Anda di halaman 1dari 8

BUDAYA KERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM RANGKA

GOOD GOVERNANCE MENUJU BIROKRASI BERKELAS DUNIA


Work Culture of State Civil Apparatus In The Good Governance
Framework to World Class Bureaucration
Dindin Supratman
Widyaiswara Ahli Muda Balai Diklat Badan Narkotika Nasional
Email: dindin_supratman03@yahoo.com
Naskah diterima tanggal 10 September 2018, Naskah direvisi 12 November 2018, Naskah disetujui 26 November 2018

Abstrak
Budaya kerja adalah wujud dari upaya membangun good governance yaitu suatu penyelengaraan
manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan
pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara
politik maupun secara administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican
framework bagi tumbuhnya aktifitas kerja. Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang
mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan
secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta
bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara. Aparatur Sipil Negara berkelas dunia
setidaknya memiliki lima kriteri, yakni profesional, integritas, orientasi kepublikan, budaya pelayanan
yang tinggi, serta memiliki wawasan global.
Kata Kunci: budaya kerja, good governance, aparatur sipil negara, birokrasi, revolusi mental
Abstract
Work culture is a manifestation of efforts to build good governance is an organization of the management
of the construction of a solid and responsible in line with democratic principles and an efficient market, the
avoidance of misallocation of investment funds and the prevention of corruption both politically and
administratively, to run budget discipline and the creation of legal and politican framework for the growth
of business activities. Good governance is essentially a concept that refers to the process of decision
making and implementation, which can be accounted for together. As a consensus reached by the govern-
ment, citizens and the private sector for the implementation of governance in a country. State Civil Appa-
ratus world class has at least five criterion, namely professional , integrity, kepublikan orientation, high
service culture, and has a global insight.
Keyword: work culture, good governance, civilian state apparatus, the bureaucracy, the mental revolution

PENDAHULUAN berkualitas sehingga pada gilirannya akan membantu


mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
Latar Belakang
kesejahteraan rakyat.

I
ndonesia adalah sebuah negara besar dan merdeka
Namun terlepas dari capaian reformasi birokrasi
yang memiliki cita-cita bangsa sebagaimana telah
dalam beberapa tahun terakhir yang sudah bisa mele-
diamanatkan dalam konstitusi yaitu upaya untuk
takkan landasan peta jalan dalam perbaikan birokrasi
memakmurkan dan mensejahterakan rakyatnya
ke depan, kenyataannya masih banyak yang perlu di
dengan segala daya dan upaya. Untuk mewujudkan
perbaiki. Menurut data Transparancy Internasional
hal tersebut, pemerintah terus melakukan reformasi di
Indonesia (TII), Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indo-
segala bidang, salah satu bidang yang diyakini akan
nesia masih jauh dibanding dengan negara-negara
berpengaruh kepada bidang yang lain adalah reformasi
terbersih seperti Denmark, New Zealand, Finlandia,
birokrasi. Birokrasi yang efektif, efisien, tanggap,
Swedia, Norwegia dan Singapura.
cekatan, dengan pelaku (birokrat) yang profesional dan
berintegritas akan menciptakan pemerintahan yang baik Meskipun skor IPK terus membaik, namun per-
(berwibawa) dan bersih dari korupsi, kolusi dan kembangan IPK relatif lamban dibanding negara Asia
nepotisme (KKN). Pemerintahan yang demikian lainnya. Selain kalah dengan Singapura, skor Indone-
diharapkan mampu memberikan pelayanan publik yang sia juga masih kalah dengan Taiwan, Malaysia, Filipina,

Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Rangka Good Governance Menuju Birokrasi..... - Dindin Supratman | 101
dan Thailand. Pada tahun 2014 skor IPK Indonesia 1. Untuk mengetahui budaya kerja Aparatur Sipil
meningkat menjadi 34 dibandingkan dengan tahun Negara dalam good governance.
sebelumnya 32. Namun, TII juga menyimpulkan masih
2. Untuk mengetahui langkah-langkah peru-
tingginya harapan masyarakat terhadap pencegahan
bahan menuju birokrasi berkelas dunia.
dan pemberantasan korupsi. Hal tersebut ditandai data
yang menunjukkan bahwa adanya penurunnya praktik TINJAUAN PUSTAKA
suap, dan efektifnya pencegahan dan pemberantasan
korupsi yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan
khususnya aparat penegak hukum. didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi
sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan
Data masih tingginya tingkat korupsi di Indonesia dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap
yang hampir semuanya melibatkan aparatur negara menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta
menunjukkan bahwa banyaknya aspek dalam tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
reformasi birokrasi yang masih lemah dan harus kita (Gering, Supriyadi dan Triguno, 2001 : 7).
perbaiki khususnya mengenai tata kelola kelembagaan,
perubahan pola pikir (mind set) dan budaya kerja Adapun pengertian budaya kerja menurut Hadari
birokrasi (culture set). Nawawi dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
Manusia menjelaskan bahwa Budaya Kerja adalah
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pega-
dan berintegritas menjadi cita-cita bersama yang selalu wai dalam suatu organisasi, pelanggaraan terhadap
diimpikan oleh segenap lapisan masyarakat. Harapan kebiasaan ini memang tidak ada sanksi tegas, namun
tersebut hanya dapat dibentuk melalui reformasi dari pelaku organisasi secara moral telah menye-
birokrasi yang langsung menyentuh dimensi mendasar pakati bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebia-
yaitu perubahan paradigm, baik tentang ideologi saan yang harus ditaati dalam rangka pelaksanaan
maupun nilai-nilai. Revolusi mental sebagaimana pekerjaan untuk mencapai tujuan. (Hadari Nawawi,
diusung Presiden Joko Widodo harus dipahami dan 2003).
ditempatkan dalam konteks tersebut. Perubahan
mendasar yang mencakup tata nilai, ciri, gerak-gerik, Budaya kerja setiap organisasi akan berbeda
dan seluruh tindakan harus diarahkan sedemikian rupa antara satu dengan yang lainnya, hal tersebut dikare-
nakan landasan dan sikap perilaku yang dicerminkan
untuk memastikan cita-cita hidup bersama menjadi
oleh setiap orang dalam organisasi berbeda. Budaya
mungkin terlaksana. (Yustinus Prastowo, 2014)
kerja yang terbentuk secara positif akan bermanfaat
Untuk mewujudkan hal tersebut perubahan mindset, karena setiap anggota dalam suatu organisasi mem-
culture set dan struktur kelembagaan harus dilaksanakan butuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritik yang
secara radikal dan menyeluruh yang pada akhirnya bersifat membangun dari ruang lingkup pekerjaaannya.
terwujud tata kelola pemerintahan Indonesia yang berkelas Namun budaya kerja akan berakibat buruk jika pegawai
dunia. Pada titik inilah hakikat dan pentingnya sebuah dalam suatu organisasi mengeluarkan pendapat yang
perubahan. Kajian ini akan membahas budaya kerja berbeda hal itu dikarenakan adanya perbedaan setiap
Aparatur Sipil Negara dalam rangka good governance individu dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan
menuju karakteristik birokrasi berkelas dunia yang dapat pikirannya, karena setiap individu mempunyai
dijadikan sebagai benchmarking pengembangan kemampuan dan keahliannya sesuai bidangnya masing-
pemerintahan di Indonesia. masing.
Rumusan Masalah Untuk membangun budaya kerja yang baik mem-
Adapun rumusan masalah dalam penulisan jurnal butuhkan waktu bertahun-tahun untuk merubahnya,
adalah sebagai berikut. maka itu perlu adanya pembenahan- pembenahan yang
dimulai dari sikap dan tingkah laku pemimpinnya
1. Bagaimanakah budaya kerja Aparatur Sipil kemudian diikuti para bawahannya. Terbentuknya
Negara dalam good governance? budaya kerja diawali tingkat kesadaran pemimpin atau
2. Bagaimanakah langkah-langkah perubahan pejabat yang ditunjuk, dimana besarnya hubungan
menuju birokrasi berkelas dunia? antara pemimpin dengan bawahannya akan mem-
bentuk suatu cara tersendiri yang akan dijalankan dalam
Tujuan Penulisan perangkat satuan kerja atau organisasinya. Budaya
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kerja akan terwujud melalui proses panjang karena
tujuan penulisan jurnal adalah sebagai berikut. untuk menjadi sebuah kebiasaan, perubahan nilai-nilai

