Anda di halaman 1dari 33

Karya Ilmiah

2023
Name: Puji Asih

IMPLEMENTASI (PENERAPAN) CORE VALUES BerAKHLAK


UNTUK MEWUJUDKAN SMART ASN DI ERA DIGITAL DAN
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 SEBAGAI UPAYA MENUJU
WORLD CLASS GOVERMENT
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Umum

Pembangunan SDM menjadi prioritas utama dalam agenda Presiden Jokowi. Untuk

membangun SDM yang terampil, dinamis, pekerja keras, dan menguasai IPTEK, tidak bisa

diraih dengan cara lama, perlu adanya pengembangan cara baru.

Salah satunya dengan Penyelarasan Nilai-nilai Dasar (Core Values) ASN seluruh Indonesia

dalam rangka penguatan budaya kerja. Kuatnya budaya kerja akan terlihat dari bagaimana

pegawai memandang budaya kerja sehingga berpengaruh terhadap perilaku yang

digambarkan memiliki motivasi, dedikasi, kreativitas, kemampuan dan komitmen yang

tinggi. Semakin kuat budaya kerja, semakin tinggi produktivitas yang dihasilkan pegawai.

Dan pada akhirnya akan memberikan kepuasan kepada masyarakat terhadap pelayanan

yang diberikan para ASN. mengerucut menjadi BerAKHLAK.

Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan  core value Aparatur Sipil Negara (ASN)

yaitu BerAKHLAK pada tanggal 27 Juli 2021. Untuk mengakselerasi transformasi

pengelolaan sumber daya manusia (SDM) aparatur, Presiden Republik Indonesia Joko

1
Widodo telah meluncurkan Core Values ‘BerAKHLAK’ dan Employer Branding Aparatur

Sipil Negara (ASN) ‘Bangga Melayani Bangsa’. Peluncuran Core Values ini bertujuan

untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar (core values) bagi seluruh ASN di Indonesia

sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang profesional. Core

values BerAKHLAK yang dimaksud merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,

Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif

Peluncuran  Core Value  ini bertujuan  untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar bagi

seluruh ASN di Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi  budaya kerja ASN  yang

profesional. Core Value BerAKHLAK juga merupakan penggabungan dan pengerucutan

nilai-nilai ASN yang ada  diberbagai instansi pemerintahan. Adanya Core Value ASN yang

baru ini diharapkan setiap ASN baik di pusat maupun di daerah memiliki semboyan dan

semangat yang sama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. ASN jangan lagi

minta untuk dilayani melainkan memberikan pelayanan yang prima dalam membantu

masyarakat. Harapan ini juga didukung dengan diresmikannya employer branding ASN

“Bangga melayani bangsa” . Persaingan global saat ini masuk dalam ranah digital,

termasuk pada sistem pemerintahan. Indonesia, mau tidak mau, juga ikut dalam arus

revolusi industri 4.0 tersebut. Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) dipaksa untuk adaptif

terhadap teknologi agar kinerja pelayanan lebih cepat, akurat, dan efisien. Digitalisasi

birokrasi untuk pelayanan yang optimal, adalah hal yang tak bisa disanggah.

Indonesia berada di peringkat ke-77 dari 119 negara dalam Global Talent

Competitiveness Index, dengan nilai 38,04. Untuk memperbaiki indeks tersebut, pemerintah

melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)

menerapkan Human Capital Management Strategy menuju Smart ASN 2024.

2
Smart ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era disrupsi dan

tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN meliputi integritas,

nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing,

berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas. “Di tahun 2024,

kita ingin mendapatkan anak-anak dengan profil ini (Smart ASN). Dengan itu kita akan

mendapat digital talent dan digital leader,” tegas Setiawan.

Smart ASN yang tidak gagap teknologi atau gaptek akan menggiring sistem

pemerintahan Indonesia ke birokrasi 4.0, yang tentu beriringan dengan revolusi industri 4.0.

Semua jenis layanan publik yang diselenggarakan pemerintah akan berbasis digital dan

terintegrasi. Tentu, digitalisasi sistem pemerintahan ini juga diimbangi dengan keamanan

siber yang mumpuni. Birokrasi 4.0 memiliki empat indikator. Indikator tersebut adalah

percepatanan layanan, efisiensi layanan, akurasi layanan, fleksibilitas kerja, dan berdampak

sosial. Dengan fleksibilitas waktu kerja ASN, pekerjaan tidak harus dikerjakan di kantor. Di

masa mendatang, beberapa pekerjaan bisa dikerjakan melalui smartphone, yang tentu akan

lebih efisien dan memperpendek alur birokrasi.

Saat ini perubahan dan inovasi begitu cepat bergulir, ASN harus selalu siap

menghadapi perubahan-perubahan tersebut dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin,

baik kompetensi bidang, penguasaan terhadap teknologi yang tentunya akan menunjang

bagi pelayanan di masyarakat, dan yang tak kalah penting, ASN haruslah memiliki

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk menghindarkan dari potensi

korupsi,penyalahgunaan kekuasaan, maupun narkotika.

Kontribusi seorang ASN dalam kemajuan bangsa dan negara salah satunya peningkatan

sumber daya manusia yang unggul, berintegritas, dan berdaya saing merupakan satu dari

enam fokus utama kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tahun

3
2022. Salah satu langkah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menjadi Smart

Aparatur Sipil Negara (ASN). Smart ASN merupakan pegawai  dengan kompetensi, kinerja,

serta profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif

terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi.  “Smart ASN menjadi jawaban dari

prioritas pembangunan SDM serta grand design reformasi birokrasi nasional,”

Kita tentunya berharap dengan internalisasi core values ASN akan terjadi peningkatan

peran aparatur yang signifikan sebagai roda penggeraknya birokrasi yang dinamis,  melalui

peningkatan kinerja SDM di lingkungan kerja. Budaya adaptif atau penyesuaian diri secara

dinamis di segala perubahan perlu dilakukan untuk menciptakan peluang-peluang baru guna

kemajuan negara. 

