1. Kedudukan ASN .
- Jawaban:
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan
atau tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima karena sudah melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik, dengan penerimaan hak ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel.
b. cuti; b. cuti;
e. pengembangan kompetensi
Kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual (menurut perjanjian atau
sesuai kontrak). Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan ASN oleh ASN
kepada Negara.
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Dalam UU ASN disebutkan bahwa profesi ASN berlandaskan pda kode etik dan kode perilaku yang
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dapat diartikan sebagai pola
aturan, tata cara , tanda , pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode Etik
merupakan pola aturan atau cara sebagai pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi
standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu
profesi yang diterjemahkan ke dalam standar perilaku anggotanya. Kode etik dan kode perilaku ASN
sudah disebutkan secara rinci di dalam pasal 5 ayat 2 UU ASN. Fungsi kode etik dan kode perilaku
ASN dalam birokrasi pemerintahan adalah:
A. Perencanaan
Pasal 56 menyebutkan bahwa setiap instansi pemerintah dalam menyusun dan menetapkan
kebutuhan pegawai harus didasarkan pada analisis jabatan dan analisis beban kerja. Ini
mengisyaratkan:
a. Pangkat dan jabatan dalam ASN diberikan berdasarkan kompetensi, kuaifikasi dan
persyaratan jabatan.
b. Pengembangan karier ASN dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja
yang mencerminkan kebutuhan instansi masing-masing.
c. Mutasi pegawai dilakukan dengan mempertimbangkan kualifikasi, kompetensi dan kebutuhan
isntansi.
d. Penilaian kinerja dilakukan dengan dasar kinerja sesungguhnya dari seorang
pegawai. Sistem penilaian kinerja yang digunakan harus bisa membedakan pegawai berkinerja
dan tidak berkinerja.
e. Promosi pegawai dilakukan dengan berdasarkan pada kinerja pegawai dan bukan pada
pertimbangan subyektif.
Ada 2 kelembagaan sebagai jaminan keberlangsungan sistem merit dalam pengelolaan ASN
a. Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) berwenang untuk melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN demi menjamin perwujudan sistem merit.
b. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN dan RB)
berwenang memberi pertimbangan kepada Presiden dalam penindakan penyimpangan sistem
merit oleh Pejabat yang Berwenang dan Pejabat Pembina Kepegawaian.
manajemen PNS terdiri dari: penetapan pegawai, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan
manajemen PPPK terdiri dari: penetapan pegawai, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan
perjanjian kerja, dan perlindungan
- Jawaban:
Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah yang
memiliki fungsi untuk memipin dan memotivasi pegawai ASN pada instansi pemerintah. terdapat 3
(tiga) jenis JPT, yaitu: JPT Utama, JPT Madya dan JPT Pratama.
Dalam pengisiannya JPT Utama dan Madya pada Kementrian, Kesekretariatan Lembaga Negara,
Lembaga Nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif, dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Undang-undang ASN Mengatur beberapa ketentuan mengenai pengisian JPT pada Instansi
Pemerintah sebagai berikut:
Sistem informasi ASN adalah rangkaian informasi dan data mengenai pegawai ASN yang
disusun secara sistematis, menyeluruh, dan terintegrasi dengan berbasis teknologi. Sistem tersebut
diperlukan untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
Manajemen ASN.
Pengelolaan data dan pengembangan Sistem Informasi ASN berbasis merit dikelola oleh
Badan Kepegawaian Negara (BKN). Untuk mendukung sistem informasi manajemen kepegawaian
yang terintegrasi ini perlu dikembangkan beberapa hal penting. Diantaranya mulai dari proses
perekrutan yang adil dan transparan, manajemen ASN berbasis merit, pengawasan dan pengendalian
sistem merit, serta integrasi sistem terkait.
manajemen data ASN diamanatkan dalam Undang-Undang No. 5/2014 tentang ASN dan
turunannya dalam Peraturan Pemerintah No. 11/2017 tentang Manajemen PNS. Dalam UU ASN
termaktub bahwa Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar
instansi pemerintah. Untuk menjamin keterpaduan dan akurasi data dalam Sistem Informasi ASN,
setiap instansi pemerintah wajib memutakhirkan data secara berkala dan menyampaikannya kepada
BKN.
Pada instansi Mahamah Agung RI terdapat SIMARI dan SIKEP terkait sistem informasi ASN.
9. Penyelesaian Sengketa
- Jawaban:
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif yang terdiri dari keberatan dan
banding administratif. Keberatan diajukan secara tertulis dengan memuat alasan keberatan kepada
atasan pejabat yang berwenang menghukum dan tembusannya disampaikan kepada pejabat yang
berwenang menghukum. Sementara banding administratif diajukan kepada badan pertimbangan ASN.
Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya administratif dan badan pertimbangan ASN diatur dengan
Peraturan Pemerintah.