Anda di halaman 1dari 46

RESUME ORIENTASI PPPK 2023

MATERI 3 – MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DAN PENILAIAN KINERJA

NAMA : HANUNG FITRI ATMOKO, A. Md. KL


NIP : 199403172023211003
INSTANSI : UPTD PUSKESMAS SUSUKAN
GEL. ORIENTASI : 2 (Angkatan 36)
HARI/TANGGAL ORIENTASI : Selasa, 11 Juli 2023
PENGISI MATERI : Wenny Maya Kartika, S.H., M.H

MATERI 1 : PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGADAAN PPPK


PEGAWAI ASN DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
Pegawai ASN di lingkungan Instansi Pemerintah terbagi menjadi dua , yaitu :

A. PNS
 Menduduki jabatan pemerintahan
 Mengisi seluruh jabatan ASN
 Berstatus pegawai tetap
 Memiliki NIP secara Nasional
 Melaksanakan tugas pemerintahan
 Usia paling rendah 18 thn dan paling tinggi 35 thn
 Gaji berdasarkan perundang-undangan
 Perlindungan: Pensiun, JHT, JamKes, JKK, JKM, BanHK
B. PPPK
 Menduduki jabatan pemerintahan
 Jabatan ASN yang dapat diisi: JF & JPT Madya dan Utama tertentu
 Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi
 Memiliki NIP secara Nasional
 Melaksanakan tugas pemerintahan
 Usia paling rendah 20 thn dan paling tinggi setahun sebelum batas usia jabatan
 Masa kerja paling singkat 1 tahun
 Gaji berdasarkan perundang-undangan
 Perlindungan: JHT, JamKes, JKK, JKM, BanHK
LANGKAH MENYUSUN PERENCAAN SDM
Langkah 1 : Menghitung Analisis Kebutuhan SDM
Melakukan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja untuk menghasilkan :
Peta Jabatan, Uraian Jabatan (Job Descreption), kebutuhan SDM setiap jabatan
Langkah 2 : Proyeksi Kebutuhan SDM 5 Tahun
Menganalisis rencana strategis atau rencana bisnis 5 tahun yang akan datang
dan di proyeksikan kebutuhan SDM yang akan datang (jabatan dan jumlah
kebutuhan SDMnya)
Langkah 3 : Analisis Persediaan SDM
Melakukan analisis ketersediaan SDM yang ada, dicocokkan dengan kebutuhan
SDM hasil analisis jabatan dan beban kerja
Langkah 4 : Proyeksi Persediaan SDM
Menganalisis usia SDM yang ada (proyeksi pensiun) dan analisis
labour/personel turn over
Langkah 5 : Menyusun Perencanaan SDM
 Menyandingkan antara kebutuhan SDM saat ini dengan persediaan saat ini
 Menyandingkan proyeksi kebutuhan 5 tahun dengan Proyeksi persediaan 5
tahun
 Membuat perencanaan pemenuhan PNS, PPPK atau Outsourcing

KEBIJAKAN PENETAPAN KEBUTUHAN ASN


PRINSIP – PRINSIP PENGADAAN ASN
 TRANSAPARAN
Semua tahapan dilaksanakan secara terbuka
 BERSIH
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
 GRATIS
Tidak ada dibebankan biaya apapun kepada pelamar.
 OBJEKTIF
penentuan kelulusan didasarkan pada persyaratan dan hasil tes/tes sesuai keadaan yang
sesungguhnya;
 ADIL
Pelaksanaan seleksi tidak memihak atau sama rata.
 KOMPETITIF
Penentuan hasil seleksi didasarkan pada passing grade yang telah ditetapkan dan atau
nilai tertinggi dari peserta

MEKANISME PENGADAAN ASN


PEGAWAI PEMERINTAH DNEGAN PERJANJIAN KERJA

|PP No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK|

PERSYARATAN UMUM PPPK


Setiap WNI dapat melamar menjadi PPPK dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Usia paling rendah 20 tahun dan paling tinggi 1 tahun sebelum batas usia tertentu
pada jabatan yang akan dilamar;
b. Tidak pernah dipidana penjara 2 tahun atau lebih; tidak pernah diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai
ASN, Prajurit TNI, anggota Kepolisian Negara RI, atau pegawai swasta;
c. tidak menjadi anggota/pengurus Parpol atau terlibat politik praktis;
d. memiliki kualifikasi pendidikan sesuai dengan persyaratan Jabatan;
e. memiliki kompetensi dibuktikan dengan sertifikasi keahlian atau keterampilan
tertentu yang masih berlaku;
f. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan persyaratan Jabatan yang dilamar;
g. persyaratan lain sesuai kebutuhan jabatan yang ditetapkan oleh PPK;
h. Calon pelamar hanya dapat mendaftar pada 1 (satu) Instansi dan 1 (satu) formasi
jabatan.
ALUR SELEKSI PPPK
A. SELEKSI ADMINISTRASI MELALUI SSCASN
mencocokkan persyaratan administrasi dan kualifikasi dengan dokumen
pelamaran
B. SELEKSI KOMPETENSI DENGAN CAT BKN DAN CAT UNBK
dilakukan untuk menilai kesesuaian Kompetensi Manajerial, Kompetensi Teknis,
dan Kompetensi Sosial Kultural yang dimiliki oleh pelamar dengan standar
kompetensi jabatan

PENETAPAN NI PPPK
LANGKAH 1 : Peserta lulus seleksi mengikuti tahap pemberkasan penetapan NI
PPPK
- Pemberkasan online melalui SSCASN
- Mengisi DRH
- Mengunggah DRH dan dokumen persyaratan pemberkasan NI PPPK
seperti ijazah, SKCK, surat keterangan sehat jasmani dan rohani,
surat keteranfan bebas NAPZA, surat pernyataan
LANGKAH 2 : Verifikasi oleh Panitia Instansi
- Pengangkatan Calon PPPK oleh Bupati Semarang
- Pengusulan ke BKN
LANGKAH 3 : Verifikasi dan Penetapan NI PPPK oleh BKN
TMT PPPK adalah tanggal 1 bulan berikutnya usul masuk BKN

