TUGAS INDIVIDU I
AGENDA III
I. Learning Jurnal Agenda 3 Dengan Materi Manajemen ASN Dan Smart ASN
1. Resume Hasil materi Manajemen ASN dan Smart ASN
Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan pada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
a. Fungsi, Tugas dan Peran ASN
1) Fungsi ASN adalah pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan peerekat
dan pemersatu bangsa.
2) Tugas ASN adalah melaksanakan kebijakan publik, memberikan pelayanan
publik, dan mempererat persatuan dan kesatuan.
3) Peran ASN adalah Perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintah dan pembangunan.
b. Jenis, Status dan Kedudukan ASN
Menurut UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, berdasarkan
jenisnya pegawai ASN terdiri atas :
1) PNS (Pegawai Negeri Sipil)
2) PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Status PNS antara lain :
1) Berstatus pegawai tetap
2) Memiliki NIP secara nasional
3) Sebagai pembuat kebijakan
4) Dapat menduduki jabatan pimpinan tinggi pemerintahan
Sedangkan status PPPK antara lain :
1) Diangkat dengan perjanjian kerja
2) Dapat diberikan nomor induk Pegawai Perjanjian Kerja
3) Melaksanakan tugas pemerintahan
4) Menduduki jabatan fungsional
Kedudukan PNS dan PPPK sebagai Aparatur Sipil Negara sama,
diantaranya adalah :
1) Berkedudukan sebagai unsur aparatur negara
2) Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
3) Harus bebas dari pengaruh/ intervensi golongan dan partai politik
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS dan PPPK dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara adalah sebagai berikut :
Hak PNS
1) Gaji, Tunjangan dan Fasilitas
2) Cuti
3) Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua
4) Perlindungan (jaminan Kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian
dan bantuan hukum)
5) Pengembangan Kompetensi
Hak PPPK
1) Gaji, Tunjangan dan Fasilitas
2) Cuti
3) Perlindungan (jaminan Kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian
dan bantuan hukum)
4) Pengembangan Kompetensi
Sedangkan kewajiban pegawai ASN yang telah disebutkan dalam UU ASN
adalah :
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ini menjadi acuan bagi
para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode
perilaku ini sangat penting dalam birokrasi dalam menyelenggarakan
pemerintahan. Fungsi tersebut, antara lain:
1) Sebagai pedoman, panduan birokrasi public/aparatur sipil negara dalam
menjalankan tugas dan kewanangan agar tindakannya dinilai baik.
2) Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi public/aparatur
sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
e. Sistem Merit
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan.
Tujuan dari sistem merit sendiri adalah :
1) Merekrut ASN yang professional dan berintegritas dan menempatkan mereka
pada jabatan-jabatan birokrasi pemerintah sesuai dengan kompetensinya
2) Mempertahankan ASN melalui pemberian kompensasi yang adil dan layak
3) Mengembangkan kemampuan ASN melalui bimbingan dan diklat
4) Melindungi karier ASN dari politisasi dan kebijakan yang bertentangan dengan
sistem merit (nepotisme, primordialisme, dll)
Dalam sistem merit terdapat prinsip-prinsip yang harus dilakukan, antara lain :
1) Rekruitmen, promosi berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja
2) Imbalan, hukuman dan perlakuan yang adil
3) Program pelatihan dan pengembangan untuk menjamin kualitas SDM
4) Pegawai dipertahankan karena kualitas kerja yang baik
5) Pegawai harus dilindungi dari Tindakan kesewenang-wenangan (politis)
6) Dilarang menggunakan kewenangannya untuk kepentingan politik, kelompok
dan pribadi.
f. Mekanisme Pengelolaan ASN
Dalam mekanisme pengelolaan ASN ada beberapa komponen, antara lain :
1) Rekruitmen ( Based on Need/ Kebutuhan untuk jangka waktu 5 tahun)
2) Pengembangan Pegawai (sebagai hak pegawai ASN)
3) Promosi (basis karier terbuka berdasarkan kompetensi)
4) Kesejahteraan (berdasarkan beban kerja, tanggung jawab, resiko pekerjaan dan
kinerja)
5) Manajemen Kinerja (Position dan Performanse Based on Salary/sanksi atas
tidak tercapainya kinerja)
6) Disiplin dan etika (rincian kode etik profesi dan sanksi)
7) Pensiun (fully funded, sistem pendanaan pension yang bersumber dari iuran
yang dilakukan secara bersama-sama oleh PNS
Dalam sistem manajemen kinerja PNS terdapat 4 tahapan, antara lain :
1) Perencanaan Kinerja ; melakukan penyelarasan kinerja dan menetapkan
rencana, indicator dan target kinerja
2) Pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kerja; melakukan tinjauan kemajuan
kinerja, memberikan on going feedback berdasarkan tinjauan kinerja, mengatasi
kinerja yang buruk dan mengapresiasi kinerja yang baik
3) Penilaian Kinerja; menilai capaian kinerja keseluruhan dan menilai ide baru
4) Tindak Lanjut; memberikan penghargaan terhadap kinerja baik dan memberikan
sanksi untuk kinerja buruk.