Anda di halaman 1dari 204

JURNAL

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA
ISSN : 2089 - 3612

Birokrasi Bersih, Kompeten, dan Melayani


Peran Sakip Dalam Membangun A SN Berkinerja (Studi Kasus Provinsi Jawa Timur) Muhammad Yusuf Ateh
Perubahan Paradigma Pengembangan K ompetensi Menuju Smart ASN Haris Faozan
“Membangun SMART ASN Menuju Birokrasi Berkelas Dunia Tahun 2024” Hendrawan B.P.
ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah? Anies Said M. Basalamah
Reformasi Birokrasi Di Pemerintah D aerah Provinsi Sulawesi Selatan Dr. Tantri Lisdiawati, M.Si
Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati

Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah Menuju Pemerintah Kelas Dunia Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si
Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart” Nunu A Hamijaya
Proses Bisnis Wajah Metagovernance Dalam Upaya S inergitas Ketatalaksanaan Birokrasi Ananda Putri
Sujatmiko, S.I.P.

Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif Drs. Yanuar
Ahmad, MPA.

Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik Bagir Manan

VIII
Tahun VIII
BIRO HUKUM DAN KOMUNIKASI INFORMASI PUBLIK
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
2018
Daftar isi
Smart ASN 2024 Mewujudkan Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Berkelas Dunia 3 Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan
Pemerintah Daerah 88
Peran Sakip Dalam Membangun Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati
ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur) 5 Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Muhammad Yusuf Ateh Menuju Pemerintah Kelas Dunia 105
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si 105
Perubahan Paradigma Pengembangan
Kompetensi Menuju Smart ASN 22 Smart ASN 2019- 2024 :
Haris Faozan Tujuan Dan Impian Yang “Smart” 123
Nunu A Hamijaya
“Membangun SMART ASN Menuju Birokrasi
Berkelas Dunia Tahun 2024” 41 Proses Bisnis
Lansamana pertama TNI Hendrawan Wajah Metagovernance Dalam Upaya
BP.
Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi 150
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.
ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah? 52
Anies Said M. Basalamah
Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi
Kelembagaan Eksekutif, Legislatif,
Reformasi Birokrasi Di Pemerintah Dan Yudikatif 163
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 81 Drs. Yanuar Ahmad, MPA.
Dr. Tantri Lisdiawati, M.Si

Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi


Perilaku Pejabat Publik 183
Bagir Manan
Smart ASN 2024 Mewujudkan
Pemerintahan Berkelas Dunia

E
ra globalisasi dengan ciri utama kompetitif dan kemajuan teknologi
telah menimbulkan pergeseran dalam tatanan kehidupan, sehingga
nilai-nilai dasar dalam kehidupan tergerus oleh waktu. Salah satu nilai
dasar tersebut adalah nilai-nilai integritas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Menyadaria akan hal tersebut diperlukan upaya dan langkah-langkah
untuk membangun budaya integritas, baik melalui pendekatan strukural
maupun kultural. Pegawai negeri sipil sebagai aparatur sipil negara, memiliki
posisi penting dan strategis dalam pembangunan budaya integritas indi-
vidu, organisasi dan nasional. Sehubungan dengan itu salah satu upaya
yang dilakukan adalah dengan membekali pemahaman dan implemetasi
nilai-nilai integritas dalam pelaksanan tugas pokok dan fungsi dari ASN.
Sebagaimana visi Pemerintahan Jokowidodo – JK yaitu terwujudnya
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan
gotong royong, yaitu membuat negara hadir, atau tidak absen di tengah
masyarakat dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis dan terpercaya..
Hal ini merupakan rujukan utama bagi Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), sebagai penggerak
utama (prime mover) reformasi birokrasi, untuk merumuskan kebijakan
dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan pendayagunaan aparatur

Edisi 8, Tahun VIII


3
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

sipil negara dan reformasi birokrasi, dengan 8 (delapan) area perubahan


reformasi birokrasi, menuju birokrasi pemerintah berkelas dunia pada ta-
hun 2024 dengan konsep Smart ASN yang memiliki Integritas, Nasionalime,
Wawasan Global, IT & penguasaan bahasa asing, Hospitality (Pelayanan),
Networking (Jaringan) dan etrepreneurship (Kewirausahaan)
Penerbitan jurnal Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi kali ini dimaksudkan untuk mengupas lebih dalam dari berbagai
sudut pandang, terkait konsep dasar implementasi reformasi birokrasi
“Mewujudkan Pemerintahan Berkelas Dunia” dengan mengetengahkan
sejumlah pemikiran analitik dari para pakar, akademisi, praktisi, pemerhati
yang memiliki kepedulian memberikan sumbang pemikiran solutif tentang
akselerasi reformasi birokrasi.

Selamat membaca.

Redaksi.

4 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Sakip Dalam Membangun ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur)
Muhammad Yusuf Ateh

Peran Sakip Dalam Membangun


ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur)
Muhammad Yusuf Ateh
Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

ABSTRACT
Perkembangan zaman yang semakin global menuntut adanya ASN
yang ideal, kompetitif, serta dapat menyesuaikan diri dan responsif
terhadap tuntutan publik. SMART ASN merupakan suatu perwujudan
guna mendukung berjalannya Grand Design Reformasi Birokrasi
sebagai ikhtiar aktualisasi terwujudnya pemerintahan berkelas
dunia. Salah satu fokus dalam SMART ASN adalah meningkatkan
kompetensi, kualifikasi, dan kinerja. Sistem Akuntabilits Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) dapat mendorong kinerja ASN juga
merupakan salah satu pondasi untuk implementasi SMART ASN.
Penelitian ini menggunakan literatur mengenai kinerja aparatur dan
manajemen kinerja dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
menjelaskan bahwa cascading dalam implementasi SAKIP di
Provinsi Jawa Timur mulai dari Indikator di tingkat pemerintah
daerah sampai dengan tingkat individu memperlihatkan setiap
kinerja individu akan mendukung organisai. Meningkatnya kinerja
ASN merupakan salah satu indikasi terbangunnya SMART ASN
di suatu instansi pemerintah.
Keywords: Berkinerja, SAKIP, Smart ASN

Edisi 8, Tahun VIII


5
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

PENDAHULUAN Grafik 1 menggambarkan sekitar


Human resource atau Sumber 37,70% merupakan Jabatan Pelak-
Daya Manusia (SDM) merupakan sana Administrasi Umum, diikuti
ujung tombak pergerakan reformasi oleh Guru sebesar 37,60%, Jabatan
birokrasi. Sebagai penggerak atau Struktural 9,99%, Jabatan Fungsional
pihak yang menyelenggarakannya, Teknis 8,57% dan Jabatan Fungsional
tentu Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak Kesehatan sebesar 6,07%. Terdapat
terlepas dari implementasi reformasi semacam ketimpangan dimana ham-
birokrasi di Indonesia. Reform ASN pir setengahnya merupakan ASN yang
adalah salah satu upaya pemerintah mengurus hal-hal bersifat admnis-
dalam membangun birokrasi yang trasi (Jabatan Pelaksana Administrasi
dicita-citakan. Sesuai dengan Grand Umum). Dari total 4.351.490 ASN
Design Reformasi Birokrasi yang di Indonesia yang pada dasarnya
tertuang dalam Peraturan Presiden memiliki tugas utama melayani publik
Nomor 81 Tahun 2010, visi reformasi (masyarakat Indonesia) sebanyak 262
birokrasi yaitu “Terwujudnya Pemer- juta penduduk Indonesia, terlihat
intahan Kelas Dunia”. Di penghujung perbandingan yang cukup besar jika
tahap Rencana Pemerintah Jangka dibandingkan dengan negara-negara
Menengah ke-4 (2020-2024), per- Asia Tenggara lainnya. Tingginya jum-
encanaan dan pengimplementasian lah ASN di Indonesia telah membebani
harus diatur sedemikian rupa agar visi keuangan negara sebanyak 707 triliun
reformasi birokrasi yang disebutkan rupiah atau 33,8% dari total jumlah
dalam Grand Design dapat tercapai. APBN dan APBD, dimana rasio belanja
Untuk mencapai birokrasi berkelas pegawai dan belanja pembangunan
dunia, dibutuhkan pula ASN yang tidak seimbang (Kementerian PANRB,
dapat menunjang visi tersebut. 2016).
Berdasarkan data Kementerian Perkembangan zaman yang
Pendayagunaan Aparatur Negara semakin global menuntut adanya ASN
dan Reformasi Birokrasi (PANRB) per yang ideal, kompetitif, serta dapat
Maret 2017, terdapat total 4.351.490 menyesuaikan diri dan responsif
orang ASN yang ada di Indonesia. terhadap tuntutan publik. SMART

6 Edisi 8, Tahun VIII


perbandingan yang cukup besar jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara
lainnya. Tingginya jumlah ASN di Indonesia telah membebani keuangan negara
sebanyak 707 triliun rupiah atau 33,8% dari total jumlah APBN dan APBD, dimana
Peran Sakip Dalam Membangun ASN Berkinerja
rasio belanja pegawai dan belanja pembangunan tidak(Studi
seimbang (Kementerian
Kasus Provinsi Jawa Timur) PANRB,
Muhammad Yusuf Ateh
2016).

Grafik 1 Komposisi ASN di Indonesia (per Maret 2017)


JF Kesehatan
6,07%
JF Teknis
8.57%
J. Pelaksana
(Adm Umum)
J Struktural
37.70%
9.99%

JF Guru
37.60%

Sumber: Kementerian PANRB, 2017

Perkembangan zaman yang semakin global menuntut adanya ASN yang ideal,
ASN merupakan suatu perwujudan sesuai dengan arah pembangunan
kompetitif,guna
serta dapat menyesuaikan
mendukung diri dannasional
berjalannya Grand responsif
serta terhadap tuntutan publik.
potensi daerah;
Design merupakan
SMART ASN Reformasi Birokrasi
suatu sebagai 2. Pengadaan
perwujudan ASN yang berjalannya
guna mendukung transpar- Grand
ikhtiar aktualisasi terwujudnya pe- an, objektif dan fairness untuk
Design Reformasi Birokrasi sebagai ikhtiar aktualisasi terwujudnya pemerintahan
merintahan berkelas dunia. Menurut mengembalikan kepercayaan
berkelas dunia. Menurut Menteri
Menteri Pendayagunaan Aparatur Pendayagunaan Aparatur
masyarakat Negara
sekaligus dan Reformasi
menjaring
Birokrasi, Negara
Prof. dan
Dr. Reformasi
H. Yuddy Birokrasi, Prof. ME,
Chrisnandi, putra-putri terbaikMenuju
pada artikel bangsa; SMART ASN
Dr. H. Yuddy Chrisnandi, ME, pada 3. Meningkatkan profesionalisme,
artikel Menuju SMART ASN 2019, yakni meningkatkan kompetensi,
terdapat tiga sasaran utama untuk kualifikasi dan kinerja sebagaima- 2
mewujudkan SMART ASN yaitu (Situs na yang diamanatkan UU ASN.
Resmi Kementerian PANRB, 2016): Selain itu, Menteri Pendayagu-
1. Perencanaan ASN, dengan mem- naan Aparatur Negara dan Reformasi
buka formasi/kualifikasi ASN yang Birokrasi selanjutnya, Asman Abnur,
MSi dalam rapat kerja dengan Komisi II

Edisi 8, Tahun VIII


7
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

DPR RI menyatakan bahwa target ASN Management menekankan birokrasi


2024 adalah menghasilkan SMART untuk semakin professional dalam
ASN yang tidak kalah dengan swasta, mengelola negara. Profesionalitas
sehingga tidak diatur oleh pengusaha itu ditunjukkan diantaranya den-
(Situs Resmi Redaksi Media Indonesia, gan kualitas mengelola anggaran,
2018). Deputi Bidang SDM Aparatur perbaikan manajemen kinerja, dan
Kementerian PANRB menambahkan, digunakannya ukuran-ukuran kinerja
bahwa kualifikasi, kompetensi, dan birokrasi sebagai standar ukuran
kinerja SMART ASN harus didasarkan keberhasilan.
pada budaya pelayanan publik (Situs Sistem Akuntabilits Kinerja In-
Resmi Lembaga Administrasi Negara, stansi Pemerintah (SAKIP) memiliki
2016). Pada poin yang sudah dijelas- gagasan utama untuk menciptakan
kan, pada dasarnya sudah diamanat- instansi pemerintah yang profession-
kan dalam Undang-undang Nomor al, berorientasi hasil, dan akuntabel
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil melalui penerapan prinsip-prinsip
Negara. Berbicara mengenai kinerja, manajemen kinerja, anggaran berba-
orientasi terhadap kinerja dalam or- sis kinerja, dan ukuran kinerja. SAKIP
ganisasi sebaiknya dilakukan dengan dapat menetapkan ukuran dan target
lebih memperhatikan hasil (Bernardin kinerja yang jelas dan menghemat
dan Russel, 1993). anggaran melalui kegiatan yang ber-
Berkembangnya tuntutan un- dampak langsung pada pencapaian
tuk menciptakan pemerintahan sasaran pembangunan. SAKIP yang
yang berorientasi hasil tidak hanya dapat mendorong kinerja ASN juga
mengemuka di negara-negara maju merupakan salah satu pondasi untuk
pada beberapa decade terakhir. Di implementasi SMART ASN. Peneli-
Indonesia, semangat untuk mencipta- tian ini akan membahas bagaimana
kan pemerintahan berorientasi hasil SAKIP sebagai pengungkit reformasi
juga semakin menguat seiring dengan birokrasi di Indonesia dapat berperan
semakin menyebarnya pemahaman dalam membangun ASN berkinerja
tentang New Public Management dalam rangka mendorong SMART
pada instansi pemerintah. New Public ASN 2024. Oleh karena itu, diambil

8 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Sakip Dalam Membangun ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur)
Muhammad Yusuf Ateh

pertanyaan penelitian, “Bagaimana kewirausahaan, dan lain sebagainya.


peran SAKIP untuk membangun ASN Aparatur merupakan sumber utama
Berkinerja dalam rangka mendukung keunggulan kompetitif dalam layanan
SMART ASN 2024?” yang berorientasi organisasi (Luthans
dan Stajkovic, 1999; Pfeffer, 1994).
TINJAUAN LITERATUR Kinerja aparatur memiliki
dampak tertentu pada kepercayaan
1. Kinerja Aparatur
pada pemerintah (public trust), akan
Aparatur atau pegawai pemerin-
tetapi tingkat kepercayaan pada
tah merupakan asset dalam organisasi
pemerintah juga dapat berdampak
pemerintah. Aset yang dimiliki oleh
pada persepsi kinerja pemerintah
organisasi tentu harus diinvestasikan
(Van de Walle, 2003). Kinerja yang
untuk berjalan dan berkembangnya
baik dapat menjadikan pandangan
suatu organisasi. Suatu organisasi
masyarakat pada pemerintah men-
berusaha untuk mengembangkan,
jadi baik, namun tingkat kepercayaan
memotivasi, dan meningkatkan kin-
public terhadap pemerintah juga
erja aparatur atau pegawai melalui
dapat menggambarkan bagaimana
berbagai cara aplikasi human resource
kinerja pemerintah, walaupun pada
(Güngör, 2011). Merupakan suatu
dasarnya tidak bisa mengeneralisasi
kewajiban aparatur untuk mem-
seluruhnya. Kinerja yang dilakukan
pertanggungjawabkan hasil/man-
oleh aparatur pada dasarnya dapat
faat kepada masyarakat atas segala
menggambarkan bagaimana integ-
bentuk usaha untuk melaksanakan
ritas, nasionalisme, wawasan global,
tujuan-tujuan negara. Kinerja aparatur
kemampuan berbahasa, pelayanan,
pada dasarnya dapat menjadi tolak
networking, hingga kewirausahaan
ukur dalam meningkatkan kualifikasi
dalam ruang lingkup individu, unit,
dan kompetensi aparatur. Kinerja
hingga organisasi.
aparatur juga dapat menjadi tolak
ukur untuk memberikan program 2. Manajemen Kinerja
kegiatan yang sepantasnya diberikan Manajemen kinerja merupakan
pada aparatur untuk meningkat- suatu langkah penting dalam mana-
kan wawasan, pelayanan, jaringan, jemen aparatur dan mempengaruhi

Edisi 8, Tahun VIII


9
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

kinerja aparatur yang kemudian akan (1998), sumber daya manusia adalah
berpengaruh pada kinerja organisasi. elemen terpenting yang akan menen-
Menurut Armstrong (2000), tukan keberhasilan organisasi. Oleh
manajemen kinerja merupakan karenanya, aspek Human Resources
sebuah proses strategis dan terinte- Management dalam konsep Manaje-
grasi yang dapat membawa organisasi men Kinerja akan menjadi salah satu
pada kesuksesan dengan mendorong elemen utama. Konsep Manajemen
peningkatan kinerja pegawai dan Kinerja akan menjembatani konsep
mendorong kapabilitasnya untuk Management by Objectives dan
berkontribusi di dalam tim atau organ- Performance Appraisal, sehingga
isasi. Newcomer (2010) menyebutkan tercipta keseimbangan fokus pada
bahwa konsep manajemen kinerja kinerja organisasi dan kinerja individu.
sangat mirip dengan manajemen
strategis. Bedanya, manajemen kiner- METODE PENELITIAN
ja lebih menekankan pada informasi
Penelitian ini memuat hasil
kinerja (performance information) dan
penelitian kualitatif dengan studi
proses manajerial untuk mencapain-
kasus dan teknik pengumpulan data
ya. Armstrong (2009) menambahkan
kualitatif. Teknik pengumpulan data
bahwa manajemen kinerja lebih
kualitatif melalui Focus Group Discus-
mengintegrasikan berbagai proses
sion, wawancara, dan studi pustaka.
manajemen dibandingkan konsep
Focus Group Discussion dilakukan
Management by Objectives, Managing
bersama-sama dengan beberapa
for result, performance appraisal dan
OPD dari lokus penelitian. Wawancara
konsep sejenis lainnya.
dilakukan dengan teknik in-depth
Pada manajemen strategis, man-
interview dan purposive sampling
agement by objectives, dan managing
untuk memilih informan. Data yang
for results, komponen sumber daya
diperoleh diuji keabsahannya dengan
manusia sebagai actor terpenting
teknik triangulasi. Selanjutnya, data
yang akan menentukan keberhasilan
dipilah, dianalisis, dan dirangkai hing-
organisasi sering kali terlupakan. Pa-
ga diperoleh kesimpulan utuh dari
dahal menurut Armstrong dan Baron
penelitian. Lokus dalam penelitian

10 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Sakip Dalam Membangun ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur)
Muhammad Yusuf Ateh

ini adalah Pemerintah Provinsi Jawa telah banyak digunakan oleh berbagai
Timur. Adapun beberapa alasan pemi- organisasi sector publik di Indonesia.
lihan lokus penelitian yaitu (1) diband- Namun dalam prakteknya, konsep
ingkan dengan instansi pemerintah manajemen kinerja di Indonesia
pusat, penguatan implementasi SAKIP lebih mirip dengan management by
di Pemerintah Daerah lebih intensif objective (MBO) atau Management by
dilakukan; (2) dearah tersebut adalah Result (MBR) sebagaimana digagas
daerah yang mengalami perbaikan oleh Peter Drucker (2006) dalam
cukup signifikan akibat implementasi bukunya The Practice Management.
SAKIP. Selain itu, kepala daerahnya SAKIP, sebagai sistem manajemen
telah mengklaim berbagai dampak Kinerja instansi pemerintah di In-
baik akibat implementasi SAKIP. donesia menunjukkan siklus yang
menyerupai gagasan tentang man-
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS agement by objective (MBO) dari peter
drucker. Ia terdiri dari serangkaian
A. Potret Manajemen Kinerja di tahapan kinerja yang dapat dilihat
Indonesia pada Gambar 1 berikut.
Manajemen kinerja instansi SAKIP diawali dengan penetapan
pemerintah di Indonesia lahir dari se- perencanaan kinerja, baik perenca-
mangat untuk meningkatkan kualitas naan strategis (lima tahunan) maupun
pertanggungjawaban (akuntabilitas) prencanaan kinerja tahunan. Setelah
kinerja instansi pemerintah. Salah itu, dilakukan mekanisme yang dise-
satu upaya untuk meningkatkan but Drucker dengan cascading organi-
kualitas pertanggungjawaban kinerja sational objectives to unit and employees
instansi pemerintah adalah dengan yang menghasilkan dokumen perjan-
mendorong birokrasi menggunakan jian kinerja. Selanjutnya dalam rangka
anggaran negara secara efektif dan memonitor pelaksanaan dari target
efisien. Secara efektif berarti birokrasi kinerja pada setiap unit dan pegawai,
memastikan aktivitas yang dibiayai dilakukan pengukuran kinerja dan
anggaran negara berdaya guna dan pengelolaan data kinerja. Selain itu
berdampak pada target-target pem- dalam rangka akuntabilitas kepada
bangunan. Istilah manajemen kinerja

Edisi 8, Tahun VIII


11
sebagaimana digagas oleh Peter Drucker (2006) dalam bukunya The Practice
Management. SAKIP, sebagai sistem manajemen Kinerja instansi pemerintah di
Indonesia menunjukkan siklus yang menyerupai gagasan tentang management by
objective (MBO)
JURNAL dari peter drucker. Ia terdiri dari serangkaian tahapan kinerja yang
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
dapat dilihat padaMENUJU
REFORMASI BIROKRASI Gambar 1 berikut.
PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Gambar 1 Rangkaian Tahapan Kinerja dalam SAKIP

Sumber: Kementerian PANRB, 2018


SAKIP diawali dengan penetapan perencanaan kinerja, baik perencanaan strategis
public,maupun
(lima tahunan) setiap instansi pemerintah
prencanaan kepada seluruh
kinerja tahunan. Setelahinstansi pemerintahmekanisme
itu, dilakukan
diwajibkan melakukan pelaporan baik pusat maupun daerah setiap
yang disebut Drucker dengan cascading organisational objectives to unit and
kinerja, untuk selanjutnya dilakukan tahunnya. Berdasarkan hasil evaluasi
employeesreviu
yangdanmenghasilkan dokumen perjanjian
evaluasi kinerja. kinerja.
Kementerian PANSelanjutnya
RB, manajemendalam rangka
Dalam praktiknya, kematangan kinerja instansi pemerintah di Indo-
instansi pemerintah dalam mengelola nesia menghadapi permasalahan 6
kinerja melalui pelaksanaan sistem yang sangat mendasar, yaitu ket-
tersebut berbeda-beda. Kementerian idakmampuan instansi pemerintah
PAN RB sebagai instansi pemerintah untuk 1). Menetapkan tujuan dan
pusat yang bertanggungjawab menga- sasaran strategis yang berorientasi
wal kualitas implementasi manajemen pada hasil; 2) Kemampuan untuk me-
kinerja melakukan evaluasi untuk netapkan ukuran keberhasilan yang
memetakan kematangan instansi menggambarkan derajat ketercapaian
pemerintah. Evaluasi ini dilakukan tujuan/sasaran; 3) kemampuan untuk

12 Edisi 8, Tahun VIII


sangat mendasar, yaitu ketidakmampuan instansi pemerintah untuk 1). Menetapkan
tujuan dan sasaran strategis yang berorientasi pada hasil; 2) Kemampuan untuk
menetapkan ukuran keberhasilan yang
Peranmenggambarkan derajat
Sakip Dalam Membangun ketercapaian
ASN Berkinerja
(Studi Kasus
tujuan/sasaran; 3) kemampuan untuk menetapkan aktivitas Provinsidan
(program Jawakegiatan)
Timur) yang
Muhammad Yusuf Ateh
berdampak bagi pencapaian tujuan/sasaran.

Grafik 2 Instansi Pemerintah yang Akuntabel (Skor B atas SAKIP)

100%
87,80% 85,29%
90% 82,93%
74,50%
80%
64,71%
70% 60,24% 85%

60% 50,00% 75%


50%
40% 30,30% 33,86% 50%
30%
20% 8,58%9,03%
10% 2,38%
0%
K/L Prov Kab/Kota

2014 2015 2016 2017

Sumber: Kementerian PANRB, 2018

Kondisi iniaktivitas
menetapkan terlihat dari hasil evaluasi
(program akuntabilitas
dan secara benar, kinerja pada tahun
dan memilih 2016 yang
aktivitas
menunjukkan bahwa
kegiatan) yang sangat sedikit
berdampak instansi
bagi pen- pemerintah yang yang
(program/kegiatan) mendapatkan
tepat danpenilaian
capaian tujuan/sasaran. efektif berdampak pada pencapaian
Kondisi ini terlihat dari hasil tujuan/saran. Grafik 2 menunjukkan 7
evaluasi akuntabilitas kinerja pada persebaran kategori penilaian SAKIP
tahun 2016 yang menunjukkan pada instansi kementerian/Lembaga,
bahwa sangat sedikit instansi pemer- pemerintah provinsi, dan pemerintah
intah yang mendapatkan penilaian kabupaten/kota.
minimal B (Baik). Penilaian B (Baik)
adalah nilai minimal bagi kematan- B. Upaya mendorong Manajemen
gan manajemen kinerja instansi Kinerja
pemerintah. Nilai B menunjukkan Melihat besarnya dampak
bahwa instansi pemerintah telah dari kualitas impelementasi mana-
mampu menetapkan tujuan/sasaran jemen kinerja, Instansi Pemerintah

Edisi 8, Tahun VIII


13
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Pusat, dalam hal ini Kementerian PAN top down. Hal ini mengingat pada
RB yang juga dibantu oleh Kemen- beberapa kondisi, khususnya
terian Perencanaan Pembangunan pada pemerintah daerah, dikoto-
Nasional, Kementerian Keuangan, dan mi antara politik dan administrasi
Kementerian Dalam Negeri mengga- belum terimplementasi secara
gas beberapa upaya perbaikan. Upaya ideal. Politik masih mewarnai
perbaikan tersebut terdiri dari: tugas-tugas birokrasi. Bahkan
1) Mengintensifkan pembinaan kepa- pada beberapa daerah, yang
da instansi pemerintah, khususnya coraknya monarki dan patriarki,
pemerintah daerah untuk memper- kepala daerah sangat memiliki
baiki kualitas manajemen kinerja. kharisma untuk memberikan
Salah satu penyebab kual- arahan kepada birokrasinya.
itas manajemen kinerja yang 2) Membangun sistem informasi
rendah pada instansi pemer- perencanaan, penganggaran, dan
intah adalah karena komitmen manajemen kinerja yang terinte-
merubah cara kerja dan budaya grasi.
kerja birokrasi yang rendah, serta Upaya ini dilakukan karena
kemampuan perencanaan pro- salah satu penyebab utama im-
gram/kegiatan yang rendah. Oleh plementasi manajemen kinerja
karenanya pemerintah nasional dan anggaran berbasis kinerja
berupaya merubah mindset dan yang rendah adalah sistem peren-
cara kerja birokrasi, sekaligus canaan kegiatan. Penganggaran,
memberikan pemahaman yang dan manajemen kinerja yang
baik atas perencanaan program/ sangat terfragmentasi. Ketiga
kegiatan. Pada upaya ini, komit- sistem ini dilaksanakan oleh tiga
men pimpinan lapis pertama instansi pemerintah pusat yang
seperti Menteri, gubernur, atau berbeda. Sistem Perencanaan
bupati/walikota sangat penting. program dan kegiatan dilaksan-
Di Indonesia, proses perubahan akan oleh kementerian Peren-
mindset dan cara kerja akan san- canaan Pembangunan Nasional
gat efektif jika dilakukan secara (Bappenas), Sistem penganggaran

14 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Sakip Dalam Membangun ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur)
Muhammad Yusuf Ateh

dilaksanakan oleh Kementerian dengan memperoleh nilai akuntabil-


keuangan, dan sistem manaje- itas kinerja kategori “C” interprestasi
men kinerja dilaksanakan oleh “KURANG” dengan nilai “47,93” pada
Kementerian PAN RB. Untuk Tahun 2011 memperoleh nilai akunt-
pemerintah daerah, ketiga sistem abilitas kinerja kategori “CC” inter-
ini juga dikawal oleh kementerian prestasi “CUKUP” dengan nilai “50,54”,
Dalam Negeri. Upaya penginte- pada tahun 2012 nilai akuntabilitas
grasian sistem ini menghasilkan kinerja kategori “B” interpretasi “BAIK”
aplikasi perencanaan, pengang- dengan nilai “65,48”, pada tahun 2013
garan, dan manajemen kinerja nilai akuntabilitas kinerja kategori “B”
terpadu yang diberinama KRISNA interprestasi “BAIK” nilai “66,28”. Un-
dan E-Sepakat. Sistem ini akan tuk mencapai hasil lebih baik dalam
memudahkan instansi pemer- penerapan SAKIP, serta peningkatan
intah merencanakan program/ kinerja yang berorientasi pada hasil
kegiatan, sekaligus menurunkan (outcome), maka pada tahun 2014
biaya dalam proses perencanaan penerapan penyelenggaraan SAKIP
dan penganggaran. dilingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur, dengan dikomando oleh
C. Peran SAKIP dalam Membangun gubernur Provinsi Jawa Timur Bpk.
ASN Berkinerja Dr. H. Soekarwo dibangunlah suatu
Lokus dari penelitian ini adalah komitmen Bersama antara gubernur
Pemerintah Provinsi Jawa Timur be- dengan seluruh pejabat eselon II dan
serta OPD-OPD di dalamnya. Peneliti seluruh jajaran. Hasilnya pada tahun
membahas mengenai peran imple- 2014 Pemerintah Provinsi Jawa Timur
mentasi Sistem Akuntabilitas Kinerja berhasil memiliki nilai akuntabilitas
Instansi Pemerintah (SAKIP) untuk kategori “A” interpretasi “SANGAT
mendorong ASN berkinerja dalam BAIK” dengan angka “75,20”.
konteks membangun SMART ASN. “Secara khusus formulasi admin-
Penyelenggaraan dan pener- istrative reform birokrasi di Jawa
apan SAKIP di Pemerintah Provinsi Timur telah saya rumuskan ‘Ad-
Jawa Timur diawali pada Tahun 2010 ministrative Reform = Regulasi

Edisi 8, Tahun VIII


15
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

+ SDM/Leadership/Teknologi In- kedaulatan.” (Gubernur Jawa Timur,


formasi + Control (Civil Society)’. Dr. H. Soekarwo).
Formulasi tersebut menandakan
bahwa administrative reform per- Berdasarkan penjelasan Gu-
kualitas sumber daya manusia (human resources) … formulasi dan
tama-tama dikonstruksi dari peny- bernur Jawa Timur, faktor SDM atau
implementasi administrative reform akan terus dikembangkan demi
iapanterbangunnya
regulasi sebagai Aparaturkepada
pelayanan yang sebaik-baiknya
manifestasi merupakan salah satu
rakyat sebagai
pemegang kedaulatan.” (Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo).
political will (consensus politik) faktor penting dalam melakukan
Berdasarkan penjelasan Gubernur Jawa Timur, faktor
perubahan SDM
di Jawa atau Gubernur
Timur. Aparatur
untuk perbaikan kinerja birokrasi
merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan perubahan di Jawa Timur.
dengan penataan kualitas sumber Jawa Timur juga mengamanatkan
Gubernur Jawa Timur juga mengamanatkan bahwa serangkaian kegiatan dilaksanakan
daya manusia (human resources) bahwa serangkaian kegiatan dilak-
untuk memperoleh SDM Aparatur yang produktif sehingga didapat SDM yang memiliki
… sanakan untuk memperoleh SDM
etosformulasi dan implementasi
kerja serta bermoral dan beretika dalam rangka membangun birokrasi yang efektif
administrative Aparatur yang produktif sehingga
dan efisien untukreform akantarget-target
menunjang terus kinerja OPD maupun untuk mewujudkan
dikembangkan demiKepala
terbangunnya didapat SDM yang memiliki etos kerja
target Kinerja Utama Daerah (Soekarwo, et al, 2015). Berdasarkan penjelasan
pelayanan
Gubernur, dapat yangdisimpulkan
sebaik-baiknya serta bermoral dan beretika dalam
bahwa kinerja merupakan elemen penting dalam
kepada rakyat
menghasilkan sebagaikepada
pelayanan pemegang rangka membangun birokrasi yang
masyarakat yang menjadi target kinerja di level OPD
maupun di level Pemerintah Daerah.

Gambar 2 Penurunan Indikator Kinerja Utama di Dinas Kelautan dan Perikanan


Provinsi Jawa Timur

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

Dalam proses implementasi SAKIP, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah

16 Edisi 8, Tahun VIII


menurunkan (cascading) mulai dari Indikator Kinerja Utama (IKU) di level Pemerintah
Daerah sampai dengan indicator kinerja individu. IKU Kepala Daerah diturunkan secara
bertahap ke IKU Kepala OPD, IKU Kepala Bidang, IKU Kepala Sub-bidang, hingga

10
Peran Sakip Dalam Membangun ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur)
Muhammad Yusuf Ateh

efektif dan efisien untuk menunjang Sub-bidang, hingga ukuran setingkat


target-target kinerja OPD maupun Individu. Kinerja setiap individu akan
untuk mewujudkan target Kinerja menentukan keberhasilan kinerja
Utama Kepala Daerah (Soekarwo, Sub-bidang. Kinerja Sub-bidang akan
et al, 2015). Berdasarkan penjelasan menentukan keberhasilan kinerja
Gubernur, dapat disimpulkan bahwa Bidang. Kinerja Bidang akan memen-
kinerja merupakan elemen penting tukan keberhasilan kinerja OPD. Be-
dalam menghasilkan pelayanan ke- gitupun sampai dengan kinerja OPD
pada masyarakat yang menjadi target yang akan menetukan keberhasilan
kinerja di level OPD maupun di level kinerja suatu pemerintahan daerah.
Pemerintah Daerah. Lebih lanjut, berdasarkan hasil
Dalam proses implementasi Focus Group Discussion dengan be-
SAKIP, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berapa OPD Provinsi Jawa Timur,
telah menurunkan (cascading) mulai peneliti mendapatkan beberapa
dari Indikator Kinerja Utama (IKU) penjelasan mengenai rangkaian
di level Pemerintah Daerah sampai proses monitoring kinerja individu
dengan indicator kinerja individu. IKU hingga ke pelaporan sebagaimana
Kepala Daerah diturunkan secara tertuang dalam Gambar 3. Pegawai
bertahap ke IKU Kepala OPD, IKU di Dinas Kelautan dan Perikanan
Kepala Bidang, IKU Kepala Sub-bi- Provinsi Jawa Timur diharuskan mem-
dang, hingga IKU Individu. Gambar 2 buat Perjanjian Kinerja (PK) di level
menjelaskan bagaimana penurunan individu, rencana aksi pegawai, mel-
dalam ruang lingkup implementasi aporkan kinerjanya melalui aplikasi,
SAKIP di Provinsi Jawa Timur, khusus- membuat laporan kinerja per minggu
nya di Dinas Kelautan dan Perikanan dan per bulan, membuat laporan
Provinsi Jawa Timur. Penurunan atau kinerja triwulan, dan terakhir mem-
cascading yang dilakukan dalam SAKIP buat laporan kinerja jabatan. Adapun
akan membantu suatu organisasi penyusunan Indikator Kinerja Individu
menentukan kinerja dan ukuran kin- (IKI) dan Perjanjian Kinerja (PK) itu
erja masing-masing mulai dari tingkat sendiri didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Daerah, OPD, Bidang, Gubernur Nomor 55 Tahun 2015

Edisi 8, Tahun VIII


17
SAKIP akan membantu suatu organisasi menentukan kinerja dan ukuran kinerja
masing-masing mulai dari tingkat Pemerintah Daerah, OPD, Bidang, Sub-bidang,
hingga ukuran setingkat Individu. Kinerja setiap individu akan menentukan
keberhasilan kinerja Sub-bidang. Kinerja Sub-bidang akan menentukan keberhasilan
JURNAL
kinerja Bidang. Kinerja Bidang akan mementukan keberhasilan kinerja OPD. Begitupun
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
sampai dengan kinerja OPD yang akan menetukan keberhasilan kinerja suatu
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

pemerintahan daerah.

Gambar 3 Rangkaian Indikator Kinerja Individu sampai dengan Laporan Kinerja


Jabatan Provinsi Jawa Timur

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

Lebih lanjut, berdasarkan hasil Focus Group Discussion dengan beberapa OPD
tentang
ProvinsiPetunjuk
Jawa Timur, Teknis
penelitiPerjanjian pondasipenjelasan
mendapatkan beberapa terwujudnya SMART
mengenai ASN.
rangkaian
Kinerja di Lingkungan
proses monitoring kinerja Pemerintah
individu hingga keHal ini dapat
pelaporan dilihat dari
sebagaimana beberapa
tertuang dalam
Daerah
GambarProvinsi
3. PegawaiJawa Timur.
di Dinas Sedan-
Kelautan hal, antara
dan Perikanan lain: Jawa
Provinsi (1) SAKIP
Timurmendorong
diharuskan
gkan penyusunan Laporan Kinerja instansi pemerintah untuk membuat
membuat Perjanjian Kinerja (PK) di level individu, rencana aksi pegawai, melaporkan

Pejabat Eselon
kinerjanya melaluiIII aplikasi,
sampaimembuat
denganlaporan perencanaan berbasis
kinerja per minggu dan kinerja dan
per bulan,
membuat laporan kinerja triwulan, dan terakhir membuat
Jabatan Pelaksana (staf/individu) perencanaan yang berorientasi hasil laporan kinerja jabatan.
Adapun penyusunan Indikator Kinerja Individu (IKI) dan Perjanjian Kinerja (PK) itu
sesuai dengan Peraturan Gubernur yang dituangkan dalam Perjanjian
sendiri didasarkan pada Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pe- Kinerja (PK); (2) SAKIP mendorong
tunjuk
Teknis Penyusunan Laporan instansi pemerintah untuk melaksan- 11
Kinerja Pejabat Administrator, Pejabat akan program/kegiatan sesuai dengan
Pengawas dan Pejabat Pelaksana cascading dan perjanjian kinerja yang
di Lingkungan Pemerintah Provinsi telah ditentukan sebelumnya; (3)
Jawa Timur. SAKIP mendorong intansi pemerintah
Implementasi SAKIP di Provin- untuk melakukan monitoring dan
si Jawa Timur telah mendorong evaluasi secara berkala terhadap
terciptanya ASN yang berkinerja, kinerja yang dilaksanakan; dan (4)
yang selanjutnya menjadi salah satu SAKIP juga mendorong terbentuknya

18 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Sakip Dalam Membangun ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur)
Muhammad Yusuf Ateh

pemerintahan yang terukur dan Terwujudnya ASN yang berki­


akutabel terhadap segala program/ nerja merupakan salah satu pondasi
kegiatan yang dilaksanakan dalam dalam membangunan SMART ASN
rangka kesejahteraan masyarakat. 2024. Dengan kata lain, meningkatnya
Lebih lanjut, terbentuknya ASN yang kinerja ASN merupakan salah satu
berkinerja di Provinsi Jawa Timur juga indikasi terbangunnya SMART ASN
berdampak pada terealisasikannya di suatu instansi pemerintah.
Visi Misi Pembangunan Provinsi Jawa
Timur. Semakin baik kinerja, maka KESIMPULAN
kesempatan untuk mencapai tujuan/
Implementasi SAKIP yang baik
sasaran pembangunan organisasi
di Provinsi Jawa Timur dapat meng-
atau pemerintahan daerah akan
gambarkan upaya pemerintah daerah
semakin besar.
untuk meningkatkan kinerja dari
Terdapat beberapa capaian
tingkat organisasi sampai dengan
kinerja Provinsi Jawa Timur yang tidak
tingkat individu (Aparatur Sipil Nega-
terlepas dari meningkatnya kinerja
ra). Cascading yang dilakukan mulai
ASN Provinsi Jawa Timur. Mulai dari
dari Indikator di tingkat pemerintah
meningkatnya laju pertumbuhan
daerah, tingkat OPD, tingkat Bidang,
ekonomi, menurunnya indeks gini,
tingkat Sub-bidang, sampai dengan
pemerataan pendapatan, menurun-
tingkat individu menggambarkan
nya tingkat kemiskinan, meningkatnya
bahwa setiap kinerja individu dalam
Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
suatu organisasi akan mendukung
menurunnya tingkat pengangguran
kinerja OPD bahkan sampai di tingkat
terbuka, meningkatnya Indeks Pem-
pemerintahan daerah. Oleh karena itu
bangunan Gender, meningkatnya
sangat penting untuk meningkatkan
indeks kualitas lingkungan hidup,
kinerja individu dalam pencapaian
meningkatnya Indeks Kepuasan
tujuan organisasi. Meningkatnya
Masyarakat (IKM), sampai dengan
kinerja ASN merupakan salah satu
meningkatnya Indeks Reformasi
indikasi terbangunnya SMART ASN
Birokrasi.
di suatu instansi pemerintah.

Edisi 8, Tahun VIII


19
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

REFERENSI

Buku/Jurnal Newcomer, Kathryn. (2010). Putting Per-


Armstrong, Michael. (2000). Performance formance First: A New Performance
Management: Key Strategies and Prac- Improvement and Analysis Framework.
tical Guidelines. Kogan Page Business Dalam Jonathan D. Breul et al. Framing
Books. a Public Management Research Agenda,
Armstring, Michael. (2009). Armstrong’s 7-16. Washington DC: IBM Center for
Handbook of Performance Management: the Business of Government.
An Evidence-Based Guide to Delivering Pemerintah Provinsi Jawa Timur. (2018).
High Performance. Kogan Page; Forth Impementasi SAKIP Provinsi Jawa Timur.
Edition. Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa
Armstrong, Michael dan Baron A. (1998). Timur.
Performance Management: The New Pfeffer, J. L. (1994). Competitive Advantage
Realities. London: Institute of Personnel through PeopleL Unleasing the Power
and Development. of the Workforce. Boston: HBS Press.
Bernadin, H dan J.E.A Russel. (2004). Hu- Soekarwo, et al. (2015). Administrative
man Resource Management. Singpore: Reform Pakde Karwo: Birokrasi itu Mel-
McGraw Hill Inc. ayani. Jakarta: Prenadamedia Group.
Drucker, Peter F. (2006). The Practice of Van de Walle, Steven. (2003). Public Ser-
Management. Harper Business; Reis- vice Performance and Trust in Gov-
sue Edition. ernment: The Problem of Causality.
Güngör, P. (2011) The Relationship Between International Journal of Public Admin-
Reward Management System and Pro- istration, 26(8-9).
cedia Social and Behavioral Sciences.
Science Direct. Publikasi Elektronik
Luthans, F dan Stajkovic, A.D. (1999). Rein- Situs Resmi Kementerian Pendayagu-
force for Performance: The Need to go naan Aparatur Negara dan Reformasi
Beyonf Pay and Even Reward. Academy Birokrasi (2016, 6 Agustus). “Menuju
of Management Executive, 13:49-57. SMART ASN 2019”. Tersedia di http://

20 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Sakip Dalam Membangun ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur)
Muhammad Yusuf Ateh

www.menpan.go.id/site/cerita-suk- Peraturan Menteri Pendayagunaan Apara-


ses-rb/menuju-smart-asn-2019 diak- tur Negara dan Reformasi Birokrasi
ses pada Oktober 2018. Nomir 53 Tahun 2014 tentang Petun-
Situs Resmi Lembaga Administrasi Ne- juk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelapo-
gara, (2016, Juli 19). “SMART ASN Demi ran Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Kepentingan Bangsa & Negara”. Ter- Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
sedia di http://lan.go.id/en/lan-news/ Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 55
smart-asn-demi-kepentingan-bangsa- Tehun 2015 tentang Petunjuk Teknis
negara diakses pada Oktober 2018. Perjanjian Kinerja di Lingkungan Pe-
Situs Resmi Redaksi Media Indonesia, merintah Daerah Provinsi Jawa Timur
(2018, 12 Maret). “Menpan RB Targ- Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 16
etkan SMART ASN di 2024”. Tersedia Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
di http://mediaindonesia.com/read/ Penyusunan Laporan Kinerja Pejabat
detail/149176-menpan-rb-targetkan- Administrator, Pejabat Pengawas dan
smart-asn-di-2024 diakses pada Ok- Pejabat Pelaksana di Lingkungan Pe-
tober 2018. merintah Provinsi Jawa Timur

Dokumen Pemerintah Paparan/Presentasi


Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Deputi Sumber Daya Manusia Aparatur
tentang Aparatur Sipil Negara Kementerian Pendayagunaan Apara-
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun tur Negara dan Reformasi Birokrasi.
2010 tentang Grand Design Reformasi (2018). ASN Profesional Bukan Hanya
Birokrasi Tahun 2010-2025 Mimpi: Menuju Birokrasi Berkelas Dunia
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tahun 2024. Dipaparkan di Jakarta, 9
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Oktober 2018.
Instansi Pemerintah. Jakarta Deputi Sumber Daya Manusia Aparatur
Peraturan Menteri Pendayagunaan Apara- Kementerian Pendayagunaan Apara-
tur Negara dan Reformasi Birokrasi tur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pe- (2018). Grand Design SDM Aparatur
doman Evaluasi Reformasi Birokrasi Berkelas Dunia. Dipaparkan di Jakarta,
Instansi Pemerintah 26 April 2018.

Edisi 8, Tahun VIII


21
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Perubahan Paradigma
Pengembangan Kompetensi
Menuju Smart ASN
Haris Faozan
faozan.haris@gmail.com

Abstrak
Disrupsi digital, big data, serta revolusi industri 4.0 menjadi
beberapa tantangan lingkungan stratejik bagi ASN Indonesia. ASN
dituntut memiliki kompetensi yang relevan dengan kemajuan zaman
agar dapat memanfaatkan perubahan lingkungan menjadi suatu
peluang dalam memberikan pelayanan dan perumusan kebijakan
yang lebih berkualitas. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana perubahan paradigma pengembangan kompetensi
mampu mendukung terwujudnya Smart ASN untuk pemerintahan
berkelas dunia. Paper ini menggunakan studi literatur sebagai teknik
pengambilan data. Hasil analisis memberikan simpulan bahwa
perubahan paradigma pengembangan kompetensi berbasis human
capital mampu membawa beberapa manfaat antara lain penguatan
pengembangan kompetensi non-klasikal, efisiensi anggaran diklat
klasikal, pemenuhan hak minimal 20 jam pelajaran pegawai,
serta menyokong perbaikan posisi Indonesia dalam Government
Effectiveness Index.
Kata Kunci : Smart ASN, Pengembangan Kompetensi,
Pemerintahan Berkelas Dunia

22 Edisi 8, Tahun VIII


Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan

New technologies and approaches are merging the physical,


digital and biological worlds in ways that will fundamentally transform
humankind. The extent to which that transformation is positive will
depend on how we navigate the risks and opportunities that arise along
the way (Klaus Schwab)

PENDAHULUAN industri dan perkem­bangan tekno­


Perkembangan teknologi logi yang sangat pesat ini juga
yang begitu cepat dan pesat me­ membawa dampak yang signifikan
nim­bulkan tantangannya ter­sendiri, terhadap cara kerja ASN, terutama
terutama bagi Aparatur Sipil Negara pada pekerjaan yang bersifat rutin
(ASN) Indonesia. Adanya perubahan dapat diambil alih oleh mesin.
penggunaan teknologi juga memicu ASN harus mampu menyesuaikan
transisi tenaga kerja global yang diri dengan berbagai tantangan
menye­babkan perubahan luar biasa perubahan lingkungan stratejik.
di semua disiplin ilmu, ekonomi dan Pola pikir serta cara-cara kerja lama
industri. Hal senada juga dinya­takan khas birokrasi sudah tidak relevan
oleh US Departement of Labor yang dengan perubahan lingkungan yang
menyatakan bahwa 65 persen profesi dinamis. Untuk itu, diperlukan pe­
di masa datang nanti merupakan ngembangan kompetensi bagi
pekerjaan yang belum pernah ada di ASN untuk mampu menghadapi
saat ini. Pekerjaan-pekerjaan di masa tantangan industrialisasi digital.
mendatang akan mengarah pada ASN merupakan komponen
hibrid jobs, pekerjaan-pekerjaan yang penting dalam tata laksana penye­
berkorelasi dengan digital economy, leng­garaan birokrasi pemerintahan,
coding big data, digital data analyst, bahkan dapat dikatakan ASN menjadi
artificial intelligence dan teknologi lokomotif dalam mendorong
digital yang menyebar di seluruh kinerja birokrasi, sehingga secara
sektor kehidupan. terus menerus perlu ditingkatkan
Era digitalisasi juga berpotensi produktivitas dan kualitas kinerjanya.
memberikan peningkatan net tenaga Apalagi, dalam Perpres 81 Tahun
kerja hingga 2.1 juta peker­jaan 2010 tentang Grand Design Reformasi
baru pada tahun 2025. Persaingan Birokrasi 2010 - 2025 telah ditetapkan

Edisi 8, Tahun VIII


23
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

visi pemerintahan berkelas dunia, karakteristik berwawasan global,


yaitu pemerintahan yang profesional menguasai teknologi dan informasi
dan berintegritas tinggi yang mampu dan bahasa, memiliki kemampuan je-
menyelenggarakan pelayanan prima jaring atau networking tinggi dengan
kepada masyarakat dan manajemen kemampuan skill multitasking yang
pemerintahan yang demokratis agar proporsional (Chrisnandi, 2016).
mampu menghadapi tantangan Namun demikian, dalam mewu-
pada abad ke-21 melalui tata peme­ judkan Smart ASN menuju peme­
rintahan yang baik pada tahun 2025. rintahan berkelas dunia tentu tidak
Hal ini juga tidak terlepas dari mudah. World Government Effective-
peran strategis ASN sebagai pelayan ness Index tahun 2016 menunjukkan
publik, perekat kesatuan bangsa dan bahwa Indonesia masih berada di
pelaksana kebijakan publik yang ha- peringkat 86 dari 193 negara de­
rus dapat merespon tantangan-tan- ngan nilai 0,01. World Government
tangan internal dan eksternal. Apala- Effectiveness Index sendiri terdiri atas
gi, dalam beberapa tahun terakhir beberapa komponen penilaian, yaitu
pemerintah tengah mengupayakan kualitas penyediaan pelayanan pub-
’Smart ASN’,  yaitu ASN yang memiliki lik, kualitas birokrasi, kompetensi

2.5
2
1.5
1 Indonesia
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7
-0.5
-1
-1.5
-2
-2.5

Skor GEI Series3 Linear (Skor GEI) Linear (Series3)

Gambar 1. Korelasi
GambarSkor Government
1. Korelasi Effectiveness
Skor Government Index & Global
Effectiveness Index Competitiveness
& Global Index
Sumber: Schwab, Index
Competitiveness 2018.

Sumber: Schwab, 2018.


Dengan demikian, urgensi pengembangan kompetensi ASN menjadi sebuah keniscayaan.
ASN harus mampu merespon dan mengantisipasi perubahan lingkungan strategis agar mampu
24 Edisi 8, Tahun VIII
mendukung Indonesia dalam meningkatkan daya saingnya di lingkup global. Untuk itu, pada tahun
2019 arah pembangunan Indonesia akan berkonsentrasi pada pembangunan SDM ASN yang
profesional, berintegritas, berkualitas, serta memiliki kompetensi dan profesionalisme yang baik
Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan

PNS, independensi PNS terhadap men­jadikan kompetensi sebagai


tekanan politik, serta komitmen pe- salah satu komponen penting.
merintah terhadap kebijakan. Kompetensi juga digunakan sebagai
Selain itu, jika dilihat pada alat dalam strategi manajemen
gambar 1., terdapat korelasi positif sumber daya manusia. Oleh ka­re­
antara nilai Government Effectiveness nanya, kompetensi harus diinte­
Index dan Global Competitiveness grasikan kedalam suatu model
Index. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi. Konsep
kinerja pemerintahan berpengaruh dari masing-masing hal tersebut
terhadap daya saing suatu negara. adalah sebagai berikut.
Dengan demikian, urgensi Kompetensi
pe­ngembangan kompetensi ASN
Terdapat berbagai cara pan­
menjadi sebuah keniscayaan.
dang dalam melihat kompetensi.
ASN harus mampu merespon
Setidaknya ada dua aspek menyang­
dan mengantisipasi perubahan
kut kompetensi, yaitu kapasitas/
lingkungan strategis agar mampu
perilaku pegawai dan hubungan
mendukung Indonesia dalam me­
dengan tujuan pekerjaan tertentu.
ningkatkan daya saingnya di lingkup
Hal ini diungkapkan Ellström (1997)
global. Untuk itu, pada tahun 2019
yang melihat kompetensi sebagai
arah pembangunan Indonesia akan
kapasitas dari individu (atau ke­
berkonsentrasi pada pembangunan
lom­p ok) untuk dapat berhasil
SDM ASN yang profesional, berin­
mengen­d alikan situasi tertentu
tegritas, berkualitas, serta memiliki
atau menyelesaikan tugas/pekerjaan
kompetensi dan profesionalisme yang
tertentu. Sedangkan Vakola (dalam
baik sehingga diperlukan paradigma
Op De Beeck, 2010), Boyatzis (dalam
baru dalam pengembangan kompe­
OECD, 2010), Sparrow (dalam OECD,
tensi aparatur.
2010), dan Spencer (dalam OECD,
Pengembangan Kompetensi: 2010) juga melihat kompetensi
Tinjauan Konseptual sebagai karakteristik/perilaku
Bergesernya sistem aparatur tertentu yang dapat membedakan
negara ke sistem merit telah kinerja rata-rata dan kinerja

Edisi 8, Tahun VIII


25
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

unggul. Lebih spesifik lagi, Boyatzis sebagai karakteristik/perilaku yang


dan Spencer melihat kompetensi dibutuhkan dan berkontribusi pada
tidak hanya karakteristik/perilaku berjalannya fungsi tertentu dalam
individual, namun juga terdapat pekerjaan. Definisi lebih lanjut
motif, sifat, keterampilan, konsep dapat dilihat pada Tabel 1. Definisi
diri, dan pengetahuan yang dapat Kompetensi dari Beberapa Ahli.
diamati dan dapat membedakan Vakola (dalam Op De Beeck,
kinerja rata-rata dan kinerja unggul. 2010) juga menambahkan kompe­
Sedangkan Van Beirendock (dalam tensi merupakan pola perilaku yang
OECD, 2010) dan Woodruffe (dalam berhubungan dengan kinerja yang
OECD, 2010) melihat kompetensi efektif/unggul baik di dalam level

Tabel 1. Definisi Kompetensi dari Beberapa Ahli


Penulis Definisi Kompetensi
Boyatzis (1982) Suatu kompetensi pekerjaan merupakan karakteristik dari
pegawai (misalnya motif, sifat, keterampilan, aspek pencin-
traan diri, peran sosial, pengetahuan) yang menghasilkan
kinerja efektif atau unggul.
Sparrow (1997) Kompetensi merupakan irama perilaku individu yang dapat
diamati, seperti seperangkat pola perilakunya, yang terkait
dengan kinerja dan dapat membedakan antara kinerja luar
biasa dengan kinerja rata-rata.
Spencer, dkk Kompetensi merupakan kombinasi dari motif, sifat, konsep
(1994) diri, sikap dan nilai, muatan pengetahuan atau kemampuan
perilaku kognitif dan karakteristik individual yang bisa diukur
atau dihitung secara reliabel serta dapat membedakan kinerja
unggul dengan kinerja rata-rata.
Van Beirendock Kompetensi merupakan karakteristik yang dapat diamati dari
(2009) aplikasi pengetahuan atau perilaku yang terjadi, yang dalam
berbagai cara dapat berkontribusi terjadap berjalannya suatu
fungsi dalam suatu peran atau fungsi yang spesifik.
Woodruffe (2000) Kompetensi merupakan seperangkat pola perilaku yang dib-
utuhkan oleh para pemangku jabatan yang digunakan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya
Sumber: OECD, 2010.