Dengan internalisasi core values ASN diharapkan akan tercipta ekosistem dan 

semangat berinovasi sehingga kerja kerja menjadi lebih bermakna dan terjadi peningkatan

peran seluruh insan ASN untuk aktif berkontribusi menjawab tantangan-tantangan baru di

era modern ini. Karena itu peran aparatur menjadi sangat signifikan bagi tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam konteks inilah urgensi transformasi pengelolaan SDM aparatur

perlu dipercepat sebagaimana arahan Kepala Negara. Oleh karena itu penulis ingin

memberikan gambaran mengenai penerapan atau implemetasi core values BERAKHLAK

untuk mewujudkan smart asn di era digital dan revolusi industri 4.0 sebagai upaya menuju

world class government

1.2 Kajian Literatur

1.2.1 Konsep core values BerAKHKAK

Core values BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,

Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Dalam menyikapi

4
perubahan lingkungan strategis yang serba cepat, perlu adanya tata kelola pemerintahan

yang dinamis, responsif, efektif, dan efisien demi mewujudkan pelayanan publik yang

prima. Tentunya pada era ini, Aparatur Sipil Negara turut mengambil peran sebagai

agen perubahan, yang akan membawa birokrasi di Indonesia menjadi lebih baik.

Sebagai Lembaga pemerintahan yang menjalankan fungsi Manajemen ASN, Badan

Kepegawaian Negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung

terciptanya ASN yang BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,

Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).

Menjadi Aparatur Sipil Negara harus selalu memiliki komitmen yang tinggi untuk

memberikan pelayanan secara jujur, berintegritas, bertanggungjawab, dan tidak

menyimpang dari Kode Etik ASN. Diharapkan bahwa nilai-nilai BerAKHLAK yang

selalu kita kumandangkan ini tidak hanya menjadi sebuah catatan di atas kertas, tetapi

juga dapat selalu tertanam dalam diri setiap Aparatur Sipil Negara selaku perpanjangan

tangan negara dalam memenuhi tugas dan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan,

pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa guna mewujudkan tujuan dan cita-

cita Bangsa Indonesia.

1.2.2 Konsep Smart ASN

Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan

menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat

Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk

mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil

ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme,

profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa

hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

5
Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan

menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat

Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk

mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government).

Berdasarkan arahan bapak presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan

kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan

kemampuan kognitif sumberdaya manusia di indonesia agar keerampilannya tidak

sebatas mengoperasikan gawai.

Digital Skills (Cakap bermedia digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi

digital, berada di domain ‘single, informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital)

sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada

domain ‘kolektif, formal’ dimana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu

berperan sebagai warga negara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak,

kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’. Digital Ethics (Etis Bermedia

digital) sebagai panduan berprilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk

bisa menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital

Safety (Aman Bermedia digital) sebagai panduan individu agar dapat menjaga

keselamatan dirinya berad pada domain ‘single, formal’ karena sudah menyentuh

instrumen-instrumen hukum positif. Literasi digital merupakan hal paling utama dalam

mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi.

1.2.3 Revolusi industry 4.0 era digitalisasi pada sektor pemerintah

Memahami Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0. Akhir-akhir ini, kata ini sering kita dengar.  Banyak orang yang

membicarakan tentang revolusi industri 4.0 Apa sesungguhnya revolusi

industri 4.0? Prof. Klaus Martin Schwab, teknisi dan ekonom Jerman, yang juga pendiri

6
dan Executive Chairman World Economic Forum, yang pertama kali

memperkenalkannya. Dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution (2017), ia

menyebutkan bahwa saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang secara

fundamental mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain.

Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berkembangnya Internet of/for Things,

kehadirannya begitu cepat. Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba

muncul dan menjadi inovasi baru, serta membuka lahan bisnis yang sangat besar.

Munculnya transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-Jek, Uber, dan Grab.

Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan usaha baru, lapangan kerja

baru, profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.

Revolusi Industri 4.0 pada Sektor Pemerintahan

Istilah Revolusi Industri 4.0 tidak hanya diterapkan dalam bidang industri manufaktur

saja, namun dapat lebih luas sampai dengan ranah pemerintahan. Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti Cloud Computing mau tidak mau, suka

tidak suka, harus diadopsi oleh pemerintah agar dapat memberikan pelayanan kepada

masyarakat dengan lebih mudah, murah dan cepat serta akuntabel. Cepatnya aliran data

dan minimnya kesempatan untuk “bermain” dengan data akan menghasilkan cara kerja

yang lebih efisien dan mempersempit ruang untuk berbuat kecurangan. Dengan

semakin majunya teknologi, dunia fisik, digital dan biologis akan semakin dekat.

Teknologi dan platform baru akan semakin memungkinkan warga suatu negara untuk

terlibat dalam pemerintahan, menyuarakan pendapat, mengkoordinasikan upaya

mereka, bahkan dapat digunakan untuk menghindari pengawasan otoritas publik.

1.2.4 Visi Indonesia 2045 menuju world class goverment

7
Mewujudkan Indonesia pada tahun 2045 merupakan langkah permerintah dalam

membangun indonesia untuk menjadi Megatrend Dunia yang semakin sarat akan

persaingan yang sangat ketat. Pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut membangun

pilar Visi Indonesia 2045 sebagai bahan acuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa

demi mewujudkan indonesia yang berdaulat , mandiri, dan berkepribadian menjadi

acuan setiap langkah pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.

