Agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para rasul-Nya dan keoada
kitab-kitabNya serta pesannya untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia. Sebaliknya agama non-
wahyu tidak memandang esensial penyerahan manusia kepada tata aturan ilahi. Berikut adalah
perbedaan agama wahyu dan non-wahyu:
a. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama non-wahyu tidak.
c. Sumber utama ketentuan baik dan buruk dalam agama wahyu adalah kitab suci sedangkan dalam
agama non-wahyu bukan sumber utama.
d. Semua agama Wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama non-wahyu diluar area tersebut.
e. Agama wahyu timbul di daerah-daerah yang secara historis dibawah pengaruh ras semitik, sedangkan
agama non-wahyu lahir diluar wilayah pengaruh ras semitik.
f. Sesuai dengan ajarannya agama wahyu bersifat misionaris, sedangkan agama non-wahyu tidak
bersifat misionaris.
g. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama non-wahyu kabur dan sangat elastis.
h. Agama wahyu memberikan arah dan jalan yang lengkap bagi pemeluknya, sedangkan agama non-
wahyu hanya pada aspek tertentu saja.
Yang tergolong agama wahyu adalah Yahudi, Kristen, dan Islam. Selain itu adalah agama non-wahyu
seperti Hindu, Budha, Confusionisme.
Agama Misionaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganutnya menyebarkan kepada
seluruh manusia. Sedangkan agama non-misionaris tidak memuat tuntutan tersebut.
Ditinjau dari segi rasial dan geografis agama di dunia terbagi menjadi 3 golongan, yaitu :
#Soal 2:
Jelaskan pengertian tentang etika, moral, susila dan budi pekerti berdasarkan epistimologi ?
- Pengertian Etika
Etika secara etimologis (berdasarkan asal-usul kata) berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Secara istilah etika adalah ilmu yang membicarakan tentang tingkah laku
manusia, sebagian ahli mengemukakan etika sebagai teori tentang tingkah laku perbuatan manusia
dipandang dari segi nilai baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan akal.
a. Dilihat dari objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh
manusia, terbagi dua yaitu:
- perbuatan-perbuatan yang timbul dari seseorang yang tiada kehendak, dan tidak sadar waktu dia
melakukannya, tetapi dapat diikhtiarkan perjuangannya, untuk melakukan dan tidak melakukan diwaktu
dia sadar.
c. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu, dan penetap terhadap suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan itu akan dinilai baik, buruk, mulia,
terhormat,hina dsb.
- Pengertian Moral
Secara etimologis moral berasal dari bahasa Latin, mores bentuk jamak dari more artinya adat atau
kebiasaan. Secara terminologi moral adalah ajaran tentang tindakan seseorang yang dalam hal sifat
perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan secara layak dapat dikatakan benar atau salah, baik atau
buruk.
Secara etimologis kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu su dan sila. Su berarti baik, bagus dan
sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Secara terminologis susila adalah aturan-aturan
hidup yang baik. Susila biasanya bersumber pada adat yang berkembang di masyarakat setempat
tentang suatu perbuatan itu tabu atau tidak, layak atau tidak.
Budi pekerti merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari bahasa
Sansekerta yang berarti sadar, yang menyadarkan, alat kesadaran. Budi secara istilah adalah yang ada
pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh akal. Sementara pekerti apa
yang terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan.
Budi pekerti adalah perpaduan dari hasil akal dan rasa yang berwujud pada karsa dan tingkah laku
manusia.
# soal 3 :
Menurut Imam Al-Ghazali ada 4 pilar akhlak mulia dalam Islam, yaitu:
1. Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah, yaitu kebijaksanaan yang artinya adalah keadaan jiwa yang bisa
menentukan antara hal-hal yang benar dan hal-hal yang salah.
2. Kekuatan amarah yang wujudnya adalah berani, yaitu keadaan kekuatan amarah yang tunduk kepada
akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.
3. Kekuatan nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah, yaitu keadaan syahwat yang terdidik
oleh akal.
4. Kekuatan keseimbangan diantara yang tiga diatas. Wujudnya adalah adil, yakni kekuatan jiwa yang
menuntut amarah dan keinginan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh hikmah (kebaikan dan
kebijaksanaan).