Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah Menuju Pemerintah Kelas Dunia Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si
Smart ASN 2019- 2024 : Tujuan Dan Impian Yang “Smart” Nunu A Hamijaya
Proses Bisnis Wajah Metagovernance Dalam Upaya S inergitas Ketatalaksanaan Birokrasi Ananda Putri
Sujatmiko, S.I.P.
Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi Kelembagaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif Drs. Yanuar
Ahmad, MPA.
Peran Etik Menjaga Dan Mengawasi Perilaku Pejabat Publik Bagir Manan
VIII
Tahun VIII
BIRO HUKUM DAN KOMUNIKASI INFORMASI PUBLIK
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
2018
Daftar isi
Smart ASN 2024 Mewujudkan Sinkronisasi Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Berkelas Dunia 3 Pemerintahan Antara Pemerintah Dengan
Pemerintah Daerah 88
Peran Sakip Dalam Membangun Eduard Sigalingging, Tantri Lisdiawati
ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur) 5 Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah
Muhammad Yusuf Ateh Menuju Pemerintah Kelas Dunia 105
Dr.Tantri Lisdiawati, M.Si 105
Perubahan Paradigma Pengembangan
Kompetensi Menuju Smart ASN 22 Smart ASN 2019- 2024 :
Haris Faozan Tujuan Dan Impian Yang “Smart” 123
Nunu A Hamijaya
“Membangun SMART ASN Menuju Birokrasi
Berkelas Dunia Tahun 2024” 41 Proses Bisnis
Lansamana pertama TNI Hendrawan Wajah Metagovernance Dalam Upaya
BP.
Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi 150
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.
ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah? 52
Anies Said M. Basalamah
Reformasi Birokrasi Melalui Revitalisasi
Kelembagaan Eksekutif, Legislatif,
Reformasi Birokrasi Di Pemerintah Dan Yudikatif 163
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 81 Drs. Yanuar Ahmad, MPA.
Dr. Tantri Lisdiawati, M.Si
E
ra globalisasi dengan ciri utama kompetitif dan kemajuan teknologi
telah menimbulkan pergeseran dalam tatanan kehidupan, sehingga
nilai-nilai dasar dalam kehidupan tergerus oleh waktu. Salah satu nilai
dasar tersebut adalah nilai-nilai integritas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Menyadaria akan hal tersebut diperlukan upaya dan langkah-langkah
untuk membangun budaya integritas, baik melalui pendekatan strukural
maupun kultural. Pegawai negeri sipil sebagai aparatur sipil negara, memiliki
posisi penting dan strategis dalam pembangunan budaya integritas indi-
vidu, organisasi dan nasional. Sehubungan dengan itu salah satu upaya
yang dilakukan adalah dengan membekali pemahaman dan implemetasi
nilai-nilai integritas dalam pelaksanan tugas pokok dan fungsi dari ASN.
Sebagaimana visi Pemerintahan Jokowidodo – JK yaitu terwujudnya
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan
gotong royong, yaitu membuat negara hadir, atau tidak absen di tengah
masyarakat dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis dan terpercaya..
Hal ini merupakan rujukan utama bagi Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), sebagai penggerak
utama (prime mover) reformasi birokrasi, untuk merumuskan kebijakan
dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan pendayagunaan aparatur
Selamat membaca.
Redaksi.
ABSTRACT
Perkembangan zaman yang semakin global menuntut adanya ASN
yang ideal, kompetitif, serta dapat menyesuaikan diri dan responsif
terhadap tuntutan publik. SMART ASN merupakan suatu perwujudan
guna mendukung berjalannya Grand Design Reformasi Birokrasi
sebagai ikhtiar aktualisasi terwujudnya pemerintahan berkelas
dunia. Salah satu fokus dalam SMART ASN adalah meningkatkan
kompetensi, kualifikasi, dan kinerja. Sistem Akuntabilits Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) dapat mendorong kinerja ASN juga
merupakan salah satu pondasi untuk implementasi SMART ASN.
Penelitian ini menggunakan literatur mengenai kinerja aparatur dan
manajemen kinerja dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
menjelaskan bahwa cascading dalam implementasi SAKIP di
Provinsi Jawa Timur mulai dari Indikator di tingkat pemerintah
daerah sampai dengan tingkat individu memperlihatkan setiap
kinerja individu akan mendukung organisai. Meningkatnya kinerja
ASN merupakan salah satu indikasi terbangunnya SMART ASN
di suatu instansi pemerintah.
Keywords: Berkinerja, SAKIP, Smart ASN
JF Guru
37.60%
Perkembangan zaman yang semakin global menuntut adanya ASN yang ideal,
ASN merupakan suatu perwujudan sesuai dengan arah pembangunan
kompetitif,guna
serta dapat menyesuaikan
mendukung diri dannasional
berjalannya Grand responsif
serta terhadap tuntutan publik.
potensi daerah;
Design merupakan
SMART ASN Reformasi Birokrasi
suatu sebagai 2. Pengadaan
perwujudan ASN yang berjalannya
guna mendukung transpar- Grand
ikhtiar aktualisasi terwujudnya pe- an, objektif dan fairness untuk
Design Reformasi Birokrasi sebagai ikhtiar aktualisasi terwujudnya pemerintahan
merintahan berkelas dunia. Menurut mengembalikan kepercayaan
berkelas dunia. Menurut Menteri
Menteri Pendayagunaan Aparatur Pendayagunaan Aparatur
masyarakat Negara
sekaligus dan Reformasi
menjaring
Birokrasi, Negara
Prof. dan
Dr. Reformasi
H. Yuddy Birokrasi, Prof. ME,
Chrisnandi, putra-putri terbaikMenuju
pada artikel bangsa; SMART ASN
Dr. H. Yuddy Chrisnandi, ME, pada 3. Meningkatkan profesionalisme,
artikel Menuju SMART ASN 2019, yakni meningkatkan kompetensi,
terdapat tiga sasaran utama untuk kualifikasi dan kinerja sebagaima- 2
mewujudkan SMART ASN yaitu (Situs na yang diamanatkan UU ASN.
Resmi Kementerian PANRB, 2016): Selain itu, Menteri Pendayagu-
1. Perencanaan ASN, dengan mem- naan Aparatur Negara dan Reformasi
buka formasi/kualifikasi ASN yang Birokrasi selanjutnya, Asman Abnur,
MSi dalam rapat kerja dengan Komisi II
kinerja aparatur yang kemudian akan (1998), sumber daya manusia adalah
berpengaruh pada kinerja organisasi. elemen terpenting yang akan menen-
Menurut Armstrong (2000), tukan keberhasilan organisasi. Oleh
manajemen kinerja merupakan karenanya, aspek Human Resources
sebuah proses strategis dan terinte- Management dalam konsep Manaje-
grasi yang dapat membawa organisasi men Kinerja akan menjadi salah satu
pada kesuksesan dengan mendorong elemen utama. Konsep Manajemen
peningkatan kinerja pegawai dan Kinerja akan menjembatani konsep
mendorong kapabilitasnya untuk Management by Objectives dan
berkontribusi di dalam tim atau organ- Performance Appraisal, sehingga
isasi. Newcomer (2010) menyebutkan tercipta keseimbangan fokus pada
bahwa konsep manajemen kinerja kinerja organisasi dan kinerja individu.
sangat mirip dengan manajemen
strategis. Bedanya, manajemen kiner- METODE PENELITIAN
ja lebih menekankan pada informasi
Penelitian ini memuat hasil
kinerja (performance information) dan
penelitian kualitatif dengan studi
proses manajerial untuk mencapain-
kasus dan teknik pengumpulan data
ya. Armstrong (2009) menambahkan
kualitatif. Teknik pengumpulan data
bahwa manajemen kinerja lebih
kualitatif melalui Focus Group Discus-
mengintegrasikan berbagai proses
sion, wawancara, dan studi pustaka.
manajemen dibandingkan konsep
Focus Group Discussion dilakukan
Management by Objectives, Managing
bersama-sama dengan beberapa
for result, performance appraisal dan
OPD dari lokus penelitian. Wawancara
konsep sejenis lainnya.
dilakukan dengan teknik in-depth
Pada manajemen strategis, man-
interview dan purposive sampling
agement by objectives, dan managing
untuk memilih informan. Data yang
for results, komponen sumber daya
diperoleh diuji keabsahannya dengan
manusia sebagai actor terpenting
teknik triangulasi. Selanjutnya, data
yang akan menentukan keberhasilan
dipilah, dianalisis, dan dirangkai hing-
organisasi sering kali terlupakan. Pa-
ga diperoleh kesimpulan utuh dari
dahal menurut Armstrong dan Baron
penelitian. Lokus dalam penelitian
ini adalah Pemerintah Provinsi Jawa telah banyak digunakan oleh berbagai
Timur. Adapun beberapa alasan pemi- organisasi sector publik di Indonesia.
lihan lokus penelitian yaitu (1) diband- Namun dalam prakteknya, konsep
ingkan dengan instansi pemerintah manajemen kinerja di Indonesia
pusat, penguatan implementasi SAKIP lebih mirip dengan management by
di Pemerintah Daerah lebih intensif objective (MBO) atau Management by
dilakukan; (2) dearah tersebut adalah Result (MBR) sebagaimana digagas
daerah yang mengalami perbaikan oleh Peter Drucker (2006) dalam
cukup signifikan akibat implementasi bukunya The Practice Management.
SAKIP. Selain itu, kepala daerahnya SAKIP, sebagai sistem manajemen
telah mengklaim berbagai dampak Kinerja instansi pemerintah di In-
baik akibat implementasi SAKIP. donesia menunjukkan siklus yang
menyerupai gagasan tentang man-
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS agement by objective (MBO) dari peter
drucker. Ia terdiri dari serangkaian
A. Potret Manajemen Kinerja di tahapan kinerja yang dapat dilihat
Indonesia pada Gambar 1 berikut.