Apabila terdapat peserta seleksi yang telah dinyatakan lulus dan diterima kemudian mengundurkan diri atau dianggap
mengundurkan diri, PPK mengambil nama peserta seleksi urutan selanjutnya dari peringkat tertinggi sesuai hasil seleksi
kompetensi dan hasil wawancara pada formasi jabatan yang sama dilaporkan secara tertulis kepada ketua panitia seleksinasional
pengadaan PPPK serta diumumkan kepada masyarakat melalui website instansi
MATERI 2 : Pengembangan Kompetensi PPPK Oleh Wenny Maya Kartika, S.H., M.H.
Pengembangan Kompetensi PPPK
 DASAR HUKUM
1. UU No. 5 Tahun 2014
- Aparatur Sipil Negara
- Pasal 6 Pegawai ASN terdiri atas PNS dan PPPK
2. PP No. 49 Tahun 2018
- Manajeman PPPK
- Pasal 39 s.d. 44 Pengembangan Kompetensi
3. Per LAN No. 15 Tahun 2020
- Pengembangan Kompetensi PPPK

 TUJUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI


a. Pengayaan Pengetahuan PPPK dalam lingkup Kompetensi Teknis
b. Pemenuhan tuntutan kebijakan
c. Pemenuhan tuntutan kebijakan

 PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI


Pasal 5 – 6 Per LAN No. 15 Tahun 2020
- Setiap PPPK memiliki kesempatan yang sama sesuai perencanaan
pengembangan kompetensi instansi dan/atau hasil penilaian kinerja PPPK
- PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI PALING LAMA 24 JP
DALAM 1 TAHUN MASA PERJANJIAN KERJA
- Pengembangan Kapasitas secara mandiri sesuai kebutuhan organisasi

 BENTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI


a. KLASIKAL
Pelatihan/seminar/konferensi/saresehan
Workshop atau Lokakarya
Kursus
Penataran
Bimtek
Sosialisasi
b. NONK LASIKAL
Coaching
Mentoring
E-learning
Distance learning
Self-development
Coomunity of practices
 PASAL 27
PPPK yang dinilai melaksanakan Pengembangan Kompetensi dan kinerja sangat
baik dapat menjadi pertimbangan perpanjangan perjanjian kerja

FORMASI JABATAN
MASIH TERSEDIA sesuai kebutuhan dan ketenuan Per UU

 ORIENTASI PPPK (Per LAN No. 15 Tahun 2020 Pasal 31)


- PPPK :
 WNI yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan
perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
Melaksanakan Tugas Pemerintahan
 Latar belakang berasal dari nonASN
- ORIENTASI :
 Pengenalan Fungsi dan Tugas ASN
 Pengenalan Nilai dan Etika pada Instansi Pemerintah

 LANJUTAN ORIENTASI :
1. Orientasi dilaksanakan paling lambat 1 bulan terhitung sejak diangkat
pertama kali sebagai PPPK
2. Orientasi PPPK tidak termasuk bentuk pelaksanaan Pengembangan
Kompetensi 24 JP maksimal/per tahun bagi PPPK
MATERI 3 : PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN PPPK
PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN PPPK
(PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA)
BERDASARKAN PERPRES NOMOR 98 TAHUN 2020
 DASAR HUKUM
- UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL
NEGARA;
- PP NOMOR 49 TAHUN 2O18 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI
- PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA;
- PERPRES NOMOR 98 TAHUN 2020 TENTANG GAJI DAN TUNJANGAN
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA.

 PENGERTIAN
- Gaji PPPK yang selanjutnya disebut Gaji adalah imbalan dalam bentuk uang
yang wajib dibayarkan oleh pemerintah secara adil dan layak kepada PPPK
sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab, dan resiko pekerjaan.
- Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK, adalah pejabat
yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di instansi
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
- Instansi Pemerintah adalah Instansi Pusat dan Instansi Daerah.
- Instansi Pusat adalah kementerian, Iembaga pemerintah nonkementerian,
kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural.
- Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah
kabupatenlkota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan
ralryat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.
 KETENTUAN GAJI PPPK
- PPPK diangkat dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- PPPK yang diangkat untuk melaksanakan tugas jabatan diberikan Gaji yang
besarannya didasarkan golongan dan masa kerja golongan.
- PPPK dapat diberikan kenaikan Gaji berkala atau kenaikan Gaji istimewa
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
- Besaran kenaikan Gaji berkala atau kenaikan Gaji istimewa berdasarkan
ketentuan dalam PERPRES 98 Tahun 2020.
- Ketentuan kenaikan Gaji berkala atau kenaikan Gaji istimewa diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

 DAFTAR GAJI PPPK


 TUNJANGAN PPPK
PPPK yang diangkat untuk melaksanakan tugas jabatan sebagaimana
diberikan tunjangan sesuai dengan tunjangan Pegawai Negeri Sipil pada Instansi
Pemerintah tempat PPPK bekerja.
Tunjangan PPPK terdiri atas:
a. tunjangan keluarga;
b. tunjangan pangan;
c. tunjangan jabatan struktural;
d. tunjangan jabatan fungsional; atau
e. tunjangan lainnya.

- Besaran Tunjangan PPPK diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang- undangan di bidang tunjangan sebagaimana
- yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.
- Gaji dan Tunjangan bagi PPPK yang bekerja di Instansi Pusat dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
- Gaji dan Tunjangan bagi PPPK yang bekerja di Instansi Daerah dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
- Gaji dan Tunjangan yang diterima PPPK dikenakan pemotongan pajak
penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pajak penghasilan dan tidak ditanggung oleh pemerintah.
- Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pemberian Gaji dan Tunjangan PPPK
yang bekerja pada Instansi Daerah diatur dalam Peraturan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri.
- Gaji dan Tunjangan yang diterima PPPK dikenakan pemotongan pajak
penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pajak penghasilan dan tidak ditanggung oleh pemerintah.
- Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pemberian Gaji dan Tunjangan PPPK
yang bekerja pada Instansi Daerah diatur dalam Peraturan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri.
MATERI 4 : PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA PPPK

 Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja PPPK

 Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Jangka Waktu Perjanjian Kerja


Berakhir
Batas usia tertentu yang dimaksud yaitu:
a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat fungsional ahli muda, pejabat
fungsional ahli pertama, dan pejabat fungsional kategori keterampilan;
b. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional
madya; dan
c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PPPK yang memangku jabatan fungsional
ahli utama.

 Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Atas Permintaan Sendiri


- Permintaan pemutusan hubungan perjanjian kerja disetujui, apabila telah
memenuhi masa perjanjian kerja paling kurang 90% (sembilan puluh per
seratus); dan telah memenuhi target kinerja paling kurang 90% (sembilan
puluh per seratus). Apabila tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka
Permintaan pemutusan hubungan perjanjian kerja ditunda.
- Apabila yang bersangkutan tidak mematuhi penundaan dimaksud, PPPK
dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri.
- PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat
atas permintaan sendiri diberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan dan masih dapat melamar sebagai PPPK.
- PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri diberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan tidak dapat melamar sebagai PPPK.
MATERI 5 : PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) DAN
PROGRAM JAMINAN KEMATIAN (JKM)
PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) DAN PROGRAM JAMINAN
KEMATIAN (JKM) BAGI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) (PP NOMOR 70
TAHUN 2015), TELAH DIRUBAH PP 66 TAHUN 2017
Latar Belakang
1. Sebagai tanggung jawab negara dalam mensejahtrerakan rakyatnya (Paham Welfare
State)
2. Sebagai tindak lanjut amanat pasal 92 ayat (4) dan pasal 107 UU No.5 tahun 2014
tentang ASN
3. PP 12 tahun 1981 ttg Perawatan , Tunjangan Cacat dan uang Duka PNS , sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan kebijakan
PP NO,70 TAHUN 2015, DIRUBAH PP 66 TAHUN 2017“ JAMINAN KECELAKAAN
KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI APARATUR SIPIL NEGARA”
 Memberikan perlindungan bagai Aparatur Negara dalam menjalankan tugas dan
fungsinya menyelanggarakanpemerintah umum dan pelayanan publik
 Meningkatkan Pelayanan dan Kesejahteraan
 Jaminan akan kepastian hak peserta, Jaminan kepastian atas manfaat yang akan
diterima, jaminan kepastian atas keberlangsungan program
PENGERTIAN
Jaminan Kecelakaan kerja : Perlindungan atas resiko kecelakaan kerja atau
penyakit kerja berupa perawatan, santunan dan tunjangan cacat
Kecelakaan kerja Adalah kecelakaan yang terjadi:
1. Dalam menjalankan tugas kewajiban
2. Dalam keadaan lain yang ada hubungan dengan dinas sehingga kecelakaan itu
disamakan dengan kecelakaan yang terjadi dalam melaksankan tugas
kewajibannya
3. Karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat
tindakan terhadap anasir itu dalam melaksankan tugas
4. Dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya
5. Yang menyebabkan penyakit akibat kerja
Jaminan kematian: Perlindungan atas resiko kematian bukan akibat kecelakaan
kerja berupa santunan kematian
Peserta JKK-JKM
1. Calon PNS
2. PNS
3. PPPK
4. PEJABAT NEGARA
5. NON ASN
KEPESERTAAN
Dimulai sejak diangkat dan gajinya dibayarkan, berakhir jika berhenti sebagai PNS atau
diputus hubungan perjanjian kerja bagi PPPK
1. Iuran JKK-JKM dibayarkan oleh pemberi kerja
2. Besarnya Iuran JKK sebesar 0,24% dari Gaji Peserta, Iuran JKM sebesar 0,72% dari
Gaji Peserta
3. Iuran JKK-JKM bagi peserta yang gajinya dibayarkan melalui APBN dibebankan
pada APBN+
4. Iuran JKK-JKM bagi peserta yang gajinya dibayarkan melalui APBN dibebankan
pada APBD, NON ASN, Iuran JKK sebesar Rp. 7.500; dan Iuran JKM Rp.22.500;/per
pst
5. Tanpa Uang Duka Wafat (UDW)
PERAWATAN
Diberikan sampai dengan peserta sembuh
a. Pemeriksaan dasar dan penunjang
b. Perawatan tingkat pertama dan lanjutan
c. Rawat inap kelas 1 RS pemerintah & RS Swasta setara
d. Perawatan intensif
e. Penunjang diagnostik
f. Pengobatan
g. Pelayanan Khusus
h. Alat kesehatan dan implant
i. Jasaa Dokter dan medis
j. Operasi
k. Traansfusi Darah
l. Rehabilitasi Medi Maksimum Rp. 2.600.000;
SANTUNAN
a. Penggantian biaya pengangkatan, kecelakaan kerja
b. Santunan sementara akibat kecelakaan kerja ( 100% x Gaji (1,5 tahun))
c. Santunan cacat sebagian anatomis ( % Tabel x 80x Gaji)
d. Santunan cacat Sebagian fungsi ( Penurunan Fungsi x % Tabel x 80 x Gaji)
e. Santunan Cacat Total tetap ( Santunan Sekaligus 70% x 80 x Gaji dan Santunan
berkala Rp.250.000; (2 th))
f. Santunan Kematian (60% x 80 x Gaji)
g. Biaya Pemakaman ( Rp.10.000.000; )
h. Penggantian biaya rehabilitasi, berupa orthose maupun prothese (Standart harga dari
pusat rehabilitasi RSUP + 40 %)
i. Penggantian biaya gigi tiruan ( Maksimum 3,9 juta untuk setiap kasus
j. Uang Duka Tewas ( 6 x Gaji)
k. Bea Siswa
Untuk 2 orang anak, SD 45jt; SLTP 35jt ; SLTA 25jt; kuliah 15jt
a. Masih sekolah atau kuliah
b. Berusia paling tinggi 25 ( dua puluh lima) tahun
c. Belum pernah menikah
d. Belum bekerja
TUNJANGAN CACAT
Diberikan ke peserta dengan ketentuan:
a. mengalami cacat ; dan
b. diberhentikan dengan hormat sebagai PNS atau diputus hub.Perjanjian Kerja sbg
PPPK
Diberikan sejak diberhentikan sampai dengan meninggal dunia
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
1. Cacat karena kehilangan fungsi [ 70 % Gaji ] : Penglihatan pada kedua belah
mata ; Pendengaran pada kedua belah telinga ; atau Kedua belah kaki dari
pangkal paha atau dari lutut kebawah
2. Cacat karena kehilangan fungsi [ 50 % Gaji ] Lengan dari sendi bahu kebawah ;
atau Kedua belah kaki dari mata kaki kebawah
3. Cacat karena kehilangan fungsi ( 40 % Gaji ) : Lengan dari atau dari atas siku
kebawah ; atau Sebelah kaki dari pangkat kaki .
4. Cacat karena kehilangan fungsi ( 30 % Gaji ) : Penglihatan dari sebelah
mata ;Pendengaran dari sebelah telinga ;Tangan dari atau dari atas pergelangan
ke bawah ; atau Sebelah kaki mata kaki kebawah .
5. Cacat karena kehilangan fungsi ( 30 sd 70 % Gaji ) : menurut pertimbangan tim
penguji kesehatan kehilangan fungsi atas sebagian atau seluruh badan atau
ingatan yang tidak termasuk cacat pada point 1 sd 4
Dalam hal terjadi beberapa cacat , maka besarnya tunjangan cacat dengan
menjumlahkan persentase dari tiap cacat , maksimal 100 %
SANTUNAN KEMATIAN
1. Diberikan bagi peserta yang wafat yang meninggal bukan karena tewas
2. Santunan sekaligus & UDW diberikan dengan urutan kepada Istri/Suami syah anak dan
orang tua
3. Biaya Pemakaman diberikan dengan urutan kepada Istri/ Suami syah, anak, orang tua,
ahli waris lain
 Santunan sekaligus Rp. 15 Juta
 Uang Duka Wafat 3 x Gaji
 Biaya Pemakaman Rp. 7,5 Juta
 Bantuan beasiswa Rp. 15 Juta ( Kepesertaan min. sudah 3th)
Pembayaran santunan kematian diberikan satu paket dengan
pembayaran klaim Peserta meninggal aktif, tanpa persyaratan tambahan

