Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan sumber daya Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui
pelatihan dalam membangun Smart ASN menuju reformasi birokrasi. Dalam kajian ini Metode yang
digunakan adalah “Literatur Review” yang berisikan ulasan (Compare, Contrast dan Synthesize), rangkuman
(Summarize), dan pemikiran penulis (Criticize) dari beberapa sumber pustaka terkait Smart ASN. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Smart ASN mesti memiliki dan menguasai teknologi, bahkan mampu untuk
merekayasa dan membuat berbagai aplikasi dalam mewujudkan pelayanan publik yang prima kepada
masyarakat; juga harus mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi dengan mengaplikasikan atau melaksanakan
asas kepemerintahan yang baik; memiliki rasa tanggung jawab serta empati. Adapun kesimpulan yang
diperoleh sehubungan dengan pelatihan dalam membangun Smart ASN tersebut, perlu dilakukan pembenahan
dalam beberapa hal diantaranya: pelatihan berbasis kompetensi dengan pengembangan kurikulum serta
menyesuaikan dengan model kurikulum kekinian yang dikehendaki sesuai kebutuhan, diharapkan dari hasil
pengembangan kurikulum tersebut dapat menghasilkan lulusan ASN atau alumni pelatihan dengan standar
kemampuan sesuai dengan yang diinginkan. Pada akhirnya Pelatihan berbasis kompetensi ini diharapkan
mampu membangun dan mengembangkan profesionalisme dan Smart ASN dalam mewujudkan reformasi
birokrasi menuju pemerintahan berkelas dunia.
Abstract
[MEMBANGUN SMART APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MELALUI PELATIHAN]. This study aims
to examine the development of State Civil Apparatus resources through training in building smart ASN towards
bureaucratic reform. The method used in this study is “Literature Review” which contains reviews (Compare,
Contrast and Synthesize), a summary (Summarize), and the author's thoughts (Criticize) from several library
sources related to smart ASN. The results of this study indicate that the Smart ASN must master technology, even
be able to engineer various applications in realizing excellent service to the community, have a high sense of
nationalism by implementing the principles of good governance, have a sense of empathy and responsibility.
As for the conclusions obtained regarding training in building the Smart ASN, it is necessary to make
improvements in several ways including: the development of competency-based education and training
curricula also adapting to the curriculum model that is useddesired, so that the curriculum will be able to
produce graduates of the ASN with the desired abilities. Competency-based education and training are
ultimately expected to build professionalism and Smart ASN to realize bureaucratic reform towards world-
class government.
License
mengembangkan kompetensi aparatur sipil Negara itu sendiri maka Pemerintah kita
negara atau ASN agar dapat manfaatkan sudah melalui banyak cara untuk
secara efektif (Fathurrochman, 2017). mengkampanyekan Smart Aparatur Sipil
Salah satu upaya untuk menjadikan Negara agar dapat dipahami dan diketahui
aparatur yang Smart ASN adalah melalui oleh Aparatur Sipil Negara secara lengkap.
pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Di tengah kondisi birokrasi kita yang
melalui pelatihan diharapkan dapat belum berjalan dengan baik secara efektif
mengembangkan kompetensi Aparatur Sipil dan efisien Smart Aparatur Sipil Negara
Negara yaitu kompetensi teknis, manajerial merupakan sebuah konsep yang dapat
dan professional. Pelatihan dan Orientasi yang menjadi harapan baru. (Faedlulloh, Maarif,
dilakukan secara berkelanjutan dalam Meutia, & Yulianti; 2020). Pendapat lainnya
lingkungan pemerintahan atau instansi kepada disampaikan oleh (Ateh, 2018; Fazoan, 2018;
aparatur atau sumber daya manusianya akan Mustafa, 2019) bahwa SMART Aparatur
menjadi langkah awal proses pengembangan Sipil Negara adalah aparatur yang memiliki
sumber daya manusia atau aparatur sipil Nasionalisme, Integritas, Wawasan Global,
negara. Hospitality, Networking, Teknologi
Berdasarkan penjelasan diatas serta Informasi, penguasaan Bahasa Asing dan
kajian literatur yang ada maka yang menjadi Entrepreneurship yang berperan sebagai
fokus tulisan ini adalah “Bagaimanakah digital talent dan digital leader yang
pengembangan sumber daya aparatur sipil mendukung transformasi birokrasi di
negara (ASN) melalui pelatihan dalam Indonesia.
