Anda di halaman 1dari 13

ORIENTASI PENGENALAN NILAI DAN ETIKA

INSTANSI PEMERINTAH BAGI PPPK


TAHUN 2023

RESUME 3

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DAN PENILAIAN KINERJA


PPPK

Disusun oleh :
NAMA : HERMAN, S.Pd.
NIP : 19851026 202221 1 011
GOLONGAN : IX
ANGKATAN :5
UNIT KERJA : SDN 09 PURWOHARJO
INSTANSI : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah Kabupaten Pemalang

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG


2023
Nama : HERMAN, S.Pd.
Instansi : SDN 09 PURWOHARJO
Hari/ Tanggal : Jum’at, 3 Maret 2023
Materi : Manajemen Kepegawaian dan Penilaian Kinerja PPPK
Nama Pengajar : RIZKI NOVITASARI, S.Ikom., M.M.
MARIANA ANE PRATIWI, S.STP.
ARIEF RACHMAN HAKIM, S.H.,M.H
PALUPI MEDISISWATI, S.Psi.,Mpsi

SUB MATERI : 1. MANAJEMEN PPPK 2023


2. ORIENTASI PENILAIAN KERJA PPPK
3. DISIPLIN PPPK
4. ASN BERAKHLAK

RESUME MATERI :

1. MANAJEMEN PPPK 2023


Nara Sumber : Ibu RIZKI NOVITASARI, S.I.Kom., M.M

Prioritas Kerja 2019-2024


1. Pembangunan Sumber Daya Manusia
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Simplifikasi Regulasi
4. Penyederhanaan Birokrasi
5. Transformasi Ekonomi

DEFINISI UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)


PNS dan PPPK yang diangkat oleh PPK dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.

Tugas Aparatur Sipil Negara


1. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh PPK sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
2. Memberikan Pelayanan pubik yang profesionl dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

Fungsi Aparatur Sipil Negara


1. Pelaksana Kebijakan Publik
2. Pelayan Publik
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa

Konsep Dasar PPPK


1. Pegawai Honorer yang berubah status
2. Direkrut untuk mengisi formasi tertentu
3. Mempunyai NIPPPK yang berfungsi sebagai register
4. Melaksanakan tugas pemerintahan dikhususkan untuk pelayanan dasar
5. Tidak memiliki pangkat dan jabatan, pengembangan karir dan pola
karir, tidak ada promosi dan mutasi
Manajemen PPPK
1. Penetapan Kebutuhan
2. Penilaian Kinerja
3. Pengembangan Kompetensi
4. Pengadaan
5. Penggajian dan Tunjangan
6. Pemberian Penghargaan
7. Disiplin
8. Perlindungan
9. Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Cuti PPPK
 Cuti Tahunan
PPPK yang telah bekerja paling sedikit 1 (satu) tahun secara terus menerus
berhak atas cuti tahunan. PPPK yang mendapat liburan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan, disamakan dengan PPPK yang
telah menggunakan hak cuti tahunan
 Cuti Bersama
Cuti Bersama bagi PPPK mengikuti ketentuan Cuti Bersama bagi PNS
 Cuti Melahirkan
Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada
saat menjadi PPPK, berhak atas cuti melahirkan
 Cuti Sakit
Setiap PPPK yang sakit berhak atas cuti sakit dengan melampirkan surat
keterangan dokter

2. ORIENTASI PENILAIAN KERJA PPPK


Nara sumber : Ibu MARIANA ANE PRATIWI, S.STP.

Penilaian Kinerja merupakan proses yang dilakukan oleh


perorangan/kelompok dalam suatu organisasi untuk mengevaluasi dan
mengomunikasikan bagaimana pegawai melakukan pekerjaan.
Dilakukan dengan cara membandingkan hasil pekerjaan pegawai dengan
seperangkat standar yang telah dibuat dalam suatu periode tertentu.
Hasil Penilaian Kinerja digunakan sebagai dasar pertimbangan suatu
kegiatan.
Dalam rangka penilaian kinerja pegawai, pejabat penilai kinerja
melakukan evaluasi kinerja pegawai, meliputi : hasil kerja dan perilaku
kerja pegawai.