TEWAS
a. Meninggal dunia dalam menjalankan tugas kewajibannya
Contoh: Seorang PNS bernama AMAN NIP 130000111 yang bertugas
sebagai Penjaga Sekolah Dasar Negeri, meninggal dunia akibat perkelahian
dengan pencuri yang berusaha akan mencuri barang-barang yang tersimpan
pada Kantor Sekolah tersebut.
b. Meninggal dunia dalam keadaan yang ada hubungannya dengan dinas,
sehingga kematiannya itu disamakan dengan meninggal dunia dalam
menjalankan tugas kewajibannya
Contoh : Seorang PNS Pusat dari Perguruan Tinggi Negeri bernama
Dr.ROSA ANANDA NIP 130286712 sebagai dosen telah memberikan
penilaian penilaian tidak lulus dalam mata kuliah yang diajarkan
terhadap DODI salah satu mahasiswanya . DODI merasa tidak puas
terhadap hasil ujian yang ketiga kalinya, oleh karena itu pada suatu hari
DODI mendatangi rumah dosen tersebut dan menikamnya dengan
senjata tajam yang mengakibatkan Dr. ROSA ANANDA meninggal
dunia.
c. Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat
jasmani atau cacat rohani yang didapat dalam dan karena menjalankan
tugas kewajibannya
Contoh: Seorang PNS bernama Ir. DOMIAN SINAGA, M.Sc. NIP
080000245 dari Departemen Pertanian yang pada waktu berangkat ke
kantor nya dalam perjalanan yang biasa dilalui mengalami kecelakaan
lalu lintas yang mengakibatkan luka parah. Kemudian ia dibawa ke
rumah sakit untuk dirawat dan beberapa hari kemudian meninggal
dunia.
d. meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab
atau sebagai akibat tindakan anasir itu dalam menjalankan tugas
kewajibannya
Contoh :Pada suatu daerah, Pemerintah mengadakan suatu operasi
pembersihan terhadap gerombolan pengacau keamanan. Gerombolan
pengacau keamanan tersebut mengirimkan surat kepada Camat setempat
agar Camat itu mau bekerja sama dengan mereka. Karena Camat tidak
mau bekerja sama, maka gerombolan pengacau keamanan itu menculik
Camat dan kemudian membunuhnya. Beberapa hari kemudian jenazah
Camat tersebut ditemukan
KK dalam menjalankan tugas kewajiban
a. Pegawai Negeri Sedang menuruni anak tangga dari lantai 3 kantor
terjatuh sehingga menyebabkan patah tulang kaki dan perlu
mendapatkan perwatan rumah sakit
b. Seorang PNS diperintahkan oleh Kabag Umum untuk mengganti
lampu di ruang rapat , kesetrum aliran listrik sehingga terjatuh dan
menyebabkan luka pada dahinya yang memerlukan pengorbatan dari
rumah sakit.
c. Seorang PNS Dokter dari RS Cipto Mangungkusumo Jakarta
bertugas mengikuti program Internship di RS Cendrawasih Dobo ,
Kab.Kepulauan Aru , Propinsi Maluku , pada saat praktek di
labarotarium mengalami kecelakaan yg membutuhkan perawatan.
d. PNS ,jabatan Peneliti Utama pada LIPI Jakarta, bertugas melakukan
penelitian dan pengembangan terumbu karang di kawasan konservasi
perairan balerang kota Batam , Kepulauan Riau . Dalam perjalanan
menuju Batam mengalami kecelakaan yang perlu perawatan rumah
sakit
KK dalam keadaan lain disamakan dengan tugas
a. Pegawai Negeri pada Kementrian PAN RB-RI mendapat tugas
belajar di UGM Yogyakarta . Ketika sedang mengikuti tour ke Candi
Borobudur ( termasuk program akademis) mengalami kecelakaan
sehingga perlu mendapatkan perawatan khusus
b. Seorang PNS yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan
prajabatan ketika sedang mengikuti outbond termasuk dlm program
pembelajaran ) mengalami patah tulang tangan dan kakinya sehingga
memerlukan perawatan dari rumah sakit
KK karena perbuatan anasir
Seorang Lurah yang sedang berlibur bersama keluarga dipantai pasir
putih dianaiya oleh orang yang merasa dirugikan sbg akibat
pembebasan lahan oleh lurah tsb . Pak Lurah mengalami luka2 dan
memerlukan perawatan di RS
MATERI 6 : PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI ASN

PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI ASN

PermenPANRB Nomor 6 tahun 2022


Daftar isi

DASAR HUKUM : Reformasi pengelolaan kinerja pegawai ASN

POIN TRANSFORMASI : Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN

PRINSIP UMUM: Perubahan Mindset pengelolaan Kinerja pegawai ASN

GAMBARAN UMUM : Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN

REFORMASI PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI ASN

TRANSFORMASI PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI ASN


POIN – POIN DETAIL PERUBAHAN DENGAN PERMENPANRB 8/2021
PermenPANRB 8/2021 PermenPANRB 6/2022

RUANG LINGKUP PNS ASN (PNS dan PPPK)


TAHAPAN 1. Perencanaan 1. Perencanaan kinerja yang
Kinerja yang meliputi
meliputi penetapan dan klarinkasi
perencanaan dan EkspektasI
penetapan SKP 2. Pelaksanaan,pemantauan,
2. Pelaksanaan, dan pembinaan kinerja
Pemantauan, dan Pegawai yang meliputi
pembinaan kinerja pendokumentasian
pegawai yang kinerja, pemberian
meliputi Umpan Balik
bimbingan dan Berkelanjutan, dan
konseling kinerja pengembangan kinerja
3. Penilaian Kinerja Pegawai
yang meliputi 3. Penilaian kinerja Pegawai
penilaian SKP dan yang meliputi evaluasi
perilaku kerja kinerja Pegawai dan
4. Tindak Lanjut 4. tindak lanjut hasil
Hasil Penilaian evaluasi kinerja Pegawai
Kinerja yang yang meliputi pemberian
meliputi penghargaan dan sanksi.
penghargaan dan
sanksi kinerja

POIN – POIN DETAIL PERUBAHAN DENGAN PERMENPANRB 8/2021


PermenPANRB 8/2021 PermenPANRB 6/2022
PERILAKU KERJA 1. Orientasi Core Values ASN dan
Pelayanan merupakan pengembangan
2. Komitmen PP 30/2019
3. Inisiatif Kerja 1. Berorientasi
4. Kerjasama Pelayanan
5. Kepemimpinan 2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif

STANDAR PERILAKU Standar Perilaku kerja ditetapkan Panduan perilaku pada


KERJA sesuai jenjang jabatan dalam Core Values ASN tanpa
bentuk level (1 – 7) pelevelan dan dapat
diberikan ekspektasi
khusus pimpinan
atasperilaku ASN

POIN – POIN DETAIL PERUBAHAN DENGAN PERMENPANRB 8/2021

PermenPANRB 8/2021 PermenPANRB 6/2022


FORMAT SKP 1. Terdapat 2 model 1. Model SKP
SKP yakni model mengunakan
Dasar dan Model pendekatan
Pengembangan indikator
dengan kuantitatif atau
pendekatan kualitatif
kuantitatif 2. SKPadalah rencana
2. SKP adalah kinerja yang
rencana kinerja memuat hasil kerja
(hasil kerja) saja dan perilaku kerja

Kuantitatif Ekspektasi pimpinan dalam Indikator menekankan satuan pengukuran tertentu


Kualitatif ekspektasi pimpinan dalam indikator bersifat deskriptif dan
menggabungkan target

POIN – POIN DETAIL PERUBAHAN DENGAN PERMENPANRB 8/2021


PermenPANRB 8/2021 PermenPANRB 6/2022
PENILAIAN 1. Penggunaan rumus 1. Penggunaan kuadran
KINERJA matematis kinerja
2. Pembobotan 2.Metode cascading
metode cascading
merupakan
direct dan non-
direct panduan dalam
3.Pembobotan kinerja menyusun kinerja
utama dan 3.Tanpa ada
persyaratan
tambahan pembobotan
tertentu pada
kinerja

HUBUNGAN SKP Kinerja JF masih dikaitkan Kinerja JF tidak lagi


JF DAN ANGKA dengan butir kegiatan dan dikaitkan dengan butir
KREDIT angka kredit kegiatan dan angka kredit

KETENTUAN Manajemen kinerja Pegawai periode bulan Juli sampai dengan


PERALIHAN bulan Desember Tahun 2021 tetap dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem
Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil.
Perbedaan Pencapaian (Hasil Kerja), Aktivitas, dan Kategori Pekerjaan
Rencana hasil kerja pada SKP dituliskan dalam bahasa pencapaian (hasil kerja)
bukan aktivitas maupun kategori pekerjaan
BAGIAN 1 : Bagaimana menetapkan dan mengklarifikasi Ekspektasi?
PROSEDUR : Apa, Kapan, dan Siapa?
INSTRUKSI KERJA : Bagaimana?
FORM/ CHECKLIST
Hasil yang diharapkan dari pegawai (Desired result)
Hasil identinkasi kinerja pegawai (output/ layanan) yang mendukung pencapaian
kinerja unit kerja/ organisasi
dibagi ke pegawai sehingga terlihat siapa mengerjakan apa (who does what?)

Dukungan sumber daya (Resources)


Dukungan apa saja yang bisa diberikan pimpinan supaya pegawai bisa memenuhi
ekspektasinya. Dapat berupa dukungan sumber daya manusia, anggaran, peralatan dll
Konsekuensi (Consequences)
Memahami konsekuensi apa yang akan diterima pegawai atas pencapaian kinerja.
Jika tercapai
maka… dan jika tidak tercapai maka
Ukuran/indikator Keberhasilan Guidelines)
Ekspektasi pimpinan terhadap output/ layanan yang akan dihasilkan:
1. Sebaik apa?
2. Secepat apa? atau kapan diselesaikan/ dilakukan?
Skema pertanggungjawaban (Accountability)
Kesepakatan tentang kapan progress tersebut dilaporkan pegawai kepada pimpinannya.
Dialog Kinerja
1. Tuliskan kinerja (intermediate outcome/ produk / layanan) JPT/Ketua tim di baris
paling atas tabel.
2. Daftar setiap anggota tim kerja atau setiap pekerjaan posisikan ke bawah kolom kiri
matriks.
3. Untuk setiap sel tabel diisi dengan hasil dialog kinerja.
a. Apa yang harus dihasilkan atau dilakukan oleh anggota unit (misalkan:
menyelesaikan…) untuk mendukung suatu produk atau layanan?
b. Apa pencapaian/hasil kerja dari peran yang diberikan untuk menggambarkan
ekspektasi atas kinerja dimaksud?
4. Peran - Hasil individu akan menjadi rencana kinerja di dalam SKP pegawai
Matriks Peran Hasil 1 Level
Matriks Peran Hasil 2 Level

BAGIAN 2 : Bagaimana Memberikan Umpan Balik Secara Berkala /Ongoing Feedback?