2.1 Pencapaian impian dan visi Indonesia 2045 dibangun dengan 4 pilar berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945 sebagai dasar berbangsa, bernegara dan konstitusi.  4 Pilar Visi

Indonesia 2045 yaitu:

1. Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

2. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

3. Pemerataan Pembangunan

4. Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan

Tujuan 4 Pilar Indonesia

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2. Memajukan kesejahteraan umum

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

1.3 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penulisan karya ini adalah

sebagai berikut:

1. Apa sajakah komponen core values berAKHLAK ASN dan Smart ASN sebagai upaya

menuju World Class Government?

2. Bagaimana penerapan core values berAKHLAK ASN untuk mewujudkan Smart ASN?

8
3. Bagaimana pentingnya core values BerAKHLAK ASN dan Smart ASN di era digital

dan revolusi industri 4.0 sebagai upaya menuju World Class Government

1.4 Tujuan Kajian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan dan manfaat

penulisan sebagai berikut:

1. mengetahui komponen core values berAKHLAK ASN dan Smart ASN sebagai upaya

menuju World Class Government

2. Memberikan pemahaman penerapan core values berAKHLAK ASN untuk

mewujudkan Smart ASN

3. menerapkan core values BerAKHLAK ASN dan Smart ASN di era digital dan revolusi

industri 4.0 sebagai upaya menuju World Class Government

9
BAB II

METODA

Penulis melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber, yaitu literatur

serta data-data akurat yang diperoleh dari media cetak dan elektronik. Penulis

mendapatkan informasi yang diperlukan melalui berbagai metode diantaranya :

2.1 Tekhnik Pengumpulan Data dan Informasi

Tehknik pengumpulan data dalam penulisan karya ilmiah ini adalah menggunakan

tekhnik studi dokumenter. Data yang digunakan sebagai penunjang referensi kepustakaan

dan berbagai teori pendukung didapatkan dari berbagai sumber pustaka yang terdiri dari

buku, majalah, media elektronik, dan jurnal ilmiah. Untuk data berupa kondisi lapangan

dan kondisi wilayah Medan sendiri terkait dengan relevansi aplikasi teknologi veltikultur

diperoleh dari studi dokumentasi dan pengamatan lapangan.

2.2 Tekhnik Analisis Data

Pengolahan data-data yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini adalah menggunakan

tekhnik deskriptif analitik model korelasi. Data yang telah didapatkan dari berbagai sumber

rujukan dideskripsikan secara jelas dan rinci pada bagian telaah pustaka. Data disajikan

secara konsep dan teori serta berbagai contoh yang mendukung konsep dan teori yang telah

diuraikan. Data yang telah dideskripsikan kemudian dianalisis dengan mengkomparasi

informasi terkait masalah yang pernah terjadi dan direlasikan dengan konsep serta teori

sebelumnya yang akan menghasilkan benang merah dari masalah yang dibahas dalam karya

ilmiah ini. Kemudian semua data baik yang diperoleh dari sumber dokumentasi maupun

pengamatan akan dikorelasikan guna menghasilkan gagasan baru. Gagasan baru yang

10
dihasilkan akan dipaparkan secara jelas dan dideskripsikan secara rinci sesuai dengan

kebutuhan dan masalah yang telah diuraikan pada rumusan masalah sebelumnya. Gagasan

baru yang akan diuraikan dapat menjadi bahan referensi dalam aplik

11
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Komponen Core Values dan Smart ASN sebagai upaya menuju World Class

Government

Core value BerAKHLAK, merupakan akronim dari tujuh kata, yakni: Berorientasi

Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (Keputusan

Kepala LAN RI Nomor: 14/K.1/PDP.07/2022). Berikut kita bahas masing-masing

komponennya:

1. Berorientasi Pelayanan

Beriorientasi pelayanan yaitu komitmen untuk memberikan pelayanan prima demi

kepuasan masyarakat. Kata kuncinya meliputi responsivitas, kualitas, dan kepuasan.

Panduan perilaku yang dapat kita terapkan adalah Memahami dan memenuhi

kebutuhan masyarakat; Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; Melakukan

perbaikan tiada henti. Dengan berorientasi pada pelayanan maka ASN dapat

memberikan pelayanan maksimal sesuai yang di butuhkan maka birokrasi

pemerintahan kelas duniapun dapat diwujudkan dimana kita sebagai pelayan

masyarakat berorintasi pada mutu yang berorientasi pelayanan.

2. Akuntabel

Akuntabel yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan. Kata kuncinya

meliputi integritas, konsisten, dapat dipercaya, dan transparan. Panduan perilaku yang

dapat diterapkan meliputi Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,

cermat, disiplin dan berintegritas tinggi; Menggunakan kekayaan dan barang milik

negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; Tidak menyalahgunakan

kewenangan jabatan. Dari semua perilaku tersebut merupakan contoh dari

pemerintahan sehat seperti jujur, jika sudah akuntabel maka angka korupsi di negara

12
kita menurun otomatis birokrasi kita merupakan birokrasi yang sehat yang nantinya

menunjang menuju pemerintahan kelas dunia.