membangun smart Aparatur Sipil Negara di Delapan karakteristik yang ada
Indonesia?”. Dari perumusan masalah tersebut, didalam SMART ASN adalah sebagai
maka tujuan penulisan ini untuk mengkaji berikut:
konsep Smart ASN, peluang serta tantangan
pendidikan dan pelatihan dalam 1. Integritas
mengembangkan sumber daya ASN atau Integritas Aparatur Sipil Negara
Aparatur Sipil Negara. (ASN) berhubungan dengan sikap, tindakan,
tingkah, dan prilaku dalam melakukan
pelayanan publik. Untuk itu Aparatur Sipil
METODE PENELITIAN Negara dituntut supaya dapat mematuhi
peraturan perundang-undangan yang ada,
Metode yang digunakan dalam serta menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran.
Penelitian atau kajian ini adalah metode Integtritas Aparatur Sipil Negara ini
“Literatur Review” yang mana berisikan tidak akan terbangun apabila tidak didukung
pemikiran penulis, rangkuman dan ulasan yang oleh budaya kerja organisasi yang
bersumber dari beberapa sumber pustaka menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, serta
terkait Smart ASN. Kunci utama dari proses ini dukungan sistem dan lembaga penyelenggara
adalah melihat dan mengkaji sebanyak- pelayanan yang juga harus menjunjung tinggi
sebanyaknya literatur atau bahan bacaan yang nilai integritas dalam memberikan pelayanan.
ada dengan mencari kesamaan (compare) dan Dan yang tidak kalah penting adalah
ketidaksamaan (contrast), memberikan dukungan pimpinan lembaga yang sejatinya
pandangan (criticize), membandingkan harus menjadi role model dalam memberi
(synthesize), dan meringkas (summarize) apa teladan bagi Aparatur Sipil Negara yang ada
yang menjadi temuan. dilingkungannya dalam pelaksanaan nilai-
nilai integritas.
TEMUAN DAN PEMBAHASAN 2. Nasionalisme
Nasionalisme yang tinggi dapat
Smart Aparatur Sipil Negara
diwujudkan dengan cara mengaktualisasikan
Smart Aparatur Sipil Negara
atau melaksanakan nilai-nilai yang ada dan
merupakan nilai dan konsep baru yang perlu
terkandung dalam Pancasila pada saat
dan mesti di internalisasikan kepada sumber
menjalankan tugas dan fungsinya dalam
daya manusia aparatur sipil negara
penyelenggaraan pemerintahan. Dengan
dilingkungan birokrasi Indonesia, serta dalam
semangat nasionalisme yang tinggi, maka
rangka membangun Smart Aparatur Sipil
Aan Nopriandi (Membangun SMART ASN….) 3
p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 15, No. 1, Juni 2022
Literasi digital ini bergandengan erat dengan terkait lainya dalam rangka membangun dan
literasi bahasa jadi seorang Aaparatur Sipil memperkuat kerjasama dengan pihak lain.
Negara harus memiliki kemampuan keduanya
sehingga dapat memenuhi harapan stakeholder 8. Memiliki Jiwa Enterpreneurship
yang juga telah memiliki kemampuan IT dan Seorang Aparatur Sipil Negara
bahasa yang mumpuni. mesti memiliki jiwa kewirausahaan atau
memiliki kemampuan entrepreneurship
6. Memiliki Sikap dan Sifat ramah/ Hospitality yang ditandai dengan kreatifitas, inovatif,
Hospitality atau keramahan adalah keberanian, pantang menyerah, cerdas dalam
memiliki sifat baik hati, menarik budi menangkap dan menciptakan peluang serta
bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya
dalam setiap menjalankan aktivitas Enterpreneurship juga dapat
pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya diartikan berpikir tentang masa depan orang
dalam memberikan pelayanan prima atau banyak, kehidupan orang banyak,
pelayanan terbaik kepada masyarakat supaya kesejahteraan masyarakat dan bagaimana
kepemerintahan yang baik / good governance cara membantu mereka yang membutuhkan.
dapat terwujud. Dan dengan dimilikinya kemampuan
Dalam hal ini ASN harus memiliki enterpreneurship ini maka seorang Aparatur
jiwa pelayanan yang baik dengan keramahan, Sipil Negara akan mampu meningkatkan
tutur sapa, serta kesantunan dalam kinerja dalam setiap waktunya.
memberiklan pelayanan kepada masyarakat,
sehingga masyarakat merasa diorangkan dalam
pelayanan, karena tidak jarang terjadi, Strategi Menyiapkan Smart ASN pada
masyarakat merasa kurang dihargai pada saat Era Digital
mereka bersurusan dengan ASN. Pada era digital sekarang ini untuk
menyiapkan ASN yang smart bukanlah
7. Memiliki Kemampuan membangun perkara yang mudah. Melakukan hal tersebut
jaringan/ Networking tentunya akan mendapatkan banyak
Networking adalah suatu cara hambatan dan tantangan untuk meraih sukses
bagaimana menjalin hubungan atau dan tidaknya usaha yang dilakukan.
membangun jaringan dengan banyak orang Beberapa faktor yang menjadi
atau organisasi, ini diharapkan mampu hambatan dan tantangan yang mesti dicari
memberi pengaruh positif pada kesuksesan jalan keluar dan diselesaikan oleh
personal maupun peningkatan profesionalitas. Pemerintah adalah tingkat Pendidikan
Aparatur Sipil Negara diharapkan dapat Aparatur Sipil Negara masih ada yang
membuat jejaring tidak hanya dengan orang- rendah, ada Aparatur Sipil Negara yang
orang yang ada di dalam lingkungan tempat hilang motivasi dalam rangka
dimana dia bekerja, akan tetapi juga harus mengembangkan dirinya, ada juga pegawai
mampu membuka jaringan baru yang lebih atau Aparatur Sipil Negara yang tidak paham
luas sehingga akan memberi pengaruh yang bagaimana menggunakan teknologi
positif bagi kesuksesan secara personal informasi pada lingkungan pemerintah,
maupun profesional terhadap Aparatur Sipil bahkan masih ada Aparatur Sipil Negara
Negara tersebut. yang tidak begitu memahami tugas dan
sebagai seorang Aparatur Sipil Negara fungsinya, dan juga keterbatasan anggaran
diharapkan mampu untuk membangun sinergi pada masing-masing lembaga pemerintah
dan menjalin jaringan kerjasama yang sinergis, dalam upaya untuk pengembangan
dengan memberikan kesempatan kepada kompetensi Aparatur Sipil Negara itu sendiri.
berbagai pihak untuk dapat berkontribusi, ASN atau Aparatur sipil negara
terbuka dalam bekerjasama untuk dituntut untuk memberikan pelayanan publik
menghasilkan nilai tambah dan menggerakkan secara efisien dan efektif di era digital bagi
pemanfaatan berbagai sumber daya untuk masyarakat. Oleh karena itu diperlukan
tujuan bersama. adanya kompetensi yang baik agar dapat
Membangun jejaring yang luas juga menunjang kemampuan Aparatur Sipil
sudah menjadi keharusan bagi ASN, sehingga Negara dalam memberikan pelayanan prima.
dalam setiap kegiatan dapat melibatkan pihak Sehingga terwujudnya kualitas pelayanan
birokrasi pemerintahanan yang baik pula.
Aan Nopriandi (Membangun SMART ASN….) 5
p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 15, No. 1, Juni 2022
kurangnya kesadaran Aparatur Sipil Negara filosofis, psikologis, sosiologis dan IPTEK
untuk mengikuti pendidikan dan kegiatan sehingga pengembangan kurikulum tidak
pelatihan, rendahnya tingkat pemahaman melenceng dari tujuan organisasi dan
Aparatur Sipil Negara tentang pentingnya mampu menjawab tantangan kebutuhan di
kompetensi (Apriansyah, 2018). masyarakat. Pengembangan kurikulum
Kualitas peningkatan kompetensi dapat Pendidikan dan Pelatihan juga
berupa: pengetahuan, keterampilan, dan sikap menyesuaikan dengan model kurikulum
untuk mewujudkan aparatur yang memiliki seperti apa yang dikehendaki, sehingga
semangat keterlibatan yang tinggi untuk kurikulum tersebut nantinya dapat
melayani masyarakat yang selalu bertindak menghasilkan lulusan Pendidikan dan
efisien, rasional, transparan dan akuntabel. Pelatihan dengan kemampuan sesuai yang
Jadi, itu membutuhkan metode pengembangan diinginkan.