PENTINGNYA PENILAIAN KINERJA PEGAWAI


1. PENGEMBANGAN KARIER PNS
Mutasi, Promosi dan Pengembangan Kompetensi berdasarkan kinerja
2. Manajemen Talenta
Kinerja pegawaiharusmenjadi salah satudasarpenempatan talent pool
3. Tunjangan Kinerja
Tunjangan Kinerja dibayarkan berdasarkan pencapaian kinerja
4. Penghargaan
pemberian penghargaan berdasarkan pada penilaian kinerja yang
objektif dan transparan.
5. Sanksi
penilaian kinerja PNS yang tidak mencapaitarget kinerja dikenakan
sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian

DOKUMEN SASARAN KINERJA PEGAWAI


1. Lembar Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
2. Lembar Lampiran SKP

3. Lembar Evaluasi Kinerja


4. Dokumen Evaluasi Kinerja

MEKANISME KEBERATAN
1. Keberatan atas penilaian kinerja diajukan beserta alasannya kepada
atasan Pejabat Penilai Kinerja secara berjenjang paling lama 14 hari
kerja sejak diterimanya dokumen evaluasi kinerja Pegawai

2. Atasan Pejabat Penilai Kinerja melakukan pemeriksaan dengan


seksama atas pengajuan keberatan hasil evaluasi kinerja Pegawai.
Pemeriksaan terhadap hasil evaluasi kinerja Pegawai dilakukan dengan
meminta penjelasan Pejabat Penilai Kinerja dan Pegawai yang
bersangkutan.

3. Atasan Pejabat Penilai Kinerja dapat menetapkan keputusan atas


pengajuan keberatan yang sifatnya menguatkan atau mengubah hasil
evaluasi kinerja Pegawai yang harus ditetapkan oleh atasan Pejabat
Penilai Kinerja paling lama 7 hari kerja sejak pengajuan keberatan
diterima.

4. Jika atasan Pejabat Penilai Kinerja mengubah hasil evaluasi kinerja


Pegawai, maka harus memberikan rekomendasi baru pada dokumen
evaluasi kinerja.
PENGHARGAAN ATAS PENILAIAN KINERJA
 Apabila pegawai mendapat predikat “Sangat Baik” 2 tahun berturut –
turut, maka: diprioritaskan untuk talent pool (kumpulan kandidat
berpotensi tinggi) .
 Apabila pegawai mendapat predikat “Baik” 2 tahun berturut – turut, maka
Diprioritaskan untuk pengembangan kompetensi.
 Pejabat Penilai Kineja dapat memberikan penghargaan lain atas kinerja
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan

3. DISIPLIN PPPK
Nara sumber : Bapak Arief Rachman Hakim, S.H., M.H

TINJAUAN REGULASI
 UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
 PP Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Manajemen Pppk
 Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2020 Tentang Gaji Dan
Tunjangan Pppk
 Permenpan RB Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Pembinaan
Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja Yang Menduduki
Jabatan Fungsional

ASPEK FILOSOFIS
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) muncul sebagai produk hukum di bidang
kepegawaian yang dibentuk dalam rangka membangun dan
memperbaiki kualitas aparatur negara, yang berorientasi pada
penerapan model konfigurasional, yakni mengasumsikan
pentingnya kesesuaian antara strategi organisasi dengan kebijakan
dan praktik manajemen sumber daya manusia (SDM).
 Salah satu bentuk kebijakan di bidang manajemen SDM adalah
dengan mengklasifikasikan pegawai yang bekerja di instansi
pemerintah ke dalam 2 (dua) jenis yaitu Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Keduanya disebut dengan pegawai ASN.