3. Kompeten

Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Kata kuncinya meliputi

kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learning agility, dan ahli di bidangnya. ASN yang

terus belajar dan berkembang merupakan ASN yang smart tentunya aparatur seperti

inilah yang dibutuhkan negara untuk bersaing dengan dunia internasional. Panduan

perilaku yang dapat diterapkan adalah Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab

tantangan yang selalu berubah; Membantu orang lain belajar; Melaksanakan tugas

dengan kualitas terbaik. Dengan persaingan global yang selalu dinamis tentunya ASN

di tuntut untuk kompeten supaya bisa bersaing dan pemerintahan kelas dunia bisa

diwujudkan

4. Harmonis

Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan. Kata kuncinya meliputi

peduli (caring), perbedaan (diversity), dan selaras. Panduan perilaku yang dapat di

terapkan : Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya; Suka menolong orang

lain; Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal

Loyal yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Kata

kuncinya komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian. Panduan

perilakunya seperi Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia kepada

Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah; Menjaga nama baik

sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara; Menjaga rahasia jabatan dan negara.

13
6. Adaptif

Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi

perubahan. Kata kuncinya Inovasi, antusias terhadap perubahan, dan proaktif. Contoh

perilakunya seperti Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan; Terus berinovasi

dan mengembangkan kreativitas; Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif

Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis. Kata kuncinya kesediaan

bekerja sama, sinergi untuk hasil yang lebih baik. contoh perilaku yang dapat

diterapkan seperti Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;

Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah; Menggerakkan

pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

Smart ASN Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing

dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat

Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk

mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil ASN

tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme,

berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa

entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau

etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung,

dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi,

bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.

Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib

dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka,

bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-

14
cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran

dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan dalam implementasinya,

seorang ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air Indonesia.

Profesionalisme adalah merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk

meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita 16 Putranti,Blog). Oleh karena

Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka konsekuensinya harus selalu

meningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas atau

pekerjakaan dapat dilaksanakan secara profesional.

Berwawasan global ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ

birokrasi yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja

melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan

perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun internasional.

Menguasai IT dan bahasa asing ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan

informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT

termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan

efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas

tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.

Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu, pengunjung,

atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan

terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan. g. Entrepreneurship ASN dituntut memiliki

kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan

dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam

menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat

diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan

masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan

15
dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu

meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

Networking Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau

organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal. Literasi

digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam

perkembangan teknologi dan informasi.

3.2. Penerapan Core Values berAKHLAK untuk mewujudkan Smart ASN

Salah satu prioritas reformasi birokrasi Pemerintah Indonesia hingga 2024 yaitu

mewujudkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) berkelas dunia. Untuk mewujudkan

hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), telah mencanangkan pembangunan “Smart

ASN” 2024. Hal ini menjadi pondasi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik

khususnya di Era Digital dan Revolusi Industri 4.0. Dalam menghadapi Era Digital,

Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB)

melakukan percepatan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau

E-Government. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018, bahwa

salah satu mandat yang harus segera dilaksanakan adalah percepatan SPBE. Selain itu,

juga menjadi amanat dari Pasal 349 (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah bahwa Pemerintah Daerah dapat memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Penerapan sistem berbasis elektronik dan terpadu akan membawa perubahan yang cepat

dan dinamis bagi pelayanan publik yang berkualitas. Untuk mendorong percepatan

tersebut, kompetensi ASN khususnya dari generasi milenial menjadi salah satu kunci

dalam melaksanakan pemerintahan berbasis elektronik. Generasi milenial yang relatif

16
“open minded”, cerdas, dan inovatif, didukung dengan karakteristik “Smart ASN” yang

memiliki jiwa nasionalisme; integritas; wawasan global; komunikasi; keramahan; jejaring;

dan wirausaha, akan membawa perubahan bagi pelayanan publik. Selain itu, komitmen

pemerintah untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan semua stakeholders adalah

upaya untuk menciptakan inovasi di bidang pemerintahan.

Tak dapat dimungkiri apabila tuntutan terhadap peningkatan pelayanan publik di level

pusat hingga pemerintah daerah otonom masih tinggi. Hal ini dikarenakan pelayanan

publik masih rendah dan belum mampu beradaptasi dengan zaman. Saat ini kita telah

memasuki Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas,

interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin

konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Reformasi Birokrasi

hingga 2024 mendatang untuk memperkuat dan membangun model kelembagaan aparatur

negara dan reformasi birokrasi kelas dunia. Tujuannya agar terbentuknya pemerintahan

yang bersih, transparan, dan mampu menjawab perubahan secara efektif, sehingga

pelayanan publik berkualitas dan berkelas dunia dapat terwujud.

Di Era Digital, tuntutan pelayanan publik yang berkualitas dan responsif semakin

tinggi. Sudah saatnya berbagai terobosan pemerintah berbasis elektronik diterapkan di

semua level pemerintahan hingga pemerintah daerah. Kultur birokrasi juga harus

menerapkan prinsip New Public Service dan pelayanan yang diaplikasikan oleh swasta

agar setiap warga negara benar-benar merasakan pelayanan prima yang responsif. Kita

tentunya dapat membandingkan antara birokrasi masa lalu yang tidak menggunakan

ICT/E-GOV, yaitu minimnya inovasi, kaku, mengabaikan profesionalisme, cenderung

otoriter, dan peluang pungli lebih besar. Sedangkan dengan sistem elektronik,

memungkinkan adanya kreativitas, inovasi, profesionalisme, transparansi, dan peluang

KKN yang kecil karena dikelola oleh sistem.

17
Berbicara tentang “Smart ASN” dan pelayanan publik berkelas dunia, salah satu variabel

yang sangat berkaitan adalah melihat Indeks Daya Saing Global dari World Economic

Forum (WEF).

