukan melalui assessment center
Biofarma. Pemilihan ketiga BUMN tersebut (multi asesor dan multi metode). Kedua,
sebagai praktek terbaik (best practices) pengembangan talenta. Pada tahap ini
karena 2 (dua) alasan. Pertama, ketiga setiap kategori pegawai akan mendapat
perusahaan tersebut merupakan Badan program pengembangan yang berbeda,
Usaha Milik Negara yang selain memiliki khusus untuk talent pool dan top talent
misi mencari keuntungan (profit), tetapi juga akan diberikan program pengembangan
memiliki misi sosial yaitu pelayanan publik, yang bersifat strategis. Ada empat jalur
sehingga ada kemiripan dengan fungsi yang yang dipergunakan adalah organiza-
diemban oleh Birokrasi Pemerintahan. tional, divisional, personal, dan pen-
Alasan kedua, bahwasannya ketiga BUMN didikan formal. Ketiga, penilaian
tersebut, merupakan BUMN yang telah kinerja, yang dilakukan melalui “multi
memiliki Sistem Manajemen Talenta cukup rater system” atau system 360 derajat
baik. Berikut uraian sistem Manajemen (penilaian yang dilakukan oleh atasan,
Talenta pada ketiga BUMN tersebut dan bawahan dan mitra kerja). Keempat, test
model yang dirumuskan oleh PKP2A I kesehatan untuk menjamin kesehatan
LAN berasarkan hasil kajian yang telah setiap pegawai. Kelima, talent retention
dilakukannya: yang dilakukan antara lain melalui work
a. PT. Garuda Indonesia menerapkan life balance (sehat lahiriah dan batiniah
manajemen talenta dengan 4 (empat) melalui piknik, olahraga, komunitas
tahapan yaitu: Tahap pertama, Talent umrah, haji khusus), program GSH
Need Identification yang bertujuan (Golden Shake Balanced/pensiun dini
untuk mempertemukan posisi-posisi dengan pemberian pesangon), pay for
kunci perusahaan dengan high potential person (kompetensi), pay for position
talents. Tahap kedua, Talent Selection. (pekerjaan), pay for performance
Ada tiga aspek yang diukur pada tahap (kinerja), insentif, tunjuangan hari raya,
ini yaitu kompetensi, komitmen, dan tunjangan kesejahteraan, uang cuti
karakter. Kompetensi diukur melalui tahunan, uang cuti panjang, uang pakaian
competencies assessment, komitmen dinas, dan bonus tahunan (jasa produksi).
diukur melalui employee performance c. PT. Telkom menerapkan Manajemen
review, sedangkan sikap/karakter Talenta dengan 3 (tiga) tahapan yaitu:

19
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25

Pertama, Rekrutmen Talenta yang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I


