Anda di halaman 1dari 22

JURNAL ILMIAH KEBIJAKAN HUKUM

Volume 14, Nomor 2, Juli 2020: 339-360


Jurnal Nasional Akreditasi SINTA 2 Surat Keputusan Kemenristekdikti: No: 34/E/KPT/2018
p-ISSN : 1978-2292 (print)
e-ISSN : 2579-7425 (online)

OPTIMALISASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN METODE E-LEARNING DI


LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
(Optimizing Education and Training E-Learning Methods
within the Ministry of Law and Human Rights)
Imam Lukito, Haryono
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Jakarta
lukitoimam@gmail.com

Tulisan Diterima: 21-04-2020; Direvisi: 18-06-2020; Disetujui Diterbitkan: 19-06-2020


DOI: http://dx.doi.org/10.30641/kebijakan.2020.V14.339-360

ABSTRAK
Kebijakan dan manajemen Aparatur Sipil Negara berdasarkan merit system yang menekankan pada
aspek kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Dalam rangka percepatan pengembangan kompetensi
pegawai, BPSDM Hukum dan HAM telah menerapkan metode e-learning. Tulisan ini membahas
strategipengembanganpemanfaatane-learningdalampeningkatankompetensipegawaiKementerian
Hukum dan HAM. Penelitian ini merupakan penelitian desk research dengan pendekatan kualitatif.
Dari hasil analisis diketahui bahwa pemanfaatan e-learning menjadi alternatif pengembangan
kompetensi dalam memberikan kesempatan diklat kepada seluruh pegawai untuk meningkatkan
pengetahuannya, pihak penyelenggara harus melakukan berbagai strategi untuk mengembangkan
pemanfaatan e-learning supaya tujuan pengembangan kompetensi dapat dicapai secara optimal
berupa peningkatan keterampilan kerja. Adapun saran kebijakan antara lain: optimalisasi aplikasi
CBHRIS untuk pemetaan kompetensi, menerapkan blended learning serta mengembangkan full
e-learning untuk jenis kompetensi keahlian teknis, mengembangkan dan menerapkan modernisasi
teknologi e-learning, menjadikan e-learning sebagai syarat mengikuti diklat klasikal, memperbanyak
konten-konten pengetahuan dalam sistem e-learning.
Kata kunci: strategi; e-learning; kompetensi.

ABSTRACT
Policy and management State Civil Apparatus based on a merit system that emphasizes aspects of
qualifications, competencies, and performance. In the context of accelerating employee competency
development, BPSDM Law and Human Rights have implemented the e-learning method. This paper
discusses the development strategies of the Law and Human Rights Ministry officials competency
development. This research is desk research with a qualitative approach. From the analysis, it is
known that e-learning is an alternative to developing competence in providing training opportunities
for all employees to increase their knowledge. The organizers must come up with strategies to
develop the use of e-learning so that the goal of developing competency is best achieved improved
work skills. The policy recommendations including optimizing Competency Base Human Resource
Information System for competency mapping, implementing blended learning and developing full
e-learning for technical expertise competencies, developing and implementing modernization of
e-learning technology, making e-learning as the requirement for following a classical training and
increasing knowledge contents in e-learning systems.
Keywords: strategy; e-learning; competency.

339
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

PENDAHULUAN menunjukkan masih ada yang tidak match


antara program pendidikan dan pelatihan
Latar Belakang
diklat dengan penempatan atau kompetensi
Perkembangan teknologi informasi
yang dibutuhkan.2
yang sangat pesat di era revolusi industri
Keberlanjutan transformasi birokrasi
4.0 ini menutut pemerintah untuk responsif
menuju budaya birokrasi digital salah satunya
dan kreatif dalam melakukan perubahan
didukung oleh kualitas dan kompetensi ASN
pada sistem budaya birokrasi konvensional
yang inovatif, kreatif, dan berdaya saing
menjadi budaya birokrasi digital. Efisiensi
tinggi, sehingga mampu memimpin tata
dan efektivitas pelayanan yang ditawarkan
kelola pemerintahan modern. Hal tersebut
oleh birokrasi digital diharapkan mampu
menjadikan pengembangan kompetensi
meningkatkan kualitas kinerja aparatur sipil
ASN menjadi poin penting dalam rangka
negara (ASN) dalam memberikan pelayanan
menjawab tantangan yang muncul akibat
publik terhadap masyarakat. ASN yang smart
Revolusi Industri 4.0.
dan berkualitas menjadi faktor penting untuk
mencapai tujuan pembangunan dan untuk Pengembangan kompetensi pegawai
menjawab tantangan yang akan dihadapi menjadi tantangan penyelenggaraan
masa datang seperti revolusi industri ke-4 administrasi negara di Indonesia. Aspek
dan Digital Government. Secara praktis1, tersebut juga menjadi poin krusial dalam rezim
pemerintah semakin menunjukkan kebutuhan pengaturan ASN di dalam undang-undang.
yang terus meningkat terhadap pemanfaatan Sebagaimana tercantum dalam penjelasan
teknologi informasi agar bisa menjadikan umum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
kerja-kerja birokrasi lebih efektif dan efisien tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN),
dalam melayani kebutuhan masyarakat. Pegawai ASN harus memiliki profesi dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada
Dalam rangka pencapaian sasaran
merit system yang menitikberatkan pada
pembangunan nasional, unsur yang
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja pegawai.
terpenting adalah sumber daya manusia
Namun demikian, pengelolaan ASN dengan
yang smart dan berkualitas untuk menjawab
merit system belum mampu sepenuhnya
tantangan yang akan dihadapi masa datang
dijalankan. Produktif atau kompetensi sebagai
seperti revolusi industri ke-4 dan Digital
dasar merit system yang artinya setiap
Government. Namun tidak dipungkiri masih
individu dinilai berdasarkan kecakapan,
banyaknya persoalan terkait dengan kualitas
kemampuan, wewenang atau cakap, mampu
ASN. Menurut Bambang Brojonegoro,
dan tangkas.3 Kebijakan dan manajemen
permasalahan yang masih sering terjadi
ASN belum sepenuhnya berdasarkan pada
antara lain seperti rendahnya kompetensi
dan tingkat pendidikan, rendahnya jumlah
tenaga spesialis atau fungsional, tidak 2 Yayu Agustini Rahayu, “Bos Bappenas Sebut
Kualitas Aparatur Sipil Negara Masih Perlu
meratanya distribusi keahlian, serta Diperbaiki,” last modified 2018, accessed January
banyaknya penempatan yang tidak sesuai 14, 2020, https://www.merdeka.com/uang/bos-
bappenas-sebut-kualitas-aparatur-sipil-negara-
dengan pelatihan yang diterima. Hal tersebut
masih-perlu-diperbaiki.html.
3 Rr Susana.A. Meyrina, “Implementasi
Peningkatan Kinerja Melalui Merit Sistem Guna
1 Trisapto Nugroho, “Analisis E-Government Melakanakan Undang-Undang Aparatur Sipil
Terhadap Pelayanan Publik Di Kementerian Negara No. 5 Tahun 2014 Di Kementerian Hukum
Hukum Dan Ham (Analysis of E-Government to Dan HAM,” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum
Public Services in the Ministry of Law and Human 10, no. 2 (2016): 175–185, http://www.unpak.
Rights),” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 10, no. 3 ac.id/uploads/dosen_5783_3_analisis_proses_
(2016): 279–296. morfologis_afiksasi.pdf.

340
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Belum Dalam konteks pengembangan


terciptanya pengelolaan ASN berbasis kompetensi ASN di lingkungan
kompetensi menyebabkan sulitnya mencapai Kemenkumham yang mempunyai satuan
indikator makro pembangunan seperti kerja vertikal sampai ke tingkat daerah,
misalnya pada pertumbuhan ekonomi yang e-learning menjadi salah satu pilihan untuk
belum dapat tercapai sesuai target dan tingkat mengembangkan kompetensi ASN dan
kemiskinan yang masih tinggi. Selain faktor diyakini mampu memberikan kemudahan
daripada persoalan indikator makro, gap dalam teknis pelaksanaanya karena dapat
kompetensi ASN yang besar menyebabkan diakses dari manapun dan kapanpun
kualitas pelayanan publik relatif masih sehingga dapat membantu peningkatan
rendah serta belum sesuai dengan harapan kompetensi ASN secara merata hingga
masyarakat baik dari segi jumlah maupun satuan kerja di daerah.
kualitas pelayanan. Selain itu juga, adanya platform
Pengembangan kompetensi ASN e-learning akan memudahkan ASN dalam
di Indonesia menghadapi beberapa peningkatan kompetensi, tidak terbatas pada
permasalahan, hasil kajian Lembaga tugas dan fungsinya di instansi, tapi juga bisa
Administrasi Negara (LAN) memetakan mempelajari hal baru yang berkaitan dengan
paling sedikit lima masalah pengembangan hobi dan minatnya serta dapat menciptakan
kompetensi ASN di Indonesia:4 Pertama, budaya belajar. Kemudahan mengakses e-
penyusunan kebijakan pengembangan learning akan mempercepat proses transfer
kepegawaian saat ini belum didasarkan knowledge sehingga membuat ASN ingin
kepada analisa kebutuhan pendidikan dan terus menggali pengetahuan baru sehingga
pelatihan. Kedua, pengembangan kompetensi terciptalah budaya belajar dalam dirinya.5
ASN belum mengacu kepada perencanaan Pengembangan kompetensi Sumber
pembangunan. Ketiga, pada tataran Daya Manusia di Kementerian Hukum
organisasional, tidak adanya kaitan antara dan HAM dilaksanakan oleh Badan
perencanaan pembangunan nasional atau Pengembangan Sumber Daya Manusia
daerah menyebabkan tidak jelasnya program Hukum dan HAM. Namun kemampuan
pengembangan kepegawaian dengan anggaran Badan Pengembangan Sumber
rencana strategis yang disusun. Keempat, Daya Manusia Kemenkumham (BPSDM
pengembangan kompetensi diartikan secara Hukum dan HAM) selaku penyelenggara
sempit sebagai pendidikan dan pelatihan pengembangan Sumber Daya Manusia
yang dilakukan secara klasikal. Kelima, (SDM) di lingkungan Kemenkumham hanya
pengembangan kompetensi dilakukan secara mampu mengikutsertakan rata-rata 1.700
terpisah dengan kebijakan pola karir. pegawai per tahun.6 Hal ini tentunya tidak
Dalam manajemen PNS pengembangan sebanding dengan jumlah pegawai yang
kompetensi bertujuan untuk menyeimbangkan mencapai angka 60.773.7 Sehingga, belum
antara pengembangan karir dan kebutuhan
instansi, meningkatkan kompetensi 5 Daniel Tumiwa, “Tingkatkan Kompetensi ASN
dan kinerja pegawai, serta mendorong Dengan E-learning,” last modified 2020, diakses
Januari 23, 2020, https://www.menpan.go.id/site/
peningkatan profesionalitas pegawai. berita-terkini/tingkatkan-kompetensi-asn-dengan-
e-learning.
6 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Hukum dan HAM, Pedoman Penggunaan Aplikasi
4 Heru Syah Putra et al., Kajian Strategi Pemenuhan E-Learning (Depok, 2018).
Kebutuhan Pengembangan Kompetensi ASN Di 7 Kementerian Hukum dan HAM, “Sistem Informasi
Pemerintah Daerah (Jakarta, 2018). Manajemen, Pelayanan dan Administrasi

