Anda di halaman 1dari 3

Idn. J.

of Business and Management, 2(1), Desember 2019, Halaman: 13-15

Postgraduate Bosowa University Publishing (PBUP)

Indonesian Journal of Business and Management


e-ISSN: 2460-3767
https://postgraduate.universitasbosowa.ac.id/

PENGARUH ETIKA PEGAWAI, PELAYANAN PUBLIK DAN REFORMASI BIROKRASI


TERHADAP PENERAPAN ZONA INTEGRITAS PADA LAPAS MAKASSAR
The Effect of Employee Ethics, Public Services and Bureaucratic Reform on the Implementation
of Integrity Zone in Makassar Penitentary

Adi Sucipto1, Hasanuddin Remmang2, Haeruddin Saleh2


1Progaram Studi Magister Manajemen, Universitas Universitas Bosowa Makassar
2Program
Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bosowa Makassar

Email: Adhiepass25@gmail.com

Diterima 28 Agustus 2019/Disetujui 21 Maret 2020

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh Etika Pegawai, Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi terhadap Penerapan
Zona Integritas. Pengaruh Etika Pegawai, Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi terhadap Penerapan Zona Integritas
pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar Responden dalam penelitian ini adalah Pengunjung dan keluarga nara-
pidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar. Jumlah pengunjung yang menjadi sampel penelitian ini adalah 55 orang.
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, sedangkan metode
pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Etika
Pegawai dan Pelayanan Publik berpengaruh signifikan terhadap Penerapan Zona Integritas di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Makassar.

Kata kunci : Etika Pegawai, Pelayanan Publik, Reformasi Birokrasi, Zona Integritas, Wilayah Bebas dari Korupsi

ABSTRACT

This study examines the effect of employee ethics, and improvement of public services on the implementation of the integrity
zone. The effect of employee ethics, and improvement of public services on the implementation of integrity zone on Lembaga
Pemasyarakatan Kelas 1 Makassar. Respondents in this study were Makassar class in penitentiary visitors. the number of
visitors who sampled this study was 55 people. the method of determining the sample used in this study is simple random
sampling, while the data processing method used by researchers is multiple regression analysis. the results of this study
indicate that employee ethics and public services have a significant effect on the implementation of the integrity zone in
Makassar class i penitentiary.

Keywords: Employee Ethics, Public Services, Bureaucracy Reform, Integrity Free Zone.

