Anda di halaman 1dari 4

Nama : Billy Hermawan

NIM : 048615115

1. KLASIFIKASI AGAMA

1. Wahyu dan Non Wahyu Adapun yang dimaksud dengan Wahyu adalah agama yang
menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para Rasul-rasul-Nya dan kepada Kitab-kitab-Nya
serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap umat manusia. Sedangkan sebaliknya Non
Wahyu adalah agama yang tidak memandang esensial penyerahan manusia kepada tata-
aturan Ilahi..
Di bawah ini perbedaan antara agama-agama Wahyu dengan agama-agama Non Wahyu :
 Agama Wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama Non Wahyu
tidak harus demikian
 Agama Wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama Non Wahyu tidak
 Bagi agama Wahyu maka sumber utama tuntunan dan ukuran bagi baik dan buruk adalah
kitab suci yang di Wahyukan, sedangkan bagi agama Non Wahyu kitab suci yang di
Wahyukan tidak esensial

2. Agama Missionaris dan Agama non-Missionaris


 Agama Missionaris adalah agama yang memiliki ajaran untuk menyebarkan agama ke
seluruh manusia di dunia.
 Agama non-Missionaris adalah agama yang tidak menyebarkan agamanya ke seluruh
manusia di dunia. Agama ini masih menerima orang yang ingin masuk ke agama
tersebut, namun tidak secara aktif mencari pengikut baru. Agama ini umumnya hanya
diikuti orang dari suku bangsa tertentu saja.

Contoh agama misonari adalah:


1. Islam : Dalam islam ajarannya sangat menganjurkan untuk menyebarkan ajaran Islam
dan mengajak orang lain masuk Islam. Kegiatan ini dalam islam disebut dakwah dan
orang yang melakukannya disebut dai.
2. Kristen : Agama Kristen memiliki misi juga untuk menyebarkan agama ke seluruh
dunia. Beberapa ordo di agama Kristen seperti Jesuit sangat aktif dalam penyebaran
Kristen.
3. Buddha : Agama Buddha memiliki ajaran untuk menyebarkan agama ke seluruh dunia.
Penyebaran misi yang terkenal terjadi pada masa maharaja Ashoka yang mengirimkan
bhiksu ke seluruh dunia untuk menyebarkan ajaran Buddha.

Sementara itu agama non misionari antara lain adalah:


1. Yahudi : Agama ini tidak aktif menyebarkan agama ke orang selain mereka yang
keturunan Yahudi. Ajaran Yahudi mengajarkan bahwa agama Yahudi adalah perjanjian
antara Tuhan dengan orang Yahudi dalam hukum yang disebut hukum Musa. Sementara
bagi orang selain Yahui, mereka memiliki perjanjian sendiri dengan Tuhan yang disebut
hukum Nuh. Agama Yahudi menerima pengikut baru namun jumlahnya jarang bila
dibandingkan orang yang beragama Yahudi sejak lahir.
2. Zoroastrian : Agama zoroastrian atau majusi tidak mencari pengikut dari orang selain
orang Iran. Saat ini pengikut Zoroastrian sangat sedikit, hanya terbatas pada beberapa
orang keturunan Iran di Iran sendiri dan India. Mereka mempraktekan perkawinan
endogami atau hanya menikah dengan sesama orang Zoroastian saja.
3. Sikh : Agama Sikh tidak mencari pengikut dan hanya diikuti sedikit sekali orang
Punjab di India atau keturunan suku Punjab di diaspora saja. Ajaran agama ini
mengajarkan keesaan Tuhan dan memiliki kitab suci bernama Guru Granth Sahib dan
temoat beribadah bernama Gurdwara. Orang Sikh mudah dikenali dengan sorban dan
rambut serta jenggot mereka. Agama Sikh menganjurkan pengikutnya untuk tidak
memotong rambut karena itu adalah pemberian Tuhan.
3. Rasial dan Universal
Ditinjau dari segi rasial dan geografikal agama-agama di dunia ini dapat dibagi atas :
a. Semitik : Agama Yahudi, Agama Nasrani dan Agama Islam.
b. Arya : Hinduisme, Jainisme, Sikhisme dan Zoroasterianisme.
c. Mongolian : Confusianisme, Taoisme dan Shintoisme.

Sedangkan agama universal adalah ajaran agama bersifat universal dan tidak terbatas,


sedangkan kebudayaan manusia bersifat terbatas. Karenanya, setiap bangsa dan lingkup
kebudayaan hanya akan mampu mengemukakan beberapa aspek dari seluruh
ajaran agama tersebut.
2. PENGERTIAN ETIKA, MORAL, SUSILA, BUDI PEKERTI

a. Etika
Secara etimologis (berdasarkan asal-usul kata) berasal dari bahasa yunani, ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. secara istilah etika adalah ilmu yang membicarakan
tentang tingkah laku manusia dipandang dari segi nilai baik dan buruk sejauh yang dapat
di tentukan akal.
b. Moral
Secara etimologis berasal dari bahasa latin, mores, bentuk jamak dari more, artinya adat
atau kebiasaan. Secara terminologi moral adalah ajaran tentang tindakan seseorang yang
dalam hal sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan yang secara layak dapat
dikatakan benar atau salah, baik atau buruk. Dapat dsiimpulkan bahwa moral adalah
sebuah perbuatan atau tatalaku yang berasal dari kesadaran seseorang atau individu atau
kesadaran diri sendiri dalam berkomunikasi dan berinteraksi kepada masyarakat.
c. Susila
Secara etimologis berasal dari bahasa sanskerta, yaitu su dan sila. Su berarti (baik, bagus)
dan sila berarti (dasar, prinsip, peraturan hidup, atau norma). Secara terminologi adalah
aturan-aturan hidup yang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang
susila adalah orang yang menerapkan kelakuan baik, sedangkan orang yang asusila
merupakan orang yang berkelakuan buruk pada orang lain.
d. Budi pekerti
Merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari bahasa
sanskerta yang berarti sadar, yang menyadarkan, alat kesadaran. Budi secara istilah
adalah yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh
akal. Pekerti apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan. Pada intinya
budi pekerti adalah perpaduan dari hasil akal dan rasa yang berwujud pada karsa dan
tingkah laku manusia. Dapat disimpulkan, Budi pekerti adalah segala sikap positif yang
termasuk di dalamnya adalah tindakan sopan santun dan jujur yang berasal dari dalam
diri manusia.

3. EMPAT PILAR AKHLAK MULIA DALAM ISLAM


a. Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah, yaitu kebijaksanaan yang artinya adalah keadaan
jiwayang bisa menentukan antara hal-hal yang benar dan hal-hal yang salah
b. Kekuatan amarah yang wujudnya adalah berani, yaitu keadaan kekuatan amarah yang
tundukkepada akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.
c. Kekuatan nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah, yaitu keadaan syahwat
yangterdidik oleh akal
d. Kekuatan keseimbangan diantara yang tiga diatas, Wujudnya adalah adil, yakni kekuatan
jiwayang menuntun amarah dan keinginan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
hikmah(kebaikan dan kebijaksanaan)

Sumber :
BMP MKDU4221 | Modul 5

Anda mungkin juga menyukai