Selamat Berdiskusi!
Virtual office maupun kantor konvensional merupakan dua pilihan utama dalam administrasi
perkantoran Tetapi keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar, sbb.
1. Lingkungan Kerja
Di kantor konvensional, memiliki ruang kerja fisik yang dapat diakses oleh semua karyawan.
Ada juga area umum seperti ruang tunggu dan ruang makan yang bisa digunakan semua
orang di kantor. Karyawan pun bisa bertatap muka secara langsung setiap hari. Lingkungan
kerjanya sangat terorganisir dan terstruktur dengan baik. Dan budaya kerjanya beberapa
sangat formal. Sehingga kadang menghambat kreativitas karyawan.
Sedangkan di Virtual Office, tidak ada ruang kerja fisik. Semua pekerjaan dilakukan secara
online dari lokasi masing-masing karyawan. Untuk melakukan komunikasi antar karyawan,
biasanya akan dilakukan secara online meeting. Lingkungan kerjanya lebih santai dan
fleksibel, sehingga memungkinkan karyawan bisa lebih kreatif dan inovatif dalam pekerjaan
mereka.
2. Lokasi
Kantor konvensional memiliki lokasi fisik yang tetap dan jelas di mana karyawan datang
untuk bekerja setiap hari. Sementara itu, Virtual Office tidak memiliki kantor fisik. Karyawan
dapat bekerja dari rumah atau lokasi lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tetapi
Virtual Office juga tetap memiliki alamat bisnis yang legal dan valid, nomor telepon bisnis
yang valid, atau bahkan bisa mendapatkan layanan ruangan meeting yang bisa digunakan
apabila ingin mengadakan meeting secara langsung.
3. Biaya
Bicara soal biaya, kantor konvensional memerlukan biaya yang lebih tinggi. Misalnya
membeli tanah untuk dibangun kantor, biaya pembangunan kantor, biaya pembelian aset atau
utilitas kantor, biaya pemeliharaan dan lain-lain. Kalaupun mau sewa kantor juga tidak
sedikit biayanya karena pasti butuh biaya pemeliharaan dan pembelian peralatan kantor
lainnya.
Sedangkan Virtual Office, memiliki biaya yang sangat terjangkau. Biaya sewa Virtual Office
di Zanio bahkan tidak lebih dari Rp 300rb per bulan. Dengan biaya semurah itu, sudah
mendapatkan fasilitas seperti alamat domisili, Lounge Area, High Speed WiFi, Mail
Handling, Professional Receptionist, Call Handling, Meeting Room, dll.
Dengan Virtual Office, tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya bulanan seperti listrik, internet,
biaya perbaikan, dll. Jadi sangat terjangkau sekali.
4. Fleksibilitas
Masalah fleksibilitas juga menjadi pembeda di antaranya. Untuk Kantor Konvensional,
masalah fleksibilitas memiliki keterbatasan. Dari sisi jam kerja, kantor konvensional
memiliki jadwal yang terstruktur dan tetap. Karyawan diharuskan hadir di kantor pada jam
kerja yang sudah ditentukan.
Sedangkan pada Virtual Office, memungkinkan karyawan dapat bekerja dari mana saja dan
kapan saja dengan jadwal yang lebih fleksibel.
5. Aksesibilitas
Virtual office memungkinkan perusahaan untuk mengakses talenta yang ada di seluruh dunia.
Tetapi masing-masing bisa menggunakan teknologi untuk berkomunikasi. Sedangkan kantor
konvensional, perusahaan hanya dapat merekrut karyawan dari area lokal karena lokasi
fisiknya yang tetap. Sehingga memudahkan dalam koordinasi dan kolaborasi.
6. Komunikasi
Dalam hal komunikasi, Kantor konvensional biasanya memiliki komunikasi yang lebih
terstruktur dan formal. Ini wajar karena memang bertatap muka secara langsung. Sedangkan
virtual office biasanya menggunakan teknologi untuk melakukan komunikasi, seperti email,
video conference, dan chat. Yang kadang tidak terlihat ekspresi masing-masing karyawan.
7. Supervisi
Kantor konvensional memudahkan supervisor untuk memantau dan mengawasi kinerja
masing-masing karyawan secara langsung. Namun, dalam virtual office, supervisor harus
mengandalkan teknologi untuk memantau kinerja karyawan.
Tidak bisa dipungkiri kalau kemajuan teknologi membuat sistem kerja bisa semakin mudah
dan murah. Keberadaan virtual office meskipun memiliki kekurangan diprediksi akan
semakin menjadi pilihan utama bagi pelaku bisnis untuk memiliki kantor yang lebih fleksibel.
Referensi:
-Darmini, I Nyoman Wijana Asmara Putra. 2007. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Pengaruhnya Pada Kinerja Individual Pada Bank Dan Perkreditan Rakyat Di Kabupaten
Tabanan. Jurnal akuntansi dan bisnis. Vol. 4. no.1.
-Fauziah & Hedwig, R. 2016. Pengantar Teknologi Informasi. Bandung: Muara Indah.
-http://www.wantiknas.go.id/wantiknas-storage/file/img/kajian/POLICY%20PAPER
%201%20-%20SDM%20TIK.