Manajemen kinerja instansi SAKIP diawali dengan penetapan
pemerintah di Indonesia lahir dari se- perencanaan kinerja, baik perenca-
mangat untuk meningkatkan kualitas naan strategis (lima tahunan) maupun
pertanggungjawaban (akuntabilitas) prencanaan kinerja tahunan. Setelah
kinerja instansi pemerintah. Salah itu, dilakukan mekanisme yang dise-
satu upaya untuk meningkatkan but Drucker dengan cascading organi-
kualitas pertanggungjawaban kinerja sational objectives to unit and employees
instansi pemerintah adalah dengan yang menghasilkan dokumen perjan-
mendorong birokrasi menggunakan jian kinerja. Selanjutnya dalam rangka
anggaran negara secara efektif dan memonitor pelaksanaan dari target
efisien. Secara efektif berarti birokrasi kinerja pada setiap unit dan pegawai,
memastikan aktivitas yang dibiayai dilakukan pengukuran kinerja dan
anggaran negara berdaya guna dan pengelolaan data kinerja. Selain itu
berdampak pada target-target pem- dalam rangka akuntabilitas kepada
bangunan. Istilah manajemen kinerja
100%
87,80% 85,29%
90% 82,93%
74,50%
80%
64,71%
70% 60,24% 85%
Kondisi iniaktivitas
menetapkan terlihat dari hasil evaluasi
(program akuntabilitas
dan secara benar, kinerja pada tahun
dan memilih 2016 yang
aktivitas
menunjukkan bahwa
kegiatan) yang sangat sedikit
berdampak instansi
bagi pen- pemerintah yang yang
(program/kegiatan) mendapatkan
tepat danpenilaian
capaian tujuan/sasaran. efektif berdampak pada pencapaian
Kondisi ini terlihat dari hasil tujuan/saran. Grafik 2 menunjukkan 7
evaluasi akuntabilitas kinerja pada persebaran kategori penilaian SAKIP
tahun 2016 yang menunjukkan pada instansi kementerian/Lembaga,
bahwa sangat sedikit instansi pemer- pemerintah provinsi, dan pemerintah
intah yang mendapatkan penilaian kabupaten/kota.
minimal B (Baik). Penilaian B (Baik)
adalah nilai minimal bagi kematan- B. Upaya mendorong Manajemen
gan manajemen kinerja instansi Kinerja
pemerintah. Nilai B menunjukkan Melihat besarnya dampak
bahwa instansi pemerintah telah dari kualitas impelementasi mana-
mampu menetapkan tujuan/sasaran jemen kinerja, Instansi Pemerintah
Pusat, dalam hal ini Kementerian PAN top down. Hal ini mengingat pada
RB yang juga dibantu oleh Kemen- beberapa kondisi, khususnya
terian Perencanaan Pembangunan pada pemerintah daerah, dikoto-
Nasional, Kementerian Keuangan, dan mi antara politik dan administrasi
Kementerian Dalam Negeri mengga- belum terimplementasi secara
gas beberapa upaya perbaikan. Upaya ideal. Politik masih mewarnai
perbaikan tersebut terdiri dari: tugas-tugas birokrasi. Bahkan
1) Mengintensifkan pembinaan kepa- pada beberapa daerah, yang
da instansi pemerintah, khususnya coraknya monarki dan patriarki,
pemerintah daerah untuk memper- kepala daerah sangat memiliki
baiki kualitas manajemen kinerja. kharisma untuk memberikan
Salah satu penyebab kual- arahan kepada birokrasinya.
itas manajemen kinerja yang 2) Membangun sistem informasi
rendah pada instansi pemer- perencanaan, penganggaran, dan
intah adalah karena komitmen manajemen kinerja yang terinte-
merubah cara kerja dan budaya grasi.
kerja birokrasi yang rendah, serta Upaya ini dilakukan karena
kemampuan perencanaan pro- salah satu penyebab utama im-
gram/kegiatan yang rendah. Oleh plementasi manajemen kinerja
karenanya pemerintah nasional dan anggaran berbasis kinerja
berupaya merubah mindset dan yang rendah adalah sistem peren-
cara kerja birokrasi, sekaligus canaan kegiatan. Penganggaran,
memberikan pemahaman yang dan manajemen kinerja yang
baik atas perencanaan program/ sangat terfragmentasi. Ketiga
kegiatan. Pada upaya ini, komit- sistem ini dilaksanakan oleh tiga
men pimpinan lapis pertama instansi pemerintah pusat yang
seperti Menteri, gubernur, atau berbeda. Sistem Perencanaan
bupati/walikota sangat penting. program dan kegiatan dilaksan-
Di Indonesia, proses perubahan akan oleh kementerian Peren-
mindset dan cara kerja akan san- canaan Pembangunan Nasional
gat efektif jika dilakukan secara (Bappenas), Sistem penganggaran
10
Peran Sakip Dalam Membangun ASN Berkinerja
(Studi Kasus Provinsi Jawa Timur)
Muhammad Yusuf Ateh
pemerintahan daerah.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil Focus Group Discussion dengan beberapa OPD
tentang
ProvinsiPetunjuk
Jawa Timur, Teknis
penelitiPerjanjian pondasipenjelasan
mendapatkan beberapa terwujudnya SMART
mengenai ASN.
rangkaian
Kinerja di Lingkungan
proses monitoring kinerja Pemerintah
individu hingga keHal ini dapat
pelaporan dilihat dari
sebagaimana beberapa
tertuang dalam
Daerah
GambarProvinsi
3. PegawaiJawa Timur.
di Dinas Sedan-
Kelautan hal, antara
dan Perikanan lain: Jawa
Provinsi (1) SAKIP
Timurmendorong
diharuskan
gkan penyusunan Laporan Kinerja instansi pemerintah untuk membuat
membuat Perjanjian Kinerja (PK) di level individu, rencana aksi pegawai, melaporkan
Pejabat Eselon
kinerjanya melaluiIII aplikasi,
sampaimembuat
denganlaporan perencanaan berbasis
kinerja per minggu dan kinerja dan
per bulan,
membuat laporan kinerja triwulan, dan terakhir membuat
Jabatan Pelaksana (staf/individu) perencanaan yang berorientasi hasil laporan kinerja jabatan.
Adapun penyusunan Indikator Kinerja Individu (IKI) dan Perjanjian Kinerja (PK) itu
sesuai dengan Peraturan Gubernur yang dituangkan dalam Perjanjian
sendiri didasarkan pada Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pe- Kinerja (PK); (2) SAKIP mendorong
tunjuk
Teknis Penyusunan Laporan instansi pemerintah untuk melaksan- 11
Kinerja Pejabat Administrator, Pejabat akan program/kegiatan sesuai dengan
Pengawas dan Pejabat Pelaksana cascading dan perjanjian kinerja yang
di Lingkungan Pemerintah Provinsi telah ditentukan sebelumnya; (3)
Jawa Timur. SAKIP mendorong intansi pemerintah
Implementasi SAKIP di Provin- untuk melakukan monitoring dan
si Jawa Timur telah mendorong evaluasi secara berkala terhadap
terciptanya ASN yang berkinerja, kinerja yang dilaksanakan; dan (4)
yang selanjutnya menjadi salah satu SAKIP juga mendorong terbentuknya
REFERENSI
Perubahan Paradigma
Pengembangan Kompetensi
Menuju Smart ASN
Haris Faozan
faozan.haris@gmail.com
Abstrak
Disrupsi digital, big data, serta revolusi industri 4.0 menjadi
beberapa tantangan lingkungan stratejik bagi ASN Indonesia. ASN
dituntut memiliki kompetensi yang relevan dengan kemajuan zaman
agar dapat memanfaatkan perubahan lingkungan menjadi suatu
peluang dalam memberikan pelayanan dan perumusan kebijakan
yang lebih berkualitas. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana perubahan paradigma pengembangan kompetensi
mampu mendukung terwujudnya Smart ASN untuk pemerintahan
berkelas dunia. Paper ini menggunakan studi literatur sebagai teknik
pengambilan data. Hasil analisis memberikan simpulan bahwa
perubahan paradigma pengembangan kompetensi berbasis human
capital mampu membawa beberapa manfaat antara lain penguatan
pengembangan kompetensi non-klasikal, efisiensi anggaran diklat
klasikal, pemenuhan hak minimal 20 jam pelajaran pegawai,
serta menyokong perbaikan posisi Indonesia dalam Government
Effectiveness Index.
Kata Kunci : Smart ASN, Pengembangan Kompetensi,
Pemerintahan Berkelas Dunia
2.5
2
1.5
1 Indonesia
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7
-0.5
-1
-1.5
-2
-2.5
Gambar 1. Korelasi
GambarSkor Government
1. Korelasi Effectiveness
Skor Government Index & Global
Effectiveness Index Competitiveness
& Global Index
Sumber: Schwab, Index
Competitiveness 2018.