1. PENDAHULUAN lukan adanya reformasi birokrasi di Indonesia (Surachmin


Pasca reformasi tahun 1998, agenda yang harus dan Suhandi, 2011
disele-saikan ialah pemberantasan korupsi. Hingga kini, Reformasi Birokrasi merupakan salah satu langkah
berbagai kegiatan sebagai upaya untuk mencegah korupsi awal mendukung program pemerintah untuk melakukan
telah banyak dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Koru- penataan terhadap sistem penyelenggaraan organisasi Ke-
psi (KPK), maupun instansi lain (Kementrian Pendayagu- menterian Hukum dan HAM yang baik, efektif dan ef-
naan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Om- isien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat,
budsman Republik Indonesia dan lain-lain) yang di anta- tepat, dan professional dalam mewujudkan good gove-
ranya Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara rnance dan clean government menuju aparatur Kemen-
(LHKPN), Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK), sosia- terian Hukum dan HAM yang bersih dan bebas dari KKN,
lisasi, pendidikan dan pelatihan, Integrity Fair, dan seba- meningkatnya pelayanan prima serta meningkatnya kapa-
gainya. Berbagai upaya pencegahan korupsi tersebut dira- sitas dan akuntabilitas kinerja. Dalam perjalanannya, ter-
sakan kurang optimal, yang salah satunya disebabkan dapat kendala yang dihadapi, diantaranya adalah penya-
karena upaya tersebut tidak dilakukan secara terpadu dan lahgunaan wewenang, praktek KKN, diskriminasi dan
direncanakan dengan baik. Sehingga dalam hal ini, diper- lemahnya pengawasan. Guna menghi-langkan perilaku
penyimpangan ang-gota tersebut telah dilakukan langkah
13
Pengaruuh Etika Pegawai…(Adi Sucipto, Hasanuddin Remamng, Haeruddin Saleh)
langkah strategis melalui pembangunan Zona Integritas mampuan serta pemahaman yang benar tentang tugas dan
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dengan fungsi yang dijalankan. (Gibson, dkk,1997).
penetapan satuan kerja untuk diusulkan menuju Wilayah Sumber daya manusia merupakan satu–satunya sum-
Bebas dari Korupsi (WBK), tetapi dalam perkem- ber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, ke-
bangannya satuan kerja yang diusulkan belum ada yang mampuan, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi untuk
memenuhi standar penilaian minimal (Kumorotomo, berkarya, dengan demikian sumber daya manusia pada
2011). dasarnya perlu dikembangkan seoptimal mungkin dalam
Penetapan satuan kerja sebagai Wilayah Bebas dari rangka menunjang dan memberikan kontribusi positif
Korupsi (WBK) tersebut dimaksudkan sebagai kompetisi dalam pelaksanaan kegiatan agar memperoleh hasil yang
dan menjadi area percontohan penerapan pelaksanaan re- maksimal dan berdaya guna (Nugroho, 2008). Untuk dapat
formasi birokrasi pada setiap satuan kerja di lingkungan melaksanakan tujuan tersebut diperlukan sumber daya
Kementerian Hukum dan HAM melalui pembangunan manusia yang bermutu dan profesional sehingga peme-
Zona Integritas dengan menerapkan instrumen Zona Inte- rintah harus berupaya agar aparaturnya yaitu Aparatur
gritas berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Apa- Sipil Negara (ASN) dapat bekerja secara optimal dan pro-
ratur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 tahun fesional
2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah warga negara
Menuju WBK dan WBBM di lingkungan Instansi Peme- Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat-syarat
rintah, yang meliputi enam area perubahan bidang Mana- yang telah ditentukan dalam peraturan yang berlaku, di-
jemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem angkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan, Penguatan lainnya dan digaji berdasarkan peraturan yang berlaku.
Akuntabilitas Kinerja dan Penguatan Kualitas Pelayanan Aparatur sipil Negara (ASN) terdiri dari Aparatur Sipil
Publik (Hasibuan, Malayu, 2013). Pusat, Aparatur Sipil Daerah dan Aparatur Sipil Negara
Minimnya Satker yang diusulkan sebagai WBK ka- yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah (Nawawi,
rena kesulitan dalam penerapan indikator sebagaimana 2005).
yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Apa- Peranan pimpinan dan pegawai dalam sebuah orga-
ratur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 tahun nisasi merupakan sebuah sinergi yang indah dalam rangka
2014 tersebut antara lain indikator kurang relevan dan mendukung kinerja pegawai, baik dalam rangka mening-
belum sinkron dengan tupoksi Kementerian Hukum dan katkan motivasi kerja dan kompetensi pegawai maupun
HAM dan rencana aksi pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka membangun sistem kerja yang efektif,
Kementerian Hukum dan HAM dan keterbatasan data dinamis, harmonis, dan berkualitas. Tuntutan akan kualitas
pendukung (Ismani, 2001), hal ini disebabkan karena pem- pelayanan, kinerja yang tinggi, sudah pasti harus didukung
berlakuan indikator tersebut diperuntukkan secara uni- oleh kualitas sumber daya manusia yang baik.
versal untuk seluruh Kementerian/Lembaga. Oleh karena Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar telah me-