341
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

semua pegawai mendapatkan kesempatan BPSDM Hukum dan HAM mulai merintis
untuk mengikuti pengembangan kompetensi, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
baik melalui pendidikan maupun pelatihan (diklat) metode e-learning pada tahun
yang dapat mendukung kinerja pada jabatan 2014. Hasil evaluasi pelaksanaan diklat
masing-masing. metode e-learning belum dapat menjawab
Gap antara jumlah pegawai dengan permasalahan gap kompetensi SDM
kemampuan penyelenggaraan diklat di Kemenkumham dan manfaatnya belum dapat
Kementerian Hukum dan HAM, menyebabkan dirasakan secara signifikan, terutama dalam
BPSDM Hukum dan HAM menyelenggarakan pelaksanaan tugas sehari-hari serta masih
pelatihan alternatif pengembangan adanya kendala-kendala yang dihadapi
kompetensi pegawai. Alternatif yang dipilih dalam pelaksanaannya seperti bahan ajar
adalah dengan e-learning yang merupakan dalam e- learning belum dikemas dalam
salah satu jalur pelatihan non klasikal dimana bentuk yang lebih interaktif; sistem e-learning
berbagai informasi dapat disajikan melalui yang belum sempurna; dan belum adanya
hubungan jarak jauh dan bertatap muka mekanisme pengawasan dan evaluasi pada
akan tetapi melalui peralatan komputer saat pelaksanaan dan pasca diklat dengan
dan telekomuniksi8. e-learning adalah metode e-learning.10
pengembangan kompetensi PNS dalam Gambar 1. Kelulusan Peserta Diklat
bentuk pelatihan dengan mengoptimalkan E-Learning 2017 s.d. 201911
penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan peningkatan kinerja.9
Selain itu e-learning juga merupakan salah
satu percepatan reformasi birokrasi di
Kementerian Hukum dan HAM.
Penyelenggaraan pelatihan tersebut
didasarkan pada Permenkumham Nomor
10 Tahun 2017 tentang Pendidikan dan
Pelatihan dengan Metode e-learning di
Lingkungan Kemenkumham. Secara Sumber: Hasil Penelitian Balitbang Hukum
normatif, pelaksanaan diklat e-learning dan HAM, 2019
tersebut bertujuan untuk meningkatkan
Berdasarkan gambar 1 menunjukan
profesionalisme dan efektivitas dalam
jumlah kelulusan penyelenggaraan diklat
pelaksanaan tugas dan fungsi Kemenkumham
dengan metode e-learning terus mengalami
yang memerlukan sumber daya manusia
peningkatan. Pada tahun 2019, data
berkualitas berdasarkan standar kompetensi
menunjukkan peningkatan pesat dalam
jabatan yang ditentukan.
output kelulusan peserta diklat teknis dan
Kepegawaian,” diakses 14 Januari 2020, https://
kepemimpinan yang mencapai angka 83,2%.
simpeg.kemenkumham.go.id/siap/index.php/ Hal tersebut karena pada penyelenggaraan
login.
8 Imam Lukito, “Tantangan Hukum Dan Peran
10 Primawardani et al., Dari Klasikal Ke Digital:
Pemerintah Dalam Pembangunan E-Commerce,”
Evaluasi Kebijakan Diklat E-Learning Di
Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 11, no. 3 (2017):
Kemenkumham.
349–367.
11 Yuliana Primawardani et al., Dari Klasikal Ke
9 Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 8
Digital: Evaluasi Kebijakan Diklat E-Learning Di
Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kemenkumham, ed. Nevey Varida Ariani (Jakarta:
Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri
Balitbangkumham Press, 2019).
Sipil melalui e-learning.

342
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

diklat e-learning tahun 2019 dengan target mengumpulkan dan memanfaatkan data
17.000 peserta dari CPNS angkatan 2017 dan informasi terkait permasalahan. Kajian
yang mayoritas tingkat pemahaman dan ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk
penguasaan Teknologi Informasi dan menggambarkan dan menganalisis strategi
Komunikasi (TIK) lebih baik serta minat dalam pengembangan kompetensi ASN
yang tinggi sebagai pegawai baru untuk Kemenkumhamdenganmetodepembelajaran
mendapatkan pengetahuan. elektronik. Data dianalisis secara kualitatif,
Dalam rangka pengembangan yaitu setelah fakta dan data yang mendukung
kompetensi yang merata bagi seluruh ASN ditemukan melalui sumber-sumber yang
di lingkungan Kemenkumham penerapan kredibel, selanjutnya dihubungkan dengan
pelatihan nonklasikal dalam bentuk e-learning konsep yang relevan, dan diambil kesimpulan
merupakan salah satu cara yang paling efektif. berdasarkan relevansi dari konsep tersebut.
Kemudahan yang ditawarkan dalam platform 2. Metode Pengumpulan Data
e-learning diharapkan mampu mempercepat Metode pengumpulan data dan informasi
proses transfer knowledge sehingga membuat dalam kajian desk/library research ini yaitu
ASN ingin terus menggali pengetahuan baru dilakukan melalui verifikasi dan menganalisis
yang dapat membangun budaya belajar dengan data sekunder yang diperoleh melalui
dalam dirinya dan organisasi. Oleh karena itu, penelusuran literatur. Buku-buku, literatur,
penulis akan mengangkat tema dalam tulisan artikel, jurnal, penelitian ilmiah, serta laman
ini dengan judul “Optimalisasi Pendidikan dan internet adalah merupakan sumber data
Pelatihan Metode E-Learning Di Lingkungan dalam kajian ini.
Kementerian Hukum dan HAM”. 3. Teknik Analisa Data
Rumusan Masalah Kajian ini menggunakan Teknik
Berdasarkan latar belakang di atas, analisis data model interaktif sebagaimana
maka dalam penelitian yang menjadi dikemukakan oleh Miles dan Huberman yaitu
rumusan masalah adalah bagaimana meliputi mereduksi data, menyajikan data dan
strategi pengembangan e-learning dalam kemudian melakukan penarikan kesimpulan.
peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Data kemudian direduksi dan disajikan
Negara di lingkungan Kementerian Hukum kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan
dan HAM? data yang sudah diverifikasi.

Tujuan PEMBAHASAN
Untuk mengetahui dan menganalisa Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil
strategi pengembangan e-learning dalam Negara melalui E-Learning di Lingkungan
rangka peningkatan kompetensi Aparatur Kementerian Hukum dan HAM
Sipil Negara di lingkungan Kementerian Berbicara mengenai sumber daya
Hukum dan HAM. manusia pada lingkungan instansi pemerintah,
Metode Penelitian dalam rezim pengaturan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
1. Pendekatan
Sipil Negara (UU ASN) menitikberatkan
Penelitian ini merupakan bentuk desk/ pada pelaksanaan manajemen ASN untuk
library research yang meliputi kegiatan mencetak ASN yang unggul dan profesional
studi pustaka, pengolahan data dan analisis yang mampu menyelenggarakan pelayanan
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. publik kepada masyarakat melalui manajemen
Pendekatan kualitatif sebagai strategi untuk Merit System. Manajemen Merit System ASN