Gambar
Gambar 2. Matriks
2. Matriks 9 Box-Grid
9 Box-Grid
Sumber:
Sumber: Burr, 2017
Burr, 2017
Kategori28strongest concern
Edisi 8, Tahun VIII menunjukkan kinerja yang di bawah ekspektasi disertai potensi
yang rendah, sedangkan solid contributor menunjukkan kinerja yang relatif baik meskipun potensi
yang dimiliki terbatas. Sedangkan proven performer menunjukkan kinerja yang kuat dan konsisten
Menuju Smart ASN:
Perubahan Paradigma Pengembangan Kompetensi ASN
Haris Faozan
potensi untuk mengambil peran yang ini. Misalnya, untuk Top Talent arahnya
lebih kompleks. Sedangkan pada adalah challenging task yang dapat
kategori unrealised potential, potensi mendukung peningkatan kariernya.
yang dimiliki tinggi namun masih Lalu untuk yang memiliki kinerja
belum dapat berkinerja dengan rendah arahnya melalui coaching
optimal. Performing well secara dan mentoring, sementara untuk
umum menunjukkan kinerja yang yang memiliki kompetensi rendah
baik dan menunjukkan potensi yang arahnya adalah pelatihan teknis,
tinggi, serta terakhir, kategori top dan pengembangan lain sesuai
talent adalah sumber daya manusia kebutuhan organisasi.
yang menunjukkan kinerja kuat dan Model 70:20:10 for Learning and
konsisten memberikan hasil serta Development merupakan model yang
memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan oleh Morgan McCall,
peran yang lebih kompleks. Michael M. Lombardo, dan Robert
Dalam pengembangan kom W. Eichinger dari hasil riset Center
petensi program pengembangannya of Creative Leadership (CCL) pada
disesuaikan berdasarkan pemetaan tahun 1996. Lombardo dan Eichinger
dan masa yang akan datang. Kebijakan pemerintah melalui PP No. 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan
dan kekurangan Jabatan
seperti Pegawai Negeri Sipil Orientasi
diungkapkan sejatinya telah pengembangan
merespon hal ini dengan
dari hasil
pendidikan dankajian Lembaga
pelatihan Adminis-
yang dilakukan kompetensi
dalam bentuk juga muka)
klasikal (tatap masihdanmenitik
non klasikal
trasi Negara
(pelatihan (2017)jarak
di alam bebas, bahwajauh,sejumlah
dan pelatihan beratkan pada pengembangan
di tempat kerja).
masalah masih
Mengingat mengiringi
tingginya kebutuhan proses kompetensi
pengembangan kompetensidalam bentuk klasikal.
ASN, keberadaan pendidikan
pendidikan, pelatihan, dan pengem- Meningkatnya kebutuhan pengem-
dan pelatihan (diklat) serta bentuk pengembangan kompetensi lainnya seharusnya mampu
bangan kompetensi ASN di institu- bangan kompetensi seiring dengan
mewujudkan ASN yang adaptif dan kompeten. Namun pengembangan kompetensi dalam
si-institusi yang selama ini mengelola paradigma baru manajemen ASN
paradigma
prosesinitersebut.
menemui tantangan dan kekurangan
Diantaranya seperti diungkapkan
ada- memiliki dari hasil kajian
konsekuensi kepadaLembaga
lah pelaksanaan
Administrasi pendidikan
Negara (2017) dan masalah
bahwa sejumlah bebanmasih anggaran dan proses
mengiringi waktu.pendidikan,
Esti-
pelatihan
pelatihan, yang masih kompetensi
dan pengembangan berorientasi ASN dimasi total kebutuhan
institusi-institusi yang selama anggaran
ini mengelola
pada
proses pemenuhan
tersebut. Diantaranyaperaturan pe- pendidikan
adalah pelaksanaan pelatihan klasikalyang
dan pelatihan mencapai Rp
masih berorientasi
rundang-undangan sehingga be- 43.278.500.000.000, secara lebih
pada pemenuhan peraturan perundang-undangan sehingga belum mampu mendukung kebutuhan
lum mampu mendukung kebutuhan rinci dapat dilihat pada gambar 5.
strategi
strategiorganisasi.
organisasi.Pendidikan
Pendidikan jugajugamasih dilaksanakan
Meningkatnya secara kebutuhan
parsial di tiap
Kementerian/Lembaga
masih dilaksanakan (kecuali
secaraDiklat Kepemimpinan
parsial yang diselenggarakan
di pengembangan oleh LAN)
kompetensi danyang
manatiap Kementerian/Lembaga
menyebabkan (kecua-
tidak terintegrasinya adanya
pengembangan konsekuensi
kompetensi dengananggaran dan
strategi nasional.
li Diklat Kepemimpinan
Orientasi pengembangan yang dise-jugawaktu
kompetensi masih ini menuntut pengembangan
menitikberatkan pada pengembangan
lenggarakan
kompetensi oleh LAN)
dalam bentuk yang
klasikal. mana kompetensi
Meningkatnya yang meningkat
kebutuhan pengembangan kompetensiperlu
seiring
menyebabkan tidak terintegrasinya dilakukan secara lebih efektif
dengan paradigma baru manajemen ASN memiliki konsekuensi kepada beban anggaran dan
pengembangan kompetensi dengan dan efisien. Penataan sistem
waktu. Estimasi total kebutuhan anggaran pelatihan klasikal mencapai Rp 43.278.500.000.000,
strategi nasional. pengembangan kompetensi ASN
secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
PNS Hasil
yangpemetaan BKN iniselama
dilakukan dapat diartikan
ini. kepada dua poin.PNS
kompetensi Pertama, muncul lama.
paradigma pertanyaan
Kedua,
terhadap hasilrekrutmen
kualitas pemetaan dankompetensi
efektivitas pelatihanPertama
PNS yangyaitu selama mismatch
adanya
dilakukan ini. Kedua, hasil
PNS mendorong
pemetaan kompetensi PNS perlunya pengem
mendorong antara pengembangan
perlunya pengembangan kompetensi
kompetensi pegawai yang lebih
bangan kompetensi pegawai yang yang ditujukan kepada pegawai
tepat sasaran dan tepat guna agar PNS-PNS yang masih berada pada kategori IX, VIII, VII, VI,
lebih tepat sasaran dan tepat guna dengan kebutuhan organisasi.
dan V mampu diberdayakan dengan optimal karena PNS-PNS tersebut tidak mungkin
agar PNS-PNS yang masih berada Kedua, pengembangan kompetensi
‘dihilangkan’ begitu saja.
pada kategori IX, Maka, opsi VI,
VIII, VII, yangdantersisa yaitu
masih peningkatan
dilakukanprofesionalisme
secara parsial pegawai.
oleh
V mampu diberdayakan dengan masing-masing K/L/D, kecuali Diklatlama.
Terdapat beberapa permasalahan dalam pengembangan kompetensi PNS paradigma
optimal
Pertama yaitu karena PNS-PNS
adanya mismatch tersebut
antara pengembangan Kepemimpinan (Diklatpim)
kompetensi yang ditujukan kepada yang
pegawai
tidak
dengan mungkin
kebutuhan ‘dihilangkan’
organisasi. begitu sudah
Kedua, pengembangan dilakukan
kompetensi secara
masih terpusat
dilakukan oleh
secara parsial
saja. Maka, opsi yang tersisa yaitu LAN untuk Diklatpim I dan lembaga
oleh masing-masing K/L/D, kecuali Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) yang sudah dilakukan
peningkatan profesionalisme diklat yang sudah disertifikasi dan
secara terpusat oleh LAN untuk Diklatpim I dan lembaga diklat yang sudah disertifikasi dan
pegawai. memenuhi izin penyelenggaraan
memenuhiTerdapat
izin penyelenggaraan
beberapa perma oleh LANII,untuk
oleh LAN untuk Diklatpim III, dan IV. Ketiga,
Diklatpim II, pengembangan
III, dan IV.
kompetensi masih dianggap sebagai cost, bukan investasi.
salahan dalam pengembangan Ketiga, pengembangan kompetensi Terakhir, pengembangan kompetensi
masih menitikberatkan pada metode pelatihan klasikal yang amat membebani anggaran instansi.
Edisi 8, Tahun VIII
Jika pemerintah tidak mengubah metode pengembangan kompetensi, maka pemenuhan 35
hak ASN
se-Indonesia atas 20 JP pengembangan kompetensi mustahil dapat dipenuhi.
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA
masih dianggap sebagai cost, bukan dua jenis, yaitu klasikal dan non
investasi. Terakhir, pengembangan klasikal. Pelatihan klasikal dilakukan
kompetensi masih menitikberatkan melalui metode tatap muka,
pada metode pelatihan klasikal yang seminar, kursus, dan penataran.
amat membebani anggaran instansi. Sementara pelatihan non klasikal
Jika pemerintah tidak mengubah merupakan metode non tatap muka
metode pengembangan kompetensi, dan dilakukan tidak dalam bentuk
maka pemenuhan hak ASN se- pertemuan di kelas. Pelatihan
Indonesia atas 20 JP pengembangan non klasikal dapat dilakukan
kompetensi mustahil dapat dipenuhi. melalui e-learning, penugasan
Bersamaan dengan berlakunya khusus, coaching, mentoring,
PP Nomor 11 Tahun 2017, terjadi magang, pertukaran pegawai, dan
perubahan paradigma diklat untuk sebagainya. Jalur ini menjadi faktor
PNS menjadi pengembangan kom yang paling membedakan antara
petensi. Pengembangan kompetensi, pengembangan kompetensi PNS
sebagaimana disebutkan dalam pasal setelah dikeluarkannya PP Nomor 11
203, merupakan upaya pemenuhan Tahun 2017 dengan pengembangan
kebutuhan kompetensi PNS dengan kompetensi PNS menurut paradigma
standar kompetensi jabatan dan lama yang berkutat pada pertemuan
rencana pengembangan karier yang tatap muka.
dilakukan pada tingkat instansi dan Mengambil Korea Selatan
nasional. Dalam pelaksanaannya, sebagai contoh, pemerintah
pengembangan kompetensi terbagi Korea Selatan memiliki kewajiban
dalam bentuk pendidikan dan memenuhi hak pengembangan
pelatihan. Pendidikan dilaksanakan kompetensi bagi kurang lebih 900
dalam bentuk pendidikan formal ribu pegawainya sebanyak 100 jam
melalui pemberian tugas belajar per tahun per pegawai. Sesuai dengan
yang diatur lebih lanjut dengan National Civil Service Act tahun 1949,
Peraturan Pemerintah. Sementara mereka menyelenggarakan pelatihan
pengembangan kompetensi dalam pegawai yang mengedepankan
bentuk pelatihan dilakukan melalui partisipasi, experiential action
Berkaca pada metode pengembangan kompetensi pegawai yang dilakukan oleh Korea
Edisi 8, Tahun VIII
Selatan, Indonesia saat ini tengah berupaya menitikberatkan pelatihan non klasikal dengan
37
perbandingan 70 persen untuk non klasikal yang sifatnya praktik kerja, 20 persen untuk pelatihan
non klasikal dalam bentuk coaching dan mentoring, dan 10 persen pelatihan klasikal. Dengan
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA
REFERENSI
****
Abstrak
Kondisi saat ini masih banyak ketidak sesuaian kualifikasi
dan kompetensi yang dimiliki ASN untuk dapat bersaing ditingkat
dunia/global. Penilaian kualifikasi ASN dilihat pada kompetensi
dan kinerja ASN yang didasarkan pada budaya pelayanan yang
baik mulai dari pengusaan social kultural, bahasa dan yang utama
adalah penguasaan teknologi informasi (TI) untuk menghadapi
perkembangan global.Untuk itu masih diperlukan peningkatan
kemampuan dan kompetensi ASN agar dapat bersaing di tingkat
global, melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jabatan
yang diduduki. Pengembangan SDM yang dilaksanakan oleh
Badiklat Kemhan saat ini harus mengarah pada peningkatan
standar kompetensi yang dilandasi oleh pendidikan , pelatihan,
keterampilan dan pengalaman yang sesuai dan didukung sikap
serta penerapannya ditempat kerja yang mengacu pada unjuk
kerja yang dipersyaratkan.