itu diperlukan indikator spesifik / khusus yang mengatur nerapkan program zona integritas pada tahun ini. Karena
pelaksanaan Zona Integritas di lingkungan Kementerian mereka merasa bahwa mereka bekerja hanya untuk
Hukum dan HAM agar dapat mempercepat pelaksanaan melayani kepentingan publik untuk itu kantor ini sangat
reformasi birokrasi (Ivancevich, 2001). menghindari adanya korupsi, gratifikasi, pungutan liar dan
Untuk dapat melaksanakan tanggung jawab dan tugas suap serta kendala yang dihadapi kantor ini terkait dengan
yang cukup berat tersebut diperlukan sumber daya zona integritas ialah kurangnya sumber dana yang dibe-
manusia yang berkualitas dan mampu memberikan sum- rikan oleh Pemerintah pusat dalam implementasi zona
bangsih terbaik kepada publik, sehingga dengan adanya integritas. Selain itu kurangnya sumber daya manusia yang
sumber daya manusia yang berkualitas, maka diharapkan mumpuni pada kantor tersebut (Neuman, 2006)
mampu meng-hasilkan kinerja yang baik, mutu layanan Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas
terbaik sehingga akan berdampak pada keberhasilan yang ditetapkan sudah pasti akan merujuk pada tugas
organisasi secara signifikan (Widodo, 2008). Untuk me- pokok dan fungsi instansi masing-masing. Tujuan Apa-
wujudkan tercapainya keberhasilan tersebut maka diper- ratur Sipil Negara (ASN) dalam melaksanakan tugasnya
lukan sebuah formulasi kebijakan yang dapat dimple- adalah mampu memberikan layanan terhadap publik atau
mentasikan secara rasional dengan tujuan dan sasaran masyarakat. Hal ini sudah pasti harapan dari masyarakat
yang realistis. adalah dapat menerima layanan yang terbaik dan dibe-
Sumber daya manusia sebagai salah satu bagian dari rikan oleh orang-orang terbaik. Untuk dapat melak-
organisasi, yang meliputi seluruh aktifitas dalam sebuah sanakan tanggung jawab tersebut diperlukan sumber daya
organisasi tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian kegi- manusia yang berkualitas dan mampu memberikan sum-
atan sebuah organisasi, baik itu organisasi publik maupun bangsih terbaik kepada publik, sehingga dengan adanya
swasta. Sumber daya manusia menduduki posisi yang sumber daya manusia berkualitas, maka diharapkan mam-
sangat penting dan menentukan sukses tidaknya organisasi pu menghasilkan kinerja yang baik, (Neuman, 2006)
tersebut melaksanakan program kerjanya (Sujatno, 2008). Dalam penelitian ini peneliti mengambil topik ten-
Dalam rangka mencapai tujuan dari organisasi maka tang “Pengaruh Etika Pegawai, Pelayanan Publik dan Re-
peranan sumber daya manusia sangatlah penting, mengi- formasi Birokrasi terhadap Penerapan Zona Integritas
ngat peran dan tanggung jawab yang diemban sumber da- Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada Lembaga
ya manusia untuk turut serta berperan aktif alam rangka Pemasyarakatan Kelas I Makassar”, dalam rangka mem-
menjalankan roda organisasi, karena hal yang sangat berantas praktek-praktek ilegal yang terjadi di Lembaga
mustahil sekali jika suatu organisasi dapat berjalan dengan Pemasyarakatan, maka Kemenkumham RI menyusun sua-
baik tanpa ada sumberdaya manusia di dalamnya. Agar tu kebijakan tentang zona integritas wilayah bebas dari
dapat menjalankan fungsinya dengan baik, diperlukan ke- korupsidi dalam Lapas.
14
Idn. J. of Business and Management, 2(1), Desember 2019, Halaman: 13-15
2. METODE dalam mempengaruhi penerapan zona integritas WBK se-
Lokasi penelitian ini terlaksana di Lembaga Pema- besar 57,1% sedangkan sisanya sebesar 42,9% (100%-
syarakatn Kelas 1 Makassar, populasi dalam peneilitan ini 57,1%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat
adalah pengunjung lapas dalam hal ini keluarga napi dalam penelitian ini.
sebanyak 55 sampel. Variabel exogen yaitu a. Etika Pega-
wai b. Pelayanan Publik. dalam penelitian ini Zona Inte- 4. KESIMPULAN
gritas yang merupakan variabel terikat sedangkan etika Pegawai pada kantor Lembaga Pemasyarakatan
pegawai dan pelayanan publik merupakan variabel bebas. Makassar diprngaruhi zona integritas, hal ini berarti sema-
Pada peneilitian ini akan menggunakan analisis regresi kin baik etika dan sikap para pegawai yang diterapkan
Jalur/Path Analysis dan menggunakan software Spss 20. sehari-hari di lingkungan Lapas maka semakin tinggi
integritas dan nilai mutu setiap individu pegawai, seba-
3. HASIL DAN PEMBAHASAN liknya semakin kurangnya etika dan sikap seorang pega-
wai makaintegritas dan nilai tersebut juga akan menurun.
Berdasarkan hasil uji statistik t pada Tabel 1, uji sta- Kesimpulan ini didasarkan pada hasil penelitian, dimana
tistik t variabel independen, memperlihatkan bahwa Etika terdapat pengaruh yang signifikan etika pegawai terhadap
Pegawai, Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi ber- zona integritas Hai ini dibuktikan dengan adanya hasil
pengaruh signifikan terha-dap Zona Integritas WBK, maka observaasi peneliti yang mene-mukan banyaknya pegawai
menolak Ho1 dan menerima Ha1, menolak Ho2 dan mene- yang dalam proses pelaksanaan pekerjaan kurang mengacu
rima Ha2, menerima Ha3 dan menolakHo3. pada SOP yang ada.
Tabel 1. Hasil Analisis Jalur
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, Ivancevich dan Donnelly, (1997). Organisasi,