343
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

merupakan pendekatan yang menekankan perhatian berulang terhadap pernyataan


pada pengelolaan ASN dengan mendasarkan tujuan, atau kondisi, yang muncul
kesesuaian antara keahlian pegawai dalam bayangan yang mendorong,
dengan kualifikasi jabatan. Tidak sinkronnya memerintahkan atau menyeleksi perilaku
antara kompetensi dan kualifikasi jabatan individu.
menjadi problem utama bagi keberadaan 2. Traits (sifat, ciri, karakter pembawaan);
ASN yang menjadi sorotan publik. Salah merupakan pemikiran-pemikiran dan
satu penyebabnya adalah implementasi aktivitas psikomotorik yang berhubungan
manajemen ASN kurang profesional, yang dengan kategori umum dari kejadian-
kejadian.
berdampak pada minimnya kompetensi
ASN.12 Oleh karena itu pengembangan 3. Self image (citra diri); merupakan
persepsi orang terhadap dirinya dan
kompetensi adalah merupakan poin yang
evaluasi terhadap citranya tersebut.
krusial dalam UU ASN dan hak bagi setiap
ASN. 4. Social role (peran sosial); merupakan
persepsi orang terhadap seperangkat
Kompetensi ASN yang dimaksud
norma sosial perilaku yang diterima
adalah13 pengetahuan, keterampilan, dan dan dihargai oleh kelompok sosial atau
sikap/perilaku seorang PNS yang dapat organisasi yang dimilikinya.
diamati, diukur, dan dikembangkan dalam 5. Skills (keterampilan); merupakan
melaksanakan tugas jabatannya. Selain kemampuan yang menunjukkan sistem
itu juga, kompetensi seseorang adalah atau urutan perilaku yang secara
merupakan sesuatu yang melekat dalam fungsional berhubungan dengan
dirinya yang dapat digunakan dalam pencapaian tujuan kinerja. Skills juga
memprediksi bagaimana tingkat kinerjanya. merupakan kapabilitas seseorang yang
Berdasarkan konsepsi kompetensi SDM secara fungsional dapat efektif atau tidak
diatas, makapengembangankompetensiASN efektif dalam situasi pekerjaan.
diarahkan pada peningkatan pengetahuan, Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
keterampilan serta sikap perilaku bekerja, Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen
sehingga tugas atau pekerjaan dapat PNS dalam Pasal 203, menyebutkan
dilaksanakan secara profesional, efektif bahwa setiap PNS berhak mendapatkan
dan efisien dalam meningkatkan pelayanan pengembangan kompetensi minimal
publik. sebanyak 20 Jam Pelajaran setiap tahun,
Boyatzis dalam Titus Sani, dkk., maka dalam pelaksanaan pengembangan
menyebutkan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi harus dilaksanakan secara
beberapa komponen yaitu:14 terintegrasi.
1. Motive (dorongan); merupakan Pengembangan kompetensi terintegrasi
adalah penyelenggaraan pengembangan
12 Rakhmawanto Ajib, Dikotomi Sistem Merit Dan kompetensi yang sudah tersistem dan saling
Politisasi Birokrasi Dalam Pengangkatan Jabatan
ASN, 2018.
berbaur/kolaborasi sehingga menciptakan
13 Republik Indonesia, Peraturan Lembaga suatu kesatuan pengembangan kompetensi
Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 yang utuh dan akan menciptakan keserasian
Tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai
Negeri Sipil, 2018. fungsi yang baik. Dengan pengembangan
14 Joyce J Rares and Martha Ogotan, kompetensi secara terintegrasi akan
“Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil
menciptakan pelaksanaan pengembangan
Negara Di Dinas Pendidikan Kabupaten Intan
Jaya Propinsi Papua,” Jurnal Administrasi Publik
4, no. 49 (2018), https://ejournal.unsrat.ac.id/
index.php/JAP/article/viewFile/18451/17979.

344
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

kompetensi yang baik, cepat dan tepat kompetensinya. Di samping itu juga dengan
sasaran.15 adanya pelatihan sebagai salah satu upaya
Bentuk pengembangan kompetensi untuk meningkatkan kinerja pegawai juga
menurut pasal 25 Peraturan Lembaga diarahkan untuk meningkatkan kompetensi
Administrasi Negara Nomor 10 tahun 2018 pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
tentang pengembangan Kompetensi, terdiri dengan jabatannya secara lebih baik.
atas: Dalam rangka untuk menjawab
1. Pendidikan, dengan pemberian tugas keterbatasan anggaran dalam pe-
belajar pada pendidikan formal dalam nyelenggaraan diklat serta perkembangan
jenjang Pendidikan tinggi sesuai dengan teknologi informasi dilakukan pengembangan
ketentuan peraturan perundang- kompetensi pegawai dengan memanfaatkan
undangan; dan/atau media komunikasi dalam proses pembelajaran
2. Pelatihan, yang terdiri atas pelatihan berupa e-learning untuk mewujudkan sumber
klasikal (pelatihan, seminar, kursus, daya manusia yang berkualitas.
workshop, bimbingan teknis dan/atau E-learning yang merupakan salah
penataran) dan pelatihan non klasikal
satu jalur pelatihan non klasikal dimana
(bimbingan tempat kerja/coaching dan
berbagai informasi dapat disajikan melalui
mentoring di tempat kerja, pelatihan jarak
hubungan jarak jauh dan bertatap muka
jauh/e-learning, magang dan pertukaran
pegawai). akan tetapi melalui peralatan komputer
dan telekomunikasi17. e-learning adalah
Menurut Smith16 “training is a planned
pengembangan kompetensi PNS dalam
process to modify attitude, knowledge, skill
bentuk pelatihan dengan mengoptimalkan
behavior through learning experience to
penggunaan teknologi informasi dan
achieve effective performance in activity or
komunikasi untuk mencapai tujuan
range of activities”. Pelatihan merupakan
pembelajaran dan peningkatan kinerja.18
proses terencana untuk mengubah sikap/
prilaku, pengetahuan dan keterampilan Dengan diklat menggunakan metode
melalui pengalaman belajar untuk mencapai e-learning ini diharapkan semua pegawai
kinerja yang efektif dalam sebuah kegiatan dapat mendapatkan kesempatan yang sama
atau sejumlah kegiatan. dalam pengembangan kompetensi. Hal
ini karena diklat e-learning menggunakan
Diklat merupakan instrumen kebijakan
media teknologi komunikasi dan informasi
yang dianggap paling efektif untuk
yang mengintegrasikan semua komponen
meningkatkan dan mencapai kompetensi
pembelajaran tanpa perlu tatap muka.
yang dipersyaratkan terhadap kualifikasi
jabatan ASN. Selain itu diklat dapat Peraturan Lembaga Administrasi
memberikan kontribusi terhadap peningkatan Negara (PerLAN) Nomor 8 Tahun 2018
produktivitas, efektifitas dan efisiensi kinerja tentang Penyelenggaraan Pengembangan
organisasi dan harus diberikan secara Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Melalui
berkala kepada pegawai agar terpelihara E-Learning. Dalam PerLAN tersebut

15 Raden Pradityo Yudhy Setiadiputra, “Urgensi 17 Imam Lukito, “Tantangan Hukum Dan Peran
Program Pengembangan Kompetensi SDM Pemerintah Dalam Pembangunan E-Commerce,”
Secara Berkesinambungan Di Lingkungan Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 11, no. 3 (2017):
Pemerintah,” Jurnal SAWALA 5, no. 1 (2017): 349–367.
16–22. 18 Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 8
16 Putra et al., Kajian Strategi Pemenuhan Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kebutuhan Pengembangan Kompetensi ASN Di Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri
Pemerintah Daerah. Sipil melalui e-learning.

345
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

juga telah mendefinisikan secara khusus Dalam salah satu publikasinya di laman
tentang E-Learning, yaitu Pengembangan about-elearning.com, Himpunan Masyarakat
Kompetensi PNS yang dilaksanakan dalam Amerika untuk Kegiatan Pelatihan dan
bentuk pelatihan dengan mengoptimalkan Pengembangan (The American Society
penggunaan teknologi informasi dan for training and Development / ASTD)
komunikasi untuk mencapai tujuan mengemukakan definisi e-Learning sebagai
pembelajaran dan peningkatan kinerja. berikut:
Penyelenggaraan E-learning tersebut “e-Learning is a broad set of applications
dapat dilaksanakan untuk pengembangan and prosesses which include web-based
kompetensi manajerial, teknis, dan sosial learning, computer-based learning,
kultural sebagaimana jenis kompetensi dalam virtual and digital classrooms. Much of
UU ASN yang membagi kompetensi menjadi this is delivered via the internet, intranets,
audio and vidiotape, satellite broadcast,
3 (tiga) jenis, yaitu:
interactive TV, and CD ROM. The
1. Kompetensi Teknis definition of e-Learning varies depending
Berupa pengetahuan, keterampilan, dan on the organization and how it is used but
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, basically it is involves electronic means
dan dikembangkan yang spesifik berkaitan communication, education and training”.
dengan bidang teknis Jabatan. Kompetensi Definisi tersebut menyatakan bahwa e-
teknis tersebut diukur dari tingkat spesialisasi learning merupakan proses dan kegiatan
pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan penerapan pembelajaran berbasis web,
pengalaman kerja secara teknis; pembelajaran berbasis komputer, kelas
2. Kompetensi Manajerial virtual, dan kelas digital. Materi-materi dalam
Berupa pengetahuan, keterampilan, kegiatan pembelajaran elektronik tersebut
dan sikap /perilaku yang dapat diamati, kebanyakan dihantarkan melalui media
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/ internet, tape video atau audio, penyiaran
atau mengelola unit organisasi. Kompetensi melalui satelit televisi interaktif serta CD
Manajerial diukur dari tingkat pendidikan, ROM. Definisi ini juga menyatakan bahwa
pelatihan struktural atau manajemen dan definisi dari e-learning itu bisa bervariasi
pengalaman kepemimpinan; tergantung dari penyelenggara kegiatan e-
3. Kompetensi Sosial Kultural learning tersebut dan bagaimana cara
Berupa pengetahuan, keterampilan, dan penggunaannya, termasuk juga apa tujuan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan penggunaannya. Definisi ini juga menyiratkan
dikembangkan terkait dengan pengalaman simpulan yang menyatakan bahwa e-learning
berinteraksi dengan masyarakat majemuk pada dasarnya adalah pengaplikasian
dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, kegiatan komunikasi, pendidikan dan
wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, pelatihan secara elektronik.
emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh E-learning termasuk model pembelajaran
setiap pemegang jabatan untuk memperoleh yang berpusat pada peserta didik. Dengan
hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan ini, peserta didik dituntut mandiri dan
Jabatan. Kompetensi Sosial Kultural tersebut bertanggung jawab terhadap proses
diukur dari pengalaman kerja berkaitan pembelajarannya, sebab ia dapat belajar di
dengan masyarakat majemuk dalam hal mana saja, kapan saja, yang penting tersedia
agama, suku, dan budaya sehingga memiliki alatnya. Melalui e-learning, peserta didik
wawasan kebangsaan. dapat mencari dan mengambil informasi atau
materi pembelajaran berdasarkan silabus