dilakukan melalui dua cara yaitu Lembaga Administrasi Negara (2015)
internal dan eksternal. Perekrutan melakukan kajian dan merumuskan
internal bertujuan untuk mendapatkan model Manajemen Talenta untuk konteks
kandidat terbaik sesuai kualifikasi birokrasi di Indonesia. Manajemen
yang dibutuhkan yang berasal dari Talenta yang dirancang terdiri dari 3 (tiga)
internal perusahaan. Sedangkan pere- tahapan utama yaitu rekrutmen talenta
krutan eksternal dimaksudkan untuk (talent recruitment), pengembangan
memperbaiki komposisi karyawan dari talenta (talent development), dan
segi usia dan pendidikan. Perekrutan upaya mempertahankan talenta (talent
talenta yang bersumber dari ekternal retention). Rekrutmen Talenta ber-
ditetapkan sebesar 75%, sedangkan tujuan untuk merekrut PNS poten-
dari internal sebesar 25%. Rekrutmen sial di lingkungan instansi peme-
t a l e n t a d i l a k u k a n o l e h C a re e r rintah untuk dimasukan ke dalam
Committee (Komite Karir), yang Kelompok Pengembangan Talenta
terdiri dari unit bisnis (UBIS), Human (Talent Pool) sesuai tingkatannya.
Capital (HCC) dan Assessment Center Tahapan Pengembangan Talenta (Talent
(ACI). Berdasarkan hasil assessment, Development) bertujuan untuk mem-
karyawan dikelompokkan ke dalam 4 berikan program pengembangan bagi
(empat) kategori yaitu excellent, very Pegawai Bertalenta (HiPo) dan men-
good, good, dan need for improvement. ciptakan lingkungan yang kondusif agar
Kedua, pengembangan talenta yang mereka dapat tumbuh dan berkembang
didasarkan kelompok pengembangan. secara optimal. Sementara tahapan
Kategori excellent, very good, dan good Retensi Talenta (Talent Retention) ber-
masuk dalam kelompok yang akan tujuan untuk mempertahankan pegawai
mendapatkan prioritas pertama untuk bertalenta agar selalu berkinerja prima
promosi jabatan dan diberikan program dan tetap loyal pada instansinya.
pengembangan eksklusif selama 2 tahun, Talent Recruitment diawali dengan
yaitu berupa kursus kepemimpinan yang seleksi menggunakan 4 (empat) kriteria
meliputi GTP (Global Talent Program), yaitu kualifikasi, kompetensi, attitude,
NTP (National Talent Program) dan MDP dan kinerja, sesuai dengan amanat UU
(Managerial Development Program). Nomor 5 Tahun 2014. Pasal 69 ayat 1
Selain itu diberikan juga Directorship, undang-undang tersebut menyebutkan
Commissionership, Executive Training, bahwa pengembangan karier PNS di-
Award, Coaching & Counseling, and lakukan berdasarkan kualifikasi, kom-
Recognition Program. Ketiga, Retensi petensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
Talenta dimaksudkan untuk memper- Instansi Pemerintah. Sementara itu ayat
tahankan para talent dengan memberikan 2-nya menyebutkan bahwa pengem-
paket remunerasi yang kompetitif bangan karier PNS dilakukan dengan
sesuai dengan harga pasar, yang terdiri mempertimbangkan integritas dan
dari gaji pokok dan tunjangan, benefit moralitas.
serta insentif dan bonus yang dikaitkan Talent Development bertujuan untuk
dengan kinerja dan berbagai fasilitas memberikan program pengembangan
termasuk fasilitas kesehatan bagi kar- bagi Pegawai Bertalenta (HiPo) dan
yawan dan keluarganya. Disamping itu, menciptakan lingkungan yang kondusif
juga menyediakan program pensiun dan agar mereka dapat berkembang secara
program kesehatan paska kerja. optimal. Program pengembangan pega-
d. Dengan mempelajari praktek Manajemen wai yang dilakukan khusus kepada
Talenta di beberapa perusahaan tersebut, Pegawai Bertalenta (HiPo) disebut se-
pada Tahun 2015 Pusat Kajian dan bagai Talent Development Program

20
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)

