Anda di halaman 1dari 5

1.

Berorientasi Pada Pelayanan


Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan
kepuasan penerima layanan sehingga terwujud pelayanan prima. Pelayanan prima
didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh penyelenggara.
Dalam penerapan nilai berorientasi pada pelayanan panduan perilakunya terdiri dari :
a. Memahami, dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan solutif dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri sebagai dasar
dalam membangun kepercayaan publik terhadap amanah bagi setiap pegawai atau
pejabat negara. Nilai akuntabilitas memiliki tiga petunjuk perilaku yakni:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan dan jabatan

3. Kompeten
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi menjadi faktor penting dalam mewujudkan pegawai
profesional dan kompetitif. Kompetensi yang dimaksudkan meliputi kompetensi teknis,
kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural. Petunjuk perilaku dalam
penerapan nilai kompeten sebagai berikut :
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selau berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi adalah suasana lingkungan
kerja. Energi positif lingkungan kerja akan memberikan dampak positif bagi karyawan
yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan
kinerja secara keseluruhan. Nilai harmonis memiliki tiga core value yaitu :
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain, dan
c. Membangun lingkungan yang kondusif.
5. Loyal
Nilai loyal dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values yang
harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN. Bagi seorang
Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak
terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Panduan perilaku terhadap nilai loyal dijabarkan sebagai berikut :
a. Memegang teguh Ideologi Pancasila, UUD1945, NKRI serta pemerintahan yang
sah
b. Menjaga nama baik ASN, pimpinan, instansi dan negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
6. Adaptif
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan
baik individu maupun organisasi dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan
membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif adalah situasi VUCA
(Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Organisasi adaptif yaitu organisasi
yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti
harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel (Siswanto, and Sucipto, Agus 2008
dalam Yuliani dkk, 2020). Petunjuk perilaku adaptif terdiri atas :
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS agar sekat-sekat
birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Nilai kolaboratif diimplementasikan dengan memperhatikan core
value sebagai berikut :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Mengerjakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama

A. Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart Govermance


sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, beretika profesi yang baik, bebas dari
Intervensi politik, dan bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen
ASN menekankan pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN dalam NKRI dituangkan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas :
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PNS merupakan Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, dan memiliki nomor induk pegawai
secara nasional.
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PPPK adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja
sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Peran ASN
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 pasal 12 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil
Negara berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan. Selain itu ASN juga berperan sebagai pelaksana
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, yang bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
c. Fungsi dan Tugas ASN
Dalam pelaksanaan kedudukan ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
Sebagai pelaksana kebijakan publik, ASN bertugas melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Pelayan publik
ASN sebagai pelayan publik dituntut untuk memberikan pelayanan publik
yang professional dan berkualitas sehingga tercipta kepuasan masyarakat
sebagai penerima layanan.
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Berdasarkan fungsi ini ASN harus senantiasa taat kepada Pancasila, UUD
1945, Negara dan Pemerintah. ASN diharapkan mampu menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
2. SMART ASN
Dewasa ini perkembangan jaman dan teknologi menuntut adaptasi dalam
berbagai aspek kehidupan. Demikian pula Aparatur Sipil Negara yang harus dapat
merespon perkembangan teknologi dan informasi dengan positif. Setiap ASN harus
dapat bersikap adaptif terhadap teknologi agar kinerja pelayanan lebih cepat, akurat,
dan efisien dalam upaya membentuk birokrasi berkelas dunia. Pelaksanaan Human
Capital Management Strategy dengan program 6P merupakan salah satu jalan utama
untuk mengoptimalisasikan pengembangan ASN demi tercapainya birokrasi kelas
dunia. Program 6P melingkupi perencanaan, perekrutan dan seleksi, pengembangan
kapasitas, penilaian kinerja dan penghargaan, kemudian promosi, rotasi, dan karier,
serta peningkatan kesejahteraan. Managemen tersebut diharapkan dapat
menciptakan Smart ASN dengan :
a. Nasionalisme
Seorang aparatur negara wajib memiliki sikap nasionalisme, salah satunya
Nasionalisme Pancasila yang dapat dipahami sebagai sebuah pandangan atau
paham kecintaan terhadap bangsa dan negara yang didasarkan pada nilai-nilai
luhur Pancasila.
b. Integritas
Integritas didefinisikan sebagai konsistensi berperilaku yang selaras dengan
nilai, norma atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan
kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong
terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan
beserta risiko yang menyertainya.
c. Profesionalisme
Profesional yang dimaksudkan sebagai ASN mempunyai kompetensi tertentu
sesuai dengan bidang kerja. Jika dikaitkan dengan nilai kompeten BerAKHLAK
kompetensi tersebut mencakup kompetensi teknis, managerial dan social cultural.
d. Wawasan Global
Upaya peningkatan wawasan global bagi ASN merupakan sesuatu yang
penting sehingga diharapkan dapat membangun pola pikir yang adaptif serta
mendukung fleksibilitas dan inovasi.
e. Hospitality
Hospitality atau keramahan diartikan memiliki sifat baik hati, menarik budi
bahasa, dan sikapnya dalam setiap pelaksanaan tugas. Dalam konteks manajemen
ASN pelaksanaan tugas yang dimaksudkan adalah pemberian pelayanan public
yang prima kepada masyarakat.
f. Enterpreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif,
pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta
bertanggung jawab.
g. Networking
Menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi lain juga penting
dilakukan mengingat sinergi dengan instansi atau orang lain, akan dapat
mempermudah aparat negara dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk
masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan nilai harmonis dan kolaboratif dalam ASN
BerAKHLAK.
h. Penguasaan Teknologi Informasi dan Bahasa Asing
Teknologi informasi yang kian hari kian berkembang harus dapat dirangkul
dan dimanfaatkan oleh ASN dalam pelaksanaan tugasnya. Terlebih untuk mampu
bersaing dengan dunia internasional di era Revormasi Industri 4.0 ini, ASN dituntut
untuk memperkuat literasi digital dan kemampuan bahasa asing dalam
mengaplikasikannya di lingkungan kerja.

Anda mungkin juga menyukai