346
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

atau kriteria yang telah ditetapkan pengajar dalam mengambil keputusan dalam rangka
atau pengelola pendidikan. Peserta didik pengembangan pegawai.
akan memiliki kekayaan informasi, sebab Namun demikian, sistem tersebut
ia dapat mengakses informasi dari mana belum berjalan optimal dalam memberikan
saja yang berhubungan dengan materi profiling data kompetensi setiap PNS di
pembelajarannya. Peserta didik juga dapat lingkungan Kemenkumham yang dapat
berdiskusi secara online dengan pakar-pakar memetakan sejauh mana setiap individu
pada bidangnya, melalui e-mail atau chatting. pegawai Kemenkumham telah mengikuti
Dengan demikian, jelas bahwa keaktifan pengembangan kompetensi setiap tahunnya.
peserta didik dalam e-learning sangat Seyogianya, dalam sistem tersebut dapat
menentukan hasil belajar yang mereka mendukung dalam kegiatan perencanaan
peroleh. Semakin ia aktif, semakin banyak kebutuhan peta kompetensi pegawai yang
pengetahuan atau kecakapan yang akan memuat antara lain:
diperoleh.19 1. Profil PNS, yang merupakan kumpulan
BPSDM Hukum dan HAM sebagai informasi kepegawaian dari setiap
satu-satunya unit yang memiliki peran PNS seperti: data personal, kualifikasi,
secara struktural sebagai pelaksana rekam jejak jabatan; kompetensi;
pengembangan SDM Kemenkumham, riwayat pengembangan kompetensi dan
juga memiliki peran sebagai koordinator informasi kepegawaian lainnya yang
dalam pelaksanaan pengembangan dapat diintegrasikan bersama-sama
kompetensi SDM Kemenkumham. Dengan dengan Sistem Informasi dan Layanan
Kepegawaian (SIMPEG) yang dikelola
demikian BPSDM memiliki tugas yang
oleh Biro Kepegawaian;
tidak mudah, dikarenakan besarnya jumlah
2. Data standar kompetensi jabatan, yang
ASN Kemenkumham, bervariasinya jenis
memuat kompetensi yang harus dimiliki
pengembangan kompetensi yang diperlukan
oleh setiap jabatan;
sesuai dengan ragam jabatan yang ada serta
3. Data Profil Kompetensi PNS, dimana
luas wilayah yang sangat luas.
diperoleh melalui Uji Kompetensi
Terkait hal tersebut, BPSDM telah yang dilakukan oleh assessor internal
mengembangkan Competeny Base Human pemerintah atau bekerjasama dengan
Resource Information System (CBHRIS). assessor independen
CBHRIS atau Sistem Informasi Sumber Daya 4. Data hasil analisis kesenjangan
Manusia berbasis Kompetensi adalah proses kompetensi, yaitu dengan
menginvetarisasi kondisi, keadaan seluruh membandingkan Profil Kompetensi PNS
Sumber Daya Manusia yang sudah berada dengan Standar Kompetensi Jabatan
didalam organisasi. CBHRIS digunakan yang sedang diduduki dan yang akan
untuk mengetahui kuantitas dan kualitas diduduki;
maupun permasalahan yang dihadapi 5. Data Hasil Analisis Kesenjangan Kinerja,
berdasarkan hasil assesment center pegawai diperoleh dengan membandingkan
untuk menjadi bahan pertimbangan pimpinan hasil penilaian kinerja PNS dengan
target kinerja Jabatan yang diduduki,
yang dapat juga diintegrasikan dengan
19 Mawar Ramdhani, “Efektivitas Penggunaan SIMPEG Kemenkumham.
Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Dengan tersedianya data-data tersebut
Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas dalam sistem CBHRIS, akan memudahkan
X SMA Negeri 1 Kalasan” (Universitas Negeri pihak-pihak terkait dalam menetapkan/
Yogyakarta, 2012).

347
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

menyusun kebutuhan dan rencana jumlah diklat klasikal yang ada tidak
pengembangan kompetensi di lingkungan sebanding dengan jumlah keseluruhan
Kemenkumham. pegawai sehingga belum semua pegawai
Data Sistem Informasi Manajemen mendapatkan kesempatan untuk mengikuti
Kepegawaian (Simpeg)20 Jumlah pegawai diklat yang berkaitan dengan pekerjaan
berjumlah60.773yangtersebarpada33Kantor mereka.
Wilayah dan 80621 satuan kerja Unit Pelaksana BPSDM Hukum dan HAM mulai merintis
Teknis (Imigrasi dan pemasyarakatan) pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat)
tentunya membutuhkan pengembangan metode e-learning padatahun 2014 dansecara
kompetensi pegawainya. Berdasarkan formal dasar hukum penyelenggaraannya
data kepegawaian tersebut dan kebijakan berdasarkan Permenkumham Nomor 10
rekrutmen pegawai yang masih dijalankan, Tahun 2017 tentang Pendidikan dan Pelatihan
kebutuhan pegawai Kemenkumham akan dengan Metode e-learning di Lingkungan
pengembangan kompetensi dalam bentuk Kemenkumham, yang bertujuan untuk
pelatihan sudah dipastikan akan meningkat meningkatkan profesionalisme dan efektivitas
setiap tahunnya. Namun demikian, dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
kemampuan anggaran BPSDM Hukum dan Kemenkumham yang memerlukan sumber
HAM selaku penyelenggara pengembangan daya manusia berkualitas berdasarkan
SDM di lingkungan Kemenkumham hanya standar kompetensi jabatan yang ditentukan.
mampu mengikutsertakan rata-rata 1,700 Bloom menjelaskan bahwa tujuan
pegawai per tahunnya.22 Kondisi tersebut dari pembelajaran dalam ranah kognitif
menguatkan fakta bahwa belum seluruh (intelektual) merupakan segala aktivitas
pegawai mendapatkan kesempatan untuk yang menyangkut otak dibagi menjadi 6
mengikuti pengembangan kompetensi dalam tingkatan sesuai dengan jenjang terendah
bentuk pelatihan yang dapat mendukung sampai tertinggi yang dilambangkan dengan
kinerja tugas dan fungsi pada jabatan C (Cognitive) yaitu:23
yang diemban. Untuk memenuhi tingginya 1. C1 (Pengetahuan/Knowledge), aspek
kebutuhan pengembangan kompetensi yang menekankan pada kemampuan
di Kemenkumham, BPSDM Hukum dan dalam mengingat kembali materi yang
HAM menyebabkan BPSDM Hukum dan telah dipelajari. Tingkatan atau jenjang
HAM menyelenggarakan diklat alternatif ini merupakan tingkatan terendah
pengembangan kompetensi pegawai. namun menjadi prasyarat bagi tingkatan
Metode yang dianggap paling efektif dan selanjutnya, dimana peserta didik
efisien diterapkan dan dikembangkan adalah menjawab pertanyaan berdasarkan
metode pengembangan kompetensi berbasis dengan hapalan saja.
elektronik. 2. C2 (Pemahaman/Comprehension),
Pendidikan dan pelatihan dengan diartikan sebagai kemampuan dalam
memahami materi tertentu yang
metode e-learning di Kementerian Hukum
dan HAM menjadi alternatif diklat mengingat
23 Rudi Umar Susanto, “Ranah Kognitif Dalam
Dunia Evaluasi Pembelajaran: Dari C1 Hingga
20 HAM, “Sistem Informasi Manajemen, Pelayanan C6,” last modified 2019, accessed March 30,
dan Administrasi Kepegawaian.” Kementerian 2020, https://duta.co/ranah-kognitif-dalam-dunia-
21 Hukum dan HAM, Laporan Keuangan evaluasi-pembelajaran-dari-c1-hingga-c6. (Dalam
Kementerian Hukum Dan HAM Semester I Tahun buku yang berjudul Taxonomy of Educational
Anggaran 2019, 2019. Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang
22 BPSDM Hukum dan HAM, Pedoman Penggunaan diterbitkan oleh McKey New York. Benjamin S.
Aplikasi E-Learning (Depok, 2018). Bloom pada tahun 1956)