Peri-laku, Struktur dan Proses. Terjemahan Djar-
kasih, Erlangga, Jakarta, 1997.
Hasibuan, Malayu, (2013). Manajemen Sumber Daya
Manu-sia (edisi revisi), Bumi Aksara, Jakarta.
Ismani. (2001). Etika Birokrasi. Jurnal Adminitrasi
Negara Vol. II, No. 1.
Ivancevich, Jhon M., (2001). Human Resources
Etika, Pelayanan Publik, dan Reformasi Birokrasi Management (8th.ed). USA, Richard D. Irwin, Inc.
memiliki pengaruh terhadap Zona Integritas WBK. Na- Kumorotomo, Wahyudi. (2011). Etika Administrasi
mun demikian, seharusnya setiap Pegawai harus memi- Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
liki Etika dan budaya melayani dalam dirinya, karena
Etika dan Pelayanan akan mempengaruhi kualitas dari Nawawi, H. Hadari., (2005). Manajemen Sumber Daya
Pembangunan Zona Integritas yang dicanang-kan. Etika Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta:
yang dimiliki Pegawai dapat meyakinkan pimpinan di Gadjah Mada University Press.
wilayah dan di kantor pusat maupun para pengunjung di Neuman, W. Lawrence. (2006) Social Research Methods:
Lembaga Pemasyarakatan, sedangkan Pelayanan yang tin- Qualitative and Quantitative Approaches. Boston:
ggi akan memberikan value added tersendiri untuk para Pearson Education, Inc.
pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar.
Pengaruh Etika Pegawai, Pelayanan Publik, dan Refor- Nugroho, Riant. (2008). Public Policy. Jakarta: PT. Elex
masi Birokrasi terhadap Penerapan Zona Integritas WBK. Media Komputindo, Parsons, W, Public Policy:
Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa variabel Etika Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan.
Pegawai dan Pelayanan Publik memiliki pengaruh signi- Terjemahan. Jakarta: Kencana.
fikan terhadap Penerapan Zona Integritas WBK dan vari- Surachmin dan Suhandi Cahaya. (2011). Strategi dan
abel Reformasi Birokrasi menunjukkan tingkat 0,000 < Teknik Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika
0,05, hal ini berarti variabel Reformasi Birokrasi memiliki
penga-ruh signifikan terhadap Penerapan Zona Integritas. Sujatno, Sudirman, (2008). Pemasyarakatan Menjawab
Etika dan Pelayanan Publik yang rendah akan mem- Tantangan Zaman. Jakarta: Direktorat Jenderal Pe-
pengaruhi kualitas Zona Integritas di Lembaga Pemasya- masyarakatan.
rakatan, sehingga dapat menyebabkan penurunan kiner- Widodo, Joko, (2008). Analisis Kebijakan Publik: Konsep
janya pada kantor pemerintah. dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik.
Kemampuan variabel etika pegawai, pelayanan publik Malang: Bayumedia, 2008.
dan reformasi birokrasi dalam mempengaruhi penerapan
zona integritas WBK. Hasil uji koefisien determinasi me-
nunjukkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh ada-
lah sebesar 57,1%, hal ini berarti kemampuan variabel
etika pegawai, pelayanan publik dan reformasi birokrasi

15

Anda mungkin juga menyukai