Dengan adanya perubahan zaman dan pengaruh revolusi
teknologi 4.0 (sistem teknologi digital) pengembangan dan kemampuan
Aparatur Sipil Negara (ASN) juga perlu ditingkatkan agar dapat
berdaya saing dan mampu mengikuti perkembangan dunia diperlukan
hard skill (Kemampuan Teknis) dengan mengikuti pendidikan dan
pelatihan untuk memdapatkan pengetahuan dan keterampilan yang
Kata kunci :
ASN, Birokrasi Kelas Dunia (world class government),Smart ASN,
UU No.5 /2014 beban kerja pemerintah, kompleksitas masyarakat, .
yang baik akan melahirkan system Dasar tahun 1945 perlu dibangun
yang baik. System yang baik, akan ASN yang memiliki integritas,
mewujudkan birokrasi yang baik professional dan bebas dari
pula. interfensi politik, bersih dari praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
KEDUDUKAN ASN PADA serta mampu menyelenggarakan
BIROKRASI PEMERINTAHAN pelayanan publik, masyarakat
dan mampu menjalankan peran
Aparatur Sipil Negara (ASN)
sebagai unsur perekat persatuan
menurut undang-undang ASN no.
dan kesatuan bangsa berdasarkan
5 tahun 2014 adalah profesi Pegawai
Undang-Undang Dasar Republik
Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah
Indonesia Tahun 1945.
dengan Perjanjian Kerja yang bekerja
Aparatur Sipil Negara sebagai
pada Instansi Pemerintah. Pegawai
profesi berdasarkan prinsip sebagai
Sipil Negara adalah Warga Negara
berikut ; memegang teguh idiologi
Indonesia yang memenuhi syarat
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
tertentu diangkat sebagai ASN
1945 serta mengikuti pemerintahan
secara tetap oleh pejabat Pembina
yang sah, mengabdi pada Negara dan
kepegawaian untuk menduduki
rakyat Indonesia, menjalankan tugas
jabatan pemerintah, sedangkan
professional dan tidak berpihak,
Pegawai Pemerintah dengan
memelihara dan menjunjung
Perjanjian Kerja yang selanjutnya
standar kode etik dan perilaku yang
disebut PPPK adalah Warga Negara
luhur, berkomitmen dan integritas
Indonesia yang memiliki syarat
moral serta menjunjung tinggi pada
tertentu yang diangkat berdasarkan
pelayanan publik, berkompetensi
perjanjian kerja untuk jangka waktu
sesuai dengan bidang tugas, dan
tertentu dalam rangka melaksanakan
kualifikasi akademik.
tugas pemerintahan.
Fungsi Aparatur Sipil Negara
Dalam rangka pelaksanaan cita-
dalam pemerintahan adalah,
cita bangsa dan mewujudkan tujuan
melaksanakan kebijakan publik
Negara sebagaimana tercantum
yang dibuat oleh pejabat Pembina
dalam pembukaan Undang-Undang
****
Abstrak
untuk menduduki “jabatan politis” di tidak boleh dijabat oleh ASN. Dengan
institusinya karena “berkualitas” yang data kepegawaian Kemenkeu yang
dalam konteks ini menggunakan dapat dikatakan bukan hanya
istilah “berkelas.” Sebagai contoh, kuantitatif tetapi juga kualitatif,
sepengetahuan penulis ada lima penulis menanyakan kepada
pegawai Kementerian Keuangan ASN yang bersangkutan apakah
(Kemenkeu) yang “berhasil” menjadi bersedia untuk “dipromosikan” untuk
Menteri Keuangan. Dengan data mengelola institusi baru tersebut
kualitatif semacam ini maka pada tetapi dengan “melepas” posisi ASN
tahun-tahun politik seperti saat alias tidak lagi menjadi ASN. Atau
ini dimana posisi Menteri bisa jadi pada institusi yang lain yang non
kosong seperti yang dialami Kemen struktural pegawai harus “dibekukan”
PAN-RB maka ASN yang berkelas kepegawaiannya sehingga tidak
dapat menjadi salah satu solusi. Di bisa naik pangkat dan sebagainya.
sisi yang lain, rumitnya administrasi Pegawai yang ditawari jabatan
kepegawaian untuk lepas dan kembali dengan syarat harus berhenti
lagi menjadi ASN kalau sudah tidak sebagai ASN menolak posisi tersebut,
lagi menjadi pejabat negara (karena sedangkan pegawai yang syaratnya
Menteri adalah jabatan politis atau “diberhentikan sementara” bersedia
pejabat negara dimana ASN harus menerima posisi yang ditawarkan.
“diberhentikan sementara”) juga Ketika ASN tidak memiliki
menjadi hambatan tersendiri bagi “kesempatan” untuk menawar seper
ASN untuk menduduki jabatan ti yang dialami pegawai Kemenkeu
tertentu yang ditawarkan kepada lainnya untuk mewakili Indonesia
ASN karena kualitas atau karena dan beberapa negara di wilayah Asia-
berkelas. Pengalaman penulis ketika Pasifik sebagai pejabat di lembaga
menjadi Kepala Biro Sumber Daya internasional dimana Indonesia
Manusia (SDM) menghadapi kendala menjadi anggotanya, kekakuan
administratif semacam itu. Pertama aturan administratif tersebut juga
ketika Kemenkeu membentuk unit dialami sehingga menimbulkan
usaha tertentu yang pemimpinnya permasalahan tersendiri bagi yang
bagaimana perusahaan
ditetapkan tujuan apa saja yang harus seperti
hendak dicapai, ukuranapa, target apa saja
keberhasilannya yang
seperti apa,
target apa saja yang
berpenampilan atauhendak disasar dan inisiatif
berkinerja hendak atau disasar
tindakan danapa inisiatif
saja yangatau harus
dilakukan perusahaan untuk dapat mencapainya.
terhadap para pemegang saham tindakan apa saja yang harus
4) Untuk bisa mencapai visi perusahaan, bagaimana perusahaan bisa menjaga
perusahaan tersebut? Pada dilakukan perusahaan untuk
kemampuannya untuk berubah dan memperbaiki diri? Pada perspektif pembelajaran dan
perspektif finansial (perspektif dapat mencapainya.
pertumbuhan ini ditetapkan sasarannya apa saja, ukuran keberhasilannya seperti apa,
keuangan) ini ditetapkan sasaran 4) Untuk bisa mencapai visi peru
target-target dan inisiatif atau tindakan apa saja yang harus dilakukan perusahaan untuk
finansialnya apa saja, ukuran
dapat mencapainya.
sahaan, bagaimana perusahaan
Gambaran dari keempat hal tersebut tampak pada Gambar 1.
Gambar 1. Balanced Scorecard Generasi Pertama
Sementara itu pada perspektif pelanggan, Kemenkeu merencanakan dua langkah yang
akan dilakukan untuk mencapai keluaran atau hasil yang ingin diraih,Edisi 8, Tahun VIII
yaitu 63
(1) pemenuhan
layanan publik yang prima dan (2) kepatuhan atas pengelolaan keuangan negara yang tinggi.