348
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

dipelajari. Kemampuan-kemampuan Tabel 2. Jenis Diklat Metode E-Learning


tersebut yaitu: (a) Translasi (kemampuan BPSDM Hukum dan HAM24
mengubah simbol dari satu bentuk ke Tahun Jenis Diklat E-Learning
bentuk lain), (b) Interpretasi (kemampuan 2019 Administrasi Perkantoran Tingkat Dasar,
menjelaskan materi), (c) Ekstrapolasi Administrasi Perkantoran Tingkat Lanjutan,
Muatan Teknis Substansi Lembaga,
(kemampuan memperluas arti). Peserta Pelayanan Publik Tingkat Dasar, Pelayanan
didik menjawab pertanyaan dengan kata- Publik Tingkat Lanjutan, Reformasi
katanya sendiri dan dengan memberikan Birokrasi, Pengelola BMN, Penguatan
Perancang Peraturan Perundang-Undangan
contoh baik prinsip maupun konsep. dan Dasar-Dasar HAM
3. C3 (Penerapan/Application), diartikan 2018 Administrasi Perkantoran Tingkat Dasar,
sebagai kemampuan menerapkan Muatan Teknis Substansi Lembaga,
Pelayanan Publik Tingkat Dasar, Reformasi
informasi pada situasi nyata, dimana Birokrasi, Pengelola BMN, Training Officer
peserta didik mampu menerapkan Course, Penguatan Perancang Peraturan
pemahamannya dengan cara Perundang-Undangan dan Dasar-Dasar
menggunakannya secara nyata. HAM
2017 Administrasi Perkantoran Tingkat Dasar,
4. C4 (Analisis/Analysis), dimakna sebagai Administrasi Perkantoran Tingkat Lanjutan,
kemampuan menguraikan suatu Muatan Teknis Substansi Lembaga
Lanjutan, Pelayanan Publik Tingkat Dasar,
materi menjadi komponen-komponen
Pelayanan Publik Lanjutan, Reformasi
yang lebih jelas. Peserta didik diminta Birokrasi, Pengelola BMN dan Pelayanan
untuk menguraikan informasi ke dalam Dokumen Perjalanan RI
beberapa bagian menemukan asumsi, Sumber: Hasil Penelitian Balitbang Hukum
dan membedakan pendapat dan fakta dan HAM, 2019
serta menemukan hubungan sebab Pelaksanaan diklat e-learning di
akibat.
Kemenkumham dirasakan bermanfaat/
5. C5 (Sintesis/Synthesis), dimaknai berdampak positif bagi pegawai yang pernah
sebagai kemampuan memproduksi dan
mengikuti e-learning khususnya dalam
mengkombinasikan elemen-elemen
meningkatkan pengetahuan, namun belum
untuk membentuk sebuah struktur yang
optimal dalam meningkatkan keterampilan
unik. Kemampuan ini dapat berupa
memproduksi komunikasi yang unik, dan keahlian serta belum berdampak jauh
rencana atau kegiatan yang utuh, dan pada peningkatan kinerja organisasi secara
seperangkat hubungan abstrak, peserta keseluruhan. Hal ini karena jenis-jenis
didik dituntut menghasilkan hipotesis diklat yang diselenggarakan oleh BPSDM
atau teorinya sendiri dengan memadukan Hukum dan HAM dengan metode e-learning
berbagai ilmu dan pengetahuan. saat ini masih terbatas pada diklat-diklat
6. C6 (Evaluasi/Evaluation), diartikan teori administratif yang belum menyentuh
sebagai kemampuan menilai manfaat substansi teknis pekerjaan sehari-hari dalam
suatu hal untuk tujuan tertentu memenuhi standar kompetensi jabatan.
berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan Dalam pratiknya, pelaksanaan e-learning
ini berkenaan dengan nilai suatu ide, ini dapat dilaksanakan secara mandiri sebagai
kreasi, cara atau metode.
bentuk pendekatan yang dilakukaan secara
Jenis-jenis diklat harus disesuaikan individual (bentuk dari budaya belajar) dan
dengan kebutuhan organisasi agar kegiatan fasilitasi sebagai bentuk pendekatan dimana
diklat tepat sasaran antara peserta diklat siswa membutuhkan dukungan dari pihak
dengan jenis diklat ataupun program yang lain. Pihak lain yang dimaksud dapat terdiri
dijalankan. Adapun jenis diklat e-learning
yang diselenggarakan BPSDM Hukum dan
24 Ibid.
HAM adalah sebagai berikut:

349
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

dari antara lain: tutor, kelompok belajar, rekan Sebagaimana diungkapkan oleh Bates
belajar dan/atau lembaga terkait lainnya. dan Wulf yang dikutip oleh munir dalam Arif
Penyelenggara pendidikan dan pelatihan Rahman Hakim27, kelebihan penggunaan
harus mampu mengetahui kesenjangan e-learning antara lain:
antara kompetensi yang dipersyaratkan 1. Meningkatkan interaksi pembelajaran
dengan kompetensi yang dimiliki oleh ASN. (enchance interactivity);
Oleh karena itu diklat sebaiknya diarahkan Peserta yang terpisah dari peserta
berbasis kompetensi dan kebutuhan lainnya dan juga terpisah dari pengajar
organisasi. akan merasa lebih leluasa atau bebas
mengungkapkan pendapat atau
Menurut Spencer and Spencer25,
mengajukan pertanyaan karena tidak
kompetensi dapat dibagi menjadi 2 (dua)
ada yang mengamatinya secara fisik.
kategori yaitu:
Keadaan kegiatan pembelajaran dan
1. Threshold Competencies, yaitu perasaan pembelajar yang kondusif
karakteristik utama yang harus seperti ini akan dapat mendorong peserta
dimiliki oleh seseorang agar dapat untuk meningkatkan kadar interaksinya
melaksanakan pekerjaannya. Tetapi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
tidak untuk membedakan seorang yang hasil belajar lebih optimal.
berkinerja tinggi dan rata-rata.
2. Mempermudah interaksi pembelajaran
2. Differentiating Compentencies, yaitu dari mana dan kapan saja (time and
faktor-faktor yang membedakan individu place flexibility)
yang berkinerja tinggi dan rendah. Peserta dapat melakukan interaksi
Metode diklat e-learning dianggap dengan sumber belajar kapan saja
sebagai metode yang efisien bagi organisasi sesuai dengan ketersediaan waktunya
atau kementerian yang memiliki jumlah dan di manapun dia berada, karena
pegawai yang besar dan tersebar di seluruh sumber belajar sudah dikemas secara
Indonesia, namun memiliki keterbatasan elektronik dan tersedia untuk diakses
dalam menyelenggarakan pelatihan seperti oleh pembelajar melalui online learning.
Kemenkumham. Dengan e-learning ini, 3. Memiliki jangkauan yang lebih luas
peserta didik dituntut mandiri dan bertanggung (potential to reach a global audience).
jawab terhadap proses pembelajarannya, Pembelajaran jarak jauh online yang
sebab ia dapat belajar di mana saja, kapan fleksibel dari segi waktu dan tempat,
saja, yang penting tersedia alatnya. Peserta menjadikan jumlah pembelajar yang
didik juga dapat berdiskusi secara online dapat dijangkau kegiatan pembelajaran
dengan pakar-pakar pada bidangnya, melalui online learning semakin banyak
melalui e-mail atau chatting. Dengan dan terbuka secara luas.
demikian, jelas bahwa keaktifan peserta 4. Mempermudah penyempurnaan dan
didik dalam e-learning sangat menentukan penyimpanan materi pembelajaran (easy
hasil belajar yang mereka peroleh. Semakin updating of content as well as archivable
capabilities).
ia aktif, semakin banyak pengetahuan atau
kecakapan yang akan diperoleh.26 Fasilitas yang tersedia dalam teknologi
e-learning dan berbagai software yang
terus berkembang turut membantu
25 Putra et al., Kajian Strategi Pemenuhan
Kebutuhan Pengembangan Kompetensi ASN Di
Pemerintah Daerah. Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
26 Mawar Ramdhani, “Efektivitas Penggunaan X SMA Negeri 1 Kalasan” (Universitas Negeri
Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Yogyakarta, 2012).
Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan 27 Ibid.

350
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

mempermudah pengembangan materi 2. Kecenderungan mengabaikan aspek


pembelajaran elektronik baik yang psikomotorik atau aspek sosial dan
didasarkan atas umpan balik dari peserta sebaliknya mendorong tumbuhnya
maupun atas hasil penilaian pengajar aspek komersial;
selaku penanggungjawab/pembina 3. Proses pembelajarannya cenderung ke
materi pembelajaran. arah pelatihan daripada pendidikan;
Dengan adanya diklat e-learning ini, 4. Berubahnya peran guru dari yang
capaian peserta diklat di BPSDM Hukum semula menguasai teknik pembelajaran
dan HAM lebih besar dibandingkan dengan konvensional, kini dituntut mengetahui
kemampuan dalam penyelenggaraan diklat teknik pembelajaran yang berbasis pada
konvensional, misalkan 2 (dua) jenis diklat ICT;
e-learning yaitu diklat Reformasi Birokrasi 5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi
dan Administrasi Perkantoran Tingkat Dasar belajar yang tinggi cenderung gagal;
ditargetkan masing-masing sebanyak 17.000 6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas
pegawai, belum pelaksanaan diklat lainnya. internet atau jaringan;
Pelaksanaan Diklat dengan metode e- 7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan
learning yang diselenggarakan oleh BPSDM memiliki keterampilan mengoperasikan
Hukum dan HAM dianggap masih memiliki internet;
permasalahan dalam pelaksanaannya, 8. Kurangnya personil dalam hal
antara lain pertama, rendahnya niat dan penguasaan bahasa pemrograman
minat pegawai dalam mengikuti diklat komputer.
e-learning, kedua, kurangnya pemahaman Namun masih ada gap antara kualitas
dan penguasaan teknologi dan informasi dan kuantitas tenaga pengajar diklat
komputer (TIK) bagi mayoritas pegawai e-learning, sehingga Kemenkumham
dengan masa kerja lebih dari 5 tahun, ketiga, menetapkan kompetensi tenaga pengajar
pada saat pelaksanaan diklat e-learning Diklat e-learning sebagaimana dijelaskan
sering kali peserta tidak dapat mengikuti dalam Pasal 17 (1) Permenkumham 10/17
pembelajaran sesuai yang dijadwalkan bahwa tenaga pengajar Diklat e-learning
dikarenakan ada tugas lain dari pimpinan; ditetapkan berdasarkan kompetensi.” Secara
dan keempat, persoalan teknis yaitu spesifik, kompetensi yang dituntut meliputi (i)
minimnya penyediaan sarana dan prasarana mendapat surat tugas dari pimpinan satuan
pendukung diklat e-learning.28 kerja tenaga pengajar dalam hal tenaga
Hal ini senada dengan kritik dari pengajar merupakan widyaswara, pejabat
Bullen dan Bearn dalam Rusman bahwa struktural, dan pejabat fungsional bidang
pelaksanaan e-learning memiliki kelemahan teknis; (ii) mampu menggunakan komputer
antara lain:29 dan internet; dan (iii) bersedia secara aktif
1. Kurangnya interaksi antara guru dan melaksanakan pengajaran dan memberikan
siswa atau bahkan antar siswa itu tutorial dalam pembelajaran pada materi
sendiri; Kurangnya interaksi ini bisa mata Diklat sesuai dengan kurikulum yang
memperlambat terbentuknya values ditetapkan.
dalam proses pembelajaran; Di samping itu penyelenggaraan Diklat
E-Learning dapat digabung dengan metode
28 Primawardani et al., Dari Klasikal Ke Digital: pembelajaran secara klasikal. metode
Evaluasi Kebijakan Diklat E-Learning Di
pembelajaran secara klasikal. Dalam hal ini
Kemenkumham.
29 Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berbasis diklat e-learning dapat berfungsi sebagai
Komputer (Bandung: Alfabeta, 2012).