26 Edisi 8, Tahun VIII


Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan

individual maupun kelompok serta di semua aktivitas organisasi,


dalam bentuk kesatuan maupun membangun kerangka kerja dan
kerja interpersonal yang pada menggunakannya sebagai pondasi
akhirnya memberi kontribusi pada dari proses rekrutmen, seleksi,
organisasi dengan keuntungan pelatihan dan pengembangan,
kompetitif yang berkelanjutan. penghargaan, serta aspek lainnya
Pendekatan Pengembangan dalam manajemen sumber daya.
Kompetensi Horton (dalam EGPA, 2002) juga
menambahkan perbedaan besar
Ide dan konsep yang berhu­
dari pendekatan kompetensi dan
bungan dengan pengem­bangan
tradisional pada manajemen sumber
kompetensi telah dikembangkan dan
daya adalah manajemen kompetensi
diaplikasikan dalam sektor privat dan
menekankan pada pengetahuan
mulai diadaptasi oleh sektor publik
yang bervariasi, kemampuan, serta
mulai dari 1980-1990an (EGPA,
sikap dan perilaku yang dibutuhkan
2002). Konsep pengembangan
untuk mencapai tingkatan kinerja
kompetensi didefinisikan sebagai
yang mendukung tercapainya tujuan
keseluruhan desain dari berbagai
strategis organisasi. Di sisi lain,
pengukuran yang bisa digunakan
pendekatan tradisional menekankan
untuk mempengaruhi kompetensi
pada pekerjaan serta kualifikasi dan
dalam individu pegawai, sekelompok
pengalaman formal individu sebagai
pegawai, atau di seluruh pegawai
indikator dari prediksi performa
organisasi (Ellström, 1997). Konsep
pada pekerjaan tersebut.
pengembangan kompetensi
berkaitan erat dengan manajemen Model dalam Pengembangan
kompetensi itu sendiri. Kompetensi
Horton (dalam EGPA, 2002) Beberapa model yang dapat
melihat manajemen kompetensi digunakan dalam pengembangan
atau disebut Competency Based kompetensi diantaranya:
Management (CBM) melibatkan 1. Matrix 9 Box-Grid
proses identifikasi kompetensi yang Matriks 9 box-grid adalah
dibutuhkan individu untuk berkinerja salah satu model yang digunakan

Edisi 8, Tahun VIII


27
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

dalam pengembangan kompetensi. menunjukkan kinerja yang relatif


Model ini diadaptasi dari model yang baik meskipun potensi yang
dibuat oleh McKinsey dan General dimiliki terbatas. Sedangkan proven
Electronic sebagai strategi internal performer menunjukkan kinerja yang
mereka untuk menganalisis Strategic kuat dan konsisten memberikan
Business Unit (SBU) untuk investasi. hasil meski menunjukkan potensi
Model ini salah satunya diadaptasi yang rendah di dalam peran yang
oleh Burr (2017) yang membagi lebih kompleks atau lebih senior.
sumber daya manusia menjadi 9 Kemudian kategori uncertain
kotak berdasarkan potensi dan menunjukkan kinerja di bawah
kinerja yang ditunjukkan. Adapun ekspektasi namun menunjukkan
matriks 9 box-grid ini dapat dilihat beberapa potensi. Kategori well-
pada gambar 2. Matriks 9 Box-Grid. placed relatif menunjukkan kinerja
Kategori strongest concern me­ yang baik dan beberapa potensi,
nun­jukkan kinerja yang di bawah serta kategori high-achiever me­
ekspektasi disertai potensi yang nun­jukkan kinerja yang kuat dan
rendah, sedangkan solid contributor konsisten serta menunjukkan

Gambar
Gambar 2. Matriks
2. Matriks 9 Box-Grid
9 Box-Grid
Sumber:
Sumber: Burr, 2017
Burr, 2017

Kategori28strongest concern
Edisi 8, Tahun VIII menunjukkan kinerja yang di bawah ekspektasi disertai potensi
yang rendah, sedangkan solid contributor menunjukkan kinerja yang relatif baik meskipun potensi
yang dimiliki terbatas. Sedangkan proven performer menunjukkan kinerja yang kuat dan konsisten
Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan

potensi untuk mengambil peran yang ini. Misalnya, untuk Top Talent arahnya
lebih kompleks. Sedangkan pada adalah challenging task yang dapat
kategori unrealised potential, potensi mendukung peningkatan kariernya.
yang dimiliki tinggi namun masih Lalu untuk yang memiliki kinerja
belum dapat berkinerja dengan rendah arahnya melalui coaching
optimal. Performing well secara dan mentoring, sementara untuk
umum menunjukkan kinerja yang yang memiliki kompetensi rendah
baik dan menunjukkan potensi yang arahnya adalah pelatihan teknis,
tinggi, serta terakhir, kategori top dan pengembangan lain sesuai
talent adalah sumber daya manusia kebutuhan organisasi.
yang menunjukkan kinerja kuat dan Model 70:20:10 for Learning and
konsisten memberikan hasil serta Development merupakan model yang
memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan oleh Morgan McCall,
peran yang lebih kompleks. Michael M. Lombardo, dan Robert
Dalam pengembangan kom­ W. Eichinger dari hasil riset Center
petensi program pengem­bangannya of Creative Leadership (CCL) pada
disesuaikan berdasarkan pemetaan tahun 1996. Lombardo dan Eichinger

Gambar 3. Model 70:20:10 for Learning and Development


Sumber: Diolah dari Lombardo & Eichinger, 2006.

Edisi 8, Tahun VIII


29
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

(2006) menuliskan hasil penelitian pengalaman pada saat kerja, coach-


yang didasari oleh survei kepada 200 ing dan mentoring memiliki porsi yang
eksekutif dan menyimpulkan bahwa lebih besar. Kedua hal ini cenderung
pengembangan dan pembelajaran bersifat non-klasikal.
individu yang efektif terdiri dari 70% Upaya Penguatan Pengem-
pengalaman pada saat kerja (tugas bangan Kompetensi ASN
dan permasalahan), 20% dari umpan
Paradigma Baru Pengem­
balik serta belajar dari contoh baik
bangan Kompetensi
dan buruk dari kebutuhan, kemudian
Pengembangan kompetensi
10% dari kelas dan membaca.
bukan tidak pernah dilakukan
Adapun komponen lebih rinci
sebelumnya dalam manajemen PNS.
model ini dapat dilihat pada bagan
Perkembangan bentuk dan fungsinya
di gambar 3.
juga turut berubah mengikuti
Melalui gambar 3 dapat ter­lihat
paradigma manajemen sumber daya
bahwa
UPAYA pelatihan PENGEMBANGAN
PENGUATAN yang cenderung KOMPETENSI ASN
manusia yang dilakukan di sektor
bersifatBaru
Paradigma klasikal salah satunya
Pengembangan pela­
Kompetensi
Pengembangan kompetensi bukan tidak pernah publik. Begitu
dilakukan juga paradigma
sebelumnya baru
dalam manajemen
tihan hanya mendapat porsi 10 per­
PNS. Perkembangan bentuk dan fungsinya juga turutpengembangan kompetensi
berubah mengikuti paradigma menuju
manajemen
sen dari keseluruhan pembelajaran.
Smart ASN di Indonesia dipengaruhi
sumber daya manusia yang dilakukan di sektor publik. Begitu juga paradigma baru pengembangan
Sedangkan
kompetensi menujuhal yang
Smart ASN dimelibatkan
Indonesia dipengaruhi oleh paradigma manajemen sumber daya
manusia di sektor publik yang ada saat ini.

Personnel Human Resource Human Capital


Administration Management
•UU No. 18 Tahun •UU No. 43 Tahun 1999 •UU No. 5 Tahun
1961 •PP No. 101 Tahun 2000 2014
•UU No. 8 Tahun •Pelatihan dan Pendidikan •PP No. 11 Tahun
1974 untuk memenuhi jabatan, 2017
•Pelatihan dan dalam bentuk klasikal dan •Pengembangan
Pendidikan untuk non klasikal (pelatihan di kompetensi untuk
memenuhi jabatan alam bebas, jarak jauh, dan memenuhi standar
di tempat kerja) kompetensi jabatan
•Pembelajaran bersifat dan rencana
individual, tidak terintegrasi pengembangan karir
pada arah institusional •Disesuaikan dengan
maupun nasional rencana nasional dan
instansional
•Perluasan bentuk non
klasikal

Gambar 4. Perkembangan Paradigma Manajemen Sumber Daya Manusia dan


Pengembangan Kompetensi di Sektor Publik
Sumber: Olahan Penulis, 2018.

Pengembangan kompetensi sudah dikenal sejak masa administrasi personalia, manajemen


sumber daya manusia, hingga sumber daya manusia sebagai human capital. Berangkat dari UU
30No. 18EdisiTahun
8, Tahun VIII
1961 tentang ketentuan-ketentuan pokok kepegawaian dan kemudian diperbaharui
dengan UU No. 8 Tahun 1974, dimana pada masa ini, bentuk pengembangan kompetensi
dilakukan hanya untuk memenuhi persyaratan jabatan. Hingga kemudian bergeser dengan
paradigma pengembangan manajemen sumber daya manusia yang lebih strategis (people related
Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan

oleh paradigma manajemen sumber pekerjaannya yang sekarang


daya manusia di sektor publik yang sehingga ia bisa berkinerja dengan
ada saat ini. optimal. Sedangkan development
Pengembangan kompetensi atau pengembangan adalah proses
sudah dikenal sejak masa melatih pekerja supaya ia mampu
administrasi personalia, manajemen untuk mengerjakan tugas-tugas
sumber daya manusia, hingga yang mungkin akan diembannya
sumber daya manusia sebagai kelak (Hanggraeni, 2012). Dalam
human capital. Berangkat dari UU No. hal ini pengembangan kompetensi
18 Tahun 1961 tentang ketentuan- sudah mulai disadari sebagai
ketentuan pokok kepegawaian dan pengembangan individu di masa
kemudian diperbaharui dengan UU kini dan masa yang akan datang.
No. 8 Tahun 1974, dimana pada Kebijakan pemerintah melalui
masa ini, bentuk pengembangan PP No. 101 Tahun 2000 tentang
kompetensi dilakukan hanya untuk Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
memenuhi persyaratan jabatan. Pegawai Negeri Sipil sejatinya telah
Hingga kemudian bergeser merespon hal ini dengan pendidikan
dengan paradigma pengembangan dan pelatihan yang dilakukan dalam
manajemen sumber daya manusia bentuk klasikal (tatap muka) dan non
yang lebih strategis (people related klasikal (pelatihan di alam bebas,
business issue), fokus pada pelanggan jarak jauh, dan pelatihan di tempat
eksternal (costumerization), kerja).
manajemen sumber daya informasi Mengingat tingginya kebutuhan
personalia, dan dimulainya orientasi pengembangan kompetensi ASN,
pengembangan. Dalam paradigma keberadaan pendidikan dan pela­
manajemen sumber daya manusia, tihan (diklat) serta bentuk pengem-
pengembangan kompetensi bangan kompetensi lainnya seha-
dilakukan dalam bentuk training and rusnya mampu mewujudkan ASN
development. Training merupakan yang adaptif dan kompeten. Namun
proses melatih pekerja menjadi ahli pengembangan kompetensi dalam
untuk membantunya mengerjakan paradigma ini menemui tantangan

Edisi 8, Tahun VIII


31
development atau pengembangan adalah proses melatih pekerja supaya ia mampu untuk
mengerjakan
JURNALtugas-tugas yang mungkin akan diembannya kelak (Hanggraeni, 2012). Dalam hal
PENDAYAGUNAAN APARATUR
ini pengembangan NEGARA sudah mulai disadari sebagai pengembangan individu di masa kini
kompetensi
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

dan masa yang akan datang. Kebijakan pemerintah melalui PP No. 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan
dan kekurangan Jabatan
seperti Pegawai Negeri Sipil Orientasi
diungkapkan sejatinya telah pengembangan
merespon hal ini dengan
dari hasil
pendidikan dankajian Lembaga
pelatihan Adminis-
yang dilakukan kompetensi
dalam bentuk juga muka)
klasikal (tatap masihdanmenitik­
non klasikal
trasi Negara
(pelatihan (2017)jarak
di alam bebas, bahwajauh,sejumlah
dan pelatihan beratkan pada pengembangan
di tempat kerja).
masalah masih
Mengingat mengiringi
tingginya kebutuhan proses kompetensi
pengembangan kompetensidalam bentuk klasikal.
ASN, keberadaan pendidikan
pendidikan, pelatihan, dan pengem- Meningkatnya kebutuhan pengem-
dan pelatihan (diklat) serta bentuk pengembangan kompetensi lainnya seharusnya mampu
bangan kompetensi ASN di institu- bangan kompetensi seiring ­dengan
mewujudkan ASN yang adaptif dan kompeten. Namun pengembangan kompetensi dalam
si-institusi yang selama ini mengelola paradigma baru manajemen ASN
paradigma
prosesinitersebut.
menemui tantangan dan kekurangan
Diantaranya seperti diungkapkan
ada- memiliki dari hasil kajian
konsekuensi kepadaLembaga
lah pelaksanaan
Administrasi pendidikan
Negara (2017) dan masalah
bahwa sejumlah bebanmasih anggaran dan proses
mengiringi waktu.pendidikan,
Esti-
pelatihan
pelatihan, yang masih kompetensi
dan pengembangan berorientasi ASN dimasi total kebutuhan
institusi-institusi yang selama anggaran
ini mengelola
pada
proses pemenuhan
tersebut. Diantaranyaperaturan pe- pendidikan
adalah pelaksanaan pelatihan klasikalyang
dan pelatihan mencapai Rp
masih berorientasi
rundang-undangan sehingga be- 43.278.500.000.000, secara lebih
pada pemenuhan peraturan perundang-undangan sehingga belum mampu mendukung kebutuhan
lum mampu mendukung kebutuhan rinci dapat dilihat pada gambar 5.
strategi
strategiorganisasi.
organisasi.Pendidikan
Pendidikan jugajugamasih dilaksanakan
Meningkatnya secara kebutuhan
parsial di tiap
Kementerian/Lembaga
masih dilaksanakan (kecuali
secaraDiklat Kepemimpinan
parsial yang diselenggarakan
di pengembangan oleh LAN)
kompetensi danyang
manatiap Kementerian/Lembaga
menyebabkan (kecua-
tidak terintegrasinya adanya
pengembangan konsekuensi
kompetensi dengananggaran dan
strategi nasional.
li Diklat Kepemimpinan
Orientasi pengembangan yang dise-jugawaktu
kompetensi masih ini menuntut pengembangan
menitikberatkan pada pengembangan
lenggarakan
kompetensi oleh LAN)
dalam bentuk yang
klasikal. mana kompetensi
Meningkatnya yang meningkat
kebutuhan pengembangan kompetensiperlu
seiring
menyebabkan tidak terintegrasinya dilakukan secara lebih efektif
dengan paradigma baru manajemen ASN memiliki konsekuensi kepada beban anggaran dan
pengembangan kompetensi dengan dan efisien. Penataan sistem
waktu. Estimasi total kebutuhan anggaran pelatihan klasikal mencapai Rp 43.278.500.000.000,
strategi nasional. pengembangan kompetensi ASN
secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Estimasi Kebutuhan Anggaran Pelatihan Klasikal


Sumber: LAN, 2017.

32 Edisi 8, Tahun VIII


Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan

mendesak untuk dilakukan dalam Pengembangan kompetensi


rangka pelaksanaan program juga dilakukan di tingkat instansi
prioritas pemerintah khususnya dan nasional. Melalui PP ini pula,
reformasi birokrasi (LAN, 2017). pengembangan sumber daya
Hal ini tentu mendorong kebu­ manusia menjadi modal terhadap
tuhan pengembangan kompetensi kinerja organisasi juga ditunjukkan
yang efektif dan efisien serta dengan penyusunan rencana
berdampak pada institusi dan arah pengembangan kompetensi
pembangunan nasional. Sejalan pula yang dilakukan untuk memenuhi
dengan perkembangan paradigma kebutuhan kompetensi yang
manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan
yang mengarah pada kesadaran dan sasaran pemerintahan serta
bahwa kinerja organisasi bukan pembangunan. Penyelenggaraan
hanya ditentukan oleh capital yang pengembangan kompetensi juga
berupa finansial, mesin, teknologi, dilakukan secara terintegrasi
dan modal tetap, melainkan terutama baik instansional maupun
dipengaruhi oleh intangible capital, nasional dengan adanya sistem
yaitu sumber daya manusia (SDM) pengembangan kompetensi
yang mengarah pada paradigma nasional.
manajemen sumber daya sebagai
human capital. Pengembangan Kompetensi
Paradigma human capital ini Dalam Rangka Membangun
mempengaruhi manajemen sumber Smart ASN
daya manusia di sektor publik secara Dinamika perubahan masya­
keseluruhan berikut pengembangan rakat dan global mendorong
kompetensi yang dilakukan. Melalui ASN dituntut mampu menjawab
UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. tantangan global guna menghadapi
11 Tahun 2017, pengembangan ketatnya persaingan di masa
kompetensi dilakukan dengan mendatang, baik yang bersumber
standar kompetensi jabatan dan dari internal maupun eksternal
rencana pengembangan karier. organisasi. Road Map Reformasi

Edisi 8, Tahun VIII


33
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Birokrasi Tahun 2010 – 2025 kerja berkaitan dengan masyarakat


mencita-citakan pemerintahan majemuk dalam hal agama, suku, dan
Indonesia sebagai pemerintahan budaya sehingga memiliki wawasan
berkelas dunia sehingga peningkatan kebangsaan. Terakhir, kompetensi
kompetensi maupun kinerja ASN manajerial diukur dari tingkat
merupakan salah satu faktor yang pendidikan, pelatihan struktural,
perlu menjadi perhatian untuk atau manajemen, dan pengalaman
mewujudkan cita-cita tersebut. kepemimpinan.
Dengan demikian, pengem­ Pada tahun 2016, BKN mela­
bangan kompetensi ASN menjadi kukan talent assessment kepada PNS di
suatu agenda yang strategis untuk Indonesia dan mengklasifikasikannya
dilaksanakan. Hak dan kesempatan ke dalam model 9 grid box matrix
setiap ASN untuk memperoleh yang dibuat oleh McKinsey. Hasilnya,
pengembangan kompetensi sebanyak 34,57% PNS diklasifikasikan
dijamin dalam UU No. 5 Tahun ke dalam grid IX, yaitu PNS yang
2014. Lebih detil, PP No. 11 Tahun memiliki kompetensi dan potensi
2017 menentukan pengembangan sangat rendah (strongest concern).
kompetensi bagi ASN yaitu minimal Angka ini amat memprihatinkan
20 jam pelajaran (JP) per tahun. karena menjadi kategori dengan
Adapun kompetensi yang wajib jumlah yang paling banyak, mencapai
dikuasai oleh ASN terdiri atas tiga sepertiga dari total PNS. Sementara
jenis, yaitu kompetensi teknis, hanya 11,52% pegawai yang
kompetensi sosial kultural, serta menempati grid I, yaitu pegawai yang
kompetensi manajerial. Kompetensi berpotensi dan berkinerja tinggi (top
teknis diukur dari tingkat dan talent). Pemetaan talent assessment
spesialisasi pendidikan, pelatihan BKN di tahun 2016 diilustrasikan
teknis fungsional, pengalaman pada gambar 6.
bekerja secara teknis dan terdiri atas Hasil pemetaan BKN ini dapat
kompetensi teknis serta kompetensi diartikan kepada dua poin. Pertama,
fungsional. Kompetensi sosial muncul pertanyaan terhadap kualitas
kultural di ukur dari pengalaman rekrutmen dan efektivitas pelatihan

34 Edisi 8, Tahun VIII


Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan

Gambar 6. Talent Matriks Hasil Assessment PNS


Sumber: dalam LAN, 2017.

PNS Hasil
yangpemetaan BKN iniselama
dilakukan dapat diartikan
ini. kepada dua poin.PNS
kompetensi Pertama, muncul lama.
paradigma pertanyaan
Kedua,
terhadap hasilrekrutmen
kualitas pemetaan dankompetensi
efektivitas pelatihanPertama
PNS yangyaitu selama mismatch
adanya
dilakukan ini. Kedua, hasil
PNS mendorong
pemetaan kompetensi PNS perlunya pengem­
mendorong antara pengembangan
perlunya pengembangan kompetensi
kompetensi pegawai yang lebih
bangan kompetensi pegawai yang yang ditujukan kepada pegawai
tepat sasaran dan tepat guna agar PNS-PNS yang masih berada pada kategori IX, VIII, VII, VI,
lebih tepat sasaran dan tepat guna dengan kebutuhan organisasi.
dan V mampu diberdayakan dengan optimal karena PNS-PNS tersebut tidak mungkin
agar PNS-PNS yang masih berada Kedua, pengembangan kompetensi
‘dihilangkan’ begitu saja.
pada kategori IX, Maka, opsi VI,
VIII, VII, yangdantersisa yaitu
masih peningkatan
dilakukanprofesionalisme
secara parsial pegawai.
oleh
V mampu diberdayakan dengan masing-masing K/L/D, kecuali Diklatlama.
Terdapat beberapa permasalahan dalam pengembangan kompetensi PNS paradigma
optimal
Pertama yaitu karena PNS-PNS
adanya mismatch tersebut
antara pengembangan Kepemimpinan (Diklatpim)
kompetensi yang ditujukan kepada yang
pegawai
tidak
dengan mungkin
kebutuhan ‘dihilangkan’
organisasi. begitu sudah
Kedua, pengembangan dilakukan
kompetensi secara
masih terpusat
dilakukan oleh
secara parsial
saja. Maka, opsi yang tersisa yaitu LAN untuk Diklatpim I dan lembaga
oleh masing-masing K/L/D, kecuali Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) yang sudah dilakukan
peningkatan profesionalisme diklat yang sudah disertifikasi dan
secara terpusat oleh LAN untuk Diklatpim I dan lembaga diklat yang sudah disertifikasi dan
pegawai. memenuhi izin penyelenggaraan
memenuhiTerdapat
izin penyelenggaraan
beberapa perma­ oleh LANII,untuk
oleh LAN untuk Diklatpim III, dan IV. Ketiga,
Diklatpim II, pengembangan
III, dan IV.
kompetensi masih dianggap sebagai cost, bukan investasi.
salahan dalam pengembangan Ketiga, pengembangan kompetensi Terakhir, pengembangan kompetensi
masih menitikberatkan pada metode pelatihan klasikal yang amat membebani anggaran instansi.
Edisi 8, Tahun VIII
Jika pemerintah tidak mengubah metode pengembangan kompetensi, maka pemenuhan 35
hak ASN
se-Indonesia atas 20 JP pengembangan kompetensi mustahil dapat dipenuhi.
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

masih dianggap sebagai cost, bukan dua jenis, yaitu klasikal dan non
investasi. Terakhir, pengembangan klasikal. Pelatihan klasikal dilakukan
kompetensi masih menitikberatkan melalui metode tatap muka,
pada metode pelatihan klasikal yang seminar, kursus, dan penataran.
amat membebani anggaran instansi. Sementara pelatihan non klasikal
Jika pemerintah tidak mengubah merupakan metode non tatap muka
metode pengembangan kompetensi, dan dilakukan tidak dalam bentuk
maka pemenuhan hak ASN se- pertemuan di kelas. Pelatihan
Indonesia atas 20 JP pengembangan non klasikal dapat dilakukan
kompetensi mustahil dapat dipenuhi. melalui e-learning, penugasan
Bersamaan dengan berlakunya khusus, coaching, mentoring,
PP Nomor 11 Tahun 2017, terjadi magang, pertukaran pegawai, dan
perubahan paradigma diklat untuk sebagainya. Jalur ini menjadi faktor
PNS menjadi pengembangan kom­ yang paling membedakan antara
petensi. Pengembangan kompetensi, pengembangan kompetensi PNS
sebagaimana disebutkan dalam pasal setelah dikeluarkannya PP Nomor 11
203, merupakan upaya pemenuhan Tahun 2017 dengan pengembangan
kebutuhan kompetensi PNS dengan kompetensi PNS menurut paradigma
standar kompetensi jabatan dan lama yang berkutat pada pertemuan
rencana pengembangan karier yang tatap muka.
dilakukan pada tingkat instansi dan Mengambil Korea Selatan
nasional. Dalam pelaksanaannya, sebagai contoh, pemerintah
pengembangan kompetensi terbagi Korea Selatan memiliki kewajiban
dalam bentuk pendidikan dan memenuhi hak pengembangan
pelatihan. Pendidikan dilaksanakan kompetensi bagi kurang lebih 900
dalam bentuk pendidikan formal ribu pegawainya sebanyak 100 jam
melalui pemberian tugas belajar per tahun per pegawai. Sesuai dengan
yang diatur lebih lanjut dengan National Civil Service Act tahun 1949,
Peraturan Pemerintah. Sementara mereka menyelenggarakan pelatihan
pengembangan kompetensi dalam pegawai yang mengedepankan
bentuk pelatihan dilakukan melalui partisipasi, experiential action

36 Edisi 8, Tahun VIII


Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan

learning, problem-solving, praktikal, mampu mengurangi porsi diklat


dan aplikatif sebagaimana pada yang membebani anggaran instansi
gambbar 7. sehingga dapat memudahkan
Berkaca pada metode pengem­ pemenuhan hak pegawai atas 20
bangan kompetensi pegawai yang jam pelajaran per tahun.
dilakukan oleh Korea Selatan, Urgensi perubahan paradigma
Indonesia saat ini tengah berupaya pengembangan kompetensi selan-
menitikberatkan pelatihan non jutnya yaitu terkait dengan perubah­
klasikal dengan perbandingan 70 an lingkungan strategis global saat
persen untuk non klasikal yang ini. Disrupsi digital, Big Data, serta
sifatnya praktik kerja, 20 persen Revolusi Industri 4.0 menjadi tan­
untuk pelatihan non klasikal dalam tangan bagi ASN agar tidak tergerus
bentuk coaching dan mentoring, dengan perubahan jaman. ASN ha-
dan 10 persen pelatihan klasikal. rus memiliki kompetensi yang rele-
Dengan demikian, pengembangan van dengan kemajuan jaman agar
kompetensi paradigma baru dapat memanfaatkan perubahan

Gambar 7. Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi Aparatur di Korea Selatan


Sumber: Paparan HRM In Government: The Case of The Republic of Korea, Pan Suk Kim, 2009.

Berkaca pada metode pengembangan kompetensi pegawai yang dilakukan oleh Korea
Edisi 8, Tahun VIII
Selatan, Indonesia saat ini tengah berupaya menitikberatkan pelatihan non klasikal dengan
37
perbandingan 70 persen untuk non klasikal yang sifatnya praktik kerja, 20 persen untuk pelatihan
non klasikal dalam bentuk coaching dan mentoring, dan 10 persen pelatihan klasikal. Dengan
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

lingkungan menjadi suatu peluang segala regulasi yang dirumuskan


untuk memberikan pelayanan dan oleh pemerintah dalam rangka
kebijakan yang lebih berkualitas. Ta- menghadapi era digital. Dengan
hun 2025, pemerintah Indonesia demikian, pembekalan kompetensi
menargetkan reformasi birokrasi yang mendukung ASN dalam
yang menghasilkan Smart ASN for melaksanakan fungsinya menjadi
World Class Government sehingga suatu kebutuhan. Perubahan
materi diklat ASN haruslah mengarah paradigma pengembangan
kesana. Karakteristik Sebagaimana kompetensi menjadi sarana
dikemukakan sebelumnya, Smart bagi PNS untuk memperoleh
ASN yang diharapkan yaitu berwawa- kompetensi yang relevan agar dapat
san global, menguasai TIK dan baha- bersaing dan berkompetisi di era
sa, memiliki kemampuan networking digital. Idealnya, pengembangan
tinggi dengan kemampuan multitask- kompetensi berkorelasi dengan
ing yang proporsional. Paradigma peningkatan kinerja organisasi dan
pengembangan kompetensi yang arah pembangunan nasional.
baru mendorong ASN agar menja- Menuju Smart ASN, Indonesia
di seorang pembelajar dimanapun, sejatinya sudah mengupayakan
kapanpun, serta dari sumber belajar hal ini melalui UU No. 5 Tahun
manapun dalam menghadapi mas- 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017
yarakat dan dunia yang kian dinamis dimana pengembangan kompetensi
melalui porsi yang lebih besar pada disesuaikan dengan visi dan misi
jalur pelatihan non klasikalnya. instansi serta arah pembangunan
nasional. Pengembangan kompe­
PENUTUP tensi juga dilakukan dengan me­
Pesatnya kemajuan teknologi nekankan metode non-klasikal dan
serta perubahan lingkungan mengadopsi model 70:20:10 serta
strategis juga berdampak kepada 9 grid matrix untuk memetakan
ASN sebagai penggerak birokrasi dan pegawai dapat memberikan
pelaksana kebijakan. ASN memiliki pembelajaran yang lebih efektif bagi
peran penting untuk mendukung individu dan organisasi sehingga

38 Edisi 8, Tahun VIII


Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan

mampu menjawab kebutuhan anggaran instansi dalam mengikuti


kompetensi pegawai di era digital diklat sehingga dapat menjadi solusi
tersebut. bagi instansi yang kekurangan
Selain itu, paradigma baru anggaran pengembangan pegawai.
pengembangan kompetensi Peningkatan pengembangan
berupa penekanan pengembangan pegawai juga dapat mempengaruhi
kompetensi ke metode non-klasikal posisi Indonesia dalam government
membantu PNS untuk mendapatkan effectiveness index mengingat aspek
haknya memperoleh paling sedikit 20 kompetensi pegawai menjadi salah
jam pelajaran pengembangan setiap satu indikator penilaian dalam indeks
tahun. Metode ini meringankan tersebut.

REFERENSI

Admin. 2016. Menuju Smart ASN 2019. menpan.go.id/site/cerita-sukses-rb/


Tersedia di https://www.menpan. menuju-smart-asn-2019, diakses 26
go.id/site/cerita-sukses-rb/menu- September 2018.
ju-smart-asn-2019,diakses pada 27 Ellström, Per-Erik. 1997. The Many Mean-
September 2018. ings of Occupational Competence And
Burr. Tanpa Tahun. Tersedia di Qualification. Journal of European In-
http://www.keepeek.com/Dig- dustrial Training 21 Iss 6 pd 266-273.
ital-Asset-Management/oecd/ European Group of Public Administra-
governance/public-servants- tion. 2002. Competency Management
as-partners-for-growth/the- in the Public Sector.
government-shift-to-­competency-
Hanggraeni, Dewi. 2012. Manajemen
management_9789264166707-5-
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lem-
en#page1, diakses 28 September
baga Penerbit FEUI.
2018.
Kim, Pan Suk. 2009. HRM In Gov-
Chrisnandi, Yuddy. 2016. Menuju Smart
ernment: The Case of The Repub-
ASN 2019. Tersedia di https://www.
lic of Korea. Tersedia di http://

Edisi 8, Tahun VIII


39
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

siteresources.worldbank.org/IN- Public Governance and Territorial De-


TINDONESIA/Resources /226271- velopment Directorate Working Paper.
1170911056314/3428109- Op De Beeck, Sophie dkk. 2010. Compe-
1237535826113/HRM_KOREA.pdf, tency Management in the Public Sec-
diakses 27 September 2018. tor: Three Dimensions of Integration
Schwab, Klaus. 2018. Insight Report:
LAN. 2017. Policy Brief: Penataan Sistem The Global Competitiveness Report
Pendidikan, Pelatihan, dan Pengem- 2017-2018. World Economic Forum:
bangan Kompetensi ASN. Jakarta: Columbia University
LAN. World Bank. 2016. Government Effec-
Lombardo, Michael M. dan Eichinger, tiveness - Country Rankings. Tersedia
Robert W. 2006. The Career Architect di https://www.theglobaleconomy.
Development Planner 4th Edition. com/rankings/wb_ government_
McKinsey & Company. 2017. McKinsey effectiveness/, diakses 27 Septem-
Quarterly. Number 3: New York. ber 2018.

OECD. 2010. Managing Competencies in World Economic Forum. The Future of


Government: State of the Art Practic- Jobs Report World Economic Forum.
es and Issues at Stake for the Future. US Department of Labor and
Bureau of Labor Statistics.

****

40 Edisi 8, Tahun VIII


“Membangun SMART ASN Menuju
Birokrasi Berkelas Dunia Tahun 2024”
oleh:
Lansamana pertama TNI Hendrawan BP.
Sekretaris Kepala Badan Pendidikan dan pelatihan Kementerian Pertahanan

Abstrak
Kondisi saat ini masih banyak ketidak sesuaian kualifikasi
dan kompetensi yang dimiliki ASN untuk dapat bersaing ditingkat
dunia/global. Penilaian kualifikasi ASN dilihat pada kompetensi
dan kinerja ASN yang didasarkan pada budaya pelayanan yang
baik mulai dari pengusaan social kultural, bahasa dan yang utama
adalah penguasaan teknologi informasi (TI) untuk menghadapi
perkembangan global.Untuk itu masih diperlukan peningkatan
kemampuan dan kompetensi ASN agar dapat bersaing di tingkat
global, melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jabatan
yang diduduki. Pengembangan SDM yang dilaksanakan oleh
Badiklat Kemhan saat ini harus mengarah pada peningkatan
standar kompetensi yang dilandasi oleh pendidikan , pelatihan,
keterampilan dan pengalaman yang sesuai dan didukung sikap
serta penerapannya ditempat kerja yang mengacu pada unjuk
kerja yang dipersyaratkan.
Dengan adanya perubahan zaman dan pengaruh revolusi
teknologi 4.0 (sistem teknologi digital) pengembangan dan kemampuan
Aparatur Sipil Negara (ASN) juga perlu ditingkatkan agar dapat
berdaya saing dan mampu mengikuti perkembangan dunia diperlukan
hard skill (Kemampuan Teknis) dengan mengikuti pendidikan dan
pelatihan untuk memdapatkan pengetahuan dan keterampilan yang

Edisi 8, Tahun VIII


41
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

berwawasan global dan dapat menggunakan teknologi informasi


(TI) sesuai dengan perkembangan zaman.

Kata kunci :
ASN, Birokrasi Kelas Dunia (world class government),Smart ASN,
UU No.5 /2014 beban kerja pemerintah, kompleksitas masyarakat, .

PENDAHULUAN Oleh karena itu sangat diharapan


Manajemen Aparatur Sipil di adanya sosok ASN sebagai panutan
Negara kita dinilai belum menghasil- yang menunaikan tugasnya dengan
kan aparatur yang mampu mengge­ baik, berkinerja tinggi, berprestasi
rakan mesin birokrasi dengan baik. melalui ekspetasi masyarakat melalui
Indikatornya adalah angka indeks reformasi birokrasi.
efektivitas pemerintah Indonesia Dalam road map reformasi
masih berada pada angka indeks birokrasi 2015 – 2019, ada tiga
yang sangat rendah dari enam ne- sasaran yang akan dicapai.  Per­
gara Asean yang diteliti Bank Dunia. tama, pemerintahan yang bersih,
Kondisi tersebut tentu saja akuntabel, dan berkinerja tinggi,
sangat mengkhawatirkan karena kedua, pemerintahan yang efektif
tidak ada satu negara maju tanpa dan efisien, ketiga pelayanan publik
didukung Birokrasi yang kompeten yang baik dan berkualitas. Capaian
dengan kinerja tinggi. Berbicara reformasi birokrasi bisa dilihat
Kualitas ASN saat ini masih jauh dari dari beberapa ukuran. Dalam hal
yang diharapkan, selain minimnya peningkatan efisiensi anggaran dan
keahlian yang dimiliki, motivasi yang pelaksanaan reformasi birokrasi
rendah dan tingkat pendidikan yang misalnya, bisa dilihat dari indeks
tergambarkan pada kualitas layanan reformasi birokrasi.
kepada masyarakat yang belum Selain itu juga peningkatan
baik. Dengan kondisi seperti ini, akun­tabilitas kinerja instansi peme­
tidaklah heran jika banyak keluhan rintah, serta pembangunan zona
dari tengah-tengah masyarakat. inte­gritas. Terkait efisiensi birokrasi,

42 Edisi 8, Tahun VIII


“Membangun SMART ASN Menuju Birokrasi Berkelas Dunia Tahun 2024”
Tim Analis Pertahanan Negara Madya Badiklat Kemhan
a.n. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Sekretaris, Hendrawan B.P. Laksamana Pertaman TNI

yakni money follow program, stop Di bidang SDM Aparatur,


pemborosan anggaran, fokus Ke­men­terian PANRB telah men­
kinerja, bukan SPJ, dan penerapan canangkan terwujudnya Smart
e-government, anggaran digunakan ASN dalam mewujudkan world
hanya untuk membiayai program/ class government. Kebijakan ini
kegiatan prioritas yang mendukung termanifestasikan dalam rekrutmen
pencapaian tujuan pembangunan CPNS yang transparan dan bebas
dan harus memberikan manfaat dari KKN, seleksi terbuka jabatan
besar untuk masyarakat. pimpinan tinggi, dan reformasi
Dalam mewujudkan efisiensi sistem kesejahteraan ASN. Ujung dari
birokrasi, Kementerian PANRB berbagai kebijakan tersebut adalah
terus mendorong penerapan terciptanya kualitas pelayanan publik
sistem akuntabilitas kinerja instansi yang makin meningkat.
pemerintah. Dari hasil evaluasi SAKIP Menurut Togar Arifin Silaban,
tahun 2017, telah terjadi efisiensi  yang menulis buku tentang World
anggaran sebesar 41,15 triliun. Selain Class Bureaucracy, “birokrasi kelas
itu juga penyelarasan perencanaan, dunia adalah sistem yang mengelola
penganggaran, dan informasi kinerja.  administrasi pemerintahan dengan
Kementerian PANRB juga terus prinsip-prinsip good governance.
melakukan penataan kelembagaan Disana ada profesionalisme birokrat
dan mendorong kebijakan sistem yang tinggi, kompetensi tinggi,
pemerintahan berbasis elektronik transparansi dan akuntabilitas yang
(SPBE) atau yang dikenal dengan tinggi. Etos kerja para birokrat berada
e-government. Dalam penataan pada kematangan dan kedewasaan
kelembagaan, yang paling menonjol sistem birokrasi. Sistem bekerja
adalah penataan dan penghapusan efisien dan efektif.” Dengan kata
sejumlah Lembaga Non Struktural lain, birokrasi kelas dunia itu intinya
(LNS), yang hingga tahun 2017 menyangkut dua komponen yaitu
lalu sudah mencapai 23 LNS yang aparatur SDM itu sendiri; dan yang
dibubarkan. kedua adalah pada sistem, tata kelola
administrasi atau governance. SDM

Edisi 8, Tahun VIII


43
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

yang baik akan melahirkan system Dasar tahun 1945 perlu dibangun
yang baik. System yang baik, akan ASN yang memiliki integritas,
mewujudkan birokrasi yang baik professional dan bebas dari
pula. interfensi politik, bersih dari praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
KEDUDUKAN ASN PADA serta mampu menyelenggarakan
BIROKRASI PEMERINTAHAN pelayanan publik, masyarakat
dan mampu menjalankan peran
Aparatur Sipil Negara (ASN)
sebagai unsur perekat persatuan
menurut undang-undang ASN no.
dan kesatuan bangsa berdasarkan
5 tahun 2014 adalah profesi Pegawai
Undang-Undang Dasar Republik
Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah
Indonesia Tahun 1945.
dengan Perjanjian Kerja yang bekerja
Aparatur Sipil Negara sebagai
pada Instansi Pemerintah. Pegawai
profesi berdasarkan prinsip sebagai
Sipil Negara adalah Warga Negara
berikut ; memegang teguh idiologi
Indonesia yang memenuhi syarat
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
tertentu diangkat sebagai ASN
1945 serta mengikuti pemerintahan
secara tetap oleh pejabat Pembina
yang sah, mengabdi pada Negara dan
kepegawaian untuk menduduki
rakyat Indonesia, menjalankan tugas
jabatan pemerintah, sedangkan
professional dan tidak berpihak,
Pegawai Pemerintah dengan
memelihara dan menjunjung
Perjanjian Kerja yang selanjutnya
standar kode etik dan perilaku yang
disebut PPPK adalah Warga Negara
luhur, berkomitmen dan integritas
Indonesia yang memiliki syarat
moral serta menjunjung tinggi pada
tertentu yang diangkat berdasarkan
pelayanan publik, berkompetensi
perjanjian kerja untuk jangka waktu
sesuai dengan bidang tugas, dan
tertentu dalam rangka melaksanakan
kualifikasi akademik.
tugas pemerintahan.
Fungsi Aparatur Sipil Negara
Dalam rangka pelaksanaan cita-
dalam pemerintahan adalah,
cita bangsa dan mewujudkan tujuan
melaksanakan kebijakan publik
Negara sebagaimana tercantum
yang dibuat oleh pejabat Pembina
dalam pembukaan Undang-Undang

44 Edisi 8, Tahun VIII


“Membangun SMART ASN Menuju Birokrasi Berkelas Dunia Tahun 2024”
Tim Analis Pertahanan Negara Madya Badiklat Kemhan
a.n. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Sekretaris, Hendrawan B.P. Laksamana Pertaman TNI

kepegawaiaan yang sesuai dengan untuk menghadapi perkembangan


peraturan perundang-undangan, global.
memberikan pelayanan publik yang Dilihat pada kondisi saat ini
profesional dan berkualitas, serta masih banyak ketidak sesuaian
dapat mempererat persatuan dan kualifikasi dan kompetensi yang
kesatuan Negara Republik Indonesia. dimiliki ASN untuk dapat bersaing
Smart ASN adalah aparatur ditingkat dunia/global. Untuk itu
pemerintah yang mempunyai masih diperlukan peningkatan
kualifikasi keahlian yang profesional kemampuan dan kompetensi ASN
dibidang tugasnya, mampu agar dapat bersaing di tingkat
mengembangkan diri dengan global, melalui pendidikan dan
kemajuan global dan mempunyai pelatihan sesuai dengan jabatan
kompetensi dan kinerja yang harus yang diduduki. Kriteria Jabatan pada
didasarkan pada budaya pelayanan instansi pemerintah dalam undang-
yang baik, menguasai sosial undang ASN no.5 tahun 2014 terdiri
kultural, bahasa dan pengusaan atas:
informasi Teknologi (IT) untuk 1) Jabatan Pemimpin tinggi, adalah
menghadapi persaingan ditingkat sekelompok jabatan tinggi pada
global. Untuk mencapai kualifikasi instansi pemerintah adalah
Smart bagi Aparatur Sipil Negara pemimpin tertinggi pegawai
perlu meningkatkan daya saing ASN yang menduduki jabatan
global, menurut survey saat ini pimpinan tertinggi.
kondisi ASN Indonesia sangat jauh
2) Jabatan Administrasi adalah
dibawah Negara Vietnam, Malaysia
kelompok jabatan yang berisi
dan Thailand. Penilaian kualifikasi
fungsi dan tugas berkaitan
ASN dilihat pada kompetensi dan
dengan pelayanan publik serta
kinerja ASN yang didasarkan pada
administrasi pemerintahan dan
budaya pelayanan yang baik mulai
pembangunan disebut pejabat
dari pengusaan social kultural,
administrasi adalah ASN yang
bahasa dan yang utama adalah
menduduki jabatan pada instansi
penguasaan teknologi informasi (TI)
pemerintah.

Edisi 8, Tahun VIII


45
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

3) Jabatan fungsional adalah dikembangkan kompetensi SDM


kelompok jabatan yang berisi Aparatur Sipil Negara dengan hak
fungsi dan tugas berkaitan dengan mengembangkan kompetensi
pelayanan fungsional yang manajerial, teknis dan sosial kultural
berdasarkan pada keahlian dan minimal 20 jam pelajaran per tahun
keterampilan tertentu disebut dalam rangka peningkatan kinerja.
dengan pejabat fungsional. Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan
Adalah pegawai ASN yang kesempatan untuk mengembangkan
menduduki jabatan Fungsional kompetensi antara lain melalui:
pada instansi pemerintah. pendidikan dan pelatihan baik
Arah Kebijakan SMART ASN itu diklat prajabatan, diklat
telah dicanangkan oleh Kementerian kepemimpinan, diklat fungsional
PANRB yakni “Terwujudnya Smart dan diklat teknis, bimbingan teknis,
ASN yang berkelas dunia (world class sosialisasi, seminar, workshop,
government)” yang Berintegritas, kursus, dan penataran, Praktek Kerja
Profesional, Menguasai Ilmu Di Instansi Lainnya, Pertukaran antara
Pengetahuan dan Teknologi, PNS dengan Pegawai Swasta selain
Menguasai Berbagai bahasa, itu bisa dalam bentuk pendidikan
Memiliki Jiwa Hospitality (keramahan), formal berupa tugas belajar dan ijin
memiliki jiwa Enterpreneurship/jiwa belajar
kewirausahaan dan juga menguasai Badan Kepegawaian Negara
Networking (jaringan kerja). (BKN) menyebutkan Ada 10
LANGKAH DAN UPAYA BADIKLAT kompetensi soft skill yang harus
KEMHAN MEWUJUDKAN SMART dimiliki oleh seorang PNS/ASN
ASN KEMHAN. yang harus dimiliki seiring dengan
perkembangan zaman saat ini
Undang-Undang Nomor 5
yang sudah memasuki era revolusi
TAhun 2014 tentang Aparatur
industri keempat atau 4.0 (four zero).
Sipil Negara yang telah dijabarkan
Pengaruh dari perubahan lingkungan
ke dalam PP Nomor II tahun 2017
saat ini karena adanya pengaruh
tentang Manajemen Pegawai
revolusi teknologi 4.0 berupa sistem
Negeri Sipil, menyatakan perlu

46 Edisi 8, Tahun VIII


“Membangun SMART ASN Menuju Birokrasi Berkelas Dunia Tahun 2024”
Tim Analis Pertahanan Negara Madya Badiklat Kemhan
a.n. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Sekretaris, Hendrawan B.P. Laksamana Pertaman TNI

teknologi digital, hal tersebut dapat menghasilkan dan memproses


berpengaruh terhadap pekerjaan, informasi dan Kebiasaan de­
pekerja dan tempat kerja. ngan berdasarkan komitmen
Untuk seorang PNS/ASN yang intelektual.
dibutuhkan tidak hanya pandai di c. Kreatif; Daya cipta/kreatifitas
bidang teknis, tetapi juga harus mental yang melibatkan pe­
memiliki kompetensi soft skill berupa mun­culan gagasan baru atau
kemampuan untuk menghadapi hubungan baru antara gagasan
perubahan era teknologi digital yang sudah ada. Dari sudut keil-
berupa: muan Kreatif hasil dari pemi­kiran
a. Kemampuan untuk memecahkan berdayacipta biasanya dianggap
masalah komplek, memecahkan memiliki keaslian dan kepan-
masalah/penyelesaan masalah tasan.
adalah bagian dari proses berfikir d. Manajemen manusia, Personel
yang dianggap proses yang paling sumber daya manusia yang dapat
kompleks diantara semua fungsi digunakan secara maksimal yang
kecerdasan, berupa pemecahan dimiliki setiap individu untuk
masalah yang telah didefinisikan. mencapai tujuan bersama.
b. Berfikir kritis; Kemampuan untuk e. Kemampuan berkoordinasi,
menganalisa fakta yang ada dan Koordinasi adalah kegiatan
membuat beberapa gagasan. yang dilakukan oleh berbagai
Sebuah proses yang dilakukan pihak yang sederajat untuk
secara sadar untuk menafsirkan saling memberikan informasi
sekaligus mengevaluasi sebuah dan bersama mengatur atau
informasi dari pengalaman menyepakati sesuatu, sehingga
merespon sebuah pemikiran/ di satusisi proses pelaksanaan
teori yang kita terima dengan tugas dan keberhasilan pihak
melibatkan kemampuan untuk yang satu tidak mengganggu
evaluasi secara sistimatis. proses pelaksanaan tugas pihak
Komponen kemampuan berfikir yang lainnya.
kritis berupa: Kemampuan untuk

Edisi 8, Tahun VIII


47
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

f. Kecerdasan emosional, meru­ j. Dan Fleksibilitas kognitif yaitu


pakan kemampuan seseorang, kemampuan untuk segera menye­
menerima, mengelola, serta suaikan diri terhadap tuntutan
mengontrol emosi dirinya dan situasi/hal baru. Kemampuan
orang lain disekitarnya terhadap individu dalam berfikir yang
suatu informasi akan suatu diikuti dengan tindakan sesuai
hubungan. dengan situasi yang dihadapi.
g. P e n i l a i a n d a n m e m b u a t Dalam rangka meningkatkan
keputusan, suatu hasil atau kualifiasi dan kompetensi kemam-
keluaran dari proses mental/ puan Aparatur Sipil Negara agar
kognitif yang membawa dapat bersaing di tingkat global,
pemilihan suatu jalur tinadakan maka diperlukan kemampuan un-
diantara beberapa alternative tuk mengembangkan kemampuan
yang tersedia. keahliannya dan kompetensi melalui
h. Orientasi pelayanan, Berorientasi kegiatan pendidikan dan pelatihan
pada pelanggan/customer ada- baik pada jabatan pimpinan, jabatan
lah keinginan untuk membantu administrasi maupun pada jabatan
atau melayani orang lain untuk fungsional, melalui pendidikan ke-
memenuhi kebutuhan mereka mampuan teknis maupun pendidi-
artinya berusaha untuk menge­ kan fungsional.
tahui dan memenuhi kebutuhan Kementerian Pertahanan
pelanggan. melalui Badan Pendidikan dan
i. Negosiasi, sebuah interaksi Pelatihan (Badiklat Kemhan)
social saat pihak-pihak yang sebagai lembaga yang mempunyai
terlibat berusaha untuk saling tugas untuk meningkatkan dan
menyelesaikan tujuan yang mengembangan pengetahuan
berbeda dalam pertentangan. dan keterampilan Sumber Daya
Atau negosiasi adalah suatu Manusia guna meningkatkan
cara untuk mempercepat suatu kompetensi Aparatur Sipil Negara
kesepakatan melalui diskusi (ASN) dilingkungan Kementerian
formal. Pertahanan, Mabes TNI dan Angkatan

48 Edisi 8, Tahun VIII


“Membangun SMART ASN Menuju Birokrasi Berkelas Dunia Tahun 2024”
Tim Analis Pertahanan Negara Madya Badiklat Kemhan
a.n. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Sekretaris, Hendrawan B.P. Laksamana Pertaman TNI

dalam rangka meningkatkan dan manajemen SDM, Kemampuan


mengembangkan kemampuan Koordinasi, Kecerdasan emosion-
Sumber Daya Manusia untuk al, pengambilan keputusan, ori-
membangun Smart ASN menuju entasi pada pelayanan, Negosiasi
Birokrasi berkelas Dunia tahun dan Fleksibelitas kognitif.
2024 telah melaksanakan langka d. Memodernisasi Fasilitas Pendidi-
dan upaya sebagai berikut: kan dan komponen pendidikan
a. Program Diklat mengacu pada lainnya.
hasil Analisa Kebutuhan Diklat e. Melaksanakan kerjasama Diklat
(AKD) Ropeg Kemhan dengan seperti melaksanakan Diklat
memperhatikan perkembangan Informasi Teknologi (IT) yang
issu global, baik pendidikan ­bekerjasama dengan Universitas
yang bemuatan kepemimpinan, Indonesia dengan mengguna-
pendidikan teknis keahlian kan kurikulum mutahir di bidang
maupun pendidikan bersifat Teknologi Informasi, Diklat Cy-
fungsional dan bahasa. ber Defense yang bekerjasama
b. Melaksanakan Forkom Diklat dengan id-SIRTII/CC (Indonesia
dalam rangka pengembangan Security Incedent Respons Team
program diklat yang diikuti oleh On Internet Infrastructure/Coordi-
LAN RI, Kemenpan RB, Mabes TNI, nation Center), Diklat Bahasa yang
Angkatan Darat, Angkatan Laut, bekerjasama dengan kedutaan
Angkatan Udara dan lembaga America, Inggris, Australia, Rusia,
terkait lainnya. Jerman, Korea, china dan lain-lain.
c. Kurikulum Diklat didesain dalam f. Implementasi metode Diklat
rangka pengembangan kompe- yang dilaksanakan oleh Para
tensi ASN baik Hard Skill maupun Widyaiswara kepada Peserta
Soft Skill para ASN dilingkungan Didik sebagai contoh:
Kementerian Pertahanan, Ma- 1) Coaching yaitu Para Widya­
bes TNI dan Angkatan melipu- iswara membantu Peserta
ti; Kemampuan memecahkan didik untuk menemukan
masalah, berpikir kritis, kreatif, dan bertindak berdasarkan

Edisi 8, Tahun VIII


49
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

solusi-solusi yang paling PENUTUP


sesuai dan cocok secara Membangun SDM Aparatur
pribadi dengan mereka. pada hakekatnya adalah membangun
2) Mentoring yaitu Para Widyais­ keunggulan kompetensi diri dari
wara berbagi pengalaman, SDM Aparatur itu sendiri sesuai
dan pembelajaran dengan bidang tugas dan kegiatan yang
Peserta Didik serta memberi dilakukan, Pengembangan SDM
nasehat sesuai dengan kom- yang dilaksanakan oleh Badiklat
petensi masing-masing. Kemhan saat ini harus mengarah
3) Benchmarking yaitu secara pada peningkatan standar
berkesinambungan memban­ kompetensi yang dilandasi oleh
ding­kan dan mengukur suatu pendidikan , pelatihan, keterampilan
kegiatan dengan kegiatan lain dan pengalaman yang sesuai dan
yang sama dan dianggap ter- disokong sikap serta penerapannya
baik dibidang tersebut den- ditempat kerja yang mengacu pada
gan tujuan untuk memperbai- unjuk kerja yang dipersyaratkan.
ki kinerja dan mendapatkan Dengan adanya perubahan
inspirasi dalam melakukan za­man dan pengaruh revolusi tek­
inovasi yang terbaik. nologi 4.0 (sistem teknologi digital)
g. Penyelenggaraan Diklat diilhami pengembangan dan kemampuan
semangat Bela Negara untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) juga
memelihara dan meningkatkan perlu ditingkatkan agar dapat
sikap dan perilaku yang dijiwai berdaya saing dan mampu mengikuti
nilai luhur Pancasila, memiliki perkembangan dunia diperlukan
semangat Nasionalisme dan hard skill (Kemampuan Teknis)
Patriotisme, berkarakter sesuai dengan mengikuti pendidikan dan
Nilai-nilai dasar Bela Negara da- pelatihan untuk memdapatkan
lam menjawab tantangan tugas pengetahuan dan keterampilan
sesuai tugas dan fungsi dalam yang berwawasan global dan dapat
pelaksanaan Bela Negara. menggunakan teknologi informasi

50 Edisi 8, Tahun VIII


“Membangun SMART ASN Menuju Birokrasi Berkelas Dunia Tahun 2024”
Tim Analis Pertahanan Negara Madya Badiklat Kemhan
a.n. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Sekretaris, Hendrawan B.P. Laksamana Pertaman TNI

(TI) sesuai dengan perkembangan dapat memasukan kemampuan


zaman. kompetensi soft skill (kemampuan
Dengan penguasaan teknologi memecahkan masalah, berfikir kritis,
informasi dan komunikasi dapat kreatif, manajemen manusia/sdm,
meningkatkan efisiensi, dan kecerdasan emosional, penilaian
memperbaiki pelayanan publik/ dan membuat keputusan, orientasi
stakeholder tentunya ini akan pelayanan, negosiasi, fleksibalitas
dapat terlaksana dengan baik kognitif) yang dibutuhkan bagi Smart
apabila diikuti dengan infrastruktur ASN.
penunjang yang memadai serta

****

Edisi 8, Tahun VIII


51
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?