102 | Jurnal “Administrasi Publik” Volume XIV Nomor 2 Desember 2018


lama menjadi nilai-nilai baru akan sangat memakan 1. Mengutamakan sifat pendekatan tugas pada
waktu dan itupun harus terus disertai dengan penyem- pengayoman dan pelayanan masyarakat dan
purnaan dan perbaikan baik sistem maupun personal. menghindarkan kesan pendekatan kekuasaan dan
kewenangan;
Budaya kerja adalah wujud dari upaya mem-
bangun Good Governance yaitu suatu penyelengaraan 2. Organisasi yang bercirikan organisasi modern,
manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung ramping, efektif dan efisien yang mampu mem-
jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar bedakan antara tugas-tugas yang perlu ditangani
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan yang tidak perlu ditangani (termasuk membagi
dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun tugas-tugas yang dapat diserahkan kepada
secara administrative, menjalankan disiplin anggaran masyarakat);
serta penciptaan legal dan politican framework bagi
3. Sistem dan prosedur kerja lebih berorientasi pada
tumbuhnya aktifitas kinerja birokrasi yang baik.
ciri-ciri organisasi modern yakni : pelayanan cepat,
Good governance pada dasarnya adalah suatu tepat, akurat, terbuka dengan tetap memper-
konsep yang mengacu kepada proses pencapaian tahankan kualitas, efesiensi biaya, dan ketepatan
keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertang- waktu;
gungjawabkan secara bersama. Good governance juga
4. Sebagai fasilitator pelayan publik;
bisa dijadikan sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh
pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi 5. Strukturnya lebih desentralistis, inovatif, fleksibel,
penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara. dan responsif.
Kunci utama memahami good governance adalah Istilah world-class (berkelas dunia) menurut Cam-
pemahaman atas prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak bridge Dictionary diartikan sebagai seseorang atau
dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur sesuatu yang terbaik didalam jenis atau kelompoknya
kinerja suatu pemerintahan. Baik buruknya peme- di dunia. Pengakuan terbaik ini merujuk pada pene-
rintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan tapan standar yang berkualitas dalam hal rancangan,
semua prinsip-prinsip good governance. kinerja, kualitas, kepuasan pelanggan, dan nilai ketika
dibandingkan dengan seluruh hal yang sama yang
Sistem pemerintahan setiap negara berbeda-beda
berasal dari manapun di dunia (Business Dictionary).
tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut oleh
Oleh karena itu, pemerintahan berkelas dunia dapat
setiap negara termasuk Indonesia. Pada umumnya
dipahami sebagai pemerintahan yang memiliki kualitas
pemerintahan di negara maju lebih baik dari pada
terbaik diantara negara-negara di dunia.
pemerintahan di negara berkembang. Pada negara
maju, pemerintahan akan menjadi sangat terspesialisasi Kualitas terbaik dari suatu pemerintahan di suatu
pada setiap tingkatan. Hal ini merupakan cerminan negara pada umumnya akan nampak dari tercapainya
dari beragamnya aktivitas pemerintah serta kemam- tujuan dari pemerintahan yang dapat dilihat dari
puan teknis yang diperlukan untuk mengimple- beberapa indikator seperti kesejahteraan rakyat dan
mentasikan berbagai program pembangunan pada kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan
masyarakat yang lebih modern. Pemerintahan negara pemerintah. Dalam mencapai tujuan tersebut
maju menunjukkan sebuah tingkat profesionalisme pemerintahan didukung dan dijalankan oleh sistem
yang tinggi, baik untuk mengidentifikasi maupun pemerintahan yang baik. Dengan demikian, kualitas
melayani berbagai kebutuhan masyarakat. pemerintahan berperan besar dalam menghasilkan
pemerintahan yang berkualitas.
Mengingat sistem politik di negara maju secara
keseluruhan sudah stabil dan matang, serta peme- Untuk menjalankan birokrasi pemerintahan yang
rintahan sudah sangat berkembang, maka peran berkelas dunia harus dimulai tersedianya ASN yang
pemerintahan pada proses-proses politik sudah jelas berkelas dunia. Setidaknya ada lima kriteri ASN yang
dan teratur dan berada di bawah kontrol yang efektif berkelas dunia, yakni profesional, integritas, orientasi
dari lembaga-lembaga politik yang secara fungsional kepublikan, budaya pelayanan yang tinggi, serta
menangani hal tersebut. Pemerintahan yang baik adalah memiliki wawasan global. Kelima kriteria tersebut perlu
pemerintahan yang menjalankan fungsi dan tujuannya dilakukan oleh seluruh ASN secara berkesinambungan
dengan baik tanpa penyelewengan. Menurut Roskin guna memenuhi tuntutan kualifikasi ASN yang
et al. (2012), terdapat 5 hal yang dapat menggambarkan mumpuni untuk wujudkan good governance di Indo-
pemerintahan yang ideal, yaitu: nesia (Agus Dwiyanto,2016).

Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Rangka Good Governance Menuju Birokrasi..... - Dindin Supratman | 103
Konsep reformasi birokrasi yang digagas oleh lebih baik.Setiap ASN harus mampu menjadi contoh
pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendaya- dan teladan di lingkungannya masing-masing untuk
gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyongsong berbagai perubahan tersebut.
adalah upaya riil yang sedang di tempuh oleh peme-
Masih banyaknya aparatur sipil negara yang ber-
rintah Indonesia untuk mencipkatan birokrasi Indo-
kinerja buruk banyak dipengaruhi oleh budaya kerjanya
nesia yang berkelas dunia yang mampu menyeleng-
yang buruk.Salah satu penyebab dari budaya kerja dan
garakan pemerintahan dengan prinsip akuntabilitas,
kinerja yang buruk diakibatkan oleh menurunnya
transparansi, jujur, bersih dan berwawasan global.
produktivitas kerja. Produktivitas dipengaruhi oleh
Reformasi birokrasi menjadi tonggak penyeleng-
berbagai faktor baik yang berhubungan dengan tenaga
garaan pemerintahan yang berorientasi pada
kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lain. Salah satu
pelayanan publik.
faktor-faktor tersebut adalah budaya kerja. Produk-
Menurut Robbin (2002) sebagaimana dikutip tivitas yang tinggi dapat dicapai jika didukung oleh
Yayat Supriatna (2017) bahwa terdapat dua langkah aparatur yang mempunyai budaya kerja yang tinggi
dalam membentuk budaya kerja birokrasi yang kuat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
dan akan membawa kepada keberhasilan, yaitu: (Asbakhul, 2010 : 57)
pertama, penumbuhan komitmen; dan kedua, pemel-
Beberapa indikator produktivitas kerja saling ber-
iharaan konsistensi. Komitmen seseorang dikatakan
hubungan dengan budaya kerja.Salah satunya perilaku
sangat kuat terhadap organisasi/birokrasi manakala ia
terhadap pekerjaan dan lingkungan, serta perilaku
mampu mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari
ketika bekerja yang saling berhubungan dengan kualitas
organisasi tersebut.
kerja.Hal tersebut merupakan suatu standar hasil yang
berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang
METODE PENELITIAN
dihasilkan oleh aparatur.
Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode
Budaya kerja aparatur birokrasi dapat dikatakan
studi literatur dengan pendekatan kualitatif.Obyek
baik apabila hasil yang dicapai oleh aparatur birokrasi
kajian adalah aparatur sipil negara dalam birokrasi
tersebut lebih baik. Standart hasil kerja dan pelayanan
pemerintahan.Sedangkan data penelitian mengacu
yang baik akan dapat berpengaruh terhadap produkti-
kepada hasil penelitian dari sejumlah literatur yang
vitas kerja aparatur yang bersangkutan. Peningkatan
berkaitan dengan tema makalah.
profesionalisme ASN sudah tidak dapat ditawar lagi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sudah tidak ada lagi toleransi terhadap ASN yang ‘asal
kerja’ saja.Setiap ASN saat ini dituntut untuk mem-
a. Permasalahan Budaya Kerja Aparatur Sipil berikan kontribusi kinerja yang jelas dan terukur kepada
Negara organisasinya. Dengan profesionalisme yang baik ini,
Saat ini Indonesia telah memasuki era Masya- akan terwujud standardisasi kompetensi ASN yang
rakat Ekonomi ASEAN (MEA), oleh sebab itu sama dalam hal kualitas dan kapasitas.
birokrasi kita di semua tingkatan pemerintahan dituntut Perubahan birokrasi di Indonesia bukannya tidak
untuk lebih adaptif dan antisipatif terhadap berbagai ada, namun bergerak lamban. Masalah reformasi
perubahan yang sedang dan akan terjadi. (Yuddy birokrasi bukan sekadar perubahan struktur dan reposisi
Chrisnandi, 2016) birokrasi, melainkan mencakup perubahan sistem politik
Aparatur sipil negara bukan hanya melayani dan hukum secara menyeluruh, perubahan sikap mental
warga negara Indonesia saja, tetapi juga warga negara dan budaya birokrat dan masyarakat, serta perubahan
ASEAN yang mencari nafkah di Indonesia.Oleh sebab mindset, komitmen pemerintah dan partai politik. Pemi-
itu, birokrasi harus disiplin untuk mewujudkan kinerja sahan antara jabatan karir dan politik, baik di birokrasi
yang bermanfaat bagi masyarakat, namun juga tetap pusat maupun daerah merupakan sebuah keniscayaan.
harus memperhatikan berbagai tuntutan global yang Dilihat dari faktor organisasi dan manajemen, tan-
seringkali perubahannya begitu cepat.Dalam era MEA tangan birokrasi Indonesia mencakup aspek struktur,
ini, kita harus berperan dan mampu mempengaruhi proses, kepegawaian, dan hubungan antara pemerintah
ekonomi ASEAN itu sendiri. dan masyarakat. Organisasi pemerintah seringkali tidak
memiliki keseimbangan antara tugas, wewenang, dan
Untuk itu, peran birokrasi yang bersih, efisien dan
tanggung jawab. Dalam hal struktur, misalnya, organi-
melayani sangatlah penting.Birokrasi juga harus mampu
sasi pelayanan publik masih bersifat hierarkis sentra-
menjadi katalisator perubahan masyarakat ke arah yang
listis. (R. Siti Zuhro, 2014).