351
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

tambahan, pelengkap maupun pengganti materi pelajaran yang disajikan di kelas.


diklat konvensional. Sebagaimana dijelaskan 3. Substitusi (pengganti), apabila e-learning
Sudirman Siahaan, setidaknya ada tiga fungsi dilakukan sebagai pengganti kegiatan
e-learning terhadap kegiatan pembelajaran di belajar, misalnya dengan menggunakan
dalam kelas (classroom instruction):30 model-model kegiatan pembelajaran.
1. Suplemen (tambahan), apabila peserta Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni:
didik mempunyai kebebasan memilih, (1) sepenuhnya secara tatap muka
apakah akan memanfaatkan materi (konvensional), (2) sebagian secara
pembelajaran elektronik atau tidak. tatap muka dan sebagian lagi melalui
Dalam hal ini tidak ada keharusan bagi internet, atau (3) sepenuhnya melalui
peserta didik untuk mengakses materi. internet.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta Fungsi diklat e-learning di Kementerian/
didik yang memanfaatkannya tentu akan Lembaga dapat dijadikan sebagai pengganti
memiliki tambahan pengetahuan atau dari diklat klasikal untuk jenis-jenis diklat
wawasan. tertentu, tidak semua diklat cocok melalui
2. Komplemen (pelengkap), apabila materi e-learning. Menurut Eko31, tidak semua
pembelajaran elektronik diprogramkan jenis diklat dapat diselenggarakan secara
untuk melengkapi materi pembelajaran elektronik (e-learning), pada prakteknya lebih
yang diterima peserta didik di dalam memudahkan untuk diimplementasikan pada
kelas. Sebagai komplemen berarti
jenis-jenis diklat yang sifatnya menambah
materi pembelajaran elektronik
pengetahuan (aspek kognitif level C1),
diprogramkan untuk melengkapi materi
pemahaman (aspek kognitif level C2).
pengayaan atau remedial. Dikatakan
sebagai pengayaan (enrichment), Sebaiknya yang meningkatkan keterampilan/
apabila kepada peserta didik yang dapat keahlian (skill) dan attitude, harus dibarengi
dengan cepat menguasai/memahami dengan tatap muka dalam kelas yang dapat
materi pelajaran yang disampaikan pada difasilitasi juga melalui layanan interaktif baik
saat tatap muka diberi kesempatan melalui media online seperti webinar dimana
untuk mengakses materi pembelajaran tetap ada tatap muka. Metode e-learning
elektronik yang memang secara khusus kurang cocok diterapkan untuk jenis diklat
dikembangkan untuk mereka. Tujuannya keahlian teknis yang menuntut aspek
agar semakin memantapkan tingkat kognitif level C3 (mengaplikasikan) dan
penguasaan terhadap materi pelajaran diatasnya, metode diklat konvensional tidak
yang telah diterima di kelas. Dikatakan dapat sepenuhnya diganti dengan metode
sebagai program remedial, apabila e-learning.
peserta didik yang mengalami kesulitan
Berdasarkan jenis diklat e-learning
memahami materi pelajaran pada saat
tatap muka diberikan kesempatan untuk yang diselenggarakan oleh BPSDM Hukum
memanfaatkan materi pembelajaran dan HAM, lebih banyak yang bersifat
elektronik yang memang secara khusus menambah pengetahuan (aspek kognitif
dirancang untuk mereka. Tujuannya agar level C1), pemahaman (aspek kognitif level
peserta didik semakin mudah memahami C2) saja. untuk jenis diklat keahlian teknis
yang menuntut aspek kognitif level C3
(mengaplikasikan) dan diatasnya, metode
30 Mawar Ramdhani, “Efektivitas Penggunaan
Media Pembelajaran E-Learning Berbasis
Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 31 Primawardani et al., Dari Klasikal Ke Digital:
X SMA Negeri 1 Kalasan” (Universitas Negeri Evaluasi Kebijakan Diklat E-Learning Di
Yogyakarta, 2010). Kemenkumham.

352
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

diklat konvensional tidak dapat sepenuhnya berprestasi dalam e-learning. Pemberian


diganti dengan metode e-learning. penghargaan ini diharapkan berpengaruh
Blended learning dapat diaplikasikan dalam meningkatkan pemanfaatan e-learning
pada diklat-diklat tertentu seperti kompetensi dalam kaitan untuk pengembangan kapasitas
keahlian teknis di BPSDM Hukum dan HAM, kompetensi pegawai. Hal ini karena pegawai
dimana didahului dengan mengaplikasikan berlomba-lomba dan termotivasi untuk
metode e-learning untuk penyampaian mengakses pengetahuan dalam e-learning
meteri-materi teori dasar yang dilanjutkan baik secara mandiri maupun keikutsertaanya
dengan diklat klasikal (tatap muka) yang dalam sebuah pelatihan online. Hal lain
dapat dilanjutkan dengan uji kompetensi yang dapat dilakukan adalah menjadikan
apabila peserta dinyatakan lulus diklat untuk e-learning sebagai persyaratan wajib dalam
menduduki suatu jabatan tertentu. mengikuti beberapa pelatihan klasikal lainnya
serta mewajibkan jabatan-jabatan tertentu
Mengubah metode pembelajaran secara
untuk menguasai beberapa courseware
konvensional untuk beralih ke e-learning
dalam tertentu, sehingga pilihannya hanya
bukannya hal yang mudah dilakukan di
satu yaitu mengakses courseware tersebut.
lingkungan birokrasi, utamanya bagi pegawai
senior di lingkungan Kemenkumham yang Strategi Pengembangan E-Learning dalam
sudah merasa nyaman dengan pelatihan Peningkatan Kompetensi Aparatur Sipil
dalam kelas di BPSDM Hukum dan HAM Negara Kemenkumham
karena sudah menjadi rahasia umum bahwa Sistem Learning Management System
pengiriman pegawai dalam diklat klasikal (LMS) yang digunakan oleh BPSDM Hukum
ini juga dijadikan sebagai ajang refreshing dan HAM dalam pembelajaran online adalah
dari kesibukan pelaksanaan tugas di Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic
kantor. Hal ini juga yang mengakibatkan Learning Environment). Moodle adalah LMS
pegawai yang dikirim selalu sama (pegawai open source yang paling terkenal dan banyak
tertentu) dari tahun ke tahun. Oleh karena diaplikasikan yang menggunakan prinsip-
itu, sebelum mengubah cara belajar maka prinsip pedagogis untuk membantu pendidik
yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membuat sistem e-learning yang efektif.
mengubah paradigma pembelajaran dengan Moodle memiliki berbagai fasilitas yang dapat
memperkenalkan cara baru tanpa suatu berguna mendukung kegiatan pembelajaran.
paksaan, dimana e-learning juga dapat Menurut Amiroh dalam Arif Rahman Hakim,
menumbuhkan kesadaran pegawai dalam fasilitas tersebut antara lain:32
memupuk budaya pembelajar itu sendiri. 1. Assignment digunakan untuk
Oleh karena itu e-learning menjadi salah memberikan penugasan kepada siswa
satu bagian dari implementasi knowledge secara online. Siswa dapat mengakses
management di lingkungan Kemenkumham, materi tugas dan mengumpulkan tugas
walaupun keduanya tidak secara langsung dengan cara mengirimkan file hasil
berkaitan namun sama-sama memiliki pekerjaan mereka.
tujuan untuk menambah pengetahuan 2. Chating digunakan oleh guru dan siswa
dan kompetensi pegawai. Selanjutnya, untuk saling berinteraksi secara online
dengan cara berdialog teks (percakapan
usaha dalam membangun budaya belajar
online).
di Kemenkumham dapat dilakukan
dengan mengembangkan suatu program
semacam Learner Award yang memberikan 32 Hakim, “Pengembangan E-Learning Berbasis
penghargaan kepada pegawai yang Moodle Sebagai Media Pengelolaan
Pembelajaran.”