Anies Said M. Basalamah
Kepala Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM)
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan dosen Kepemimpinan Politeknik
Keuangan Negara (PKN) STAN.

Abstrak

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi mencanangkan agar pada tahun 2024 Aparatur Sipil
Negara bisa berkualitas hebat atau biasa disebut “Berkelas Dunia.”
Akan tetapi kondisi ASN saat ini beserta peraturan-peraturan yang
mengatur ASN sangatlah tidak mendukung sehingga mengubah ASN
dari kondisi saat ini menjadi berkelas dunia hanya dalam tempo
enam tahun adalah utopis. Dalam penelitian yang menggunakan
metode deskriptif analitis ini penulis menunjukkan bahwa jika
dilakukan serangkaian langkah menggunakan balanced scorecard
(BSC), maka hal itu tidaklah utopis bahkan dapat direalisasikan.
Akan tetapi karena enam tahun untuk mengubah manusia tidaklah
mudah, penulis menyarankan agar selain merealisasikan kegiatan-
kegiatan yang disebutkan dalam penelitian ini juga Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
mengadopsi atau mencontoh praktik-praktik baik yang sudah
ada di Kementerian/Lembaga ataupun Pemerintah Daerah.
Abstract

Ministry of the Empowerment of State Apparatus and Bureaucratic


Reform declared that in 2024 civil servants should be excellent
or having a “World Class” category. However, current conditions
as well as the rules that regulate them are not supportive. These
are two reasons that changing civil servants from their current

52 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

conditions into a “World Class” category only within six years


is utopia. This research that used descriptive analytical method
shows that using some steps in the balanced scorecard (BSC), the
target is no longer an utopia and even realizable. Since changing
people in six years is not that easy, in addition to realizing activities
proposed in this research, the author also suggests that Ministry
of the Empowerment of State Apparatus and Bureaucratic Reform
adopts or imitates good practices that already implemented in
other ministries, government agencies or local government units.

Kata Kunci ASN, ASN Berkelas Dunia, Manajemen ASN,


Pegawai Negeri Sipil, PNS, Balanced Scorecard, BSC.

1. PENGANTAR adanya praktik-praktik korupsi, kolusi


Mendengar Kementerian dan nepotisme (KKN), pelayanan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan yang jauh dari layak, kurang terdidik
Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) dan terlatihnya ASN dan sebagainya
merencanakan untuk “merumuskan sehingga kalau diukur dengan
kebijakan pendayagunaan aparatur menggunakan terminologi kelas,
sipil negara ... menuju birokrasi birokrasi kita masih berkelas rendah.
pemerintah berkelas dunia pada Di sisi yang lain, administrasi
tahun 2024 ...” menginspirasi penulis kepegawaian di berbagai insti­
untuk menggunakan judul dalam tu­si sepertinya juga masih lebih
bentuk pertanyaan. Sebagian orang bersifat kuantitatif. Badan Kepega­
tentu sependapat bahwa memang waian Negara (BKN) atau bahkan
utopis sekali kalau dilihat dari situasi Kemen PAN-RB tidak secara rutin
saat ini. Betapa praktik-praktik di “mengungkapkan” atau mempu­
birokrasi yang jangankan berkelas blikasikan Aparatur Sipil Negara (ASN)
dunia, profesional pun tidak karena yang layak untuk “dipromosikan”

Edisi 8, Tahun VIII


53
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

untuk menduduki “jabatan politis” di tidak boleh dijabat oleh ASN. Dengan
institusinya karena “berkualitas” yang data kepegawaian Kemenkeu yang
dalam konteks ini menggunakan dapat dikatakan bukan hanya
istilah “berkelas.” Sebagai contoh, kuantitatif tetapi juga kualitatif,
sepengetahuan penulis ada lima penulis menanyakan kepada
pegawai Kementerian Keuangan ASN yang bersangkutan apakah
(Kemenkeu) yang “berhasil” menjadi bersedia untuk “dipromosikan” untuk
Menteri Keuangan. Dengan data mengelola institusi baru tersebut
kualitatif semacam ini maka pada tetapi dengan “melepas” posisi ASN
tahun-tahun politik seperti saat alias tidak lagi menjadi ASN. Atau
ini dimana posisi Menteri bisa jadi pada institusi yang lain yang non
kosong seperti yang dialami Kemen struktural pegawai harus “dibekukan”
PAN-RB maka ASN yang berkelas kepegawaiannya sehingga tidak
dapat menjadi salah satu solusi. Di bisa naik pangkat dan sebagainya.
sisi yang lain, rumitnya administrasi Pegawai yang ditawari jabatan
kepegawaian untuk lepas dan kembali dengan syarat harus berhenti
lagi menjadi ASN kalau sudah tidak sebagai ASN menolak posisi tersebut,
lagi menjadi pejabat negara (karena sedangkan pegawai yang syaratnya
Menteri adalah jabatan politis atau “diberhentikan sementara” bersedia
pejabat negara dimana ASN harus menerima posisi yang ditawarkan.
“diberhentikan sementara”) juga Ketika ASN tidak memiliki
menjadi hambatan tersendiri bagi “kesem­patan” untuk menawar seper­
ASN untuk menduduki jabatan ti yang dialami pegawai Kemen­keu
tertentu yang ditawarkan kepada lainnya untuk mewakili Indonesia
ASN karena kualitas atau karena dan beberapa negara di wilayah Asia-
berkelas. Pengalaman penulis ketika Pasifik sebagai pejabat di lembaga
menjadi Kepala Biro Sumber Daya internasional dimana Indonesia
Manusia (SDM) menghadapi kendala menjadi anggotanya, kekakuan
administratif semacam itu. Pertama aturan administratif tersebut juga
ketika Kemenkeu membentuk unit dialami sehingga menimbulkan
usaha tertentu yang pemimpinnya permasalahan tersendiri bagi yang

54 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

bersangkutan dan bagi institusinya. diberhentikan itu untuk menduduki


Belum lagi ASN yang diperbantukan ke jabatan mereka semula.
institusi lain yang karena perubahan Kondisi serupa dapat dialami
pimpinan di institusi tersebut maka oleh ASN Kementerian Luar Negeri
pegawai yang diperbantukan ini (Kemenlu) yang karena kebijakan
bisa setiap saat dikembalikan ke Presiden yang baru bisa mengubah
institusi asalnya bukan karena alasan posisi Duta Besar dari jabatan
kualitasnya yang rendah tetapi karier ASN Kemenlu dengan posisi
lebih karena faktor suka-tidak suka. yang bersifat politis sesuai diskresi
Demikian pula sebaliknya, ASN yang Presiden. Dengan kondisi semacam
berkinerja rendah pun “sulit” untuk itu, bagaimana ASN yang berkelas
diberhentikan atau dipindahkan dunia sekalipun dapat merencanakan
ke posisi lain atau dikembalikan masa depan mereka dengan pola
ke institusi asalnya karena faktor karier yang diidam-idamkannya atau
kepemimpinan di institusi tersebut. yang diharapkan dari institusinya?
Komite Aparatur Sipil Negara Masih seperti belum cukup
(KASN) yang dibentuk berdasarkan bukti, di bagian yang sebaliknya
Undang-undang pun sepertinya adalah ASN yang tidak produktif dan
tidak dapat berperan optimal seperti pimpinan tidak bisa berbuat banyak.
tergantung pada institusi yang Ada beberapa istilah yang dikenal
dihadapi: ketika ada pemimpin yang para ASN seperti “Brigade Delapan
bersikeras untuk tidak melakukan Kosong Empat atau Tujuh Kosong
seleksi terbuka dan menghentikan Lima” untuk menggambarkan
proses seleksi, KASN tidak terdengar pegawai yang datang pada pagi hari
atau terpublikasikan “menegur” (pukul tujuh atau delapan) untuk
pimpinan unit tersebut. Sementara hanya sekedar mengisi presensi atau
itu di Pemerintah Daerah tertentu melakukan finger print kehadiran,
yang memberhentikan aparatnya kemudian menghilang dari kantor
dari jabatan tertentu, KASN menegur dan kembali pada pukul empat atau
Kepala Daerah tersebut dan meminta lima sore untuk kembali melakukan
untuk mengembalikan ASN yang presensi atau melakukan finger

Edisi 8, Tahun VIII


55
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

print pulang kerja dimana diantara bisa direalisasikan. Makalah ini


waktu pukul tujuh atau delapan pagi menjelaskan bagaimana agar tidak
hingga empat atau lima sore yang utopis dan bisa direalisasikan,
bersangkutan kosong tidak ada di sebagai “kado” bagi Menteri PAN-
kantor. Bahkan lebih parah dari itu, RB yang baru atau bagi Menteri
masih ada ASN yang tidak masuk PAN-RB berikutnya jika dirasakan
kerja berhari-hari sampai batas terlalu pendek jangka waktu setahun
waktu yang “aman” dari Peraturan bagi beliau, atau kalau tidak ada
Pemerintah No. 53 Tahun tentang yang mau melaksanakannya maka
Disiplin Pegawai Negeri Sipil, menjadi rencana kerja penulis jika
kemudian yang bersangkutan masuk suatu saat nanti menjadi Menteri
kembali seperti biasa, dan setelah PAN-RB. Caranya adalah dengan
beberapa hari masuk kembali menggunakan balanced scorecard
menghilang untuk beberapa hari (BSC). Sebagaimana dikemukakan
lagi dan peraturan yang ada tidak oleh Robert Kaplan sebagai salah
mengakumulir ketidakhadiran yang seorang yang menginisiasi BSC
bersangkutan pada bulan atau dalam pengantar buku karya Paul R.
periode sebelumnya tanpa bisa Niven (2002), saat ini BSC digunakan
diberhentikan. oleh berbagai jenis organisasi, dari
Dengan kondisi ASN dan aturan manufaktur hingga perusahaan jasa,
yang sedemikian rupa yang menjadi dari perusahaan yang berorientasi
latar belakang, Kemen PAN-RB laba hingga organisasi nirlaba,
berharap para ASN menjadi pegawai dari perusahaan privat hingga
berkelas dunia dalam enam tahun organisasi publik, dan dari negara
mendatang? Utopis bukan? maju hingga negara berkembang.
Tetapi kondisi tersebut bisa Lembaga pemerintah di Indonesia
“dibenahi” sehingga jawaban dari yang sudah menerapkan BSC secara
pertanyaan dalam judul makalah rutin antara lain adalah Kemenkeu
ini “ASN berkelas dunia pada tahun dan Komisi Pemberantasan Korupsi
2024 apakah itu tidak utopis” (KPK). Ronchetti (2006) ataupun
adalah “tidak”. Tidak utopis tetapi Balanced Scorecard Institute (2018)

56 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

juga menyebutkan bahwa BSC harapan-harapan untuk menjadi


merupakan perencanaan strategis baik seperti pemerintahan berkelas
dan sistem manajemen yang dunia, universitas berkelas dunia,
digunakan oleh suatu organisasi kampus berkelas dunia, birokrasi
mengkomunikasikan apa yang berkelas dunia, kota berkelas dunia,
hendak dicapai oleh organisasi dosen berkelas dunia, pemain atau
tersebut beserta prioritasnya, di pelatih berkelas dunia atau destinasi
samping untuk mengukur dan wisata berkelas dunia.
memonitor progresnya. Dengan Kesemuanya itu tidak ada
demikian secara teoretis BSC dapat ukurannya kecuali hal-hal yang
dibenarkan apabila akan digunakan sifatnya subjektif, dan dalam hal
untuk merencanakan perubahan ASN sekalipun, Kemen PAN-RB tidak
ASN dari kondisi saat ini menjadi pernah memberikan pernyataan
yang diinginkan pada tahun 2024 seperti misalnya Bambang Susan­
yaitu ASN yang berkelas dunia. tono yang pernah menjadi Deputi
Menko Perekonomian dan kini
2. TINJAUAN PUSTAKA menjadi Vice-President Asian
Development Bank (ADB) adalah
a. ASN Berkelas Dunia ASN berkelas dunia. Demikian
Sebenarnya istilah “berkelas pula dengan Andin Hadiyanto
dunia” lebih banyak digunakan pegawai Kemenkeu yang menjabat
di Indonesia sebagai bahasa sebagai Direktur Eksekutif di World
awam untuk menunjukkan suatu Bank Group mewakili pemerintah
kondisi yang baik atau berstandar Indonesia, atau Syurkani Ishak
internasional. Istilah ini juga tidak Kasim yang juga pegawai Kemenkeu
ada dalam Kamus Bahasa Indonesia yang menjadi salah satu Direktur
(Pusat Bahasa Departemen Pendi­ Eksekutif di ADB. Ketiganya tidak
dikan Nasional, 2008). Meskipun pernah “dinobatkan” atau diberi
demikian, jika kita menulis kata- penghargaan apapun dari Kemen
kata “berkelas dunia” di mesin PAN-RB sebagai ASN berkelas dunia
pencari Google maka akan muncul karena bisa menduduki jaba­tan
5.570.000 laman yang terkait dengan

Edisi 8, Tahun VIII


57
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

mereka masing-masing mewakili berintegritas, yang melayani dan


negara Indonesia di institusi berkinerja tinggi .. bebas kolusi dan
internasional di kantor pusat kedua nepotisme” (Humas KASN, 2017).
lembaga tersebut. Sedangkan BKN tanpa menyebut
Dari tidak adanya patokan atau apa itu ASN berkelas dunia menya­
standar pembanding untuk istilah takan adanya enam langkah yang
“berkelas dunia” tersebut maka dapat dilakukan untuk dapat mewu­
menjadi logis untuk “mengembalikan” judkan ASN berkelas dunia, yaitu
istilah tersebut pada institusi atau sebagaimana berikut ini (Akbar,
unit-unit yang terkait. Baik Kemen 2018):
PAN-RB, KASN, BKN maupun Lem­ 1) pengembangan kualifikasi,
ba­ga Administrasi Negara (LAN) kompetensi, dan kinerja ASN;
memberikan kontribusi yang berbeda 2) kaderisasi kepemimpinan ber­
mengenai hal ini. Menteri PAN-RB basis talent management;
dalam acara Presidential Lecture bagi
3) pengembangan talent pool;
Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS
(Lembaga Administrasi Negara, 4) implementasi rencana suksesi
2018) menyebutkan ASN yang Smart terintegrasi sistem informasi
yang dapat membawa birokrasi ASN;
menjadi berkelas dunia adalah ASN 5) penyiapan infrastruktur untuk
“yang berintegritas dan profesional, mendukung digitalisasi dalam
menguasai teknologi informasi dan management ASN; dan
bahasa asing, memiliki jiwa hospitality 6) sinergitas antarinstansi pusat dan
dan entrepreneurship, serta daya daerah yang berkesinambungan.
networking, untuk menghadapi
Dari enam langkah tersebut
tantangan dan mengantisipasi
dapat diketahui ciri-ciri atau kualifikasi
perubahan tersebut.”
dari ASN berkelas dunia adalah
Sementara itu dalam video
mempunyai kapabilitas, kompetensi
pendek KASN disebutkan bahwa
dan berkinerja tinggi, masuk dalam
ciri-ciri dari ASN yang berkelas
kategori talent pool dan tersedia
dunia adalah ASN “yang profesional,
dalam sistem informasi ASN, mampu

58 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

memahami dan mengoperasikan ulang hasil pemikiran (think again),


teknologi informasi atau data digital, dan kemampuan berpikir secara
dan memiliki jaringan sinergis lateral, horizontal dan lintas disiplin
dengan para pemangku kepentingan (think across).” (Humas Kemen PAN-
(stake holders). RB, 2015).
Di sisi yang lain, LAN menyoroti Berdasarkan pemikiran Kemen
kondisi ASN saat ini yang menye­ PAN-RB, KASN, BKN maupun LAN
babkan “upaya menjadikan birokrasi tersebut maka dalam makalah ini
berkelas dunia menghadapi banyak yang dimaksud dengan ASN berkelas
problematika” (Chocky, 2017) karena dunia yang menjadi tujuan yang ingin
masih banyak ASN yang memiliki dicapai pada tahun 2024 adalah ASN
kompetensi dan kualifikasi yang yang memiliki kualifikasi sebagai
rendah, kurang profesional, belum berikut:
dapat bersaing dengan mereka yang 1) Berintegritas tinggi dan be­bas
berasal dari negara lain bahkan di dari kolusi, korupsi dan nepo­
kawasan. Padahal, untuk menjadi tis­me (KKN).
ASN yang berkelas dunia maka setiap 2) Profesional.
ASN harus profesional, berintegritas, 3) Menguasai teknologi informasi
memiliki budaya pelayanan yang dan sistem informasi ASN, ter­
tinggi dan berwawasan global. masuk kemampuan untuk
Sarwono Kusumaatmaja Menteri me­­ngo­­perasikan digitalisasi di
PAN periode 1983 – 1988 dalam lingkungan kerja ASN.
Seminar Nasional Merekontruksi 4) Menguasai bahasa asing.
Indonesia: Sebuah Perjalanan 5) Berwawasan global.
Menuju Dynamic Governance yang 6) Mampu bersaing, termasuk de­
diselenggarakan oleh Kemen PAN-RB ngan mereka yang berasal dari
mengatakan bahwa “kunci sukses negara lain.
lembaga terletak pada kualitas 7) Memiliki jiwa dan budaya me­
pemimpin, yakni kualitas untuk layani yang tinggi.
berpikir ke depan dan antisipatif 8) Memiliki kompetensi dengan
(think ahead), kemampuan mengkaji kualifikasi tertentu, termasuk

Edisi 8, Tahun VIII


59
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

kompetensi kewirausahaan waktu enam tahun. Meskipun BSC


(entrepreneurship) dan kepe­ pada awalnya dimaksudkan untuk
mimpinan. organisasi privat yang berorientasi
9) Mengembangkan jejaring (net­ laba, kini pengguna BSC sudah
working), baik antar kementerian/ mencakup seluruh jenis organisasi,
lembaga di tingkat pusat dan/ baik produsen barang maupun jasa,
atau daerah maupun dengan baik organisasi nirlaba maupun yang
instansi di negara lain. berorientasi laba, serta organisai
10) Berkinerja tinggi. privat maupun pulik. Beberapa
11) Senantiasa mengembangkan Kementerian/Lembaga di Indonesia
kualifikasi, kompetensi, dan juga sudah menerapkannya.
kinerja. Dalam bukunya yang lain
12) Memahami dan berada dalam Niven (2003) mendefinisikan BSC
lingkup manajemen talenta sebagai: “ ... a carefully selected set
(talent management). of quantifiable measures derived
from an organization’s strategy. The
b. Balanced Scorecard (BSC) measures selected for the Scorecard
represent a tool for leaders to use in
Dalam pengantar buku Niven
communicating to employees and
(2002) Robert Kaplan menyatakan
external stakeholders the outcomes
sebagai berikut: “ ... the Balanced
and performance drivers by which the
Scorecard has evolved from its initial
organization will achieve its mission
purpose of an improved performance
and strategic objectives.” Gambaran
measurement system to become the
dari pengertian ini pada perusahaan
basis of a new management system,
atau organisasi yang berorientasi
one that aligns and focuses the entire
laba dengan keempat perspektif
organization on implementing and
yang biasa digunakan dalam BSC
improving its strategy” sehingga
adalah sebagai berikut (Kaplan dan
kita bisa menggunakan BSC untuk
Norton, dalam Niven, 2003):
menerapkan strategi mengubah ASN
1) Untuk bisa mencapai visi
dari kondisi saat ini menjadi kondisi
perusahaan, bagaimana kita
yang kita inginkan dalam kurun

60 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

mesti berpenampilan atau keberhasilannya seperti apa,


berkinerja terhadap para targetnya apa saja dan inisiatif
nasabah perusahaan tersebut? atau tindakan apa saja yang
Pada perspektif pelanggan ini harus dilakukan perusahaan
ditetapkan jenis pelanggan untuk dapat mencapainya.
apa saja yang disasar (misalnya 3) Untuk dapat memuaskan para
wanita saja, anak-anak saja atau pemangku kepentingan dan para
segala usia dan semua gender), pelanggan, perusahaan harus
ukuran keberhasilannya seperti unggul dalam proses bisnis yang

apa, targetnya apa saja, dan mana? Pada perspektif proses 8
Jurnal Ilmiah PANRB Edisi VIII Tahun 2018 -
inisiatif atau tindakan apa saja bisnis internal ini ditetapkan

3) yang
Untukharus
dapat dilakukan.
memuaskan para pemangku kepentingantujuandan apapara saja yang hendak
pelanggan, perusahaan
2) Untuk
harus bisa sukses
unggul dalamsecara
proses finansial,
bisnis yang mana? dicapai, ukuran
Pada perspektif keberhasilannya
proses bisnis internal ini

bagaimana perusahaan
ditetapkan tujuan apa saja yang harus seperti
hendak dicapai, ukuranapa, target apa saja
keberhasilannya yang
seperti apa,
target apa saja yang
berpenampilan atauhendak disasar dan inisiatif
berkinerja hendak atau disasar
tindakan danapa inisiatif
saja yangatau harus
dilakukan perusahaan untuk dapat mencapainya.
terhadap para pemegang saham tindakan apa saja yang harus
4) Untuk bisa mencapai visi perusahaan, bagaimana perusahaan bisa menjaga
perusahaan tersebut? Pada dilakukan perusahaan untuk
kemampuannya untuk berubah dan memperbaiki diri? Pada perspektif pembelajaran dan
perspektif finansial (perspektif dapat mencapainya.
pertumbuhan ini ditetapkan sasarannya apa saja, ukuran keberhasilannya seperti apa,
keuangan) ini ditetapkan sasaran 4) Untuk bisa mencapai visi peru­
target-target dan inisiatif atau tindakan apa saja yang harus dilakukan perusahaan untuk
finansialnya apa saja, ukuran
dapat mencapainya.
sahaan, bagaimana peru­sa­ha­an
Gambaran dari keempat hal tersebut tampak pada Gambar 1.
Gambar 1. Balanced Scorecard Generasi Pertama

Agar suk- Finansial (Keuangan)


ses seca- Sasaran Ukuran Target Inisiatif
ra finan-
.......... .......... .......... ..........
sial, ba-
gaimana .......... .......... .......... ..........
.... .......... .......... .......... ..........

Pelanggan Untuk memuas- Proses Bisnis Internal


Untuk mencapai
Sasaran Ukuran Target Inisiatif kan pemangku Sasaran Ukuran Target Inisiatif
Visi dan Strategi
visi, bagaimana
harus berkinerja
.......... .......... .......... .......... kepentingan, .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... harus unggul .......... .......... .......... ..........
....
dalam ...
.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........

Untuk Pertumbuhan dan Pembelajaran


mencapai Sasaran Ukuran Target Inisiatif
visi, ba- .......... .......... .......... ..........
gaimana .......... .......... .......... ..........
....
.......... .......... .......... ..........

Sumber: Kaplan dan Norton, dalam Niven (2003), hal. 16.


Dalam perkembangannya BSC mengalami perbaikan dan penyesuaian, yang oleh
Edisi 8,
Wikipedia (2018) bahkan disebutkan sampai generasi ketiga. Pada institusi Tahun VIII
pemerintahan,
61
seperti yang dilakukan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) atau Kemenkeu, BSC mengalami perubahan. Meskipun
keempat perpektifnya masih tetap dipertahankan, posisi masing-masing perpektif bisa
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

bisa menjaga kemam­ p u­ menjadi paling atas karena sasar­


annya untuk berubah dan an utama dari suatu K/L adalah
memperbaiki diri? Pada pers­ pemangku kepentingan, bukannya
pektif pembelajaran dan perpektif finansial sebagaimana
pertumbuhan ini ditetapkan dalam perusahaan.
sasarannya apa saja, ukuran Gambaran dari keempat pers­
keberhasilannya seperti apa, pektif tersebut dituangkan dalam Peta
target-target dan inisiatif atau Strategi (Strategy Map) sebagaimana
tindakan apa saja yang harus tampak pada Gambar 2 sebagai
dilakukan perusahaan untuk contoh BSC Kemenkeu untuk K/L.
dapat mencapainya. Sebagaimana dikemukakan dalam
Gambaran dari keempat hal Wikipedia (2017; 2018), perpektif
tersebut tampak pada Gambar 1. pelanggan bisa berada pada bagian
paling atas ataupun pada tingkatan
Dalam perkembangannya BSC kedua.
mengalami perbaikan dan penye­ Demikian pula dengan
suaian, yang oleh Wikipedia (2018) pers­­p ektif finansial (keuangan).
bahkan disebutkan sampai ge­nerasi Akan tetapi pada peta strategi
ketiga. Pada institusi pemerintahan, K/L, posisi perspektif pemangku
seperti yang dilakukan di Komisi kepentingan senantiasa berada
Pemberantasan Korupsi (KPK), pada tingkatan yang paling atas
Kemen­terian Pendidikan dan Ke­ seolah-olah menggambarkan bahwa
bu­d a­y aan (Kemendikbud) atau untuk mencapai visi K/L tersebut
Kemenkeu, BSC mengalami perubah­ maka keluaran (output) atau hasil
an. Meskipun keempat perpektifnya (outcome) yang harus dicapai atau
masih tetap dipertahankan, posisi diberikan atau disampaikan adalah
masing-ma­s ing perpektif bisa sebagaimana tampak pada butir
berbeda-beda antar perusahaan atau butir-butir (bubbles) yang ada
atau organisasi, dan untuk dalam baris perspektif pemangku
Kementerian/Lembaga (K/L) kepentingan K/L tersebut. Dalam
perpektif pemangku kepenting­an BSC butir-butir tersebut dikenal

62 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

dengan istilah indikator kinerja 1) rasio defisit APBN terhadap


utama (IKU) atau key performance PDB setinggi-tingginya
indicators (KPIs). 2,41%. Artinya, selisih antara
Pada Gambar 2 tampak anggaran penerimaan negara
bahwa untuk mencapai visi sebagai dengan anggaran belanja
penggerak utama ekonomi Indonesia (pengeluaran) negara (APBN)
yang inklusif, maka Kemenkeu harus apabila dibandingkan atau dibagi
mencapai atau memberikan keluaran dengan produk domestik bruto
atau hasil berupa pengelolaan fiskal (PDB) maka tidak boleh lebih
yang sehat dan berkelanjutan guna tinggi dari 2,41%, dan
mewujudkan masyarakat yang adil 2) rasio keseimbangan primer
dan makmur. Pada peta strategis terhadap PDB sekurang-
tersebut sasaran ini tampak pada kurangnya 0,79%. Artinya,
perspektif pemangku kepentingan. semakin besar surplus
Ukuran kuantitatif dari keberhasilan kesimbangan primer, maka
capaian penyediaan keluaran atau semakin baik kemampuan
hasil tersebut menurut Kemenkeu negara untuk membiayai defisit
adalah apabila (2017): pada butir 1) di atas, dan
Jurnal Ilmiah PANRB Edisi VIII Tahun 2018 - 10


Gambar 2. Peta Strategi dalam Balanced Scorecard Kementerian/Lembaga

Sumber: Kementerian Keuangan (2017).

Sementara itu pada perspektif pelanggan, Kemenkeu merencanakan dua langkah yang
akan dilakukan untuk mencapai keluaran atau hasil yang ingin diraih,Edisi 8, Tahun VIII
yaitu 63
(1) pemenuhan
layanan publik yang prima dan (2) kepatuhan atas pengelolaan keuangan negara yang tinggi.
Ukuran kuantitatif dari keberhasilan capaian pelaksanaan kedua langkah tersebut menurut
Kemenkeu adalah apabila (2017):
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

3) rasio utang terhadap PDB tidak internal bisa dilaksanakan sehingga


boleh lebih dari 28,3%. Meskipun tujuan dalam perspektif pemangku
Undang-undang No. 17 tahun kepentingan dapat tercapai. Pada
2003 tentang Keuangan Negara Gambar 3, perspektif proses internal
membolehkan utang negara dan perpektif pembelajaran dan
hingga 60% dari PDB, Kemenkeu pertumbuhan masing-masing terdiri
menargetkan besarnya tidak atas lima butir dan empat (bubbles)
boleh melebihi 28,3%, dan dengan target seperti tampak pada
4) rasio penerimaan pajak terhadap Tabel 1.
PDB sekurang-kurangnya 10,9%. Dari keempat perspektif ter­
Sementara itu pada perspektif sebut dapat disimpulkan bahwa
pelanggan, Kemenkeu me­renca­ untuk mencapai tujuan atau visi
nakan dua langkah yang akan dila­ penggerak utama pertumbuhan
kukan untuk mencapai keluaran ekonomi maka Kemenkeu akan
atau hasil yang ingin diraih, yaitu melakukan pengelolaan fiskal yang
(1) pemenuhan layanan publik sehat dan berkelanjutan dengan cara
yang prima dan (2) kepatuhan atas melayani para nasabahnya secara
pengelolaan keuangan negara prima dengan tetap mematuhi
yang tinggi. Ukuran kuantitatif dari norma-norma pengelolaan ke­
keberhasilan capaian pelaksanaan uangan negara. Untuk dapat mela­
kedua langkah tersebut menurut kukan hal tersebut Kemenkeu
Kemenkeu adalah apabila (2017): memerlukan formulasi kebijakan
1) indeks kepuasan pengguna fiskal yang berkualitas; penerimaan,
layanan Kemenkeu mencapai belanja dan transfer yang optimal;
minimal 4,12 dari skala 5, dan peningkatan pengendalian mutu;
2) waktu penyelesaian proses ke­ pengelolaan kas pemerintah pusat,
pabeanan selambat-lambatnya kekayaan negara, dan pembayaran
satu hari. yang optimal; penegakan hukum
Perspektif ketiga dan keempat yang efektif; SDM yang kompetitif;
menunjukkan apa saja yang organisasi yang kondusif; sistem
diperlukan agar perspektif proses manajemen informasi yang andal

64 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

Jurnal Ilmiah PANRB Edisi VIII Tahun 2018 -11


Tabel 1. IKU Kementerian Keuangan untuk Perspektif Proses Internal serta
Pertumbuhan dan Pembelajaran Beserta Masing-masing Target
PERSPEKTIF IKU TARGET
Formulasi kebijakan fis- Deviasi proyeksi asumsi makro tidak lebih dari 5%
kal yang berkualitas Deviasi exercise I-account tidak lebih dari 7m5%
Persentase penerimaan negara dari pajak, cukai dan
PNBP mencapai 100%
Penerimaan, belanja dan Persentase kinerja pelaksanaan anggaran K/L minimum
transfer yang optimal 75%
Indek pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
minimum 0,72
Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat tidak
Pengelolaan kas pemerin- lebih dari 5%
tah pusat, kekayaan nega- Rasio utilisasi aset terhadap total aset tetap minimum
Proses Internal ra, dan pembayaran yang 70%
Persentase pengadaan utang sesuai kebutuhan pembiaya-
optimal
an mencapai 100%
Indeks opini BPK atas LKPP mencapai 4 (WTP)
Peningkatan pengendalian Indeks opini BPK atas LK BUN mencapai 4 (WTP)
mutu Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN
yang telah ditindaklanjuti minimum 75%
Persentase hasil penyidikan yang telah dinyatakan leng-
Penegakan hukum yang kap oleh kejaksaan (P21) minimum 55%
efektif Persentase keberhasilan pelaksanaan joint audit
minimum 60%
Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompe-
SDM yang kompetitif tensi jabatan minimum 90%
Nilai peningkatan kompetensi SDM minimum 40
Organisasi yang kondusif Persentase implementasi inisiatif RBTK minimum 90%
Pertumbuhan dan Indeks tata kelola organisasi minimum 70
Pembelajaran Persentase downtime sistem TIK maksimum 1%
Sistem manajemen infor-
Indeks implementasi IT service management tahap I ter-
masi yang andal
capai 100%
Pengelolaan anggaran Indeks opini BPK atas LK BA15 mencapai 4 (WTP)
yang optimal Persentase kualitas pelaksanaan anggaran minimum 95%

Sumber: diolah dari Kementerian Keuangan (2017).

Dari keempat perspektif tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan
dan pengelolaan anggaran yang dirinci mengingat belum diketahui
atau visi penggerak utama pertumbuhan ekonomi maka Kemenkeu akan melakukan
optimal. dapat-tidaknya SDM yang saat
pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan dengan cara melayani para nasabahnya
Dengan pola pikir yang sama ini tersedia di Kemen PAN-RB
secara prima dengan tetap mematuhi norma-norma pengelolaan keuangan negara. Untuk
maka tujuan atau visi membangun menjalankan fungsi utamanya
dapat melakukan hal tersebut Kemenkeu memerlukan formulasi kebijakan fiskal yang
ASN yangpenerimaan,
berkualitas; berkelas belanja
duniadan dengan melakukan
transfer yang perubahan
optimal; peningkatan pengendalianyang
mutu;
kriteria
pengelolaansebagaimana
kas pemerintahdisebutkan
pusat, kekayaandibutuhkan untuk melaksanakan
negara, dan pembayaran yang optimal;
sebelumnya
penegakan hukumakanyang dapat
efektif; dicapai. kegiatan-kegiatan
SDM yang kompetitif; yangkondusif;
organisasi yang esensialsistem
agar
Meskipun demikian,
manajemen informasi dalam
yang makalah
andal dan pengelolaanvisi tersebut
anggaran yang dapat
optimal. terealisir. Unit-
ini target kuantitatif belum dapat unit penunjang utama seperti KASN,

Edisi 8, Tahun VIII


65
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

BKN dan LAN juga belum diketahui yang relatif pendek, yaitu sekitar
Jurnal Ilmiah PANRB Edisi VIII Tahun 2018 -12
apakah mereka dapat menyediakan lima tahun. Kerangka pikir dalam
SDM dan sumber daya lainnya yang penelitian ini adalah sebagaimana
Dengan pola
dibutuhkan. pikir yang sama maka tujuan atau visi membangun
tampak pada Gambar 3. ASN yang berkelas
dunia dengan kriteria sebagaimana disebutkan sebelumnya akan dapat dicapai. Meskipun
3. dalam
demikian, METODE PENELITIAN
makalah 4. belum
ini target kuantitatif ANALISIS
dapatDAN
dirinci mengingat belum
diketahui dapat-tidaknya SDM
Penelitian ini yang saat ini tersediaPEMBAHASAN
menggunakan di Kemen PAN-RB menjalankan fungsi
data
utamanya sekunder.perubahan
melakukan Penggunaan
yang data Pertama
dibutuhkan untuk yang perlu dicermati
melaksanakan kegiatan-kegiatan
sekunder
yang esensial agardilakukan dengan
visi tersebut dapatmeng-
terealisir.adalah 12 penunjang
Unit-unit karakter ASN berkelas
utama seperti KASN,
umpulkan
BKN dan berbagai
LAN juga belum peraturan yang mereka
diketahui apakah duniadapat
sebagaimana penulis
menyediakan SDM dan sumber
terkait dengan pengelolaan ASN, di rangkum dari pernyataan pihak-
daya lainnya yang dibutuhkan.
samping studi literatur lainnya. pihak yang berkaitan langsung
Sementara itu metodologi yang dengan manajemen ASN yaitu
3. METODEdigunakanPENELITIAN
dalam penelitian ini Kemen PAN-RB, KASN, BKN dan
adalah
Penelitian metode analisis
ini menggunakan datadeskriptif, LAN. Mencari
sekunder. Penggunaan data orang
sekunderdengan 12 dengan
dilakukan
denganberbagai
mengumpulkan tujuan peraturan
untuk membuat
yang terkaitkarakter semacam ASN,
dengan pengelolaan itu tentunya
di samping studi
literaturstudi sistematis terkait kemungkinan mustahil. Tidak ada yang namanya
lainnya.
dicapainya target atau visi menjadikan superman. Untuk mengurangi
Sementara itu metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
ASN yang berkelas dunia pada tahun kemungkinan tidak diperolehnya
deskriptif, dengan tujuan untuk membuat studi sistematis terkait kemungkinan dicapainya
2024 dengan cara menganalisis ASN seperti itu, langkah pertama
target atau visi menjadikan ASN yang berkelas dunia pada tahun 2024 dengan cara
data dan merumuskan kesimpulan yang perlu dilakukan adalah Kemen
menganalisis
tentangdata danpenelitian
objek merumuskan
sertakesimpulan
usulan PAN-RBtentangmenetapkan
objek penelitian
visi serta usulan jalan
“Menjadi
keluar yang
jalan dianggap
keluar yangperlu dilakukan
dianggap untuk ASN
perlu dapatKelas
menghasilkan
Dunia padaASNTahunyang berkualitas
2024”
dilakukan
dalam waktu yanguntuk dapat
relatif menghasilkan
pendek, yaitu sekitar secara resmiKerangka
lima tahun. dan membuat definisi
pikir dalam penelitian
ASN
ini adalah yang berkualitas
sebagaimana tampakdalam waktu 3. yang baku mengenai apa yang
pada Gambar

Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian


Identi- Faktor-faktor yang
fikasi dibutuhkan untuk Analisis dan
Kesimpulan
masa- dapat menghasilkan pembahasan
lah ASN berkelas dunia

66
4. ANALISIS
Edisi 8, Tahun VIII
DAN PEMBAHASAN
Pertama yang perlu dicermati adalah 12 karakter ASN berkelas dunia sebagaimana penulis
rangkum dari pernyataan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan manajemen ASN yaitu
ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

dimaksud dengan “ASN Berkelas tahun 2019 rekrutmen golongan II


Dunia” tersebut serta menjadikannya hanya dilakukan melalui pendidikan
persyaratan untuk dapat diangkat tinggi. Artinya, untuk dapat diangkat
sebagai CPNS. menjadi CPNS maka calon harus
Dengan cara ini maka KASN, mendaftar melalui perguruan
BKN maupun LAN tidak menam- tinggi, baik melalui perguruan tinggi
bahkan pengertian semau mas- kedinasan maupun perguruan tinggi
ing-masing unit tersebut sehingga umum untuk Diploma I (D I) atau
dapat me­nam­bah kesulitan mencari Diploma III (D III). Dengan cara ini akan
kandidat, di samping pada lima tahun bisa mendapatkan ASN golongan II
mendatang sudah mulai ada ASN yang menguasai teknologi informasi
yang mempunyai karakter berkelas dan sekaligus menguasai bahasa
dunia yang jumlahnya semakin ta- asing karena pada setiap pendidikan
hun semakin bertambah sejalan tinggi kedinasan biasanya diajarkan
dengan banyaknya rekrutmen ASN mata kuliah komputer atau teknologi
pada setiap tahunnya. Hal kedua informasi dan bahasa asing.
yang harus segera ditetapkan oleh Jika Kemen PAN-RB sekaligus
Kemen PAN-RB adalah membuat ingin membenahi pendidikan di In-
definisi resmi mengenai apa yang donesia, maka selain melalui pergu-
dimaksud dengan istilah talent agar ruan tinggi kedinasan, aturan Men-
ASN yang diharapkan berada pada teri PAN-RB yang di dalamnya ada
lingkup manajemen talenta dapat definisi ASN Berkelas Dunia tersebut
direalisasikan. Penulis menyaran- sekaligus melarang lulusan sekolah
kan agar hanya variabel kinerja dan lanjutan tingkat atas (SLTA) non ke-
kompetensi saja yang digunakan, juruan untuk diangkat menjadi CPNS
misalnya kinerja yang sedang dengan tanpa melalui sekolah tinggi kedi-
kompetensi yang tinggi, serta kinerja nasan. Artinya, yang bisa diangkat
yang tinggi dengan kompetensi yang menjadi CPNS golongan II hanyalah
sedang ataupun tinggi. lulusan sekolah menengah kejuruan
Sehubungan dengan hal itu, (SMK) karena memiliki kompetensi
penulis menyarankan agar mulai tertentu, dan lulusan sekolah tinggi

Edisi 8, Tahun VIII


67
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

kedinasan yang menghasilkan lulu- kuliah lagi di program studi vokasi. Jadi
san-lulusan tertentu sesuai dengan hanya sebagian kecil saja nantinya
kebutuhan birokrasi dan menghen- dari lulusan SMK yang ingin sekolah
tikan pendidikan tinggi kedinasan lagi, misalnya bagi mereka yang ingin
menghasilkan atau memproduksi melanjutkan ke jenjang Strata 2 atau
lulusan yang tidak dibutuhkan untuk bahkan Strata 3. Pendidikan vokasi
menjalankan birokrasi. (D IV, magister sains terapan atau
Agar lulusan SMK dapat doktoral ilmu terapan) bagi lulusan
diterima menjadi CPNS secara SMK juga dalam rangka peningkatan
langsung maka setiap SMK diwajibkan karir untuk naik ke golongan III dan
untuk bekerja sama dengan IV atau untuk memenuhi syarat
lembaga sertifikasi tertentu sesuai jabatan, baik jabatan struktural
keilmuannya. Dengan cara ini maka maupun fungsional. Khusus untuk
syarat kelima, keenam dan sebagian jabatan fungsional, persyaratan
syarat ke delapan yaitu berwawasan ini sudah ada dalam Pasal 78
global dan mampu bersaing dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
mereka yang berasal dari negara 11 tahun 2017 (PP 11/2017) tentang
lain bisa terpenuhi serta memiliki Manajemen Pegawai Negeri Sipil
kompetensi dengan kualifikasi yang sayangnya dalam peraturan
tertentu. Selain itu, cara ini dapat turunannya seperti Peraturan
mencegah lulusan SMK untuk Bersama Kepala LAN dan Kepala BKN
“sekolah lagi” ke perguruan tinggi, No. 1 Tahun 2015/No. 8 Tahun 2015
termasuk beberapa perguruan tinggi tentang Ketentuan Pelaksanaan
negeri yang saat ini didorong oleh Peraturan Menteri PAN-RB No. 22
Kementerian Riset dan Pendidikan tahun 2014 yang nyaris tidak dapat
Tinggi untuk membuka sekolah- dipenuhi oleh lulusan SMK yang
sekolah vokasi. Lulusan SMK pada memiliki keahlian super sekalipun
dasarnya dirancang untuk bekerja karena dalam Peraturan Bersama
segera setelah mereka lulus, bukan tersebut pangkat, golongan ruang
untuk sekolah lagi sebagaimana SLTA Jabatan Fungsional Widyaiswara
non kejuruan sehingga tidak perlu Ahli Pertama adalah golongan

68 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

ruang III/b. Beberapa keahlian dapat bekerja sama dengan KPK


teknis tidaklah harus dimiliki oleh sehingga tes yang dilakukan oleh
mereka yang bergelar sarjana seperti BKN sebagai salah satu syarat
dilaporkan oleh Dwi (2016) tentang penerimaan CPNS dapat dimasukkan
anak-anak jenius berusia antara ke dalam soal-soal tes tersebut.
lima hingga 15 tahun yang direkrut Selain itu, jika Kemen PAN-RB
perusahaan-perusahaan teknologi juga mau mengurangi KKN secara
informasi sesuai dengan keahlian sistemik, maka Kemen PAN-RB dapat
mereka masing-masing. Dalam menambahkan satu syarat masuk
Peraturan Menteri PAN-RB No. 66/ CPNS yaitu orang tua CPNS tersebut
KEP/M.PAN/7/ 2003 tentang Jabatan tidak pernah dihukum karena kasus
Fungsional Pranata Komputer dan korupsi.
Angka Kreditnya masih disebutkan Syarat ini mirip dengan yang
ijazah Sarjana (S 1) atau D IV diterapkan oleh Komisi Pemilihan
menjadi solusi selain dari lulus diklat Umum (KPU) sebagai salah satu
penyetaraan. syarat untuk dapat dicalonkan
Di sisi yang lain, lulusan sebagai pejabat publik yaitu yang
SLTA non kejuruan memang pada bersangkutan tidak pernah dihukum
dasarnya dirancang tidak untuk karena kasus korupsi. Dengan cara
bisa langsung bekerja sebagaimana ini maka setiap anak yang bercita-cita
lulusan SMK, sehingga perlu sekolah menjadi ASN akan meminta orang
lagi, yaitu melanjutkan kuliah vokasi tua mereka untuk tidak melakukan
baik di perguruan tinggi kedinasan korupsi agar bisa memenuhi
ataupun perguruan tinggi umum. persyaratan menjadi CPNS.
Jika mereka melanjutkan ke jenjang Terkait dengan syarat kedua
strata sains terapan atau program agar ASN harus profesional,
D IV maka nantinya akan digunakan maka hal-hal yang dianggap tidak
untuk rekrutmen CPNS Golongan III. profesional harus dimasukkan
Akan halnya persyaratan dalam peraturan tentang larangan
pertama, yaitu berintegritas tinggi bagi ASN. Jika hal tersebut dilanggar,
dan bebas dari KKN, Kemen PAN-RB maka sanksi diberikan kepada

Edisi 8, Tahun VIII


69
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

pelakunya. Salah satunya adalah selain dari yang disebutkan pada


tidak masuk kerja. Aturan dalam PP Pasal 64 ayat (1) dan Pasal 94 ayat
53/2010 tentang Disiplin PNS yang (1) ataupun Pasal 242 yang membuat
saat ini masih bisa disiasati oleh atau menyebabkan seorang pegawai
sebagian ASN untuk tidak masuk K/L/D bisa diberhentikan.
kerja tanpa yang bersangkutan 1
Yang menarik justru payung
dapat diberhentikan dengan tidak hukum untuk pemberhentian
hormat, haruslah diubah. Aturan Jabatan Pimpinan Tinggi malahan
tentang bolehnya pegawai swasta diatur selain alasan diberhentikan
diberhentikan sepanjang menuhi (pasal 144 ayat [1] dan pasal 146)
persyaratan bisa diadopsi dalam yang karena tidak ada penjelasannya
perubahan PP 53/2010 tersebut. barangkali lebih untuk mencegah
Dengan menambah larangan maka politisasi oleh pimpinan K/L/D yang
ASN akan muncul kecenderungan sayangnya diperlakukan berbeda
untuk tidak melakukannya, sehingga oleh KASN seperti yang terjadi
mereka akan menjadi profesional di Pemerintah DKI dan Komisi
karena tidak profesional memang Pemberantasan Korupsi (lihat
dilarang dalam PP 53/2010 yang Hidayat, 2018 dan Hutabarat, 2018)
baru. dimana di kedua K/L/D tersebut
Pasal 3 ayat (2) PP 11/2017 pemberhentiannya disebabkan
sebenarnya bisa dipakai oleh oleh hal yang sama yaitu kinerja yang
pimpinan K/L dan Daerah (K/L/D) dinilai kurang baik oleh pimpinan.
untuk memberhentikan pegawai Di samping itu, Pasal 238
yang tidak disebutkan dalam pasal ayat (3) butir a dan e justru kalau
3 ayat (3), akan tetapi para pimpinan ada ASN “jahat” yang minta mundur
K/L/D tersebut “terbelenggu” oleh
1 Pada Pasal 64 dan 94 disebutkan ASN dapat
PP 53/2010 ataupun merasa tidak diberhentikan karena mengundurkan diri
adanya payung hukum dalam PP dari Jabatan, diberhentikan sementara,
menjalani cuti di luar tanggungan negara,
11/2017 yang memberi ruang kepada menjalani tugas belajar lebih dari enam
pimpinan K/L/D untuk membuat bulan, ditugaskan secara penuh di luar
jabatannya atau tidak memenuhi pers-
peraturan mengenai hal hal apa saja yaratan Jabatan. Sedangkan pada Pasal
242 disebabkan karena faktor kesehatan.

70 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

malahan ditolak, bukannya langsung Praktik “profesional” lain


disetujui. Juga, Pasal 247 dan 248 yang tidak didukung dalam PP
masih memberi ruang bagi ASN 11/2017 adalah aturan dalam
“jahat” yang sudah ditetapkan Pasal 256. Meskipun barangkali
bersalah dan berkekuatan hukum tidak banyak yang mengalami,
tetap untuk tidak diberhentikan. tahun politik atau pemberhentian
Pasal 249 bahkan lebih ironis lagi pejabat negara (pemimpin K/L/D)
karena kalaupun diberhentikan, sering menimbulkan kekosongan
mereka ini diberhentikan “dengan pejabatnya, dan ASN yang profesional
hormat.” sebenarnya dapat melaksanakan
Selain itu, Pasal 250 tidak tugas sebagai plt sebagaimana yang
mem­beri ruang bagi ASN untuk diatur dalam Peraturan Menteri
diberhentikan selain karena empat Dalam Negeri 74 tahun 2016
butir yang disebutkan dalam pasal tentang Cuti Diluar Tanggungan
tersebut, termasuk sering tidak Negara Bagi Gubernur dan Wakil
masuk kerja yang dalam Pasal 10 Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
PP 53/2010 “hanya” diberhentikan Serta Walikota dan Wakil Walikota
apabila sudah 46 hari atau lebih yang sayangnya hanya berlaku bagi
tidak masuk tanpa alasan yang pejabat Kemendagri atau Pemerintah
sah. Ini selain menunjukkan ASN Daerah dan hanya karena sedang
seperti itu tidak berintegritas juga cuti di luar tanggungan negara. Di
sangat bertentangan dengan prinsip samping itu, Pasal 256 PP 11/2017
profesionalisme, padahal prinsip malahan mengarahkan untuk
profesional ini diharapkan menjadi diberhentikan, bukannya “tetap
salah satu karakter ASN Kelas Dunia.2 menjabat” atau posisinya digantikan
sementara oleh salah satu anak
2 lihat misalnya Wahyuni [2017] yang menya-
takan bahwa “profesi adalah suatu pekerjaan buahnya dan dikembalikan lagi
atau jabatan yang memerlukan keahlian, kepada yang bersangkutan begitu
tanggung jawab serta pengabdian terhadap
suatu pekerjaan,” sedangkan “profesion- tidak lagi sebagai plt pimpinan KLD
alisme menunjuk kepada komitmen para tersebut.
anggota suatu profesi agar meningkatkan
kemampuan profesionalnya dan terus me- yang digunakan dalam pekerjaannya yang
nerus mengembangkan strategi-strateginya sesuia dengan profesinya”

Edisi 8, Tahun VIII


71
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Kasus yang terjadi di Kemen saja yang perlu memiliki satu atau
PAN-RB dan Kementerian Sosial lebih karakter tersebut. Untuk
pada bulan Agustus 2018 ini seperti itu wawasan global, kompetensi
menunjukkan tidak ada ASN di kedua kewirausahaan dan jejaring menjadi
Kementerian itu yang bisa menjabat syarat tambahan dalam rekrutmen
sementara (sampai dengan 2019 jika bagi CPNS di K/L/D tersebut. Hal
tidak diangkat kembali). Memang ini perlu menjadi pertimbangan
Menteri adalah pejabat negara, tetapi agar tidak ada ASN yang memiliki
jika ada aturan yang membolehkan kompetensi yang idle tidak
untuk nantinya kembali ke jabatan termanfaatkan, padahal seleksinya
semula setelah mengisi kekosongan memerlukan biaya tambahan
sementara tersebut, hal ini akan untuk mengetahui ada-tidaknya
menunjukkan profesionalitas kompetensi semacam itu pada CPNS
ASN yang bisa bekerja di semua yang hendak direkrut.
lini birokrasi, termasuk menjadi Untuk dapat memiliki budaya
pimpinan di K/L/D itu sendiri. melayani yang tinggi serta senantiasa
Akan halnya wawasan global, meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi kewirausahaan dan kompetensi, ketiganya dapat
jejaring (network) yang ingin dimiliki diperoleh melalui pendidikan dan
dari ASN berkelas dunia, haruslah pelatihan (diklat). Untuk itu baik
disadari bahwa tidak semua dalam diklat khusus yang bernama
layanan ASN terkait dengan belahan Pelayanan Prima atau sejenisnya
dunia lain, atau tidak semua ASN maupun dalam diklat lainnya,
berhubungan dengan ASN yang lain kurikulumnya harus mengandung
dan bahkan bisa jari pada unit-unit atau mencerminkan kewajiban
tertentu keahlian kewirausahaan ASN untuk melayani secara prima.
bisa “membahayakan” karena bisa Ditambah dengan rekrutmen
memperjual-belikan kebijakan yang golongan II hanya melalui perguruan
menjadi layanan utama K/L/D tempat tinggi kedinasan bagi lulusan SLTA
ASN tersebut bekerja. Karena itu non kejuruan dan langsung bagi
perlu dipetakan ASN di K/L/D mana lulusan SMK bersertifikat tertentu

72 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

sesuai kualifikasinya, maka menjadi Maurer [2010] yang menyatakan


ASN Berkelas Dunia akan semakin bahwa 70% upaya perubahan diakhiri
mudah untuk dicapai. Jika ketentuan dengan kegagalan), pejabat eselon
dalam PP 11/2017 Pasal 203 ayat IV dengan pejabat eselon I tentulah
(4) terkait dengan 20 jam pelajaran memiliki kewenangan yang berbeda
dalam setahun menjadi kewajiban sehingga mempersulit tingkat
bagi setiap ASN dan dapat dilakukan keberhasilan. Belum lagi seperti yang
di mana saja termasuk pelatihan on- ditengarai masyarakat mengenai
line, maka peningkatan kompetensi adanya joki untuk membuat Proyek
bagi ASN akan menjadi budaya baru. Perubahan di beberapa tempat
Dalam kondisi yang sudah diklat kepemimpinan.
membaik ini kualitas kepemimpinan Agar memperoleh ASN yang
dari setiap pejabat struktural perlu berkelas dunia maka kurikulum
pula ditingkatkan. Kurikulum diklat pelatihan tidak bisa lagi disamakan
kepemimpinan yang sekarang untuk seluruh tingkatan ASN.
berlaku untuk semua jenjang diklat Selain itu, semakin tinggi jabatan
kepemimpinan madya hingga tentunya semakin sedikit hari
pengawas (Diklatpim I hingga pelatihannya mengingat mereka
Diklatpim IV) menurut penulis sangat dibutuhkan keberadaannya
sudah tidak bisa dipertahankan di kantor, di samping pejabat eselon
lagi. Tema perubahan yang mungkin I pada umumnya sudah cukup lama
masih penting untuk suatu K/L/D menjadi pemimpin karena sudah
tertentu mungkin menjadi semakin menjabat sejak eselon-eselon
sulit untuk dilakukan di K/L/D sebelumnya sehingga pengalaman
lainnya akibat K/L/D tersebut kepemimpinannya tidak bisa
sudah menjalankan reformasi disamakan dengan yang menjabat
atau melakukan perubahan secara eselon IV. Kebutuhan manajerial
struktural. Selain itu, dengan tingkat sejak eselon IV hingga eselon I perlu
kegagalan perubahan yang tinggi diidentifikasi dan dimasukkan ke
sebagaimana ditemukan dalam dalam kurikulum sehingga kontennya
banyak penelitian (lihat misalnya berbeda.