Ukuran kuantitatif dari keberhasilan capaian pelaksanaan kedua langkah tersebut menurut
Kemenkeu adalah apabila (2017):
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA
Dari keempat perspektif tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan
dan pengelolaan anggaran yang dirinci mengingat belum diketahui
atau visi penggerak utama pertumbuhan ekonomi maka Kemenkeu akan melakukan
optimal. dapat-tidaknya SDM yang saat
pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan dengan cara melayani para nasabahnya
Dengan pola pikir yang sama ini tersedia di Kemen PAN-RB
secara prima dengan tetap mematuhi norma-norma pengelolaan keuangan negara. Untuk
maka tujuan atau visi membangun menjalankan fungsi utamanya
dapat melakukan hal tersebut Kemenkeu memerlukan formulasi kebijakan fiskal yang
ASN yangpenerimaan,
berkualitas; berkelas belanja
duniadan dengan melakukan
transfer yang perubahan
optimal; peningkatan pengendalianyang
mutu;
kriteria
pengelolaansebagaimana
kas pemerintahdisebutkan
pusat, kekayaandibutuhkan untuk melaksanakan
negara, dan pembayaran yang optimal;
sebelumnya
penegakan hukumakanyang dapat
efektif; dicapai. kegiatan-kegiatan
SDM yang kompetitif; yangkondusif;
organisasi yang esensialsistem
agar
Meskipun demikian,
manajemen informasi dalam
yang makalah
andal dan pengelolaanvisi tersebut
anggaran yang dapat
optimal. terealisir. Unit-
ini target kuantitatif belum dapat unit penunjang utama seperti KASN,
BKN dan LAN juga belum diketahui yang relatif pendek, yaitu sekitar
Jurnal Ilmiah PANRB Edisi VIII Tahun 2018 -12
apakah mereka dapat menyediakan lima tahun. Kerangka pikir dalam
SDM dan sumber daya lainnya yang penelitian ini adalah sebagaimana
Dengan pola
dibutuhkan. pikir yang sama maka tujuan atau visi membangun
tampak pada Gambar 3. ASN yang berkelas
dunia dengan kriteria sebagaimana disebutkan sebelumnya akan dapat dicapai. Meskipun
3. dalam
demikian, METODE PENELITIAN
makalah 4. belum
ini target kuantitatif ANALISIS
dapatDAN
dirinci mengingat belum
diketahui dapat-tidaknya SDM
Penelitian ini yang saat ini tersediaPEMBAHASAN
menggunakan di Kemen PAN-RB menjalankan fungsi
data
utamanya sekunder.perubahan
melakukan Penggunaan
yang data Pertama
dibutuhkan untuk yang perlu dicermati
melaksanakan kegiatan-kegiatan
sekunder
yang esensial agardilakukan dengan
visi tersebut dapatmeng-
terealisir.adalah 12 penunjang
Unit-unit karakter ASN berkelas
utama seperti KASN,
umpulkan
BKN dan berbagai
LAN juga belum peraturan yang mereka
diketahui apakah duniadapat
sebagaimana penulis
menyediakan SDM dan sumber
terkait dengan pengelolaan ASN, di rangkum dari pernyataan pihak-
daya lainnya yang dibutuhkan.
samping studi literatur lainnya. pihak yang berkaitan langsung
Sementara itu metodologi yang dengan manajemen ASN yaitu
3. METODEdigunakanPENELITIAN
dalam penelitian ini Kemen PAN-RB, KASN, BKN dan
adalah
Penelitian metode analisis
ini menggunakan datadeskriptif, LAN. Mencari
sekunder. Penggunaan data orang
sekunderdengan 12 dengan
dilakukan
denganberbagai
mengumpulkan tujuan peraturan
untuk membuat
yang terkaitkarakter semacam ASN,
dengan pengelolaan itu tentunya
di samping studi
literaturstudi sistematis terkait kemungkinan mustahil. Tidak ada yang namanya
lainnya.
dicapainya target atau visi menjadikan superman. Untuk mengurangi
Sementara itu metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
ASN yang berkelas dunia pada tahun kemungkinan tidak diperolehnya
deskriptif, dengan tujuan untuk membuat studi sistematis terkait kemungkinan dicapainya
2024 dengan cara menganalisis ASN seperti itu, langkah pertama
target atau visi menjadikan ASN yang berkelas dunia pada tahun 2024 dengan cara
data dan merumuskan kesimpulan yang perlu dilakukan adalah Kemen
menganalisis
tentangdata danpenelitian
objek merumuskan
sertakesimpulan
usulan PAN-RBtentangmenetapkan
objek penelitian
visi serta usulan jalan
“Menjadi
keluar yang
jalan dianggap
keluar yangperlu dilakukan
dianggap untuk ASN
perlu dapatKelas
menghasilkan
Dunia padaASNTahunyang berkualitas
2024”
dilakukan
dalam waktu yanguntuk dapat
relatif menghasilkan
pendek, yaitu sekitar secara resmiKerangka
lima tahun. dan membuat definisi
pikir dalam penelitian
ASN
ini adalah yang berkualitas
sebagaimana tampakdalam waktu 3. yang baku mengenai apa yang
pada Gambar
66
4. ANALISIS
Edisi 8, Tahun VIII
DAN PEMBAHASAN
Pertama yang perlu dicermati adalah 12 karakter ASN berkelas dunia sebagaimana penulis
rangkum dari pernyataan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan manajemen ASN yaitu
ASN Berkelas Dunia 2024 – Utopiskah?
Anies Said M. Basalamah
kedinasan yang menghasilkan lulu- kuliah lagi di program studi vokasi. Jadi
san-lulusan tertentu sesuai dengan hanya sebagian kecil saja nantinya
kebutuhan birokrasi dan menghen- dari lulusan SMK yang ingin sekolah
tikan pendidikan tinggi kedinasan lagi, misalnya bagi mereka yang ingin
menghasilkan atau memproduksi melanjutkan ke jenjang Strata 2 atau
lulusan yang tidak dibutuhkan untuk bahkan Strata 3. Pendidikan vokasi
menjalankan birokrasi. (D IV, magister sains terapan atau
Agar lulusan SMK dapat doktoral ilmu terapan) bagi lulusan
diterima menjadi CPNS secara SMK juga dalam rangka peningkatan
langsung maka setiap SMK diwajibkan karir untuk naik ke golongan III dan
untuk bekerja sama dengan IV atau untuk memenuhi syarat
lembaga sertifikasi tertentu sesuai jabatan, baik jabatan struktural
keilmuannya. Dengan cara ini maka maupun fungsional. Khusus untuk
syarat kelima, keenam dan sebagian jabatan fungsional, persyaratan
syarat ke delapan yaitu berwawasan ini sudah ada dalam Pasal 78
global dan mampu bersaing dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
mereka yang berasal dari negara 11 tahun 2017 (PP 11/2017) tentang
lain bisa terpenuhi serta memiliki Manajemen Pegawai Negeri Sipil
kompetensi dengan kualifikasi yang sayangnya dalam peraturan
tertentu. Selain itu, cara ini dapat turunannya seperti Peraturan
mencegah lulusan SMK untuk Bersama Kepala LAN dan Kepala BKN
“sekolah lagi” ke perguruan tinggi, No. 1 Tahun 2015/No. 8 Tahun 2015
termasuk beberapa perguruan tinggi tentang Ketentuan Pelaksanaan
negeri yang saat ini didorong oleh Peraturan Menteri PAN-RB No. 22
Kementerian Riset dan Pendidikan tahun 2014 yang nyaris tidak dapat
Tinggi untuk membuka sekolah- dipenuhi oleh lulusan SMK yang
sekolah vokasi. Lulusan SMK pada memiliki keahlian super sekalipun
dasarnya dirancang untuk bekerja karena dalam Peraturan Bersama
segera setelah mereka lulus, bukan tersebut pangkat, golongan ruang
untuk sekolah lagi sebagaimana SLTA Jabatan Fungsional Widyaiswara
non kejuruan sehingga tidak perlu Ahli Pertama adalah golongan
Kasus yang terjadi di Kemen saja yang perlu memiliki satu atau
PAN-RB dan Kementerian Sosial lebih karakter tersebut. Untuk
pada bulan Agustus 2018 ini seperti itu wawasan global, kompetensi
menunjukkan tidak ada ASN di kedua kewirausahaan dan jejaring menjadi
Kementerian itu yang bisa menjabat syarat tambahan dalam rekrutmen
sementara (sampai dengan 2019 jika bagi CPNS di K/L/D tersebut. Hal
tidak diangkat kembali). Memang ini perlu menjadi pertimbangan
Menteri adalah pejabat negara, tetapi agar tidak ada ASN yang memiliki
jika ada aturan yang membolehkan kompetensi yang idle tidak
untuk nantinya kembali ke jabatan termanfaatkan, padahal seleksinya
semula setelah mengisi kekosongan memerlukan biaya tambahan
sementara tersebut, hal ini akan untuk mengetahui ada-tidaknya
menunjukkan profesionalitas kompetensi semacam itu pada CPNS
ASN yang bisa bekerja di semua yang hendak direkrut.
lini birokrasi, termasuk menjadi Untuk dapat memiliki budaya
pimpinan di K/L/D itu sendiri. melayani yang tinggi serta senantiasa
Akan halnya wawasan global, meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi kewirausahaan dan kompetensi, ketiganya dapat
jejaring (network) yang ingin dimiliki diperoleh melalui pendidikan dan
dari ASN berkelas dunia, haruslah pelatihan (diklat). Untuk itu baik
disadari bahwa tidak semua dalam diklat khusus yang bernama
layanan ASN terkait dengan belahan Pelayanan Prima atau sejenisnya
dunia lain, atau tidak semua ASN maupun dalam diklat lainnya,
berhubungan dengan ASN yang lain kurikulumnya harus mengandung
dan bahkan bisa jari pada unit-unit atau mencerminkan kewajiban
tertentu keahlian kewirausahaan ASN untuk melayani secara prima.
bisa “membahayakan” karena bisa Ditambah dengan rekrutmen
memperjual-belikan kebijakan yang golongan II hanya melalui perguruan
menjadi layanan utama K/L/D tempat tinggi kedinasan bagi lulusan SLTA
ASN tersebut bekerja. Karena itu non kejuruan dan langsung bagi
perlu dipetakan ASN di K/L/D mana lulusan SMK bersertifikat tertentu
tahun mendatang.