353
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

3. Forum merupakan forum diskusi secara menciptakan sebuah lingkungan


online antara guru dan siswa yang kolaboratif terfokus yang berguna dalam
membahastopik-topik yang berhubungan peningkatan kinerja.36
dengan materi pembelajaran. 3. Artificial Intelligence dan Learner
4. Quiz digunakan oleh guru untuk Assistance, e-learning yang
melakukan ujian tes secara online. menggunakan pengajar virtual, bot,
5. Survey digunakan untuk melakukan jajak atau bahkan robot dengan menerapkan
pendapat. konsep kecerdasan buatan;
Sementara itu, tren e-learning yang 4. Gamifikasi dan Game-Based Learning,
sedang populer di tahun 2019 menurut yaitu implementasi sistem permainan,
seperti leaderboards, sistem poin, dan
Suresh DN, CEO Tesseract Learning, ada
sistem badge.
delapan, yaitu:33
5. Augmented Reality (AR), virtual reality
1. Adaptive Learning, e-learning yang
(VR), dan mixed reality (MR) yang
berbasis algoritma berdasarkan jawaban
merupakan gabungan AR dan VR;
dari peserta. Sistem ini menggunakan
pendekatan basis data untuk 6. Video-Based Learning, yaitu e-learning
menyesuaikan pola dan kecepatan berbasis video.
pembelajaran yang dapat mendukung 7. Social Learning, yaitu e-learning yang
perubahan dalam peran fakultas, mengandalkan interaksi, seperti forum
praktik pengajaran yang inovatif, serta dan group chat,
menggabungkan berbagai format konten 8. Content Curation, yaitu proses seleksi
untuk mendukung siswa sesuai dengan berbagai macam konten yang tersedia
kebutuhan belajar mereka.34 di luar, yang dikompilasi untuk tujuan
2. Microlearning, e-learning singkat yang pembelajaran tertentu. Tren ini akan
dapat dengan mudah diakses dari terus berkembang dan tidak menutup
berbagai jenis media. Microlearning kemungkinan menghasilkan model-
digunakan sebagai strategi dalam model pembelajaran baru.
merancang konten belajar menjadi Kemudian Wild dkk37 menjelaskan
segmen-segmen kecil dan terfokus. bahwa e-learning adalah sebagai alat (tools)
Konten yang dimaksud berupa learning dalam suatu manajemen pengetahuan
object yang digunakan dalam e-learning. (knowledge management) yang digunakan
Contoh dari learning object tersebut
sebagai media pertukaran pengetahuan
seperti video singkat, infografis, gambar,
secara online sehingga menciptakan
artikel, bahkan kutipan.35 Penggunaan
media sosial dan micro learning pertumbuhan repositori pengetahuan dimana
menawarkan banyak kemungkinan, akan berkelanjutan menyampaikan kepada
selain untuk menarik perhatian peserta seluruh pegawai apa yang mereka butuhkan.
pada pesan utama, namun juga untuk Pertukaran (sharing) merupakan
bagian dari knowledge management dimana
33 Adi, “Memahami Modern E-Learning.” para pegawai saling berbagi pengetahuan
34 P. Moskal, D. Carter, and D. Johnson, “7 Things dan pengalaman yang dimilikinya kepada
You Should Know about Adaptive Learning,”
Educause Learning Initiative (2017): 2, https://
library.educause.edu/resources/2017/1/7-things- 36 Luminiţa Giurgiu, “Microlearning an Evolving
you-should-know-about-adaptive-learning. Elearning Trend,” Scientific Bulletin 22, no. 1
35 Grace Natalin, “Microlearning, Sebuah Trend Baru (2017): 18–23.
Dalam Mendesain Learning Object,” last modified 37 Bety Dian Pratiwi, “Pengembangan Kompetensi
2019, accessed March 31, 2020, https://binus. Melalui Metode Pembelajaran E-Learning Di
ac.id/knowledge/2019/02/micro-learning-sebuah- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk”
trend-baru-dalam-mendesain-learning-object/. (Universitas Indonesia, 2012).

354
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

pegawai lainnya sebagai salah satu upaya 1. Online Training dan Knowledge
dalam menciptakan dan memupuk budaya Management
belajar di organisasi. Pendekatan baru e-learning terdiri
dari online training dan knowledge
Pengertian Knowledge Management
management. Online training merupakan
menurut Awad dan Ghaziri adalah proses strategi intruksional yang menyediakan
menangkap dan memanfaatkan keahlian courseware dan simulasi bisnis,
kolektif perusahaan dimanapun bisnis sedangkan knowledge management
dalam bentuk dokumen, database (explicit merupakan strategi informal yang
knowledge), atau yang ada di kepala manusia menyediakan database informasi/
(tacit knowledge). Dalam rangka implementasi pengetahuan dan tools yang mendukung
dari knowledge management tersebut, kinerja.
Kemenkumham telah merintis program 2. Learning Architecture (Arsitek
Corporate University Kemenkumham38 Pembelajaran
pada akhir tahun 2019 sebagai upaya untuk Arsitektur pembelajaran merupakan
pembangunan SDM yang unggul. koordinasi e-learning dengan usaha
pembelajaran organisasi, termasuk
Dalam membangun e-learning di suatu
membangun sinergi dengan pelatihan
instansi penyelenggara diklat diperlukan
dalam kelas (classroom training).
suatu strategi supaya mencapai kesuksesan. Arsitektur pembelajaran ini terkait
Rosenberg menjelaskan strategi tersebut dengan dimana e-learning digunakan,
seperti pada gambar berikut:39 course apa yang baik bagi peserta
Gambar 2. Strategi Membangun E-Learning e-learning, dan kompetensi yang
mendukung e-learning.
3. Infrastruktur
Infrastruktur merupakan kegunaan
kemampuan teknologi dari organisasi
dalam menyampaikan dan mengelola
e-learning menggunakan aplikasi LMS
untuk mengelola interaksi antara user/
siswa dengan sumber pembelajaran
(pengajar dan konten ajar)
4. Learning Culture, Management
Sumber: Rosenberg, 2001 Ownership, dan Change Management
Strategi-strategi dalam membangun Reynold40 mengatakan bahwa untuk
kesuksesan pembelajaran metode e-learning menciptakan budaya belajar (learning
culture) perlu dikembangkan praktik-
tersebut terdiri dari enam komponen penting,
praktik dalam organisasi yang
yaitu:
meningkatkan komitmen pegawai dan
memberikan kesadaran pada mereka
akan visi, misi, dan tujuan dari organisasi,
inisiatif untuk saling membantu serta
38 Tedy, “Kemenkumham Corporate University,
Solusi Bangun SDM Kemenkumham Yang praktik bantuan dari pegawai atas
Unggul,” last modified 2019, accessed April 2, komitmennya yang mendukung dalam
2020, https://www.kemenkumham.go.id/berita/ pembelajaran. Menurut Wibowo41,
kemenkumham-corporate-university-solusi-
bangun-sdm-kemenkumham-yang-unggul.
39 Pratiwi, “Pengembangan Kompetensi Melalui 40 Ibid.
Metode Pembelajaran E-Learning Di PT Bank 41 Wibowo, Manajemen Perubahan (Jakarta: Raja
Negara Indonesia (Persero) Tbk.” Grafindo Persada, 2006).

355
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

manajemen perubahan adalah suatu peta pengembangan kompetensi ASN


proses secara sistematis dalam Kemenkumham serta dalam mendukung
menerapkan pengetahuan, sarana dalam penyelenggaraan e-learning
dan sumber daya yang diperlukan secara tersistem dalam pemanggilan
untuk mempengaruhi perubahan pada peserta.;
seseorang yang akan terdampak dari  Meningkatkan kuantitas dan kualitas
proses tersebut. (hardware, software dan brainware)
5. Sound Business Case dalam penyelenggaran pengembangan
Menyuarakan suatu kasus bisnis adalah kompetensi secara e-learning;
merupakan pengembangan dari kasus  Menggabungkanmetodepengembangan
yang dikemas menarik untuk mendukung kompetensi secara e-learning dan
jalannya e-learning. konvensional (klasikal) untuk jenis-jenis
6. Menciptakan kembali organisasi kompetensi teknis yaitu dengan metode
pelatihan blended learning;
Gagasan tentang bagaimana bergeser ke  Penerapan modernisasi pembelajaran
tahap kesadaran baru telah menciptakan e-learning yang berfokus pada
model organisasi yang lebih produktif pengembangan konten materi ajar yang
secara radikal. Pendekatan baru yang mengikuti perkembangan zaman seperti
ditawarkan e-learning juga membutuhkan e-learning naratif yang disajikan dalam
pendekatan yang baru pula kepada bentuk film pendek, animasi multimedia
organisasi untuk merencanakan, atau dalam bentuk lainnya.
menjalankan serta mengevaluasi fungsi  Mengkolaborasikan implementai
dari pelatihan e-learning tersebut.
e-learning dengan implementasi
knowledge management di lingkungan
PENUTUP Kementerian Hukum dan HAM secara
Kesimpulan maksimal.
Diklat metode e-learning yang  Membangun budaya belajar secara terus
diselenggarakan BPSDM Hukum dan menerus dan berkesinambungan;
HAM menjadi alternatif pengembangan Saran
kompetensi dalam memberikan kesempatan
Adapun saran rekomendasi yang dapat
diklat kepada seluruh pegawai di lingkungan
diberikan antara lain:
Kementerian Hukum dan HAM yang
berfungsi dalam meningkatkan pengetahuan
 Perlu optimalisasi aplikasi Competeny
Base Human Resource Information
(kognitif level C1) dan pemahaman (kognitif
System (CBHRIS) yang dapat
level C2), namun demikian belum optimal
memberikan profiling data kompetensi
dalam meningkatkan keterampilan dan
setiap ASN Kemenkumham yang
keahlian serta belum berdampak jauh pada
memuat antara lain: a. Profil PNS; b.
peningkatan kinerja organisasi secara Data standar kompetensi jabatan; c.
keseluruhan. Adapun strategi yang dapat Data Profil Kompetensi PNS; d. Data
dilakukan dalam pengembangan e-learning hasil analisis kesenjangan kompetensi;
dalam rangka meningkatkan kompetensi e. Data Hasil Analisis Kesenjangan
pegawai antara lain: Kinerja;
 Optimalisasi Competeny Base Human  Untuk jangka pendek perlu menerapkan
Resource Information System (CBHRIS) metode blended learning terhadap jenis-
yang sudah ada agar dapat mendukung jenis diklat teknis yang mengutamakan
dalam kegiatan perencanaan kebutuhan peningkatan keahlian dan keterampilan