PERBEDAAN SUBSTANTIF ANTARA PNS DENGAN PPPK


o PNS ---> warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk MENDUDUKI
JABATAN PEMERINTAHAN.
o PPPK ---> warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka MELAKSANAKAN
TUGAS PEMERINTAHAN.
PNS diberikan kedudukan untuk menduduki jabatan pemerintahan. Hal
ini memberikan makna bahwa PNS mempunyai jabatan dan di
dalamnya terkandung wewenang yang berkolerasi dengan tanggung
jawab dan tanggung gugat atas penyelenggaraan pemerintahan.
Sedangkan PPPK melaksanakan tugas pemerintahan (belum jelas
wewenangnya dan belum diatur mekanisme tanggung jawab dan
tanggung gugatnya). Secara operasional, PPPK hanya melaksanakan
pekerjaan yang sifatnya fungsional dan atas dasar instruksi dari PNS
(pejabat yang berwenang).
Menilik pada substansi peraturan perundang-undangan, maka
persamaan antara PNS dan PPPK ditemukan dalam aspek:
o Asas, prinsip, nilai dasar, kode etik dan perilaku;
o Kedudukan, fungsi, tugas dan peran;
o Kewajiban;
o Kelembagaan kepegawaian yang mengelola;
o Organisasi; dan
o Sistem informasi.
Adapun perbedaannya meliputi :
 Hak;
 Jabatan;
 Jenis cuti; dan
 Pola manajemen
PENGERTIAN DASAR DISIPLIN
 KESANGGUPAN UNTUK MENAATI KEWAJIBAN DAN
MENGHINDARI LARANGAN
 KEWAJIBAN DAN LARANGAN PPPK TELAH
DICANTUMKAN DALAM PERJANJIAN KERJA YANG
DITANDATANGANI PYB DENGAN PPPK.
 SIFAT PERJANJIAN ADALAH MENGIKAT SEBAGAI UU
BAGI PARAPIHAK YANG MEMBUATNYA (PACTA SUN
SERVANDA) PASAL 51 PP 49 TAHUN 2018 TENTANG
MANAJEMEN PPPK
 UNTUK MENJAMIN TERPELIHARANYA TATA TERTIB
DALAM KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS, PPPK
WAJIB MEMATUHI DISIPLIN
 INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MELAKSANAKAN
PENEGAKKAN DISIPLIN SERTA MELAKSANAKAN
BERBAGAI UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN
 PPPPK YANG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN
DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN PEMUTUSAN HUBUNGAN
PERJANJIAN KERJA (PHPK) ---> PASAL 53 PP 49/2018

PHPK DENGAN HORMAT :


 PK Berakhir
 MD
 APS (TCA)
 Perampingan organisasi
 Tidak cakap jasmani/rokhani

PHPK DENGAN HORMAT TIDAK ATAS PERMINTAAN


SENDIRI:
 Dihukum pidana paling singkat 2 th
 Melakukan pelanggaran disiplin berat
 Tidak memenuhi target kinerja

PHPK TIDAK DENGAN HORMAT:


 Penyelewengan thd pancasila dan uud'45
 Dipidana krn melakukan kejahatan jabatan
 Menjadi anggota dan/atau pengurus parpol
 Perampingan organisasi dipidana minimal 2 tahun atau lebih atas
kejahatan berencana)

4. ASN BERAKHLAK
(IMPLEMENTASI CORE VALUE BERAKHLAK DAN BANGGA
MELAYANI BANGSA)
Nara sumber : Ibu Palupi Medisiswati S.Psi.,Mpsi

TUJUAN :
 Menyeragamkan nilai-nilai dasar bagi seluruh ASN di Indonesia
sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja yang profesional
 SETIAP ASN mempunyai orientasi serupa dalam memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat, jiwa melayani serta membantu
masyarakat wajib tertanam kuat dalam diri setiap ASN
Core Values BERAKHLAK :
1. Berorientasi Pelayanan
 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
 Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
 Melakukan perbaikan tiada henti.

2. Akuntabel
 Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
serta disiplin dan berintegritas tinggi.
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
 Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

3. Kompeten
 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah. Membantu orang lain belajar.
 Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
 Suka menolong orang lain.
 Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal
 Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
 Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara,
serta menjaga rahasia jabatan dan negara.

6. Adaptif
 Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
 Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
 Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif
 Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
 Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
 Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.

Yang membuat,

HERMAN, S.Pd.
NIP.19851026 202221 1 011

Anda mungkin juga menyukai