Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU AGENDA III

Pelatihan Dasar CPNS Angkatan 64 Kelompok 3

Learning Journal Manajemen ASN

Disusun oleh:

AFRA FITRIANITA

199502252022032013

Tutor:

Nazarudin, S.Pd
I. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik dan bersih
dari praktik KKN.

a. Kedudukan ASN

Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014, ASN terdiri dari:

- PNS : WNI yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan dan memiliki NIP nasional.
- PPPK : WNI yang memenuhi syarat tertentu, diangkat berdasarkan perjanjian
kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah dan
ketentuan perundang-undangan.
Dengan kehadiran PPPK dalam manajemen ASN bertujuan untuk menciptakan budaya
kerja baru menumbuhkan suasana kompetisi dikalangan birojrasi yang berbasis pada
kinerja.

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik

b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka fungsi dan tugas ASN sebagai

1. Pelaksana Kebijakan Publik : Melaksanakan kebijakan yang dibuat


oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2. Pelayan Publik : Memberikan pelayanan publik yang
professional & berkualitas
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa : Mempererat persatuan dan kesatuan
NKRI
berikut:

c. Hak dan Kewajiban ASN


Perbandingan hak antara PNS dengan PPPK

Hak PNS Hak PPPK


Gaji, tunjangan dan fasilitas Gaji, tunjangan dan fasilitas
Cuti Cuti
Jaminan pensiun dan jaminan hari tua Jaminan perlindungan
Jaminan perlindungan Pengembangan Kompetensi
Pengembangan Kompetensi

Kewajiban ASN

1. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
Tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN


Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN dan menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi
2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4. melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan
6. menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara
7. menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien
8. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
9. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain
11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
12. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
II. Konsep Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN
a. Konsep Sistem Merit
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar.
Manfaat sistem merit bagi organisasi:
- Mendukung keberadaan penerapan prinsip akuntabilitas
- Mengarahkan SDM untuk dapat mempertanggungjawabkan tupoksinya
- Instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk
mencapai visi dan misinya
Manfaat sistem meit bagi pegawai:
- Menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dalam perjalanan karir pegawai
- Memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri

b. Kelembagaan dan Jaminan Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN

Pelaksanaan sistem merit dalam pengelolaan ASN:

1. Perencanaan
Penetapan kebutuhan pegawai didasarkan kepada analisis jabatan dan analisis
beban kerja. Proses pengadaan dari pengisian formasi sampai pengangkatan
pegawai dilakukan dengan transparan dan adil.

2. Monitoring, penilaian dan pengembangan


Jaminan sistem merit diwujudkan dengan:
- Pangkat dan jabatan berdasarkan kompetensi, kualifikasi dan persyaratan
jabatan
- Pengembangan karir berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja
- Mutasi berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kebutuhan instansi
- Penilaian kinerja berdasarkan kinerja sesungguhnya dari pegawai
- Promosi berdasarkan kinerja pegawai

Lembaga yang menjamin keberadaan sistem merit:

1 KASN (Komisi Aparatur Kewenangannya melakukan monitoring dan


. Sipil Negara evaluasi pelaksanaan kebijakan dan
manajemen ASN untuk menjamin pelaksanaan
sistem merit ini pada instansi pemerintah
2 Kementerian Pendayagunaan Memberikan pertimbangan kepada Presiden
. Aparatur Negara dan dalam penindakan Pejabat yang Berwenang
Reformasi Birokrasi /kemen dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas
PAN dan RB) penyimpangan Sistem merit dalam
pengelolaan ASN.

III. Mekanisme Pengelolaan ASN


a. Manajemen PNS dan PPPK
Manajemen PNS
1. Penyusunan dan penetapan kebutuhan
Jumlah dan jenis jabatan berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja,
penyusunan kebutuhan jumlah PNS untuk jangka waktu 5 tahun yang diperinci
per 1 tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.

2. Pengadaan
- Mulai dari tahap perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi,
pengumuman hasil seleksi, masa percobaan dan pengangkatan menjadi PNS
- Diselenggarakan secara transparan dan obyektif berdasarkan kompetensi,
kualifikasi dan persyaratan lain sesuai jabatan
- Penyelenggaraan seleksi PNS terdiri dari 3 tahap yakni seleksi administratif,
seleksi kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi bidang.
- Peserta yang lolos seleksi diangkat menjadi calon PNS dan wajib menjalani
masa percobaan selama 1 tahun dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan
- Calon PNS dapat diangkat menjadi PNS dengan syarat lulus pendidikan dan
pelatihan serta sehat jasmani dan rohani dan wajib mengucapkan sumpah/janji

3. Pangkat dan jabatan


Berdasarkan kepada kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan
sesui jabatan.
4. Pengembangan karir
- Berdasarkan kepada kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, kebutuhan
instansi pemerintah dengan mempertimbangkan integritas dan moralitas.
- Pengembangan kompetnsi melalui Pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus
dan penataran yang diikuti dengan evaluasi oleh pejabat yang berwenang dan
digunakan sebagai dasar pengangkatan jabatan dan pengembangan karir.

5. Pola karir
Setiap instansi pemerintah menyusun pola karir PNS secara khusus sesuai dengan
pola karir nasional.

6. Promosi
Berdasarkan kepada kompetensi, kualifikasi, persyaratan sesuai jabatan, penilaian
atas prestasi kerja, kepimimpinan, kerjasama, dan pertimbangan dari tim penilai
kinerja PNS.