Edisi 8, Tahun VIII


73
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Berdasarkan pemikiran- talenta nasional untuk mem­


pemikiran tersebut, maka gambaran batasi pengertian dan ASN
peta strategi usulan perubahan seperti apa yang dapat masuk
ASN dari kondisi saat ini menjadi ke dalam atau berada dalam
ASN Berkelas Dunia pada tahun lingkup manajemen talenta. Agar
2024 dapat dilakukan dengan lebih mudah dikuantifikasikan
menggunakan BSC seperti model sesuai persyaratan BSC, penulis
KPK (2015) dan bukan seperti model mengusulkan tiga kategori ASN,
Kemenkeu (2017), dengan narasi yaitu ASN yang berkinerja sedang
sebagai berikut: tetapi tingkat kompetensinya
a. Tujuan yang hendak dicapai tinggi, ASN yang berkinerja tinggi
adalah Menjadi ASN Berkelas tetapi tingkat kompetensinya
Dunia pada Tahun 2024. Ini sedang, dan ASN yang berkinerja
menjadi visi dalam peta strategi tinggi dengan tingkat kompetensi
yang hendak dibangun. yang juga tinggi; (3) selesainya
b. Untuk dapat mencapai visi pada perubahan peraturan-peraturan
butir 1 di atas maka keluaran sebagaimana penulis uraikan
(output) atau hasil (outcome) yang sebelumnya dalam enam tahun
harus dicapai atau diberikan ke depan. Peraturan-pera­turan
atau disampaikan adalah (1) lain yang terkait sudah semes­
penetapan Peraturan Menteri tinya dilakukan perubahan juga
PAN-RB tentang visi ASN 2024 seperti sistem pengukuran
yang di dalamnya terdapat kinerja yang seragam serta
definisi baku tentang ASN pemanfaatan talenta lintas
Berkelas Dunia serta sektor- sektoral sehingga pimpinan
sektor yang diwajibkannya K/L/D tidak lagi disibukkan
ASN untuk berwawasan global dengan seleksi terbuka Jabatan
serta memiliki kompetensi Pimpinan Tinggi (JPT) yang secara
kewirausahaan dan jejaring; (2) nasional banyak menghabiskan
penetapan peraturan Menteri anggaran akibat peringkat kedua
PAN-RB tentang manajemen dan ketiga yang selama ini

74 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

tidak digunakan kecuali hanya pengidentifikasian kesenjangan


sebagai pendamping sebelum kompetensi; (4) pelatihan dan
diputuskan oleh pejabat yang pengembangan ASN yang
berwenang. Semuanya itu akan sudah terbarui metode dan
dimasukkan ke dalam perspektif kurikulumnya, termasuk diklat
pemangku kepentingan. kepemimpinan dan batas usia
c. Langkah-langkah yang harus yang diperkenankan untuk
dilakukan untuk mencapai mengikuti diklat; (5) pembuatan
keluaran atau hasil yang ingin database secara nasional
diraih adalah (1) rekrutmen mengenai ASN yang masuk
CPNS golongan II melalui lulusan ke dalam kategori talenta.
SMK yang bersertifikat dan/ Semuanya ini akan dimasukkan
atau D I dan D III perguruan ke dalam perspektif proses
tinggi kedinasan dan/atau internal.
perguruan tinggi program vokasi d. Untuk dapat melaksanakan
bagi SLTA non kejuruan; (2) perspektif proses internal
rekrutmen golongan III diambil tersebut sehingga visi dapat
dari talenta lulusan perguruan tercapai maka hal-hal yang
tinggi terbaik dengan memberi diperlukan adalah (1) adanya
kesempatan bagi mereka yang tim lintas K/L/D yang akan
berindeks prestasi kumulatif merealisasikan berbagai langkah
4,0 atau mendekati 4,0 memiliki yang harus dilakukan untuk
kesempatan untuk menempuh mencapai keluaran atau hasil
jenjang pendidikan lebih tinggi yang ingin diraih dalam perspektif
dan/atau karir kepemimpinan pemangku kepentingan agar visi
tanpa harus menunggu dua dapat tercapai. Salah satunya
tahun kerja sebagaimana adalah seperti digagas atau
aturan yang saat ini berlaku bagi direncanakan Kementerian
semua pegawai; (3) pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
asesmen secara nasional untuk Nasional/Badan Perencanaan
memetakan kompetensi dan Pembangunan Nasional

Edisi 8, Tahun VIII


75
muncul sebelas kategori “ASN berkelas dunia” yang akan makin sulit untuk dimiliki oleh
seorang ASN. Selain itu, kondisi ASN saat ini beserta peraturan perundang-undangan yang
berlaku sangatlah tidak memungkinkan untuk dimilikinya ASN berkelas dunia. Kedua
JURNAL
kondisi ini saja sudah cukup untuk mengatakan bahwa keempat lembaga yang bertanggung
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
jawab atasBIROKRASI
REFORMASI ASN MENUJU
tersebut “bermimpi”
PEMERINTAHAN KELAS DUNIA untuk bisa menciptakan ASN hebat hanya dalam enam

tahun mendatang.
Gambar 4. Peta Strategi Pengembangan ASN 2019 – 2024

Akan tetapi hal itu bisa tidak menjadi utopis karena dengan menggunakan BSC
(Kemen PPN/Bappenas) terkait Gambaran dari keempatnya
Kemen PAN-RB manajemen talenta nasional; tampak pada perubahan
dapat mengorganisasikan dan memimpin Gambar 4. untuk menciptakan
ASN berkelas (2)dunia padabudaya
adanya tahun 2024.
kerja Dua
yangbelas langkah yang diuraikan dalam makalah ini
menarik
seperti tampak atau terbentuknya
pada bubbles yang ada pada Gambar 4 tentulah masih
5. KESIMPULAN DANbelum semuanya dan
REKOMEN-
masih perlu organisasi pembelajaran
digali lebih jauh, akan tetapi 12 langkah
DASI tersebut sudah dapat mengarah ke
dalam setiap K/L/D dimana Kemen PAN-RB, KASN,
terciptanya ASN yang berkelas dunia seperti diharapkan keempat lembaga yangBKN
bertanggung
ASN termotivasi dan ingin terus dan LAN semuanya membicarakan
jawab atas ASN tersebut. Untuk itu penulis menyarakan terutama kepada Kemen PAN-RB
bertumbuh; (3) tersedianya mengenai ASN berkelas dunia.
untuk merealisasikan gagasan-gagasan penulis dalam makalah ini dan secara serius dan
anggaran yang diperlukan; dan Sayangnya masing-masing mem­
berdedikasi tinggi untuk memimpin
(4) pengelolaan anggaranperubahan
yang bawa ke arah ASN masa depan ini karena kurun
agenda unit mereka masing-
waktu enam optimal
tahun untuk sampai pada
dan akuntabel. Dua2024
butirtidaklah lama, terlebih muncul
masing sehingga untuk mengubah
sebelas manusia
yang pertama
ASN yang jumlahnya tidak(adanya
sedikit.tim dan itukategori
Karena penulis “ASN
juga berkelas
menyarankan
dunia”kepada
yang Kemen
PAN-RB untukbudaya kerja atau
mengadopsi organisasi danakan
praktik-praktik makin sulit untukyang
peraturan-peraturan dimiliki
sudaholeh
baik yang
pembelajaran) akan masuk ke seorang ASN. Selain itu, kondisi
ada di K/L/D terkait dengan hal-hal yang penulis kemukakan dalam makalah ini sebagai
dalam perspektif pembelajaran ASN saat ini beserta peraturan
langkah-langkah yang perlu diambil untuk dapat mencapai visi ASN berkelas dunia pada
dan pertumbuhan, sedangkan perundang-undangan yang berlaku
tahun 2024. dua butir yang terakhir yang
sangatlah tidak memungkinkan
terkait dengan anggaran akan untuk dimilikinya ASN berkelas dunia.
dimasukkan ke dalam perspektif Kedua kondisi ini saja sudah cukup
finansial.

76 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

untuk mengatakan bahwa keempat pada 2024 tidaklah lama, terlebih


lembaga yang bertanggung jawab untuk mengubah manusia ASN yang
atas ASN tersebut “bermimpi” untuk jumlahnya tidak sedikit. Karena itu
bisa menciptakan ASN hebat hanya penulis juga menyarankan kepada
dalam enam tahun mendatang. Kemen PAN-RB untuk mengadopsi
praktik-praktik dan peraturan-
Akan tetapi hal itu bisa tidak peraturan yang sudah baik yang ada
menjadi utopis karena dengan di K/L/D terkait dengan hal-hal yang
menggunakan BSC Kemen PAN- penulis kemukakan dalam makalah
RB dapat mengorganisasikan ini sebagai langkah-langkah yang
dan memimpin perubahan untuk perlu diambil untuk dapat mencapai
menciptakan ASN berkelas dunia visi ASN berkelas dunia pada tahun
pada tahun 2024. Dua belas langkah 2024.
yang diuraikan dalam makalah
ini seperti tampak pada bubbles UCAPAN TERIMA KASIH
yang ada pada Gambar 4 tentulah Penulis mengucapkan
masih belum semuanya dan masih terima kasih kepada beberapa
perlu digali lebih jauh, akan tetapi pihak, terutama Sekretaris Kemen
12 langkah tersebut sudah dapat PAN-RB, atas kesempatan dan
mengarah ke terciptanya ASN yang masukan yang diberikan terkait
berkelas dunia seperti diharapkan dengan usulan-usulan perubahan
keempat lembaga yang bertanggung yang penulis ajukan. Meskipun
jawab atas ASN tersebut. Untuk demikian, materi tulisan ini
itu penulis menyarakan terutama sepenuhnya menjadi tanggung
kepada Kemen PAN-RB untuk jawab penulis.
merealisasikan gagasan-gagasan
penulis dalam makalah ini dan
secara serius dan berdedikasi tinggi
untuk memimpin perubahan ke arah
ASN masa depan ini karena kurun
waktu enam tahun untuk sampai

Edisi 8, Tahun VIII


77
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Norvan. 2018. Enam Jurus BKN Hartsough, G. K. 2017. Summary of


Wujudkan ASN Berkelas Dunia. Ja- Talent Management Strategies:
karta: https://jpp.go.id/ nasional/ Group Discussion. Los Angeles,
pemerintahan/322754-enam-ju- CA: University of Southern
r u s - b k n - w u j u d - California.
kan-asn-berkelas-dunia. Diakses Humas KASN. 2017. Bersama
25 Agustus 2018. Wujudkan Visi ASN Berintegritas,
Balanced Scorecard Institute. 2018. Profesional, Berkinerja tinggi
Balanced Scorecard Basics. Cary, dan Berkelas Dunia. Jakarta:
North Carolina: http:// www. https://dev.kasn.go.id/id/galleri-
balancedscorecard.org/BSC- video/92-bersama-wu-judkan-visi-
Basics/About-the-Balanced- asn-berintegritas-profesional-ber-
Scorecard. Diakses 20 Agustus kinerja-tinggi-dan-berkelas-dunia.
2018. Diakses 25 Agustus 2018.
Choky. 2017. ASN merupakan Aset Humas Kemen PAN-RB. 2015.
Birokrasi. Jakarta: http://lan.go.id/ Wujudkan Pemerintahan Kelas
en/lan-news/asn-merupakan- Dunia, untuk Kejar Ketertinggalan.
aset-birokrasi. Diakses 26 Seminar Nasional Merekontruksi
Agustus 2018. Indonesia: Sebuah Perjalanan
Dwi, H. 2016. “Bocah-bocah Jenius Menuju Dynamic Governance,
yang Direkrut Perusahaan 19 Mei 2015. Diakses 26 Agustus
Raksasa Teknologi.” 3/6/2016. 2018.
http://jadiberita.com/88769/ Hidayat, F. 2018. “Misteri
bocah-bocah-jenius-yang- Pemberhentian Mendadak
direkrut-perusahaan-raksasa- Sekjen KPK,” 28 April 2018.
tekno-logi.html. Diakses 30 Jakarta: https://news.detik.
Agustus 2018. com/berita/3995025/misteri-
pemberhentian-mendadak-

78 Edisi 8, Tahun VIII


ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah

sekjen-kpk. Di-akses 31 Agustus LAN Siapkan ASN Corporate


2018. University,” 27 Maret 2018.
Hutabarat, D. C. 2018. “Komisi ASN Jakarta: http://lan.go.id/id/beri-ta-
Minta Anies Kembalikan Jabatan lan/menuju-birokrasi-kelas-dunia-
yang Dicopot,” 27 Juli 2018. kemenpanrb-dan-lan-siapkan-
Jakarta: https://www.liputan6. asn-corporate-univer-sity. Diakses
com/news/read/3602468/komisi- 25 Agustus 2018.
asn-minta-anies-kembalikan- Maurer, R. 2010. “Why 70% of
jabat-an-yang-dicopot. Diakses Changes Fail,” 19 September
31 Agustus 2018. 2010. Meerbeek, Belgia: http://
Kaplan, by R. S. dan David P. Norton, www.reply-mc.com/2010/09/19/
“Using the Balanced Scorecard why-70-of-changes-fail-by-rick-
as a Strategic Management maurer/. Diakses 1 Sep-tember
System,” dalam Niven, R. R. 2003. 2018.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Niven, R. R. 2002. Balanced Scorecard


2017. Peta Strategi Kementerian Step by Step – Maximizing
Keuangan 2017. Jakarta: Performance and Maintaining
www.kemenkeu.go.id/ Results. New York: John Wiley &
media/5370/00-poster- Sons, Inc.
kemenkeu-wide-2017.jpg. Niven, R. R. 2003. Balanced Scorecard
Diakses 27 Agustus 2018. Step by Step for Government and
Komisi Pemberantasan Korupsi Nonprofit Agencies. New York:
(KPK). 2015. Perencanaan John Wiley & Sons, Inc.
Strategis 2015 – 2019. www.kpk. Peraturan Bersama Kepala Lembaga
go.id/images/Renstra KPK 2015- Administrasi Negara dan Kepala
2019.pdf. Diakses 1 September Badan Kepegawaian Negara
2018. Nomor 1 Tahun 2015/Nomor
Lembaga Administrasi Negara. 8 Tahun 2015 tentang Ketentuan
2018. “Menuju Birokrasi Kelas Pelaksanaan Peraturan Menteri
Dunia, Kemen-PAN RB dan Pendayagunaan Aparatur

Edisi 8, Tahun VIII


79
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Negara dan Reformasi Birokrasi Practical Consulting, Vol. 1 Iss.


Nomor 22 tahun 2014. 1, 2006, pp. 25-35.
Peraturan Menteri PAN-RB No. 66/ Wikipedia. 2017. Balanced Scorecard.
KEP/M.PAN/7/2003 tentang Terakhir dimutakhirkan 24
Jabatan Fungsional Pranata Desember 2017. https://
Komputer dan Angka Kreditnya. nl.wikipedia.org/wiki/Balanced_
Peraturan Pemerintah Republik scorecard. Diakses 27 Agustus
Indonesia No. 11 tahun 2017 2018.
tentang Manajemen Pegawai Wikipedia. 2018. Balanced Scorecard.
Negeri Sipil. Terakhir dimutakhirkan 10
Ronchetti, J. L. 2006. “An Integrated Agustus 2018. https://en.
Balanced Scorecard Strategic wikipedia.org/wiki/Balanced_
Planning Model for Nonprofit scorecard. Diakses 27 Agustus
Organizations.” Journal of 2018.

****

80 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Di Pemerintah
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Dr. Tantri Lisdiawati, M.Si

ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan
reformasi birokrasi yang dilakukan di Pemerintah Provinsi dalam
salah satu pelaksanaan urusan pemerintahan wajib yaitu Penanaman
Modal, khususnya mengungkap dan memperlihatkan tugas dan
fungsinya dalam rangka memberikan pelayanan publik sesuai
dengan peran Dinas Penanaman Modal dan PTSP. Pelaksanaan
tugas dan fungsinya menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Adapun hasil yang diperoleh adalah bahwa DPMPTSP telah
menyiapkan SIMAP (Sistem Informasi Manajemen Administrasi
Perizinan) yang digunakan dalam proses pemberian perizinan
dan non perizinan. Selain dukungan dari sisi IT, DPMPTSP pun
dilengkapi dengan Tim Teknis yang memberikan verifikasi terhadap
ajuan perizinan yang diusulkan oleh setiap pemohon perizinan,
bahkan penyediaan Sumber Daya Aparatur yang memiliki keunggulan
dalam menguasi beberapa bahasa asing, yaitu Bahasa Inggis,
Jepang, dan Perancis.
Kata Kunci: Birokrasi.

Abstract
The purpose of this article is to describe the bureaucratic
reforms carried out in the Provincial Government in one of the
implementation of government affairs mandatory, namely the

Edisi 8, Tahun VIII


81
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

obligatory business of Investment, specifically revealing and showing


the duties and functions in order to provide public services in
accordance with the role of the Investment Service and PTSP.
Implementation of duties and functions using qualitative descriptive
method. The results obtained are that DPMPTSP has prepared SIMAP
(Management Information Administration Licensing System) used
in the process of granting licenses and non-licensing. In addition
to support from the IT side, DPMPTSP is also equipped with a
Technical Team that verifies licensing proposals proposed by each
applicant for permits, even the provision of Apparatus Resources
which has the advantage in the management of several foreign
languages, namely English, Japanese and French.
Key word: bureaucracy

PENDAHULUAN di DPMPTSP Provinsi Sulawesi


Kepemerintahan yang baik Selatan. Birokrasi yang menjalankan
(good governance) merupakan yang tugas dan fungsinya di masing-
perlu diwujudkan dan ditingkatkan masing daerah akan mempunyai
dari waktu ke waktu oleh penyeleng- karakteristik yang berbeda-beda.
gara pemerintahan. Bentuk perwu- Hal ini dikatakan oleh Supriyatna
judan good governance dalam pe- (2015:55) bahwa karakteristik
layanan publik salah satu­nya dapat birokrasi pemerintah mempunyai
dilihat dalam pembe­rian pelayanan relevansi signifikansi dengan model
perizinan dari DPMPTSP kepada kategori birokrasi pemerintahan
masyarakat. Proses pelayanan per- yang dianut dalam organisasi
izinan dilakukan dalam satu tempat dan manajemen pemerintahan
dan terpadu. berdasarkan pendekatan sistem
Berdasarkan latar belakang administrasi publik.
tersebut, Penulis menggambarkan Hal ini menjadi cerminan bahwa
pelaksanaan reformasi birokrasi sikap birokrasi yang dilaksanakan

82 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Di Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Dr. Tantri Lisdiawati, M.Si

merupakan suatu keikatan yang lapangan dan pengumpulan doku-


mempunyai kehubungan dengan men terkait, dan wawancara, kemudi-
sistem-sistem nilai maupun struktur an melakukan pengolahan data dan
yang mengaitkan antara tuntutan menganalisis data yang selanjutnya
yang ada, dan sistem yang berlaku, menggambarkan hasil lapangan.
dan kultur birokrasi pemerintahan. Data yang dikumpulkan berupa data
Berkaitan dengan hal tersebut, hasil observasi/kunjungan lapangan
Pemerintah melaksanakan reformasi dan melakukan wawancara dan pen-
birokrasi dalam penyelenggaraan injauan langsung terhadap kegiatan
pemerintahan. Adapun pelaksa­naan yang dilaksanakan oleh Sumberdaya
reformasi birokrasi dilaksanakan Aparatur DPMPTSP.
untuk mencapai good governance Adapun pengumpulan data
dan melakukan pembaharuan dan diperoleh dari hasil monitoring dan
perubahan mendasar terhadap sis- evaluasi terhadap penyelenggaraan
tem penyelenggaraan pemerintahan urusan perizinan yang sedang dilak­
terutama menyangkut aspek-aspek sanakan dan yang telah atau pernah
kelembagaan (organisasi), ketata- dilakukan yang didukung oleh data
laksanaan dan sumber daya ma- dan informasi yang tersedia. Pene-
nusia aparatur. (pemerintah.net/ litian ini dibahas agar dapat dapat
reformasi-birokrasi). Jadi jelaslah menggambarkan pemahaman (ter-
bahwa gambaran daerah yang telah hadap suatu fenomena) yang oleh
melaksanakan reformasi birokrasi Penulis dipresentasikan pene­muan
sesuai dengan teori dan peraturan ini sebagai informasi kepada orang
perundang-undangan, merupakan lain. Sehubungan dengan hal terse-
gambaran dari pencapaian good but, maka hasil analisis data akan
governance. disajikan pada Bab pembahasan
pada artikel ini.
METODE PENELITIAN
Tulisan ini menggunakan meto­ PEMBAHASAN
de deskriptif kualitatif, dengan teknik Santoso (Supriatna, 2015:53)
pengumpulan data melalui tinjauan menyatakan bahwa istilah Birokrasi

Edisi 8, Tahun VIII


83
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

dalam beberapa pengertian yang sesuai dengan aturan, sehingga


memiliki makna sebagai: 1) Rational memperkuat kemandirian dan daya
Organization, 2). Organization saing regional dan nasional.
inefficiency, 3). Rule of Official, 4). Public Wujud reformasi birokrasi pe­
Administration, 5).Type Organization merintahan yang pernah dilakukan
with Charactheristic and quality as di DPMPTSP dilakukan melalui
herarchies and Rules, 6). Administrative kegiatan Gebyar perizinan sehari
by officials, dan 7)An essential quality di Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan
of Modern Society. dilaksanakan ini untuk memberikan
Hal ini menyatakan bahwa pelayanan perizinan kepada masya­
bahwa pelaksanaan aktifivitas me­ rakat dengan memberikan peizinan
rupakan sesuatu yang dilaksanakan tanpa dikenakan biaya namun
berdasarkan dengan rasional, pem- tetap memperhatikan pelayanan
borosan dalam beberapa hal seperti pemberian perizinan, sebagai bentuk
waktu, tenaga, maupun pembiayaan, reformasi birokrasi pemerintahan.
sehingga birokrasi harus menjadi Kegiatan ini menggambarkan
suatu aturan yang selanjutnya men- kehadirannya DPMPTSP sebagai
jadi sebagai administrasi yang da­ institusi yang telah menjembatani
pat memberikan pelayanan kepada negara dengan masyarakat. Hal ini
masyarakat. pun senada dikemukakan Supriyatna
Berkaitan dengan hal tersebut, (2015:53) bahwa keberadaan
Birokrasi yang dilaksanakan di Birokrasi sebagai institusi yang
Indonesia selalu diupayakan me­ menjembatani antara negara yang
lak­s anakan kegiatan dilengkapi memanisfestasikan kepentingan
dengan mengandung aturan- umum dan masyarakat sipil mema­
aturan yang memang dijadikan nisfestasikan kepentingan khusus
sebagai penerapan tugas dan fungsi masyarakat. Dengan demikian,
yang dimilikinya, sehingga dapat unsur kewenangan, pembentukan
menciptakan masyarakat modern struktur, dan kultur mempengaruhi
yang menjadi sebagai suatu kepastian birokrasi. Oleh karena itu birokrasi
yang dilaksanakan dalam perjalanan memerlukan kewenangan, aturan

84 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Di Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Dr. Tantri Lisdiawati, M.Si

(peraturan perundang-undangan) Birokrasi merupakan alat,


yang digunakan sebagai dasar yang diartikan sebagai organisasi
melaksanakan tugas dan fungsinya, yang melaksanakan fungsi.
dan selanjutnya dilakukan penilaian Namun, sampai saat ini masih
terha­dap kinerja birokrasi yang dite­m ui beberapa kenyataan
dapat dijadikan sebagai dasar bah­wa pada saat melaksanakan
penyusunan perbaikan kebera­ wewenang, terkadang pelaksanaan
daan birokrasi pemerintahan wewenang menjadi suatu yang
atau­pun pembentukan birokrasi masih membingungkan karena
pemerintahan baru. pendelegasian yang dipengaruhi oleh
Dinas Penanaman Modal dan keputusan pimpinan. Oleh karena itu,
Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepiawaian para pendukung tugas
(DPMPTSP) dalam mewujudkan dan fungsi sangatlah mempunyai
pemerintahan yang baik, selalu peran yang sangat penting. Membe­
melaksanakan kegiatan untuk rikan informasi kepada pimpinan
melakukan peningkatan pelayanan akan mempengaruhi keputusan
publik. Terselenggaranya Pelayanan wewenang yang akan didelegasikan.
publik dilakukan agar dapat mening­ DPMPTSP Provinsi Sulawesi
katkan pertumbuhan ekonomi dan Selatan menggambarkan bahwa
investasi, membuka lapangan kerja, para pejabat yang memahami
memperkuat kemandirian dan tentang tugas dan fungsi ternyata
daya saing. DPMPTSP menerima telah memberikan masukan
delegasian kewenangan dalam kepada pimpinan dalam membuat
perizinan dan non perizinan melalui suatu keputusan. Contohnya,
Peraturan Gubernur Sulawesi pada saat akan pembentukan
Selatan Nomor 12 Tahun 2013 dan Organisasi Perangkat Daerah yang
Keputusan Gubernur 2076/X/2016 menangani urusan pemerintahan
sebanyak 188 jenis perizinan dan bidang penanaman Modal (saat
non perizinan (120 jenis perizinan, ini DPMPTSP), para pejabat disana
68 jenis perizinan. memberikan masukan bahwa meski
tipologi DPMPTSP merupakan Tipe “A”,

Edisi 8, Tahun VIII


85
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

namun bukan berarti pembentukan merupakan wujud pelaksanaan


harus terdiri dari 8 (delapan) bidang, sebagai abdi negara.
namun justru dibentuk berdasarkan DPMPTSP yang telah terbentuk,
volume pekerjaan yang ditangani dan berdasarkan pendelegasian
dan terpetakan selama ini. Hal ini kewenangan penandatanganan
merupakan satu contoh reformasi perizinan yang telah dilaksanakan,
birokrasi, dimana Provinsi Sulawesi untuk melaksakan tugas dan
Selatan bukan hanya membentuk fungsinya, DPMPTSP didukung
OPD berdasarkan kedudukan oleh Sumber daya Manusia yang
SDM yang ada, namun justru ditetapkan dalam Tim Teknis dan
mempertimbangkan kinerja yang menggunakan elektronik teknologi
akan dihasilkan berdasarkan volume yang dirancang dalam Sistem SIMAP
pekerjaan yang menjadi tanggung (Sistem Informasi Administrasi
jawabnya. Perizinan. Tim teknis melakukan
Rumusan tugas, dan spesialisasi verifikasi terhadap setiap usulan
pekerjaan menjadikan DPMPTSP untuk mendapatkan perijinan
lebih memperhatikan kebijakan yang dibantu dengan sistem untuk
pemerintah dalam upaya melayani menerapkan Standar Operasional
masyarakat. Senada dengan hal Prosedur.
ini M.Blau (Mustafa, 2013:126) Tim Teknis terdiri dari perwa­
menyatakan bahwa birokrasi adalah kilan yang menangani jenis-jenis
tipe organisasi yang dirancang perizinan, serta tersedia pula bebe­
untuk menyelesaikan tugas-tugas rapa tenaga yang memiliki keahlian
administrative dalam skala besar dalam beberapa bahasa asing yang
dengan cara mengkoordinasi antara lain bahasa Jepang, Inggris,
pekerjaan banyak orang secara dan Prancis yang dipersiapkan untuk
sistematis. Artinya bahwa organisasi membamtu proses investasi yang
yang dibentuk berdasarkan tugas ditawarkan. Hal ini menjadi sebuah
dan fungsi yang mempunyai rantai dukungan dalam proses pemaha-
yang sistematis dalam melaksanakan man terhadap penawaran investa-
wewenangnya, serta kehadirannya si yang tersedia dalam bahasanya

86 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Di Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Dr. Tantri Lisdiawati, M.Si

masing-masing. Terkait dengan yang selesai pun dapat terlihat dalam


masih terbatasnya ketersediaan PNS sistem SIMAP.
yang memiliki keah­lian, Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan sampai PENUTUP
saat melaksanakan pengembangan
Reformasi birokrasi merupakan
kualitas Sumberdaya Aparatur.
bertujuan untuk mempercepat pem-
SIMAP yang digunakan untuk
berantasan korupsi, mengura­ngi
memudahkan melakukan proses
­kesenjangan ekonomi antardaerah
pemberian perizinan. Kelengkapan
dan memperkuat pelayanan sipil dan
dan kekurangan akan dapat dilihat
pelayanan publik di dalaam masya­
dalam sistem ini. Sehingga, proses
rakat (Supriatna, 2015:71). Dengan
perizinan dapat segera diselesaikan
demikian deskripsi kegiatan yang
ketika terlihat terdapat kendala dan
terjadi di DPMPTSP Provinsi Sulawesi
hambatan dalam proses pembe-
merupakan cerminan dari reformasi
rian perizinan, seperti kurangnya
birokrasi.
kelengkapan dokumen yang dis-
Saran, Pelayanan kepada
erahkan akan dapat dilihat dalam
masyarakat harus didukung dengan
SIMAP, selain itu proses perizinan
perencanaan dan penganggaran.

DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang Nomor 23 Tahun Supriatna, Tjahya. 2015. Birokrasi


2014 tentang Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah. PT.
Daerah Nagakusuma. Jakarta
Mustafa Delly, 2013. Birokrasi
Pemerintahan. Alfabeta, Bandung

****

Edisi 8, Tahun VIII


87
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah
Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati
Mahasiswa S3 IPDN Angkatan 1, NIM.DIP.01.030,
Mahasiswa S3 IPDN Angkatan 2, NIM.DIP.02.082

ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan
bagaimana sinkronisasi penyelenggaraan urusan pemerintahan
dilaksanakan oleh pemerintah dengan pemerintah daerah, yang
akan dijelaskan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Adapun hasil yang diperoleh adalah bahwa sinkronisasi dilakukan
melalui koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi, Prioritas
dalam RPJMN dan RKP menjadi acuan bagi penyusunan RPJMD
dan RKPD, dikoordinasikan antara kementerian/lembaga dan
pemerintahan daerah, begitu pula target-target nasional terkait
urusan pemerintahan daerah III dikoordinasikan untuk dijadikan
acuan oleh daerah dalam menentukan target di masing-masing
daerah. Selain itu, salah satu penyusunan kebijakan yang menjadi
tugas pemerintah adalah penyusunan peraturan pemerintah tentang
Standar Pelayanan Minimal dilakukan melalui koordinasi dengan
kementerian teknis yang melaksanakan urusan pemerintahan
terkait pelayanan dasar. Dengan demikian, hasil sinkronisasi
urusan pemerintahan dapat mengintegrasikan pembangunan
daerah dengan pembangunan nasional.
Kata Kunci: sinkronisasi, urusan pemerintahan, perencanaan
pembangunan daerah, perencanaan pembangunan nasional.

88 Edisi 8, Tahun VIII


Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati

The purpose of writing this article is to illustrate how the synchronization


of government affairs was carried out , which will be described by using
qualitative descriptive methods . The results obtained are that the synchronization
is done through the coordination of programs and activities in accordance
with the duties and functions of each directorate . Priorities in RPJMN and
RKP become a reference for the preparation RPJMD and RKPD, coordinated
between the ministries / agencies dean of local government , as well as national
targets related matters III coordinated regional government to be referred to
by the regions in determining the target in each region . In addition, one of
the policy-making is the task of government is the government regulation on
minimum service standards is done in coordination with the technical ministries
to implement government affairs related to basic services
Thus , the results of government affairs synchronization can
integrate local development with national development

PENDAHULUAN Ditjen Bina Bangda. Direktorat Jenderal


Berlakunya Undang Undang 23 Bina Bangda dalam melaksanakan
Tahun 2014 tentang Pemerintahan fungsinya didukung oleh Sekretariat
Daerah telah membawa perubahan Ditjen Bina Pembangunan Daerah
terhadap sitem pemerintahan, baik sebagai fungsi staf, dan fungsi lini
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah terdiri dari Direktorat Perencanaan,
Daerah. Hal ini dapat dilihat antara Evaluasi dan Informasi Pembangunan
lain perubahan nomenklatur dan Daerah, Direktorat Sinkronisasi Urusan
struktur organisasi kementerian Pemerintahan Daerah I, Direktorat
dan lembaga. Berkaitan dengan Sinkronisasi Urusan Pemerintahan
hal tersebut, salah satu unit kerja II, Direktorat Sinkronisasi Urusan
Kementerian Dalam Negeri yang Pemerintahan Daerah III, Direktorat
mengalami perubahan tupoksi yaitu Sinkronisasi Urusan Pemerintahan
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah IV.
Daerah, yang sering disingkat dengan

Edisi 8, Tahun VIII


89
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Pembagian urusan peme­ dan Urusan Pemerintahan Dalam


rintahan yang menjadi kewenangan Negeri
daerah telah ditetapkan secara jelas Sinkronisasi/Syncronization
pada lampiran Undang Undang 23 menurut Bussiness Dictionary (http://
Tahun 2014 tentang Pemerintahan www.businessdictionary.com) adalah
Daerah. Seiring dengan hal tersebut, Process of precisely coordinating or
dalam rangka pembangunan daerah, matching two or more activities, devices,
Ditjen Bina Bangda secara umum or processes in time (Proses tepatnya
mempunyai tugas untuk melakukan koordinasi atau pencocokan dua
Pembinaan dan Pengawasan dalam atau lebih aktivitas, perangkat, atau
penyelenggaraannya. Oleh karena itu, proses dalam suatu waktu). Seiring
direktorat yang terbentuk di Ditjen dengan hal tersebut, maka tugas
Bina Bangda sesuai dengan Peraturan direktorat melakukan koordinasi, guna
Menteri Dalam Negeri Nomor 43 menciptakan/mewujudkan sinergi
Tahun 2015 tentang Organisasi Tata urusan pemerintahan daerah III
Kerja Kementerian Dalam Negeri antara kementerian/lembaga dengan
secara eksplisit mencerminkan setiap pemerintahan daerah. Berkaitan
urusan yang menjadi tugas fungsinya. dengan hal tersebut, Penulis akan
Salah satu Direktorat yang menjadi menggambarkan aktivitas-aktivitas
kajian/pembahasan adalah Direktorat apa saja yang telah dilaksanakan
Sinkronisasi Urusan Pemerintahan oleh Direktorat Sinkronisasi Urusan
Daerah III. Sesuai dengan Pasal 663 Pemerintahan Daerah III sebagai upaya
Peraturan Menteri Dalam Negeri sinkronisasi urusan pemerintahan
Nomor 43 Tahun 2015, Direktorat daerah III sebagai wujud dari tanggung
ini memiliki tugas sinkronisasi serta jawab terhadap tugas yang diberikan
harmonisasi pembangunan daerah dan ditetapkan dalam peraturan
lingkup Kesehatan, Sosial dan Budaya, perundang-undangan yang berlaku.
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Dengan demikian tupoksi Ditjen
dan Penanaman Modal, Perindustrian Bina Bangda secara garis besar adalah
dan Perdagangan, Pariwisata, mengkoordinasikan dan memfasilitasi
Pemberdayaan Masya­rakat Desa pelaksanaan desentralisasi urusan

90 Edisi 8, Tahun VIII


Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati

pemerintahan yang menjadi urusan ditetapkan oleh masing-masing


otonomi pro­pinsi maupun otonomi K/L
kabu­paten dan kota. Dalam hal ini 2) koordinasi penyusunan Pera­
Ditjen Bina Bangda mempunyai tugas turan Pemerintah tentang
dan tanggung jawab dari dua aspek Standar Palayanan Minimal
yaitu: (SPM) terhadap 6 urusan yang
a. aspek pertama, memastikan berkaitan dengan pelayanan
bahwa desentralisasi urusan dasar serta petunjuk teknis yang
pemerintahan tersebut dapat ditetapkan dengan peraturan
mewujudkan tujuan otonomi menteri masing-masing.
daerah, yaitu peningkatan 3) koordinasi penyusunan Pe­
pela­yanan, peningkatan kese­ ra­turan Pemerintah ten­tang
jahteraan, percepatan pem­ Pelaksanaan Urusan Konkuren
bangunan, peningkatan peran yang menjadi dasar bagi K/L
serta masyarakat, peningkatan untuk menyusun Norma
daya saing, dan pelaksanaan Standard Prosedur dan Kriteria
demokrasi. Dalam hal ini, maka ada (NSPK)
3 (tiga) hal yang dikoordinasikan
Ditjen Bina Bangda terhadap b. aspek sinkronisasi program pusat
kementerian/lembaga yang dengan daerah, melalui:
mempunyai tanggung jawab 1) melakukan evaluasi RPJPD, RP-
terhadap urusan tersebut, yaitu: JMD, RKPD, RENJA, RENSTRA
1) koordinasi pelaksanaan untuk mensinkronisasikan dan
peme­taan urusan untuk mensinergitas dengan renca-
menentukan intensitas urusan na dan program peme­rintah
yang dimiliki oleh daerah untuk pusat.
dasar penetapan kelem­ 2) melakukan Rapat Koordinasi
bagaan, perencanaan dan Teknis untuk menterpadukan
penganggaran berda­sarkan rencana dan program pusat
indicator dan variable yang dengan daerah, sebelum
dilakukan atau menjadi bahan

Edisi 8, Tahun VIII


91
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

dalam musyararah perenca- daerah, hal ini membuktikan


naan pembangunan nasional bahwa sistem pembangunan
(MUSRENBANGNAS). Hasilnya daerah merupakan satu kesatuan
Kemendagri akan menetapkan dengan sistem pembangunan
Pedoman Penyusunan Recana nasional. Dengan demikian, rencana
Kerja Perangkat Dae­rah setiap pembangunan daerah merupakan
tahunnya. bagian dari rencana pembangunan
3) menyusun sistem informasi nasional.
pembangunan daerah yang
memuat indikator dan capai­an METODE PENELITIAN
kinerja pembangunan daerah
Tulisan ini menggunakan
disegala bidang atau sector,
meto­de deskriptif kualitatif, dengan
termasuk membangun e’plan-
teknik pengumpulan data melalui
ning.
tinjauan lapangan dan pengumpulan
Tulisan tentang sinkronisasi ini dokumen terkait, kemudian melakukan
bukanlah yang pertama kali, namun pengolahan data dan menganalisis
sebelumnya telah ada yang membahas data yang selanjutnya menggambarkan
tentang sinkronisasi dan harmonisasi hasil lapangan.
hukum penyelenggaraan otonomi Adapun data yang diperoleh
daerah, dengan studi di provinsi Bali. merupakan data kualitatif yang
Penelitian tersebut lebih memfokuskan menurut Irawan (2000) adalah data
terhadap sinkronisasi dan harmonisasi yang berbentuk non angka, seperti
pembentukan peraturan perundang- kalimat-kalimat, foto, atau rekaman
undangan, sedangkan tulisan ini akan suara dan gambar. Dalam hal ini data
menggambarkan wujud sinkronisasi yang dikumpulkan berupa data hasil
urusan pemerintahan melalui kegiatan rapat koordinasi antarkementerian,
yang dilaksanakan oleh Direktorat pemerintahan daerah, selain itu
Sinkronisasi Uru­san Pemerintahan pengumpulan data diperoleh
Daerah III. Tujuan pembangunan dari hasil monitoring dan evaluasi
nasional dapat dicapai melalui terhadap penyelenggaraan urusan
pencapaian tujuan pembangunan pemerintahan daerah yang dilakukan

92 Edisi 8, Tahun VIII


Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati

di beberapa provinsi yang dilakukan negara kesatuan, terdapat hierarki


oleh Direktorat Sinkronisasi Urusan pemerintahan yaitu pemerintah
Pemerintahan Daerah. Adapun analisis pusat dan pemerintah daerah. Seiring
data dalam penelitian kualitatif dengan konsep otonomi daerah di
menurut Afrizal (2014:19) dilakukan Indonesia, bahwa daerah provinsi,
mulai dari tahap pengumpulan data kabupaten/kota merupakan daerah
sampai tahap penulisan laporan. otonom, mempunyai arti bahwa
Sehingga analisis dilakukan dengan daerah-daerah di Indonesia bukan
mencari intisari dari data yang merupakan negara bagian, melainkan
diperoleh. Menurut Bogdan dan daerah yang melaksananakan peme­
Biken dalam Irawan (2000) analisis rintahan berdasarkan wewenang yang
data adalah proses mencari dan diserahkan kepada daerah otonom. Hal
mengatur secara sistematis transkip ini dinyatakan dalam Jeddawi (2006:3)
interview, catatan di lapangan, dan bahwa pelaksanaan pemerintahan
bahan-bahan lain di lapangan yang daerah adalah pengaturan dan
anda dapatkan, yang kesemuanya itu pelaksanaan wewenang pemerintahan
anda kumpulkan untuk meningkatkan yang menjadi urusan otonominya,
pemahaman anda (terhadap suatu bukan dalam konteks urusan
fenomena) dan membantu anda pemerintahan yang berdiri sendiri,
untuk mempresentasikan penemuan atau urusan pemerintahan ‘sub state’
anda kepada orang lain. Sehubungan baru. Dengan demikian kewenangan
dengan halk tersebut, maka hasil presiden sebagai kepala pemerintahan
anlisis data akan disajikan pada Bab di daerah dilaksanakan oleh kepala
pembahasan pada artikel ini. daerah provinsi, kabupaten/kota.
Hal senada ditegaskan oleh Nawawi
PEMBAHASAN (2013:143) bahwa mengacu pada
pembagian daerah itu muncul konsep
1. Urusan Pemerintahan pembagian wewenang antara masing-
Bentuk negara akan menje­ masing strata pemerintahan dan
laskan bagaimana kekuasaan antarpemerintahan daerah yang
be­ra­d a di negara tersebut. Di dijabarkan dalam sebuah produk
perundang-undangan.

Edisi 8, Tahun VIII


93
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Pembagian wewenang sebagai Pembangian urusan ber­da­sarkan


konsekuensi dari negara kesatuan UU Nomor 23 Tahun 2014, terdiri dari
bukanlah wewenang yang luas, 1) urusan absolut; 2) urusan konkurent
namun merupakan wewenang dan 3) urusan pemerintahan umum.
yang dibatasi dan ditetapkan dalam Selanjutnya urusan konkurent dibagi
peraturan perundang-undangan. atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Keberadaan pemerintah pusat Urusan wajib terdiri dari urusan wajib
yang memiliki kewenangan lebih yang berkaitan dengan pelayanan
besar/berada pada hierarki yang dasar terdiri dari 6 (enam) urusan
lebih tinggi, memungkinkan untuk yaitu: pendidikan, kesehatan,
mendistribusikan wewenang pekerjaan umum dan penataan
pemerintah pusat kepada daerah ruang, perumahan rakyat dan kawasan
provinsi, kabupaten/kota dalam permukiman, ketentraman, ketertiban
menyelenggarakan pelayanan publik. umum dan perlindungan masyarakat
Dengan demikian, pendelegasian serta urusan sosial. Untuk urusan yang
wewenang yang dilakukan oleh berkaitan dengan pelayanan dasar
pemerintah pusat kepada daerah maka ditetapkan Standar Pelayanan
dapat dilakukan dengan cara Minimal (SPM) sedangkan urusan yang
mengurangi atau menambah we­ tidak berkaitan dengan pelayanan
wenang tersebut melalui peraturan dasar dan urusan pilihan ditetapkan
perundang-undangan. Prinsip pem­ norma, standar, prosedur dan kriteria.
bagian urusan tersebut setidaknya
Ditjen Bina Pembangunan
memperhatikan kriteria efisiensi,
Daerah mempunyai salah satu
akun­tabilitas, eksternalitas (dam­
tugas antara lain memastikan bahwa
pak pengelolaan) dan kepen­ting­
pelaksanaan urusan pemerintahan
an strategis nasional. Dalam hal ini
di daerah dapat dilaksanakan sesuai
Pemerintah Pusat berperan menyusun
dengan wewenang yang diberikan,
norma, standar, prosedur dan kritera
serta memastikan bahwa layanan publik
pelaksanaan urusan tersebut serta
dapat diterima oleh seluruh lapisan
melaksanakan urusan yang sifat
masyarakat tanpa kecuali. Oleh karena
layanan lintas provinsi.
itu, perlu difahami apa yang menjadi

94 Edisi 8, Tahun VIII


Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati

tugas pemerintahan oleh masing- 2. Community &fraternity (kehidupan


masing unit organisasi pemerintah, negara sebaiknya diatur dalam
baik di tingkat pusat maupun di semangat humanisme dan
tingkat daerah. Hal ini dinyatakan kebersamaan, bukan semata dalam
pula dalam Wilson (2000:33), “To kerangka hubungan ekonomi).
understand a government bureaucracy 3. Multiplier & full employment (pe­
one must understand how its front- merintah bertugas mencip­takan
line workers learn what to do” (Untuk kemakmuran, kalau per­lu dengan
memahami birokrasi pemerintah stimulus dan intervensi ekonomi
tentang tugasnya di barisan depan, utamanya untuk mengatasi resesi
maka para pekerja perlu mempelajari dan pengangguran).
apa yang harus dilakukannya). 4. Social security (setiap warga negara
Dengan demikian, penyelenggaraan harus dijamin hak dan kebutuhan
urusan pemerintahan dalam rangka mereka, terutama kebutuhan
menyejahterakan masyarakat dapat dasar).
diberikan secara baik sesuai dengan Indonesia yang menganut
wewenang yang dimiliki. Hal ini sejalan walfare state yang secara jelas
dengan konsep negara kesejahteraan dan tegas telah dicantumkan
yang dipelopori oleh Karl Mark pada dalam Alinea IV Pembukaan
akhir abad ke 19, dan secara substantif Undang Undang Dasar 1945,
dijelaskan dalam Setiyono (2014:37) menjadikan seluruh penyelenggara
bahwa teori welfare state menekankan pemerintahan mempunyai tugas untuk
adanya tanggung jawab negara untuk mewujudkannya sesuai dengan cita-
mensejahterakan rakyatnya. Lebih cita pendiri bangsa. Jika dikaitkan
lanjut Heywood dalam Setiyono (2014: antara tugas Direk­torat Sinkronisasi
38) mengemukakan prinsip-prinsip Urusan Peme­rintahan Daerah III
dalam teori welfare state, yaitu: dengan upaya menyejahterakan
1. Political &Supremacy over economy masyarakat dalam konsep walfare state,
(negara didirikan oleh rakyat, maka pelaksanaan tugas direktorat
dijalankan dan diarahkan sesuai ini yang dilaksanakan oleh 5 (lima)
kehendak mereka bukan oleh subdirektorat dan satu subbag Tata
uang). Usaha sesuai dengan Pasal 665

Edisi 8, Tahun VIII


95
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Peraturan Menteri Dalam Negeri bisa dianggap enteng dan mudah


Nomor 43 Tahun 2015 yang terdiri untuk dilaksanakan. Oleh karena
dari: a. Subdirektorat Kesehatan; b. itu, perencanaan pembangunan
Subdirektorat Sosial dan Budaya; c. daerah di seluruh daerah provinsi,
Subdirektorat Koperasi, Usaha Kecil kabupaten/kota harus dapat
dan Menengah, dan Penanaman dipastikan melaksanakan seluruh
Modal; d. Subdirektorat Perindustrian urusan pemerintahan wajib dan
dan Perdagangan; e. Subdirektorat pilihan yang telah ditetapkan dalam
Pariwisata, Pemberdayaan Ma­sya­ Undang Undang Nomor 23 Tahun
rakat Desa, dan Urusan Peme­rintahan 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam Negeri; dan f. Subbagian Urusan pemerintahan menu­rut
Tata Usaha, merupakan cerminan Pasal 1 Angka 5 Undang undang 23
untuk mewujudkan kesejahteraan Tahun 2014 tentang Pemerintahan
masyarakat melalui pelaksanaan Daerah adalah kekuasaan peme­
beberapa urusan pemerintahan rintahan yang menjadi kewenangan
sesuai peraturan perundang- Presiden yang pelaksanaannya dilaku-
undangan. Keberadaan Ditjen Bina kan oleh kementerian negara dan
Bangda, merupakan salah satu badan penyelenggara Pemerintahan Daerah
publik yang melakukan fungsi untuk untuk melindungi, melayani, mem-
mencapai tujuan negara. Hal ini senada berdayakan, dan menyejahterakan
dengan Istilah Pemerintah yang masyarakat. Hal ini mencerminkan
dikemukakan oleh Ermaya Suradinata bahwa Berkaitan dengan hal terse-
dalam Nawawi (2013:18), bahwa but, maka urusan pemerintahan yang
pemerintah didefinisikan sebagai dilaksanakan oleh pemerintahan
lembaga atau badan publik yang daerah urusan merupakan bagian
mempunyai fungsi melakukan upaya dari kewenangan presiden. Sehubu-
untuk mencapai tujuan negara. Dengan ngan dengan hal tersebut, Pasal 9
demikian peran Ditjen bina Bangda Ayat (3) Undang Undang Nomor 23
dalam pelaksanaan pembangunan Tahun 2014 tentang Pemerintahan
daerah dan pembangunan nasional, Daerah menyatakan bahwa urusan
merupakan suatu peran yang tidak pemerintahan konkuren adalah

96 Edisi 8, Tahun VIII


Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati

urusan pemerintahan yang dibagi bahwa terdapat 13 (tiga belas) kriteria


antara pemerintah pusat dengan yang harus dipenuhi dalam suatu
daerah provinsi dan daerah kabu- produk kebijakan instsitusi publik,
paten/kota. Seiring dengan urusan yaitu: Appropriate (tepat dan pantas);
pemerintahan yang diselenggarakan Efficient (efisien); Effective (efektif);
oleh pemerintah dan pemerintahan Transparent (transparan); Equitable
daerah, tujuan dari seluruh aktivitas (Adil); Supported by stakeholders
tersebut merupakan perwujudan dari (didukung pihak terkait); Consistent
fungsi-fungsi pemerintahan. Ndraha (konsisten); Flexible (lentur); Targeted
dalam Sumaryadi (2013:162) menya- (memiliki sasaran); Comprehensive
takan bahwa pemerintah mempunyai (bersifat menyeluruh); Sustainable
dua fungsi dasar, yaitu fungsi primer (berkelanjutan); Clear measurement
atau pelayanan dan fungsi sekunder (memiliki tolok ukur yang jelas);
atau fungsi pemberdayaan. Comprehensible (mudah dipahami).
Ditjen Bina Bangda bersama Dengan demikian, produk kebijakan
kementerian/lembaga melakukan yang dihasilkan bukan merupakan
perumusan peraturan perundang- produk yang jangka waktu dekat
undangan tentang Standar Pelayanan dilakukan perubahan/revisi, tetapi
Minimal (SPM). Penyusunan produk kebijakan yang benar-benar
perundang-undangan ini merupakan dihasilkan atas dasar kebutuhan
salah satu upaya perwujudan dan permasalahan dengan
pemerintah dalam memberikan mempertimbangkan berbagai
pelayanan kepada masyarakat. faktor. Dalam kaitan penyusunan
Agar pelayanan pemerintah kepada SPM, Direktorat Sinkronisasi Urusan
masyarakat berfungsi optimal, maka Pemerintahan Daerah III, mempunyai
perlu ditetapkan mekanisme dan tugas sebagai koordinator SPM
standar pelayanan yang ditetapkan bidang urusan Kesehatan, Sosial, dan
oleh peraturan perundang-undangan. Ketentraman, Ketertiban Umum dan
Berkaitan dengan produk kebijakan Perlindungan Masyarakat.
institusi publik, Bridgman dan Davis Dalam Kencana (2011:167)
dalam Setiono (2014:147) mengatakan dikatakan bahwa Pelayanan dalam

Edisi 8, Tahun VIII


97
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

pemerintahan adalah sama apa yang dapat diartikan sebagai produk juga
diinginkan masyarakat dengan apa dapat diartikan sebagai cara atau alat
yang diberikan pemerintah. Definisi yang digunakan oleh provider dalam
pelayanan diartikan pula oleh Ali memasarkan atau mendistribusikan
(2012:52) sebagai pemberian dan produknya. Lebih lanjut Ndraha
penyediaan kebutuhan rakyat dalam (2011) menyatakan bahwa layanan
berbagai statusnya dalam arti seluas- adalah produk yang disediakan oleh
luasnya. Dari beberapa pendapat provider, provider harus menyesuaikan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa diri dengan kondisi atau tuntutan
pelayanan dalam pemerintahan konsumer. Dengan demikian,
merupakan pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar menurut penulis
rakyat baik yang bersifat kelompok dapat diartikan sebagai proses yang
maupun individu yang timbul sebagai berkaitan dengan kebutuhan dasar,
konsekuensi penyelenggaraan urusan yang dalam hal ini pemerintah sebagai
pemerintahan. provider nya. Oleh karena itu jenis
Salah satu peraturan perun­ layanan dasar yang diberikan oleh
dangan undangan yang mengatur pemerintah merupakan jenis layanan
tentang layanan yang diberikan dasar yang dibutuhkan oleh individu,
kepada individu tanpa melihat atau sering juga disebut layanan yang
golongan, status, agama, budaya bersifat social security, atau layanan
atau latar belakang, yaitu Peraturan hak-hak konstitusi sebagai warga
Pemerintah tentang SPM. Peraturan negara. Seiring dengan hal tersebut
ini mengatur tentang jenis dan mutu Pemerintah dalam hal ini Ditjen Bina
layanan dasar yang wajib diberikan Pembangunan Daerah sebagai
oleh pemerintah daerah kepada koordinator sedang merumuskan
rakyatnya (urusan wajib yang berkaitan tentang Standar pelayanan Minimal,
dengan pelayanan dasar). Konsep dan selanjutnya, Ditjen Bina Bangda
pelayanan menurut Ndraha (2011:65) mempunyai tugas mengawal dan
meliputi proses, output (produk), memastikan bahwa layanan dasar
dan outcome (manfaat). Sedangkan tersebut diselenggarakan oleh
Layanan menurut (Sumaryadi (2013)

98 Edisi 8, Tahun VIII


Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati

pemerintah daerah dan diterima urusan yang diserahkan dengan


dengan mudah oleh masyarakat. mempertimbangkan penggunaan
sumber daya yang dimiliki secara
2. Perencanaan Pembangunan efisien dan efektif, yang perencanaan
Daerah dan pelaksanaannya tidak berdiri
Perencanaan dalam arti luas sendiri, namun merupakan bagian
menurut Tjokroamidjoyo (1987) adalah dari penyelenggaraan urusan
suatu proses mempersiapkan secara pemerintahan yang diselenggarakan
sistematis kegiatan-kegiatan yang akan di pusat/kementerian/lembaga.
dilakukan untuk mencapai sesuatu Peran Ditjen Bina Bang­da dalam
tujuan tertentu. Lebih lanjut dikatakan penyelenggaraan pembangunan,
bahwa perencanaan pembangunan khususnya pelaksanaan urusan
adalah suatu pengarahan penggunaan pemerintahan, menjadikan Ditjen
sumber-sumber pembangunan Bina Bangda sebagai jembatan
(termasuk sumber-sumber ekonomi) antara kementerian/lembaga de­
yang terbatas adanya, untuk mencapai ngan pemerintahan daerah da­lam
tujuan tujuan keadaan sosial ekonomi penyusunan rencana pem­bangunan
yang lebih baik secara lebih efisien dan daerah, karena disinilah Dijen Bina
efektif. Seiring dengan hal tersebut Bangda harus dapat memastikan
Pembangunan daerah menurut bahwa program/kegiatan, dan
Undang Undang Nomor 23 Tahun target nasional yang ditetapkan
2014 tentang Pemerintahan daerah dalam masing-masing kementerian
adalah perwujudan dari pelaksanaan terinformasi dan terintegrasi dalam
urusan pemerintahan yang diserahkan dokumen rencana pembangunan
ke daerah sebagai bagian intergral daerah. Perencanaan pembangunan
dari pembangunan nasional. Dengan menurut Nitisastro Winarno (201338)
demikian, berdasarkan pendapat ahli dalam bukunya berkisar diantara dua
dan ketentuan peraturan perundang- hal, yakni: pertama, penentuan pilihan
undangan, maka perencanaan secara sadar mengenai berbagai tujuan
pembangunan daerah mengandung konkrit yang hendak dicapai dalam
makna penyelenggaraan urusan dalam jangka waktu tertentu atas dasar
pemerintahan di daerah berdasarkan