Ada 12 indikator utama, seperti daya saing dalam hal institusi, infrastruktur, adaptasi

teknologi, stabilitas ekonomi, kesehatan, skill, produk, pasar tenaga kerja, sistem finansial,

besaran pasar (jumlah penduduk), pergerakan bisnis, dan kemampuan inovasi. Sejak 2018,

terjadi penekanan pada indikator terkait kesiapan dunia menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Pada 2018, Indonesia mengalami pergeseran dengan menduduki peringkat ke-45

dari 140 negara. Dari hal tersebut, daya saing Indonesia terkait semua indikator memang

harus didongkrak. Selain itu, efektifitas pemerintahan Indonesia juga merupakan hal yang

menjadi konsen. Pasalnya, persaingan yang dihadapi Indonesia bukanlah antar instansi

pemerintah, tapi jauh lebih kompleks karena persaingannya di tingkat global. Untuk itulah

perlu adanya standar kualifikasi, kompetensi, dan kinerja “Smart ASN” yang didasarkan

pada budaya pelayanan yang baik. Mulai dari penguasaan sosio kultural, bahasa, dan yang

terutama adalah penguasaan IT untuk menghadapi kondisi persaingan global.

Selain Indeks Daya Saing Global, sistem pemerintahan berbasis elektronik juga harus

dilihat dari perankingan dalam survei e-Government, yang dilakukan United Nations

(Perserikatan Bangsa-Bangsa).

PBB melakukan asesmen pada seluruh web atau situs kementerian dan nasional di

semua negara anggotanya. Keberadaan web di segala ranah dan institusi, kelengkapan

fitur, berbagai layanan online, dan adanya respon serta dokumentasi terhadap partisipasi

masyarakat menjadi hal-hal utama yang dilihat dalam e-government survey. Untuk

mendukung efektivitas pemerintah melalui penerapan e-government, kompetensi aparatur

dalam transformasi digital menjadi sangat penting. Kita bisa melihat misalnya beberapa

Top Skill dalam Revolusi Industri 4.0 pada tahun 2020 adalah Complex problem solving;

18
Critical thinking; Creativity; People management; Coordinating with others; Emotional

intelligent; Judgment and decision making; Service orientation; Negotiation; Cognitive

flexibility.

Berbagai Top skill ini sudah dimiliki oleh generasi milenial, yang notabene banyak

menciptakan lapangan kerja di dunia swasta dan industri kreatif. Dengan masuknya

generasi milenial sebagai ASN, maka konsep “Smart ASN” dan e-government bisa

diterapkan mulai dari pemerintah pusat di Kementerian/Lembaga, hingga pemerintah

daerah.

Elemen lainnya yang perlu diperhatikan pemerintah adalah bagaimana swasta dan

perusahaan global mampu memenuhi dan menggaet pangsa pasarnya. Salah satu kuncinya

adalah kemampuan untuk terus berinovasi dengan memanfaatkan media sosial dan

teknologi komunikasi. Dengan hal tersebut, perusahaan global tidak kehilangan

momentum untuk berinteraksi dengan konsumennya. Begitu pula dengan pemerintah

untuk bisa berinovasi dan berkolaborasi dengan semua stakeholders untuk memenuhi

kebutuhan warganya (publik).

Dengan masuknya generasi milenial sebagai ASN, maka konsep “Smart ASN” dan e-

government bisa diterapkan menuju pelayanan publik yang tak hanya berkualitas, tapi juga

berkelas dunia. Kemampuan inovasi juga menjadi penting dalam revolusi industri 4.0.

Inovasi menggantikan yang lama agar menjadi lebih efisien dan efektif. Perubahan

tersebut dimulai dari kultur birokrasi yang mengakomodir ide-ide kreatif; pembelajaran

dalam pengembangan kompetensi ASN; hingga penataan ruang kantor yang khas milenial.

Pengembangan kompetensi ASN juga harus mengarah pada kebijakan yang melindungi

pihak swasta, agar kepemilikan industri digital tidak dimonopoli asing dan masyarakat

hanya menjadi konsumen.

19
Dunia pendidikan juga menjadi kunci dalam mengenalkan dan mengembangkan

teknologi digital, menjadi sangat penting agar mindset generasi milenial khususnya ASN

hidup dalam dunia yang kreatif dan penuh inovasi.

Untuk mengatasi kemandegan atau tidak produktifnya ASN, pengembangan kompetensi

melalui e-Learning misalnya, menjadi hal penting dalam mempersiapkan Aparatur Sipil

Negara di Era Revolusi Industri 4.0. Model pembelajaran e-learning yang disertai dengan

kelas tutorial atau sering juga disebut dengan blended learning dapat menjadi solusi

peningkatan kompetensi PNS menuju “Smart ASN” 2024.

3.3. Pentingnya core values BerAKHLAK dan smart ASN di era digital dan revolusi

industri 4.0 sebagai upaya menuju world class government

Melihat kebutuhan pada penjelasan sebelumnya, perlu menetapkan

BerAKHLAK sebagai core values ASN. Core Values BerAKHLAK menjadi pondasi

perubahan berlandaskan Pancasila dalam rangka mencapai visi dan misi Indonesia

Maju. Dalam mewujudkan impian tersebut disusun Visi Indonesia Tahun 2045 dengan

4 (empat) pilar, yaitu Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan, serta

Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan. Basic Beliefs yaitu

PANCASILA.

Keempat pilar tersebut dibangun di atas Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar

berbangsa bernegara dan konstitusi, dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

20
Core Values BerAKHLAK didalamnya sudah mencakup ke lima sila yang menjadi

pondasi bagi ASN untuk menjalankan tugasnya.