7. Mutasi
Setiap PNS dapat dimutasi tugas dalam:
- 1 (satu) Instansi Pusat atau 1 (satu) Instansi Daerah oleh Pejabat Pembina
Kepagawaian
- Antar instansi Daerah dalam satu provinsi oleh gubernur setelah memperoleh
pertimbangan BKN
- Antar Instansi Daerah antar provinsi oleh Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dalam negeri setelah memperoleh pertimbangan BKN
- Instansi daerah ke instansi pusat atau antar instansi pusat oleh BKN

8. Penilaian kinerja
- Memperhatikan target, capaian, hasil dan manfaat yan dicapai serta perilaku
PNS
- Hasil penilaian kinerja PNS dijadikan sebagai persyaratan dalam
pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi,
mutasi, dan promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
9. Penggajian dan tunjangan
- Gaji dan tunjangan PNS di pemerintahan pusat bersumber dari APBN,
sementara gaji dan tunjangan PNS di pemerintahan daerah bersumber dari
APBD
- Tunjangan terdiri dari tunjangan kinerja (sesuai pencapaian kinerja) dan
tunjangan kemahalan (berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah
masing-masing).

10. Penghargaan
Penghargaan berupa:
- tanda kehormatan
- kenaikan pangkat istimewa
- kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
- kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.

11. Disiplin
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
12. Pemberhentian
PNS diberhentikan dengan hormat karena:
- Meninggal dunia;
- Atas permintaan sendiri;
- Mencapai batas usia pensiun;
- Perampingan organisasi yang mengakibatkan pensiun dini; atau
- Tidak cakap jasmani dan/atau rohani
PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
- Penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar
- Tindak pidana kejahatan yang berhubungan dengan jabatan
- Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
- Tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan dilakukan dengan
berencana.
PNS diberhentikan sementara, apabila:
- Diangkat menjadi pejabat negara
- Diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga nonstruktural
- Ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana
Batas usia pensiun yaitu:
- 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi
- 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi
- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat
Fungsional.

13. Jaminan pensiun dan hari tua


PNS diberikan jaminan pensiun apabila:
- Meninggal dunia
- Atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu
- Mencapai batas usia pensiun
- Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini
- Tidak cakap jasmani dan/atau rohani

Manajemen PPPK
1. Penetapan kebutuhan PPPK
Diatur dalam Peraturan Presiden, jumlah dan jenis jabatan berdasarkan analisis
jabatan dan analisis beban kerja, penyusunan kebutuhan jumlah PPPK untuk
jangka waktu 5 tahun yang diperinci per 1 tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.

2. Pengadaan
- Mulai dari tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi,
pengumuman hasil seleksi dan pengangkatan menjadi PPPK
- Diselenggarakan secara transparan dan obyektif berdasarkan kompetensi,
kualifikasi, kebutuhan instansi pemerintah dan persyaratan lain sesuai jabatan
- Masa perjanjian kerja paling singkat satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai
kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja
- Tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS

3. Penilaian kinerja
- Diselenggarakan secara obyektif, terukur, akuntabel dan transparan
- Memperhatikan target, sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai serta perilaku
pegawai PPPK

4. Penggajian dan tunjangan


- Gaji diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawab, jabatan, dan resiko
pekerjaan.
- Gaji bersumber pada APBN untuk PPPK di Instansi Pusat dan APBD untuk
PPPK di Instansi Daerah
- Tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Pengembangan kompetensi
Pengembangan kompetensi direncanakan setiap tahun oleh Instansi Pemerintah dan
disertai evaluasi yang dijadikan sebagai pertimbangan perjanjian kerja selanjutnya.

6. Pemberian penghargaan
Penghargaan dapat berupa pemberian:
- Tanda kehormatan
- Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
- Kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.

7. Disiplin
PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

8. Pemutusan hubungan perjanjian kerja


Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat karena:
- Jangka waktu perjanjian kerja berakhir
- Meninggal dunia
- Atas permintaan sendiri
- Perampingan organisasi menyebabkan pengurangan PPPK
- Tidak cakap jasmani dan/atau rohani
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri karena:
- Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara
paling singkat 2 (dua) tahun dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak
berencana
- Melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat
- Tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan perjanjian
kerja.
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan tidak dengan hormat
karena:
- Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan
jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan
dan/atau pidana umum
- Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
- Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut
dilakukan dengan berencana.

b. Pengelolaan Jabatan dan Pimpinan Tinggi


- Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, Lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi
selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali
terjadi pelanggaran
- Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden
- Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun
- Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian
berkoordinasi dengan KASN dalam hal pengawasan
- Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara dan diberhentikan sementara dari
jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

c. Organisasi
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia dengan tujuan:
- Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN
- Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

Fungsi korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia:

- Pembinaan dan pengembangan profesi ASN


- Memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota
- Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik terhadap pelanggaran kode etik
dan kode perilaku profesi
- Mengupayakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

d. Sistem Informasi ASN


- Tujuannya menjamin efisiensi, efektivitas dan akurasi pengambilan keputusan dalam
manajemen ASN
- Diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar instansi pemerintah
- Setiap instansi pemerintah wajib memutakhirkan data secara berkala untuk
menjamin keterpaduan dan akurasi data
- Memuat seluruh informasi dan data ASN

e. Penyelesaian Sengketa
Sengketa pegawai ASN diselesaikan secara administratif yakni:

1 Keberatan : diajukan secara tertulis memuat alasan keberatan ditujukan


. kepada pejabat yang berwenang
2 Banding : diajukan kepada badan pertimbangan ASN
.

Anda mungkin juga menyukai