Edisi 8, Tahun VIII


99
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

nilai-nilai yang dimiliki masyarakat pemerintahan daerah tersebut


yang bersangkutan. kedua, pilihan telah direncanakan dalam dokumen
diantara cara-cara alternatif yang rencana pembangunan daerah,
efisien, secara rasional guna men­capai serta melakukan pembinaan dan
berbagai tujuan tersebut. Dari definisi pengawasan dalam pelaksanaannya.
tersebut, jelaslah bahwa perencanaan Pasal 259 UU Nomor 23 Tahun
pembangunan daerah merupakan 2014 bahwa untuk mencapai target
rencana pembangunan yang disusun pembangunan nasional dilakukan
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai koordinasi teknis pembangunan
yang telah disepakati bersama secara antara K/L dengan pemerintah
rasional oleh masyarakat setempat daerah mulai tahap perencanaan,
dalam jangka waktu tertentu. pelaksanaan, pengendalian dan
Perencanaan pembangunan daerah evaluasi pembangunan daerah,
berdasarkan jangka waktu tersebut dengan tujuan untuk:
dinamakan Rencana Pembangunan a. memastikan prioritas nasional, yang
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk diurai dalam program strategis,
jangka waktu 20 tahun, Rencana proyek prioritas dan kegiatan
Pembangunan Jangka Menengah prioritas dapat sinkron dari pusat
Daerah (RPJMD) untuk Jangka Waktu 5 sampai ke daerah;
Tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah b. memastikan perencanaan yang
Daerah (RKPD) untuk jangka waktu tematik, holistik, integratif dan
satu tahun. spasial dalam setiap program
Berkaitan dengan Perencanaan dan kegiatan;
pembangunan daerah tersebut, c. memastikan target-target pem­
Direktorat sinkronisasi urusan peme­ bangunan nasional dapat tercapai.
rintahan daerah III mempunyai tugas Dalam melaksanakan urusan
sinkronisasi urusan pemerintahan pemerintahan wajib berkaitan
daerah yang telah ditetapkan dengan pelayanan dasar, Direktorat
dalam Peraturan Menteri Dalam Sinkronisasi Urusan Pemerintahan
Negeri Nomor 43 Tahun 2016 harus Daerah III mempunyai tugas untuk
dapat memastikan bahwa urusan melaksanakan koordinasi dan fasilitasi

100 Edisi 8, Tahun VIII


Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati

penyusunan standar pelayanan dan harmonisasi penye­leng­garaan


minimal yang terkait dengan bidang pembangunan daerah;
Kesehatan, Sosial, dan Ketentraman, c. pelaksanaan kebijakan fasilitasi
Ketertiban Umum, dan Perlindungan penyelenggaraan urusan peme­
Masya­r akat (Trantibumlinmas) rintahan daerah;
bersama kementerian/lembaga
d. pelaksanaan kebijakan fasilitasi
terkait. Sehubungan dengan hal
koordinasi, sinkronisasi dan
tersebut, maka tugas masing-
har­mo­nisasi penyelenggaraan
masing Subdit adalah menyiapkan
pem­bangunan daerah dan antar
bahan untuk perumusan kebijakan
Daerah;
dan fasilitasi urusan pemerintahan
wajib berkaitan dengan pelayanan e. pelaksanaan pembinaan umum
dasar tersebut, serta sinkronisasi fasilitasi penyelenggaraan urusan
dan harmonisasi pembangunan pemerintahan daerah, sinkronisasi
daerah sesuai bidang urusan yang dan harmonisasi penyelenggaraan
ditangani. Selanjutnya Direktorat pembangunan daerah;
Sinkronisasi Urusan Pemerintahan f. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi
III, memastikan bahwa SPM bidang penyusunan pemetaan urusan
tersebut terintegrasi dalam dokumen pemerintahan bidang Koperasi,
rencana pembangunan daerah, dan Usaha Kecil dan Menengah, dan
urusan pemerintahan daerah lainnya Penanaman Modal; Perindustrian
direncanakan dan terintegrasi. dan Perdagangan; Pariwisata,
Tugas Direktorat Sinkronisasi Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Urusan Pemerintahan Daerah III sesuai dan Urusan Pemerintahan Dalam
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Negeri Nomor 43 Tahun 2015, yaitu: Hal ini menggambarkan bahwa
a. penyiapan perumusan kebijakan kegiatan fasilitasi, koordinasi, sin­
fasilitasi penyelenggaraan urusan kronisasi, harmonisasi penye­
pemerintahan daerah; lenggaraan urusan pemerintahan
b.penyiapan perumusan kebi­jakan merupakan salah satu tugas dan
fasilitasi koordinasi, sin­kro­nisasi fungsi Direktorat Sinkronisasi Urusan

Edisi 8, Tahun VIII


101
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Pemerintahan Daerah III, Ditjen Bina Daerah dikatakan bahwa seluas


Pembangunan Daerah. apapun otonomi yang diberikan
Seiring dengan peran dan tugas kepada daerah, tanggung jawab
tersebut, seluruh pelaksanaan tugas akhir penyelenggaraan pemerintahan
oleh Direktorat Simkronisasi Urusan daerah akan tetap ada di tangan
Pemerintahan Daerah III tersebut Pemerintah pusat.
merupakan langkah-langkah yang Oleh karena itu, dalam
ditempuh untuk mewujudkan tujuan keseluruhan penyelenggaraan
negara. Langkah-langkah tersebut pembangunan nasional, perlu
diwujudkan melalui kegiatan- disusun aturan yang akan dipedomani
kegiatan yang dilakukan berdasarkan oleh seluruh para penyelenggara
pengelompokkan dimensi-dimensi pemerintahan. Siagian (2003)
pembangunan yang ditetapkan dalam menyatakan bahwa sembilan langkah
rencana pembangunan nasional, guna dalam administrasi pembangunan
pencapaian pri­oritas pembangunan dalam rangka pembangunan nasional
nasional. Dengan demikian pelayanan adalah: a. penumbuhan motivasi
dan pembangunan yang dilaksanakan untuk membangun; b. perumusan
akan lebih terarah dan terpadu sesuai dan pengambilan keputusan politik; c.
rencana pembangunan nasional. peletakan dasar hukum; d. perumusan
rencana pembangunan nasional; e.
3. Perencanaan Pembangunan merinci rencana menjadi program
Nasional kerja; f. penentuan proyek-proyek
Pembangunan Nasional pembangunan; g.implementasi
menurut Undang undang 25 Tahun kegiatan pembangunan; h. penilaian
2004 tentang Sistem Perencanaan hasil-hasil yang dicapai; serta i.
Pembangunan Nasional adalah penciptaan dan penggunaan suatu
upaya yang dilaksanakan oleh semua sistem umpan balik. Dengan demikian,
komponen bangsa dalam rangka perencanaan pembangunan nasional
mencapai tujuan bernegara. dapat menjadi guidance bagi seluruh
Berkaitan dengan hal tersebut, pembangunan daerah dalam upaya
dalam penjelasan Undang Undang 23 mencapai tujuan nasional.
Tahun 2014 tentang Pemerintahan

102 Edisi 8, Tahun VIII


Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati

Dalam rangka pelaksanaan koordinasi antar kementerian/lembaga


sinkronisasi urusan pemerintahan non kementerian, yang antara lain
konkuren yang dilakukan secara koordinasi dalam rangka penyusunan
bersama antarkementerian/lembaga peraturan pemerintah tentang Standar
dilakukan melalui koordinasi, Pelayanan Minimal (SPM) sesuai
sedangkan sinkronisasi urusan bidang urusan yang ditangani, serta
pemerintahan antara pemerintah fasilitasi pemerintahan daerah dalam
dengan pemerintahan daerah penyusunan rencana pembangunan
dilakukan melalui koordinasi daerah dengan cara memastikan
penyelenggaraan pemerintahan bahwa prioritas dan sasaran nasional
mulai dari tahap penyusunan yang ditetapkan dalam rencana
perencanaan pembangunan sampai strategis kementererian/lembaga
dengan pembinaan dan pengawasan non kementerian telah terintegrasi
pelaksanaan urusan pemerintahan, dengan daerah dalam dokumen
sedangkan wujud sinkronisasi rencana pembangunan daerah.
urusan pemerintahan yang menjadi Selain itu sinkronisasi dilakukan pula
kewenangan Pemerintah Pusat tetapi melalui pembinaan dan pengawasan
diselenggarakan oleh pemerintahan penyelenggaraan pemerintahan
daerah, dilaksanakan dengan asas Saran
dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Untuk meningkatkan kinerja
pemerintahan, perlu dilakukan
PENUTUP penelitian lebih lanjut terhadap hasil
sinkronisasi yang dilakukan diseluruh
Kesimpulan
urusan pemerintahan, sehingga
Wujud sinkronisasi urusan
perencanaan pembangunan daerah
pemerintahan oleh Direktorat
terintegrasi dengan perencanaan
Sinkronisasi Urusan Pemerintahan
pembangunan nasional.
Daerah III dilaksanakan melalui:

Edisi 8, Tahun VIII


103
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang Nomor 23 Tahun Setiyono, Budi. 2014. Pemerintahan


2014 tentang Pemerintahan dan Manajemen Sektor Publik.
Daerah CAPS, Jogyakarta
Ali, Farid & Nurlina Muhidin .2012. Tjokroamidjojo, Bintoro. 1987.
Hukum Tata Pemerintahan Perencanaan Pembangunan.CV.
Heteronom dan Otonom. PT Refika Haji Masagung, Jakarta
Aditama, Jakarta Sumaryadi, I Nyoman. 2013.
Irawan, Prasetya. 2002. Logika dan Sosiologi Pemerintahan. Ghalia
Prosedur Penelitian. STIA-LAN Indonesia, Bogor
Press. Jakarta Winarno, Budi. 2013. Etika
Jeddawi, Murtir. 2006. Hukum Pembangunan. CAPS, Jakarta
Pemerintahan Daerah. UII Press, Wilson, Q James, 2000.
Jogyakarta. Bureaucracy. Basic Books, United
Kencana, Inu. 2011. Etika State of America
Pemerintahan. PT. Rineka Cipta,
Jakarta

****

104 Edisi 8, Tahun VIII


Strategi Perencanaan Pembangunan
Daerah Menuju Pemerintah Kelas Dunia
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si

Abstrak
Tulisan ini merupakan hasil kajian kondisi empiris
perencanaan pembangunan daerah yang dikaitkan dengan teori
tentang strategi perencanaan pembangunan yang terdiri dari
dimensi pendekatan perencanaan pembangunan dan konsistensi.
Perencanaan pembangunan nasional dan daerah daerah yang
telah ditetapkan dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, PP 8 Tahun
2008, dan Peraturan Menteri Dalan Negeri Nomor 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017. Pendekatan Perencanaan Pembangunan
secara proses yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri tersebut adalah Pendekatan perencanaan Atas ke bawah,
bawah ke atas, partisipatif, teknokratik, politis.
Pendekatan perencanaan pembangunan yang selama
ini telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam menyusun
perencanaan pembangunan daerah ternyata masih belum dapat
menciptakan konsistensi antardokumen rencana pembangunan
jangka menengah daerah (Lima Tahunan) dengan dokumen rencana
kerja pemerintah daerah (tahunan). Seharusnya dokumen rencana
kerja pemerintah daerah merupakan pedoman bagi perangkat
daerah untuk menetapkan dokumen Rencana Kerja Perangkat
Daerah (Renja-PD). Artinya bahwa Renja-Perangkat Daerah
mempedomani RKPD dalam menetapkan Renjanya. Penelitian ini
dilakukan dengan Metode studi kasus dengan teknik pengumpulan

Edisi 8, Tahun VIII


105
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

datanya melalui penelitian lapangan, wawancara, dan telaah


dokumen. Adapun Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
melalui alternatif Pendekatan perencanaan pembangunan daerah
yang ditawarkan adalah pendekatan Top Down, Act Localy, Nature/
bottom up, Technocratic, Regional, Interaktif.
Kata Kunci: Perencanaan, Pembangunan, Strategi

This paper is the result of a study of the empirical conditions


of regional development planning that is associated with the theory
of development planning strategy which consists of the dimension
of development planning approach and consistency. National
and regional development planning which has been stipulated
in Law Number 25 Year 2004 regarding National Development
Planning System, PP 8 Year 2008, and Regulation of Minister of
Domestic Affair Number 54 Year 2010 which was last amended
into Regulation of Minister of Home Affairs Number 86 Year 2017.
Approach Development planning by process referred to in the
Minister of Home Affairs Regulation is a planning approach Up
down, bottom up, participatory, technocratic, political.
The development planning approach that has been done
by the local government in preparing the regional development
planning is still not able to create consistency between the regional
medium term development plan (Five Year) with the document of
regional government work plan (annual). Local government work
plan documents should be a guideline for the regional apparatus to
establish a document on the Regional Device Work Plan (Renja-PD).
This means that Renja-Alat Daerah guides RKPD in determining
the Renjanya. This research was conducted by case study method
with data collection technique through field research, interview, and
document review. The Regional Development Planning Strategy

106 Edisi 8, Tahun VIII


Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si

through alternative Local development planning approaches offered


are Top Down, Act Localy, Nature / bottom up, Technocratic,
Regional, Interactive.
Keywords: Planning, Development, Strategy

A. PENDAHULUAN unitaris. Keberadaan pemerin-


Lahirnya Undang Undang tahan daerah bukan merupakan
Nomor 23 Tahun 2014 sebagai negara bagian, namun merupa-
pengganti Undang-Undang No- kan penyelenggara pemerintahan
mor 32 tahun 2004 tentang Pe- berdasarkan kewenangan yang
merintahan Daerah, memperte- diberikan oleh pemerintah pusat.
gas urusan pemerintahan antar Berkaitan dengan hal tersebut
susunan pemerintahan. Pada maka pembangunan merupakan
undang-undang tersebut, Pasal suatu proses dan perubahan sosial
9 menegaskan bahwa urusan pe- (societal changed) yang terbagi da-
merintahan diklasifikasikan men- lam beberapa tahap memerlukan
jadi urusan pemerintahan absolut, panduan (guidance) yang ditetap-
urusan pemerintahan umum, dan kan setiap tahapnya sesuai den-
urusan pemerintahan yang bersi- gan jangka waktunya. Pelaksanaan
fat konkuren. Selanjutnya dalam pembangunan terserebut harus
Pasal 11 ayat (1), urusan pemer- merupakan keberlanjutan dari wak-
intahan konkuren yang menjadi tu ke waktu sebagai upaya untuk
kewenangan Daerah, terdiri atas mencapai tujuan pembangunan
urusan pemerintahan wajib dan yaitu mensejahterakan masyar-
urusan pilihan. akatnya. Berkaitan dengan hal
Kebebasan dalam menyeleng- tersebut, rencana pembangunan
garakan pemerintahan daerah ses- daerah yang selama ini disusun
uai karakteristik masing-masing menggunakan beberapa pendeka-
daerah merupakan ciri penyeleng- tan perencanaan yaitu pendekatan
garaan pemerintahan di negara perencanaan bottom up, top down,

Edisi 8, Tahun VIII


107
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

partisipatif, politik, dan teknokratik luas kegunaannya. Oleh karena itu,


ternyata masih belum menjawab perencanaan disusun dan dibentuk
kebutuhan masyarakat serta sesuai untuk mewujudkan tujuan yang
visi, misi kepala daerah dan menye- ingin dicapai melalui pelaksanaan
lesaikan isu strategis. berbagai alternatif program/ke-
Berdasarkan latar belakang giatan yang disusun serta ditentu-
dan permasalahan dimaksud, seha- kan sasaran yang dituju, ataupun
rusnya perencanaan yang dilakukan daerah-daerah ataupun tempat
(dokumen rencana pembangunan yang akan direncanakan dalam me-
daerah) disusun sebagai pedoman nentukan sasaran perencanaan.
atau dasar bagi pelaksanaan pem-
bangunan daerah. Hal ini senada B. KERANGKA TEORI
dengan yang dikemukakan Pawlak
Teori-teori yang digunakan
( 2004:xii) menyatakan bahwa Plan-
dalam penelitian ini terdiri dari
ning is presented as an extended, goal
teori dan konsep pemerintahan
directed activity carried out in stages
khususnya peran negara dan per-
with tasks that should be undertaken
an pemerintahan dalam penye-
in orderly, progressive manner. Se-
lenggaraan pemerintahan, teori
hingga perencanaan merupakan
dan konsep perencanaan, teori
sesuatu yang akan dilakukan tahap
dan konsep pembangunan, dan
demi tahap agar dapat mencapai
teori dan konsep strategi. Teori
tujuan yang ingin dicapai. Selain itu,
dan konsep yang dibahas dalam
Waterston (1979:8) mendefinisi-
penelitian merupakan teori yang
kan perencanaan, sebagai berikut:
menjadi suatu yang melatarbe-
“Planning may be used for a variety
lakangi serta menganalisis empiris
of purposes, from the preparation
serta sebagai alternatif pemecahan
and execution of programs for put-
permasalahan dalam penelitian.
ting men on the moon or into outer
Wilson (Strong, 2015:7)
space, to management of enterprise,
menyatakan bahwa negara adalah
a city, a region or a nation”, sehing-
orang-orang yang diatur menurut
ga perencanaan diartikan sangat
hukum dalam suatu batas wilayah

108 Edisi 8, Tahun VIII


Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si

teritorial tertentu. Hal ini mengand- akan dihasilkan oleh pelayanan


ung arti bahwa negara merupakan yaitu keadilan dalam masyarakat,
perkumpulan orang-orang dimana pemberdayaan akan mendorong
orang-orang tersebut bertindak kemandirian masyarakat, dan
sesuai dengan hukum yang ber- pembangunan akan menciptakan
laku pada wilayah tersebut. Ber- kemakmuran dalam masyarakat.
kaitan dengan definisi negara, maka Berkaitan dengan fungsi pemerin-
jelaslah bahwa dalam suatu negara tahan dalam pembangunan, maka
perlu pengaturan terhadap orang- yang harus dilakukan oleh pemer-
orang di dalamnya yang mempun- intahan daerah antara lain ada-
yai otoritas tertentu sesuai dengan lah menyusun dokumen rencana
kedudukan dan fungsinya, sehing- pembangunan daerah. Senada itu,
ga lahirlah suatu pemerintahan Pawlak (2004:xii) menyatakan bah-
untuk mengatur orang-orang wa Planning is presented as an ex-
yang berada dalam wilayah terse- tended, goal directed activity carried
but. Birokrasi mempunyai tugas out in stages with tasks that should
dan fungsi dalam memberikan be undertaken in orderly, progressive
pelayanan yang harus diberikan manner. Sehingga dengan disusun
kepada masyarakat. Tatacara da- perencanaan, maka tujuan yang
lam pemberian pelayanannya, akan dicapai melalui kegiatan men-
akan menjadi cerminan penye- jadi instrumen dalam pelaksanaan
lenggaraan pemerintahan dalam kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya mewujudkan masyarakat pelaksanaan tugas dan fungsi.
sejahtera Hal ini akan mencermin- Menurut Nitisasro (Winarno,
kan bagaimana pelayanan yang 2013:38) pembangunan merupa-
diberikan kepada masyarakat. kan proses menurut waktu, suatu
Fungsi pemerintahan yang proses transformasi yang meru-
hakiki menurut Rasyid (1997:45), pakan breakthrough dari keadaan
yaitu: pelayanan (service), pember- ekonomi yang terhenti (stagnant)
dayaan (empowering), dan pemban- ke suatu pertumbuhan kumula-
gunan (development). Adapun yang tif yang bersifat terus menerus.

Edisi 8, Tahun VIII


109
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Lebih klanjut dijelaskan pemban- Mintzberg (2002:9) tentang


gunan berkelanjutan (sustainable strategy as plan adalah, “ strategy
development) menurut Drexhage deals with how leaders try to estab-
and Murphy (Winarno,2013:154) lish direction for organization, to set
didefinisikan sebagai “Development them on predetermined courses of
which meets the needs of present with- action.” Pendapat ini menyatakan
out compromising the ability of future bahwa Penyusunan strategi jelas
generation to meet their own need. merupakan hasil rumusan yang
Dengan demikian jelaslah bahwa mempertimbangkan berbagai
pembangunan yang berkelanjutan faktor yang mempengaruhinya,
merupakan pembangunan yang sehingga tujuan organisasi yang
dilaksanakan berdasarkan hasil telah ditetapkan dapat tercapai
atau capaian pembangunan sebel- melalui langkah-langkah terten-
umnya. Pembangunan dihasilkan tu. Lebih lanjut Poister (Heene,
merupakan yang diinginkan oleh 2010:84) mengemukakan bahwa
masyarakatnya, sehingga proses perencanaan strategik dalam se-
perencanaan menjadi sebuah ktor publik lebih mencerminkan
proses yang mengandung berbagai suatu pendekatan.
aspek yang bersifat komprehen-
sif. Seiring dengan hal tersebut, C. METODE PENELITIAN
konsep pembangunan menurut
Metode penelitian ini meng-
Rustiadi (2009:119) adalah sebagai
gunakan metode studi kasus.
suatu proses perbaikan yang berk-
Metode studi kasus menutut Sul-
esinambungan atas suatu mas-
livan (2008:40), “Case studies are
yarakat atau suatu sistem sosial
studies that examine in some depth
secara keseluruhan menuju ke-
person, decisions, programs, or other
hidupan yang lebih baik atau lebih
entities that have unic characteristic of
manusiawi. Oleh karena itu dalam
interest.”. Terkait dengan hal terse-
perencanaan pembangunan perlu
but, penulis akan meneliti fenom-
dirumuskan suatu strategi tertentu.
ena yang berkaitan dengan per-
encanaan pembangunan daerah.

110 Edisi 8, Tahun VIII


Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si

Menurut Wasistiono (2014:124) Teknik analisis data dalam


Studi kasus pada Metodologi Ilmu penelitian ini dilakukan melalui re-
Pemerintahan, berangkat pada duksi data, menyajikan data, dan
suatu peristiwa atau gejala pemer- menarik kesimpulan.
intahan yang menarik perhatian,
kemudian dilakukan kajian untuk D. PEMBAHASAN/HASIL PENE-
mengetahuinya secara mendalam. LITIAN
Tehnik pengumpulan data
Untuk memperoleh informa-
dilakukan dengan cara dokumen-
si tentang strategi perencanaan
tasi,rekaman arsip, wawancara,
pembangunan daerah yang dalam
dan observasi langsung, observa-
hal ini pendekatan perencanaan
si partisipan, perangkat fisik Yin
pembangunan yang telah digu-
(2015:103). Dalam penelitian ini
nakan, lokus yang dipilih adalah
tehnik pengumpulan data dilaku-
pemerintah Kota Bandung dalam
kan melalui dokumentasi, waw-
menyusun RKPD, penulis melaku-
ancara mendalam, dan tinjauan
kan kunjungan ke Kota Bandung.
lapangan.
RKPD Tahun 2015. Selain itu, penulis melakukan telaah dokumen dan melakukan
Adapun yang dilakukan penulis
evaluasi konsistensi RKPD Tahun 2015, APBD Tahun 2015, dan RPJMD Kota
Bandung.

pelaksanaan strategi perencanaan/pendekatan perencanaan yang dilakukan


pelaksanaan strategi perencanaan/pendekatan perencanaan yang dilakukan di
Kota Bandung dalam rangka
di Kota Bandung dalampenyusunan RKPD,RKPD,
rangka penyusunan adalahadalah
sebagai berikut:
sebagai berikut:

Gambar
Strategi Perencanaan RKPD Tahun 2015

PENDEKATAN PARTISIPATIF PENDEKATAN


BOTTOM UP POLITIK

TOP DOWN TEKNOKRATIK

Sumber: Hasil Penelitian

Kota Bandung melaksanakan pendekatan bawah atas melalui inventarisasi


Edisi 8, Tahun VIII
seluruh kebutuhan yang selanjutnya dibahas bersama-sama Perangkat Daerah 111
untuk memastikan bahwa usulan kegiatan merupakan kebutuhan bukan keinginan.

Selanjutnya, Namun sebelum dilakukan inventarisasi usulan masyarakat,


JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

selama disana yaitu melakukan program/kegiatan perangkat daer-


kunjungan ke beberapa kecama- ah dan kebijakan kepala daerah
tan, dimana pendekatan peren- oleh perangkat daerah yang mem-
canaan bottom up dilaksanakan, bidangi sebelum usulan tersebut
kemudian melakukan wawancara ditetapkan menjadi usulan yang
dan diskusi dengan berbagai pihak akan dibahas pada tingkatan mus-
yang terlibat dalam penyusunan renbang selanjutnya.
RKPD Tahun 2015. Selain itu, pe-
nulis melakukan telaah dokumen Pendekatan partisipatif di
dan melakukan evaluasi konsistensi Kota Bandung, dilakukan melalui
RKPD Tahun 2015, APBD Tahun forum Musrenbang sesuai den-
2015, dan RPJMD Kota Bandung. gan tingkatan, dan bisa dikatakan
Kota Bandung melaksanakan sebagai proses pertemuan antara
pendekatan bawah atas melalui masyarakat, pemerintahan daerah,
inventarisasi seluruh kebutuhan dan pemerintah dalam penyeleng-
yang selanjutnya dibahas bersa- garaan pembangunan nasional.
ma-sama Perangkat Daerah un- Dari hasil penelitian lapangan
tuk memastikan bahwa usulan diperoleh gambaran bahwa hasil
kegiatan merupakan kebutuhan pendekatan perencanaan parti-
bukan keinginan. Selanjutnya, Na- sipatif didokumentasikan melalui
mun sebelum dilakukan inventaris- pencatatan secara manual kemu-
asi usulan masyarakat, dilakukan dian diakomodir dan selanjutnya
penyampaian rencana pembangu- dilakukan dengan cara pencatatan
nan daerah tahun berkenaan oleh melalui sistem. Namun program/
aparat Kota Bandung yang mem- kegiatan yang disetujui belum
punyai tugas untuk menyampaikan semuanya dicantumkan dalam
rencana pembangunan melalui fo- kesepakatan secara tertulis, mel-
rum musrenbang pada tingkatan ainkan langsung dicatat ke dalam
kelurahan adalah Camat. Selanjut- usulan musrenbang. Seharusnya
nya hasil usulan masyarakat diteliti dalam Berita Acara Hasil Kesepa-
kembali keterkaitannnya dengan katan Musrenbang dicantumkan
program yang akan dilaksanakan

112 Edisi 8, Tahun VIII


Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si

dan yang ditunda pelaksanaanya tidak sepenuhnya dijabarkan dalam


beserta alasannya. Melalui peren- RKPD. Perbedaan indikator kinerja
canaan partisipatif inilah, rencana program yang berbeda merupakan
pembangunan daerah menjadi gambaran bahwa pendekatan tek-
tanggung jawab bersama, kare- nokratik dalam menyusun renca-
na para pemangku kepentingan na pembangunan daerah, belum
mengetahui dan menyepakati se- dilaksanakan sepenuhnya.
cara bersama. Pendekatan perencanaan
Setelah proses pendekatan lainnya yaitu pendekatan peren-
partisipatif dilakukan, maka pen- canaan politik. Pendekatan ini
dekatan selanjutnya adalah pen- dilaksanakan pada saat proses
dekatan teknokratik, yaitu pen- perencanaan diusulkan oleh kepala
dekatan yang prosesnya dilakukan daerah dan ditetapkan bersama,
oleh Bappeda dengan para pakar sehingga DPRD harus mengawal
dengan tujuan bahwa perumusan konsensus bersama yang dituang-
hasil perencanaan merupakan kan dan ditetapkan dalam RPJMD.
sesuatu hal yang bersifat ilmiah, Hasil lapangan menunjukan bahwa
sesuai dengan peruntukkannya, pelaksanaan pendekatan politik
serta mempunyai dasar pertim- ini terwujud pada saat penentuan
bangannya untuk mengidentifikasi program dalam dokumen rencana
dan menginformasikan keberhasi- tahunan daerah yang mempedom-
lan maupun kegagalan yang dapat ani program yang terdapat dalam
dipergunakan sebagai bahan untuk dokumen rencana pembangunan
perencanaan berikutnya. Dari hasil jangka menengah daerah. Hal ini
telaah dokumen, Kota Bandung tergambar pada tingkat konsist-
menyusun RKPD dalam rangka ensi program RKPD Tahun 2015.
mewujudkan tujuan pembangu- Adapun program rencana pemban-
nan jangka menengah hanya mem- gunan daerah yang belum dijabar-
perhatikan nomenklatur program kan dalam dokumen operasional
yang telah ditetapkan, sedangkan merupakan kesalahan pada saat
indikator program dalam RPJMD penginputan dan sudah dilakukan

Edisi 8, Tahun VIII


113
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

perbaikan terhadap dokumen yang ini melibatkan pula DPRD sebagai


dicetak selanjutnya. Apabila diteli- mitra sejajar pemerintah daerah,
ti lebih lanjut, pendekatan politik yang mempunyai fungsi memas-
ini sudah dilaksanakan sebelum tikan bahwa RPJMD dipedomani
penetapan dokumen RPJMD dalam penyusunan RKPD yang
ditetapkan. Oleh karena itu, pe- selanjutnya dijadikan dasar bagi
neliti berpendapat bahwa RPJMD penyusunan Kebijakan Umum An-
merupakan dokumen politik atau ggaran Pendapatan dan Belanja
lahir dikarenakan adanya proses Daerah-Prioritas Plafon Anggaran
politik, maka pendekatan politik Sementara (KUA-PPAS) yang akan
pada rencana pembangunan daer- menjadi dasar bagi penyusunan
ah tidak perlu ditegaskan kembali. Rencana Anggaran dan Belanja
Pendekatan perencanaan Daerah (RAPBD). Selain itu, RKPD
top down yang dilakukan oleh yang diselaraskan dengan prioritas
kota Bandung adalah proses per- Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
encanaan yang berdasarkan pada merupakan implementasi pen-
peraturan yang lebih tinggi dipe- dekatan perencanaan Top down.
domani oleh peraturan yang lebih Hasil Analisis data diperoleh
rendah, Perda dipedomani oleh terdapat 634 program dalam RP-
Perkada, atau dokumen jangka JMD dan 633 program pada RKPD
panjang dipedomani oleh doku- yang didalamnya tergambarkan
men jangka menengah, dokumen bahwa program yang direncana-
jangka menengah dipedomani oleh kan dalam dokumen rencana ta-
dokumen jangka pendek. hunan Kota Bandung Tahun 2015
Implementasi Pendekatan berdasarkan jumlahnya berjumlah
perencanaan ini dilakukan pada 630 (enam ratus tiga puluh) pro-
saat pelaksanaan musrenbang, gram atau 99,37%.program dari
yaitu melalui penyelarasan terh- 632 program dalam RPJMD atau
adap yang direncanakan dalam 97%. Tingkat konsistensi program
perencanaan tahunan dengan memang dalam kategori tinggi. Hal
perencanaan menengah. Proses ini berbanding terbalik dengan

114 Edisi 8, Tahun VIII


Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si

konsistensi terhadap indikator perencanaan teknokratik (tech-


kinerja program, yaitu diperoleh nocratic approach), pendekatan
hasil konsistensi indikator kinerja kewilayahan (regional approach),
program pada tahun 2015 seban- perencanaan interaktif (interactive
yak 88 program dari 634 program approach).
atau 13,9%, dan 67 program dari Pendekatan top down, dilaku-
632 program atau 10,6 %. kan bahwa dalam proses ini
Berdasarkan hasil gambaran mempedomani peraturan perun-
di lapangan tersebut yang diduku- dang-undangan yang merupakan
ng dengan data dan informasi, ser- sistematikanya yang tinggi yang ha-
ta berdasarkan konsep dan teori, rus dipedomani. Selanjutnya, untuk
berlandaskan peraturan perun- merumuskan perencanaan harus
dang-undangan, penulis menawar- mempedomani prioritas dan sasa-
kan model pendekatan perenca- ran secara nasional. Mewujudkan
naan (Tantri’s model) sebagai salah kesejahteraan masyarakat bukan
satu alternatif strategi perenca- direncanakan sendiri oleh daer-
naan pembangunan daerah yang ahnya masing-masing, akan tetapi
dapat diterapkan di Kota Bandung merupakan sinergi dengan nasion-
untuk melahirkan dokumen renca- al. Pencapaian di daerah merupa-
na pembangunan yang berkualitas kan target-target yang ditetapkan
serta kinerja pembangunan daerah sesuai dengan kewenangan mas-
yang sesuai dengan kondisi daerah ing-masing. Daerah yang berada
dan masyarakatnya, serta tetap dalam negara yang bersifat unitaris
bersinergi dengan perencanaan merupakan daerah yang otonom
pembangunan nasional,yaitu: namun bukan merupakan sebagai
pendekatan perencanaan atas ke negara yang mempunyai kedaula-
bawah (top down approach), pen- tan sendiri dan kekuasaan yang
dekatan perencanaan kultural/bu- memiliki sendiri.
daya (act locally approach), usulan Act Locally atau cenderung ke-
masyarakat/bawah ke atas (Nature/ pada kultural atau budaya merupa-
Bottom up approach), pendekatan kan perumusan perencanaan yang

Edisi 8, Tahun VIII


115
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

mempertimbangkan karakteristik memperhitungkan sumber daya


masyarakat setempat. Pemerin- alam yang tersedia. Proses ini pun
tahan daerah yang merupakan dilakukan melalui analisis yang mer-
birokrasi yang bertugas melayani upakan kebutuhan masyarakat se-
masyarakat tentunya harus meng- tempat melalui analisis SWOT agar
hormati kebudayaan setempat, keputusan merupakan hasil dari
sehingga keberadaan masyarakat analisis yang memperhatikan be-
diperhitungkan dan dihargai sesuai berapa unsur yang mempengaruhi
karakteristiknya. Kembali kepada serta strategi-strategi yang harus
fungsi keberadaan pemerintahan ditetapkan agar mencapai keber-
daerah, bahwa kehadiran pemerin- hasilan pelaksanaan pemberian
tahan daerah memang melakukan pelayanan kepada masyarakat.
penyelenggaraan pemerintahan di Technocratic merupakan
daerah dan memberikan pelayanan proses pendekatan yang mem-
terhadap masyarakatnya. Sehingga perhitungkan dan merumuskan
pembangunan yang akan dilakukan sesuatu hal secara ilmiah. Hal ini
akan menjadi satu kebutuhan dan untuk menetapkan sesuatu hal ses-
keinginan yang akan diwujudkan uai definisi secara teoritik, sehing-
sesuai dengan karakteristik se- ga kategori permasalahan bukan
tempat serta dapat meminimal- berdasarkan subyektifitas, namun
isir konflik dalam melaksanakan rumusan yang telah dibentuk da-
pembangunan masyarakat. lam teori. Ukuran suatu kategori
Nature/bottom up merupa- merupakan indikator yang dapat
kan pendekatan perencanaan menggambarkan apa yang ada
yang dilakukan melalui proses dalam suatu daerah dan diband-
inventarisasi kebutuhan masyar- ingkan dengan tolok ukur yang ajeg.
akat, bukan hanya perencanaan Berdasarkan teknokratik ini, setiap
dari penyelenggara kegiatan saja. kondisi dan rencana langkah yang
Pada proses pendekatan ini dilaku- ingin dilaksanakan akan menjadi
kan dengan mempertimbangkan lebih kongkrit.
seluruh usulan masyarakat dan

116 Edisi 8, Tahun VIII


Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si

Regional merupakan pendeka- regional dalam satu daerah, harus


tan perencanaan yang dilakukan memperhatikan daerah yang se-
melalui rumusan kewilayahan atau kitarnya dan kawasan di daerah
kawasan. Adanya pertimbangan tetangganya.
terhadap rencana yang disusun Interactive merupakan adanya
dengan mempertimbangkan komunikasi yang dilakukan dalam
pembangunan kawasan-kawasan perencanaan yang akan disusun
ataupun spasial, merupakan per- dan ditetapkankan. Hal ini dapat
encanaan yang disusun dengan dilakukan dengan berbagai cara
memperhatikan pembangunan seperti forum, musrenbang, kon-
kewilayahan sebagai saling ket- sultasi publik, atau dengan hal
erkaitan satu sama lain. Pemban- lainnya. Proses ini memastikan
gunan yang direncanakan dalam bahwa setiap perencanaan harus
satu daerah, merupakan suatu menjadi pembahasan bagi seluruh
yang harus mempedomani ren- pemangku kepentingan, sehingga
cana pembangunan wilayah yang pembangunan yang dilaksanakan
sudah ditetapkan dan disesuaikan merupakan hasil dari perencanaan
dengan kewenangan yang dimiliki. yang merupakan satu kesepaha-
Ciri kepulauan di Negara Indone- man dan menjadi tanggung jawab
sia yang terbentuk dalam struk- bersama, bukan hanya satu dua
tur ruang dan pola ruang menjadi orang yang bertanggung jawab.
suatu hal perlu dianalisis sebelum Inti dari proses ini adalah terciptan-
ditetapkan rencana kegiatan yang ya interaksi antara pemangku
akan dilaksanakan. Mempertim- kepentingan, sehingga pemban-
bangkan kawasan-kawasan yang gunan menjadi tanggung jawab
sudah terbentuk akan menjadi bersama.
masukan dalam merumuskan per-
encanaan pembangunan wilayah, E. PENUTUP
baik mengembangkan kawasan
Alternatif yang direkomen-
yang sudah ada ataupun mem-
dasikan dalam proses pendeka-
bentuk pembangunan kawasan
tan perencanaan pembangunan
yang baru. Kondisi pembangunan
Edisi 8, Tahun VIII
117
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

diperoleh dari analisis kondisi Pisau analisis terhadap rumusan


empiris yang ada dan teori yang permasalahan yang ditetapkan ha-
melatarbelakangi, dan diketahui rus berdasarkan dengan konsep
bahwa banyak beberapa pendeka- dan teori. Kajian akademik memang
tan perencanaan yang ditemukan harus berdasarkan pada ilmiah,
justru tidak menjadi pendekatan yang akhirnya dapat dijadikan se-
yang ditetapkan dalam pedoman bagai pedoman dalam menetapkan
yang digunakan dalam penyusu- kebijakan bahkan peraturan perun-
nan perencanaan pembangunan dang-undangan. Dengan demikian,
daerah. Penulis melakukan ana- melalui alternatif strategi perenca-
lisis kondisi empiris, aturan yang naan yang ditawarkan, penyusunan
digunakan untuk memberikan dokumen rencana pembangunan
masukan pada proses pendeka- daerah akan melahirkan dokumen
tan perencanaan pembangunan rencana pembangunan yang ako-
daerah yang lebih komprehensif.. modatif dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku Agus Pramusinto. 2014. Seri Kebija-


Arikunto, Suharsimi. 1998. Prose- kan Publik Indonesia, Demokrasi
dur Penelitian Suatu pendekatan dan Good Governance, IGPA UGM,
Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Baker, Rick. 2011. The Seemless City.
Abdurahman dkk. 2011. Dasar-Dasar Washington DC: Regnery Pub-
Metoda Statistika, Bandung:CV lishing.
Pustaka Setia. Bovaird, Tony and Elke Lӧffler. 2003.
Anggraini Yunita & Puranto Hendra. Public Management and Govern-
2010. Anggaran Berbasis Kinerja, ance. London: New York.
Penyusunan APBD secara Kompre- Brooks, Micheal P. 2002. Planning
hensif, Yogyakarta: Unit Penerbit Theory for Practitisioners, Chicago:
dan Percetakan. American Planning Association

118 Edisi 8, Tahun VIII


Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si

Bratakusumah, Supriady Deddy. Jeddawi, Murtir. 2006. Hukum Pe-


2003. Perencanaan Pembangu- merintahan Daerah. Yogyakarta:
nan Daerah. Jakarta: PT. Gramedia UII Press.
Pustaka Utama. Jeddawi Murtir. 2010. Negara Hukum
Creswell, W John. 1994. Reaserch dan Demokrasi.. Yogyakarta: Total
Design, Quantitative & Qualitative Media.
Approaches, USA, Jeddawi Murtir. 2012. Hukum Admin-
Dunn N William. 2000.Pengantar istrasi Negara. Yogyakarta: Total
Analisis Kebijakan Publik Edisi Media.
Kedua. Yogyakarta:Gajah Mada Jaenuri, Aries. 2014. Hubungan Ke-
University. uangan Pusat-Daerah. Bogor: PT.
Effendy, Khasan 2014. Memadukan Ghalia Indonesia
Metode Kuantitatif dan Kualitatif. Kencana, Inu Syafafiie. 2011. Etika
Bandung: CV. Indra Prahasta. Pemerintahan. Jakarta: PT Rineka
Effendi, Sofyan & Tukiran. 2012, Cipta.
Metode Penelitian Survey. Jakar- Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Flores
ta: LP3ES. NTT: Nusa Indah.
Gaspersz, Vincent. 2004. Perenca- Kelsen, Hans. 2014. Teori Hukum
naan Strategik untuk Peningkatan Murni, Dasar-Dasar Ilmu Hukum
Kinerja Sektor Publik, Suatu Petun- Normatif. Bandung: Nusa Media.
juk Praktek. Jakarta: PT. Gramedia
Kunarjo.1993. Perencanaan dan Pem-
Heena, Aime dkk. 2010. Manajemen biayaan Pembangunan. Jakarta:
Strategik Keorganisasian Publik. UI Press.
Bandung: PT. Aditama.
Kunarjo.2002. Perencanaan dan Pen-
Irawan, Prasetya. 2000. Logika dan gendalian Program Pembangunan.
Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA Jakarta: UI Press.
LAN,
Mudrajad, Kuncoro. Metode Riset un-
tuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga,

Edisi 8, Tahun VIII


119
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Mustafa, Delly. Birokrasi Pemerinta- Nawawi, Zaidan. 2013.Manajemen


han, Alfabeta, Bandung, Pemerintahan. Jakarta: PT Raja-
Muladi. 2004. Hak Asasi Manu- grafindo Persada
sia,Hakekat, Konsep dan Imp- Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian,
likasinya dalam Perspektif Hukum Ghalia Indonesia.
dan Masyarakat, Refika Aditama, Nugroho Riant, Randy R Wrihatnolo,
shuntusi di Indonesia, Studi ten- 2011. Manajemen Perencanaan
tang Interaksi Politik dan Kehidu- Pembangunan. Jakarta: PT Elex
pan Ketatanegaraan. Jakarta: PT Media Komputelindo.
Rineka Cipta. 2003
O’ Sullivan Elizabethan, Garry R
Marbun B.N. 2010. Otonomi Daer- Russel, Maureen Berner, 2008.
ah 1945-2010 Proses & Realita. Research Methods for Publik Ad-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, ministrators, Pearson Education,
anggota Ikapi New York.
MD, Mahfudz Moh. 2003. Demokrasi Osborne, David and Ted Gaebler.
dan Konstitusi di Indonesia. Studi 2000. Mewirausahakan Birokra-
tentang Interaksi Politik dan Ke- si. Jakarta:PPM dan PT Pustaka
hidupan Ketatanegaraan. Jakarta: Binaman Pressindo
PT. Rineka Cipta
Pawlak, Edward J. and Robert D.
M. Bryson John, 2004. Strategic Vinter. 2004 Designing & Plan-
Planning for Public and Nonprof- ning Programs for Nonprofit &
it Organizations. San Fransisco: Government Organizations, San
Jossey-Bass Fransisco, Jossey Bass
Mintzberg, Henry. 1994. The Rise and Pramusinto, Agus. 2014. Seri Kebija-
Fall of Strategic Planning, The Free kan Publik Indonesia, Demokrasi
Press. New York dan Good Governance. Yogyakar-
Muthalib dan Mohammad Akbar ta: IGPA UGM,
Ali Khan. 2013. Theory of Local Rasyid, M Ryaas. 1997. Makna Pemer-
Governmnent. Jakarta: Masyarakat intahan Tinjauan dari Segi Etika
Ilmu Pemerintahan Indonesia.

120 Edisi 8, Tahun VIII


Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si

dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Magister Perencanaan & Kebija-


Yasrif Watampone kan Publik FKUI.
Rustiadi Ernan, Sunsun Saefulhakim, Smith, C Brian. 2012. Desentralisasi
Diah R. Panuju, 2009. Perenca- Dimensi Teritorial Suatu Negara,
naan dan Pengembangan Wilayah. ,Jakarta: MIPI.
Jakarta: Crest Press Suradinata, Ermaya. 2016. Analisis
Salusu, J. 2015. Pengambilan Kepu- Kepemimpinan Strategi Pengam-
tusan Strategik untuk Organisasi bilan Keputusan. Sumedang:
Publik dan Organisasi Nonprofit. Alqaprint.
Jakarta: Grasindo Suharto, Edi. 2014. Membangun Mas-
Savas, E.S. 1987. Privatization The Key yarakat Memberdayakan Rakyat.
to Better Government. New Jersey: Bandung: PT. Refika Aditama.
Chatam House Publisher, Inc Syafrizal 2014. Perencanaan Pem-
Seidman, Irving. 2012. Interviewing as bangunan Daerah di Era Otonomi
Qualitatif Reaserch Fourth Edition. Daerah. Jakarta: Rajawali Press
New York: Teachers College Press Strong, CF. 2015. Konstitusi –Kon-
Setiyono, Budi. 2014. Pemerintahan stitusi Politik Modern. Bandung:
dan Manajemen Sektor Publik. Yo- Nusa Media
gyakarta: CAPS Supriatna, Tjahya. 2015. Birokrasi
Siagian, P Sondang. 2003. Administra- & Pemerintahan Daerah. Jakarta:
si Pembangunan, Konsep, Strategi, PT. Nagakusuma Media Kreatif
dan Dimensinya. Jakarta: PT Bumi Tjokroamidjoyo, Bintoro. 1987. Per-
Aksara. encanaan Pembangunan. Jakarta:
Sumaryadi, I Nyoman. 2010. Sosiolo- CV Haji Masagung,
gi Pemerintahan, Bogor: Ghalia Todaro P Micheal, Stephen C Smith.
Indonesia. 2011. Pembangunan Ekonomi
Soesilo, I Nining. 2002. Manajemen Edisi Kesebelas. Jakarta:Erlangga
Strategik di Sektor Publik (Pen- Wasistino, Sadu & Simangunsong
dekatan Praktis) Buku II. Jakarta: Fernandes. 2015. Metodologi Ilmu

Edisi 8, Tahun VIII


121
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Pemerintahan. Bandung: IPDN Pengendalian dan Evaluasi Ren-


Press. cana Pembangunan Daerah.
Waterston, Albert. 1979. Development Undang Undang Nomor 23 Tahun
Planning, London: Johns Hopkins 2014 tentang Pemerintahan
Press Ltd Daerah,
Winarno, Budi. 2013. Etika Pemban-
gunan. Jogyakarta:Center for Aca-
demic Publishing Service Sumber Lainnya

Yin, Robert K. 2015. Qualitative Reas- Askar Jaya, NRP A16 5030051 Se-
erch From Start to Finish. New York: kolah Pascasarjana Institut Per-
The Guilford Press. tanian Bogor 2004 , Konsep Pem-
bangunan Berkelanjutan
Solosa, Thobias. “Pendekatan Peren-
Peraturan Perundang-undangan canaan Pembangunan Partisipa-
Undang Undang Nomor 25 Tahun tif Untuk Mereduksi Asymmetric
2004 tentang Sistem Perenca- Information Dalam Pembangun-
naan Pembangunan NasionalP- na Ekonomi di Provinsi Papua”
eraturan Pemerintah Nomor 8 Disertasi @ ub.ac.id
Tahun 2008 tentang Tahapan, Jurnal Administrasi Pembangunan,
Tatacara Penyusunan, Pelaksan- Volume 2, Nomor 3, Juli 2014,
aan, Pengendalian dan Evaluasi hlm. 227-360
Rencana Pembangunan Daerah. Junaidi (http://www.riaupos.
Peraturan Menteri Dalam Negeri co/700-opini-pendekatan-kul-
Nomor 54 Tahun 2010 ten- tural-dalam-pembangunan.
tang Pelaksanaan PP 8 Tahun html#.WH7ou_KRHIU#ixzz4W-
2008 tentang Tahapan, Tataca- 5BhmLyx: Februari 2012)
ra Penyusunan, Pelaksanaan,

****

122 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 :
Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya
Kandidat Doktordi Universtias Pendidikan Indonesia
sejarawan publik penulis buku

ABSTRAKSI
SMART ASN 2019-2024 adalah target output tahap ke- 3
( RJPM 3) berkenaan dengan milestones Pembangunan ASN (
UU No. 17 tahun 2007). Target ini tertuang dalam RPJMN untuk
periode tahun 2015-2019, yakni memantapkan pembangunan
secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan
kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM
yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK.
Dalam tulisan ini, SMART ASN akan diberi pemaknaan
sebagai sebuah cara cerdas untuk mengembangkan sikap taktis
mengembangkan SDM ASN sebagai Human Capital. SMART adalah
filosofi yang digunakan untuk membantu kita menetapkan target dan
tujuan, misalnya dalam project management, employee performance
management, atau personal development. Singkatan ini pertama
kali digunakan dalam Management Review edisi November 1981
oleh George T. Doran Beberapa pakar dan akademisi menyebutnya
dengan istilah KPI (Key Performance Indicators). Tulisan ini
memberikan pula bahasan tentang bagaimana merumuskan tujuan
dan mimpi yang SMART bagi ASN yang ingin sukses menjadi
SMART ASN 2024.