Gambar 4. Peta Strategi Pengembangan ASN 2019 – 2024
Akan tetapi hal itu bisa tidak menjadi utopis karena dengan menggunakan BSC
(Kemen PPN/Bappenas) terkait Gambaran dari keempatnya
Kemen PAN-RB manajemen talenta nasional; tampak pada perubahan
dapat mengorganisasikan dan memimpin Gambar 4. untuk menciptakan
ASN berkelas (2)dunia padabudaya
adanya tahun 2024.
kerja Dua
yangbelas langkah yang diuraikan dalam makalah ini
menarik
seperti tampak atau terbentuknya
pada bubbles yang ada pada Gambar 4 tentulah masih
5. KESIMPULAN DANbelum semuanya dan
REKOMEN-
masih perlu organisasi pembelajaran
digali lebih jauh, akan tetapi 12 langkah
DASI tersebut sudah dapat mengarah ke
dalam setiap K/L/D dimana Kemen PAN-RB, KASN,
terciptanya ASN yang berkelas dunia seperti diharapkan keempat lembaga yangBKN
bertanggung
ASN termotivasi dan ingin terus dan LAN semuanya membicarakan
jawab atas ASN tersebut. Untuk itu penulis menyarakan terutama kepada Kemen PAN-RB
bertumbuh; (3) tersedianya mengenai ASN berkelas dunia.
untuk merealisasikan gagasan-gagasan penulis dalam makalah ini dan secara serius dan
anggaran yang diperlukan; dan Sayangnya masing-masing mem
berdedikasi tinggi untuk memimpin
(4) pengelolaan anggaranperubahan
yang bawa ke arah ASN masa depan ini karena kurun
agenda unit mereka masing-
waktu enam optimal
tahun untuk sampai pada
dan akuntabel. Dua2024
butirtidaklah lama, terlebih muncul
masing sehingga untuk mengubah
sebelas manusia
yang pertama
ASN yang jumlahnya tidak(adanya
sedikit.tim dan itukategori
Karena penulis “ASN
juga berkelas
menyarankan
dunia”kepada
yang Kemen
PAN-RB untukbudaya kerja atau
mengadopsi organisasi danakan
praktik-praktik makin sulit untukyang
peraturan-peraturan dimiliki
sudaholeh
baik yang
pembelajaran) akan masuk ke seorang ASN. Selain itu, kondisi
ada di K/L/D terkait dengan hal-hal yang penulis kemukakan dalam makalah ini sebagai
dalam perspektif pembelajaran ASN saat ini beserta peraturan
langkah-langkah yang perlu diambil untuk dapat mencapai visi ASN berkelas dunia pada
dan pertumbuhan, sedangkan perundang-undangan yang berlaku
tahun 2024. dua butir yang terakhir yang
sangatlah tidak memungkinkan
terkait dengan anggaran akan untuk dimilikinya ASN berkelas dunia.
dimasukkan ke dalam perspektif Kedua kondisi ini saja sudah cukup
finansial.
DAFTAR PUSTAKA
****
ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan
reformasi birokrasi yang dilakukan di Pemerintah Provinsi dalam
salah satu pelaksanaan urusan pemerintahan wajib yaitu Penanaman
Modal, khususnya mengungkap dan memperlihatkan tugas dan
fungsinya dalam rangka memberikan pelayanan publik sesuai
dengan peran Dinas Penanaman Modal dan PTSP. Pelaksanaan
tugas dan fungsinya menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Adapun hasil yang diperoleh adalah bahwa DPMPTSP telah
menyiapkan SIMAP (Sistem Informasi Manajemen Administrasi
Perizinan) yang digunakan dalam proses pemberian perizinan
dan non perizinan. Selain dukungan dari sisi IT, DPMPTSP pun
dilengkapi dengan Tim Teknis yang memberikan verifikasi terhadap
ajuan perizinan yang diusulkan oleh setiap pemohon perizinan,
bahkan penyediaan Sumber Daya Aparatur yang memiliki keunggulan
dalam menguasi beberapa bahasa asing, yaitu Bahasa Inggis,
Jepang, dan Perancis.
Kata Kunci: Birokrasi.
Abstract
The purpose of this article is to describe the bureaucratic
reforms carried out in the Provincial Government in one of the
implementation of government affairs mandatory, namely the
DAFTAR PUSTAKA
****
ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan
bagaimana sinkronisasi penyelenggaraan urusan pemerintahan
dilaksanakan oleh pemerintah dengan pemerintah daerah, yang
akan dijelaskan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Adapun hasil yang diperoleh adalah bahwa sinkronisasi dilakukan
melalui koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi, Prioritas
dalam RPJMN dan RKP menjadi acuan bagi penyusunan RPJMD
dan RKPD, dikoordinasikan antara kementerian/lembaga dan
pemerintahan daerah, begitu pula target-target nasional terkait
urusan pemerintahan daerah III dikoordinasikan untuk dijadikan
acuan oleh daerah dalam menentukan target di masing-masing
daerah. Selain itu, salah satu penyusunan kebijakan yang menjadi
tugas pemerintah adalah penyusunan peraturan pemerintah tentang
Standar Pelayanan Minimal dilakukan melalui koordinasi dengan
kementerian teknis yang melaksanakan urusan pemerintahan
terkait pelayanan dasar. Dengan demikian, hasil sinkronisasi
urusan pemerintahan dapat mengintegrasikan pembangunan
daerah dengan pembangunan nasional.
Kata Kunci: sinkronisasi, urusan pemerintahan, perencanaan
pembangunan daerah, perencanaan pembangunan nasional.
pemerintahan adalah sama apa yang dapat diartikan sebagai produk juga
diinginkan masyarakat dengan apa dapat diartikan sebagai cara atau alat
yang diberikan pemerintah. Definisi yang digunakan oleh provider dalam
pelayanan diartikan pula oleh Ali memasarkan atau mendistribusikan
(2012:52) sebagai pemberian dan produknya. Lebih lanjut Ndraha
penyediaan kebutuhan rakyat dalam (2011) menyatakan bahwa layanan
berbagai statusnya dalam arti seluas- adalah produk yang disediakan oleh
luasnya. Dari beberapa pendapat provider, provider harus menyesuaikan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa diri dengan kondisi atau tuntutan
pelayanan dalam pemerintahan konsumer. Dengan demikian,
merupakan pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar menurut penulis
rakyat baik yang bersifat kelompok dapat diartikan sebagai proses yang
maupun individu yang timbul sebagai berkaitan dengan kebutuhan dasar,
konsekuensi penyelenggaraan urusan yang dalam hal ini pemerintah sebagai
pemerintahan. provider nya. Oleh karena itu jenis
Salah satu peraturan perun layanan dasar yang diberikan oleh
dangan undangan yang mengatur pemerintah merupakan jenis layanan
tentang layanan yang diberikan dasar yang dibutuhkan oleh individu,
kepada individu tanpa melihat atau sering juga disebut layanan yang
golongan, status, agama, budaya bersifat social security, atau layanan
atau latar belakang, yaitu Peraturan hak-hak konstitusi sebagai warga
Pemerintah tentang SPM. Peraturan negara. Seiring dengan hal tersebut
ini mengatur tentang jenis dan mutu Pemerintah dalam hal ini Ditjen Bina
layanan dasar yang wajib diberikan Pembangunan Daerah sebagai
oleh pemerintah daerah kepada koordinator sedang merumuskan
rakyatnya (urusan wajib yang berkaitan tentang Standar pelayanan Minimal,
dengan pelayanan dasar). Konsep dan selanjutnya, Ditjen Bina Bangda
pelayanan menurut Ndraha (2011:65) mempunyai tugas mengawal dan
meliputi proses, output (produk), memastikan bahwa layanan dasar
dan outcome (manfaat). Sedangkan tersebut diselenggarakan oleh
Layanan menurut (Sumaryadi (2013)
DAFTAR PUSTAKA
****
Abstrak
Tulisan ini merupakan hasil kajian kondisi empiris
perencanaan pembangunan daerah yang dikaitkan dengan teori
tentang strategi perencanaan pembangunan yang terdiri dari
dimensi pendekatan perencanaan pembangunan dan konsistensi.
Perencanaan pembangunan nasional dan daerah daerah yang
telah ditetapkan dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, PP 8 Tahun
2008, dan Peraturan Menteri Dalan Negeri Nomor 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017. Pendekatan Perencanaan Pembangunan
secara proses yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri tersebut adalah Pendekatan perencanaan Atas ke bawah,
bawah ke atas, partisipatif, teknokratik, politis.
Pendekatan perencanaan pembangunan yang selama
ini telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam menyusun
perencanaan pembangunan daerah ternyata masih belum dapat
menciptakan konsistensi antardokumen rencana pembangunan
jangka menengah daerah (Lima Tahunan) dengan dokumen rencana
kerja pemerintah daerah (tahunan). Seharusnya dokumen rencana
kerja pemerintah daerah merupakan pedoman bagi perangkat
daerah untuk menetapkan dokumen Rencana Kerja Perangkat
Daerah (Renja-PD). Artinya bahwa Renja-Perangkat Daerah
mempedomani RKPD dalam menetapkan Renjanya. Penelitian ini
dilakukan dengan Metode studi kasus dengan teknik pengumpulan
Gambar
Strategi Perencanaan RKPD Tahun 2015
DAFTAR PUSTAKA
Yin, Robert K. 2015. Qualitative Reas- Askar Jaya, NRP A16 5030051 Se-
erch From Start to Finish. New York: kolah Pascasarjana Institut Per-
The Guilford Press. tanian Bogor 2004 , Konsep Pem-
bangunan Berkelanjutan
Solosa, Thobias. “Pendekatan Peren-
Peraturan Perundang-undangan canaan Pembangunan Partisipa-
Undang Undang Nomor 25 Tahun tif Untuk Mereduksi Asymmetric
2004 tentang Sistem Perenca- Information Dalam Pembangun-
naan Pembangunan NasionalP- na Ekonomi di Provinsi Papua”
eraturan Pemerintah Nomor 8 Disertasi @ ub.ac.id
Tahun 2008 tentang Tahapan, Jurnal Administrasi Pembangunan,
Tatacara Penyusunan, Pelaksan- Volume 2, Nomor 3, Juli 2014,
aan, Pengendalian dan Evaluasi hlm. 227-360
Rencana Pembangunan Daerah. Junaidi (http://www.riaupos.
Peraturan Menteri Dalam Negeri co/700-opini-pendekatan-kul-
Nomor 54 Tahun 2010 ten- tural-dalam-pembangunan.
tang Pelaksanaan PP 8 Tahun html#.WH7ou_KRHIU#ixzz4W-
2008 tentang Tahapan, Tataca- 5BhmLyx: Februari 2012)
ra Penyusunan, Pelaksanaan,
****
ABSTRAKSI
SMART ASN 2019-2024 adalah target output tahap ke- 3
( RJPM 3) berkenaan dengan milestones Pembangunan ASN (
UU No. 17 tahun 2007). Target ini tertuang dalam RPJMN untuk
periode tahun 2015-2019, yakni memantapkan pembangunan
secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan
kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM
yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK.