Core values akan memberikan penguatan budaya kerja yang mendorong

pembentukan karakter ASN yang professional, Memudahkan proses adaptasi bagi

ASN ketika yang bersangkutan berpindah ke IP lain (talent mobility), Menjadi unsur

untuk memperkuat peran ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa

Budaya kerja yang kuat akan mendorong kinerja organisasi dalam jangka

Panjang Core values  yang menjadi  acuan mendasar  dan dipraktikkan secara  kongkrit

oleh seluruh sumber daya manusia dalam suatu organisasi kerja, menjadi  faktor

determinan yang dapat mendekatkan  organisasi pada  pencapaian tujuan organisasi

secara umum, baik  pada organisasi publik maupun organisasi bisnis.

Bagi organisasi publik, seperti birokrasi pemerintahan, internalisasi core

values menjadi prasyarat agar dapat berperan mengakselerasi pencapaian tujuan

organisasi,  utamanya dalam mendukung   reformasi birokrasi menuju  birokrasi kelas

dunia. Perwujudan birokrasi kelas dunia menjadi faktor determinan yang perlu

bersama-sama kita akselerasi implementasinya guna mendukung Visi Indonesia Maju

2045. Hal ini sudah barang tentu menuntut adanya perubahan mindset dan cultural

set ASN sebagai komponen utama mesin birokrasi.

Perubahan mindset menuju birokrasi kelas dunia setidaknya menuntut adanya

rencana aksi konkrit yang dioperasionalisasikan melalui  pembangunan sumber daya

manusia ASN Unggul, yang antara lain dicirikan dengan SDM yang memiliki jiwa

pekerja keras, bekerja smart, dinamis, adaptif dan agile serta terampil menguasai IT,

memiliki kapabilitas dan integritas serta komitmen kerja yang  tinggi.

Sebagaimana kita ketahui bersama dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 transformasi menuju birokrasi kelas dunia

21
telah dioperasionalisasikan dengan perencanaan strategik, melalui perampingan

birokrasi untuk menghasilkan kinerja lebih baik serta mengoptimalkan pemanfaatan IT

di dalam birokrasi untuk mewujudkan percepatan Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik (SPBE) atau e-government.

Kemajuan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh bagaimana Aparatur Sipil

Negara berbenah diri untuk menjadi lebih ramping, lebih efisien, lebih produktif, lebih

trengginas, dan lebih bisa melayani, guna mewujudkan pemerintahan kelas dunia pada

tahun 2024. Untuk itulah  urgensi  internalisasi core values pada seluruh  ASN menjadi

relevan sebagai acuan seluruh ASN dalam berkonstribusi  konstruktif  pada  K/L Pusat

dan Daerah dimana tempat mengabdi  guna memastikan apa yang menjadi visi

Indonesia Maju 2024 dapat tercapai.

Di tengah dunia yang penuh disrupsi, peningkatan kapasitas dan kompetensi,

serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan menjadi mutlak bagi ASN disinilah

internalisasi core values  ASN menjadi penting untuk membawa organisasi birokrasi

menjadi agile dan adaptif terhadap perubahan.

Penerapan AKHLAK sebagai pedoman budaya kerja dipercaya akan

memberikan dampak positif terhadap kinerja pelayanan organisasi. Bukan hanya untuk

kepentingan organisasi, tetapi juga kepentingan kesejahteraan baik secara individu

maupun keluarga. Penyelerasan nilai-nilai dasar pada pola kerja dan budaya kerja akan

merubah cara bekerja dan proses koordinasi dalam satu organisasi.

Pentingnya nilai inti AKHLAK untuk dimiliki seluruh pegawai aparatur agar

seluruh unit negara bisa adaptif, naik kelas, dan mampu berkompetisi pada skala

global. Selain itu, peningkatan nilai-nilai dasar bagi ASN berperan penting untuk

menghadapi perubahan di tengah era disrupsi teknologi.

22
Peningkatan daya kompetisi global dapat dicapai dengan membangun melalui

kolaborasi. Dengan dukungan pemerintah untuk melakukan kolaborasi baik lintas

sektor maupun lintas disiplin akan berperan sebagai langkah strategis dalam akselerasi

transformasi ASN dan pengelolaan reformasi birokrasi.

Kita tentunya berharap dengan internalisasi core values ASN akan terjadi

peningkatan peran aparatur yang signifikan sebagai roda penggeraknya birokrasi yang

dinamis,  melalui peningkatan kinerja SDM di lingkungan kerja. Budaya adaptif atau

penyesuaian diri secara dinamis di segala perubahan perlu dilakukan untuk

menciptakan peluang-peluang baru guna kemajuan negara.

Dengan internalisasi core values ASN diharapkan akan tercipta ekosistem dan 

semangat berinovasi sehingga kerja kerja menjadi lebih bermakna dan terjadi

peningkatan peran seluruh insan ASN untuk aktif berkontribusi menjawab tantangan-

tantangan baru di era modern ini.

Salah satu kondisi the new normal adalah percepatan birokrasi kita dalam

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam praktik tata kelola

pemerintahan, yang lebih berorientasi pada hasil dengan mengedepankan pemanfaatan

informasi teknologi dan kecepatannya.

Kondisi Pandemi Covid-19 telah mengubah paradigma bekerja ASN menjadi

lebih efektif dan efisien, lebih berorientasi pada hasil daripada procedural, percepatan

penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) telah menjadi kebutuhan

pada semua level birokrasi, sebagai konsekuensi masifnya praktik bekerja dari rumah

atau work from home. Pemanfaatan aplikasi zoom meeting sudah menjadi keseharian

ASN pada seluruh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, sekarang sudah

umum melakukan tele-meeting atau tele-conference dan pengadaan rapat-rapat

23
koordinasi yang menggunakan teknologi digital tanpa dibatasi ruang dan waktu dan

lokasi sehingga lebih efektif efisien dari sisi waktu dan biaya.