104 | Jurnal “Administrasi Publik” Volume XIV Nomor 2 Desember 2018


b. Penerapan Good Governance di Indonesia maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang
mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh
Good Governance di Indonesia mulai benar-
tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul
benar dirintis dan diterapkan sejak era Reformasi tahun
dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
1998, dimana pada era tersebut telah terjadi perom-
berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi bermaksud
bakan sistem pemerintahan yang menuntut proses
untuk menjamin agar setiap kebijakan yang diambil men-
demokrasi yang bersih sehingga good governance
cerminkan aspirasi masyarakat. Dalam rangka meng-
merupakan salah satu alat reformasi yang mutlak
antisipasi berbagai isu yang ada, pemerintah daerah
diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika
menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat dapat
dilihat dari perkembangan reformasi yang sudah
mengutarakan pendapatnya.Jalur komunikasi ini meliputi
berjalan selama 12 tahun ini, penerapan good gover-
pertemuan umum, temu wicara, konsultasi dan penyam-
nance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil
paian pendapat secara tertulis. Bentuk lain untuk
sepenuhnya sesuai dengan cita-cita reformasi sebe-
merangsang keterlibatan masyarakat adalah melalui
lumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan
perencanaan partisipatif untuk menyiapkan agenda
kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi
yang merupakan dua produk utama good governance. pembangunan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan
secara partisipatif dan mekanisme konsultasi untuk
Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk menyelesaikan isu sektoral.
diterapkan, banyak upaya yang dilakukan pemerintah
dalam menciptaka iklim good governance yang baik, 2) Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law)
diantaranya ialah mulai diupayakannya transparansi Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan
informasi terhadap publik mengenai APBN sehingga perumusan-perumusan kebijakan publik memerlukan
memudahkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam sistem dan aturan-aturan hukum. Sehubungan dengan
menciptakan kebijakan dan dalam proses pengawasan itu, dalam proses mewujudkan cita good governance,
pengelolaan APBN dan BUMN. Oleh karena itu, hal harus diimbangi dengan komitmen untuk menegakkan
tersebut dapat terus menjadi acuan terhadap akuntabilitas rule of law dengan karakter-karakter antara lain
manajerial dari sektor publik tersebut agar kelak lebih sebagai berikut: Supremasi hukum (the supremacy of
baik dan kredibel ke depannya.Undang-undang, peraturan law), Kepastian hukum (legal certainty), Hukum yang
dan lembaga-lembaga penunjang pelaksanaan good responsip, penegakkan hukum yang konsisten dan non-
governance pun banyak yang dibentuk. Hal ini sangatlah diskriminatif, indepedensi peradilan. Kerangka hukum
berbeda jika dibandingkan dengan sektor publik pada era harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu,
Orde Lama yang banyak dipolitisir pengelolaannya dan termasuk menciptakan kepercayaan timbal-balik
juga pada era Orde Baru dimana sektor publik di antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan
tempatkan sebagai agent of development bukannya informasi dan menjamin kemudahan di dalam memper-
sebagai entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim oleh informasi yang akurat dan memadai. Tranparansi
yang sangat menghambat terlahirnya pemerintahan dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh
berbasis good governance. proses di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut
Diterapkannya good governance di Indonesia hak asasi manusia.
tidak hanya membawa dampak positif dalam sistem 3) Transparansi (Transparency)
pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu
membawa dampak positif terhadap badan usaha non- Transparansi adalah keterbukaan atas semua
pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Governance. Dengan landasan yang kuat diharapkan Prinsip transparansi pemerintahan, lembaga-lembaga
akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang
pemerintahan yang bersih dan amanah. berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus
memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
c. Prinsip-prinsip Good Governance
4) Peduli pada Stakeholder
Menyadari pentingnya masalah ini, prinsip-prinsip
good governance diurai satu persatu sebagaimana Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerin-
tertera di bawah ini: tahan harus berusaha melayani semua pihak yang
berkepentingan. Dalam konteks praktik lapangan dunia
1) Partisipasi Masyarakat (Participation) usaha, pihak korporasi mempunyai tanggung jawab
Semua warga masyarakat mempunyai suara moral untuk mendukung bagaimana good governance
dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung dapat berjalan dengan baik di masing-masing lem-

Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Rangka Good Governance Menuju Birokrasi..... - Dindin Supratman | 105
baganya. Pelaksanaan good governance secara benar 7) Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Ef-
dan konsisten bagi dunia usaha adalah perwujudan dari ficiency)
pelaksanaan etika bisnis yang seharusnya dimiliki oleh
Untuk menunjang prinsip-prinsip yang telah
setiap lembaga korporasi yang ada di dunia. Dalam
disebutkan di atas, pemerintahan yang baik dan bersih
lingkup tertentu etika bisnis berperan sebagai elemen
juga harus memenuhi kriteria efektif dan efisien yakni
mendasar dari konsep CSR (Corporate Social Respon-
berdaya guna dan berhasil-guna. Kriteria efektif bia-
sibility) yang dimiliki oleh perusahaan. Pihak perusahaan
sanya di ukur dengan parameter produk yang dapat
mempunyai kewajiban sebagai bagian masyarakat yang
menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masya-
lebih luas untuk memberikan kontribusinya.
rakat dari berbagai kelompok dan lapisan sosial. Agar
5) Berorientasi pada Konsensus (Consensus) pemerintahan itu efektif dan efisien, maka para pejabat
pemerintahan harus mampu menyusun perencanaan-
Menyatakan bahwa keputusan apapun harus dila-
perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata
kukan melalui proses musyawarah melalui konsesus.
masyarakat, dan disusun secara rasional dan terukur.
Model pengambilan keputusan tersebut, selain dapat
Dengan perencanaan yang rasional tersebut, maka
memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak,
harapan partisipasi masyarakat akan dapat digerakkan
juga akanmenjadi keputusan yang mengikat dan milik
dengan mudah, karena program-program itu menjadi
bersama, sehingga ia akan mempunyai kekuatan me-
bagian dari kebutuhan mereka. Proses-proses pemerin-
maksa (coercive power) bagi semua komponen yang
tahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai
terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut.
kebutuhan warga masyarakat dan dengan meng-
Paradigma ini perlu dikembangkan dalam konteks
gunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal
pelaksanaan pemerintahan, karena urusan yang
mungkin.
mereka kelola adalah persoalan-persoalan publik yang
harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Semakin 8) Akuntabilitas (Accountability)
banyak yang terlibat dalam proses pengambilan kepu-
Akuntabilitas adalah pertangungjawaban pejabat
tusan secara partisipasi, maka akan semakin banyak
publik terhadap masyarakat yang memberinya kewe-
aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang terwakili. Tata
nangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Para
pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-
pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan
kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu
organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab
konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi
baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-
kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin,
lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung-
konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-
jawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya ter-
prosedur.
gantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
6) Kesetaraan (Equity) Instrumen dasar akuntabilitas adalah peraturan per-
undang-undangan yang ada, dengan komitmen politik
Kesetaraan yakni kesamaan dalam perlakuan dan
akan akuntabilitas maupun mekanisme pertanggung-
pelayanan. Semua warga masyarakat mempunyai
jawaban, sedangkan instrumen-instrumen pendu-
kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kungnya adalah pedoman tingkah laku dan sistem
kesejahteraan mereka. Prinsip kesetaraan menciptakan
pemantauan kinerja penyelenggara pemerintahan dan
kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
sistem pengawasan dengan sanksi yang jelas dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan men-
tegas.
jamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai. Informasi adalah suatu kebu- 9) Visi Strategis (Strategic Vision)
tuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam
Visi strategis adalah pandangan-pandangan
pengelolaan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut
strategis untuk menghadapi masa yang akan datang.
pemerintah daerah perlu proaktif memberikan infor-
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif
masi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang
yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan
disediakannya kepada masyarakat. Pemerintah daerah
yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan
perlu mendayagunakan berbagai jalur komunikasi
akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan
seperti melalui brosur, leaflet, pengumuman melalui
perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus
koran, radio serta televisi lokal. Pemerintah daerah
memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan,
perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara
budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif
mendapatkan informasi.
tersebut.

