KELOMPOK 1
DEWINTA, A.Md
Pegawai ASN dibutuhkan untuk menjadi smart ASN karena Pegawai ASN
berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan, termasuk memberikan pelayanan publik yang profesional serta
terbebas dari intervensi politik dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Selain itu,
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
juga dinyatakan tujuan didirikannya Negara Republik Indonesia adalah untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa menjadikan
penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara (Nuriyanto, 2014).
Sesuai dengan Visi 2045, terdapat 2 (dua) pilar utama yang dapat menjadi arahan
untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia, yaitu pembangunan sumber daya manusia
yang berkualitas dan penyederhanaan birokrasi untuk mendukung dan menciptakan
iklim investasi yang baik (Kementerian PPN/Bappenas, 2020).
Di era yang penuh dengan perubahan ini, tidak hanya transformasi teknologi saja
yang dibutuhkan melainkan juga transformasi sumber daya manusia. Pelaksanaan
Smart ASN ada sebagai upaya menghadapi era disrupsi dan revolusi industri 4.0.
Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) menerapkan Human Capital Management Strategy yang
mencakup 6P yaitu: Perencanaan, Perekrutan dan seleksi, Pengembangan
kompetensi, Penilaian kinerja dan penghargaan, Promosi, rotasi, dan karir serta
Peningkatan kesejahteraan
B. SMART ASN
Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan
menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat
20 Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan
untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government).
Profil ASN tersebut meliputi :
1. Integritas
2. Nasionalisme
3. Profesionalisme
4. Berwawasan global
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi yang
mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja
melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan
menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala
nasional maupun internasional.
5. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat
dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan
efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian
kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain menguasai Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa
asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya
6. Hospitality
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu,
pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan
memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.
7. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas,
inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan
berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak,
kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini maka
seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
8. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun
personal. Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN
yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi
pengetahuan yang
terkini
Memiliki jaringan
yang baik
11. Disiplin
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan
tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS. Instansi Pemerintah wajib
melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai
upaya peningkatan disiplin. PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi
hukuman disiplin. Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
12. Pemberhentian
PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara
paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana. PNS
diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan
pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
PNS diberhentikan sementara, apabila diangkat menjadi pejabat negara,
diangkat menjadi komisioner atau anggota Lembaga nonstruktural; atau ditahan
karena menjadi tersangka tindak pidana. Pengaktifan kembali PNS yang
diberhentikan sementara dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian, pemberhentian
sementara, dan pengaktifan kembali PNS diatur dengan Peraturan Pemerintah.
13. Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua
PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari
tua PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PNS
diberikan jaminan pensiun apabila meninggal dunia, atas permintaan sendiri
dengan usia dan masa kerja tertentu, mencapai batas usia pension,
perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini; atau tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajiban.
14. Perlindungan
Perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan
jaminan kematian mencakup jaminan sosial yang diberikan dalam program
jaminan social nasional. Bantuan hukum, berupa pemberian bantuan hukum
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai perlindungan diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
D. Manajemen ASN mewujudkan smart ASN untuk menuju birokrasi kelas dunia
tahun 2024.
Pelaksanaan Human Capital Management Strategy merupakan salah satu jalan
utama untuk mengoptimalisasikan pengembangan ASN demi tercapainya birokrasi
kelas dunia. Penerapan 6P ini ditujukan untuk menciptakan ASN berintegritas,
memiliki rasa nasionalisme, profesional, berwawasan global, menguasai IT dan
bahasa asing, serta memiliki kemampuan hospitality, networking, dan
entrepreneurship yang tinggi pada tahun 2024.
Sejalan dengan profil Smart ASN 2024, penguasaan teknologi akan menjadi
daya dukung bagi masyarakat di era globalisai ini namun tidak akan berjalan
dengan maksimal apabila tidak dilakukan oleh sumber daya manusia yang
berkompeten dan berkualitas.
Peningkatan kemampuan ASN melalui pendidikan dan pelatihan sesuai jabatan
perlu dilakukan untuk bekal bersaing di ranah global. Selain itu, pendidikan dan
pelatihan juga diperlukan untuk menanamkan integritas dan profesionalisme dalam
diri ASN. Hal ini berkaitan dengan sepanjang tahun 2019 sendiri, terdapat 1.372
ASN yang diberhentikan secara tidak terhormat oleh pemerintah akibat tindakan
pidana korupsi atau penggelapan dana (Apriyani, 2020). Salah satu alasan dibalik
permasalahan ini adalah latar belakang pendidikan yang dimiliki ASN dan
berpengaruh langsung terhadap kinerja yang dimiliki (Yulianto, 2020).
Selain itu, penerapan sistem merit dalam pelaksanaan rekrutmen calon aparatur
pemerintahan juga harus diterapkan untuk mengurangi terjadinya kecurangan demi
terpilihnya orang-orang yang berkualitas dan berkompetensi. Untuk mewujudkan
Smart ASN, pemerintah perlu memperhatikan ulang netralitas di kalangan anggota
pemerintahan, silo mentality yang menyebabkan ego sektoral, koordinasi antar
instansi yang rendah, serta regulasi pemerintah yang masih tumpang tindih. Dalam
melakukan manajemen ASN, penataan aparatur dapat dilakukan dengan analisis
profil pegawai yang sesuai dengan stuktur organisasi dan kualifikasi, analisis
kebutuhan pengembangan kompetensi, distribusi pegawai, dan perluasan tugas,
fungsi, maupun wewenang (Harahap, 2019).