Budaya digital merupakan salah satu contoh penerapan sistem kerja fleksibel

yang dilakukan dalam tatanan normal baru. Tentu, pemanfaatan teknologi informasi

memberikan kemudahan untuk ASN dan masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik. Penerapan budaya digital mengubah pola pikir

agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital. 

Pemanfaatan momentum New Normal  dengan menginternalisasi core

values ASN BerAKHLAK diharapkan menjadi salah satu manifestasi dalam proses

terwujudnya world class bureaucracy, Birokrasi 4.0, yakni dengan semakin agile-nya

perangkat penggerak organisasi, yakni SDM itu sendiri.

Tentu banyak aspek lain yang juga harus diperhatikan, seperti pemutakhiran

teknologi, pemanfaatan big data, hingga regulasi yang lentur terhadap perubahan

zaman sehingga kebijakan WFH bagi ASN yang semula dipilih sebagai tindakan

preventif dari melonjaknya kasus COVID-19 justru menjadi suatu alternatif sekaligus

tantangan pembuktian bagi terwujudnya ASN yang profesional serta melek teknologi.

Kita tentunya berharap dengan akselerasi reformasi birokrasi dengan

memanfaatkan momentum The New Normal dapat kita kapitalisasi untuk membangun

budaya organisasi kerja baru dan internalisasi core values BerAKHLAK  yang

kondusif dalam meningkatkan daya saing, sehingga reformasi birokrasi yang

mengakselerasi terwujudnya birokrasi kelas dunia yang  mampu memacu bergeraknya

investasi, menciptakan lapangan kerja dan memastikan pertumbuhan ekonomi

berkelanjutan dalam menghantarkan Indonesia menjadi negara maju.

Revolusi Industri 4.0 sebagai perkembangan peradaban modern telah kita

rasakan dampaknya pada berbagai sendi kehidupan,  penetrasi teknologi yang serba

24
disruptif, menjadikan perubahan semakin cepat, sebagai konsekuensi dari fenomena

Internet of Things (IoT), big data, otomasi, robotika, komputasi awan, hingga

inteligensi artifisial (Artificial Intelligence).

Fenomena disrupsi yang mewarnai perkembangan peradaban  Revolusi

Industri 4.0,  dengan dukungan kemajuan pesat teknologi, akan membawa kita pada

kondisi transisi revolusi teknologi yang secara fundamental akan mengubah cara hidup,

bekerja, dan relasi organisasi  dalam berhubungan satu sama lain.

Perkembangan era  Revolusi Industri 4.0 yang membawa konsekuensi

meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparansi dari organisasi pemerintah serta

responsif yang tinggi dan cepat,  hal ini membawa perubahan paradigma desain

organisasi.

Ukuran besarnya organisasi dengan struktur organisasi dan rentang kendali yang

besar,  tidaklah menjamin efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi  organisasi,

yang lebih berperan adalah seberapa sukses transformasi organisasi dilakukan agar

adaptif terhadap perubahan yang sedemikian cepat guna menjawab fenomena

tomorrow is today.

Transformasi organisasi pemerintah perlu terus diarahkan kedalam perubahan

dari desain lama yang kurang kondusif ke desain baru yang lebih kondusif untuk terus

mengembangkan inovasi, manajemen inovasi dan mengelola risiko serta integrasi

organisasi dalam membangun kolaborasi dan sinergitas.

Transformasi organisasi pemerintah harus ditandai dengan pengembangan

kepemimpinan transformasi dengan visioner yang terukur pada berbagai level

kepemimpinan dalam organisasi pemerintah, hal ini sangat diperlukan guna

memastikan setiap inovasi yang dikembangkan dapat memberikan nilai tambah

kualitas pelayanan, menyelaraskan visi dan lingkungan internal yang diimbangi dengan

25
kemampuan merespons perubahan lingkungan eksternal yang bergerak cepat dalam era

Revolusi Industri 4.0 ini.

Optimisme perlu terus digelorakan pada berbagai level kepemimpinan di

pemerintahan, agar dapat memberikan sumbangsih konkret dalam akselerasi

transformasi organisasi  pemerintah pada organisasi kerjanya masing-masing, sebagai

prasyarat  perbaikan tata kelola pemerintahan guna mendukung pencapaian strategi

pembangunan nasional 2015-2019  dan menjadikan transformasi organisasi pemerintah

sebagai salah satu pilar menuju Indonesia World Class Government pada tahun 2024

26
BAB IV

KESIMPULAN

Core values ASN “BerAKHLAK” dengan employer branding ASN “Bangga Melayani

Bangsa” merupakan intisari nilai-nilai dasar ASN yang ada dalam arahan Presiden yang

menekankan pentingnya pelayanan kepada masyarakat. Core values ASN “BerAKHLAK”

menjadi suatu upaya percepatan pencapaian World Governance Class dan Smart ASN melalui

implementasi budaya kerja kepada seluruh ASN untuk membentuk perilaku ASN yang

Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Implementasi nilai budaya kerja organisasi “BerAKHLAK” dilakukan dengan

melibatkan seluruh pejabat dan pegawai pada semua tingkatan struktur dan fungsi yang ada.

Kegiatan Implementasi nilai budaya kerja organisasi “BerAKHLAK” Kementerian Kesehatan

dilakukan secara sistematis dengan perencanaan dan pengoordinasian mulai dari kegiatan

branding, sosialisasi, publikasi, internalisasi sampai integrasi dalam sistem tata kelola untuk

mencapai sasaran adanya pemahaman, kesadaran, dan komitmen budaya kerja “BerAKHLAK”

yang mengarah pada perubahan perilaku ASN untuk mempercepat transformasi organisasi

sebagai institusi pemerintah yang “BerAKHLAK”.