Dalam tulisan ini, SMART ASN akan diberi pemaknaan
sebagai sebuah cara cerdas untuk mengembangkan sikap taktis
mengembangkan SDM ASN sebagai Human Capital. SMART adalah
filosofi yang digunakan untuk membantu kita menetapkan target dan
tujuan, misalnya dalam project management, employee performance
management, atau personal development. Singkatan ini pertama
kali digunakan dalam Management Review edisi November 1981
oleh George T. Doran Beberapa pakar dan akademisi menyebutnya
dengan istilah KPI (Key Performance Indicators). Tulisan ini
memberikan pula bahasan tentang bagaimana merumuskan tujuan
dan mimpi yang SMART bagi ASN yang ingin sukses menjadi
SMART ASN 2024.
Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka kerangka berpikir tentang topik ini
adalah sebagai berikut :
STANDAR KINERJA
SOFT SKILL
SMART ASN
CARA BERPIKIR
PISAU ANALISIS
workshop, FGD, ataupun riset dan pihak lain dalam kawasan inter-
penulisan. Beberapa dokumen vensi perubahan perilaku dari
perencanaan organisasi masih menggunakan metode konven-
menyamakan antara kegiatan sional kepada metode berbasis
dan output. Padahal kegiatan teknologi. Intervensi yang dapat
merupakan cara atau strategi dilakukan organisasi terletak pada
agar output dapat tercapai. Ke- metode pembelajaran berbasis
giatan workshop, FGD, riset dan teknologi. Keberhasilan program
penulisan merupakan cara-cara dapat dinilai apabila guru-guru
untuk mencapai hasil yaitu “Do- dengan kesadaran sendiri mel-
kumentasi praktik baik terkelola akukan pembelajaran dengan
dengan baik”. metode berbasis teknologi. Pe-
nilaian tersebut akan berhasil
Outcome dilakukan apabila indikator dan
target pada tingkat outcome
Outcome merupakan per-
terumuskan dengan baik sesuai
nyataan hasil pada tingkat pen-
kaidah SMART di atas.
capaian jangka menengah, tidak
langsung diperoleh melalui ke-
giatan dan membutuhkan se- Pribadi ASN : Kemampuan un-
bagian kontribusi dari pihak lain tuk Merumuskan Tujuan dan
(misalnya pemangku kepentin- Impian Berdasarkan SMART
gan, penerima manfaat, media, Pribadi SMART ASN se
mitra kerja dan lain sebagainya). nantiasa menetapkan tujuannya
Outcome dapat dicapai melalui dalam setiap aktivitas kerja dan
pencapaian pada tingkat output kehidupannya dengan menggu-
ditambahkan dengan asumsi nakan metode SMART memiliki
pendukungnya. Contoh outcome, karakteristik yang berbeda den-
“Meningkatnya partisipasi guru gan ASN yang tidak memiliki tu-
dalam menggunakan metode juan SMART ASN.
pembelajaran berbasis teknolo- Perbedaan antara mereka
gi”. Guru dalam hal ini adalah yang menetapkan tujuan dan
Sumber Referensi:
****
Proses Bisnis
Wajah Metagovernance Dalam Upaya
Sinergitas Ketatalaksanaan Birokrasi
Ananda Putri Sujatmiko, S.I.P.
Analis Politik, Hukum, dan Keamanan, Asisten Deputi Asesmen dan Koordinasi
Pelaksanaan Kebijakan Kelembagaan dan Tata Laksana Politik, Hukum, Keamanan,
dan Pemerintah Daerah, Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana
Abstrak
Belum tercapainya cita-cita birokrasi yang konstruktif seperti
efektifitas dan efisiensi dalam kacamata reformasi birokrasi ketatalaksanaan,
pada dasarnya bukanlah disebabkan pada kesalahan satu-dua pihak.
Terdapat determinant factor yang sifatnya sistemik di antaranya silo
activity, pergantian kepemimpinan yang berdampak pada perubahan
mekanisme tata kerja organisasi, serta tidak terpetakannya tugas, fungsi,
dan hubungan kerja antar unit organisasi baik internal maupun eksternal.
Mengatasi masalah ini, maka perlu digambarkan peta proses
bisnis instansi pemerintahan. Peta ini nanti akan berperan sebagai
aset organisasi dalam hal menggambarkan hubungan kerja antar unit
organisasi dalam instansi pemerintahan. Secara teoritis, praktik ini pula
merupakan refleksi implementasi teori metagovernance yang memiliki
fokus dan lokus pada aktor-aktor yang menjalankan negara, seperti
hirarki birokrasi, pasar, dan network governance, dengan tujuan utama
yakni menyelesaikan masalah publik yang kolektif, mengakomodir
kepentingan bersama, serta mendorong efektifitas dan efisiensi dalam
tatanan birokrasi.
Kata Kunci : reformasi birokrasi, tatalaksana, kelembagaan,
efektifitas, metagovernance
DAFTAR PUSTAKA
Bennis, W. 1989. On Becoming A Leader. Marsh, David dan Gerry Stoker. 2010.Teori
Reading, MA: Addison Wesley dan Metode dalam Ilmu Politik. USA :
Publishing Company,Inc Palgrave Macmillan
Bevir, M. 2011. The SAGE Handbook Meuleman, L. 2008. Public Management
of Governance. London: SAGE and the Metagovernance of Hierarchies,
Publication Network and Market. Berlin: Springer
Davenport, Thomas. 1993. Process Berlin Heidelberg.
Innovation: Reengineering Work Pusat Kajian Manajemen Pelayanan,
Through Information Technology. Deputi Bidang Kajian Manajemen
Boston: Harvard Business School Kebijakan dan Pelayanan. 2011.
Press Model Analisis Proses Bisnis Instansi
Hammer, Michael and James Champy. Pemerintah, Lembaga Administrasi
1993. Reengineering the Corporation: Negara Republik Indonesia
A Manifesto for Business Revolution, Sumarto, Hetifah SJ. 2004. Inovasi,
Harper Business Partisipasi dan Good Governance
Jessop, Robert. 2003. Governance, (20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif
Governance Failure and di Indonesia, Jakarta : Yayasan Obor
Metagovernance, United Kingdom: Indonesia
Department of Sociology, Lancaster SØrensen, Eva. 2014. Metagovernance:
University The Changing Role of Politicians in
Keating, J. 2010, The Indonesian Tiger, Processes of Democratic Governance,
Foreign Policy West Virginia, The American Review
of Public Administration Volume 36
Kickert, Walter JM, Erik-Hans Klijn and
No. 1, Sage Publications.
Joop FM Koppenjan. 1999. Managing
Complex Networks: Strategies for
the Public Sector, London : SAGE
Publications
Regulasi Website
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 The Global Economy.com , diakses pada
tentang Ombudsman Republik 6 Oktober 2018 pukul 19.22
Indonesia Transparency.org diakses pada 5
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun Oktober 2018 pukul 20.08
2010 tentang Grand Design Refor- Hendra Nurtjahjo. Memahami
masi Birokrasi 2010-2025 Maladministrasi. Jakarta: Ombuds-
Peraturan Menteri PANRB Nomor man Republik Indonesia. 2013,
11 Tahun 2015 tentang Road diakses pada 6 Oktober 2018 pukul
Map Reformasi Birokrasi 11.29 WIB.
Tahun 2015-2019 Jossep, Bob. 2016. Metagovernance,
Peraturan Menteri PANRB Nomor Research Gate.net (artikel) diakses
19 Tahun 2018 tentang Penyu pada 7 Oktober 2018 pukul 17.48
sunan Peta Proses Bisnis
Instansi Pemerintah.
****
Abstrak
Revitalisasi kelembagaan birokrasi dilakukan guna
mengembalikan birokrasi kepada fungsi dukungannya dengan
dasar pencapaian Nawacita, penegakkan hukum dan peraturan
perundangan dengan memperhatikan aspek dukungan politik
dan legitimasi, serta duk ungan sumber-sumber daya organisasi.
Revitalisasi yang dilakukan meliputi dimensi filosofi, paradigmatik,
kelembagaan, ketatalaksanaan dan dimensi sumber daya manusia.
Di sisi lain pemisahan cabang-cabang kekuasaan negara yang
dimandatkan oleh UUD 1945 yaitu eksekutif, legislatif, yudikatif,
konstitutif dan auditif diselenggarakan dalam bentuk kelembagaan
tinggi negara sesuai tugas dan fungsinya masing-masing yang
dijalankan secara independen. Walaupun demikian, seluruh lembaga
negara terkoneksi satu sama lain berdasarkan keeratan tugas dan
fungsi yang saling melengkapi, maupun berdasarkan kesamaan
karakteristik kelembagaan birokrasi dari masing-masing lembaga
negara sebagai unit pemberi dukungan administratif dan teknis
operasional.
Kata kunci: reformasi birokrasi, revitalisasi kelembagaan, eksekutif,
legislatif, yudikatif, konstitutif, auditif, cabang kekuasaan negara.
Eksekutif
Konstitutif Legislatif
Konektivitas/
Kesamaan
Auditif Yudikatif
Tabel 1. Unit Organisasi Birokrasi pada Lembaga Tinggi Negara di Luar Eksekutif
Unit Organisasi
No Lembaga (Tinggi) Negara Keterangan
Es I Es II Es III
1 Majelis Permusyawaratan 2 7 Sekretariat Jenderal
Rakyat
2 Dewan Perwakilan Rakyat 5 18 55 Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian
3 Dewan Perwakilan Daerah 2 10 35 Sekretariat Jenderal
4 Mahkamah Agung 7 Sekretaris, Direktorat Jenderal,
Badan
5 Komisi Yudisial 1 6 Sekretariat Jenderal
6 Mahkamah Konstitusi 1 6 Sekretariat Jenderal
7 Badan Pemeriksa Keuangan 12 48 Sekretariat Jenderal, Inspektorat
Utama, Direktorat Utama, Audito-
riat Utama
Sumber: diolah dari berbagai sumber
Referensi
****
dan lain-lain) tidak selalu karena pula ketaatan pada hukum. Kita sering
takut dipidana, tetapi kesadaran mendengar ungkapan “berbagai
etik atau moral merupakan sarana pelanggaran hukum (seperti korupsi)
pencegahan untuk melakukan tidak terlepas dari melemahnya,
pelanggaran hukum. Ketaatan pada bahkan krisis etik ataumoral”
etik atau moral (termasuk ketaatan Ketiga; tingkat ketaatan pada
pada agama dan kesusilaan) etik atau moral ditentukan oleh
adalah pendorong kuat menuju tingkat kesadaran pribadi (geweten
“masyarakat taat pada hukum (law van de mens). Kesadaran (geweten)
abidingsociety)”. terhadap etik atau moral berkaitan
Van Apeldoorn mencatat pula dengan budaya dan peradaban
unsur-unsur lain yang membedakan (culture and civilization). Kita pernah
antara hukum dan etika atau moral, mengenal ajaran Hobbes mengenai
yaitu yang berkaitan dengan “tata keadaan masyarakat alamiah (state of
laksana” (de werking) dan tujuan (het nature). Hobbes menyatakan, dalam
doel). Tetapi dilihat dari tantangan yang masyarakat alamiah akan senantiasa
sedang kita hadapi, tiga unsur yang terjadi “bellum omnium contra omnes
dicatat di atas, sangat penting untuk – all against all”. Artinya, setiap orang
mendapat perhatian. merupakan serigala bagi orang lain.
Pertama; perlu disadari, etika Selain mencerminkan rendahnya
atau moral merupakan kebutuhan budaya, keadaan itu merupakan
pribadi dan tuntutan terhadap pribadi. gambaran peradaban sebelum ada
Kuat atau lemahnya sikap dan ketaatan negara. Ajaran Hobbes berbanding
pada etik atau moral, sepenuhnya terbalik dengan pandangan Locke
tergantung pada tingkat kesadaran dan yang menggambarkan “state of nature”
tanggung jawab pribadi (mempribadi). merupakan peri kehidupan yang damai,
meskipun diakui keadaan surgawi itu
Kedua; terdapat “hubungan
senantiasa mengandung ancaman
fungsional” antara ketaatan pada
untuk “bertikai”, karena perbedaan
etika atau moral dengan ketaatan
kepentingan dan keberpihakan pada
pada hukum. Makin tinggi ketaatan
kelompok masing-masing.
pada etika dan moral, makin tinggi
Pertama; sejauhmana ancaman itu “the best to the public”, bukan “displays
begitu kuat sehingga telah menjadi virtue”, bukan “honesty”, bukan “integrity”
ancaman nyata terhadap sendi-sendi demi kepentingan rakyat banyak,
yang diutarakan di atas. Apakah melainkan berbagai tingkah laku
tidak mungkin, ancaman nyata itu sebagai “upaya memperkokoh porsi
nampak kuat bukan karena mereka pembagian kekuasaan, memperkuat
benar- benar kuat, melainkan karena porsi “privilege” sebagai penikmat
kita lemah, bahkan setiap hari kekuasaan. Yang disaksikan dan
melemahkan diri dalam semua aspek dirasakan rakyat adalah “ketidakadilan”.
kehidupan bernegara dan berbangsa Mengulangi ungkapan Emha Ainun
dalam bentuk kelemahan tatanan Nadjib, yang disebut bercocok tanam
politik, kelemahan tatanan ekonomi, (pembangunan) adalah bercocok
kelemahan tatanan sosial, dan lain-lain tanam ketidakadilan. Yang disebut
kelemahan. panen (pembangunan) adalah panen
Kedua; sejauh mana rakyat banyak kerakusan. Kesenjangan makin nyata.
menjadi bagian atau memperhatikan Rakyat merasa mereka tetap, bahkan
ancaman tersebut. Hingga saat ini, mungkin makin miskin dan terbelakang,
rakyat banyak tidak atau belum menjadi tetapi di pihak lain, sebagian dari
ancaman berbagai sendi kenegaraan jumlah yang sangat kecil menikmati
dan kebangsaan kita. Justeru para elit segala privilege dan kemewahan.
dan pers yang dilekati berbagai motif Tanpa mengurangi ketegasan
dan kepentingan tidak habis- habisnya penyelenggara negara dan pemerintah
melakukan “exaggerated” berbagai untuk “menggebuk” gerakan ideologis
ancaman tersebut. Rakyat tidak atau (bukan sekedar penawanan pikiran
belum tersentuh oleh “ancaman” dan pendapat), sangat perlu mem
itu. Bagi rakyat banyak ada berbagai pertimbangkan berbagai keprihatinan
perasaan lain yang dihadapi. Rakyat dalam dimensi yang tidak semata-
makin merasakan ada jarak yang makin mata ideologis. Tidakkah sangat
lebar antara pimpinan dan rakyat. penting menemukan berbagai sebab
Dalam praktik, yang dipertontonkan “ancaman” itu pada faktor-faktor
oleh para pemimpin bukan prinsip non ideologis seperti kemiskinan,
diskresi, tetapi ada juga sisi buruk antara hak imunitas anggota badan
7
diskresi. Menurut Schuck, diskresi perwakilan rakyat, dan hak badan
dapat menjadi sumber kegaduhan perwakilan rakyat mengurus segala
penyelenggaraan administrasi negara, kepentingan rumahtangganya.
membuka peluang bertindak berle Hak imunitas lazimnya diartikan
bihan, tujuan tidak jelas, dapat berlaku sebagai bebas dari tanggung
tiranis terhadap rakyat, dan paling sulit jawab hukum atas pernyataan
dikontrol secara hukum. Ada yang yang diucapkan dalam rapat-rapat
menggambarkan diskresi seperti orang badan perwakilan rakyat. Bahkan
yang sedang berjalan dilereng yang di Indonesia, hak imunitas melekat
8
licin, mudah tergelincir. juga atas pernyataan di luar sidang
Selain kendali hukum di atas badan perwakilan rakyat sepanjang
(mudah ditembus), tidak kurang berkaitan dengan pelaksanaan
penting adalah kendali etik. Unsur- tugas sebagai anggota badan
unsur etik jabatan publik sangat perwakilan rakyat. Hal semacam
penting untuk menjaga diskresi tetap ini tidak terdapat di negaralain.
dalam fungsi yang benar (infra). Di suatu negara, seorang
Keempat; sarana kendali privilege dan anggota badan perwakilan rakyat
prerogatif. mengucapkan kata-kata yang
Dalam catatan ini, privilege menista orang lain. Pengadilan
dibatasi pada hak yang melekat dalam menolak gugatan dengan alasan,
lingkungan badan perwakilan rakyat. walaupun benar ucapan itu
Prerogatif adalah hak yang melekat mengandung penistaan, tetapi
pada Presiden (Kepala Negara). karena diucapkan dalam sidang
berlaku hak imunitas. Walaupun
1. Privilege dalam lingkungan badan
tidak dapat dipertanggungjawabkan
perwakilan rakyat dibedakan
secara hukum, tetapi ucapan
7 Peter H. Schuck, Foundation of Administrative itu melanggar etik dan yang
Law. bersangkutan mendapat sanksi dari
8 Lihat, Bagir Manan, “Kedudukan Dan Tempat badan etik badan perwakilan yang
Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemer-
bersangkutan yang mengakibatkan
intahan”, Makalah,2010.
sebagai individu maupun sebagai dari ajaran Plato adalah sudah semes
anggota masyarakat. tinya pejabat publik menjauhkan diri
(1)Plato: dari kemewahan- kemewahan dan
berbagai keistimewaan. Inti ajaran
Seperti dicatat Johanna Oskala
10 Plato adalah para pejabat publik harus
dari Universitas Helsinki, Plato
menjaga dan hidup dalam kesederha-
menulis:
naan, tidak bermewah-mewah meng-
“The life of rulers, or guardians ... is not umpulkan dan memamerkan kekayaan
the life of luxury and privilege. Unlike yang berlebihan. Apalagi masih begitu
workers, guardians are not allowed to banyak masyarakat kita yang hidup
own property and they are forced to go dalam serba kekurangan (miskin).
to extremes. To ovoid the temptations
Di bagian lain, Plato mengatakan,
of personal wealth”.
puncak perbedaan antara pejabat
(Kehidupan para penguasa/pejabat publik dengan masyarakat: “not their
publik bukanlah suatu kehidupan superior intelect, but superior moral
dalam kemewahan dan dilekati hak- understanding”. (Bukanlah keunggulan
hak istimewa. Tidak seperti para intelektual yang membedakan antara
pekerja, para penguasa/pejabat pejabat dan masyarakat, melainkan
publik tidak boleh mempunyai harta keunggulan pemahaman atas moral).
pribadi dan mereka dipaksa untuk
(2) Rousseau
berada dalam keadaan ekstrim
tersebut, untuk menghindari Seperti juga dicatat Johanna
godaan- godaan kehidupan kaya Oskala, Rosseau menyatakan:
raya). “politics is not a realm in which
Tentu saja, sesuai dengan everyone tries to advance his or her
perkembangan teori-teori yang lebih own preferences and interests. It is
baru, tidak lagi dapat diterima ajaran not about asking what is good for
yang melarang pejabat memiliki harta me. I must ask what is good for us.
pribadi. Tetapi yang perlu diteladani Rousseau believes that a contentious
understanding of polities can be
10 Johanna Oskala, Political Philosophy, 2013, overcome by focusing political decision
hlm. 13-14.
****
JURNAL
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN KELAS DUNIA