Anda di halaman 1dari 2

Jawaban No 1:

Para sarjana telah membuat pelbagai klasifikasi tentang agama. Ahmad Abdullah al-Masdoosi
mengklasifikasikan agama ke dalam tiga kategori:

1. Wahyu dan Non-wahyu

Yang dimaksud dengan agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada
para rasul-rasul-Nya dan kepada kitab-kitab-Nya serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap
umat manusia. Sebaliknya agama non-wahyu tidak memandang esensial penyerahan manusia
kepada tata aturan ilahi di atas. Berikut adalah perbedaan agama wahyu dan non-wahyu.

Pertama, agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan wahyu tidak
demikian.

Kedua, agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama non-wahyu tidak.

Ketiga, sumber utama ketentuan baik dan buruk dalam agama wahyu adalah kitab suci sedangkan
dalam agama non-wahyu, bukan sumber utama.

Keempat, semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama non-wahyu di luar area
tersebut.

Kelima, agama wahyu timbul di daerah-daerah yang secara historis di bawah pengaruh ras semitik,
walaupun kemudian menyebar luas ke luar area pengaruh ras semitik, sedangkan agama non-wahyu
lahir di luar wilayah pengaruh ras semitik.

Keenam, sesuai dengan ajarannya agama wahyu bersifat misionaris, sedangkan agama non-wahyu
tidak bersifat misionaris.

Ketujuh, ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama non-wahyu kabur dan sangat
elastis.

Kedelapan, agama wahyu memberikan arah dan jalan yang lengkap bagi pemeluknya, sedangkan
agama non-wahyu hanya pada aspek tertentu saja.

Yang tergolong agama wahyu adalah Yahudi, Kristen, dan Islam. Di luar yang tiga itu adalah agama
non-wahyu, seperti Hindu, Budha, Confusionisme.

2. Misionaris dan Non-misionaris

Agama misionaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganutnya menyebarkan kepada
seluruh manusia. Sedangkan agama non-misionaris tidak memuat tuntutan tersebut. Menurut Al-
Masdoosi agama yang tergolong misionaris hanya Islam. Akan tetapi pada perkembangan
berikutnya, Kristen dan Budha menjadi agama misionaris.

3. Rasial dan Universal

Ditinjau dari segi rasial dan geografis agama di dunia terbagi ke dalam tiga golongan:

a. agama smitik, adalah Yahudi, Kristen dan Islam.


b. arya adalah Hindu, Jainisme, Sikhisme. Zoaterianisme.
c. mongolian adalah Confusionisme, Taoisme, dan Shintoisme.
Jawaban No 2:

Pengertian tentang etika, moral, susila dan budi pekerti berdasarkan epistimologi:

1. etika, membahas aspek normatif kehidupan manusia dan mempertanyakan apakah suatu
tindakan dapat dianggap baik atau buruk. Etika juga mempelajari nilai-nilai yang dibangun oleh
masyarakat dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam tindakan sehari-hari.

2. moral seperangkat nilai dan prinsip yang membimbing tindakan manusia untuk mengambil
keputusan yang benar dan bertanggung jawab. Moral didasarkan pada konsep-konsep etis yang
berlaku di masyarakat dan berfungsi sebagai panduan untuk tindakan yang baik dan buruk.

3. susila, memandang manusia sebagai bagian dari alam semesta dan menekankan pentingnya
menjaga keselarasan antara manusia dan lingkungan. Susila juga memandang bahwa setiap tindakan
manusia harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan alam semesta.

4. budi pekerti, memandang bahwa manusia harus memiliki kesadaran diri dan kemampuan untuk
mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. Budi pekerti juga menekankan
pentingnya sikap saling menghargai dan menghormati antara manusia dalam berinteraksi.

Jawaban No 3.

Menurut Imam Al-Ghazali ada empat sendi atau akhlak batin yang baik yang menjadi dasar bagi
perbuatan-perbuatan baik dan ada empat sendi akhlak batin yang tercela yang menjadi dasar bagi
perbuatan-perbuatan tercela. Keempat sendi akhlak batin yang baik itu adalah:

1. Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah, yaitu kebijaksanaan yang artinya adalah keadaan jiwa yang
bisa menentukan antara hal-hal yang benar dan hal-hal yang salah.

2. Kekuatan amarah yang wujudnya adalah berani, yaitu keadaan kekuatan amarah yang tunduk
kepada akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.

3. Kekuatan nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah, yaitu keadaan syahwat yang
terdidik oleh akal.

4. Kekuatan keseimbangan di antara yang tiga di atas. Wujudnya adalah adil, yakni kekuatan jiwa
yang menuntun amarah dan keinginan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh hikmah (kebaikan
dan kebijaksanaan).

Sumber referensi:

-MKDU4221 Edisi 2 Modul 5, Agama Sebagai Sumber Moral Dan Akhlak Mulia Dalam Kehidupan.

-https://www.asean.biz.id/pengertian-etika-moral-susila-dan-budi-pekerti-berdasarkan-
epistemologi/#:~:text=Dalam%20epistemologi%2C%20etika%20membahas%20aspek,diterapkan
%20dalam%20tindakan%20sehari%2Dhari.

Anda mungkin juga menyukai