PROSEDUR : Apa,kapan, dan Siapa?
INSTRUKSI KERJA : bagaimana?
FROM/ CHECKLIST
PROSEDUR
APA :
1. Umpan balik berkala (Ongoing feedback) meliputi proses pemberian feedback atashal-hal
yang sudah baik atau hal-hal yang perlu diperbaiki pegawai kapanpun dibutuhkan.
2. Dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (menggunakan
media tertentu
SIAPA?
Pemberian umpan balik berkala:
1. wajib dilakukan oleh Pimpinan/ Pejabat Penilai Kinerja; dan
2. dapat juga dilakukan oleh pejabat lain yang memberikan penugasan kepada pegawai,
rekan kerja setingkat, atau pegawai di bawahnya (feedback 360)
KAPAN?
Umpan balik berkala dapat diberikan kapan saja atas inisiatif pemberi umpan balik atau
inisiatif pegawai sesuai kebutuhan.
FORMAT UMPAN BALIK BERKELANJUTAN/ON GOING FEEDBACK

BAGIAN 3
Bagaimana mengevaluasi kinerja pegawai?
PROSEDUR : Apa,kapan, dan Siapa?
INSTRUKSI KERJA : bagaimana?
FROM/ CHECKLIST
PEJABAT PENILAI KINERJA

JPT UTAMA Menteri yang mengooídinasikan


JPT MADYA Pimpinan Instansi Pemeíintah
JPT MADYA dan PRATAMA Kepala Daerah
Pemimpin unit kerja mandiri 1. IP Pusat : menteíi atau pejabat
pimpinan tinggi yang
mengooídinasikan.
2. IP Daeíah : Kepala Daeíah atau atau
Pimpinan peíangkat daeíah yang
mengooídinasikan.
PENJELASAN RATING KINERJA PEGAWAI
Hasil kerja
Panduan Rating hasil kerja:
1. Diatas Ekspektasi: sebagian besar atau seluruh Hasil Kerja diatas ekspektasi dantidak
ada Hasil Kerja Utama yang dibawah ekspektasi dan Umpan Balik
sebagian/seluruhnya menunjukkan respon positif
2. Sesuai Ekspektasi: sebagian besar atau seluruh Hasil Kerja sesuai ekspektasi dan
hanya sebagian kecil Hasil Kerja Utama yang dibawah ekspektasi dan Umpan Balik
Sebagianmenunjukkan respon positif
3. Dibawah Ekspektasi: sebagian besar atau seluruh Kinerja Utama dibawah Ekspektasi
dan Umpan balik yang diberikan atas hasil kerja Pegawai sebagian besar atau IP Pusat
: menteíi atau pejabat pimpinan tinggi yang mengooídinasikan. IP Daeíah : Kepala
Daeíah atau atau Pimpinan peíangkat daeíah yang mengooídinasikan.
Perilaku kerja
Panduan Rating perilaku kerja:
1. Diatas Ekspektasi: Pegawai secara konsisten menjalankan core values ASN untuk diri
sendiri dan orang lain
2. Sesuai Ekspektasi: Pegawai secara konsistenmenjalankan core values ASN untuk diri
sendiri
3. Dibawah Ekspektasi:Pegawai belumsecara konsistenmenjalankan core values ASN
FORMAT EVALUASI KINERJA JPT KUANTITATIF
FORMAT EVALUASI KINERJA JPT/PIMPINAN UNIT KERJA MANDIRI
KUANTITATIF
FORMAT EVALUASI KINERJA JPT/PIMPINAN UNIT KERJA MANDIRI
KUANTITATIF

FORMAT EVALUASI KINERJA SKP JA DAN JF KUANTITATIF


FORMAT EVALUASI KINERJA SKP JA DAN JF KUANTITATIF

FORMAT EVALUASI KINERJA SKP JA DAN JF KUANTITATIF


BAGIAN 4; BAGAIMANA MEMBERIKAN PENGHARGAAN BERDASAR KINERJA
PEGAWAI?
Bagaimana mengevaluasi kinerja pegawai?
PROSEDUR : Apa,kapan, dan Siapa?
INSTRUKSI KERJA : bagaimana?
FROM/ CHECKLIST
PENTINGNYA MANAGEMEN KINERJA PNS
1. PENGEMBANGAN KARIER PNS, Mutasi, Promosi dan Pengembangan
Kompetensi berdasarkan kinerja
2. SANKSI penilaian kinerja PNS yang tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi
administrasi sampai denganpemberhentian
3. PENGHARGAAN pemberian penghargaan berdasarkan pada penilaian kinerja yang
objektif dan transparan
4. TUNJANGAN KINERJA Tunjangan Kinerja dibayarkan berdasarkan pencapaian
kinerja
5. MANAJEMEN TALENTA Kinerja pegawai harus menjadi salah satu dasar
penempatan talent pool
PEMANFAATAN HASIL EVALUASI KINERJA
1. Insentif / Bonus Hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar penentuan
insentif/bonus pegawai
2. Penyesuaian Gaji Pegawai Hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar
penyesuaian gaji pegawai
3. Klasinkasi Talenta Hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar penempatan talent
class pegawai
Materi 7 : Disiplin Pegawai
DISIPLIN PEGAWAI

A. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM


Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang- undangan.
Dasar hukum:
1. UU No.5 Tahun 2014 tentang Manajemen ASN
2. PP No.11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
3. PP No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS

B. PELANGGARAN DISIPLIN
Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak
menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan Disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
1. Ucapan
Setiap kata-kata yg diucapkan dihadapan atau dapat didengar oleh orang lain seperti
dalam rapat, ceramah, diskusi, melalui telepon, radio, televisi, rekaman, atau alat
komunikasi lainnya
2. Tulisan
Pernyataan pikiran dan/atau perasaansecara tertulis baik dalam bentuk tulisan maupun
gambar, karikatur, coretan, dll yang serupa dengan itu.
3. Perbuatan
Setiap tingkah laku, sikap, atau tindakan yang dilakukan oleh PNSatau
tidakmelakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai peraturan perundang-
undangan

C. KEWAJIBAN PNS
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabatpemerintah yang berwenang
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuarı peraturan perundang-undangan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

D. LARANGAN
1. menyalahgunakan wewenang
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik
kepentingan dengan jabatan
3. menjadi pegawai atau bekerja untuk negaralain
4. bekerja pada lembagaatau organisasi internasional tanpa izin atautanpa ditugaskan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
5. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing,atau lembaga swadaya masyarakat
asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
6. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen,atau surat berharga milik negara
secara tidak sah
7. melakukan pungutan di luar ketentuan
8. melakukan kegiatan yang merugikan negara
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
10. menghalangi berjalannya tugas kedinasan
11. menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan
12. meminta sesuatu yang berhubungan denganjabatan
13. melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakanyang dapat mengakibatkan
kerugian bagi yang dilayani;
14. Memberikan dukungan politik dengan cara:
a. Ikut kampanye;
b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atributpns;
c. Sebagai peserta kampanye dengan
d. Mengerahkan pnslain;
e. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
f. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah
g. Masa kampanye;
h. Mengadakan kegiatan yang mengarahkepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada
pnsdalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
i. Memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk

E. TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN


1. Hukuman disiplin ringan
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis; dan
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Hukuman disiplin sedang
a. Penundaan kenaikan gaji berkala;
b. Penundaan kenaikan pangkat; dan
c. Penurunan Pangkat 1tingkat lebih rendah selama 1tahun
d. Pemotongan tukin sebesar 25% selama 6 bulan;
e. Tukin sebesar 25%selama 9bulan; dan
f. Pemotongan tukin sebesar 25
g. Persen selama 12 bulan
3. Hukuman disiplin berat
a. Penurunan Pangkat 1tingkat lebih rendah selama 3tahun;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan 1tingkat lebihrendah;
c. Pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
PTDH
e. Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12bulan;
f. Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksanaselama 12bulan; dan
g. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
F. PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
1. Presiden
2. PPK pusat dan PPK Provinsi, bagi:
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungannya
b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratamadi lingkungannya
c. Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya
d. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya
e. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di
lingkungannya
3. PPK kabupaten/ kota, bagi:
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratamadi lingkungannya
b. Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya
c. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya
d. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di
lingkungannya
4. Kepala perwakilan RI
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya
5. PPT madya pusat atau provinsi
a. PNS di lingkungannya yang berada 1(satu) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD
ringan
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD
sedang
6. PPT Pratama atau pejabat lain yang setara di lingkungan Pusat, Provinsi,dan
Kabupaten/ Kota
a. PNS di lingkungannya yang berada 1(satu) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD
ringan
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD
sedang
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD
7. Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara di lingkungan Pusat, Provinsi,
dan Kabupaten/Kota
8. Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara di lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/ Kota
G. Pemanggilan Dan Pemeriksaan, Penjatuhan, Dan Penyampaian Keputusan
1. Pemanggilan

2. Pemeriksaan

3. Penjatuhan Hukuman Disiplin


a. Setiap penjatuhan HD ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
menghukum.
b. PNSberdasarkan hasil pemeriksaan melakukan beberapa pelanggaran, kepadanya
hanya dijatuhi satu jenis HD yg terberat.
c. PNS yang pernah dijatuhi HD,kemudian melakukan pelangaran yang sifatnya
sama, maka dijatuhi HD yang lebih berat dari HD yang pernah dijatuhkan.
d. PNS tidak dapat dijatuhi hukdis 2 kali atau lebih untuk pelanggaran disiplin yang
sama.
e. Hukuman Disiplin yang akan dijatuhkan pada PNS yang mendapatkan penugasan
khusus dan bukan merupakan kewenangan pimpinan instansi atau Kepala
Perwakilan tempat penugasan khusus, maka pimpinan instansiatau Kepala
Perwakilan mengusulkan penjatuhan HukumanDisiplin kepada pimpinan instansi
induk disertai berita acara pemeriksaan
4. Berlakunya Hukuman Disiplin
a. Keputusan Hukuman Disiplin berlaku pada hari ke-15(lima belas) sejak diterima
b. Keputusan Hukuman Disiplin yang diajukan Upaya Administratif berlaku sesuai
dengan keputusan upaya administratifnya
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai Upaya Administratif diatur dalam Peraturan
Pemerintah tersendiri
5. Pendokumentasian Keputusan Hukuman Disiplin
a. Keputusan Hukuman Disiplin harus didokumentasikan oleh pejabat pengelola
kepegawaian di instansi yang bersangkutan.
b. Dokumen keputusan Hukuman Disiplin digunakan sebagai salah satu bahan
penilaian dalam pembinaan PNS yang bersangkutan.
c. Pendokumentasian keputusan Hukuman Disiplin termasuk dokumen dalam
pemeriksaan diunggah ke dalam sistem yang terintegrasi dengan Sistem
Informasi Aparatur Sipil Negara
MATERI 8 : CORE VALUES ASN dan EMPLOYER BRANDING ASN
CORE VALUES ASN dan EMPLOYER BRANDING ASN
 DASAR HUKUM
 UU No. 5 Tahun 2014 Aparatur Sipil Negara
 Pasal 4 Nilai Dasar
 Pasal 5 Kode Etik dan Kode Perilaku
 SE Menpan RB No 20 Tahun 2021 Implementasi Core Values dan Employer
Branding ASN

 PRESIDEN RI MELUNCURKAN
 Core Values ASN : BerAKHLAK
 Employer Branding ASN : BANGGA MELAYANI BANGSA