106 | Jurnal “Administrasi Publik” Volume XIV Nomor 2 Desember 2018


d. Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara dalam tersembunyi yang ada dalam setiap aparatur menjadi
Good Governance bahan pemikiran yang penting dalam pengembangan
sumber daya manusia saat ini.
Aparatur Sipil Negara adalah sebuah entitas sosial
yang berperan sebagai ujung tombak pemerintahan Aparatur dituntut untuk mampu memaksimalkan
dalam pengerlolaan Negara. Kinerja ASNharus ber- kapasitas potensial yang dimilikinya, kemudian
orientasi kepada terselenggaranya kepuasaan pela- diaplikasikan secara langsung ke dalam tugas pokok
yanan publik. Peran ASN sebagai pelayanan publik, dan fungsi mereka sebagai sosok customer atau
sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan publik, serta pelayan yang responsif terhadap keinginan, keperluan
sebagai perekat pemersatu bangsa. Dalam implemen- atau kebutuhan para pelanggannya baik internal
tasinya dibutuhkan sebuah terobosan perubahan yang maupun eksternal.
radikal dan dipersiapkan secara sistematis ber-
Untuk menuju birokrasi aparatur yang berkelas
kelanjutan.
dunia diperlukan langkah-langkah konkretdan juga
Budaya kerja kepemerintahan yang baik diha- radikal. Artinya perlu ada revolusi karakter ASN mulai
rapkan mampu mengangkat marwah ASN sebagai dari cara berpikir sampai kepada tahap perilaku dan
pelayan publik karena sasaran perubahan budaya kerja tindakan nyata. Dunia yang menuntut serba cepat dan
aparatur adalah terwujutnya integritas dan kinerja tepat membutuhkan ketersediaan sumber daya apa-
birokrasi yang tinggi yang dapat dijabarkan lebih lanjut ratur yang mampu bekerja secara efektif dan efisien.
kedalam definisi operasionalnya: 1) Integritas, meng- Menurut Yulia Safitri (2014) bahwa untuk mening-
utamakan perilaku komit, terpuji, jujur, disiplin dan penuh katkan efisiensi dan efektifitas pelayanan perlu
pengabdian; 2) Kinerja, dapat dinilai dari profesio- dilakukan reformasi mendasar. Langkah-langkah yang
nalisme, produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, bisa dilakukan adalah :
responsibilitas, dan akuntabilitas (Sundarso, 2015).
1. Melakukan reformasi internaldari aparat/birokrasi
Menurut Mertins Jr (1979) sebagaimana dikutip tentang tugasyang diembannya. Persepsi selama
Arisman bahwa ada empat halyang harus dijadikan iniia dibutuhkan rakyat atau publik harus diubah
pedoman dalam membangun budaya kerja di bidang bahwa dialah yang membutuhkan rakyat;
pelayanan public yaitu: 1) equality, yaitu perlakuan yang
sama ataspelayanan yang biberikan. Hal ini didasarkan 2. Peningktan suasana kompetensi dengan sesama
atas tipe prilaku birokrasi rasional yang secara konsisten aparat dalam memberikan layanan. Dengan kom-
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada semua petensi output layanan menjadi lebih baik, namun
pihak tanpamemandang afiliasi politik, status sosial, etnis, tidak menambah biaya;
agama dan sebagainya. Bagi mereka memberikan 3. Mendeskripsikan dan mempublikasikan secara
perlakuan yang sama identik dengan berlaku jujur, suatu jelas-tegas, kriteria efisien dan efektif suatu ke-
prilaku yang patut dihargai; 2) equity, yaitu perlakuan giatan layanan publik. Efisien atau efektif tidaknya
yang sama kepada masyarakat tidak cukup, selain itu aktivitas layanan publik menjadi indikasi kinerja
juga perlakuan yang adil. Untuk masyarakat yang plura- dan jenjang karir aparat yang bersangkutan;
listik kadang-kadang diperlukan perlakuan yang adil dan
perlakuan yang sama dan kadang-kadang pula di butuhkan 4. Adanya otonomi, demokratisasiserta keterlibatan
perlakuan yang adil tetapi tidak sama kepada orang aparat dalammerumuskan suatu kebijakan; dan
tertentu; 3) loyalty adalah kesetiaan yang diberikan 5. Peningkatan moralitas aparat, inibersangkutan
kepada konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan rekan dengan kesadaranmasing-masing aparat/birokrasi
kerja. Berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama sebagaiaktor pelayanan publik.
lain, dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada
satu jenis kesetiaan tertentu yang mengabaikan yang PENUTUP
lainnya; 4) responsibility, yaitu setiap aparat pemerintah
harus setiap menerima tanggung jawab atas apapun ia Kesimpulan
kerjakan dan harus mengindarkan diri dari sindorman 1) Budaya kerja yang sesuai dengan model refor-
“saya sekedar melaksanakan perintah dari atasan”. masi birokrasi dirancang untuk mendukung
e . Langkah-Langkah Perubahan Menuju demokratisasi dan terbentuknya clean and good
Birokrasi Berkelas Dunia governance yaitu tumbuhnya pemerintahan yang
rasional, melakukan transparansi dalam berbagai
Menjadikan aparatur yang professionaldalam urusan publik, memiliki sikap kompetisi antar
rangka menunjukkan kapasitas, identitas serta potensi lembaga dalam memberikan pelayanan, men-

Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Rangka Good Governance Menuju Birokrasi..... - Dindin Supratman | 107
dorong tegaknya hukum dan bersedia memberikan Ndraha, Taliziduhu, 2005. Kybernologi Sebuah
pertanggungjawaban terhadap publik (public Rekonstruksi Ilmu Pemerintahan. Jakarta.
accountibility) secara teratur. Rineka Cipta.
2) Tantangan Pemerintah saat ini untuk memberikan Pengertian, Prinsip dan Penerapan Good Governance
pelayanan kepada publik dengan kualitas prima di Indonesia.(2015). Diperoleh September 2016,
menuntut perubahan paradigma birokrasi pemerin- dari http;//pengertian, prinsip dan penerapan
tahan yang mampu diimplementasikan secara good governance di indonesia _ yanwariyanidwi.
konkret dalam pola pikir, budaya kerja dan struktur html.
kelembagaan.
Safitri, Yulia. 2014. Jurnal Jejaring Administrasi Publik.
3) Pemerintahan yang berkelas dunia, dengan kua- Tahun VI. No. 1 Januari-Juni 2014. Surabaya.
litas pelayanan publik yang sangat prima, hanya UNAIR
dapat diwujudkan dengan sebuah revolusi men-
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. 2012.
tal. Revolusi mental harus dilaksanakan secara
Jakarta: Menuju Manajemen Publik Kelas Dunia
serentak dan menyeluruh untuk aspek perubahan
(Untuk Reformasi Birokrasi di Indonesia).
mindset, budaya dan struktur kelembagaan yang
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.
mengerucut pada nilai-nilai mentalitas inti yaitu
kemandirian, kegotongroyongan, dan semangat Sudarso.2015. Peningkatan Budaya Kerja dalam
melayani. Konteks Reformasi Administrasi di Pemerin-
tahan Kota Semarang.Jurnal Manajemen dan
Saran
Kebijakan Publik.Volume 1 No. 1 Oktober 2015.
Adapun saran dalam penulisan jurnal ini adalah Semarang. UNDIP.
Perubahan budaya kerja aparatur sipil negara dalam
Supriatna, Yayat. 2017. Revolusi Karakter dan Budaya
mewujudkan good governance menuju birokrasi
Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Melalui
berkelas dunia harus diikuti oleh komitmen bersama
Penguatan Dimensi Religiusitas.Jurnal Ilmu
antara semua pegawai aparatur pemerintahan.
Administrasi VolumeXIVNomor 2 Desember
Upaya perubahan mind set sesuai semangat 2017. Jakarta. STIA LAN.
revolusi mental yaitu integritas, etos kerja, dan gotong
Zuhro, Siti. 2014. Demokrasi dan Politik di Indonesia.
royong adalah kata kunci dalam mewujudkan upaya
Jakarta. Birokrasi.
perbaikan pelayanan dari dilayani menjadi melayani.

DAFTAR PUSTAKA
Adiperdana, Ardan. 2016. Implementasi Reformasi
Birokrasi Melalui Revolusi Mental Birokrasi
sebagai Upaya Membentuk Pemerintahan
Berkelas Dunia. Diperoleh 6 September 2016,
dari http://Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi - Implementasi
Reformasi Birokrasi Melalui Revolusi Mental
Birokrasi sebagai Upaya Membentuk Pemerin-
tahan Berkelas Dunia. Html
Dwiyanto, Agus, dkk. 2006. Reformasi Birokrasi Publik
di Indonesia. Yogyakarta: UGM press.
Dwiyanto, Agus. 2014. Kabinet dan Reformasi Birok-
rasi: Tugas Presiden Baru.
Dwiyanto, Agus. 2016. Lima Kriteria ASN Kelas
Dunia. Diperoleh 16 September 2016, dari http:/
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi - Lima Kriteria ASN
Kelas Dunia.html.

108 | Jurnal “Administrasi Publik” Volume XIV Nomor 2 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai