Abstrak
Budaya kerja adalah wujud dari upaya membangun good governance yaitu suatu penyelengaraan
manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan
pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara
politik maupun secara administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican
framework bagi tumbuhnya aktifitas kerja. Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang
mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan
secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta
bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara. Aparatur Sipil Negara berkelas dunia
setidaknya memiliki lima kriteri, yakni profesional, integritas, orientasi kepublikan, budaya pelayanan
yang tinggi, serta memiliki wawasan global.
Kata Kunci: budaya kerja, good governance, aparatur sipil negara, birokrasi, revolusi mental
Abstract
Work culture is a manifestation of efforts to build good governance is an organization of the management
of the construction of a solid and responsible in line with democratic principles and an efficient market, the
avoidance of misallocation of investment funds and the prevention of corruption both politically and
administratively, to run budget discipline and the creation of legal and politican framework for the growth
of business activities. Good governance is essentially a concept that refers to the process of decision
making and implementation, which can be accounted for together. As a consensus reached by the govern-
ment, citizens and the private sector for the implementation of governance in a country. State Civil Appa-
ratus world class has at least five criterion, namely professional , integrity, kepublikan orientation, high
service culture, and has a global insight.
Keyword: work culture, good governance, civilian state apparatus, the bureaucracy, the mental revolution
I
ndonesia adalah sebuah negara besar dan merdeka
Namun terlepas dari capaian reformasi birokrasi
yang memiliki cita-cita bangsa sebagaimana telah
dalam beberapa tahun terakhir yang sudah bisa mele-
diamanatkan dalam konstitusi yaitu upaya untuk
takkan landasan peta jalan dalam perbaikan birokrasi
memakmurkan dan mensejahterakan rakyatnya
ke depan, kenyataannya masih banyak yang perlu di
dengan segala daya dan upaya. Untuk mewujudkan
perbaiki. Menurut data Transparancy Internasional
hal tersebut, pemerintah terus melakukan reformasi di
Indonesia (TII), Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indo-
segala bidang, salah satu bidang yang diyakini akan
nesia masih jauh dibanding dengan negara-negara
berpengaruh kepada bidang yang lain adalah reformasi
terbersih seperti Denmark, New Zealand, Finlandia,
birokrasi. Birokrasi yang efektif, efisien, tanggap,
Swedia, Norwegia dan Singapura.
cekatan, dengan pelaku (birokrat) yang profesional dan
berintegritas akan menciptakan pemerintahan yang baik Meskipun skor IPK terus membaik, namun per-
(berwibawa) dan bersih dari korupsi, kolusi dan kembangan IPK relatif lamban dibanding negara Asia
nepotisme (KKN). Pemerintahan yang demikian lainnya. Selain kalah dengan Singapura, skor Indone-
diharapkan mampu memberikan pelayanan publik yang sia juga masih kalah dengan Taiwan, Malaysia, Filipina,
Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Rangka Good Governance Menuju Birokrasi..... - Dindin Supratman | 101
dan Thailand. Pada tahun 2014 skor IPK Indonesia 1. Untuk mengetahui budaya kerja Aparatur Sipil
meningkat menjadi 34 dibandingkan dengan tahun Negara dalam good governance.
sebelumnya 32. Namun, TII juga menyimpulkan masih
2. Untuk mengetahui langkah-langkah peru-
tingginya harapan masyarakat terhadap pencegahan
bahan menuju birokrasi berkelas dunia.
dan pemberantasan korupsi. Hal tersebut ditandai data
yang menunjukkan bahwa adanya penurunnya praktik TINJAUAN PUSTAKA
suap, dan efektifnya pencegahan dan pemberantasan
korupsi yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan
khususnya aparat penegak hukum. didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi
sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan
Data masih tingginya tingkat korupsi di Indonesia dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap
yang hampir semuanya melibatkan aparatur negara menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta
menunjukkan bahwa banyaknya aspek dalam tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
reformasi birokrasi yang masih lemah dan harus kita (Gering, Supriyadi dan Triguno, 2001 : 7).
perbaiki khususnya mengenai tata kelola kelembagaan,
perubahan pola pikir (mind set) dan budaya kerja Adapun pengertian budaya kerja menurut Hadari
birokrasi (culture set). Nawawi dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
Manusia menjelaskan bahwa Budaya Kerja adalah
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pega-
dan berintegritas menjadi cita-cita bersama yang selalu wai dalam suatu organisasi, pelanggaraan terhadap
diimpikan oleh segenap lapisan masyarakat. Harapan kebiasaan ini memang tidak ada sanksi tegas, namun
tersebut hanya dapat dibentuk melalui reformasi dari pelaku organisasi secara moral telah menye-
birokrasi yang langsung menyentuh dimensi mendasar pakati bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebia-
yaitu perubahan paradigm, baik tentang ideologi saan yang harus ditaati dalam rangka pelaksanaan
maupun nilai-nilai. Revolusi mental sebagaimana pekerjaan untuk mencapai tujuan. (Hadari Nawawi,
diusung Presiden Joko Widodo harus dipahami dan 2003).
ditempatkan dalam konteks tersebut. Perubahan
mendasar yang mencakup tata nilai, ciri, gerak-gerik, Budaya kerja setiap organisasi akan berbeda
dan seluruh tindakan harus diarahkan sedemikian rupa antara satu dengan yang lainnya, hal tersebut dikare-
nakan landasan dan sikap perilaku yang dicerminkan
untuk memastikan cita-cita hidup bersama menjadi
oleh setiap orang dalam organisasi berbeda. Budaya
mungkin terlaksana. (Yustinus Prastowo, 2014)
kerja yang terbentuk secara positif akan bermanfaat
Untuk mewujudkan hal tersebut perubahan mindset, karena setiap anggota dalam suatu organisasi mem-
culture set dan struktur kelembagaan harus dilaksanakan butuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritik yang
secara radikal dan menyeluruh yang pada akhirnya bersifat membangun dari ruang lingkup pekerjaaannya.
terwujud tata kelola pemerintahan Indonesia yang berkelas Namun budaya kerja akan berakibat buruk jika pegawai
dunia. Pada titik inilah hakikat dan pentingnya sebuah dalam suatu organisasi mengeluarkan pendapat yang
perubahan. Kajian ini akan membahas budaya kerja berbeda hal itu dikarenakan adanya perbedaan setiap
Aparatur Sipil Negara dalam rangka good governance individu dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan
menuju karakteristik birokrasi berkelas dunia yang dapat pikirannya, karena setiap individu mempunyai
dijadikan sebagai benchmarking pengembangan kemampuan dan keahliannya sesuai bidangnya masing-
pemerintahan di Indonesia. masing.
Rumusan Masalah Untuk membangun budaya kerja yang baik mem-
Adapun rumusan masalah dalam penulisan jurnal butuhkan waktu bertahun-tahun untuk merubahnya,
adalah sebagai berikut. maka itu perlu adanya pembenahan- pembenahan yang
dimulai dari sikap dan tingkah laku pemimpinnya
1. Bagaimanakah budaya kerja Aparatur Sipil kemudian diikuti para bawahannya. Terbentuknya
Negara dalam good governance? budaya kerja diawali tingkat kesadaran pemimpin atau
2. Bagaimanakah langkah-langkah perubahan pejabat yang ditunjuk, dimana besarnya hubungan
menuju birokrasi berkelas dunia? antara pemimpin dengan bawahannya akan mem-
bentuk suatu cara tersendiri yang akan dijalankan dalam
Tujuan Penulisan perangkat satuan kerja atau organisasinya. Budaya
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kerja akan terwujud melalui proses panjang karena
tujuan penulisan jurnal adalah sebagai berikut. untuk menjadi sebuah kebiasaan, perubahan nilai-nilai
Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Rangka Good Governance Menuju Birokrasi..... - Dindin Supratman | 103
Konsep reformasi birokrasi yang digagas oleh lebih baik.Setiap ASN harus mampu menjadi contoh
pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendaya- dan teladan di lingkungannya masing-masing untuk
gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyongsong berbagai perubahan tersebut.
adalah upaya riil yang sedang di tempuh oleh peme-
Masih banyaknya aparatur sipil negara yang ber-
rintah Indonesia untuk mencipkatan birokrasi Indo-
kinerja buruk banyak dipengaruhi oleh budaya kerjanya
nesia yang berkelas dunia yang mampu menyeleng-
yang buruk.Salah satu penyebab dari budaya kerja dan
garakan pemerintahan dengan prinsip akuntabilitas,
kinerja yang buruk diakibatkan oleh menurunnya
transparansi, jujur, bersih dan berwawasan global.
produktivitas kerja. Produktivitas dipengaruhi oleh
Reformasi birokrasi menjadi tonggak penyeleng-
berbagai faktor baik yang berhubungan dengan tenaga
garaan pemerintahan yang berorientasi pada
kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lain. Salah satu
pelayanan publik.
faktor-faktor tersebut adalah budaya kerja. Produk-
Menurut Robbin (2002) sebagaimana dikutip tivitas yang tinggi dapat dicapai jika didukung oleh
Yayat Supriatna (2017) bahwa terdapat dua langkah aparatur yang mempunyai budaya kerja yang tinggi
dalam membentuk budaya kerja birokrasi yang kuat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
dan akan membawa kepada keberhasilan, yaitu: (Asbakhul, 2010 : 57)
pertama, penumbuhan komitmen; dan kedua, pemel-
Beberapa indikator produktivitas kerja saling ber-
iharaan konsistensi. Komitmen seseorang dikatakan
hubungan dengan budaya kerja.Salah satunya perilaku
sangat kuat terhadap organisasi/birokrasi manakala ia
terhadap pekerjaan dan lingkungan, serta perilaku
mampu mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari
ketika bekerja yang saling berhubungan dengan kualitas
organisasi tersebut.
kerja.Hal tersebut merupakan suatu standar hasil yang
berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang
METODE PENELITIAN
dihasilkan oleh aparatur.
Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode
Budaya kerja aparatur birokrasi dapat dikatakan
studi literatur dengan pendekatan kualitatif.Obyek
baik apabila hasil yang dicapai oleh aparatur birokrasi
kajian adalah aparatur sipil negara dalam birokrasi
tersebut lebih baik. Standart hasil kerja dan pelayanan
pemerintahan.Sedangkan data penelitian mengacu
yang baik akan dapat berpengaruh terhadap produkti-
kepada hasil penelitian dari sejumlah literatur yang
vitas kerja aparatur yang bersangkutan. Peningkatan
berkaitan dengan tema makalah.
profesionalisme ASN sudah tidak dapat ditawar lagi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sudah tidak ada lagi toleransi terhadap ASN yang ‘asal
kerja’ saja.Setiap ASN saat ini dituntut untuk mem-
a. Permasalahan Budaya Kerja Aparatur Sipil berikan kontribusi kinerja yang jelas dan terukur kepada
Negara organisasinya. Dengan profesionalisme yang baik ini,
Saat ini Indonesia telah memasuki era Masya- akan terwujud standardisasi kompetensi ASN yang
rakat Ekonomi ASEAN (MEA), oleh sebab itu sama dalam hal kualitas dan kapasitas.
birokrasi kita di semua tingkatan pemerintahan dituntut Perubahan birokrasi di Indonesia bukannya tidak
untuk lebih adaptif dan antisipatif terhadap berbagai ada, namun bergerak lamban. Masalah reformasi
perubahan yang sedang dan akan terjadi. (Yuddy birokrasi bukan sekadar perubahan struktur dan reposisi
Chrisnandi, 2016) birokrasi, melainkan mencakup perubahan sistem politik
Aparatur sipil negara bukan hanya melayani dan hukum secara menyeluruh, perubahan sikap mental
warga negara Indonesia saja, tetapi juga warga negara dan budaya birokrat dan masyarakat, serta perubahan
ASEAN yang mencari nafkah di Indonesia.Oleh sebab mindset, komitmen pemerintah dan partai politik. Pemi-
itu, birokrasi harus disiplin untuk mewujudkan kinerja sahan antara jabatan karir dan politik, baik di birokrasi
yang bermanfaat bagi masyarakat, namun juga tetap pusat maupun daerah merupakan sebuah keniscayaan.
harus memperhatikan berbagai tuntutan global yang Dilihat dari faktor organisasi dan manajemen, tan-
seringkali perubahannya begitu cepat.Dalam era MEA tangan birokrasi Indonesia mencakup aspek struktur,
ini, kita harus berperan dan mampu mempengaruhi proses, kepegawaian, dan hubungan antara pemerintah
ekonomi ASEAN itu sendiri. dan masyarakat. Organisasi pemerintah seringkali tidak
memiliki keseimbangan antara tugas, wewenang, dan
Untuk itu, peran birokrasi yang bersih, efisien dan
tanggung jawab. Dalam hal struktur, misalnya, organi-
melayani sangatlah penting.Birokrasi juga harus mampu
sasi pelayanan publik masih bersifat hierarkis sentra-
menjadi katalisator perubahan masyarakat ke arah yang
listis. (R. Siti Zuhro, 2014).
Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Rangka Good Governance Menuju Birokrasi..... - Dindin Supratman | 105
baganya. Pelaksanaan good governance secara benar 7) Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Ef-
dan konsisten bagi dunia usaha adalah perwujudan dari ficiency)
pelaksanaan etika bisnis yang seharusnya dimiliki oleh
Untuk menunjang prinsip-prinsip yang telah
setiap lembaga korporasi yang ada di dunia. Dalam
disebutkan di atas, pemerintahan yang baik dan bersih
lingkup tertentu etika bisnis berperan sebagai elemen
juga harus memenuhi kriteria efektif dan efisien yakni
mendasar dari konsep CSR (Corporate Social Respon-
berdaya guna dan berhasil-guna. Kriteria efektif bia-
sibility) yang dimiliki oleh perusahaan. Pihak perusahaan
sanya di ukur dengan parameter produk yang dapat
mempunyai kewajiban sebagai bagian masyarakat yang
menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masya-
lebih luas untuk memberikan kontribusinya.
rakat dari berbagai kelompok dan lapisan sosial. Agar
5) Berorientasi pada Konsensus (Consensus) pemerintahan itu efektif dan efisien, maka para pejabat
pemerintahan harus mampu menyusun perencanaan-
Menyatakan bahwa keputusan apapun harus dila-
perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata
kukan melalui proses musyawarah melalui konsesus.
masyarakat, dan disusun secara rasional dan terukur.
Model pengambilan keputusan tersebut, selain dapat
Dengan perencanaan yang rasional tersebut, maka
memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak,
harapan partisipasi masyarakat akan dapat digerakkan
juga akanmenjadi keputusan yang mengikat dan milik
dengan mudah, karena program-program itu menjadi
bersama, sehingga ia akan mempunyai kekuatan me-
bagian dari kebutuhan mereka. Proses-proses pemerin-
maksa (coercive power) bagi semua komponen yang
tahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai
terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut.
kebutuhan warga masyarakat dan dengan meng-
Paradigma ini perlu dikembangkan dalam konteks
gunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal
pelaksanaan pemerintahan, karena urusan yang
mungkin.
mereka kelola adalah persoalan-persoalan publik yang
harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Semakin 8) Akuntabilitas (Accountability)
banyak yang terlibat dalam proses pengambilan kepu-
Akuntabilitas adalah pertangungjawaban pejabat
tusan secara partisipasi, maka akan semakin banyak
publik terhadap masyarakat yang memberinya kewe-
aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang terwakili. Tata
nangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Para
pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-
pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan
kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu
organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab
konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi
baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-
kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin,
lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung-
konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-
jawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya ter-
prosedur.
gantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
6) Kesetaraan (Equity) Instrumen dasar akuntabilitas adalah peraturan per-
undang-undangan yang ada, dengan komitmen politik
Kesetaraan yakni kesamaan dalam perlakuan dan
akan akuntabilitas maupun mekanisme pertanggung-
pelayanan. Semua warga masyarakat mempunyai
jawaban, sedangkan instrumen-instrumen pendu-
kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kungnya adalah pedoman tingkah laku dan sistem
kesejahteraan mereka. Prinsip kesetaraan menciptakan
pemantauan kinerja penyelenggara pemerintahan dan
kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
sistem pengawasan dengan sanksi yang jelas dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan men-
tegas.
jamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai. Informasi adalah suatu kebu- 9) Visi Strategis (Strategic Vision)
tuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam
Visi strategis adalah pandangan-pandangan
pengelolaan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut
strategis untuk menghadapi masa yang akan datang.
pemerintah daerah perlu proaktif memberikan infor-
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif
masi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang
yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan
disediakannya kepada masyarakat. Pemerintah daerah
yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan
perlu mendayagunakan berbagai jalur komunikasi
akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan
seperti melalui brosur, leaflet, pengumuman melalui
perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus
koran, radio serta televisi lokal. Pemerintah daerah
memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan,
perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara
budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif
mendapatkan informasi.
tersebut.
Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Rangka Good Governance Menuju Birokrasi..... - Dindin Supratman | 107
dorong tegaknya hukum dan bersedia memberikan Ndraha, Taliziduhu, 2005. Kybernologi Sebuah
pertanggungjawaban terhadap publik (public Rekonstruksi Ilmu Pemerintahan. Jakarta.
accountibility) secara teratur. Rineka Cipta.
2) Tantangan Pemerintah saat ini untuk memberikan Pengertian, Prinsip dan Penerapan Good Governance
pelayanan kepada publik dengan kualitas prima di Indonesia.(2015). Diperoleh September 2016,
menuntut perubahan paradigma birokrasi pemerin- dari http;//pengertian, prinsip dan penerapan
tahan yang mampu diimplementasikan secara good governance di indonesia _ yanwariyanidwi.
konkret dalam pola pikir, budaya kerja dan struktur html.
kelembagaan.
Safitri, Yulia. 2014. Jurnal Jejaring Administrasi Publik.
3) Pemerintahan yang berkelas dunia, dengan kua- Tahun VI. No. 1 Januari-Juni 2014. Surabaya.
litas pelayanan publik yang sangat prima, hanya UNAIR
dapat diwujudkan dengan sebuah revolusi men-
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. 2012.
tal. Revolusi mental harus dilaksanakan secara
Jakarta: Menuju Manajemen Publik Kelas Dunia
serentak dan menyeluruh untuk aspek perubahan
(Untuk Reformasi Birokrasi di Indonesia).
mindset, budaya dan struktur kelembagaan yang
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.
mengerucut pada nilai-nilai mentalitas inti yaitu
kemandirian, kegotongroyongan, dan semangat Sudarso.2015. Peningkatan Budaya Kerja dalam
melayani. Konteks Reformasi Administrasi di Pemerin-
tahan Kota Semarang.Jurnal Manajemen dan
Saran
Kebijakan Publik.Volume 1 No. 1 Oktober 2015.
Adapun saran dalam penulisan jurnal ini adalah Semarang. UNDIP.
Perubahan budaya kerja aparatur sipil negara dalam
Supriatna, Yayat. 2017. Revolusi Karakter dan Budaya
mewujudkan good governance menuju birokrasi
Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Melalui
berkelas dunia harus diikuti oleh komitmen bersama
Penguatan Dimensi Religiusitas.Jurnal Ilmu
antara semua pegawai aparatur pemerintahan.
Administrasi VolumeXIVNomor 2 Desember
Upaya perubahan mind set sesuai semangat 2017. Jakarta. STIA LAN.
revolusi mental yaitu integritas, etos kerja, dan gotong
Zuhro, Siti. 2014. Demokrasi dan Politik di Indonesia.
royong adalah kata kunci dalam mewujudkan upaya
Jakarta. Birokrasi.
perbaikan pelayanan dari dilayani menjadi melayani.
DAFTAR PUSTAKA
Adiperdana, Ardan. 2016. Implementasi Reformasi
Birokrasi Melalui Revolusi Mental Birokrasi
sebagai Upaya Membentuk Pemerintahan
Berkelas Dunia. Diperoleh 6 September 2016,
dari http://Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi - Implementasi
Reformasi Birokrasi Melalui Revolusi Mental
Birokrasi sebagai Upaya Membentuk Pemerin-
tahan Berkelas Dunia. Html
Dwiyanto, Agus, dkk. 2006. Reformasi Birokrasi Publik
di Indonesia. Yogyakarta: UGM press.
Dwiyanto, Agus. 2014. Kabinet dan Reformasi Birok-
rasi: Tugas Presiden Baru.
Dwiyanto, Agus. 2016. Lima Kriteria ASN Kelas
Dunia. Diperoleh 16 September 2016, dari http:/
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi - Lima Kriteria ASN
Kelas Dunia.html.