kompetensi Aparatur Sipil Negara, melalui 2. Rekomendasi
pendidikan dan pelatihan, pendidikan formal, Dalam rangka menunjang
pelatihan informal, dll, bertujuan untuk Pengelolaan Sumber Daya Manusia tersebut,
pengembangan Sumber Daya Manusia yang maka model pelatihan pun perlu ada
memadai. perubahan atau harus bertransformasi agar
relevan dengan kondisi era disrupsi seperti
sekarang ini. Gagasan Smart ASN yang ada
PENUTUP saat ini masih terbatas dilaksanakan di
beberapa organisasi atau bersifat sektoral,
1. Simpulan harus bisa dieksperimentasikan oleh lembaga
Konsep Smart Aparatur Sipil Negara atau organisasi publik lainnya guna
adalah memandang pegawai atau karyawan mendorong percepatan menuju terwujudnya
dalam suatu institusi atau organisasi sebagai Smart ASN.
sebuah investasi, dimana apabila karyawan Penelitian ini menggunakan
atau pegawai tersebut dikelolah dengan pendekatan studi literatur yang sarat dengan
manajemen dan perencanaan yang baik serta keterbatasan data di lapangan. Oleh sebab itu,
lebih profesional maka akan memberikan penulis menyadari secara imanen masih
manfaat bagi organisai atau institusi lebih terdapat kekurangan dalam hasil penelitian
efesien dan efektif. Adapun kriteria Smart ini. Maka, agenda penting selanjutnya yaitu
Aparatur Sipil Negara antara lain; berintegritas, menindaklanjuti penelitian ini dengan
berwawasan global, serta memahami penelitian lain lebih mendalam dari berbagai
teknologi informasi serta bahasa asing. perspektif, bahkan multidisiplin untuk
Pendidikan dan Pelatihan berbasis memproyeksikan, bahkan membangun model,
kompetensi diperlukan oleh Aparatur Sipil sehingga konsep Smart ASN menjadi
Negara dalam upaya mengatasi gap atau gagasan yang bisa aktual dan bisa
masalah kesenjangan kompetensi yang diimplementasikan di lapangan.
dimilikinya. Pendidikan dan Pelatihan
berbasis kompetensi dilaksanakan
berdasarkan analisis kebutuhan agar
kompetensi peserta Pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan yang diharapkan.
Sebagai salah satu komponen
Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi,
kurikulum Pendidikan dan pelatihan berbasis
kompetensi akan memberi arah yang jelas
terhadap program Pendidikan dan pelatihan
sehingga kesenjangan kompetensi dapat
terjembatani.
Dalam menyesuaikan kurikulum agar
sesuai dengan kebutuhan, pengembangan
kurikulum Pendidikan dan Pelatihan tetap
menyesuaikan dengan landasan
pengembangan kurikulum, yakni landasan
Aan Nopriandi (Membangun SMART ASN….) 7
p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 15, No. 1, Juni 2022
DAFTAR PUSTAKA
LAN, 2015. Pedoman Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah, Indonesia.
Antonacopoulou, E., J. Ferdinand, M. Graca and M. Easterby-Smith (2005). Dynamic Capabilities and
Organizational Learning: Socio-Political Tensions in Organizational Renewal." AIM Research
Working Paper Series, 1-52.
Anwar, C. (2017). Internalisasi Semangat Nasionalisme Melalui pendekatan Habituasi (Perspektif Filsafat
Pendidikan). Analisis : Jurnal Studi Keislaman, 14(1), 159-172.
Bates, R. (2004). "A critical analysis of evaluation practice: the Kirkpatrick model and the principle of
beneficenc." Evaluation and Program Planning, 27: 341-347.
Berardinelli, P. K., J. L. Burrow and L. S. D. Jones (1995). "Management Training: An Impact Theory."
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT QUARTERLY, 6(1), 79-90.
Berge, Z., M. d. Verneil, N. Berge, L. Davis and D. Smith (2002). "The increasing scope of training and
development competency." Benchmarking: An International Journal, 9(1): 43-61.
Corner, F. H. R. P. Y.-T. S. J. L. (2015). "Change Readiness: Creating Understanding and Capability for
the Knowledge Acquisition Process." Journal of Knowledge Management, 19(6).
Darroch, J. and R. Mc Naughton (2002). "Examining the link between knowledge management
practices and types of innovation." Journal of Intellectual Capital3(3), 210-222.
Elkin, G., H. Zhang and M. Cone (2011). "The Acceptance of Senge’s Learning Organisation Model among
Managers in China: An Interview Study." International Journal of Management, 28(4 part 2).