(TDP), yang dilakukan selama satu yang diperoleh dari manajemen talenta.
tahun anggaran dan setiap akhir tahun Berdasarkan bunyi ayat tersebut, Kelompok
dilakukan evaluasi. TDP berupa pem- Rencana Suksesi atau dengan istilah lain
berian program pendidikan dan pelatihan Talent Pool merupakan salah satu komponen
yang dilakukan di dalam kelas (in class atau unsur dalam Sistem Merit. Sementara
training) maupun pemberian tugas- itu, Talent Pool sendiri tidak mungkin dapat
tugas yang menantang (challenging diperoleh tanpa menerapkan manajemen
assignment) serta self learning. Berkaitan talenta dengan baik.
dengan challenging assignment, Pegawai Kedua, variasi kompetensi yang sangat
Bertalenta (HiPo) mendapatkan bim- tinggi di lingkungan Aparatur Sipil Negara
bingan dan pengarahan dari mentor dan (ASN) merupakan potensi yang sangat baik
coach. untuk mendapatkan pegawai yang bertalenta
Talent Retention bertujuan untuk mem- pada berbagai bidang untuk mewujudkan visi
pertahankan pegawai bertalenta agar birokrasi yang professional. Bahwasannya
selalu berkinerja prima dan tetap loyal untuk mewujudkan birokrasi yang
kepada instansinya. Mempertahankan professional perlu didukung oleh pegawai
talenta diawali dengan evaluasi atau yang kompeten.
penilaian terhadap para pegawai ber- Ketiga, jumlah ASN yang besar,
talenta setiap akhir tahun setelah program merupakan sumber utama untuk mencari
pengembangan selesai. Berdasarkan potensi talenta yang diperlukan untuk
hasil penilaian tersebut, pegawai ber- mewujudkan birokrasi yang professional.
talenta mendapatkan program retensi Berdasarkan data dari Kementrian Pen-
yang berbeda-beda. dayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Mustafa, 2018), jumlah ASN yang
Strategi Implementasi Manajemen ada per Maret 2017 sebanyak 4.351.490
Talenta Pada Birokrasi di Indonesia orang. Jumlah tersebut tersebar di Instansi
Kebijakan dan model tidak cukup Pusat dan Pemerintah Daerah.
untuk terlaksananya Manajemen Talenta Kelemahan; Di lain pihak birokrasi
pada Birokrasi di Indonesia. Untuk itu, kita juga memiliki beberapa kelemahan
diperlukan strategi yang tepat. Langkah yang bisa menjadi penghambat dalam
yang harus dilakukan adalah melihat kondisi implementasi manajemen talenta, antara
internal dan eksternal birokrasi sebagai lain: Pertama, komposisi ASN kurang baik.
pertimbangan dalam merumuskan strategi Berdasarkan data Badan Kepegawaian
dimaksud. Negara, pada Bulan Maret 2017 komposisi
Kekuatan; Terdapat 3 (tiga) kekuatan ASN terdiri dari 38% guru, 6% tenaga
utama yang dimiliki birokrasi dikaitkan kesehatan, 8% tenaga teknis, 38% tenaga
dengan upaya penerapan Manajemen Talenta. administrasi, dan 10% pejabat structural
Pertama, komitmen pemerintah terhadap (Mustafa, 2018). Memperhatikan data ter-
penerapan Manajemen Talenta cukup baik. sebut nampak bahwa proporsi yang paling
Hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya tinggi adalah tenaga administrasi, sedangkan
Manajemen Talenta sebagai suatu kebijakan tenaga kesehatan sangat sedikit.
yaitu pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 Kedua, distribusi ASN antara unit lini
Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai dengan unit supporting tidak proporsional,
Negeri Sipil. Pasal 134 Ayat 2 Huruf “d” sehingga talenta yang ada pun menjadi
menyebutkan bahwa Sistem Merit yang tidak seimbang. Selain itu proporsi ASN
diterapkan dalam Manajemen Pegawai Pusat dan Daerah juga belum proporsional.
Negeri Sipil mempunyai kriteria antara Pada Bulan Oktober 2018 jumlah ASN
lain harus memiliki manajemen karir yang Pusat sebanyak 22,2% dan ASN Pusat
terdiri dari perencanaan, pengembangan, 77,8% (Mustafa, 2018). Hal ini pun
pola karir, dan kelompok rencana suksesi menjadi salah satu faktor kelemahan dalam