Edisi 8, Tahun VIII


123
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

LATAR BELAKANG jumlah APBN dan APBD, dimana


Sebagai kunci penyelengga- rasio belanja pegawai dan belanja
raan tata kelola pemerintahan pembangunan tidak seimbang.
yang akuntabel, pengelolaan The Worlwide Governance In-
Sumber Daya Manusia menja- dicators Reports (update) menun-
di prioritas pemerintah. UU No. jukkan bahwa nilai rata-rata in-
5/2014 Tentang Aparatur Sipil deks efektivitas pemerintahan
Negara menggariskan penyeleng- Indonesia (Government Effective-
garaan kebijakan dan Manaje- ness) di tahun 2014 dikategorikan
men Aparatur Sipil Negara (ASN) masih rendah dengan nilai indeks
dijalankan berdasarkan asas -0,01 (peringkat 85) meskipun
profesionalisme, proporsional, telah mampu menempatkan In-
akuntabel, serta efektif dan efisien donesia pada kelompok tengah
agar peningkatan kinerja birokrasi (percentile rank 54,81). Di tingkat
dapat tercapai. Berbagai upaya ASEAN peringkat kita masih ka-
dilakukan pemerintah,  namun lah, jika dibandingkan dengan
tak dipungkiri disana-sini masih Singapura (peringkat ke-1, skor
terdapat kekurangan. Hal lain +2,19), Malaysia (peringkat ke-32,
yang mengemuka adalah terkait skor +1,14), Thailand (peringkat
jumlah ASN yang ada sekarang ke-62, skor +0,34), dan Filipina
ini sebanyak 4.517.126 pegawai (peringkat ke-72, skor +0,19).
yang melayani 252 juta penduduk Hal ini tentu menjadi tantangan
Indonesia, masih dirasakan cukup tersendiri mengingat ASEAN Eco-
banyak. Rasio perbandingannya nomic Community (MEA) telah dit-
mencapai 1:79, lebih tinggi dib- erapkan, dimana dukungan ASN
andingkan dengan Singapura dalam mengawal dan menjalan-
yang rasionya 1:66 dan Inggris kan kebijakan merupakan salah
1:147. Tingginya jumlah ASN di satu kunci kesuksesan ekonomi
Indonesia telah membebani ke- Indonesia.
uangan negara sebesar 707 tril- Untuk mewujudkan ASN yang
iun rupiah atau 33,8% dari total berklas dunia, maka disusunlah

124 Edisi 8, Tahun VIII


Dengan kata lain, kita pasti akan
kesulitan mengelola kinerja tim kalau tim ini
Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

tidak pernah dibekali dengan indikator atau


suatu konsep sistematis tentang pisau analisis untuk menyusun
target kerja yang terukur. Sebab bagaimana
SMART ASN. Tulisan ini memba- dan menetapkan standar kinerja
has tentang SMART ASN dalam sebuah pekerjaan atau jabatan
mungkin kita bisa mengukur progres
perspektif dan cara membaca tertentu dalam organisasi, baik
yang berbeda dengan maksud perusahaan maupun organisasi
kemajuan tim itu, kalau kita tidak punya
memberikan informasi yang ber-
sifat praktis.
birokrasi. Kedua tujuan ini seha-
rusnya dilakukan secara simul-
tan, sehingga merupakan sebuah
ukuran baku untuk melakukan penilaian?
A. KERANGKA BERPIKIR siklus Aktivitas SMART.
Ada sebuah hasil studi me-
Membaca konsep SMART
Berdasarkan uraian singkat
ASN dalam UU No. 17 Tahun
narik yang pernah diungkap oleh
para periset bidang perilaku dan
2007, secara aplikatif penulis
tersebut, maka kerangka berpikir tentang
membacanya sebagai ASN yang
kinerja : orang-orang yang menu-
liskan sasaran kinerjanya den-
SMART, yaitu mereka (personal)
gan jelas dan terukur ternyata
topik ini adalah sebagai berikut :
yang memiliki kemampuan dalam
memiliki level produktivitas empat
merumuskan target kerja den-
kali lebih tinggi dibanding mereka
gan Metode SMART. Selain itu,
metode SMART ini merupakan
yang sasarannya ditulis dengan

Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka kerangka berpikir tentang topik ini
adalah sebagai berikut :
STANDAR KINERJA

SOFT SKILL
SMART ASN

CARA BERPIKIR

PISAU ANALISIS

Skema Kerangka Berpikir

Edisi 8, Tahun VIII


125
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Skema Kerangka Berpikir valid, memberika


Siklus Aktivitas SMART ASN
mengenai suatu tu
Teknik dan

soft skill relevan digunak


metode
pisau
SMART analisis standar kinerja. Y
kinerja adalah ten
yang menjelaskan
STANDAR
KINERJA ASN target waktu, sert
kerja pegawai yan
kepada pegawain
Siklus Aktivitas SMART ASN proses kerja dan a
sumir dan normatif.Itulah, alasan- bagaimana mungkin kita bisa
B. KAJIAN KEPUSTAKAAN penilaian. Standa
nya mengapa perumusan sasaran mengukur progres kemajuan tim

kinerja atau performance goals itu, kalau kita tidak punya ukuran ditetapkan disosial
harus selalu ditulis secara jelas, baku untuk melakukan
SMART adalah metode penilaian penilaian?
pegawai agar t
spesifik dan terukur. Sebab level
produktivitaskinerja pegawai
tim boleh jadi akanyang berorientasi pada maksud dan tujua
amat bergantung pada proses
pencapaian B. KAJIAN KEPUSTAKAAN
ini. kerja. Pada metode
sasaran organisasi.
Peter Drucker, salah satu SMART adalah metode pe-
SMART, setiap individu pegawai memiliki Jika dilihat
guru manajemen dunia, juga per- nilaian kinerja pegawai yang ber-
nah bertutur sasaran kerjanya
: You can not manage masing-masing, yang
orientasi pada pencapaian sasa-
kinerja adalah
what you canbersesuaian
not measure. Kita sasaran
dengan ran kerja.kerja
Padaunitnya
metode SMART,
kata performance,
tidak dapat mengelola apa yang setiap individu pegawai memiliki
untuk satu periode kerja. Penilaian kinerja Scribner-Bantam E
tidak bisa kita ukur. sasaran kerjanya masing-masing,
Dengandalam metode
kata lain, SMART
kita pasti dilakukan
yang bersesuaian di dengan
awal sasaranAmerika Serikat da
akan kesulitan mengelola kiner- kerja unitnya untuk
dan tengah tahun mengacu pada realisasi satu periode
ja tim kalau tim ini tidak pernah kerja. Penilaian kinerja dalam dari akar kata
sasaran kerja.
dibekali dengan indikator atau metode SMART dilakukan di awal beberapa “entries
target kerja yang terukur.
Metode Sebab SMART merupakan suatu menjalankan, mela
metode dalam penetapan tujuan agar out, execute);
126 Edisi 8, Tahun VIII

sebuah objektif dianggap valid berupa melaksanakan kew


syarat-syarat yang harus dipenuhi. nazar ( to discharg
Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

dan tengah tahun mengacu pada dari kata  performance, yang


realisasi sasaran kerja. menurut The Scribner-Bantam
Metode SMART merupakan English Distionary, terbitan Amer-
suatu metode dalam penetapan ika Serikat dan Canada (1979),
tujuan agar sebuah objektif diang- berasal dari akar kata “to perform”
gap valid berupa syarat-syarat dengan beberapa “entries” yai-
yang harus dipenuhi. Kelebihan tu: (1) melakukan, menjalankan,
dari metode SMART adalah untuk melaksanakan (to do or carry
mengkhususkan suatu objektif out, execute); (2) memenuhi atau
agar lebih valid, memberikan ara- melaksanakan kewajiban suatu
han yang jelas mengenai suatu niat atau nazar ( to discharge of
tujuan. fulfill; as vow); (3) melaksanakan
Teknik dan prinsip SMART ini atau menyempurnakan tanggung
sangat relevan digunakan dalam jawab (to execute or complete an
penetapan standar kinerja. Yang understaking); dan (4) melakukan
dimaksud standar kinerja adalah sesuatu yang diharapkan oleh
tentang pernyataan tertulis yang seseorang atau mesin (to do what
menjelaskan deskripsi tugas dan is expected of a person machine).
target waktu, serta indikator ke- Pencapaian tujuan yang
berhasilan kerja pegawai yang telah ditetapkan merupakan salah
ditetapkan organisasi kepada peg- satu tolak ukur kinerja individu.
awainya untuk mempermudah Ada tiga kriteria dalam melakukan
proses kerja dan acuan dalam penilian kinerja individu, yakni: (a)
melakukan penilaian. Standar tugas individu; (b) perilaku indi-
kinerja yang sudah ditetapkan vidu; dan (c) ciri individu (Robbin:
disosialisasikan kepada pegawai/ 1996). Kinerja sebagai kualitas
pegawai agar tidak terjadi perbe- dan kuantitas dari pencapaian
daan maksud dan tujuan antara tugas-tugas, baik yang dilakukan
pegawai dan organisasi. oleh individu, kelompok mau-
Jika dilihat dari asal katanya, pun lembaga/organisasi (Scher-
kata kinerja adalah terjemahan merhorn, Hunt and Osborn:

Edisi 8, Tahun VIII


127
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

1991).9.Kinerja sebagai fungsi yang menjadi harapan pemimpin


interaksi antara kemampuan dan organisasi terhadap pegawai­
atau ability (A), motivasi atau mo- nya. Standar kinerja menjadikan
tivation (M) dan kesempatan pekerjaan dapat diselesaikan
atau  opportunity  (O), yaitu secara efektif dan efisiensi.Pe-
kinerja = ƒ (A x M x O). Artinya: nilaian terhadap kinerja dapat
kinerja merupakan fungsi dari digunakan sebagai tolak ukur oleh
kemampuan, motivasi dan organisasi.
kesempatan (Robbins: 1996). Adapun yang dimaksud de­
Dengan demikian, kinerja ngan kinerja adalah hasil atau
ditentukan oleh faktor-faktor tingkat keberhasilan seseorang
kemampuan, motivasi dan ke- secara keseluruhan selama peri­
sempatan. Kesempatan kinerja ode tertentu di dalam melaksa­
adalah tingkat-tingkat kinerja yang nakan tugas dibandingkan de­
tinggi yang sebagian merupakan ngan berbagai kemungkinan,
fungsi dari tiadanya rintangan- seperti standar hasil kerja, target
rin­tangan yang mengendalikan atau sasaran atau kriteria yang
pegawai itu. Meskipun seorang telah ditentukan terlebih dahulu
individu mungkin bersedia dan dan telah disepakati bersama.
mampu, bisa saja ada rintangan Kinerja dalam menjalankan
yang menjadi penghambat. fungsinya tidak berdiri sendiri,
Standar kinerja merupakan tapi berhubungan dengan ke­
bagian penting dalam proses per- puasan kerja dan tingkat imbalan,
encanaan manajemen kinerja. dipengaruhi oleh keterampilan,
Penetapan dan implementasi kemampuan dan sifat-sifat indi-
standar kinerja harus melibat- vidu. Oleh karena itu, menurut
kan semua personel yang akan model partner-lawyer (Donnelly,
tergabung dan bekerjasama un- Gibson and Invancevich: 1994),
tuk mencapai tujuan organisasi. kinerja individu pada dasarnya
Standar kinerja menjelaskan ten- dipengaruhi oleh faktor-faktor;
tang cara dilaksanakan pekerjaan (a) harapan mengenai imbalan;

128 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

(b) dorongan; (c) kemampuan; A – Attainable – Appropriate, Achiev-


kebutuhan dan sifat; (d) persepsi able, Adjustable, Ambitious, Aligned,
terhadap tugas; (e) imbalan Action-focused
internal dan eksternal; (f) persepsi R – Relevant – Result-Based, Re-
terhadap tingkat imbalan dan ke­ sults-oriented, Resourced, Resonant,
puasan kerja. Dengan demi­kian, Realistic
kinerja pada dasarnya diten­ T – Timely – Time framed, Timed,
tu­kan oleh tiga hal, yaitu: (1) Time-based, Time-bound, Time-Spe-
kemampuan, (2) keinginan dan cific, Timetabled
(3) lingkungan. Beberapa orang senang
menambahkannya dengan akh-
D. PEMBAHASAN iran ‘ER’ menjadi ‘SMARTER’. E =
Enjoyable, R = Relevant.
SMART methode sebagai SOFT
Specific : sasaran kinerja
SKILL ASN
harus bersifat spesifik. Artinya
Dalam aktivitas bekerja, se- harus secara rinci dan detil meng-
orang ASN dituntut bekerja pro- gambarkan apa yang ingin kita
fesional dan proporsional. Hal ini raih. Sebagai misal, ketika hen-
adalah perwujudan dari seorang dak meningkatkan penjualan, kita
ASN yang kompeten, kompetitif, mencantumkan secara spesifik
dan berintegritas. Dalam setiap jenis produk apa saja yang akan
perencanan kerjanya, seorang ditingkatkan penjualannya, pada
ASN harus memiliki keterampi- wilayah apa saja, dan dalam sa­
lan ( soft skill) menerapkan teknik tuan apa kenaikan terjadi (dalam
SMART yang merupakan singka- volume atau persentase). Demiki-
tan dari kata Specific, Measura­ an juga, jika kita hendak meru-
ble, Achieveable, Relevant, dan muskan sasaran untuk menyel-
Time-bound esaikan sebuah projek/kegiatan
S – Specific – Significant, Stretching, maka kita perlu menyebutkan
Simple jenis projek­nya secara detil dan
M – Measurable – Meaningful, Mo- cakupan ­tugas yang akan diker-
tivational, Manageable jakan.
Edisi 8, Tahun VIII
129
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Measurable : terukur. Sasa- ketiga ini sangat berkaitan dengan


ran kinerja yang kita susun dapat proses penetapan target. Selain
diukur. Ukuran yang dicantum- melihat kesiapan sumber daya
kan bisa berupa volume, rupiah, yang dimiliki, penetapan target
persentase, atau angka nominal. ini lazimnya dilakukan dengan
Misalnya menurunkan angka ke- melihat pada tiga jenis data.
celakaan kerja menjadi nol (ang- Data yang pertama adalah
ka). Atau meningkatkan pendap- data kinerja tiga tahun terakhir
atan sebesar 10% (persentase). (atau disebut juga sebagai his-
Atau projek implementasi sistem torical performance). Data yang
IT diselesaikan 100% pada minggu kedua adalah membandingkan
terakhir semester II. dengan kinerja perusahan/in-
Konsep measurable ini juga dustri yang sama di negara lain
sejalan dengan metode penen- (atau disebut juga bechmark
tuan key performance indicators data). Data yang ketiga biasanya
(KPI). Artinya setiap jenis tugas merujuk pada kondisi ekonomi
seharusnya memiliki indikator kin- makro dan prospek pertumbuhan
erja yang terukur (atau paramater bisnis yang terjadi di tanah air.
yang terukur). Beberapa contoh Data-data ini akan memberikan
performance indicators yang lazim pengaruh signifikan bagi proses
digunakan antara lain : % jumlah penetapan target kinerja organis-
tugas yang dapat diselesaikan asi dan juga pada gilirannya target
sesuai deadline; jumlah kesalahan kinerja pegawai.
dalam pelaksanaan tugas; jumlah Pada sisi lain, penetapan
kecelakaan kerja; jumlah produk- target yang achieveable juga mesti
si; jumlah pendapatan organisasi; memperhatikan prinsip “stretch-
skor kompetensi pegawai, dll. ing goals” (atau menggantung-
Achieveable artinya target kan target setinggi dan sejauh
yang ditetapkan masih bisa di- mungkin). Berbagai pengalaman
capai dengan dukungan sumber di beragam organisasi dunia
daya yang tersedia. Aspek yang menunjukkan, penetapan target

130 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

yang sangat menantang (very SMART METHODE sebagai Pi-


challenging goals) memberikan sau Analisis
dapak positif bagi peningkatan SMART methode merupa-
kinerja pegawai secara dramatis. kan pisau analisis dalam mene-
Relevant : sasaran kiner- tapkan dan mengukur standar
ja yang ditetapkan bersifat rel- kinerja ASN sesuai dengan tupok-
evan dengan tugas pokok dan si dan jabatannya. Dalam pen-
tanggungjawab yang diemban etapan standar kinerja, Prinsip
oleh pegawai. Prinsip ini mem- SMART yaitu :
inta kita untuk menyusun sasa- · Specific: Jelas dan rinci
ran-sasaran kinerja yang fokus · Measurable: Dapat diukur
dan relevan dengan tugas utama · Achievable: Dapat dicapai (ber-
pekerjaan, atau tujuan utama unit dasarkan kesepakatan antara
kerja dimana kita berada. Dengan pegawai dengan atasannya).
demikian, sasaran yang ditetap- · Result oriented: Berorientasi
kan juga menjadi lebih tajam dan pada hasil
bersifat kritikal bagi peningkatan · Time framed: Jelas jangka waktu
kinerja bisnis secara keseluruhan. pencapaiannya.
Time-bound artinya sasaran
kinerja yang kita susun memiliki Paul J. Meyer dalam bukunya,
target waktu yang jelas. Kapan Attitude is Everything, memberikan
projek atau kegiatan ini harus penjelasan mengenai karakteris-
selesai. Apakah minggu perta- tik yang S.M.A.R.T dalam mene-
ma atau kedua bulan ini, ataukah tapkan target:
minggu terakhir bulan depan.
SPECIFIC
Target waktu ini juga bisa diter-
apkan pada pekerjaan-pekerjaan Kata yang pertama ini me-
yang bersifat rutin. Misal kapan nekankan pentingnya men-
laporan bulanan harus selesai etapkan target yang spesifik;
tiap bulannya. Atau kapan saja benar-benar spesifik. Hindari
proses pemeliharaan rutin harus target yang terlalu umum atau
dilakukan. kurang mendetail. Target tidak

Edisi 8, Tahun VIII


131
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

boleh ambigu, harus jelas, dan MEASURABLE


dipaparkan dengan bahasa yang Kata yang kedua menekan-
lugas. Misalnya, tetapkan target kan pentingnya kriteria yang
seperti ini: “tingkatkan penjualan digunakan untuk mengukur be-
dari 500 menjadi 1000 buah apel sarnya kemajuan yang dibuat
dalam sehari” dan hindari “ting- dalam mencapai target. Filosofi
katkan omset dari penjualan apel yang melatarbelakangi aspek ini
per-hari”. adalah: “Jika target tidak dapat di-
Untuk menetapkan tujuan ukur, mustahil untuk mengetahui
yang spesifik, kita harus men- apakah kita telah membuat ke-
yampaikan kepada tim seluruh majuan dalam mencapai tujuan
harapan dan keinginan dengan akhirnya”. Mengukur kemajuan
spesifik, mengapa hal ini penting, akan membantu tim untuk tetap
siapa yang akan terlibat, dimana berada dalam jalur yang benar,
akan dijalankan, dan atribut apa menepati tenggat waktu, dan
saja yang penting. Suatu tujuan merasakan semangat dan eufo-
(target) yang spesifik biasanya ria ketika memperoleh hasil yang
akan menjawab pertanyaan “5W” menggembirakan di setiap pen-
ini: capaian yang membawa mereka
What: apa yang ingin saya capai? lebih dekat kepada tujuan.
Why: Mengapa harus dicapai? Target yang terukur akan
(alasan yang spesifik; tujuan mampu menjawab salah satu
dan keuntungan dari penca- pertanyaan:
paian target tersebut) • Berapa banyak?
Who: Siapa yang terlibat? • Bagaimana kita mengetahui
Where: Dimana target akan dica- bahwa target tersebut telah
pai? (identifikasi lokasi) tercapai?
Which: Identifikasi persyaratan
untuk mencapai target dan
ATTAINABLE
kendala yang menghalagi ter-
capainya target. Kata yang ketiga menekan-
kan bahwa target harus realistis

132 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

dan dapat dicapai. Target tidak untuk mencapai target: sumber


boleh dibuat terlalu mudah (untuk daya, masukan dari Champion,
performa standar tim kita), tapi dan apapun yang dapat mem-
juga tidak boleh terlalu sulit seh- bantu meruntuhkan tembok
ingga terasa mustahil untuk dica- penghalang. Target yang relevan
pai. Target yang ditetapkan akan untuk atasan kita, tim kita, dan
dapat dicapai jika: kita telah me- organisasi kita akan mendapatkan
nentukan apa yang paling pent- dukungan yang kita butuhkan itu.
ing, lalu mampu membayangkan Target yang relevan, jika
langkah-demi-langkah untuk tercapai, akan mendorong tim,
mewujudkannya. Untuk itu, kita departemen, dan organisasi lebih
akan mengembangkan perilaku, maju. Sebuah target yang men-
kemampuan, keahlian, dan kapa- dukung atau selaras dengan tar-
sitas finansial untuk mencapainya. get-target lainnya akan dianggap
Target yang attainable akan sebagai target yang relevan.
menjawab pertanyaan seper- Sebuah target yang relevan
ti:How: Bagaimana target terse- akan memberikan jawaban ‘ya’
but akan dicapai? untuk semua pertanyaan ini:
• Apakah target ini layak diper-
RELEVANT juangkan?
• Apakah target ini ada di waktu
Kata keempat menekankan
yang tepat?
pentingnya memilih target yang
• Apakah target ini sesuai den-
tepat. Target yang dibuat oleh
gan kebutuhan dan target kita
bank manager untuk membuat
yang lain?
“50 sandwich isi mentega kacang
• Apakah kita orang yang tepat
dan jeli sebelum jam 2 siang” bisa
untuk mengejar target ini?
jadi merupakan target yang Sp-
esifik, Measurable, Attainable,
dan Timely, namun tidak Rele- TIMELY
van. Seringkali kita membutuh- Kata kelima menekankan
kan dukungan berbagai pihak pentingnya menepatkan target

Edisi 8, Tahun VIII


133
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

dengan kerangka waktu, yaitu dipraktekkan maupun pisau


memberikan batas akhir (dead- analisis dalan penyusun standar
line) pencapaian target. Komit- kinerja ASN harus berguna pula
men kepada batas akhir akan untuk melakukan analisis indika-
membantu tim untuk tetap tor, output, dan outcome sebuah
fokus menjalankan pekerjaan lembaga /birokrasi itu sendiri.
untuk memenuhi target tepat Indikator atau ukuran keber-
waktu, atau bahkan lebih cepat. hasilan adalah alat untuk mem-
Ini adalah bagian dari filosofi berikan signal tentang pencapa-
SMART yang melindungi target ian hasil program dalam bentuk
dari serangan krisis sehari-hari yang terukur dan operasional
yang biasa terjadi dalam organis- – mengukur pencapaian hasil
asi. Target dengan tenggat waktu aktual versus hasil yang diharap-
akan menimbulkan urgensi. kan, dalam kurun waktu tertentu.
Target dengan tenggat wak- Indikator itu sendiri terdiri atas
tu akan menjawab pertanyaan dua jenis:
berikut: § Indikator kuantitatif yaitu
• Kapan? mengukur kuantitas, seperti:
• Apa yang bisa saya lakukan (se- jumlah, prosentase, tingkat
lesaikan) dalam 6 bulan dari pendapatan.
sekarang? § Indikator kualitatif yaitu mere-
• Apa yang bisa saya lakukan fleksikan opini, judgement,
(selesaikan) dalam 6 minggu persepsi, dan perilaku orang
dari sekarang? atas subyek/isu tertentu; mis-
• Apa yang bisa saya lakukan alnya: tingkat kepuasan, tingkat
(selesaikan) hari ini? pengaruh, tingkat partisipasi,
tingkat keterbukaan, aplikasi
INDIKATOR PENCAPAIAN SMART informasi/teknologi, bentuk
ASN dialog.
Pada beberapa kasus, indika-
SMART ASN baik se-
tor merupakan gabungan antara
bagai soft skill seorang ASN yang

134 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

kualitas dan kuantitas. Contoh Indikator Kinerja Output


indikator gabungan yaitu “jumlah Dengan membandingkan
dan tingkat partisipasi guru”. In- keluaran dapat dianalisis apakah
dikator ini mencerminkan berapa kegiatan yang terlaksana sesuai
jumlah guru yang berpartisipasi dengan rencana. Indikator Keluar-
dan pada tingkat mana partisipa- an dijadikan lkitasan untuk menilai
si itu terjadi. Tingkat partisipasi kemajuan suatu kegiatan apabi-
dapat mengacu pada Sherry R la tolok ukur dikaitkan dengan
Arnstein (1969), dan dapat ditarg- sasaran kegiatan yang terdefinisi
etkan pada tingkat apa partisipasi dengan baik dan terukur. Oleh ka-
dapat dicapai. Oleh karena itu, rena itu indikator ini harus sesuai
setiap indikator harus disertakan dengan lingkup dan sifat kegiatan
juga dengan target indikator. instansi.
Indikator Kinerja Pemerintah Indikator Kinerja Outcome
Dalam indikator kinerja pe- Pengukuran indikator Hasil
merintah, dikenal beberapa jenis seringkali rancu dengan penguku-
indikator kinerja, yaitu input, ran indikator Keluaran. Indikator
output,outcomes, benefit, dan outcome lebih utama daripada
dampak. sekedar output. Walaupun pro-
Indikator Kinerja Input duk telah berhasil dicapai dengan
Indikator ini mengukur jumlah baik belum tentu secara outcome
sumberdaya seperti anggaran kegiatan telah tercapai. Outcome
(dana), SDM, peralatan, material, menggambarkan tingkat penca-
dan masukan lainnya yang diper- paian atas hasil lebih tinggi yang
gunakan untuk melaksanakan mungkin menyangkut kepentin-
kegiatan. Dengan meninjau dis- gan banyak pihak. Dengan in-
tribusi sumberdaya dapat diana- dikator outcome instansi dapat
lisis apakah alokasi sumberdaya mengetahui apakah hasil yang
yang dimiliki telah sesuai dengan telah diperoleh dalam bentuk
rencana stratejik yang ditetapkan output memang dapat dipergu-
nakan sebagaimana mestinya dan

Edisi 8, Tahun VIII


135
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

memberikan kegunaan yang be- Dalam hal ini, penyusunan


sar bagi masyarakat. indikator dapat menggunakan
Indikator Kinerja Benefit rumus SMART sebagai berikut:
§ S (Specifik): jelas yang dimaksud,
Indikator kinerja ini meng-
dimana, kapan dan bagaimana
gambarkan manfaat yang diper-
situasi akan berubah;
oleh dari indicator hasil/outcome.
§ M (Measurement): target-target
Manfaat tersebut baru tampak
dan manfaat mampu dikuanti-
setelah beberapa waktu kemu-
fikasi;
dian, khususnya dalam jangka
§ A (Achievable): dapat berkon-
menengah dan panjang. Indika-
tribusi pada tujuan-tujuan or-
tor manfaat menunjukkan hal
ganisasi;
yang diharapkan untuk dicapai
§ R (Realistis): memungkinkan
bila keluaran dapat diselesaikan
mencapai level perubahan
dan berfungsi dengan optimal
berkaitan dengan tujuan or-
(tepat waktu, lokasi, dana dll)
ganisasi.
Indikator Kinerja Dampak
§ T (Time bound): dapat diikur
Indikator ini memperlihatkan
dari waktu ke waktu.
pengaruh yang ditimbulkan dari
manfaat yang diperoleh dari hasil
kegiatan. Seperti halnya indikator Output
manfaat, indikator dampak juga Output adalah pernyataan
baru dapat diketahui dalam jang- hasil pada tingkat pencapaian
ka waktu menengah dan panjang. jangka pendek, langsung dapat
Indikator dampak menunjukkan diperoleh hasil dari kegiatan yang
dasar pemikiran kenapa kegiatan dilakukan dan seluruhnya dalam
dilaksanakan, menggambarkan kendali managemen organisasi.
aspek makro pelaksanaan ke- Contoh output “Dokumentasi
giatan, tujuan kegiatan secara praktik baik terkelola dengan
sektoral, regional dan nasional. baik”. Pendokumentasian prak-
tik baik dapat diperoleh langsung
melalui kegiatan-kegiatan seperti

136 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

workshop, FGD, ataupun riset dan pihak lain dalam kawasan inter-
penulisan. Beberapa dokumen vensi perubahan perilaku dari
perencanaan organisasi masih menggunakan metode konven-
menyamakan antara kegiatan sional kepada metode berbasis
dan output. Padahal kegiatan teknologi. Intervensi yang dapat
merupakan cara atau strategi dilakukan organisasi terletak pada
agar output dapat tercapai. Ke- metode pembelajaran berbasis
giatan workshop, FGD, riset dan teknologi. Keberhasilan program
penulisan merupakan cara-cara dapat dinilai apabila guru-guru
untuk mencapai hasil yaitu “Do- dengan kesadaran sendiri mel-
kumentasi praktik baik terkelola akukan pembelajaran dengan
dengan baik”. metode berbasis teknologi. Pe-
nilaian tersebut akan berhasil
Outcome dilakukan apabila indikator dan
target pada tingkat outcome
Outcome merupakan per-
terumuskan dengan baik sesuai
nyataan hasil pada tingkat pen-
kaidah SMART di atas.
capaian jangka menengah, tidak
langsung diperoleh melalui ke-
giatan dan membutuhkan se- Pribadi ASN : Kemampuan un-
bagian kontribusi dari pihak lain tuk Merumuskan Tujuan dan
(misalnya pemangku kepentin- Impian Berdasarkan SMART
gan, penerima manfaat, media,   Pribadi SMART ASN se­
mitra kerja dan lain sebagainya). nantiasa menetapkan tujuannya
Outcome dapat dicapai melalui dalam setiap aktivitas kerja dan
pencapaian pada tingkat output kehidupannya dengan menggu-
ditambahkan dengan asumsi nakan metode SMART memiliki
pendukungnya. Contoh outcome, karakteristik yang berbeda den-
“Meningkatnya partisipasi guru gan ASN yang tidak memiliki tu-
dalam menggunakan metode juan SMART ASN.
pembelajaran berbasis teknolo- Perbedaan antara mereka
gi”. Guru dalam hal ini adalah yang menetapkan tujuan dan

Edisi 8, Tahun VIII


137
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

mereka yang tidak menetapkan  Buat Rencana Aksi yang SMART


tujuan: Setiap tujuan yang SMART
 Bagaimana Mencapai Tujuan? membutuhkan rencana tindakan
Membuat tujuan secara yang SMART.Rencana tindakan
SMART lebih baik daripada me- ini berfokus pada bagaimana
netapkan tujuan biasa-biasa saja. kita dapat mencapai tujuan mel-
Dengan membuat tujuan yang alui hal-hal seperti penjabaran
SMART, kita sudah mencapai kekuatan, kelemahan, kesem-
setengah jalan dari pendakian patan dan juga ancaman. Selain
kesuksesan.Langkah selanjutnya, itu, kita juga perlu membuat jad-
kita harus melakukannya. Ikuti wal terperinci yang tertuju pada
rencana berikut ini agar sampai tujuan besar.
pada puncak pendakian.  

Mereka yang Menetapkan Mereka yang Tidak


Tujuan Menetapkan Tujuan

Memiliki keyakinan akan tujuan


Tidak yakin akan tujuan hidupnya
hidupnya
Memiliki perencanaan yang Tidak memiliki perencanaan
terperinci untuk mencapai untuk mencapai kesuksesan dan
kesuksesan selalu ada alasan untuk menunda
Tidak menunda dan melakukan Tidak tahu bagaimana harus
tugas yang penting guna menggunakan waktu untuk
mempercepat menuju sasaran meraih kesuksesan
Memenuhi harapan dan
menentukan tujuan selanjutnya Berhenti di tempat dalam sebuah
atau tujuan yang baru dan pengejaran akan kesuksesan
mencapai kesuksesan

138 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

Buat Rencana Tujuan (Goal Plan­ tetapi jika kita tetap berdedikasi


ner) dan mengikuti strategi yang dipik-
Ini bisa berupa tujuan-tujuan irkan dengan matang, maka pas-
kecil setiap bulannya yang bisa di- ti dapat mencapai setiap tujuan
capai. Misalnya tujuan menabung yang ditetapkan.
Rp2 juta setiap bulannya, kita bisa Cara Menentukan Tujuan Tu-
ceklis goal  tersebut.Atau jika kita juan SMART
berhasil menghemat sebesar Rp SMART adalah singkatan
500 ribu setiap bulannya dan ini yang mewakili kerangka berpikir
sesuai target bulanan, maka ha- untuk menciptakan tujuan-tujuan
rus menandainya pada Kertas yang efektif. Kata SMART ini me-
Rencana wakili lima kualitas yang harus
 Tetap Fokus Pada Tujuan Melalui dimiliki oleh tujuan kita.
Evaluasi Tujuan-tujuan ini har-
Dalam langkah melakukan us  Specific  (spesifik), Measura-
aksi dari rencana tujuan SMART, ble (terukur), Achievable (masuk
adakalanya di tengah jalan men- a k a l ) ,   R e l e v a n t  ( r e l e v a n ) ,
galami kejenuhan, mungkin ka- serta Time-bound (terikat dengan
rena terlalu mudah atau terlalu waktu). Metode SMART adalah
sulit untuk dicapai.Lakukan eval- salah satu peralatan yang paling
uasi setiap waktu secara fleksibel populer serta efektif untuk men-
dalam penentuannya. Jika dirasa ciptakan tujuan yang realistis ser-
terlalu mudah, naikkan. Atau se- ta masuk akal.
baliknya, turunkan jika terlalu su-
lit.Buat tantangan sendiri bagi diri Bagian 1
kita agar terus termotivasi untuk Specific (S - Spesifik)
merealisasikan tujuan SMART kita. 1.Tentukan apa yang Kita ingin-
Menindaklanjuti tujuan kan. Langkah pertama dalam
SMART yang Kita tetapkan akan semua kerangka berpikir untuk
selalu lebih menantang daripada menentukan tujuan adalah
hanya sekadar menetapkannya, dengan terlebih dulu menentukan

Edisi 8, Tahun VIII


139
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

apa yang ingin dicapai. Pada ta- Mengurangi berat badan?


hap ini, kita bisa berpikir secara Mengonsumsi diet yang seim-
umum. bang? Semua ini merupakan
· Baik tujuan yang bersifat jangka komponen kesehatan. Tentu-
panjang atau pendek, keban- kan apa yang sesungguhnya
yakan orang biasanya mulai benar-benar ingin Kita lakukan.
dengan ide umum mengenai
apa yang mereka inginkan. Kita 3. Tentukan siapa lagi yang akan
lalu akan membuatnya menjadi terlibat. Sebuah cara yang baik
spesifik dengan menambahkan untuk memastikan tujuan Kita
detail-detail dan menentukan cukup spesifik adalah dengan
definisinya.  menjawab pertanyaan-pertan-
yaan 6 “W”: Who (siapa), What
2 Tanamkan sifat spesifikn- (apa), When (kapan), Where
ya. «Specific» (spesifik) adalah (di mana), Which (yang mana),
huruf «S» dalam istilah SMART. dan Why(mengapa). Mulailah
Kita lebih mungkin mencapai dengan bertanya siapa yang
tujuan yang spesifik daripada terlibat. Jika tujuan adalah
umum.  Jadi, tugas kita pada ta- mengurangi berat badan,
hap ini adalah menerjemahkan jawabannya mungkin hanya
pikiran dari langkah pertama diri kita. Namun, beberapa tu-
agar menjadi sesuatu yang juan tertentu mengharuskan
lebih jelas. untuk bekerjasama dengan
· Hal ini berbicara tentang men- orang lain.
definisikan keadaan yang Kita
inginkan. Dengan contoh di 4. Bertanyalah apa yang ingin
langkah sebelumnya, ajukan kita capai.  Ini merupakan
pertanyaan mengenai apa arti pertanyaan mendasar akan
“lebih sehat” bagi diri Kita? Apa tujuan yang ingin diraih. 
hal tersebut berarti Kita har-
us lebih banyak berolahraga?

140 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

5. Tentukan where (di ma­ Kita tentukan akan benar-be-


na) hal tersebut akan nar memuaskan keinginan Kita.
terjadi. Tentukan lokasi kerja
untuk berusaha mencapai Bagian 2
target.  Measurable (M - Terukur)
6. Pikirkan  when  (kapan) 1. Buat bagan “yardstick” untuk
hal tersebut akan ter­ mengukur hasil. Tugas sekarang
jadi. Tentukan jangka waktu adalah menentukan kriteria
atau tenggat yang realistis kesuksesan. Dengan begini, kita
untuk mencapai target.  Target mudah mengawasi perkem-
kita akan lebih tajam dan ter- bangan dan mengetahui saat
fokus dalam proses penentu- telah mencapai target.
annya nanti. Untuk sekarang, · Kriteria bisa bersifat kuantita-
pikirkan gambaran besarnya. tif (berdasarkan angka-angka)
7. Tentukan persyaratan atau deskriptif (berdasarkan
serta batasan-batas­ hasil akhir tertentu). Bila me-
an­ which (yang mana) yang mungkinkan, siapkan ang-
akan menjadi bagian dari ka-angka konkret pada tar-
proses untuk mencapai get-target. Maka, kita tahu
target.    Dengan kata lain, apakah Kita sedang gagal atau
apa yang kita perlukan untuk tetap berada di jalur yang be-
mencapai target? Tantangan nar.
apa saja yang akan dihadapi? 2. Ajukan pertanyaan untuk
8. Lakukan refleksi ten- mempertajam fokus. Ada
tang why (mengapa) Kita beberapa pertanyaan yang
menentapkan target ini.  bisa diajukan kepada diri
Tuliskan alasan-alasan spesifik sendiri untuk memastikan
dan keuntungan meraih target target tetap terukur. Berikut
ini. Memahami “why” adalah hal beberapa contohnya:
yang penting untuk mengeta- · Berapa banyak?
hui apakah target yang telah · Berapa kali?

Edisi 8, Tahun VIII


141
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

· Bagaimana aku akan tahu tantangan-tantangan yang


saat aku telah mencapai telah kita identifikasi dan
target apakah akan mampu me­
3.Amati dan ukur perkemban- nga­tasi­nya. Untuk menca-
gan Kita. Memiliki target yang pai target, kita akan meng-
terukur akan mempermudah hadapi banyak tantangan.
untuk menentukan apakah kita Pertanyaannya di sini ada-
sedang bergerak maju. lah menentukan apakah kita
· Buat catatan harian. Ca­ benar-benar bisa mencapai
tatan­harian adalah cara target untuk menghadapi
yang baik untuk mengawasi tantangan-tantangan ini.
perkembangan usaha, hasil · Bersikaplah realistis ten-
yang telah dilihat, dan men- tang jumlah waktu yang
dokumentasikan perasaan kita punya untuk diinves­
tentang proses­nya. Coba- tasikan mencapai target,
lah menulis catatan ini sela- selain latar belakang, pen-
ma sekitar 15 menit sehari. didikan, serta keterbat-
Dengan begini, akan ter­ asan fisik secara personal.
ban­­tu menjaga perspektif Pikirkan target-target kita
serta melepaskan tekan­an dengan realis­tis, dan bila
terhadap usaha-usaha Kita.  Kita mungkin tidak akan
bisa mencapainya dalam
Bagian 3 situasi kehidupan sekarang,
Attainable (A – Masuk Akal) tentukan target baru yang
1.Periksa batasan-batasan masuk akal.
diri. Pastikan target yang telah · Tuliskan semua batasan
kita tetapkan benar-benar da­ yang bisa terdeteksi saat
pat dicapai. Sebab jika tidak, mempertimbangkan tar-
akan membuat putus asa. get. Cara ini akan mem-
· Pertimbangkan batas­ bantu kita untuk mengem-
a n­- b a t a s a n s e r t a bangkan gambaran

142 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

tugas yang dihadapi secara target tersebut tidak terlalu


menyeluruh. masuk akal, pertimbang-
2.Lakukan analisis terhadap kan merevisinya. Ini tidak
tingkat komitmen. Bahkan berarti bahwa harus be-
bila sebuah target masuk akal, nar-benar menyerah, tetapi
kita harus berkomitmen untuk hanya menyesuaikan target
berusaha mencapainya. Aju- berdasarkan realita diri.
kan pertanyaan-pertanyaan
berikut kepada diri sendiri: Bagian 4
· Apa Kita siap membuat Relevant (R - Relevan)
komitmen untuk mencapai 1.Lakukan  reflect  (refleksi)
target? terhadap keinginan
· Apa Kita siap mengubah diri. Relevansi adalah suatu
atau menyesuaikan as- hal yang berkaitan dengan
pek-aspek dalam kehidu- aspek ketercapaian suatu
pan secara dramatis? target. Inilah elemen «R» dalam
· Bila tidak, apakah ada target metode SMART. Pertanyaan
yang lebih masuk akal yang yang harus direnungkan di
bisa kita capai? sini adalah apakah target yang
· Target serta tingkat komit- telah ditentukan akan berkon-
men kita harus sesuai.  tribusi dalam memenuhi ke-
3,Tentukan target yang bisa ica- butuhan diri secara individu. 
pai. Setelah kita mempertim- Inilah saatnya untuk kembali
bangkan tantangan yang dih- memikirkan pertanyaan “why”
adapi dan tingkat komitmen, (mengapa). Bertanyalah kepa-
sesuaikan target seperlunya. da diri sendiri apakah target ini
· Jika kita menentukan tar- benar-benar akan memenu-
get saat ini masuk akal, hi keinginan diri atau apakah
lanjutkan ke langkah beri- ada target berbeda yang lebih
kutnya. Namun, bila kita penting bagi kita.
menyimpulkan bahwa

Edisi 8, Tahun VIII


143
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

2.Pertimbangkan target serta memotivasi serta berharga


keadaan lain dalam kehidu- bagi Kita. 
pan. Kita juga harus memper- Bagian 5
timbangkan bagaimana target
Time-Bound (T – Terikat pada
cocok dengan rencana-ren-
Waktu)
cana lain dalam kehidupan.
Rencana-rencana yang saling 1,Tentukan kerangka waktu. Ini
bertentangan bisa memuncul- berarti target harus memiliki
kan masalah.  tenggat atau tanggal selesai.
· Dengan kata lain, kita harus · Menentukan kerangka wak-
menentukan apakah target tu untuk target akan mem-
tersebut cocok dengan hal- bantu dalam mengidenti-
hal lain yang terjadi dalam fikasi dan melakukan tin-
kehidupan. dakan-tindakan spesifik
3.Sesuaikan target dengan rele­ yang harus diambil untuk
vansinya. Bila kita menentukan mencapainya. Cara ini juga
bahwa targetnya relevan dan menyingkirkan elemen “di
bisa bekerjasama dengan baik kemudian hari” yang terk-
terhadap rencana-rencana adang tercipta dari penen-
lainnya, lanjutkan ke langkah tuan target secara umum,
berikutnya. Bila tidak, lakukan · Saat kita tidak menentukan
revisi. kerangka waktu, maka tidak
· Bila Kita ragu, lakukan yang akan merasa tertekan se-
paling Kita sukai. Target cara internal untuk men-
yang sangat Kita peduli- capai target, sehingga ke-
kan akan lebih relevan dan mungkinan akan gagal.
masuk akal daripada yang 2. Tentukan batu-batu lon-
hanya sedikit menimbul- catan. Hal ini penting, terutama
kan ketertarikan. Target bila target kita bersifat jang-
yang akan memenuhi im- ka panjang. Tentukan beber-
pian juga akan jauh lebih apa target yang lebih kecil
sebagai batu loncatan, agar

144 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

bisa mengukur perkembangan From The End of Mind” kita mu-


diri dan tetap mengelolanya lai dari tujuan akhir. Artinya agar
dengan baik.  hidup kita lebih baik kita harus
3. Berfokuslah pada jangka­pan- menetapkan tujuan terlebih da-
jang dan pendek. Perkembangan hulu. Ini agar kita punya fokus
­kon­sis­ten terha­dap target berarti yang jelas. Sehingga, ketika kita
memiliki visi di masa sekarang sudah memiliki fokus tanpa disa-
dan masa depan. Dalam jangka dari segenap potensi yang dimiliki
waktu yang telah ditentukan, akan tercurah pada tujuan terse-
ajukan pertanyaan-pertanyaan but. Tubuh kita, tenaga , pikiran
ini kepada diri sendiri: dan hati kita akan bergerak den-
· Apa yang bisa kulakukan gan langkah pasti dan meyakinkan
hari ini untuk mencapai untuk meraih tujuan tersebut.
target? Apa yang bisa ku-
lakukan dalam 3 minggu Kekuatan Impian
ke depan untuk mencapai
Sesungguhnya nilai dari sua-
target? Jawabannya di sini
tu perbuatan tergantung dari niat
mungkin melibatkan mem-
yang dimiliki. Niat disini bukanlah
buat rencana hidangan
sekadar maksud untuk apa kita
atau jadwal olahraga yang
melakukan, itu barulah tahapan
mendetail.
atau level niat yang paling rendah.
· Apa yang bisa kulakukan da-
Niat sesungguhnya memiliki mak-
lam jangka panjang untuk
na yang lebih luas lagi. Itulah yang
mencapai target? Di sini,
harus disadari, bahwa niat bu-
fokusnya adalah memper-
kan sekedar maksud, niat adalah
tahankan hasil.
motivasi, niat adalah tujuan, dan
Menerjemahkan Impian ­dengan niat adalah impian, niat adalah
SMART cita-cita, niat adalah hasil akhir
Dalam buku 7 Habits of High- yang kita inginkan.
ly Efective People, Steven Covey Untuk itu bila dalam melaku-
memperkenalkan istilah ”Start kan suatu pekerjaan tidak cukup

Edisi 8, Tahun VIII


145
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

dengan memasang niat ala ka- walaupun pada awalnya kelihatan


darnya lalu kita bilang pada diri baik dan hebat, akan menyebab-
sendiri ” ah… yang penting niat kan kita sulit untuk meraihnya.
kita baik”. Ya, bisa jadi niat kita Orang yang memiliki impian yang
baik tetapi kalau niat kita pendek sama, namun tidak lengkap dan
dan tidak jelas, sejelas-jelasnya. salah dalam merangkainya bisa
Maka tanpa kita sadari kita tidak menentukan mana yang akan
akan optimal dalam mengeluar- berhasil meraihnya dan mana
kan potensi kita, semangat kita yang tidak.
menurun sehingga hasil akhirnya
bisa ditebak, tidak maksimal. Impian itu harus S.M.A.R.T
Sadarilah, bahwa dalam
Spesifik. Artinya jelas. Jika
hidup, kita perlu dan bahkan ha-
kita membuat impian buatlah im-
rus memiliki impian. Ini agar kita
pian yang spesifik. Baik itu untuk
memiliki hidup yang bermakna,
impian jangka pendek maupun
bukan hidup yang hanya seke-
impian jangka panjang Kita. Jan-
darnya saja. Karena impian akan
gan membuat impian yang tidak
memimpin kita bergerak kearah
jelas walaupun kelihatannya he-
yang benar, bukan ke arah yang
bat namun masih biasa dan bersi-
salah. Impian dapat menjadi sum-
fat umum. Impian kita harus jelas
ber energi yang luar biasa. Karena
dan spesifik atau kita sulit untuk
akan membuat kita mencurahkan
meraihnya karena secara tidak
semua potensi kita dengan benar.
disadari pikiran bawah sadar kita
Namun dalam menetapkan
tidak tertarik untuk meraihnya
impian, kita harus tahu impian
karena membingungkan.Misal-
yang bagaimana yang akan mem-
nya,saya ingin jadi kepala dinas,
buat termotivasi untuk meraihnya
saya ingin jadi profesor.
dan impian mana yang membuat
Measurable. Artinya te-
diri akhirnya malas untuk beru-
rukur. Ukuran ini penting se-
saha menggapainya. Karena jika
bagai parameter kesuksesan kita.
salah dalam membuat impian,
Bagaimana kita akan tahu bahwa

146 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

kita sudah sukses atau belum bila Realistic. Artinya masuk


kita tidak punya ukuran kesuk- akal. Jangan membuat impian
sesan kita sendiri. Setiap orang yang tidak masuk akal. Kita har-
ukuran kesuksesannya pastilah us juga Result Oriented. Berfikirlah
berbeda-beda tetapi harus ada tentang hasil yang akan dicapai.
dan harus jelas. Timing. Maksudnya disini
Dengan memiliki uku- adalah tentukan waktunya. Ka-
ran maka patokan kesuksesan pan impian Kita harus tercapai?
kita akan jelas. Jika kita belum Tahun berapa? Saat Kita umur
mendapatkan hasil seperti yang berapa? Dengan menentukan
telah kita buat sendiri maka kita timing berarti kita membuat dead-
akan terpacu untuk bekerja leb- line, batasan untuk mencapainya.
ih giat lagi. Selagi hasilnya tidak Harapannya dengan membuat
seperti yang kita harapkan maka deadline kita akan menjadi lebih
kita tidak akan berhenti bekerja. mudah dalam mengatur strate-
Anthusiasable /Achieva- gi. Keuntungan lainnya bila kita
ble. Hal ini juga baik menurut saya menentukan timing adalah kita
karena cita-cita haruslah mem- menjadi sadar akan waktu dan
buat kita antusias dalam menca- selalu berlomba-lomba dengan
painya. Dengan antusias berarti waktu. Semakin dekat waktunya
semangat kita akan membara dan kita semakin akan terpepet dan
kerja kita akan optimal. Saya suka menjadi kepepet. Harapannya
memakai kedua-duanya. Achiev- menjadi semakin terpacu. Bila
able dan Anthusiasable. Dan sudah kepepet kita bisa mengelu-
memang, banyak penemuan-pen- arkan segenap kemampuan kita.
emuan yang ada saat ini dulunya KESIMPULAN
kebanyakan orang berfikir tidak
Mewujudkan SMART ASN
achievable, sulit untuk dijangkau,
2024 dapat dimulai dengan
tetapi kenyataannya bisa dan ada
mengembangkan keterampilan
yang membuktikannya.
berpikir menggunakan metode
SMART dalam setiap kegiatan

Edisi 8, Tahun VIII


147
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

merencanakan dan melaksana- digunakan dalam training dasar


kan program kerja dengan stan- pada sesi orientasi/ ekspektasi
dar kinerja yang tinggi. Untuk mak- dalam menyusun tujuan dan im-
sud itu, tidak berlebihan apabila pian sebagai ASN Unggul .Kiranya,
keterampilan soft skill ini diasah tulisan sederhana ini memberikan
terus menerus dalam berbagai inspirasi pihak badan diklat ASN
training peningkatan kompetensi untuk memasukkannya sebagai
ASN agar menjadi darah-daging mata ajar wajib dalam setiap jen-
dalam sistem berpikir ASN dalam jang pendidikan dan pelatihan
meningkatkan standar kinerjanya. para ASN.
Bahkan, metode SMART ini dapat

Sumber Referensi:

Doran, G. T. 1981. There’s a S.M.A.R.T. Beyond. Meyer Resource Group, In-


way to write management’s goals corporated, The.
and Brian Tracy. SMART Goals 101: Goal
objectives. Management Review, Vol- Setting Examples, Templates &
ume 70, Issue 11. Fischhoff, B., Slovic, P., & Lichten-
Kotler, Philip. 2001. Manajemen stein, S. (1988). Knowing what you
Pemasaran di Indonesia : Analisi, want: Measuring labile values. De-
Perencanaan, cision Making: Descriptive, Norma-
Implementasi dan Pengendalian. Sa- tive and Prescriptive Interactions,
lemba Empat. Jakarta Cambridge University Press, Cam-
bridge, 398-421. (Chapter 18)
Meyer, Paul J. 2003. “What would you
do if you knew you couldn’t fail? Morisano, D., Hirsh, J. B., Peterson,
Creating J. B., Pihl, R. O., & Shore, B. M.
(2010). Setting, elaborating, and re-
S.M.A.R.T. Goals”. Attitude Is Everything:
flecting on personal goals improves
If You Want to Succeed Above and

148 Edisi 8, Tahun VIII


Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart”
Nunu A Hamijaya

academic performance. Journal of Prabu Mangkunegara, An-


Applied Psychology, 95(2), 255.) war, Evaluasi Kinerja SDM .PT.
Dwiyanto, Agus, 1995. Penilaian Kin- Rafika Aditama, Bandung,2006
erja Organisasi Pelayanan Publik, Jurnal PAN-RB Edisi Tahun 2016
Jogyakarta, Fisip UGM

****

Edisi 8, Tahun VIII


149
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Proses Bisnis
Wajah Metagovernance Dalam Upaya
Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.
Analis Politik, Hukum, dan Keamanan, Asisten Deputi Asesmen dan Koordinasi
Pelaksanaan Kebijakan Kelembagaan dan Tata Laksana Politik, Hukum, Keamanan,
dan Pemerintah Daerah, Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana

Abstrak
Belum tercapainya cita-cita birokrasi yang konstruktif seperti
efektifitas dan efisiensi dalam kacamata reformasi birokrasi ketatalaksanaan,
pada dasarnya bukanlah disebabkan pada kesalahan satu-dua pihak.
Terdapat determinant factor yang sifatnya sistemik di antaranya silo
activity, pergantian kepemimpinan yang berdampak pada perubahan
mekanisme tata kerja organisasi, serta tidak terpetakannya tugas, fungsi,
dan hubungan kerja antar unit organisasi baik internal maupun eksternal.
Mengatasi masalah ini, maka perlu digambarkan peta proses
bisnis instansi pemerintahan. Peta ini nanti akan berperan sebagai
aset organisasi dalam hal menggambarkan hubungan kerja antar unit
organisasi dalam instansi pemerintahan. Secara teoritis, praktik ini pula
merupakan refleksi implementasi teori metagovernance yang memiliki
fokus dan lokus pada aktor-aktor yang menjalankan negara, seperti
hirarki birokrasi, pasar, dan network governance, dengan tujuan utama
yakni menyelesaikan masalah publik yang kolektif, mengakomodir
kepentingan bersama, serta mendorong efektifitas dan efisiensi dalam
tatanan birokrasi.
Kata Kunci : reformasi birokrasi, tatalaksana, kelembagaan,
efektifitas, metagovernance

150 Edisi 8, Tahun VIII


Proses Bisnis:
Wajah Metagovernance Dalam Upaya Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.

Pendahuluan bahwa kompleksitas bernegara dalam


Istilah “The Indonesian Tiger” hal upaya mengatur masyarakatnya
yang ditulis oleh Joshua Keating (2010) kian meningkat, sehingga peran negara
dapat diartikan sebagai representasi perlu dibagi hingga akhirnya berperan
optimisme keyakinan akan kedudukan seminimal mungkin. Bahkan Bevir
Indonesia sebagai salah satu macan (2011) menyebutkan bahwa negara
perekonomian di bumi Asia bahkan sebaiknya dalam kondisi sebagai setting
dunia. Namun, ihwal ini hanya akan rule of the game (penentu aturan main)
tercapai apabila upaya perwujudan bukan pemain utama.
reformasi birokrasi sebagai salah satu Namun, salah satu persoalan
instrumen penggerak tata negara yang paling nampak dalam rutinitas
tanah air dapat tercapai. Sebagaimana birokrasi dan mengganjal upaya
garam yang tidak terlihat di dalam air reformasi adalah perihal keterkaitan
namun dapat dirasakan, begitulah tugas dan fungsi antar unit kerja
urgensi reformasi birokrasi sebagai pemerintahan. Patalogi birokrasi
upaya mendukung cita-cita bangsa yang sering dirasakan adalah ego
yang termaktub dalam Pembukaan sektoral (silo activity) serta keengganan
Undang-Undang Dasar. Dengan kata berkomunikasi yang berakibat pada
lain, birokrasi yang baik dan sustainable miskoordinasi antar unit kerja.
merupakan kebutuhan genting bagi Sehingga, tatkala masalah koordinasi
negara. muncul maka upaya lempar batu
Berbagai kebutuhan pengetahuan sembunyi tangan akan bermunculan.
baik teoritis maupun teknis guna Akibatnya, upaya membangun satu
merekonstruksi reformasi birokrasi kian pemerintahan yang utuh (whole of
berkembang, terlebih dalam beberapa Government perspective) menjadi tidak
dekade terakhir. Dewasa ini, konsep tercapai. Perkara ini menyebabkan
yang kian popular dalam konteks prinsip-prinsip proses bisnis serta
ketatanegaraan adalah kondisi di mana pemetaannya dalam konteks
pemerintah tidak lagi berjalan sendiri. penyelenggaraan pemerintahan kian
Ihwal tersebut didukung oleh Marsh mendesak dibutuhkan.
dan Stoker (2010) yang mengatakan

Edisi 8, Tahun VIII


151
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Maladministrasi misalnya, bahkan menyajikan data statistik yang


adalah salah satu muara dari menunjukkan bahwa PNS Eselon I/II/III
tidak terpetakannya proses bisnis menjadi pelaku TPK terbanyak kedua
dalam administrasi pemerintahan setelah pihak swasta di tahun 2017.
sebagaimana mestinya. Berdasarkan Adapun sebagian TPK yang dilakukan
ketentuan Undang-Undang Nomor oleh aparatur negara ini merupakan
37 Tahun 2008 tentang Ombudsman bagian dari pola miskoordinasi, praktik
Republik Indonesia, maladministrasi maladministrasi, serta silo activity
didefiniskan sebagai perilaku yang bukan saja merusak hubungan
atau perbuatan melawan hukum, antar unit instansi pemerintahan,
melampaui wewenang, menggunakan tetap juga merusak cita-cita mulia
wewenang untuk tujuan lain dari reformasi birokrasi yang transparan
yang menjadi tujuan wewenang dan akuntabel.
tersebut, termasuk kelalaian atau Oleh sebab itu, artikel ini ditulis
pengabaian kewajiban hukum dalam untuk memberikan argumentasi
penyelenggaraan pelayanan publik perihal urgensi penyusunan peta
yang dilakukan oleh penyelenggara proses bisnis yang turut menentukan
negara dan pemerintahan yang kesuksesan reformasi birokrasi
menimbulkan kerugian materiil dan/ bidang ketatalaksanaan dalam
atau immateriil bagi masyarakat dan konteks metagovernance. Teori yang
orang perseorangan. Beberapa wujud berkembang seiring dengan konsep
dari maladministrasi sebagaimana good governance ini, akan menjadi
disebutkan di atas yakni korupsi, reflektor proses bisnis pemerintahan
gross inefficiency, serta defective policy yang pada prinsipnya merupakan aset
implementation (kebijakan yang tidak terpenting organisasi pemerintahan
berakhir dengan implementasi) dalam mengumpulkan seluruh
(Nurtjahjo, 2013 : 11-12) dapat informasi ke dalam satu kesatuan
menggiring ASN kepada tindak pidana dokumen organisasi (mulai dari tugas,
korupsi (TPK). fungsi, hingga aktor internal dan
Lebih lanjut lagi, Anti Corruption eksternal yang terlibat dalam setiap
Clearing House dari KPK (2017) proses pelaksanaan fungsi). Sehingga,

152 Edisi 8, Tahun VIII


Proses Bisnis:
Wajah Metagovernance Dalam Upaya Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.

kedepannya artikel ini diharapkan konsisten menjalankan agenda


akan menambah pemahaman yang reformasi birokrasi mulai dari
komprehensif perihal krusialitas pemerintah pusat hingga daerah
penyusunan peta proses bisnis secara berkelanjutan melalui
dalam mengendarai perahu birokrasi, restrukturisasi kelembagaan, perbaikan
sekaligus membawa dampak turunnya kualitas pelayanan publik, peningkatan
TPK yang dilakukan oleh PNS, serta kompetensi aparatur, penguatan
yang terpenting adalah menyukseskan monitoring dan supervisi atas kinerja
cita-cita reformasi birokrasi tanah air. pelayanan publik, serta dibukanya
ruang partisipasi publik. Cetak birunya
Tantangan Reformasi Birokrasi pun telah disusun melalui Peraturan
Ketatalaksanaan Menteri PANRB Nomor 11 Tahun 2015
Agenda reformasi birokrasi di tentang Road Map Reformasi Birokrasi
Indonesia hari ini telah memasuki Tahun 2015-2019, yang selanjutnya
tahap kedua yang sebelumnya diawali melahirkan 8 (delapan) area Perubahan
di tahun 2010, dan dilegalkan dalam Reformasi Birokasi. Adapun area
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun perubahan yang dimaksud terdiri
2010 tentang Grand Design Reformasi dari mental aparatur, pengawasan,
Birokrasi 2010-2025. Jika tahap pertama akuntabilitas, kelembagaan, tata
reformasi birokrasi Indonesia berfokus laksana, sumber daya manusia ASN,
pada terwujudnya pemerintahan yang peraturan perundang-undangan, serta
bersih dan bebas KKN, peningkatan pelayanan publik. Dari 8 (delapan) area
kualitas pelayanan publik kepada tersebut, salah satu yang menjadi pokok
masyarakat, dan meningkatnya bahasan dalam tulisan ini adalah area
kapasitas dan akuntabilitas kinerja ketatalaksanaan.
birokrasi, maka agenda reformasi Tata laksana atau biasa dikenal
birokrasi tahap kedua mengerucut juga sebagai business process dapat
pada cita-cita Presiden dan Wakil didefinisikan sebagai aktivitas yang
Presiden dalam program Nawacita. terukur dan terstruktur untuk
Melalui dokumen Nawacita memproduksi output (keluaran)
tersebut, negara diminta secara tertentu untuk kalangan customer

Edisi 8, Tahun VIII


153
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

tertentu. Dalam implementasinya menempati Indonesia di posisi 86 dari


terdapat penekanan yang kuat pada 193 negara di dunia, tertinggal jauh di
“bagaimana” pekerjaan itu dijalankan bawah Malaysia (posisi 45) dan Thailand
di suatu organisasi, tidak seperti (posisi 62).
fokus dari produk yang berfokus pada Selain asesmen tersebut, hasil
aspek “apa” (Davenport, 1993). Atau survey indeks persepsi korupsi
secara sederhana, konsep ini dapat (Corruption Perception Index/CPI) tahun
diterjemahkan sebagai a collection 2017 oleh lembaga Transparency
of activities that require one or more International (TI) menyebutkan bahwa
inputs and produce output that is useful Indonesia mendapatkan skor CPI 37
/ valuable to customers (Hammer dan dari skala skor maksimal 100. Skor ini
Champy, 1993). Sehingga dalam konteks bergerak sangat lambat sejak 5 (lima)
ketatalaksanaan birokrasi, aktivitas tahun terakhir, yakni 32 (tahun 2012
layanan yang dilakukan oleh aparatur dan 2013), 34 (tahun 2014), 35 (tahun
pemerintah seyogyanya menghasilkan 2015), dan 37 (tahun 2016 dan 2017),
manfaat yang dapat dirasakan bagi dan menjadikan Indonesia negara ke-
masyarakat secara holistik. 96 paling korup dari 180 negara yang
Berbagai upaya reformasi sistem disurvey. Tentu saja kita tertinggal
ketatalaksanaan birokrasi di Indonesia lagi dengan negara tetangga,Malaysia
sudah dilakukan, namun kapasitas dan (peringkat 62), India (peringkat 81),
efektivitas dari pemerintahan tanah air bahkan Timor Leste (peringkat 91).
masih dinilai rendah oleh dunia. World Berbagai kondisi di atas
Bank melakukan asesmen terhadap merupakan tamparan reformasi
government effectiveness untuk negara- birokrasi tanah air yang sudah berjalan
negara di dunia dengan skala indeks setidaknya satu dekade terakhir. Cita-
-2.5 untuk skor terburuk dan 2.5 untuk cita birokrasi yang efisien, efektif, dan
skor terbaik. Berdasarkan penilaian akuntabel harus diwujudkan secara
tersebut, Indonesia memperoleh skor sistemik, konsisten, serta dibutuhkan
-0.24 (tahun 2015) dan 0.1 (tahun 2016). komitmen pimpinan yang utuh tanpa
Memang sudah terdapat peningkatan intervensi sebagaimana diungkapkan
yang cukup baik, namun nilai ini masih Bennis (1989). Penataan tata laksana

154 Edisi 8, Tahun VIII


Proses Bisnis:
Wajah Metagovernance Dalam Upaya Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.

birokrasi dengan stakeholders yang boleh diberikan secara absolut kepada


beragam perlu dilakukan melalui satu pihak, melainkan dibutuhkan
serangkaian proses analisis dan distribusi kekuasaan dan kewenangan
perbaikan dari hulu ke hilir sebagai agar meminimalisir tindakan koruptif.
wujud social responsibility pemerintah Sehingga kemudian lahirlah berbagai
kepada masyarakat. Tujuannya adalah konsep dan teori dari para ilmuwan
tidak lain untuk meningkatkan efisiensi politik pemerintahan yang pada intinya
dan efektivitas sitem, proses, serta menghendaki pembatasan kekuasaan
prosedur kerja, dengan target akhir negara.
yakni hilangnya red tape barriers yang Perkembangan paradigma ini
dimiliki oleh institusi pemerintahan secara dinamis berawal dari Old Public
pusat hingga daerah. Administration (OPA), di mana lokus
dan fokus negara masih berkutat pada
Metagovernance : Akomodator institusi pemerintahannya. Selanjutnya,
Kompleksitas Stakeholder Birokrasi OPA bergeser menjadi New Public
Bandul pendekatan ilmu Management (NPM) yang ditawarkan
administrasi negara yang kian bergerak oleh Cristopher Hood (1991), dengan
dari masa ke masa, sejatinya dapat karakteristik “mewirausahakan
dikatakan berawal dari kutipan John birokrasi” atau memasukkan ruh
Dalberg Acton (atau biasa dikenal swasta ke dalam tubuh birokrasi.
Lord Acton) yang terkenal di tahun NPM selanjutnya dipahami sebagai
1887. Dalam sebuah suratnya kepada privatisasi seluas mungkin atas
uskup Mandell Creighton, Lord Acton aktivitas pemerintah. Namun teori ini
menuliskan “Power tends to corrupt, selanjutnya dipandang begitu kapitalis
and absolute power corrupts absolutely. oleh sejumlah pakar. Jessop (2003:11)
Great men are almost always bad men”, bahkan menyebutkan bahwa logika
yang seketika dikutip oleh banyak NPM cenderung memprioritaskan pada
cendekiawan politik pemerintahan di ‘penghematan’ dengan memaksimalkan
seluruh dunia hingga hari ini. Melalui keuntungan. Padahal logika negara
kalimat tersebut, kita mendapat sebuah adalah substantive rationality, yang
penegasan bahwa kekuasaan tidak berorientasi pada ‘efektivitas’ .

