Kantor Virtual atau Virtual Office adalah sebuah "ruang kerja" yang berlokasi di dunia internet,
tempat seorang individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk
melaksanakan bisnis profesional atau pribadi tanpa memiliki "fisik" lokasi usaha. Kantor virtual
merupakan sebuah bentuk aplikasi layanan perkantoran dalam format virtual yang bekerja
secara online. Pengaturan operasional dan fungsional suatu kantor virtual memungkinkan pemilik
bisnis dan karyawan untuk bekerja dari lokasi di manapun dengan menggunakan teknologi komputer
seperti PC, laptop, ponsel dan akses internet.Virtual office merupakan aplikasi layanan perkantoran
yang memungkinkan baik pemilik perusahaan dan karyawan untuk bekerja tidak hanya di kantor
saja, tapi juga di berbagai lokasi yang mereka inginkan, selama mereka terhubung dengan internet.
Bahkan dalam bisnis online, virtual office menjadi andalan, karena tidak mungkin mereka harus
selalu rutin berangkat ke kantor untuk menjalankan fungsi bisnisnya.
Mendapatkan kebanggaan
Dalam hal ini, alamat kantor yang dipublikasi bisa dengan cara menyewa satu ruang kecil di
tempat bisnis strategis. Sedangkan secara operasional, bisnis bisa dijalankan melalui
internet dengan virtual office tersebut. Sehingga akan tumbuh suatu kebanggaan, karena
perusahaan berkantor di suatu lokasi bisnis yang sudah terkenal.
Menghemat waktu
Dengan virtual office, tidak perlu lagi repot mengurusi kemacetan dan terlambat datang ke
kantor, karena semua pemilik bisnis beserta karyawannya dapat mengakses virtual office
kapanpun dan di manapun dengan mudah selama ada jaringan internet. Tentu saja hal ini
akan menghemat waktu mereka dan meningkatkan produktivitas kerja pada akhirnya.
Menarik minat calon klien
Dengan lokasi perusahaan yang strategis, maka besar kemungkinan untuk lebih mudah
menarik para klien untuk bekerjasama dengan perusahaan tersebut. Kantor hanya
difungsikan sebagai tempat untuk bertemu klien atau mengadakan meeting, sedang secara
fungsional bisa dilakukan secara online melalui virtual office.
Menghemat budget pengeluaran
Dengan konsep virtual office ini akan dapat menghemat pengeluaran perusahaan secara
drastis. Sebab secara umum, harga sewa kantor offline akan menjadi lebih besar saat segala
aktivitas harus dilakukan di tempat tersebut. Hal ini menyangkut berbagai urusan
operasional, seperti kebutuhan air, telepon, jasa kebersihan, keamanan, dan lain
sebagainya.
1. Ruang kerja
Pertama, perbedaan antara Virtual Office dengan kantor konvensional yang sangat signifikan adalah
terletak pada ruang kerja. Pada Virtual Office tidak memiliki ruang kerja nyata karena hanya
menggunakan komputer saja sebagai ruang kerja. Kemudian, bisa mengerjakan pekerjaan dari
manapun kamu berada. Namun jika memilih untuk memiliki kantor konvensional, makan akan
terpaku pada satu tempat untuk bekerja. Kamu akan bekerja di ruang kerja dimana semua pekerja
juga bekerja disitu.
2. Biaya pendirian
Ada biaya yang sangat timpang saat kamu memperbandingkan Virtual Office dengan kantor
konvensional. Biaya Virtual Office biaya sangatlah murah dan banyak diminati perusahaan start-up
hingga menengah. Sedangkan kantor konvensional umumnya cukup tinggi dan memerlukan biaya
yang lebih agar mampu menyewa tanah dan membuat bangunan yang luas.
3. Fasilitas
Kelengkapan fasilitas sangat bergantung pada layanan yang disediakan oleh penyedia layanan Virtual
Office dan paket yang kamu pilih. Misalnya seperti di Uptown Serviced Office, bisa mendapatkan
kelengkapan fasilitas yang sesuai dengan keperluan kantor . Sedangkan, jika menggunakan kantor
konvensional, kelengkapan dari fasilitas sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan dan biaya
yang sudah dianggarkan perusahaan.
Dengan menggunakan Virtual Office umumnya biaya operasional dan perawatan akan jauh lebih
murah karena banyak biaya yang sudah termasuk dalam paket. tidak perlu untuk mempekerjakan
orang untuk mengurus keperluan sehari-hari (office boy, petugas kebersihan, petugas keamanan,
dll). Sedangkan untuk kantor konvensional biayanya relatif lebih mahal karena harus membayar
setiap biaya yang harus keluarkan (listrik, telepon, air, biaya tambahan, dan lain-lain).
5. Efisiensi kerja
Tenaga kerja di Indonesia belum siap menghadapi revolusi industri 4.0. Alasannya, masih banyak
angkatan kerja di tanah air yang latar belakang pendidikannya kurang memadai. Selain itu,
suplai tenaga kerja yang memiliki spesifikasi keahlian yang dibutuhkan oleh industri 4.0 pun masih
minim.kemampuan yang dibutuhkan dari para pekerja di era industri 4.0 adalah terkait artificial
intelligent atau kecerdasan buatan, cloud computing atau komputasi awan, big data analytics atau
analisis big data, dan internet of things. Saat ini, sumber daya manusia di indonesia belum banyak
yang menguasai sehingga banyak perusahaan kesulitan mencari SDM yang memiliki keahlian
tersebut.