POLICY BRIEF
Policy Brief
1
Policy Brief
masing-masing. Sedangkan dalam PP Manajemen melalui penguatan budaya didalam organisasi
PNS Pasal 134 ayat (2) d menyebutkan bahwa (Riadini dan Bari, 2018:35).
instansi memiliki manajemen karir yang terdiri Cassio dan Thacker (2003:37-38) menya-
dari perencanaan, pengembangan, pola karir, takan bahwa pada sektor publik, jabatan
dan kelompok rencana suksesi yang diperoleh seharusnya dipelajari secara ilmiah dengan
dari manajemen talenta. Hal ini menunjukan metode seleksi, pelatihan dan supervisi pegawai
bahwa setiap instansi pemerintah dihimbau yang dilakukan secara sistematis. Menurutnya
dapat menyelenggarakan rencana suksesi cara umum yang paling banyak dilakukan dalam
kepemimpinan dan manajemen talenta. Disinilah prinsip merit bahwa jabatan seharusnya diberikan
urgensi manajemen talenta dalam kontek suksesi kepada calon yang memiliki kualifikasi paling
kepemimpinan ASN di instansi pemerintah. baik sesuai dengan yang telah ditentukan. Suksesi
kepemimpinan berbasis merit merupakan bagian
SUKSESI KEPEMIMPINAN manajemen karier dalam manajemen ASN, hal
Suksesi kepemimpinan ASN merupakan ini sebagaimana diamanatkan UU ASN Pasal
proses menyiapkan pemimpin ASN dalam 51 bahwa manajemen ASN diselenggarakan
menduduki jabatan-jabatan strategis melalui berdasarkan sistem merit. Dalam manajemen
pengembangan bakat pegawai berbasis merit publik, merit berperan sebagai value atau prinsip
untuk mendapatkan top talent ASN di instansi yang berkonotasi fairness, equity dan penghargaan
pemerintah. Sedangkan perencanaan suksesi dalam jabatan publik (public employment)
adalah proses pengembangan bakat yang sesuai berdasarkan prestasi bukan atas dasar prinsip
dengan kebutuhan organisasi baik saat ini maupun politik, diskriminasi, atau tindakan favoritisme
masa mendatang menurut Rothwell (2010:371). lainnya (Woodard, 2000:12). Manajemen ASN
Perencanaan suksesi menurut Groves dimulai dari berdasarkan merit hakikatnya merupakan seluruh
kegiatan mentoring, identifikasi bakat, penguatan perilaku kerja pegawai ASN yang didasarkan
visibilitas pegawai berprestasi dan aktivitas pada kualifikasi, kompetensi, prestasi kerja, serta
pengembangan, pengambilan pegawai berpotensi integritas dan moralitas.
tinggi, semua dilakukan dengan penguatan norma
2
Policy Brief
MANAJEMEN TALENTA Instansi pemerintah dapat mengidentifikasi
Manajemen talenta merupakan proses rekrut- para pegawai ASN yang potensial dan bertalenta
men, identifikasi, pengembangan, pemeliharaan dan melalui uji kompetensi dan penilaian kinerja,
penempatan pegawai yang memiliki potensi bagi yang kemudian memadankan kompetensi dengan
organisasi. Menurut Rothwell (2010:375) setiap kualifikasi dari jabatan-jabatan yang ada dalam
program manajemen talenta dipandu roadmap yang instansi pemerintah serta mengidentifikasi gap
mengintegrasikan semua komponen, lihat gambar nya. Berdasarkan gap yang teridentifikasi, maka
2. Menurut Cheloha dan Swain manajemen talenta setiap pegawai ASN yang memenuhi kualifikasi
merupakan komponen kunci dari perencanaan dapat disiapkan untuk mengisi jabatan ASN yang
suksesi yang efektif (Ifeoma, Purity, and Nebo, lowong atau akan ditinggalkan. Sedangkan pegawai
2015:97). Sebagaimana tertuang dalam PP 11 tahun ASN yang tidak memenuhi kualifikasi tetap dapat
2017 Pasal 134 ayat (2) d bahwa instansi memiliki dididik dan dikembangkan agar tetap memiliki
manajemen karir yang terdiri dari perencanaan, ikatan dan komitmen terhadap organisasi, karena
pengembangan, pola karir, dan kelompok rencana mereka memiliki potensi dan talenta.
suksesi yang diperoleh dari manajemen talenta.
Dalam pemerintahan, setiap instansi dapat Untuk mendukung manajemen suksesi secara
mengidentifikasi pegawai ASN yang potensial dan internal setiap instansi pemerintah diharapkan me-
bertalenta melalui uji kompetensi dan penilaian nerapkan metode pengelolaan pegawai dengan
kinerja, yang memadankan kompetensi dengan manajemen talenta. Suksesi kepemimpinan ASN
kualifikasi dari jabatan-jabatan yang ada dalam berbasis manajemen talenta hakikatnya adalah
instansi pemerintah serta mengidentifikasi gap perencanaan pegawai melalui pembinaan dan
nya. Berdasarkan gap yang teridentifikasi, maka pengembangan bakat secara konsisten. Suksesi
setiap pegawai ASN yang memenuhi kualifikasi kepemimpinan dilakukan dengan metode serta
dapat disiapkan untuk mengisi jabatan ASN yang tahapan yang jelas dan terarah untuk menghasilkan
lowong atau akan ditinggalkan. Sedangkan pegawai pegawai berpotensi sehingga layak untuk meng-
ASN yang tidak memenuhi kualifikasi tetap dapat gantikan kepemimpinan sebelumnya. Suksesi kepe-
dididik dan dikembangkan agar memiliki ikatan mimpinan ASN sebagai sebuah proses manajemen
dan komitmen terhadap organisasi, karena mereka guna menentukan pergerakan pegawai pada posisi
memiliki potensi dan talenta. yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan jabatan.
3
Policy Brief
Gambar 4. Suksesi Kepemimpinan ASN Berbasis Manajemen Talenta
Strategi Organisasi Perubahan Lingkungan
Manajemen Suksesi
Umpan
Umpan Balik
Balik
Umpan Balik
Replacement Chart
Instansi dan
Masyarakat
SI ASN