Edisi 8, Tahun VIII


155
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Para kritikus NPM membawa mempertegas kebutuhan negara


kelahiran teori baru yakni Good untuk dapat mengkomunikasikan
Governance dengan 10 (sepuluh) tata laksananya, baik ke pihak internal
prinsipnya yang masih digunakan maupun eksternal secara efektif
dalam praktik reformasi birokrasi dan efisien. Manajemen jaringan
hari ini. Prinsip tersebut di antaranya atau network management misalnya,
akuntabilitas, controlling, responsiveness, muncul karena beragam masalah yang
professional, effectiveness and efficient, tidak mampu ditangani pemerintah
transparency, equality, strategic sendirian, sebagaimana krisis minyak
vision, participation, dan rule of law. dunia tahun 1970’an. Ini membuktikan
Popularitasnya meningkat seiring bahwa negara bukan satu-satunya
kompleksitas permasalahan birokrasi pusat kekuasaan.
bertambah. Ihwal ini didukung oleh Kickerts,
Dari teori yang telah disebutkan dkk (1999) yang mengatakan banyak
di atas, lahirlah teori lain yang semakin peristiwa yang menunjukkan bahwa

Gambar 1. Indonesia - Government Effectiveness Index


Sumber : The Global Economy.com, World Bank (2018)

156 Edisi 8, Tahun VIII


Proses Bisnis:
Wajah Metagovernance Dalam Upaya Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.

steering oleh pemerintah memiliki kombinasi dari hirarki birokrasi,


keterbatasan, sehingga harus pasar, dan jaringan pemerintah untuk
diimbangi dengan aktor-aktor mencapai outcoume terbaik dari kinerja
penting didalam kebijakan yang organisasi sektor publik (Meuleman,
hendak dioperasionalkan. Atas dasar 2008). Lebih jauh lagi, dalam kondisi
ini, konsep jaringan dengan bentuk yang lain metagovernance dimaknai
partnership mengatakan bahwa ada sebagai sebuah way of enhancing
aktor lain yang harus dilibatkan dalam coordinated governance in a fragmented
mengorganisir Negara dan segudang political system based on a high degree of
persoalannya, yakni private sector dan autonomy for a plurality of self-governing
masyarakat, mengingat keterbatasan networks and institutions (SØrensen,
sumber daya yang dimiliki pemerintah 2014:4).
(Sumarto,2004:29). Bukan tanpa tujuan, metago­
Dalam perkembangannya, vernance pun lahir dengan membawa
metagovernance ikut lahir seiring dengan cita-cita yang tidak kalah ilmiah. Jossep
perkembangan manajemen jaringan (2016:11) menyebutkan sejumlah
dan good governance yang mencuat di tujuan dari metagovernance adalah
tahun 1980’an. Konsep metagocernance untuk menyelesaikan masalah-masalah
(yang juga dikenal sebagai governance publik yang sifatnya kolektif, diciptakan
of governance) ini merupakan untuk mengakomodir kepentingan
antithesis dari teori neo-liberalisme. bersama, serta mendorong dan
Jika neo-liberal mendiferensiasi menciptakan kelompok sosial agar
ranah negara, pasar, dan masyarakat berfungsi dengan baik.
yang berdampak pada kondisi pasar Terlepas dari sejurus definisi
sebagai pemegang kekuasaan terbesar teoritis tersebut, penulis menilai
(atau Jessop (2003:11) menyebunya bahwa teori ini merupakan teori yang
sebagai ‘more market, less state’), maka tepat dalam merefleksikan reformasi
metagovernance menjadi sebuah birokrasi ketatalaksanaan Indonesia
instrumen menghasilkan pemerintahan hari ini. Tata kelola yang kurang
yang terkoordinasi dengan cara terkoordinasi dalam sebuah sistem
melakukan manajemen dan desain politik yang demokratis, ditambah lagi

Edisi 8, Tahun VIII


157
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

dengan ragam lembaga pemerintahan memper­mudah organisasi mencapai


yang sangat heterogen, membuat visi misi yang ditetapkan, menghasilkan
kedudukan peta proses bisnis sebagai SOP yang berkesesuaian dengan peta
instrumen yang menggambarkan proses bisnisnya, serta membangun
keterkaitan antar satu unit organisasi suatu sistem ketatalaksanaan yang
pemerintah dengan unit lainnya adaptif terhadap perbaikan yang
menjadi semakin mendesak. berkesinambungan. Oleh sebab itu,
idealnya poses bisnis perlu terlebih
Proses Bisnis : Refleksi Metagovernance dahulu disusun dan kemudian diderivasi
dan Urgensitasnya sampai dengan SOP Administrasi
Sebagaimana salah satu dari 8 Pemerintahan (SOP AP). Tahapan ini
(delapan) area perubahan reformasi perlu dilakukan sebelum organisasi
birokrasi, penataan tata laksana menghasilkan keluaran (output).
berawal dari adanya analisis kebutuhan Terminologi “proses bisnis”
pemangku kepentingan, siapa yang memang belum semasyhur SOP dalam
membutuhkan pelayanan dan siapa konteks penyelenggaraan administrasi
yang akan menikmati manfaat yang pemerintahan. Menanjaknya ketenaran
paling besar. Selanjutnya, dilakukan pendekatan New Public Management
identifikasi perihal siapa stakeholder (NPM) atau dikenal juga reinventing
utama, bagaimana kondisi eksisting government dengan karakteristik
tata laksana hari ini, dan bagaimana “mewirausahakan birokrasi”, membuat
siklus tata laksana tersebut sebelum proses bisnis kerap dimaknai sebagai
akhirnya dibakukan dalam Standard tindak lanjut pendekatan tersebut.
Operating Procedures (SOP) (LAN, 2011). Dalam arti sempit, negara diasumsikan
Namun demikian, SOP yang diang­ perlu memiliki kegiatan yang bernuansa
gap sebagai tujuan akhir dari proses ekonomi dan menghasilkan uang.
ketatalaksanaan sejatinya adalah Padahal tidak demikian. Negara
justifikasi yang perlu disanggah. Sederet merupakan non profit organization
upaya perbaikan tata laksana yang yang memiliki tujuan bersama bersifat
direncanakan dan diimplementasikan, kerakyatan, bukan tujuan economizing
seyogyanya bertujuan untuk dengan memaksimalkan keuntungan.

158 Edisi 8, Tahun VIII


Proses Bisnis:
Wajah Metagovernance Dalam Upaya Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.

Seiring dengan pelaksanaan dengan benar, maka ke depan akan


reformasi birokrasi, ketatalaksanaan tercipta interoperabilitas – yakni praktik
(process business) telah diperkenalkan koordinasi dan kolaborasi antar proses
pertama kali melalui Peraturan Menteri bisnis dan antar Sistem Pemerintahan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Berbasis Elektronik (SPBE), terutama
Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun dalam rangka pertukaran data,
2011 tentang Pedoman Penataan Tata informasi atau layanan SPBE.
Laksana (Business Process). Namun Selain itu, Permenpan baru
dalam perkembangannya, regulasi tersebut juga berusaha membumikan
tersebut dianggap belum bersifat proses bisnis dengan prinsip yang
adaptif sehingga dirumuskan kembali urgen. Regulasi ini menunjukkan
payung hukum strategis yakni Peraturan bahwa pada hakikatnya peta proses
Menteri Pendayagunaan Aparatur bisnis merupakan asset organisasi yang
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor valuable, karena tidak menggantungkan
19 Tahun 2018 tentang Penyusunan alur kerja pada pejabat perseorangan
Peta Proses Bisnis Instansi Pemerintah. yang menduduki posisi pimpinan
Adapun sejumlah perbaikan sebuah unit organisasi. Sehingga,
regulasi tersebut salah satunya adalah siapapun yang menjadi menduduki
penambahan prinsip sederhana pucuk pimpinan organisasi akan tetap
representatif serta konsensus menjalankan alur kerja yang senada
subyektif. Sederhana representatif dan serupa. Peta proses bisnis juga
dapat dimaknai bahwa peta proses mampu mengidentifikasi kesalahan
bisnis sebaiknya dapat mewakili seluruh dalam organisasi yang berdampak pada
aktivitas organisasi tanpa terkecuali pelayanan maupun citra organisasi
dan digambarkan dengan sederhana. yang buruk. Sehingga, ketika terjadi
Sedangkan konsensus subyektif yakni kesalahan maka titik kesalahannya
disepakati oleh seluruh unit organisasi pun dapat diidentifikasi dengan tepat.
yang ada dalam ruang lingkup instansi Peta proses bisnis akan menunjukkan
pemerintah. Bahkan, jika suatu instansi siapa yang keliru dalam menjalankan
pemerintahan telah menerapkan tugas dan fungsinya dalam aktivitas
proses bisnis dalam tataran administrasi organsisasi pemerintahan. Ihwal ini

Edisi 8, Tahun VIII


159
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

akan berdampak pada tepat atau Penutup


tidaknya pemimpin dalam menentukan Untuk merubah tatanan
arah kebijakan. birokrasi ketatalaksanaan, diperlukan
Lantas, bagaimana korelasi proses pergerakan yang sifatnya konstruktif,
bisnis dalam konteks metagovernance? sistematis, ilmiah, dan didasarkan
Kita sudah menyepakati bahwa dalam pada komitmen bersama antar unit
menjalankan roda pemerintahan, organisasi pemerintahan internal
kita bekerja tidak hanya dalam satu maupun eksternal. Penulis menilai
unit organisasi. Melalui penyusunan bahwa metagovernance merupakan
peta proses bisnis dalam kerangka teori paling mutakhir yang mampu
reformasi birokrasi ketatalaksanaan menjelaskan kondisi reformasi
yang didasarkan atas pedoman birokrasi ketatalaksanaan yang hari
Permenpanrb Nomor 19 Tahun ini sedang berjalan, jika dibandingkan
2018 tersebut, maka dapat sekaligus dengan teori lainnya dalam lingkup
menjembatani dihasilkannya SOP administrasi negara. Metagovernance ini
yang mengintegrasikan satu unit selanjutnya dijabarkan sebagai reflektor
organsiasi dengan unit lainnya dalam penyusunan peta proses bisnis sebagai
instansi pemerintahan. Lebih jauh salah satu dari 8 (delapan) area
lagi, kombinasi dari hirarki birokrasi, perubahan reformasi birokrasi.
pasar, dan jaringan pemerintah Melalui penyusunan peta proses
untuk mencapai outcoume terbaik bisnis dalam organisasi pemerintahan,
dari kinerja organisasi sektor publik maka instansi tersebut akan memiliki
sebagaimana maruah metagovernance aset organisasi yang berharga dalam
dapat tergambar eksplisit dalam peta menjalankan tugas dan fungsi yang
proses bisnis. Tidak hanya itu, cita-cita termaktub dalam mandat organisasi,
metagovernance dalam meningkatkan serta mampu mempengaruhi upaya
koordinasi antar pluralitas organisasi pemerintah secara keseluruhan dalam
birokrasi dapat turut terpetakan mencapai visi dan misi yang ditulis
dengan profesional. secara eksplisit dalam Rencana Strategis
(Renstra) organisasi pemerintahan.

160 Edisi 8, Tahun VIII


Proses Bisnis:
Wajah Metagovernance Dalam Upaya Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.

DAFTAR PUSTAKA

Bennis, W. 1989. On Becoming A Leader. Marsh, David dan Gerry Stoker. 2010.Teori
Reading, MA: Addison Wesley dan Metode dalam Ilmu Politik. USA :
Publishing Company,Inc Palgrave Macmillan
Bevir, M. 2011. The SAGE Handbook Meuleman, L. 2008. Public Management
of Governance.  London: SAGE and the Metagovernance of Hierarchies,
Publication Network and Market. Berlin: Springer
Davenport, Thomas. 1993. Process Berlin Heidelberg.
Innovation: Reengineering Work Pusat Kajian Manajemen Pelayanan,
Through Information Technology. Deputi Bidang Kajian Manajemen
Boston: Harvard Business School Kebijakan dan Pelayanan. 2011.
Press Model Analisis Proses Bisnis Instansi
Hammer, Michael and James Champy. Pemerintah, Lembaga Administrasi
1993. Reengineering the Corporation: Negara Republik Indonesia
A Manifesto for Business Revolution, Sumarto, Hetifah SJ. 2004. Inovasi,
Harper Business Partisipasi dan Good Governance
Jessop, Robert. 2003. Governance, (20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif
Governance Failure and di Indonesia, Jakarta : Yayasan Obor
Metagovernance, United Kingdom: Indonesia
Department of Sociology, Lancaster SØrensen, Eva. 2014. Metagovernance:
University The Changing Role of Politicians in
Keating, J. 2010, The Indonesian Tiger, Processes of Democratic Governance,
Foreign Policy West Virginia, The American Review
of Public Administration Volume 36
Kickert, Walter JM, Erik-Hans Klijn and
No. 1, Sage Publications.
Joop FM Koppenjan. 1999. Managing
Complex Networks: Strategies for
the Public Sector, London : SAGE
Publications

Edisi 8, Tahun VIII


161
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Regulasi Website
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 The Global Economy.com , diakses pada
tentang Ombudsman Republik 6 Oktober 2018 pukul 19.22
Indonesia Transparency.org diakses pada 5
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun Oktober 2018 pukul 20.08
2010 tentang Grand Design Refor- Hendra Nurtjahjo. Memahami
masi Birokrasi 2010-2025 ­Maladministrasi. Jakarta: Ombuds-
Peraturan Menteri PANRB ­Nomor man Republik Indonesia. 2013,
11 Tahun 2015 tentang Road diakses pada 6 Oktober 2018 pukul
Map Reformasi Birokrasi 11.29 WIB.
Tahun 2015-2019 Jossep, Bob. 2016. Metagovernance,
Peraturan Menteri PANRB ­Nomor Research Gate.net (artikel) diakses
19 Tahun 2018 tentang Penyu­ pada 7 Oktober 2018 pukul 17.48
sunan Peta Proses Bisnis
Instansi Pemerintah.

****

162 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi
Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan
Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.
Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Sistem Kelembagaan dan Tata Laksana
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Abstrak
Revitalisasi kelembagaan birokrasi dilakukan guna
mengembalikan birokrasi kepada fungsi dukungannya dengan
dasar pencapaian Nawacita, penegakkan hukum dan peraturan
perundangan dengan memperhatikan aspek dukungan politik
dan legitimasi, serta duk ungan sumber-sumber daya organisasi.
Revitalisasi yang dilakukan meliputi dimensi filosofi, paradigmatik,
kelembagaan, ketatalaksanaan dan dimensi sumber daya manusia.
Di sisi lain pemisahan cabang-cabang kekuasaan negara yang
dimandatkan oleh UUD 1945 yaitu eksekutif, legislatif, yudikatif,
konstitutif dan auditif diselenggarakan dalam bentuk kelembagaan
tinggi negara sesuai tugas dan fungsinya masing-masing yang
dijalankan secara independen. Walaupun demikian, seluruh lembaga
negara terkoneksi satu sama lain berdasarkan keeratan tugas dan
fungsi yang saling melengkapi, maupun berdasarkan kesamaan
karakteristik kelembagaan birokrasi dari masing-masing lembaga
negara sebagai unit pemberi dukungan administratif dan teknis
operasional.
Kata kunci: reformasi birokrasi, revitalisasi kelembagaan, eksekutif,
legislatif, yudikatif, konstitutif, auditif, cabang kekuasaan negara.

Edisi 8, Tahun VIII


163
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Pendahuluan publik kepada pemerintah (Dwiyanto,


Reformasi Birokrasi (RB) 2011), dengan mengembalikan fungsi
merupakan konsep dan upaya birokrasi dari pengaruh dan hiruk
yang dilakukan oleh pemerintah pikuk dunia politik. Salah satunya
dalam mendorong pembaharuan pada saat itu Presiden BJ Habibie
dan perubahan penyelenggaraan di awal pemerintahannya setelah
pemerintahan terutama dalam aspek- menggantikan kekuasaan Orde Baru
aspek kelembagaan, ketatalaksanaan mengeluarkan PP 5 Tahun 1999
dan sumber daya manusia. Seluruh yang mengatur mengenai netralitas
instansi pemerintah baik di tingkat birokrasi, termasuk pengesahan UU No.
pusat maupun daerah didorong 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok
untuk melakukan pembaharuan dan Kepegawaian, menggantikan UU No. 8
perubahan serta meningkatkan kinerja Tahun 1974.
organisasi dengan memaksimalkan Namun demikian secara legal
sumber daya organisasi. Terdapat formal, RB baru diselenggarakan atas
beberapa faktor yang melatarbelakangi dasar Peraturan Presiden Nomor
mengapa RB menemukan momen­ 81 Tahun 2010 tentang Grand
tumnya. RB sejak awal diinisiasi sebagai Design Reformasi Birokrasi 2010 –
respon atas keprihatinan kinerja 2025. Perpres ini menjadi acuan bagi
birokrasi yang diselenggarakan secara diselenggarakannya RB di seluruh
business as usual1. instansi pemerintah. Peraturan
Selain itu, krisis ekonomi yang perundangan terkait penyelenggaraan
melanda Indonesia pada periode RB ditindaklanjuti dengan terbitnya
akhir kepemimpinan Orde Baru Permenpan RB No. 20/2010 tentang
turut mendorong adanya kebutuhan Road Map Reformasi Birokrasi 2010
akan reformasi mendasar dalam – 2014, dan sejumlah Permenpan RB
penyelenggaraan birokrasi (Azizy, dari No. 7 s.d 15 Tahun 2011 tentang
2007). Termasuk di dalamnya adalah berbagai pedoman terkait usulan dan
adanya dorongan untuk membangun mekanisme Reformasi Birokrasi K/L dan
dan mengembalikan kepercayaan Pemda. Peraturan perundangan inilah
yang sampai saat ini menjadi rujukan
1 Lihat Rahmatunnisa, 2012

164 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.

bagi instansi pemerintah di seluruh menjawab berbagai permasalahan


tingkatan dalam menyelenggarakan birokrasi, baik yang dirasakan secara
RB-nya masing-masing. langsung oleh masyarakat dalam
Di sisi lain, revitalisasi kelem­ bentuk pelayanan publik yang kurang
bagaan, merupakan terminologi yang memuaskan, maupun dalam bentuk
berbeda dan tidak dikenal secara indikator-indikator atau indeks global
spesifik dalam peraturan perundangan. yang diterima secara umum. Indeks
Reformasi administrasi, di sisi lain Pembangunan Manusia (IPM), misalnya,
sudah lama dikenal dalam referensi dan yang menjadi salah satu rujukan kinerja
literatur administrasi publik (lihat Aucoin, pembangunan di bidang manusia yang
1990; Brudney et al, 1999). Sebagai dikeluarkan oleh UNDP, menunjukkan
sebuah upaya elaborasi akademik, bahwa Indonesia sudah masuk dalam
revitalisasi kelembagaan tentu sangat kategori IPM medium, namun masih
kontekstual dan mendorong adanya berada di ranking 113 dari 188 negara
kontribusi penting dalam memperbaiki yang ada dalam daftar, posisinya masih
birokrasi. Akan tetapi memaknai di bawah China, Thailand, atau Malaysia.
revitalisasi kelembagaan sebagai Fakta ini menjadi pekerjaan
sesuatu yang baru dan terpisah dari rumah bagi birokrasi di sektor terkait
RB merupakan hal yang harus dikoreksi, untuk terus meningkatkan kualitas
baik secara hukum maupun praktek. kerjanya. Indikator-indikator World
Adalah menjadi penting untuk melihat Governance Index (WGI) seperti
positioning revitalisasi kelembagaan ini government effectiveness atau keefektifan
sebagai bagian tidak terpisahkan dari pemerintah dan regulatory quality
kegiatan RB, atau setidaknya memiliki atau kualitas peraturan perundangan
ruang irisan yang sangat besar. Jika di tahun 2016 dari Bank Dunia juga
tidak, maka dapat dipastikan konsep menunjukkan posisi Indonesia yang
revitalisasi kelembagaan hanya masih di bawah Thailand atau Malaysia.
merupakan duplikasi dari sebagian Indikasi-indikasi ini menjadi penting
konsep RB. mengapa RB ataupun revitalisasi
Adapun argumentasi mengapa kelembagaan birokrasi harus tetap
RB dan/atau revitalisasi kelembagaan berjalan dan dilaksanakan.
perlu dilakukan adalah untuk

Edisi 8, Tahun VIII


165
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Selanjutnya, pembentukan outputnya adalah berkaitan dengan


lembaga negara yang dimandatkan pembaruan ketatalaksanaan yang
oleh UUD 1945 merupakan sebuah tumpang tindih dan duplikatif antara
keniscayaan dalam penyelenggaraan satu lembaga dengan lembaga lain
cabang-cabang kekuasaan negara. sehingga tidak terjadi lagi over lapping
Pemisahan cabang-cabang kekuasaan kewenangan oleh lembaga-lembaga
negara ini dilakukan agar terjadi tersebut. Jika lembaga-lembaga
distribusi kekuasaan yang dapat pemerintah mampu mewujudkan
menghindarkan terkonsentrasinya sistem ketatalaksanaan yang progresif
kekuasaan di satu lembaga. Selain itu, dan efektif ditunjang dengan struktur
dengan adanya pemisahan ini, maka organisasi yang ramping tapi kaya fungsi
akan memungkinkan proses check-and- maka reformasi birokrasi organisasi
balance serta fungsi saling melengkapi tersebut separuhnya sudah berhasil
(komplementer) antar lembaga negara dilaksanakan.
tersebut. Dalam menjalankan fungsi Makalah ini tidak membedakan,
masing-masing lembaga negara ini, apalagi menghadapkan satu sama
peran birokrasi, di sisi lain tidak dapat lain, antara RB dengan revitalisasi
dikerdilkan, mengingat seluruh sumber kelembagaan birokrasi dalam lembaga
daya dan kompetensi sebagian besar negara secara vis-a-vis. Revitalisasi
justru dimiliki oleh birokrasi. Tanpa kelembagaan harus dipahami
keberadaan dan dukungan birokrasi, sebagai bagian dari RB secara umum.
akan mustahil bagi lembaga-lembaga Secara spesifik makalah ini disusun
negara ini untuk dapat menjalankan dengan salah satu tujuan, selain
fungsi cabang kekuasaannya masing- memenuhi permintaan konferensi,
masing. juga untuk mengurai perbedaan dan
Ketika distribusi kekuasaan secara persamaan antar lembaga negara
tegas terbagi melalui tugas, fungsi, dan ditinjau dari dua perspektif, yaitu
wewenang antar cabang kekuasaan perspektif fungsi yang melekat pada
maka, sesungguhnya reformasi masing-masing lembaga negara dan
birokrasi secara alamiah terjadi. perspektif dukungan administrasi dan
Mengapa demikian? sebab RB salah satu teknis operasional yang merupakan

166 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.

wilayah kapasitas dan kompetensi urgensinya. Dalam hal lembaga negara


birokrasi. Tujuan lain yang tidak yang didukung menyelenggarakan
kalah pentingnya adalah bagaimana fungsi kekuasaan negara yang besar
revitalisasi kelembagaan birokrasi dan melibatkan banyak pihak, maka
pada lembaga dapat diwujudkan agar dukungan kelembagaan birokrasi akan
tercapai penyelenggaraan birokrasi mengimbangi kebutuhan sebesar
yang efektif, efisien dan akuntabel, fungsi lembaga tersebut.
dengan tanpa mengurangi kualitas Untuk mendukung efektivitas
kerja masing-masing lembaga negara dan efisiensi tugas dan fungsi serta
yang didukungnya. wewenang lembaga tinggi negara baik
pada lembaga eksekutif, legislatif, dan
Dimensi Kontekstual Reformasi yudikatif maka, diperlukan reformasi
Birokrasi Lembaga Eksekutif, birokrasi untuk mengawal tujuan
Legislatif, Yudikatif tersebut. Secara konseptual reformasi
birokrasi merupakan bagian dari
Penyelenggaraan fungsi masing-
reformasi administrasi. A.F. Leemans
masing lembaga tinggi negara yaitu
menyatakan bahwa inti reformasi
eksekutif, legislatif, dan yudikatif
administrasi adalah reorganisasi mesin
tentunya tidak dapat berjalan sendiri,
pemerintah yang dapat dinilai secara
melainkan memerlukan dukungan
terukur. Indikator perubahan tersebut
administratif dan teknis operasional
antara lain dapat dilihat dari program
seperti sumber daya dan logistik lainnya
reformasi yang inovatif sehingga ruang
yang disediakan oleh birokrasi. Masing-
lingkupnya lebih luas atau intensitasnya
masing lembaga tersebut dilengkapi
lebih tinggi atau kedua-duanya.
dengan unit birokrasi (unit kesetjenan)
Reformasi administrasi adalah suatu
yang menjadi fungsi supporting
upaya yang secara khusus didisain untuk
terhadap lembaganya masing-masing.
melakukan perubahan fundamental
Oleh karena karakteristik masing-
dalam sistem administrasi atau paling
masing lembaga yang berbeda, maka
tidak mengukur peningkatan satu atau
konsekuensinya fungsi supporting yang
lebih elemen kunci administrasi seperti
dibentuk seyogyanya menyesuaikan
struktur administrasi, personil, dan
dengan tingkat kebutuhan dan
proses.

Edisi 8, Tahun VIII


167
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Birokrasi pemerintahan negara tentang pemberantasan korupsi, kolusi,


memiliki sistem dan tata nilai yang dan nepotisme untuk menciptakan
dalam perjalanannya dapat berubah, aparat pemerintah yang bersih dan
mengalami pasang surut tergantung bertanggung jawab. Selain itu secara
pada karakteristik rezim serta massif, pemerintah dan DPR melakukan
lingkungannya. Sejarah kebangsaan perombakan besar-besar terhadap
menunjukkan bahwa kondisi birokrasi sistem pemerintahan daerah dan tata
yang ada sekarang merupakan warisan kelola perimbangan keuangan antara
sistem birokrasi masa lalu (Orde lama pusat dan daerah, sistem kepegawaian,
dan Orde Baru). Ketidakstabilan politik politik, dan lainnya. Hingga saat ini
yang menyebabkan pemerintahan reformasi birokrasi diseluruh organisasi
selalu goyah pada masa Orde kekuasaan negara terus berlangsung
Lama membuat elite-elite birokrasi sebagai tuntutan bagi birokrasi
pada masa itu tidak memiliki waktu pemerintah untuk merespon segala
untuk memikirkan sistem birokrasi tantangan dan perubahan yang terus
pemerintahan yang baik. Orde terjadi.
Baru berupaya menjaga stabilitas Perkembangan paradigma
pemerintahan dan pembangunan administrasi publik, dari Old Public
dengan menerapkan sentralisasi Administration menuju New Public
kekuasaan. Model pemerintahan Administration, New Public Management
seperti ini jelas menjadi tempat bagi dan lainnya seperti New Public Service
suburnya malpraktek birokrasi. Tidak dan The Whole Of Government jelas harus
mengherankan jika kemudian birokrasi direspon oleh birokrasi pemerintahan
pada lembaga eksekutif, legislatif, dan Indonesia. Birokrasi yang ruwet
yudikatif pada masa Orde Baru sangat berbelit-belit, sentralistik, sarat dengan
lekat dengan praktik buruk birokrasi korupsi, kolusi dan nepotisme sudah
pemerintahan. tidak lagi mendapat tempat. Birokrasi
Ketika reformasi bergulir, semacam ini hanya akan menjadi
pemerintah berusaha memperbaiki penghambat dan sumber penyakit bagi
birokrasi Indonesia melalui penerbitan pemerintah dan masyarakat. Indonesia
sejumlah peraturan yang mengatur saat ini membutuhkan birokrasi yang

168 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.

bersih, cepat, murah, terukur, dan birokrasi belum efektif, penerapan


profesional. Jika tidak maka Indonesia e-gov belum efektif dan efisien,
akan tertinggal, jangankan dengan manajemen SDM aparatur belum
negara-negara yang sudah maju di efektif, dan in-efisiensi dalam
Eropa, dengan negara Asia dan Asia penggunaan anggaran); dan
Tenggara-pun akan terus tertinggal. · Pelayanan publik belum mempunyai
Apabila kita cermati dalam kualitas yang diharapkan (pelayanan
PermenPAN & RB Nomor 11 Tahun perijinan belum efektif dan efisien,
2015 tentang Roadmap Reformasi praktik pungutan liar masih ada,
Birokrasi 2015 ~ 2019, akan nampak praktik manajemen pelayanan
persoalan-persoalan yang selama ini publik belum dijalankan dengan
mempersulit birokrasi pemerintahan baik).
di Indonesia untuk bangkit, persoalan Persoalan-persoalan di atas
tersebut antara lain: adalah masalah aktual yang dihadapi
· Birokrasi belum sepenuhnya bersih oleh birokrasi pemerintahan Indonesia
dan akuntabel (rendahnya komitmen saat ini. Hal ini sejalan dengan yang
pimpinan dalam pencegahan dikemukakan oleh Unifah Rosyidi
dan pemberantasan korupsi, (2007) bahwa terdapat 2 (dua) dimensi
penyelenggaraan pemerintahan utama yang menentukan keberhasilan
belum mencerminkan penye­ pelaksanaan reformasi birokrasi,
lenggaraan yang bersih dan bebas yaitu dimensi struktural dan dimensi
KKN, manajemen kinerja masih individual. Dimensi struktural terdiri
belum diterapkan, manajemen dari aspek dan parameter sebagai
pembangunan nasional belum berikut:
berjalan optimal); · Aspek struktur, dengan parameter:
· Birokrasi belum efektif dan Organisasi yang ramping kaya
efisien (tata kelola pemerintahan fungsi, rentang kendali pendek,
yang baik belum diterapkan, koordinasi efektif, pengawasan
lemahnya penegakan hukum, dapat dilaksanakan dengan ketat.
pengadaan barang dan jasa belum
efektif dan efisien, kelembagaan

Edisi 8, Tahun VIII


169
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

· Aspek tata kerja, parameternya: jelas tidak dapat dielakkan. Muaranya


dan tidak berbelit-belit, responsif adalah terwujudnya good and clean
terhadap persoalan. government. Pemerintahan yang baik
· Aspek kepemimpinan, parameternya dan bersih dalam menjalankan fungsi-
mencakup: kepemimpinan yang fungsi pemerintahan. Pemerintahan
visioner, pemimpin manajer, yang baik terwujud melalui terciptanya
integritas tinggi, partisipatif. efektivitas dan efisiensi pemerintah
· Aspek anggaran, terdiri dari dalam menjalankan pemerintahan.
parameter: anggaran berbasis Pemerintahan yang bersih tercipta
kinerja, efisiensi, akuntabel, dan melalui aparatur yang bersih, jauh
menegakkan transparansi. dari KKN, dan dipercaya oleh publik
untuk menjalankan fungsi-fungsi
Adapun dimensi individual, aspek pemerintahan. Pemerintahan seperti
dan parameternya meliputi: ini hanya akan terwujud jika birokrasi
· Aspek pendidikan, dengan secara struktural dan individual
parameter: kualifikasi, spesialisasi, menganut paradigma dengan visi
dan pelatihan dalam jabatan. dan nilai-nilai yang dilandasi oleh
· Aspek ideologi, parameternya: sikap kepentingan masyarakat, bangsa, dan
melayani, dedikasi. negara.
· Aspek komitmen moral, para­ Dimensi struktural memiliki
maternya: Fokus/kesediaan waktu bobot relevansi tinggi berkaitan
kerja, patuh terhadap hukum dan dengan kondisi birokrasi pemerintahan
peraturan. saat ini. Problem krusialnya adalah
Kedua dimensi di atas merupakan kecenderungan terjadinya proliferasi
dimensi kontekstual reformasi birokrasi struktur lembaga pemerintah baik
di Indonesia saat ini dengan persoalan eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
seperti yang tertuang dalam Permenpan Kondisi ini dipicu oleh mudahnya
di atas. Untuk itu, revitalisasi terhadap lembaga pemerintah melakukan
paradigma birokrasi lembaga eksekutif, penambahan suatu unit organisasi
legislatif dan yudikatif menjadi suatu tanpa melalui pemikiran dan kajian yang
keharusan dan kebutuhan yang matang. Konsekuensi pembengkakan

170 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.

struktur lembaga pemerintah dapat organisasi perbedaan wewenang


mengakibatkan jumlah PNS atau SDM antar organisasi pemerintahan baik
bertambah, otomatis fasilitas sarana eksekutif, legislatif, maupun yudikatif
dan prasarana juga harus bertambah, harus setajam mungkin. Hal ini juga
biaya belanja pegawai semakin besar untuk membatasi potensi wewenang
akibatnya beban anggaran menjadi lembaga di luar batas kewenangan yang
berlipat-lipat. seharusnya, sebab sangat mungkin
Lebih jauh struktur yang gemuk terjadi suatu lembaga pemerintah
seringkali banyak menyimpan penyakit menjalankan tugas dan fungsi di luar
birokrasi, lambat dan tidak efisien. kewenangannya disebabkan oleh
Rentang kendali menjadi semakin jauh konstruksi kewenangan yang melebihi
dan tidak efektif, koordinasi memburuk, batas. Akibatnya bisa saja sebuah
pengawasan tidak berjalan maksimal. lembaga menjalankan tugas dan fungsi
Akibatnya unit-unit organisasi semakin lembaga lain, hal ini jelas tidak dapat
tidak efektif, tugas dan fungsi tidak dibenarkan.
berjalan maksimal maka, sudah Saat ini dan ke depan, tata lak­
seharusnya struktur organisasi sana sebagai kunci proses bisnis
birokrasi pemerintah ramping tapi lembaga pemerintah harus terus
kaya fungsi. Hal ini untuk mendorong disempurnakan. Sudah tidak jamannya
agar organisasi pemerintah lebih lagi mekanisme kerja yang berbelit-
efektif, efisien, fungsional, kinerja dan belit. Kejelasan peran dan fungsi
produktivitasnya menjadi tinggi. masing-masing unit kerja menjadi salah
Selain itu persoalan ketata­ satu faktor agar penyederhaan tata
laksanaan juga bagian yang tidak kerja terwujud. Selain itu aspek tata
kalah rumit dalam penataan birokrasi kerja seharusnya juga memberikan
pemerintahan. Apalagi jika menyangkut manfaat dalam peningkatan derajat
interkonektivitas antar lembaga, sangat responsivitas lembaga pemerintah
mungkin over lapping dan duplikasi dalam menghadapi persoalan. Tata
tugas dan fungsi antar lembaga terjadi. kelola dalam pelayanan di bidang
Maka yang harus dilakukan adalah perijinan dalam sektor apapun,
dalam penyusunan tugas dan fungsi penanganan kasus hukum, pelayanan

Edisi 8, Tahun VIII


171
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

administrasi kependudukan, dan lain- ditengah massifnya kebocoran


lain perlu menjadi perhatian semua anggaran dan banyaknya kasus-kasus
birokrasi lembaga eksekutif, legislatif, korupsi yang terjadi di tanah air. Selain
dan yudikatif. itu tingkat penyerapan anggaran yang
Reformasi birokrasi mem­ tidak stabil oleh instansi pemerintah
butuhkan kepemimpinan yang perlu menjadi catatan tersendiri
visioner, mampu melihat kebutuhan terkait dengan reformasi birokrasi
dan tantangan kedepan serta dalam aspek anggaran. Pada tataran
mampu menemukan solusi bagai­ yang lebih tinggi, reformasi anggaran
mana organisasi pemerintah siap pemerintah juga harus berfokus pada
menghadapinya. Kemampuan untuk nilai kemanfaatan atas anggaran
terus belajar, menemukan inovasi, yang digunakan. Anggaran berbasis
dan melakukan keputusan-keputusan kinerja menjadi dasar untuk mengelola
strategis menjadi syarat mutlak bagi anggaran, bahwa anggaran pemerintah
pemimpin eksekutif, legislatif dan yang digunakan harus jelas output dan
yudikatif saat ini. Selain itu reformasi manfaatnya bagi pembangunan. Output
birokrasi jelas membutuhkan dan manfaat yang benar-benar memberi
pemimpin dengan karakter kuat, nilai tambah bagi kesejahteraaan
bersih dan berintegritas tinggi, memiliki masyarakat, pertumbuhan ekonomi,
kemampuan sebagai pemimpin dan daya saing bangsa.
juga manajer bagi organisasi yang Dimensi individual berkaitan
dipimpinnya serta dapat mengelola dengan SDM aparatur yang memegang
organisasi secara partisipatif, peran kunci dalam reformasi
mengutamakan kerjasama tim sebagai birokrasi. Pemerintah dan DPR
kekuatan organisasi. sepakat menerbitkan UU No. 5 Tahun
Salah satu indikator keberhasilan 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
reformasi birokrasi adalah terwujudnya sebagai bagian dari upaya untuk
pengelolaan anggaran yang efisien, memperbaiki tata kelola kepegawaian
efektif, akuntabel, dan terciptanya sipil. Manajemen PNS saat ini masih
transparansi dalam pengelolaan menyisakan banyak masalah dan
keuangan negara. Aspek anggaran problematika yang tidak mudah untuk
perlu memperoleh perhatian lebih diselesaikan. Problematika tersebut

172 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.

diantaranya: level kompetensi PNS mewujudkan pemerintah Indonesia


yang sangat beragam, kinerja dan menuju World Class Government.
produktivitas yang belum maksimal, Dimensi individual dalam kon­
kuatnya intervensi politik pengelolaan teks reformasi birokrasi mensyaratkan
PNS di instansi daerah, dan persoalan aspek pendidikan dengan parameter
struktural lainnya yang bisa jadi kualifikasi, spesialisasi, dan pelatihan
membutuhkan waktu puluhan tahun dalam jabatan bagi PNS untuk
untuk menyesaikannya. menjalankan tugas dan fungsi
Harus diakui dalam kurun waktu pemerintahan. Saat ini dan kedepan
sepuluh tahun terakhir telah terjadi semua lembaga pemerintah baik
perubahan tata kelola manajemen PNS eksekutif, legislatif, dan yudikatif
yang lebih baik melalui proses rekrut- harus diisi oleh SDM yang memiliki
men dan pengembangan kompetensi kompetensi tinggi sehingga andal
PNS. Namun hal ini belum mampu men- dalam melaksanakan tugas jabatannya.
dongkrak perbaikan sistem manajemen Kualifikasi PNS harus jelas melalui latar
PNS karena separuh lebih jumlah PNS belakang pendidikan yang memadai
yang ada saat ini ikut menyumbang dan pengalaman yang mantap
munculnya berbagai macam persoalan untuk menduduki suatu jabatan.
struktural dalam pengelolaan PNS. UU Selain itu pelatihan bagi PNS harus
ASN menyebutkan bahwa pengelolaan benar-benar dapat memberi nilai
PNS saat ini dan seterusnya wajib ber- tambah bagi kompetensi PNS, baik
dasarkan sistem merit. Sistem merit kompetensi manajerial, teknis, maupun
adalah kebijakan dan manajemen ASN sosial kultural. UU ASN sudah jelas
yang berdasarkan pada kualifikasi, kom- mengatur bahwa setiap PNS setiap
petensi, dan kinerja secara adil dan tahun harus memperoleh pelatihan
wajar dengan tanpa membedakan latar 20 jam pelajaran agar PNS dapat
belakang politik, ras, warna kulit, agama, mengembangkan kompetensinya
asal usul, jenis kelamin, status perni­ seoptimal mungkin, sebuah terobosan
kahan, umur, atau kondisi kecacatan. yang patut diapresiasi.
Sistem inilah yang diyakini akan mem- Ketika PNS sudah kompeten,
bawa birokrasi pemerintahan mampu tantangan selanjutnya adalah

Edisi 8, Tahun VIII


173
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

bagaimana PNS dapat memiliki sikap serta kesamaan karakter lembaga


dan mental untuk melayani masyarakat, birokrasi yang melekat, seperti rujukan
bangsa dan negara sebaik mungkin. peraturan perundangan, perencanaan,
Perubahan mind set dan culture set pelaksanaan, evaluasi, pengawasan dan
dalam bekerja merupakan salah satu pemeriksaan, mekanisme penggunaan
indikator penting dalam pelaksanaan anggaran, pembinaan kepegawaian
reformasi birokrasi. PNS harus atau manajemen SDM aparatur,
mengembangkan dan meningkatkan manajemen aset, dll. Sehingga pada
sikap melayani dan memiliki dedikasi dasarnya seluruh unit organisasi
tinggi terhadap tugas jabatannya. birokrasi pada lembaga negara
Selain itu aspek komitmen moral dalam menjalankan business process yang
bekerja dan mengabdi merupakan relatif sama, karena mengacu pada
faktor penting agar PNS memiliki kinerja peraturan perundangan yang berlaku
tinggi. Kemampuan untuk tetap fokus bagi birokrasi.
dan kesediaan dalam memberikan Lembaga tinggi negara terdiri dari
waktu kerja semaksimal mungkin 7 (tujuh) lembaga yang kesemuanya
menjadi syarat agar PNS produktif. memiliki struktur organisasi, tugas
Intinya bahwa setiap individu PNS saat fungsi dan kewenangan masing-
ini dituntut untuk memberi kontribusi masing. Ke tujuh lembaga tinggi
nyata dalam tugas pemerintahan dan negara tersebut sebagai alat utama
pembangunan melalui komitmen moral perlengkapan negara memiliki
untuk bekerja semaksimal mungkin hubungan keterkaitan (interconectivity)
serta patuh terhadap hukum dan bahkan juga memiliki ikatan saling
peraturan. ketergantungan (interdependent)
yang tinggi dalam menjalankan tugas
Revitalisasi Interkonektivitas fungsi dan kewenangannya. Hal ini
Antar Lembaga teridentifikasi dalam sejumlah klausul
dalam UUD 1945 yang mengatur tentang
Dinamika unit organisasi birokrasi
bagaimana hubungan keterkaitan antar
lembaga negara tidak hanya berfokus
lembaga tinggi tersebut, seperti yang
pada variasi kelembagaannya saja,
terangkum dalam ilustrasi di gambar 1,
tetapi juga terkait interkonektivitas

174 Edisi 8, Tahun VIII


pembangunan melalui komitmen moral untuk bekerja semaksimal mungkin serta
patuh terhadap hukum dan peraturan.
Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.

C. Revitalisasi Interkonektivitas Antar Lembaga


Interkonektivitas
Dinamika Fungsi dan birokrasi
unit organisasi Lembaga lembaga
melaksanakan
negarapengusulan rancangan
tidak hanya berfokus pada
Birokrasi. undang-undang kepada
variasi kelembagaannya saja, tetapi juga terkait interkonektivitas serta kesamaan DPR untuk
Interkonektivitas
karakter lembaga birokrasi antar
yangmasing-
melekat,mendapatkan
seperti rujukan persetujuan
peraturansecara
perundangan,
masing cabang kekuasaan negara bersama-sama
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan dan pemeriksaan, mekanismeseperti diatur dalam
tersebut
penggunaan dapat dilihat
anggaran, dalam dua
pembinaan UUD 1945atau
kepegawaian Ps 5 manajemen
(1) dan Ps 20 (2).
SDMMPR aparatur,
manajemenperspektif,
aset, dll.yaitu (1) perspektif
Sehingga pada dasarnyadapat memberhentikan
seluruh Presidenbirokrasi
unit organisasi atau pada
lembagafungsi
negara danmenjalankan
(2) perspektif business
dukunganprocess
Wakil Presiden
yang relatifdalamsama,
masa karena
jabatan mengacu
administratif
pada peraturan dan teknisyang
perundangan operasional. atas usul
berlaku bagi DPR seperti diatur dalam UUD
birokrasi.
Dalam perspektif
Lembaga fungsi, terdiri
tinggi negara masing-dari19457 Ps 7A. Ataulembaga
(tujuh) misalnya pencalonan
yang kesemuanya
memilikimasing cabang
struktur kekuasaan
organisasi, tugasnegara hakim
fungsi dan agung atas usulan
kewenangan Komisi Yudisial Ke tujuh
masing-masing.
lembagamenjalankan
tinggi negara fungsitersebut
lembaganya yang alat
sebagai kepada
utamaDPRperlengkapan
sebelum mendapatkan
negara memiliki
hubungan tidakketerkaitan
terpisahkan satu dengan yang penetapan
(interconectivity) bahkan juga Presiden sebagaimana
memiliki ikatan saling
lainnya. Tidak
ketergantungan ada satu lembagayang
(interdependent) negaratinggi
diatur dalammenjalankan
dalam UUD 1945 Pstugas 24A (3).fungsi dan
yang menjalankan
kewenangannya. Hal inifungsinya secara dalam
teridentifikasi Contoh-contoh
sejumlahtersebut
klausulmenunjukkan
dalam UUD 1945
mandiri atau
yang mengatur terpisah.bagaimana
tentang Sebagai contoh, bahwa pelaksanaan
hubungan keterkaitanfungsi dari masing-
antar lembaga tinggi
tersebut,Presiden
sepertisebagai kepala pemerintahan
yang terangkum masingdicabang
dalam ilustrasi bawah kekuasaan
ini. negara tidak

Eksekutif

Konstitutif Legislatif
Konektivitas/
Kesamaan

Auditif Yudikatif

Gambar 1. Interkonektivitas Fungsi dan Lembaga Birokrasi

Interkonektivitas antar masing-masing cabang kekuasaan negara tersebut


Edisi 8, Tahun VIII
175
dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu (1) perspektif fungsi dan (2) perspektif
dukungan administratif dan teknis operasional. Dalam perspektif fungsi, masing-
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

berdiri sendiri, melainkan terkoneksi Adapun dalam perspektif


satu dengan lainnya. dukungan administratif dan teknis
Walaupun terkoneksi seperti operasional, masing-masing lembaga
demikian, dalam menjalankan fungsinya, negara memiliki unit organisasi
masing-masing lembaga negara tetap birokrasi yang menjalankan tugas untuk
memiliki tingkat independensi sesuai memberikan dukungan administratif
dengan wilayah mandat dan diskresi dan teknis operasional. Unit organisasi
yang diembannya. Sebagai contoh birokrasi ini menjalankan tugas
Presiden tidak dapat mencampuri dan fungsi seperti halnya organ
urusan yang diselenggarakan oleh DPR, kesekretariatan di tingkat K/L. Namun
demikian pula sebaliknya. Atau misalnya demikian, dari sisi ukuran atau skala,
keputusan Mahkamah Konstitusi atas masing-masing besaran organisasi,
sebuah sengketa konstitusional tidak SDM aparatur, maupun anggaran
dapat dibatalkan atau diintervensi oleh bervariasi, sangat tergantung dari
DPR, MPR, bahkan Presiden sekalipun. tingkat kebutuhan lembaga negara
Dengan demikian, lembaga negara yang dilayaninya. Sebagai contoh, unit
memiliki tugas konstitusional dan organisasi birokrasi di BPK tergolong
fungsi dasar yang harus dijalankan besar, mengingat tugas dan fungsi
secara independen sesuai dengan auditifnya mencakup seluruh level
kapasitasnya masing-masing. Tidak pemerintahan di pusat maupun di
terdapat campur tangan atau intervensi daerah. Berbeda dengan unit organisasi
satu dengan yang lainnya karena birokrasi di Komisi Yudisial, misalnya,
pemisahan cabang kekuasaan ini yang hanya terdiri dari satu unit kerja
sudah tegas dan dimandatkan dalam eselon 1. Rincian perbedaan struktur
UUD 1945. Namun dalam menjalankan dan eselonisasi unit organisasi birokrasi
tugas dan fungsi tersebut, masing- pada lembaga negara dapat di lihat
masing lembaga negara memerlukan pada tabel 1. Unit Organisasi Birokrasi
kehadiran lembaga negara lainnya pada Lembaga Tinggi Negara di Luar
dalam hal saling melengkapi dan/atau Eksekutif
melegitimasi hasil penyelenggaraan .Selain perbedaan dalam
tugas dan fungsinya. skala atau ukuran organisasi, juga

176 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.