356
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

serta kedepannya perlu dikembangkan UCAPAN TERIMA KASIH


sistem dan pengelolaan full e-learning Ucapan terima kasih penulis sampaikan
yang teknologinya dapat mengakomdir kepada Kepala Pusat Pengkajian dan
peningkatan kompetensi teknis tersebut; Pengembangan Kebijakan, peneliti tim
 Perlu menjadikan e-learning sebagai penelitian tentang Evaluasi Pelaksanaan
prasyarat untuk mengikuti beberapa diklat Diklat E-Learning yang diselenggarkan oleh
lanjutan yang hanya bisa dilaksanakan BPSDM Hukum dan HAM yang memberikan
secara klasikal, untuk memotivasi
banyak sumbangsih pemikiran dalam
pegawai dalam menggunakan e-learning;
tulisan ini serta teman-teman peneliti yang
 Perlu modernisasi dan pengembangan tidak dapat disebutkan satu persatu dalam
teknologi pembelajaran e-learning
memberikan dukungan konstruktif sehingga
mengikuti perkembangan tren yang
tersusunnya tulisan ini.
meliputi:
a. Adaptive Learning, DAFTAR PUSTAKA
b. Microlearning,
Adi, Victorianus Mario Isdianto Bimo.
c. Artificial Intelligence dan Learner “Memahami Modern E-Learning.” Last
Assistance, modified 2019. Accessed March 30,
d. Gamifikasi dan Game-Based 2020. https://bppk.kemenkeu.go.id/
Learning, c o nt e nt / b er it a/ s ekr et ar iat - b ad an -
e. Augmented Reality (AR), virtual memahami-modern-elearning-2019-11-
reality (VR), dan mixed reality (MR) 05-a72d8d22/.
yang merupakan gabungan AR dan Ajib, Rakhmawanto. Dikotomi Sistem
VR; Merit Dan Politisasi Birokrasi Dalam
f. Video-Based Learning; Pengangkatan Jabatan ASN, 2018.
g. Social Learning; Birokrasi, Humas Kementerian
h. Content Curation. Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi. “Tingkatkan Kompetensi
 Perlu menciptakan beberapa open
ASN Dengan E-Learning.” Last modified
courseware yang disematkan dalam
2020. Accessed January 23, 2020.
LMS e-learning atau berdiri sendiri, yang
https://www.menpan.go.id/site/berita-
wajib dikuasai pada jabatan-jabatan
terkini/tingkatkan-kompetensi-asn-
tertentu, sehingga pegawai dengan
dengan-e-learning.
jabatan tersebut mengakses courseware
tersebut untuk menciptakan budaya BPSDM Hukum dan HAM. Pedoman
belajar sendiri tanpa instruktur. Penggunaan Aplikasi E-Learning.
Depok, 2018.
 Perlu memperbanyak konten-
konten pengetahuan dari para pakar Giurgiu, Luminiţa. “Microlearning an Evolving
dibidangnya sebagai implementasi Elearning Trend.” Scientific Bulletin 22,
knowledge management yang diupload no. 1 (2017): 18–23.
dalam learning center yang terintegrasi Hakim, Arif Rahman. “Pengembangan
dengan sistem e-learning BPSDM E-Learning Berbasis Moodle Sebagai
hukum dan HAM. Media Pengelolaan Pembelajaran.”
Kodifikasia 12, no. 2 (2018): 167.
HAM, Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Hukum dan. Pedoman
Penggunaan Aplikasi E-Learning.
Depok, 2018.

357
JIKH Vol. 14, No. 2, Juli 2020: 339-360
p- IS SN: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- IS SN: 2 5 7 9 -7 4 2 5

HAM, Kementerian Hukum dan. “Sistem sebuah-trend-baru-dalam-mendesain-


Informasi Manajemen, Pelayanan Dan learning-object/.
Administrasi Kepegawaian,” 2020. Nugroho, Trisapto. “Analisis E-Government
https://simpeg.kemenkumham.go.id/ Terhadap Pelayanan Publik Di
siap/index.php/login. Kementerian Hukum Dan Ham (Analysis
Indonesia, Republik. Peraturan Lembaga of E-Government to Public Services in
Administrasi Negara Nomor 10 the Ministry of Law and Human Rights).”
Tahun 2018 Tentang Pengembangan Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 10, no. 3
Kompetensi Pegawai Negeri Sipil, 2018. (2016): 279–296.
———. Peraturan Menteri Hukum Dan Pratiwi, Bety Dian. “Pengembangan
HAM Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Kompetensi Melalui Metode
Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pembelajaran E-Learning Di PT Bank
Hukum Dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 Negara Indonesia (Persero) Tbk.”
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Universitas Indonesia, 2012.
Kementerian Hukum Dan HAM Republik Primawardani, Yuliana, Imam Lukito, Haryono,
Indonesia, 2018. Harison Citrawan, Sabrina Nadila,
———. Peraturan Pemerintah Nomor 11 and Ulang Mangun Sosiawan. Dari
Tahun 2017 Tentang Manajemen PNS, Klasikal Ke Digital: Evaluasi Kebijakan
2017. Diklat E-Learning Di Kemenkumham.
Kementerian Hukum dan HAM. Laporan Edited by Nevey Varida Ariani. Jakarta:
Keuangan Kementerian Hukum Dan Balitbangkumham Press, 2019.
HAM Semester I Tahun Anggaran 2019, Putra, Heru Syah, Rati Sumanti, Henri Prianto
2019. Sinurat, Ervina Yunita, Nurul Afrian,
Lukito, Imam. “Tantangan Hukum Dan Peran and Mohd. Febrianto. Kajian Strategi
Pemerintah Dalam Pembangunan Pemenuhan Kebutuhan Pengembangan
E-Commerce.” Jurnal Ilmiah Kebijakan Kompetensi ASN Di Pemerintah Daerah.
Hukum 11, no. 3 (2017): 349–367. Jakarta, 2018.
Meyrina, Rr Susana.A. “Implementasi Rahayu, Yayu Agustini. “Bos Bappenas Sebut
Peningkatan Kinerja Melalui Merit Sistem Kualitas Aparatur Sipil Negara Masih
Guna Melakanakan Undang-Undang Perlu Diperbaiki.” Last modified 2018.
Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014 Accessed January 14, 2020. https://
Di Kementerian Hukum Dan HAM.” www.merdeka.com/uang/bos-bappenas-
Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 10, no. sebut-kualitas-aparatur-sipil-negara-
2 (2016): 175–185. http://www.unpak. masih-perlu-diperbaiki.html.
ac.id/uploads/dosen_5783_3_analisis_ Ramdhani, Mawar. “Efektivitas Penggunaan
proses_morfologis_afiksasi.pdf. Media Pembelajaran E-Learning
Moskal, P., D. Carter, and D. Johnson. “7 Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi
Things You Should Know about Adaptive Informasi Dan Komunikasi Terhadap
Learning.” Educause Learning Initiative Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA
(2017): 2. https://library.educause.edu/ Negeri 1 Kalasan.” Universitas Negeri
resources/2017/1/7-things-you-should- Yogyakarta, 2010.
know-about-adaptive-learning. ———. “Efektivitas Penggunaan Media
Natalin, Grace. “Microlearning, Sebuah Pembelajaran E-Learning Berbasis Web
Trend Baru Dalam Mendesain Learning Pada Pelajaran Teknologi Informasi
Object.” Last modified 2019. Accessed Dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar
March 31, 2020. https://binus.ac.id/ Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan.”
knowledge/2019/02/micro-learning- Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.

358
Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Metode E-Learning di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
Imam Lukito, Haryono

Rares, Joyce J, and Martha Ogotan.


“Pengembangan Kompetensi Aparatur
Sipil Negara Di Dinas Pendidikan
Kabupaten Intan Jaya Propinsi Papua.”
JurnalAdministrasi Publik 4, no. 49 (2018).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
JAP/article/viewFile/18451/17979.
Rusman. Belajar Dan Pembelajaran Berbasis
Komputer. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sancoko, Bambang. “Implementasi Model
Pembelajaran Blended E-Learning Pada
Diklat Pengadaan Barang/Jasa Di Bppk.”
Simposium Nasional Keuangan Negara
1, no. 1 (2018): 767–783.
Setiadiputra, Raden Pradityo Yudhy. “Urgensi
Program Pengembangan Kompetensi
SDM Secara Berkesinambungan
Di Lingkungan Pemerintah.” Jurnal
SAWALA 5, no. 1 (2017): 16–22.
Susanto, Rudi Umar. “Ranah Kognitif Dalam
Dunia Evaluasi Pembelajaran: Dari
C1 Hingga C6.” Last modified 2019.
Accessed March 30, 2020. https://duta.
co/ranah-kognitif-dalam-dunia-evaluasi-
pembelajaran-dari-c1-hingga-c6.
Tedy. “Kemenkumham Corporate University,
Solusi Bangun SDM Kemenkumham
Yang Unggul.” Last modified 2019.
Accessed April 2, 2020. https://
www. k e m e n k u m h a m . go. id/ b e r i t a /
kemenkumham-corporate-university-
solusi-bangun-sdm-kemenkumham-
yang-unggul.
Wibowo. Manajemen Perubahan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2006.
“Sejarah Dan Perkembangan E-Learning.”
Last modified 2018. Accessed
March 30, 2020. http://learningsuite.
id/2018/03/22/1228/.

359
HALAMAN KOSONG

Anda mungkin juga menyukai