 STATEMENT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


Ir. JOKO WIDODO :
“ASN bukan pejabat yang minta dilayani, yang bergaya seperti pejabat kolonial dulu.
ASN harus memiliki jiwa melayani untukmembantu masyarakat. ASN yang bertugas
sebagai pegawai pusat maupun pegawai daerah harus mempunyai core values yang sama.
Saat ini dunia menjadi serba hybrid, serba kolaboratif. Tidak boleh lagi ada ego, baik ego
sector, ego daerah, dan ego ilmu”

 COREVALUES ASN
COREVALUES ASN : BerAKHLAK
1. Berorientasi Pelayanan
“Kami bermasyarakatkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan”
 Perwujudan Perilaku
1. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dengan proaktif
2. Memenuhi kebutuhan masyarakat dengan responsif
3. Melayani masyarakat sesuai tupoksi
4. Menyelesaikan keluhan masyarakat dengan pendekatan komunikasi
yangpersuasif
5. Menuntaskan semua pekerjaan
6. Mengucapkan salam dan sapa saat melayani
7. Menyediakan informasi yang aktual dan akurat
8. Melayani dengan standar yang sama kepada semua pihak, tanpa memandang
kedudukan, jabatan, suku, agama, ras dan jenis kelamin
9. Memperbaiki tata kelola layanan manajemen ASNdengan inovatif
10. Menindaklanjuti setiap kritik dan saran
11. Melakukan benchmarking untuk mendapatkan wawasan dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan

2. AKUNTABEL
“Kami mampu mengemban amanat dan kepercayaanyang diberikan dengan penuh
tanggung jawab.”
 Perwujudan Perilaku
1. Memenuhi janji dan komitmen
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
3. Bertanggung jawab atas hasil kerja dan bersedia dievaluasi
4. Menolak segala bentuk gratifikasi, korupsi, kolusi, dan nepotisme
5. Memanfaatkan fasilitas BMN sesuai dengan peruntukannya
6. Mencari alternatif cara penggunaan sarana prasarana, bahan, dan alat kerja
yang lebih hemat
7. Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau
golongan
8. Mengambil keputusan dengan objektif saat terjadi konflik kepentingan

3. KOMPETEN
“Kami meningkatkan kompetensi diri dengan terus belajar.”
 Perwujudan Perilaku
1. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi diri secara terus-menerus
2. Bertukar pikiran dan berdiskusi dengan rekan kerja, bawahan dan atasan
3. Belajar secara mandiri maupun kolaboratif dengan antusias
4. Memberikan kesempatan orang lain untuk menyampaikan pendapat
5. Membagikan pengetahuan dan pengalaman melalui diskusi, dialog dengan
rekan kerja, bawahan dan atasan
6. Menyusun rencana kerja/anggaran dengan spesifik
7. Melaksanakan rencana kerja/anggaran sesuai target yang ditetapkan
8. Menjalankan seluruh peraturan manajemen ASN yang berlaku
9. Mengevaluasi peningkatankinerja diri
10. Menyelesaikan masalah secara komprehensif dan tuntas

4. HARMONIS
“Kami saling peduli, menghargai danbertoleransi dengan perbedaan”
 Perwujudan Perilaku
1. Berlaku adil kepada setiap orang tanpa memandang, kedudukan, jabatan,
latar belakang, suku, agama, rasdan jenis kelamin
2. Menjaga hubungan yang baik dengan rekan kerja, atasan, bawahan dan
stakeholder
3. Menghormati gagasan yang disampaikan orang lain
4. Membantu orang lain dengan responsif
5. Memberikan solusi dan/atau informasi sesuai kewenangan
6. Menyelesaikan konflik di antara rekan kerja, atasan dan bawahan
7. dengan netral
8. Berinteraksi dengan rekan kerja, atasan dan bawahan dengan sopan dan
menjunjung tinggi etika
9. Menghindari diskusi yang fokus pada perbedaan SARA
5. LOYAL
“Kami berdedikasi tinggi terhadap kepentingan bangsa dan negara”
 Perwujudan Perilaku
1. Menghindari tindakan, ucapan, perbuatan yang menjurus pada radikalisme
yang bertentangan dengan ideologi Pancasila
2. Menyebarkan informasi yang mendukung keutuhan NKRI
3. Mencegah stuasi yang mengancam keutuhan NKRI
4. Bersikap dan berperilaku yang melindungi nama baik serta citra instansi
5. Melaksanakan keputusan pimpinan yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku
6. Menyebarkan informasi positif tentang ASN, Pemimpin Instansi dan Negara
7. Menyimpan informasi rahasia dengan cara dan pada tempat yang aman
8. Membagikan informasi rahasia hanya kepada pihak yang berwenang
9. Mencegah situasi yang mengancam rahasia jabatan dan negara

6. ADAPTIF
“Kami siap menghadapi ataupun menjadi motor perubahan dengan terus mengasah
kreativitas danberinovasi.”
 Perwujudan Perilaku
1. Menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja
2. Beradaptasi dengan dinamika perubahan lingkungan
3. Menguasai dinamika perkembangan teknologi
4. Menyampaikan ide dan gagasan untuk kemajuan instansi dengan berani
5. Membuat inovasi yang mendukung tujuan instansi secara konsisten
6. Mengantisipasi permasalahan yang terjadi di masa mendatang dengan kritis
7. Menjalankan sistem kerja yang berbasis teknologi informasi
8. Mengidentifikasi potensi masalah dan solusinya
9. Menunjukkan keingintahuan yang tinggi terhadap hal baru
10. Memanfaatkan peluang untuk menghasilkan hal yang lebih baik

7. KOLABORATIF
“Kami saling bersinergi dalam bekerjasama”
 Perwujudan Perilaku
1. Menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan
2. Memuji keunggulan dan prestasi orang lain
3. Membagi tugas, tanggung jawab, hak, dan kewajiban kepada setiap anggota
tim kerja secara proporsional
4. Mengajukan diri terlibat dalam projek, secara sukarela
5. Bersinergi dengan pihak-pihak terkait dalam menyelesaikan pekerjaan
6. Mengakui saat berbuat kesalahan
7. Mendorong rekan kerja, atasan, dan bawahan untuk dapat terlibat aktif dalam
pencapaian tujuan instansi
8. Membangun komunikasi yang efektif dalam berkoordinasi dengan tim kerja
9. Mengoptimalkan sumber daya yang mendukung pencapaian kinerja instansi

Anda mungkin juga menyukai