Tabel 1. Unit Organisasi Birokrasi pada Lembaga Tinggi Negara di Luar Eksekutif

Unit Organisasi
No Lembaga (Tinggi) Negara Keterangan
Es I Es II Es III
1 Majelis Permusyawaratan 2 7 Sekretariat Jenderal
Rakyat
2 Dewan Perwakilan Rakyat 5 18 55 Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian
3 Dewan Perwakilan Daerah 2 10 35 Sekretariat Jenderal
4 Mahkamah Agung 7 Sekretaris, Direktorat Jenderal,
Badan
5 Komisi Yudisial 1 6 Sekretariat Jenderal
6 Mahkamah Konstitusi 1 6 Sekretariat Jenderal
7 Badan Pemeriksa Keuangan 12 48 Sekretariat Jenderal, Inspektorat
Utama, Direktorat Utama, Audito-
riat Utama
Sumber: diolah dari berbagai sumber

terdapat variasi dalam nomenklatur (lihat tabel 1). Perbedaan nomenklatur


kelembagaan dari unit organisasi yang antar lembaga negara ini menunjukkan
dikembangkan pada masing-masing adanya dinamika kelembagaan
lembaga negara. Mahkamah Agung, birokrasi yang dibentuk berdasarkan
misalnya menggunakan nomenklatur kebutuhan masing-masing lembaga.
Sekretaris saja untuk unsur kesekre­ Beberapa konsekuensi yang muncul
tariatan, sementara lembaga lainnya dengan adanya perbedaan unit
menggunakan nomenklatur Sekretaris organisasi birokrasi ini adalah adanya
Jenderal, seperti halnya unsur perbedaan tingkat kebutuhan atas
kesekretariatan di kementerian besar. ketersediaan sumber-sumber daya,
Beberapa lembaga negara bahkan baik SDM aparatur, sumber daya
mengembangkan kelembagaan anggaran, sumber daya aset maupun
birokrasinya dengan tambahan unit sumber daya lainnya.
kerja eselon satu, seperti Direktorat Berdasarkan kondisi di atas,
Jenderal, Badan, Inspektorat Utama, dll maka dapat disimpulkan bahwa

Edisi 8, Tahun VIII


177
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

kebutuhan revitalisasi kelembagaan Negara dan Reformasi Birokrasi,


birokrasi di lembaga-lembaga negara menjadi penting guna menjamin dan
tidaklah sama. Hal ini karena fungsi memastikan bahwa kelembagaan
yang diemban masing-masing lembaga birokrasi pada lembaga negara sudah
berbeda skala dan volumenya. Namun sesuai serta menjawab kebutuhan.
demikian, revitalisasi perlu dilakukan Kelembagaan birokrasi memiliki
dalam konteks mengembalikan peran sentral untuk mewujudkan
fungsi dukungan organisasi dan interkonektivitas yang dinamis antar
memaksimalkan sumber-sumber lembaga tinggi negara. Beberapa
daya organisasi yang dimiliki. Demikian catatan bagaimana revitalisasi ini dapat
juga dalam konteks anggaran, bahwa dilakukan.
penyelenggaraan fungsi-fungsi lembaga Pertama, revitalisasi kelem­
negara memerlukan dukungan sumber bagaan birokrasi seyogyanya harus
daya anggaran yang tidak sedikit. sejalan dengan prinsip Nawacita yang
Dukungan anggaran sangat sentral menjadi landasan penyelenggaraan
dalam memastikan lembaga-lembaga pemerintahan dan negara, dengan
negara tersebut bekerja sesuai menterjemahkan tujuan nawacita dalam
mandatnya. Revitalisasi anggaran bentuk dukungan kelembagaan yang
kelembagaan birokrasi tidak serta mampu mengoptimalkan pencapaian
merta diartikan sebagai pengurangan prinsip-prinsip tersebut. Dalam
alokasi anggaran, tetapi lebih mengarah konteks revitalisasi ini, salah satu yang
pada penentuan anggaran yang sesuai perlu mendapatkan perhatian adalah
dengan kebutuhan. khususnya pada butir kedua Nawacita
Dalam perspektif dukungan yang berbunyi “Membuat pemerintah
administratif dan teknis operasional, tidak absen dengan membangun tata
revitalisasi kelembagaan perlu kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
dilakukan secara terus menerus demokratis, dan terpercaya, dengan
dengan memperhatikan kebutuhan memberikan prioritas pada upaya
dan dinamika masing-masing lembaga memulihkan kepercayaan publik pada
negara. Peran pemerintah, dalam hal ini institusi-institusi demokrasi dengan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur melanjutkan konsolidasi demokrasi

178 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.

melalui reformasi sistem kepartaian, menyangkut penegakkan hukum


pemilu, dan lembaga perwakilan”. atau ketaatan kepada peraturan
Butir kedua ini memberi pesan jelas perundangan saja, melainkan juga
mengenai bagaimana pengelolaan revitalisasi dalam hal review kritis
birokrasi yang harus menunjukkan terkait bagaimana penentuan dan
karakter bersih, efektif, demokratis pengambilan keputusan. Sehubungan
dan terpercaya. Sehingga revitalisasi dengan itu, Perpres 81/2010 tentang
kelembagaan harus menjamin untuk Grand Design Reformasi Birokrasi
mencapai kondisi birokrasi yang dicita- telah mengamanatkan kepada Menteri
citakan dalam nawacita tersebut. Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Landasan Nawacita ini penting Reformasi Birokrasi sebagai Ketua
dalam penataan kelembagaan birokrasi Tim Reformasi Birokrasi Nasional.
sebagai nilai dasar dan moralitas yang Sehingga dengan demikian, revitalisasi
menjadi acuan dan tujuan revitalisasi. kelembagaan tidak terlepas dari
Termasuk di dalamnya adalah pesan kerangka utuh Reformasi Birokrasi
demokrasi yang perlu diwujudkan, Nasional.
melalui bentuk komunikasi dua arah Di samping itu, masih terkait
dan setara antara eksekutif dengan peraturan perundangan, Permenpan
lembaga-lembaga negara lainnya 67/2011 tetang Pedoman Evaluasi
sebagai mitra yang dilayani. Kelembagaan Pemerintah telah
Kedua, peraturan perundangan memberikan rambu-rambu mengenai
yang menjadi rujukan penataan bagaimana kelembagaan birokrasi
kelembagaan yang memberi peran harus terus dipantau dan dievaluasi.
sentral kepada Kemenpan RB sebagai Lebih lanjut, dalam konteks revitalisasi
leading sector dalam penataan kelembagaan ini, perlu diperhatikan tiga
kelembagaan birokrasi perlu kembali dimensi evaluasi, yaitu (1) kompleksitas,
ditegaskan dan dihormati oleh yang merujuk pada tingkat diferensiasi
seluruh lembaga sebagai bagian yang dilakukan dalam pembagian kerja,
dari kewenangan eksekutif. Dalam (2) formalisasi, yang terkait dengan
hal peraturan perundangan ini, aturan-aturan, instruksi, prosedur, dan
revitalisasi kelembagaan tidak hanya komunikasi yang dibakukan, serta (3)

Edisi 8, Tahun VIII


179
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

sentralisasi, yang mana kewenangan kebutuhan dengan jawaban tidak


dalam pengambilan keputusan berada terlalu lebar, atau tidak ada sama sekali.
pada tingkat organisasi tertinggi. Keempat, ketersediaan sumber
Dimensi kompleksitas ini diukur melalui daya organisasi yang memadai menjadi
kompleksitas struktur organisasi, tingkat sebuah keharusan dan prasyarat bagi
spesialisasi atau jabatan, tata hubungan terwujudnya lembaga birokrasi yang
antar spesialis atau pejabat, dan tingkat berdayaguna dan memberikan dampak
pembagian pelayanan berdasarkan langsung bagi penyelenggaraan fungsi
tempat. Adapun dimensi formalisasi lembaga negara.
menyangkut tingkat kejelasan dan
ketegasan peraturan, prosedur kerja, Kesimpulan dan Saran
kebijakan kerja, tingkat pembakuan
Berdasarkan paparan dan diskusi
proses kerja, dimensi produk dan
di atas maka penulis menyimpulkan dan
keterampilan kerja. Sedangkan
memberikan catatan penting terkait
dimensi sentralisasi terkait dengan
reformasi birokrasi melalui revitalisasi
keseimbangan antara sentralisasi dan
kelembagaan birokrasi berupa
desentralisasi.
rekomendasi sebagai berikut:
Ketiga, dukungan politik dan
1. Pemisahan cabang kekuasaan
legitimasi dari masing-masing lembaga
negara merupakan sesuatu
negara menjadi esensial, mengingat
yang tidak terhindarkan. Karak­
lembaga negara merupakan mitra
teristik interdependensi maupun
dan pihak yang dilayani oleh birokrasi.
independensi dalam penye­leng­
Tanpa adanya dukungan dan legitimasi,
garaan masing-masing fungsi negara
maka penataan yang dilakukan hanya
dapat berjalan dengan adanya
merupakan aksi sepihak yang tidak akan
dukungan kerja kelembagaan
menjawab kebutuhan sebenarnya.
birokrasi. Di sinilah interkonektivitas
Revitalisasi kelembagaan birokrasi
antar lembaga terjadi, sesuai tugas
harus seiring dan sejalan dengan
fungsi dan kewenangan masing-
kehendak dan kepentingan lembaga
masing.
negara. Sehingga dengan demikian,
2. Reformasi birokrasi kontekstual
potensi konflik atau kesenjangan antara
lembaga tinggi negara baik eksekutif,

180 Edisi 8, Tahun VIII


Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif
Drs. Yanuar Ahmad, MPA.

legislatif, maupun yudikatif adalah 6. Revitalisasi dalam konteks


reformasi yang menyangkut dimensi kelembagaan mengarah pada
struktural dan dimensi individual. terwujudnya good and clean
3. Reformasi birokrasi dimensi government agar fungsi-fungsi
struktural menyangkut aspek pemerintahan dapat berjalan
struktur, tata kerja, kepemimpinan, secara efektif dan efisien. Dalam
dan anggaran. Sedangkan dimensi hubungan ini Kemenpan dan RB
individual terdiri dari aspek sebagai institusi pemerintah yang
pendidikan, ideologi, dan komitmen mendapat mandat harus ditegaskan
moral. kembali peran sentralnya.
4. Revitalisasi kelembagaan lembaga 7. Menyelaraskan kehendak,
tinggi negara merupakan bagian kepentingan dan kebutuhan
tidak terpisahkan dari reformasi lembaga negara dengan desain
birokrasi lembaga tinggi negara. kelembagaan birokrasi.
5. Revitalisasi kelembagaan pada 8. Memperkuat dukungan sumber-
birokrasi eksekutif, legislatif, dan sumber daya, baik SDM aparatur,
yudikatif adalah bagian dari upaya keuangan maupun sumber daya
menterjemahkan prinsip Nawacita organisasi lainnya agar tercipta
untuk mengembalikan peran lembaga birokrasi yang mumpuni
sentral eksekutif dalam penataan dan profesional.
kelembagaan, termasuk dalam
konteks pengambilan keputusan.

Referensi

Azizy, A. Q. A. (2007). Change manage- paradigms, principles, para-


ment dalam reformasi birokrasi. doxes and pendulums. Govern-
Gramedia Pustaka Utama. ance, 3(2), 115-137.
Aucoin, P. (1990). Administrative A.F. Leemans. 1976. “Overview”,
reform in public management: dalam A.F. Leemans. Ed, The

Edisi 8, Tahun VIII


181
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Management of Change In Govern- Rahmatunnisa, M. (2012). Menyoal


ment, Martinus Nijhoff. Kembali Reformasi Birokrasi. Jurnal
Brudney, J. L., Hebert, F. T., & Wright, Pascasarjana: Governance, 1(1).
D. S. (1999). Reinventing govern- Rosyidi, Unifah (2007). Reformasi
ment in the American states: Meas- Administrasi Sub Nasional: Suatu
uring and explaining administrative Analisis Reformasi Administrasi
reform. Public Administration Re- Kecamatan di Kota Bogor. Diser-
view, 19-30. tasi, FISIP, Universitas Indonesia.
Dwiyanto, A. (2011). Mengembalikan
kepercayaan publik melalui refor-
masi birokrasi. Gramedia Pustaka
Utama.

****

182 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi
Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan
Guru Besar Tidak Tetap FH UNPAD. Ketua Mahkamah Agung RI (2001-2008), Ketua Dewan Pers (2011-
2013, 2013-2016).

“But an established morality is as necessary as a good government


to the welfare of society. Societies disintegrate from within more frequently
than they are broken up by external pressure. There is disintegration when no
common morality is observed and history shows that the loosing of moral bonds
is often the first stage of disintegration so that society is justified in taking the
same steps to preserve its moral code as it does to preserve its government
and other essential institution”. (Sir Patrick Devlin, The Enforcement of
Moral).Charles G. Howard – Robert S. Summers, Law its nature, functions,
and limits, Englewood Cliffs New Jersey: 1965, hlm. 421.
(Tetapi kehadiran suatu moral yang ajeg diperlukan serupa dengan
kehadiran pemerintah yang baik demi kesejahteraan masyarakat. Disintegrasi
bagi masyarakat lebih sering terjadi karena sebab-sebab dari dalam daripada
karena tekanan dari luar. Disintegrasi terjadi ketika tidak ada ketaatan bersama
atas moral, dan sejarah menunjukkan longgarnya ikatan moral acap kali
menjadi penyebab utama disintegrasi, karena itu masyarakat dibenarkan untuk
mengambil langkah yang sama demi menjaga pemerintahan dan berbagai
institusi yang penting).

Pendahuluan refleksi historis perjalanan dan budaya


Etik (etika) sebagai salah satu masyarakat. Dalam konteks ini, tidaklah
aturan bertingkah laku, seperti aturan- berlebihan ungkapan yang menyatakan:
aturan tingkah laku lainnya (hukum, “kalau hendak mengenal secara
agama, adat-istiadat) merupakan mendalam dan ingin memperbaharui/

Edisi 8, Tahun VIII


183
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

mengubah suatu masyarakat, kenalilah Etik sebagai “pedoman” tingkahl-


sejarah dan budaya masyarakat yang aku
bersangkutan”. Sejarah dan budaya ini Ada semacam upaya untuk
tidak hanya terbatas pada kenyataan- lebih menjelaskan perbedaan
kenyataan. Tidak kalah penting adalah antara “hukum” dan “etik” dengan
tata nilai, keyakinan dan kesadaran menggunakan ungkapan yang berbeda.
yang hidup dalam masyarakat, seperti Etik dipertalikan sebagai “pedoman”
tata nilai etik. atau “petunjuk” yang menunjukkan
Secara etimologis, etik (ethic: sifat individual, dan tidak ada paksaan
Inggris, etique: Perancis, ethiek: Belanda) eksternal terhadap ketaatan atas etik.
berasal dari bahasa Yunani “etos” Hukum lazim disebut “aturan” yang
yang memuat kandungan: “karakter menunjukkan unsur dapat memaksa
(character), sikap (disposition), dan dan dipaksakan dari luar. Biasanya,
1
pembawaan (nature). Selain itu, ada untuk menggabungkan etik dan hukum
kata “moral” dari bahasa Latin “mores”. yang sama-sama memuat kandungan
Ada yang membedakan antara “etik” dan “semestinya bertingkah laku” (ought to
“moral”, tetapi ada yang menganggap be), dipergunakan istilah “ketentuan”
keduanya mengandung makna yang atau “rules” (seperti “rules of behavior”).
sama. (infra). Dalam bahasa Indonesia, Pada bagian lain catatan ini akan
dikenal juga kata “kesu­silaan” atau diuraikan juga perbedaan antara
“susila” dan “ahlak”, yang memuat etik dan hukum – antara lain – etik
kandungan yang sama dengan “etik”. merupakan kewajiban individual dan
Biasanya, kata “kesusilaan” atau berlaku ke dalam. Hukum merupakan
“susila”, lazimnya dipadankan dengan kewajiban sosial dan berlaku ke luar.
“zede/zeden” (Belanda) yang lazim juga Tetapi ada juga yang menggambarkan
dipadankan dengan “etik”, sedangkan etik berlaku ke dalam dan keluar atau
“ahlak” berasal dari bahasa Arab, paling tidak, tingkah laku internal etik
seperti “ahlakul karimah”. akan selalu ada refleksi keluar.
“Etymology … suggests that ethics
1 Stephen J.A. Ward, Ethics and Media: An is both individualistic and social. It is
Introduction, hlm. 8.

184 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan

individualistic because individuals tertentu yang menunjukkan karakter


are asked to make certain values part mereka dan mengikuti norma-norma
of their character and to use certain tertentu dalam membuat keputusan.
norms in making decisions. It is social Bersifat sosial, karena etik tidaklah
because ethics is not about every person menyangkut bahwa setiap orang
formulating their own rules of behavior dapat membuat aturan sendiri-sendiri
apart from others. Correct conduct is terlepas dari orang lain. Tingkah laku
honoring rules of fair social interaction – yang benar adalah penghormatan atas
rules that apply to humans in general or aturan-aturan dalam interaksi sosial
to all members of a group. We experience secara benar atau jujur – aturan-aturan
ethics internally as the tug of conscience. yang diterapkan pada setiap orang
We experience ethics externally as the pada umumnya atau pada semua
demands placed upon us by code of ethics, anggota kelompok. Secara internal, kita
back by social sanction. Psychologically, menjalankan etik sebagai tali penarik
one learns ethics as a set of responses (petunjuk) kata-hati (kesadaran).
shaped by social enculturation and the Sebagai tuntutan yang dibebankan di
ethical “climate” of society. My ethical pundak kita adalah “kode etik” (codes of
capacities are nurtured and exercised ethics), yang dikuatkan dengan sanksi
within groups. Also, ethics requires that sosial. Secara psikologis seseorang
I adopt a social perspective that leaks mempelajari etik sebagai suatu
to the common good and transcends kumpulan respons yang dibentuk
selfish individualism. Ethically speaking, oleh akulturasi sosial dan suasana
“how ought I to live?” Cannot be asked in (climate) etik masyarakat. Kapasitas
isolation from the question, “how ought etik saya terpelihara dan berjalan
2
we to live?” dalam kelompok. Etik juga menuntut
(secara etimologi / ilmu bahasa, agar saya mengambil (mengadopsi)
… menyatakan bahwa etik sekaligus pandangan (perspektif) masyarakat
bersifat individualistik dan sosial. yang menunjukkan kebaikan bersama
Individualistik karena etik menuntut di atas individualisme diri sendiri.
para individu menjalankan nilai-nilai Berbicara secara etis “bagaimana
semestinya/sebaiknya saya hidup?”
2 3 Ibid, hlm, 8-9.

Edisi 8, Tahun VIII


185
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

tidaklah dapat dipisahkan dari de mens meerwerk tot een betere


pertanyaan: “bagaimana semestinya maatschappelijkorde).
kita hidup?”. (2) D ilihat dari sumber atau asal-
usul. Immanuel Kant menyatakan
Etik dan Hukum etika atau moral bersifat otonom,
artinya bersumber dari kesadaran
Terlepas dari diskursus teoritik
sendiri (eigen geweten). Ketentuan
atau filosofis “pemahaman praktis”
hukum bersifat heteronom, arti­
hubungan antara etik dan hukum,
nya bersumber (berasal) dari
di bawah ini akan dicatat yang
suatu kekuasaan diluar diri pribadi
membedakan antara hukum dan etika
3 (uitwending macht).
(moral). Van Apeldoorn mencoba
merinci perbedaan-perbedaan (3) Dilihat dari cara menjamin keta­
tersebut, antara lain: atan. Ketaatan pada etik atau
moral bersumber dari kesadaran
(1) Dilihat dari segi isi, hukum dimak­
(dan kemauan) pribadi. Tidak ada
sudkan sebagai tatanan yang
kekuasaan (kekuatan) luar yang
mengatur kehidupan bersama
memaksa ketaatan pada etik atau
atau masyarakat (goode ordering
moral (De moraal wortelt in de
der samenleving). Etika atau moral
geweten van de mens. Hier is dan
bertujuan untuk kesempurnaan
ook geen uitwendig macht die dwingt
pribadi (volmaking van de enkele
tot naleving de morele geboden).
mens). Tetapi, perlu disadari, ke­
Berbeda dengan hukum, ada
sem­p urnaan kehidupan pri­
kekuatan di luar kehendak pribadi,
ba­­­d i akan mempengaruhi peri
yaitu negara yang menjaga, bahkan
kehidupan masyarakat. Perbaikan
dapat memaksakan ketaatan pada
peri kehidupan pribadi akan mem­
hukum. Tetapi, seperti telah dicatat
bantu (mendorong) perbaikan
di atas, ketaatan pada etika atau
tatanan kehidupan masyarakat
moral besar sekali pengaruhnya
menjadi lebih baik (verbetering van
pada ketaatan pada hukum.
Seseorang tidak melakukan
3 Apeldoorn, Inleiding to de studie van het
perbuatan pidana (mencuri, korupsi,
Nederlandse recht.

186 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan

dan lain-lain) tidak selalu karena pula ketaatan pada hukum. Kita sering
takut dipidana, tetapi kesadaran mendengar ungkapan “berbagai
etik atau moral merupakan sarana pelanggaran hukum (seperti korupsi)
pencegahan untuk melakukan tidak terlepas dari melemahnya,
pelanggaran hukum. Ketaatan pada bahkan krisis etik ataumoral”
etik atau moral (termasuk ketaatan Ketiga; tingkat ketaatan pada
pada agama dan kesusilaan) etik atau moral ditentukan oleh
adalah pendorong kuat menuju tingkat kesadaran pribadi (geweten
“masyarakat taat pada hukum (law van de mens). Kesadaran (geweten)
abidingsociety)”. terhadap etik atau moral berkaitan
Van Apeldoorn mencatat pula dengan budaya dan peradaban
unsur-unsur lain yang membedakan (culture and civilization). Kita pernah
antara hukum dan etika atau moral, mengenal ajaran Hobbes mengenai
yaitu yang berkaitan dengan “tata keadaan masyarakat alamiah (state of
laksana” (de werking) dan tujuan (het nature). Hobbes menyatakan, dalam
doel). Tetapi dilihat dari tantangan yang masyarakat alamiah akan senantiasa
sedang kita hadapi, tiga unsur yang terjadi “bellum omnium contra omnes
dicatat di atas, sangat penting untuk – all against all”. Artinya, setiap orang
mendapat perhatian. merupakan serigala bagi orang lain.
Pertama; perlu disadari, etika Selain mencerminkan rendahnya
atau moral merupakan kebutuhan budaya, keadaan itu merupakan
pribadi dan tuntutan terhadap pribadi. gambaran peradaban sebelum ada
Kuat atau lemahnya sikap dan ketaatan negara. Ajaran Hobbes berbanding
pada etik atau moral, sepenuhnya terbalik dengan pandangan Locke
tergantung pada tingkat kesadaran dan yang menggambarkan “state of nature”
tanggung jawab pribadi (mempribadi). merupakan peri kehidupan yang damai,
meskipun diakui keadaan surgawi itu
Kedua; terdapat “hubungan
senantiasa mengandung ancaman
fungsional” antara ketaatan pada
untuk “bertikai”, karena perbedaan
etika atau moral dengan ketaatan
kepentingan dan keberpihakan pada
pada hukum. Makin tinggi ketaatan
kelompok masing-masing.
pada etika dan moral, makin tinggi

Edisi 8, Tahun VIII


187
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Keempat; kesadaran (geweten) Ketiga; berusaha mengubah


pribadi itu tidak terlepas dari sifat lingkungan, baik dalam makna
arif atau kearifan (wisdom, wijsheid). membangun lingkungan yang lebih
Ketaatan pada etik atau moral selain baik atau merusak lingkungan, seperti
sebagai cermin budaya dan peradaban, mengubah suatu lingkungan tertutup
juga cermin kearifan. menjadi lebih terbuka (demokratis)
Persoalannya, setiap orang seka- atau mengubah demokrasi menjadi
ligus sebagai mahluk individu dan ang- otoriter. Bukankah Wali dan Rasul
gota masyarakat. Kita pernah menerima diutus untuk melakukan perubahan?
pelajaran (ketika mahasiswa) yang be- Bermacam-macam corak
rasal dari Pitirim Sorokin yang berbunyi: hubungan itu akan menentukan nilai
“Situation gebundenheit” (keadaan ling- etik atau moral individu maupun
kungan itu yang menentukan). Manusia masyarakat. Dalam keadaan seperti
ditentukan oleh lingkungan-lingkungan ini, etika atau moral berjarak dengan
tertentu, bukan saja fisik tetapi juga hal-hal seperti “to do the best for the
lingkungan sosial, budaya, ekonomi, public” atau “displays virtue” atau
dan lain-lain. Termasuk juga pengaruh “honesty”, atau “integrity” karena yang
konsep atau teori. ada hanyalah“selfishness”.
Ada beberapa kemung­kinan mengenai Dari kaca mata kehidupan
hubungan antara individu dengan berbangsa dan bernegara, keadaan
lingkungan. yang digambarkan di atas dapat
Pertama; tunduk, patuh pada memicu pertanyaan: “Apakah keadaan
semua keadaan dan kehendak yang semacam itu semata-mata refleksi
lingkungan. dari sikap individual atau ada kesalahan
institusional, seperti pengaruh atau
Kedua; berusaha memperoleh
akibat tatanan dasar bernegara,
sebesar-besarnya manfaat (meman­
tatanan kekuasaan bernegara, tatanan
faatkan) dari lingkungan, seperti
susunan organisasi negara, dan lain
memanfaatkan demokrasi untuk
sebagainya.
berkuasa, memanfaatkan birokrasi
untuk memperkaya dirisendiri). Seandainya dugaan-dugaan di
atas benar, tidaklah cukup (meskipun

188 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan

penting) untuk menata etik atau melalui cocok tanam ketidakadilan


moral masyarakat, tetapi apakah dan panen kerakusan”. Bagaimana
tidak semestinya secara mendasar kalau “rules” yang dibuat itu justeru
menata sistem penyelenggaraan rules yang tidak berkeadilan. Rules
negara yang dapat menumbuhkan yang hanya memberi peluang pada
kepercayaan publik pada lembaga- sekelompok kecil, jauh dari rules
lembaga penyeleng-gara negara dan yang akan menjamin perwujudan
pemerintahan. keadilan sosial, kesejahteraan
sosial, atau sebesar-besarnya
kemakmuran bagi rakyat? Rules
Ukuran (mengatur) pelaksa- yang menimbulkan kontradiksi-
naan etik. kontradiksi. Orang yang bercocok
Jonathan Herring mengutarakan tanam justeru lebih susah daripada
tiga pendekatan dalam meme- cahkan perantara. Orang yang panen lebih
persoalan etik:4 susah daripada para pengepul.
(1) P endekatan atas dasar: “Rules Sekedar ilustrasi. Semua sepakat,
basedapproaches”. korupsi dan terorisme harus dilawan
dan diberantas. Tidak hanya oleh
Berdasarkan pendekatan ini,
aparat keamanan dan pertahanan,
jawaban etik atas suatu persoalan
tetapi juga oleh setiap warga. Tetapi
adalah “follow the rules”. Sejauh
kita berdebat mengenai tata cara
mana etik ditegakkan, ditentukan
melaksanakannya. Dalam korupsi
oleh “ketaatan mengikuti ketentuan-
ada perdebatan mengenai luas-
ketentuan yang ada”.
sempit wewenang KPK. Dalam
Bagi kita, persoalannya: “rule” atau hal memberantas terorisme, kita
“rules” macam apakah yang diikuti berdebat mengenai peran TNI.
itu? Dalam kaitan ini, mungkin kita Sadar atau tidak sadar, perdebatan
dapat merenungkan potongan mengenai tata cara, instrumen
tembang puisi Emha Ainun pelaksanaan, justeru mengakibatkan
Nadjib yang berbunyi: “Kita telah
“reducering” atau “reducing” terhadap
memboroskan anugerah Tuhan ini
kesepakatan atau kemestian
4 5 Jonathan Herring, Legal Ethics, 1913.

Edisi 8, Tahun VIII


189
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

memberantas korupsi atau (consequentionalism). Ukuran etis


memberantas terorisme. Tata cara atau tidak etis ditentukan oleh
memang penting, namun kita harus konsekuensi. Suatu tindakan (atau
jauh dari “tujuan menghalalkan tidak bertindak) akan dipandang etis
segala cara”. Tidak semestinya tata apabila mempunyai konsekuensi
cara mengorbankan “obyektif” yang baik. Suatu tindakan (atau
mesti dicapai. Kita dihadapkan pada tidak bertindak) dianggap salah
kenyataan, berbagai rules dibuat secara etik apabila menimbulkan
untuk melaksanakan kepentingan konsekuensi buruk. Pendekatan
tertentu, bukan kepentingan rakyat konsekuensionalisme ini dapat
banyak. Pertanyaannya: “Etiskah menimbulkan penolakan terhadap
mengikuti atau taat pada rules pendekatan “follow the rules or
dan pelaksanaan rules semacam not follow the rules”. Menurut
itu. Seandainya “panen” itu diberi “rules” dilarang berbohong. Tetapi
makna “melaksanakan dan atau apabila dalam keadaan (situasi)
menegakkan hukum”: “Apakah tertentu berbohong justeru untuk
pelaksanaan dan penegakan atau mempunyai akibat lebih
hukum telah didasarkan pada baik daripada keburukan, maka
prinsip-prinsip keadilan, prinsip berbohong tidak melanggar etika.
sebesar-besarnya manfaat bagi Yang perlu dipertimbangkan,
rakyat banyak?” Akibat rules yang konsekuensionalisme semacam itu
tidak bertalian dengan kepentingan dapat menimbulkan ketidakpastian.
rakyat banyak, pelaksanaan dan Bagaimana kalau bertindak
penegakan hukum berada di bawah (atau tidak bertindak) sekaligus
standar harapan masyarakat, baik mempunyai akibat baik dan buruk?
dalam makna berlebihan (excessive) Dalam hal seperti ini mesti dilihat
maupun terlalu ringan. Kenyataan konsekuensi secara menyeluruh,
ini dapat bersumber dari “rules” atau bukan sekedar terhadap keadaan
“pelaksana/penegak hukum”. tertentu.
Pendekatan ini bertalian dengan (2) Pendekatan atas dasar: “Outcome
“pendekatan konsekuensionalisme” basedapproaches”.

190 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan

Menurut pendekatan ini, jawaban antara lain berupa “honesty”


etik atas suatu persoalan ditentukan (kejujuran), atau “kindness”
oleh “produce the best outcome” (kebaikan). Prinsip “honesty dan
atau menghasilkan yang terbaik. kindness” tidak dapat dipisahkan
Lagi- lagi persoalannya: “terbaik dari “integrity” (integritas). Agar
untuk siapa?” Semestinya terbaik berbuat dengan cara yang terbaik
menurut “prinsip-prinsip umum untuk menghasilkan yang terbaik,
yang diakui” (recognized general senantiasa diperlukan honesty,
principles), misalnya, tatanan kindness, fairness, impartiality, dan
demokrasi yang bertanggung jawab, “sense of justice”.
yaitu demokrasi yang berkeadilan Pendekatan kebajikan (virtue)
(sesuai dengan prinsip-prinsip dapat ditelusuri dari ajaran etik
negara hukum), sesuai dengan Socrates dan Aristoteles. Bukanlah
rasa keadilan (general principles konsekuensi yang menentukan
of justice), dan memberi manfaat suatu perbuatan benar secara etik
sebesar-besarnya bagi kepentingan atau secara moral, melainkan motif
rakyat banyak. Di lingkungan pers, dari suatu perbuatan, yaitu untuk
saya sering menyebutkan: “prinsip berbuat kebajikan.
melakukan yang terbaik dan
(4) Pendekatan atas dasar: “Deonto­
(untuk) menghasilkan yang terbaik
logyapproaches”
itu bertalian dengan integritas
(integrity). Integritas merupakan Suatu perbuatan (atau tidak berbuat)
salah satu “requirement ethics” yang dipandang etis, bukan dilihat dari
semestinya tidak dapatditawar. hasil atau konsekuensi perbuatan
tersebut (baik atau buruk),
(3) Pendekatan atas dasar: “Character
melainkan perbuatan itu sendiri
basedapproaches”.
yang menjadi ukuran etis atau tidak
Menurut dasar ini, akar etik etis. Berbohong adalah perbuatan
ditunjukkan oleh: “act in a way that tidak baik, karena itu tidak etis.
displays virtue”, yaitu perbuatan Menceritakan atau menyampaikan
yang (senantiasa) dilandasi dan sesuatu yang benar (kebenaran)
didasarkan pada kebajikan, yang adalah sesuatu yang baik. Dengan

Edisi 8, Tahun VIII


191
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

demikian menceritakan kebenaran rakyat”, merupakan sambungan


merupakan suatu tindakan etis. peninggalan kolonial dan menguatnya
Mungkin dalam situasi tertentu, kembali bentuk-bentuk yang disebut
menceritakan benar (kebenaran) “neo kolonialisme” dan “neo imperia-
terasa pahit atau menyakitkan, lisme”.
tetapi sekali-kali tidak menjadi Pada saat ini, setelah lebih dari 70
pembenaran untuk berbohong. tahun merdeka, masih layakkah dika-
takan: segala penderitaan itu (kemis­
Etika pejabat publik kinan, kebodohan, keterbelakangan),
Pejabat publik adalah setiap adalah peninggalan kolonialisme, aki-
orang yang dipilih atau diangkat atau bat atau ulah neo kolonialisme atau
mendapat tugas memangku dan neo imperialisme. Semestinya tidak!
menjalankan fungsi kenegaraan dan Sudah saatnya menyadari, penderitaan
pemerintahan. Dalam bahasa yang rakyat, ungkapan-ungkapan tujuan
acap kali diperdengarkan, pejabat kemerdekaan, hanya sekedar jargon.
publik adalah setiap orang yang Berbagai tatanan yang dijalankan,
duduk dalam lembaga kenegaraan sebenarnya bukan hanya jauh, tetapi
atau pemerintahan untuk menjalankan menjauh dari berbagai kemestian yang
amanat rakyat. Bahkan di masa Orde di satu pihak harus ditiadakan dan di
Lama dan Orde Baru, kita mengenal pihak lain harus menjadi lebihbaik.
ungkapan “amanat penderitaan rakyat, Pada saat ini sebagian para elit di
khususnya penderitaan kemiskinan, bidang politik, sosial, agama, bahkan di
keterbelakangan, dan kebodohan”. kalangan keilmuan, termasuk pers, tidak
Pada hari-hari ini (bagi mereka yang jemu-jemunya mensinyalir “ancaman
mau melihat), berbagai penderitaan itu nyata” perpecahan bangsa dan negara,
masih merupakan pemandangan yang menguatnya pilihan dasar-dasar dan
dapat dijumpai pada setiap tempat (di ideologi yang bukan Pancasila, tatanan
kota, di desa, di pantai dan di gunung kenegaraan di luar sistem UUD 1945,
serta wilayah- wilayah terpencil lainnya). dan lain-lain ancaman.
Di masa lalu, terutama di masa Menghadapi berbagai “sinya­
Orde Lama, ungkapan “penderitaan lemen” itu, ada berbagai pertanyaan:

192 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan

Pertama; sejauhmana ancaman itu “the best to the public”, bukan “displays
begitu kuat sehingga telah menjadi virtue”, bukan “honesty”, bukan “integrity”
ancaman nyata terhadap sendi-sendi demi kepentingan rakyat banyak,
yang diutarakan di atas. Apakah melainkan berbagai tingkah laku
tidak mungkin, ancaman nyata itu sebagai “upaya memperkokoh porsi
nampak kuat bukan karena mereka pembagian kekuasaan, memperkuat
benar- benar kuat, melainkan karena porsi “privilege” sebagai penikmat
kita lemah, bahkan setiap hari kekuasaan. Yang disaksikan dan
melemahkan diri dalam semua aspek dirasakan rakyat adalah “ketidakadilan”.
kehidupan bernegara dan berbangsa Mengulangi ungkapan Emha Ainun
dalam bentuk kelemahan tatanan Nadjib, yang disebut bercocok tanam
politik, kelemahan tatanan ekonomi, (pembangunan) adalah bercocok
kelemahan tatanan sosial, dan lain-lain tanam ketidakadilan. Yang disebut
kelemahan. panen (pembangunan) adalah panen
Kedua; sejauh mana rakyat banyak kerakusan. Kesenjangan makin nyata.
menjadi bagian atau memperhatikan Rakyat merasa mereka tetap, bahkan
ancaman tersebut. Hingga saat ini, mungkin makin miskin dan terbelakang,
rakyat banyak tidak atau belum menjadi tetapi di pihak lain, sebagian dari
ancaman berbagai sendi kenegaraan jumlah yang sangat kecil menikmati
dan kebangsaan kita. Justeru para elit segala privilege dan kemewahan.
dan pers yang dilekati berbagai motif Tanpa mengurangi ketegasan
dan kepentingan tidak habis- habisnya penyelenggara negara dan pemerintah
melakukan “exaggerated” berbagai untuk “menggebuk” gerakan ideologis
ancaman tersebut. Rakyat tidak atau (bukan sekedar penawanan pikiran
belum tersentuh oleh “ancaman” dan pendapat), sangat perlu mem­
itu. Bagi rakyat banyak ada berbagai pertimbangkan berbagai keprihatinan
perasaan lain yang dihadapi. Rakyat dalam dimensi yang tidak semata-
makin merasakan ada jarak yang makin mata ideologis. Tidakkah sangat
lebar antara pimpinan dan rakyat. penting menemukan berbagai sebab
Dalam praktik, yang dipertontonkan “ancaman” itu pada faktor-faktor
oleh para pemimpin bukan prinsip non ideologis seperti kemiskinan,

Edisi 8, Tahun VIII


193
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

kebodohan, keterbelakangan, merasa to gain financial or other benefits for


terpinggirkan di satu pihak, berhadapan themselves or their family.
dengan pelaksanaan pengelolaan (Pejabat publik membuat keputusan
negara, pemerintahan, ekonomi dan semata-mata untuk kepentingan
lain-lain, yang tidak mendekatkan pada publik. Pejabat publik tidak boleh
tujuan berbangsa dan bernegara di membuat keputusan untuk
pihak lain. Perlu pemikiran ulang untuk memperoleh keuntungan finansial
melakukan “koreksi yang mendasar” untuk diri atau keluarganya).
terhadap tingkah laku politik dan
(2) Integrity
birokrasi yang menjalankan negara
dan pemerintahan sebagai cara Holders of public office should not
membangun etika pejabat publik yang place themselves under financial or
bertanggung jawab. other obligation to outside individuals
or organizations that might influence
Bagaimana bentuk-bentuk “nor­
them in the performance of their
ma etika” pejabat publik yang dapat
official duties.
menjadi penangkal ancaman terhadap
dasar-dasar dan eksistensi negara dan (Pejabat publik tidak boleh atau
bangsa kita? dilarang berada di bawah pengaruh
uang atau kewajiban-kewajiban lain,
Selain penerapan pendekatan-
baik dari orang-orang atau badan-
pendekatan yang diutarakan Jonathan
badan yang dapat mempengaruhi
Herring (supra), perlu pula diperhatikan
dalam menjalankan tugas-tugas
“Nolan Rapport Committee” mengenai
resminya).
“Standards in Public Life” (London,1995).
(3) Objectivity
Komisi Nolan merumuskan “The
Seven Principles of Public Life” yaitu: In carrying out public business,
including making public appointments,
(1) Selflessness
awarding contracts, or recommending
Holders of public office should take individuals for rewards and benefits,
decisions solely in terms of the public holders of public office should make
interest. They should not do so in order choices on merit.

194 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan

(Dalam melaksanakan pekerjaan dan tindakan yang diambil. Mereka


publik, termasuk pengangkatan harus memberikan alasan-
pada jabatan publik, membuat alasan atas setiap keputusan dan
kontrak (perjanjian kerja), atau pembatasan penjelasan hanya
memberi rekomendasi agar orang- dalam hal kepentingan publik yang
orang mendapatkan penghargaan lebih luas (lebih besar) menghendaki.
atau suatu keuntungan, pejabat (6) Honesty
publik bertindak semata-mata atas
Holders of public office have a duty to
dasar dipenuhinya syarat-syarat
declare any private interests relating to
yang telah ditentukan).
their public duties and to take steps to
(4) Accountability resolve any contlicts arising in a way
Holders of public office are accountable that protects the public interest.
for their decisions and actions to the (Pejabat publik berkewajiban
public and must submit themselves menjelaskan atau menyatakan
to whatever scrutiny is appropriate to setiap kepentingan pribadi yang
their office. berkaitan dengan tugas-tugas
(Pejabat publik bertanggungjawab publiknya dan mengambil langkah-
atau akuntabel kepada publik atas langkah untuk menyelesaikan konflik
setiap keputusan dan tindakan yang kepentingan (antara kepentingan
diambil dan senantiasa bersedia pribadi dan tugas-tugas publik),
untuk diteliti). untuk melindungi kepentingan
(5) Openness publik).

Holders of public office should be as (7) Leadership


open as possible about all the decisions Holders of public office should
and actions that they take. They should promote and support these principles
give reasons for their decisions and by leadership and example.
restrict information only when the wider (Pejabat publik berkewajiban
public interest clearly demands it. memajukan dan mendukung
(Pejabat publik sejauh mungkin berbagai asas di atas melalui (dengan
harus terbuka atas setiap keputusan

Edisi 8, Tahun VIII


195
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

menunjukkan) kepemimpinan dan hukum (government under the rule of


keteladanan). law). Persamaan di depan hukum
akan senantiasa disertai kebebasan
(liberty). Kebebasan dan persamaan
Kebutuhan etik bagi pejabat
menuntut jaminan dan perlindungan
publik
hak-hak dasar (hak asasi) manusia.
Sebelum secara khusus mencatat Dalam tingkat lebih lanjut, jaminan
kebutuhan atau hubungan etik dengan dan perlindungan hak-hak dasar tidak
pejabat publik, perlu dipahami, etik hanya terbatas pada hak-hak pribadi
sebagai “pedoman atau aturan tingkah dan politik (individual/civil and political
laku”, ada pada setiap segmen baik rights), tetapi juga hak asasi sosial
dalam tatanan individual, sosial, (social justice), termasuk jaminan dan
politik, dan lain-lain. Kita mengenal perlindungan hak kelompok (community
“kode etik pers, kode etik advokat, rights) baik politik manusiasosial
kode etik dokter, kode etik hakim,
Apakah masih perlu etik dalam
kode etik perwira, termasuk kode etik
negara berdasarkan hukum? Tetap
dalam penyelenggaraan negara dan
perlu. Mengapa? Prinsip persamaan
pemerintahan (pejabat publik).
dalam hukum, di satu pihak untuk
Ada beberapa landasan yang mencegah pelanggaran hukum yang
mendasari kebutuhan etik pejabat hanya menguntungkan satu kelompok
publik. orang atau seseorang. Namun di
Pertama; tatanan negara berdasarkan pihak lain, persamaan di depan
hukum. hukum yang menafikan kenyataan
Paling tidak dalam makna formal ada perbedaan (seperti perbedaan
(rechtsstaat in formele zin), negara atas dasar ekonomi, sosial) dapat juga
hukum adalah negara yang dijalankan menimbulkan ketidakadilan bahkan
atas dasar “supremasi hukum” penindasan. Hukum menjadi alat
(supremacy of law) yang mengandung ekploitasi oleh yang kuat terhadap yang
beberapa makna: “semua orang sama lemah. Etik dapat menjadi salah satu
di depan hukum (equality before the law), sarana menjamin prinsip persamaan
pemerintahan dijalankan berdasarkan di depan hukum yang adil dan wajar.

196 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan

Pejabat publik selain harus paling tepat menggambarkan apa


bekerja berdasarkan hukum, juga sebenarnya demokrasi.
– langsung atau tidak langsung Untuk menghindari salah
melaksanakan hukum, baik dalam pengertian dan menemukan deskripsi
memberi pelayanan hukum atau yang mudah, catatan ini mengartikan
menerapkan hukum (law appliying), dan demokrasi yang dipergunakan
menegakkan hukum (law enforcement). Abraham Lincoln (dikenal dengan
Dalam konteks yang diperluas, pejabat sebutan “Gettysburg speech, 1863) yaitu
publik dalam melaksanakan hukum, “pemerintahan dari, oleh, dan untuk
memberi pelayanan hukum, dan atau rakyat” (government of the people, by
penegakan hukum, tidak semestinya 5
the people, for the people), atau yang
hanya sekedar sebagai mulut hukum oleh John Keane disebut: “government
cq mulut undang-undang (the mouth of the humble, by the humble, for the
of the laws), melainkan mulut keadilan humble” (pemerintahan (yang berasal)
(justice). Disini etik berperan untuk dari orang biasa, oleh orang biasa, dan
menunjukkan pertanggung-jawaban untuk orang biasa) yaitu pemerintahan
untuk menentukan bagaimana sendiri diantara orang-orang yang
semestinya hukum itu diterapkan sama derajat (self government among
atau ditegakkan demi mewujudkan the common people) dengan mekanisme
keadilan bersama (common justice) demokrasi perwakilan.
6

atau kebaikan bersama (commongood).


Dalam penyelenggaraan negara
Kedua; tuntutan demokrasi. dan pemerintahan, demokrasi
Banyak sebutan tentang mewujudkan “pemerintahan yang
demokrasi: “demokrasi liberal, bertanggung jawab kepada publik”
demokrasi rakyat, demokrasi atas (responsible government to the public),
dasar permusyawaratan (deliberate dalam bentuk pertanggungjawaban
democracy), demokrasi proletar, publik dan hukum.
demokrasi terpimpin, demokrasi
Pancasila, dan lain-lain”. Tidak satupun 5 Lihat, The Guide to American Law, 11, hlm,
420 – 421.
dari berbagai jenis demokrasi yang
6 9 Lihat, John Keane, The Life and Death of
dapat mengklaim paling benar atau
Democracy, hlm. XII.

Edisi 8, Tahun VIII


197
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Secara hukum, demokrasi men­ pada dasarnya tidak berbatas, tetapi


jamin kebebasan. Akan bertentangan secara etik DPR dapat membatasi
dengan etik demokrasi, apabila diri untuk tidak menyalahgunakan
kebebasan itu membenarkan segala kekuasaan atau tidak melakukan hal
cara untuk mencapai tujuan. Demokrasi ikhwal yang layak dibiarkan dijalankan
menjamin kebebasan berpendapat. oleh eksekutif.
Tetapi akan bertentangan dengan Ketiga; sarana kendali atas diskresi
etik, seorang pejabat publik di daerah
Semua penyelenggara dan
mengklaim 90% atau 70% rakyat
pemerintahan senantiasa dilekati
daerah akan memilih calon tertentu.
wewenang atas dasar diskresi (beleid),
Bukan saja tidak etis, pernyataan
yaitu kebebasan melakukan tindakan
semacam itu dapat mendorong
(Freis Ermessen) untuk mencapai
mobilisasi, bukan partisipasi dalam
atau memecahkan masalah tertentu
pemilihan. Sebuah RUU telah disetujui
yang tidak diatur atau tidak cukup
menjadi undang-undang. Dalam
diatur oleh hukum. Dalam dunia
waktu beberapa hari setelah menjadi
ilmu hukum administrasi, diskresi
undang-undang, dikeluarkan Perpu
lebih mengedepankan “tujuan”
yang mengubah beberapa pasal.
(doelmatigheid, purposeful). Namun,
Mungkin Perpu itu secara format tidak
tidak berarti, diskresi dapat dilakukan
bertentangan dengan hukum, tetapi
bertentangan atau melawan hukum.
etiskah secara sepihak (menggunakan
Diskresi hanya dapat dilakukan pejabat
Perpu) mengubah undang-undang
yang berwenang, untuk tujuan yang
hasil persetujuan bersama dan baru
tidak bertentangan dengan hukum
disahkan beberapahari?
dan dilakukan dengan cara-cara yang
Dalam berbagai pelanggaran dibenarkan hukum.
hukum yang dilakukan pejabat publik
Untuk lebih menjamin prinsip-
seperti anggota DPR, berawal dari
prinsip hukum diatas, kendali etik atas
kurangnya kehendak menjunjung
penggunaan diskresi yang memberi
tinggi etik. Meskipun secara “teoritikal”,
kebebasan bertindak (Freis Ermesren)
kekuasan DPR (di bidang legislatif,
sangat penting. Prof. Peter H. Schuck
anggaran, pengawasan), secara hukum
menyatakan berbagai kebaikan

198 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan

diskresi, tetapi ada juga sisi buruk antara hak imunitas anggota badan
7
diskresi. Menurut Schuck, diskresi perwakilan rakyat, dan hak badan
dapat menjadi sumber kegaduhan perwakilan rakyat mengurus segala
penyelenggaraan administrasi negara, kepentingan rumahtangganya.
membuka peluang bertindak berle­ Hak imunitas lazimnya diartikan
bihan, tujuan tidak jelas, dapat berlaku sebagai bebas dari tanggung
tiranis terhadap rakyat, dan paling sulit jawab hukum atas pernyataan
dikontrol secara hukum. Ada yang yang diucapkan dalam rapat-rapat
menggambarkan diskresi seperti orang badan perwakilan rakyat. Bahkan
yang sedang berjalan dilereng yang di Indonesia, hak imunitas melekat
8
licin, mudah tergelincir. juga atas pernyataan di luar sidang
Selain kendali hukum di atas badan perwakilan rakyat sepanjang
(mudah ditembus), tidak kurang berkaitan dengan pelaksanaan
penting adalah kendali etik. Unsur- tugas sebagai anggota badan
unsur etik jabatan publik sangat perwakilan rakyat. Hal semacam
penting untuk menjaga diskresi tetap ini tidak terdapat di negaralain.
dalam fungsi yang benar (infra). Di suatu negara, seorang
Keempat; sarana kendali privilege dan anggota badan perwakilan rakyat
prerogatif. mengucapkan kata-kata yang
Dalam catatan ini, privilege menista orang lain. Pengadilan
dibatasi pada hak yang melekat dalam menolak gugatan dengan alasan,
lingkungan badan perwakilan rakyat. walaupun benar ucapan itu
Prerogatif adalah hak yang melekat mengandung penistaan, tetapi
pada Presiden (Kepala Negara). karena diucapkan dalam sidang
berlaku hak imunitas. Walaupun
1. Privilege dalam lingkungan badan
tidak dapat dipertanggungjawabkan
perwakilan rakyat dibedakan
secara hukum, tetapi ucapan
7 Peter H. Schuck, Foundation of Administrative itu melanggar etik dan yang
Law. bersangkutan mendapat sanksi dari
8 Lihat, Bagir Manan, “Kedudukan Dan Tempat badan etik badan perwakilan yang
Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemer-
bersangkutan yang mengakibatkan
intahan”, Makalah,2010.

Edisi 8, Tahun VIII


199
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

menurunnya reputasinya sebagai Inggris. Karena itu – sekedar


anggota badan perwakilan. memudahkan – kita catat rumusan
hak prerogatif – antara lain seperti
ditulis Dicey: “The prerogative …
2. Hak prerogatif
nothing else than the residue of
Negara-negara republik konsti­ discretionary or arbitrary authority,
tusional yang mempunyai UUD which at any given time is legally left in
tidak mengenal sebutan “hak 9
the hands of the Crown”. (Prerogatif
prerogatif”, melainkan kekuasaan … tidak lain dari residu kekuasaan
atas dasar konstitusi (constitutional atas dasar diskresi atau kekuasaan
power). Walaupun demikian, pada arbitrer, yang secara hukum selalu
negara republik – konstitusional melekat padaMahkota).
mengenal juga kekuatan semacam
Selain hanya ada pada Mahkota
hak prerogatif, sehingga acap kali
(atau Presiden), ada beberapa
kita mendengar sebutan “hak
unsur lain hakprerogatif.
prerogatif Presiden”. Bahasa
“awam” ini merupakan peninggalan Kelima; keterbatasan hukum. Tidak
budaya ketata-negaraan kolonial segala persoalan dapat diselesaikan
yang memang mengenal hak secara wajar dan/atau adil melalui
prerogatif Mahkota. hukum, baik karena hukum terlalu
keras (hard law) atau hukum terlalu
Dalam catatan ini tetap diperguna-
lunak (weak law). Aturan etik dapat
kan sebutan hak prerogatif, sekedar
memberikan jalan penyelesaian yang
untuk menggambarkan kekuasaan
wajar dan/atau adil.
tertentu yang oleh UUD dilekatkan
pada Kepala Negara yang pelak- Penutup
sanaannya tidak tunduk pada hu- Di bawah ini, dikutip beberapa
kum cq tidak dapat menjadi obyek pandangan mengenai peran etik atau
peradilan. moral dalam kehidupan manusia, baik
Sebutan prerogatif sangat melekat
9 A.V. Dicey, An Introduction to Law of The
dengan sistem ketatanegaraan
Constitution, hlm 424.

200 Edisi 8, Tahun VIII


Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik
Bagir Manan

sebagai individu maupun sebagai dari ajaran Plato adalah sudah semes­
anggota masyarakat. tinya pejabat publik menjauhkan diri
(1)Plato: dari kemewahan- kemewahan dan
berbagai keistimewaan. Inti ajaran
Seperti dicatat Johanna Oskala
10 Plato adalah para pejabat publik harus
dari Universitas Helsinki, Plato
menjaga dan hidup dalam kesederha-
menulis:
naan, tidak bermewah-mewah meng-
“The life of rulers, or guardians ... is not umpulkan dan memamerkan kekayaan
the life of luxury and privilege. Unlike yang berlebihan. Apalagi masih begitu
workers, guardians are not allowed to banyak masyarakat kita yang hidup
own property and they are forced to go dalam serba kekurangan (miskin).
to extremes. To ovoid the temptations
Di bagian lain, Plato mengatakan,
of personal wealth”.
puncak perbedaan antara pejabat
(Kehidupan para penguasa/pejabat publik dengan masyarakat: “not their
publik bukanlah suatu kehidupan superior intelect, but superior moral
dalam kemewahan dan dilekati hak- understanding”. (Bukanlah keunggulan
hak istimewa. Tidak seperti para intelektual yang membedakan antara
pekerja, para penguasa/pejabat pejabat dan masyarakat, melainkan
publik tidak boleh mempunyai harta keunggulan pemahaman atas moral).
pribadi dan mereka dipaksa untuk
(2) Rousseau
berada dalam keadaan ekstrim
tersebut, untuk menghindari Seperti juga dicatat Johanna
godaan- godaan kehidupan kaya Oskala, Rosseau menyatakan:
raya). “politics is not a realm in which
Tentu saja, sesuai dengan everyone tries to advance his or her
perkembangan teori-teori yang lebih own preferences and interests. It is
baru, tidak lagi dapat diterima ajaran not about asking what is good for
yang melarang pejabat memiliki harta me. I must ask what is good for us.
pribadi. Tetapi yang perlu diteladani Rousseau believes that a contentious
understanding of polities can be
10 Johanna Oskala, Political Philosophy, 2013, overcome by focusing political decision
hlm. 13-14.

Edisi 8, Tahun VIII


201
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

– making and debate on the idea of (Agar perbuatan-perbuatan secara


justice and the commongood”. moral (menjadi sesuatu yang) baik,
(Politik bukanlah wilayah dima- haruslah (perbuatan-perbuatan
na seti­ap orang mencoba untuk itu), dilakukan semata-mata sebagai
mengedepankan preferensi dan suatu tugas (kewajiban) dan hanyalah
kepentingan atau interes pribadi. etik yang akan menunjukkan kepada
Politik bukanlah tempat memper- kita hakekat tugas (kewajiban)
soalkan hal yang baik untuk saya. itu. Dengan mencampur aduk
Politik adalah tempat mempersoal- bermacam-macam bagian dan
kan apa yang baik untuk kita. Selan- etik, kita akan mudah bingung atau
jutnya, Oskala mencatat pendapat keliru membedakan antara tugas
Rousseau yang menyatakan per- (kewajiban) dengan kepentingan
debatan (perbedaan) politik dapat pribadi (self interest), dan hal ini akan
diatasi apabila semua keputusan menimbulkan akibat buruk dalam
dan perbedaan politik dipusatkan praktek).
pada cita-cita keadilan dan kebaikan Sesuai dengan pembatasan
bersama. uraian (hanya mengenai “pejabat
(3) ImmannuelKant. publik”), dari catatan di atas, ada
sejumlah prinsip etik yang harus selalu
“If actions are to be morally good, they
diperhatikan pejabat publik yaitu:
must be done for the sake of duty, and
1. Tidak mementingkan diri sendiri
only the priori or pure past of ethics
(selflessness).
can show us what the nature of duty
2. Integritas (integrity).
is. By mixing up the different parts of
3. Obyektif(objectivity).
ethics we may easily begin to confuse
4. Bertanggung jawab (accountibility).
duty with self interest, and this is bound
11 5. Terbuka (openness).
to have disastrous effects in practice”.
6. Kejujuran (honesty).
7. Kepemimpinan (leadership).
8. Keluhuran budi (dignity).
11 Immanuel Kant, The Moral Law, Groundwork
of the Metaphysic of Moral, translated by H.S.
9. Terpercaya (truthfulness).
Paton, 1948.

202 Edisi 8, Tahun VIII


10. Taat pada hukum (follow therules). 12. Senantiasa berbuat atas dasar dan
11. Berusaha menghasilkan yang ter- untuk kebajikan (act in a waythat
baik (produce the bestoutcome). displaysvirtue).

****
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

Anda mungkin juga menyukai