21
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25

melaksanakan Manajemen Talenta pada jaan, tingginya harga sembako, tingginya


birokrasi di Indonesia. angka kemiskinan, mahalnya layanan ke-
Ketiga, budaya birokrasi yang sehatan, dan buruknya kualitas layanan
kurang bisa menerima persaingan, belum pendidikan. Sementara itu, survey yang
berorientasi kinerja, kurang disiplin, dan dilakukan oleh Ombudsman Indonesia
kurang inovatif. Hasil survey yang dilakukan (2016) menunjukkan bahwa masyarakat
pada tahun 2018 menunjukkan bahwa ASN belum merasa puas terhadap layanan yang
yang memiliki pola fikir berkembang untuk diberikan oleh pemerintah. Empat bentuk
inovasi pada Instansi Pusat rata-rata sebesar ketidakpuasan masyarakat yang diurutkan
86,22%, sedangkan pada Pemerintah Daerah berdasarkan tingginya tingkat keluhan
sebesar 89,87%. Lebih rendahnya proporsi adalah: Masih terdapat calo dalam pelayanan
Birokrat Pusat yang memiliki pola fikir publik, tidak sesuainya pelayanan dengan
berkembang terhadap inovasi dibandingkan standar yang seharusnya, tidak nyaman
Birokrat Daerah disebabkan antara lain dalam mendapatkan layanan, dan masih
oleh banyaknya kebijakan yang mendorong terdapat pungutan liar dalam penyelenggaran
inovasi lebih menyasar Pemerintah Daerah, layanan publik.
antara lain UU Nomor 23 Tahun 2014 yang Kedua, rendahnya kepercayaan dunia
memberikan jaminan secara khusus kepada internasional terhadap Birokrasi Indonesia.
Pemerintah Daerah untuk melakukan Hasil survey yang dilakukan oleh beberapa
inovasi, kebijakan lomba inovasi yang lembaga menunjukkan bahwa Indeks
diselenggarakan oleh Kementrian PAN dan Efektivitas Pemerintahan (Government
RB serta oleh Kementrian Dalam Negeri, Effectiveness Indeks) yang salah satu faktor
dan Program Laboratorium Inovasi yang penentunya adalah pelayanan publik,
diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi masih rendah jika dibandingkan dengan
Negara (Sobandi, 2018). negara-negara lain di dunia bahkan di Asia
Peluang; Faktor eksternal yang ber- Tenggara. Pada Tahun 2016 misalnya,
potensi menjadi peluang keberhasilan Government Efectiviteness Indeks Indonesia
implementasi manajemen talenta antara lain: menunjukkan angka 46 dari nilai maksimal
Pertama, iklim persaingan yang semakin 100 (World Bank, 2016). Angka tersebut
tinggi antar negara menuntut kualitas jauh berada di bawah Vietnam, India,
birokrasi yang semakin baik. Kedua, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Brunei
tuntutan pelayanan yang semakin tinggi Darussalam. Demikian juga dilihat dari
dari masyarakat menuntut profesionalisme daya saing global yang masih rendah, yang
apparat yang semakin tinggi. Ketiga, peluang sudah barang tentu tidak terlepas dari peran
kolaborasi antara pemerintah dengan swata, birokrasi sebagai perumus kebijakan dan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah pelayan publik. Pada Tahun 2018, Indeks
Daerah, bahkan antar negara, untuk saling Daya Saing Global (Global Competitiveness
bertukar pengalaman dan berbagi ilmu Indeks) Indonesia berada pada peringkat
pengetahuan, merupakan peluang untuk 36 dari 137 negara yang disurvey dengan
keberhasilan implementasi manajemen skor 4,72. Indonesia jauh berada di bawah
talenta. negara-negara tetangga yaitu Singapura
Ancaman; Disamping peluang, peringkat 3, Malaysia peringkat 23, dan
implementasi Manajemen Talenta di ling- Thailand peringkat 32 (WEF, 2018).
kungan birokrasi di Indonesia memiliki Ketiga, tingginya kepentingan politik
ancaman, antara lain: Pertama, kepercayaan dalam penempatan jabatan, terutama di
masyarakat terhadap pelayanan publik masih lingkungan Pemerintah Daerah. Pembina
relatif rendah. Hasil survey CSIS (2017) Kepegawaian di Daerah adalah Kepala
menunjukkan 5 (lima) keluhan masyarakat Daerah, sebagaimana disebutkan dalam
terhadap layanan publik. Kelima keluhan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 dan
tersebut adalah terbatasnya lapangan peker- Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017.

22
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)

Pasal 53 Undang-undang Nomor 5 Tahun di lembaga pemerintah nonkementerian,


2014 menyebutkan bahwa Presiden selaku sekretaris jenderal di sekretariat lembaga
pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan negara dan lembaga nonstructural, gubernur
ASN dapat mendelegasikan kewenangan di provinsi, dan bupati/walikota di
menetapkan pengangkatan, pemindahan, kabupaten/kota.
dan pemberhentian pejabat selain pejabat Atas dasar hasil identifikasi faktor
pimpinan tinggi utama dan madya, dan internal dan eksternal tersebut, dirumuskan
pejabat fungsional keahlian utama kepada startegi implementasi Manajemen Talenta
menteri di kementerian, pimpinan lembaga sebagai berikut:

Tabel 1. Perumusan Strategi Implementasi Manajemen Talenta


pada Birokrasi di Indonesia
Faktor Eksternal Peluang: Ancaman:
• Iklim persaingan antar negara • Rendahnya kepercayaan
masyarakat
• Tuntutan pelayanan publik
• Rendahnya kepercayaan
• Peluang kolaborasi
Internasional
• Tingginya kepentingan politik
Faktor Internal

Kekuatan: • Implementasi Manajemen • Melakukan diversifikasi


• Komitmen pemerintah Talenta secara bertahap model kebijakan operasional
Manajemen Talenta
• Variasi kompetensi yang • Kerjasama dengan
disesuaikan dengan kondisi
dimiliki ASN Perusahaan dan Negara
dan tantangan eksternal
lain dalam pengembangan
• Jumlah ASN yang banyak kompetensi ASN
Kelemahan: • Perubahan pola fikir dan • Penguatan karakter ASN
• Kompetensi ASN masih budaya kerja birokrasi terutama dengan nilai-nilai
rendah etika public, nasionalisme, dan
• Pembenahan struktur
kebangsaan
• Distribusi ASN belum birokrasi, peningkatan
proporsional kompetansi, dan redistribusi
ASN.
• Budaya birokrasi belum
kompetetif, kurang disiplin,
dan kurang inovatif.

Berdasarkan hasil interaksi antara faktor 2. Melakukan kerjasama dengan Perusa-


internal dan eksternal, dirumuskan 6 haan Negara atau Perusahaan Swasta
(enam) startegi utama untuk implementasi dalam implementasi Manajemen Talenta.
Manajemen Talenta pada Lingkungan Kerjasa bisa dilakukan melalui pendam-
Birokrasi di Indonesia, yaitu: pingan, coaching, pemagangan, dan
1. Implementasi Manajemen Talenta secara lain-lain.
bertahap, namun tetap harus memiliki 3. Melakukan diversifikasi model kebi-
milestone yang jelas. Tahapan dan output jakan operasional Manajemen Talenta
setiap tahun harus jelas dan terukur, dan disesuaikan dengan kondisi instansi
tentukan target implementasi secara dan tantangan eksternal. Sering kali
keseluruhan. pemerintah berkeinginan untuk menye-
23
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25

ragamkan kebijakan, padahal situasi Manajemen Talenta merupakan suatu


dan kondisi instansi dan daerah berbeda. keniscayaan dalam Birokrasi di Indonesia
Akibatnya kebijakan tidak dapat di- untuk menuju birokrasi berkelas dunia (world
implementasikan dengan baik. class bureaucracy). Untuk mewujudkan
4. Melakukan perubahan pola fikir dan hal tersebut, perlu strategi yang meliputi
budaya kerja birokrasi akan pentingnya strategi dengan pendekatan struktural dan
kompetisi, disiplin, dan budaya kinerja. strategi dengan pendekatan kultural. Strategi
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan structural meliputi antara lain restrukturisasi
oleh Wirawan (2011) yang menyatakan kelembagaan, peningkatan kompetensi, dan
bahwa implementasi Manajemen Talenta redistribusi ASN serta penyiapan berbagai
harus diawali dengan penanaman talent model dan kebijakan operasional sesuai
mindset yang kemudian dilanjutkan dengan situasi dan kondisi. Sementara itu,
dengan penyusunan talent management strategi dengan pendekatan kultural perlu
strategy. Kedua hal tersebut merupakan dilakukan melalui perubahan pola fikir dan
yang terpenting dalam implementasi budaya kerja ASN serta penguatan karakter
manajemen talenta disamping CEO ASN dengan nilai-nilai kebangsaan, nasio-
commitment and Leader involvement. nalisme dan etika publik.
Penanaman talent mindset harus benar-
benar dilakukan secara menyeluruh dan
akan lebih baik jika dituangkan dalam REFERENSI
visi ataupun nilai-nilai organisasi.
5. Melakukan pembenahan birokrasi, mulai Chand, Basir (2011). Public Policy:
dari struktur kelembagaan, peningkatan Implementation Approaches, The
kompetensi, dan redistribusi ASN. Statesman Institute, https://papers.
Karena tanpa adanya pembenahan dalam ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_
aspek-aspek tersebut Manajemen Talenta id=1744286.
tidak akan berhasil dengan baik. Ejler, Nicolaj; Jeppe Ostersen; David
6. Penguatan karakter ASN terutama dengan Graff; Therese Dyrby (2016). New
nilai-nilai etika publik, nasionalisme, Approaches To Policy Implementation:
dan kebangsaan. Bahwasannya imple- How Public Executives Address The
mentasi Manajemen Talenta sangat Complexity Of Policy Implementation
mengedepankan profesionalisme, kom- And What Can Be Done To Increase
petensi dan kinerja. Sementara, dalam Efficiency And Sustainability.
konteks Indonesia, tidak boleh terlepas Glenn T (2012). The State of Talent
dari nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme Management in Canada’s Public
dan etika ke-Indonesiaan. Sehubungan Sector, Volume 55 No. 1, PP 25-51,
dengan hal tersebut, agar di satu sisi Canada.
kompetensi dan kinerja tetap menjadi Grindle, Merilee S (1980). Politics and
prioritas, namun di sisi lain semangat Policy Implementation in The Third
kebangsaan, nasionalisme dan etika World, Princnton University Press,
ke-Indonesiaan tetap terpelihara, maka New Jersey.
penguatan karakter perlu dilakukan di Lane, Jan-Eric and Svante Ersson (2010).
lingkungan Aparatur Sipil Negara. Policy Implementation in Poor
Countries, Umea University, Sweden,
http//www.gogle.co.id/search.
PENUTUP Mustafa, Adi Junjunan (2018). Tantangan
Pembangunan ASN Dalam Menuju
Berdasarkan hasil analisis dan Birokrasi Kelas Dunia, Makalah
pembahasan sebagaimana diuraikan di atas disampaikan pada Seminar di BPSDM
dapat disimpulkan bahwa implementasi Provinsi Jawa Barat.

24
Strategi Implementasi Manajemen Talenta
Pada Birokrasi di Indonesia
(Baban Sobandi)

Parsons, Wayne. 1995. Public Policy, an Wibawa, Samodra (1994). Kebijakan Publik,
Introduction to The Theory and Intermedia Jakarta
Practice of Policy Analysis. World Bank (2016). World Governance
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Indicators.
Tentang Manajemen Pegawai Negeri World Economic Forum (2018). Global
Sipil. Competitiveness Indeks 2017-2018.
Pella, Darmin A & Inayati, Afifah. 2011.
Talent Management (Mengembangkan
SDM untuk Mencapai Pertumbuhan
dan Kinerja Prima). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I Lembaga Administrasi
Negara (2015). Kajian Model Talent
Management Dalam Pengembangan
Karier Pegawai Negeri Sipil, PKP2A
I LAN.
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I Lembaga Administrasi
Negara (2016). Kajian Model Talent
Management Bagi Pengembangan
Karier Pegawai Negeri Sipil: Studi
Pada Lembaga Administrasi Negara,
PKP2A I LAN.
Rilis dan Konfrensi Pers Survey Nasional
CSIS 2017: “Ada Apa Dengan Milenial?
Orientasi Sosial, Ekonomi, dan Politik”.
Ritson, Neil (2011). Strategic Management,
Neil Ritson & Ventus Publishing ApS,
bookboon.com.
Sobandi, Baban (2018). Analisis Komitmen
dan Pola Fikir Birokrat Terhadap
Pengembangan Inovasi di Indonesia,
Proceeding Seminar, Badan Pengem-
bangan Sumber Daya Manusia
(BPSDM) Provinsi Jawa Barat.
Sundman, Pekka (2016). Implementation Is
About Enabling – Instead Of Linear
Implementation. The Key Is Changing
Attitudes.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara
Wirawan, Agustinus Agung (2011),
Langkah-langkah Implementasi Talent
Management, https://agis93.wordpress.
com/2011/01/24/ langkah-langkah-
implementasi-talent-management/
Winarno, Budi (2007). Kebijakan Publik:
Teori, Proses dan Studi Kasus,
Yogyakarta, Media Pessindo.

25
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 15 - 25

26

Anda mungkin juga menyukai