Implementasi yang telah disusun diharapkan Core values ASN “BerAKHLAK” dengan

employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa” dapat terimplementasi di seluruh satuan

kerja unit utama. Implementasi juga diharapkan dapat mencapai target transformasi Sumber

Daya Manusia menuju World Goverment Class dan Smart ASN tahun 2024 dapat tercapai

Digitalisasi birokrasi merupakan salah satu upaya Kantor Regional XII BKN

Pekanbaru dalam mendukung percepatan reformasi birokrasi di lembaganya. Smart

ASN merupakan target pembangunan SDM aparatur dalam reformasi birokrasi. Perubahan

lingkungan strategis seperti adanya penyederhanaan organisasi, orientasi

dan kebutuhan masyarakat yang mengarah pada pemanfaatan teknologi digital.

27
penataan memformulasikan sejumlah strategi untuk membangun profil Smart ASN

sehingga mendukung percepatan reformasi birokrasi di intitusinya. Pembangunan Smart ASN

dilakukan melalui proses manajemen ASN berbasis digital dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan sistem informasi manajemen SDM.

28
BAB V

REKOMENDASI

1. Perlunya dirumuskan satu core values ASN yang mencakup penjabaran dari nilai-nilai

dasar dan penggabungan nilai-nilai yang sudah ditetapkan oleh Instansi Pemerintah.

Direkomendasikan dengan akronim yaitu BerAKHLAK.

2. Diharapkan bahwa nilai-nilai BerAKHLAK yang selalu kita kumandangkan ini tidak

hanya menjadi sebuah catatan di atas kertas, tetapi juga dapat selalu tertanam dalam diri

setiap Aparatur Sipil

3. Adanya budaya kerja serta employer branding Aparatur Sipil Negara ‘BerAKHLAK’

untuk seluruh Aparatur Sipil Negara di Indonesia, diharapkan budaya kerja tersebut

tidak hanya menjadi slogan serta employer branding semata namun menjadi pondasi

yang kuat dalam mengubah cara kerja serta nilai dan norma yang berlaku bagi seluruh

Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugasnya. Dalam upaya internalisasi serta

implementasi budaya kerja baru di setiap instansi, tentunya perlu ditunjang dan

didukung dengan upaya-upaya peningkatan motivasi pegawai khususnya

menumbuhkan rasa sense of belonging guna menerapkan budaya kerja sebagai nilai dan

norma seluruh Aparatur Sipil Negara

4. Instansi pemerintahan perlu berkoordinasi membuat indikator keberhasilan dalam setiap

kegiatan internalisasi budaya organisasi yang telah dilaksanakan, hal ini penting untuk

mengetahui apakah budaya kerja telah terimplementasi dengan baik.

5. Pimpinan dapat berperan sebagai mentor atau change leader untuk memberikan

dukungan kepada setiap pegawai Aparatur Sipil Negara dalam menerapkan Budaya

BerAKHLAK dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan menanamkan sense of

belonging dalam proses kerja

29
6. Diperlukan adanya evaluasi setiap tahun terhadap perkembangan penerapan Budaya

Kerja Organisasi setiap Aparatur Sipil Negara (ASN).

7. Mengembangkan program-program atau kegiatan yang dapat memicu sense of

belonging setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di instansi pemerintahan.

30
REFERENSI

Bungin, B. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana.

Faozan, H. (2018). Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi Menuju Smart

ASN. Jurnal Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Menuju

Pemerintahan Kelas Dunia, VIII(VIII), 22–40

Hasan, E. (2019). Membangun Smart Aparatur Sipil Negara (ASN) Menuju Birokrasi Berkelas

Duniatahun 2024. Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja, 12(1), 1–12.

https://indonesiabaik.id/infografis/4-pilar-visi-indonesia-2045. (diakses 10 februari 2023)

Kementerian PANRB. (2018a). Grand Design Pembangunan ASN 2020-2024.

https://www.menpan.go.id/site/publikasi/unduh-dokumen/seminar/file/5804-4-

kementerian-panrb

Kementerian PANRB. (2018b). Kementerian PANRB Susun Grand Design Pembangunan

ASN Era Industri 4.0. https://menpan.go.id/site/beritaterkini/kementerian-panrb-susun-

grand-design pembangunan-asn-era-industri-4-0kementerian-panrb-susun-grand-design-

pembangunan-asn-era-industri-4-0

LAN.2021. Modul adaptif pelatihan dasar CPNS. Jakarta. LAN

LAN.2021. Modul akuntabel pelatihan dasar CPNS. Jakarta. LAN

LAN.2021. Modul berorientasi pelayanan pelatihan dasar CPNS. Jakarta. LAN

LAN.2021. Modul harmonis pelatihan dasar CPNS. Jakarta. LAN

LAN.2021. Modul kolaboratif pelatihan dasar CPNS. Jakarta. LAN

LAN.2021. Modul kompeten pelatihan dasar CPNS. Jakarta. LAN

LAN.2021. Modul loyal pelatihan dasar CPNS. Jakarta. LAN

Nurhikmah-widyaiswara . 2021. https://bpsdmd.ntbprov.go.id/smart-asn-menuju-pelayanan-

publik-berkelas. (diakses 10 februari 2023)

31
Rohmatullah. 2021. Menjawab tantangan revolusi industry 4.0. https://djpb.kemenkeu.go.id/

diakses 10 februari 2023

Siti Khaeromah dkk. (2021). Digitalisasi birokrasi melalui pembangunan smart asn di kantor

regional xii bkn pekanbaru. Jurnal El-Riyasah, Volume 12 Nomor 2

Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan

Employer Branding ASN

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

32

Anda mungkin juga menyukai